DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1....

31
75 BAB IV TENUN TIMOR TOLFE’U DARI PERSPEKTIF KONSELING MULTIKULTURAL DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. Pemaknaan dan Landasan Filosofis Tenun Timor dari Perspektif Konseling Multikultural Di Timor sendiri penghargaan akan budaya masih sangat tinggi. Ini terlihat dari kehidupan sehari-hari masyarakat Timor.Tidak terlepas daripada itu busana juga masih menjadi primadona budaya orang Timor, yang kita kenal dengan tenunan Timor.Setiap manusia yang diciptakan selalu memiliki identitas budaya dalam sebuah masyarakat.Sehingga tenun Timor menjadi identitas yang sering dipakai oleh masyarakat Timor. Maksudnya bahwa orang lain bisa mengenal orang Timor hanya dengan melihat kain tenun yang digunakan. Lebih menarik daripada itu bahwa tenun Timor harus dikerjakan oleh perempuan saja sebagai bentuk penghargaan budaya.Budaya menjadi mesin penggerak manusia untuk berinteraksi sosial dengan sesama.Maka dari itu menurut Matsumoto, dalam budaya itu sendiri terdapat sekumpulan sikap, nilai, keyakinan, dan perilaku yang dikomunikasi dari generasi ke generasi dengan beberapa sarana dianut oleh setiap masyarakat. 1 Hal ini bisa melalui pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, dan kebiasaan yang dilakukan dalam sebuah masyarakat. 2 Melalui tradisi seni, tenun Timor terus dikembangkan oleh perempuan. Tenun Timor sendiri memiliki fungsi yang beragam baik dalam hal-hal yang bersifat sekuler maupun sakral.Tenunan juga dihubungkan dengan sistem-sistem keagamaan, organisasi politik, perkawinan, status sosial dan pertukaran yang berlaku pada masyarakat Timor.Teknik pembuatan tenunan di wilayah Indonesia Timur tidaklah jauh berbeda dengan teknologi tenun 1 David Matsumoto, Pengantar Psikologi, 6 2 E.B. Tylor, Primitive Culture, 21

Transcript of DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1....

Page 1: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

75

BAB IV

TENUN TIMOR TOLFE’U DARI PERSPEKTIF KONSELING MULTIKULTURAL

DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF

1. Pemaknaan dan Landasan Filosofis Tenun Timor dari Perspektif Konseling

Multikultural

Di Timor sendiri penghargaan akan budaya masih sangat tinggi. Ini terlihat dari

kehidupan sehari-hari masyarakat Timor.Tidak terlepas daripada itu busana juga masih menjadi

primadona budaya orang Timor, yang kita kenal dengan tenunan Timor.Setiap manusia yang

diciptakan selalu memiliki identitas budaya dalam sebuah masyarakat.Sehingga tenun Timor

menjadi identitas yang sering dipakai oleh masyarakat Timor. Maksudnya bahwa orang lain bisa

mengenal orang Timor hanya dengan melihat kain tenun yang digunakan. Lebih menarik

daripada itu bahwa tenun Timor harus dikerjakan oleh perempuan saja sebagai bentuk

penghargaan budaya.Budaya menjadi mesin penggerak manusia untuk berinteraksi sosial dengan

sesama.Maka dari itu menurut Matsumoto, dalam budaya itu sendiri terdapat sekumpulan sikap,

nilai, keyakinan, dan perilaku yang dikomunikasi dari generasi ke generasi dengan beberapa

sarana dianut oleh setiap masyarakat.1Hal ini bisa melalui pengetahuan, kepercayaan, seni,

moral, hukum, dan kebiasaan yang dilakukan dalam sebuah masyarakat.2Melalui tradisi seni,

tenun Timor terus dikembangkan oleh perempuan.

Tenun Timor sendiri memiliki fungsi yang beragam baik dalam hal-hal yang bersifat

sekuler maupun sakral.Tenunan juga dihubungkan dengan sistem-sistem keagamaan, organisasi

politik, perkawinan, status sosial dan pertukaran yang berlaku pada masyarakat Timor.Teknik

pembuatan tenunan di wilayah Indonesia Timur tidaklah jauh berbeda dengan teknologi tenun

1 David Matsumoto, Pengantar Psikologi, 6

2 E.B. Tylor, Primitive Culture, 21

Page 2: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

76

yang ditemukan di wilayah lainnya mulai dari pemintalan dan pencelupan seperti yang

ditemukan di wilayah Asia Tenggara lainnya.3Tetapi keunikan dan daya tarik dari setiap tenun

Timor yang disajikan dapat ditemukan gambaran perasaan perempuan dalam motif dan metode

yang dipakai si penenun dalam merajut setiap helai benang untuk dijadikan sebuah

pakaian.Ungkapan-ungkapan perasaan perempuan yang tertuang dalam motif tenun ini yang

menjadi perbandingan dengan tulisan pada umumnya.

Perempuan Timor menjadi sangat istimewa karena mereka mampu menuangkan segala

emosi dan ketidakmampuan diri (menyelesaikan masalah) dalam pekerjaan mereka yaitu

menenun.Menurut Cavanagh psychological strength adalah suatu kekuatan yang menggerakan

individu untuk menghadapi berbagai tantangan dalam keseluruhan hidupnya.4 Maka dari itu

psychological strength perempuan Timor ada pada proses tenunan mereka.Di mana segala

kekuatan diarahkan perempuan dari dalam dirinya untuk melawan segala bentuk tantangan yang

sedang terjadi.Baik tantangan dari internal maupun eksternal.Maka dari itutenun Timor dapat

dijadikan sebagai sebuah media konseling untuk perempuan Timor.Pada hakikatnya konseling

adalah media atau cara mengeksplor kekuatan dari pada manusia dalam menghadapi

permasalahan atau mengelola konflik. Konseling juga sebagai wadah untuk memberdayakan

orang lain.

Konseling adalah sebuah media dalam membantu memperbaiki hubungan yang rusak

akibat dari perbuatan manusia terhadap sesama atau diri sendiri.Akan tetapi belakangan

konseling yang selama ini kita kenal sangat dipengaharui konteks Barat di mana konseling itu

lahir dan berkembang.Sedangkan di Indonesia terkenal dengan budaya yang bersifat komunal

3 Howard. Warp Ikat Patterned Textiles, 180-192

4Cavanagh dalam J.D. Engel, konseling pastoral dan isu-isu kontemporer, 6

Page 3: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

77

bukan individualitis. Maka dari itu menurut McLeod, berbagai macam model konseling yang

dikembangkan di Amerika seperti model psikodinamik, person-centred, dan kognitif behavioral

sangat monokultural.5Model-model ini sangat menekankan bahwa setiap permasalahan yang

muncul baik dalam diri individu adalah bersumber daripada individu tersebut.Maka dari itu

pertolongan yang diberikan terpusat pada individu. Tentu saja model semacam ini tidak akan

cocok diterapkan di Indonesia dan Timor yang masyarakatnya sangat komunal. Masalah yang

yang dihadapi satu individu bisa jadi masalah bagi beberapa orang dalam komunitasnya.Terlebih

masyarakat Timor memiliki relasi yang sangat erat antara yang empunya kehidupan dan sesama.

Perempuan Tolfeu menganggap bahwa manusia memiliki hubungan yang sangat erat

antara Uis Neno maupun Uis Pahdan juga leluhur. Seorang perempuan penenun ketika

mengalami dukacita, dia tidak akan pergi menghabiskan waktu untuk bercerita tentang

perasaannya pada orang lain. Dia meluapkan rasa dukacitanya itu melalui menenun misalnya

dengan motif burung (lambang reinkarnasi orang Timor). Dengan menenun motif burung dia

akan mengalami perubahan pada dirinya ke arah yang lebih baik karena dia percaya rasa

dukacitanya sudah tersampaikan pada orang yang sudah meninggal. Motif burung itulah yang

menjadi bentuk ekspresi kejiwaan dengan mengandalkan imajinasi. Proses seperti inilah yang

menjadi contoh konseling imajinatif. Karena perempuan Tolfeu memberdayakan imajinasinya

untuk menyelesaikan masalah dukacitanya.Senada dengan hal itu, bagi Nuban Timo selembar

kain tenun terukir iman dan kepercayaan masyarakat.6Bahkan dalam motif-motif tenun Timor

terekonstruksi pesan-pesan spiritual tentang hidup dan mati, berkat, anugerah, persaudaraan,

kerukunan, dan kedamaian.Dalam masyarakat komunal memahami Yang Tertinggi dan sesama

menjadi sebuah kesatuan yang tak terpisahkan.Masyarakat Timur (Timor) memahami bahwa

5John Mcleod,Pengantar Konseling, 275

6Eben Nuban Timo, Sidik Jari Allah, 65

Page 4: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

78

fisik, mental, dan spiritual sebagai sebuah realitas tunggal bukan domain yang

terpisah.7Hubungan antara dimensi-dimensi itu sangat kuat.Maka dari itu konseling

multikulturalisme adalah sarana untuk mengatasi permasalahan budaya dan keragaman sosial di

masyarakat.8Berangkat dari pandangan tersebut maka konseling yang bersifat Barat tidak cocok

diterapkan dalam masyarakat Timor.

