Danielhosea_2011_358
-
Upload
alexander-sebastian -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Danielhosea_2011_358
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar KolesterolDaniel Hosea
102011358 / E5
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
BAB I. Pendahuluan
Latar Belakang
Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal tersebut diakibatkan oleh penyakit
yang akan ditimbulkan dari kelebihan kolesterol tersebut. Kelebihan kolesterol dalam darah akan
mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Banyak factor-faktor penyebab yang dapat
menyebabkan tingginya kadar kolesterol. Diantaranya ada beberapa factor-faktor penyebab yang
akan dibahas pada makalah ini diantaranya merokok, IMT, Jenis kelamin, stress.
Tujuan Penelitian
Tujuan umum : untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol
Tujuan khusus :
1. Untuk mengidentifikasi faktor merokok pada meningkatnya kadar kolesterol
2. Untuk mengidentifikasi factor IMT pada meningkatnya kadar kolesterol
3. Untuk mengidentifikasi faktor jenis kelamin pada meningkatnya kadar kolesterol
4. Untuk mengidentifikasi faktor stress pada meningkatnya kadar kolesterol
Manfaat Penelitian
Kegunaan dari hasil penelitian sesuai dengan tingkat lokasi dan populasi penelitian. Jadi
manfaaat dari penelitian juga ditujukan untuk siapa misalnya untuk institusi tertentu. Manfaat
dari penelitian diantaraya memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar
memahami peran dan tanggung jawabnya dalam pencapaian sasaran pelaksanaan kewajiban.
BAB II. Tinjauan Pustaka
BAB III. Metodologi Penelitian
Desain Penelitian
Dalam praktek, banyak metode penelitian epidemiologi yang dapat digunakan. Secara garis
besar, penelitian epidemiologi dapat dibagi berdasarkan tujuan, proses pendekatan dan
keterlibatan peneliti dalam intervensi. Terdapat macam-macam penelitian, metode penelitian
epidemiologis dapat dibagi berdasarkan berbagai sudut pandang, antara lain berdasarkan tujuan,
pendekatan dan keterlibatan peneliti.1
Pembagian berdasarkan tujuan. Secara garis besar, penelitian epidemiologis berdasarkan
tujuan adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian eksploratif bertujuan mengadakan penelusuran
mendalam untuk mengali berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit.
Hasil penelitian ini berupa hipotesis yang digunakan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.
Kedua, penelitian deskriptif bertujuan menguraikan ciri-ciri subjek studi dalam populasi untuk
mencari prevalensi duatu penyakit. Oleh karena itu, penelitian ini disebut juga penelitian
prevalensi. Hasil penelitian ini berupa hipotesis spesifik yang perlu diuji dengan penelitian
analitis. Ketiga, penelitian analitis bertujuan menguji hipotesis spesifik untuk menentukan
adanya hubungan sebab akibat antara variable independen dengan variable dependen. Keempat,
penelitian eksperimental bertujuan untuk menentukan adanya hubungan sebab akibat timbulnya
suatu penyakit atau mencari efektivitas dan efisiensi obat atau prosedur pengobatan.1
Pembagian berdasarkan pendekatan. Penelitian epidemiologis berdasarkan pendekatan
dapat dibagi menjadi cross sectional dan longitudinal. Pertama, cross sectional merupakan
pengamatan yang dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dengan ciri setiap subjek
studi hanya diamati atau diperiksa satu kali dalam suatu penelitian. Penelitian ini dilakukan tanpa
mengikuti proses perjalanan penyakit hingga seolah-olah merupakan penampang melintang.
