Danielhosea_2011_358

20
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol Daniel Hosea 102011358 / E5 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana [email protected]

description

kjhvg

Transcript of Danielhosea_2011_358

Page 1: Danielhosea_2011_358

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kadar KolesterolDaniel Hosea

102011358 / E5

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

[email protected]

Page 2: Danielhosea_2011_358

BAB I. Pendahuluan

Latar Belakang

Kelebihan kolesterol dalam darah merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh

masyarakat Indonesia dalam 10 tahun belakangan ini. Hal tersebut diakibatkan oleh penyakit

yang akan ditimbulkan dari kelebihan kolesterol tersebut. Kelebihan kolesterol dalam darah akan

mengakibatkan penyakit jantung dan stroke. Banyak factor-faktor penyebab yang dapat

menyebabkan tingginya kadar kolesterol. Diantaranya ada beberapa factor-faktor penyebab yang

akan dibahas pada makalah ini diantaranya merokok, IMT, Jenis kelamin, stress.

Tujuan Penelitian

Tujuan umum : untuk menguji faktor-faktor yang berhubungan dengan kadar kolesterol

Tujuan khusus :

1. Untuk mengidentifikasi faktor merokok pada meningkatnya kadar kolesterol

2. Untuk mengidentifikasi factor IMT pada meningkatnya kadar kolesterol

3. Untuk mengidentifikasi faktor jenis kelamin pada meningkatnya kadar kolesterol

4. Untuk mengidentifikasi faktor stress pada meningkatnya kadar kolesterol

Manfaat Penelitian

Kegunaan dari hasil penelitian sesuai dengan tingkat lokasi dan populasi penelitian. Jadi

manfaaat dari penelitian juga ditujukan untuk siapa misalnya untuk institusi tertentu. Manfaat

dari penelitian diantaraya memberikan pemahaman yang dianggap tepat kepada masyarakat agar

memahami peran dan tanggung jawabnya dalam pencapaian sasaran pelaksanaan kewajiban.

BAB II. Tinjauan Pustaka

Page 3: Danielhosea_2011_358

BAB III. Metodologi Penelitian

Desain Penelitian

Dalam praktek, banyak metode penelitian epidemiologi yang dapat digunakan. Secara garis

besar, penelitian epidemiologi dapat dibagi berdasarkan tujuan, proses pendekatan dan

keterlibatan peneliti dalam intervensi. Terdapat macam-macam penelitian, metode penelitian

epidemiologis dapat dibagi berdasarkan berbagai sudut pandang, antara lain berdasarkan tujuan,

pendekatan dan keterlibatan peneliti.1

Pembagian berdasarkan tujuan. Secara garis besar, penelitian epidemiologis berdasarkan

tujuan adalah sebagai berikut. Pertama, penelitian eksploratif bertujuan mengadakan penelusuran

mendalam untuk mengali berbagai factor yang mungkin berkaitan dengan timbulnya penyakit.

Hasil penelitian ini berupa hipotesis yang digunakan untuk mengadakan penelitian lebih lanjut.

Kedua, penelitian deskriptif bertujuan menguraikan ciri-ciri subjek studi dalam populasi untuk

mencari prevalensi duatu penyakit. Oleh karena itu, penelitian ini disebut juga penelitian

prevalensi. Hasil penelitian ini berupa hipotesis spesifik yang perlu diuji dengan penelitian

analitis. Ketiga, penelitian analitis bertujuan menguji hipotesis spesifik untuk menentukan

adanya hubungan sebab akibat antara variable independen dengan variable dependen. Keempat,

penelitian eksperimental bertujuan untuk menentukan adanya hubungan sebab akibat timbulnya

suatu penyakit atau mencari efektivitas dan efisiensi obat atau prosedur pengobatan.1

Pembagian berdasarkan pendekatan. Penelitian epidemiologis berdasarkan pendekatan

dapat dibagi menjadi cross sectional dan longitudinal. Pertama, cross sectional merupakan

pengamatan yang dilakukan dalam satu saat atau satu periode tertentu dengan ciri setiap subjek

studi hanya diamati atau diperiksa satu kali dalam suatu penelitian. Penelitian ini dilakukan tanpa

mengikuti proses perjalanan penyakit hingga seolah-olah merupakan penampang melintang.

