repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf ·...

101

Transcript of repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf ·...

Page 1: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 2: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 3: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 4: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 5: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 6: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 7: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 8: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 9: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 10: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 11: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Penelitian ini menjelaskan kebijakan Bolivia dalam menghadapi hegemoni

Amerika Serikat (AS), tujuannya adalah merestrukturisasi sendi perekonomian

Bolivia akibat privatisasi aset-aset negara dan pemberantasan ladang koka di

Bolivia yang dilakukan oleh pemerintah AS. Kemudian analisa penelitian ini

difokuskan pada faktor-faktor yang memengaruhi Bolivia dalam membuat

kebijakan menghadapi hegemoni AS.

AS ingin menyatukan benua Amerika melalui Doktrin Monroe yang

merupakan pidato tahunan Presiden James Monroe kepada kongres guna

menyampaikan penolakan untuk mentoleransi perluasan lebih lanjut dominasi

Eropa di Amerika. Dia menyatakan “Tanah Amerika, mulai sekarang tidak boleh

lagi dijadikan ajang kolonialisasi oleh bangsa Eropa. “Kita Harus menganggap

setiap usaha mereka untuk memperluas sistem politik di bagian manapun di benua

ini sebagai bahaya bagi kedamaian, dan keselamatan kita”.

( http:/www.ushistory.org/documents/monroe.html,)

Sejak tahun 1823. Doktrin Monroe ini menetapkan Amerika Latin sebagai

bagian halaman belakang (backyard) dunia barat (Western Hemisphere) AS. Sejak

awal, AS telah menjadikan kebijakan isolasionis-defensif (defesive-isolationist)

sebagai langkah awalnya untuk mendominasi Amerika Latin yang dimulai sejak

Page 12: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

2

1890. Kebijakan tersebut merupakan bagian dari Doktrin Monroe. (Meiertones,

2010:30)

Meskipun Doktrin Monroe ini berorientasi untuk membatasi intervensi

negara-negara Eropa di benua Amerika (Meiertones, 2010: 30), di sisi lain, AS

juga memiliki hak intervensi terhadap negara-negara Amerika Latin dengan cara

yang bervariasi sepanjang abad ke-19 dan awal abad ke-20. Artinya, AS

melindungi wilayah Amerika Latin secara ketat untuk mencegah pengaruh lain

yang merugikan kepentingan AS. (Renehan, 2007:108)

Dasar lain kebijakan intervensi AS adalah Roosevelt Corollary yang

merupakan Pidato Tahunan Presiden Roosevelt pada Desember 1904. Roosevelt

Corollary ini memperkuat Doktrin Monroe. Presiden Roosevelt mendefinisikan

Amerika Latin, terutama Kepulauan Karibia, sebagai kawasan yang dilindungi

oleh AS. (Rabe, 2011:275)

Esensinya, AS mendeklarasikan dirinya sendiri sebagai polisi internasional

melalui justifikasi unilateral untuk meningkatkan intervensinya ke negara-negara

Amerika Latin. Doktrin Monroe berikut Roosevelt Corollary ini juga menjadi

landasan kebijakan intervensionis AS di Dunia Ketiga.Dalam perkembangan

selanjutnya, doktrin-doktrin seperti Reagan yang menyatakan akan

mengintervensi Nikaragua untuk melawan pemerintahan Sandinista, sehingga

intervensi menjadi tindakan legal bagi AS. (Meiertones, 2010:156)

Sejarah menunjukkan bahwa pada masa Perang Dingin kebijakan

intervensionis ini seringkali dipakai AS sebagai pilihan instrumen politik luar

negerinya untuk mengubah pemerintah diberbagai negara. Dalam konteks

Page 13: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

3

bipolaritas Perang Dingin, keterlibatan AS dalam proses perubahan rezim di

negara lain dapat dijelaskan dalam kerangka politik pembendungan

(containment), yaitu sebagai usaha AS untuk menangkal penyebaran pengaruh

ideologi dan kepentingan Uni Soviet. (Akhtar, 2003:94)

Salah satu negara Amerika Latin yang kini menjadi perhatian AS adalah

Bolivia. Pada tahun 1985 AS mulai mendominasi Bolivia melalui perusahaan

asing dan beberapa perusahaan AS disektor ekonomi, yaitu, melalui penguasaan

AS terhadap perusahaan telekomunikasi, perusahaan, penerbangan, perusahaan

listrik negara, perusahaan kereta api,serta yang paling utama di sektor minyak dan

gas (migas) akibat privatisasi. (Kohl, 2006:109)

Pada masa periode pertama pemerintah Gonzalo Sanchez de Lozada pada

tahun 1993-1997, AS berupaya mereformasikan perekonomian Bolivia melalui

privatisasi. Yakni, dengan menerapkan kebijakan ekonomi dan struktural politik

yang salah satunya melalui implementasi Undang-Undang Kapitalisasi. (Sachs,

2005:90-108)

Kebijakan ini lahir atas tekanan dari Bank Dunia dan International

Monetary Found (IMF) dengan dukungan AS (Kohl, 2006:107). Undang-Undang

tersebut menetapkan otorisasi penjualan minyak dan gas (migas) negara,

perusahaan telekomunikasi, perusahaan penerbangan, perusahaan listrik negara,

perusahaan kereta api, serta perusahaan peleburan biji besi (Kohl, 2006:109).

Sementara itu, pada masa pemerintah Hugo Banzer periode 1997-2001,

Bolivia dihadapkan pada kepentingan AS untuk menutup pintu masuk peredaran

kokain di AS yang berasal dari Bolivia. Kemudian, melalui bantuan keuangan dan

Page 14: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

4

militer AS, Bolivia menerapkan kebijakan penghapusan penanaman koka.

(Gordon,2006:16) Selain itu, pemerintah Hugo Banzer juga melakukan privatisasi

terhadap perusahaan air minum negara. (Chan,2007:5)

Sebelum kebijakan privatisasi aset-aset nasional, perekonomian Bolivia

diwarnai dengan kemajuan di sektor pertambangan timah. Namun, sejak awal

1980-an, perekonomian Bolivia mengalami kemunduran dengan jatuhnya harga

timah yang berdampak pada sumber pemasukan Bolivia dan di sektor

pertambangan timah. (Kohl, 2006:54)

Tingkat Gross Domestic Product (GDP) menurun 9,2% antara tahun 1981-

1986, yaitu dari 5,99 miliar Dollar AS menjadi 4,79 miliar Dollar AS. Hal ini juga

diiringi dengan tingkat hutang yang besar, yaitu mencapai 3,8 miliar Dollar AS

pada tahun 1982. (Kohl, 2006:55)

Dengan tingkat hutang yang demikian besar dan terjadinya kemunduran di

sektor perekonomian, maka pemerintah Bolivia mencoba mengambil jalan keluar

dengan memotong pembayaran hutang sebesar 25%. Pemotongan pembayaran

hutang ini mengakibatkan kekhawatiran di pihak kreditor sehingga membekukan

aset-aset Bolivia yang berada diluar negeri. (Kohl, 2006:55)

Oleh karena itu sejak tahun 1985, pemerintah Bolivia

mengimplementasikan stabilisasi program makroekonomi dan reformasi

struktural. Antara lain, dengan mengurangi keterlibatan pemerintah dan

meningkatkan peran sektor swasta dalam perekonomian nasionalnya. Hal ini

dituangkan ke dalam Dekrit Presiden 21060 yang merupakan inisiatif rancangan

dari teknokrat Bolivia dukungan komunitas bisnis (Kohl, 2006:65).

Page 15: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

5

Hal ini tentu saja mendapatkan dukungan dari IMF, Bank Dunia,serta

Bank Pembangunan antar-Amerika (IADB/Inter-American Development Bank)

serta AS sehingga menjadikan sebagai Bolivia model pembangunan ekonomi

neoliberal di Amerika Latin. (Kohl 2006:66)

Dampak dari ekonomi neoliberal tersebut menimbulkan perlawanan dan

kritik dari negara-negara Amerika Latin sebelum 1998, keadaan Amerika Latin

dibawah kontrol AS. Namun sejak 1998, sejumlah negara seperti Venezuela,

Kuba, terus melancarkan kritik terhadap dominasi AS akibat kegagalan

neoliberalisme dalam mewujudkan janji-janji kemakmuran dan kesejahteraan

kepada rakyat Amerika Latin. Ribuan aksi masyarakat terus terjadi menuntut

terwujudnya keadilan sosial (Suyatna, 2007:52).

Kebijakan ekonomi pemerintah Bolivia/Neoliberal menyebabkan

terjadinya gerakan sosial. Hal ini ditunjukkan dengan adanya demonstrasi, baik itu

dalam skala kecil maupun besar. Pada tahun 2000, pecah protes dari rakyat yang

berakhir dengan kekerasan dengan jumlah korban enam orang dan 170 lainya luka

parah. Mereka menuntut untuk penghapusan kebijakan privatisasi air. (Kohl,

2006:165)

Gerakan sosial tersebut berhasil membuat perubahan dalam pemerintah

dan kebijakan Bolivia adalah gerakan protes rakyat terhadap kebijakan minyak

dan gas alam dan awal dari perubahan sosial yang ada di negara tersebut. (Kohl,

2006:173)

Revolusi-revolusi sosial yang digerakan oleh rakyat berhasil

memunculkan pemimpin-pemimpin baru dikalangan mereka Hal ini berlanjut

Page 16: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

6

kepada suksesi, yaitu naiknya Juan Evo Morales Ayma menjadi Presiden Bolivia

pada Pemilu 2005. Evo Morales adalah tokoh beraliran “kiri” yang bersifat kritis

terhadap kebijakan pemerintah AS dikarenakan Morales ingin melakukan

perlawanan terhadap kapitalisme yang dikembangkan AS di Bolivia yang selama

ini membawa masyarakat Bolivia kepada kemiskinan. (Suyatna, 2007:116)

Evo Morales merupakan pemimpin dari Partai Movimiento Al Socialismo

(MAS) merupakan partai berbasis gerakan penduduk asli (indigenous) yang

didirikan pada tahun 1998 yang memenangi pemilihan umum pada tahun 2005

dan menjabat sebagai Presiden pada tahun 2006 setelah unggul dari Jorge Quiroga

dengan perolehan suara 53.740%. (Tapia, 2008:220)

Setelah menjadi Presiden Bolivia, Evo Morales memperlihatkan sikapnya

yang anti-AS, dengan menunjukan daun koka dan secara demonstratif dan

memperlihatkan kepada seluruh hadirin yang sebagian besar terdiri dari Kepala

Negara dan Perdana Menteri negara-negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB), ketika ia berpidato di depan Sidang Umum Majelis Umum PBB.

(Lesmana,2007:614)

Selain itu, Evo Morales juga bersikap menolak AS dengan menolak

perjanjian multilateral maupun regional. Di antaranya Free Trade Area of The

Americas (FTAA) yang dinilai lebih banyak merugikan rakyat. Pada akhirnya,

Evo Morales menggalang Persatuan Ekonomi dengan Presiden Venezuela, Hugo

Chavez, dan Pemimpin Kuba, Fidel Castro dengan membentuk perjanjian

Alternativa Bolivariana para los Pueblos de Nuestra America (ALBA) pada

Page 17: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

7

tanggal 29 April 2006. Ketiga tokoh ini menandatangani Tratado Comercio de los

Pueblos (TCP). (Lesmana, 2007:616)

ALBA merupakan kerjasama regional di kawasan Amerika Latin dan

Karibia. Kerjasama yang diajukan pada bulan Desember 2001 merupakan suatu

alternatif terhadap FTAA. Pada bulan Desember 2004, Venezuela dan Kuba

mendatangani perjanjinan kerjasama dalam kerangka ALBA melalui Association

of Caribbean States Summit dengan bertujuan untuk menyeimbangi perdagangan

bebas yang didominasi oleh AS. (http://www.globalresearch.ca/latin-americas-

social-movements-and-the-alba-alliance/5336550)

Naiknya Evo Morales semakin menguatkan barisan “kiri” di Amerika

Latin. Morales menjalin hubungan erat dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez

dan Presiden Brazil Luiz Ignazio Lula da Silva, serta secara terang-terangan

memberi dukungan terhadap Pemimpin Kuba, Fidel Castro, hal ini yang

menyebabkan AS memandang Morales sebagai tokoh berbahaya yang

mengancam kepentingannya di Amerika Latin. (Shoelhi, 2007:87)

Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan Washington, Sikap

bermusuhan dengan Washington bisa dijelaskan dari program ekonomi Partai

MAS. Partai tersebut menolak kebijakan ekonomi-politik AS serta mendesak

nasionalisasi perusahaan minyak dan gas alam. (Shoelhi ,2007:87)

Sedangkan istilah “kiri” adalah ideologi yang menginginkan perubahan

radikal atau menyeluruh (revolusi) untuk mengubah keadaan di sekitar yang

menganut kesejahteraan dan kebebasan yang diinginkan masyarakat luas. Arti

“kiri” disini mengacu pada Sosialisme, yakni Sosialisme Reformis yang anti-

Page 18: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

8

revolusi. Maksudnya, agar sosialisme tidak terjatuh menjadi sistem otoritarian,

maka Sosialisme juga mengacu pada perubahan tatanan baru (sosial, ekonomi,

dan politik) dari tatanan sebelumnya dan sosialisme yang bersifat demokratis

sehingga dapat diterima oleh masyarakat. (Giddens, 2002: 100)

Dalam hal ini, penyebab utama kecenderungan kembalinya “politik kiri”

ke wilayah Amerika Latin khususnya Bolivia adalah akibat kinerja ekonomi yang

menyengsarakan sehingga menggagalkan upaya reformasi ekonomi hasil

Washington Consensus. Konsensus ini mengutamakan pembangunan yang

didukung oleh modal asing, privatisasi di sektor industri dan sumber daya alam,

liberalisasi impor, tingkat suku bunga yang tinggi, deregulasi, pengetatan fiscal,

serta pematokan mata uang (Subono, 2010: 103).

Setelah berjalan lebih dari 20 tahun, konsensus ini ternyata mengecewakan

masyarakat Amerika Latin. Faktanya, kinerja neoliberalisme ternyata tidak sesuai

dengan janji yang dicanangkan dalam Washington Consensus. (Subono 2010)

Kegagalan dalam memperoleh keuntungan besar dari projek Washington

Consensus tersebut (Subono, 2010:103) menimbulkan kekecewaan politik di

kalangan masyarakat Bolivia. Hal ini telah mendasari bangkitnya kekuatan politik

dan gerakan sosial baru sehingga menimbulkan gelombang demonstrasi yang

memengaruhi masyarakat pribumi di Bolivia. (Barret. at all, 2008:2)

Permasalahan mengenai kebijakan Bolivia dalam melawan dominasi AS

ini menarik untuk dianalisis dari sudut faktor internal dan faktor eksternalnya.

Penelitian ini akan mengkaji kepentingan nasional yang melatar belakangi Bolivia

dalam menghadapi hegemoni AS pada periode 2005-2009.

Page 19: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

9

Analisa penelitian ini difokuskan pada tahun 2005 sampai 2009. Sebab

periode tersebut merupakan periode pertama pemerintah Presiden Bolivia Evo

Morales. Hanya dalam beberapa bulan sejak kepemimpinannya, Morales mulai

merestrukturisasi sendi perekonomian Bolivia.

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka muncul suatu pertanyaan

penelitian yang nantinya akan dibahas yaitu :

“Mengapa Bolivia merestrukturisasi perekonomiannya melalui kebijakan

nasionalisasi minyak dan legalisasi koka dalam menghadapi hegemoni Amerika

Serikat P

eriode 2005-2009?”

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan menghadapi pengaruh mengetahui implementasi

kebijakan Bolivia dalam menghadapi pengaruh AS setelah Evo Morales menjabat

sebagai presiden terpilih di Bolivia. Kajian terhadap implementasi kebijakan

Bolivia ini dimulai dari upayanya dalam merekstrukturisasi perekonomian pada

periode pertama pemerintahya tahun 2005-2009.

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah untuk mempelajari

keberhasilan bagaimana negara berkembang dalam upayanya menentang negara

super power seperti AS yang selalu memperluas pengaruhnya di negara-negara

berkembang.

Page 20: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

10

D. Tinjauan Pustaka

Beberapa tulisan tentang perlawanan negara-negara Amerika Latin

terhadap AS lebih banyak melihat Amerika Latin khususnya Bolivia yang

mayoritas berada dibawah hegemoni AS.

Salah satunya dengan tesis Emil Radhiansyah memaparkan tentang

penderitaan dan kemiskinan rakyat Bolivia sehingga menimbulkan aksi-aksi

perlawanan berbentuk Gerakan Sosial yang dihimpun dari kekuatan rakyat

Bolivia yang tertindas, seperti kaum buruh dan petani koka yang banyak dirugikan

dengan adanya pembasmian ladang koka seluas 50.000 hingga 60.000 oleh

pemerintah Bolivia sehingga melahirkan jumlah pengangguran yang semakin

bertambah. (Radhiansyah, 2008:10)

Evo Morales memimpin suatu gerakan sosial dengan Partai Movimiento Al

Socialismo (MAS) dan mendapatkan dukungan yang kuat dari rakyat Bolivia.

Pada tesis, Emil Radhiansyah menekankan analisanya pada seputar masalah

gerakan massa yang mengalami penindasan akibat praktek Neoliberal AS itu

sendiri.

Selain itu, dalam buku “Di Ambang Keruntuhan Amerika” Mohammad

Shoelhi mencoba menjelaskan mengenai perlawanan negara-negara berkembang

terhadap AS contoh Bolivia yang berani membendung hegemoninya di Amerika

Latin khususnya Bolivia, Pasca dari naiknya Evo Morales sebagai Presiden

semakin menguatkan barisan sosialis di Amerika Latin. Evo Morales menjalin

hubungan erat dengan Presiden Venezuela Hugo Chavez, Presiden Brazil Lula da

Silva, dan Juga Presiden Kuba Fidel Castro. Itulah sebabnya AS memandang

Page 21: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

11

Morales sebagai tokoh yang berbahaya yang mengancam kepentingannya di

Amerika Latin. (Shoelhi 2007:87)

Buku tersebut merupakan pemaparan singkat yang ditulis oleh Mohammad

Shoelhi. Dari pemaparan Mohammad Soelhi tersebut penelitian, ini memberikan

informasi lebih lengkap mengenai peran Evo Morales dalam menghadapi

hegemoni AS.

