Dampak perubahan iklim terhadap penyakit zoonosis

7
DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL TERHADAP PENYAKIT ZOONOSIS BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sejak berlangsungnya revolusi industri, lingkungan global mengalami berbagai bentuk en!emaran udara yang berdamak besar ada eruba"an iklim global. Re industri yang dibangun dengan sumber energi berasal dari batu bara, minyak bu gas yang membuang limba" gas ruma" ka!a seerti karbon dioksida #$%&', metana #$()' dan nitrous oksida #N&%' tela" menyebabkan terjadinya eruba"an iklim s global. Konsentrasi gas ruma" ka!a dimasa ra industri dalam abad ke*+ adala" & - #$%&', -- bv #$()', dan & / bv #N&%'. Namun kemudian meningka menjadi 01- mv #$%&', +. )/ bv #$()', dan 0++ bv #N&%' ada ta"un + 2. Aabila semula naiknya gas ruma" ka!a berke!aatan renda" dalam ukur ta"un, maka ada abad ke*&- ia bergerak naik dengan ke!eatan ulu"an ta"un. ara a"li ba"4a gas ruma" ka!a untuk $%& akan men!aai //- mv di #5urdiyarso, &--0' 3ada su"u bumi seanas ini akan mun!ul damak buruk ter"ada ke"iduan mak "idu engaru"eruba"aniklim tersebut juga daat berengaru" keada ola berkembang biak "e4an emba4a enyakit. 3eruba"an su"u akan menaikka enyakit yang berkaitan dengan musim dan udara yang ber6luktuasi tajam. 3eny akan terus me4aba", seerti 6lu, demam berdara" dan malaria sedangkan enyaki akan terus meluas. 7alam "al ini, sala" satu jenis enyakit yang diengaru"i dan kualitas udara yang enularannya daat terus meluas akibat terjadinya er iklim global adala" enyakit 8oonosis. Badan Kese"atan(e4an sedunia#%9E : %66i!e9nternationale Ei8ooti!ae', mende6inisikan 8oonosis sebagai enyakit yang se!ara alamia" daat menular di "e4an vertebrata dan manusia. 5enurut %9E sekitar +/- jenis enyakit 8oonosis dunia. 3enyakit 8oonosis yang berkaitan dengan keamanan angan #6oodborne dis 9ndonesia adala" !am"yloba!teriosis, salmonellosis, s"igella, yersinia, vero!yto to;igeni! Es!"eri!"ia !oli #<TE$', malaria dan listeriosis. Sedangkan enyaki eksotik yang mengan!am 9ndonesia adala" bovine songi6orm en!e"aloat"y #BSE Nia"=(endra virus, ebola, ri6t valley 6ever #R<>', SARS, >lu A #(+N+'. #Sit

description

tulisan ini adalah prasyarat untuk pengambilan data yang harus diambil di scribd.iddiambil dari berbagai sumber

