dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

160
i TESIS ANALISIS KEPUASAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DAN REKANAN TERHADAP KINERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG PUTU BUDAYASA NIM 1191561006 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014

Transcript of dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

Page 1: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

i

TESIS

ANALISIS KEPUASAN SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH (SKPD) DAN REKANAN TERHADAP

KINERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

PUTU BUDAYASA

NIM 1191561006

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 2: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

ii

ANALISIS KEPUASAN SATUAN KERJA PERANGKAT

DAERAH (SKPD) DAN REKANAN TERHADAP KINERJA

UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH

KABUPATEN BADUNG

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil,

Program Pascasarjana Universitas Udayana

PUTU BUDAYASA

NIM 1191561006

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2014

Page 3: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

iii

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI

TANGGAL 19 DESEMBER 2014

Pembimbing I,

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

NIP. 19620404 199103 1 002

Pembimbing II,

Ir. Mayun Nadiasa, MT.

NIP. 19570801 198702 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

NIP.19620404 199103 1 002

Direktur

Program Pascasarjana

Universitas Udayana,

Prof. Dr.dr. A.A. Raka Sudewi,Sp.S(K)

NIP.19590215 198510 2 001

Page 4: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

iv

Lembar Penetapan Panitia Penguji Tesis

Tesis Ini Telah Diuji pada

Tanggal 19 Desember 2014

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK. Rektor Universitas Udayana

No.: 4140/UN.14.4/HK/2014, Tanggal 3 Nopember 2014

Ketua : Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA.

Anggota :

1. Ir. Mayun Nadiasa, MT.

2. Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS.

3. Ir. Gede Astawa Diputra, MT.

4. Ir. Ida Bagus Rai Adnyana,MT.

Page 5: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

v

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya yang bertandatangan dibawah ini :

Nama : Putu Budayasa

NIM : 1191561006

Program Studi : Magister Teknik Sipil

Judul Tesis : Analisis Kepuasan Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD) dan Rekanan Terhadap Kinerja Unit Layanan

Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Badung.

Dengan ini saya menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat.

Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka

saya bersedia menerima sangsi sesuai Peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun

2010 dan peraturan perundangan yang berlaku.

Denpasar, 19 Desember 2014,

Yang menyatakan,

Putu Budayasa

Page 6: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas

asung kertha wara nugraha-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar–besarnya kepada

Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain, DEA selaku pembimbing pertama dan

Ir. Mayun Nadiasa, MT, selaku pembimbing kedua, yang dengan penuh perhatian

dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran selama

penulis mengikuti program magister, khususnya dalam penyelesaian tesis ini.

Ucapan terima kasih penulis tujukan kepada Rektor Universitas Udayana

Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.P.D (KEMD) dan Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A.A Raka Sudewi, Sp.S (K) atas kesempatan dan

fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan Program Studi Magister di Universitas Udayana. Ucapan terimakasih

penulis sampaikan pula kepada para penguji, yaitu Dr. Ir. I Nyoman Sutarja, MS, Ir.

Ida Bagus Rai Adnyana, dan Ir. Gede Astawa Diputra, MT yang telah memberikan

masukan, saran, sanggahan, dan koreksi sehingga tesis ini dapat terwujud. Penulis

juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh dosen program pascasarjana, yang

telah memberikan bantuan dan pengetahuan selama masa perkuliahan, seluruh staf

administrasi yang telah memberikan bantuan dan pertolongan informasi serta

sarana dan prasarana perkuliahan, serta seluruh rekan seangkatan pada Program

Pascasarjana Magister Teknik Sipil, Universitas Udayana.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi–tingginya kepada Bupati Badung dan Sekretaris Daerah

Page 7: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

vii

Kabupaten atas kesempatan dan bantuan yang diberikan. Terima kasih juga kepada

Kepala Dinas Cipta Karya Kabupaten Badung, Kepala Dinas Bina Marga dan

Pengairan Kabupaten Badung, Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Badung, PPK dan PPTK yang sudah membantu penulis dalam

mengumpulkan data untuk penyelesaian tesis ini. Penulis juga menyampaikan

terima kasih kepada pengurus Gapensi Kabupaten Badung, AKLI Propinsi Bali dan

Apaksindo Propinsi Bali yang membantu pengumpulan data. Penulis juga

menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu mendukung dan

mendoakan. Terima kasih juga kepada istri tercinta Ni Putu Dewi Astari, anak–

anak I Putu Sedana Merta, Made Adi Arsana Merta, Made Natha Darsana Merta

dan segenap keluarga yang selalu memberikan doa dan motivasi kepada penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran di Bagian

Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Badung tempat penulis

bekerja dan beraktifitas, yang telah memberikan dukungan moral, serta semua

pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu

terselesaikannya tesis ini dari awal hingga akhir. Semoga Ida Sang Hyang Widhi

Wasa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.

Denpasar, Nopember 2014

Penulis

Page 8: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

viii

ABSTRAK

ANALISIS KEPUASAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

(SKPD) DAN REKANAN TERHADAP KINERJA UNIT LAYANAN

PENGADAAN (ULP) PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, proses pengadaan barang/jasa dilaksanakan oleh suatu unit

yang disebut Unit Layanan Pengadaan. Pada Pemerintah Kabupaten Badung, ULP

dibentuk pada tahun 2011. ULP dalam melaksanakan proses pengadaan barang/jasa

sering mendapatkan praduga yang negatif dari pihak yang berhubungan dengan

ULP yaitu pihak SKPD dan Rekanan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu

dilakukan evaluasi terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh ULP Pemerintah

Kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan

SKPD dan Rekanan terhadap kinerja Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah

Kabupaten Badung serta untuk mengetahui pengaruh lima dimensi kualitas

pelayanan yang mempengaruhi kepuasan SKPD dan Rekanan yaitu Tangible,

Reliability, Responsiveness, Assurance dan Empathy.

Pengambilan sampel menggunakan teknik Simple Random Sampling dengan

jumlah sampel 30 dari SKPD dan 71 dari Rekanan. Pengukuran tingkat kepuasan

dilakukan dengan cara membandingkan skor harapan dengan skor persepsi

responden terhadap kenyataan pelayanan yang diterima. Analisis dilanjutkan

dengan memasukkan dimensi yang mempengaruhi kepuasan ke dalam diagram

kartesius yang terdiri dari empat kuadran. Sedangkan untuk mengetahui faktor-

faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan Rekanan dan kepuasan SKPD

dilakukan dengan mencari model persamaan regresi linear berganda. Analisis

dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen, baik secara parsial maupun secara simultan.

Hasil analisis diskriptif menyatakan tingkat kepuasan SKPD terhadap

pelayanan ULP Pemerintah Kabupaten Badung secara keseluruhan adalah sebesar

86,28%, dimana faktor yang paling mempengaruhi kepuasan tersebut adalah

Assurance. Tingkat kepuasan Rekanan adalah sebesar 86,4% dimana faktor yang

paling mempengaruhi kepuasan tersebut adalah Tangible. Hasil analisis inferensial

menyatakan bahwa kelima dimensi tersebut berpengaruh secara simultan dan

parsial terhadap kepuasan baik SKPD maupun Rekanan.

Saran yang bisa diberikan dari penelitian ini adalah ULP harus meningkatkan

kemampuan SDM dan juga sarana dan prasarana penunjuang sehingga semakin

meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dari proses pengadaan yang

dilaksanakan.

Kata Kunci : Unit Layanan Pengadaan, Kepuasan, Pengadaan Barang/Jasa

Page 9: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

ix

ABSTRACT

REGIONAL WORK UNIT AND PARTNER COMPANY SATISFACTION

ANALYSIS ON THE PERFORMANCE OF PROCUREMENT SERVICE UNIT

OF BADUNG REGENCY

Based on Presidential Decree Number 54 Year 2010 concerning

Government Procurement of Goods / Services. Procurement process carried out by

a unit called the Procurement Service Unit (PSU). In Government of Badung

Regency, PSU was formed in 2011. The Procurement Unit often get a negative

presumption of those associated with the Unit is the Regional Work Unit and

Partner Company when carry out the procurement process. Under these conditions

it is necessary to evaluate the services given by the Procurement Unit of Badung

regency . This study aims to determine the level of satisfaction Regional Work Unit

and Partner Company of the performance of the Procurement Unit of Badung

Regency and to investigate the influence of the five dimensions of service quality

and satisfaction levels namely Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

and Empathy.

Sampling using simple random sampling with a sample of 30 from

Regional Work Unit and 71 from the Partner Company. Measuring the level of

satisfaction is done by comparing the scores of hope with a score of respondents'

perceptions of reality services received. Analysis followed by entering the

dimensions that influence satisfaction in the Cartesian diagram consisting of four

quadrants. While to know the factors that influence satisfaction of Partner company

and regional work unit done by searching multiple linear regression model. The

analysis was conducted to determine the effect or the relationship between the

dependent and independent variables, either partially or simultaneously.

The results of descriptive analysis expressed Regional Work Unit

satisfaction level is 86.28%, which factors most influence satisfaction is Assurance.

Partner Company satisfaction level is 86.4% which factors most influence

satisfaction is Tangible. Results inferential analysis states that the fifth dimension is

influenced simultaneously and partially on both Regional Work Unit and Partner

Company satisfaction.

Advice that can be given of this study is the ULP should improve the ability

of human resources and infrastructure further enhancing the transparency and

accountability of the procurement process undertaken

Keywords : Procurement Unit, Satisfaction, Procurement of Goods / Services

Page 10: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

x

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM ............................................................................................. i

PRASYARAT GELAR ...................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN .............................................................................. iii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ................................................................. iv

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................. v

UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. vi

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ ix

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR RUMUS ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 8

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................... 9

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................ 9

1.5 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ULP dan Proses Pengadaan Barang/Jasa ............................ 11

2.2 Pelayanan ............................................................................................... 17

Page 11: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xi

2.3 Kinerja .................................................................................................. 25

2.4 Kepuasan Pelanggan .............................................................................. 27

2.5 Pengukuran Kualitas Pelayanan ........................................................... 37

2.6 Penelitian Sejenis .................................................................................. 41

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................ 44

3.2 Lokasi Penelitian .................................................................................. 44

3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 44

3.4 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 45

3.5 Sampel Penelitian ................................................................................. 45

3.5.1 Responden dari SKPD ................................................................ 46

5.5.2 Responden dari Rekanan ............................................................ 46

3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................ 47

3.6.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner .............................. 48

3.6.2 Pengukuran Tingkat Kepuasan Rekanan dan SKPD .................. 50

3.6.3 Pengukuran Terhadap Hubungan Antara Dimensi Yang

Mempengaruhi Kepuasan Rekanan dan Kepuasan SKPD ......... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data ..................................................... 61

4.2 SKPD .................................................................................................... 61

4.2.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner .............................. 61

4.2.2 Analisis Tingkat Kepuasan SKPD .............................................. 64

4.2.3 Analisis Terhadap Hubungan Antara Dimensi ........................... 73

Page 12: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xii

4.3 Rekanan ................................................................................................ 80

4.3.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner .............................. 81

4.3.2 Analisis Tingkat Kepuasan Rekanan .......................................... 83

4.3.3 Analisis Terhadap Hubungan Antara Dimensi ........................... 93

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ............................................................................................... 100

5.2 Saran ..................................................................................................... 101

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 102

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... 104

Page 13: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xiii

DAFTAR TABEL

1.1 Jumlah PPK di SKPD Teknis TA. 2013 ..................................................... 3

1.2 Alur Perjalanan Paket Pengadaan Barang/Jasa ........................................... 6

2.1 SOP untuk penerimaan paket lelang ........................................................... 14

2.2 SOP pelaksanaan pelelangan ...................................................................... 15

3.1 Ranking tingkat harapan ............................................................................. 47

3.2 Ranking tingkat kenyataan kualitas pelayanan ........................................... 48

3.3 Kriteria Penentuan Koefisien Alpha Menurut Ballan ................................. 50

3.4 Permasalahan, Variabel, Indikator dan Sumber Data ................................. 59

4.1 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 63

4.2 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................... 64

4.3 Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Tangible ..................... 65

4.4 Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Empathy ..................... 66

4.5 Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Reliability .................. 66

4.6 Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Responsiveness .......... 67

4.7 Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Assurance .................. 68

4.8 Kenyataan dan Harapan SKPD Masing-Masing Variabel .......................... 68

4.9 Hasil perhitungan X dan Y dari penilaian kenyataan dan penilaian

harapan ........................................................................................................ 69

4.10 Analisis Regresi Berganda X Terhadap Y .................................................. 73

4.11 Ringkasan ANOVA Untuk Uji Signifikansi .............................................. 75

4.12 Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Masing-Masing Variabel ..................... 76

Page 14: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xiv

4.13 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................... 77

4.14 Uji Kolmogorov – Smirnov ........................................................................ 77

4.15 Nilai Toleransi dan VIF .............................................................................. 78

4.16 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 79

4.17 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian ......................................... 80

4.18 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian ..................................... 82

4.19 Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Tangible ................. 83

4.20 Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Empathy ................. 84

4.21 Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Reliability ............... 84

4.22 Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Responsiveness ...... 85

4.23 Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Assurance ............... 86

4.24 Kenyataan dan Harapan Rekanan Masing-Masing Variabel ...................... 86

4.25 Hasil perhitungan X dan Y dari penilaian kenyataan dan penilaian

harapan ........................................................................................................ 87

4.26 Analisis Regresi Berganda X Terhadap Y .................................................. 91

4.27 Ringkasan ANOVA Untuk Uji Signifikansi .............................................. 93

4.28 Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Masing-Masing Variabel ..................... 94

4.29 Koefisien Determinasi (R2) ......................................................................... 95

4.30 Uji Kolmogorov – Smirnov ........................................................................ 95

4.31 Nilai Toleransi dan VIF .............................................................................. 96

4.32 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................................... 97

Page 15: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xv

DAFTAR GAMBAR

2.1 Struktur Organisasi ULP Pemerintah Kabupaten Badung ......................... 16

3.1 Diagram Kartesius ...................................................................................... 52

3.2 Kerangka Alur Penelitian ........................................................................... 60

4.1 Diagram Kartesius dari dimensi yang mempengaruhi kepuasan SKPD .... 70

4.2 Diagram Kartesius dari Dimensi yang mempengaruhi kepuasan Rekanan 88

Page 16: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

xvi

DAFTAR RUMUS

Rumus 1 Rumus penentuan sampel .................................................................... 45

Rumus 2 Koefisien Korelasi ............................................................................... 48

Rumus 3 Uji – t ................................................................................................... 49

Rumus 4 Nilai Reliabilitas Instrument ................................................................ 49

Rumus 5 Tingkat Kepuasan ................................................................................ 51

Rumus 6 Nilai rata–rata kenyataan ..................................................................... 51

Rumus 7 Nilai rata-rata harapan ......................................................................... 51

Rumus 8 Nilai rata-rata dari rata-rata kenyataan ................................................ 52

Rumus 9 Nilai rata-rata dari rata-rata harapan .................................................... 52

Rumus 10 Model Regresi Berganda ………………………………………… ..... 54

Page 17: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi dilaksanakan melalui beberapa tahapan, pada prinsipnya

melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan kemudian pemeliharaan. Sebelum

tahapan pelaksanaaan proyek konstruksi sering didahului oleh sebuah proses

pelelangan. Proses pelelangan dimaksud dilakukan oleh pemilik proyek untuk

mencari kontraktor/rekanan yang sanggup melaksanakan pekerjaan konstruksi

sesuai dengan spesifikasi dan gambar-gambar yang sudah direncanakan. Pada

proyek konstruksi dimana pemiliknya merupakan perorangan atau perusahaan

swasta, pelelangan biasanya dilakukan bukan mencari rekanan dengan penawaran

yang terendah, tapi lebih menitikberatkan dengan mencari rekanan yang mampu

memberikan kualitas kerja yang terbaik. Sedangkan pada proyek milik

pemerintah, pelelangan dilakukan dengan lebih menitikberatkan pada penawaran

yang memiliki harga terendah yang tentu saja sudah memenuhi beberapa

persyaratan yang dituangkan dalam dokumen lelang. Proses pelelangan yang

dilakukan oleh pemerintah dalam mencari rekanan untuk melaksanakan proyek

pemerintah disebut Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dilaksanakan oleh Unit

Layanan Pengadaan (ULP) sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah Pasal 1 ayat 8 “Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut

1

Page 18: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

2

ULP adalah unit organisasi pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan

Barang/Jasa di Kementrian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi

Lainnya (K/L/D/I) yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada

unit yang sudah ada”. ULP pada Pemerintah Kabupaten Badung dibentuk

berdasarkan Peraturan Bupati Badung Nomor 70 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Badung.

ULP pada Pemerintah Kabupaten Badung bersifat fungsional, dimana

keberadaannya masih melekat pada Bagian Administrasi Pembangunan

Sekretariat Daerah Kabupaten Badung. Pengadaan Barang/Jasa dalam ULP

dilaksanakan oleh 9 (Sembilan) Kelompok Kerja (Pokja) yang anggotanya berada

dibawah koordinasi Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah

Kabupaten Badung. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa (pelelangan) yang

dilaksanakan oleh ULP Pemerintah Kabupaten Badung mencakup seluruh proses

pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan diseluruh Instansi di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Badung yang pendanaannya melalui Anggaran Pendapatan

Belanja Daerah (APBD) atau Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah perangkat daerah pada

pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang. Pada proses

pengadaan barang/jasa pemerintah, SKPD selaku pemilik kegiatan memiliki

beberapa organisasi yang bergerak dibidang pengadaan barang/jasa yaitu:

1. Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA);

2. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

3. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan

Page 19: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

3

PA merupakan jabatan yang melekat langsung kepada Kepala SKPD (Kepala

Dinas/Kepala Badan/Sekretaris Daerah). Sedangkan KPA ditetapkan oleh Kepala

Daerah atas usulan PA untuk membantu pelaksanaan kegiatan dalam SKPD

apabila PA menganggap kegiatan yang dilaksanakan dalam SKPD terlalu banyak.

PA menetapkan PPK sebagai pejabat yang melaksanakan proses pelaksanaan

kontrak. Pelaksanaan kegiatan yang memerlukan proses pengadaan barang/jasa

dilakukan melalui swakelola dan/atau melalui pemilihan Penyedia Barang/Jasa

(Perpres No. 54 tahun 2010, Pasal 3). Pelaksanaan swakelola dilaksanakan

langsung oleh SKPD yang bersangkutan sedangkan pelaksanaan yang

memerlukan penyedia barang/jasa (rekanan), proses pemilihan penyedia

barang/jasa dilakukan oleh ULP. PPK mendaftarkan paket kegiatan yang dimiliki

ke ULP untuk dilanjutkan proses pemilihan penyedia barang/jasa melalui proses

pelelangan dengan tahapan-tahapan yang sudah diatur dalam Peraturan Presiden

Nomor 54 Tahun 2010. PPK berhubungan langsung dengan ULP pada tahap awal

proses pemilihan penyedia barang/jasa yaitu proses persiapan, pada saat dilakukan

rapat penjelasan, dan saat serah terima hasil proses pelelangan. Merujuk pada

tugas pokok masing-masing organisasi, PPK adalah pejabat yang paling banyak

berhubungan dengan ULP.

Tabel 1.1.

Jumlah PPK di SKPD Teknis TA. 2013

Dinas Cipta Karya 8 orang

Dinas Bina Marga dan Pengairan 3 orang

Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 5 orang

Sumber : Data Sekunder

Page 20: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

4

Penyedia barang/jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang

menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya

(Perpres No. 54 Th. 2010, Pasal 1 ayat 12). Dalam proses pemilihan, penyedia

barang/jasa berinteraksi dengan ULP melalui sistem teknologi informasi yang

disebut dengan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE). Dalam sistem

pengadaan ini interaksi langsung antara calon penyedia barang/jasa dengan ULP

dibatasi seminimal mungkin. Calon penyedia barang/jasa bertemu langsung

dengan ULP hanya pada tahap pembuktian kualifikasi pada proses pemilihan

penyedia barang/jasa. Penyedia barang/jasa yang dinyatakan sebagai pemenang

pada proses pemilihan penyedia barang/jasa baru bisa bertemu dengan PPK pada

saat penandatangan kontrak. Berdasarkan data dari ULP Pemerintah Kabupaten

Badung, pada Tahun Anggaran 2013 terdapat 493 paket lelang yang dilaksanakan

oleh ULP, sedangkan SKPD yang memiliki paket pelelangan yang banyak adalah

Dinas Cipta Karya, Dinas Bina Marga dan Pengairan dan Dinas Pendidikan,

Pemuda dan Olahraga.

Proses pemilihan penyedia barang/jasa yang dilaksanakan secara tertutup oleh

ULP sering memunculkan berbagai praduga baik dari pihak SKPD maupun calon

penyedia barang/jasa. Secara umum, dari pihak SKPD praduga yang muncul

antara lain :

1. ULP diduga tidak netral dalam melaksanakan proses pemilihan penyedia

barang/jasa. SKPD sering menduga bahwa ULP memiliki calon penyedia

barang/jasa yang akan dimenangkan dalam proses lelang.

Page 21: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

5

2. ULP diduga tidak teliti dalam melakukan evaluasi sehingga calon

penyedia barang/jasa yang ditetapkan sebagai pemenang tidak memiliki

kemampuan dalam melaksanakan kegiatan.

3. ULP diduga mempersulit proses pendaftaran paket pengadaan dengan

membuat persyaratan yang cukup banyak.

4. ULP diduga mengulur waktu dalam proses pengadaan dengan mencari-

cari kesalahan dalam dokumen pengadaan sehingga waktu pelaksanaan

proyek di lapangan menjadi korban.

5. ULP diduga tidak melakukan prosedur pelelangan dengan baik dan benar

sehingga rawan untuk memunculkan masalah dibelakang hari.

Sedangkan dari pihak calon penyedia barang/jasa yang muncul antara lain :

1. ULP diduga memiliki calon penyedia barang/jasa untuk dipilih sebagai

pemenang pemilihan penyedia barang/jasa.

2. ULP diduga mempersulit akses kejaringan SPSE karena calon penyedia

merasa sering sulit untuk melakukan log in ke halaman SPSE.

3. Selain kesulitan log in, penyedia juga sering mengalami kesulitan dalam

mengunggah dokumen penawaran.

4. ULP diduga tidak konsisten dalam melaksanakan evaluasi penawaran

sehingga sering merugikan calon penyedia.

5. ULP diduga melakukan kecurangan dalam melakukan pengumuman

pelelangan karena banyak pengumuman lama hilang dari jendela SPSE.

Page 22: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

6

6. ULP diduga berpihak kepada calon penyedia sehingga dianggap

memaksakan calon penyedia tersebut untuk menjadi pemenang kegiatan

pelelangan.

