Dasar analisis

31
A. Yikfudssssyxud B. C. gDASAR ANALISIS RASIO Analisis laporan keuangan adalah suatu proses laporan keuangan beserta unsurunsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan pada masalalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada uterarawetgftjgfyilp;y-kyt-lok-n-5o Tkyy0 J=bv memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar jiunsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan faktor yang paling diperhatikan adalah: 1. Likuiditas yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih 2. Solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban pendek maupun jangka pnajang 3. Profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu 4. Analisis arus kas yang menunjukkan jumlah arus kas keluar dan arus kas masuk dalam perusahaan 5. Analisis EVA yang menunjukkan kenaikan nilai perusahan yang terkait dengan kinerja perusahaan 6. Analisis kebangkrutan yang menunjukkan prediksi perusahaan terkait dengan kemampuannya dalam melunasi kewajiban yang bisa berindikasikan bangkrut atau tidak bangkrut 7. Analisis dupont untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ROA dan ROEB. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT Siantar Top berdiri di tahun 1972, yang didirikan oleh Bpk. Shindo Sumidomo. Perusahaan ini menekuni usaha di bidang penyediaan makanan, mulanya usaha produksi dan penjualan kerupuk, kemudian memproduksi mie instan dan bihun, makananan ringan bentuk biskuit, snack, wafer, dan baru-baru ini mulai menghasilkan dan memasarkan produk minuman kopi dalam bentuk sachet. Kehadiran PT Siantar Top ke tengah masyarakat

Transcript of Dasar analisis

Page 1: Dasar analisis

A. YikfudssssyxudB.C. gDASAR ANALISIS RASIO

Analisis laporan keuangan adalah suatu proses laporan keuangan beserta unsurunsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan pada masalalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada uterarawetgftjgfyilp;y-kyt-lok-n-5oTkyy0J=bv memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar jiunsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan faktor yang paling diperhatikan adalah: 1. Likuiditas yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih 2. Solvabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik kewajiban pendek maupun jangka pnajang 3. Profitabilitas yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu 4. Analisis arus kas yang menunjukkan jumlah arus kas keluar dan arus kas masuk dalam perusahaan 5. Analisis EVA yang menunjukkan kenaikan nilai perusahan yang terkait dengan kinerja perusahaan 6. Analisis kebangkrutan yang menunjukkan prediksi perusahaan terkait dengan kemampuannya dalam melunasi kewajiban yang bisa berindikasikan bangkrut atau tidak bangkrut 7. Analisis dupont untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ROA dan ROEB. SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN PT Siantar Top berdiri di tahun 1972, yang didirikan oleh Bpk. Shindo Sumidomo. Perusahaan ini menekuni usaha di bidang penyediaan makanan, mulanya usaha produksi dan penjualan kerupuk, kemudian memproduksi mie instan dan bihun, makananan ringan bentuk biskuit, snack, wafer, dan baru-baru ini mulai menghasilkan dan memasarkan produk minuman kopi dalam bentuk sachet. Kehadiran PT Siantar Top ke tengah masyarakat diawali di wilayah Sidoarjo, Jawa Timur. Saat pertama kali memulai usahanya, pendiri perusahaan tersebut memproduksi produk kerupuk skala industri rumah tangga. Seiring perkembangan perluasan pasar, variasi produk, dan pemenuhan kebutuhan masyarakat kini PT Siantar Top memiliki perusahaan kantor cabang/wilayah dan pabrik di beberapa tempat, di tahun 1996 membuka pabrik di Kota Medan, Sumatera Utara, di Bekasi, Jawa Barat pada tahun 2002, kemudian di Surabaya dan setelah itu membuka pabrik serta pasar penjualan produksi di beberapa negara luar di Asia, Asia Tenggara, Asia Timur, Timur Tengah, Eropa dan Amerika seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, Brunei Darussalam, Jepang, Hongkong, negara Arab, Kanada, Belanda dan beberapa negara lainnya. Perluasan wilayah pemasaran dan penjualan merupakan tampilan perusahaan yang tidak saja melayani kebutuhan konsumsi masyarakat Indonesia, namun masyarakat di luar negeri sudah menjadi konsumen yang harus tetap dilayani. Di tahun 1996 PT Siantar Top Tbk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. C. ANALISIS RASIO KEUANGAN PT.SIANTAR TOP, Tbk. 2009-2012 1) ANALISIS KREDIT a. Rasio Likuiditas Rasio Likuiditas adalah rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau bisa juga diartikan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang segera harus dibayar dengan harta lancarnya Rasio Lancar (Current Ratio) Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur

Page 2: Dasar analisis

kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki, dengan rumus : aktiva lancar kewajiban lancarDari grafik diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 setiap Rp. 1 hutang lancar dapat dijamin dengan Rp. 1,69 aset lancar perusahaan. Kemudian pada tahun 2010 rasio ini meningkat yaitu Rp. 1 hutang dapat dijamin oleh Rp. 1,71 aset lancar. Namun pada tahun 2011 terjadi penurunan sehingga Rp 1 hutan lancar hanya dapat dijamin oleh Rp. 0,95 aset lancar, hal ini menunjukkan bahwa adanya penurunan nilai aset, yang pada hal ini dipengaruhi oleh penurunan nilai kas dalam perusahaan sebesar 23%. Pada tahun 2012 proporsi hutang lancar dan aset lancar sama. Kemudian apabila dibandingakan dengan rata-rata industri sejenis, kinerja perusahaan ini terbilang tidak bagus karena berada di bawah rata-rata industri lain. Rasio Cepat (Quick Ratio) Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu : aktiva lancar − persediaan kewajiban lancar 0 1 2 3 2009 2010 2011 2012 1.69 1.71 0.95 1,00 2.22 2.57 2.55 2.44 PT Siantar Top Rata-rata Industri 0 1 2 3 2009 2010 2011 2012 0.63 0.72 0.37 0.44 1.2 1.15 1.13 2.8 PT. Siantar Top Rata-Rata IndustriDari grafik terlihat sangat jelas sekali bahwa kinerja perusahaan dalam rasio ini masih jauh di bawah rata-rata industri sejenis lainnya, lihat saja pada tahun 2009 setiap Rp. 1 utang lancar hanya dapat dijamin oleh Rp. 0,63 aset lancar yang lebih likuid, begitu juga hingga tahun 2012 aset lancar yang lebih likuid dari perusahaan belum mampu menjamin Rp 1 hutang lancar dengan Rp. 1 aset lancar yang lebih likuid. Rasio Kas (Cash Ratio) Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan di Bank. Cash Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu: kas + sekuritas kewajiban lancar Dari grafik, rasio kas ini terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia tidak bagus karena pada tahun 2009 hingga 2011 rasio ini terus menurun, begitu juga dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya. Namun pada tahun 2012 rasio kas perusahaan terlihat membaik yaitu Rp 1 hutang lancar dapat dijamin denga Rp. 0,09, tetai tetap saja masih jauh berada dibawah rata-rata indusri sejenis lain. 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 2009 2010 2011 2012 0.07 0.05 0.02 0.09 0.8 0.65 0.84 0.79 Rasio Hari Perputaran Piutang (Days Sales In Account Receivable)PT. Siantar Top Rata-Rata Industri Yaitu rasio yang menunjukan jumlah hari perputaran piutang dalam setahun, rasio ini dapat dihitung dengan rumus : 365 penjualan rata − rata piutang Pada rasio ini kemampuan perusahaan dalam menagih piutang terbilang bagus, baik dilihat dari perusahaan sendiri maupun dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya. Karena dari tahun 2009-2012 angka rasio ini semakin mengecil yang berarti bahwa hari penagihan piitang dalam setahun semakin cepat. Untuk tahun 2009-2010 piutang dapat berputar 24 hari dalam setahun, kemudian ditahun 2010-2011 piutang memerlukan 23 hari untuk berputar dalam setahun, begitu juga tahu 2011-2012 piutang hanya membutuhkan waktu 22 hari untuk berputar dalam setahun. Rasio Hari Perputaran Persediaan (Days Sales In Inventory) Yaitu rasio yang menunjukan jumlah hari perputaran persediaan dalam satu tahun, dengan rumus : 365 Hpp rata − rata persediaan 0 20 40 2009-2010 2010-2011 2011-2012 24 23 22 31.73 34.86 34.86 PT. Siantar Top Rata-Rata Industri 0 50 100 2009-2010 2010-2011 2011-2012 74 65 70 70 81 77 PT. Siantar Top Rata-Rata IndustriPada grafik dapat dilihat bahwa pada tahun 2009-2010 persediaan membutuhkan waktu 74 hari dalam 1 tahun untuk terjual, sedangkan dibandingkan tahun berikutnya persediaan hanya membutuhkan waktu 65 hari untuk terjual, ini lebih cepat dibandingkan rata-rata industri sejenis yang membutuhkan