Dalam pemahaman budaya secara umum di mana memiliki fitur-fitur atau dan makna-

makna yang spesifik dan mungkin unik, misalnya, bahasa, mitos, makna, simbol.Hal ini seperti

yang ada pada tenun Timor. Setiap kain tenun dengan beragam motif yang dihasilkan pasti selalu

mengandung makna dan simbol dari sang penenun. Baik itu menggambarkan sisi realitas

penenun ataupun realitas sekitarnya.Maka menurut Shweder, melalui budayalah manusia dapat

berpikir, merasakan, berperilaku dan mengelola realitas.9Pengelolaan diri dengan menenun oleh

perempuan Tolfeumenjadi media baru bagi dunia konseling terkhususnya

multikulturalisme.Perempuan Tolfeu sudah menunjukan eksistensi mereka dalam mengelola diri

dan konflik menggunakan kekuatan budaya.Akan tetapi menurut Uichol Kimbelakangan sering

terjadi konflik-konflik generasional akibat dari manusia sering menggunakan masa lalu untuk

memahami masa kini dan menggunakan masa lalu untuk membentuk masa depan.10

Di sini

penulis membantah argument Uichol Kim karena perempuan penenun selalu menggunakan masa

lalu seperti mitos, cerita rakyat untuk mempertahankan eksistensi mereka sebagai penenun

sampai saat ini.Semua simbol atau motif yang menghiasi tenun Timor adalah bagian dari masa

lalu masyarakat Timor. Dan sampai saat ini selalu dihidupi dengan salah satu cara adalah tenun.

7John Mcleod,Pengantar Konseling,277

8Manivong J. Ratts and Paul B Pedersen, Counseling for Multiculturalism and Social Justice:Integration,

Theory, and Application.( United States: American Counseling Association, 2014), 25.

9Shweder dalam Uichol Kim, Kuo-Shu Yang, dkk, Indigenous and Cultural Psyichology, Terjemahan

Helly Prajitno Soetjipto (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 57.

10Uichol Kim, Kuo-Shu Yang, dkk, Indigenous,59.

Page 5: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

79

Perempuan Nusa Tenggara Timur memiliki ciri khas dalam menampilkan motif tenun.

Kebanyakan perempuan penenun memakai motif binatang karena akan lebih mudah pesan

spiritual disampaikan. Tetapi bentuk pesan spiritual yang disampaikan didasarkan atas mitos atau

kepercayaan.Sebagai contoh di Timor sendiri buaya adalah binatang sakral.Maka dari itubuaya

paling mendominasi motif tenun Timor.Motif buaya memiliki arti bagi masyarakat Timor

sebagai pembawa kesejukan dan kesegaran ditengah iklim Timor yang gersang.Di mana musim

hujan hanya datang 4 bulan sekali dalam setahun.Dari motif yang digambarkan oleh penenun

Tolfeu adalah ungkapan perasaan atau ekspresi perempuan yang sebenarnya.Adanya harapan

untuk tanah Timor terus diberkati oleh Uis Neno.Harapan-harapan semacam ini perempuan

Timor mengungkapkan selalu lewat tenun.Perempuan Tolfeu seperti sedang bercerita melalui

tenun karena adanya harapan-harapan kepada Uis Neno.Di sini proses konseling mulai nampak

bahwa disetiap masalah selalu ada harapan untuk menjadi lebih baik. Harapan-harapan ini selalu

ditampilkan perempuan Tolfeu melalui motif yang mereka gambarkan.

Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam kalangan budaya Timor. Akibatnya baik

sikap maupun perilaku masyarakat Timor dalam keseharian akan berdasarkan cerita rakyat atau

mitos. Bahkan mempengaharui relasi antara sesama.Sehingga hukumnya wajib bagi perempuan

Timor untuk menjadi seorang penenun.Karena bagi mereka menenun adalah bentuk pertanggung

jawaban kepad Uis Neno.Pemahaman-pemahaman semacam ini yang terus membuat perempuan

terkungkung dalam budaya.Berdasarkan hal tersebut Tyler11

memberikan ada empat dasar

komponen budaya: pertama, interaksi sosial ditularkan melalui enkulturalisasi. Artinya bahwa

selama proses kehidupan masyarakat Timor selalu berpatokan akan nilai-nilai budaya tersebut.

Bukan saja simbol buaya yang disegani, binatang lain juga memiliki nilai tersendiri bagi orang

11Tyler dalam Lawrence H. Gerstein, P. Paul heppner, dkk, Essential, 26

Page 6: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

80

Timor. Misalkan saja cecak, burung dan tokek.keduaadalah pengetahuan di mana orang-orang

berbagi pengetahuan yang cukup bahwa mereka dapat berperilaku yang dapat diterima dan

berarti bagi orang lain. Ketiga di mana ada perilaku bersama atau pola keteraturan dalam budaya

tersebut dan keempat adalah adanya pengalaman kolektif dari kelompok tertentu.

Dalam budaya Timor sendiri realitas dipahami secara holistik.Ini terlihat dari pemahaman

masyarakat terhadap keberadaan Yang Maha Kuasa (Uis Neno dan Uis Pah), manusia dan alam

adalah satu. Ketika relasi antara satu dengan yang lain rusak maka akan berdampak pada

manusia itu sendiri. Pemahaman realitas secara holistik di sini juga berdampak pada penenun

Tolfeuyang notabene adalah penenun Timor.Maka dalam membangun sebuah konsep konseling

multikultural maka yang harus dilakukan adalah memahami fondasi dasar atau aspek secara

internal budaya itu tersebut.Fondasi pertama yang harus dilihat adalah konsep realitas.Realitas

penting untuk dilihat karena setiap orang dari budaya yang berbeda tentu memiliki ide yang

berbeda tentang realitas.Realitas yang dipahami misalnya dualistik atau holistik. Dalam budaya

Barat sendiri, masyarakat memahami realitas bersifat dualistik yang membagi dunia dalam dua

tipe entitas: jiwa dan tubuh. Jiwa terdiri dari ide, konsep, dan pikiran.Sedangkan tubuh bersifat

nyata, dapat diamati, dan berkembang dalam ruang.12

Inilah menjadi faktor utama mengapa

konseling berdarah Barat sulit berkembang di Timor.

Bagi perempuanTolfeu menenun adalah bentuk tanggung jawab kepada Uis Neno.Dengan

menenun mereka dapat menjaga hubungan antara Uis Nenodan alam.Hal ini dapat terlihat dari

upacara yang dilaksanakan sebelum penanaman kapas sebagai komoditi utama tenun

Tolfeu.Penulis melihat bahwa para penenun Tolfeu selain menjunjung tinggi konsep Yang

Tertinggi juga sekalian menjaga alam Timor.Tentu saja bertani dan berkebun bukanlah pekerjaan

12Mcleod, Pengantar Konseling: Teori dan Studi Kasus,277

Page 7: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

81

yang mudah dilakukan di tanah yang kering dan berbatu.Akan tetapi perempuan penenun Tolfeu

melakukan semua itu dengan segenap hati dan jiwa mereka.Semangat pantang menyerah

ditunjukan penenun Tolfeu untuk terus mempertahankan keberadaan mereka.

Fondasi kedua dalam konseling multikultural adalah memahami diri.Dalam konsep

memahami diri menjadi seseorang sangat bervariasi antarasatu budaya dengan budaya yang

lainnya. Menurut Landrine, diri adalah daerah pengalaman yang berdiri sendiri dan lengkap,

diyakini sebagai peletak dasar, pembuat, dan pengontrol perilaku.13

Dalam konsep memahami

diri terdapat dua pendekatan yaitu individualis dan pendekatan kolektif.Kedua pendekatan ini

tentunya memiliki perbedaan.Pendekatan individualis yang mendominasi budaya Barat

sedangkan pendekatan kolektif merupakan bagian dari budaya tradisional.Menurut McLeod,

orang dengan pendekatan kolektif senang menganggap dirinya sebagai anggota dari keluarga,

suku, atau kelompok sosial lain dan membuat keputusan berdasarkan kebutuhan, nilai, dan

prioritas jaringan sosial ini.14

Inilah yang menjadi konsep pemahaman perempuan Tolfeu bahwa

mereka adalah bagian dari budaya Timor. Dilain pihak budaya individualis menekankan pada

perasaan bersalah, merujuk pada pengalaman batin, dan penyalahan diri. Ditambah oleh McLeod

bahwa orang dengan budaya kolektif lebih senang berbicara mengenai rasa malu.15

Konsep pemahaman diri pada budaya kolektif semacam ini membuat penenun

Tolfeumenjadi perempuan yang tertutup.Tertutup dalam mengungkapkan perasaan.Keluar jalur

dari budaya Timor adalah kesalahan fatal bagi mereka.Menenun adalah rel utama bagi seorang

perempuan Timor. Mereka akan dianggap lemah jika tidak bisa menenun. Konsep diri semacam

ini sudah mulai ditanamkan sejak mulai umur nol tahun.Jika lahir sebagai perempuan maka

mereka disiapkan sebagai seorang penenun.Persiapan ini dimulai dengan tradisi dan upacara

13

Landrine dalam John Mcleod, Pengantar Konseling, 277-278 14

Mcleod, Pengantar Konseling, 278

15Mcleod, Pengantar Konseling, 279

Page 8: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

82

“napoitan li ana”yang dilakukan seperti mengantungkan plasenta atau ari-ari bayi perempuan

pada pohon kapas.16

Dengan harapan bahwa anak perempuan ini akan tumbuh menjadi dewasa

sebagai penenun yang handal. Sehingga sejak awal perempuan sudah dikonsepkan untuk menjadi

seorang penenun.