7. ULP diduga tidak melaksanakan prosedur pelelangan yang sudah tertuang

dalam Perpres dengan baik dan benar.

Tabel.1.2

Alur Perjalanan Paket Pengadaan Barang/Jasa

SKPD SEKRETARIAT ULP POKJA

Sumber : Peraturan Bupati Badung No. 70 Th. 2011

Dalam melaksanakan proses pengadaan barang/jasa, ULP Pemerintah

Kabupaten Badung megikuti alur perjalanan paket pengadaan barang/jasa yang

mengacu pada ketentuan dibidang pengadaan barang/jasa yang ada. Secara garis

Membuat dan

menyampaikan daftar

paket pekerjaan/

kegiatan dengan nilai

pengadaan barang/

pekerjaan konstruksi/

jasa lainnya di atas Rp.

200 juta dan

pengadaan Jasa

Konsultasi di atas Rp.

50 juta yang akan

dilelangkan berikut

Spesifikasi Teknis

Barang/Jasa, HPS,

Rancangan Kontrak

dan aanwijzer

Menandatangani surat

penunjukan penyedia

barang/ jasa (SPPBJ)

dan kontrak dengan

pemenang lelang yang

diproses oleh ULP

Menyampaikan hasil

lelang dan data

pendukung kepada

PPK pemilik kegiatan

1. Menerima daftar

paket pekerjaan

berikut Spesifikasi

Teknis Barang/

Jasa, HPS dan

Rancangan Kontrak

dari SKPD

2. Memilah dan

mendistribusikan

kegiatan tersebut

kepada Pokja

Menyerahkan salinan

dokumen pemilihan

penyedia barang/jasa

kepada PPK melalui

sekretariat ULP

Melakukan proses

pemilihan penyedia

barang/jasa sesuai

ketentuan yang berlaku

Page 23: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

7

besar perjalan paket pengadaan seperti yang terlihat pada tabel 1.3 disusun untuk

mengurangi praduga yang muncul baik dari pihak rekanan maupun dari pihak

SKPD. Praduga yang muncul dari pihak SKPD maupun pihak calon penyedia

akan memunculkan ketidakpuasan terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten

Badung. Apabila SKPD tidak puas akan kinerja ULP maka PPK kegiatan dapat

menolak melakukan penandatanganan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa

(SPPBJ) dan meminta evaluasi ulang sehingga memperpanjang proses pemilihan

penyedia barang/jasa. Sedangkan apabila calon penyedia barang/jasa yang tidak

puas maka mereka dapat melakukan sanggahan terhadap proses pemilihan

penyedia barang/jasa yang dilakukan ULP. Berdasarkan data dari ULP

Pemerintah Kabupaten Badung, pada proses pengadaan Tahun Anggaran 2013

terdapat 8 sanggahan yang disampaikan kepada ULP Pemerintah Kabupaten

Badung. Semua sanggahan tersebut sudah dijawab dan tidak ada sanggahan

banding. Proses sanggahan ini bisa masuk keranah hukum yang mengakibatkan

terganggunya proses pemilihan penyedia barang/jasa yang sedang dilakukan.

Dengan terganggunya proses pemilihan penyedia barang/jasa juga bisa berdampak

terhadap pelaksanaan APBD secara keseluruhan.

Berdasarkan praduga yang muncul dan dengan adanya proses sanggahan yang

sudah terjadi, maka perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan tingkat

kepuasan yang dirasakan baik oleh SKPD maupun Rekanan terkait dengan

pelayanan yang diberikan oleh ULP Pemerintah Kabupaten Badung. Kepuasan

tersebut memiliki hubungan yang sangat erat dengan kualitas pelayanan. Semakin

baik kualitas pelayanan yang diberikan maka semakin tinggi pula tingkat

Page 24: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

8

kepuasan yang dirasakan pengguna jasa layanan. Mengingat ULP Pemerintah

Kabupaten Badung sudah berdiri selama 3 (tiga) tahun tentu diperlukan perbaikan

dan penyempurnaan diantaranya melalui penelitian untuk mengetahui kepuasan

SKPD dan Rekanan terhadap pelayanan yang telah diberikan dan juga elemen

penting sebagai evaluasi sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik,

lebih efektif dan lebih efisien. Melalui penelitian juga diharapkan dapat mencari

berbagai terobosan untuk perbaikan dan penyempurnaan sehingga dapat

mewujudkan ULP Pemerintah Kabupaten Badung yang transparan dan akuntabel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka

penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepuasan SKPD terhadap kinerja ULP Pemerintah

Kabupaten Badung dilihat dari Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

2. Bagaimana hubungan antara dimensi yang mempengaruhi kepuasan SKPD

terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

3. Bagaimana tingkat kepuasan Rekanan terhadap kinerja ULP Pemerintah

Kabupaten Badung dilihat dari Proses Pemilihan Penyedia Barang/Jasa

berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010.

4. Bagaimana hubungan antara dimensi yang mempengaruhi kepuasan

Rekanan terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

Page 25: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

9

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana yang telah diuraikan di atas maka

tujuan penulisan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tingkat kepuasan SKPD terhadap kinerja ULP

Pemerintah Kabupaten Badung.

2. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi yang mempengaruhi

kepuasan SKPD terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan Rekanan terhadap kinerja ULP

Pemerintah Kabupaten Badung.

4. Untuk mengetahui hubungan antara dimensi yang mempengaruhi

kepuasan Rekanan terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Kepentingan dunia akademik

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan

pengembangan pengetahuan dalam bidang manajemen kualitas terutama

yang berhubungan dengan bidang pelayanan publik.

2. Kepentingan Dunia Praktisi

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini para praktisi khususnya

ULP Pemerintah Kabupaten Badung dan Stakeholder yang terlibat dalam

pelayanan pengadaan barang/jasa di Kabupaten Badung dapat

meningkatkan kinerjanya demi terciptanya pelayanan prima sehingga

tercipta rasa kepuasan dan kepastian terhadap pelayanan ULP Pemerintah

Kabupaten Badung.

Page 26: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

10

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

1. Penelitian ini dilakukan di ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

2. Objek penelitian adalah tingkat kepuasan SKPD dan Rekanan yang terlibat

dalam pemilihan barang/jasa yang diadakan oleh ULP Pemerintah

Kabupaten Badung pada Tahun Anggaran 2013.

Page 27: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian ULP dan Proses Pengadaan Barang/Jasa

Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, beberapa hal dalam

proses pengadaan barang/jasa didefinisikan dalam pengertian dan istilah sebagai

berikut :

1. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut dengan

Pengadaan Barang/Jasa adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh

Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya yang

prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya

seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.

2. Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi lainnya, yang

selanjutnya disebut K/L/D/I adalah instansi/institusi yang menggunakan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat pemegang

kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja

Perangkat Daerah atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna

APBN/APBD.

4. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat

yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh

Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

11

Page 28: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

12

5. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

6. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit organisasi

pemerintah yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa di K/L/D/I

yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang

sudah ada.

7. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan yang

menyediakan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Konsultansi/Jasa Lainnya

8. Layanan Pengadaan Secara Elektronik yang selanjutnya disebut LPSE adalah

unit kerja K/L/D/I yang dibentuk untuk menyelenggarakan sistem pelayanan

Pengadaan Barang/Jasa secara elektronik.

9. E-Tendering adalah tata cara pemilihan Penyedia Barang/Jasa yang dilakukan

secara terbuka dan dapat diikuti oleh semua Penyedia Barang/Jasa yang

terdaftar pada sistem pengadaan secara elektronik dengan cara

menyampaikan 1 (satu) kali penawaran dalam waktu yang telah ditentukan.

10. Pekerjaan Konstruksi adalah seluruh pekerjaan yang berhubungan dengan

pelaksanaan konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik lainnya.

11. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan keahlian

tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan adanya olah pikir

(brainware).

Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa dilakukan melalui:

a. Swakelola; dan/atau

b. pemilihan Penyedia Barang/Jasa.

Page 29: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

13

Pengadaan Barang/Jasa menerapkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. efisien;

b. efektif;

c. transparan;

d. terbuka;

e. bersaing;

f. adil/tidak diskriminatif; dan

g. akuntabel.

Organisasi Pengadaan Barang/Jasa untuk Pengadaan melalui Penyedia

Barang/Jasa terdiri atas:

a. PA/KPA;

b. PPK;

c. ULP/Pejabat Pengadaan; dan

d. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Merujuk pada ketentuan pengadaan barang/jasa yang tertuang dalam Perpres,

secara umum proses pengadaan barang/jasa seperti penjelasan pada Tabel 1.3 di

atas. ULP Pemerintah Kabupaten Badung dalam pelaksanaannya menjabarkan

proses tersebut secara lebih detail menjadi standar operasional prosedur (SOP)

yang dituangkan dalam Peraturan Bupati Badung Nomor 70 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Unit Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Badung.

Saat ini SOP yang sudah dimiliki adalah SOP yang berhubungan dengan

penerimaan paket pelelangan dan proses pelelangan seperti dapat dilihat pada

tabel 2.1 dan 2.2.

Page 30: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

14

Tabel. 2.1

SOP untuk penerimaan paket lelang

SKPD ULP

Bid. Administrasi Kepala/Sekretaris Pokja

Sumber : ULP Pemerintah Kabupaten Badung

Paket Lelang Menerima Paket Menunjuk Pokja

yg akan

menangani lelang

Melakukan

konsultasi paket

lelang

Paket

Lelang

Mencatat &

memproses

keluar masuk

paket

Revisi paket

lelang

Menyatakan

kesiapan paket

utk didaftarkan

Mendaftarkan

paket lelang yg

sudah siap

Menerima

pendaftaran

paket lelang

Member disposisi

persetujuan utk

lelang Menyiapkan

dokumen lelang

Undangan rapat

persiapan PPK & Aanwijzer

menghadiri rapat

persiapan

Pelaksanaan

Rapat Persiapan

Layak

Lelang

Proses Lelang

Tidak Siap

Siap

Tidak/Revisi

Layak

Dokumen Lelang

PPK melakukan

revisi

Page 31: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

15

Tabel. 2.2

SOP pelaksanaan pelelangan

SKPD ULP

Bid. Administrasi

Kepala/Sekretaris

Pokja

Sumber : Peraturan Bupati Badung No. 70 Th. 2011

PA Menetapkan &

mengumumkan

RUP

Menerima &

mendistribusikan Paket

lelang

Menyusun Jadwal Lelang,

metoda lelang dan

menetapkan dokumen

Ada

sanggah

an

Penunjukan

Penyedia

Barang/Jasa

Menyampaikan

hasil lelang

Menjawab Sanggahan

Kontrak

Substansi

sanggah banding

Proses Awal

Tidak

Ada

Ditolak

Diterima

BUPATI/SEKDA Proses Sanggah Banding

PPK Menetapkan

Rencana

Pelaksanaan

Pengadaan

Pengmuman melalui website

LPSE

Pendaftaran, mengunduh

dokumen

Pelaksanaan lelang, evaluasi,

penetapan pemenang,

pengumuman pemenang

Ada sanggah

bandingan

Tidak

Ada

Membantu

menjawab

sanggah banding

Membantu

menjawab

sanggah banding

Page 32: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

16

ULP Pemerintah Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati

Badung Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit Layanan Pengadaan

(ULP) Pemerintah Kabupaten Badung. ULP secara teknis fungsional dan

administrasi berada di bawah koordinasi Bagian Administrasi Pembangunan

Sekretariat Daerah Kabupaten Badung. Tugas pokok dan kewenangan ULP yang

dituangkan dalam Peraturan Bupati berdasarkan pada Peraturan Presiden Nomor

54 Tahun 2010 beserta perubahannya. Bagan struktur organisasi ULP dapat dilihat

pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Struktur Organisasi ULP Pemerintah Kabupaten Badung

Sumber : Peraturan Bupati No. 70 Th. 2011

K E P A L A

Staf Pendukung

Pokja Pekerjaan Konstruksi 1

Pokja Pekerjaan Konstruksi 2

Pokja Pekerjaan Konstruksi 3

SEKRETARIS

Bidang Administrasi

Bidang Hukum dan Sanggah

Bidang Perencanaan

Staf Pendukung Staf Pendukung

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Pokja Pengadaan Barang 1

Pokja Pengadaan Barang 2

Pokja Pengadaan Barang 3

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi 1

Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi 2

Pokja Pengadaan Jasa Lainnya

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Staf Pendukung

Page 33: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

17

2.2 Pelayanan

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 81

Tahun 1993, pelayanan umum didefinisikan sebagai “segala bentuk kegiatan

pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah

dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara/Daerah dalam bentuk barang dan

jasa baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam

rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundangan-undangan.”

Sementara Waworuntu (1997 : 6) memberikan pengertian Pelayanan yakni:

1. Pelayanan masyarakat mencerminkan pendekatan seutuhnya dari seorang

pegawai instansi Anda kepada masyarakat.

2. Pelayanan masyarakat adalah sikap menolong, bersahabat, dan profesional

yang memuaskan masyarakat dan menyebabkan masyarakat datang

kembali untuk memohon pelayanan instansi Anda.

3. Pelayanan masyarakat menuntut pegawai untuk menempati pada

masyarakat.

4. Bagi kebanyakan masyarakat, Andalah instansi Anda itu.

Menurut Lovelock (1996), terdapat 8 (delapan) karakteristik jasa yang

membedakan jasa dengan barang, yaitu:

1. Sifat produk

Hasil produk manufaktur adalah barang sebagai obyek, alat atau benda

dimana bersifat tangible, atau dapat diraba. Sedangkan hasil produk

Analisis terhadap layanan adalah perbuatan, unjuk kerja ataupun usaha

dimana bersifat intangible atau tidak dapat diraba.

Page 34: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

18

2. Konsumen terlibat dalam produksi

Pelanggan terlibat aktif dalam pemberian produk layanan, misalnya dalam

restoran fast food dimana pelanggan melayani dirinya sendiri, atau dalam

memotong rambut di salon dimana pelanggan membantu staf pemberi

layanan memberi masukan tentang model rambut yang dia ingini.

3. Manusia sebagai bagian dari produk

Kualitas staf layanan sangat menentukan kualitas layanan yang diberikan,

karena manusia merupakan bagian dari produk.

4. Masalah pengendalian kualitas

Berbeda dengan produk manufaktur dimana standar mutu bisa diproduksi

jauh sebelum barang tersebut dikirim ke konsumen, suatu layanan

dikonsumsi pada saat diproduksi (real time). Hal ini membuat penyajian

kualitas layanan menjadi tidak konsisten sehingga membuat kontrol mutu

sulit untuk dilaksanakan.

5. Kesulitan pelanggan untuk mengevaluasi

Kebanyakan barang cenderung lebih mudah untuk mengevaluasi kualitas

yang dimilikinya, dimana produk dapat dinilai kualitasnya melalui warna,

bentuk, harga, kesesuaian, rasa, kekerasan dan aromanya. Sedangkan

produk jasa, pelanggan sulit untuk mengevaluasi kualitasnya walaupun

produk jasa tersebut telah dikonsumsi oleh pelanggan.

6. Tidak dapat disimpan

Karena layanan adalah suatu perbuatan, bukan barang, maka tidak bisa

disimpan. Hal-hal seperti peralatan, fasilitas dan staf pemberi layanan

Page 35: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

19

mungkin bisa dipersiapkan tetapi hal ini lebih bersifat sebagai alat

penunjang pelayanan.

7. Pentingnya masalah waktu

Faktor waktu sangat penting dalam usaha layanan. Banyak layanan yang

harus dilakukan dalam real time. Ada batas waktu bagi konsumen untuk

menunggu hingga layanan diberikan atau layanan selesai diberikan.

8. Jalur distribusi yang berbeda.

Tidak seperti produk manufaktur yang selalu membutuhkan jalur distribusi

secara fisik, distribusi produk layanan bisa dilakukan melalui jalur

elektronik misalnya pancaran siaran televisi atau layanan pengiriman uang

(electronic funds transfer) atau juga melalui jalur-jalur nonfisik lainnya

misalnya retail outlet dan lain-lain.

Menurut Parasuraman, dkk, (1990) produk jasa memiliki 3 (tiga) karakteristik

yang membedakannya dari produk barang, yaitu:

1. Intangible (tak nyata)

Jasa adalah perbuatan atau tindakan tidak dapat dilihat, dirasa, dan

disentuh dengan cara yang sama seperti produk barang. Produk jasa itu,

tidak berbentuk tetapi keberadaannya dapat dirasakan oleh pemakai pada

saat proses pelayanan tersebut terjadi.

2. Heterogeneous (heterogen)

Pelayanan yang diberikan bervariasi dari penyedia jasa yang satu dengan

yang lain, dari konsumen ke konsumen lainnya dan dari hari ke hari. Jasa

adalah perbuatan atau tindakan yang dihasilkan oleh manusia, sehingga

Page 36: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

20

tidak ada dua jasa yang akan sama, setiap jasa permintaan yang unik atau

pengalaman atas jasa dengan cara yang unik.

3. Inseperable (tak terpisahkan)

Pelayanan dirasakan pada saat proses pelayanan itu diproduksi sehingga

pelayanan itu tidak dapat disimpan sedangkan barang biasanya diproduksi,

kemudian dijual, lalu dikonsumsi. Interaksi antara penyedia jasa dan

pelanggan merupakan ciri khusus dalam produk jasa. Dalam hubungan

penyedia jasa dan pelanggan ini, efektifitas individu yang menyampaikan

jasa merupakan unsur penting. Dengan demikian, kunci keberhasilan

bisnis jasa ada pada proses rekrutmen, kompensasi, pelatihan dan

pengembangan karyawan.

Sedangkan Kotler (2003) membedakan jasa dari produk barang adalah sebagai

berikut:

1. Intangibility (tak nyata)

Produk jasa itu, tidak berbentuk tetapi keberadaannya dapat dirasakan oleh

pemakai pada saat proses pelayanan tersebut terjadi. Jasa bersifat

intangible, artinya tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, dicium atau didengar

sebelum dibeli atau dikonsumsi. Konsep intangible itu sendiri memiliki

dua pengertian (Berry dalam Tjiptono, 2000 : 15) yaitu:

a. Sesuatu yang tidak dapat disentuh dan tidak dapat dirasa.

b. Sesuatu yang tidak mudah didefinisikan, diformulasikan, atau

dipahami secara rohaniah.

Page 37: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

21

2. Inseparability (tak terpisahkan)

Pelayanan dirasakan pada saat proses pelayanan itu diproduksi sehingga

pelayanan itu tidak dapat disimpan. Pelayanan biasanya dijual terlebih

dahulu, baru kemudian diproduksi dan konsumsi secara bersamaan.

3. Perishability (mudah habis)

Karakteristik inseparability mengakibatkan jasa tersebut bersifat mudah

habis tetapi ‘efek’ dari jasa itu masih dapat dirasakan konsumen. Jasa

merupakan komiditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

4. Variability (bervariasi

Pelayanan disediakan oleh manusia untuk manusia dan setiap manusia

memiliki persepsi yang berbeda maka pelayanan yang diberikan dan yang

diterima bervariasi dari satu individu ke individu lainnya dan dari waktu

ke waktu. Ada tiga faktor yang menyebabkan variabilitas kualitas jasa

(Bovee, Houston dan Thill dalam Tjiptono 2000 : 17) yaitu kerjasama atau

partisipasi pelanggan selama penyampaian jasa, moral/motivasi pegawai

dalam melayani pelanggan, dan beban kerja organisasi.

Karakteristik yang diberikan oleh Parasuraman dkk, Kotler dkk tidak jauh

berbeda, hanya saja Kotler dkk menambahkan bahwa jasa tidak dapat disimpan

karena karakteristik dari inseparability-nya.

Sedangkan menurut Bergman (1994 : 266) karakteristik yang membedakan antara

service (jasa) dan barang, adalah:

1. Service bersifat intangible dan mungkin sulit bagi produsen dan konsumen

untuk menjelaskannya dan mengaksesnya

Page 38: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

22

2. Pelanggan selalu turut ambil bagian dalam proses penyediaannya

3. Service dinikmati sampai sebatas mana service itu dapat dinikmati, karena

service itu tidak dapat disimpan atau dipindahkan untuk pelanggan lainnya

4. Pelanggan tidak menjadi pemilik dari sesuatu ketika dia membeli service

5. Service merupakan suatu aktivitas atau proses yang tidak

dapatdirasakan/dicoba-coba oleh pelanggan sebelum dia membelinya

6. Service sering terdiri dari sistem subservice. Pelanggan mengakses

keseluruhan dari subservice. Kualitas dan ketertarikan atas services

bergantung pada pengalaman pelanggan terhadap keseluruhan tersebut

diatas.

Sementara definisi yang diberikan oleh Gronroos sebagaimana dikutip dalam

Ratmino dan Winarsih (2006) dibawah ini :

“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak

kasat mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara

konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan

pemberi pelayanan yang dimaksudkan untuk memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan”.

Menurut Moenir (2006), bahwa pelayanan adalah proses pemenuhan

kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Aktivitas merupakan

proses penggunaan akal, pikiran, pancaindera dan anggota badan dengan atau

tanpa alat bantu yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang

diinginkan. Pelaksanaan pelayanan harus dapat diukur, oleh karena itu dapat

Page 39: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

23

ditetapkan suatu standar baik dalam hal waktu yang diperlukan maupun hasilnya,

agar supaya hasil akhir memuaskan pada pihak-pihak yang mendapat layanan.

Pernyataan tersebut di atas diperjelas oleh Lukman (1999), yang

mendefinisikan bahwa pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang

terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin

secara fisik atau non-fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan. Pelayanan

sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, bahkan secara ekstrim dapat

dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.

Berdasarkan pengertian pelayanan diatas, Walijatun (2000), mengatakan

bahwa pelayanan masyarakat ditujukan kepada publik dalam arti luas, yang

bersifat internal maupun eksternal. Masyarakat internal adalah masyarakat ada

dilingkungan kerja organisasi itu sendiri. Masyarakat eksternal adalah masyarakat

dilingkungan administrasi publik diluar organisasi dan masyarakat. Pelayanan

internal misalnya pelayanan kenaikan pangkat. Pelayanan eksternal misalnya

melayani permohonan hak dan sebagainya. Mengenai istilah untuk menyebut

mereka yang dilayani, sementara ini dipakai istilah “pelanggan”. Pelanggan

adalah terjemahan dari customer, tetapi dirasakan kurang tepat. Istilah

“konsumen” juga dirasakan kurang tepat karena seperti pemakai barang (bukan

jasa) sedangkan dibidang pertanahan sering disebut “pemohon”.