Page 3: Dasar analisis

waktu 81 hari untuk persediaan bisa terjual. Kemudain untuk tahun 2011-2012 PT. Siantar Top membutuhkan lebih banyak waktu dari tahun sebelumnya menjadi 70 hari untuk menjual persediaannya, namun hal ini masih lebih baik dibandingkan rata-rata ndustri sejenis lain yang membutuhkan waktu untuk menjual persediaannya dalam 77 hari. Rasio Hari Pembayaran Hutang (Days In Account Payable) Yaitu rasio efisiensi yang mengukur rata-rata jumlah hari sebuah perusahaan yang diperlukan untuk membayar pemasok. dengan rumus : 365 Hpp rata − rata hutang dagang Pada rasio ini kemampuan PT. Siantar Top dalam membayar hutang dagangnya terlihat tidak bagus, hal ini karena dari tahun 2009-2012 rasio ini terus meningkat. Kemudian apabila ditinjau ke laporan keuangan PT. Siantar Top tahun 2012 jumlah hutangnya memang meningkat 2x lipat dari hutang sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kenaikan rasio ini dipengaruhi oleh bertambahnya hutang perusahaan pada tahun bersangkutan, ini berarti kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang dagangnya terbilang tidak bagus baik ditinjau dari kinerja perusahaan sendiri maupun dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya. 0 20 40 60 80 100 2009-2010 2010-2011 2011-2012 31 54 88 42 44 44 Siklus Perdagangan Bersih (Net Trade Cycle)PT. Siantar Top Rata-Rata Industri Net Trade cycle kadang kadang dikenal dengan nama siklus konversi kas atau seberapa lama uang terikat dalam siklus perdagangan hingga kembali menjadi kas kembali. Atau rasio yang digunakan untuk menganalisis hari perputaran penjualan bersih sehingga menjadi laba dalam setahun, dengan rumus : = Days sales in acc receivable + Days sales inventory – Days in acc payable Tahun 2009-2010 siklus perdagangan bersih perusahaan ini terjadi 68x dalam setahun, kinerja ini dapat dinilai cukup baik karena siklus perdagangan bersih terbilang sangat lancar. Apabila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya PT. Siantar Top berada diatas rata-rata kinerja industri lain yang hanya mencapai 60x dalam setahun. Kemudian kinerja ini semakin menurun hingga tahun 2012 yang mana siklus perdagangan bersih perusahaan hanya terjadi 6x dalam setahun, ini terbilang sangat tidak lancar, hal ini sangat dipengaruhi oleh hari pembayaran hutang yang cukup besar proporsinya pada tahun ini dikarenakan jumlah hutang perusahaan yang cukup besar pula. b. Rasio Solvabilitas Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang, rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman atau bank. 0 20 40 60 80 2009-2010 2010-2011 2011-2012 68 35 6 60 73 64 Rasio Hutang (Debt Ratio)PT. Siantar Top Rata-Rata Industri Rasio ini digunakan untuk menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva dalam suatu perusahaan. Rasio ini, berfungsi untuk menunjukkan kemampun perusahaan untuk memenuhi kewajibannya Rumus rasio hutang adalah : total utang total aset Pada grafik di atas terlihat bahwa dari tahun 2009 hingga tahun 2012 rasio ini semakin meningkat pada PT. Siantar top. Lihat saja pada tahun 2009, 26% aset dibiayai atau dijamin oleh hutang kemudian sampai tahun 2012, 54% aset dibiayai oleh hutang. Sedangkan semakin tinggi rasio, akan semakin besar resiko terkait dengan operasi perusahaan. Selain itu, hutang yang tinggi terhadap aset dapat menunjukkan kapasitas pinjaman rendah dari sebuah perusahaan, yang pada gilirannya akan menurunkan fleksibilitas keuangan perusahaan. Namun demikian persentase rasio perusahaan masih lebih baik dari pada ratarata industri sejenis lainnya. Long Term To Total Asset Ratio ini digunakan untuk mengukur bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin keseluruhan kewajiban atau hutang. Rumusnya sebagai berikut : hutang jangka panjang total aset 0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 2009 2010 2011 2012 0.26 0.31 0.48 0.54 0.55 0.5 0.66 0.65 PT.

Page 4: Dasar analisis

Siantar Top Rata-Rata IndustriDari grafik di atas dapat dilihat bahwa analisis Long Term Debt To total Asset pada PT. Siantar Top Tbk mengalami fluktuasi. Yang mana tahun 2009 ini berarti bahwa dari semua total aset 6%-nya di biayai oleh hutang jangka panjang, yang berarti perusahaan tidak terlalu beresiko besar dalam memperoleh aset asetnya. Begitu juga dengan tahun berikutnya angka rasio ini hanya mengalami perubahan yang wajar dan tidak begitu berarti. Dan bila dibandingkan dengan rata-rata industri sejenis lainnya perusahaan ini terbilang jauh lebih baik dan tidak beresiko yang mana pada industri lainnya total asetnya dibiayai oleh hutang hingga mencapai 40% yaitu pada tahun 2012. Debt Equity Ratio Merupakan perbandingan antara hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Rasio ini dapat dihitung denga rumus : total hutang ekuitas pemegang saham Dari tahun 2009-2012 rasio ini terus mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2009 setiap Rp. 1 modal sendiri dapat menjamin 36% hutang, kemudian pada 0 0.1 0.2 0.3 0.4 2009 2010 2011 2012 0.06 0.05 0.12 0.08 0.35 0.38 0.35 0.4 PT. Siantar Top Rata-Rata Industri 0 0.5 1 1.5 2 2009 2010 2011 2012 0.36 0.45 0.91 1.16 1.22 1 1.94 1.86 PT. Siantar Top Rata-Rata Industritahun 2010 setiap Rp. 1 modal sendiri digunakan untuk menjamin 45% hutang seterusnya hingga tahun 2012 proporsi hutang yang dibiayai oleh modal sendiri menjadi 116%. Ini mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan dalam melunasi kewajibannya semakin baik walaupun masih jauh berada di bawah rata-rata industri sejenis lainnya. Long Term Debt Equity Ratio Yaitu rasio yang menunjukkan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri atau kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjang dengan modal sendiri Rasio ini dapat dicari dengan rumus : hutang jangka panjang ekuitas pemegang saham Dari grafik di atas terlihat bahwa kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka panjangnya dengan modal sendiri semakin baik dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2009 perusahaan mampu menjamin 8% hutang jangka panjang dengan Rp. 1 modal sendiri hingga tahun 2012 proporsi hutang jangka panjang meningkat menjadi 17% yang dapat dijamin dengan modal sendiri. Namun rasio ini masih jauh berada di bawah rata-rata industri sejenis lainnya. 0 0.5 1 1.5 2009 2010 2011 2012 0.08 0.07 0.23 0.17 0.78 0.76 1.03 1.12 Time Interest EarnedPT. Siantar Top Rata-Rata Industri Yaitu rasio yang digunakan untuk menghitung seberapa besar kemampuan suatu perusahaan dalam membayar bunga dengan laba yang dihasilkan setiap tahunnya yang dapat dihitung dengan rumus : Laba operasi beban bunga dari garfik dapat dilihat bahwa kemampuan perusahaan dalam membayar bunga mengalami fluktuasi, yakni pada tahun 2009 kemampuan laba operasi dalam membayar beban bunga adalah 6x lipat, sedangkan pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 8x liapat, namun pada tahun 2011 dan 2012 kemampuan perusahaan dalam melunasi bunga mengalami penurunan menjadi 7x lipat dan 4x lipat. Kinerja ini pun masih jauh berada di bawah rata-rata industri sejenis lainnya yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga laba operasi yang dihasilkan mampu membayar bunga mencapai 21x lipat. Kesimpulan : Dari analisis kredit ini dapat dinilai bahwa kinerja perusahaan terbilang masih “kurang baik”, karena masih jauh berada di bawah rata-rata industri lain, terutama dalam siklus perdagangan yang merupakan inti dari sebuah perusahaan dagang, yang mana rasio ini semakin memburuk hingga tahun 2012. Kemudian bila dilihat dari segi resiko hutang perusahaan ini terbilang “mampu” untuk melunasi hutangnya karena begitu kecil resiko hutang untuk menjamin aset aset perusahaan. Namun kembai lagi pada perusahaan sendiri yang mana telah kita ketahui bahwa resiko akan selalu sebanding dengan pengembalian. Begitu juga dengan perusahaan ini yang dalam analisis kredit dapat dinilai mengambil langkah

Page 5: Dasar analisis

aman dengan kecilnya resiko dan return yang dimiliki perusahaan. 0 5 10 15 20 25 2009 2010 2011 2012 6 8 7 4 10 15 17 21 PT. Siantar Top Rata-Rata Industri2) ANALISIS PROFITABILITAS Analisis Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba yang berhubungan dengan penjualan, aktiva dan modal sendiri. Tingkat Pengembalian Investasi ROA Return on asset atau ROA digunakan perusahaan perusahaan untuk menganalisis kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan total aktiva. Dilihat dari grafik ROA PT. Siantar Top Tbk dari tahun ke tahun persentase ROA cenderung stabil,pada tahun 2010 sebesar 1,27%, pada tahun 2011 menunjukkan proporsi sebesar 1,3% dan pada tahun 2012 sebesar 1,18%. Untuk proporsi ratarata industri ROA menunjukkan proporsi : pada tahun 2010 sebesar 10,01% , pada tahun 2011 sebesar 11,74% dan pada tahun 2012 menunjukkan proporsi sebesar 23,3%. Pada tahun 2010 proporsi perusahaan adalah sebesar 1,27%, proporsi ini sangatlah jauh bila dibandingkan dengan proporsi pada rata-rata industri makanan, yakni 10,01%. Ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan total keseluruhan aktiva kurang efisien. Untuk tahun 2011 ROA perusahaan sebesar 1,3% proporsi mengalami sedikit peningkatan sebesar 0,03%, namun proporsi ini juga masih sangat jauh bila dibandingkan dengan proporsi ratarata industri sebesar 11,74%. Sedangkan untuk tahun 2012, pencapaian persentase ROA hanya mencapai proporsi 1,18%. Pencapaian ini adalah pencapaian paling rendah dari tahun sebelumnya, dan jika dibandingkan dengan proporsi rata-rata industri makanan, tahun 2012 adalah pencapaian ROA yang paling tidak efisien. 0 2 4 6 8 10 12 2009-2010 2010-2011 2011-2012 1.27 1.3 1.18 10.01 11.74 11.65 PT. Siantar Top Rata-Rata IndustriKesimpulan : hasil analisis ROA dari tahun 2010-2012 dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak mampu dalam memanfaatkan asset perusahaan dan juga ketidakefisienan manajemen dalam menghasilkan laba dengan total keseluruhan aset yang tersedia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dalam tingkat pengembalian aset terhadap laba PT. Siantar Top Tbk terbilang “ tidak baik” ROE Return On Equity atau ROE adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen yang didasarkan pendanaan ekuitas. Grafik ROE PT. Siantar Top Tbk dari tahun ke tahun cenderung stabil,pada tahun 2009 sebesar 11%, pada tahun 2010 menunjukkan proporsi sebesar 10%, pada tahun 2011 sebesar 9% dan pada tahun 2012 sebesar 14%. Sedangkan untuk rata-rata industri proporsi dalam rentang tahun 2009-2012 sebesar 19,74%, 20,01%, 23,48% dan 23,3%. Pada tahun 2009 proporsi perusahaan adalah sebesar 11%, proporsi ini masih sangat jauh bila dibandingkan dengan proporsi pada rata-rata industri makanan, yakni 19,74%. Ini menunjukkan bahwa tingkat pengembalian modal PT. Siantar Top Tbk dinilai kurang baik. Untuk tahun 2010 ROE perusahaan mengalami penurunan sebesar 9%, proporsi ini juga masih jauh dibandingkan dengan proporsi rata-rata indutri makanan, sebesar 20,01% dan ini berarti bahwa kinerja perusahaan dalam tingkat pengembalian modal PT. Siantar Top Tbk masih kurang baik . Sedangkan untuk tahun 2011, pencapaian persentase ROE hanya mencapai proporsi 9%, besar proporsi ini kembali mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Pencapaian ini adalah pencapaian paling rendah, dan jika dibandingkan dengan proporsi rata-rata industri makanan, tahun 2011 sebesar 23,48%,ini adalah tingkat pengembalian modal yang paling rendah. Untuk tahun 2012 ROE perusahaan sebesar 14%, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebebelumnya. Tingginya proporsi ini disebabkan oleh meningkatnya saldo laba 0 5 10 15 20 25 2009 2010 2011 2012 11 10 9 14 19.74 20.01 23.48 23.3 PT. Siantar Top Rata-Rata Industripada tahun ini. Pencapaian ini merupakan pencapaian tertinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan

Page 6: Dasar analisis

dengan rata-rata industri, kondisi ini masih dalam nilai kurang baik,karena masih berada jauh dari rata-rata industri. Kesimpulan : hasil analisis ROE dari tahun 2019-2012 dapat disimpulkan bahwa perusahaan belum mampu dalam tingkat pengembalian ekuitas, dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri perusahaan masih dinilai kurang baik. Kinerja operasi a. Perspektif Laba Gross Profit Margin Gross profit margin adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui tingkat margin laba kotor yang diperoleh perusahaan. Dari grafik diatas dapat dilihat, bahwa margin laba kotor perusahaan mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 proporsi GPM sebesar 16,28%, proporsi ini merupakan proporsi terendah dibandingkan tahun-tahun berikutnya. Apabila proporsi ini dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, yakni sebesar 20,02% proporsi ini masih jauh dari rata-rata industri makanan. Pencapaian laba kotor yang rendah pada tahun ini dikarenakan karena tingginya hpp yang dikeluakan perusahaan yang sangat tinggi, sehingga laba kotor yang dihasilkan pun rendah. Pada tahun 2010, proporsi GPM sebesar 17,34%, proporsi ini mengalami peningkatan sebesar 1,06% dari tahun sebelumnya. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan sebesar 21,07% proporsi ini masih terbilang “kurang baik” dalam pencapaian laba kotor/GPM. Untuk tahun 2011, proporsi GPM mengalami peningkatan sebesar 0,41% dengan proporsi 17,75%. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 22,56%, pencapaian GPM perusahaan masih terbilang “kurang baik”. Sedangkan pada 0 5 10 15 20 25 2009 2010 2011 2012 16.28 17.34 17.35 19.25 20.02 21.07 22.56 21.87 PT. Siantar Top Rata-Rata Industritahun 2012 proporsi GPM sebesar 19,25% yang merupakan proporsi terbesar jika dibandingkan proporsi pada tahun-tahun sebelumnya, ini mencerminkan bahwa perusahaan mampu dalam menekan dan mengendalikan biaya produksi setiap tahunnya.Namun ,jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 21,87% kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba kotor terbilang “cukup baik”. Kesimpulan : dari analisis GPM tahun 2009 sampai pada tahun 2012, PT. Siantrar Top Tbk telah mampu dalam meningkatkan laba kotor setiap tahunnya. Ini menunjukkan bahwa perusahaan telah mampu menekan biaya produksi ditengah lingkungan persaingan yang tingi sehingga mampu meningkatkan laba kotor. Namun jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, pencapaian laba kotor perusahaan masih terbilang “cukup baik”. Operating Profit Margin Operating profit margin adalah margin laba dari operasi perusahaan . Dari grafik diatas dapat dilihat, bahwa margin laba operasi perusahaan namun mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2009 merupakan proporsi OPM terendah yakni sebesar 6,2%, jika proporsi ini dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, yakni sebesar 7,79% proporsi terbilang “cukup baik”.ini dikarenakan perusahaan mampu mengendalikan biaya operasi. Pada tahun 2010, proporsi OPM sebesar 6,31%, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan sebesar 7,71% proporsi ini terbilang “cukup baik”. Untuk tahun 2011, proporsi OPM hanya mengalami peningkatan sebesar 0,14% dengan proporsi 6,45%. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 10,74%, pencapaian ini masih terbilang “kurang baik” karena masih jauh dari rata-rata industri makanan . 0 2 4 6 8 10 12 2009 2010 2011 2012 6.2 6.31 6.43 8.77 7.79 7.71 10.74 10.6 PT. Siantar Top Rata-Rata IndustriSedangkan pada tahun 2012 proporsi OPM sebesar 8,77% yang merupakan proporsi terbesar jika dibandingkan proporsi pada tahun-tahun sebelumnya, namun jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 10,6% kemampuan perusahaan dalam menciptakan laba kotor masih terbilang “kurang baik”. Kesimpulan : dari analisis OPM diatas, PT. Siantar Top Tbk telah mampu dalam meningkatkan laba operasi setiap tahunnya, disamping mampu mengendalikan biaya operasinya.

Page 7: Dasar analisis

Namun jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, pencapaian laba perusahaan masih terbilang “kurang baik”. Net Profit Margin Net profit margin adalah margin laba bersih perusahaan . Dari grafik diatas dapat dilihat, Pada tahun 2009 merupakan proporsi NPM tertinggi yakni sebesar 6,55%, jika proporsi ini dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun yang bersangkutan, yakni sebesar 2,72% proporsi terbilang “sangat bagus”. Pada tahun 2010, proporsi NPM sebesar 5,59% proporsi ini mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 0,96% dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun 2010 yakni sebesar 5,86% proporsi ini terbilang “cukup bagus” namun jika dibandingkan dengan kemampuan perusahaan dalam mencapai tingkat laba pada tahun sebelumnya, prestasi ini jauh menurun karena ketidakmampuan perusahaan dalam mengendalikan laba dan mengelola biaya. Untuk tahun 2011, proporsi NPM kembali mengalami penurunan sebesar 1,44% dengan proporsi 4,15% dan merupakan proporsi yang terendah. Hal ini disebabkan karena beban pajak penghasilan dan beban keuangan pada tahun ini mengalami kenaikan. Sehingga laba operasi yang diperoleh pun semakin menurun. Jika 0 2 4 6 8 10 12 2009 2010 2011 2012 6.55 5.59 4.15 5.81 2.72 5.86 9.45 10.14 PT. Siantar Top Rata-Rata Industridibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 9,45%, maka pencapaian ini terbilang pencapaian yang paling buruk, karena masih jauh dari rata-rata industri makanan dan penurunan perusahaan dalam mencapai laba bersih. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi NPM mengalami sedikit peningkatan dengan proporsi sebesar 5,81%, namun jika kembali dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 10,14% kemampuan perusahaan dalam mencapai laba bersih masih terbilang “kurang bagus”. Kesimpulan : dari analisis NPM diatas, PT. Siantrar Top Tbk belum mampu dalam meningkatkan laba bersih setiap tahunnya, ini dikarenakan perusahaan belum mampu dalam mengelola biaya dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan, pencapaian laba perusahaan masih terbilang “kurang bagus” karena ketidakmampuan dalam mempertahankan atau meningkatkan laba dan mengendalikan biaya. Pretax Profit Margin Pretax profit margin juga cebderung stabil tiap tahunnya. Pada tahun 2009 proporsi Pretax profit margin sebesar 6,35% dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun yang bersangkutan, yakni sebesar 9,96% proporsi ini terbilang “kurang bagus” karena proporsi perusahaan masih jauh bila dibandingkan rata-rata industri makanan. Pada tahun 2010 proporsi Pretax profit margin sebesar 6,05% proporsi ini mengalami penurunan dari tahun 2009 sebesar 0,3% dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan pada tahun 2010 yakni sebesar 9,84% proporsi ini masih terbilang “kurang bagus”. Untuk tahun 2011 proporsi Pretax profit margin kembali mengalami penurunan yang juga merupakan proporsi terendah dengan proporsi 5,88%. Jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan tahun ini sebesar 13,16%, maka pencapaian ini 0 2 4 6 8 10 12 14 2009 2010 2011 2012 6.35 6.05 5.88 7.25 9.96 9.84 13.16 12.72 PT. Siantar Top Rata-Rata Industriterbilang pencapaian yang paling buruk, karena masih jauh dari rata-rata industri makanan dan penurunan perusahaan dalam mencapai laba sebelum pajak. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi Pretax profit margin mengalami peningkatan dengan proporsi sebesar 7,25% ini merupakan proporsi tertinggi selama rentang tahun 2009 sampai pada tahun 2012 ini, namun apabila dibandingkan dengan ratarata industri makanan pada tahun ini, yakni sebesar 12,72% kemampuan perusahaan dalam mencapai laba sebelum pajak masih terbilang “kurang bagus”. Kesimpulan : dari analisis NPM diatas, PT. Siantrar Top Tbk belum mampu dalam meningkatkan laba sebelum pajak setiap tahunnya, ini dikarenakan perusahaan tidak mampu dalam menekan biaya lain-lain dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri

Page 8: Dasar analisis

makanan, pencapaian laba sebelum pajak ini perusahaan terbilang “kurang bagus” karena ketidakmampuan dalam mempertahankan atau meningkatkan laba dan mengendalikan biaya. b. Perspektif Beban Cost of Goods Sold / HPP Pada grafik dapat dilihat, hpp pada tahun 2009-2012 berturut-turut sebesar 83,72%, 82,57%,82,65% dan 80,75%. Pada tahun 2009 proporsi yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 83,72% terhadap 100% dari penjualan,ini merupakan proporsi tertinggi yang terjadi selama rentang tahun 2009-2012. Kondisi ini dapat dikatakan paling buruk karena perusahaan tidak mampu menekan biaya, bila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 79,98% maka kinerja perusahaan dinilai “kurang baik”. Pada tahun 2010 proporsi hpp turun 1,15% dengan proporsi 82,57% terhadap 100%dari penjualan. Bila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 78,93% kinerja perusahaan masih dinilai “kurang baik”. Untuk tahun 2011 sebesar 82,65% dikeluarkan perusahaan untuk hpp, proporsi 74 76 78 80 82 84 2009 2010 2011 2012 83.72 82.57 82.65 80.75 79.98 78.93 77.44 78.13 PT. Siantar Top Rata-Rata Industrimengalami kenaikan sebesar 0,08%, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 77,44% kinerja perusahaan masih dinilai “kurang baik”. Ini merupakan tahun paling buruk karena perusahaan tidak mampu menekan hpp. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi hpp yang dikeluarkan perusahaan sebesar 80,75%, kondisi ini lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya karena perusahaan mampu menurunkan hpp. Apabila dibandingkan kembali dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 78,13% kinerja perusahaan dinilai “cukup baik”. Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya hpp yang dikeluarkan dari 100% dari penjualan, perusahaan belum mampu dalam menekan biaya sehingga laba yang diperoleh juga lebih rendah,dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan kinerja perusahaan dinilai “kurang baik”. Untuk itu, manajemen perusahaan harus mampu menekan biaya agar laba yang diperoleh pun semakin bisa meningkat. Selling Expense Selling expense atau biaya penjualan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk aktivitas operasinya. Pada grafik dapat dilihat, biaya penjualan dari tahun ke tahunjuga terbilang stabil, dengan proporsi sebesar sebesar 5,79%, 6,58%, 6,61% dan 5,73%. Pada tahun 2009 proporsi biaya penjualan yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 5,79% terhadap 100% dari penjualan, kondisi ini dapat dikatakan”sangat baik” bila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 8,5%. Pada tahun 2010 proporsi naik dengan proporsi 6,58% terhadap 100% dari penjualan,namun apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 8,76% kinerja perusahaan masih dinilai “sangat baik”. Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami peningkatan sebesar 6,61% ini merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan dalam rentang tahun 2009-2012 , jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 8,12% kinerja perusahaan dinilai “sangat baik”. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi biaya penjualan yang dikeluarkan perusahaan sebesar 5,73% terhadap 100% 0 2 4 6 8 10 2009 2010 2011 2012 5.79 6.58 6.61 5.73 8.5 8.76 8.12 7.86 PT. Siantar Top Rata-Rata Industripenjualan. Ini adalah kinerja paling baik perusahaan dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya karena mampu mekan biaya penjualan ditengah lingkungan persaingan yang tinggi, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 7,86% kinerja perusahaan dinilai “sangat baik” karena biaya penjualan yang dikeluarkan perusahaan tidak melampaui standar rata-rata industri . Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya biaya penjualan yang dikeluarkan oleh perusahaan , kinerja perusahaan dinilai sangat baik karena telah mampu mengendalikan biaya penjualan, apabila

Page 9: Dasar analisis

dibandingkan dengan rata-rata industri kinerja perusahaan dinilai “sangat baik” karena tidak melampaui atau berada dibawah rata-rata General and Adm Expenseindustri makanan. Pada grafik dapat dilihat, biaya adm dan umum dari tahun ke tahun mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2009 proporsi biaya adm dan umum yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk adalah sebesar 4,16% terhadap 100% dari penjualan, kondisi ini dpat dikatakan”kurangt bagus” bila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 3,73%. Pada tahun 2010 proporsi biaya adm dan umum mengalami penurunan dengan proporsi 4,06% terhadap 100% dari penjualan, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 4,6% kinerja perusahaan dinilai “bagus” karena mampu menekan biaya adm dan umum sehingga laba yang diperoleh pun semakin tinggi. Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami penurunan dengan proporsi sebesar 3,88%, jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 3,7% kinejja perusahaan dinilai “kurang bagus”. Pada tahun 2012 proporsi biaya adm dan umum yang dikeluarkan perusahaan sebesar 3,75% terhadap 100% penjualan ini adalah kinerja paling baik perusahaan dibanding dengan tahuntahun sebelumnya karena mampu menekan biaya adm dan umum,namun apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 3,41% pada tahun ini kinerja perusahaan dinilai “kurang bagus” karena biaya adm dan umum yang dikeluarkan perusahaan melampaui standar rata-rata industri. Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya biaya adm dan yang dikeluarkan perusahaan, kinerja perusahaan dinilai cukup bagus karena mampu menekan biaya ,namun apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan kinerja perusahaan masih dinilai “kurang bagus” karena masih berada diatas ratarata industri makanan. 0 1 2 3 4 5 2009 2010 2011 2012 4.16 4.06 3.88 3.73 3.75 4.6 3.7 3.41 Financial ExpensePT. Siantar Top Rata-Rata Industri Pada grafik dapat dilihat, biaya keuangan dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi berturut-turut dengan proporsi sebesar sebesar 0,2%, 0,46%,1,72% dan 1,44%. Pada tahun 2009 proporsi biaya keuangan yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 0,2% terhadap 100% dari penjualan, kondisi ini dapat dikatakan”bagus” . Pada tahun 2010 proporsi naik dengan proporsi 0,46% terhadap 100% dari penjualan,ini berarti perusahaan membayar biaya keuangan lebih banyak dari tahun sebelumnya. Untuk tahun 2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami peningkatan sebesar 1,72% yang merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan dalam rentang tahun 2009-2012 ini dikarenakan perusahaan pada tahun ini membayar hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo. Pada tahun 2012 proporsi biaya keuangan yang dikeluarkan perusahaan sebesar 1,44% terhadap 100% penjualan proporsi ini mengalami penurunan pada tahun sebelumnya dikarenakan jumlah hutang bank yang jatuh tempo pada tahun ini lebih sedikit . Income Tax Expense Pada grafik dapat dilihat, proporsi beban pajak penghasilan dari tahun ke tahun sebesar sebesar 0,2%, 0,46%, 1,72% dan 1,44%. Pada tahun 2009 proporsi beban 0 0.5 1 1.5 2 2009 2010 2011 2012 0.2 0.46 1.72 1.44 PT. Siantar Top 0 1 2 3 4 5 2009 2010 2011 2012 0.2 0.46 1.72 1.44 1.25 3.67 4.87 4.33 PT. Siantar Top Rata-Rata Industripajak penghasilan yang dikeluarkan PT.Siantar Top Tbk sebesar 0,2% terhadap 100% dari penjualan, kondisi ini dapat dikatakan”sangat bagus” bila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi 1,25%, namun kondisi ini mencerminkan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan kecil dibandingkan dengan rata-rata industri dikarenakan total persentase pembayaran beban pajak tergolong sangat rendah. Pada tahun 2010 proporsi naik dengan proporsi 0,46% terhadap 100% dari penjualan, apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 3,67% kinerja perusahaan masih dinilai “sangat bagus”. Untuk tahun