Fondasi ketiga adalah membuat pilihan moral.Pilihan yang dimaksudkan di sini adalah

memutuskan yang benar dan salah dalam kehidupan kerena itu adalah inti kehidupan. Namun

bagi Mcleod membuat pilihan moral sangat dipengaruhi oleh budaya. Budaya dalam masyarakat

tersebut yang akan membentuk benar dan salah sebuah tindakan yang dilakukan. Dalam

pandangan moralitas yang dibentuk oleh dunia Barat, yakin dengan pilihan dan tanggung jawab

individu dan kemauan untuk dibimbing oleh prinsip moral yang abstrak seperti keadilan atau

kejujuran.Contohnya saja masyarakat Barat sangat menjunjung tinggi pendidikan bagi laki-laki

maupun perempuan.Sedangkan budaya tradisional seperti masyarakat Timor, isu moral sangat

ditentukan oleh takdir. Contohnya dari hasil data lapangan bahwa perempuan Timor akan lebih

memilih menenun daripada bersekolah karena itu adalah takdir. Hal ini dilakukan karena mereka

takut akan karma yang akan mereka terima jika tidak dapat menenun.

Perbedaan antara memilih (budaya Barat) dan takdir (budaya tradisional) sangat

berpengaruh dalam proses konseling. Biasanya dalam konseling nilai moral dalam budaya

individual (Barat) cenderung menghadirkan nilai seperti pencapaian atau kesuksesan, otonomi,

indenpenden, dan rasionalitas.Sedangkan budaya kolektivis lebih menekankan pada nilai

sosiabilitas, pengorbanan, dan kesesuaian.17

Demi menjaga kestabilan kehidupan masyarakat

Timor maka perempuan Tolfeu dengan pasrahnya akan menerima dirinya sebagai penenun.

16

Eben nubam timo, Sidik Jari Allah, 7 17Mcleod, Pengantar Konseling, 279

Page 9: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

83

Tidak ada pilihan lain selain itu. Sudah tertanam dalam pikiran mereka bahwa pendidikan yang

tinggi adalah sia-sia. Karena mereka akan kembali ke rumah dan menjadi seorang penenun.

Perempuan Tolfeu menerima itu sebagai sebuah takdir yang tidak harus dihindari. Tetapi disisi

lain pengorbanan seorang penenun Tolfeu tidaklah bisa dianggap sepeleh. Karena dengan

memilih sebagai penenun mereka menjaga segala aspek dalam budaya Timor.

Selain aspek internal budaya, ada pula aspek eksternal pada suatu budaya yang

mempengaharui proses konseling. Aspek internal ini adalah bagian yang bisa kita amati dari

sebuah proses interaksi yang terjadi.Hal ini pula juga dibentuk oleh budaya yang dianut.Misalkan

saja budaya dapat diamati dari sinyal non-verbal seseorang seperti sentuhan, kontak mata, gerak

tubuh, dan kedekatan.Dalam budaya Barat tatap mata secara langsung dianggap sebagai tanda

kejujuran dan keterbukaan. Dengan menatap mata secara langsung maka akan membangun

sebuah kepercayaan dari orang didepan kita. Namun ini tidak berlaku bagi budaya tradisional

seperti Timorkarena tindakan itu dianggap kasar dan tidak sopan.Ketika menyampaikan sesuatu

orang dari budaya Barat cenderung menyampaikan cerita yang berurutan, dan logis. Sedangkan

orang dengan kultur tradisional cenderung menyampaikan cerita yang berputar dan tampak tidak

akan sampai pada titik tertentu.18

Pada budaya Timor segala pengalaman hidup selalu dikaitkan

bersama leluhur. Maka dari itu penyampaian yang disampaikan kepada audiens akan bersifat

abstrak. Sebagai pendengar (konseling) yang baik kita tidak bisa menganggap itu sebagai hal

buruk, tetapi kita harus berada dalam lingkaran budaya Timor sehingga penyampaiannya

tersampaikan. Sehingga konseling multikultural memahami itu sebagai jalan masuk untuk

memahami manusia bahwa dengan budaya manusia memiliki kebiasaan yang di satu sisi mampu

18

Mcleod, Pengantar Konseling, 180-185.

Page 10: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

84

beradaptasi dengan manusia lainnya dan membantu membangun stigma yang baik tentang

budaya yang lain dengan caranya masing-masing.19

Kajian aspek internal dan eksternal pada budaya dalam membangun konseling

multikultural cukup sulit.Perbedaan-perbedaan mendasar sulit dipertemukan dalam konseling.

Saat ini salah satu fungsi pada konseling yaitu menyembuhkan atau memulihkan akan

dikolaborasikan bersama pengetahuan Timor yaitu menenun. Kedua hal yang cukup sulit

didialogkan tetapi penulisakan memulainya dari pada dasar proses konseling itu sendiri. Harus

diakui bahwa permasalahan dan hambatan yang sering terjadi dalam praktek konseling di

Indonesia adalah benturan-benturan aspek sosial dan budaya.Seperti pada bab sebelumnya

bahwa asal-usul pengetahuan konseling yang berasal dari dunia Barat yang terapkan di Indonesia

bersifat ahistoris. Hal ini karena pengetahuan konseling yang selama ini berkembang di

Indonesia tidak mencoba memasukan pengetahuan-pengetahuan lokal Indonesia.Pengetahuan

tersebut dapat berupa falsafah dan nilai-nilai yang dihidupi oleh masyarakat Indonesia

terkhususnya Timor.Selain itu juga masyarakat Indonesia sudah terlanjur memahami konseling

sebagai bagian dari sebuah agama (Kristen).Isu kristenisasi begitu kental hubungannya dengan

konseling karena dianggap sebagai warisan Barat.20

Menjadi fakta dilapangan bahwa pelayanan

konseling (pastoral gereja) sendiri tidak pernah perempuan Tolfeu terima atau menjadi solusi

ketika mengalami masalah.Sehingga di sini penenun Tolfeu dapat bertahan dan menyelesaikan

masalah mereka bersama dengan tenunan mereka.

Untuk lebih jelasnya penulisakan membandingkan konseling konvensional dengan

konseling dalam media tenun secara mendasar. Pertama, kebanyakan orang memahami dalam

19Bandura dalam Uichol Kim, Kuo-Shu Yang, dkk, Indigenous,... 51.

20 J.D Engel, Konseling Pastoral dan Isu-isu Kontemporer (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016), 14-15

Page 11: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

85

dunia konseling selalu berkaitan dengan proses percakapan.21

Tentu saja ini akan menjadi

hambatan jika ditarik dalam konteks budaya Indonesia termasuk Timor. Dalam budaya Timor

sendiri melarang berbicara segala persoalan kepada orang lain secara sembarangan. Pemahaman

bahwa konseling adalah percakapan tentu saja akan menjadi hambatan besar dalam

menyelesaikan masalah konseli. Untuk menjadi seorang perempuan yang telah handal dalam

bidang menenun juga diikuti dalam mengelolah masalah yang baik.Tetapi tidak bisa dipungkiri

bahwa manusia membutuhkan media untuk meluapkan yang dirasakan.Tentu saja alat tenun

bukanlah media hidup untuk dijadikan bahan percakapan.Namun bagi perempuanTolfeu, dengan

menenun mereka seperti sedang bercakap dengan seseorang.Baik itu keluarga, sahabat, orang

terdekat atau siapapun sehingga tenun dijadikan sebagai media.Kedua adalah konseling dianggap

sebagai sebuah wawancara. Hal ini sangat berbahaya karena tidak semua proses konseling adalah

wawancara.22

Jika memakai prinsip ini dalam dunia konseling maka akan terjadi banyak

kerancuan. Tentu saja wawancara di sini dipahami sebagai wawancara kerja contohnya. Proses

wawancara memiliki keunggulan untuk memahami permasalahan konseli. Namun proses

wawancara bagi seorang perempuan penenun bukanlah solusi yang baik.Saya membutuhkan

kerja extra keras ketika harus mewancarai pengalaman hidup penenun Tolfeu. Mereka tidak bisa

membeberkan secara pasti apa yang terjadi dalam kehidupan mereka. Hal itu Menjadi hal yang

tabu bagi mereka. Lalu pertanyaan yang muncul bagaimana proses konseling dapat terjadi? Siapa

yang menjadi konselor dan siapa yang menjadi klien?