Menurut Mahmudi (2005), bahwa standar pelayanan publik adalah

spesifikasi teknis pelayanan yang dibakukan sebagi patokan dalam melakukan

pelayanan publik. Standar pelayanan publik tersebut merupakan ukuran atau

persyaratan baku yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

Page 40: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

24

dan wajib ditaati oleh pemberi pelayanan (Pemerintah) dan atau pengguna

pelayanan (masyarakat) sehingga masyarakat penerima pelayanan publik

merasakan adanya nilai yang tinggi atas pelayanan tersebut. Cakupan standar

pelayanan publik yang harus ditetapkan sekurang-kurangnya meliputi :

1. Prosedur Pelayanan

Dalam hal ini harus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dibakukan

bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan.

2. Waktu penyelesaian

Harus ditetapkan standar waktu peneyelesaian pelayanan yang ditetapkan

sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian pelayanan

termasuk pengaduan.

3. Biaya pelayanan

Harus ditetapkan standar biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang

ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. Hendaknya setiap kenaikan

tarif pelayanan diikuti dengan peningkatan kualitas pelayanan.

4. Produk pelayanan

Harus ditetapkan standar produk (hasil) pelayanan yang akan diterima

sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan harga pelayanan

yang telah dibayarkan oleh masyarakat, mereka akan mendapat pelayanan

berupa apa saja.

5. Sarana dan prasarana

Harus ditetapkan standar sarana dan prasarana pelayanan yang memadai

oleh penyelenggara pelayanan publik.

Page 41: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

25

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Perlu ditetapkan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan

berdasarkan pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap, dan perilaku yang

dibutuhkan oleh pengguna layanan.

2.3 Kinerja

Menurut Mangkuprawira dan Hubies (2007), yang mengatakan bahwa kinerja

adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu secara terencana pada waktu dan

tempat dari karyawan serta organisasi bersangkutan. Ukuran kinerja dapat dillihat

dari sisi jumlah dan mutu tertentu, sesuai standar yang ditetapkan organisasi.

Dilihat dari bentuknya hasil kinerja dapat bersifat tangible dan intangible. Sistem

penilaian membutuhkan standar kinerja yang mencerminkan seberapa jauh

keberhasilan suatu pekerjaan telah dicapai. Agar efektif, standar hendaknya terkait

dengan hasil yang diinginkan tercapai dari tiap-tiap pekerjaan.

Akan tetapi, menurut Mahmudi (2005), yang mengatakan bahwa fokus

manajemen berbasis kinerja merupakan suatu pengukuran organisasi sektor publik

yang berorientasi pada pengukuran outcome (hasil), bukan sekedar pengukuran

input atau output. Pengukuran outcome adalah untuk mengukur nilai dari suatu

aktivitas atau program, maka pengeluaran outcome mengukur nilai kualitas dari

output tersebut. Dengan kata lain pengukuran outcome adalah pengukuran

dampak sosial suatu aktivitas.

Sementara menurut Pasolong (2007), yang mengemukakan bahwa konsep

kinerja pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai dan

kinerja organisasi. Kinerja pegawai adalah hasil kerja perseorangan dalam suatu

Page 42: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

26

organisasi sedangkan kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang dicapai

suatu organisasi. Kinerja pegawai dan kinerja organisasi memiliki keterkaitan

yang sangat erat. Tercapainya tujuan organisasi tidak bisa dilepaskan dari sumber

daya yang dimiliki oleh organisasi yang digerakkan atau dijalankan pegawai yang

berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan organisasi tersebut.

Pengukuran kinerja pada dasarnya digunakan untuk penilaian atas keberhasilan

atau kegagalan pelaksanaan kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi instansi Pemerintah dan

kepuasan masyarakat terhadap organisasi public sangat penting karena adanya

hubungan kepercayaan masyarakat. Semakin baik kepemerintahan dan kualitas

pelayanan yang diberikan, maka semakin tinggi kepercayaan masyarakat.

Lebih jauh, Mahmudi (2005), yang mengemukakan bahwa berdasarkan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 58 Tahun 2002 telah

memuat tujuh dimensi yang dapat dijadikan dasar untuk mengukur kinerja

pelayanan publik instansi Pemerintah serta Badan Usaha Milik Negara/Badan

Usaha Milik Daerah, yaitu:

1. Kesederhanaan prosedur pelayanan, yaitu apakah telah tersedia prosedur

tetap/Standar Operasional Pelayanan (SOP), apakah tersedia prosedur

pelayanan secara terbuka, bagaimana dalam pelaksanaannya, apakah telah

dilaksanakan secara konsisten dan bagaimana tingkat kemudahannya

dalam mendukung kelancaran pelayanan.

2. Keterbukaan informasi pelayanan, yaitu mencakup apakah ada

keterbukaan informasi mengenai prosedur, persyaratan, biaya pelayanan,

Page 43: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

27

apakah dengan jelas dapat diketahui oleh masyarakat, apakah terdapat

media informasi untuk menunjang kelancaran pelayanan.

3. Kepastian pelaksanaan pelayanan, apakah waktu yang digunakan dalam

proses pemberian perlayanan sesuai dengan jadwal yang ada, dan apakah

biaya yang dibayar oleh masyarakat sesuai dengan tarif yang sudah

ditentukan.

4. Mutu produk pelayanan, yaitu kualitas pelayanan meliputi aspek cara kerja

pelayanan dan apakah hasil kerjanya sudah baik.

5. Tingkat profesional petugas, yaitu tingkat kemampuan keterampilan kerja

petugas mengenai sikap perilaku dan kedisplinan dalam memberikan

pelayanan dan apakah ada kebijakan untuk memotivasi kerja petugas.

Tertib pengolahan administrasi dan manajemen, yaitu mencakup kegiatan

pencatatan administrasi pelayanan dan pengolahan berkas, apakah

dilaksanakan dengan baik dan tertib.

6. Sarana dan prasarana pelayanan, yaitu mencakup keberadaan dan

fungsinya dan sejauh mana fungsi dan daya guna fasilitas-fasilitas tersebut

dalam menunjang kemudahan, kelancaran proses pelayanan dan

memberikan kenyamanan pada pengguna pelayanan.

2.4 Kepuasan Pelanggan

Pawitra (1993:138), mengatakan kepuasan pelanggan dapat dilihat dari

berbagai perspektif yaitu :

Page 44: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

28

1. Teori ekonomi mikro

Dalam teori ekonomi mikro, seorang konsumen sebagai pelanggan akan

mengadakan alokasi sumber-sumber yang langka berlandaskan pada

patokan bahwa perbandingan kegunaan marjinal terhadap harga seluruh

produk akan menjadi sama. Jadi perubahan pada harga atau prefensi yang

mengakibatkan kegunaan marjinal berubah, akan menyebabkan realokasi

dari sumber sehingga tercipta equilibrium baru. Dalam pasar yang

terdeferensiasi, semua konsumen akan membayar harga yang sama, dan

individu yang sebenarnya bersedia membayar harga yang lebih tinggi,

meraih manfaat subyektif.

Manfaat ini disebut surplus konsumen, yakni mengukur perbedaan antara

harga produk dimana seseorang bersedia membayar dan harga yang

dibayarkan sebenarnya berlandaskan pada harga produk yang berlaku.

Lebih besar surplus konsumen, maka lebih besar pula kepuasan pelanggan.

Namun terdapat perbedaan yang hakiki antara konsep kepuasan pelanggan

dan gagasan surplus konsumen sebagai pelanggan. Surplus konsumen

sebagai pelanggan merupakan reaksi tentang harga, kuantitas dan tidak

memperhatikan atribut dari produk seperti kualitas, pelayanan, kemasan

dan lain-lain dari produk/jasa yang dipergunakan pelanggan.

2. Perspektif psikologi dari kepuasan pelanggan

Dari perspektif psikologi, dikenal dua model kepuasan pelanggan yaitu

model kognitif dan afektif. Pada model kognitif, penilaian pelanggan

dilandaskan pada perbedaan antara suatu kumpulan dari kombinasi atribut

Page 45: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

29

yang dipandang gayut untuk individu dan persepsinya tentan kombinasi

dari atribut yang sebenarnya, maka pelanggan akan sangat puas terhadap

suatu produk/jasa. Sebaliknya makin besar perbedaan antara yang ideal

dan yang sebenarnya, makin tidak puas pelanggan itu. Makin kecil

perbedaan itu, makin besar kemungkinan pelanggan yang bersangkutan

mencapai kepuasan. Persepsi individu tentang kombinasi dari atribut yang

ideal tergantung pada daur hidupnya, pengalaman tentang produk/jasa, dan

harapan serta kebutuhannya. Jadi indeks kepuasan pelanggan dalam model

kognitif mengukur perbedaan antara apa yang ingin direalisir individu

dalam pasar dan apa yang ditawarkan pasar. Jika pasar gagal memenuhi

kebutuhan subyektif yang dirasakan (perceived), maka makin besar tingkat

ketidakpuasan pelanggan.

Model afektif menjelaskan bahwa penilaian pelanggan individual tentang

produk/jasa tidak semata-mata atas perhitungan rasional, namun juga

berdasarkan pada kebutuhan subyektif, aspirasi dan pengalaman. Model

ini merupakan suatu alternatif dari model kognitif. Fokus model ini

menitik beratkan pada tingkat aspirasi, perilaku pegetahuan (learning

behavior), emosi, perasaan spesifik (apresiasi, kepuasan, keengganan dan

lain-lain), suasana hati (mood), dan seterusnya. Maksud fokus ini, agar

dapat dijelaskan dan diukur tingkat kepuasan dalam suatu kurun waktu.

3. Konsep kepuasan pelanggan dari perspektif TQM

Hakiki dari perspektif ini adalah bahwa pelanggan merupakan penilai

terakhir dari kualitas, sehingga prioritas utama dalam jaminan kualitas

Page 46: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

30

adalah memiliki piranti yang handal dan sahih tentang penilaian pelanggan

terhadap perusahaan.

Perbedaan utama perspektif TQM dengan psikologi yakni bahwa pada

TQM, persepsi kualitas pelanggan diteropong dari perusahaan secara

keseluruhan (produk, pelayanan, karyawan, reputasi, fasilitas fisik, dan

seterusnya), dan bukan pada produk/jasa saja. Sedangkan pada model

psikologi difokuskan pada kinerja produk/jasa dimata pelanggan.

Pengetahuan persepsi dan sikap pelanggan tentang organisasi bisnis akan

meningkatkan peluangnya untuk membuat keputusan bisnis menjadi lebih baik.

Organisasi bisnis ini akan mengetahui kebutuhan dan harapan pelanggan dan akan

dapat menentukan apakah memang dapat memenuhinya dengan cara yang

memuaskan. Menggunakan persepsi dan sikap pelanggan untuk memperkirakan

mutu barang dan jasa, instrumen atau alat pengukuran kepuasan pelanggan harus

benar-benar dapat mengukur dengan tepat persepsi dan sikap pelanggan tersebut.

Salah satu cara untuk mengukur sikap pelanggan adalah dengan menggunakan

kuesioner. Organisasi bisnis/perusahaan harus merancang kuesioner kepuasan

pelanggan yang secara akurat dapat memperkirakan persepsi pelanggan tentang

mutu barang atau jasa.

Kotler (2000:3) mengemukakan empat metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut :

1. Sistem keluhan dan saran (complaint and suggestion system)

Setiap perusahaan yang berorientasi kepada pelanggan (customer oriented)

perlu memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi para pelanggan

Page 47: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

31

untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan mereka. Media yang

dapat digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di tempat-tempat

yang strategis, misalnya dengan menyediakan kartu komentar dan saluran

telpon khusus (customer hotlines)

2. Survai kepuasan pelanggan (customer satisfaction surveys)

Pada umumnya, penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan

dengan menggunakan metode survai (Tjiptono, 2000:148). Melalui survai,

perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik dari pelanggan

sekaligus pula memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan

menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

3. Belanja siluman (ghost shopping)

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan atau

pembeli potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian ghost

shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan

dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman

mereka dalam membeli produk – produk tersebut. Selain itu, ghost shopper

dapat pula mengamati atau menilai cara perusahaan dan peasingnya untuk

menjawab pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan.

4. Analisis kehilangan pelanggan

Metode ini cukup unik. Perusahaan berusaha menghubungi para

pelanggannnya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih

produsen. Dengan metode ini diharapkan akan diperoleh informasi

Page 48: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

32

penyebab terjadinya hal tersebut. Informasi ini sangat bermanfaat bagi

perusahaan untuk mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka

meningkatkan kepuasan pelanggan.

Pelanggan yang tidak puas akan bereaksi dengan tindakan yang berbeda. Ada

yang mendiamkan saja dan ada pula yang melakukan komplain. Berkaitan dengan

itu, ada 3 kategori tanggapan atau komplain ketidakpuasan menurut Tjiptono

(1997:21), yaitu :

1. Voice Response

Kategori ini meliputi usaha menyampaikan keluhan secara langsung dan

atau meminta ganti rugi langsung kepada perusahaan yang bersangkutan,

maupun kepada distributornya. Bila pelanggan melakukan ini, maka

perusahaan masih mungkin memperoleh beberapa manfaat. Pertama ,

pelanggan memberikan kesempatan sekali lagi kepada perusahaan untuk

memuaskan mereka. Kedua resiko publisitas buruk dapat ditekan, baik

publisitas dalam bentuk rekomendasi dari mulut ke mulut, maupun melalui

koran atau media massa. Dan ketiga, memberikan masukan mengenai

kekurangan pelayanan yang perlu diperbaiki perusahaan.

2. Private Response

Tindakan yang dilakukan antara lain memperingatkan atau memberitahu

kolega, teman, atau keluarganya mengenai pengalaman dengan produk

atau perusahaan yang bersangkutan. Umumnya tindakan ini sering

dilakukan dan dampaknya sangat besar bagi citra perusahaan.

Page 49: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

33

3. Third Party Respond

Tindakan yang dilakukan meliputi meminta ganti rugi secara hukum,

mengadu lewat media masa (misalnya menulis di surat pembaca); atau

secara langsung mendatangi lembaga konsumen, instansi hukum, dan

sebagainya. Tindakan ini sangat ditakuti oleh sebagian besar perusahaan

yang tidak memberi pelayanan baik kepada pelanggannya atau perusahaan

yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik. Kadangkala

pelanggan telah memilih menyebarluaskan keluhannya kepada masyarakat

luas, karena secara psikologis lebih memuaskan. Lagi pula mereka yakin

akan mendapat tanggapan yang lebih cepat dari perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Zeithaml dan Bitner dalam Tjiptono (2004:348), kepuasan pelanggan

dipengaruhi oleh 4 faktor, yaitu :

1. Faktor kualitas layanan (Service Quality), yang mengandung arti

kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan yang dapat

memuaskan para pengguna jasa, baik melalui layanan teknis maupun

administrasi. Kuncinya adalah memenuhi atau bahkan melebihi harapan

kualitas pelayanan pelanggan.

2. Faktor harga (price), strategi penetapan harga merupakan salah satu faktor

penting berkaitan dengan hasil kerja layanan jasa. Perusahaan/organisasi

penyedia jasa administrasi tidak dapat dengan mudah menetapkan

harga/tarif yang diharapkan terkait dengan kepuasan pengguna jasa karena

Page 50: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

34

terdapat beberapa hal yang mempengaruhi kebijaksanaan penetapa

harga/tarif dalam pelayanan jasa administrasi tersebut.

3. Faktor situasi (situasional), merupakan keadaan pada saat pengguna jasa

menerima kinerja layanan jasa administrasi, yang antara lain : apakah

pengguna jasa secara langsung menggunakan jasa administrasi secara

kontinyu, apakah administrasi yang dibangun terkait dengan infrastruktur

(kontak personal, peralatan, proses, dan komunikasi berjalan secara

normal)

4. Faktor pribadi (personality), merupakan variabel-variabel yang terkait

dengan demografi responden pengguna jasa.

Sementara itu untuk mengevaluasi jasa atau pelayanan yang bersifat

intangible, ada lima dimensi pengukuran yang dilakukan (Parasuraman, 1988:16),

yaitu :

1. Reliability (Keandalan)

Kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan segera, akurat

dan memuaskan. Dimensi ini meliputi 5 item pernyataan sebagai berikut:

a. Pernyataan tentang pelaksanaan kegiatan melayani pelanggan

b. Pernyataan tentang diandalkan dalam membantu pelanggan yang

mempunyai masalah

c. Pernyatan tentang dapat dipercaya dan diandalkannya pelayanan yang

bermutu

d. Pernyataan tentang penyampaian jasa sesuai waktu yang dijanjikan

e. Pernyataan tentang catatan dan dokumen yang akurat

Page 51: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

35

2. Responsiveness (Keresponsifan atau Daya tanggap)

Keinginan para staf dan karyawan untuk membantu para pelanggan dan

memberikan pelayanan yang tanggap. Dimensi ini menekankan pada

perhatian dan keseriusan dalam menanggapi permintaan pelanggan,

pertanyaan yang diajukan pelanggan, pengaduan dan masalah yang

dihadapi. Dimensi ini meliputi 5 item pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang kepastian pemenuhan permintaan pelanggan

b. Pernyataan tentang pemberian pelayanan yang tepat dan cepat

c. Pernyataan tentang sikap untuk membantu pelanggan

d. Pernyataan tentang penyediaan waktu untuk melayani pelanggan

e. Pernyataan tentang merespon permintaan pelanggan

3. Assurance (Jaminan atau Keyakinan)

Mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat

dipercaya yang dimiliki para staf/karyawan ; bebas dari bahaya, resiko

atau kerugian. Dimensi ini meliputi 5 item pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang prilaku karyawan yang menimbulkan keyakinan

kepada pelanggan tentang kualitas pekerjaannya

b. Pernyataan tentang perasaan senang, aman, nyaman pelanggan

berhubungan dengan karyawan

c. Pernyataan tentang sikap sopan karyawan terhadap pelanggan

d. Pernyataan tentang pengetahuan dan kemampuan karyawan sesuai

dengan pekerjaan

e. Pernyataan tentang kemampuan menjawab pertanyaan pelanggan

Page 52: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

36

4. Emphaty (Empati)

Meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi, perhatian

pribadi, dan memahami kebutuhan para pelanggan. Dimensi ini meliputi 5

item pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang perhatian kepada konsumen secara individual

b. Pernyataan tentang penyediaan jam kerja sesuai dengan kebutuhan

konsumen

c. Pernyataan tentang penyediaan karyawan yang dapat bertindak sebagai

penasehat konsumen

d. Pernyataan tentang pemenuhan keinginan dan kebutuhan pelanggan

secara memuaskan

e. Pernyataan tentang pemahaman kebutuhan khusus pelanggan

5. Tangibles (Berwujud atau Bukti langsung)

Meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.

Semua ini mewakili persepsi pelayanan kepada pelanggan. Dimensi ini

meliputi 5 item pernyataan sebagai berikut :

a. Pernyataan tentang memperbaharui atau memperbaiki fasilitas fisik

b. Pernyataan tentang fasilitas fisik yang bagus, bersih, dan

menyenangkan

c. Pernyataan tentang fasilitas fisik yang menunjang kegiatan bisnis

d. Pernyataan tentang karyawan yang rapi dan sopan

e. Pernyataan tentang fasilitas yang dapat dimanfaatkan pelanggan

Page 53: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

37

Untuk menentukan kepuasan pelanggan diperlukan data yang menggambarkan

lima faktor di atas yang diwujudkan dalam bentuk harapan dan kenyataan. Data

dikumpulkan dengan metode survei.

Data yang sudah terkumpul diolah dengan menggunakan metode yang disebut

oleh Zeithaml dan Parasuraman dengan metode ServQual (service Quality) yang

menggambarkan dan menerangkan tingkat kepentingan pelanggan atau responden

secara mutu dan kuantitas. Untuk memenuhi tingkat kepentingan dari kelima

dimensi tersebut, pelanggan atau responden memberikat bobot terhadap masing-

masing dimensi dalam bentuk persentase, sehingga bobot total adalah 100%.

Dimensi yang diberi bobot lebih tinggi, menunjukkan penilaian responden pada

dimensi itu lebih penting dari dari dimensi yang lain. Untuk menjawab sejauh

mana mutu pelayanan untuk memenuhi kepuasan pelanggan, digunakan

importance – performance analysis atau analisis tingkat kepentingan pelanggan

dan kinerja pemberi jasa, yang dikutip oleh Supranto (2001:239).

2.5 Pengukuran Kualitas Pelayanan

Ada banyak variasi dalam upaya mendefenisikan servqual sektor publik. Baik

organisasi privat/bisnis maupun birokrasi publik masing-masing tentunya

mempunyai ukuran-ukuran tersendiri dalam upaya memberikan pelayanan yang

maksimal. Pada dasarnya teori tentang servqual dari Zeithalm ini asal mulanya

dari dunia bisnis, kemudian tidak sedikit diadopsi untuk organisasi public.

Walaupun berasal dari dunia bisnis tetapi dapat juga dipakai untuk mengukur

kinerja pelayanan publik yang diberikan oleh instansi pemerintah.

Page 54: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

38

Lain halnya, Irawan (2007), yang mengatakan bahwa servqual adalah konsep

yang paling banyak digunakan oleh pelaku bisnis di dunia yang berkecimpung

dalam hal pelayanan pelanggan. Kelebihan menggunakan konsep servqual ini

adalah karena didasarkan atas suatu riset yang sangat komprehensif, mudah

dipahami dan mempunyai instrument yang jelas untuk melakukan suatu

pengukuran.

Menurut Gaspersz (1997), yang mengatakan bahwa keberhasilan maupun

kegagalan (kinerja) penyelenggaraan pelayanan dapat dijelaskan antara lain

melalui kualitas pelayanan (quality of service) persepsi atau pandangan (image)

pelanggan akan positif maupun negatif sangat tergantung pada kualitas pelayanan

yang diterima oleh pelanggan. Dengan demikian, kepuasan pelanggan terhadap

pelayanan yang mereka terima atau rasakan dapat dijadikan sebagai salah satu

indikator kinerja pelayanan. Untuk itu, perlu dilakukan pengukuran terhadap

kualitas pelayanan yang diselenggarakan oleh suatu organisasi sebagai bagian

penting yang mencerminkan kinerja pelayanannya. Kemudian terhadap kualitas

pelayanan dan kepuasan terdapat suatu hubungan (korelasi) antara kualitas

pelayanan dengan kepuasan pelanggan melalui produk yang dikonsumsi

pelanggan.

Menurut Rahmayanty (2010) dalam Manajemen Pelayanan Prima,

Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan menerapkan prinsip-

prinsip pelayanan publik yang terdapat pada Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara Nomor 63/Kep/M.Pan/7/2003 yaitu :

Page 55: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

39

1. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan

mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan

a. Persyaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa

dalam pelaksanaan pelayanan publik;

c. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran.

3. Kepastian waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang

telah ditentukan.

4. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah.

5. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan kepastian

hukum.