Dengan demikian, berdasarkan pemaparan Tinjauan Pustaka diatas terdapat

perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dengan lebih mengalisis

kebijakan yang dilakukan Bolivia dalam menghadapi hegemoni AS berikut faktor

eksternal dan internal apa yang memengaruhi kebijakan tersebut.

E. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan kerangka pemikiran dengan beberapa konsep

yang digunakan dalam menganalisa permasalahan. Konsep-konsep yang

digunakan ini adalah konsep kepentingan nasional, kebijakan luar negeri,

hegemoni dan counter hegemony.

1. Kepentingan Nasional

Konsep Kepentingan nasional menurut Frankel (1988:93) adalah sebuah

konsep yang menjadi kunci dari kebijakan luar negeri suatu negara, menurutnya

kepentingan nasional diartikan sebagai aspirasi dari suatu negara untuk dapat

digunakan secara operasional pada suatu kebijakan tertentu. Secara konseptual,

Frankel mengatakan kepentingan nasional merupakan nilai-nilai dasar yang

dipertahankan oleh suatu negara untuk mencapai tujuanya.

Page 22: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

12

Kemudian Papp (1997:143) juga menambahkan mengenai konsep

kepentingan nasional, menurutnya kepentingan nasional merupakan kepentingan

sebuah negara yang harus dicapai dengan sebuah metode yang disebut kebijakan.

Dari paparan diatas, dapat diartikan bahwa kepentingan nasional

merupakan tujuan utama yang menjadi dasar bagi sebuah negara dalam membuat

kebijakan sebagai upaya dalam mencapai pemenuhan terhadap hal-hal yang

signifikan yang harus dicapai oleh suatu negara .

Dalam operasionalisasi konsepnya, penjelasan mengenai kepentingan

nasional sebagaimana yang telah dipaparkan di atas digunakan untuk menganalisa

kepentingan yang melandasi kebijakan Bolivia dalam menasionalisasi minyak dan

melegalisasi koka.

2. Kebijakan Luar Negeri

K.J. Holsti di dalam bukunya yang berjudul International Politics: A

Framework for Analysis, mengatakan bahwa kebijakan luar negeri merupakan

rumusan untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan suatu negara dalam

memenuhi kebutuhan domestik, tetapi walaupun begitu kata Holsti kebijakan luar

negeri biasanya digunakan juga untuk mengubah kondisi di luar negera (Holsti,

1992:269). Untuk menganalisa permasalahan dalam penelitian ini, konsep dari

Holsti tersebut digunakan dalam menganalisa kebijakan Bolivia untuk mencapai

tujuan yang dicita-citakan pemerintah Bolivia dalam memenuhi kebutuhan

domestiknya serta mencapai kepentingan nasionalnya terutama pasca Evo

Morales menjabat sebagai Presiden Bolivia periode 2005-2009.

Page 23: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

13

Holsti juga menambahkan bahwa tujuan implementasi dari sebuah

kebijakan luar negeri suatu negara mendapat pengaruh dari dua macam faktor,

yaitu faktor eksternal/sistemik dan faktor internal/domestik.

A. Faktor Internal

Holsti (1992:272-287) mengatakan faktor internal yang memengaruhi

kebijakan luar negeri suatu negara terdiri dari beberapa macam, antara lain:

kebutuhan keamanan, sosial dan ekonomi. Kedua, karakteristik geografi yang

berkaitan dengan sumber daya alam. Elemen pertama dan kedua ini menurut

Holsti menentukan kesejahteraan nasional dan lingkungan strategis sebuah.

Kemudian, yang ketiga adalah atribut nasional, atribut nasional ini didefinisikan

sebagai karakter sebuah negara yang terdiri dari besar wilayah, jumlah penduduk,

sistem ekonomi, dan citra di mata internasional.

Kelima adalah opini publik, opini publik ini menurut Holsti turut menjadi

sumber yang memengaruhi kebijakan luar negeri karena publik dapat mengakses

informasi secara bebas, dan yang keenam adalah birokrasi, menurut Holsti

karakteristik ini merupakan sumber yang memengaruhi pembuatan kebijakan luar

negeri.

B. Faktor Eksternal

Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi kebijakan luar negeri suatu

negara menurut Holsti (1992:272) yang pertama adalah struktur sistem,

menurutnya dalam struktur sistem terdapat berbagai macam negara mulai dari

Page 24: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

14

negara adi daya sampai negara kecil yang memengaruhi kebijakan luar negeri

suatu negara.

Kedua, kata Holsti adalah karakteristik atau struktur ekonomi dunia,

menurutnya karakteristik atau struktur ekonomi dunia ini menunjukan adanya

perbedaaan ekonomi antara negara kecil, negara berkembang, dan negara maju

yang dapat memengaruhi kebijakan suatu negara. Ketiga, kata Holsti adalah

tujuan dan tindakan dari aktor lain, ini menurut Holsti maksudnya adalah sebuah

negara akan merespon atau berinisiatif menjalankan kebijakan luar negerinya

terkait adanya tindakan dari negara lain.

Kemudian yang keempat adalah masalah regional atau global, menurut

Holsti ini merupakan masalah yang terjadi disuatu negara yang akan berdampak

ke negara lain bahkan ke kawasan sehingga akan menjadi masalah bersama,

karena masalah ini saling berhubungan dan melewati batas-batas nasional

sehingga dapat memengaruhi kebijakan yang diambil oleh suatu negara.

Berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yang turut menentukan

dan memengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara, menurut Breuning (2007:9)

banyaknya elemen pada faktor-faktor yang memengaruhi dan turut menentukan

kebijakan luar negeri tersebut, tidak harus mempertimbangkan atau menjelaskan

semua elemen di dalam faktor-faktor tersebut. Hal itu menurut Breuning dapat

disederhanakan dengan fokus terhadap satu atau beberapa elemen pada faktor-

faktor yang turut menentukan tersebut.

Dengan mengarah pada faktor-faktor yang turut menentukan dan

memengaruhi alasan sebuah negara membuat kebijakan luar negeri yang sudah di

Page 25: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

15

kemukakan Holsti, maka dalam menganalisa permasalahan dalam penelitian ini di

gunakan elemen yang menentukan kesejahteraan nasional sebuah negara yaitu

karakteristik geografi yang berkaitan dengan sumber daya alam pada faktor

internal, dan tindakan-tindakan dari negara lain yang terkait dalam merespon atau

berinisiatif untuk menjalankan kebijakan yang diarahkan untuk kepentingan

domestik dan sistem internasional.

Dalam operasionalisasi konsepnya, penjelasan mengenai faktor-faktor

kebijakan luar negeri di atas digunakan untuk menganalisa apa saja yang menjadi

faktor yang melandasi Bolivia membuat kebijakan nasionalisasi minyak dan

legalisai koka dalam menghadapi hegemoni Amerika Serikat periode 2005-2009. .

3. Hegemoni

Titik awal konsep hegemoni Gramsci adalah bahwa suatu kelas dan

anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan dua

cara yaitu kekerasan dan persuasi. Cara kekerasan (represif) yang dilakukan kelas

atas terhadap kelas bawah disebut dengan tindakan dominasi, sedangkan cara

persuasinya dengan cara hegemoni. Perantara tindakan dominasi ini dilakukan

oleh aparatur negara seperti polisi, tentara, dan hakim, sedangkan hegemoni

dilakukan dalam bentuk menanamkan ideologi untuk menguasai kelas atau

lapisan dibawahnya (Simon, 2004:85).

Bagi Gramsci, berjalannya hegemoni tidak hanya bisa dilakukan oleh

negara yang selama ini dikenal dengan kelas penguasa (ruling class), namun

bisa dilakukan oleh seluruh kelas sosial. Pengertian hegemoni di sini adalah

dominasi oleh satu kelompok terhadap kelompok lainnya dengan atau tanpa

Page 26: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

16

ancaman kekerasan, sehingga ide-ide yang didiktekan oleh kelompok dominan

terhadap kelompok yang didominasi diterima sebagai sesuatu yang wajar dan

bersifat moral, intelektual, dan budaya. (Strinati, 1995:153)

Gramsci membedakan dua tipe intelektual dalam masyarakat, pertama,

intelektual tradisional yang terlihat independen, otonom, serta menjauhkan diri

dari kehidupan masyarakat. Mereka hanya mengamati serta mempelajari

kehidupan masyarakat dari kejauhan yang seringkali bersifat konservatif

(antiperubahan), seperti, penulis sejarah, filsuf, dan para professor. Sedangkan

yang kedua adalah kalangan intelektual organik yang menanamkan ide menjadi

bagian penyebaran ide-ide yang ada di masyarakat dari kelas yang berkuasa, serta

turut aktif dalam pembentukan masyarakat yang diinginkan. (Gramsci, 1971:15)

Di sini, penguasaan tidak dengan kekerasan. Melainkan dengan bentuk-

bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai baik sadar maupun secara tidak

sadar. Hegemoni bekerja dengan dua tahap, yaitu, tahap dominasi dan tahap

direction atau pengarahan. (Gramsci, 1971:20)

Dominasi yang paling sering dilakukan adalah oleh alat-alat kekuasaan,

seperti sekolah, media, modal, dan lembaga-lembaga negara. Ideologi yang

disusupkan lewat alat-alat tadi merupakan kesadaran yang bertujuan agar ide-ide

yang diinginkan negara (dalam hal ini sistem kapitalisme) menjadi norma yang

disepakati oleh masyarakat. (Gramsci, 1971)

Dominasi merupakan awal hegemoni, jika sudah melalui tahapan dominasi

maka tahap berikutnya tinggal mengarahkan dan tunduk pada kepemimpinan oleh

kelas yang mendominasi. Siapa yang mencoba melawan hegemoni dianggap

Page 27: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

17

sebagai orang yang tidak taat kepada moral serta dianggap tindak kebodohan di

masyarakat. Bahkan ada kalanya diredam dengan kekerasan. (Gramsci, 1971)

Dalam bahasan teorinya, Gramsci juga memberikan solusi untuk melawan

hegemoni (counter hegemony) dengan menitikberatkan pada sektor pendidikan.

Kaum intelektual memegang peranan penting di masyarakat karena setiap orang

sebenarnya adalah seorang intelektual, namun tidak semua orang menjalankan

fungsi intelektualnya di masyarakat. (Chalcraft, 2007:11)

Joshua S. Goldstein menambahkan bahwa hegemoni dipegang oleh suatu

negara yang memiliki kekuasaan yang dominan dalam sistem internasional,

sehingga kekuasaan tersebut menjadi tunggal dan dapat mendominasi aturan

sendiri sehingga dapat mengatur hubungan politik dan ekonomi internasional.

Negara yang melakukan hal seperti ini disebut hegemon. (Goldstein, 1996:81)

Goldstein menyatakan bahwa pada umumnya hegemoni berarti dominasi

dunia akan tetapi lebih mengacu kepada dominasi regional, terkadang istilah

tersebut digunakan untuk merujuk kepada ide bahwa penguasa gunakan untuk

mendapatkan persetujuan untuk legitimasi mereka. Dengan mengacu kepada

hubungan internasional, hegemoni merupakan ide-ide seperti demokrasi dan

kapitalisme, dan dominasi budaya global AS. (Goldstein, 1996:81)

4. Counter Hegemony

Dalam menyusun perlawanan dan hegemoni tandingan Gramsci

memberikan counter hegemony, kaum intelektual organik haruslah berangkat dari

kenyataan yang ada di dalam masyarakat, menanamkan kesadaran baru yang

Page 28: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

18

menyingkap kerusakan sistem lama yang dapat mengorganisir masyarakat.

(Gramsci, 1971:14)

Dengan begitu, ide tentang pemberontakan serta merta dapat diterima oleh

masyarakat hingga tercapainya revolusi. Counter hegemony bisa dilakukan oleh

kalangan intelektual dari berbagai kelompok yang tertindas oleh sistem

kapitalisme. Setiap pihak yang berkontribusi dalam perjuangan melawan

hegemoni harus saling menghormati otonomi kelompok yang lain dan mereka

harus bekerjasama agar menjadi kekuatan kolektif yang tidak mudah dipatahkan

ketika melakukan counter hegemony. (Carnoy, 1984:73-75)

Perlawanan tersebut menurut Gramsci disebut sebagai konsep perang

posisi (the war of position) yaitu perjuangan yang lebih di arahkan kepada usaha-

usaha untuk membongkar atau bahkan melenyapkan ideologi, norma-norma,

politik dan kebudayaan dari kelompok yang berkuasa dan menjadikan suatu

tatanan baru. (Carnoy, 1984:78)

Dalam hal ini Gramsci fokus terhadap kesadaran utama dalam perubahan

yang tidak dilakukan dalam arti perang secara fisik akan tetapi sebagai sebuah

proses transformasi cultural untuk menghancurkan sebuah hegemoni dan

menggantikan dengan hegemoni yang lain. Perang posisi juga merupakan

kesadaran kelas pekerja dan relasi kekuatan-kekuatan politik didalam masyarakat

tergantung kepada berbagai momen atau tingkat kesadaran politik secara kolektif.

(Carnoy, 1984:83)

Page 29: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

19

Antonio Gramsci berpandangan bahwa budaya barat sangat mendominasi

budaya di negara-negara berkembang, sehingga negara berkembang terpaksa

mengadopsi budaya barat tersebut.

Dengan demikian, pemahaman mengenai counter hegemony yang

dikemukakan oleh Antonio Gramsci sesuai untuk menggambarkan kondisi Bolivia

yang anti-Amerika di bawah kepemimpinan Evo Morales.

F. Metode Penelitian

Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut

Bogdam dan Taylor (dalam Bangin, 2003:35), metode penelitian kualitatif

merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa data

tertulis dari berbagai sumber yang diamati. Sejalan yang dikemukakan oleh

Moleong (1989:3), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif

atau pemaparan fenomena yang terjadi. Dalam penelitian kulitatif metode yang

digunakan adalah penngumpulan data dan analisa data.

1. Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data mengunakan studi kepustakaan (library research), yaitu

pengumpulan data yang didapat dari sumber-sumber tertulis yaitu buku-buku,

artikel-artikel dalam jurnal, serta laman resmi dari jejaring yang relevan dan

berhubungan dengan obyek yang diteliti. Dalam studi kepustakaan penulis

memperoleh data dari Perpustakaan Freedom Institute, Perpustakaan Studi

Kawasan Amerika Universitas Indonesia (UI), Perpustakaan Miriam Budiarjo

Page 30: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

20

Research Center FISIP UI, Perpustakaan, dan Perpustakaan Information Resource

Center (IRC) kedutaan besar Amerika Serikat di Indonesia.

2. Analisa Data

Menurut Mas’oed (1990:43) dalam melakukan studi hubungan internasional

perlu ditetapkan tingkat analisa sebagai petunjuk untuk menentukan unit

analisanya sehingga suatu studi dapat lebih fokus. Dalam tulisan ini tingkat

analisis yang diambil adalah negara. Dalam teknik analisa data, penulis membaca

serta mengolah data penelitian, dengan cara menganalisis dan menyajikan fakta

secara sistematis agar lebih mudah difahami dan disimpulkan. Teknik tersebut

dapat membantu dalam memaparkan kebijakan Bolivia dalam mengadapi

hegemoni AS tahun 2005-2009.

G. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

B. Pertanyaan Penelitian

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

D. Tinjauan Pustaka

E. Kerangka Pemikiran

F. Metode Penelitian

BAB II DINAMIKA KEBIJAKAN EKONOMI BOLIVIA

A. Sejarah Kebijakan Ekonomi Bolivia

B. Penerapan Ekonomi Neoliberal di Amerika latin

C. Perkembangan Ekonomi Neoliberal di Bolivia

D. Dampak Kebijakan Ekonomi Neoliberal di Bolivia

E. Penerapan Ekonomi neoliberal di Bolivia

F. Kebijakan Privatisasi Ekonomi di Bolivia

Page 31: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

21

BAB III HEGEMONI AMERIKA SERIKAT DI BOLIVIA SEBELUM 2005

A. Latar Belakang Hegemoni Amerika Serikat di Amerika Latin A.1 Doktrin

Monroe.

B. Hegemoni Amerika Serikat di Amerika Latin sebelum Tahun 2005

C. Hegemoni AS di Bolivia sebelum Tahun 2005

C.1 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Victor Paz Estenssoro

Periode 1985-1989

C.2 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Jamie Paz Zamora Periode

1989-1993

C.3 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Gonzalo Sanchez de

Lozada Periode 1993-1997

C.4 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Hugo Banzer Periode

1997-2001

C.5 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Jorge Quiroga Ramirez

Periode 2001-2002

C.6 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Gonzalo Sanchez de

Lozada Periode 2002-2003

C.7 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Carlos Mesa Periode 2003-

2005

BAB IV KEBIJAKAN BOLIVIA DALAM MENGHADAPI HEGEMONI

AMERIKA SERIKAT 2005-2009

A. Faktor Internal

A.1 Kesenjangan Sosial

A.2 Gerakan Sosial Menuju Perubahan

A.3 Suksesi Naiknya Evo Morales ke Puncak Kekuasaan

A.4 Kebijakan Bolivia dalam Nasionalisasi Minyak

A.5 Kebijakan Bolivia dalam Melegalisasikan Koka

B. Faktor Eksternal

B.1 Dampak Kebijakan Ekonomi Neoliberal di Amerika Latin

B.2 Pembentukan Lembaga-lembaga Regional di Amerika Latin

C. Dampak Kebijakan Nasionalisasi Bolivia Bagi Pertumbuhan

Ekonomi Domestik

BAB V PENUTUP

Kesimpulan

Page 32: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

22

BAB II

DINAMIKA KEBIJAKAN EKONOMI BOLIVIA

Dalam bab ini menjelaskan sejarah dan perkembangan kebijakan Ekonomi

Bolivia, yakni mulai dari kebijakanan Neoliberal AS di Amerika Latin, yang

melatarbelakangi hegemoni AS di Amerika Latin sejak tahun 1823 melalui

Doktrin Monroe hingga perkembangannya menjelang berkurangnya pengaruh

hegemoni AS. Bab ini terdiri dari lima bagian.