Transcript of Dampak perubahan iklim terhadap penyakit zoonosis

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL TERHADAP PENYAKIT ZOONOSISBAB IPENDAHULUANA. LATAR BELAKANGSejak berlangsungnya revolusi industri, lingkungan global mengalami berbagai bentuk pencemaran udara yang berdampak besar pada perubahan iklim global. Revolusi industri yang dibangun dengan sumber energi berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuang limbah gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan nitrous oksida (N2O) telah menyebabkan terjadinya perubahan iklim secara global. Konsentrasi gas rumah kaca dimasa pra industri dalam abad ke-19 adalah 290 ppmv (CO2), 700 ppbv (CH4), dan 275 ppbv (N2O). Namun kemudian meningkat cepat menjadi 360 ppmv (CO2), 1.745 ppbv (CH4), dan 311 ppbv (N2O) pada tahun 1998. Apabila semula naiknya gas rumah kaca berkecapatan rendah dalam ukuran ratusan tahun, maka pada abad ke-20 ia bergerak naik dengan kecepatan puluhan tahun. Perkiraan para ahli bahwa gas rumah kaca untuk CO2 akan mencapai 550 ppmv di tahun 2050. (Murdiyarso, 2003)Pada suhu bumi sepanas ini akan muncul dampak buruk terhadap kehidupan makhluk hidup pengaruh perubahan iklim tersebut juga dapat berpengaruh kepada pola berkembang biak hewan pembawa penyakit. Perubahan suhu akan menaikkan jenis penyakit yang berkaitan dengan musim dan udara yang berfluktuasi tajam. Penyakit lama akan terus mewabah, seperti flu, demam berdarah dan malaria sedangkan penyakit baru akan terus meluas. Dalam hal ini, salah satu jenis penyakit yang dipengaruhi oleh musim dan kualitas udara yang penularannya dapat terus meluas akibat terjadinya perubahan iklim global adalah penyakit zoonosis. Badan Kesehatan Hewan sedunia (OIE = Office Internationale Epizooticae), mendefinisikan zoonosis sebagai penyakit yang secara alamiah dapat menular di antara hewan vertebrata dan manusia. Menurut OIE sekitar 150 jenis penyakit zoonosis ada di dunia. Penyakit zoonosis yang berkaitan dengan keamanan pangan (foodborne disease) di Indonesia adalah camphylobacteriosis, salmonellosis, shigella, yersinia, verocyto toxigenic Escherichia coli (VTEC), malaria dan listeriosis. Sedangkan penyakit zoonosis eksotik yang mengancam Indonesia adalah bovine spongiform encephalopathy (BSE), Nipah/Hendra virus, ebola, rift valley fever (RVF), SARS, Flu A (H1N1). (Sitepoe, 2009)Perubahan iklim akan meningkatkan penyebaran penyakit zoonosis ini. Sebagai contoh, peningkatan frekuensi penyakit tropis, seperti malaria dan demam berdarah diyakini memiliki korelasi dengan perubahan iklim karena perubahan suhu menyebabkan masa inkubasi nyamuk semakin pendek yang pada akhirnya berdampak kepada cepatnya perkembangbiakkan nyamuk. Balita, anak-anak dan usia lanjut adalah kelompok masyarakat yang sangat rentan akan perubahan iklim. Terbukti tingginya angka kematian yang disebabkan oleh malaria sebesar 1-3 juta pertahun, dimana 80% nya adalah balita dan anak-anak. (Karim, 2010).

Berikut ini merupakan tabel antara perubahan iklim dengan kejadian penyakit Antraks dan Avian Invluenza dari tahun 2004-2005[footnoteRef:1] : [1: http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/userupload/Info/2012/20120420%20-%20Material%20from%20Head%20of%20Department%20AFF%20FKH-IPB.pdf ]

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Perubahan Iklim Global1.1 PengertianPerubahan iklim berarti perubahan yang signifikan pada iklim, seperti suhu udara atau curah hujan, selama kurun waktu 30 tahun atau lebih[footnoteRef:2]. Perubahan iklim global merupakan sintesis kejadian cuaca selama kurun waktu yang panjang, yang secara statistik cukup dapat dipakai untuk menunjukkan nilai statistik yang berbeda dengan keadaan pada setiap saatnya (World Climate Conference, 1979). [2: http://id.climate4classrooms.org/]

Sedangkan menurut Paulus Winarso (2007) iklim adalah rata-rata kondisi fisis udara(cuaca) pada kurun waktu tertentu (harian, mingguan, bulanan, musiman dan tahunan yang diperlihatkan dari ukuran catatan unsur-unsurnya (suhu, tekanan, kelembaban, hujan, angin, dan sebagainya). Menurut Hidayati (2007) studi tentang iklim mencakup kajian tentang fenomena fisik atmosfer sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan bumi. Keduanya saling mempengaruhi, aktivitas atmosfer dikendalikan oleh fisiografi bumi, dan fluktuasi iklim berpengaruh terhadap aktivitas di muka bumi. Iklim selalu berubah menurut ruang dan waktu. Dalam skala waktu perubahan iklim akan membentuk pola atau siklus tertentu, baik harian, musiman, tahunan maupun siklus beberapa tahunan[footnoteRef:3] [3: http://herypurba-fst.web.unair.ac.id/artikel_detail-41623-Umum-PERUBAHAN%20IKLIM%20GLOBAL.html]

1.2 Dampak Perubahan Iklim GlobalPerubahan iklim yang terjadi akibat pemanasan global akan meningkatkan berbagai macam penyakit terhadap manusia, juga akan berpengaruh langsung terhadap ketahanan pangan. Perubahan iklim juga berdampak negatif pada kehidupan di daerah pesisir pantai karena gelombang pasang dan banjir yang sering terjadi, hujan, badai, kekeringan, sulitnya ketersediaan air bersih, serta penyebaran berbagai penyakit. Berikut beberapa dampak perubahan iklim lainnya: Kenaikan permukaan air laut hingga setinggi 1 m. Sehingga masyarakat nelayan terancam banjir, sumber penghasilan terganggu, pendapatan dari sektor pariwisata juga turut terganggu. Rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai. Terjadinya krisis air bersih Meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk, seperti penyakit malaria dan demam berdarah. Menurunnya produktivitas pertanian akibat perubahan suhu dan pola hujan yang tidak menentu. Sejumlah keanekaragaman hayati terancam punah akibat peningkatan suhu bumi rata-rata sebesar 1oC (Susanta dan Sutjahjo, 2007)

