DAS Dokumen
Transcript of DAS Dokumen
RESUME MODUL 4
PARTISIPASI DALAM PROSES KEBIJAKAN
DI
S
U
S
U
N
Oleh :
Anggota :
1. YESSI :
2. DASRIANI : 015775692
3. HUSNIAR RAHMAN :
UNIVERSITAS TERBUKA TAHUN 2014
PARTISIPASI DALAM
PROSES KEBIJAKAN
Kegiatan Belajar 1
Budaya Politik dan Partisipasi Politik
Budaya politik sebenarnya merupakanm bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari
budaya masyarakat dengan memiliki karakteristik yang sepesifik. Setiap masyarakat
mempunyai suatu kebudayaan yang berbeda nilai-nilainya, cara pandangnya, sistem
keyakinanya, gaya hidupnya dengan masyarakat lainnya.
Budaya Politik dapat diartikan sebagai nilai, keyakinan, sikap,orientasi yang dimiliki anggota-
anggota masyarakat tertentu apa yang seharusnya dilakukan pemerintah, bagaimana
melakukanya dan hubungan antara warga masyarakat tersebut dengan pemerintah.
ada beberapa kategori budaya politik, mulai dari yang moralistik, individualistik dan
tradisionalisti.
- Budaya politik moralistik memandang pemerintah sebagai suatu mekanisme untuk
memajukan kepentingan masyarakat.
- Budaya politik individualistik menekankan hal-hal yang bersifat privat dan
memandang pemerintah sebagai suatu sarana yang berfaedah untuk melaksanakan
apa yang menjadi keinginan/kehendak rakyat.
MODUL
- Budaya politik tradisionalistik mempunyai cara pandang yang bersifat paternalistik,
dan elitis terhadap pemerintah dan berupaya untuk mempertahankan tatanan sosial
yang ada.
Budaya politik mempunyai kaitan dengan partisipasi politik. Dalam konteks kebijakan
partisipasi politik diartikan sebagai aktivitas warga negara dalam ikut mempengaruhi
perumusan kebijakan. Ruang lingkup partisipasi masyarakat dalam masalah-masalah politik
tidak sama. Masyarakat yang mempunyai budaya politik partisipan tidak akan pernah absen
dalam berbagai jenis partisipasi politik, misalnya dalam pemilu, kampanye politik, diskusi
politik dan seterrusnya. Dengan demikian, budaya politik mempunyai kaitan yang erat
dengan partisipasi politik.
Menurut Lester W. Milbrath keterlibatan masyarakat dalam masalah-masalah politik dibagi
ke dalam 3 macam klasifikasi, yaitu spektator, transisional dan gladiatorial dan masyaraka
yang acuh tak acuh dalam politik disebut apathetics.
Salah satu sarana yang dipakai masyarakat untuk menyalurkan partisipasi politiknya adalah
pada parta politik. Partai politik mengartikulasika kepentingan masyarakat dan
kemungkinan meneruskannya ke pemerintah. Dengan kata lain partai politik seringkali
dilihat sebagai penghubung antara kepentingan rakyat dan pemerintah.
Kegiatan Belajaar 2
Peranan Kelompok-kelompok dalam Proses Kebijakan
Kelompok kepentingan diartikan sebagai himpuna orang-orang yang mempunyai
kepentingan-kepentingan tertentu dengan tujuan mempengaruhi kebijakan yang dibuat
oleh pemerintah. Kelompok kepentingan identik dengan kelompok penekan karena mereka
seringkali memberikan tekanan-tekanan kepada pemerintah agar kebijakan yang dibuatnya
menguntungkan kepentingan-kepentingannya. Kelompok kepentingan itu bergerak
diberbagai macam aktivitas, misalnya perdagangan , industri, pertanian, peternakan, pers
kedokteran dan seterusnya. Semua kelompok kepentingan itu tidak perlu harus menambah
kata politik dibelakangnya untuk mempengaruhi kebijakan pemerintah. Yang penting sejauh
manakah keaktifan kelompok-kelompok tersebut sehingga mampu berperan aktif secara
politis dan terlibat dalam proses kebijakan, baik langsung maupun tidak langsung. Anggota-
anggota masyarakat yang mempunyai kepentingan tertentu menghimpun diri ke dalam
kelompok kepentingan. Kelompok ini harus memperjuangkan kepentingannya dan seringkali
pula harus memperjuangkan pendapat/opini umum yang identik dengan kepentingan
kelompok agar diperhatikan oleh pemerintah dalam pembuatan kebijakan-kebijakan.
Menurut Roger Hilsman menyebut beberapa teknik yang di pakai oleh kelompok
kepentingan di negara maju dalam melaksanakan pengaruh-pengaruhnya, yaitu:
1. Pengaruh Pribadi
Hubungan-hubungan pribadi antara tokoh kelompok kepentingan dengan para
pejabat teras pembuat keputusan baik di eksekutif, legislatif ataupun yudikatif
seringkali dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan untuk mempengaruhi
keputusan-keputusan pemerintah.
2. Kontribusi untuk kampanye
Kelompok kepentingan sering memberikan sumbangan dana untuk kampanye bagi
calon anggota senat, dengan harapan tentu saja kalau nati mereka terpilih dan
duduk dalam senat dapat memberikan dukungan politis ( mempengaruhi proses
kebijakan yang menguntukngkan ) bagi kepentingan kelompok.
3. Kampanye publikasi besar-besaran
Banyaknya kelompok-kelompok kepentingan mengeluarkan dana yang besar untuk
publikasi besar-besaran dalam rangka mempengaruhi kebijakan publik.
4. Pengaruh melalui tempat-tempat pemilihan
Kelompok-kelompok kepentingan yang mempunyai anggota yang besar dan mampu
menyampaikan masalah-masalah kebijakan yang relevan dengan kepentingan
anggota-anggotanya akan dapat mempunyai pengaruh yang besar dalam pemilihan
presiden.
5. Melakukan tekanan melalui publikasi
Melalui publikasi seperti tulisan-tulisan, pidato-pidato, pernyataan-pernyataan dan
cara-cara publikasi yang lain kelompok kepentingan berusaha membangkitkan
perhatian publik tentang berbagai macam penyalahgunaan kekuasaan oleh petugas;
produk legislatif yang tidak adil; tindakan-tindakan politis pejabat yang tidak
menguntungkan anggota kelompok dan sebagainya dengan menekan para perumus
kebijakan untuk memperhatikan interest anggota kelompok.
6. Demonstrasi protes dan kekerasan phisik
Kelompok-kelompok kepentingan sering mengunakan demonstrasi protes secara
lunak ataupun dengan kekerasan fisik sebagi senjata ampuh untuk menekankan
pemerintah.
7. Cara-cara lain yang konversional
Pemberian uang sogok/suap; pemberian hadiah-hadiah, pemberian kesempatan
liburan dengan fasilitas hotel/perahu layar dan sebagaimana sering diberikan kepada
anggota-anggota.
Sedangakan di Indonesia bergerak di bidang ekonomi, sosial, budaya, keagamaan,
pendidikan ilmu pengetahuan, jasa, olah raga dan sebagainya. Keragaman kelompok-
kelompok kepentingan tersebut cukup mengembirakan karena ini bisa dipandang sebagai
pertanda bahwa masyarakat semakin sadar tentang upaya untuk memenuhi dan
memperjuangkan kepentingan-kepentingan secara kelompok/ bersama.