Page 10: Dasar analisis

2011 proporsi biaya penjualan kembali mengalami peningkatan dengan proporsi sebesar 1,72% ini merupakan biaya terbesar yang dikeluarkan perusahaan dalam rentang tahun 2009-2012 , jika dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 4,87% kinerja perusahaan dinilai “sangat bagus”. Selain karena laba perusahaan mengalami peningkatan, persentase ini dikarenakan pada tahun ini terjadi perubahan kebijakan atau perubahan undang-undang mengenai beban pajak. Sedangkan pada tahun 2012 proporsi beban pajak penghasilan yang dikeluarkan perusahaan sebesar 1,44% terhadap 100% penjualan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan dengan proporsi sebesar 4,33% kinerja perusahaan dinilai “sangat bagus” karena beban pajak penghasilan yang dikeluarkan perusahaan tidak melampaui standar rata-rata industri . Kesimpulan : kinerja PT. Siantar Top Tbk apabila dilihat dari besarnya beban pajak yang dikeluarkan perusahaan, kinerja perusahaan dinilai sangat bagus karena telah mampu menekan biaya penjualan,dan apabila dibandingkan dengan rata-rata industri makanan kinerja perusahaan dinilai “sangat bagus” karena tidak melampaui atau berada dibawah rata-rata industri makanan. Pemanfaatan Aset Perputaran kas 1.27 1.3 1.18 28.1 25.89 28.8 0 5 10 15 20 25 30 35 2009-2010 2010-2011 2011-2012 PT. Siantar Top Rata-Rata IndustriPersentase Perputaran kas pada PT. Siatar Top Tbk cenderung stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2010 perputaran kas sebanyak 1,27 kali, bila dibandingkan rata-rata industri dengan proporsi sebesar 28,1 kali maka perputaran kas perusahaan berada jauh dibawah rata-rata karena perputaran kas yang terjadi dalam setahun hanya sebanyak 1,27 kali. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 1,3 kali,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran masih sangat jauh dibawah rata-rata industri. Pada tahun 2012 perputaran mengalami penurunan dengan total 1,18 kali dalam setahun, jumlah kali perputran ini sangat jauh dari ratarata industri dengan jumlah 28,8 kali perputaran aset dalam setahun Kesimpulan : perputaran aset pada PT. Siantar Top Tbk dinilai tidak baik, karena kas masuk dan kas keluar tidak lancar, yang menunjukkan hanya rata-rata 1 kali perputaran setiap tahunnya. Ini menyebabkan produktivitas yang sangat rendah karena tidak lancarnya perputaran aset yang terjadi dalam menciptakan penjualan. Perputaran piutang Usaha Perputaran Piutang Usaha pada PT. Siatar Top Tbk mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 perputaran piutang sebanyak 14,91 kali, bila dibandingkan rata-rata industri dengan proporsi sebesar 11,34 kali maka perputaran piutang usaha perusahaan terbilang sangat baik, piutang dapat ditagih lebih cepat. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi naik menjadi 15,96 kali,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran berada dibatas rata-rata industri sebanyak 10,33 kali. Ini berarti manajemen piutang perusahaan sangat baik dalam mengelola perputaran piutang, karena piutang dapat ditagih dalam jangka waktu kurang dari 30 hari.Pada tahun 2012 perputaran mengalami peningkatan kembali dengan total 16,29 kali dalam setahun, jumlah kali perputaran ini berada diatas rata-rata industri dengan jumlah 14.91 15.96 16.29 11.34 10.33 11.78 0 5 10 15 20 2009-2010 2010-2011 2011-2012 PT. Siantar Top Rata-Rata Industri11,74 kali perputaran piutang dalam setahun. Ini menunjukkan bahwa kinerja manajemen piutang terbilang sangat baik. Kesimpulan : perputaran piutang pada PT. Siantar Top Tbk dinilai sangat baik apaabila dibandingkan dengan rata-rata industri lainnya, karena total kali perputaran piutang perusahaan berada diatas rata-rata industri. Ini menunjukkan piutang perusahaan dapat segera ditagih dengan rata-rata jangka waktu kurang dari 30 hari setiap tahunnya. Perputaran Persediaan Perputaran persediaan pada PT. Siatar Top Tbk cenderung stabil setiap tahunnya. Pada tahun 2010 perputaran persediaan sebanyak 4,88 kali, bila dibandingkan ratarata industri dengan jumlah kali perputaran sebanyak 5,12 kali maka

Page 11: Dasar analisis

perputaran persediaan perusahaan dinilai “cukup bagus” berada dibawah rata-rata karena perputaran persediaan yang terjadi dalam setahun hanya sebanyak 4,88 kali. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 5,52 kali, jumlah ini mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran ini berada diatas rata-rata industri.Ini berarti persediaan tidak lama tertahan di gudang dan dinilai “bagus”. Pada tahun 2012 perputaran mengalami penurunan dengan total 5,13 kali dalam setahun, walaupun jumlah ini mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, namun apabila dibandingkan dengan rata-rata industri perputaran persediaan perusahaan berada diatas standar ratarata. Dapat dinilai perputaran persediaan perusahaan dalam kondisi “bagus” Kesimpulan : perputaran persediaan pada PT. Siantar Top Tbk dinilai “baik” dan jumlah kali perputaran ini masih berada diatas rata-rata industri. Dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan perusahaan lancar, karena barang tidak lama berada 4.88 5.52 5.12 5.13 4.43 4.66 0 1 2 3 4 5 6 2009-2010 2010-2011 2011-2012 PT. Siantar Top Rata-Rata Industridigudang. Sehingga persediaan tidak lama mengendap dalam gudang, dan biaya yang dikeluarkan untuk biaya kerusakan dan biaya keamanan dapat diminimalisir. Perputaran modal kerja Perputaran modal kerja pada PT. Siatar Top Tbk hanya terjadi pada tahun 2011 dan tahun 2912. Pada tahun 2011 perputaran modal kerja terjadi sebanyak 4,9 kali, bila dibandingkan rata-rata industri dengan proporsi sebesar 3,88 kali maka perputaran modal kerja perusahaan berada diatas rata-rata dinilai bahwa perusahaan sangat baik dalam perputaran modal kerjanya. Perputaran ini dikatakan baik, karena ini berarti ada kelebihan aset lancar sebanyak 4 kali dibandingkan dengan utang lancarnya sehingga perusahaan mempunyai cukup modal kerja untuk beroperasi dan tidak mempunyai kesulitan keuangan. Pada tahun 2012 perputaran yang terjadi adalah sebanyak -36,88 kali jumlah ini sangat jauh mengalami penurunan dari tahun 2011. Ini disebabkan aset lancar perusahaan lebih kecil dari kewajiban lancarnya sehingga perusaaan tidak berinvestasi pada modal kerja,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran sangat jauh dibawah rata-rata industriyaitu sebanyak 3,14 kali . Kesimpulan : perputaran modal kerja pada PT. Siantar Top Tbk dinilai tidak baik, karena perputaran yang terjadi hanya pada tahun 2011 saja, sedangkan pada tahun 2012 perusahaan tidak berinvestasi pada modalkerja dikarenakan jumlah dari aset lancar lebih kecil dari hutang lancarnya. 0 4.9 -36.88 3.87 3.88 3.14 2009-2010 2010-2011 2011-2012 -40 -30 -20 -10 0 10 Perputaran Aset TetapPT. Siantar Top Rata-Rata Industri Perputaran aset tetap pada PT. Siatar Top Tbk mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2010 perputaran aset tetap sebanyak 2,12 kali, bila dibandingkan rata-rata industri dengan jumlah perputaran sebanyak 3,95 kali maka perputaran aset tetap perusahaan berada dibawah rata-rata maka dapat dinilai perputaran aset “kurang baik”. Pada tahun 2011 perputaran yang terjadi adalah sebanyak 2,1 kali,jika dibandingkan dengan rata-rata industri jumlah kali perputaran masih dibawah rata-rata industri dengan total perputaran sebanyak 3,39 kali maka dinilai perputaran aset tetap perusahaan “kurang baik”. Pada tahun 2012 perputaran mengalami penurunan kembali dengan total 1,97 kali dalam setahun, jumlah kali perputran ini sangat jauh dari rata-rata industri dengan jumlah 3,51 kali perputaran aset dalam setahun Kesimpulan : perputaran aset tetap pada PT. Siantar Top Tbk dinilai “kurang baik”, karena perputaran aset tetap mengalami angka penurunan setiap tahunnya dan jika dibandingkan dengan rata-rata industri, perusahaan masih dibawah standar ratarata. Ini berarti aset tetap perusahaan kurang adanya pembaharuan dan penambahan setiap tahunnya sehingga masih kurang efektif dalam meningkatkan laba dan penjualan perusahaan. 2.12 2.1 1.97 3.95 3.39 3.51 2009-2010 2010-2011 2011-2012 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 PT. Siantar Top

Page 12: Dasar analisis

Rata-Rata IndustriKesimpulan analisis profitabilitas PT.Siantar Top Tbk : - Dari keseluruhan analisis tentang kinerja operasi perusahaan, dapat disimpulkan bahwa kinerja perusahaan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Jika ditinjau dai pengelolaan biaya-biaya prestasi perusahaan sangatlah mengesankan, ini tercermin dari anggaran dan realita biaya yang terjadi dapat dikelola dengan baik. Walaupun jika dibandingkan dengan rata-rata industri kinerja dan laba yang diciptakan perusahaan masih dibawah rata-rata. Namun, peningkatan yang terjadi setiap tahun mencerminkan bahwa kinerja perusahaan mengalami kemajuan tiap tahunnya. - Jika dinilai dari pemanfaatan aset, dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen dikatakan cukup bagus walaupun jika dibandingkan dengan rata-rata industri perusahaan masih dibawah rata-rata. Dari hasil analisis diatas, laba perusahaan bisa ditingkatkan lagi apabila manajemen lebih memperhatikan bagaimana mengelola aset dengan efisien dan efektif. Sehingga, jika kinerja maupun pemanfaatan aset ditingkatkat lagi,maka laba yang dihasilkan pun akan lebih maksimal.3) ANALISIS ARUS KAS a. Sufficiency Ratio Cash Flow adequacy Cash Flow adequacy adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas dari operasi yang cukup untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen. Pada tahun 2010 cash flow adequacy sebesar -20%, ini berarti jumlah kas dari operasi tidak bisa mencukupi untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen dikarenakan arus kas operasi pada tahun ini mengalami minus. Pada tahun 2011 Cash Flow adequacy sebesar 60%,artinya 60% dari arus kas operasi bisa untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Pada tahun 2012 Cash Flow adequacy sebesar 10% jumlah ini jumlah ini mengalami penurunan dai tahun sebelumnya,artinya hanya 10% dari arus kas operasi bisa untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen. Kesimpulan : dari tahun ke tahun jumlah persentase Cash Flow adequacy untuk menutupi hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen sangatlah fluktuatif, Cashn Flow adequacy terburuk terjadi pada tahun 2010, dan Cash Flow adequacy terbaik terjadi pada tahun 2011. 0.00 -0.02 0.06 0.01 2009 2010 2011 2012 -0.04 -0.02 0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 Long Term Debt PaymentPT. Siantar Top LTD pada PT. Siantar Top Tbk mengalami peningkatan yang signifikan seperti yang terlihat pada grafik diatas. Pada tahun 2010 Long Term Debt Payment sebesar -62,22%, ini berarti tidak terdapat jumlah kas dari operasi terserap untuk membayar hutang jangka panjangnya, karena jumlah dari kas operasi yang mengalami angka minus. Pada tahun 2011 jumlah LTD sebesar 12,21%,artinya 12,21% dari arus kas operasi digunakan atau terserap untuk pembayaran hutang jangka panjang. Jumlah ini mengalami peningkatan yang signifikan dibanding tahun sebelumnya. Sedangkan Pada tahun 2012 LTD sebesar 118,81% jumlah ini adalah jumlah terbesar dari keseluruhan LTD pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2012,artinya 118,8% dari arus kas operasi terserap untuk membayar hutang jangka panjangnya. Kesimpulan : Long term debt payment perusahaan mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun jumlah ini menunjukkan bahwa semakin besar berarti jumlah dari kas operasi yang terserap oleh pembayaran hutang jangka panjang juga semakin banyak. Sehingga arus kas operasi lebih banyak digunakan untuk pembayaran hutang jangka panjang. 0.00 -62.22 12.21 118.80 2009 2010 2011 2012 -100.00 -50.00 0.00 50.00 100.00 150.00 Dividend Pay OutPT. Siantar Top Dividend pay out adalah total dari arus kas operasi yang digunakan dalam rangka pembayaran dividen, Dividend pay out pada PT. Siantar Top Tbk hanya terjadi pada tahun 2012 saja. Pada tahun 2010 jumlah Dividend pay out sebesar -7,75%, ini berarti arus kas operasi