Penelitian ini disebut juga penelitian prevalensi walaupun dalam hal-hal tertentu dapat digunakan
untuk penelitian analitis. Kedua, penelitian longitudinal dilakukan dengan mengikuti proses
perjalanan penyakit alamiah yang dapat dilakukan ke depan yang disebut penelitian prospektif
atau kohort dan mengikuti perjalan penyakit ke belakang yang disebut retrospektif atau kasus
control yang merupakan kebalikan kohort. Penelitian prospektif dapat berupa penelitian analitis
atau eksperimental.1
Penelitian berdasarkan keterlibatan peneliti. Pada umumnya , metode penelitian yang
dilakukan berdasarkan keterlibatan peneliti adalah penelitian observasional dan penelitian
intervensional. Pertama, dikatakan penelitian observasional bila peneliti tidak terlibat secara aktif
dalam melakukan intervensi dan hanya secara pasif mengadakan pengamatan terhadap
perjalanan penyakit. Yang termasuk dalam penelitian observasional ialah penelitian eksploratif,
deskriptif dan analitis. Kedua, penelitian intervensional merupakan penelitian yang penelitinya
terlibat secara aktif dan terencana serta mengendalikan intervensi yang dilakukan untuk
mengubah perjalanan penyakit alamiah dengan maksud memperkuat adanya hubungan sebab
akibat antara variable dependen dan variable independen. Penelitian ini dapat dilakukan
dilapangan atau dirumah sakit. Pembagian penelitian diatas tidak mutlak dan dalam praktik
sering digunakan bersama. Penelitian eksploratif restropektif dilakukan pada penyakit yang
belum pernah ada sebelumnya sehingga tidak dapat dibuat hipotesis spesifik dan pengetahuan
tentang perjalanan penyakit juga tidak diketahui sehingga tidak mungkin dilakukan penelitian
analitis.1
Desain penelitian yang yang dipakai ialah desain cross sectional. Pada umumnya cross
sectional ditujukan untuk mencari prevalensi suatu penyakit atau mendeskripsikan ciri-ciri
penduduk yang mengalami masalah kesehatan disuatu daerah, tetapi dalam hal tertentu penelitian
cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab dan akibat dan
menghasilkan hipotesis spesifik hingga dikatakn bahwa penelitian cross sectional merupakan
peralihan antara studi deskriptif dan analitis.
Pada umumnya, penelitian cross sectional memiliki ciri-ciri yaitu: pertama, penelitian ini
bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu dan juga pada penelitian ini tidak ada
kelompok pembanding. Hubungan sebab akibat pada penelitian ini juga hanya perkiraan saja.
Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis.
Sumber dan Cara Pengumpulan Data
Sumber Data. Data epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber tergantung dari tujuan
yang ingin dicapai dan setiap sumber mempunyai keuntungan dan kerugian. Data yang
dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber data kita dapat
menngetahui apakah data yang dikumpulkan berupa data primer atau data sekunder. Untuk
pengumpulan data primer, sumber data terletak dimasyarakat yang dapat dilakukan dengan cara
suveri epidemiologi, pengamatan epidemiologi dan penyaringan sedangkan untuk pengumpula
data sekunder dapat berupa sarana pelayanan kesehatan (mis: puskesmas, RS), instansi yang
berhubungan dengan kesehatan (mis: departemen kesehatan), absensi (mis: sekolah, industry),
secara internasional (mis: population and vital statistic report)
Metode pengumpulan data, setelah ditentukan sumber data yang digunakan kemudian
dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode
berikut. Pertama, mengumpulkan data dari catatan medic di sarana pelayanan kesehatan atau
instansi yang berhubungan dengan kesehatan. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu mudah
dilakukan, membutuhkan waktu dan biaya yang relative lebih kecil, tetapi data yang dibutuhkan
sering tidak ada atau tidak lengkap. Kedua, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan
survey. Dengan cara ini data yang diperoleh merupakan data primer dan dapat disesuaikan
dengan kebutuhan kita, tetapi cara ini membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang cukup besar.
Disamping pengumpulan data sevcara kuantitatif seperti yang telah diuraikan diatas dapat
pula dilakukan pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan metode diskusi kelompok
terarah dan wawancara yang mendalam.
Bentuk pertanyaan dibagi dalam dua jenis yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup.
Pertanyaan tertutup hanya terdiri dari beberapa pilihan jawaban dan respinden hanya memilih
yang sesuai dengan kondisinya. Misalnya hanya dengan memilih jawaban ya/tidak. Pertanyaan
terbuka adalah pertanyaan yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk dapat
menceritakan hal-hal yang dimaksud dalam pertanyaan. Pertanyaan terbuka dan tertutup juga
bisa dikombinasikan dalam suatu pertanyaan.3
Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah dengan wawancara, angket,
pengamatan, dan pemeriksaan. Wawancara ialah proses interaksi atau komunikasi secara
langsung antara pewawancara dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik ini
digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta (umur, pekerjaan, jumlah anak, dll).
Angket adalah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban diisi oleh
responden sesuai dengan daftar isian yang diterima. Pengamatan merupakan salah satu cara
pengumpulan data yang biasa digunakan pada studi kualitatif, tetapi juga dapat digunakan pada
studi kuantitatif, terutama untuk membuktikan kebenaran jawaban responden. Pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengumpulkan data bisa dengan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan radiologi..3,4
Populasi
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin kuantitatif atau kualitatif terhadap
suatu karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas. Dari populasi
inilah nantinya akan dipilh sejumlah subjek yang disebut sampel yang merupakan sebagian dari
populasi yang memenuhi syarat-syarat tertentu.
Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi
tak terbatas. Populasi terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif ,
sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Populasi tak
terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga relatif tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk jumlah.
Berdasarkan sifat populasi, dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi
heterogen. Dua jenis ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen adalah
sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan
jumlahnya secara kuantitatif. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki
sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya, populasi yang heterogen terjadi pada penelitian di
bidang sosial dan objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia.
Berdasarkan pembedaan lain, dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi
survei . Populasi target adalah merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah
penelitian sebelum penelitian dilakukan. Populasi target ini tidak sepenuhnya dapat dipenuhi di
lapangan. Bisa saja salah satu ciri-ciri populasi yang kita tentukan tidak kita temukan dalam
kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi
yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei).
Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam
penelitian yang dilakukan.
Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan metode random sampling dan memenuhi
criteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi dimaksudkan untuk diketahui dengan jelas terhadap
siapa keberhasilan atau kegagalan studi diberlakukan. .Kriteria eksklusi berfungsi untuk
menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
hambatan yang ada.5
Sampling
Sampling artinya cara/metode pengambilan sampel. Sampling adalah suatu proses dalam
menyeleksi porsi dari polpulasi untuk dapat mewakili populasi. Sampel terdiri dari beberapa
porsi yang membentuk suatu populasi. Tekhnik sampling suatu cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan
objek penelitian. Pada garis besarnya ada 2 jenis sampel, yaitu sampel-sampel probabilitas
(Probability samples) atau sering disebutrandom sample (sampel acak) dan sampel-sampel non
probabilitas (Non probability sample).2
Pada penelitian cross sectional, siperlukan perkiraan besarnya sampel dan cara
pengambilan sampel. Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus snedecor dan
Cochran.
Untuk data deskrit n = p.q.Zα2/L2
n = besar sampel
p = proporsi yang diinginkan
q = 1-p
Zα = simpangan rata-rata distribusi normal standart
L = besarnya selisih antara hasil sampel dengan populasi yang masih dapat diterima
Cara pengambilan sampel sebaiknya dilakukan secara acak dan disesuaikan dengan kondisi
populasi studi, besarnya sampel dan tersedianya sampling frame yaitu daftar subjek studi pada
populasi studi.2
Identifikasi Variabel
Jenis-jenis variable. Pertama adalah variabel dependen (terikat). Besarnya perubahan yang
disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variable
dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen.
Artinya,setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan
menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan
(penurunan) variabel independen (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan
perubahan (penurunan).
Variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel predictor, stimulus,
input,antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sehingga
variabelindependent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi. Variable dependen
pada kasus ini ialah total kolesterol
Variabel Terikat (dependent variabel). Variabel dependen atau terikat sering juga disebut
variabel criteria, respond an output (hasil).Variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Pada kasus
ini variable independennya ialah stress, indeks massa tubuh, merokok dan jenis kelamin
BAB IV. Hasil Penelitian
Tercatat ada 140 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.
Tabel 1. Karakteristik Tabel Seluruh Subjek Penelitian
ROKOK JENIS KELAMIN STRESS
INDEKS MASSA
TUBUH
TOTAL
KOLESTEROL
N Valid 130 130 130 130 130
Missing 0 0 0 0 0
Mean .1769 .3154 .5538 1.1000 .9385
Median .0000 .0000 1.0000 1.0000 1.0000
Mode .00 .00 1.00 1.00 1.00
Tabel 2. Frekuensi Orang Merokok
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 107 82.3 82.3 82.3
Ya 23 17.7 17.7 100.0
Total 130 100.0 100.0
Tabel 3. Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 89 68.5 68.5 68.5
Wanita 41 31.5 31.5 100.0
Total 130 100.0 100.0
Tabel 4. Frekuensi berdasarkan Tingkat Stress
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak 58 44.6 44.6 44.6
Ya 72 55.4 55.4 100.0
Total 130 100.0 100.0
a. Korelasi antara Orang Merokok dengan Hiperkolesterol
Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara orang yang merokok dengan
hiperkolesterol dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan
yang bermakna antara yang merokok dengan hiperkolesterol
Tabel 5. Uji bivariate antara yang merokok dengan hiperkolesterol
TOTAL KOLESTEROL
TotalNormal Hiperkolesterol
ROKOK Tidak Count 6 101 107
Expected Count 6.6 100.4 107.0
Ya Count 2 21 23
Expected Count 1.4 21.6 23.0
Total Count 8 122 130
Expected Count 8.0 122.0 130.0
Tabel 6. Uji chi square antara yang merokok dengan hiperkolesterol
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .313a 1 .576
Continuity Correctionb .007 1 .936
Likelihood Ratio .287 1 .592
Fisher's Exact Test .631 .430
Linear-by-Linear Association .310 1 .578
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.42.
b. Computed only for a 2x2 table
b. Korelasi antara Jenis Kelamin dengan Hiperkolesterol
Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol
dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan yang
bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol.
