BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

23
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lirik lagu termasuk salah satu genre sastra berupa puisi. Lirik lagu merupakan puisi yang terikat dengan alunan musik, irama, dan nada. Apabila lirik lagu dilepaskan atas peranan musiknya, akan terlihat ciri-ciri genre sastra berupa puisi. Oleh karena itu, penting halnya melepaskan komponen musik dalam penelitian lirik lagu sebagai salah satu genre sastra puisi. Hal ini berfungsi agar nada yang diwujudkan oleh lirik lagu murni berasal dari nada penyusunan kata, kalimat, dan bunyi. Sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni sastra imajinatif dan sastra non-imajinatif. Ciri sastra imajinatif ialah: karya sastra tersebut lebih banyak bersifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni. Ciri sastra non-imajinatif adalah: karya sastra tersebut lebih banyak unsur faktualnya daripada khayalinya, menggunakan bahasa yang cenderung denotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni (Sumardjo, 1988: 17). Berdasarkan posisinya, puisi (lirik lagu) dapat digolongkan sebagai sastra imajinatif. Diungkapkan oleh Sumardjo (1988: 17-18) bahwa dalam prakteknya jenis sastra non-imajinatif tadi terdiri dari karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini kadang-kadang

Transcript of BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...

Page 1: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Lirik lagu termasuk salah satu genre sastra berupa puisi. Lirik lagu merupakan

puisi yang terikat dengan alunan musik, irama, dan nada. Apabila lirik lagu

dilepaskan atas peranan musiknya, akan terlihat ciri-ciri genre sastra berupa puisi.

Oleh karena itu, penting halnya melepaskan komponen musik dalam penelitian lirik

lagu sebagai salah satu genre sastra puisi. Hal ini berfungsi agar nada yang

diwujudkan oleh lirik lagu murni berasal dari nada penyusunan kata, kalimat, dan

bunyi.

Sastra dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yakni sastra imajinatif dan

sastra non-imajinatif. Ciri sastra imajinatif ialah: karya sastra tersebut lebih banyak

bersifat khayali, menggunakan bahasa yang konotatif, dan memenuhi syarat-syarat

estetika seni. Ciri sastra non-imajinatif adalah: karya sastra tersebut lebih banyak

unsur faktualnya daripada khayalinya, menggunakan bahasa yang cenderung

denotatif, dan memenuhi syarat-syarat estetika seni (Sumardjo, 1988: 17).

Berdasarkan posisinya, puisi (lirik lagu) dapat digolongkan sebagai sastra

imajinatif. Diungkapkan oleh Sumardjo (1988: 17-18) bahwa dalam prakteknya jenis

sastra non-imajinatif tadi terdiri dari karya-karya yang berbentuk esei, kritik, biografi,

otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini kadang-kadang

Page 2: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

2

dimasukkan pula jenis memoir, catatan harian, dan surat-surat, sedangkan

penggolongan sastra-imajinatif adalah karya-karya prosa dan puisi. Penggolongan

sastra prosa adalah fiksi dan drama. Jenis f iksi sendiri terbagi dalam genre-genre

novel atau roman, cerita pendek, dan novelet. Sedangkan jenis drama terdiri dari

drama komedi, drama tragedi, melodrama, dan drama tragikomedi. Adapun genre

puisi terdiri dari bentuk-bentuk puisi epik, puisi lirik, dan puisi dramatik.

Dari uraian di atas terlihat bahwa lirik lagu memiliki keterkaitan atau sebagai

bagian wujud karya sastra. Oleh karena itu, lirik lagu dapat diteliti melalui segi

kesusastraan. Lirik lagu merupakan perwujudan karya seni bermediakan bahasa yang

dilantunkan dengan sarana nada irama, melodi, dan keharmonisan bunyi bahasa. Pada

penelitian ini menggunakan lirik lagu Letto album keempat yang berjudul

Cinta…Bersabarlah. Album Cinta...Bersabarlah merupakan album terakhir band

Letto.

Album-album yang diciptakan oleh band Letto ialah sebagai berikut: album

pertama Letto berjudul Truth, Cry & Lie. Pada album pertamanya Letto mendapatkan

penghargaan sebagai “Album Pendatang Baru Terpopuler” pada ajang SCTV Music

Award tahun 2007. Kepopuleran Letto tidak hanya di tanah air, tetapi di negeri

Malaysia dan Singapura. Pada album kedua, grup band Letto menciptakan album

yang berjudul Don’t Make Me Sade . Di album keduanya ini Letto menciptakan lirik

lagu berbahasa inggris berjudul „Euphemeira‟. Selanjutnya, album ketiga Letto

berjudul Lethologica. Pada album ini Letto menciptakan tiga lirik lagu yang berjudul

Page 3: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

3

“Lubang Di Hati”, “Senyumanmu”, dan “Kepada Hati Itu”. Akan tetapi, di album

ketiga ini grup band Letto sempat berhenti selama satu tahun. Setelah berhent i selama

satu tahun tersebut Letto menciptakan album keempatnya yang berjudul

Cinta…Bersabarlah. Album Cinta…Bersabarlah berisikan sepuluh lagu, yaitu

“Cinta…Bersabarlah”, “Dalam Duka”, “Du du Rindu”, “Itu Bukan Cinta”,

“Menyambut Janji”, “Mutiara”, “Relung Hati”, “Seandainya”, “Tapi Saat”, dan

“Yang Kusebut Sayang” (awalberdirinyaband.blogspot.com>Home>Band Indonesia

diakses pada tanggal 30 Juni 2015 pukul 02:15).