Penelitian ini disebut juga penelitian prevalensi walaupun dalam hal-hal tertentu dapat digunakan

untuk penelitian analitis. Kedua, penelitian longitudinal dilakukan dengan mengikuti proses

perjalanan penyakit alamiah yang dapat dilakukan ke depan yang disebut penelitian prospektif

atau kohort dan mengikuti perjalan penyakit ke belakang yang disebut retrospektif atau kasus

Page 4: Danielhosea_2011_358

control yang merupakan kebalikan kohort. Penelitian prospektif dapat berupa penelitian analitis

atau eksperimental.1

Penelitian berdasarkan keterlibatan peneliti. Pada umumnya , metode penelitian yang

dilakukan berdasarkan keterlibatan peneliti adalah penelitian observasional dan penelitian

intervensional. Pertama, dikatakan penelitian observasional bila peneliti tidak terlibat secara aktif

dalam melakukan intervensi dan hanya secara pasif mengadakan pengamatan terhadap

perjalanan penyakit. Yang termasuk dalam penelitian observasional ialah penelitian eksploratif,

deskriptif dan analitis. Kedua, penelitian intervensional merupakan penelitian yang penelitinya

terlibat secara aktif dan terencana serta mengendalikan intervensi yang dilakukan untuk

mengubah perjalanan penyakit alamiah dengan maksud memperkuat adanya hubungan sebab

akibat antara variable dependen dan variable independen. Penelitian ini dapat dilakukan

dilapangan atau dirumah sakit. Pembagian penelitian diatas tidak mutlak dan dalam praktik

sering digunakan bersama. Penelitian eksploratif restropektif dilakukan pada penyakit yang

belum pernah ada sebelumnya sehingga tidak dapat dibuat hipotesis spesifik dan pengetahuan

tentang perjalanan penyakit juga tidak diketahui sehingga tidak mungkin dilakukan penelitian

analitis.1

Desain penelitian yang yang dipakai ialah desain cross sectional. Pada umumnya cross

sectional ditujukan untuk mencari prevalensi suatu penyakit atau mendeskripsikan ciri-ciri

penduduk yang mengalami masalah kesehatan disuatu daerah, tetapi dalam hal tertentu penelitian

cross sectional dapat digunakan untuk memperkirakan adanya hubungan sebab dan akibat dan

menghasilkan hipotesis spesifik hingga dikatakn bahwa penelitian cross sectional merupakan

peralihan antara studi deskriptif dan analitis.

Pada umumnya, penelitian cross sectional memiliki ciri-ciri yaitu: pertama, penelitian ini

bertujuan mendeskripsikan prevalensi penyakit tertentu dan juga pada penelitian ini tidak ada

kelompok pembanding. Hubungan sebab akibat pada penelitian ini juga hanya perkiraan saja.

Penelitian ini dapat menghasilkan hipotesis.

Sumber dan Cara Pengumpulan Data

Page 5: Danielhosea_2011_358

Sumber Data. Data epidemiologi dapat berasal dari berbagai sumber tergantung dari tujuan

yang ingin dicapai dan setiap sumber mempunyai keuntungan dan kerugian. Data yang

dikumpulkan dapat berupa data primer atau data sekunder. Dari sumber data kita dapat

menngetahui apakah data yang dikumpulkan berupa data primer atau data sekunder. Untuk

pengumpulan data primer, sumber data terletak dimasyarakat yang dapat dilakukan dengan cara

suveri epidemiologi, pengamatan epidemiologi dan penyaringan sedangkan untuk pengumpula

data sekunder dapat berupa sarana pelayanan kesehatan (mis: puskesmas, RS), instansi yang

berhubungan dengan kesehatan (mis: departemen kesehatan), absensi (mis: sekolah, industry),

secara internasional (mis: population and vital statistic report)

Metode pengumpulan data, setelah ditentukan sumber data yang digunakan kemudian

dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai metode

berikut. Pertama, mengumpulkan data dari catatan medic di sarana pelayanan kesehatan atau

instansi yang berhubungan dengan kesehatan. Cara ini mempunyai keuntungan yaitu mudah

dilakukan, membutuhkan waktu dan biaya yang relative lebih kecil, tetapi data yang dibutuhkan

sering tidak ada atau tidak lengkap. Kedua, pengumpulan data juga dapat dilakukan dengan

survey. Dengan cara ini data yang diperoleh merupakan data primer dan dapat disesuaikan

dengan kebutuhan kita, tetapi cara ini membutuhkan tenaga, waktu dan biaya yang cukup besar.

Disamping pengumpulan data sevcara kuantitatif seperti yang telah diuraikan diatas dapat

pula dilakukan pengumpulan data kualitatif yang dilakukan dengan metode diskusi kelompok

terarah dan wawancara yang mendalam.