Page 13: Dasar analisis

yang berada pada angka minus, sehingga arus kas yang berasal dari operasi tidak mampu dalam pembayaran dividen. Untuk tahun 2011 tidak terdapat Dividend pay out,sedangkan pada tahun 2012 Dividend pay out sebesar 62%, lebih dari setengah kas operasi perusahaan yang dapat digunakan untuk pembayaran dividen. Reinvestment Analisis reinvestment adalah ukuran atas persentase investasi dalam aset yang mencerminkan kas operasi yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam perusahaan untuk mengganti aset dan pertumbuhan operasi. Jumlah standar yang memadai dalam reinvestment ini berkiran antara 7%-11%. Dilihat dari grafik, reinvestment hanya terjadi pada tahun 2011 dan tahun 2012 saja. Pada tahun 2011 sebesar 3,3% arus kas operasi digunakan dalam investasi aset tetap, sedangkan 0.00 -7.75 0.00 0.62 2009 2010 2011 2012 -10.00 -8.00 -6.00 -4.00 -2.00 0.00 2.00 PT. Siantar Top PT. Siantar Top 2009 2010 2011 2012 0.00 5.00 0.00 0.00 3.30 4.31 PT. Siantar Toppada tahun 2012 mengalami peningkatan dengan jumlah 4,31 %. Meskipun tingkat pengembalian investasi belum memadai, namun pada 2 tahun terakhir menunjukkan angka yang positif bagi perusahaan. Debt Coverage Debt coverage digunakan dalam menganalisis seberapa besar arus kas operasi untuk menutupi total utang keseluruhan.Dari grafik dapat disimpulkan bahwa kemampuan arus kas operasi dalam menutupi total utang semakin baik. Pada tahun 2010 Debt coverage tidak dapat terpenuhi, karena total dari arus kas operasi yang berada angka minus.sedangkan pada tahun 2011, perusahaan telah mampu meningkatkan Debt coverage sebesar 4,95. Ini menunjukkan 4,95 dari arus kas operasi dapat digunakan untuk menutupi total keseluruhan hutang perusahaan Sedangkan pada tahun 2012 jumlah Debt coverage mengalami peningkatan yang signifikan yakni sebesar 27,4%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menutupi total keseluruhan hutang dapoat terpenuhi dari arus kas operasi. 1.44 -14.93 4.95 27.40 2009 2010 2011 2012 -20.00 -10.00 0.00 10.00 20.00 30.00 PT. Siantar TopEfficiency Ratio 1. Cash flow to sales Cash flow to sales bertujuan utuk menganalisis seberapa besar pennjualan mampu menghasilkan arus kas operasi. Pada tahun 2009 perusahaan dapat menghasilkan arus kas operasi sebesar 16% dari total penjualan. Tahun 2010 penjualan yang dihasilkan tidak mampu dalam menciptakan arus kas operasi, karena arus kas operasi ditunjukkan angka - 20%. Pada tahun 2011 terjadi peningkatan dibandingkan tahun 2010 yakni sebesar 9%, dan pada tahun 2012 jumlah dari arus kas operasi kembali mengalami penurunan yakni hanya sebesar 2% dari penjualan mampu menghasilkan perusahaan. 2. Operation index Operation index ini mengukur arus kas operasi yang mampu dihasilkan oleh perusahaan dengan laba tahun berjalan atau pendapatan dari operasi yang dilanjutkan. Operation indek pada PT. Siantar Top Tbk dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi yang signifikan. 2009 2010 2011 2012 -0.10 0.00 0.10 0.20 0.16 -0.02 0.09 0.02 PT. Siantar Top 2.43 -0.32 2.10 0.33 2009 2010 2011 2012 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 PT. Siantar TopPada tahun 2009 kas yang dihasilkan dari laba tahun berjalan sebesar 24,3%, sedangkan pada tahun 2010 arus kas operasi yang dihasilkan -32% dari total laba tahun berjalan. Pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 210% dari total laba tahun berjalan. Pada tahun 2012 kembali menurun menjadi 33%. 3. Cash flow to ROA Cash flow to ROA digunakan untuk mengukur arus kas operasi yang dihasilkan dari total aset yang tersedia. Pada tahun 2009 total aset yang tersedia mampu menghasilkan sebesar 18% arus kas operasi. Sedangkan pada tahun 2010 aset yang tersedia tidak mampu menghasilkan arus kas operasi perusahaan, yakni sebesar -2%. Pada tahun 2011 mengalami sedikit peningkatan dibandingkan pada tahun 2010 sebesar 10% kas mampu dihasilkan, dan pada tahun 2012 kembali mengalami penurunan, karena hanya sebesar 2% kas mampu dihasilkan dari keseluruhan total aset yang tersedia. Kesimpulan analisis arus kas PT.

Page 14: Dasar analisis

Siantar Top Tbk: - Dari keseluruhan analisis sufficiency ratio dapat disimpulkan bahwa arus kas operasi dari tahun ke tahun belum mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Namun, untuk tahun 2012 peningkatan kemampuan dari arus kas operasi semakin baik. Peningkatan ini seharusnya dapat dipertahankan dan ditingkatkan lagi agar arus kas operasi yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan - Dari analisis efficiency ratio dapat ditarik kesimpulan bahwa arus kas yang dihasilkan kurang bagus, namun pencapaian arus kas yang paling tinggi dicapai pada tahun 2011, sebaiknya manajemen dapat mempertahankan dan lebih meningkatkannyya lagi. 0.18 -0.02 0.10 0.02 2009 2010 2011 2012 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 PT. Siantar Top1. Analisis Valuation PT.Siantar Top,tbk Kapitalisasi pasar (Market Capitalisation) Kapitalisasi pasar menunjukkan total nilai saham atas jumlah saham yang diedarkan dikali dengan harga saham di pasaran. Jumlah saham PT.Siantar Top yang ditempatkan atau beredar dari tahun 2009-2012 selalu sama,yaitu berjumlah 1.310.000.000. Sementara nilai pasar mengalami kenaikan setiap tahunnya. Sehingga kapitalisasi pasar PT.Siantar Top menunjukkan progres yang menakjubkan dimana pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 secara berurutan kapitalisasi pasar PT.Siantar Top yaitu Rp 327.500.000.000, Rp 504.350.000.000, Rp 903.900.000.000,dan Rp 1.375.500.000.000. dengan jumlah saham beredar yang selalu sama setiap tahunnya. Dapat terlihat bahwa kenaikan kapitalisasi pasar dari tahun 2010-2011 mengalami peningkatan dengan persentasi 79 %. Pencapaian ini mencerminkan kinerja perusahaan yang baik sehingga pasar mempunyai ekspektasi yang bagus terhadap PT.Siantar Top dan terbukti dari nilai kapitalisasi pasar yang sangat mengesankan. Dapat disimpulkan bahwa PT.Siantar Top mempunyai kapitalisasi pasar yang selalu meningkat setiap tahunnya sehingga memberikan efek positif bagi permodalan atau struktur pendanaan perusahaan serta membuat gambaran yang lebih jelas untuk prospek ke depan perusahaan. 327.500 504.350 903.900 1.375.500 2009 2010 2011 2012 0 200000 400000 600000 800000 1000000 1200000 1400000 Nilai Saham (Stock Value)PT. Siantar Top KETERANGAN 2009 2010 2011 2012 Nilai Nominal 100 100 100 100 Nilai Buku 308,79 341,48 374,10 442,51 Nilai Pasar 250 384 690 1050 Dengan melakukan penilaian terhadap nilai saham,kita dapat membandingkan nilai buku dan nilai pasar saham PT.Siantar Top. Dari tabel tersebut terlihat bahwa pada tahun 2009 nilai pasar PT.Siantar Top berada di bawah nilai bukunya. Hal ini terjadi karena nilai jual saham PT.Siantar Top masih rendah yang disebabkan oleh kurangnya minat publik berinvestasi d PT.Siantar Top. Tentu saja penyebabnya pembagian dividen yang tidak dilakukan pada tahun 2009 sehingga membuat para investor jangka pendek tidak tertarik untuk menanamkan saham di PT.Siantar Top. Namun kebijakan dividen perusahaan yang baik mampu menarik investor dan dibuktikan dengan nilai jual saham di bursa efek menjadi meningkat dan jauh berada di atas nilai bukunya. Perbandingan yang paling kontras antara nilai pasar dan nilai buku terjadi pada tahun 2012 dimana nilai buku PT.Siantar Top hanya Rp 442,51 namun nilai pasarnya mencapai Rp 1050. Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai saham PT.Siantar Top mengalami kenaikan yang berarti setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena perusahaan mempunyai tingkat ekuitas yang tinggi sehinggga mampu menjual saham jauh di atas nilai buku. 308.79 341.48 374.10 442.51 250 384 690 1050 2009 2010 2011 2012 0.00 200.00 400.00 600.00 800.00 1000.00 1200.00 Laba Per Saham (Earning Per Share)Nilai Buku Nilai Pasar EPS menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap dibagikan kepada pemegang saham perusahaan. Perhitungan EPS yang dilakukan terhadap PT.Siantar Top menunjukkan hasil bahwa EPS PT.Siantar Top mengalami kenaikan yang cukup signifikan setiap tahunnya. Pada tahun 2009,laba per saham dasar PT.Siantar Top