Penelitian ini dikhususkan pada album yang berjudul Cinta…Bersabarlah.

Alasan peneliti menggunakan lirik lagu grup band Letto ialah dari sekian pengarang

lirik lagu di Indonesia, lirik lagu karya grup band Letto dikenal sebagai pengarang

yang produktif dan memiliki kualitas pada karya-karyanya. Kelebihan dari lirik lagu

grup band Letto ialah penggunaan bahasanya yang lugas tetapi penuh akan syarat

makna. Selain itu, karya lirik lagu grup band Letto banyak diminati oleh beberapa

masyarakat Indonesia karena lirik-lirik lagu grup band Letto mudah dicerna oleh

pendengarnya dan kesederhanaannya dalam pemilihan kata. Tidak terlepas dari

alasan mengapa peneliti menggunakan album ini dibandingkan dengan album lain

Band Letto, yaitu keberagaman unsur bunyi dan penggunaan bahasa yang lugas tetapi

penuh akan syarat makna. Penelitian ini memiliki segi kebaruan pada segi objek dan

teori yang digunakan, yaitu lirik lagu Letto album berjudul Cinta...Bersabarlah serta

menggunakan teori stilistika.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

4

Selanjutnya, penelitian ini menggunakan teori stilistika. Sudjiman (2002: 75)

mengungkapkan bahwa stilistika adalah ilmu yang meneliti penggunaan bahasa dan

gaya bahasa didalam karya sastra. Inti kajian stilistika ialah meneliti penggunaan

bahasa dan gaya bahasa untuk mengetahui kekhasan dan keistimewaan pengarang

ataupun penyair. Dari hal tersebut, penelitian ini memperlihatkan penggunaan bahasa

dan gaya bahasa yang terdapat pada lirik lagu Letto album Cinta…Bersabarlah.

Alasan menggunakan teori tersebut, peneliti berasumsi bahwa melalui teori tersebut

dapat menganalisis lirik lagu lebih detail. Dari teor i yang telah ditentukan dapat

menganalisis jenis-jenis gaya bahasa, makna yang diwujudkan dari gaya bahasa, dan

fungsi adanya gaya bahasa tersebut.

Selain itu, diungkapkan oleh Ratna (2007: 231) bahwa dikaitkan dengan genre

utama sastra, yaitu: puisi, prosa, dan drama, maka stilistika paling banyak dibicarakan

dalam puisi. Dalam jenis puisilah bahasa dimanupulasikan sedemikian rupa, dalam

puisilah terjadi deviasi, distorsi, inversi, dan destrukturasi, dan berbagai

„penyimpangan‟ pemakaian terhadap bahasa normal (Ratna, 2007: 231). Oleh karena

itu, penelitian ini fokus menggunakan teori stilistika.

Berkaitan dengan pengertian diatas, maka lirik lagu dapat diteliti melalui segi

kesusastraan. Pada penelitian ini dipusatkan menggunakan teori stilistika.

Sehubungan dengan pemakaian objek puisi (lirik lagu), maka penelitian ini

memperhatikan gaya bahasa yang diciptakan oleh sang penyair dalam

mengekspresikan karyanya. Kelebihan lirik lagu band Letto dan penggunaan kajian

Page 5: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

5

stilistika yang telah diuraikan di atas, maka penelitian ini menarik untuk diteliti dari

segi bahasanya. Sampai saat ini belum ada penelitian tentang lirik lagu band Letto

album Cinta...Bersabarlah dengan sudut pandang gaya bahasa. Oleh karena itu,

penelitian lirik lagu karya grup band Letto album Cinta...Bersabarlah dianalisis

dengan memperhatikan jenis gaya bahasa dan fungsi gaya bahasanya.

1.2 Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai

berikut.

a. Jenis-jenis gaya bahasa yang digambarkan pada lirik lagu band Letto dalam

album Cinta...Bersabarlah.

b. Fungsi gaya bahasa lirik lagu band Letto dalam album Cinta...Bersabarlah.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan teoretis dan tujuan praktis.

Tujuan teoretis dalam penelitian ini adalah (1) memaparkan jenis-jenis gaya bahasa

yang digambarkan pada lirik lagu band Letto album Cinta...Bersabarlah dan (2)

memaparkan fungsi gaya bahasa yang lirik lagu band Letto dalam album

Cinta...Bersabarlah.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

6

Selanjutnya, tujuan praktis penelitian ini sebagai berikut. Pertama,

menyumbangkan wawasan tentang pengembangan ilmu sastra berupa pendekatan

stilistika dengan memperhatikan aspek gaya bahasa yang ditimbulkan pada karya

sastra. Kedua, menyumbangkan wacana atau wawasan mengenai puisi khususnya

lirik lagu. Ketiga, sebagai wujud sumbangan pemikiran mengenai penelitian tentang

lirik-lirik lagu band Letto.