Bentuk pertanyaan dibagi dalam dua jenis yaitu pertanyaan terbuka dan tertutup.

Pertanyaan tertutup hanya terdiri dari beberapa pilihan jawaban dan respinden hanya memilih

yang sesuai dengan kondisinya. Misalnya hanya dengan memilih jawaban ya/tidak. Pertanyaan

terbuka adalah pertanyaan yang memberikan keleluasaan kepada responden untuk dapat

menceritakan hal-hal yang dimaksud dalam pertanyaan. Pertanyaan terbuka dan tertutup juga

bisa dikombinasikan dalam suatu pertanyaan.3

Teknik pengumpulan data yang dapat digunakan adalah dengan wawancara, angket,

pengamatan, dan pemeriksaan. Wawancara ialah proses interaksi atau komunikasi secara

langsung antara pewawancara dengan responden. Pengumpulan data dengan teknik ini

Page 6: Danielhosea_2011_358

digunakan untuk memperoleh data yang bersifat fakta (umur, pekerjaan, jumlah anak, dll).

Angket adalah pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada responden. Jawaban diisi oleh

responden sesuai dengan daftar isian yang diterima. Pengamatan merupakan salah satu cara

pengumpulan data yang biasa digunakan pada studi kualitatif, tetapi juga dapat digunakan pada

studi kuantitatif, terutama untuk membuktikan kebenaran jawaban responden. Pemeriksaan yang

dilakukan untuk mengumpulkan data bisa dengan pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan radiologi..3,4

Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin kuantitatif atau kualitatif terhadap

suatu karakteristik tertentu dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas. Dari populasi

inilah nantinya akan dipilh sejumlah subjek yang disebut sampel yang merupakan sebagian dari

populasi yang memenuhi syarat-syarat tertentu.

Berdasarkan jumlahnya, populasi dapat dibedakan menjadi populasi terbatas dan populasi

tak terbatas. Populasi terbatas adalah sumber data yang jelas batasannya secara kuantitatif ,

sehingga relatif dapat dihitung jumlahnya. Populasi ini memiliki cirri terbatas. Populasi tak

terbatas adalah sumber data yang tidak dapat ditentukan batasnya sehingga relatif tidak dapat

dinyatakan dalam bentuk jumlah.

Berdasarkan sifat populasi, dapat dibedakan menjadi populasi homogen dan populasi

heterogen. Dua jenis ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud populasi homogen adalah

sumber data yang unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu dipersoalkan

jumlahnya secara kuantitatif. Populasi heterogen adalah sumber data yang unsurnya memiliki

sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga perlu ditetapkan batas-batasnya, baik secara

kualitatif maupun kuantitatif. Pada umumnya, populasi yang heterogen terjadi pada penelitian di

bidang sosial dan objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia.

Berdasarkan pembedaan lain, dapat dibedakan menjadi populasi target dan populasi

survei . Populasi target adalah merupakan populasi yang telah ditentukan sesuai dengan masalah

penelitian sebelum penelitian dilakukan. Populasi target ini tidak sepenuhnya dapat dipenuhi di

lapangan. Bisa saja salah satu ciri-ciri populasi yang kita tentukan tidak kita temukan dalam

kenyataannya di lapangan. Sehingga kita hanya mendasari pada beberapa cirri saja dari populasi

Page 7: Danielhosea_2011_358

yang sudah kita tentukan untuk kemudian dijadikan populasi penelitian (populasi survei).

Dengan demikian dapat dikatkan bahwa Populasi survei merupakan populasi yang terliput dalam

penelitian yang dilakukan.

Subyek penelitian dipilih dengan menggunakan metode random sampling dan memenuhi

criteria inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi dimaksudkan untuk diketahui dengan jelas terhadap

siapa keberhasilan atau kegagalan studi diberlakukan. .Kriteria eksklusi berfungsi untuk

menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai

hambatan yang ada.5

Sampling

Sampling artinya cara/metode pengambilan sampel. Sampling adalah suatu proses dalam

menyeleksi porsi dari polpulasi untuk dapat mewakili populasi. Sampel terdiri dari beberapa

porsi yang membentuk suatu populasi. Tekhnik sampling suatu cara-cara yang ditempuh dalam

pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan

objek penelitian. Pada garis besarnya  ada 2 jenis sampel, yaitu sampel-sampel probabilitas

(Probability samples) atau sering disebutrandom sample (sampel acak) dan sampel-sampel non

probabilitas (Non probability sample).2

            

Pada penelitian cross sectional, siperlukan perkiraan besarnya sampel dan cara

pengambilan sampel. Perkiraan besarnya sampel dapat dihitung dengan rumus snedecor dan

Cochran.

Untuk data deskrit n = p.q.Zα2/L2

n = besar sampel

p = proporsi yang diinginkan

q = 1-p

Zα = simpangan rata-rata distribusi normal standart

L = besarnya selisih antara hasil sampel dengan populasi yang masih dapat diterima

Cara pengambilan sampel sebaiknya dilakukan secara acak dan disesuaikan dengan kondisi

populasi studi, besarnya sampel dan tersedianya sampling frame yaitu daftar subjek studi pada

populasi studi.2

Identifikasi Variabel

Page 8: Danielhosea_2011_358

Jenis-jenis variable. Pertama adalah variabel dependen (terikat). Besarnya perubahan yang

disebabkan oleh variabel independen ini, akan memberi peluang terhadap perubahan variable

dependen (terikat) sebesar koefisien (besaran) perubahan dalam variabel independen.

Artinya,setiap terjadi perubahan sekian kali satuan variabel independen, diharapkan akan

menyebakan variabel dependen berubah sekian satuan juga. Sebaliknya jika terjadi perubahan

(penurunan) variabel independen (bebas) sekian satuan, diharapkan akan menyebabkan

perubahan (penurunan).

 Variabel bebas atau independent sering disebut juga variabel predictor, stimulus,

input,antencendent atau variabel yang mempengaruhi. Variabel bebas merupakan variabel yang

menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependen (terikat). Sehingga

variabelindependent dapat dikatakan sebagai variabel yang mempengaruhi. Variable dependen

pada kasus ini ialah total kolesterol

Variabel Terikat (dependent variabel). Variabel dependen atau terikat sering juga disebut

variabel criteria, respond an output (hasil).Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Pada kasus

ini variable independennya ialah stress, indeks massa tubuh, merokok dan jenis kelamin

BAB IV. Hasil Penelitian

Tercatat ada 140 ibu hamil yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi.

Tabel 1. Karakteristik Tabel Seluruh Subjek Penelitian

ROKOK JENIS KELAMIN STRESS

INDEKS MASSA

TUBUH

TOTAL

KOLESTEROL

N Valid 130 130 130 130 130

Missing 0 0 0 0 0

Mean .1769 .3154 .5538 1.1000 .9385

Median .0000 .0000 1.0000 1.0000 1.0000

Mode .00 .00 1.00 1.00 1.00

Page 9: Danielhosea_2011_358

Tabel 2. Frekuensi Orang Merokok

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 107 82.3 82.3 82.3

Ya 23 17.7 17.7 100.0

Total 130 100.0 100.0

Tabel 3. Frekuensi berdasarkan Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Laki-laki 89 68.5 68.5 68.5

Wanita 41 31.5 31.5 100.0

Total 130 100.0 100.0

Tabel 4. Frekuensi berdasarkan Tingkat Stress

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 58 44.6 44.6 44.6

Ya 72 55.4 55.4 100.0

Total 130 100.0 100.0

a. Korelasi antara Orang Merokok dengan Hiperkolesterol

Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara orang yang merokok dengan

hiperkolesterol dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan

yang bermakna antara yang merokok dengan hiperkolesterol

Page 10: Danielhosea_2011_358

Tabel 5. Uji bivariate antara yang merokok dengan hiperkolesterol

TOTAL KOLESTEROL

TotalNormal Hiperkolesterol

ROKOK Tidak Count 6 101 107

Expected Count 6.6 100.4 107.0

Ya Count 2 21 23

Expected Count 1.4 21.6 23.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Tabel 6. Uji chi square antara yang merokok dengan hiperkolesterol

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .313a 1 .576

Continuity Correctionb .007 1 .936

Likelihood Ratio .287 1 .592

Fisher's Exact Test .631 .430

Linear-by-Linear Association .310 1 .578

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.42.

b. Computed only for a 2x2 table

b. Korelasi antara Jenis Kelamin dengan Hiperkolesterol

Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol

dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan yang

bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol.