Tabel 7. Uji bivariate antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol
TOTAL KOLESTEROL
TotalNormal Hiperkolesterol
JENIS KELAMIN Laki-laki Count 6 83 89
Expected Count 5.5 83.5 89.0
Wanita Count 2 39 41
Expected Count 2.5 38.5 41.0
Total Count 8 122 130
Expected Count 8.0 122.0 130.0
Tabel 8. Uji Chi Square antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .169a 1 .681
Continuity Correctionb .000 1 .986
Likelihood Ratio .176 1 .675
Fisher's Exact Test 1.000 .511
Linear-by-Linear Association .167 1 .682
N of Valid Casesb 130
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.52.
b. Computed only for a 2x2 table
c. Korelasi antara Stress dengan Hiperkolesterol
Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara orang yang stress dengan
hiperkolesterol dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan
yang bermakna antara stress dengan hiperkolesterol.
Tabel 9. Uji bivariate antara stress dengan hiperkolesterol
TOTAL KOLESTEROL
TotalNormal Hiperkolesterol
STRESS Tidak Count 4 54 58
Expected Count 3.6 54.4 58.0
Ya Count 4 68 72
Expected Count 4.4 67.6 72.0
Total Count 8 122 130
Expected Count 8.0 122.0 130.0
Tabel 10. Uji Chi Square antara stress dengan hiperkolesterol
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square .100a 1 .752
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .099 1 .752
Fisher's Exact Test 1.000 .515
Linear-by-Linear Association .099 1 .753
N of Valid Casesb 130
a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.57.
b. Computed only for a 2x2 table
d. Korelasi antara IMT dengan Hiperkolesterol
Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara IMT dengan hiperkolesterol dengan
melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan yang bermakna antara
IMT dengan hiperkolesterol.
Tabel 11. Uji bivariate antara indeks massa tubuh dengan hiperkolesterol
TOTAL KOLESTEROL
TotalNormal Hiperkolesterol
INDEKS MASSA TUBUH Underweight Count 3 16 19
Expected Count 1.2 17.8 19.0
Normalweight Count 2 77 79
Expected Count 4.9 74.1 79.0
Overweight Count 3 29 32
Expected Count 2.0 30.0 32.0
Total Count 8 122 130
Expected Count 8.0 122.0 130.0
Tabel 12. Uji Chi Square antara IMT dengan hiperkolesterol
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
Pearson Chi-Square 5.424a 2 .066
Likelihood Ratio 4.966 2 .083
Linear-by-Linear Association .221 1 .638
N of Valid Cases 130
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.17.
Pembahasan
Korelasi antara Merokok dengan Hiperkolesterol
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara merokok dengan hiperkolesterol. Hal ini berdasarkan analisis data, dilihat pada baris Fisher’s Exact Test yang telah dilakukan dan menghasilkan Sig.(2-tailed) = 0.631 dengan α=0,05 sehingga H0 diterima yang berarti ada tidak hubungan bermakna antara merokok dengan hiperkolesterol.
Korelasi antara Jenis Kelamin dengan Hiperkolesterol
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang dilakukan. Dilihat
dari tabel 8 pada baris Fisher’s Exact Test didapatkan asymp Sig(2-sided) = 1,000 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol.
Korelasi antara Stress dengan Hiperkolesterol
Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara stress dengan hiperkolesterol. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang dilakukan. Dilihat dari tabel pada baris 10 Fisher’s Exact Test didapatkan asymp Sig(2-sided) = 1,000 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara stress dengan hiperkolesterol.
Korelasi antara IMT dengan Hiperkolesterol
Pada penelitian ini, dilihat apakah indeks massa tubuh dapat mempengaruhi hiperkolesterol atau tidak. Pada hasil analisis data, dapat dilihat tabel 12 pada baris Likelihood ratio didapatkan asymp Sig(2-sided) = 0,083 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu.
Daftar Pustaka
1. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran sebuah pengantar. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2002.h.96-145
2. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar epidemiologi. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC ; 2001.h.123-28
3. Budiarto E. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC ; 2002.h.1-27
4. Swarjana IK. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Penerbit Andi ; 2012.h.21-40
5. Nursalam. Konsep dan penerapan m.etodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi ke-2.
Jakarta:Salemba Medika ;2008.h.92.