1.4 Tinjauan Pustaka

Penelitian berupa skripsi ini menggunakan lirik lagu band Letto album

Cinta…Bersabarlah dengan teori stilistika. Adapun penelitian berupa skripsi yang

memiliki keterkaitan dengan penelitian ini adalah penelitian skripsi Yuda Prihantoro

mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah

Mada pada tahun 2007 menyusun skripsi yang berjudul ”Analisis Gaya Bahasa Lirik

Lagu Album Rieka Roslan Bercerita Karya Rieka Roslan”. Di dalam penelitian

tersebut sang peneliti memperhatikan gaya bahasa yang dibangun oleh Rieka Roslan

dan efek-efek kepuitisannya. Oleh karena itu, pent ing halnya penelitian berupa skripsi

tersebut sebagai tinjauan.

Pada prodi sastra berupa tesis Andi Endah Agustini, program pascasarjana

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada tahun 2008 meneliti dengan judul

“Diksi dan Bahasa kiasan Dalam Novel Daerah Salju karya Ajip Rosidi: Kajian

Page 7: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

7

Stilistika”. Penelitian ini menerangkan bagaimana diksi dan bahasa kiasan yang

terdapat pada novel Daerah Salju.

Program Studi Ilmu Sastra berupa tesis oleh Hanafi, Program Pascasarjana

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2009 dengan

judul “Gaya Bahasa dalam Balada-Balada W.S Rendra: Kajian Stilistika Genetik”.

Pada penelitian berupa tesis berikut membahas tentang ciri-ciri pokok Balada-Balada

W.S Rendra, gaya bahasa Balada-Balada W.S Rendra, makna gaya bahasa Balada-

Balada W.S Rendra, fungsi gaya bahasa Balada-Balada W.S Rendra.

Penyusunan tesis berikutnya ialah Miftahul Huda, Program Studi Sastra,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 2009 dengan

judul “Metafora Andrea Hirata dalam Tetralogi Laskar Pelangi (Sebuah Kajian

Stilistika). Pada penelitian ini berisi tentang metafora yang terdapat pada tetralogy

Laskar Pelangi. Metafora yang terdapat pada Laskar pelangi dirangkum menurut

jenisnya.

Selanjutnya, penelitian-penelitian yang berkaitan dengan lirik lagu. Penelitian-

penelitian tersebut ialah sebagai berikut: Dina Anggrayni, Jurusan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada tahun 2005 yang berjudul “Bahasa

Lirik Lagu Remaja: Studi Kasus pada Lirik-Lirik Lagu Jamrud”. Skripsi ini meneliti

tentang lagu remaja yang diwakili oleh lagu-lagu Jamrud. Penelitian ini menggunakan

disipilin ilmu linguitik. Oleh karena itu, penting halnya penelitian berupa skripsi ini

Page 8: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

8

sebagai tinjauan dari sudut pandang linguistik. Mengingat bahwa penelitian tentang

lirik lagu Letto ini akan dikaji melalui pendekatan stilistika.

Penelitian Yunan Helmi, mahasiswa Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Gadjah Mada pada tahun 2005 berjudul “Unsur -unsur

Kepuitisan Lirik- lirik Lagu Karya Nazril Ilham: Analisis Struktural Semiotik”.

Penelitian ini menggunakan lirik-lirik lagu, te tapi berbeda obek penelitian. Penelitian

ini menggunakan objek lirik-lirik lagu Nazril Ilham, sedangkan penulis menggunakan

objek lirik-lirik lagu band Letto album Cinta…Bersabarlah.

Pada uraian diatas, penelitian dengan objek lirik lagu Letto dengan album yang

berjudul Cinta...Bersabarlah diduga belum pernah dilakukan. Oleh karena itu,

penelitian tentang lirik lagu Letto dengan album yang berjudul Cinta...Bersabarlah

memiliki kebaruan.

1.5 Landasan Teori

Lirik lagu merupakan salah satu genre kesusastraan berupa puisi. Pada

pembahasan di awal telah dijelaskan bahwa unsur-unsur dalam puisi terdapat juga

dalam lirik lagu. Wujud paparan bahasa dalam lirik lagu adalah melalui bunyi, kata

(diksi), gaya bahasa, sarana retorika, bahkan ketaklangsungan ekspresi. Puisi

merupakan salah satu genre karya sastra yang sering diteliti dengan beberapa

Page 9: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

9

pendekatan, seperti gaya bahasa, struktural, semiotik Roland Barthes, semiotik model

Riffaterre, dan segi estetik puisi.