Secara mendasar dalam dunia konseling yang berkembang selama ini diharuskan

memiliki dua posisi utama, yaitu konselor dan konseli.Tentu saja pertemuan keduanya ini karena

alasan konseli membutuhkan konselor untuk membantu menyelesaikan masalahnya. Tetapi yang

21

Totok Wiryasaputra, Pengantar Konseling Pastoral (Yogyakarta: Diandra Pustaka Indonesia, 2014), 55 22

Totok Wiryasaputra, Pengantar Konseling Pastoral, 56

Page 12: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

86

harus diingat bahwa ini adalah proses konseling bersifat konvensional warisan Barat. Dalam

konteks penenunTolfeu, proses awal sampai akhir sebuah tenun adalah jejak konseling bagi

mereka. Awalnya menanam kapas, memanen kapas, membuat benang, mewarnai benang, lalu

pada tahap akhir menenun adalah proses konseling bagi mereka. Motif-motif yang muncul dalam

tenunan itu menandakan bentuk ekspresi kejiwaan perempuan Tolfeu ketika merasakan dan

mengalami sesuatu. Konseli tentu saja ada pada posisi penenun Tolfeu.Tetapi yang menarik

adalah yang berperan menjadi konselor bagi penenun Tolfeu adalah penenun Tolfeu itu

sendiri.Perempuan Tolfeu melakukan otokonseling terhadap dirinya sendiri.Perempuan Tolfeu

menyembuhkan dan memberdayakan segala kemampuan dan kekuatan dalam diri untuk

menyelesaikan masalah.Media konseling yang dipakai perempuan Tolfeu adalah alam, kapas,

benang, alat tenun (nete), bahkan diri mereka sendiri.Beranjak dari hal itulah dasar lahirnya

konseling tenun berbasis imajinatif.Proses otokonseling yang dilakukan oleh perempuan Tolfeu

didasarkan pada pikiran atau imajinasi. Hal ini berangkat dari pemahaman bahwa perempuan

adalah manusia yang kreatif dalam mengelola konflik, sehingga mampu menggunakan imajinasi

tepat sasaran. Imajinasi yang lahir dari perempuan Tolfeuberasal dari cara mereka memahami

kehidupan yang terdapat pada lingkungan dan alam sekitar serta budaya Timor. Hal ini membuat

tingkat imajinasi perempuan Tolfeu terus berkembang untuk menyembuhkan dan

memberdayakan diri.

PerempaunTolfeu begitu lihai dalam memadukan perasaan, pikiran dan tenun yang akan

mereka buat dengan bantuan imajinasi mereka yang terus diasa tiap saat. Sebagai konseling

individual maka imajinasi begitu memainkan peran di mana dapat membantu mengurangi

ataupun menyelesaikan masalah dengan bantuan tenunan itu sendiri.Data pada bab sebelumnya

mengatakan bahwa dengan menenun maka perempuan Tolfeu dapat merasakan ketenangan,

Page 13: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

87

kedamaian, sejenak melupakan masalah di rumah dan bahkan terus membuat mereka

bersemangat dalam menenun. Budaya patriakal di Nusa Tenggara Timur masih begitu kental

tanpa terkecuali di Timor.Hasil dari patriakal sendiri menghasilkan kaum perempuan yang

termarginalisasi dalam masyarakat.Menurut Nuban Timor ada sebuah ungkapan di Timor yaitu

lasi nak atoni, yang diartinya laki-laki adalah kepala semua urusan.23

Dari ungkapan tersebut

adalah sumber malapetaka bagi perempuan Timor.Akan tetapi bagi Nuban Timo dari ungkapan

tersebut hanya menjadi sebuah alat untuk mengkambinghitamkan budaya patriakal di Timor. Jika

perempuan Timor memiliki jalan kehidupan berasal dari ike suti atau alat pemintal benang maka

laki-laki Timor memiliki suni auni atau pedang tombak. Menurut Nuban Timo ini bukan berarti

menjadi media kuat lemahnya budaya patriaki namun kedua alat ini adalah perkakas yang

memberi makna pada masyarakat Timor.24

Sehingga penulis sepaham dengan hal itu.Menenun

menjadikan perempuan Timor memiliki kedudukan dalam masyarakat.Perempuan tidak

dianggap lagi sebagai anggota kedua tetapi menjadi bagian penting dalam struktur masyarakat

Timor.Walaupun harus diakui bahwa setiap keputusan selalu menjadi bagian laki-laki.Jika

berbicara menenun maka kita berbicara perempuan.Maka dari itu penulis memakai Ike suti

sebagai landasan filosofis tenun Timor.

2.Nilai Spritual Pada Tenun Tolfeudari Perspektif Konseling Feminis Berbasis Imajinatif

Pada bab-bab sebelumnya, sudah saya katakan bahwa berbicara tenun Tolfeusama dengan

berbicara tentang perempuan. Hasil tenun Tolfeuyang telah jadi menggambarkan situasi penenun

saat itu.Situasi yang saya maksudkan di sini adalah berkaitan dengan faktor internal dan

23

Eben Nuban Timo, Sidik Jari, 2 24

Eben Nuban Timo, Sidik Jari, 3

Page 14: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

88

eksternal yang penenun itu rasakan.Sehingga tenun pun menjadi life therapybagi perempuan

Tolfeu.Dengan memakai perspektif konseling feminis adanya harapan sebuah bentuk

pemberdayaan dari penenun Tolfeu.Sebelum masuk lebih mendalam tentang konseling feminis

sebaiknya harus ada uraian mendasar tentang perempuanTolfeudan juga cara mengelola

perasaan.

Penenun Tolfeu adalah tipe perempuan kreatif dalam menghadapi masalah dan tantangan.

Kreatif dalam arti bahwa mereka mampu menggunakan daya imajinasi untuk selanjutnya

ditampilkan dalam proses menenun. Ketika memiliki perasaan berduka maka perempuan

Tolfeuakan menenun dan hasil tenun itu adalah ekspresi duka mereka. kreatifitas dan imajinasi

sangat membantu mereka meluapkan apa yang dirasakan. Pengelolaan masalah dan emosi yang

dilakukan oleh perempuan Tolfeusenada dengan yang disampaikan oleh Bendelow25

dalam

studinya tentang dimensi gender dari persepsi rasa sakit. Bahwa biasanya orang menggunakan

karya seni sebagai cara untuk mengakses perasaan yang dirasakan. Kajiannya menggunakan

seperangkat karya seni seperti lukisan yang diproduksi sendiri oleh responden untuk

mengungkapkan keyakinan mereka “tentang rasa sakit” dalam perbedaan gender. Hal yang sama

juga digambarkan oleh penenun Tolfeu, bahwa setiap karya seni yang mereka ciptakan adalah

bagian dari “rasa sakit”. Dalam mekanisme tubuh manusia, sebagai motor pengerak manusia

adalah otak. Konteks penenun Tolfeu dalam mengekspresikan perasaannya melalui tenun maka

otak kanan menjadi motornya. Menurut Rossman, otak kanan jarang difungsikan secara penuh,

meski sangat cerdas karena analisis otak kiri, mengambil hal-hal yang terpisah, sementara otak

kanan mensintesis dan merangkai.26

25

Lain R. Edgar, Guide,22 26

Martin Rossman, Guided imagery for self-healing, 18

Page 15: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

89

Perspektif "otak kanan" memungkinkan manusia untuk mengumpulkan gagasan dengan

cara baru untuk menghasilkan solusi untuk pemecahan masalah. Bagi Rossman seorang

praktikus konseling berpendapat bahwa dalam dunia medis dan konseling di Rumah Sakit otak

kanan difungsikan untuk membantu penyembuhan pasien.27

Bantuan pada proses penyembuhan

berbasis imajinasi sangat populer dalam dunia medis, seperti penggunaan musik atau

gambar/lukisan dan ini sangat mengutamakan imajinasi dari pasien. Dari sudut pandang yang

diberikan Rossman maka tidak salah sasaran jika tenun dijadikan media konseling. Maka dari itu

penulis akan menganalisis proses menenun dari tahap awal dari perspektif konseling feminis.