Page 11: Danielhosea_2011_358

Tabel 7. Uji bivariate antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol

TOTAL KOLESTEROL

TotalNormal Hiperkolesterol

JENIS KELAMIN Laki-laki Count 6 83 89

Expected Count 5.5 83.5 89.0

Wanita Count 2 39 41

Expected Count 2.5 38.5 41.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Tabel 8. Uji Chi Square antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .169a 1 .681

Continuity Correctionb .000 1 .986

Likelihood Ratio .176 1 .675

Fisher's Exact Test 1.000 .511

Linear-by-Linear Association .167 1 .682

N of Valid Casesb 130

a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.52.

b. Computed only for a 2x2 table

c. Korelasi antara Stress dengan Hiperkolesterol

Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara orang yang stress dengan

hiperkolesterol dengan melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan

yang bermakna antara stress dengan hiperkolesterol.

Page 12: Danielhosea_2011_358

Tabel 9. Uji bivariate antara stress dengan hiperkolesterol

TOTAL KOLESTEROL

TotalNormal Hiperkolesterol

STRESS Tidak Count 4 54 58

Expected Count 3.6 54.4 58.0

Ya Count 4 68 72

Expected Count 4.4 67.6 72.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Tabel 10. Uji Chi Square antara stress dengan hiperkolesterol

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .100a 1 .752

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .099 1 .752

Fisher's Exact Test 1.000 .515

Linear-by-Linear Association .099 1 .753

N of Valid Casesb 130

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.57.

b. Computed only for a 2x2 table

d. Korelasi antara IMT dengan Hiperkolesterol

Hasil dari penelitian ini didapatkan korelasi antara IMT dengan hiperkolesterol dengan

melakukan uji korelasi bivariat. Hipotesis nol (H0) = Tidak ada hubungan yang bermakna antara

IMT dengan hiperkolesterol.

Page 13: Danielhosea_2011_358

Tabel 11. Uji bivariate antara indeks massa tubuh dengan hiperkolesterol

TOTAL KOLESTEROL

TotalNormal Hiperkolesterol

INDEKS MASSA TUBUH Underweight Count 3 16 19

Expected Count 1.2 17.8 19.0

Normalweight Count 2 77 79

Expected Count 4.9 74.1 79.0

Overweight Count 3 29 32

Expected Count 2.0 30.0 32.0

Total Count 8 122 130

Expected Count 8.0 122.0 130.0

Tabel 12. Uji Chi Square antara IMT dengan hiperkolesterol

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 5.424a 2 .066

Likelihood Ratio 4.966 2 .083

Linear-by-Linear Association .221 1 .638

N of Valid Cases 130

a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.17.

Pembahasan

Korelasi antara Merokok dengan Hiperkolesterol

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan antara merokok dengan hiperkolesterol. Hal ini berdasarkan analisis data, dilihat pada baris Fisher’s Exact Test yang telah dilakukan dan menghasilkan Sig.(2-tailed) = 0.631 dengan α=0,05 sehingga H0 diterima yang berarti ada tidak hubungan bermakna antara merokok dengan hiperkolesterol.

Korelasi antara Jenis Kelamin dengan Hiperkolesterol

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang dilakukan. Dilihat

Page 14: Danielhosea_2011_358

dari tabel 8 pada baris Fisher’s Exact Test didapatkan asymp Sig(2-sided) = 1,000 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan hiperkolesterol.

Korelasi antara Stress dengan Hiperkolesterol

Pada penelitian ini, didapatkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara stress dengan hiperkolesterol. Hal ini dapat dilihat dari analisis data yang dilakukan. Dilihat dari tabel pada baris 10 Fisher’s Exact Test didapatkan asymp Sig(2-sided) = 1,000 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan bermakna antara stress dengan hiperkolesterol.

Korelasi antara IMT dengan Hiperkolesterol

Pada penelitian ini, dilihat apakah indeks massa tubuh dapat mempengaruhi hiperkolesterol atau tidak. Pada hasil analisis data, dapat dilihat tabel 12 pada baris Likelihood ratio didapatkan asymp Sig(2-sided) = 0,083 dengan α=0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan yang bermakna antara berat badan lahir dengan tingkat pendidikan ibu.

Daftar Pustaka

1. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran sebuah pengantar. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2002.h.96-145

2. Budiarto E, Anggraeni D. Pengantar epidemiologi. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC ; 2001.h.123-28

3. Budiarto E. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC ; 2002.h.1-27

4. Swarjana IK. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta : Penerbit Andi ; 2012.h.21-40

5. Nursalam. Konsep dan penerapan m.etodologi penelitian ilmu keperawatan. Edisi ke-2.

Jakarta:Salemba Medika ;2008.h.92.