Pada keistimewaannya, puisi adalah karya sastra dengan pemakaian bahasa

yang dipadatkan. Dari pemakaian bahasa yang dipadatkan tersebut akan terlihat

bagaimana seorang penyair dalam menyeleksi ka ta-kata. Di dalam menyeleksi kata-

kata tersebut setiap penyair memiliki gaya bahasa pribadi. Dari hal tersebut penelitian

ini fokus pada bagaimana wujud gaya bahasa yang dimiliki oleh grup band Letto

khususnya album berjudul Cinta...Bersabarlah.

Sudjiman (1993: 13) mengungkapkan bahwa pusat perhatian stilistika adalah

style, yaitu cara yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan demikian, style

dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Selain itu, Junus (1989: xvii) merumuskan

bahwa stilistika dianggap sebagai ilmu yang menggabungkan linguistik dan sastra.

Pada uraian di atas terlihat bahwa stilistik merupakan ilmu gabungan antara linguistik

dan sastra. Akan tetapi, dijelaskan kembali oleh Junus (1989: xvii) bahwa linguistik

dan sastra tidak lagi melihat dirinya dalam stilistik. Bahkan kedua -duanya akan

menolak saham masing-masing. Fenomena ini memperlihatkan bahwa stilistik adalah

ilmu yang berdiri sendiri serta mengembang kan teorinya sendiri. Teeuw (1984: 72)

mengemukakan bahwa stilistika adalah ilmu gaya bahasa yang meneliti pemakaian

bahasa yang khas dan istimewa yang merupakan ciri khas pengarang dan

menyimpang dari bahasa sehari-hari atau dari bahasa yang dianggap normal.

Page 10: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

10

Jadi, stilistika merupakan ilmu mandiri yang memperhatikan gaya bahasa

seorang penyair dalam mengolah bahasa dalam karya sastra. Tujuan stilistika ialah

untuk membuktikan kekhasan, keistimewaan dan keindahan bahasa. Selain itu,

manfaat kajian stilistika pada studi karya sastra diungkapkan oleh (Wellek, 1989:

225) manfaat stilistika yang sepenuhnya bersifat estetis, membatasi lingkup bidang

ini khusus untuk studi karya sastra dan kelompok karya yang dapat diuraikan fungsi

dan makna estetisnya. Baru jika tujuan estetis ini menjadi inti permasalahan. Stilistika

merupakan bagian ilmu sastra, dan akan menjadi bagian yang penting , karena hanya

metode stilistika yang dapat menjabarkan ciri-ciri khusus karya sastra. Mengenai

pentingnya stilistika, Sudjiman (1993 : 3) mengemukakan bahwa kajian stilistika

dapat dianggap menjembatani kritik sastra di satu pihak dan lisnguistik di pihak lain,

karena stilistika mengkaji wacana sastra dengan orientasi linguistik. S tilistika

mengkaji cara sastrawan memanipulasi – dengan arti memanfaatkan unsur dan kaidah

yang terdapat dalam bahasa dan efek apa yang ditimbulkan oleh penggunanya itu.

Di dalam mewujudkan suatu karya sastra, seorang penyair memiliki gaya

bahasa pribadi. Gaya (bahasa) adalah keseluruhan cara pemakaian (bahasa) oleh

pengarang. Stilistika adalah ilm u atau teori yang berkaitan dengan pembicaraan

mengenai gaya bahasa, sedangkan majas adalah keseluruhan deskripsi yang berkaitan

dengan jenis-jenis kiasan, perumpamaan, dan persamaan, seperti repetisi, hiperbola,

pleonasme, dan sebagainya. Majas pada dasarnya menopang eksistensi gaya bahasa

itu sendiri (Ratna, 2007: 231-233).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

11

Pradopo (2010: 263) mengemukakan bahwa gaya bahasa merupakan sarana

sastra yang turut menyumbangkan nilai kepuitisan atau estetik karya sastra, b ahkan

seringkali nilai seni suatu karya sastra ditentukan oleh gaya bahasanya . Setiap orang

memiliki gaya atau style dalam pemilihan bahasa dan setiap orang memiliki

keistimewaan serta kekhasan pribadi. Pada penelitian ini difokuskan bagaimana gaya

bahasa lirik lagu (puisi) yang ditampilkan oleh band Letto melalui albumnya berjudul

Cinta...Bersabarlah.

Pada perannya, gaya bahasa memiliki beberapa aspek dan dalam meneliti

gaya bahasa menggunakan semua aspek bahasanya. Pradopo (2010: 266)

mengemukakan bahwa penggunaan bahasa secara tertentu itu meliputi penggunaan

semua aspek bahasanya, yaitu intonasi, bunyi, kata, dan kalimatnya. Berdasarkan

uraian itu, maka yang perlu diteliti dan dideskripsikan adalah semua aspek gaya

bahasa yang meliputi: (a) bunyi, (b) kata, dan (c) kalimat.

a) Bunyi meliputi a literasi, asonansi, pola persajakan, orkestrasi, dan

iramanya.

b) Kata meliputi, aspek morfologis, semantik, dan etimologinya.

c) Kalimat meliputi gaya kalimat dan sarana retorika.