Bagian pertama menjelaskan mengenai latar belakang hegemoni AS di

Amerika Latin yang dimulai dari doktrin Monroe pada tahun 1823 dan memiliki

pembahasan Doktrin Monroe ini digunakan untuk menekankan awal mula

intervensi AS di kawasan Amerika Latin.

Penerapan Doktrin Monroe hingga tahun 1825 sejalan dengan

kemerdekaan Bolivia menjadi republik. Hal ini berlangsung terus sampai

pertengahan tahun 1985. Pada kurun waktu 1825 hingga 1985 sebanyak 178

pemerintahan jatuh bangun dan sebagian besar diperintah oleh rezim militer.

Pemerintah Hugo Banzer tercatat paling lama berkuasa selama tujuh tahun, yakni

1971-1978.

Bagian kedua membahas perkembangan model ekonomi Neoliberal di

Amerika Latin dan bagian ketiga menjelaskan dampak yang terjadi akibat adanya

penerapan kebijkana model ekonomi Neoliberal di Amerika Latin. Bagian

Page 33: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

23

keempat membahas penerapaan Ekonomi Neoliberal di Bolivia dan bagian

Kelima membahas kebijkana Privatisasi Ekonomi di Bolivia.

A. Sejarah Perekonomian Bolivia

Semasa penjajahan Spanyol, Bolivia dibentuk dengan nama Upper Peru

atau Characas yang saat ini menjadi nama Negara Bolivia, dan sampai ke Lower

Peru yang saat ini menjadi Negara Peru. Kedua daerah tersebut merupakan

bentukan Spanyol sebagai kesatuan dareah jajahan sekaligus wilayah administratif

politik. Pada tahun 1545, daerah Upper Peru tercatat memiliki potensi sumber

daya alam yang sangat besar seperti memiliki cadangan perak yang melimpah

ditambah dengan wilayah luas, hal ini menjadikan Upper peru menjadi daerah

yang kaya akan tambang. (Black, 1984:403)

Hingga pada perkembanganya pada tahun 1825 daerah Upper Peru

mendapatkan kemerdekaannya secara resmi melalui perjuangan panjang pejuang-

pejuang asli Bolivia atau masyarakat indigenous dikarenakan adanya penindasan

dan praktik diskriminasi terhadap masyarakat indigenous seperti adanya

pemeberlakuan kerja paksa, kewajiban membayar upeti terhadap pemerintah

Kolonial Spanyol dan perampasan Sumber daya alam dan barang-barang berharga

yang dimiliki oleh masyarakat indigenous (reparto de mercancias). (Albo,

1987:381)

Dengan bentuk kebijakan dari pemerintah Kolonial Spanyol yang bersifat

eksploitatif terjadi pemeberontakan yang dilakukan oleh masyarakat indigenous,

baik suku Aymra maupun Quechua melakukan pemberontakan terhadap

pemerintah Kolonial Spanyol. Pemberontakan ini dinamankan Tupac Amaru,

Page 34: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

24

pemberontakan ini dimulai pada tahun 1770 hingga tahun 1772 (Serulnikov,

2003:126). Hingga perjuangan panjang sampai tahun 1825, Simon Bolivar

menjadi tokoh pembebasan masyarakat Bolivia dari pengaruh Kolonialisme

Spanyol. (Gott, 2005:91)

Pada awal berdirinya Bolivia menjadi suatu negara, Bolivia memiliki

daerah tetitorial yang sangat luas. Tercatat bagian selatan Chili, daerah perbatasan

Brasil, dan daerah perbatasan Paraguay yang disebut sebagai daerah Chaco yang

merupakan bagian dari Bolivia. Banyaknya peperangan dan perlawanan membuat

Bolivia sebagai negara yang kehilangan daerah teritorialnya. (Farcau, 1996:9)

Perang tersebut terjadi pada 7 Juni 1879 terjadi peristiwa perang antara

Peru, Chili dan Bolivia yang lebih dikenal War of Pasific. Perang yang

berlangsung selama lima tahun tersebut terjadi akibat pelanggaran perjanjian yang

pernah dilakukan Bolivia dengan Chili tahun 1874. Dalam perjanjian tersebut

Chili mengakui hak Bolivia atas Gurun Pasir Atacama dan perusahaan Chili di

kawasan tersebut dibebaskan pajak selama 25 tahun. (http://lcweb2.loc.gov/cgi-

bin/query/r?frd/cstdy:@field%28DOCID+bo0020%29)

Bolivia meninta pajak pada tahun1878, sehingga Chili menduduki

pelabuhan Antofagata. Sebagai reaksi Bolivia menyatakan perang dengan

dukungan Peru. Bolivia mengalami kekalahan pada tahun 1880 dan secara resmi

menyerahkan pantai tersebut kepada Chili dengan menandatangani Treaty of

Peace and Frienship. (http://lcweb2.loc.gov/cgi-

bin/query/r?frd/cstdy:@field%28DOCID+bo0020%29)

Page 35: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

25

Pada perkembanganya Bolivia dihadapkan pada situasi ekonomi yang

tidak menentu dalam suatu pencapaian stabilitas negara. Berbagai aksi

pemberontakan dan perlawanan rakyat dan kudeta militer menjadikan Bolivia

dihadapkan kepada situasi yang sulit. Pada tahun 1945 aksi pemberontakan terjadi

di daerah Catavi, perlawanan yang terjadi ini mendapat dukungan penuh dari

pihak Movimiento Nacionalista Revolucionario (MNR). Dua tahun setelah

gerakan perlawanan Catavi pemilu kembali diberlakukan dan mengantarkan Paz

Estensorro menjadi pemenang dari partai MNR. (http://lcweb2.loc.gov/cgi-

bin/query/r?frd/cstdy:@field%28DOCID+bo0020%29)

Kemenangan ini tidak terlepas dari program kebijakannya menasionalisasi

dan reformasi kepemilikan tanah bagi masyarakat indigenous, akan tetapi hasil

pemilu ini membuat pihak militer mengambil peran dengan menghapuskan

pemilu yang dicapai. Disisi lain, kesatuan militer mengalami krisis kepemimpinan

dengan tidak bisa menyatukan seluruh angkatan bersenjata Bolivia. Pada sisi yang

berbeda MNR mengambil kesempatan untuk melakukan pemberontakan, keadaan

ini memaksa militer mundur dan menyerah. (Kohl, 2006:48)

Setelah MNR berhasil melakukan pemberontakan Paz Estenssoro naik

sebagai presiden pada tanggal 16 April 1952 (Kohl, 2006), Paz Estenssoro

melakukan proses perubahan radikal terjadi diantaranya nasionalisasi tiga

perusahaan timah Bolivia pada tanggal 31 Oktober 1952. Pemerintahan MNR

kemudian mendirikan Corporacion Minera de Bolivia (COMIBOL) sebagai

badan usaha yang bergerak di bidang pertambangan di bawah pengelolaan negara

Page 36: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

26

dan program land reform yaitu program yang menyangkut distribusi lahan di

pedesaan. (http://www.latinamericanstudies.org/bolivian-revolution.htm)

Pada bulan Agustus 1953, pemerintah memberlakukan Undang-Undang

Reformasi Agraria 1953, pemerintah memberlakukan Undang-Undang tersebut

bertujuan untuk menghapus eksploitasi kerja terhadap kelas buruh dan

pendistribusian lahan-lahan di wilayah pedesaan dari kelompok oligarki tuan

tanah.(http://www.mongabay.com/history/bolivia/bolivia-

petroleum_and_natural_gas.html).

Meskipun serangkaian kebijakan reformasi radikal yang dilakukan

pemerintahan MNR telah berjalan, akan tetapi dampak yang dirasakan masyarakat

indigeneous di Bolivia tetap tidak memperoleh perubahan yang signifikan dari

kebijakan ini. Justru sebaliknya, pada masa pemerintahan MNR lewat kebijakan

tersebut. Dampak yang terjadi dari kebijakan reformasi agrarian tahun 1953.

Redistribusi tanah yang dilakukan MNR, namun yang perlu ditekankan disisni

adalah aturan reformasi agrarian yang ada hanya Undang-Undang yang sifatnya

formalitas. (http://www.latinamericanstudies.org/bolivian-revolution.htm)

Dalam pelaksanaanya Undang-Undang reformasi agrarian tersebut pada

kenyataanya tidak pernah terjadi. Dalam proses pengambilan kebijakan di

pemerintahan, MNR juga berusaha mematikan militansi kelompok indigenous di

bawah kontrol pemerintah Dengan demikian, MNR bukanlah partai yang

merepesentasikan masyarakat indigenous secara utuh melainkan hanya sebagai

Page 37: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

27

kelompok elit yang mengendalikan masyarkat indigenous untuk tujuan mereka

semata. (Cott, 2000:164)

Periode pmerintahan revolusioner MNR berakhir pada tahu 1964, setelah

rezim junta miter melakukan kudeta yang menandai dimulainya era

ketidakstabilan politik Bolivia. Semenjak saat itu hingga rentan waktu 18 tahun

berikutnya Bolivia dikendalikan oleh rezim junta militer yang bersifat otoriter,

korup, dan brutal yang didukung oleh AS untuk menjadi pembendung paham

“kiri” di kawasan Amerika Latin. (Farah, 2009:3)

Pemerintahan pertama rezim junta militer Bolivia berada di bawah

kepemimpinan Jendral Barrientos yang berkuasa dari tahun 1964 hingga 1969.

Dalam era kepemimpinan Jendral Barrientos, peranan negara yang kuat dalam

mengontrol perekonomian sejak masa revolusi MNR kembali dilanjutkan. Rezim

junta militer tersebut mendapat dukungan dari AS. Hal ini dibuktikan dengan

diberangkatkanya 1200 orang perwira militer Bolivia ke seekolah-sekolah militer

AS. (Kohl, 2006:50)

Dinas intelejen AS Central intelegence Agency (CIA) dan pasukan khusus

AS juga ikut pula memberikan pelatihan teknis kepada rezim junta militer Bolivia

yang pada akhirnya memainkan peranan penting seperti dalam kasus penangkapan

dan eksekusi terhadap tokoh sosialis asal Kuba Che Guevarra dalam pelariannya

ke Bolivia pada tahun 1967 (Kohl, 2006:50).

Pada masa pemerintahan junta militer di Bolivia, Jenderal Barrientos

menjalin hubungan yang baik dengan kelompok petani. Hubungan yang harmonis

Page 38: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

28

ini antara pemerintah junta militer dengan petani tersebut ditunujan dengan

pembentukan pakta militer-kelompok petani (The Military-Campesino Pact)

(Kohl, 2006:50).

Dengan dibentuknya pakta tersebut, Jenderal Barrientos mendapat

dukungan yang kuat dari masyarakat pedesaan Bolivia. Buktinya dengan

memenangi pemilu pada tahun 1966 dengan perolehan suara 63% yang berasal

dari mayoritas masyarakat pedesaan Bolivia (Kohl, 2006). Akan tetapi hubungan

harmonis tersebut tidak bertahan lama setelah meninggalnya Jenderal Barrientos

akibat kecelakaan helikopter dalam kunjungan kerjanya ke wilayah pedesaan

Bolivia pada tahun 1969. (Albo, 2002:76)

Setelah ditinggal oleh Jenderal Barriientos, dingantikan oleh, Luis Adolfo

Siles Salinas dan kemudian digulingkan oleh Jenderal Alfredo Ovando Candia.

Jenderal Alfredo Ovando Candia sempat menasionalisasi minyak dari Perusahaan

Gulf milik AS di Bolivia. Pada tahun 1970 Jenderal Alfredo Ovando Candia

digulingkan oleh Jenderal Juan Jose Torres (http://www.washingtonpost.com/wp-

srv/world/countries/bolivia.html).

Setelah Jenderal Jose Torres menjadi pemipin Bolivia, Jenderal Jose

Torres melanjutkan hubungan dengan Uni Soviet yang sebelumnya telah

dibangun oleh Jenderal Alfredo Ovando Candia , menjadi lebih dekat. Hal ini

sangat merugikan hubungan dengan AS. Jenderal Jose Torres digulingkan pada

tahun 1971 oleh Jenderal Hugo Banzer dan mengembalikan hubungan dengan AS.

(http://www.washingtonpost.com/wp-srv/world/countries/bolivia.html)

Page 39: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

29

Setelah ditinggal Jenderal Barrientos, hubungan militer dengan petani

mengalami keretakan mulai terjadi. Keretakan hubungan militer dengan kelompok

petani semakin mencapai puncaknya di masa kepemimpinan Jenderal Hugo

Banzer yang perkuasa dari tahun 1971 hingga tahun 1978. Sebagai catatan penting

pemerintah Hugo Banzer, perekonomi Bolivia mengalami perkembangan yang

pesat dengan meningkatnya harga mineral di pasaran internasional serta

penemuan cadangan gas baru. (Salt, 2006:38)

Sektor pertanian di wilayah timur Bolivia dan pembangunan pabrik-pabrik

di wilayah La Paz juga semakin berkembang pesat. Namun ditengah-tengah

perkembangan pesat di sektor pertanian tersebut pemerintah Bolivia mengambil

langkah yang tidak popular di masyarakat dengan menaikan harga hasil pertanian

secara tinggi yang mengakibatkan protes di kalangan petani. (Salt, 2006:38)

Pemerintah Bolivia tidak merespon aksi protes yang terjadi di kalangan

petani. Pemerintah menggunakan tindakan represif yang terjadi pada tahun 1974

saat Jenderal Hugo Banzer mengerahkan kekuatan bersenjata untuk menghadapi

aksi protes tersebut di wilayah Tolata di Provinsi Cochamba. Pergerakan kekuatan

bersenjata tersebut berakhir tragis dengan pembantainan yang menewaskan 200

orang petani Bolivia. (Kohl, 2006:52)

Memasuki tahun 1977 pemerintahan junta militer mulai goyah. Akibat

adanya resei perekonomian dan juga tekanan dari kelompok oposisi dalam

struktur politik Bolivia untuk menerapkan proses demokratisasi secara penuh

(Mayorga, 2005:151). Pada sama bersamaan, konteks politik internasional yang

ditandai dengan gelombang demokratisasi di berbagai belahan dunia semakin

Page 40: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

30

mendesak dipromosikannya nilai-nilai hak asasi secara universal serta diakhirinya

kepemimpinan rezim militer di Amerika Latin. (Mayorga, 2005:151)

Desakan yang kuat untuk menerapkan proses demokratisasi di Bolivia

tersebut berujung kepada tumbangnya rezim junta militer Jenderal Hugo Banzer

melalui kudeta pada tahun 1978 oleh Jenderal Guido Vildoso Calderon,

berakhirnya rezim militer Jendral Hugo Banzer malah membuat ketidakstabilan

ekonomi dan politik di Bolivia.

Pada tahun 1980 Hernan Siles Zuazo dan partai yang dipimpinya Unidad

Democratica Popular (UDP) memenangkan pemilu, akan tetapi kemenangan

tersebut diambil alih oleh Jenderal Luis Garcia Meza, pemerintahan junta militer

tersebut hanya bertahan 1 tahun. kebijkan yang dilakukan pemerintah tersebut

adalah ekspor kokain yang mencapai 850 juta Dolar AS. Pada tahun 1980-1981

menbuat pemerintahan tersebut berada dalam ancaman dunia internasional

ditambah dengan korupsi dan kekejaman militer yang menyudutkan pemerintahan

tersebut.

Pada tahun 1982 Kongres Bolivia melantik Hernan Siles Suazo sebagai

presiden terpilih pada tanggal 10 Oktober 1982 yang sekaligus menandai

dimulainya era transisi domokrasi di Bolivia setelah 18 tahun berada di bawah

kekuasaan junta militer. (http://lcweb2.loc.gov/cgi-

bin/query/r?frd/cstdy:@field%28DOCID+bo0033%29)

Pada tahun 1985, penurunan nilai ekonomi melanda Bolivia dengan

tingkat inflasi tertinggi di dunia sehingga mengakibatkan mata uang Bolivia tidak

Page 41: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

31

bernilai. Tingkat inflasi yang terus meningkat dari tahun 1982 sebesar 296% tahun

1984 sebesar 2. 175% dan pada tahun 1985 mencapai lebih dari 8.168%. yang

tertera pada grafik inflasi. (Roca, 1996:162-164)

Grafik inflasi

Grafik diperbesar pada tahun 1980-1990

Sumber: http://www.pbs.org/wgbh/commandingheights/lo/countries/bo/bo_inf.html

Dari tingginya tingkat inflasi membuat negara dalam keadaan kritis dalam

memperoleh stabilitas sistem ekonomi dan politik. Dimasa pemerintaha Paz

Estensorro (1985-1989), Bolivia meminta bantuan kepada IMF, IMF memberikan

program penyesuaian Struktural yang dicanangkan untuk Bolivia, program ini

Page 42: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

32

ditujukan untuk menanta ulang perekonomian Bolivia. Perencanaan program

tersebut diperkuat dengan Dekrit Presiden 21060 (Kohl, 2006:83).

Pada bulan Agustus 1985, Pemerintah Bolivia secara resmi

mengumumkan program penyesuaian struktural (SAP) yang diberi nama New

Economic Policy (NEP) isi dan butir yang termaksud kedalam NEP diantaranya:

Menghapuskan pembatasan-pembatasan impor dan ekspor (liberalisasi

kebijakan impor dan ekspor), menetapkan tingkat perdagangan tunggal dan

fleksibel, membekukan upah sektor publik selama empat bulan (kemudian

dikurangi sampai tiga bulan), memberikan kesempatan kepada perusahaan-

perusahaan negara satu bulan untuk mengemukakan program-program

rasionalisasi (yaitu pemutusan hubungan kerja) staf, memperkenalkan kontak

bebas pada semua firma. (Avirgan, 2003:82)

B. Penerapan Ekonomi Neoliberal di Amerika Latin

Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan rakyat di negara-negara

berkembang mendorong banyak negara untuk mencari alternatif strategi

pembangunan baru yang lebih memberikan peluang bagi percepatan pertumbuhan

dan akumulasi kapital, akibat gagalnya upaya pembangunan. Campur tangan

negara yang terlalu kuat dipandang sebagai penyebab lambatnya pertumbuhan

ekonomi di negara-negara berkembang pada akhir abad 20, sehingga strategi yang

ditempuh adalah menyingkirkan segenap rintangan bagi investasi dan pasar bebas.