Stigma yang terbentuk selama ini dalam diri perempuan pada umumnya adalah

menghargai cinta(internal), komunikasi(relasi) dan kecantikan(eksternal).Di mana perempuan

menghabiskan banyak waktu untuk mendukung, membantu, dan memelihara satu sama lain

dalam komunitasnya. Tentu saja stigma semacam ini bersifat universal yang dapat dilihat dan

dirasakan secara nyata ketika berinteraksi dengan perempuan.Dalam kehidupan perempuan

Tolfeu mereka memulai kehidupan mereka dari dalam rumah lalu berlanjut pada komunitas tenun

lalu berakhir pada keluarga.Tahapan ini terus mereka jalani sepanjang hidup mereka. Dibalut

dengan rasa penuh cinta penenun Tolfeu saling mendukung satu sama lain dalam komunitasnya.

Mereka selalu berkelompok ketika mengerjakan tenunan mereka.Suatu tempat yang sudah

disediakan untuk bekerja dijadikan penenun Tolfeu untuk saling mendukung. Pada proses

menenun dari awal sampai akhir mereka salalu berkelompok. Artinya bahwa mereka adalah

sebuah komunitas perempuan.

Di sisi lain perempuan pada umumnya dianggap mengalami pemenuhan kebutuhan diri

melalui sharing dan berhubungan terhadap sesama.Sebagai contoh perempuan sangat menikmati

27

Martin Rossman, Guided imagery for self-healing, 19

Page 16: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

90

pakaian yang berbeda setiap hari, hal ini disesuaikan dengan perasaan mereka dan juga ekspresi

pribadi.Perempuan bahkan bisa mengganti beberapa pakaian sehari saat

moodberubah.Komunikasi sangat penting bagi perempuan. Bagi perempuan untuk berbagi

perasaan pribadi jauh lebih penting daripada mencapai tujuan dan kesuksesan dalam hidup.

Berbicara dan berhubungan satu sama lain adalah sumber pemenuhan yang luar biasa bagi

perempuan.28

Hal semacam ini juga tidak terlepas dari pribadi penenun Tolfeu.Akan tetapi ada

batasan-batasan ketika mereka ingin berbagi perasaan mereka kepada sesama. Mekanisme

masyarakat Timor tidak pada aras saling berbagi pengalaman pribadi tetapi lebih pada pekerjaan

(sosial). Laki-laki posisinya di kebun dan perempuan tugasnya menenun di rumah.Konsekuensi

yang harus diterima oleh masyarakat Timor.

Sebenarnya penenun Tolfeu memiliki banyak waktu berbincang dan mengutarakan yang

dialami dan rasakan.Hal ini hanya tersedia ketika mereka bersama ke kebun untuk memanen

kapas, membersihkan kapas, dan mewarnai benang. Pada proses itu biasanya diselingi dengan

cerita-cerita ringan tentang kondisi rumah, kondisi ekonomi dan seputar hal-hal yang ringan

untuk diperbincangkan. Tetapi ini hanya bersifat sementara karena mereka harus kembali

menenun.Ketika menenun perempuan Tolfeu tidak lagi mempunyai waktu untuk saling

“curhar”.Menenun membutuhkan konsentrasi yang tinggi karena mengandalkan ingatan dan

kreatifitas penenun.

Tidak seimbang jika dalam membahas perempuan tanpa kehadiran pria.Secara umum

pria yang digambarkan oleh kebanyakan masyarakat adalah pria yang kuat, tangguh, area

kerjanya di luar rumah dan memiliki sifat tertutup. Sebagai contohnya ketika seorang pria marah,

28

John Grey, Men Are from Mars, Women Are from Venus: A Practical Guide for Improving

Communication and Getting What You Want in Your Relationships (New York: HarperCollins 1993), 14

Page 17: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

91

dia tidak pernah membicarakan tentang apa yang mengganggunya kepada orang lain. Pria tidak

akan pernah membebani perempuan atau orang disekitarnya untuk bercerita atau melampiaskan

emosinya. Sebagai gantinya pria menjadi sangat pendiam dan pergi ke tempat yang sunyi untuk

mencari tahu tentang masalahnya, di sana pria akan merenungkannya untuk menemukan

solusinya. Dalam masyarakat modern seperti saat ini jika pria tidak bisa menemukan solusinya

maka dia melakukan sesuatu untuk melupakan masalahnya, seperti membaca koran atau bermain

game.

Menurut John Grey bahwa cara ini dipercaya dapat melepaskan pikirannya dari masalah

yang dialami, lambat laun dia bisa bersantai. Jika stresnya benar-benar hebat, dibutuhkan

keterlibatan dengan sesuatu yang lebih dari itu menantang, seperti membalap mobilnya,

berlomba dalam kontes, atau mendaki gunung.29

Sedangkan dalam analisanya John Grey

mengatakan bahwa hal yang sangat berbeda dipertunjukan oleh perempuan.Ketika seorang

perempuan menjadi marah atau tertekan oleh hari-harinya.Untuk menemukan kelegaan, maka

perempuan mencari seseorang yang dia percaya dan kemudian berbicara dengan sangat rinci

tentang masalahnya.30

Kedua hal pembeda antara perempuan dan pria ini merupakan bagian dari

konseling. Bagaimana cara kedua manusia ini mengelola emosinya secara pribadi dengan

menggunakan hobi maupun media cerita. Harus dipahami bahwa konseling dapat terjadi di mana

saja, kepada siapa saja dan dalam situasi apapun.

Dalam konteks masyarakat Tolfeu(Timor), pengelolaan emosi dipahami secara terbalik.

Penenun perempuan akan pergi ke hutan atau bawah pohon untuk menenangkan pikirannya.

Ketika ada masalah rumah tangga seperti berkonflik dengan suami maka mereka tidak akan pergi

29

John Grey, Men Are from Mars, 21 30

John Grey, Men Are from Mars, 21

Page 18: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

92

menenun tetapi mereka akan pergi jauh untuk menenangkan pikiran mereka. Proses konseling

terjadi saat itu. Dengan berbekal doa yang dipanjatkan, suara burung berkicau, langit yang cerah

membuat penenun Tolfeu menjadi lebih baik. Mereka tidak akan mencari teman atau

melampiaskan emosi atau masalah itu kepada orang lain. Bersama alam penenun Tolfeu mencari

kedamaian. Setelah perasaan tenang itulah penenun Tolfeuakan pergi kembali menenun. Ketika

penenun memulai memasang alat tenunsampai memasukan setiap helai benang di situ terjadi

proses konseling. Penenun Tolfeuakan merasakan hati yang kembali tenang. Setiap hentakan

kayu pada alat tenun membantu penenun Tolfeu untuk melupakan sejenak apa yang mereka

alami. Proses ini adalah bagian penyembuhan secara psikis bagi penenun. Menenun adalah obat

di kala perempuan Tolfeu sedang sakit. Maka dari itu setiap tenun dari perempuan Tolfeu

menggambarkan apa yang mereka rasakan dalam tahapan itu. Setiap motif yang penenun pakai

adalah bentuk perasaan dengan mengandalkan imajinasi mereka.Menenun juga sebagai salah

satu bentuk penyembuhan bagi perempuan Timor dari masa lalu.Karena mitos yang dinarasikan

oleh masyarakat Timor selalu berkaitan dengan bentuk frustasi perempuan sehingga mereka

memilih untuk tenun.Maka dari itu menenun membantu perempuan Tolfeukeluar dari masalah

lalu yang selalu menindas mereka.

Pada awalnya gerakan feminis muncul dari realitas bahwa perempuan digambarkan

sebagai perendahan kultur perempuan.31

Pemahaman ini muncul sebagai tindakan reaksi

perempuan yang sadar akan hal itu. Tetapi dalam tulisan ini penulis tidak mengkambinghitamkan

kultur sebagai dasar gerakan feminis ini. Penulis lebih mengfokuskan tulisan ini pada konseling

feminis.Dalam prakteknya konseling feminis dibangun dari premis bahwa untuk dapat

memahami masalah konseli dengan benar, kita juga perlu memahami konteks sosial, budaya, dan

31

J.D Engel, Isu-isu, 40

Page 19: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

93

politik yang berkontribusi pada masalah tersebut. Sehingga dari berbagai faktor pendukung

terciptanya konseling feminis ini tidak menjadikan salah satu konteks dalam masyarakat menjadi

kambing hitam tetapi konseling feminis akan melihat secara utuh. Penulis mengakui bahwa

Timor adalah salah penganut patriakal yang masih sangat kuat. Jika memahami patriakal dari

permukaan berarti kita melihat pengaruh laki-laki akan lebih besar daripada perempuan.