Keraf (1984: 124) mengungkapkan, bahwa dilihat dari sudut bahasa atau

unsur-unsur bahasa yang digunakan, maka gaya bahasa dapat dibedakan berdasarkan

titik tolak unsur bahasa yang dipergunakan, yaitu:

Page 12: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

12

a) Gaya bahasa berdasarkan pilihan kata;

b) Gaya bahasa berdasarkan nada yang terkandung dalam wacana;

c) Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat;

d) Gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna.

Hartoko dan Rahmanto (1986: 138) mengklasifikasikan fenomena atau

pandangan mengenai gaya bahasa sastra, yaitu (1) gaya hanya suatu perhiasan

tambahan, (2) gaya merupakan bagian integral dari sebuah karya yang merupakan

manunggalnya isi dan bentuk, (3) secara linguistik gaya dapat dilacak sebagai suatu

penyimpangan terhadap suatu bentuk penggunaan bahasa tertentu dan justru karena

penyimpangan itu perhatian pembaca dibangkitkan, dan (4) gaya sebagai variasi,

tanpa adanya suatu norma tertentu. Variasi dapat terjadi dalam bentuk maupun iisi

atau hanya dalam ungkapan saja.

Dalam penelitian ini akan digunakan pandangan nomor dua dan tiga.

Pandangan tersebut mengungkapkan bahwa gaya merupakan bagian integral dari

sebuah karya yang merupakan manunggalnya isi dan bentuk. Selanjutnya, secara

linguistik gaya dapat dilacak sebagai suatu penyimpangan terhadap suatu bentuk

penggunaan bahasa tertentu dan justru karena penyimpangan itu perhatian pembaca

dibangkitkan.

Sehubungan dengan pengertian stilistika di atas, maka stilistika merupakan

ilmu yang mempelajari gaya bahasa seorang sastrawan dan upayanya dalam

mencapai nilai keindahan atau kepuitisan puisi. Di dalam mencapai keindahan atau

Page 13: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

13

kepuitisan puisi terdapat unsur-unsur pembentuk puisi yang mendukungnya.

Sudjiman (1993: 14) mengemukakan bahwa ciri-ciri tersebut dapat bersifat fonologis

(pola bunyi bahasa, matra, rima), sintaktis (tipe struktur kalimat), leksikal (diksi,

frekuensi penggunaan kelas kata tertentu), atau retoris (majas, citraan). Selanjutnya,

pembahasan tentang ciri-ciri kebahasaan dapat diketahui melalui gaya bahasa yang

diciptakan oleh seorang pengarang atau penulis. Hal ini berkaitan juga bahwa seorang

pengarang memiliki kekhasan atau keistimewaan pribadi. Setiap pengarang memiliki

berbagai macam gaya bahasa, tetapi pasti terdapat sisi kekhasan gaya bahasa sebagai

tanda tangan seorang pengarang.

Di dalam menciptakan karya sastra khususnya puisi seorang penyair sangat

mempertimbangkan efek bunyi yang hendak diwujudkan. Pada perwujudannya

seorang sastrawan tidak jarang memperhatikan efek bunyi yang hendak diekspresikan

dalam karya-karyanya. Melalui peran bahasa seorang pengarang atau penulis

berupaya memanipulasi efek bunyi yang berfungsi untuk mendapatkan keindahan

atau kepuitisan khususnya puisi. Hal ini tidak terlepas juga bahwa hakikat puisi

merupakan karya sastra yang didengarkan. Hal ini dikemukakan pula oleh Sayuti

(2007: 102) bahwa salah satu peran utama bunyi dalam puisi adalah agar puisi itu

merdu jika didengarkan sebab pada hakikatnya puisi adalah untuk didengarkan.

Pada pembahasan tentang bunyi terdapat unsur persajakan yang berfungsi

sebagai salah satu upaya dalam keberhasilan mencapai pola estetika ba hasa.

Diungkapkan Sayuti (2007: 104) secara ringkas dapat dikatakan bahwa persajakan

Page 14: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

14

merupakan perulangan bunyi yang sama dalam puisi. Pengertian ini dapat diperluas

sehingga persajakan dapat diartikan sebagai kesamaan dan atau kemiripan bunyi

tertentu di dalam dua kata atau lebih, baik yang berposisi di akhir kata, maupun yang

berupa perulangan bunyi-bunyi yang sama yang disusun pada jarak atau rentangan

tertentu secara teratur.

Di dalam peranannya, pola persajakan sangat penting untuk dibahas sebagai

salah satu upaya untuk menentukan gaya bahasa yang digunakan oleh sang penyair.

Berdasarkan pengertiannya, ada bermacam -macam sajak (rima) yang banyak

dipergunakan sebagai unsur kepuitisan dalam puisi Indonesia adalah sajak akhir,

sajak dalam, sajak tengah, aliteras i, dan asonansi (Pradopo, 2010: 37). Dari klasifikasi

di atas ditambahkan dengan adanya sajak awal. Sajak awal merupakan perulangan

bunyi yang terletak di awal baris. Sayuti (2007: 105) mengemukakan bahwa jenis

persajakan yang sering muncul dalam puisi-puisi Indonesia modern ialah anafora,

yaitu suatu ulangan pola bunyi di awal baris. Selain itu, berdasarkan posisinya sajak

dalam termasuk kategori sajak tengah. Dari keseluruhan, pola persajakan ditentukan

oleh tiap barisnya.