6. Tanggung jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk

bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian

keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

Page 56: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

40

7. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersediannya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan pendukung

lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi

telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan Akses

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan Pemberi pelayanan harus

bersikap disiplin, sopan dan santun, ramah, serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

10. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan ruang tunggu yang

nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat serta dilengkapi

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parkir, toilet, tempat ibadah

dan lain-lain.

Lebih jelas diungkapkan Rahmayanty dalam Manajemen Pelayanan Prima

(2010), bahwa Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/Kep/M.Pan/7/2003 memiliki maksud dan tujuan sebagai berikut :

1. Sebagai acuan bagi seluruh penyelenggara pelayanan publik dalam

pengaturan dan pelaksanaan kegiatan pelayanan publik sesuai dengan

kewenangannya.

Page 57: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

41

2. Bertujuan untuk mendorong terwujudnya penyelenggaraan pelayanan

publik yang prima dalam arti memenuhi harapan dan kebutuhan baik bagi

pemberi maupun penerima pelayanan.

Untuk mengetahui kualitas pelayanan yang dirasakan secara nyata oleh

masyarakat, maka kepuasan masyarakat dalam pelayanan publik dapat diukur

dengan sepuluh prinsip kualitas pelayanan yang ada pada KepMenPan 63/2003,

dan keputusan seorang konsumen untuk menggunakan suatu jasa juga dipengaruhi

oleh berbagai faktor antara lain adalah persepsinya terhadap kualitas pelayanan.

Dengan kata lain, baik buruknya kualitas pelayanan yang diberikan oleh

penyedia layanan tergantung persepsi konsumen atau pelayanan yang diberikan.

Pernyataan ini menunjukan adanya hubungan yang sangat signifikan antara

kualitas pelayanan dengan kepuasan masyarakat dengan rumusan sebagai berikut :

SERVQUAL Score = Perception Score – Ekspectation Score

2.6 Penelitian Sejenis

Dalam penelitian ini peneliti mencoba menggali bagaimana tingkat tingkat

kepuasan rekanan dan SKPD terhadap kinerja ULP Pemerintah Kabupaten

Badung merujuk dari penelitian sejenis sebagai referensi diantaranya :

a. Cokorda Gde Dharma Putra dengan penelitian berjudul “Analisis

Kepuasan Pelanggan Pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) di

Kabupaten Jembrana”.

b. I Gusti Agung Ketut Wira Sutha dengan penelitian berjudul “Analisis

Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan Badan Pelayanan Perijinan

Terpadu (BPT) Kabupaten Badung”.

Page 58: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

42

Kedua penelitian diatas juga meninjau dimensi kualitas pelayanan yang

meliputi : Tangible (bukti fisik/nyata), Reliability (keandalan/dapat dipercaya),

Responsiveness (daya tanggap), Assurance (jaminan) dan Empathy

(kesungguhan), dimana indikator penelitian yang digunakan meliputi :

1. Prosedur pelayanan

2. Persyaratan pelayanan

3. Kejelasan petugas pelayanan

4. Kedisiplinan petugas pelayanan

5. Tanggung jawab petugas pelayanan

6. Kemampuan petugas pelayanan

7. Kecepatan pelayanan

8. Keadilan mendapatkan pelayanan

9. Kesopanan dan keramahan petugas

10. Kewajaran biaya pelayanan

11. Kepastian biaya pelayanan

12. Kepastian jadwal pelayanan

13. Kenyamanan lingkungan

14. Keamanan pelayanan

Dimana dalam penelitian ini peneliti menggunakan indikator diatas dalam

menyusun pertanyaan kuisioner dan disesuaikan dengan dimensi kualitas

pelayanan tersebut kemudian dilakukan analisis data dengan .menggunakan

Statistical Package for Social Science (SPSS) Versi 17. SPSS adalah sebuah

program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. SPSS

Page 59: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

43

dipublikasikan oleh SPSS Inc. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences

atau Paket Statistik untuk Ilmu Sosial) versi pertama dirilis pada tahun 1968,

diciptakan oleh Norman Nie, seorang lulusan Fakultas Ilmu Politik dari Stanford

University. SPSS menyediakan berbagai fasilitas perangkuman dan presentasi

data, mulai dari yang paling sederhana dalam bentuk grafik, seperti pie chart,

histogram, bar chart, scatterplot, sampai dalam bentuk tabel yang siap untuk

diekspor ke Microsoft Word, Excel, PowerPoint, ataupun PDF.

Page 60: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif,

dimana penelitian diarahkan untuk menguraikan atau menjelaskan secara rinci apa

yang menjadi permasalahan dan tujuan penelitian. Dalam hal ini uraian didasarkan

pada persepsi pelanggan (rekanan dan SKPD) pengguna jasa dengan

membandingkan antara ekspektasi (harapan) dengan kenyataan pelayanan yang

diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang bersifat tertutup di ULP

Pemerintah Kabupaten Badung.

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Unit Layanan Pengadaan Pemerintah Kabupaten

Badung yang beralamat di Pusat Pemerintah Kabupaten Badung, Jl. Raya

Sempidi, Mangupura, Kabupaten Badung.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer bersumber dari responden yang berasal dari SKPD dan

Rekanan pengguna layanan pelelangan di ULP Pemerintah Kabupaten Badung

yang diperoleh secara langsung melalui pengisian kuesioner. Data sekunder

diperoleh melalui studi literatur dan data-data lain yang berkaitan seperti buku,

internet, surat kabar, peraturan pemerintah, surat keputusan dan lain-lain.

44

Page 61: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

45

Sumber data penelitian berasal dari 3 instansi di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Badung yang memiliki paket pelelangan terbanyak dan berbagai

literatur yang relevan dengan penelitian ini.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data mengenai kepuasan SKPD dan Rekanan terhadap kualitas pelayanan

yang ditinjau melalui tingkat kepentingan dan kepuasan SKPD dan Rekanan

diperoleh melalui :

1. Kuesioner, yaitu daftar pertanyaan yang berkaitan dengan topik penelitian

yang disebarkan kepada responden.

2. Studi kepustakaan, dengan cara mencari literatur dan data-data lain yang

berkaitan seperti buku, internet, surat kabar, peraturan pemerintah dan

lain-lain

3.5 Sampel Penelitian

Sampel penelitian bersumber dari SKPD dan Rekanan yang menggunakan

layanan ULP Pemerintah Kabupaten Badung. Ukuran pengambilan sampel yang

digunakan mengacu kepada pendapat Slovin (Umar, 2005) dengan rumus :

dimana :

n = N . …………………………………………………………(1)

1 + (Ne2)

n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

e = persen kelonggaran penelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang

masih ditolerir atau diinginkan yaitu 10%

Page 62: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

46

3.5.1 Responden dari SKPD

Responden diambil dari SKPD yang paling banyak memiliki paket

pengadaan di Pemerintah Kabupaten Badung pada Tahun Anggaran 2013. SKPD

yang memiliki kegiatan pelelangan paling banyak pada Pemerintah Kabupaten

Badung untuk Tahun Anggaran 2013 adalah Dinas Cipta Karya, Dinas Bina

Marga dan Pengairan dan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga. Responden

yang dipakai adalah mereka yang terlibat dalam proses pengadaan barang/jasa dan

berhubungan langsung dengan ULP Pemerintah Kabupaten Badung yaitu :

1. Responden yang menjabat sebagai PPK sebanyak 16 orang.

2. Responden yang menjabat sebagai PPTK sebanyak 14 orang.

Karena responden yang ada kurang dari 100, maka untuk penelitian ini

diambil semua responden, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi

sebanyak 30 responden.

3.5.2 Responden dari Rekanan

Responden dari rekanan diambil berdasarkan jumlah rekanan yang pernah

mengikuti proses pengadaan barang/jasa yang tercatat pada sistem ULP pada

Tahun Anggaran 2013 yaitu 249 rekanan. Berdasarkan data tersebut kemudian

dimasukan kedalam rumus Slovin, sehingga diperoleh jumlah sampel sebagai

berikut :

= 249 .

1 + (249x 0,12)

= 249

1 + 2,49

= 71,3

= 71 sampel

Page 63: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

47

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Simple

Random Sampling, sehingga populasi dari tiap kelompok memiliki peluang yang

sama untuk memberikan data yang dibutuhkan. Berdasarkan perhitungan di atas,

sampel yang dibutuhkan adalah 30 + 71 = 101 orang sampel/responden.

3.6 Teknik Analisis Data

Metode yang merupakan data yang bersifat menggolongkan saja, tidak bisa

dicacah atau dihitung atau uraian yang bersifat keterangan tanpa rumus dengan

angka-angka melainkan dengan cara menggunakan perbandingan hal-hal yang

berhubungan dengan pelayanan jasa terhadap SKPD dan Rekanan yang sedang

diteliti. Misalkan penggolongan tingkat pelayanan ULP berdasarkan penampilan

fisik (tangible), kehandalan (reliability), tanggapan (responsiveness), kepastian

(assurance), dan empati (emphaty).

Dengan menggunakan skala Likert, maka jawaban setiap item instrumen

diberi rentangan skor nilai 1 (satu) yang menunjukkan sangat tidak puas/sangat

tidak penting sampai 5 (lima) yang menunjukan sangat puas/sangat penting.

Dalam hal ini harapan terhadap pelayanan diranking menggunakan skala 5

(lima) yaitu :

Tabel 3.1

Ranking tingkat harapan

No Jawaban Bobot

1 Sangat Tidak Penting 1

2 Tidak Penting 2

3 Cukup Penting 3

4 Penting 4

5 Sangat Penting 5

Page 64: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

48

Sedangkan untuk tingkat kenyataan pelayanan/aspek kepuasan diranking

dengan menggunakan skala 5 (lima) yaitu :

Tabel 3.2

Ranking tingkat kenyataan kualitas pelayanan

No Jawaban Bobot

1 Sangat Tidak Puas 1

2 Tidak Puas 2

3 Cukup Puas 3

4 Puas 4

5 Sangat Puas 5

Berdasarkan hasil penilaian tingkat harapan dan hasil penilaian kenyataan

pelayanan akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara

tingkat harapan dan tingkat kenyataannya.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah data primer yang

diperoleh dari sampel penelitian adalah sebagai berikut :

3.6.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner

a. Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui item-item

instrumen yang valid dan atau item-item instrumen yang tidak valid.

Rumus statistik yang digunakan untuk penggujian validitas adalah statistic

koefisien korelasi product moment. Fungsi rumus ini adalah mengetahui

validitas (kesahihan) pada setiap item kuisioner penelitian. Rumus statistik

tersebut adalah sebagai berikut (Dajan, 1991) :

…………………………………(2)

Dimana : r = Nilai koefisien korelasi

Page 65: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

49

(∑Xi ) = Jumlah skor item

(∑Yi ) = Jumlah skor total (seluruh item)

n = Jumlah responden

Selanjutnya dihitung dengan Uji – t dengan menggunakan rumus :

t hitung = .......................................................................................(3)

Dimana : r = Koefisien Korelasi hasil r hitung

n = Jumlah responden

Distribusi (Tabel t) untuk ᾳ = 0,05 dan derajat kebebasan = db = n – 2,

dimana :

Jika t hitung > t tabel berarti valid, sebaliknya

Jika t hitung < t tabel berarti tidak valid

b. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas dilakukan guna mengetahui konsistensi dari

alat ukur/instrumen yang digunakan, sehingga hasil dari suatu pengukuran

dapat dipercaya. Rumus statistik yang digunakan adalah teknik reliability

analysis Alpha Cronbach. Fungsi rumus ini adalah untuk mengetahui

reliabilitas (kehandalan) instrumen kuisioner sebagai alat ukur tingkat

kepuasan baik SKPD maupun Rekanan. Rumus reliability analysis Alpha

Cronbach adalah sebagai berikut (Sugiyono, 1991):

……………………………..…………………(4)

Dimana : r = Nilai reliabilitas instrumen

Page 66: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

50

k = Banyaknya butir pertanyaan

= Jumlah varians item

= Varians total

Koefisien reliabilitas yang diperoleh dari pengujian validitas

dikonsultasikan ke tabel harga kritik product moment dengan taraf

kepercayaan 95%. Kriteria pengujiannya adalah apabila nilai r hitung > r

tabel, maka pernyataan dinyatakan reliabel, dan sebaliknya apabila nilai r

hitung < r tabel, maka pernyataan dinyatakan tidak reliabel.

Ballan (dalam Parsaulian Siregar, 2004) memberikan pedoman untuk

koefisien Alpha sebagai berikut :

Tabel 3.3

Kriteria Penentuan Koefisien Alpha Menurut Ballan

Koefisien Alpha Ketentuan

≤ 0,70

0,70 ≤ x ≤ 0,79

0,80 ≤ x ≤ 0,84

0,84 ≤ x ≤ 0,89

0,90 ≤ x ≤ 1,00

Kurang (poor)

Cukup (fair)

Bagus (good)

Sangat bagus (very good)

Luar biasa bagus (excellent)

Sumber : Ballan (dalam Parsaulian Siregar, 2004)

3.6.2 Pengukuran Tingkat Kepuasan Rekanan dan SKPD

Pengukuran tingkat kepuasan dilakukan dengan cara membandingkan skor

harapan responden terhadap kenyataan pelayanan yang diterima. Dari hasil

perbandingan tersebut akan dapat diketahui tingkat kepuasan responden. Rumus

Page 67: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

51

yang dipakai untuk mengukur tingkat kepuasan tersebut adalah sebagai berikut

(Supranto, 2003 : 241) :

………………………………………………………….(5)

Dimana : TKP = Tingkat Kepuasan Rekanan/SKPD

P = Skor persepsi/kenyataan

E = Skor ekspektasi/harapan

Analisa dilanjutkan dengan memasukkan data yang diperoleh ke dalam

diagram kartesius. Penempatan masing-masing dimensi ke dalam diagram

kartesius berfungsi untuk mengetahui dimensi apa saja yang harus diprioritaskan

untuk meningkatkan tingkat kepuasan SKPD dan Rekanan. Dalam diagram

kartesius, sumbu mendatar (X) akan diisi oleh skor kenyataan, sedangkan sumbu

tegak (Y) akan diisi oleh skor harapan dengan rumus :

X = n

Xi ............................. (6) Y =

n

Yi............................................ (7)

Dimana : X = Skor rata-rata tingkat kenyataan

Y = Skor rata-rata tingkat harapan

n = Jumlah responden

Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi atas empat bagian yang

dibatasi dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik ( X ,Y ),

dimana X merupakan rata-rata dari rata-rata skor tingkat kenyataan pelanggan

seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat

Page 68: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

52

harapan seluruh dimensi yang mempengaruhi kepuasan pelanggan. Seluruhnya

ada 24 dimensi untuk SKPD dan 31 dimensi untuk Rekanan.

Rumus selanjutnya :

X = K

XiN

i

1 ................................ (8) Y =

K

YiN

i

1 .................................. (9)

Dimana : K = Banyak atribut/fakta/dimensi yang dapat mempengaruhi kepuasan

pelanggan (dalam penelitian ini K = 24 untuk SKPD dan K = 31 untuk rekanan).

Tingkat unsur-unsur tersebut akan dijabarkan menjadi empat bagian ke dalam

diagram kartesius seperti Gambar 3.1.

Prioritas Utama

( Focus Improvement

Efforts Here )

A

Pertahankan Prestasi

( Maintain Performance )

B

Prioritas Rendah

( Medium-Low Priority )

C

Berlebihan

( Reduce Emphasize )

D

X

X

Kenyataan

Harapan

Gambar 3.1 Diagram Kartesius

Sumber : Supranto, J. 2011

Y

Y

Page 69: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

53

Keterangan :

Kuadran A : Menunjukkan faktor atau dimensi yang dianggap mempengaruhi

kepuasan pelanggan, termasuk unsur-unsur jasa yang dianggap

sangat penting, namun manajemen belum melaksanakannya sesuai

keinginan pelanggan. Sehingga mengecewakan/tidak puas.

Kuadran B : Menunjukkan unsur jasa pokok yang telah berhasil dilaksanakan

perusahaan, untuk itu wajib dipertahankannya. Dianggap sangat

penting dan sangat memuaskan.

Kuadran C : Menunjukkan beberapa faktor yang kurang penting pengaruhnya

bagi pelanggan, pelaksanaannya oleh perusahaan biasa-biasa saja.

Dianggap kurang penting dan kurang memuaskan .

Kuadran D : Menunjukkan faktor yang mempengaruhi pelanggan kurang penting,

akan tetapi pelaksanaanya berlebihan. Dianggap kurang penting

tetapi sangat memuaskan.

3.6.3 Pengukuran Terhadap Hubungan Antara Dimensi Yang

Mempengaruhi Kepuasan Rekanan dan Kepuasan SKPD

Untuk mengetahui dimensi apa saja yang mempengaruhi kepuasan

Rekanan dan kepuasan SKPD dilakukan dengan mencari model persamaan

regresi. Tujuan dari analisis regresi adalah untuk memprediksi besar variabel

terikat (dependent variable) dengan menggunakan data variabel bebas

(independent variable).

Analisis regresi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda untuk memeriksa dan memodelkan hubungan antara variabel-variabel,

Page 70: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

54

serta mencari ada atau tidak pengaruh variabel bebas dari masing-masing tinjauan

terhadap variabel terikat,dan mengukur seberapa besar pengaruhnya. Disebut

berganda karena variabel bebas tinjauan pada penelitian ini terdiri lebih dari satu

variabel bebas.

Analisis regresi berganda adalah metode analisis mulitivarian yang

digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa variabel independen

dengan variabel dependen. Dalam hal ini penelitian yang dilakukan terdiri dari

dua jenis yaitu Rekanan dan SKPD. Sehingga dalam penelitian ini analisis regresi

berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas

(Independent) yaitu Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, serta

Empathy dengan variabel terikat (Dependent) yakni kepuasan Rekanan dan

SKPD.

Analisis dilakukan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan antara

variabel independen dengan variabel dependen, baik secara parsial maupun secara

simultan. Analisis regresi juga dilakukan pada tingkat 95% (α = 0,05) dan

menggunakan metode enter, yaitu semua variabel independen dimasukkan secara

bersama dalam model perhitungan, kemudian melihat nilai t hitung untuk

dibandingkan dengan angka kritis pada tabel t atau dengan melihat tingkat

signifikannya dan membandingkannya dengan nilai α = 0,05.

Model regresi untuk kepuasan Rekanan dan SKPD menggunakan model regresi

yang sama, yang berbeda adalah variabel yang menjadi dasar perhitungan yang

disesuaikan dengan kuisioner yang diberikan, model regresinya adalah :

= + + + + …………………………(10)

Page 71: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

55

dimana:

= Konstanta

= koefisien regresi Tangible

= koefisien regresi Reliability

= koefisien regresi Responsiveness

= koefisien regresi Assurance

= koefisien regresi Empathy

1X = Tangible

2X = Reliability

3X = Responsiveness

4X = Assurance

5X = Empathy

Y = Kepuasan Rekanan/SKPD

Indikator/variabel yang digunakan dalam menyusun pertanyaan kuisioner

berdasarkan pada lima dimensi pengukuran dan dikombinasikan dengan prinsip-

prinsip pelayanan publik dalam Keputusan Menteri PAN dan menyesuaikan

dengan kondisi yang ada pada ULP Pemerintah Kabupaten Badung serta

ketentuan yang mengatur tentang proses pelelangan.

Dalam analisis regresi berganda ini, selain mengukur kekuatan hubungan

antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel

dependen dengan variabel independen. Dimana variabel dependen diasumsikan

random/stokastik yang berarti mempunyai distribusi probabilistik dan variabel

bebas diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang

Page 72: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

56

berulang). Cara yang digunakan untuk melihat hubungan tersebut yaitu dengan

melihat nilai Koefisien Determinasi (R2) dan F hitung untuk mengetahui pengaruh

variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen melalui Uji F

serta nilai t hitung untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

parsial/sendiri-sendiri terhadap variabel dependen melalui Uji T.

Untuk uji signifikansi parameter individual (Uji Statistik T), pengambilan

keputusan dilakukan dengan membandingkan nilai statistik dengan titik kritis

menurut tabel. Apabila nilai statistik t hitung > nilai t tabel, maka kita menerima

hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa suatu variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen.

Untuk uji signifikansi simultan (Uji Statistik F), pengambilan

keputusannya adalah dengan membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan F

menurut tabel. Apabila nilai F hitung > nilai F tabel maka hipotesis alternatif yang

menyatakan bahwa semua variabel indepeden secara bersama-sama/serentak dan

signifikan mempengaruhi variabel dependen. Dalam hal ini untuk kepuasan

Rekanan hipotesis yang akan diselidiki adalah :

H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen (kepuasan).

H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap

variabel dependen (kepuasan).

Model regresi berganda (multiple regression) dapat disebut sebagai model

yang baik apabila model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator). Keterandalan koefisien regresi yang dihasilkan dari analisis dapat

Page 73: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

57

diketahui dengan melakukan uji asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang digunakan

dalam penelitian ini meliputi pengujian normalitas data, ada tidaknya

multikolinearitas serta ada atau tidaknya heteroskedastisitas.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya

mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Sebagai dasar bahwa

uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

normal. Jika asumsi ini dilanggar maka model regresi dianggap tidak valid

dengan jumlah sampel yang ada. Untuk menguji normalitas model regresi

tersebut dilakukan dengan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

Menurut uji Kolmogorov-Smirnov, data dikatakan berdistribusi normal

apabila nilai Asymp.Sig (2- tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi.

b.Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas juga bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent variable).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel

bebas, karena jika hal tersebut terjadi maka variabel-variabel tersebut tidak

ortogonal atau terjadi kemiripan. Variabel ortogonal adalah variabel bebas

yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas bernilai nol. Uji ini untuk

menghindari kebiasan dalam proses pengambilan keputusan mengenai

pengaruh parsial masing-masing variabel independen terhadap variabel

Page 74: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

58

dependen. Untuk mendeteksi apakah terjadi problem multikolinearitas

dapat melihat nilai tolerance dan lawannya variace inflation factor (VIF).

Uji Multikolinearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF) dari hasil analisis. Apabila nilai tolerance

value lebih tinggi daripada 0,10 atau VIF lebih kecil daripada 10 maka

dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearitas

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya gejala heteroskedastisitas. Ada beberapa metode pengujian yang

bisa digunakan diantaranya yaitu Uji Park, Uji Glesjer, Melihat pola grafik

regresi, dan uji koefisien korelasi Spearman. Dan dalam penelitian ini

metode yang digunakan adalah Uji Park. Metode Uji Park yaitu dengan

meregresikan nilai residual dengan masing-masing variabel dependen.

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1. Ho : tidak ada gejala heteroskedastisitas

2. Ha : ada gejala heteroskedastisitas

3. Ho diterima bila –t tabel < t hitung < t tabel berarti tidak terdapat

heteroskedastisitas dan Ho ditolak bila t hitung > t tabel atau -t

hitung < -t tabel yang berarti terdapat heteroskedastisitas.

Page 75: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

59

Lebih lanjut uraian variabel, indikator, dan instrumen penelitian dapat

dilihat dalam matriks, sebagaimana disajikan pada tabel berikut dibawah ini :

Tabel 3.4

Permasalahan, Variabel, Indikator, dan Sumber Data

Variabel Indikator Instrumen Sumber Data

Kepuasan SKPD Tingkat

kepuasan SKPD

Kuisioner

Studi pustaka

PPK & PPTK

Kabupaten

Badung

Kepuasan Rekanan Tingkat Kepuasan

Rekanan

Kuisioner

Studi pustaka

Rekanan yang ikut

lelang

a. Hubungan antara

dimensi yang

mempengaruhi

kepuasan Rekanan

b. Hubungan antara

dimensi yang

mempengaruhi

kepuasan SKPD

Persamaan

Regresi

Kuisioner

Studi pustaka

a. Rekanan yang

ikut lelang di

Kabupaten

Badung

b. PPK & PPTK

di Kabupaten

Badung

Sebagai gambaran mengenai keseluruhan urutan langkah-langkah yang

akan dilaksanakan dalam penelitian ini, pada Gambar 3.2 akan disajikan pada alur

kerangka penelitian yang disajikan dalam bentuk diagram alir sederhana.

Page 76: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

60

Ya

Perumusan Masalah dan Tujuan Penelitian

Tinjauan Pustaka

Persiapan Kuisioner

Tidak

Selesai

Mulai

Pengumpulan Data

Data Primer Variabel Kepuasan Rekanan dan

SKPD

Data Sekunder Laporan ULP & data lainnya

Hasil Penelitian : a. Tingkat kepuasan Rekanan dan SKPD terhadap Kinerja ULP

Pemerintah Kabupaten Badung - Perbandingan skor kenyataan dengan skor harapan - Analisa kuadran

b. Hubungan antara dimensi yang mempengaruhi kepuasan Rekanan dan SKPD

Simpulan dan Saran

Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner Menggunakan SPSS Ver.17

Analisis Data Menggunakan SPSS ver. 17

Gambar 3.2 Kerangka Alur Penelitian

Page 77: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

61

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan dan Pengolahan Data

Peneliti telah menyebar kuisioner yang berisi pertanyaan tertulis kepada

SKPD dan Rekanan pengguna jasa layanan ULP Pemerintah Kabupaten Badung

yang sesuai dengan jumlah sampel yang ditentukan yaitu 30 responden dari SKPD

dan 79 responden dari Rekanan, dengan jumlah pertanyaan dalam kuisioner

adalah 24 untuk SKPD dan 31 untuk rekanan. Pertanyaan yang diberikan

berhubungan dengan harapan dan kenyataan SKPD dan Rekanan terhadap

pelayanan yang diberikan oleh ULP Pemerintah Kabupaten Badung, selama

kurang lebih dua bulan masa penelitian. Analisis dan pengujian hasil analisa

dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi 17.

4.2 SKPD

Pengolahan hasil penelitian mencakup penyusunan Tabel Distribusi Jawaban

Responden, Pengujian Persyaratan Analisis, pengukuran tingkat Kepuasan SKPD

terhadap pelayanan ULP Pemerintah Kabupaten Badung. Hasil pengolahan data

adalah sebagai berikut :

4.2.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner

Pengujian persyaratan analisis merupakan prosedur untuk mengetahui

kualitas data primer yang diperoleh dari para responden yang menjadi sampel

penelitian dengan melakukan pengujian validitas instrumen dan reliabilitas alat

ukur. Dalam pengujian persyaratan analisis ini, peneliti menyebarkan instrumen

61

Page 78: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

62

yang akan diuji validitasnya dimana untuk SKPD menggunakan seluruh populasi

yaitu 30 responden. Hasil pengujian persyaratan analisis adalah sebagai berikut :

a. Hasil Pengujian Validitas Instrumen

Pengukuran validitas instrumen penelitian dilakukan dengan

menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson Product Moment.

Kriterianya adalah jika r hitung lebih besar dari r tabel berarti valid, dan

sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel berarti tidak valid.

Berdasarkan taraf kepercayaan (degree of freedom/df) yang dipilih sebesar

95 persen dan alpha 5 persen dengan jumlah sampel penelitian untuk

pengujian validitas adalah sebanyak 30 responden, didapat r tabel sebesar

0,361. Hasil pengujian koefisien validitas sebagaimana tertera pada

Lampiran 3 s/d 7 dan terangkum dalam Tabel 4.1 di bawah.

Hasil pengujian koefisien korelasi validitas yang tertera pada tabel

di bawah dapat diketahui bahwa dari hasil penghitungan didapatkan

koefisien validitas seluruh item kuisioner penelitian yang disampaikan

kepada para pihak yang menjadi sampel penelitian memenuhi kriteria

valid, yakni hasil pengukuran koefisien validitas lebih besar dari angka

penguji pada r tabel.

Hal tersebut bermakna bahwa indikator penelitian dapat digunakan

sebagai pengumpul data yang efektif untuk menggali masalah yang

dijadikan obyek penelitian dan selanjutnya dapat diolah untuk mengukur

dimensi kajian dan indikator penelitian untuk masing–masing dimensi

kajian.

Page 79: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

63

Tabel 4. 1

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

No.

Item Koefisien Korelasi

r Kritik Product

Moment Hasil Pengujian

1 0,913 0,361 Valid

2 0,904 0,361 Valid

3 0,851 0,361 Valid

4 0,918 0,361 Valid

5 0,905 0,361 Valid

6 0,928 0,361 Valid

7 0,939 0,361 Valid

8 0,928 0,361 Valid

9 0,907 0,361 Valid

10 0,904 0,361 Valid

11 0,910 0,361 Valid

12 0,879 0,361 Valid

13 0,860 0,361 Valid

14 0,886 0,361 Valid

15 0,952 0,361 Valid

16 0,953 0,361 Valid

17 0,919 0,361 Valid

18 0,896 0,361 Valid

19 0,929 0,361 Valid

20 0,917 0,361 Valid

21 0,881 0,361 Valid

22 0,901 0,361 Valid

23 0,900 0,361 Valid

24 0,941

0,361 Valid

b. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Koefisien korelasi reliabilitas yang diperoleh dari hasil

penghitungan statistik menggunakan teknik Reliability Analysist Alpha

kemudian dibandingkan terhadap klasifikasi Koefisien Reliabilitas Alpha

Cronbach menurut Ballan sesuai Tabel 3.1. Hasil pengujiannya

sebagaimana terlihat pada Lampiran 8 s/d 12 yang selanjutnya terangkum

dalam Tabel 4.2 berikut ini :

Page 80: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

64

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian

NO VARIABEL

KOEFISIEN

RELIABILITAS

ALPHA

CRONBACH

KLASIFIKASI

1 Tangible 0,938 Luar Biasa Bagus

2 Empathy 0,923 Luar Biasa Bagus

3 Reliability 0,947 Luar Biasa Bagus

4 Responsiveness 0,933 Luar Biasa Bagus

5 Assurance 0,964 Luar Biasa Bagus

Hasil pengujian reabilitas seluruhnya bermakna bahwa indikator–indikator

penelitian yang dijadikan kuisioner penelitian dan dipergunakan sebagai

alat pengumpul data primer ternyata dapat diandalkan untuk mengukur

masing-masing dimensi yang dioperasionalkan guna mengungkap

masalah–masalah yang dijadikan obyek penelitian. Kriteria keandalan

(reliable) instrumen pengumpul data primer ini penting sekali karena para

pihak yang menjadi sampel penelitian memiliki karakteristik dan daya

persepsi yang berbeda.

Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen dan reabilitas alat

ukur diketahui bahwa data yang diperoleh dari para responden yang

menjadi sampel penelitian dapat dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya

data tersebut diolah untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan.

4.2.2 Analisis Tingkat Kepuasan SKPD

Dalam mengukur tingkat kepuasan SKPD dilakukan dengan

membandingkan antara tingkat kenyataan SKPD terhadap pelayanan yang

diterima dengan tingkat harapannya dari pelayanan yang dimaksud. Sehubungan

Page 81: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

65

dengan hal tersebut, peneliti mengajukan 24 pertanyaan untuk harapan dan

kenyataan SKPD terhadap pelayanan yang diterima.

Setelah data diolah, diperoleh nilai harapan dan nilai kenyataan untuk

masing–masing variabel seperti tertera dalam Lampiran 1 untuk Harapan Layanan

dan Lampiran 2 untuk Kenyataan Layanan yang selanjutnya terangkum pada tabel

di bawah ini :

4.2.2.1 Tingkat Kepuasan SKPD pada dimensi Tangible

Tabel 4.3 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan SKPD pada kelompok tangible. Dilihat dari item pertanyaan yang

diajukan, tingkat kepuasan SKPD tertinggi adalah aspek papan petunjuk di

ULP yakni sebesar 90,37%, sedangkan tingkat kepuasan SKPD terendah

adalah aspek kondisi ruang tunggu yakni sebesar 85,19%.

Tabel 4.3

Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Tangible

Nomor Nilai Nilai Kepuasan SKPD

(%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 123 140 87,86

2 125 141 88,65

3 118 134 88,06

4 122 135 90,37

5 115 135 85,19

4.2.2.2 Tingkat Kepuasan SKPD pada dimensi Empathy

Tabel 4.4 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan SKPD pada kelompok Empathy. Dilihat dari item pertanyaan yang

diajukan, tingkat kepuasan SKPD tertinggi adalah aspek waktu yang

disiapkan ULP untuk rapat penjelasan yakni sebesar 86,13%, sedangkan

Page 82: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

66

tingkat kepuasan SKPD terendah pada aspek waktu yang disiapkan ULP

untuk untuk rapat persiapan yakni sebesar 84,29%. Hal ini menunjukan

bahwa SKPD merasa sangat puas dengan alokasi waktu yang disiapkan oleh

ULP.

Tabel 4.4

Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Empathy

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

SKPD (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 122 144 84,72

2 118 140 84,29

3 118 137 86,13

4.2.2.3 Tingkat Kepuasan SPKD pada dimensi Reliability

Tabel 4.5 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan SKPD pada kelompok Reliability. Dilihat dari item pertanyaan yang

diajukan, tingkat kepuasan SKPD tertinggi adalah aspek kemampuan ULP

dalam memberikan penjelasan saat rapat penjelasan yakni sebesar 87,23%,

sedangkan tingkat kepuasan SKPD terendah adalah aspek kemampuan ULP

dalam memberikan penjelasan saat konsultasi yakni sebesar 82,64%.

Tabel 4.5

Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Reliability

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

SKPD (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 120 145 82,76

2 119 139 85,61

3 117 137 85,40

4 123 141 87,23

5 119 144 82,64

6 122 141 86,52

Page 83: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

67

4.2.2.4 Tingkat Kepuasan SKPD pada dimensi Responsiveness

Tabel 4.6 menunjukkan tentang ketanggapan (Responsiveness) ULP

Pemerintah Kabupaten Badung. Tingkat kepuasan SKPD tertinggi adalah

aspek kecepatan ULP menghubungi SKPD untuk perbaikan dokumen lelang

yakni sebesar 91,11%. Sementara itu tingkat kepuasan SKPD terendah adalah

aspek kecepatan dan ketelitian ULP melakukan evaluasi yakni sebesar

82,01%.

Tabel 4.6

Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Responsiveness

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

SKPD (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 122 142 85,92

2 123 135 91,11

3 114 139 82,01

4.2.2.5 Tingkat Kepuasan SKPD pada dimensi Assurance

Tabel 4.7 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan SKPD pada kelompok Assurance. Dilihat dari item pertanyaan yang

diajukan, tingkat kepuasan SKPD tertinggi adalah aspek persyaratan ULP

dalam mengajukan dokumen lelang yakni sebesar 88,57%, sedangkan tingkat

kepuasan SKPD terendah adalah aspek kecepatan ULP memberikan hasil

pelelangan yakni sebesar 85,21%.

Page 84: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

68

Tabel 4.7

Kenyataan dan Harapan SKPD Terhadap Dimensi Assurance

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

SKPD (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 124 140 88,57

2 118 136 86,76

3 115 134 85,82

4 121 141 85,82

5 121 142 85,21

6 120 139 86,33

7 121 137 88,32

Dengan membandingkan tingkat kepuasan SKPD berdasarkan data

pada Tabel 4.3 sampai dengan Tabel 4.7, berikut ini pada Tabel 4.8

ditampilkan nilai kenyataan, harapan dan tingkat kepuasan SKPD atas

layanan yang diberikan oleh ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

Tabel 4.8

Kenyataan dan Harapan SKPD Masing – Masing Variabel

Indikator Nilai Nilai Kepuasan

Pertanyaan Kenyataan Harapan SKPD (%)

Tangible 603 685 88,03

Empathy 358 421 85,04

Reliability 720 847 85,01

Responsiveness 359 416 86,30

Assurance 840 969 86,69

Total 2880 3338 86,28

Untuk mengetahui tingkat kepuasan SKPD secara keseluruhan

berdasarkan Tabel 4.8 di atas dari kelima kelompok yang telah dianalisis,

keseluruhan aspek kepuasan memiliki tingkat kepuasan SKPD sebesar

Page 85: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

69

86,28% dari hasil analisis berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan

kepada 30 responden.

Penempatan data yang telah dianalisis ke dalam diagram kartesius

menggunakan rumus (8) dan (9) pada halaman 52, kemudian dibagi menjadi

empat bagian dengan X dan Y sesuai tabel berikut.

Tabel 4.9

Hasil perhitungan X dan Y dari penilaian kenyataan dan penilaian harapan

No Dimensi Kenyataan Harapan X Y

1 Kebersihan dan Kerapian Ruang Kerja ULP 123 140 4,100 4,667

2 Kelengkapan Peralatan Kerja ULP 125 141 4,167 4,700

3 Penampilan Tenaga ULP 118 134 3,933 4,467

4 Papan petunjuk di ULP 122 135 4,067 4,500

5 Kondisi Ruang tunggu 115 135 3,833 4,500

6 Waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi 122 144 4,067 4,800

7 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat persiapan 118 140 3,933 4,667

8 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan 118 137 3,933 4,567

9 Pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku 120 145 4,000 4,833

10 Pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan 119 139 3,967 4,633

11 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen lelang 117 137 3,900 4,567

12 Kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan

saat rapat penjelasan

123 141 4,100 4,700

13 Kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan

saat konsultasi

119 144 3,967 4,800

14 Kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh

ULP untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

persyaratan dokumen

122 141 4,067 4,700

15 Kecepatan ULP dalam memeriksa kelengkapan dan

isi dokumen lelang

122 142 4,067 4,733

16 Kecepatan ULP menghubungi SKPD untuk

perbaikan dokumen lelang

123 135 4,100 4,500

17 Kecepatan dan Ketelitian ULP melakukan evaluasi 114 139 3,800 4,633

18 Persyaratan ULP dalam mengajukan dokumen

lelang

124 140 4,133 4,667

19 Perlakuan ULP terhadap semua paket lelang 118 136 3,933 4,533

20 SOP yang dimiliki ULP 115 134 3,833 4,467

21 Kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP 121 141 4,033 4,700

22 Kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan 121 142 4,033 4,733

23 Kelengkapan dan Kejelasan Dokumen akhir lelang 120 139 4,000 4,633

24 Kejelasan ULP dalam memberikan waktu

pelaksanaan proses lelang

121 137 4,033 4,567

Rata-rata ( X dan Y ) 4,000 4,636

Page 86: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

70

Selanjutnya hasil perhitungan tersebut diplot ke dalam diagram

kartesius X dan Y yang dibatasi oleh grafik dan yang akan menjadi

empat kuadran (kuadran A, kuadran B, kuadran C dan kuadran D)

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Dari diagram kartesius yang terbagi menjadi empat bagian terlihat

letak dimensi yang mempengaruhi kepuasan SKPD. Interpretasi dari diagram

kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Kuadran A ( Prioritas Utama )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran A adalah:

a. Dimensi 7, waktu yang disiapkan ULP untuk rapat persiapan.

b. Dimensi 9, pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku.

Gambar 4.1 Diagram Kartesius dari Dimensi yang mempengaruhi kepuasan

SKPD

= 4,636

= 4,000

B Pertahankan

Prestasi

A Prioritas Utama

D Berlebihan

C Prioritas Rendah

Page 87: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

71

c. Dimensi 13, kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan saat

konsultasi.

2. Kuadran B ( Pertahankan Prestasi )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran B adalah :

a. Dimensi 1, kebersihan dan kerapian ruang kerja ULP.

b. Dimensi 2, kelengkapan peralatan kerja ULP.

c. Dimensi 6, waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi.

d. Dimensi 12, kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan saat

rapat penjelasan.

e. Dimensi 14, kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh ULP

untuk melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan dokumen.

f. Dimensi 15, kecepatan ULP dalam memeriksa kelengkapan dan isi

dokumen lelang.

g. Dimensi 18, persyaratan ULP dalam mengajukan dokumen lelang.

h. Dimensi 21, kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP.

i. Dimensi 22, kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan.

3. Kuadran C ( Prioritas Rendah )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran C adalah :

a. Dimensi 3, penampilan tenaga ULP.

b. Dimensi 5, kondisi ruang tunggu.

c. Dimensi 8, waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan.

d. Dimensi 10, pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan.

e. Dimensi 11, ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen lelang.

Page 88: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

72

f. Dimensi 17, kecepatan dan ketelitian ULP melakukan evaluasi.

g. Dimensi 19, perlakuan ULP terhadap semua paket lelang.

h. Dimensi 20, SOP yang dimiliki ULP.

i. Dimensi 23, kelengkapan dan kejelasan dokumen akhir lelang.

4. Kuadran D ( Berlebihan )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran D adalah :

a. Dimensi 4, papan petunjuk di ULP.

b. Dimensi 16, kecepatan ULP menghubungi SKPD untuk perbaikan

dokumen lelang.

c. Dimensi 24, kejelasan ULP dalam memberikan waktu pelaksanaan

proses lelang.

Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan, penilaian SKPD terhadap

ULP menunjukkan beberapa dimensi yang sebaiknya perlu mendapatkan

perhatian yang serius karena keberadaan dimensi inilah yang dinilai sangat

penting oleh SKPD, sedangkan pelaksanaannya dinilai belum memuaskan

sehingga penanganannya harus dijadikan prioritas utama. Dimensi pertama adalah

waktu yang disiapkan ULP untuk rapat persiapan dengan tingkat kepuasan

84,29%. ULP diharapkan menyediakan waktu yang lebih banyak untuk

melakukan rapat persiapan karena dalam rapat inilah dilakukan penyamaan

persepsi antara ULP dengan PPK terkait paket pengadaan yang akan dilelangkan.

Pembahasan dilakukan terhadap spesifikasi teknis, Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

dan persyaratan-persyaratan teknis pendukung lainnya. Dengan rapat persiapan

yang baik diharapkan akan menghasilkan Dokumen Pengadaan yang baik

Page 89: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

73

sehingga dapat menghindarkan terjadinya gagal lelang atau munculnya

sanggahan. Dimensi berikutnya adalah pemahaman ULP terhadap ketentuan yang

berlaku dengan tingkat kepuasan 82,76% dan kemampuan ULP dalam

memberikan penjelasan saat konsultasi dengan tingkat kepuasan 82,64%. Kedua

dimensi ini berhubungan erat karena dengan meningkatnya pemahaman ULP

terhadap ketentuan yang berlaku maka kemampuan dalam memberikan penjelasan

saat konsultasi juga akan meningkat. ULP diharapkan untuk mengirimkan para

personilnya untuk mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan tugas

pokoknya dibidang pengadaan barang/jasa untuk meningkatkan kemampuan.

Apabila dimensi yang berada pada Kuadran A sudah dilaksanakan maka prioritas

berikutnya adalah meningkatkan dimensi-dimensi yang berada pada Kuadran C

yaitu dimensi yang kurang penting pengaruhnya bagi SKPD, pelaksanaannya

biasa saja dan dianggap kurang memuaskan.

4.2.3 Analisis Terhadap Hubungan Antara Dimensi

4.2.3.1 Hubungan antara dimensi yang mempengaruhi Kepuasan SKPD

Langkah awal yang ditempuh adalah mencari model persamaan

regresi berganda dari kasus yang diteliti. Dalam hal ini adalah kepuasan

SKPD sebagai variabel terikat/terikat yang disimbolkan dengan Y terhadap

variabel bebas/bebas yang terdiri dari Tangible ( 1X ), Empathy ( 2X ),

Reliability ( 3X ), Responsiveness ( 4X ) dan Assurance ( 5X ).

Setelah mendapatkan model persamaan regresi sederhana kemudian

dilakukan interpretasi terhadap model tersebut yang dilanjutkan dengan

Page 90: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

74

pengujian statistik yaitu terdiri dari Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi

( ).

Tabel 4.10

Analisis Regresi Berganda X Terhadap Y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

Constant -1,812 0,518 -3,500 0,002

Tangible 0,044 0,021 0,196 2,067 0,050

Empathy 0,048 0,032 0,135 1,486 0,150

Reliability 0,059 0,017 0,315 3,483 0,002

Responsiveness 0,085 0,031 0,239 2,732 0,012

Assurance 0,087 0,015 0,553 5,664 0,000

Kolom kedua dari kiri merupakan konstanta dan koefisien dari

masing–masing variabel sehingga diperoleh model persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = -1,812 + 0,044X1 + 0,048X2 + 0,059X3 + 0,085X4 + 0,087X5

Dimana : Y = Kepuasan SKPD

X1 = Variabel Tangible

X2 = Variabel Empathy

X3 = Variabel Reliability

X4 = Variabel Responsiveness

X5 = Variabel Assurance

Interpretasi dari model regresi yang diperoleh adalah :

1. Pengaruh aspek Tangible ( 1X ) terhadap Kepuasan SKPD (Y ).

Variabel Tangible memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan SKPD.

Peningkatan Tangible sebesar 1 satuan akan meningkatkan kepuasan

Page 91: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

75

SKPD sebesar 0,044 dengan asumsi variabel bebas yang lain dalam model

regresi ini adalah tetap.

2. Pengaruh aspek Empathy (2X ) terhadap Kepuasan SKPD (Y ).

Variabel Empathy juga memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

SKPD. Peningkatan variabel ini sebanyak 1 satuan akan meningkatkan

kepuasan SKPD sebanyak 0,048 dengan asumsi variabel bebas yang lain

dalam model regresi ini adalah tetap.

3. Pengaruh aspek Reliability ( 3X ) terhadap Kepuasan SKPD (Y ).

Variabel Reliability memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

SKPD. Peningkatan variabel Reliability sebanyak 1 satuan akan

meningkatkan kepuasan SKPD sebanyak 0,059 dengan asumsi variabel

bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap.

4. Pengaruh aspek Responsiveness ( 4X ) terhadap Kepuasan SKPD (Y ).

Variabel Responsiveness memberikan pengaruh yang positif terhadap

kepuasan SKPD. Peningkatan variabel Responsiveness sebanyak 1 satuan

akan meningkatkan kepuasan SKPD sebanyak 0,085 dengan asumsi

variabel bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap.

5. Pengaruh aspek Assurance ( 5X ) terhadap kepuasan SKPD (Y ).

Variabel Assurance memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

SKPD. Peningkatan pelayanan dari sisi Assurance sebanyak 1 satuan akan

meningkatkan kepuasan SKPD sebanyak 0,087 dengan asumsi variabel

bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap. Mengingat pengaruh

Page 92: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

76

variabel ini paling tinggi, maka untuk meningkatkan kepuasan SKPD,

variabel ini harus lebih diperhatikan.

Uji statistik terhadap hasil pengolahan data yaitu :

1. Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan/serentak.

Tabel 4.11

Ringkasan ANOVA Untuk Uji Signifikansi

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 23,914 5 4,783 22,438 0,000

Residual 5,116 24 0,213

Total 29,029 29

Nilai F hitung diperoleh sebesar 22,438 dan F tabel untuk N(1) = 5 dan N(2)

= 30 diperoleh nilai sebesar 2,53. Berdasarkan hasil perhitungan di atas

berarti nilai F hitung lebih besar dari nilai F table (22,438 > 2,53), dengan

nilai probabilitas untuk F statistik (signifikansi) adalah 0,000000 < α = 0,05.

Sehingga keputusan yang diambil adalah ditolak dan diterima. Hal ini

berarti seluruh variabel bebas yakni Tangible, Empathy, Reliability,

Responsiveness dan Assurance secara simultan/serentak signifikan

mempengaruhi variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan pada tingkat

signifikansi α = 5%.

2. Uji t

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan

untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing–masing variabel bebas

Page 93: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

77

terhadap variabel terikat. Dimana t tabel dengan taraf signifikan sebesar 0,05,

pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) = (30 – 5) = 25

maka didapat t tabel = 2,060.

Tabel 4.12

Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Masing–Masing Variabel

Variabel t hitung t tabel Signifikansi

Tangible 2,067 2,060 Signifikan

Empathy 1,486 2,060 Tidak

Signifikan

Reliability 3,483 2,060 Signifikan

Responsiveness 2,732 2,060 Signifikan

Assurance 5,664 2,060 Signifikan

Berdasarkan hasil uji t diatas diperoleh t hitung dari tangible, reliability,

responsiveness dan assurance lebih besar dari t tabel, dengan demikian maka

tangible, reliability, responsiveness dan assurance berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap variabel terikat yaitu kepuasan SKPD sedangkan

variable Empathy tidak berpengaruh signifikan.

3. Koefisien Determinasi (

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen perubahan

variabel bebas dapat menjelaskan perubahan variabel terikatnya. Dari

pengujian yang dilakukan, nilai sebesar 0,787 sehingga dapat

dikatakan bahwa sebesar 78,7% variasi variabel terikat (dalam hal ini

kepuasan SKPD) dapat dijelaskan oleh variabel bebas Tangible, Empathy,

Reliability, Responsiveness dan Assurance. Sedangkan sisanya sebesar 21,3%

dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

Page 94: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

78

Tabel 4.13

Koefisien Determinasi (

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,908 0,824 0,787 0,46168

4.2.3.2 Uji Asumsi Klasik untuk Model Regresi Kepuasan SKPD

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak.

Tabel 4.14

Uji Kolmogorov – Smirnov

Unstandardized Residual

N

Normal Parameters

Mean

Std. Deviation

30

0,0000000

0,42000230

Most Extreme

Differences

Absolute

Positive

Negative

0,077

0,063

-0,077

Kolmogorov-Smirnov Z 0,423

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,994

Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test seperti ditunjukkan pada

tabel di atas, terlihat bahwa nilai P-value yaitu Asymp.Sig (2-tailed)

bernilai 0,994 > 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa residual telah

memenuhi asumsi distribusi normal.

Page 95: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

79

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

yang tinggi antara variabel–variabel bebas dalam suatu model regresi

linear berganda.

Tabel 4.15

Nilai Toleransi dan VIF

Model Statistik Kolinearitas

Toleransi VIF

Tangible

Empathy

Reliability

Responsiveness

Assurance

0,815

0,896

0,900

0,960

0,770

1,227

1,117

1,112

1,041

1,298

Dari hasil pengolahan data, terlihat bahwa nilai VIF untuk kelima

variabel bebas lebih kecil dari 10 dan lebih berada berada disekitar nilai 1

dan 2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini tidak terjadi

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi.

Page 96: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

80

Tabel 4.16

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Constant 0,368 0,060 6,161 0,000

Tangible 0,056 0,042 0,281 1,323 0,198

Empathy 0,005 0,032 0,034 0,147 0,884

Reliability -0,055 0,051 -0,321 -1,078 0,292

Responsiveness 0,000 0,036 -0,004 -0,017 0,986

Assurance 0,020 0,033 0,162 0,614 0,545

Dari hasil di atas dapat dilihat bahwa nilai t hitung masing–masing

variabel, sedangkan t tabel dapat dicari pada tabel t dengan df = n-2 atau 30-2 =

28 pada pengujian 2 sisi (signifikansi 0,05), atau dapat dicari di MS Excel dengan

cara pada cell kosong ketik = tinv(0,05;28) lalu enter dan didapat hasil = 2,048.

Karena nilai t hitung berada pada -2,048 < t hitung < 2,048, maka Ho diterima

artinya tidak ada gejala heterokedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak ditemukan masalah heterokedastisitas pada model regresi.

4.3 Rekanan

Pengolahan hasil penelitian mencakup penyusunan Tabel Distribusi Jawaban

Responden, Pengujian Persyaratan Analisis, pengukuran tingkat Kepuasan

Rekanan terhadap pelayanan ULP Pemerintah Kabupaten Badung. Pada

prinsipnya, proses pengolahan data yang dilakukan terhadap rekanan

menggunakan pendekatan analisa yang sama dengan proses pengolahan data yang

dilakukan terhadap SKPD di atas. Hasil pengolahan data adalah sebagai berikut :

Page 97: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

81

4.3.1 Pengujian Persyaratan Parameter/Kuisioner

Pengujian persyaratan analisis untuk Rekanan menggunakan seluruh

sampel yaitu 71 (tujuh puluh satu) responden. Hasil pengujian persyaratan analisis

adalah sebagai berikut :

c. Hasil Pengujian Validitas Instrumen

Pengukuran validitas instrumen penelitian dilakukan terhadap 71

responden dan didapat r tabel sebesar 0,234. Hasil pengujian koefisien

validitas masing–masing variabel tertera pada Lampiran 19 s/d 23 dan

terangkum dalam Tabel 4.17 di bawah ini :

Tabel 4.17

Hasil Pengujian Validitas Instrumen Penelitian

No.

Item Koefisien Korelasi

r Kritik Product

Moment Hasil Pengujian

1 0,967 0,234 Valid

2 0,933 0,234 Valid

3 0,940 0,234 Valid

4 0,954 0,234 Valid

5 0,946 0,234 Valid

6 0,974 0,234 Valid

7 0,952 0,234 Valid

8 0,958 0,234 Valid

9 0,917 0,234 Valid

10 0,945 0,234 Valid

11 0,982 0,234 Valid

12 0,977 0,234 Valid

13 0,925 0,234 Valid

14 0,978 0,234 Valid

15 0,959 0,234 Valid

16 0,942 0,234 Valid

17 0,978 0,234 Valid

18 0,966 0,234 Valid

19 0,960 0,234 Valid

20 0,957 0,234 Valid 21 0,961 0,234 Valid

22 0,954 0,234 Valid

23 0,970 0,234 Valid

Page 98: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

82

24 0,957 0,234 Valid

25 0,963 0,234 Valid

26 0,964 0,234 Valid

27 0,948 0,234 Valid

28 0,980 0,234 Valid

29 0,979 0,234 Valid

30 0,943 0,234 Valid

31 0,960 0,234 Valid

Hasil pengujian koefisien korelasi validitas yang tertera pada tabel di atas

dapat diketahui bahwa hasil penghitungan didapatkan koefisien validitas

seluruh item kuisioner penelitian yang disampaikan kepada para pihak

yang menjadi sampel penelitian memenuhi kriteria valid, yakni hasil

pengukuran koefisien validitas lebih besar dari angka penguji pada r tabel.

Hal tersebut bermakna bahwa indikator–indikator penelitian dapat

digunakan sebagai pengumpul data yang efektif untuk menggali masalah

yang dijadikan obyek penelitian dan selanjutnya dapat diolah untuk

mengukur dimensi–dimensi kajian dan indikator–indikator penelitian

untuk masing–masing dimensi kajian.

d. Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen

Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 24 s/d 28

yang selanjutnya terangkum dalam Tabel 4.18 berikut ini :

Page 99: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

83

Tabel 4.18

Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen Penelitian Harapan Layanan

NO VARIABEL

KOEFISIEN

RELIABILITAS

ALPHA

CRONBACH

KLASIFIKASI

1 Tangible 0,971 Luar Biasa Bagus

2 Empathy 0,972 Luar Biasa Bagus

3 Reliability 0,983 Luar Biasa Bagus

4 Responsiveness 0,975 Luar Biasa Bagus

5 Assurance 0,992 Luar Biasa Bagus

Hasil pengujian reliabilitas tersebut keseluruhannya bermakna bahwa

indikator–indikator penelitian yang dijadikan kuisioner penelitian dan

dipergunakan sebagai alat pengumpul data primer ternyata dapat

diandalkan untuk mengukur masing-masing dimensi yang

dioperasionalkan guna mengungkap masalah–masalah yang dijadikan

obyek penelitian. Kriteria keandalan (reliable) instrumen pengumpul data

primer ini penting sekali karena para pihak yang menjadi sampel

penelitian memiliki karakteristik dan daya persepsi yang berbeda.

Berdasarkan hasil pengujian validitas instrumen dan reabilitas alat

ukur diketahui bahwa data yang diperoleh dari para responden yang

menjadi sampel penelitian dapat dinyatakan valid dan reliable, selanjutnya

data tersebut diolah untuk melakukan pengukuran kepuasan pelanggan.

4.3.2 Analisis Tingkat Kepuasan Rekanan

Dalam mengukur tingkat kepuasan Rekanan dilakukan dengan

membandingkan antara tingkat kenyataan Rekanan terhadap pelayanan yang

diterima dengan tingkat harapannya dari pelayanan yang dimaksud. Sehubungan

Page 100: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

84

dengan hal tersebut, peneliti mengajukan 31 pertanyaan untuk harapan dan

kenyataan Rekanan terhadap pelayanan yang diterima. Setelah data diolah,

diperoleh nilai harapan dan nilai kenyataan untuk masing–masing variabel seperti

tertera dalam Lampiran 17 untuk Harapan Layanan dan Lampiran 18 untuk

Kenyataan Layanan yang selanjutnya terangkum pada tabel di bawah ini :

4.3.2.1 Tingkat Kepuasan Rekanan pada dimensi Tangible

Tabel 4.19 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan Rekanan pada kelompok tangible. Dilihat dari item pertanyaan

yang diajukan, tingkat kepuasan Rekanan tertinggi adalah aspek penampilan

tenaga ULP yakni sebesar 87,75%, sedangkan tingkat kepuasan Rekanan

terendah adalah aspek kelengkapan peralatan kerja ULP yakni sebesar

82,96%.

Tabel 4.19

Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Tangible

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

Rekanan (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 260 305 85,25

2 258 311 82,96

3 265 302 87,75

4 260 305 85,25

5 264 308 85,71

4.3.2.2 Tingkat Kepuasan Rekanan pada dimensi Empathy

Tabel 4.20 menunjukkan data nilai Kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan Rekanan pada kelompok Empathy. Dilihat dari item pertanyaan

yang diajukan, tingkat kepuasan Rekanan tertinggi adalah aspek waktu yang

disiapkan ULP untuk rapat penjelasan yakni sebesar 87,17%, sedangkan

Page 101: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

85

tingkat kepuasan Rekanan terendah adalah aspek ULP bebas dari intervensi

pihak lain yakni sebesar 83,07%.

Tabel 4.20

Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Empathy

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

Rekanan (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 265 305 86,89

2 265 304 87,17

3 265 319 83,07

4 272 316 86,08

5 265 305 86,89

4.3.2.3 Tingkat Kepuasan Rekanan pada dimensi Reliability

Tabel 4.21 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan rekanan pada kelompok Reliability. Dilihat dari item pertanyaan

yang diajukan, tingkat kepuasan Rekanan tertinggi adalah aspek pemahaman

ULP terhadap ketentuan yang berlaku dan pemahaman ULP terhadap paket

yang dilelangkan yakni sebesar 87,01%, sedangkan tingkat kepuasan

Rekanan terendah adalah aspek kemampuan ULP memberikan penjelasan

saat rapat penjelasan yakni sebesar 86,08%.

Tabel 4.21

Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Reliability

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

Rekanan (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 268 308 87,01

2 268 308 87,01

3 275 317 86,75

4 266 309 86,08

5 267 310 86,13

6 268 311 86,17

Page 102: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

86

4.3.2.4 Tingkat Kepuasan Rekanan pada dimensi Responsiveness

Tabel 4.22 menunjukkan tentang ketanggapan (Responsiveness) ULP

Pemerintah Kabupaten Badung. Tingkat kepuasan Rekanan tertinggi adalah

aspek kecepatan ULP dalam memeriksa dokumen penawaran yakni sebesar

86,60%. Sementara itu tingkat kepuasan Rekanan terendah adalah aspek

kecepatan ULP memberikan jawaban terhadap sanggahan yakni sebesar

84,42%.

Tabel 4.22

Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Responsiveness

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

Rekanan (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 265 306 86,60

2 265 308 86,04

3 266 308 86,36

4 260 308 84,42

4.3.2.5 Tingkat Kepuasan Rekanan pada dimensi Assurance

Tabel 4.23 menunjukkan data nilai kenyataan, harapan, dan tingkat

kepuasan Rekanan pada kelompok Assurance. Dilihat dari item pertanyaan

yang diajukan, tingkat kepuasan Rekanan tertinggi adalah aspek SOP yang

dimiliki ULP yakni sebesar 89,60%, sedangkan tingkat kepuasan Rekanan

terendah adalah aspek kepatuhan ULP dalam mengikuti waktu pelaksanaan

proses lelang yang telah disusun yakni sebesar 85,71%.

Page 103: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

87

Tabel 4.23

Kenyataan dan Harapan Rekanan Terhadap Dimensi Assurance

Nomor Nilai Nilai Kepuasan

Rekanan (%) Pertanyaan Kenyataan Harapan

1 270 313 86,26

2 269 307 87,62

3 267 307 86,97

4 267 298 89,60

5 266 307 86,64

6 268 304 88,16

7 268 306 87,58

8 268 306 87,58

9 264 308 85,71

10 267 309 86,41

11 271 313 86,58

Dengan membandingkan tingkat kepuasan Rekanan berdasarkan data

pada Tabel 4.19 sampai dengan Tabel 4.23, berikut ini pada Tabel 4.24

ditampilkan nilai Kenyataan, Harapan dan tingkat kepuasan Rekanan atas

layanan yang diberikan oleh ULP Pemerintah Kabupaten Badung.

Tabel 4.24

Kenyataan dan Harapan Rekanan Masing – Masing Variabel

Indikator Nilai Nilai Kepuasan

Pertanyaan Kenyataan Harapan Rekanan (%)

Tangible 1307 1531 85,37

Empathy 1332 1549 85,99

Reliability 1612 1863 86,53

Responsiveness 1056 1230 85,85

Assurance 2945 3378 87,18

Total 8252 9551 86,4

Untuk mengetahui tingkat kepuasan Rekanan secara umum

berdasarkan Tabel 4.24 di atas dari kelima kelompok yang telah dianalisis,

Page 104: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

88

keseluruhan aspek kepuasan memiliki tingkat kepuasan Rekanan sebesar

86,4% dari hasil analisis berdasarkan kuisioner yang telah disebarkan kepada

79 responden.

Penetapan X dan Y untuk diagram kartesius dapat dilihat sesuai

tabel berikut.

Tabel 4.25

Hasil perhitungan X dan Y dari penilaian kenyataan dan penilaian harapan

No Dimensi Kenyataan Harapan X Y

1 Kebersihan dan Kerapian Ruang Kerja ULP 260 305 3,662 4,296

2 Kelengkapan Peralatan Kerja ULP 258 311 3,634 4,380

3 Penampilan Tenaga ULP 265 302 3,732 4,254

4 Papan petunjuk di ULP 260 305 3,662 4,296

5 Kondisi Ruang tunggu 264 308 3,718 4,338

6 Waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi 265 305 3,732 4,296

7 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan 265 304 3,732 4,282

8 ULP bebas dari intervensi pihak lain 265 319 3,732 4,493

9 Kerahasiaan proses lelang oleh ULP 272 316 3,831 4,451

10 Waktu yang disiapkan ULP untuk melakukan

sanggahan/sanggahan banding

265 305 3,732 4,296

11 Pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku 268 308 3,775 4,338

12 Pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan 268 308 3,775 4,338

13 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

275 317 3,873 4,465

14 Kemampuan ULP memberikan penjelasan saat

rapat penjelasan

266 309 3,746 4,352

15 Kemampuan ULP memberikan penjelasan saat

konsultasi

267 310 3,761 4,366

16 Kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh

ULP dalam memenuhi persyaratan dokumen lelang

268 311 3,775 4,380

17 Kecepatan ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

265 306 3,732 4,310

18 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

265 308 3,732 4,338

19 Kecepatan dan ketelitian ULP melakukan evaluasi 266 308 3,746 4,338

20 Kecepatan ULP memberikan jawaban terhadap

sanggahan

260 308 3,662 4,338

21 Pengumuman lelang 270 313 3,803 4,408

22 Persyaratan oleh ULP dalam mengajukan dokumen

penawaran

269 307 3,789 4,324

23 Perlakuan dari ULP terhadap semua penawaran 267 307 3,761 4,324

24 SOP yang dimiliki ULP 267 298 3,761 4,197

25 Kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP 266 307 3,746 4,324

26 Kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan 268 304 3,775 4,282

Page 105: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

89

27 Kelengkapan dan Kejelasan Dokumen akhir lelang 268 306 3,775 4,310

28 Kejelasan ULP dalam memberikan waktu

pelaksanaan proses lelang

268 306 3,775 4,310

29 Kepatuhan ULP dalam mengikuti waktu

pelaksanaan proses lelang yang telah disusun

264 308 3,718 4,338

30 Kepatuhan ULP pada dokumen lelang dan aturan 267 309 3,761 4,352

31 Transparansi ULP dalam proses lelang 271 313 3,817 4,408

Rata-rata ( X dan Y )

3,749 4,339

Selanjutnya hasil perhitungan tersebut diplot ke dalam diagram

kartesius X dan Y yang dibatasi oleh grafik dan yang akan menjadi

empat kuadran (kuadran A, kuadran B, kuadran C dan kuadran D)

sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 4.2.

Dari diagram kartesius yang terbagi menjadi empat bagian terlihat

letak dimensi yang mempengaruhi kepuasan Rekanan. Interpretasi dari

diagram kartesius tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 4.2 Diagram Kartesius dari Dimensi yang mempengaruhi kepuasan

Rekanan

B Pertahankan

Prestasi

A Prioritas Utama

D Berlebihan

C Prioritas Rendah = 3,749

= 4,339

Page 106: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

90

1. Kuadran A ( Prioritas Utama )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran A adalah:

a. Dimensi 2, kelengkapan peralatan kerja ULP.

b. Dimensi 8, ULP bebas dari intervensi pihak lain.

c. Dimensi 14, kemampuan ULP memberikan penjelasan saat rapat

penjelasan.

2. Kuadran B ( Pertahankan Prestasi )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran B adalah :

a. Dimensi 9, kerahasiaan proses lelang oleh ULP.

b. Dimensi 13, ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen penawaran.

c. Dimensi 15, kemampuan ULP memberikan penjelasan saat konsultasi.

d. Dimensi 16, kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh ULP

dalam memenuhi persyaratan dokumen lelang.

e. Dimensi 21, pengumuman lelang.

f. Dimensi 30, kepatuhan ULP pada dokumen lelang dan aturan.

g. Dimensi 31, transparansi ULP dalam proses lelang.

3. Kuadran C ( Prioritas Rendah )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran C adalah :

a. Dimensi 1, kebersihan dan kerapian ruang kerja ULP.

b. Dimensi 3, penampilan tenaga ULP.

c. Dimensi 4, papan petunjuk di ULP.

d. Dimensi 5, kondisi ruang tunggu.

e. Dimensi 6, waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi.

Page 107: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

91

f. Dimensi 7, waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan.

g. Dimensi 10, waktu yang disiapkan ULP untuk melakukan

sanggahan/sanggahan banding.

h. Dimensi 17, kecepatan ULP dalam memeriksa dokumen penawaran.

i. Dimensi 18, ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen penawaran.

j. Dimensi 19, kecepatan dan ketelitian ULP melakukan evaluasi.

k. Dimensi 20, kecepatan ULP memberikan jawaban terhadap.

l. Dimensi 25, kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP.

m. Dimensi 29, kepatuhan ULP dalam mengikuti waktu pelaksanaan

proses lelang yang telah disusun.

4. Kuadran D ( Berlebihan )

Adapun dimensi yang termasuk dalam kuadran D adalah :

a. Dimensi 11, pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku.

b. Dimensi 12, pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan.

c. Dimensi 22, persyaratan oleh ULP dalam mengajukan dokumen

penawaran.

d. Dimensi 23, perlakuan dari ULP terhadap semua penawaran.

e. Dimensi 24, SOP yang dimiliki ULP.

f. Dimensi 26, kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan.

g. Dimensi 27, kelengkapan dan Kejelasan Dokumen akhir lelang.

h. Dimensi 28, kejelasan ULP dalam memberikan waktu pelaksanaan

proses lelang.

Page 108: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

92

Berdasarkan hasil analisa yang sudah dilakukan, penilaian Rekanan

terhadap ULP menunjukkan beberapa dimensi yang sebaiknya perlu mendapatkan

perhatian yang serius karena keberadaan dimensi inilah yang dinilai sangat

penting oleh Rekanan, sedangkan pelaksanaannya dinilai belum memuaskan

sehingga penanganannya harus dijadikan prioritas utama. Dimensi pertama adalah

kelengkapan peralatan kerja ULP dengan tingkat kepuasan 82,96%. Untuk

meningkatkan dimensi ini ULP diharapkan menambah atau memperbaharui

kelengkapan peralatan yang digunakan oleh personilnya. Dimensi berikutnya

adalah ULP bebas dari intervensi pihak lain dengan tingkat kepuasan 83,07%.

Setiap Rekanan yang mengikuti proses pengadaan pasti menginginkan suatu

proses yang terbuka, transparan dan bebas intervensi sehinga mereka mendapat

kesempatan yang sama untuk memenangkan suatu paket pengadaan. Untuk

mewujudkan hal ini maka ULP harus memperbanyak dan juga meningkatkan SOP

yang dimiliki. Standar operasional tersebut harus diumumkan secara terbuka agar

semua orang mengetahui dan mempelajari SOP tersebut sehingga dapat

memberikan saran kearah yang lebih baik. Dengan SOP yang jelas dan terbuka

maka intervensi dan kecurangan lain dapat ditekan seminimal mungkin. Dimensi

terakhir adalah kemampuan ULP memberikan penjelasan saat rapat penjelasan

dengan tingkat kepuasan 86,08%. ULP diharapkan untuk mengirimkan para

personilnya untuk mengikuti berbagai pelatihan yang berhubungan dengan tugas

pokoknya dibidang pengadaan barang/jasa untuk meningkatkan kemampuan

karena dengan meningkatnya pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku

maka kemampuan dalam memberikan penjelasan saat rapat penjelasan juga akan

Page 109: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

93

meningkat. Apabila dimensi yang berada pada Kuadran A sudah dilaksanakan

maka prioritas berikutnya adalah meningkatkan dimensi-dimensi yang berada

pada Kuadran C yaitu dimensi yang kurang penting pengaruhnya bagi Rekanan,

pelaksanaannya biasa saja dan dianggap kurang memuaskan.

4.3.3 Analisis Terhadap Hubungan Antara Dimensi

4.3.3.1 Hubungan antara dimensi yang mempengaruhi Kepuasan Rekanan

Setelah mendapatkan model persamaan regresi sederhana kemudian

dilakukan interpretasi terhadap model tersebut yang dilanjutkan dengan

pengujian statistik yaitu terdiri dari Uji F, Uji t, dan Koefisien Determinasi

( ).

Tabel 4.26

Analisis Regresi Berganda X Terhadap Y

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

Constant 0,258 0,185 1,394 0,168

Tangible 0,097 0,016 0,458 6,085 0,000

Empathy 0,014 0,016 0,068 0,909 0,367

Reliability 0,037 0,013 0,214 2,888 0,005

Responsiveness 0,027 0,020 0,104 1,352 0,181

Assurance 0,020 0,008 0,211 2,485 0,016

Kolom kedua dari kiri merupakan konstanta dan koefisien dari

masing–masing variabel sehingga diperoleh model persamaan regresi sebagai

berikut :

Y = 0,258 + 0,097X1 + 0,014X2 + 0,037X3 + 0,027X4 + 0,020X5

Dimana : Y = Kepuasan Rekanan

X1 = Variabel Tangible

Page 110: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

94

X2 = Variabel Empathy

X3 = Variabel Reliability

X4 = Variabel Responsiveness

X5 = Variabel Assurance

Interpretasi dari model regresi yang diperoleh adalah :

1. Pengaruh aspek Tangible (1X ) terhadap Kepuasan Rekanan (Y ).

Variabel Tangible memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

Rekanan. Peningkatan Tangible sebesar 1 satuan akan meningkatkan

kepuasan Rekanan sebesar 0,097 dengan asumsi variabel bebas yang lain

dalam model regresi ini adalah tetap. Mengingat pengaruh variabel ini

paling tinggi, maka untuk meningkatkan kepuasan Rekanan, variabel ini

harus lebih diperhatikan.

2. Pengaruh aspek Empathy ( 2X ) terhadap Kepuasan Rekanan (Y ).

Variabel Empathy juga memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

Rekanan. Peningkatan variabel ini sebanyak 1 satuan akan meningkatkan

kepuasan Rekanan sebanyak 0,014 dengan asumsi variabel bebas yang lain

dalam model regresi ini adalah tetap.

3. Pengaruh aspek Reliability ( 3X ) terhadap Kepuasan Rekanan (Y ).

Variabel Reliability memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

Rekanan. Peningkatan variabel Reliability sebanyak 1 satuan akan

meningkatkan kepuasan Rekanan sebanyak 0,037 dengan asumsi variabel

bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap.

4. Pengaruh aspek Responsiveness ( 4X ) terhadap Kepuasan Rekanan (Y ).

Page 111: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

95

Variabel Responsiveness memberikan pengaruh yang positif terhadap

kepuasan Rekanan. Peningkatan variabel Responsiveness sebanyak 1

satuan akan meningkatkan kepuasan Rekanan sebanyak 0,027 dengan

asumsi variabel bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap.

5. Pengaruh aspek Assurance ( 5X ) terhadap kepuasan Rekanan (Y ).

Variabel Assurance memberikan pengaruh positif terhadap kepuasan

Rekanan. Peningkatan pelayanan dari sisi Assurance sebanyak 1 satuan

akan meningkatkan kepuasan Rekanan sebanyak 0,020 dengan asumsi

variabel bebas yang lain dalam model regresi ini adalah tetap.

Uji statistik terhadap hasil pengolahan data yaitu :

1. Uji F

Uji F adalah uji untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara simultan/serentak.

Tabel 4.27

Ringkasan ANOVA Untuk Uji Signifikansi

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 58,893 5 11,779 69,118 0,000

Residual 11,077 65 0,170

Total 69,970 70

Nilai F hitung diperoleh sebesar 69,118 dan F tabel untuk N(1) = 5 dan N(2)

= 71 diperoleh nilai sebesar 2,34. Berdasarkan hasil perhitungan di atas

berarti nilai F hitung lebih besar dari nilai F table (69,118> 2,34), dengan

nilai probabilitas untuk F statistik (signifikansi) adalah 0,000000 < α = 0,05.

Sehingga keputusan yang diambil adalah ditolak dan diterima. Hal ini

Page 112: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

96

berarti seluruh variabel bebas yakni Tangible, Empathy, Reliability,

Responsiveness dan Assurance secara simultan/serentak signifikan

mempengaruhi variabel terikat yaitu kepuasan pelanggan pada tingkat

signifikansi α = 5%.

2. Uji t

Uji t adalah uji secara individual semua koefisien regresi yang bertujuan

untuk mengetahui besarnya pengaruh dari masing–masing variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dimana t tabel dengan taraf signifikan sebesar 0,05,

pengujian dua sisi dengan derajat kebebasan (df) = (n – k) = (71 – 5) = 66

maka didapat t tabel = 1,997.

Tabel 4.28

Hasil Uji t dan Tingkat Signifikan Masing–Masing Variabel

Variabel t hitung t tabel Signifikansi

Tangible 6,085 1,997 Signifikan

Empathy 0,909 1,997 Tidak

Signifikan

Reliability 2,888 1,997 Signifikan

Responsiveness 1,352 1,997 Tidak

Signifikan

Assurance 2,485 1,997 Signifikan

Berdasarkan hasil uji t diatas diperoleh t hitung dari variabel tangible,

reliability dan assurance lebih besar dari t tabel, dengan demikian maka

berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel terikat yaitu kepuasan

Rekanan sedangkan variabel empathy dan responsiveness tidak berpengaruh

signifikan.

Page 113: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

97

3. Koefisien Determinasi (

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui berapa persen perubahan

variabel bebas dapat menjelaskan perubahan variabel terikatnya. Dari

pengujian yang dilakukan, nilai sebesar 0,830 sehingga dapat

dikatakan bahwa sebesar 83% variasi variabel terikat (dalam hal ini kepuasan

Rekanan) dapat dijelaskan oleh variabel bebas Tangible, Empathy, Reliability,

Responsiveness dan Assurance. Sedangkan sisanya sebesar 17% dijelaskan

oleh variabel lain diluar model.

Tabel 4.29

Koefisien Determinasi (

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 0,917 0,842 0,830 0,41281

4.3.3.2 Uji Asumsi Klasik untuk Model Regresi Kepuasan SKPD

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai

distribusi normal atau tidak.

Tabel 4.30

Uji Kolmogorov – Smirnov

Unstandardized Residual

N

Normal Parameters

Mean

Std. Deviation

71

0,0000000

0,39779522

Most Extreme

Differences

Absolute

Positive

Negative

0,146

0,145

-0,146

Kolmogorov-Smirnov Z 1,231

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,097

Page 114: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

98

Hasil One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test seperti ditunjukkan pada

tabel di atas, terlihat bahwa nilai P-value yaitu Asymp.Sig (2-tailed)

bernilai 0,097 > 0,05. Sehingga disimpulkan bahwa residual telah

memenuhi asumsi distribusi normal.

b. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi

yang tinggi antara variabel–variabel bebas dalam suatu model regresi

linear berganda.

Tabel 4.31

Nilai Toleransi dan VIF

Model Statistik Kolinearitas

Toleransi VIF

Tangible

Empathy

Reliability

Responsiveness

Assurance

0,429

0,437

0,442

0,412

0,338

2,329

2,287

2,261

2,426

2,958

Dari hasil pengolahan data, terlihat bahwa nilai VIF untuk kelima

variabel bebas lebih kecil dari 10 dan lebih berada berada disekitar nilai

2, sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam hal ini tidak terjadi

multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas yaitu adanya

ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi.

Page 115: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

99

Tabel 4.32

Hasil Uji Heterokedastisitas

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

Constant 0,331 0,109 3,040 0,003

Tangible -0.002 0,009 -0,046 -0,251 0,802

Empathy 0,015 0,009 0,286 1,569 0,121

Reliability -0,003 0,008 -0,068 -0,373 0,711

Responsiveness -0,015 0,012 -0,248 -1,320 0,191

Assurance 0,001 0,005 0,051 0,248 0,805

Dari hasil output diatas dapat dilihat nilai t hitung untuk masing-masing variabel.

Sedangkan t tabel dapat dicari pada tabel t dengan df = n-2 atau 71-2 = 69 pada

pengujian 2 sisi (signifikansi 0,005), atau dapat dicari di MS Excel dengan cara

pada cell kosong ketik = tinv(0,05;69) lalu enter dan didapat hasil = 1,995. Karena

nilai t hitung berada pada -1,995 < t hitung < 1,995, maka Ho diterima artinya

tidak ada gejala heterokedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak

ditemukan masalah heterokedastisitas pada model regresi.

Page 116: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Tingkat kepuasan SKPD terhadap pelayanan ULP Pemerintah Kabupaten

Badung adalah sebesar 86,28%.

2. Dimensi yang mempengaruhi kepuasan SKPD dan penanganannya perlu

diprioritaskan karena pelaksanaannya belum memuaskan adalah :

d. Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat persiapan.

e. Pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku.

f. Kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan saat konsultasi

3. Dimensi yang paling mempengaruhi kepuasan SKPD adalah Assurance

dengan koefisien 0,087 seperti ditunjukkan pada persamaan regresi Y = -

1,812 + 0,044X1 + 0,048X2 + 0,059X3 + 0,085X4 + 0,087X5.

4. Tingkat kepuasan Rekanan terhadap pelayanan ULP Pemerintah

Kabupaten Badung adalah sebesar 86,4%.

5. Dimensi yang mempengaruhi kepuasan Rekanan dan penanganannya perlu

diprioritaskan karena pelaksanaannya belum memuaskan adalah :

a. Kelengkapan peralatan kerja ULP.

b. ULP bebas dari intervensi pihak lain.

c. Kemampuan ULP memberikan penjelasan saat rapat penjelasan

100

Page 117: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

101

6. Dimensi yang paling mempengaruhi kepuasan rekanan adalah Tangible

dengan koefisien 0,097 seperti ditunjukkan pada persamaan regresi Y =

0,258 + 0,097X1 + 0,014X2 + 0,037X3 + 0,027X4 + 0,020X5.

5.2 Saran

Berdasarkan analisis hasil dan pembahasan maka untuk meningkatkan

tingkat kepuasan dari SKPD dan Rekanan, ULP Pemerintah Kabupaten Badung

perlu melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. ULP Pemerintah Kabupaten Badung harus meningkatkan atau

memperbaharui kelengkapan peralatan kerja yang dimiliki.

2. ULP Pemerintah Kabupaten Badung harus menyiapkan waktu yang lebih

banyak untuk melakukan rapat persiapan dengan PPK.

3. ULP Pemerintah Kabupaten Badung harus meningkatkan kemampuan dan

pemahaman personilnya menyangkut ketentuan dibidang pengadaan

barang/jasa sehingga dapat memberikan penjelasan yang baik saat

konsultasi maupun saat rapat penjelasan.

4. ULP Pemerintah Kabupaten Badung harus menyiapkan prosedur

operasional yang lebih baik sehingga proses pengadaan barang/jasa

berjalan lebih jelas, transparan dan akuntabel sehingga dapat

meminimalkan terjadinya intervensi dari pihak yang berkepentingan.

Page 118: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

102

DAFTAR PUSTAKA

Bergman, Bo and Klefsjö, B., (1994), Quality from customer Needs to Customer

Satisfaction, McGraw-Hill Book, England.

Gaspersz, V., (1997), Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa , Jakarta : PT.

Gramedia Pustaka Utama.

Gronroos, C., (1990), Service Management and Marketing, Massachusetts /

Toronto : Lexington Books.

Irawan, H.D., (2007), 10 Prinsip Kepuasan Pelanggan. Penerbit Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.81/KEP/M.PAN/1993

Tahun 1993 tentang Pedoman Tatalaksana Pelayanan Umum.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.63/KEP/M.PAN/7/2003

Tahun 2003 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.

Kotler, P., (2000), Manajemen Pemasaran, Edisi Milenium 1 dan 2. Prenhallindo,

Jakarta.

Lovelock, C.H., (1996), Service Marketing , 3rd edition,Prentice Hall

International Editions.

Lukman, S., (1999), Manajemen Kualitas Pelayanan. Penerbit STIA LAN Press,

Jakarta.

Mahmudi, (2005), Manajemen Kinerja Sektor Publik. Penerbit UPP AMP YKPN,

Yogyakarta.

Mangkuprawira, S., dan Hubeis, A.V., (2007), Manajemen Mutu Sumber Daya

Manusia. Penerbit Ghalia Indonesia, Bogor.

Moenir, A.S., (2006), Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia. Penerbit Bumi

Aksara, Jakarta.

Parasuraman, A-Berry, L., and Zeithaml, (1990), Delivering quality service

balancing customer perception and expectation, The Free Press, New York.

Pasolong, H., (2007), Teori Administrasi Publik. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Pawitra, T., (1993), Marketing : Dimensi, Falsafah, Disiplin dan Keahlian.

Prasetya Mulya, Jakarta.

102

Page 119: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

103

Peraturan Bupati Badung Nomor 70 Tahun 2011 tentang Pembentukan Unit

Layanan Pengadaan (ULP) Pemerintah Kabupaten Badung.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 14

Tahun 2012 Tentang Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun

2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah No. 18

Tahun 2012 Tentang E-Tendering.

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah.

Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 Tentang

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

Rahmayanty, N., (2010), Manajemen Pelayanan Prima. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Siregar, P., (2004), Analisis Hubungan Kepuasan Pelanggan, Nilai Pelayanan

dan Kepuasan Kerja Pegawai di PT. Garuda Indonesia (tesis). Jakarta :

Universitas Indonesia.

Supranto, J. (2011), Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan

Pangsa Pasar. Cetakan ke-4. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy., (1997), Strategi Pemasaran. Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy dan Diana, A,, (2000), Prinsip dan Dinamika Pemasaran.J.3 J

learning. Yogyakarta.

Umar, H., (2005), Riset SumberDaya Manusia Dalam Organisasi. Penerbit PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Waworuntu, B., (1997), Dasar-dasar keterampilan abdi negara melayani

masyarakat, PT.Gramedia Pustaka Utama.

Walijatun, D., (2000), Pelayanan Prima Di Bidang Pertanahan Sebagai Bagian

Dari Reinventing Government : Seminar Nasional Pertanahan, Yogyakarta.

Page 120: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

104

Page 121: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

105

Page 122: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

106

Lampiran 3 : Uji Validitas pada Variabel Tangibel SKPD

Uji Validitas pada Variabel Tangible

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1

X1.1 Pearson Correlation 1 .748** .762

** .835

** .740

** .913

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

X1.2 Pearson Correlation .748** 1 .716

** .805

** .789

** .904

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

X1.3 Pearson Correlation .762** .716

** 1 .642

** .761

** .851

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

X1.4 Pearson Correlation .835** .805

** .642

** 1 .793

** .918

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

X1.5 Pearson Correlation .740** .789

** .761

** .793

** 1 .905

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

X1 Pearson Correlation .913** .904

** .851

** .918

** .905

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 123: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

107

Lampiran 4 : Uji Validitas pada Variabel Empathy SKPD

Uji Validitas pada Variabel Empathy

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2

X2.1 Pearson Correlation 1 .802** .787

** .928

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X2.2 Pearson Correlation .802** 1 .821

** .939

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X2.3 Pearson Correlation .787** .821

** 1 .928

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X2 Pearson Correlation .928** .939

** .928

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 124: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

108

Lampiran 5 : Uji Validitas pada Variabel Reliability SKPD Uji Validitas pada Variabel Reliability

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3

X3.1 Pearson Correlation 1 .768** .784

** .772

** .792

** .742

** .907

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3.2 Pearson Correlation .768** 1 .771

** .769

** .742

** .781

** .904

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3.3 Pearson Correlation .784** .771

** 1 .752

** .752

** .800

** .910

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3.4 Pearson Correlation .772** .769

** .752

** 1 .639

** .774

** .879

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3.5 Pearson Correlation .792** .742

** .752

** .639

** 1 .649

** .860

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3.6 Pearson Correlation .742** .781

** .800

** .774

** .649

** 1 .886

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

X3 Pearson Correlation .907** .904

** .910

** .879

** .860

** .886

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 125: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

109

Lampiran 6 : Uji Validitas pada Variabel Responsiveness SKPD Uji Validitas pada Variabel Responsiveness

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4

X4.1 Pearson Correlation 1 .869** .804

** .952

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X4.2 Pearson Correlation .869** 1 .817

** .953

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X4.3 Pearson Correlation .804** .817

** 1 .919

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

X4 Pearson Correlation .952** .953

** .919

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000

N 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 126: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

110

Lampiran 7 : Uji Validitas pada Variabel Assurance SKPD

Uji Validitas pada Variabel Assurance

Correlations

X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6 X5.7 X5

X5.1 Pearson Correlation 1 .797** .763

** .792

** .768

** .765

** .854

** .896

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.2 Pearson Correlation .797** 1 .819

** .772

** .848

** .829

** .848

** .929

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.3 Pearson Correlation .763** .819

** 1 .729

** .847

** .824

** .847

** .917

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.4 Pearson Correlation .792** .772

** .729

** 1 .711

** .801

** .824

** .881

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.5 Pearson Correlation .768** .848

** .847

** .711

** 1 .728

** .806

** .901

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.6 Pearson Correlation .765** .829

** .824

** .801

** .728

** 1 .805

** .900

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5.7 Pearson Correlation .854** .848

** .847

** .824

** .806

** .805

** 1 .941

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

X5 Pearson Correlation .896** .929

** .917

** .881

** .901

** .900

** .941

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 30 30 30 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 127: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

111

Lampiran 8 : Uji Reliabilitas pada Variabel Tangibel SKPD Uji Reliabilitas pada Variabel Tangible

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.938 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1 4.1000 .99481 30

X1.2 4.1667 .94989 30

X1.3 3.9333 .82768 30

X1.4 4.0667 1.11211 30

X1.5 3.8333 .91287 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1.1 16.0000 11.793 .858 .920

X1.2 15.9333 12.133 .848 .922

X1.3 16.1667 13.247 .782 .935

X1.4 16.0333 11.068 .857 .922

X1.5 16.2667 12.340 .853 .921

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

20.1000 18.645 4.31797 5

Page 128: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

112

Lampiran 9 : Uji Reliabilitas pada Variabel Empathy SKPD Uji Reliabilitas pada Variabel Empathy

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.923 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X2.1 4.0667 .90719 30

X2.2 3.9333 .90719 30

X2.3 3.9333 .82768 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X2.1 7.8667 2.740 .833 .899

X2.2 8.0000 2.690 .858 .879

X2.3 8.0000 2.966 .847 .890

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

11.9333 6.064 2.46259 3

Page 129: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

113

Lampiran 10 : Uji Reliabilitas pada Variabel Reliability SKPD Uji Reliabilitas pada Variabel Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.947 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X3.1 4.0000 .87099 30

X3.2 3.9667 .92786 30

X3.3 3.9000 .95953 30

X3.4 4.1000 .92289 30

X3.5 3.9667 .99943 30

X3.6 4.0667 .90719 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X3.1 20.0000 17.655 .867 .935

X3.2 20.0333 17.275 .859 .935

X3.3 20.1000 16.990 .866 .934

X3.4 19.9000 17.541 .823 .939

X3.5 20.0333 17.206 .790 .944

X3.6 19.9333 17.582 .835 .938

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

24.0000 24.759 4.97580 6

Page 130: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

114

Lampiran 11 : Uji Reliabilitas pada Variabel Responsiveness SKPD Uji Reliabilitas pada Variabel Responsiveness

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.933 3

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X4.1 4.0667 .98027 30

X4.2 4.1000 .92289 30

X4.3 3.8000 .80516 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X4.1 7.9000 2.714 .880 .895

X4.2 7.8667 2.878 .890 .882

X4.3 8.1667 3.385 .838 .929

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

11.9667 6.516 2.55266 3

Page 131: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

115

Lampiran 12 : Uji Reliabilitas pada Variabel Assurance SKPD Uji Reliabilitas pada Variabel Assurance

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0

Total 30 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.964 7

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X5.1 4.1333 .77608 30

X5.2 3.9333 .90719 30

X5.3 3.8333 .91287 30

X5.4 4.0333 .88992 30

X5.5 4.0333 1.03335 30

X5.6 4.0000 .87099 30

X5.7 4.0333 1.03335 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X5.1 23.8667 26.671 .865 .960

X5.2 24.0667 25.168 .903 .956

X5.3 24.1667 25.247 .886 .957

X5.4 23.9667 25.826 .839 .961

X5.5 23.9667 24.378 .859 .960

X5.6 24.0000 25.793 .865 .959

X5.7 23.9667 23.895 .915 .955

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

28.0000 34.207 5.84867 7

Page 132: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

116

Lampiran 13 : Uji Multikolinearitas SKPD

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Assurance, Reliability, Responsiveness, Tangible