Page 15: Dasar analisis

mencapai Rp 31,35,kemudian pada tahun 2010 naik menjadi Rp 32,54. Tidak hanya berhenti disitu,pada tahun 2011 EPS PT.Siantar Top menjadi Rp32,58 dan peningkatan yang sangat kontras terjadi pada tahun 2012 dengan laba per saham dasar sebesar Rp 56,97 . Data kuantitatif tersebut mencerminkan bahwa perusahaan mampu memberikan laba yang sangat menggiurkan bagi investor karena semakin besar EPS,maka semakin besar pula laba yang disediakan untuk pemegang saham dan hal ini secara langsung akan menaikkan harga saham PT.Siantar Top. Jadi, PT.Siantar Top mampu menyediakan laba yang tinggi untuk para pemegang saham karena nilai EPS PT.Siantar Top yang selalu mengalami kenaikan akibat peningkatan laba bersih setiap tahunnya. Hal ini tidak hanya akan menarik investor melainkan juga akan menaikkan harga saham perusahaan. 31.35 32.54 32.58 56.97 2009 2010 2011 2012 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 Dividen Per Saham (Dividend Per Share)60.00 Dividen per saham menunjukkan berapa dividen yang akan dinikmati oleh investor atas aktiftas investasinya di perusahaan. Pada tahun 2009,tidak terdapat pembagian dividen oleh PT.Siantar Top. Perusahaan lebih memilih untuk menjadikan keseluruhan laba bersih menjadi laba ditahan sehingga DPS PT.Siantar Top pada tahun 2009 bernilai nol. Sedangkan pada tahun 2010, PT.Siantar Top mengambil kebijakan untuk membagi dividen Rp 0.15 kepada investor untuk menarik lebih banyak investor lain untuk menanamkan sahamnya d perusahaan. Begitu juga pada tahun 2011 dan 2012, PT.Siantar Top meningkatkan persentasi pembagan dividen kepada investor berturut-turut Rp 0.19 dan Rp 11.63. Tahun 2012 perusahaan membagikan dividen secara besar-besaran disebabkan oleh perolehan laba yang sangat besar sehngga memungkinkan untuk membagikan jumlah dividen dalam jumlah yang sangat fantastis bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2009 perusahaan tidak melakukan pembagian dividen,sehingga DPS bernilai nol. Sedangkan pada tahun 2010 PT.Siantar Top mengambil kebijakan dividen untuk dibagikan kepada investor dan persentasi terbesar pembagian dividen terjadi pada tahun 2012 mencapai Rp 11.63 . Besarnya laba yang diperoleh perusahaan cenderung mempengaruhi pembagian divden kepada investor. 0.00 0.15 0.19 11.63 2009 2010 2011 2012 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00 Cakupan Dividen (Dividend Cover)PT. Siantar Top Cakupan dividen mengisyaratkan perbandingan laba dari tiap saham yang ditanamkan dengan dividen per saham. Cakupan dividen yang baik adalah jumlah EPS yang lebih besar dari DPS. Cakupan dividen PT.Siantar Top menunjukkan nilai yang semakin rendah setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena pembagian dividen semakin besar sejak tahun 2010. Pada tahun 2010 cakupan dividen masih menunjukkan nilai yang masih besar yaitu Rp 213.16. Namun pada tahun 2011 mulai turun menjadi Rp 171.58. Keadaan tahun 2011 masih berada pada titik yang aman karena penurunannya tidak begitu drastis. Pada tahun 2012, cakupan dividen PT.Siantar Top anjlok menjadi Rp 4.9. Keadaan ini muncul karena perusahaan melakukan pembayaran dividen besar-besaran sehingga cakupan dividen rendah dengan rasio pembayaran yang tinggi. Cakupan dividen PT.Siantar Top menunjukkan nilai yang kurang baik dimana terjadi penurunan nilai cakupan dividen yang menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen. Kondisi ini akan mengancam keamanan perusahaan jika terjadi rugi yang tidak mampu ditutupi oleh saldo laba. Pertumbuhan perusahaan yang tinggi akan sulit diharapkan jika kondisi ini terus berlanjut. Cakupan dividen terburuk perusahaan terjadi pada tahun 2012 dengan nilai Rp 490. Penurunan nilai cakupan dividen yang drastis ini harus mendapat perhatian khusus dari pihak manajemen agar lebih memperketat kebijakan dividennya. 0.00 213.16 171.58 4.90 2009 2010 2011 2012 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 Rasio Pembayaran (Pay Out Ratio)PT. Siantar Top Rasio

Page 16: Dasar analisis

pembayaran merupakan kebalikan dari perhitungan cakupan dividen. Kondisi yang terbaik untuk formula ini yaitu jika nilai rasio pembayaran rendah yang mengindikasikan laba yang diperoleh perusahaaan mayoritas ditahan dan digunakan untuk produktifitas dan pertumbuhan yang lebih tinggi untuk perusahaan. Sama-sama kita lihat, PT.Siantar Top memiliki nilai yang semakin rendah untuk rasio pembayarannya. Hal ini tentu saja berdampak dari besarnya laba ynag dikembalikan kepada investor dalam bentuk laba. Pada tahun 2010 dan 2011, rasio pembayaran masih dalam tahap aman yaitu 0,005 dan 0,006 dari EPS. Namun pada tahun 2012 terjadi lonjakan yang cukup tinggi dimana besarnya pay out ratio 0,20 dari EPS. Kondisi PT.Siantar Top terkait dengan rasio pembayaran menunjukkan hasil yang cukup mengkhawatirkan karena rasio pembayaran meningkat setiap tahunnya yang mengidikasikan besarnya laba yang dibagikan dalam bentuk dividen. Pada tahun 2012 PT.Siantar Top mempunyai rasio pembayaran 0,20 dari EPS. Hal ini akan mengancam kelangsungan usaha perusahaan jika ekuitas mengalmi penurunan jumlah akibat proporsi saldo laba yang berkurang dikarenakan pembagian dividen. 0.000 0.005 0.006 0.2 2009 2010 2011 2012 0.000 0.050 0.100 0.150 0.200 0.250 Hasil Laba(Earnings Yield)PT. Siantar Top Hasil laba mengindikasikan besarnya pengembalian saham dalam bentuk laba. Pada grafik terlihat bahwa hasil laba PT.Siantar Top mengalami penurunan setiap tahunnya. Pada tahun 2009,tingkat pengembalian saham dalam bentuk laba masih tinggi yaitu 13%. Namun pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 8%. Penurunan juga terjadi pada tahun 2011 dengan nilai 5%. Pada tahun 2012 tetap berada pada persentase 5%. Hal ini terjadi karena EPS PT.Siantar Top cenderung bernilai stabil. Namun kenaikan nilai pasar atas saham perusahaan menyebabkan terjadi penurunan dari hasil laba. Jika berkaca dari nilai pasar, hasil laba yang mampu berkontribusi bagi perusahaan dalam bentuk laba malah mengalami penurunan setiap tahunnya walaupun nilai EPS mengalami kenaikan setiap tahunnya.hasil laba yang tertinggi terjadi pada tahun 2009 senilai 13% karena perusahaan tidak melakukan pembayaran dividen sehingga tingkat pengembalian saham dalam bentuk laba lebih besar. Hasil Dividen( Dividend Yield) Hasil dividen menggambarkan tingkat pengembalian saham dalam bentuk dividen bila dibandingkan dengan harga pasar sahamnya. Pada 3 tahun pertama hasil dividen PT.Siantar 13% 8% 5% 5% 2009 2010 2011 2012 0% 2% 4% 6% 8% 10% 12% 14% PT. Siantar Top 0.0 0.0 0.0 0.1 2009 2010 2011 2012 0.0 0.0 0.0 0.1 0.1 0.1 0.1 2009 2010 2011 2012Top bernilai nol. Hal ini terjadi karena DPS perusahaan sangat kecil bila dibandingkan dengan harga sahamnya. Semetara harga saham perusahaan terus mengalami kenaikan. Namun,pada tahun 2012,hasil dividen mengalami kenaikan menjadi 0,1. Hal ini terjadi karena perusahaan mengambil kebijakan untuk membagikan sebagian besar labanya dalam bentuk dividen dengan nilai Rp 11.63 per lembar saham. Hal ini tentu saja meningkatkan tingkat pengembalian saham dalam bentuk dividen. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar DPS,maka semakin besar pula hasil dividen. Karena kebijakan dividen yang ketat cenderung menurunkan nilai DPS perusahaan. Kondisi pada tahun 2012 mengindikasikan perusahaan membayara dividen dalam jumlah yang besar sehingga tingkat pengembalian saham dalam bentuk dividen jika berpedoman dari nilai oasar mengalami kenaikan menjadi 0,1. Rasio Harga Terhadap Laba (Price earning Ratio) PT.siantar Top mengalami kenaikan nilai pasar setiap tahunnya. Sehingga nilai PER PT.Siantar Top mengalami kenaikan setip tahunnya. Pada tahun 2009 PER bernilai 7,97 % dan tahun 2010 bernilai 11,83%. Namun pada tahun 2011meningkat tajam menjadi 21,18 %. Hal ini disebabkan karena perusahaan mempunyai ekspektasi yang bagus di pasar. Pada tahun 2012, PER PT.Siantar Top mengalami penurunan menjadi 18,43%. Hal ini disebabkan karena nilai pasar saham tumbuh tidak sebaik