(Fakih, 2001:217)

Page 43: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

33

Gagasan perlindungan hak milik intelektual, good governace,

penghapusan subsidi, program proteksi kepada rakyat, deregulasi, pembangunan

civil society, program antikorupsi dianggap sebagai proram yang akan mendorong

pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu diperlukan suatu tatanan perdagangan

global dan sejak saat itulah gagasan globalisasi dimunculkan. (Fakih, 2001:218)

Era globalisasi ini ditandai dengan liberalisasi segala bidang yang

dipaksakan melalui kebijakan Structural Adjustment Programme (SAP)

merupakan kebijakan yang ditetapknan di negara-negara berkembang oleh

lembaga finansial global yang didukung oleh AS, seperti IMF dan World Bank

yang telah disepakati oleh lembaga dunia. Fase globalisasi ini ditandai dengan

proses pengintegrasian ekonomi nasional kepada sistem ekonomi dunia

berdasarkan kepada keyakinan perdagangan bebas. (Suyatna, 2007:36)

AS melalui IMF lalu menolong negara-negara berkembang melalui

program restrukturisasi IMF berdasarkan sejumlah prasyarat hutang yang akan

diberikan, yaitu, program privatisasi perusahaan-perusahaan negara, pengurangan

belanja publik melalui pengurangan subsidi adalah strategi kebijakan yang

menjadi prinsip utama gagasan-gagasan neoliberal. (Winarno, 2005:25)

Neoliberalisme merupakan akar dari ekonomi politik liberal klasik dari

Adam Smith yang berdasarkan fungsi khusus dari asumsi ideologi tentang

hubungan antara negara dengan individu dalam teori liberal klasik yang ditulis

200 tahun lalu, negara memaksakan kekuasaan yang telah ditafsirkan sebagai

ancaman utama terhadap kebebasan individual. (Kohl, 15:2006)

Page 44: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

34

Neoliberalisme merubah wilayah yang diterima wilayah oleh aktifitas

negara dan mengurangi pengeluaran sosial sebagai negara yang turun tahta. Hal

tersebut merupakan tanggung jawab untuk menjaga sektor yang diprivatisasi.

(Kohl, 15:2006)

Gagasan neoliberal ini mengacu kepada Washington Consensus yang

mencangkup beberapa hal. Pertama pengeluaran pengeluaran publik, khususnya

militer dan administrasi publik, kedua liberalisasi keuangan dengan suku bunga

yang ditentukan pasar, ketiga liberalisasi perdagangan disertai penghapusan iain

impor dan pengurangan tarif, keempat mendorong investor asing, kelima

privatisasi perusahaan-perusahaan negara, keenam deregurasi ekonomi, ketujuh

nilai tukar yang kompetitif untuk pertumbuhan berbasis ekspor, kedelapan

menjamin disiplin dan pengendalian defisit anggaran, kesembilan reformasi pajak,

kesepuluh perlindungan hak cipta. (Suyatna, 2007:39)

Dalam realitasnya, penerapan program restrukturisasi yang dilakukan oleh

IMF ini menimbulkan penderitaan rakyat. Program ini telah mempertajam

kesenjangan antara masyarkat Bolivia (indigenous) dengan investor asing.

Laporan PBB tahun 1999 menujukan bahwa 1/5 dari penduduk dunia dengan

penghasilan menguasai 86% GDP dunia. 82% pasar ekspor dunia dan Foreign

Direct Investment (FDI) dan 74% pengguna telepon. Sebaliknya.1/5 penduduk

termiskin dari negara miskin menguasai hanya 1% dari semua sektor tersebut.

(Suryohadiprojo, 2003)

Gelombang krisis ekonomi yang menimpa negara-negara Amerika Latin

sepanjang tahun 1990-an, memudahkan jalan bagi aktor-aktor globalisasi untuk

Page 45: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

35

memasukkan agenda neoliberalisme dalam kebijakan perekonomian di negara-

negara tersebut. Kondisi krisis ekonomi yang parah menyebabkan tidak adanya

pilihan lain bagi kebanyakan negara-negara yang terkena krisis untuk meminta

pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan global seperti IMF dan World Bank.

(Suyatna, 2007:42)

Dalam kaitanya dengan perdagangan bebas, World Bank dan IMF adalah

dua organisasi internasional yang paling berkuasa, IMF memiliki misi untuk

mengupayakan stabilitas keuangan dan ekonomi melalui pemberian hutang.

Sedangkan World Bank juga merupakan aktor penting pemberi hutang dengan

upaya mengurangi kemiskinan dan membiayai investasi untuk pertumbuhan

ekonomi. Program SAP merupakan program World Bank dalam membentuk

perdagangan bebas dan juga bagian dari program neoliberal. (Fauzi, 2005:157-

160)

Bantuan keuangan tersebut akan diberikan dengan prasyarat yaitu negara

penghutang harus menurut resep yang diberikan dalam program penyesuaian yaitu

SAP. Negara yang menerima pinjaman harus melakukan tiga hal diantaranya:

liberalisasi, deregulasi, dan privatisasi. Dengan demikian kebijakan ekonomi

diformulasikan oleh pemerintah dalam rangka mengikuti alur pedagangan global

yang mengarah kepada perdangangan bebas. (Suyatna, 2007:43)

Penerapan Ekonomi di Neoliberal di Amerika Latin merupakan alternatif

strategi pembangunan baru yang didukung oleh AS melalui IMF dan World Bank

dengan memberikan SAP yang justru merugikan Kawasan Amerika Latin

dikarenakan banyaknya perusahan negara yang diprivatisasi mendatangkan

Page 46: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

36

kerugian besar dan kemiskinan karena tidak semua masyarakat dapat menikmati

keuntungan dari privatisasi tersebut.

C. Kebijakan Ekonomi Neoliberal di Amerika Latin

Kepentingan yang dicapai oleh Neoliberalisme adalah kesamaan antara

individu, distribusi sumber daya yang seimbang dan maksimalisasi keuntungan.

Inti dari Neoliberalisme adalah melihat kehidupan sebagai sumber laba korporasi

(perusahaan). Neoliberalisme melalui ekonomi pasar bebas pada dasarnya

berupaya untuk menekan intervensi pemerintah sampai titik minimum (Suyatna,

2007:37).

AS mendukung pembangunan-pembangunan di negara-negara

berkembang dengan tujuan melakukan dominasi dan penyebaran gagasan

neoliberal yang pemikiran utamanya adalah pasar bebas dan mencegah peran aktif

negara dalam perekonomian. Implikasi yang kemudian muncul adalah hampir

semua negara di dunia mengambil jalan kearah neoliberal dan pasar bebas, hal

tersebut menimbulkan deregulasi pasar dan memprivatisasi perusahaan-

perusahaan negara (Suyatna, 2007:38).

Pada awalnya penerapan neoliberal ini berjalan secara efektif sepanjang

tahun 1990-an ketika Perang Dingin berakhir dengan runtuhnya Uni Soviet, maka

para pendukung neoliberal seperti pemerintah AS, lembaga-lembaga multilateral,

dan pemerintah lokal menggunakan struktur kekuasaan global ekonomi untuk

mengorganisasi kelembagaan negara dan menciptakan seperangkat kelembagaan

yang sangat memudahkan bagi pelaksanaan program struktural ini (Suyatna,

2007:43).

Page 47: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

37

AS juga mendorong adanya Pemilu prosedural untuk membentuk rezim

representatif untuk mendukung neoliberalisme, kapitalisme pasar bebas (free-

market-led-capitalism) menggantikan kapitalisme negara (state-led-capitalism)

dibawah diktator militer (Suyatna, 2007).Mengingat Bolivia pernah mengalami

pemerintah militer (Lesmana, 2007: 602).

Amerika Latin dibawah sistem kapitalisme global melalui restrukturisasi

neoliberal secara misalnya dengan deregulasi, privatisasi, pengetatan belanja, dan

fleksibilitas kerja. Pada akhirnya neoliberal semakin berkuasa untuk memaksakan

resturisasi ekonomi domestik yang semula berusaha mencari cara pembangunan

alternatif. (Suyatna, 2007:44)

Banyaknya produk-produk impor memasuki kawasan Amerika Latin

mengalahkan produk-produk lokal yang mematikan ekonomi rakyat yang pada

akhirnya para petinggi di negara-negara Amerika Latin menerima program SAP

yang dipaksakan oleh pemberi pinjaman. (Suyatna, 2007)

AS juga mengawasi dengan ketat melalui aparat negara dan lembaga

finansial global yang bertujuan untuk menekan pemerintah yang menentang

keterbukaan, keuangan internasional dan organisasi perdagangan internasional

yang telah didesain ulang untuk menyesuaikan dengan aturan globalisasi yang

baru. (Tabb, 2001:81)

AS mengancam akan melakukan retalisasi, pembatasan akses terhadap

pasar AS dan memotong bantuan keuangan. Bahkan AS juga sering kali

melakukan intervensi militer yang tak jarang mengatasnamakan kemanusiaan.

(Tabb, 2001)

Page 48: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

38

Kebijakan neoliberalisme yang ditetapkan di Amerika Latin telah

menyebabkan berbagai dampak negatif dikarenakan program-program World

Bank di tingkat pertanahan melalui Land Policy Research Report dan Land

Policies For Growth Poverty Reduction telah membuat ketimpangan Struktur

tanah semakin membesar. Struktur kepemilikan tanah secara feodal yang

diwariskan pada zaman kolonial direproduksi dan menghasilkan struktur

neofeodal yang didominasi pengusaha, perseorangan, dan penngusaha

transnasional. (Suyatna, 2007:44-45)

Globalisasi yang berdampak pada pembentukan tanah ini membuat petani

kehilangan tanahnya, diambil oleh pemilik modal yang lebih besar yang pada

akhirnya membuat petani kehilangan pekerjaannya. Program IMF mengakibatkan

pengangguran merupakan proses pengetatan anggaran di berbagai negara.

(Saragih, 2006: 15)

Sementara, aturan perdagangan yang dibuat oleh World Trade

Organization (WTO) membuat proteksi pasar dalam negeri hancur

berantakan.Pasar pertanian, jasa, dan Industri dalam negeri di kawasan Amerika

Latin yang belum mapan pada akhirnya dilanda produk AS dan Uni Eropa. Usaha

dalam negeri runtuh dan rakyat kehilangan pekerjaannya. (Saragih, 2006)

Kebijakan Neoliberalisme akhirnya telah menyebabkan ekonomi di

negara-negara Amerika Latin dibanjiri produk-produk asing yang mematikan

indusrti domestik, memfasilitasi konsumsi kelas atas dan mengembangkan

korupsi pada elite-elite pemerintah. Program privatisasi juga terbukti gagal

Page 49: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

39

menigkatkan efisiensi perusahaan dan menciptakan lingkungan bisnis yang

kompetitif. (Suyatna, 2007:46-47)

Penerapan kebijakan tersebut telah menyebabkan terjadinya Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) secara massal terhadap buruh akibat ketidakmampuan

perusahaan-perusahaan domestik untuk bersaing dengan perusahaan-perusahaan

multinasional. Pada saat yang sama hiperinflasi merajalela dan pertumbuhan

keseluruhnya negatif. Tingkat korupsi juga merajalela di pemerintah. Dampak

lebih lanjut dari kebijakan tersebut memburuknya kondisi sosial ekonomi

masyarakat. (Suyatna, 2007:47)

Dampak kebijakan neoliberal di kawasan Amerika Latin menimbulkan

perlawanan dan kritik dari negara-negara Amerika Latin. Sebelum tahun 1998,

keadaan kawasan Amerika Latin relatif dapat dikontrol AS, namun sejak 1998,

sejumlah negara seperti Venezuela dan Kuba terus melancarkan kritik terhadap

dominasi pengaruh AS di negaranya sebagai akibat kegagalan kebijakan

neoliberal dalam mewujudkan janji-janji kemakmuran dan kesejahteraan pada

rakyat Amerika Latin. Ribuan aksi dari masyarakat terus terjadi untuk menuntut

terwujudnya keadilan sosial. (Suyatna, 2007:52)

Hal serupa terjadi di Bolivia, sejak pemerintah Bolivia dipegang oleh

Gonzalo Sanchez de Lozada, AS mulai memberikan pengaruh pada berbagai

kebijakan-kebijakan yang dilaksanakan oleh pemerintah Bolivia. Gonzalo

Sanchez de Lozada menerapkan kebijkan neoliberal sebagai prioritas utama

ekonomi di Bolivia, hal ini menimbukan ketidakpuasan rakyat terhadap

pemerintah tersebut dan pecah gerakan sosial yang meliputi selurh rakyat di

Page 50: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

40

Bolivia untuk memprotes terhadap pemerintah Gonzalo Sanchez de Lozada. (

Suyatna, 2007:64)

Pada awal penerapan kebijakan ini berjalan secara efektif dimana peran

pemerintah lokal menggunakan striktur kekuasaan global untuk mengorganisasi

kelembagaan yang sangat memudahkan bagi pelaksanaan program struktural ini,

hingga pada perkembangannya kawasan Amerika Latin dibawah kebijakan

ekonomi neoliberal dengan adanya deregulasi, privatisasi, penghematan belanja

hal ini yang menjadikan pasar bebas di Amerika Latin hingga pada akhirnya

negara-negara Amerika Latin menerima program SAP yang dipaksakan oleh

pemberi pinjaman.

D. Penerapan Ekonomi Neoliberal di Bolivia

AS sering kali turut campur tangan dalam proses pergantian presiden di

Bolivia. AS akan mendukung presiden yang dipandang mampu memberikan

keuntungan bagi kepentingannya dan melakukan berbagai upaya untuk

mengisolasi gerakan rakyat yang menetang kepentingan AS. (Suyatna, 2007:64)

Sejak Bolivia dipegang oleh Presiden Gonzalo Sanchez de Lozada (1993-

1997), AS mulai memberikan pengaruh pada berbagai kebijakan- kebijakan yang

dilaksanakan oleh pemerintah Bolivia. Dalam kampanye Pemilihan Umum di

Bolivia tahun 1993, Gonzalo Sanchez de Lozada menyatakan bahwa dia akan

tetap menjanjikan kebijkan ekonomi neoliberal sebagai kebijakan utama.

(Suyatna, 2007)

Page 51: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

41

Hal yang mendasari dengan menerapkan kebijakan neoliberal ialah

mendorong pertumbuhan ekonomi dan memperkuat demokrasi yang di inspirasi

oleh Washington Consesnsus. Gonzalo Sanchez de Lozada memperkirakan

dengan adanya kebijakan neoliberal di Bolivia akan mendatangkan modal melalui

investor asing, teknologi, dan sistem manajemen baru untuk mendorong

perekonomian Bolivia dan menciptakan ratusan ribu lapangan pekerjaan. (Kohl,

2004:894)

Akan tetapi dengan adanya kebijakan neoliberalis di Bolivia, tidak sejalan

dengan gagasan neoliberal, dikarenakan dengan adanya tingkat investasi asing

yang meningkat terutama dalam sektor minyak dan gas menyusul dengan

diprivatisasinya perusahaan minyak dan gas milik negara Yacimientos Petrolõ

Âferos Fiscales de Bolivia (YPFB) investasi ini memberikan stimulus untuk

perluasan ekonomi, akan tetapi di sektor informal terjadi Pemutusan Hubungan

Kerja (PHK), banyak tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan dikarenakan adanya

privatisasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi lamban. (Kohl, 2004)

Meskipun pemerintah memberlakukan peningkatan yang signifikan dalam

pajak konsumsi energi hal tersebut memicu kerusuhan sosial yang cukup besar,

pemerintah Bolivia hanya mampu menggantikan sebagian 60% dari pendapatan

yang berasal dari YPFB. (Kohl, 2004)

Pada awal 2003, IMF menuntut pemerintah Bolivia mengurangi defisit

dengan 240 juta Dollar AS dari 8,5% menjadi 5,5% dari GDP. Pemerintah setuju

untuk memotong belanja sebesar 30 juta Dollar AS dan untuk meningkatkan 80

Page 52: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

42

juta Dollar AS dari pajak hidrokarbon tambahan dan 90 juta Dollar AS dari pajak

penghasilan yang disektor lain. (Kohl, 2004)

Dengan adanya campur tangan AS kedalam urusan politik dama negeri

Bolivia dengan mudah AS dapat menerapkan kebijakan ekonomi neoliberal di

Bolivia dengan cara memberikan pengaruh pada berbagai kebijakan-kebijakan

yang dilaksanakan pemerintah Bolivia.

E. Kebijakan Privatisasi Ekonomi di Bolivia

Dalam gagasan neoliberal berpendapat bahwa liberalisasi ekonomi dan

privatisasi menghasilkan peningkatan prosuktivitas disektor swasta dan diertasi

dengan desentralisasi dengan reformasi administrasi menyebabkan demokrasi

yang lebih baik, investasi sektor publik yang lebih efisien, dan pembangunan

daerah yang lebih cepat (Kohl, 2002:449).