Pembahasan berikutnya mengenai pengertian aliterasi dan asonansi. Di dalam

puisi sering pula dijumpai persamaan bunyi dalam satu baris yang berupa persamaan

bunyi konsonan dan yang berupa buny i vokal. Jika persamaan bunyi itu berupa vokal

yang berjarak dekat disebut asonansi, sedangkan yang berupa konsonan disebut

aliterasi (Sayuti, 2002: 118). Unsur asonansi dan aliterasi tersebut berfungsi untuk

Page 15: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

15

menentukan ajegnya suatu bunyi vokal atau bunyi konsonan dalam puisi. Setelah

melakukan penentuan terhadap adanya bunyi vokal ataupun bunyi konsonan dapat

terlihat adanya jenis bunyi yang ditimbulkan, yaitu bunyi efoni ataupun bunyi

kakofoni. Dari pengklasifikasian tersebut akan dapat diketahui efek bu nyi yang

diekspresikan oleh seorang penyair. Hal ini disebabkan hakikat puisi merupakan

curahan perasaan, ekspresi, kreatifitas seorang penyair.

Efoni merupakan suatu kombinasi bunyi vokal yang berfungsi melanjutkan

ucapan, mempermudah pemahaman arti, dan bertujuan untuk mempercepat irama

baris yang mengandungnya (Sayuti, 2002: 122). Di dalam menciptakan puisi seorang

penyair menentukan pilihan bunyi vokal dan konsonan agar bunyi yang ditimbulkan

merdu serta berirama.

Kombinasi bunyi-bunyi vokal (asonansi) : a,e,i,o,u, bunyi-bunyi konsonan

bersuara (voiced): b,d,g,j, bunyi liquida: r,l, dan bunyi sengau : m,n,ng,ny

menimbulkan bunyi merdu dan berirama (efoni). Bunyi yang merdu itu dapat

mendukung suasana yang mesra, kasih sayang, gembira, dan bahagia. Sebaliknya,

kombinasi bunyi yang tidak merdu, parau, penuh bunyi k,p,t,s ini disebut kakofoni

(cacophony)! Kakofoni ini cocok untuk memperkuat suasana yang tidak

menyenangkan, kacau balau, serba tak teratur, bahkan memuakkan (Pradopo, 2010:

29-30)

Page 16: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

16

Selanjutnya, ialah pembahasan tentang bunyi onomatope dan lambang rasa.

Onomatope merupakan bunyi yang bertugas menirukan bunyi dari bunyi sebenarnya

dalam arti mimetik, dalam puisi (Sayuti, 2002: 129). Dalam artian, bahwa onomatope

memiliki makna lain yang mendukungnya. Onomatope seringkali diwujudkan oleh

seorang penyair untuk memberikan makna secara tidak langsung, bahkan sebagai

peranan untuk mempermudah pembaca dalam menghayati kandungan isi puisi

tersebut.

Disamping sebagai peniru bunyi atau onomatope, bunyi-bunyi kata juga

berfungsi sebagai lambang rasa. Artinya, bunyi-bunyi tertentu membawa nilai rasa

yang berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Dengan demikian, pengekspresian

perasaan tertentu secara tepat dalam puisi harus disertai dengan pemilihan dan

kombinasi kata yang sesuai jika ditinjau dari segi bunyi yang mendukungnya (Sayuti,

2002: 131). Puisi merupakan curahan perasaan seorang penyair. Berkaitan dengan hal

tersebut, maka lambang rasa adalah bagaimana seorang penyair dalam menyeleksi

kata yang sesuai jika ditinjau dari segi bunyinya.

Sehubungan dengan pengertian di atas Sayuti (2002: 131-132)

mengungkapkan bahwa biasanya perasaan yang cenderung ringan, kecil, dan

sejenisnya, dilambangkan dengan vokal /a/ dan /i/ serta konsonan /k/,/p/,/t/,/s/, dan /f/.

Sebaliknya, konsonan /b/,/d/,/g/,/j/,/w/ dan /z/ serta vokal /o/ dan /u/, untuk

melambangkan perasaan berat, keruh, besar, dan rendah. Dari definisi tersebut dapat

Page 17: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

17

disimpulkan bahwa bunyi-bunyi yang diciptakan dapat melambangkan perasaan

penyairnya.