Page 17: Dasar analisis

pertumbuhan nilai EPS perusahaan. Kejadian ini mengindikasikan nilai pasar melemah pada tahun 2012 walaupun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. PT.Siantar Top mengalami kenaikan PER hampir setiap tahunnya. Hanya saja pada tahun 2012 nilai pasar mulai melemah bila dibandingkan dengan kenaikan EPS yang meningkat 7.97 11.83 21.18 18.43 2009 2010 2011 2012 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 PT. Siantar Toptajam pada tahun 2012 akibat kenaikan laba. Tahun 2012 PER PT.Siantar Top turun menjadi 18,43%. Dibandingkan dengan tahun 2011,PER mengalami kondisi terbaik pada tahun 2011. Rasio Nilai Pasar Terhadap Nilai Buku (Market To Book Ratio) Dari grafik dapat kita lihat rasio nilai pasar terhadap nilai buku mengalami kenaikan setiap tahunnya. Pencapaian yang bagus ini terjadi karena perusahaan mampu menjual saham jauh di atas nilai buku disebabkan oleh besarnya ekuitas perusahaan. Pada tahun 2009 dan 2010 nilainya hanya 0,81 dan 1,13,namun pada tahun 2011 perusahaan mampu menaikkan rasio nilai pasar terhadap nilai buku menjadi 1,84. Tidak sampai disitu saja,pada tahun 2012,kenaikan signifikan dapat dicapai perusahaan dengan nilai 2,37. Rasio nilai pasar terhadap nilai buku menggambarkan berapa perbandingan nilai pasar dengan nilai buku saham perusahaan. Pada grafik terlihat bahwa pencapaian perusahaan sangat bagus yang ditandai dengan kenaikan rasio nilai pasar atas nilai buku setiap tahunnya. Pada tahun 2012,perusahaan mampu menciptakan rasio nilai pasar terhadap nilai buku sebesar 2,37. 0.81 1.13 1.84 2.37 2009 2010 2011 2012 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 PT. Siantar TopKESIMPULAN ANALISIS VALUATION Nilai perusahaan dipengaruhi oleh nilai saham perusahaan yang dilepas ke pasar. Analisis valuation sangat terkait dengan analisis profitabilitas dan berimbas langung pada nilai perusahaan yang tercermin dari analisis EVA. Kita perlu melakukan penilaian perusahaan terkait dengan saham dan nilai pasarnya yang mencerminkan sejauh mana pencapaian prestasi dan kinerja perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dan memaksimalkan kekayaan pemegang saham. Analisis yang kami lakukan terhadap laporan keuangan PT.Siantar Top menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dimana nilai saham perusahaan di mata masyarakat cukup baik yang tergambar dari nilai pasar yang selalu mengalami kenaikan setiap tahunnya. Kenaikan ini tentu saja mempengaruhi komponen-komponen analisis valuation yang ada. Kapitalisasi pasar PT.Siantar Top mengalami kenaikan yang cukup tajam setiap tahunnya yang mengindikasikan manfaat yang semakin besar setiap tahunnya yang diperoleh perusahaan walaupun dengan jumlah saham beredar yang sama setiap tahunnya yaitu 1.310.000.000. nilai pasar saham perusahaan juga berada jauh di atas nilai bukunya yang menandai besanya jumlah ekuitas perusahaan yang bisa menjanjikan produktifitas perusahaan dan menarik minat investor baru untuk berdatangan melakukan investasi. Bila dilihat secara per item,Kebijakan dividen perusahaan pada tahun 2012 sebesar 11.63% cukup mengkhawatirkan karena pembagian dividen yang cukup besar sehingga mengancam kelangsungan usaha perusahaan dan upaya pertumbuhan yang lebih tinggi walaupun dengan laba yang fantastis. Namun bila dilihat secara keseluruhan kondisi ini masih aman bila perusahaan melakukan pembayaran dividen untuk menarik investor. Pada tahun 2012 sepertinya perusahaan lebih mementingkan kepentingan investor jangka pendek yang berburu dividen atau tingkat pengembalian dari sahamnya. Perbandingan antara kapitalisasi pasar dengan nilai buku menggambarkan nilai yang semakin tinggi setiap tahunnya. Kita perlu memperhatikan dengan seksama nilai saham perusahaan akan langsung mempengaruhi nilai perusahaan. Secara keseluruhan penilaian terhadap saham perusahaan sudah cukup baik. Hanya saja ada bagian-bagian yang harus dperhatikan secara terstruktur seperti kebijakan dividen. 2. Analisis EVA PT.Siantar Top,tbk Seperti yang terlihat di dalam grafik Analisis EVA PT.Siantar

Page 18: Dasar analisis

Top mengalami kenaikan setiap tahunnya. Hal ini mencerminkan perusahaan mempunyai kinerja yang baik dalam meningkatkan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan. Secara langsung kenakan EVA ini akan menyebabkan perusahaan mampu memaksimalkan kekayaan pemegang saham sehingga saham bisa dipertahankan oleh para investor karena PTSiantar Top telah memberikan jaminan untuk keamanan aset yang diinvestasikan yang terbukti dari kenaikan nilai perusahaan ini. Nilai EVA yang positif ini mengindikasikan perusahaaan mampu untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi dan kelangsungan usaha bisa lebih jelas dan terarah. Produktifitas perusahaan cukup tinggi terutama di tahun 2012 perusahaan mampu menciptakan laba yang tinggi,nilai pasar yang baik dan kewajiban membayar dividen telah dikeluarkan dan dipenuhi perusahaan setelah sempat ditahan pada tahun 2009. Berkaca dari laporan laba rugi PT.Siantar Top,perusahaan mampu mencetak penjualan yang tinggi dengan kemampuan yang mumpuni dalam mengendalikan biaya. Pencapaian ini tentu saja diperoleh dari pengalaman yang sudah bertambah oleh perusahaan sehingga bisa menemukan cara yang efektif dan efisien dalam menghasilkan laba dengan pengorbanan dalam bentuk beban yang bisa dikendalikan dengan baik. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah membuktikan kapabilitas yang baik dalam meningkatkan nilai perusahaan dan kekayaan pemegang saham. Laba perusahaan yang meningkat setiap tahunnya mampu melebihi biaya modal sehingga terjadi surplus nilai yang berkontribusi terhadap penambahan nilai perusahaan. Pada tahun 2012, EVA PT.Siantar Top bernilai 87.993.936.731 dan mengindikasikan peningkatan yang lebih dari 100 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya separoh dari nilai EVA 2012. 38.402.417.447 42.891.710.925 47.307.532.310 87.993.936.731 2009 2010 2011 2012 0 10000000000 20000000000 30000000000 40000000000 50000000000 60000000000 70000000000 80000000000 90000000000 100000000000 PT. Siantar TopEVA dapat ditingkatkan dengan cara : Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal, caranya adalah memotong biaya-biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih rendah agar diperoleh margin laba yang lebih besar. Hal ini dapat juga dicapai dengan meningkatkan perputaran aktiva, baik dengan cara menaikan volume penjualan atau bekerja dengan aktiva yang lebih rendah (lower assets). Memperoleh pengembalian (return) yang lebih tinggi daripada biaya modal atas investasi baru. Hal ini sesungguhnya menyangkut pertumbuhan perusahaan. 3. Analisis Kebangkrutan PT.Siantar Top,tbk Analisa kebangkrutan memberikan penjelasan terkait dengan kesulitan keuangan perusahaan dalam membayar kewajiban. Dapat terlihat di grafik,prediksi untuk tingkat kebangkrutan perusahaan mengalami keadaan yang mengkhwatirkan karena terjadi penurunan nilai yang mengindikasikan perusahaan berada dalam keadaan yang diprediksi hampir bangkrut. Pada tahun 2009 dan 2010 perusahaan diprediksi tidak akan bangkrut. Namun, pada tahun 2011 dan 2012 perusahaan berada dalam rentang nilai dengan daerah kelabu dengan nilai 2.9 dan 2,87 yang menunjukkan perusahaan dikhawatirkan akan mengalami masalah dalam pemenuhan kewajibannya. Hal ini tentu saja dampak dari usaha ekspansi yang dilakukan perusahaan yang bisa meningkatkan laba perusahaan namun juga meningkatkan resiko yang tinggi di sisi lainnya. Kondisi ini harus disikapi secara serius oleh pihak manajemen agar kondisi perusahaan tidak diprediksi semakin memburuk. Jadi,PT.Siantar Top diprediksi hampir bangkrut pada tahun 2011 dan 2012 karena berada dalam rentang nilai antara 1.81 -2.99 yang merupakan daerah kelabu. Untuk 3.41 3.62 2.90 2.87 2009 2010 2011 2012 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 PT. Siantar Topmeningkatkan nilai perusahaan memang perusahaan harus mengambil resiko dalam upaya kenaikan tingkat pengembalian (return). Manajemen harus

Page 19: Dasar analisis

mencermati dengan seksama perkembangan perusahaan dan memperbaiki manajemen biaya agar prediksi di masa mendatang memungkinkan kelangsungan usaha perusahaan bisa terjamin tentu saja dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.