Budaya patriakal menjadi bom waktu yang berbahaya karena menurut Engel, dalam

sistem budaya patriakal perempuan mengalami diskriminasi, marjinalisasi, kekerasaan,

pelecehan dan lain-lain.32

Dalam konteks perempuan Tolfeu (penenun), penulis tidak bisa

mengatakan tidak terjadi diskiriminasi dan lain-lain pada konsep berpikir Engel. Data yang

didapat dalam bab sebelumnya, perempuan Tolfeu sejak usia dini lebih memilih untuk di rumah

belajar menenun daripada ke sekolah. Tentu saja pilihan ini tidak didasarkan atas kemauan

sendiri tetapi ada intervensi dari pihak orangtua.Di mana anak laki-laki lebih memiliki hak penuh

untuk merasakan bangku pendidikan.Dengan alasan ekonomi yang dibawah standar, masyarakat

Tolfeu (bukan saja penenun) lebih memilih anak laki-laki untuk bersekolah daripada anak

perempuan. Hal ini atas dasar pemikiran bahwa laki-laki adalah penerus keluarga dan perempuan

akan menjadi milik laki-laki lain pada waktu sudah menikah. Penulis dengan tegas mengatakan

bahwa ini adalah tindakan diskriminasi dan marjinalisasi terselubung terhadap

perempuan.Mengatasnamakan penerus keturunan perempuan menjadi korban. Hal semacam ini

menjadi lumrah bagi kultur Timur seperti masyarakat Tolfeu.

Perempuan Tolfeu secara sadar menganggap bahwa kultur semacam ini akan merusak

masa depan mereka. Maka dari itu penenun Tolfeu dengan segenap hati dan seluruh tenaga

dengan menggunakan komoditas tenun sebagai alat perjuangan untuk menghadapi diskriminasi

32

J.D Engel, Isu-isu kontemporer, 40

Page 20: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

94

akibat kultur patriakal. Perempuan penenun tidak lagi menganggap bahwa adanya perbedaan

pendidikan antara anak laki-laki dan perempuan.Penenun Tolfeu merasa bahwa semua anak

memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan.Walaupun dengan jerih payah mereka terus

menenun sampai mendapatkan uang.Tindakan dari penenun Tolfeu perlu diapresiasi karena

hanya berbekal tenun sebagai alat budaya dapat menyamakan kedudukan antara laki-laki dan

perempuan yang selama ini dianggap biasa.Penenun Tolfeu bisa dikatakan sebagai pejuang

kesetaraan jender dalam bidang pendidikan yang dimulai dari bagian terkecil yaitu

keluarga.Perempuan Tolfeu sadar bahwa faktor pendidikan menjadi sumber masalah bagi

diskriminasi dan marjinalisasi bagi budaya Timor, sehingga mereka dengan semangat juang yang

tinggi untuk mencari uang lewat tenun.Nilai perjuangan yang dilakukan perempuan Tolfeu

adalah nilai utama konseling feminis.Di mana mereka mampu bangkit dari budaya patriakal yang

mengurung mereka dengan sumber daya diri sendiri.

Budaya patriakal sangat kental dengan isu kekerasan.Perempuan dianggap sebagai

manusia yang lemah dan laki-laki adalah manusia kuat atau biasanya perempuan adalah persona

non grata.Dalam masyarakat modern kekerasan identik dengan kontak fisik.Biasanya perempuan

adalah korban dari kontak fisik tersebut.Jika dipahami dari sisi budaya tradisional seperti Timor

maka kekerasan yang dialami tidak selalu berkaitan dengan adanya kontak fisik.Menurut penulis

peran ganda perempuan di area domestik dan area publik adalah bentuk kekerasan.Bagaimana

tidak, perempuan Tolfeu harus mengurus anak, masalah dapur, dan juga harus mencari nafkah

sedangkan suami hanya menjadi penghuni setia rumah tidak berbuat apa-apa. Dalam konteks

masyarakt Timor laki-laki memiliki peran di kebun akan tetapi ini pekerjaan periodik sedangkan

perempuan tidak mengenal akan waktu. Perempuan Tolfeu harus menenun setiap saat.Bagi

penulis ini adalah bentuk kekerasan secara halus.Akan tetapi perempuan penenun Tolfeu terus

Page 21: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

95

dengan semangat juang yang tinggi memperlihatkan ini sebagai bentuk pengorbanan bagi

keluarga.PerempuanTolfeuberhasil keluar dari kungkungan budaya patriakal di mana mereka

adalah manusia yang lemah.Mereka berhasil membuktikan bahwa perempuan adalah manusia

yang kuat dan kreatif.Hal yang dilakukan oleh perempuan Tolfeu sejalan dengan pemikiran dari

Engel bahwa maksud dari gerakan feminis adalah merevitalisasi kesadaran perempuan di mana

mereka memiliki nilai dan kekuatan dalam diri.33

Maka dari itu menurut Ritzer perempuan akan

mampu berkonfrontasi dengan sistem patrikal dan mampu memimpin bisnis, melakukan

pekerjaan di luar rumah dan memimpin rumah tangga.34

Bentuk perjuangan oleh perempuan Tolfeu dengan memberdayakan tenun bukan

termasuk dalam kategori feminis radikal.Tentu saja prinsip feminisme radikal bukanlah tujuan

dari tulisan ini dibuat. Perempuan Tolfeu tidak memikirkan sejauh apa mereka mampu

berkontribusi untuk perubahan sosial dalam budaya Timor namun mereka hanya

memperjuangkan kehidupan mereka melalui menenun. Perempuan Tolfeu mampu berjalan keluar

dari budaya patriakal dan memberdayakan diri mereka melalui menenun.Hal ini yang perlu

dilihat oleh para pejuang feminis lainnya, bahwa budaya selain sumber patriakal namun menjadi

penambah semangat untuk hidup lebih baik.Jika dilihat sejarahnya perkembangannya teori

feminis mengambil bentuk konseling dan psikoterapi radikal, di mana teori ini menggunakan

teknik-teknik yang didesain untuk membantu perempuan agar dapat menyadari bahwa

masyarakat yang patriarkal merupakan pusat dari kebanyakan masalah mereka.Dan perubahan

tidak akan terjadi kecuali jika perempuan dapat diberdayakan, agar dapat merasa dan bertindak

sejajar dengan para pria. Para konselor dan terapis feminis radikal dengan penuh semangat akan

mengemukakan tujuan dan prinsip-prinsip feminisme dalam konseling, yang berisi di antaranya,

33

J.D Engel, Isu-isu kontemporer, 42 34

George Ritzer, Teori Sosiologi Modern (Jakarta: Kencana, 2014), 383

Page 22: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

96

pertama, mendorong independensi finansial, kedua memandang bahwa masalah para wanita

dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal, dan ketiga menyarankan agar perempuan dapat terlibat

dalam aksi-aksi sosial. Konseling dan psikoterapi feminis radikal ini mendorong agar konseli

berpartisipasi aktif dalam kelompok-kelompok aksi sosial dan gerakan-gerakan keadilan sosial

lainnya untuk memperjuangkan perubahan sosial yang akhirnya akan menghasilkan keadilan

gender.35

Mulanya konseling-konseling tradisional yang menggunakan norma-norma androcentic,

di mana laki-laki menjadi sebuah ukuran, sehingga perempuan seringkali ditemukan

menyimpang dari norma tersebut. Dalam konteks tulisan ini pemahaman akan androsentisme di

wilayah Timor masih sangat kental. Sehingga perempuan Tolfeu tidak bisa melakukan pekerjaan

lain selain menenun jika berada dalam wilayahnya.Dan walaupun perempuan Tolfeu secara

pembagian kerja adalah pencari nafkah dalam keluarga akan tetapi, perempuan Tolfeu tidak bisa

menganggap dirinya lebih tinggi daripada laki-laki. Banyak teori dan penelitian psikologis yang

cenderung mengkonseptualisasikan pria dan wanita dalam pola yang sama. Menurut

Theinkaw,tujuan konseling feminis adalah untuk mengganti “kebenaran obyektif patriarkal”

dengan kesadaran feminis, yang mengakui perbedaan cara dalam memahami sesuatu. Perempuan

didorong untuk menghargai emosi dan intuisinya, serta menggunakan pengalaman pribadinya

sebagai dasar untuk menentukan “realitas”.36

Tentu saja hal ini bukan maksud dan tujuan

konseling feminis dalam diri perempuan Tolfeu, tetapi dengan memahami realitas yang dimiliki

mereka mampu bangkit dan memberdayakan diri mereka dengan menenun.Dilain sisi perempuan

Tolfeu belum sadar secara penuh realitas ditengah kebenaran yang di bawah oleh

patriarkal.Sehingga kesadaran ini dapat terlihat pada proses tenun yang ditampilkan oleh

35

Ivey, A. E, dkk, Theories of Counseling & Psychotherapy, 243 36

Theinkaw, The Effectiveness Of Postmodern Feminist, 39

Page 23: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

97

perempuan Tolfeu. Proses menenun dari awal menanam kapas sampai pada menenun kain

menjadi media konseling feminis bagi perempuan Tolfeu.

a) Moe Tais nak’o Abas

Proses awal biasanya disebut moe tais nak’o abas yang artinya membuat selimut dari

kapas. Perempuan Tolfeudikenal sebagai penenun tradisional yang masih menggunakan

bahan alami dalam membuat tenun.Bahan utama yang digunakan adalah kapas.Mulai dari

memetik kapas menjadi pekerjaan yang dilakukan oleh perempuan.Membuat benang menjadi

benang juga dilakukan oleh perempuan. Dengan segenap hati dan tanpa pengeluhan

perempuan Tolfeu menikmati proses yang ada. Tentu saja kapas yang diambil perempuan