Dalam masalah yang terjadi di Bolivia yang telah diterapkan sebagai

model ekonomi neoliberal sebagai restrukturisasi perekonomian di Bolivia,

dengan adanya model ekonomi tersebut menyebebkan terjadinya privatisasi yang

menyebabkan penurunan pendapatan pemerintah dan terjadi krisis

ekonomi.Privatisasi perusahaan negara telah menyebangkan kenaikan suku bunga

yang nantinya menimbulkan gerakan sosial besar-besaran. (Kohl, 2002)

Penerapan model perekonomian noliberal di Bolivia terjadi pada saat

pemerintah Gonzalo Sanchez de Lozada (1993-1997) yang memiliki rencana

pembangunan yang dikenal dengan Plan de Todos (rencana untuk semua) yang

terdiri dari dua bagian Yang pertama, Hukum Kapitalisasi yang memungkinkan

Page 53: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

43

untuk privatisasi parsial dari lima negara industri milik yang menyumbang12,5%

dari Produk Domestik Bruto menggambarkan proses liberalisasi ekonomi. (Kohl,

2002:450)

Kedua, Hukum Partisipasi Populer yang ditransfer 20% dari pendapatan

nasional untuk pemerintah kota bersama dengan tanggung jawab untuk investasi

dan pemeliharaan di depan umum lokal infrastruktur memberikan contoh

restrukturisasi politik yang demokratis. (Kohl, 2002)

Pada 1994 telah diprivatisasi lima industri strategis yaitu migas,

telekomunikasi, penerbangan, listrik, dan rel kereta api. Sebelum Kapitalisasi

perusahaan negara menyumbang sekitar 60% dari pendapatan pemerintah 48%

dari minyak dan gas. Gonzalo Sanchez de Lozada membenarkan untuk menjual

industri milik negara inti mengklaim bahwa investasi masuk ke dalam negeri akan

menciptakan 500.000 lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan GDP

tahunan 4-10%. (Kohl, 2002:465)

Dengan demikian Bolivia melakukan reformasi ekonomi dengan

serangkaian kebijakan baru meliputi pengembangan administrasi didefinisan

dengan oleh penekanan pada desentralisasi, pengembangan masyarakat,

deregulasi, dan privatisasi hal tersebut membuat peran pemerintah menjadi

terbatas dan selalu mengandalkan bantuan asing. (Werlin, 1992:223)

Kebijakan baru tersebut bertujuan untuk menggeser fungsi pemerintah dari

pelaksanaan pembangunan dan stabilitas adminitrasi. Dalam gagasan neoliberal

hal ini sangat diinginkan oleh investor asing dan pasar bebas yaitu dengan

membatasi kekuasaan dan jangkauan Pemerintah Bolivia. (Kohl, 2002:454)

Page 54: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

44

Pada saat Pemerintah Gonzalo Sanchez de Lozada memiliki rencana

pembangunan yang dikenal dengan Plan de Todos rencana ini menjadikan Bolivia

sebagai pasar bebas dengan mendatangkan investor asing guna meningkatkan

perekonomian Bolivia dengan adanya kebijakan tersebut Bolivia dapat

keuntungan modal melalui investor asing, teknologi, dan sistem manajemen baru

untuk mendorong perekonomian Bolivia dan menciptakan ratusan ribu lapangan

pekerjaan.

Akan tetapi rencana tersebut menggeser fungsi pemerintah dari

pelaksanaan pembangunan dan stabilitas adminitrasi. Dalam gagasan neoliberal

hal ini sangat diinginkan oleh investor asing dan pasar bebas karena adanya

pengurangan kekuasaan dan jangkauan Pemerintah Bolivia.

Page 55: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

45

BAB III

HEGEMONI AMERIKA SERIKAT DI BOLIVIA SEBELUM

2005

Dalam bab III membahas hegemoni AS di Bolivia sebelum tahun 2005.

Bab ini terdiri atas dua bagian.Bagian pertama memaparkan hegemoni AS di

Amerika Latin sebelum tahun 2005 dan beberapa negara yang mengalami dampak

dari kebijakan neoliberal.Bagian kedua memaparkan hegemoni AS di Bolivia

beserta kebijakan enam presiden yang menerapkan kebijakan neoliberal di

Bolivia.

A. Latar Belakang Hegemoni Amerika Serikat di Amerika Latin

Masuknya AS dalam kawasan Amerika Latin mempunyai sejarah yang

sangat panjang, semenjak dikeluarkan Doktrin Monroe dalam pidato tahunannya

1823 yang intinya adalah menegaskan tidak adanya intervensi yang dilakukan

oleh bangsa Eropa di Amerika Latin. (Meiertons, 2010:26)

Pada tahun 1823 merupakan awal mula AS memiliki hasrat untuk

melakukan hegemoni dikawasan Amerika Latin yang menjadi pertimbangan

pertama melalui kebijakan Isolasionisyang merupakan tahap dari Doktrin Monroe

dengan adanya merupakan awal dari manifestasi hegemoni AS di Amerika Latin

(Meiertones, 2010:30).

Isolationis merupakan kebijakan dari AS yang berarti tidak adanya campur

tangan negara lain dalam urusan dalam negeri dan AS dapat berdiri sendiri tanpa

Page 56: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

46

bantuan dari negara lain. Sejarah perkembangan paradigma internasionalisme

dimulai setelah isolasionis berkembang. AS menyadari perlu adanya peran negara

lain dalam kehidupan bernegara (Hook, 2000:268).

Internasionalisme merupakan gagasan bahwa AS harus secara aktif

terlibat dalam urusan dunia luar hal ini meliputi tugas seperti menjaga

perdamaian, menengahi perselisihan antar bangsa, membantu negara menjaga

independensi, dan menjaga integritas dan teritorial. Ide dari internasionalis ini

lahir pada saat akhir perang dunia II (1939-1945), sebelumnya kebijakan luar

negeri AS ini dikenal dengan Isolasionis (Durante, 2010:1).

Pada saat Dokrin Monroe runtuh, AS terlibat dalam dalam Perang Dunia

II. Pasca Perang Dunia II muncul dua blok yang sama-sama kuat yaitu AS dengan

ideologi liberalnya dan Uni Soviet dengan ideologi komunisnya. Pada masa

tersebut AS dan Uni Soviet terlibat dalam pertikaian ideologi, dan pertikaian ini

dimenangkan AS. Perkembangan selanjutnya muncul intitusi penunjang pasar

bebas seperti WTO, IMF, dan World Bank. (Kohl, 2006:12)

Dengan adanya lembaga-lembaga ini, AS mulai membangun

hegemoninya di negara-negara berkembang.Isu-isu yang digunakan AS untuk

melaksanakan berbagai macam program pembangunan seperti penyediaan

bantuan pembangunan bilateral maupun multilateral dengan sarana publik

maupun swasta. Sehingga negara-negara berkembang di Amerika Latin termaksuk

Bolivia yang relatif masih pada tahap pemulihan ekonomi dan politik yang

bergantung kepada bantuan luar negeri dari negara-negara industri termaksud AS.

(Kohl, 2006:13)

Page 57: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

47

Dengan dimulainya Doktrin Monroe di kawasan Amerika Latin menbuat

AS ingin menjadikan Amerika Latin sebagi halaman belakangnya dan melindungi

kawasan tersebut dari luar terutama negara-negara Eropa yang ingin menguasai

kawasan tersebut. Selama perkembangannya kawasan tersebut mendapatkan

bantuan luar negeri dari AS, akan tetapi bantuan tersebut membuat Amerika Latin

bergantung kepada AS.

A.1 Doktrin Monroe

Intervensi pertama AS dimulai dengan adanya Doktrin Monroe. Pada

tanggal 2 Desember 1823 presiden kelima AS James Monroe mengunakan

kesempatan pidato tahunanya kepada kongres, Monroe menjelaskan prinsip-

prinsip dari kebijakan luar negeri AS, yang pada periode berikutnya telah

dianggap sebagai acuan untuk orientasi jangka panjang kebijakan luar negeri AS

(Meiertones, 2010:25).

Prinsip dasar yanag merupakan ide asli dari Doktrin Monroe yaitu

pembatasan kebebasan politik tindakan non-Amerika di negara bagian Amerika

yaitu prinsip pembatasan kebebasan politik terhadap aktifitas bangsa Eropa

terhadap AS. Prinsip tersebut menjadi menjadi dua sub-prinsip. Pertama berkaitan

dengan akuisisi wilayah dan yang kedua berkiatan dengan legalitas penggunaan

kekerasan (Meiertones, 2010,26).

Lepasnya Amerika Latin dari Pengaruh Eropa membuat intervensi AS

semakin meluas di Amerika Latin. Amerika latin merupakan negara-negara kaya

akan sumber daya alam. Pada perkembanganya menjadi pasar bagi industri AS,

dan untuk menyelamatkan investasinya banyak strategi yang digunakan salah

Page 58: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

48

satunya dengan alasan menegakan stabilitas politik di negara-negara Amerika

Latin membuat AS harus melakukan intervensi langsung ke Amerika Latin

termaksud Bolivia.

B. Hegemoni Amerika Serikat di Amerika Latin sebelum Tahun 2005

Hegemoni AS di Amerika Latin pertama kali bermula dari Doktrin

Monroe pada Desember 1823, Presiden Monroe menggunakan kesempatan pidato

tahunannya ke kongres guna menyampaikan penolakan untuk mentolerir

perluasan lebih lanjut dominasi Eropa di benua Amerika: “Tanah Amerika….

Mulai sekarang tidak boleh lagi dijadikan ajang kolonialisasi oleh negara-negara

Eropa…. Kita harus menganggap setiap usaha mereka untuk memperluas sistem

politik di bagian manapun di benua ini sebagai bahaya bagi kedamaian dan

keselamatan kita” (Monroe, “Seventh Annual Massage to Congress, December 2,

1823).

Doktrin ini melarang negara Eropa mengkolonialisasi atau mencampuri

urusan negara-negara di benua Amerika. Segala upaya dan pengaruh politik

negara Eropa terhadap negara-negara di benua Amerika akan dianggap sebagai

ancaman terhadap AS. Pada suatu sisi Doktrin Monroe menyatakan semangat

solidaritas dengan negara-negara Amerika Latin yang baru merdeka dengan

melindungi mereka dari intervensi bnagsa Eropa. Akan tetapi disisi lain AS

memasukan hak mereka untuk mengintervensi urusan dalam negeri dari negara-

negara Amerika Latin (Monroe, “Seventh Annual Massage to Congress,

December 2, 1823).

Page 59: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

49

Pada era pasar bebas pada tahun 1985 sampai akhir 1990an berbagai

macam reformasi ekonomi neoliberal, AS berupaya membangun sebuah tatanan

baru secara menyeluruh seperti masyarakat berbasis pasar dan kesejahteraan sosial

dengan kebutuhan ekonomi yang dibangun diatas logika pasar bebas, karena

reformasi neoliberal secara stimulan memengaruhi bidang ekonomi, politik, dan

sosial (Silva, 2009:3).

Pada awal penerapanya reformasi neoliberal di Amerika latin, keadaan

Amerika Latin dapat dikontrol oleh AS. Namun sejak tahun 1998, sejumlah

negara seperti Venezuela dan Kuba terus melancarkan kritik terhadap Hegemoni

AS di Amerika Latin.Sebagai kegagalan neoliberalisme dalam mewujudkan janji-

janji kemakmuran dan kesejahteraan kepada rakyat Amerika Latin (Suyatna,

2006:52).

Adanya tuntutan reformasi ekonomi neoliberalisme difokuskan kepada

kebijakan untuk melindungi individu atau kelompok dari kekuatan penuh terhadap

pasar bebas menyebabakan meluasnya pengangguran. Hal tersebut memicu

adanya protes untuk menentang privatisasi dan pengurangan subsidi,dan

pembongkaran lembaga negara pembangunan ekonomi (Silva, 2009:43).

Ribuan aksi dari masyarakat Amerika Latin terus terus terjadi untuk

menuntut terwujudnya keadilan sosial. Dalam waktu 10 tahun sejak tahun 1996-

2006, tercatat 14 presiden yang telah disingkirkan oleh pergolakan rakyat tersebut.

Revolusi-revolusi sosial yang digerakan oleh rakyat tersebut berhasil

memunculkan pemimpin-pemipin baru dikalangan mereka (Suyatna, 2006:52).

Page 60: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

50

Di Venezuela, untuk pertama kalinya muncul tokoh militer kiri, Presiden

Hugo Chavez Friaz, yang begitu populer di kalangan rakyat bawah. Hugo Chavez

memimpin rakyat dengan program populis yang menentang hegemoni AS seperti

World Bank dan IMF. Hugo Chavez dikenal sangat anti AS, dia merasa bahwa

dengan bernaung di bawah IMF membawa dapak negatif bagi ekonomi negaranya

(Suyatna, 2006:52).

Hugo Chavez menjadikan pemimpin Kuba Fidel Castro yang anti AS,

sebagai panutan. Berawal dari kepopuleran Castro dan Chavez ini, aliran kiri kini

telah menular ke sejumlah negara di Amerika Latin.Seperti yang terjadi di

Argentina oleh Nestor Kirchner, Rafael Correa Delgado di Ekuador, dan Daniel

Ortega di Nikaragua yang memiliki aliran kiri yang jelas-jelas bertentangan

dengan kebijakan AS (Suyatna, 2006:53).

Di Argentina Presiden Nestor Kirchner mengambil kebijakan ekonomi dan

politik nasionalisasi untuk menghadapi hegemoni AS di Argentina dengan

mengambil sikap nasionalis untuk melakukan negosiasi dengan IMF (Silva,

2009:99). Argentina merupakan negara pertama memiliki hutang yang sangat

besar yang jumlahnya 2,9 dolar AS atau mencapai seperempat dari cadangan

devisanya. Argentina berani menolak pembayaran hutang tersebut ketika telah

jatuh tempo (Suyatna, 2006:53).

Ekuador mendapatkan perubahan setelah Rafael Correa sebagai presiden

pada tahun 2006 yang merupakan sosok baru yang berkomitmen untuk

mereformasi neoliberal (Silva, 2009:189). Presiden Rafael Correa memutuskan

hubungan dengan IMF dan World Bank, juga menolak perjanjian perdagangan

Page 61: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

51

bebas dengan AS dan mendukung kerjasama Ekonomi kawasan Amerika Latin.

(Silva, 2009:191)

Correa juga mengusulkan untuk renegoisasi kontrak perusahaan migas

negara dan perusahaan migas asing untuk dapat berinvestasi peningkatan

pendapatan devisa. Platform ini jelas tercermin dari dari kebijakan Venezuela dan

Bolivia. (Silva, 2009:191)

Kembalinya Daniel Ortega sebagai presiden Nikaragua pada tahun 2006

membawa dampak yang menguntungkan bagi pihak Sandinista merupakan

gerakan untuk melawan penjajahan dan penindasan yang dilakukan AS. Pertama-

tama, terjadi perpecahan di kalangan liberal berkaitan dengan persepsi partai-

partai liberal tentang intervensi terhadap mereka. Faksi-faksi di kubu liberal

awalnya saling berebutan pengaruh AS, lalu faksi yang kalah dalam rebutan justru

balik menyerang intervensi AS itu sendiri (Soyomukti, 2008:170).

Kemenangan Daniel Ortega dan Sandinista tak dapat dipisahkan dari

menguatnya efek domino di kawasan Amerika Latin yang semakin mengarah

secara kuat kepada jalan ekonomi-politik anti-neoliberalisme. Manifestasi

politiknya dapat diwujudkan dengan menjadikan AS sebagai musuh bersama di

kawasan tersebut (Soyomukti, 2008:186).

Hegemoni AS di Amerika Latin terlihat pada tahun 1985 sampai dengan

1990an dengan cara menerapkan reformasi ekonomi neoliberal, AS berupaya

membangun sebuah tatana baru secara menyeluruh seperti masyarakat berbasis

pasar bebas dengan adanya pasar bebas dapat memengaruhi bidang politik,

ekonomi, dan sosial.

Page 62: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

52

Pada awalnya penerapan tersebut berjalan lancar keadaaan ekonomi di

Amerika Latin dapat dikontrol sepenuhnya oleh AS. Namun penerapan ekonomi

neoliberal difokuskan untuk melindungi kepentingan individu atau kelompok

tertentu dari kekuatan penuh terhadap pasar bebas menyebabkan meluasanya

pengguran di berbagai negara-negara Amerika Latin. Hal ini yang memicu adanya

protes untuk menentang hegemoni AS.

C. Hegemoni AS di Bolivia sebelum Tahun 2005

Sejak dekade 1970an Bolivia mengalami krisis yang sudah terbangun lama

yang diakibatkan oleh masalah yang kompleks yang melibatkan intervensi luas

dan kesalahan dalam mengurus negara dalam perekonomian, korupsi meluas, dan

ketidakstabilan politik (Grindle, 2003:323).

Hingga pada saat Bolivia mengalami ketidakstabilan disektor ekonomi dan

politik. Di mulai pada tahun 1964, ketika rezim junta militer melakukan kudeta

terhadap terhadap pemerintah revolusioner MNR yang menandai dimulainya era

ketidakstabilan dinamika politik di Bolivia (Farah:2010).

Semenjak saat itu hingga rentan waktu 18 tahun berikutnya Bolivia

dikendalikan oleh rezim pemerintah militer yang bersifat otoriter, korup, dan

brutal yang didukung oleh AS. Hal ini disebabkan oleh dinamika politik di

Bolivia pada era Junta militer yang dipimpin oleh Jendral Hugo Banzer Suarez

(1971 - 1978) dan Jendral Luis García Meza Tejada (Juli 1980 - Agustus 1981) di

Bolivia mengalami pelanggaran hak asasi manusia, perdagangan narkoba, dan

Page 63: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

53

terjadi kesalahan pengelolaan ekonomi yang sangat parah di Bolivia

(http://www.usip.org/publications/truth-commission-bolivia).

Pada awalnya Jenderal Hugo Banzer memimpin, keadaan ekonomi Bolivia

mengalami pertumbuhan dengan cukup baik, hasil ekspor meningkat tiga kali

lipat antara tahun 1970-1974, hal ini didorong melalui produksi hasil

pertambangan migas dan sumber mentah lainya.

(http://countrystudies.us/bolivia/23.htm)

Keadaan ekonomi yang membaik tidak diimbangi dengan situasi politik

yang terjadi di Bolivia, dan ketika keadaan politik ini memburuk mata uang

Bolivia (peso) mengalami devaluasi mata uang. Pemerintah junta militer

mengambil peran dengan melakukan aksi brutal, di sisi lain masyarakat dan para

petani pribumi melakukan aksi pemblokiran jalan sebagi protes mereka ketika

harga-harga kebutuhan pokok mengalami kenaikan di tahun 1974.

(http://countrystudies.us/bolivia/23.htm)

Dimasa pemerintah Hugo Banzer peta politik di Bolivia mengalami krisis

ekonomi yang cukup tajam dari 500 juta Dolar Amerika ditahun 1971 meningkat

menjadi 2,5 Milyar di tahun 1978 (Kohl, 2006:51).

Krisis ini membawa Bolivia pada suatu sisi yang tidak menentu, terlebih

lagi ketika dunia internasional terutama negara-negara penghutang memberikan

tekanan kepada Hugo Banzer untuk meliberalisasi sistem politik dan memberikan

pengarahan agar Bolivia mengadakan pemilu, keterbukaan sistem politik dan

pemerintah politik merupakan syarat mutlak bagi pencairan pinjaman. (Kohl,

2006:51).

