Dampak Stres Pada Otak

4
Dampak Stres Pada otak, sel-sel saraf/neuron akan mengkerut sehingga memicu terjadinya depresi. Hormon stres (adrenalin, kortisol) yang meningkat akan menjadi racun pada saraf dan organ lain, kemudian mengakibatkan daya tahan tubuh menurun. Ini juga menimbulkan perubahan pada struktur pembuluh darah otak yang dapat memicu stroke. Pada jantung, stres menimbulkan perangsangan saraf simpatis. Irama detak jantung tak teratur hingga menimbulkan gangguan pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner). Stres juga menimbulkan hipertensi (penyakit darah tinggi) yang dapat memicu gagal jantung dan gagal ginjal. Pada otot, stres menimbulkan rasa tegang pada kepala dan leher (tension headache), serta punggung (low back pain; fibromyalgia). Stres juga menyebabkan sakit maag karena asam lambung meningkat. Jika gas dalam usus meningkat maka perut akan kembung terus sampai menyebabkan irritable bowel syndrome. Stres juga menimbulkan gangguan tidur (insomnia) karena kekacauan hormon melatonin dan meningkatnya adrenalin dan kortisol. Pada saat tidur terjadi regenerasi sel-sel tubuh. Jika tubuh kurang istirahat maka banyak organ yang rusak. Selain itu metabolisme hormon lain juga kacau sehingga timbul kegemukan (obesitas), diabetes melitus, hiperkolesterol, dan lain-lain. Stres dan

description

Stress

Transcript of Dampak Stres Pada Otak

Dampak Stres Pada otak, sel-sel saraf/neuron akan mengkerut sehingga memicu terjadinya depresi. Hormon stres (adrenalin, kortisol) yang meningkat akan menjadi racun pada saraf dan organ lain, kemudian mengakibatkan daya tahan tubuh menurun. Ini juga menimbulkan perubahan pada struktur pembuluh darah otak yang dapat memicu stroke. Pada jantung, stres menimbulkan perangsangan saraf simpatis. Irama detak jantung tak teratur hingga menimbulkan gangguan pembuluh darah jantung (penyakit jantung koroner). Stres juga menimbulkan hipertensi (penyakit darah tinggi) yang dapat memicu gagal jantung dan gagal ginjal. Pada otot, stres menimbulkan rasa tegang pada kepala dan leher (tension headache), serta punggung (low back pain; fibromyalgia). Stres juga menyebabkan sakit maag karena asam lambung meningkat. Jika gas dalam usus meningkat maka perut akan kembung terus sampai menyebabkan irritable bowel syndrome. Stres juga menimbulkan gangguan tidur (insomnia) karena kekacauan hormon melatonin dan meningkatnya adrenalin dan kortisol. Pada saat tidur terjadi regenerasi sel-sel tubuh. Jika tubuh kurang istirahat maka banyak organ yang rusak. Selain itu metabolisme hormon lain juga kacau sehingga timbul kegemukan (obesitas), diabetes melitus, hiperkolesterol, dan lain-lain. Stres dan Depresi dalam Hubungannya dengan Penyakit Jantung Stres dapat menimbulkan depresi. Belakangan ini sudah terungkap bahwa depresi dapat menyebabkan hiperagregasi trombosit dan hiperkortisolemia sehingga memperparah penyumbatan pembuluh darah koroner. Iskemia pada jantung menunjukkan suatu keadaan kekurangan oksigen yang disebabkan karena perfusi yang tidak memadai, sehingga mengakibatkan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan pasokan oksigen. Biasanya penyebab iskemia jantung adalah penyakit aterosklerosis dari arteri koroner. Peningkatan agregasi trombosit dan hiperkortisolemia (hormon glukokortikoid) akan meningkatkan pembentukan aterosklerosis. Dengan berkurangnya diameter lubang arteri ini, aterosklerosis menyebabkan penurunan aliran darah ke otot jantung pada saat dibutuhkan peningkatan aliran akibat kebutuhan yang meningkat (saat aktivitas fisik). Stres yang mungkin mengawali atau hadir bersama-sama depresi meningkatkan hiperaktivitas saraf simpatis. Hiperaktivitas simpatis mengkontraksikan pembuluh darah (pembuluh mengecil) sehingga terjadi hipertensi yang juga akan mempercepat kerusakan sel-sel dinding pembuluh darah sehingga terbentuk atheroma (penebalan) di lapisan dalam pembuluh darah. Oleh sebab itu maka penting untuk mengenali gejala-gejala awal depresi dan menanganinya sedini mungkin agar kondisi tersebut tidak berkembang menjadi semakin parah. Depresi Dalam ilmu psikiatri, istilah depresi mempunyai beberapa arti. Depresi dapat sebagai suatu gejala atau kumpulan gejala (sindrom) atau dapat pula sebagai suatu kesatuan penyakit. Depresi melibatkan 3 unsur dalam kehidupan individu, yaitu : 1. Hambatan dalam aktivitas psikomotor, berupa agitasi (gelisah) atau retardasi psikomotor. Keadaan ini menyebabkan individu menjadi kehilangan minat atau rasa senang dalam aktivitas yang biasa dilakukannya. Kadangkala juga dapat mengakibatkan individu menjadi gelisah. 2. Hambatan dalam aspek kognitif dan fungsi sosial sehingga mengakibatkan individu mengalami kesulitan dalam berkonsentrasi dan akan tampak seperti berkurangnya perhatian individu terhadap lingkungan sekitarnya. 3. Hambatan dalam penghayatan alam perasaan, yaitu individu akan mengalami perasaan sedih, murung, harga diri berkurang, iritabel, putus asa, serta mengakibatkan timbulnya pikiran-pikiran bunuh diri yang mungkin mengakibatkan terjadinya tindakan bunuh diri. Dari uraian di atas terlihat bahwa penyakit jantung iskemia merupakan suatu penyakit dengan kecenderungan kronis dan pengobatannya sampai saat ini masih belum memberikan hasil yang memuaskan bagi semua pihak. Keadaan ini seringkali menimbulkan stres bagi penderitanya yang kemudian bermanifestasi dalam timbulnya gangguan psikis, yang sering terjadi adalah depresi. Depresi dapat timbul sebagai gejala, sindrom, bahkan sampai berupa gangguan depresi. Faktor sosial yang dialami penderita tentunya juga merupakan hal yang ikut mempengaruhi terjadinya depresi pada penderita. Keberadaan depresi yang bersamaan dengan penyakit jantung membuat penderita umumnya menjadi enggan untuk bersosialisasi atau melakukan aktivitas seperti sebelum menderita penyakt jantung. Mereka menjadi putus asa dengan keadaannya dan menghentikan usaha mencari alternatif pengobatan bahkan mengurus diri sendiri. Hal ini dapat memperburuk kualitas hidup mereka dan perjalanan penyakitnya itu sendiri. Perlu pencegahan dan penanganan yang menyeluruh dalam mengatasi depresi yang dapat sebabkan penyakit jantung kronis.

Jawaban TanyaDok.com di : http://www.tanyadok.com/kesehatan/mengenal-hubungan-stres-dan-depresi-dengan-penyakit-jantung | TanyaDok.com