Tolfeu harus terlebih dahulu untuk menanamnya. Proses penanaman juga bukanlah hal yang

mudah tetapi terus perempuan nikmati. Lantunan myanyian, dan doa yang dipanjatkan

mewarnai proses penanaman dan memetik kapas. Artinya bahwa perempuan memiliki

harapan untuk kapas yang mereka tanam tumbuh tanpa ada yang gagal.Keadaan cuaca di

Timor terus membuat perempuan Tolfeu menjadi sosok yang kuat.Tetapi dibalik itu mereka

ingin mengatakan bahwa segala pengorbanan yang dilakukan untuk menenun adalah dedikasi

perempuan Tolfeu bagi keluarga dan juga bagi budyaa Timor.Rasa memiliki akan tenun yang

dibuat akan lebih besar. Hal ini disebabkan karena proses dari awal yang membutuhkan

pengorbanan dan dedikasi yang tinggi untuk menanam kapas. Dibandingkan dengan tenun

yang menggunakan benang toko nilai spiritual dari bahan alam oleh perempuan Tolfeu lebih

mendalam.Maka dari itu setiap tenun yang dihasilkan menggambarkan dedikasi yang luar

biasa.Perempuan Tolfeu mengorbankan segala tenaga, pikiran, dan waktu hanya untuk

selembar kain tenun Timor.

b) Moe Tais Mau

Page 24: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

98

Pada bagian proses kedua yang dilakukan perempuan Tolfeu adalah merekayasa motif

pada tenun yang akan dibuat. Pada bagian ini tentu saja daya kreatifitas dan imajinasi

memainkan peran paling penting.Setiap motif yang akan dibuat mengandung berbagai

makna. Dalam tenunan terselip sejumlah pesan spiritual yang menyangkut pandangan hidup

dan kepercayaan masyarakat Timor. Kepercayaan ini dijelmakan dalam lambang-lambang

dan diperindah susunannya menjadi ornament yang serasi. Kekhasan buah pikiran dan cita-

cita dilampiaskan dalam karya seni budaya yang perempuan Tolfeu terus pelihara dari

generasi ke generasi.Sehingga bagi perempuan Tolfeu saat ini menempatkan posisi tenunan

Timor sebagai karya yang layak dan patut dihargai oleh semua orang.Selain itu banyak orang

heran dan kagum bahwa budaya etnis seni tenun hidup dan berkembang di alam yang keras

tantangannya, namun telah menghasilkan kreativitas seni yang mempunyai keindahan

tersendiri.Hal ini menjadi petunjuk bahwa ternyata mutu seni yang indah dapat saja tumbuh

dan terpelihara dalam lingkungan yang keras.Melalui motif yang digambarkan, perempuan

Tolfeu ingin mengatakan bahwa budaya Timor memiliki kekhasan dalam merefleksikan

kebaikan dari Sang Pencipta dan para leluhur bagi mereka.Setiap motif yang dirancangkan

oleh perempuan Tolfeu memiliki bumbu kepercaya dan keyakinan bahwa melalui tenun

mereka terus diberkati.Melalui motif yang perempuan Tolfeu gambarkan juga ingin mereka

tampilkan nilai-nilai perjuangan dan semangat yang terus berapi-api. Bukan saja untuk

melestarikan budaya Timor tetapi melalui tenun, perempuan menggambarkan nilai

perjuangan akan kehidupan yang semakin keras tiap saatnya. Masuk dan berkembangnya

pakaian modern secara sporadis tidak padamkan semangat dan perjuangan perempuan Timor

untuk terus menenun.

c) Hau Nafu

Page 25: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

99

Tahap selanjutnya yang dilakukan oleh perempuan penenun adalah pewarnaan

benang.Pada bagian pewarnaan ini cukup memakan waktu yang lama hampir sekitar 2

minggu bahkan lebih untuk menghasilkan warna yang dapat bertahan lama.Benang harus

dimasak bersama bahan pewarna alami lalu dikeringkan lalu dimasak lagi.Setelah itu

keringkan selama 2-3 minggu lalu masak kembali dan dikeringkan dan kemudian dicuci

untuk menghilangkan bau. Proses ini sangat menyita waktu tetapi perempuan penenun sangat

menikmati ini semua. Perempuan Timor juga patut bersyukur karena Timor diberikan

anugerah cuaca yang panas sehingga benang yang mereka jemur cepat kering.Setelah warna

benang sudah sesuai dengan keinginan maka tahap terakhir adalah menenun itu sendiri.Untuk

pewarna alami sendiri perempuan Tolfeu memakai bahan dari tumbuh-tumbuhan seperti

kunyit, papaya, pohon pinang, akar mengkudu dan kapur. Bahan-bahan bisa didapatkan di

pekarangan rumah atau tumbuh di kebun.Semua sudah disediakan alam.Adapun warna-

warna yang biasa terbuat dari tumbuhan adalah merah atau tasa, putih atau muti, hijau atau

mate, biru atau molom nasif, kuning atau mol makuke, hitam atau metan, dan coklat atau mol

afu.Sungguh pekerjaan yang tidak mudah karena bahan-bahan dari alam ini harus diambil

dari tempat-tempat yang berbeda.Waktu dan tenaga harus terus dipakai dalam tahap ini.Pada

tahap pewarnaan ini mengandung nilai-nilai kesabaran dan pelestarian alam (ekologi).

Menggunakan bahan dari alam sama dengan menjagadan terus menjaga alam tidak rusak.

Karena jika menggunakan bahan pewarna kimia maka dampak negatif jauh lebih besar.Bisa

merusak kondisi tanah dan tumbuhan sekitar.Sehingga warna yang digunakan oleh

perempuan Tolfeu tidak sembarang tetapi memiliki makna semangat pelestarian lingkungan.

d) Teun

Page 26: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

100

Bagian menenun adalah tahap paling akhir dari segala proses yang panjang. Menenun

bukanlah pekerjaan yang singkat tetapi memakan waktu yang lama.Bahkan pengerjaan bisa

berbulan-bulan lamanya. Proses menenun ini tentu saja harus terus dilakukan setiap harinya.

Karena bagi perempuan Tolfeu menenun bukan lagi pekerjaan sambilan waktu kosong.Tetapi

menenun bagi perempuan Tolfeu adalah bagian mencari nafkah. Waktu yang panjang dan

kondisi sosial yang tidak memungkinan membuat dampak stress jauh lebih besar. Dari proses

awal penanaman kapas sampai pada menenun memiliki konsekuensi tekanan psikologis jauh

lebih besar. Hidup dalam budaya patriakal membuat perempuan Tolfeu semakin dalam

ambang stress.Tetapi yang unik adalah perempuan Tolfeu dapat bertahan sampai saat

ini.Mereka terus menenun dari dulu sampai sekarang. Perempuan Tolfeu juga manusia

normal yang memiliki dampak stress yang tinggi tetapi mereka berhasil menyembuhkan diri

mereka. Menenun adalah media bagi mereka meluapkan segala emosi dan stress yang

mereka hadapi. Karya seni tenun berhasil memberdayakan perempuan Tolfeu menjadi

perempuan yang tangguh. Hasil tenun yang perempuan Tolfeu racik akan berdampak pada

lingkungan keluarga dan juga lingkungan sosial. Selain itu berdampak pula pada segi

ekonomi.Perempuan Tolfeu berhasil memberdayakan diri mereka. Pandangan inilah yang

dikatakan sebagai sebuah proses konseling. Proses konseling dikatakan berhasil jika yang

bermasalah dapat keluar dari masalahnya lalu memberdayakan dirinya.

Dari proses selembar kain tenun yang memerlukan waktu yang tidak sedikit perempuan

Tolfeu berhasil menunjukan berbagai keistimewaan. Kain tenun Timor tidak bisa lagi dipandang

sebagai bentuk pelestarian budaya semata.Akan tetapi dibalik kain tenun yang dibuat

mengandung perjuangan, dedikasi, semangat, pemberdayaan yang banyak orang tidak

tahu.Selain itu sebagai akhir analisis tulisan ini penulis ingin mengatakan bahwa dengan

Page 27: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

101

menenun bisa dijadikan konsep konseling budaya.Karena perempuan Tolfeu berhasil

membuktikan bahwa dengan masalah dan stres yang dialami mereka mampu menyelesaikannya

sampai menemukan meaning of life atau makna hidup.Salah satu caranya adalah menenun.Tentu

saja menenun adalah media konseling.Selain tenun bagi perempuan Tolfeu alam, binatang dan

yang ada disekitar kita bisa menjadi media konseling dalam menyelesaikan masalah.Hasil dari

analisa data di atas maka penulis memiliki kurang lebih limanilai spiritual yang didapat dari

proses konseling pada olehperempuan Tolfeu.