Page 64: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

54

Pada perkembangannya Jendral Luis García Meza Tejada mundur secara

paksa dari kekuasaanya melalui pemberontakan militer pada tahun 1981. Selama

pemerintah junta militer di Bolivia dalam 14 bulan, menemui kegagalan untuk

mempertahankan kontrol atas ketidakstabilan politik dan ekonomi yang parah.

Militer akhirnya mengadakan Kongres untuk menunjuk Hernan Siles Zuazo

sebagai Presiden pada tanggal 10 Oktober 1982 yang sekaligus menandai

dimulainya era transisi demokrasi di Bolivia setelah 18 tahun lamanya berada

dalam kepemimpinan rezim militer. (http://www.usip.org/publications/truth-

commission-bolivia).

Setelah transisi demokrasi bergulir di Bolivia, pemerintah sipil pimpinan

Hernan Siles Suazo segera dihadapkan oleh tantangan sosial-ekonomi yang tidak

mudah untuk diselesaikan. Tantangan tersebut adalah jatuhnya perekonomian

Bolivia akibat krisis fiskal dan meningkatnya hutang luar negeri hingga mencapai

lima triliun Dolar Amerika yang merupakan warisan dari hasil korupsi dan salah

urus penyelenggaraan pemerintahaan pada masa rezim militer Jenderal Hugo

Banzer dan Luis Garcia Mezza (Morales, 2003:203).

Pada pertengahan tahun 1985, Bolivia mencapai laju inflasi paling tinggi

berkisar antara 14,000 hingga 25,000% (Morales:2003). Krisis ekonomi yang

mengguncang Bolivia tersebut menyebabakan deranya tuntutan agar Hernan Siles

Suazo mundur dari jabatannya sebagai presiden serta mempercepat pelaksanaan

pemilihan umum pada tahun 1985 (Cantellas, 1999:8).

Sampai tahun 1985 Bolivia mengalami krisis dibawah pemerintah baru

Presiden Paz Estenssoro, Estenssoro melakukan kebijakan reformasi

Page 65: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

55

perekonomian untuk membuat suatu fondasi dasar perekonomian dengan

menerapkan ekonomi internasional terbuka untuk menjadikan Bolivia sebagai

pasar bebas (Grindle, 2003:323).

Pada perkembangannya pada tahun 1985 presiden Paz Estenssoro

memberikan kebijakan inovasi yang bisa memperbaiki perekonomian dalam

negeri dengan membuka pasar dengan menerapkan SAP dalam perekonomian

Bolivia. Di tahun yang sama kebijakan tersebut memecahkan masalah dari

perbaikan negara khususnya perekonomian (Grindle, 2003:323).

Penerapan neoliberal di Bolivia merupakan rekstrukturisasi perekonomian

Bolivia telah mencangkup tiga periode yang berbeda dimulai dengan 1985 yang

merupakan invasi pertama kali oleh AS melalui SAP yang berupaya untuk

menghentikan hiperinflasi. (Kohl, 2006:305)

Tahap kedua konsolidasi neoliberalisme dimulai dengan adopsi dari Plan

de Todos (rencana untuk semua) yang digagas oleh Gonzalo Sanchez de Lozada

(1993-1997) yang digunakan untuk menciptakan kembali negara melalui

privatisasi perusahaan terbesar milik negara dan desentralisasi 20% dari

pendapatan nasional untuk pemerintah kota. Tahap ketiga dimulai dengan

Cochabamba peristiwa perang air pada tahun 2000, titik balik dalam kemampuan

pemerintah untuk mengontrol penolakan publik neoliberalisme. (Kohl, 2006:305).

Ketidakstabilan keadaaan Politik yang terjadi di Bolivia menyebabkan

terjadinya krisis ekonomi pada saat pemerintahan Junta Militer. Krisis ini

membawa Bolivia pada suatu keadaan yang tidak menentu, terlebih lagi ketika AS

memberikan tekanan untuk segera mereformasi sistem politik dan ekonomi.

Page 66: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

56

Hingga pada pemerintahan sipil yang menerapkan kebijakan ekonomi

neoliberal di Bolivia , kebijakan tersebut memecahkan masalah perekonomian di

Bolivia. Yang sebelumnya dipimpin oleh Junta Militer.

C.1 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Victor Paz Estenssoro

periode 1985-1989

Presiden Victor Paz Estenssoro terpilih menjadi presiden pada tanggal 29

Agustus 1985 melalui partai Moviemiento Nacional Revolucionario (MNR),

hanya berselang 25 hari setelah terpilih, Paz Estenssoro mengeluerkan Dekrit

Presiden 21060 yang berisikan kebijakan Nueva Politica Economica (NPE) yang

memperkenalkan program untuk mengahiri hiperinflasi dan mengambil pasar

bebas sebagai fondasi ekonomi seperti adanya devaluasi, liberalisasi, pembekuan

upah dan pengurangan sektor publik menjadi inti dari reformasi ini. (Grindle,

2003:323)

Tujuan jangka panjang dari adanya reformasi ini adalah untuk membuka

ekonomi dan perdaganan internasional.Pada fondasi dari paket kebijakan ini,

pemerintah memperkenalkan salah satu program darurat sosial awal yang

diinstrumentasi inisiatif yang inovatif dan cepat yang mencapai sekitar 1,2 juta

orang memikirkan penciptaan lapangan kerja. (Grindle, 2003)

sedangkan NPE dan program darurat sosial merupakan kebijakan inovasi

yang paling menonjol dari Pemerintah Paz Estenssoro, perubahan penting lainnya

juga diperkenalkan pada tahun yang sama bahwa paket ekonomi telah

diperkenalkan. Pemerintah Paz Estenssoro mengeluarkan dekrit yang lain

menangani masalah reformasi negara dengan memperkenalkan pengurangan

Page 67: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

57

sektor publik, termasuk pengurangan beban di sektor perusahaan negara dan

serangkaian tindakan penghematan. (Grindle, 2003:323-324)

Pada tahun 1985 dan 1986, lapangan kerja di sektor publik turun 24.600

orang kehilangan pekerjaannya pada tahun 1987 lebih 8.550 orang telah

diberhentikan dan 1988 tenaga kerja sektor publik telah turun 17% dari tahun

1985. pada tahun 1987, perbankan, perdagangan luar negeri dan kebijakan

pinjaman luar negeri berpengaruh secara signifikan telah mengubah

perekonomian. Dua tahun kemudian Pemerintah Paz Estenssoro menagani protes

besar-besaran terhadap kebijakan yang dikeluarkan pemerintah, Paz Estenssoro

mundur sebagai Presiden pada tahun 1989. (Grindle, 2003:323-324)

Paz Estenssoro merupakan presiden yang pertama kali menerpkan

kebijakan inovasi yang bisa memperbaiki perekonomia dalam negeri dengan cara

membuka pasar bebas dan menerapkan SAP dalam perekonomian Bolivia.

C.2 Hegemoni Amerika serikat Era Presiden Jaime Paz Zamora

periode 1989-1993

Jamie Paz Zamora menggantikan Paz Estenssoro pada tahun 1989.Dalam

waktu singkat masa pemerintahya berkomitmen untuk kebijakan NPE melalui

keputusan tertinggi 22407.Seperti pendahulunya,ia mengandalkan tahap

pengepungan untuk mengelola berkelanjutan berusaha untuk mendorong agenda

neoliberal lebih lanjut melalui privatisasi BUMN. (Grindle, 2003:323)

langkah pertama yang dilakukan Pemerintah Paz Zamora pada tahun 1990,

ia memperkenalkan kontrak kerja yang memungkinkan untuk restrukturisasi

negara perusahaan yang paling penting. Pada tahun 1991, pendapatan per kapita

Page 68: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

58

turun sedikit sehingga pekerjaan sektor publik mulai tumbuh lagi. (Grindle,

2003:325)

Permasalahan ekonomi mulai mebuat pemerinatahan Paz Zamora mulai

goyah dikarenakan masalah kemajuan ekonomi pada tahun 1991 inflasi naik 21

%, defisit anggaran dan hutang negara semakin meningkat. pada tahun 1992

Pemerintah Paz Zamora merancang undang-undang memungkinkan penjualan lebih dari

100 (dari total 159) BUMN yang dimiliki. (Grindle, 2003:324)

Pada tahun 1993 Pemilu berlangung pemerintah Paz Zamora dihadapkan

kepada tuduhan korupsi dan kronisme dikarenakan ketidakmampuan untuuk

menyelesaikan masalah kemajuan ekonomi. (Grindle, 2003:325)

Presiden Paz Zamora tetap menjalankan kebijakan neoliberal sehingga

terjadinya infalsi, defisit anggaran, dan hutang negara semakin meningkat. Hal ini

yang menjadikan pemerintahan Paz Zamora tidak berjalan lama.

C.3 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Gonzalo Sanchez de

Lozada Periode 1993-1997

Pemilu 1993 memenangkan Gonzalo Sanchez de Lozada. Pada tahun 1994

Pemerintah Gonzalo Sanchez de Lozada memperkenalkan kebijakan baru di

Bolivia melalui undang-undang kapitalisasi inovatif yang telah disediakan untuk

penjualan 50% saham perusahaan pemerintah dalam pertukaran untuk alokasi

modal ke perusahaan-perusahaan pemerintah. saham untuk 50% sisanya

dibagikan kepada rakyat Bolivia dan hak karyawan dalam program pensiun baru.

(Grindle, 2003:325)

Page 69: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

59

Selain kebijakan tersebut Bolivia dihadapkan dengan ancaman AS untuk

menahan bantuan asing dalam Pemerintah Gonzalo Sancez de Lozada pada awal

1994 mengintensifkan program pemberantasan koka dan militerisasi Bolivia

dalam The Zero Option program merenungkan total pemberantasan lahan

pertannian koka ilegal secara sukarela dengan kompensasi jika mungkin atau jika

perlu dengan kekuatan militer. (Silva, 2009:116)

Ditahun yang sama Presiden Gonzalo Sanhez de Lozada menerapkan

kebijakan Plan de Todos yang merupakan kebijakan yang berdasarkan bahwa

privatisasi akan menggerakan roda perekonomian untuk investasi dan

pertumbuhan ekonomi di Bolivia. (Gruel, 2003:177)

Perusahaan negara yang baru diprivatisasi membuat investasi modal dan

meningkatkan produktivitas termaksud perusahaan migas Yacimientos Petroleros

FiscalesBolivia (YPFB), mengurangi tenaga kerjanya hingga 2000-5000 YPFB,

dibagi menjadi empat perusahaan, juga meningkatkan produktivitas melalui

pengurangan tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru di perusahaan-

perusahaan privatisasi.Produksi secara keseluruhan meningkat tiga perusahaan

privatisasi dipisahkan dari YPFB pada tahun 1997. (Kohl, 2002:459)

Gonzalo Sanchez de Lozada pun berpendapat bahwa dengan kebijakan

yang dikeluarkan dalam menarik minat investor internasional akan meningkatkan

potensi pendapatan pajak secara tidak langsung dapat menggantikan biaya atau

pendapatan yang hilang dari penjualan perusahaan negara.

C.4 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Hugo Banzer Periode

1997-2000

Page 70: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

60

Pada tahun 1997, mantan diktator Jenderal Hugo Banzer memenangkan

Pemilu dengan memperoleh 22,3 % suara. Hugo banzer merupakan pemerintah

yang keempat secara berturut-turut yang menerapkan kebijakan neoliberal. Hugo

Banzer menerapkan strategi ekonomi yang koheren, Banzer mendorong dua pilar

kebijakan: pengembangan usaha mikro dan pemberantasan koka. (Kohl,

2006:150)

Krisis ekonomi nasional yang terjadi, membutuhkan Hugo Banzer untuk

peningkatan bantuan asing karena hilangnya penerimaan pemasukan devisa dari

perusahaan migas negara diakibatkan penjualan perusahaan migas YPFB kepada

perusahaan multinasional. (Kohl, 2006:151)

Hal ini menyebabkan Menurunnya pendapatan yang diberikan oleh pajak

yang dibayar oleh perusahaan-perusahaan yang baru diprivatisasi berarti bagi hasil

dana kurang dijadwalkan untuk kotamadya. Penurunan ini melambat investasi di

kotasebagian besar pedesaan, yang pada gilirannya memberikan kontribusi

semakin frustrasi masyarat dengan pemerintah pusat. (Kohl, 2006:151)

Sebagai latar belakang militer,Hugo Banzer itu pemerintahnya cenderung

mengganalkan kekerasan untuk menghasilkan persetujuan, hal ini sering

terjadinya kekerasan dalam pemberantasan program koka, yang dikenal sebagai

Zero Coca. Kebijakan ini menjadika konflik intensitas rendah, diarahkan pada

sekitar 45.000 keluarga petani koka tinggal di Chapare, dataran rendah timur

subtropis dari kota Cochabamba. (Kohl, 2006:151)

Para petani koka telah berhasil menolak upaya sebelumnya di serangan

militer tetapi, meskipun konfrontasi terus-menerus, tidak bisa memaksa

Page 71: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

61

pemerintah Hugo Banzer untuk mundur. Pada perkembangannya represi

membawa pelanggaran HAM yang meluas dan pemberantasan paksa dengan

sukses hampir menghancurkan perekonomian daerah Cochabamba dansecara

menyeluruh hingga ke seluruh negeri. (Kohl, 2006:151)

Naiknya Presiden Hugo Banzer jilid dua menjadikan Bolivia tetap

menerapkan kebijakan ekonomi neoliberal dan yang paling menonjol dalam

pemerintahan ini adalah pemberantasan ladang koka yang iringi oleh adanya

pelangaran HAM yang menyebabkan adanya bentrokan antara Pasukan keamanan

dengan petani koka. Presiden Hugo Banzer turun karena alasan kesehatan

C.5 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Jorge Quiroga Ramirez

Periode 2001-2002

Presiden Jorge Quiroga Ramirez merupakan presiden Bolivia periode

2001-2002 yang menjadi presiden setelah pengunduran diri Presiden Hugo Banzer

dikarenakan masalah kesehatan pada usia 41, sebelumnya Qurioga pernah

menjadi wakil presiden pada tahun 1997 yang merupakan wakil presiden termuda

dalam sejarah pemerintah Bolivia.

(http://www.tamiu.edu/newsinfo/newsarticles/2011KeynoteSpeaker100611.shtml)

Pemerintahnya ditandai dengan upaya untuk menghapus koka sebagai

tanaman yang memiliki kegunaan tradisional di Andes akan tetapi merupakan

bahan baku untuk pembuatan kokain. Presiden Jorge Quiroga Ramirez telah

menyerukan zero coca, yang merupakan kebijakan dan tindakan keras pada

hambatan yang menentang kebijakannya hingga terjadinya protes.

(http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4532866.stm)

Page 72: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

62

Dia mengatakan ia ingin menciptakan lebih banyak pekerjaan dengan

membangun sektor produktif dan memperluas lingkup perjanjian perdagangan

bebas. Pada perkembangannya hanya menyentuh kalangan menengah atas dan

tidak dapat tersentuh kepada masyarakat bawah yang mayoritas kalangan bawah

dan tidak pernah memahami masalah nyata mereka.

(http://news.bbc.co.uk/2/hi/americas/4532866.stm)

Presiden Jorge Quiroga Ramirez menjabat sebagi presiden dengan masa

jabatan yang sangat singkat dikarenakan menjadikan Bolivia sebagai pasar bebas

yang membuat keuntungan hanya kalangan atas dan tidak mengarah kepada

masyarakat kelas bawah ditambah dengan adanya kebijakan zero coca yang

membuat penduduk asli kehilangan mata pencahariannya.

B.6 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Gonzalo Shancez de

Lozada Periode 2002-2003

Pemerintah kedua Sánchez de Lozada segera menghadapi ketegangan

sosial meningkat. Insiden besar pertama terjadi pada Februari 2003 ketika polisi

memberontak terhadap ukuran pajak penghasilan sangat tidak populer (Grugel,

2009:122).

Kebijakan itu dengan ditarik, namun sentimen rakyat melawan

Pemerintah tetap tinggi. Kemudian, ditengah meningkatnya ketegangan yang

terjadi di masyarakat terjandinya Perang Gas (gas war), menghubungkan dengan

cepat serangkaian gerakan protes dan isu-isu untuk bersatu di belakang bendera

nasionalis kembali industri migas yang telah diprivatisasi pada tahun 1996

(Grugel, 2009:122).

Page 73: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

63

Pemerintah terpaksa kekerasan dan dalam hitungan minggu korban tewas

mencapai lebih dari tujuh puluh. Hal ini menyebabkan massa populer naik

terhadap Sánchez de Lozada yang melarikan diri dari La Paz pada tanggal 17

Oktober 2003. Agenda protes Oktober tetap pada empat tuntutan utama:

permintaan untuk menasionalisasi perusahaan migas milik negara, penolakan

terhadap Perjanjian Perdagangan Bebas, pembalikan garis warga tindakan

keamanan keras yang baru saja disahkan pada kongres, dan pengunduran diri

presiden (Grugel, 2009:122).

Naiknya presiden Gonzalo Sanchez de Lozada tidak banyak memberikan

perubahan kepada perekonomian di Bolivia malah menjadikannya semakin

terpuruk dengan menerapkan kembali ekonomi neoliberal.

B.6 Hegemoni Amerika Serikat Era Presiden Carlos Mesa Periode

2003-2005

Kenaikan Carlos Mesa sebagai presiden menggantikan Gonzalo Shachez

de Lozada seolah membuka harapan baru terhadap perubahan sosial politik di

negaranya yang telah lama dilanda oligarki elit, perpecahan sosial serta

kemiskinan akibat adanya intervensi kebujakan ekonomi neoliberal AS melalui

IMF. Setelah menduduki jabatan presiden, Carlos Mesa berjanji memenuhi

tuntutan-tuntutan dari gerakan sosial di Bolivia. (Kohl, 2009:71)

Akan tetapi dukungan dan kepercayaan yang diberikan bagi Carlos Mesa

ternyata tidak diiku dengan realisasi janji-janjinya terhadap tuntutan dari gerakan-

gerakan sosial. Carlos Mesa tidak berani mengambil tindakan tegas untuk

Page 74: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

64

menasionalisasi untuk menasionalisasi atau setidaknya memperbesar keuntungan

negara dari produksi sumber daya alam yaitu gas. (Kohl, 2009:71)

Atas pertimbanganya kebijakan nasionalisasi gas hanya membuat investor

asing enggan menanamkan modal di Bolivia, akhirnya Pemerintah Carlos Mesa

lebih memilih untuk meneruskan pola lama kebijakan ekonomi neoliberal atas

saran AS melalui IMF. Dalam salah satu pidatonya di tahun 2005 beberapa bulan

menjelang pengunduran dirinya sebagai presiden. (Kohl, 2009:71)

Carlos Mesa menyatakan: “Saya ingin menekankan bahwa undang-undang

terkait dengan kebijakan nasionalisasi hidrokarbon merupakan suatu hal yang

mustahil. Komunitas internasional tidak akan dapat menerima Undang-Undang ini

dan hanya akan membuat perusahaan-perusahaan minyak dan gas dari negara-

negara lain tidak mau menjalankan perjanjian kontrak karya di Bolivia. Apakah

ini keputusan adil atau tidak, hal ini bias menjadi tema diskusi dan perdebatan

bagi kita semua. Namun satu hal yang pasti bahwa kita tidak mampu melepaskan

diri dari tekanan negara-negara lain dan komunitas internasional : Brazil menekan

kita, Spanyol menekan kita, Bahkan World Bank menekan kita, AS, IMF, Inggris

dan komunitas negara-negara lainya ikut menekan kita. Kepada seluruh

masyarakat Bolivia saya tegaskan, terimalah Undang-Undang yang dapat

dijalankan dan juga dapat diterima oleh komunitas internasional”. (Kohl, 2009:71)

Ketidakmampuan Carlos Mesa merealisasikan janji-janji perubahan yang

diusungnya kembali menimbulkan protes yang besar dari gerakan sosial dan

sebagian besar masyarakat Bolivia mengadakan demonstrasi besar-besaran di

Page 75: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

65

wilayah-wilayah Bolivaia termaksuk ibu kota La Paz menuntut Presiden Carlos

Mesa Mundur. Carlos Mesa mundur pada bulan Juni 2005.

Kemudian digantikan sementara oleh Eduardo Rodriguez sebagai ketua

Mahkamah Agung Bolivia dilantik sebagai presiden sementara untuk mengisisi

kekosongan kekuasaan. Eduardo Rodriguez melakukan tindakan pertamanya

adalah mempercepat jalanya Pemilihan Umum Bolivia yang akan diselenggarakan

pada Bulan Desember 2005 yang seharusnya dilakukan pada tahun 2007.

Page 76: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

66

BAB IV

KEBIJAKAN BOLIVIA DALAM MENGHADAPI HEGEMONI

AMERIKA SERIKAT 2005-2009

Setelah membahas dinamika kebijakan presiden sebelum Evo Morales

dalam menghadapi hegemoni AS di Bolivia. Pada bab ini merupakan analisa dari

kebijakan nasionalisasi minyak dan legalisasi koka di Bolivia dalam menghadapi

hegemoni AS periode 2005-2009. Analisa yang dilakukan untuk menjawab

penelitian dalam penulisan skripsi ini yaitu Mengapa Bolivia merestrukturisasi

perekonomiannya melalui kebijakan nasionalisasi minyak dan gas (migas) serta

legalisasi koka dalam menghadapi hegemoni Amerika Serikat periode 2005-2009.

Dalam rangka mereskstrurisasi perekonomian Bolivia, Pemerintah Bolivia

menjalankanya sebagai sebuah kepentingan nasional dan dalam rangka

mengamankan sumber daya alam khusunya minyak dari eksploitasi dari korporasi

asing di bawah AS yang dinilai selama ini merugikan rakyat pribumi Bolivia dan

Legalisasi koka untuk menghidupkan kembali ekonomi rakyat dan

mengembalikan lading koka milik rakyat pribumi Bolivia.

Dalam hal ini Bolivia mengimplementasiskan sebuah kebijakan. Ketika

kebijakan nasionalisasi minyak dan legalisasi koka mempunyai posisi strategis

dan signifikan dalam mensejahterakan rakyat Bolivia khususnya pribumi yang

semala ini hidup dalam isolasi, maka segala kebijkan memiliki beberapa faktor

yang menentukan.

Page 77: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

67

Dalam bab ini dibahas nasionalisasi minyak dan legalisasi koka yang

memang diarahkan untuk mencapai sebuah kepentingan nasional, termaksuk

faktor-faktor yang turut menentukan kebijakan nasionalisasi minyak dan legalisasi

koka di Bolivia dalam menghadapi hegemoni AS.

A. Faktor Internal

A.1. Kesenjangan Sosial

Keadaan di Bolivia semakin buruk dengan kebijakan berkarakteristik

neoliberal yang dilaksanakan oleh ketiga partai utama di Bolivia, ketiga partai

tersebut diantaranya MNR, MIR, dan ADN. Ketiga partai tersebut memiliki

karakteristik yang sama yaitu menerapkan praktek klientelisme dan patronase

politik, peningkatan kaum tehnokrat, kebijakan yang bersifat dari atas kebawah

(top-down), dan mengikuti agenda kebijakan berkarakteristik neoliberal dari agen-

agen internasional khususnya AS (Irahola, 2005:65).

Partai-partai tersebut juga mencerminkan buruknya partai-partai politik di

Bolivia karena tetap mempertahankan bentuk pemerintah yang vertikal,

sentralistik dan berbagai praktik klientelisme oleh pemimpin-pemimpin yang

berusaha mencegah perbaikan internal. (Irahola, 2005:66)

Keadaan Bolivia semakin diperparah dengan adanya praktik oligarki partai

politik dan buruknya representasi demokrasi bagi warga negara Bolivia khususnya

penduduk asli (indigenous) dan diperparah dengan kebijakan neoliberal yang

dilaksanakan oleh ketiga partai tersebut sejak tahun 1985 hingga tahun 2005.

(Petras, 2005:183).

Page 78: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

68

Bolivia melakukan kebijakan ekonomi radikal yang dikenal dengan New

Economic Policy (NEP) yang berdasarkan saran AS dan lembaga keuangan

internasional seperti World Bank dan IMF . kebijakan tersebut diantaranya (1)

kebijakan devaluasi yang sangat tajam mengikuti dengan adopsi yang lebih

realistik terhadap laju pertukaran barang dan jasa, (2) Liberalisasi perusahaan

negara ke tangan pihak swasta dan kebijakan modal lepas luar negeri, (4)

penutupan tambang dan pengurangan subsidi pemerintah di bidang sektor

pelayanan publik, tenaga kerja, dan program sosial, (5) pengurangan secara

signifikan terhadap pengeluaran pemerintah begitu juga dengan konsumsi pribadi

dan publik. (Petras, 2005:183)

Perubahan kebijakan yang dilakukuan dan diterapkan pada tahun 1985

yang ditujukan untuk menekan inflasi berhasil menekan laju inflasi yang semakin

meningkat. Pada tahun 1987 program yang dimaksudkan untuk menstabilisasikan

pertumbuhan perekonomian dinilai sangat positif setelah dua tahun program NPE

berjalan, akan tetapi dampak sosial yang diakibatkan program ini memberikan

pengaruh yang buruk kepada petani.

(http:/www.tradewatch.org/documents/Bolivia_(PDF).PDF)

Program NPE mendapatkan berbagai masalah baru bahkan dalam hal

penerapanya menghadirkan hal penerapanya menghadirkan berbagai

permasalahan yang membuat masyarakat berada dalam posisi yang kritis dan

tidak menentu.

Page 79: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

69

A.2. Gerakan Sosial Menuju Perubahan

Partai MAS mulai berupaya untuk meluaskan basis perjuangan mereka.

MAS tidak lagi hanya berupaya untuk memperjuangkan nasib para petani koka

(Cocaleros) penduduk asli melainkan juga membentuk proses demokratisasi,

pemenuhan hak-hak kelompok penduduk asli hingga kritik terhadap kebijakan

berkarakteristik neoliberalisme (Fuentes).

MAS dan Cocaleros (sebagai basis massanya) tersebut ikut didukung oleh

kondisi sosial politik di Bolivia yang ditandai dengan krisis kepercayaan

masyarakat terhadap pemerintah Bolivia. Berbagai protes dan tuntutan dari

masyarakat dan gerakan-gerakan sosial terhadap pemerintah Bolivia yang

menerapkan kebijakan pemberantasan budidaya tanaman koka serta kebijkan

ekonomi berkarakteristik neoliberal seperti privatisasi perusahaan milik negara

(Fuentes).

Salah satu wujud perana MAS dan Cocaleros mengatur peranan mobilisasi

kolektif dalam menuntut perubahan terhadap pemerintah Bolivia terlihat dalam

kasus privatisasi air yang dikenal istilah water wardi wilayah Cochabamba pada

tahun 2000. Kasus Privatisasi air ini dipicu oleh kebijakan pemerintah Bolivia

lewat penjualan air minum negara atas desakan Bank Dunia dan IMF ketangan

Aguas del Turnari atau konsorium perusahaan swasta yang dipimpin oleh Bechtel

yaitu perusahaan swasta yang berasal dari AS (Kohl,2006:4).

Masyarakat Cochabamba menghadapi kebijakan privatisasi air tersebut

dengan mendirikan The Commite to Defend Water and Life (Coordinora), sebagai

upaya untuk protes terhadap terhadap kebijakan privatisasi air.Masyarakat

Page 80: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

70

Cochambamba dibantu oleh Cocaleros dalam melakukan berbagai protes terhadap

kebijakan air melalui blokade jalan raya di wilayah Cochabamba (Kohl, 2006).

Pemerintah Bolivia merespon protes yang dilakukan oleh Coordinora dan

Cocaleros tersebut dengan mengerahkan pasukan bersenjata dan berhasil

membubarkan demonstran pada tanggal 8 April 2000. Akibat desakan yang kuat

dari gerakan-gerakan sosial tersebut, pemerintah Bolivia akhirnya membatalkan

kontrak karya perusahaan air di Cochabamba dengan perusahaan Bechtel (Kohl,

2006).

Dengan adanya kemenangan gerakan sosial dalam kasus privatisasi air di

Cochabamba, Cocaleros dibawah pimpina Evo Morales semakin meningkatkan

tekan terhadap pemerintah Bolivia. Dalam tuntutan mereka mengakhiri kebijakan

pemusnahan budidaya koka serta pembangunan yang lebih baik di wilayah

Chapare, Cocaleros mengajak kalangan kelas menengah seberti serikat guru

(Teacher Union) baik dari wilayah pedesaan dan juga perkotaan Bolivia

menggerakan berbagai demonstrasi pada bulan September 2000 (Kohl, 2006).

Memasuki tahun 2001 demonstrasi Cocaleros dan gerakan-gerakan sosial

lainnya yang di gerakan oleh masyarkat Bolivia semakin meluas dan

menggerakan long march yang dimulai dari berbagai provinsi di Bolivia dan

berakhir di Ibu kota La Paz. Mereka menuntut diakhirinya militerisasi di wilayah

Chapare (basis dari Cocaleros), pendistribusian tahan kepada petani dan juga

pembatalan Law 1008 (UU tentang pemusnahan budidaya tanaman koka) dan

Degree 2160 (UU privatisasi di Bolivia). (Oliviera, 2004:62)

Page 81: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

71

Maraknya berbagai gerakan sosial yang dilakukan Cocaleros terhadap

pemerintah Bolivia yang dipimpin oleh Evo Morales yang merupakan anggota

kongres terpilih dari provinsi Chapare yang dikeluarkan dari keanggotaan kongres

Bolivia. Dikeluarkanya Evo Morales justru menngundang simpati dari sebagian

sebagian masyarakat Bolivia terhadap pejuangan Cocaleros yang berani

menghadapi intervensi AS di Bolivia. (Van Cott, 2005:766)

Gerakan sosial ini merupakan perlawanan masyarakat pribumi Bolivia

untuk menentang kebijakan ekonomi neoliberal yang terjadi di Bolivia, dengan

adanya gerakan tersebut masyarakat pribumi Bolivia menuntut adanya perubahan

yang menjadikan kesejahteraan yang merata, dengan adanya kebijakan neoliberal

tersebut menjadikan pemerataan kesejahteraan tidak terjadi di karenakan hanya

kepentingan individu dan kelompok tertentu yang meraskan kesejahteraan

tersebut.

A.3. Suksesi Naiknya Evo Morales ke Puncak Kekuasaan

Pada tanggal 18 Desember 2005 merupakan rekor terbesar dalam sejarah

Pemilihan umum di Bolivia dari 85% dari pemilih Bolivia dianggap sebagai

pemilihan umum yang dianggap bebas dan adil. Evo Morales dengan partai MAS

meraih kemenangan meyakinkan dalam pemilihan presiden dengan 54% suara

yang diberikan berbanding dengan 29% untuk mantan presiden Jorge Quiroga,

mewakili Partai Poder Democrático Social (Podemos). (Ribando, 2007:5)

Hal ini menandakan babak baru bersejarah dalam sejarah politik Bolivia

Untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade calon presiden.Evo Morales

Page 82: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

72

merupakan seorang petani pribumi yang tetap memimpin serikat petani koka

(Cocaleros). Evo Morales mewarisi keadaan Bolivia yang hidup dibawah garis

kemiskinan dan kekecewaan mendalam yang dihasilkan dari kebijakan yang

dilakukan oleh partai-partai politik tradisional (Farah, 2009:10).

Dengan adanya Gerakan sosial yang digerakan oleh masyakat pribumi

Bolivia menarik simpati rakyat untuk mengangkat pemimpin dari kalangan

mereka sendiri untuk mensejahterakan dan membuka lapangan pekerjaan yang

lebih meluas. Masyarakat pribumi Bolivia mengharapkan perubahan kepada

pemerintah Bolivia yang baru.

A.4. Kebijakan Bolivia dalam Nasionalisasi Minyak dan Gas

Pada saat Presiden terpilih Evo Morales mengumumkan kepada masyarakat

Bolivia bahwa "el gas esnuestro" (gas adalah milik kita). Dalam sebuah langkah yang

tampaknya membalas pergeseran pasar bebas yang banyak terjadi di Amerika Latin

mengambil alih 25 tahun terakhir, Morales berjanji untuk menasionalisasi sektor

hidrokarbon Bolivia (Kaup:22).

Bentuk dari nasionalisasi dan implikasinya bagi investor transnasional

secara radikal berbeda dari nasionalisasi yang menyapu wilayah dan sektor migas

global dan pada abad 20. Tertanam dalam ekonomi neoliberal, tergantung pada

mitra dagang regional, dan terikat pada tuntutan gerakan sosial Bolivia, Morales

mengajukan"nasionalisasi tanpa pengambilalihan" (Kaup:22).

Nasionalisasi yang dilakukan Bolivia berbeda dengan nasionalisasi pada

umumnya. Di Bolivia, dekrit nasionalisasi tidak mengarah pada pengambilalihan

aset negara. Sebaliknya, pemerintah hanya menuntut pajak yang lebih tinggi,

Page 83: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

73

renegosiasi kontrak, dan pembangunan kembali perusahaan mingas negara.

(Kusno, 2012)

Ketentuan baru mengharuskan kenaikan royalti 18% ditambah dengan

pajak 32%. Untuk gas alam, yang menghasilan 100 juta kaki kubik perhari, terjadi

kenaikan pajak 32%. Selain itu, renegosiasi kontrak juga berlangsung terhadap 44

kontrak pertambangan. Proses renegosiasi hanya memakan waktu enam bulan

(Kaup:22).

Di bawah aturan baru, perusahaan migas Bolivia, YPFB mulai diberi

kepemilikan separuh saham di perusahaan-perusahaan asing. Memang, Bolivia tak

sepenuhnya menendang keluar investor asing. Sebaliknya, Evo Morales bilang,

“Bolivia menginginkan Mitra, bukan Tuan.” (Kaup:22)

Alhasil, langkah yang dilakukan Evo Morales itu membawa berkah bagi

rakyat Bolivia. Pendapatan migas Bolivia naik dari 173 juta dollar AS pada tahun

2002 (sebelum Evo Morales berkuasa) menjadi 1,57 milyar dollar AS pada tahun

2007. Sebagian besar keuntungan itu didistribusikan untuk pendidikan, kesehatan,

penciptaan lapangan kerja, dan pembangunan infrastruktur. (Kaup:22)

Pada saat Evo morales terpilih menjadi Presiden, beberapa bulan setelah

terpilih Evo Morales langsung mengadakan nasionalisasi minyak dengan

renegosisasi kontrak terhadap perusahaan asing untuk mendapatkan devisa negara

yang bertujuan untuk mensejahterkan rakyat

Page 84: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

74

A.5. Kebijakan Bolivia dalam Melegalisasikan Koka

Pada tahun 2002, tanaman koka mulai muncul menjadi simbol semangat

perlawanan masyarakat terhadap status quo (keberlangsungan pemerintah oligarki

partai politik tradisional). Hal ini didasarkan oleh tiga alasan utama, diantaranya

pertama Tanaman koka sebagai simbol perlawanan parapetani koka penduduk asli

akibat pemusnahan budidaya tanaman koka (Olivera, 2004:63).

Kedua Simbolisme perlawanan lewat tanaman koka juga

merepresentasikan perlawanan kelas buruh yang terkena imbas kebijakan

berkarakteristik neoliberal lewat privatisasi perusahaan milik negara yang

membuat mereka kehilangan pekerjaannya sehingga beralih profesi sebagai petani

koka untuk bertahan hidup (Olivera, 2004:63).

Ketiga Tanaman koka merupakan simbolisasi ketidakberdayaan

masyarakat asli untuk mendapatkan hak-hak kebutuhan dasaryang layak dalam

kehidupan sebagai akibat dari kebijakan pemerintah, tanaman ini sekaligus

merepresentasikan perlawanan dari komponen masyarakat Bolivia lainya terhadap

kebijakan privatisasi aset-aset milik publik yang merupakan kebutuhan dasar bagi

setiap manusia (Olivera, 2004:63).

Dengan adanya program pemusnahan koka di Bolivia di wilayah Chapare,

program tersebut mendapatkan tantangan dan perlawanan dari para Cocaleros.

Bagi penduduk asli Bolivia, koka memiliki nilai tradisional yang tinggi. Koka

digunakan dalam upacara adat dan pengobatan di Bolivia. Bagi masyarakat

miskin koka mentah dapat menghilangkan rasa lapar (Suyatna, 2007:19).