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Tangible .815 1.227

Empathy .896 1.117

Reliability .900 1.112

Responsiveness .960 1.041

Assurance .770 1.298

a. Dependent Variable: Kepuasan SKPD

Collinearity Diagnosticsa

Model Dimension Eigenv

alue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Tangible Empathy Reliability Responsiveness

Assurance

1 1 5.730 1.000 0.001 0.002 0.002 0.002 0.002 0.002

2 .081 8.388 0.002 0.008 0.003 0.101 0.571 0.169

3 .066 9.352 0.004 0.386 0.039 0.432 0.000 0.091

4 .058 9.968 0.001 0.001 0.873 0.130 0.122 0.025

5 .043 11.496 0.004 0.524 0.007 0.116 0.076 0.704

6 .022 16.302 0.988 0.079 0.077 0.219 0.229 0.009

a. Dependent Variable: Kepuasan SKPD

Page 133: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

117

Lampiran 14 : Uji Normalitas SKPD

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 30

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .42000230

Most Extreme Differences Absolute .077

Positive .063

Negative -.077

Kolmogorov-Smirnov Z .423

Asymp. Sig. (2-tailed) .994

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 134: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

118

Lampiran 15 : Uji Heterokedastisitas SKPD

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Reliability, Tangible, Assurance, Responsiveness

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .368 .060 6.161 .000

Tangible .056 .042 .281 1.323 .198

Empathy .005 .032 .034 .147 .884

Reliability -.055 .051 -.321 -1.078 .292

Responsiveness .000 .036 -.004 -.017 .986

Assurance .020 .033 .162 .614 .545

a. Dependent Variable: Absolut Residual

Page 135: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

119

Lampiran 16 : Regresi Linear Berganda SKPD

Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Assurance, Reliability, Responsiveness, Tangible

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .908a .824 .787 .46168

a. Predictors: (Constant), Emphaty, Assurance, Reliability, Responsiveness, Tangible

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 23.914 5 4.783 22.438 .000a

Residual 5.116 24 .213

Total 29.029 29

a. Predictors: (Constant), Emphaty, Assurance, Reliability, Responsiveness, Tangible

b. Dependent Variable: Kepuasan SKPD

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) -1.812 .518 -3.500 .002

Tangible .044 .021 .196 2.067 .050

Empathy .048 .032 .135 1.486 .150

Reliability .059 .017 .315 3.483 .002

Responsiveness .085 .031 .239 2.732 .012

Assurance .087 .015 .553 5.664 .000

a. Dependent Variable: Kepuasan SKPD

Page 136: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

120

Page 137: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

121

Page 138: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

122

Page 139: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

123

Page 140: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

124

Lampiran 19 : Uji Validitas pada Variabel Tangibel Rekanan

Uji Validitas pada Variabel Tangible

Correlations

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1

X1.1 Pearson Correlation 1 .905** .896

** .903

** .881

** .967

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X1.2 Pearson Correlation .905** 1 .832

** .859

** .827

** .933

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X1.3 Pearson Correlation .896** .832

** 1 .865

** .867

** .940

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X1.4 Pearson Correlation .903** .859

** .865

** 1 .897

** .954

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X1.5 Pearson Correlation .881** .827

** .867

** .897

** 1 .946

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X1 Pearson Correlation .967** .933

** .940

** .954

** .946

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 141: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

125

Lampiran 20 : Uji Validitas pada Variabel Empathy Rekanan

Uji Validitas pada Variabel Empathy

Correlations

X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2

X2.1 Pearson Correlation 1 .934** .930

** .855

** .900

** .974

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X2.2 Pearson Correlation .934** 1 .865

** .827

** .887

** .952

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X2.3 Pearson Correlation .930** .865

** 1 .870

** .882

** .958

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X2.4 Pearson Correlation .855** .827

** .870

** 1 .809

** .917

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X2.5 Pearson Correlation .900** .887

** .882

** .809

** 1 .945

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X2 Pearson Correlation .974** .952

** .958

** .917

** .945

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 142: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

126

Lampiran 21 : Uji Validitas pada Variabel Reliability Rekanan Uji Validitas pada Variabel Reliability

Correlations

X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3

X3.1 Pearson Correlation 1 .967** .898

** .968

** .926

** .901

** .982

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3.2 Pearson Correlation .967** 1 .860

** .967

** .939

** .897

** .977

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3.3 Pearson Correlation .898** .860

** 1 .882

** .851

** .843

** .925

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3.4 Pearson Correlation .968** .967

** .882

** 1 .923

** .899

** .978

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3.5 Pearson Correlation .926** .939

** .851

** .923

** 1 .887

** .959

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3.6 Pearson Correlation .901** .897

** .843

** .899

** .887

** 1 .942

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

X3 Pearson Correlation .982** .977

** .925

** .978

** .959

** .942

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 143: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

127

Lampiran 22 : Uji Validitas pada Variabel Responsiveness Rekanan Uji Validitas pada Variabel Responsiveness

Correlations

X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 X4

X4.1 Pearson Correlation 1 .947** .919

** .908

** .978

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71

X4.2 Pearson Correlation .947** 1 .896

** .887

** .966

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71

X4.3 Pearson Correlation .919** .896

** 1 .896

** .960

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71

X4.4 Pearson Correlation .908** .887

** .896

** 1 .957

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71

X4 Pearson Correlation .978** .966

** .960

** .957

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 144: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

128

Lampiran 23 : Uji Validitas pada Variabel Assurance Rekanan Uji Validitas pada Variabel Assurance

Correlations

X5.1 X5.2 X5.3 X5.4 X5.5 X5.6

X5.1 Pearson Correlation 1 .913** .925

** .920

** .899

** .928

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.2 Pearson Correlation .913** 1 .906

** .888

** .882

** .896

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.3 Pearson Correlation .925** .906

** 1 .914

** .959

** .960

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.4 Pearson Correlation .920** .888

** .914

** 1 .939

** .933

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.5 Pearson Correlation .899** .882

** .959

** .939

** 1 .931

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.6 Pearson Correlation .928** .896

** .960

** .933

** .931

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.7 Pearson Correlation .877** .896

** .907

** .882

** .932

** .889

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.8 Pearson Correlation .951** .946

** .927

** .943

** .919

** .934

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.9 Pearson Correlation .934** .932

** .942

** .938

** .949

** .929

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.10 Pearson Correlation .891** .938

** .902

** .844

** .876

** .887

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.11 Pearson Correlation .923** .889

** .918

** .932

** .910

** .921

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5 Pearson Correlation .961** .954

** .970

** .957

** .963

** .964

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 145: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

129

Correlations

X5.7 X5.8 X5.9 X5.10 X5.11 X5

X5.1 Pearson Correlation .877** .951

** .934

** .891

** .923

** .961

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.2 Pearson Correlation .896** .946

** .932

** .938

** .889

** .954

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.3 Pearson Correlation .907** .927

** .942

** .902

** .918

** .970

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.4 Pearson Correlation .882** .943

** .938

** .844

** .932

** .957

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.5 Pearson Correlation .932** .919

** .949

** .876

** .910

** .963

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.6 Pearson Correlation .889** .934

** .929

** .887

** .921

** .964

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.7 Pearson Correlation 1 .917** .931

** .907

** .888

** .948

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.8 Pearson Correlation .917** 1 .953

** .911

** .960

** .980

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.9 Pearson Correlation .931** .953

** 1 .925

** .928

** .979

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.10 Pearson Correlation .907** .911

** .925

** 1 .885

** .943

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5.11 Pearson Correlation .888** .960

** .928

** .885

** 1 .960

**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

X5 Pearson Correlation .948** .980

** .979

** .943

** .960

** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 71 71 71 71 71 71

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Page 146: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

130

Lampiran 24 : Uji Reliabilitas pada Variabel Tangibel Rekanan Uji Reliabilitas pada Variabel Tangible

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.971 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1.1 3.6620 .87739 71

X1.2 3.6338 .84919 71

X1.3 3.7324 .80990 71

X1.4 3.6620 .82711 71

X1.5 3.7183 .92864 71

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X1.1 14.7465 10.421 .948 .959

X1.2 14.7746 10.834 .895 .968

X1.3 14.6761 11.022 .908 .966

X1.4 14.7465 10.821 .929 .963

X1.5 14.6901 10.274 .911 .966

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.4085 16.559 4.06932 5

Page 147: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

131

Lampiran 25 : Uji Reliabilitas pada Variabel Empathy Rekanan Uji Reliabilitas pada Variabel Empathy

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.972 5

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X2.1 3.7324 .90960 71

X2.2 3.7324 .94048 71

X2.3 3.7324 .89375 71

X2.4 3.8310 .87808 71

X2.5 3.7324 .94048 71

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X2.1 15.0282 11.913 .958 .960

X2.2 15.0282 11.885 .923 .965

X2.3 15.0282 12.142 .934 .964

X2.4 14.9296 12.552 .873 .973

X2.5 15.0282 11.942 .912 .967

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

18.7606 18.756 4.33084 5

Page 148: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

132

Lampiran 26 : Uji Reliabilitas pada Variabel Reliability Rekanan Uji Reliabilitas pada Variabel Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.983 6

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X3.1 3.7746 .94411 71

X3.2 3.7746 .91335 71

X3.3 3.8732 .90915 71

X3.4 3.7465 .92146 71

X3.5 3.7606 .90182 71

X3.6 3.7746 .91335 71

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X3.1 18.9296 19.038 .974 .977

X3.2 18.9296 19.352 .967 .978

X3.3 18.8310 19.885 .893 .985

X3.4 18.9577 19.270 .969 .978

X3.5 18.9437 19.625 .941 .980

X3.6 18.9296 19.695 .916 .983

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

22.7042 27.954 5.28717 6

Page 149: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

133

Lampiran 27 : Uji Reliabilitas pada Variabel Responsiveness Rekanan Uji Reliabilitas pada Variabel Responsiveness

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.975 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X4.1 3.7324 .90960 71

X4.2 3.7324 .87762 71

X4.3 3.7465 .85721 71

X4.4 3.6620 .90937 71

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X4.1 11.1408 6.494 .959 .961

X4.2 11.1408 6.723 .940 .967

X4.3 11.1268 6.855 .931 .969

X4.4 11.2113 6.626 .922 .972

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

14.8732 11.769 3.43066 4

Page 150: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

134

Lampiran 28 : Uji Reliabilitas pada Variabel Assurance Rekanan Uji Reliabilitas pada Variabel Assurance

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 71 100.0

Excludeda 0 .0

Total 71 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.992 11

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X5.1 3.8028 .90427 71

X5.2 3.7887 .96976 71

X5.3 3.7606 .93296 71

X5.4 3.7606 .86956 71

X5.5 3.7465 .92146 71

X5.6 3.7746 .84848 71

X5.7 3.7746 .89757 71

X5.8 3.7746 .94411 71

X5.9 3.7183 .89735 71

X5.10 3.7606 .93296 71

X5.11 3.8169 .91511 71

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X5.1 37.6761 77.165 .952 .991

X5.2 37.6901 76.188 .944 .991

X5.3 37.7183 76.520 .963 .991

X5.4 37.7183 77.805 .948 .991

X5.5 37.7324 76.827 .955 .991

X5.6 37.7042 78.040 .957 .991

X5.7 37.7042 77.497 .937 .991

X5.8 37.7042 76.154 .975 .990

X5.9 37.7606 76.956 .975 .990

X5.10 37.7183 77.005 .930 .991

X5.11 37.6620 76.998 .951 .991

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

Page 151: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

135

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

41.4789 93.110 9.64937 11

Lampiran 29 : Uji Multikolinearitas Rekanan

Uji Multikolinearitas

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Tangible .429 2.329

Empathy .437 2.287

Reliability .442 2.261

Responsiveness .412 2.426

Assurance .338 2.958

a. Dependent Variable: Kepuasan Rekanan

Collinearity Diagnostics

a

Model Dimension Eigenval

ue Condition

Index

Variance Proportions

(Constant) Tangible Empathy Reliability Responsiveness

Assurance

1 1 5.812 1.000 0.002 0.001 0.001 0.001 0.001 0.001

2 .059 9.888 0.973 0.010 0.015 0.016 0.030 0.037

3 .037 12.514 0.000 0.088 0.125 0.771 0.114 0.013

4 .034 13.046 0.006 0.000 0.675 0.006 0.486 0.014

5 .032 13.446 0.006 0.892 0.153 0.001 0.165 0.014

6 .025 15.195 0.013 0.009 0.030 0.204 0.203 0.921

a. Dependent Variable: Kepuasan Rekanan

Page 152: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

136

Lampiran 30 : Uji Normalitas Rekanan

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 71

Normal Parametersa,,b

Mean .0000000

Std. Deviation .39779522

Most Extreme Differences Absolute .146

Positive .145

Negative -.146

Kolmogorov-Smirnov Z 1.231

Asymp. Sig. (2-tailed) .097

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Page 153: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

137

Lampiran 31 : Uji Heterokedastisitas Rekanan

Uji Heterokedastisitas

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .331 .109 3.040 .003

Tangible -.002 .009 -.046 -.251 .802

Empathy .015 .009 .286 1.569 .121

Reliability -.003 .008 -.068 -.373 .711

Responsiveness -.015 .012 -.248 -1.320 .191

Assurance .001 .005 .051 .248 .805

a. Dependent Variable: Absolut Residual

Page 154: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

138

Lampiran 32 : Regresi Linear Berganda Rekanan

Regresi Linear Berganda

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered Variables Removed Method

1 Emphaty, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

a

. Enter

a. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the

Estimate

1 .917a .842 .830 .41281

a. Predictors: (Constant), Emphaty, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean Square F Sig.

1 Regression 58.893 5 11.779 69.118 .000a

Residual 11.077 65 .170

Total 69.970 70

a. Predictors: (Constant), Emphaty, Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance

b. Dependent Variable: Kepuasan Rekanan

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) .258 .185 1.394 .168

Tangible .097 .016 .458 6.085 .000

Empathy .014 .016 .068 .909 .367

Reliability .037 .013 .214 2.888 .005

Responsiveness .027 .020 .104 1.352 .181

Assurance .020 .008 .211 2.485 .016

a. Dependent Variable: Kepuasan Rekanan

Page 155: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

139

Lampiran 33 : Surat Pengantar Kuisioner

U N I V E R S I T A S U D A Y A N A FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

Sehubungan dengan penelitian yang berjudul ANALISIS KEPUASAN

SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DAN REKANAN

TERHADAP KINERJA UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP)

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG, dalam rangka memenuhi salah satu

syarat akademik pada Program Pascasarjana Fakultas Teknik Program Studi

Teknik Sipil Universitas Udayana, maka kami sangat membutuhkan data maupun

informasi yang relevan.

Guna pengumpulan data dan informasi tersebut, maka kami dangat

mengharapkan bantuan dan kesediaan Bapak / Ibu mengisi kuisioner atau daftar

pertanyaan berikut ini secara benar dan obyektif sesuai dengan yang Bapak / Ibu

ketahui.

Kuisioner ini hanya untuk kepentingan penyusunan penelitian dan tidak

memiliki pengaruh apapun terhadap kapasitas Bapak / Ibu sebagai pihak yang

berhubungan dengan ULP Pemerintah Kabupaten Badung, selain itu kami

menjamin sepenuhnya kerahasiaan jawaban Bapak / Ibu. Atas segala bantuan dan

kesediaan Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.

Denpasar, September 2014

Peneliti,

Putu Budayasa

NIM. 1191561006

Page 156: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

140

Lampiran 34 : Data Responden

KUISIONER

UNIT LAYANAN PENGADAAN

PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

I. DATA RESPONDEN

Isilah dan beri tanda ( √ ) pada jawaban yang paling sesuai

Nomor Responden 15 (diisi oleh petugas)

1 Usia Anda saat ini : 49 th

2 Apakah pernah mendapatkan pelatihan di bidang pengadaan barang/jasa ?

ya

tidak

3 Pendidikan terakhir

SD/SMP S1

SMU/Sederajat Lain‐lain, sebutkan …

4 Pengalaman berhubungan dengan proses pelelangan

1 th – 3 th 5 th – 7 th

3 th – 5 th > 7 th

5 Banyak paket pelelangan yang diikuti/dilaksanakan setiap tahun

< 10 paket 20 ‐ 30 paket

10 ‐ 20 paket > 30 paket

Page 157: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

141

Lampiran 35 : Kuisioner untuk SKPD

II. ISIAN KUISIONER

Pertanyaan di bawah ini mohon dibaca dengan hati-hati dan harap diisi semua,

jika ada yang kosong maka kuesioner ini dianggap cacat. Cara menjawab dengan

memberikan tanda (X) pada kotak jawaban yang paling cocok menurut keadaan

dan pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

Pernyataan berhubungan dengan “KENYATAAN”, yaitu kondisi yang

diterima/dirasakan oleh Bapak/Ibu/Saudara dari ULP, pada kolom :

1. Sangat Tidak Puas

2. Tidak Puas

3. Cukup Puas

4. Puas

5. Sangat Puas

Pernyataan berhubungan dengan “HARAPAN”, yaitu tingkat kepentingan kondisi

yang diinginkan/diharapkan diterima/dirasakan oleh Bapak/Ibu/Saudara dari ULP,

pada kolom :

1. Sangat Tidak Penting

2. Tidak Penting

3. Cukup Penting

4. Penting

5. Sangat Penting

SKPD No PERNYATAAN KENYATAAN HARAPAN

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A TANGIBLE/NYATA

1 Kebersihan dan Kerapian Ruang Kerja ULP X X

2 Kelengkapan Peralatan Kerja ULP X X

3 Penampilan Tenaga ULP X X

4 Papan petunjuk di ULP X X

5 Kondisi Ruang tunggu X x

B EMPATHY/EMPATI

1 Waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi X X

2 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat persiapan X X

3 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan X X

C RELIABILITY/KEANDALAN

1 Pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku X X

2 Pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan X X

3 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen lelang X X

4 Kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan

saat rapat penjelasan

X X

5 Kemampuan ULP dalam memberikan penjelasan x x

Page 158: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

142

saat konsultasi

6 Kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh

ULP untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

persyaratan dokumen

X X

D RESPONSIVENESS/KETANGGAPAN

1 Kecepatan ULP dalam memeriksa kelengkapan

dan isi dokumen lelang

X X

2 Kecepatan ULP menghubungi SKPD untuk

perbaikan dokumen lelang

X X

3 Kecepatan dan Ketelitian ULP melakukan evaluasi X X

E ASSURANCE/KEPASTIAN

1 Persyaratan ULP dalam mengajukan dokumen

lelang

X X

2 Perlakuan ULP terhadap semua paket lelang X X

3 SOP yang dimiliki ULP X X

4 Kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP X X

5 Kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan x X

6 Kelengkapan dan Kejelasan Dokumen akhir lelang X X

7 Kejelasan ULP dalam memberikan waktu

pelaksanaan proses lelang

X X

SARAN :

1. Pengiriman dokumen hasil pemenang lelang agar dipercepat karena sering

mepet dengan penerbitan SPPBJ

2. Hasil pelelangan agar kita diberikan hard copynya bukan soft copynya

untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Page 159: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

143

II.

Lampiran 36 : Kuisioner untuk Rekanan

II. ISIAN KUISIONER

Pertanyaan di bawah ini mohon dibaca dengan hati-hati dan harap diisi semua,

jika ada yang kosong maka kuesioner ini dianggap cacat. Cara menjawab dengan

memberikan tanda (X) pada kotak jawaban yang paling cocok menurut keadaan

dan pendapat Bapak/Ibu/Saudara.

Pernyataan berhubungan dengan “KENYATAAN”, yaitu kondisi yang

diterima/dirasakan oleh Bapak/Ibu/Saudara dari ULP, pada kolom :

1. Sangat Tidak Puas

2. Tidak Puas

3. Cukup Puas

4. Puas

5. Sangat Puas

Pernyataan berhubungan dengan “HARAPAN”, yaitu tingkat kepentingan kondisi

yang diinginkan/diharapkan oleh Bapak/Ibu/Saudara dari ULP, pada kolom :

1. Sangat Tidak Penting

2. Tidak Penting

3. Cukup Penting

4. Penting

5. Sangat Penting

REKANAN No PERNYATAAN KENYATAAN HARAPAN

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

A TANGIBLE/NYATA

1 Kebersihan dan Kerapian Ruang Kerja ULP X X

2 Kelengkapan Peralatan Kerja ULP X X

3 Penampilan Tenaga ULP X X

4 Papan petunjuk di ULP X X

5 Kondisi Ruang tunggu X X

B EMPATHY/EMPATI

1 Waktu yang disiapkan ULP untuk konsultansi X X

2 Waktu yang disiapkan ULP untuk rapat penjelasan X X

3 ULP bebas dari intervensi pihak lain X X

4 Kerahasiaan proses lelang oleh ULP X X

5 Waktu yang disiapkan ULP untuk melakukan

sanggahan/sanggahan banding

X X

C RELIABILITY/KEANDALAN

1 Pemahaman ULP terhadap ketentuan yang berlaku X X

2 Pemahaman ULP terhadap paket yang dilelangkan X X

3 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

X X

Page 160: dan rekanan terhadap kinerja unit layanan pengadaan

144

4 Kemampuan ULP memberikan penjelasan saat

rapat penjelasan

X X

5 Kemampuan ULP memberikan penjelasan saat

konsultasi

X X

6 Kemampuan calon pemenang yang ditetapkan oleh

ULP dalam memenuhi persyaratan dokumen lelang

X X

D RESPONSIVENESS/KETANGGAPAN

1 Kecepatan ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

X X

2 Ketelitian ULP dalam memeriksa dokumen

penawaran

X X

3 Kecepatan dan ketelitian ULP melakukan evaluasi X X

4 Kecepatan ULP memberikan jawaban terhadap

sanggahan

X X

E ASSURANCE/KEPASTIAN

1 Pengumuman lelang X X

2 Persyaratan oleh ULP dalam mengajukan dokumen

penawaran

X X

3 Perlakuan dari ULP terhadap semua penawaran X X

4 SOP yang dimiliki ULP X X

5 Kepatuhan ULP dalam mengikuti SOP X X

6 Kecepatan ULP memberikan hasil pelelangan X X

7 Kelengkapan dan Kejelasan Dokumen akhir lelang X X

8 Kejelasan ULP dalam memberikan waktu

pelaksanaan proses lelang

X X

9 Kepatuhan ULP dalam mengikuti waktu

pelaksanaan proses lelang yang telah disusun

X X

10 Kepatuhan ULP pada dokumen lelang dan aturan X X

11 Transparansi ULP dalam proses lelang X X

SARAN :

Pada panitia harus bebas dari interfensi, jangan menyulitkan kontraktor-kontraktor

lokal dengan persyaratan lelang yang dianggap sulit dilakukan oleh kontraktor

lokal, tender-tender yang dilakukan jangan asal ditawar murah, tapi kita mesti

melihat aspek kualitas kerja dan bahan