Dari sudut pandang konseling feminis maka menenun adalah sebuah bentuk perjuangan

perempuan Tolfeu.Harus diakui bahwa menenun bukanlah pekerjaan yang mudah

dilakukan.Perempuan Tolfeu harus mampu menyembuhkan dirinya dari luka-luka yang

diakibatkan kondisi budaya.Tentu saja hal ini menjadi hal penting karena perempuan Tolfeu

berhasil keluar dari ancaman ketidakberdayaan lalu mampu memberdayakan diri mereka sebagai

kelompok masyarakat. Maka dari itu menurut penulis, proses menenun adalah bagian dari proses

konseling yang dialami oleh perempuan Tolfeu sehingga dapat melahirkan beberapa nilai

spiritual seperti gotong royong, dedikasi, perjuangan, ekologi dan hidup yang menghidupkan.

a) Meub Tabua

Tradisi yang biasa dilakukan oleh penenun Timor adalah selalu berkelompok. Dalam

komunitas yang biasa terdiri dari 5-10 perempuan akan bekerja sama untuk memetik kapas

sampai pada pewarnaan. Meub tabua jika diartikan memiliki arti bekerja sama-sama. Proses

menanaman kapas tentu saja tidak bisa dilakukan oleh satu orang saja namun harus berkelompok

sehingga adanya efisiensi waktu. Selain itu dalam proses penanaman sampai pada pewarnaan

sebagai proses konseling bagi penenun Tolfeu karena pada saat itulah komunikasi dan relasi

dengan orang lain terjalin. Penenun Tolfeu juga membuktikan bahwa proses konseling terjadi

Page 28: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

102

tidak selalu bersifat individualistis tetapi bisa secara komunal. Dengan menanam kapas terlebih

dahulu lebih membangkitkan rasa memiliki dan menghargai bagi penenun.Karena dengan jerih

payah dan usaha yang lebih keras untuk mendapatkan kualitas tenun terbaik. Pada proses gotong

royong juga membuat penenun bisa saling menolong, menopang dan mendukung antara sesama

mereka. Hal inilah yang terdapat pada proses konseling di mana antara konselor dan klien saling

menolong, menopang dan mendukung. Sehingga dapat dikatakan bahwa proses konseling sedang

terjadi ketika para penenun Tolfeu pergi ke kebun untuk menanam kapas. Nilai-nilai semacam ini

yang terus dijaga oleh penenun Tolfeu sampai saat ini.

b) An sutai

Tenun Timor adalah fakta keberadaan masyarakat Timor sampai pada saat ini.Eksistensi

masyarakat Timor tidak bisa dilepaskan pada seorang penenun.Mereka terlahir sebagai penerus

budaya Timor lewat karya seni.An sutaijika diartikan sebagai pengangkat beban. Dalam konteks

penenun Tolfeu, perempuan tidak lagi menenun untuk melestarikan budaya tetapi sebagai bentuk

dedikasi mereka kepada keluarga dan Uis Neno.Artinya bahwa penenun Tolfeu mengorbankan

waktu, tenaga dan pikiran untuk mensejaterakan keluarga.Selain itu menenun juga merupakan

pertanggungjawaban penenun kepada Uis Neno.Penenun Tolfeu mengabdikan seluruh jiwa dan

raga bagi keluarga, masyarakat dan budaya.Menurut penulis ini pengorbanan yang luar biasa

yang ditunjukan oleh perempuan Tolfeu.

c) Naskeken Mepu

Menenun bukanlah perkara mudah bagi yang belum terbiasa.Menenun membutuhkan

semangat dan daya juang yang tinggi dan hal ini yang terlihat dalam diri perempuan

Tolfeu.Budaya Timor membentuk perempuan menenun sebagai pekerja yang tak kenal

lelah.Naskeken mepu jika diartikan adalah bekerja tepat pada waktunya.Untuk mencapai tenun

Page 29: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

103

dengan kualitas yang terbaik maka harus ada semangat dalam bekerja dan ini yang selalu

ditampilkan dalam diri penenun.Walaupun mereka menenun sejak kecil sampai dewasa tetapi

perempuan Tolfeu selalu menikmati itu.Perempuan Tolfeu selalu bersemangat pergi ke kebun

untuk memetik kapas, mewarnai benang dan menenun.Perempuan Tolfeu selalu menampilkan

rasa sukacita setiap kali menenun walaupun dilanda berbagai persoalan.Semangat juang seperti

ini yang menjadikan mereka istimewa. Perempuan Tolfeu tidak akan memilih untuk istirahat jika

hari ini tenun yang mereka buat belum maksimal. Ditambah kondisi rumah yang tidak memiliki

persediaan makanan. Maka perempuan Tolfeu dengan Naskeken mepuakan terus menenun.Selain

untuk mengisi pundi-pundi dapur juga salah satu perjuangan perempuan menenun adalah untuk

terus melestarikan budaya Timor.Walaupun kondisi psikososial perempuan berada dalam

tekanan namun penenun terus berjuang untuk mempertahankan budaya Timor dalam arus budaya

modern.

d) Tabalab Pah

Jika dalam perkembangannya banyak penenun memilih untuk memakai benang yang

sudah jadi atau benang toko maka lain pula dengan perempuan Tolfeu. Benang dari kapas

menjadi ciri khas dan pembeda antara tenun Tolfeu dengan yang lain. Tentu saja penggunaan

bahan dasar kapas bukan tanpa tujuan. Selain lebih memikat dan kaya akan makna tetapi dengan

menggunakan bahan kapas penenun secara tidak langsung menjaga ekosistem lingkungan

dengan baik. Walaupun tanah di Timor terkenal dengan tanah kering atau pah meto, tidak

mengurangi semangat penenun untuk menggunakan kapas.Secara harafiah tabalah pah diartikan

Page 30: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

104

sebagai bentuk melestarikan alam. Dalam proses tenun yang menggunakan kapas dan bahan

pewarnaan secara alami membantu masyarakat untuk tidak merusak lingkungan. Selain itu

membantu regenerasi pertumbuhan alam sekitar.Dan tentu saja membangkitkan rasa cinta

terhadap alam lebih besar karena komoditas utama tenun disediakan oleh alam.Bersama alam

sekitar perempuan Tolfeumenyembuhkan luka-luka batin yang mereka alami.Ruang konseling

pastoral nampak saat itu karena alam menyediakan segala sesuatu bagi perempuan untuk terus

menenun sebagai bentuk memberdayakan diri.

e) Naim Lalan

Jika diartikan secara lurus naim lalan adalah mencari jalan. Mencari jalan yang

dimaksudkan penulis bukan berarti penenun mencari jalan lain. Tidak! Tetapi perempuan Tolfeu

memilih naim lalan sebagai bentuk pemberdayaan diri mereka. Dengan segala keterbatasan dan

ketidakmampuan perempuan dalam masyarakat Timor mereka naim lalan dengan cara menenun.

Menenun sendiri secara tidak sadar memberdayakan perempuan Tolfeu. Memberdayakan yang

dimaksudkan oleh penulis di sini bahwa perempuan Tolfeu berhasil keluar dari masa-masa sulit

seperti mengalami permasalahan keluarga, relasi dengan orang lain dan mereka berhasil

menyelesaikan itu. Penenun Tolfeu adalah manusia yang hidup untuk menghidupkan. Artinya

bahwa hidup yang mereka jalani sebagai penun tidaklah hampa atau kosong tetapi penenun

berhasil menghidupi orang lain. Pada perspektif ini perempuan Tolfeu mau mengatakan bahwa

antara laki-laki dan perempuan sama dalam hal mencari nafkah. Laki-laki bisa mencari uang

begitu juga penenun Tolfeu.Nilai kesetaraan jender yang mau diperlihat oleh penenun

Tolfeu.Impian penenun Tolfeu adalah kualitas hidup yang baik dan ini bisa didapatkan jika

mampu merubah paradigma adrosentris di mana laki-laki selalu menjadi ukuran.Sehingga

Page 31: DAN KONSELING FEMINIS BERBASIS IMAJINATIF 1. …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/16438/4/T2_752016023_BAB IV... · Cerita rakyat selalu menjadi hal penting dalam ... tersebut

105

penulis mau katakan bahwa konseling dengan media tenun ingin menunjukan kesetaraan antara

laki-laki dan perempuan.

3. Rangkuman

Berdasarkan hasil pembahasan di atas, maka dirangkum beberapa hal yang merupakan inti

dari pembahasan ini yaitu :

1. Asal-usul dan pemaknaan tenun Timor berasal dari landasan filosofis tenun yaituIke

Suti

2. Pada proses menenun perempuan Tolfeumengandung nilai-nilai spiritual seperti

gotong royong, dedikasi, perjuangan, ekologi, dan hidup yang menghidupkan.