Page 85: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

75

Hingga perkembangannya pada tahun 2005, Evo Mengeluarkan

pernyataan “Cocain No, Coca yes” (kokain tidak, koka ya) merupakan kebijakan

yang bertujuan untuk (1) mengenalkan bagian positif dari koka, (2) membuka

industri koka untuk kegunaan yang sah, (3) memperpanjang rasionalisasi koka di

wilayah Chapare dan memperpanjang di wilayah lain hingga ke Yungas, dan (4)

melarang peredaran koka dan obat terlarang disemua tahapan produksi (Ribando,

2007:12)

Pada tahun 2006 Pemerintah Bolivia membuka dua pabrik pengolahan

koka dan berdasarkan hukum Bolivia area seluas 12.000 hektar di Yungas

diizinkan untuk digunakan sebagai lahan pertanian koka. (Suyatna, 2007:21)

Sebelumnya pada tahun 1980an Pemerintah Bolivia secara berturut-turu

mendapatkan bantuan luar negeri dari AS untuk mencoba berbagai staretegi untuk

memerangi produksi koka yang dianggap terlarang, hingga perkembanganya pada

tahun 1988 Pemerintah Bolivia mengeluarkan Undang-Undang kriminalisasi koka

untuk memberantas 12.000 hektar ladang koka di wilayah Yungas yang

merupakan wilayah tradisional Cocaleros untuk memenuhi kebutuhan negara atas

koka. (Ribando, 2007:12)

Pada tahun 1990, Pemerintah Bolivia mencoba menerapkan hukum

pengendalian obat dengan cara membayar koka petani dan membasmi tanaman

mereka. Hingga pada masa Pemerintah Hugo Banzer (1997-2002) menerapkan

program pemberantasan koka secara paksa yang fokusnya di wilayah Chapare

(Ribando, 2007:13).

Page 86: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

76

Program tesebut berhasil mengendalikan pertumbuhan tanaman koka akan

tetapi pelanggaran HAM dilakukan pasukan keamanan selama pelaksanaanya.

Selain itu Pemerintah gagal menerapkan alternatif program pembangunan untuk

manfaat petani koka dan keluarganya, pemberantasan paksa menyebabkan

kesulitan Ekonomi di daerah Chapare dan sering terjadi bentrokan antara petani

koka dengan pasukan keamanan dan menjadikan ketidakstabilan di wilayah dan

negara secara keseluruhan. (Ribando, 2007:13-14)

Dengan mengkonsumsi koka bagi Cocaleros dapat bertahan lama

sepanjang hari dan stamina mereka akan lebih kuat setelah mengkonsumsi

tanaman tersebut. Mayoritas masyarakat Bolivia bergantung terhadap penanaman

koka sebagai sumber penghasilan utama. (Suyatna, 2007)

Sebagai catatan penting koka ternyata tidak hanya digunakan sebagai

komoditas pertanian andalan yang digunakan oleh para petani di wilayah Chapare

saja.Tanaman koka bukan merupakan tanaman yang memberikan keuntungan

semata melainkan tanaman ini merepresentasikan simbol cultural terutama bagi

masyarakat indigenous di Bolivia. (Dangl, 2007:37)

Disamping itu tanaman koka juga digunakan sebagai bahan baku

pembutan obat anastesi, sirup, anggur, permen karet, pasta gigi dan minuman

berkarbonasi. (Dangl, 2007:37)

Bagi Pemerintah Bolivia membangun ekonomi rakyat harunya dimulai

dari potensi yang dimiliki oleh rakyat dan bukan memberantas. Oleh sebab itu

koka sudah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Bolivia dan pemerintah

Page 87: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

77

Bolivia berkomitmen untuk terus melegalkan koka meskipun harus melawan AS

yang selalu gencar untuk melakukan kampanye perang terhadap narkoba.

B. Faktor Eksternal

B.1. Dampak Kebijakan Ekonomi Neoliberal di Amerika Latin

Sejak tahun 1980-an kawasan Amerika Latin memiliki perasaan anti-AS

yang berkaitan dengan adanya proyek neoliberalisme yang merupakan dukungan

AS melalui World Bank, IMF serta organisasi-organisasi finansial internasional

lainya. (Rossi, 1980:56-57 dalam Subono, 2006:70)

Proyek ekonomi yang dijalankan dikenal dengan sebutan neoliberalisme,

merupakan Washington Consensus, ternyata dalam perkembangannya tidak hanya

mengubah nasib rakyat Amerika Latin. (Williamson, 1990:20)

Pada awalnya, masyarakat memang memiliki harapan besar terhadap

dampak keuntungan yang dari proyek trasformasi ekonomi (pasar bebas) ini.

Akan tetapi selama berjalan lebih dari 20 tahun, negara-negara Amerika Latin,

terutama masyarakatnya mengalami kekecewaan dari adanya proyek tersebut.

(Subono, 72:2006)

Hal ini berkaitan dengan tidak berkaitan dengan kinerja ekonomi

neoliberalisme yang tidak sesuai dengan janji yang dicanangkan. Seperti yang

diketahui bahwa kebijakan ekonomi neoliberal yang dijalankan, atas dasar

Washington Consesus merupakan pembangunan yang di pegang oleh modal asing,

ditarik oleh privatisasi di sektor industri dan sumber daya alam, liberalisasi impor,

tingkat suku bunga yang tinggi, pengetatan fiskal, dan pematokan mata uang.

(Subono, 2006)

Page 88: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

78

Pada awal penerapanya hingga akhir 1980-an dan awal 1990an, krisis

mulai muncul kepermukaan. Impor mengalami sentakan pada saat biaya tarif

dipotong, nilai mata unag yang tinggi menyulitkan ekspor, defisit neraca

pembayaran dan peningkatan pembayaran hutang luar negeri.Hal ini

menyebabkan resesi, pengangguran dan ketidakmerataan yang semakin

memburuk. (Subono, 2006)

B.2. Pembentukan Lembaga-lembaga Regional di Amerika Latin

Negara-negara Amerika Latin khususnya Venezuela bersama Kuba dan

Bolivia terus-menerus mengonsolidasikan potensi perlawanan mereka terhadap

hegemoni proyek ekonomi neoliberalisme. Salah satunya kemenangan Mar del

Plata, Argentina.Ketika itu mereka menolak keberlanjutan Free Trade Agreement

of the Americas (FTAA) yang disponsori AS sekaligus mendeklarasikan

pembentukan ALBA sebagai bentuk kerjasama regional alternatif Amerika Latin

diluar hegemoni AS. (Hariss, 2006 dalam Subono 2010)

Dengan terbentuknya kerjasama kawasan di bidang ekonomi menjadikan

kawasan Amerika Latin bebas dari pengaruh neoliberal AS melalui IMF dengan

terbentuknya ALBA kerjasama yang dilakukan dengan azas kebersamaan dan

saling tolong-menolong dalam hal bantuan ekonomi.

C. Dampak Kebijakan Nasionalisasi Bolivia Bagi Pertumbuhan Ekonomi

Domestik

Dampak yang terjadi setelah adanya nasionalisasi minyak dan legalisasi

koka menunjukan adanya peningkatan di sektor ekonomi khususnya pendapatan

negara atau GDP, hal ini di tunjukan seperti grafik yang tertera di bawah ini:

Page 89: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

79

Sumber: http://www.tradingeconomics.com/bolivia/gdp-per-capita-ppp

Dari hasil yang terjadi pada grafik ini menunjukan adanya peningkatan

pendapatan tepatnya ketika Evo Morales menjabat sebagai presiden di tahun

2006 yang mengeluarkan kebijkan nasionalisasi minyak yang menerapkan

negosiasi ulang berdasarkan kontrak baru 80% untuk negara dan 20% untuk

investor asing, dengan adanya kebijkan tersebut maka berdampak kepada

pendapatan negara dan peningkatan GDP.

Selain Minyak ditahun yang sama Bolivia melegalisasikan koka dengan

tujuan menjaga tradisi turun-temurun dan membuka lapangan pekerjaan yang

sebagian besar masyarakat Bolivia bekerja sebagai petani koka (Cocaleros)

dengan dibukanya kembali ladang koka di Chapare hingga Yungas menjadi

peningkatan GDP, selain itu Venezuela juga membantu Bolivia dalam pengelolan

koka dengan membuka pabrik di Venezuela dan menjadikan Venezuela sebagai

pasar koka.

Dengan meningkatnya GDP Bolivia dari tahun ketahun memberikan

indikasi bahwa penerapan ekonomi neoliberal tidak selamanya efektif untuk

Page 90: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

80

mereformasi perekonomian suatu negara yang sedang mengalami krisis dengan

adanya penerapan ekonomi neoliberal tidak adanya pemerataan dalam

pemebagian keuntungan dan mengurangi peran negara.

Dengan adanya nasionalisasi ekonomi ini Bolivia dapat mengatur

penerima negara dan pemerataan pembagian keuntungan menjadikan masyarakat

Bolivia hidup sejahtera.

Page 91: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kebijakan Bolivia dalam menasionalisasi minyak dan melegalisasi koka

untuk tujuan mensejahterakan masyarakat Bolivia khususnya penduduk asli harus

terus dikembangkan. Hal ini harus diperjuangkan oleh Bolivia. Sebagai bagian

dalam merekstruturisasi perekonomian dan mensejahterakan masyarakat Bolivia,

upaya penduduk asli memiliki posisi penting dalam kepentingan nasional Bolivia

yang harus diupayakan untuk menjamin kebutuhan ekonomi dalam negerinya.

Demikian pula dengan kepentingan nasional Bolivia. Maka hal tersebut

menjadi masuk akal ketika pemerintah Bolivia tetap memperjuangkan

nasionalisasi minyak dan legalisasi koka untuk kebutuhan masyarakat Bolivia.

Pada dasarnya, tiap-tiap negara akan melandaskan keputusan dan kebijakannya

pada kepentingan nasional, termaksuk state survival.

Upaya yang dilakukan Pemerintahan Bolivia ini dapat dipahami sebagai

upaya strategis pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatnya. Kebijakan

Bolivia dalam menasionalisasi minyak dan legalisasi koka tersebut dipengaruhi

dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang memengaruhi

kebijakan luar negeri suatu negara terdiri dari karakteristik geografis yang

berkaitan dengan sumber daya alam dan kebutuhan ekonomi. Dalam hal ini,

Page 92: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

82

sumber daya alamlah yang menjadi faktor internal dalam memengaruhi kebijakan

dalam Bolivia menasionalisasi minyak dan legalisasi koka.

Melihat persediaan minyak dan gas yang sifatnya tidak dapat diperbaruhi

karena suatu saat akan habis yang terus-menerus dieksploitasi oleh AS lebih

banyak merugikan melalui keberadaan IMF penerapan ekonomi Neoliberal yang

lebih banyak memberikan keuntungan kepada negara kaya yang mengeksploitasi

sumber daya alam negara berkembang lewat Neoliberalisasi ekonomi dan

privatisasi.

Hal ini mengalami ketimpangan dalam pembagian keutungan yang tidak

merata. Akibatnya memperlebar kesenjangan sosial dan kemiskinan. Oleh karena

itu pemerintah Bolivia perlu menasionalisasi mingasnya guna memenuhi

kebutuhan migas dalam negeri dan demi mensejahterakan rakyat.

Sejalan dengan nasionalisasi migas, pemerintah Bolivia juga

melegalisasikan koka sebagai pemenuhan ekonomi masyarkat Bolivia yang

sebagian besar bermata pencarian sebagai petani koka di wilayah Chapare. Jika

pemerintah sebelumnya telah pemberantasan ladang koka yang menyebabkan para

petani kehilangan mata pencariannya. Presiden Evo Morales justru menghidupkan

kembali ladang koka. Koka merupakan tanaman asli Bolivia yang sudah

berlangsung lebih dari 1000 tahun.

Dengan demikian, setelah menelaah program nasionalisasi minyak dan

legalisasi koka yang dilakukan oleh pemerintah Bolivia maka dapat dipahami

bahwa program tersebut adalah kepentingan nasional yang memiliki arti strategis

bagi Bolivia sebagai upaya mensejahterakan rakyat serta menjaga minyak Bolivia

Page 93: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

83

dari eksploitasi dan memenuhi kebutuhan minyak dalam negeri. Hal ini menjadi

sebuah instrumen penting dalam upaya pembangunan dan perkembangan Bolivia

untuk jangka panjang.

Keinginan suatu negara Bolivia untuk mewujudkan kepentingan

nasionalnya ini kemudian diimplementasikan ke dalam sebuah kebijakan luar

negeri. Hal ini terkait dengan yang dikatakan Frankel kepentingan nasional adalah

konsep kunci dari kebijakan luar negeri suatu negara yang dapat digunakan secara

oprasional pada suatu kebijakan atau program tertentu, serta sesuai yang

dikatakan Papp bahwa kepentingan nasional merupakan kepentingan negara yang

dicapai dengan sebuah metode yang disebut kebijakan.

Dengan melihat kepentingan nasional di implementasikan menjadi sebuah

kebijakan maka hal tersebut juga sejalan dengan yang dikatakan Holsti bahwa

kebijkan yang diambil oleh suatu negara dapat dipengaruhi oleh faktor internal

yaitu karakteristik geografis yang berkaitan dengan sumber daya alam serta

kebutuhan keamanan dan ekonomi. Apabila dilihat dari faktor internal tersebut

terkait dengan kepentingan nasional Bolivia untuk menjaga keberlangsungan

hidupnya.

Pemerintah Bolivia tetap memposisikan program nasionalisasi minyak dan

legalisasi koka sebagai prioritas dalam kepentingan nasionalnya, yaitu dalam

memenuhi kebutuhan dalam migas dan koka, upaya ini dapat mensejahterakan

masyarakat Bolivia terutama penduduk asli serta tercapainya kebutuhan ekonomi

secara menyeluruh serta dapat meningkatkan perekonomian Bolivia.

Page 94: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

84

Tidak hanya dipengaruhi faktor internal, kebijakan Pemerintah Bolivia

tersebut juga karena didorong oleh adanya faktor eksternal seperti adanya

dukungan dari pemerintah Venezuela dan Kuba kepada Bolivia dalam

menghadapi Hegemoni AS yang jelas menguntungkan AS melalui kerjasama

antar kawasan Free Trade Area of Americas (FTAA) yang merupakan kerjasama

kawasan bentukan AS untuk menjalankan pasar bebas di kawasan Amerika Latin.

Sejalan yang dikatakan Holsti bahwa salah satu faktor internal yang

memengaruhi kebijakan luar negeri suatu negara adanya tindakan dari aktor lain,

dalam hai ini menurut Holsti sebuah negara akan merespon atau berinisiatif

menjalankan kebijakan luar negerinya terkait adanya tindakan dari negara lain.

Dalam kaitanya dengan hal ini yang membawa implikasi terhadap

kebijakan Bolivia dalam menasionalisasi minyak dan gas serta legalisasi koka

yaitu adanya tindakan berupa dukungan dari negara-negara Amerika Latin seperti

Venezuela, Kuba, Nikaragua, dan Argentina dalam menghadapi hegemoni AS.

Dengan memberikan dukungan terhadap Bolivia dalam mengeluarkan

kebijakan nasionalisasi minyak dan legalisasi koka. Venezuela telah mendukung

kebijakan tersebut dengan menjadikan Venezuela sebagai pasar bagi produksi

koka dari Bolivia.

AS ingin menjadikan Amerika Latin sebagi halaman Belakangnya yang

memberikan pengaruhnya seperti adanya penerepan pasar bebas di Amerika Latin

dan Menjadikan Amerika Latin sebagai kepentingan AS, hal ini sejalan dengan

teori hegemoni Gramsci adalah bahwa suatu kelas dan anggotanya menjalankan

kekuasaannya terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan dua cara yaitu kekerasan

Page 95: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

85

dan persuasi. Cara kekerasan yang dilakukan kelas atas terhadap kelas bawah

disebut dengan tindakan dominasi, sedangkan cara persuasinya dengan cara

hegemoni.

Joshua S. Goldstein menambahkan bahwa hegemoni dipegang oleh suatu

negara yang memiliki kekuasaan yang dominan dalam sistem internasional,

sehingga kekuasaan tersebut menjadi tunggal dan dapat mendominasi aturan

sendiri sehingga dapat mengatur hubungan politik dan ekonomi internasional.

Negara yang melakukan hal seperti ini disebut hegemon. Hegemoni AS

menjadikan Bolivia menerapkan pasar bebas dan kerjasama multirateral FTAA.

Perjanjian multiratelar tersebut dinilai lebih banyak merugikan rakayat

Amerika Latin, Bolivia pada tanggal 29 April 2006 menggalang persatuan

ekonomi dengan Venezuela, Kuba, Nikaragua, dan Argentina dengan membentuk

perjanjian Alternativa Bolivariana para los Pueblos de Nuestra America (ALBA),

kemudian menandatangani Tratado Comercio de los Pueblos (TCP).

Hal ini sejalan dengan counter hegemony menurut Gramsci Dalam

menyusun perlawanan dan hegemoni tandingan Gramsci memberikan counter

hegemony, haruslah berangkat dari kenyataan yang ada di dalam masyarakat,

menanamkan kesadaran baru yang menyingkap kerusakan sistem lama yang dapat

mengorganisir masyarakat. Implementasinya Amerika Latin mengadakan

kerjasama kawansan yang berupaya menghilangkan hegemoni AS di kawasan

Amerika Latin.

Dengan tujuan untuk menandingi kerjasama ekonomi kawasan AS yaitu

FTAA dengan mencegah masuknya kembali neoliberal yang lebih meluas di

Page 96: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan

86

kawasan Amerika Latin. Bolivia, Venezuela, dan Kuba juga menyetujui agenda

untuk mencegah masuknya kepentingan imperialism AS ke negara-negara

kawasan Amerika Latin yang hanya untuk memaksakan neoliberal sebagai

langkah untuk menerapkan kebijakan ekonomi untuk kepentingan AS sendiri.

Page 97: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 98: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 99: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 100: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan
Page 101: repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24119/1/ANDI.pdf · negara dan pemberantasan ladang koka di . ... Mengingat La Paz sangat menjaga jarak dengan