Di dalam menentukan bunyi seorang penyair perlu memperhatikan pilihan

diksi yang hendak diekspresikan melalui puisi. Diungkapkan Sayuti (2002: 143)

bahwa pentingnya pilihan kata dalam puisi sehingga ada yang menyatakan diksi

sebagai esensi penulisan puisi. Bahkan, ada pula yang menyebut diksi sebagai dasar

bangunan setiap puisi sehingga dikatakan pula bahwa diksi merupakan faktor penentu

seberapa jauh seorang penyair mempunyai daya cipta asli. Oleh karena itu, untuk

memahami dan menikmati puisi, pembaca atau penikmat tidak boleh mengabaikan

unsur diksi, terlebih lagi mengabaikan perwujudannya yang penting, seperti kosakata,

bahasa kiasan, bangunan citra, dan sarana retorika. Jadi, seorang penyair dalam

mencapai keberhasilan kepuitisan atau keindahan puisi perlu m emperhatikan atas

seleksi diksi yang dicantumkan.

Pradopo (2010: 48) mengungkapkan bahwa dalam membicarakan tentang arti

kata dan efek perlu dipahami aspek denotatif dan konotatif, perbendaharaan kata

(kosa kata), pemilihan kata (diksi), bahasa kiasan, citraan, faktor ketatabahasaan, dan

hal-hal yang berhubungan dengan struktur kata-kata atau kalimat puisi, yang

semuanya itu dipergunakan oleh penyair untuk melahirkan pengalaman jiwanya

dalam sajak-sajaknya. Di dalam menentukan gagasan mengenai diksi dan seh ubungan

dengan klasifikasi yang diperlihatkan oleh Sayuti dan Pradopo, maka analisis diksi

terdiri atas denotatif dan konotatif, perbendaharaan kata (kosa kata), bahasa kiasan,

Page 18: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

18

dan bangunan citra. Pembahasan tentang sarana retorika akan dibahas pada bab

selanjutnya.

Pembahasan berikutnya ialah tipe struktur kalimat dalam menciptakan

kepuitisan puisi. Menurut Chaer (1998: 327) kalimat adalah satuan bahasa yang berisi

suatu “pikiran” atau “amanat” yang lengkap. Hal tersebut berarti bahwa kalimat

terdiri atas “pikiran” atau “amanat” yang berisi tentang pesan yang hendak

disampaikan. Untuk mendapatkan kualitas kalimat baik dan persis yang diinginkan,

maka seorang pengarang harus memilih dan menyusun kata sedemikian rupa. Hal ini

disebabkan agar amanat tersampaikan dengan baik.

Keraf (1985: 124) mengemukakan bahwa struktur sebuah kalimat dapat

dijadikan landasan untuk menciptakan gaya bahasa. Keraf mengklasifikasikan aspek -

aspek yang membentuk kalimat, yaitu klimaks, antiklimaks, paralelisme, antitesis,

dan repetisi. Pada pengklasifikasian tersebut, terdapat unsur-unsur yang mendukung

antara lain sebagai berikut: (a) unsur-unsur antiklimaks, yaitu dekrementum,

katabasis, dan batos, (b) dan unsur-unsur repetisi, yaitu epizeuksis, tautotes, anafora,

epistrofa, simploke, mesodiplosis, epanalepsis, dan anadiplosis.

Selanjutnya, pembahasan tentang sarana retorika pada sebuah pendekatan

gaya bahasa. Sayuti (2002: 251) mengemukakan bahwa sarana retorik pada dasarnya

merupakan tipu muslihat pikiran yang mempergunakan susunan bahasa yang khas

sehingga pembaca atau pendengar merasa dituntut untuk berpikir. Tujuan atau fungsi

Page 19: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

19

dari penerapan aspek sarana retorika tersebut ialah sebagaimana seorang penyair

dalam memberikan efek-efek tertentu agar pembaca dapat menarik perhatian atau

dapat berkontemplasi di dalam karyanya.

Aspek retorika berusaha mempengaruhi sikap dan perasaan orang, maka ia

dapat mempergunakan semua unsur yang bertalian dengan kaidah-kaidah keefektifan

dan keindahan gaya bahasa, misalnya ketepatan pengungkapan, keefektifan struktur

kalimat, penggunaan bahasa kiasan yang serasi, penampilan yang sesuai dengan

situasi, dan sebagainya. Secara singkat, retorika membicarakan dasar -dasar yang

fundamental untuk menyusun sebuah wacana yang efektif (Keraf, 1984: 3).

Pembahasan tentang sarana retorika sangat kental hubungannya dengan

bahasa kiasan dan citraan. Dikemukakan Sayuti (2002: 253-254) bahwa erat

kaitannya dengan bahasa kias dan citraan adalah sarana retorika, atau yang lazim

dikenal sebagai gaya bahasa. Perbedaan antara sarana retorika di satu pihak, dan

bahasa kias dan citraan di pihak lain, terletak pada tujuannya. Citraan dan bahasa kias

merupakan sarana yang berfungsi memperjelas gambaran dan gagasan,

mengkonkretkan gambaran, dan membangkitkan perspektif baru melalui

perbandingan, sedangkan sarana retorik merupakan sarana untuk berpikir sehingga

pembaca atau pendengar puisi dapat lebih menghayati gagasan yang diekspresikan.

Di dalam menentukan sarana retorika perlu diperhatikan peran struktur

kalimatnya. Hal ini disebabkan bagaimana seorang penyair dalam menyusun sebuah

Page 20: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

20

kalimat untuk mempengaruhi sikap, perasaan, dan pikiran pembaca atau

pendengarnya. Dalam khazanah sarana retorika terdapat banyak beragam jenis

retorika yang digunakan oleh para penyair. Akan tetapi, terdapat jenis sarana reto rika

yang sering dipergunakan oleh para penyair . Disebutkan oleh Sayuti (2002: 254)

salah satu jenis sarana retorik yang mempunyai frekuensi tinggi adalah repetisi atau

perulangan. Repetisi merupakan sarana retorik yang berkenaan dengan segala bentuk

perulangan, baik pengulangan kata maupun frase dalam baris yang sama, pada

permulaan sejumlah baris, pada akhir baris, termasuk pula pengulangan se luruh atau

sebagian bait puisi.

Pada penelitian ini aspek gaya bahasa yang diteliti ia lah gaya bahasa bunyi,

gaya bahasa kata, dan gaya bahasa kalimat. Hal tersebut diperhatikan melalui jenis-

jenis gaya bahasa dan dominasi pada lirik lagu Letto album Cinta...Bersabarlah. Dari

aspek-aspek tersebut akan terlihat segi kepuitisan dan keindahan lirik lagu yang

diciptakan oleh grup band Letto.

1.6 Metode Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif analisis,

metode ini dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian

disusul dengan analisis (Ratna, 2008: 53). Metode penelitian ini dipilih karena data -

data deskriptif yang dihasilkan tidak semata -mata menguraikan, tetapi juga

Page 21: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

21

memberikan pemahaman dan penjelasan. Langkah-langkah dalam penelitian ini

diuraikan sebagai berikut.

a. Menentukan objek penelitian yang akan diteliti, yaitu lirik lagu band Letto

album Cinta...Bersabarlah.

b. Merumuskan dan menetapkan masalah pokok penelitian

c. Mencari studi pustaka dengan mencari bahan-bahan yang mendukung

penelitian

d. Menganalisis dan menemukan jenis gaya bahasa yang digambarkan oleh lirik

lagu band Letto album Cinta…Bersabarlah.

e. Menganalisis dan menemukan fungsi gaya bahasa yang menimbulkan

kepuitisan atau keindahan pada lirik lagu band Letto album

Cinta…Bersabarlah.

f. Menyimpulkan hasil penelitian.

1.7 Populasi, Sampel, dan Data

Penelitian ini menggunakan lirik-lirik lagu band Letto album

Cinta...Bersabarlah. Populasi lirik-lirik lagu band Letto album Cinta...Bersabarlah

(2011) berisikan sepuluh lagu, antara lain adalah “Cinta…Bersabarlah”, “Dalam

Duka”, “Du du Rindu”, “Itu Bukan Cinta”, “Menyambut Janji”, “Mutiara”, “Relung

Hati”, “Seandainya”, “Tapi Saat”, dan “Yang Kusebut Sayang”.

Page 22: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

22

Penelitian ini mengambil enam sampel, yaitu “Tapi Saat”, “Menyambut

Janji”, “Itu Bukan Cinta”, “Dalam Duka”, “Yang kusebut sayang”, dan “Mutiara”.

Dipilihnya keenam lirik lagu tersebut sebagai sampel penelitian karena keberagaman

wujud gaya bahasa yang ditampilkan pada lirik tersebut. Oleh karena itu, keenam

lirik lagu tersebut dianggap dapat mewakili keseluruhan album Cinta...Bersabarlah.

Keberagaman gaya bahasa tersebut juga menghasilkan fungsi gaya bahasa, ma ka

penelitian ini memilih keenam lirik lagu tersebut.

Selanjutnya, pemilihan lirik lagu band Letto album Cinta…Bersabarlah

disebabkan adanya struktur kebahasaan yang tertata. Bunyi bahasa yang disajikan

oleh lirik lagu band Letto yang disusun secara rapi. Fenomena tersebut tanpa

melepaskan adanya makna-makna yang terkandung dalam lirik lagu band Letto

album C inta…bersabarlah.

1.8 Sistematika Laporan Penelitian

Sistematika laporan penelitian ini disusun dalam tiga bab. Pembagian atas

bahasan tiap-tiap bab tersebut adalah sebagai berikut: Bab I berisi pendahuluan yang

memuat latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, tinjauan

pustaka, landasan teori, metode penelitian, (populasi, sampel, dan data), da n

sistematika laporan penelitian. Bab II berisi tentang jenis-jenis gaya bahasa serta

fungsi bahasa yang mengiringi lirik lagu band Letto album Cinta...Bersabarlah. Bab

Page 23: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitianetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/105788/potongan/S1-2016... · otobiografi, dan sejarah. Dalam jenis sastra non-imajinatif ini

23

III penutup yang terdiri atas kesimpulan penelitian dan memuat fungsi gaya bahasa

yang menimbulkan kepuitisan serta keindahan lirik lagu Letto album

Cinta…Bersabarlah