2. Penyakit Zoonosis2.1 PengertianZoonosis, menurut Badan Kesehatan Hewan sedunia (OIE = Office Internationale Epizooticae) merupakan penyakit yang secara alamiah dapat menular di antara hewan vertebrata dan manusia. Penyakit yang tergolong dalam zoonosis dengan penyebaran penyakit tersebar ke seluruh penjuru dunia dan yang sering ditemukan di Indonesia misalnya antraks, rabies, leptospirosis, brucellosis, toxoplasmosis, tuberculosis, salmonellosis, avian influenza, dan lain-lain. (Sitepoe, 2009)2.2 Penyebab dan Penularan Penyebab penyakit zoonosis adalah jasad renik mulai dari yang paling kecil seperti prion, virus, baktri, hingga parasit. Jenis penyakit ini memiliki batas penularan karena dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Penyakit menjadi zoonosis akibat perubahan lingkungan yang disebabkan oleh perbuatan manusia namun dapat juga akibat perubahan pada dirinya sendiri dari penyebab atau disebut mutasi. Mode of transmission atau cara penularan penyakit inni tergantung dari jenis penyebab, sumber penyakit dan hospes sementara atau hospes tetap. Ada yang bersifat food borne (melalui makanan), airborne disease (lewat pernapasan) murni, dan ada pula airborne droplet (cairan dari saluran pernapasan) yang dijumpai pada penyakit Influenza A (H1N1) maupun pada flu burung. (Sitepoe, 2009)

2.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyebaran Berikut ini yang dapat mempengaruhi penyebaran Zoonosis antaralain[footnoteRef:4] : [4: http://biofarmaka.ipb.ac.id/phocadownloadpap/userupload/Info/2012/20120420%20-%20Material%20from%20Head%20of%20Department%20AFF%20FKH-IPB.pdf ]

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain PenelitianDesain penelitian ini adalah desain ekologi, disebut demikian karena sering kali mengambil bentuk perbandingan anatara kawasan dengan kawasan lainnya dalam sebuah negara atau antara negara yang stau dengan negara yang lainnya. Rancangan penelitian ini adalah studi ekologi menurut waktu. Studi ekologi menurut waktu adalah pengamatan kecenderungan (trend) jumlah kasus (kejadian) pada satu atau lebih kelompok dalam suatu tertentu (Noor, 2008 dalam Ade 2009)[footnoteRef:5]. [5: Ade Yuniarti. 2009. Hubungan Iklim Metodologi dengan penyakit Demam Berdarah. FKM UI. Jakarta.]

Ciri khas yang membatasi penelitian ini adalah bahwa pajanan rata-rata bagi sebuah unit penelitian dibandingkan dengan angka rata-rata penyakit. Perbandingan geografis sering kali berguna untuk memperolrh pentunjuk tentang peranan dalam suatu risiko penyakit (Michael, 2008).Kemudian data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder dari instansi terkait. Data variabel dependen yang digunakan adalah data kasus berbagai penyakit zoonosis pada tahun 2008-2013. Pengumpulan data kasus ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Dinas Kesehatan Masyarakat setempat (P2PL). Laporan kasus merupakan hasil rekapitulasi daari seluruh kab/kec dari bulan Januari 2008 sampai dengan Desember 2013. Sedangkan data variabel independen yang digunakan adalah data curah hujan, kelembaban, suhu dan angin. Pengumpulan data pengukuran kualitas udara dimabil dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setempat pada pada tahun 2008-2013.

DAFTAR PUSTAKA

Karim, Moch Faisal. 2010. The End of Future. Jakarta : NF Media Center Murdiyarso, Daniel. 2003. Konvemsi Perubahan Iklim. Jakarta : Penerbit Buku Kompas Sitepoe, Mangku. 2009. Melawan Influenza A (H1N1). Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Susanta, Gatut dan Hari Sutjahjo. Pemanasan Global. Depok : Penebar Plus Michael, dkk. 2008. Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC