DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN ... - STKIP PGRI...
Transcript of DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN ... - STKIP PGRI...
DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HINTERLAND MENJADI
SALAH SATU KAWASAN NODAL DI KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (S1)
ROZA BUSNIMAR
NPM:13030118
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT
PADANG
2017
iii
ABSTRAK
Roza Busnimar (NIM: 13030118), Dampak Perubahan Fungsi Kawasan
Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal di Kecamatan Kuranji
Kota Padang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI
Sumatera Barat, Padang, 2017.
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya permasalahan wilayah yang
dulunya wilayah Hiterland dan sekarang Menjadi Wilayah Nodal. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis dampak perubahan kawasan
dilihat dari segi pendapatan, interaksi sosial, dan pembanguan fisik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi dalam
penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sepanjang jalan By Pass
KM7-KM12, yang termasuk adalah 5 kelurahan yaitu Kelurahan Kalumbuk,
Gunung Sarik, Sungai Sapih, Pasar ambacang, dan Korong gadang. Penerapan
sampel responden dalam penelitian ini memakai metode Proporsional Random
Sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 99 rumah yang terkena dampak
perubahan . Teknik analisis data yang digunakan adalah secara deskriptif yaitu
digunakan analisis statistik berupa formula persentase.
Hasil penelitian meliputi: 1) Dampak perubahan dilihat dari segi
pendapatan yaitu sebagai berikut : bisa kita lihat dari jumlah pendapatan
masyarakat dalam satu bulan sebanyak Rp 2.000.000. 2) Dampak perubahan di
lihat dari segi interaksi sosial yaitu : terlihat dari hubungan masyarakat, dengan
keluarga inti sangat baik dan hubungan masyarakat dengan tetangga baik
sebanyak 68,69% .3) Dampak perubahan di lihat dari segi pembangunan fisik
yaitu : perubahan yang pesat, seperti adanya pembangunan jembatan, ruko-ruko
dan pembangunan rumah.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul “Dampak Perubahan Fungsi
Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal di Kecamatan Kuranji
Kota Padang”. Adapun tujuan penulisan proposal skripsi ini adalah sebagai
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
segi materi maupun teknik penulisan, berkat bantuan dosen pembimbing dan
semua pihak akhirnya tulisan ini terwujud sebagaimana adanya. Kemudian tidak
lupa penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Bakaruddin, MS sebagai Dosen Pembimbing I dan Ibu Rika
Despica S.Pd, M.Si sebagai Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.
2. Dosen Penguji Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si, Ibu Dr. Yeni Erita M.Pd , dan Ibu
Rozana Eka Putri, S.Pd, M.Si, yang telah memberikan pengarahan, koreksi
dan petunjuk yang sangat berharga bagi penulis.
3. Bapak Slamet Rianto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Geografi
STKIP PGRI Sumatera Barat.
4. Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan
Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
v
5. Ibu Ketua STKIP PGRI Sumatera Barat beserta Staf dan Karyawan.
6. UPT Perpustakaan dan Kepala perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat
beserta Staf dan Karyawan.
7. Teristemewa buat kedua orang tua Bapak Bustamam dan Ibu Mariani, dan
kakak Ai dan Iyes beserta adik-adik yang telah memberikan bantuan dalam
segala hal, baik materi, motivasi, doa, serta kasih sayang yang tidak pernah
ada habisnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Teristimewa kepada sahabatku Opop, Meguik, Anin, Asyid, Meong, Oly
Curut, Najmi, Panjul, Om Ai, Rony, Bang Jek, Cimenk, Ofan, Darma, Stinki,
Aak Cipit, Dayes dan rekan-rekan 2013 D lainnya yang telah memberikan
dukungan dan bantuan serta kritik dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
Ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya juga penulis sampaikan
kepada pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi, baik bantuan moril
maupun materil. Semoga semua bantuan dan pertolongan tersebut menjadi amal
ibadah di sisi-Nya. Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari
semua pihak untuk kesempurnaan skripsi ini di kemudian hari. Penulis juga
mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya. Amin ya Rabbal Alamin.
Padang, Agustus 2017
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LULUS UJIAN SKRIPSI ........................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 4
C. Batasan Penelitian............................................................................ 5
D. Rumusan Masalah............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ..................................................................................... 8
B. Penelitian Relevan ........................................................................... 22
C. Kerangka Konseptual ...................................................................... 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................................ 27
B. Alat dan Bahan Penelitian ............................................................... 27
vii
C. Lokasi Penelitian ............................................................................. 28
D. Populasi Dan Sampel ....................................................................... 29
E. Jenis Data, Sumber Data Teknik dan Alat Pengumpulan Data ....... 30
F. Tahap Penelitian .............................................................................. 31
G. Devenisi Operasional Variabel Dan Indikator................................. 32
H. Instrumen Penelitian ........................................................................ 33
I. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ............................................... 35
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 39
C. Pembahasan ..................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 82
B. Saran ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi ..................................................................................................... 28
2. Sampel ....................................................................................................... 30
3. Jenis Data, Sumber Data, Tenik Dan Alat Pengumpulan .......................... 31
4. Distribusi Frekuensi Mata Pencarian ......................................................... 39
5. Distribusi Frekuensi Penghasilan ............................................................ 40
6. Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Yang Bekerja ................. 42
7. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Sampingan ............................................... 43
8. Distribusi Frekuensi Terpenuhi Kebutuhan Hidup .................................... 44
9. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Dalam Satu Hari .................................. 46
10. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Dalam Satu Minggu............................. 47
11. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Dalam Satu Bulan ................................ 48
12. Distribusi Frekuensi Perubahan Pendapatan ............................................. 50
13. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan
Menganai Tingkatan Pendapatan ............................................................... 51
14. Distribusi Frekuensi Hubungan Dengan Keluarga Inti ............................. 52
15. Distribusi Frekuensi Hubungan Dengan Kerabat .................................... 53
16. Distribusi Frekuensi Hubungan Dengan Tetangga .................................... 54
17. Distribusi Frekuensi Hubungan Dengan Lingkungan ............................... 55
18. Distribusi Frekuensi Budaya Dalam Keluarga .......................................... 56
19. Distribusi Frekuensi Permasalahan Yang Ditimbulkan ............................ 58
20. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Mengenai
Interaksi Sosial ......................................................................................... 59
ix
21. Distribusi Frekuensi Proses Pembangunan ............................................... 60
22. Distribusi Frekuensi Jalan/Jembatan ........................................................ 61
23. Distribusi Frekuensi Tentang Kelayakan Jalan/Jembatan ........................ 62
24. Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Jalan/Jembatan .................................. 64
25. Distribusi Frekuensi Tentang Pembangunan Ruko .................................. 65
26. Distribusi Frekuensi Mempengaruhi Pembangunan Ruko ....................... 66
27. Distribusi Frekuensi Kondisi Ruko Sebelum Perubahan ......................... 68
28. Distribusi Frekuensi Perubahan Berpengaruh Terhadap Luas Ruko ........ 69
29. Distribusi Frekuensi Pertambahan Mendirikan Ruko
Setelah Perubahan ................................................................................... 70
30. Distribusi Frekuensi Luas Bangunan Rumah Sebelum Perubahan ........ 71
31. Distribusi Frekuensi Luas Bangunan Rumah Sesudah Perubahan ........... 73
32. Distribusi Frekuensi Pengaruh Perubahan Terhadap Luas
Bangunan Rumah ..................................................................................... 74
33. Distribusi Frekuensi Kondisi Bangunan Rumah Sebelum Perubahan ..... 75
34. Distribusi Frekuensi sesudah terjadi perubahan ....................................... 76
35. Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Bangunan yang Ditempati
Sekarang ................................................................................................... 78
36. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Menganai
Pembangunan Fisik ................................................................................... 79
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Konseptual................................................................................ 26
2. Grafik Jenis Mata Pencarian ..................................................................... 40
3. Grafik Jumlah Penghasilan Dalam Satu Bulan ......................................... 41
4. Grafik Jumlah Anggota Keluarga Yang Bekerja ...................................... 42
5. Grafik Pekerjaan Sampingan .................................................................... 44
6. Grafik Terpenuhi Kebutuhan Hidup ......................................................... 45
7. Grafik Jumlah Pendapatan Dalam Satu Hari .......................................... 46
8. Grafik Jumlah Pendapatan Dalam Satu Minggu ...................................... 48
9. Grafik Jumlah Pengeluaran Dalam Satu Bulan ........................................ 49
10. Grafik Perubahan Pendapatan................................................................... 50
11. Grafik Hubungan Dengan Keluarga Inti................................................... 52
12. Grafik hubungan Dengan Kerabat .......................................................... 53
13. Grafik Hubungan Dengan Tetangga ......................................................... 54
14. Grafik Hubungan Dengan Lingkungan .................................................... 56
15. Grafik Budaya Dalam Keluarga ............................................................... 57
16. Grafik Permasalahan Yang Ditimbulkan .................................................. 58
17. Grafik Proses Pembangunan ..................................................................... 60
18. Grafik Kondisi Jalan/Jembatan ................................................................. 62
19. Grafik Kelayakan Jalan/Jembatan ............................................................ 63
20. Grafik Kondisi Fisik Jalan/Jembatan ........................................................ 64
21. Grafik Tentang Pembangunan Ruko ........................................................ 66
xi
22. Grafik Mempengaruhi Pembangunan Ruko ............................................. 67
23. Grafik Kondisi Ruko Sebelum Perubahan ................................................ 68
24. Grafik Perubahan Berpengaruh Terhadap Luas Ruko .............................. 70
25. Grafik Pertambahan Mendirikan Ruko Setelah Perubahan ...................... 71
26. Grafik Luas Bangunan Rumah Sebelum Perubahan ................................ 72
27. Grafik Luas Bangunan Rumah Sesudah Perubahan ................................. 73
28. Grafik Pengaruh Perubahan Terhadap Luas Bangunan
Rumah ....................................................................................................... 74
29. Grafik Kondisi Bangunan Rumah Sebelum Perubahan. .......................... 76
30. Grafik kepuasan Setelah Terjadi Perubahan ............................................. 77
31. Grafik Kondisi Fisik Bangunan Yang Ditempati Sekarang ..................... 78
32. Pengisian Angket Oleh Ibu AN ................................................................ 97
33. Pengisian Angket Oleh Ibu NA ................................................................ 97
34. Pengisian Angket Oleh Bapak MW .......................................................... 98
35. Pengisian Angket Oleh Bapak FK ............................................................ 98
36. Pengisian Angket Oleh Bapak HM .......................................................... 99
37. Kondisi Ruko di Kawasan Hiterland Menjadi Kawasan Nodal ............... 99
38. Pengisian Angket Oleh Ibu NH ................................................................ 100
39. Pengisian Angket Oleh Bapak AM .......................................................... 100
40. Banyaknya Pembangunan Ruko Setelah Terjadinya Perubahan
Kawasan Hinterland menjadi Salah Sati Kawasan Nodal ........................ 101
41. Dampak Perubahasan Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal Yang Menyebabkan Penggusuran Rumah Masyarakat .. 101
42. Kondisi Jalan Yang Belum Siap ............................................................... 102
43. Pengisian Angket Oleh Ibu VR ................................................................ 102
xii
44. Pengisian Angket Oleh Bapak SK Yang Rukonya terkena Akibat
Perubahan Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal ......103
45. Pengisian Angket Oleh Ibu YN Yang Rumahnya Akibat Perubahan
Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal ........................103
46. Pengisian Angket Oleh Ibu NN ................................................................ 104
47. Kondisi Rumah Yang Terkena Dampak Perubahan Kawasan
Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal .....................................104
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Instrumen Penelitian (Angket) .................................................................. 86
2. Tabulasi Data ............................................................................................ 94
3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 97
4. Peta Lokasi Penelitian .............................................................................. 105
5. Peta Administrasi Penelitian ..................................................................... 106
6. Surat Penelitian.........................................................................................107
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional (UU Nomor 24
Tahun 1992: Penataan Ruang).
Sebagai wilayah yang sedang tumbuh dan berkembang,
pembangunan Daerah By Pass masih banyak terkendala karena terbatasnya
informasi tentang perkembangan setiap sub-wilayah. Perencanaan
pembangunan yang belum sepenuhnya didasarkan pada kajian yang
komprehensif serta masih dijalankannya konsep pembangunan yang bersifat
sektoral cenderung Analisis Perkembangan Ekonomi Wilayah untuk Arahan
Pembangunan.
Kerangka konsep wilayah yang lebih mampu menjelaskan berbagai
konsep wilayah yang dikenal selama ini adalah :(1) wilayah homogeny
(uniform), (2) wilayah sistem/fungsional, dan (3) wilayah perencanaan /
pengelolaan ( planning region atau programing region). Dalam pendekatan
klasifikasi konsep wilayah ini, wilayah nodal dipandang sebagai salah satu
bentuk konsep wilayah sistem.
Prinsip dasar pengembangan wilayah adalah untuk mengatasi
ketimpangan perkembangan baik secara fisik maupun non fisik di suatu
wilayah,selain itu pembagian wilayah dimaksudkan untuk memberikan
kesempatan lebih bagi suatu wilayah untuk mengembangkan potensi yang
2
dimiliki, sehingga di wilayah tesebut muncul pusat-pusat pertumbuhan yang
dapat mendorong proses pembangunan di wilayah tersebut. Berlakunya
otonomi daerah yang paling penting bagi pembangunan daerahdewasa ini
adalah meningkatkan motivasi daerah untuk memiliki tingkatpertumbuhan
yang tinggi, melalui pemberdayaan potensi ekonomi lokal dengan
mengembangkan kegiatan yang berdasarkan potensi daerah dan
memanfaatkanpeluang yang ada untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Setiap daerah perlu mengidentifikasi dan menganalisis potensi
wilayah terutama berbasis keunggulan lokal. Identifikasi potensi wilayah
merupakan aktivitas mengenal, memahami dan merinci secara keseluruhan
potensi (SDA & SDM) yang dimiliki wilayah baik yang telah dimobilisir
maupun yang belum dimobilisir yang dapat mendukung upaya meningkatkan
kesejahteraan penduduk di wilayah yang bersangkutan dan atau wilayah lain.
Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan pada 10
Desember 2016 di Kecamatan Kuranji, maka peneliti mengungkapkan bahwa
terdapat masalah di Kecematan Kuranji yaitu, wilayah yang dulunya wilayah
Hiterland dan sekarang Menjadi Wilayah Nodal. Hal tersebut terjadi karena
adanya perpindahan kantor diantaranya kantor wali kota, kampus Bung Hatta
dan beberapa kantor lainya ke daerah Aia Pacah maka semenjak perpindahan
tersebutlah daerah By Pass Kecamatan Kuranji tersebut berubah menjadi
salah satu wilayah nodal. By pass merupakan jalur bebas hambatan, atau By
Pass juga bisa diartikan sebagai jalan baru yang dibuat oleh pemerintah untuk
3
mengurangi kemacetan, biasanya jalan ini lumayan panjang, lebar. Dari
perbedaan wilayah tersebut maka tanggapan masyarakat berbeda-beda.
Sebagian masyarakat yang tinggal di daerah tepi jalan raya merasa keberatan
atas perubahan wilayah tersebut, hal tersebut di karenakan wilayah yang
mereka tempati harus digusur dengan adanya ganti rugi atau dipidahkan
karena wilayah tersebut termasuk wilayah untuk pelebaran jalan, maka
rumah-rumah yang ada ditepi jalan tersebut harus dirobohkan.
Permasalahan ini akan berdampak bagi Masyarakat di Kecamatan
Kuranji dari segi positif maupun negatifnya. Dilihat dari segi positif dari
perubahan kawasan tersebut yaitu daerah akan by pass ini akan menjadi salah
satu wilayah nodal dengan aksesbilitas menuju kantor-kantor penting dengan
lancar, banyaknya perumahan atau ruko-ruko yang bisa disewa atau ditempati
oleh masyrakat yang pendatang selain dari masyarakat pribumi asli daerah
tersebut, sedangkan dilihat dari segi negatifnya yaitu masyarakat yang sudah
lama menempati rumah atau kedai-kedai yang berada ditepi jalan terpaksa
harus dirobohkan dan masyarakat tersebut terkena gusur oleh pemerintah
dalam artian tetap diganti rugi walaupun sebagian ada yang tidak bisa
menerima bahwa daerah yang ditempati dahulunya digusur oleh Pemerintah.
Wilayah tersebut harus dibersihkan karena wilayah tersebut akan dijadikan
lokasi untuk pelebaran jalan menjadi dua jalur untuk menjadi salah satu
wilayah nodal.
Dari perubahan tersebut maka dampak perubahan fungsi kawasan
hinterland menjadi salah satu wilayah nodal dilihat dari segi pendapatan,
4
interaksi sosial, dan infrastruktur. Dari segi pendapatan dampak perubahan
bisa kita lihat dari perubahan pendapatan masyarakat yang menjual di tepi
jalan yang merupakan daerah yang terkena gusur untuk pelebaran jalan, dari
perubahan tersebut tingkat jual beli masyarakat berbeda drastis dari yang
sebelumnya. Dilihat dari segi sosial dampak perubahan bisa kita lihat dari
perubahan interaksi masyarakat dengan masyarakat lainya. Dilihat dari segi
infrastrukturnya yaitu adanya perubahan dari sebelum dan menjelang
perubahan menjadi salah satu kawasan nodal dari perubahan tersebut
dampaknya yaitu bangunan yang lama terkena kawasan untuk pelebaran jalan
akan dirobohkan setelah itu dibangun lagi ruko-ruko yang baru untuk tempat
masyarakat menjual seperti biasanya. Hal itu disebabkan karena masih belum
memadainya keadaan di wilayah Maka sesuai masalah yang diuraikan
tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Dampak
Perubahan Fungsi Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan
Nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalahdi atas, maka dapat diidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Dampak Perubahan Fungsi Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi
pendapatan.
5
2. Dampak Perubahan Fungsi Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi
interaksi sosial.
3. Dampak Perubahan Fungsi Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari
pembangunan fisik.
C. Batasan penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang terdapat diatas maka batasan
masalah penelitian adalah sebagai berikut:
1. Variabel yang aka diteliti adalah kondisi pendapatan masyarakat,
interaksi sosial dan pembangunan fisik seperti pembagunan
ruko-ruko,pembangunan rumah,pembangunan jalan, yang tinggal
disepanjang daerah yang diteliti.
2. Objek dalam penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak dari
perubahan kawasan tersebut.
3. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Kuranji Kota Padang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka pokok permasalahan dari penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimana dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah
satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi
pendapatan?
6
2. Bagaimana dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah
satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi
interaksi sosial?
3. Bagaimana dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah
satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi
pembangunan fisik?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka
tujuan utama dari penelitian ini adalah :
1. Dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan
nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi pendapatan.
2. Dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan
nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi interaksi sosial.
3. Dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan
nodal di Kecamatan Kuranji Kota Padang dilihat dari segi pembangunan
fisik .
F. Manfaat penelitian
Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang dikemukakan di
atas, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Sebagai salah syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata (SI) pada
Program studi Pendidikan GEOGRAFI STKIP PGRI SUMBAR
2. Membantu pemerintah mengambil keputusan dalam mengambil tindakan
untuk memajukan daerah di Kota Padang.
7
3. Menambah wawasan masyarakat tentang perubahan fungsi kawasan
hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji Kota
Padang.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Wilayah Hinterland
Menurut Isard dalam rustiadi (2011:25) wilayah adalah suatu area
yang memiliki arti (Meaningful) karena adanya masalah-masalah yang
ada di dalamnya sedemikian rupa, sehingga ahli regional memiliki
interest di dalam menangani permasalahan tersebut, khususnya karena
menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.
Suatu wilayah dalam pengertian geografi merupakan kesatuan
alam, yaitu alam yang serbasama, homogen atau seragam dan kesatuan
manusia, yaitu masyarakat serta kebudayaan serba sama, homogen atau
seragam yang mempunyai ciri yang khas, sehingga wilayah tersebut
dapat dibedakan dengan wilayah lain.
Konsep pengembangan wilayah dikembangkan dari kebutuhan
suatu daerah untuk meningkatkan fungsi dan peranya dalam menata
kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesejahteraan
masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas dan regionalisasi
menyebabkan tejadinya perubahan dn dinamika spasial, sosial dan
ekonomi antarnegara, antardaerah (kota/kabupaten), kecematan hingga
perdesaan. Globalisasi juga ditandai dengan adanya revolusi teknoli
informasi, transportasi dan manajemen. Revolusi tersebut telah
menyebabkan batas antara kawasan perkotaan dan perdesaan menjadi
tidak jelas, terjadinya polarisasi pembangunan daerah, terbentuknya kota
9
dunia (Global cities), sistem kota dalam skala internasional, terbentuknya
koridor pembangunan wilayah baik skala lokal, nasional regional, dan
internasional (sumpemo, 2004 : 69)
Pengembangan wilayah pada dasaranya mempunyai tujuan agar
wilayah itu berkembang menuju tingkat perkembangan yang diinginkan.
Pengembangan wilayah dilaksanakan melalui optimasi pemanfaatan
sumberdaya yang dimilikinya secara harmonis, serasi dan terpadu
melalui pendekatan yang bersifat komprehensif mencangkup aspek fisik,
ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup untuk pembangunan
berkelanjutan. Prinsip ini juga sering disebut dengan pembangunan
berkelanjutkan dengan basis pendekataan penataan ruang wilayah.
Pembangunan berkelanjutan dengan prinsip seperti ini harus dijadikan
tujuan utama bagi pembuat keputusan kebijakan puplik untuk setiap
tingkatan pemerintah yang memang berbeda tipenya (Salim Emil 2010:8)
Menurut Johnston dalam rustiadi (2011:26) memandang wilayah
sebagai bentuk istilah teknis klasifikasi spasial dan merekomendasi dua
tipe wilayah: (1) wilayah formal, merupakan tempat-tempat yang
memiliki kesamaan karakteristik, dan (2) wilayah fungsional atau nodal,
merupakan konsep wilayah dengan menekankan kesamaan keterkaitan
antar komponen atau lokasi.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa keragaman dalam mendefinisikan konsep wilayah terjadi karena
perbedaan dalam permasalahan ataupun tujuan pengembangan wilayah
10
yang dihadapi. Kenyataanya, tidak ada konsep wilayah yang benar-benar
diterima secara luas. Para ahli cenderung melepaskan perbadaan -
perbedaan konsep wilayah terjadi sesuai dengan fokus masalah dan
tujuan-tujuan pengembangan wilayah.
Letak suatu desa pada umumnya jauh dari pusat keramaian. Desa
yang terletak di perbatasan kota mempunyai kemungkinan lebih
berkembang dibanding desa-desa di pedalaman. Unsur letak menentukan
besar kecilnya isolasi suatu desa terhadap desa lain.
Hinterland merupakan daerah belakang yang berfungsi untuk
memenuhi atau memasok kebutuhan pangan atau kebutuhan bahan
makanan pokok seperti padi, buah-buahan, jagung. Desa seperti ini dapat
dinyatakan sebagai daerah hinterland dari daerah kota. Kawasan
pedalaman atau hinterland bisa berarti sebagai wilayah dari suatu impor
didistribusikan (permukiman). secara geografis homogen an penduduk
tersebar merata.
Wilayah hinterland biasanya disebut dengan istilah lain, yaitu :
kota satelit, pada dasarnya dari kedua kata tersebut memiliki makna yang
sama, yaitu kota kecil yang berada disekitar kota besar, yang memiliki
kesamaan dalam pola kinerja tetapi dalam ruang lingkup yang lebih kecil.
Di wilayah hinterland tetap ada kegiatan ekonomi, pendidikan, kesehatan,
atau fasilitas-fasilitas lain tetapi dalam skala kecil, tidak kompleks pada
kota besar atau pusat kota.
11
Pertumbuhan kota meningkat terus dan setelah samapai pada
tingkat tertentu mereka memerlukan sumber daya ( tenaga kerja, modal
dll) yang didatangkan dari luar daerah. Dalam hal ini tidak dapat
dijelaskan dalam pengertian permintaan barang dan jasa dari daerah
hinterland. Diakui bahwa hinterland dan kota berkaitan satu sama lainya.
Tanpa hinterland pertumbuhan kota tidak akan pesat, sebaliknya
hinterland tanpa kota juga tidak akan menikmati kemajuan teknologi
yang pada umumnya ditrasfer dari kota-kota besar.
Daerah hinterland yang saling memiliki interaksi antar satu sama
lain memiliki fungsi yang sangat penting. Menurut Bintarto fungsi daerah
Hinterland sebagai berikut.
a. Dalam interaksi desa-kota, hinterland berfungsi sebagai daerah
dukung (hinterland) atau daerah pensuplai bahan makanan pokok,
seperti padi, jagung, ketela, kacang, kedelai, buah-buahan, sayur-
sayuran.
b. Daerah hinterland berfungsi sebagai lumbung bahan mentah dan
tenaga kerja ditinjau dari segi ekonomi.
c. Dari sisi kegiatan kerja, daerah hinterland dapat berfungsi dapat
berfungsi sebagai desa agraris, desa manufaktur, desa industri dan
desa nelayan.
12
Dalam pembangunan desa terutama desa yang menjadi daerah
hinterland banyak sekali hambatan diantaranya yang paling mendesak
yaitu:
a) Memperkecil kesenjangan antara desa dan kota dan antar pelaku
pembangunan
b) Meningkatkan kemampuan SDM dan masyarakat untuk menunjang
pembangunan dan pertumbuhan desa.
c) Meningkatkan pembangunan prasarana fisik dan penyebaranya yang
mampu menjangkau ke berbagai pelosok.
Hinterland berfungsi sebagai : (1) pemasok (produsen)
bahan-bahan mentah dan atau bahan baku (2) pemasok tenaga kerja
melalui proses urbanisasi menglaju (3) daerah pemasaran barag dan jasa
industri manufaktur dan (4) penjaga keseimbangan ekologis.
2. Wilayah Nodal
Konsep wilayah nodal adalah salah satu konsep wilayah
fungsional/ sistem yang sederhana karena memandang suatu wilayah
secara dikotomis (terbagi atas dua bagian). konsep wilayah nodal
didasarkan atas asumsi bahwa suatu wilayah dimupamakan sebagai suatu
“sel hidup” yang mempunyai plasma dan inti. Inti (pusat simpul) adalah
pusat-pusat pelayanan dan atau pemekiman, sedangkan plasma adalah
daerah belakang (hinterland), yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang
mempunyai hubungan fungsional.
13
Konsep wilayah nodal lebih berfokus pada peran pengendalian /
pengaruh central atau pusat (node) serta hubungan ketergantungan pusat
dan elemen-elemen sekelilingnya dibandingkan soal batas wilayah.
Secara filosofis batas wilayah nodal dapat memotong garis yang
memisahkan dua daerah administrasi karena adanya perbedaan orientasi
terhadap pusat pelayanan yang berbeda. Dengan demikian batas fisik dari
setiap daerah pelayanan bersifat sangat baur dan dinamis. Dalam
praktiknya, tidaklah mudah mengidentifikasikan batas wilayah nodal, dan
biasanya jauh lebih mengidentifikasikan batas wilayah nodal dari pada
mengidentifikasikan pusat-pusatnya.
Pusat wilayah berfungsi sebagai : (1) tempat terkonsentrasinya
penduduk (pemukiman) (2) pusat pelayanan terhadap daerah hinterland (3)
pasar bagi komoditas- komoditas pertanian maupun industri dan (4)
lokasi pemusatan industri manufaktur yakni kegiatan mengorganisasikan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan suatu output tertentu.
3. Pendapatan
Pendapatan adalah gambaran yang lebih tetap tentang posisi
ekonomi keluarga, jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan
keluarga termasuk semua barang dan hewan peliharaan, pada umumnya
keluarga pendapatan atau Income adalah uang yang diterima seseorang
dan perusahaan dalam bentuk gaji, upah, sewa, bunga, dan laba, termasuk
juga beragam tunjangan seperti kesehatan dan pensiun. (Adji, dkk :
2007:164-165)
14
Pendapatan adalah gambaran yang lebih tetap tentang posisi
ekonomi keluarga, pada umumnya keluarga yang memiliki pendapatan
yang rendah hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer
saja terutama untuk keperluan makanan sedangkan untuk keperluan lain
belum dapat diperhatikan, misalnya untuk memperhatikan pendidikan dan
kesehatan disekitar lingkungan(Desniarti, 2012).
Pendapatan dalam Sari (2012), menyatakan bahwa
sumber-sumber pendapatan sebagai berikut: 1) pendapatan sektor formal
adalah segala penghasilan berupa uang atau barang yang bersifat reguler
yang diterima sebagai balas jasa atau kontrasepsi dari sektor formal
(misalnya berupa gaji atau upah). 2) pendapatan dalam sektor nonformal
segala penghasilan berupa uang atau barang sebagai balas jasa dan tidak
bersifat reguler, 3) pendapatan subsistem yaitu apabila produksi dan
konsumsi pada masyarakat kecil, 4) penerimaan yang bukan pendapatan
yaitu berasal dari tabungan hadiah, dan warisan.
Pendapatan masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur By Pass
di lihat dari analisis situasi yaitu pendapatan dan pengeluaran masyarakat
terlihat dari prilaku dan kebiasaan masyarakat, seperti kita lihat dari
pengeluaran dalam satu hari yaitu masyarakat tersebut bisa menargetkan
pengeluaran kira-kira dalam satu hari sebanyak Rp 50.000- 70.000,
sedangkan pengeluaran dalam satu minggu yaitu Rp 500.000 dan
pengeluaran dalam satu bulan > Rp 1.000.000.
15
4. Interaksi Sosial
Menurut Soekanto dalam Pefti (2009:19) interaksi sosial
merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan didalam
masyarakat. Dengan adanya nilai norma yang berlaku, interaksi sosial itu
sendiri dapat dilakukan dangan baik. Jika tidak ada kesadaran atas pribadi
masing-masing, maka proses nilai itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai
dengan kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari-hari tentunya manusia
tidak dapat lepas dari hubungan antara dengan yang lainya. Ia akan selalu
perlu untuk mencari individu atau kelompok lain untuk dapat berinteraksi
ataupun bertukar pikiran.
Bentuk umum proses sosial adalah interaksi sosial, oleh karena
itu interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas
sosial. Interaksi sosial merupakan hubungan- hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan
dengan kelompok manusia (Soekanto : 2001)
Hampir dalam setiap negara berkembang, perencanaan
pembangunan daerah selalu diarahkan pada upaya-upaya untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam kondisi yang ideal,
masyarakat dapat menjadi tujuan / obyek dari sebuah perencanaan
sekaligus juga menjadi aktor / subyek perencanaan.
16
Kondisi sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program perencanaan pembangunan daerah. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang menjadi gambaran tentang kebiasaan -
kebiasaan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya Riyadi
(2003 : 16).
Berikut ini adalah pengertian sosial menurut beberapa ahli:
Menurut Lewis Sosial adalah sesuatu yang dicapai, dihasilkan dan
ditetapkan dalam interaksi sehari-hari antara warga negara dan
pemerintahanya. Keith Jacobs menyatakan bahwa Sosial adalah sesuatu
yang dibangun dan terjadi dalam sebuah situs komunitas. Sedangkan
menurut Philip Wexler Sosial adalah sifat-sifat dari setiap individu
manusia.
Berdasarkan pendapat-pendapat ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa sosial yaitu ilmu yang dapat mencangkup semua kegiatan
masyarakat, seperti sifat, perilaku,dll.
5. Pembangunan Fisik
Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses
erumusan alternnatf-alternatif atau keputusan-keputusan yang didasarkan
pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan sebagai bahan untuk
melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/ aktivitas kemasyarakatan, baik
yang bersifat fisik(material) maupun non fisik (mental dan spiritual),
dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.(Riyadi 2005:7)
17
Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan
berkesinambungan atau berkelanjutan untuk mencapai keadaan yang
dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi
bagi setiap warga. ( Mandagi :2011)
Pembangunan dapat dilakukan secara fisik maupun non fisik.
Tujuan pembangunan adalah untuk menaikan tinkat hidup dan
kesejahteraan rakyat. Dapat pula dikatakan pembangunan bertujuan untuk
menaikan mutu hidup rakyat, oleh karena itu pembangungunan fisik
maupun non fisik perlu disenergikan agar tujuan utama pembangunan
dapat tercapai.( Bhianraga: 2014).
Seiring perkembangan zaman pembangunan baik secara fisik
maupun non fisik gencar - gencarnya dilakukan. Pembangunan non fisik
seperti pembangunan pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain
sebagainya memerlukan sarana dan prasarana. Prasarana dan sarana tadi
memerlukan lahan dan bahan yang diambil dari permukaan bumi, oleh
karena itu, pembangunan tersebut tidak lepas dari ruang yang berada
dipermukaan bumi.pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lain-lainya itu
mengembangkan gerak interaksi, dan arus memerlukan ruang. Tampa
ruang kriteria tadi tidak dapat memenuhi kriteria sebagai pembangunan.
Pembangunan fisik seperti pembangunan jalan, pembangunan
jembatan, pembangunan ruko-ruko, pembangunan gedung dan lain
sebagainya. Prasarana dan sarana fisik tadi mengambil lahan di
permukaan bumi. Untuk membangun prasarana dan sarana, memerlukan
18
bahan yang digali di permukaan bumi ini. Sumber daya yang menunjang,
tidak dapat dilepaskan dari apa yang ada dipermukaan bumi. Perluasan
pemukiman, kawasan industri, kawasan pariwisata, kampus pendidikan
dan lain sebagainya mengambil ruang dipermukaan bumi. Oleh karena itu
untuk keseimbangan pembangunan fisik dan non fisik dan dengan alam
lingkungan perlu adanya perencanaan, perancangan, dan studi kelayakan.
Sehingga diharapkan pembangunan fisik maupun non fisik dapat berjalan
dengan baik.
a. Pembangunan Jalan
Menurut Elliot Michel dalam Elita (2008:8) jalan merupakan
prasarana transportasi darat terutama transportasi mobil yang
menghubungkan suatu daera dengan daerah lainya. Jalan dari segi
konstribusi (bangunan) dapat dibedakan atas : (1) jalan keras dengan
kemanpuan tekanan ≥ 5 ton, (2) jalan juga memiliki kemampuan
tekanan 5,7 ton.
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 Pasal 1 ayat (4)
menjelaskan bahwa jalan merupakan prasarana transportasi darat
yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan
tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api,
jalan lori dan jalan kabel.
19
Sebagaimana dalam pasal 5 Undang-Undang No. 38 Tahun
2004, peran jalan ialah sebagai bagian sarana dan prasarana
transportasi yang mempunyai peran penting dalam bidang ekonomi,
sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan dan keamanan,
serta dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat; jalan
sebagai prasarana distribusi barang dan jasa merupakan urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara; serta jalan yang
merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan yang menghubungkan
dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia.
b. Pembangunan Ruko
Secara awam pemikiran manusia rumah merupakan tempat
yang sangat penting bagi manusia, hal ini dikarenakan rumah dapat
melindungi manusia dari hujan, panas maupun membuat
berkumpulnya keluarga. Sekarang ini rumah sudah dibagi-bagi
menurut daripada fungsinya, misalnya saja rumah tempat tinggal,
rumah tempat usaha dan rumah tempat tinggal yang dijadikan juga
sebagai tempat usaha. sebuah tempat tinggal biasanya
berwujud bangunan rumah, tempat berteduh, atau struktur
lainnya yang digunakan sebagai tempat manusia tinggal. Istilah ini
dapat digunakan untuk rupa-rupa tempat tinggal, mulai dari tenda-
tenda nomaden hingga apartemen-apartemen bertingkat. Dalam
konteks tertentu tempat tinggal memiliki arti yang sama dengan
rumah, kediaman, akomodasi, perumahan, dan arti-arti yang lain.
20
Sedangkan rumah tempat tinggal yang dijadikan ruko
pengertiannya berbeda lagi dengan rumah tempat tinggal dan rumah
tempat usaha. Ruko adalah salah satu jenis bangunan yang berasal
dari kata rumah dan toko. Rumah yang berarti tempat berpenghuni
dan tokoberarti ruang untuk kegiatan usaha, jadi ruko dapat dikatakan
sebagai sebuah bangunan yang menggabungkan fungsi hunian dan
kerja dalam satu tempat. Dengan titik tolak yang sederhana ini,
menyebabkan ruko dapat berkembang dengan sangat pesat.
Disamping praktis dan murah, fungsi ruko mampung menampung
kegiatan dalam sekala ekonomi kecil.
Ruko memang merupakan solusi yang cukup baik untuk
mengatasi kebutuhan akan rumah tinggal sekaligus juga tempat
mengembangkan usaha dari rumah. Dari mulai usaha jasa, sampai
dengan usaha perdagangan dapat mengembangkan usaha mereka
melalui desain ruko sehingga tercipta mobilitas dan efektivitas yang
tinggi dari para pemakainya.
Seperti yang sudah dibahas terlebih dahulu, bahwa rumah
toko lebih sering disebut dengan nama ruko, yang memiliki
pengertian yang berbeda-beda dari tiap- tiap pemikiran orang. Rumah
toko atau lebih sering disebut sebagai ruko adalah sebutan bagi
bangunan-bangunan di Indonesia yang umumnya dibuat bertingkat
antara dua hingga lima lantai, di mana fungsinya lebih dari satu, yaitu
fungsi hunian dan komersial. Lantai bawahnya digunakan sebagai
21
tempat usaha atau kantor, sedangkan lantai atas dimanfaatkan sebagai
tempat tinggal
c. Pembangunan Jembatan
Jembatan merupakan struktur yang dibuat untuk
menyeberangi jurang atau rintangan seperti sungai, rel kereta api
ataupun jalan raya. Jembatan dibangun untuk penyeberangan pejalan
kaki, kendaraan atau kereta api di atas halangan.Jembatan juga
merupakan bagian dari infrastruktur transportasi darat yang sangat
vital dalam aliran perjalanan (traffic flows). Jembatan sering menjadi
komponen kritis dari suatu ruas jalan, karena sebagai penentu beban
maksimum kendaraan yang melewati ruas jalan tersebut.
Jembatan merupakan suatu konstruksi atau bangunan
penyambung pada persilangan antara jalan dan penghalang yang
dibangun sesuai dengan situasi dan kondisi setempat serta berada
pada posisi lebih rendah. Bangunan penyambung tersebut dibuat
untuk melintasi rintangan berupa sungai, saluran irigasi, jurang, tepi
pangkalan, laut, danau, lembah serta raya yang melintang tidak
sebidang.
Pembuatan jembatan termasuk sesuatu yang membutuhkan
ketelitian khusus, karena merupakan konstruksi yang dapat menjadi
sarana bagi banyak transportasi untuk dilewati. Pembuatan jembatan
juga bisa terbuat dari batu alam, seperti yang diketahui manfaat batu
alam sangat cocok untuk dijadikan bahan-bahan konstruksi karena
22
cukup kuat. Jenis batu alam sendiri berbeda-beda termasuk untuk
penggunaannya, seperti contoh pada manfaat batu granit dan manfaat
marmer.
B. Penelitian Relavan
Sari (2015) dengan judul penelitian” Pengembangan Desa Tertinggal Di
Nagari Siguntur Kecematan Sitiung Kabpaten Dharmasraya”. Hasil penelitian
diperoleh bahwa potensi sumber daya manusia desa tertinggal di Nagari
Siguntur dilihat dari kepadatan penduduk, tingkat pendidikan dan mata
pencarian termasuk kurang baik, karena tingkat pendidikan penduduk rendah.
Potensi sumber daya alam desa tertinggal Nagari Siguntur termasuk
baik, karena lahan yang tersedia dimanfaatkan untuk pertanian, sementara dari
segi aksesbilitasdan batas wilayah jorong tertinggal Nagari Siguntur sampai
saat ini masih terisolir dari daerah lain dan batas wilayah belum memiliki
batas hukum yang jelas dan sering menimbulkan konflik dengan daerah lain.
Potensi sarana prasarana jorong teringgal Nagari Siguntur termasuk kurang
baik, karena sarana dan prasarana desa tertinggal di Nagari Siguntur sangat
sedikit sekali.
Elsa (2014) dengan judul penelitian berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan dilapangan mengenai “Strategi Pengembangan Desa Tertinggal Di
Nagari Batu Banyak, Kecematan Lembang Jaya, Kabupaten Solok”. maka
dapat disimpulkan yaitu:
23
Permasalahan nagari batu banyak dari potensi fisik adalah lahan
terbatas, terjadinya proses pembiaran dalam penggunaan lahan sebab status
lahan merupakan milik kaum yang pemanfaatan harus dimusyawarahkan
dengan kaun, pengetahuan masyarakat dalam bidang pertanian masih rendah
serta infrastruktur seperti irigasi dan jalan rusak.
Permasalahan dari potensi non fisik adalah kualitas sumber daya
manusia yang rendah. Rata-rata tingkat pendidikan masyarakat batu banyak
adalah tamatan SD dan SMP. Ini disebabkan oleh pola pikir masyarakat yang
masih tradisional, ekonomi yang sulit, pengaruh lingkungan, kurangnya
pengawasan orangtua terhadap anak-anak mereka, dan tidak adanya panutan
dalam dunia pendidikan.
Risna (2013) dengan judul penelitian “pengembangan wilayah
hinterland di kecamatan kedungkandang sebagai upaya peningkatan
pelayanan puplik” maka dapat disimpulkan yaitu:
Perencanaan yang dilakukan oleh pemerintah kota malang sudah
mengarah pada pandangan bahwa wilayah buring nantinya akan dijadikan
sebagai wilayah yang kompleksitasnya tinggi. Hal itu dibuktikan dengan
banyaknyanya kebijakan-kebijakan pembangunan di pembangunan di wilayah
buring dalam peraturan daerah Nomor 4 Tahun 2011.
Mengenai upaya pemerintahan kota malang dalam mengembangkan
wilayah buring sudah baik, karena sudah melihat pada sebaran pendudk,pola,
struktur, dan organisasi yang sangat dibutuhkan dalam mengembangkan suatu
24
wilayah, yang harus dibenahi dalah pada sebaran pola penduduk, karena di
kecamatan kedungkandang belum merata.
C. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini yang dikaji dari dampak perubahan fungsi
kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal yang pertama dalam
perubahan fungsi kawasan yang dilihat dari pengembangan wilayah yaitu
wilayah dikembangkan dari kebutuhan suatu daerah untuk meningkatkan
fungsi dan peranya dalam menata kehidupan sosial, ekonomi, budaya,
pendidikan dan kesejahteraan masyarakat. Pengaruh globalisasi, pasar bebas
dan regionalisasi menyebabkan tejadinya perubahan dan dinamika spasial,
sosial dan ekonomi antar negara, antar daerah (kota/kabupaten), kecamatan
hingga perdesaan.
Dalam perubahan fungsi kawasan akan mempengaruhi ekonomi
masyarakat karena dampak dari perubahan fungsi kawasan tersebut sangat
berdampak sekali terhadap perekonomian masyarakat yang tinggal di daerah
perubahan kawasan nodal yaitu pendapatan masyarakat sebelum dan sesudah
adanya perubahan berbeda drastis, hal tersebut dilihat dari pendapatan
masyarakat yang jualan disekitar daerah perubahan kawasan yang yang
termasuk daerah untuk pelebaran jalan. Dari perubahan fungsi kawasan
tersebut sangat mempengaruhi pendapatan masyarakat di sepanjang jalan
yang termasuk dalam perubahan fungsi kawasan.
25
Selanjutnya dilihat dari sosial masyarakat, dalam pembahasan ini
pengertian sosial yaitu kondisi sosial masyarakat sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan program perencanaan pembangunan daerah. Kondisi sosial
ekonomi masyarakat yang menjadi gambaran tentang kebiasaan - kebiasaan
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dari perubahan fungsi
kawasan tersebut juga berdampak pada interaksi sosial masyarakat yaitu
adanya interaksi antara masyarakat dengan masyrakat lainya yang kurang
bagus, karena dari perubahan kawasan tersebut masyarakat sibuk dengan
urusan masing-masing karena rumah atau bangunan yang sudah dihuni
beberapa lama terpaksa harus digusur oleh petugas untuk pelebaran jalan
maka hal tersebut mengakibatkan hubungan masyarakat tidak begitu lancar,
Selanjutnya infrastruktur yaitu sistem yang menopang sistem sosial dan
sosial ekonomi yang sekaligus menjadi penghubung dengan sistem
lingkungan dimana sistem ini dapat dipakai sebagai dasar didalam mengambil
kebijakan. Dalam perubahan fungsi kawasan akan berdampak pada
infrastrukturnya yaitu daerah kecamatan kuranji ini banyak mengelami
perubahan yaitu dari segi pembangunan seperti banyaknya pembangunan
seperti ruko-ruko di tepi jalan di sekitar kecamatan kuranji untuk disewakan,
karena setelah adanya perpindahan beberapa kantor ke aia pacah juga ada
dampaknya oleh masyarakat dari segi pembagunan untuk disewakan.
26
Untuk lebih jelasnya kerangka konseptual dapat dilihat pada skema
kerangka konseptual adalah:
Gambar 1. Kerangka Konseptual
Perubahan Fungsi Kawasan
Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal di Kecamatan
Kuranji Kota Padang
Pendapatan Interaksi Sosial Pembangunan fisik
27
BAB III
METEDOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam penelitian
karena membantu mengarahkan menyusun pelaksanaan penelitian, dalam
penulisan ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan keadaan sebagaimana adanya
berdasarkan kenyataan yang ditemukan dilapangan.
Menurut Arikunto (2010:234) penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai
status sesuatu gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat
penelitian dilakukan.
B. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Alat-alat
Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
a. Laptop yang digunakan untuk memasukkan dan mengolah data yang
diperoleh dari lapangan
b. Kamera yang digunakan untuk dokumentasi di lapangan
c. Buku catatan untuk mencatat data yang diperoleh di lapangan.
2. Bahan
Pada penelitian ini bahan yang dibutuhkan yaitu:
a. Peta administrasi Kecamatan Kuranji Kota Padang
b. Peta lokasi penelitian.
28
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di By Pass Kecamatan Kuranji Padang yang
masuk kedalam kategori kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan
nodal. Kawasan yang termasuk dalam salah satu kawasan nodal yaitu daerah
By Pass ketaping, Pasar ambacang, kalumbuk, sungai sapih, Korong gadang
Gn Sariak radius daerah tersebut mulai dari KM 7 sampai KM 12, dengan
Daerah pusatnya yaitu daerah By Pass Ketaping.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2010) Populasi merupakan keseluruhan subjek
penelitian. Sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian maka yang
menjadi populasi penelitian ini adalah masyarakat yang terkena dampak
perubahan fungsi Kawasan Hinterland menjadi salah satu kawasan Nodal
di Kecamatan Kuranji yaitu di sepanjang jalan yang berada di kacamatan
kuranji dengan total jumlah KK yaitu 33. 269 untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini:
Tabel 1. Populasi Rumah Yang Terkena Dampak Perubahan Fungsi
Kawasan di sepanjang jalur By Pass Kecamatan Kuranji Kota
Padang dengan radius 7 - 12 KM
N
O
NAMA KELURAHAN JUMLAH RUMAH
1 Kalumbuk 17
2 Gunung Sarik 24
3 Sungai Sapih 63
4 Pasar ambacang 64
5 Korong gadang 28
Jumlah 206
(Sumber: Kantor Camat Kecamatan Kuranji)
29
2. Sampel
Menurut Arikuto (2002:109) sampel merupakan sebagian atau
wakil populasi yang diteliti. Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut Teknik pengambilan
sampel menggunakan tekinik purposive random sampling . Apabila
subyeknya kurang dari 100, diambil semua sekaligus sehingga
penelitianya penelitian populasi. Jika jumlah subyek lebih dari
100(seratus) maka layak dilakukan penyampelan dengan proporsi 15%,
25%, 30%, 40% atau 50%. berdasarkan jumlah masyarakat di sepanjang
jalur By Pass Kecamatan Kuranji lebih dari 100 maka sampling dilakukan
dengan metode proporsional random sampling dengan proporsi 50%
untuk diambil 10-15 % atau 20-25% atau lebih.
Adapun populasi masyarakat di kecamatan Kuranji yang
berdomisili di sepanjang jalur By Pass adalah 5 Kelurahan yaitu
Kelurahan Kalumbuk, Gunung Sarik, Sungai Sapih, Pasar ambacang, dan
Korong gadang. Dari ke lima Kelurahan tersebut jumlah KK yang tinggal
di sepanjang jalur By Pass dengan radius lebih kurang KM 7-KM12,
dengan jumlah KK sebanyak 206 dengan rincian sebagai berikut:
30
Tabel 2. Sampel responden yang terkena dampak perubahan fungsi
kawasan di sepanjang jalur By Pass kecamatan kuranji kota
padang dengan radius 7 - 12 KM
N
O
NAMA KELURAHAN JUMLAH
RUMAH
PROPORS
I
JUMLAH
1 Kalumbuk 17 50% 9
2 Gunung Sarik 24 50% 12
3 Sungai Sapih 63 50% 32
4 Pasar ambacang 64 50% 32
5 Korong gadang 28 50% 14
Jumlah 206 99
(Sumber: Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman dan Pertanahan)
Mengingat jumlah KK keseluruhan sebanyak 206 maka kita menggunakan
propori sebanyak 50 % dengan jumlah responden dari keseluruhan kelurahan yang
ada di sepanjang jalur By Pass di Kecamatan Kuranji sebanyak 99 rumah dengan
metode Purposional Random Sampling.
E. Jenis Data, Sumber Data, Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Jenis data
a. Data primer terdiri data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama di lokasi penelitian.
b. Data sekunder merupakan data yang telah lebih dahulu dikumpulkan
dan diperoleh dari instansi-instansi dan perpustakaan.
2. Sumber Data
Sebagai sumber dalam pengumpulan data yang dibutuhkan, data
primer dikumpulkan dari responden atau masyarakat, sedangkan data
sekunder dikumpulkan dari Kantor Camat.
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan dengan menggunakan angket
sedangkan data sekunder diperoleh melalui berbagai referensi data yang
31
diperoleh. Sedangkan alat pengumpulan data, data primer digunakan
dengan angket dan daftar pertanyaan, sedangkan data sekunder diperoleh
melalui wawancara, observasi dan pencatatan sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Tabel 3. Jenis Data, Sumber Data, Teknik dan Alat Pengumpulan Data
No Jenis Data Sumber Data Teknik Dan Alat
Pengumpulan Data
1 Data sekunder
- peta yang terkait dengan
daerah penelitian
- data jumlah bangunan
yang terkena dampak
Kantor camat
Kantor BPRKPP
Pencatatan
Pencatatan
2 Data primer masyarakat angket
(Sumber : Pengolahan Sipeneliti 2017)
F. Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Pra penelitian
a. Kajian pustaka diperoleh dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan
penelitian.
b. Mempersiapkan alat dan bahan penelitian
2. Penelitian dan analisa data
a. Pengolahan data hasil pengamatan di daerah lokasi penelitian
b. Penelitian ini memiliki hasil yang berbentuk peta, tabel dan laporan
32
G. Definisi Operasional Variabel dan Indikator Penelitian
1. Pendapatan
Pendapatan adalah gambaran yang lebih tetap tentang posisi
ekonomi keluarga, pada umumnya keluarga yang memiliki pendapatan
yang rendah hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer
saja terutama untuk keperluan makanan sedangkan untuk keperluan lain
belum dapat diperhatikan, misalnya untuk memperhatikan pendidikan
dan kesehatan disekitar lingkungan(Desniarti, 2012).
Indikator pada variabel ini adalah:
a) Pendapatan : (Rp/hari), (Rp/minggu),(Rp/bulan)
b) Pengeluaran : (Rp/hari), (Rp/minggu),(Rp/bulan)
c) Rata-rata bekerja dalam : satu minggu dan satu bulan
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perongan,
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan degan
kelompok manusia (Soekanto,2007)
Indikator pada variabel ini adalah
a) Hubungan antara individu denganindividu
b) Hubungan antara individu dengan kelompok
c) Hubungan antara kelmpok dengan kelompok masyarakat
33
3. Pembangunan fisik
Pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan
berkesinambungan atau berkelanjutan untuk mencapai keadaan yang
dapat menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian
aspirasi bagi setiap warga. ( Mandagi :2011)
Indikator pada variabel ini adalah:
a) Pembangunan jalan/ jembatan
b) Pembangunan ruko-ruko
c) Pembangunan rumah
H. Intrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan adalah angket penelitian yang
berisikan daftar pertanyaan atau kuesioner, sedangkan hal yang tidak
mungkin dilakukan dengan observasi langsung. Angket disusun melalui
variabel penelitian dengan menggunakan skala pengukuruan variabel, tingkat
pendapatan, interaksi sosial dan infrastruktur.
I. Teknik Analisi Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini
adalah secara deskriptif yaitu digunakan analisis statistik berupa formula
persentase karena tujuannya adalah melihat kecendrungan indikator
masing-masing variabel dikemukakan ole Sudjana (2001 : 129) dengan
rumus:
34
P = x 100%
Keterangan :
P = persentase
F = frekuensi
N = jumlah
100% = bilangan genap
35
BAB IV
TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian
Gambaran umum Kecamatan Kuranji dapat dilihat melalui kondisi
fisik dan kondisi sosial masyarakat, yaitu:
1. Letak Geografis Astronomis
Kecamatan Kuranji terletak di Kota Padang,Provinsi Sumatera
Barat, tepatnya pada 0 50’ 32” LS - 0 56’ 35” LS dan 100 22’ 17” BT -
100 27’ 44” BT. Kecamatan ini mempunyai luas wilayah 57,41 Km2.
Kecamatan kuranji berada di ketinggian 15 m dari permukaan laut,
dengan curah hujan sampai 310c. adapun daerah yang berbatasan dengan
kecamatan kuranji yaitu :
Sebelah Utara : Kecamatan Koto Tangah
Sebelah Selatan : Kecamatan Padang Timur
Sebelah Barat : Kecamatan Nanggalo
Sebelah Timur : Kecamatan Pauh
(Sumber: BPS Kota Padang 2015)
2. Pemerintahan
Kecematan Kuranji terdiri dari sembilan kelurahan, dalam tatanan
operasionalnya pada tahun 2014 dan 2015 masih terdiri dari 95 RW,
sedangkan jumlah RT yaitu sebanyak 409 pada tahun 2015.
36
Kelurahan dengan jumlah RW dan RT terbanyak adalah Kelurahan
Kuranji yaitu sebanyak 18 RW dan 94 RT, jumlah RT di Kelurahan ini tidak
mengalami pemekaran dalam 1 tahun terakhir. Selanjutnya jumlah RT dan
RW terbanyak kedua adalah Kelurahan Korong Gadang yang terdiri dari 16
RW dan 71 RT, jumlah RT di kelurahan ini tidak mengalami penambahan
dalam kurun waktu satu tahun terakhir. (Sumber: BPS Kota Padang 2015)
3. Penduduk
Penduduk Kecamatan Kuranji tahun 2013 berjumlah 135.787 jiwa
yang terdiri dari 67.448 laki-laki dan 68.339 perempuan. Pada tahu 2014
mengalami kenaikan menjadi 138.584 jiwa yang terdiri atas 68.878
laki-laki dan 69.706 perempuan. Pada tahun 2015 penduduk Kecamatan
Kuranji mencapai angka 141.343 jiwa yan terdiri dari 70.288 laki-laki
dan 71.055 perempuan. Sehingga pertumbuhan penduduk Kecamatan
Kuranji dari tahun 2013 hingga tahun 2015 adalah sebesar 2,03 %.
Komposisi penduduk menurut kelurahan di Kecamatan Kuranji yang
paling banyak adalah di Kelurahan Kuranji. Yaitu sebanyak 32.885 jiwa
yang terdiri dari 16.491 laki-laki dan 16.394 perempuan. Kelurahan
dengan komposisi penduduk terbanyak ke dua adalah Kelurahan Korong
Gadang dengan jumlah penduduk sebanyak 18.837 jiwa. Selanjutnya,
terdapat Kelurahan Pasar Ambacang dengan jumlah penduduk terbanyak
ketiga, yaitu sebanyak 18.343 jiwa.(Sumber: BPS Kota Padang 2015)
37
4. Pendidikan
Jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Kuranji yaitu terdapat 30
taman kanak-kanak, 57 Sekolah Dasar, 9 Sekolah Menengah Pertama, 8
Sekolah Menengah Atas, dan 1 Perguruan Tinggi. Sarana Pndidikan ini
tersebar di seluruh Kelurahan di Kecamatan Kuranji, yaitu terdiri dari 10
unit TK dan 15 unit SD. Sedangkan keberadaan sarana SMP tersebar di
enam Kelurahan, yaitu Kelurahan Anduriang sebanyak 1 unit, Kelurahan
Pasar Ambacang sebanyak 2 unit, kelurahan Korong Gadang sebanyak 2
unit, kelurahan kuranji 1 unit, kelurahan Gunung Sariak sebanyak unit,
dan kelurahan Sungai Sapih sebanyak 2 unit. Sarana pendidikan SMA
terdapat diempat kelurahan yaitu di kelurahan Pasar Ambacang sebanyak
1 unit, kelurahan Lubuk Lintah sebanyak 2 unit, Kelurahan Kuranji
sebanyak 3 unit. Dan satu-satu Perguruan Tinggi yang ada di Kecamatan
Kuranji terletak di Kelurahan Anduring.
Dari 57 unit Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Kuranji, 52 unit
diantaranya adalah Sekolah Dasar Negri. Sampai pada akhir tahun
2014/2015 pada Sekolah Dasar Negri tesebut terdapat sebanyak 348
kelas, 708 guru, 12.683 murid dan 2.097 lulusan.
Keberadaan sarana SD Negri tersebut tersebar di Sembilan kelurahan.
Kelurahan dengan sarana SD Negri terbanyak adalah kelurahan Kuranji
yaitu sebanyak 13 unit SD Negri, dengan 94 kelas, 207 guru, 3.475 murid
dan 571 lulusan. Selanjutnya, jumlah SD Negri terbanyak ke dua tedapat
di kelurahan Pasar Ambacang yaitu sebanyak 8 unit SD Negri, dengan 57
38
kelas, 92 guru, 1.613 murid dan 272 lulusan. Sedangkan kelurahan Lubuk
Lintah dan Ampang adalah kelurahan dengan jumlah SD Negri paling
sedikit, yaitu masing-masing 3 unit SD Negri. SD Negri di kelurahan
Lubuk Lintah memiliki 23 kelas, 47 guru, 966 murid dan 167 lulusan.
Dan untuk SD Negeri di kelurahan Ampang terdiri atas 17 kelas, 28 guru,
532 murid, dan 94 lulusan. (Sumber: BPS Kota Padang 2015)
5. Kesehatan
Di Kecamatan Kuranji jumlah fasilitas kesehatan yang tersedia
cukup memadai. Terdapat 3 unit pusat kesehatan (Puskesmas), yaitu
Puskesmas Ambacang, Puskesmas Kuranji dan Puskesmas Belimbing.
Jumlah Puskesmas tiga tahun terakhir ini masih tetap sama, sedangkan
keberadaan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Kecamatan Kuranji adalah
sebanyak 4 unit.
Selain sarana kesehatan jumlah tenaga kesehatan juga merupakan hal
yang sangat penting untuk meningkatkan keberhasilan pembangunan di
bidang kesehatan. Tahun 2015 di Kecamatan Kuranji terdapat 31 orang
dokter praktek, 37 orang bidan praktek, dan 15 orang petugas lainya.
(Sumber: BPS Kota Padang 2015)
6. Agama
Jumlah Mesjid di Kecamatn Kuranji adalah 90 unit dan tersebar di
sembilan Kelurahannya. Jumlah Mesjid terbanyak adalah di Kelurahan
Kuranji yaitu berjumlah 23 unit, sedangkan yang paling sedikit adalah di
Lubuk Lintah dan di Ampang yaitu sebanyak 5 unit mesjid, untuk
39
Mushalla di Kecamatan Kuranji terdapat sebanyak 143 unit Mushallla.
Sedangkan Gereja dan tempat beribadah lainya tidak terdapat di
Kecamatan Kuranji. (Sumber: BPS Kota Padang 2015)
7. Mata Pencarian
Dilihat dari kondisi wilayah baik secara fisiografis maupun
sosiografis, pendudk yang bermukim di kecamatan kuranji mempunyai
ata pencarian, PNS, Bertani, Swasta, Ibu Rumah Tangga, Wiraswasta,
Pedagang, dll. (Sumber: BPS Kota Padang 2015)
B. Hasil Penelitian
1. Pendapatan
1. Jenis mata pencarian pokok responden dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Mata Pencarian Responden
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 PNS 12 12,12
2 Petani 13 13,13
3 Swasta 36 36,36
4 Pedagang 38 38,38
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 12 responden
(12,12%) bekerja sebagai PNS, 13 responden (13,13%) bekerja
sebagai petani, 36 responden (36,36%) bekerja sebagai swasta, dan
38 responden (38,38%) bekerja sebagai pedagang. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
40
Gambar 2. Grafik Mengenai Jenis Mata Pencarian Responden
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa umumnya mata pencarian
masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur By Pass lebih banyak sebagai
pedagang sebanyak 38 responden dari 99 responden. Sebagian besar masyarakat
yang berada di seepanjang Jalur By Pass lebih dominan bermata pencarian
pedagang dikarenakan lokasinya yang strategis.
2. Jumlah penghasilan responden dalam satu bulan dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Jumlah Penghasilan Responden
Dalam Satu Bulan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 < Rp. 1.000.000 13 13,13
2 Rp. 1000000 22 22,22
3 Rp. 1500000 32 32,32
4 > Rp. 2.000.000 32 32,32
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
41
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 13 responden (13,13%)
memiliki pengahasilan < Rp. 1.000.000 dalam satu bulan, 22 responden (22,22%)
memiliki pengahasilan Rp. 1.000.000 dalam satu bulan, 32 responden (32,32%)
memiliki pengahasilan Rp. 1.500.000 dalam satu bulan, 32 responden (32,32%)
memiliki pengahasilan > Rp. 2.000.000 dalam satu bulan. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 3. Grafik Mengenai Jumlah Penghasilan Responden Dalam
Satu Bulan
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa umumnya penghasilan
masyarakat dalam satu bulan yaitu > Rp. 2.000.000, dari 99 responden sebanyak
32 responden yang memilik pendapatan sebanyak > Rp. 2.000.000. Hal tersebut
dikarenakan rata-rata pengasilan yang didapat terdapat dari hasil kerja pokok dan
kerja sampingan.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
42
3. Jumlah keluarga responden yang bekerja dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Jumlah Anggota Keluarga Yang
Bekerja
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 1 58 58,59
2 2 29 29,29
3 3 6 6,06
4 atau lebih 6 6,06
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa 58 responden (58,59%)
memiliki 1 anggota keluarga yang bekerja, 29 responden (29,29%)
memiliki 2 anggota keluarga yang bekerja, 6 responden (6,06%)
memiliki 3 anggota keluarga yang bekerja, 6 responden (6,06%)
memiliki lebih dari 3 anggota keluarga yang bekerja. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 4. Grafik Mengenai Jumlah Anggota Keluarga Yang
Bekerja
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
43
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga
yang bekerja yaitu dari 99 responnden sebanyak 58 responden yang bekerja hanya
1 orang. Hal tersebut dikarenakan oleh rata-rata masarakat yang berada dilokasi
penelitian orang ngontrak dan hanya ada 1 kepala keluarga, jadi secara otomatis
hanya suaminya saja yang bekerja.
4. Responden memiliki pekerjaan sampingan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Ada Tidaknya Pekerjaan Sampingan
Dari Responden
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Ada 24 24,24
2 Kadang-kadang 28 28,28
3 Jarang 6 6,06
4 Tidak Ada 41 41,41
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 24 responden
(24,24%) ada memiliki pekerjaan sampingan, 28 responden (28,28%)
kadang-kadang memiliki pekerjaan sampingan, 6 responden (6,06%)
jarang memiliki pekerjaan sampingan, 41 responden (41,41%) tidak
ada memiliki pekerjaan sampingan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
grafik pada gambar berikut ini.
44
Gambar 5. Grafik Mengenai Ada Tidaknya Pekerjaan Sampingan
Dari Responden
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa ada tidaknya pekerjaan
sampingan responden , ternyata dilihat dari lapangan lebih dominannya tidak ada
pekerjaan sampingan yaitu dari 99 orang reponden sebanyak 41 yang tidak ada
pekerjaan sampingan. Hal tersebut dikarenakan dilokasi penelitian banyak yang
berdagang, jadi waktu untuk adanya kerja sampingan tidak ada karena hanya
menghabiskan waktu di kedai/ruko dengan melayani pembeli.
5. Terpenuhinya kebutuhan hidup dengan pendapatan sekarang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Terpenuhinya Kebutuhan Hidup Dengan
Pendapatan Sekarang
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sudah 53 53,54
2 Kadang-kadang 33 33,33
3 Selalu 5 5,05
4 Belum 8 8,08
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
45
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 53 responden ( 53,54%) sudah
terpenuhi, 33 responden ( 33,33%) kadang-kadang terpenuhi, 5 responden ( 5,05%)
selalu terpenuhi, 8 responden (8,08%) belum terpenuhi. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Grafik Terpenuhinya Kebutuhan Hidup Dengan Pendapatan
Sekarang
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa apakah sudah terpenuhi
kebutuhan hidup responden dengan pendapatannya maka lebih dominannya sudah
terpenuhi dari 99 orang responden 53 responden sudah terpenuhi kebutuhan
hidupnya. Hal tersebut dikarenakan masyarakat yang sudah terpenuhi hidupnya
karena terbantu oleh hasil dagangannya sendiri, misalnya masyarakat tersebut
berjualan beras jadi secara otomatis dia tidak membeli beras lagi.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
46
6. Jumlah pengeluaran responden dalam satu hari dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel . 9 Distribusi Frekuensi Jumlah Pengeluaran Responden Dalam
Satu Hari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Rp.30.000 - Rp.50.000 31 31,31
2 Rp.50.000 - Rp.70.000 39 39,39
3 Rp.70.000 - Rp.100.000 15 15,15
4 > Rp. 100.000 14 14,14
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat pengeluaran responden dalam satu
hari bahwa 31 responden (31,31%) jumlah pengeluarannya Rp.30.000 -
Rp.50.000, 39 responden (39,39%) jumlah pengeluarannya Rp.50.000 -
Rp.70.000, 15 responden (15,15%) jumlah pengeluarannya Rp.70.000 -
Rp.100.000, 14 responden (14,14%) jumlah pengeluarannya > Rp. 100.000.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 7. Grafik Jumlah Pengeluaran Responden Dalam Satu Hari
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
47
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengeluaran
responden dalam satu hari lebih dominan sebanyak Rp 50.000 - Rp.70.000, dari
99 responden 39 responden yang pengeluaran sebanyak Rp 50.000 - Rp.70.000.
hal tersebut dikarenakan biaya pengeluaran sehari-hari tidak terlalu banyak karena
biaya tersebut dikeluarkan untuk jajan anak kesekolah dan biaya makan tidak
sepenuhnya karena bahan masak sudah ada punya sendiri seperti adanya
menanam sayuran sendiri.
7. Jumlah pengeluaran responden dalam satu minggu dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Jumlah Pengeluaran Responden Dalam
Satu Minggu
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Rp. 300000 20 20,20
2 Rp. 400.000 23 23,23
3 Rp500.000 35 35,35
4 > Rp. 500.000 21 21,21
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pengeluaran responden selama
satu minggu bahwa 20 responden (20,2%) jumlah pengeluarannya Rp.
300000, 23 responden (23,23%) jumlah pengeluarannya Rp. 400.000, 35
responden (35,35%) jumlah pengeluarannya Rp500.000, 21 responden
(21,21%) jumlah pengeluarannya > Rp. 500.000. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat grafik pada gambar berikut ini:
48
Gambar 8. Grafik Jumlah Pengeluaran Responden Dalam Satu Minggu
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengeluaran
responden dalam satu minggu lebih dominan sebanyak Rp 500.000 dari 99
responden 35 responden yang pengeluarannya dalam satu minggu senilai Rp
500.000. Hal tersebut terjadi karena biaya dalam satu minggu mencapai Rp
500.000 masyarakat rata-rata uang banyak keluar untuk kebutuhan masakan
sedangkan beberapa bahan masakan sudah ada keepunyaan sendiri seperti beras,
sayuran, dll.
8. Jumlah pengeluaran responden dalam satu bulan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 11 . Distribusi Frekuensi Jumlah Pengeluaran Responden Dalam
Satu Bulan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Rp. 700000 5 5,05
2 Rp. 800.000 12 12,12
3 Rp. 900000 12 12,12
4 > Rp. 1.000.000 70 70,71
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
49
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat pengeluaran responden selama satu
bulan bahwa 5 responden (5,05%) jumlah pengeluarannya Rp. 700000, 12
responden (12,12%) jumlah pengeluarannya Rp. 800.000, 12 responden (12,12%)
jumlah pengeluarannya Rp. 900000, 70 responden (70,71%) jumlah
pengeluarannya > Rp. 1.000.000. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada
gambar berikut ini:
Gambar 9. Grafik Jumlah Pengeluaran Responden Dalam Satu Bulan
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa jumlah pengeluaran
responden dalam satu bulan lebih dominan sebanyak > Rp 1000.000 dari 99
responden 70 responden yang pengeluarannya dalam satu bulan senilai > Rp
1000.000. Hal tersebut dikarenakan banyaknya pengeluaran terlihat dari adanya
pembayaran listrik dalam satu bulan, belum lagi tugakan hutang yang harus
dibayar dalam satu kali dalam sebulan.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
50
9. Perubahan pendapatan responden setelah adanya perubahan fungsi
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Perubahan Pendapatan Responden Setelah
Adanya Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Ada 63 63,64
2 Kadang-kadang 10 10,10
3 Tidak ada 14 14,14
4 Tidak Sama Sekali 12 12,12
Jumlah 99 100
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 63 responden (63,64%)
menjawab ada, 10 responden (10,1%) menjawab kadang-kadang, 14
responden (14,14%) menjawab tidak ada, 12 responden (12,12%) menjawab
tidak sama sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar
berikut:
Gambar 10. Grafik Perubahan Pendapatan Responden Setelah Adanya
Perubahan Fungsi Kawasan
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
51
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa apakah ada perubahan
pendapatan setelah adanya Perubahan Fungsi Kawasan maka lebih dominannya
ada, dari 99 responden 63 responden menjawab ada perubahan pendapatan. Hal
tersebut dikarenakan bahwa dengan adanya perubahan kawasan ini ruko-ruko atau
kedai yang terkena dampak perubahan tersebut mengalami pengurangan
pendapatan karena jalan menuju keruko tersebut masih belum rapi hal
tersebutlah membuat pembeli jarang belanja dan juga menurun pendapatan
masyarakat terssebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan penyebaran angket
kepada 99 orang responden diperoleh data mengenai tingkat pendapatan
responden seperti pada tabel berikut:
Tabel 13 . Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Mengenai
Tingkat Pendapatan
Angket Item
Alternatif jawaban
N A B C D
f % f % f % f %
Tingkat
Pendapatan
1 12 12,12 13 13,13 36 36,36 38 38,38 99
2 13 13,13 22 22,22 32 32,32 32 32,32 99
3 58 58,59 29 29,29 6 6,06 6 6,06 99
4 24 24,24 28 28,28 6 6,06 41 41,41 99
5 53 53,54 33 33,33 5 5,05 8 8,08 99
6 31 31,31 39 39,39 15 15,15 14 14,14 99
7 20 20,20 23 23,23 35 35,35 21 21,21 99
8 5 5,05 12 12,12 12 12,12 70 70,71 99
9 63 63,64 10 10,10 14 14,14 12 12,12 99
Berdasarkan data yang telah di dapatkan di atas, dari 9 pertanyaan tentang
Pendapatan yang telah diberikan kepada responden di Kecamatan Kuranji. Maka
52
dapat diambil kesimpulan bahwa dampak perubahahan fungsi kawasan dilihat dari
pendapatan yaitu berkurang
2. Interaksi sosial
1. Hubungan reponden dengan keluaraga inti dapat dilihat pada tabel
berikut
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan Keluarga
Inti
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 70 70,71
2 Baik 26 26,26
3 Cukup Baik 3 3,03
4 Kurang Baik 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 70 responden(70,71%)
menjawab sangat baik, 26 responden(26,26%) menjawab baik, 3
responden(3,03%) menjawab cukup baik, 0 responden menjawab kurang baik.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 11. Grafik Hubungan Responden Dengan Keluarga Inti
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
53
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa hubungan responden
dengan keluarga inti dominan baik hal tersebut terlihat dari 99 responden
sebanyak 70 responden yang menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan
masyarakat yang berada dilokasi penelitian banyak satu kepala keluarga saja jadi
menjaga hubungan dengan keluarga inti tidak sulit.
2. Hubungan responden dengan kerabat dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan
Kerabat
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 38 38,38
2 Baik 51 51,52
3 Cukup Baik 10 10,10
4 Kurang Baik 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 38 responden(38,38%)
menjawab sangat baik, 51 responden(51,52%) menjawab baik, 10
responden(10,10%) menjawab cukup baik, 0 responden menjawab kurang
baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 12. Grafik hubungan responden dengan kerabat
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
54
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa hubungan responden
dengan kerabat dominan menjawab baik. Dilihat dari 99 responden 51 responden
yang menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan masyarakat banyak yang perantau
jadi dengan menjaga komunikasi bisa menjaga hubungan dengan baik, sedangkan
dengan masyrakat yang pribumi cara menjaga hubungan yaitu dengan silaturahmi.
3. Hubungan responden dengan tetangga dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan
Tetangga
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 30 30,30
2 Baik 62 62,63
3 Cukup Baik 7 7,07
4 Kurang Baik 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 30
responden(30,30%) menjawab sangat baik, 62 responden(62,63%)
menjawab baik, 7 responden(7,07%) menjawab cukup baik, 0
responden menjawab kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 13. Grafik Hubungan Responden Dengan Tetangga
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
55
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa hubungan responden dengan
tetangga dominan menjawab baik dilihat dari 99 ressponden 62 responden yang
menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa masyrakat yang tinggal dilokasi
penelitian tetap menjaga hubungan dengan tetangga lainya dengan cara silaturahmi
atau mengada perkumpulan dalam satu kali sebulan seperti adanya perkumpulan
Ma’Jlis Ta’Lim.
4. Hubungan responden dengan lingkungan sehar-hari dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Hubungan Responden Dengan
Lingkungan Sehari-Hari
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 20 20,20
2 Baik 68 68,69
3 Cukup Baik 11 11,11
4 Kurang Baik 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 20
responden(20,2%) menjawab sangat baik, 68 responden(68,69%)
menjawab baik, 11 responden(11,11%) menjawab cukup baik, 0
responden menjawab kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
grafik pada gambar berikut ini:
56
Gambar 14. Grafik hubungan responden dengan lingkungan
sehari-hari
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa hubungan responden
dengan lingkungan sehari-hari dominan menjawab baik dilihat dari 99 ressponden
68 responden yang menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa masyrakat
bisa menjaga hubungan dilingkungan sehari-hari karena masyrakat disini masih
memakai sistem di kampung yaitu masih tegur menegur dalam apapun.
5. Budaya dalam kehidupan keluaraga responden sekarang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Budaya Dalam Kehidupan Keluarga
Responden Sekarang
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Kuat 17 17,17
2 Modern 4 4,04
3 Tradisonal 18 18,18
4 Biasa-biasa Saja 60 60,61
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
57
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 17 responden(17,17%)
menjawab kuat, 4 responden(4,04%) menjawab modern, 18
responden(18,18%) menjawab tradisonal, 60 responden (60,61%)
menjawab biasa-biasa saja. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada
gambar berikut ini:
Gambar 15. Grafik Budaya Dalam Kehidupan Keluarga Responden
Sekarang
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa budaya dalam kehidupan
keluarga responden sekarang, dominan menjawab biasa-biasa saja dilihat dari 99
ressponden 60 responden yang menjawab biasa-biasa saja. Hal tersebut
dikarenakan bahwa masyrakat yang berada di lokasi penelitian mamakai budaya
yang biasa tidak seperti yang dikampung-kampung yang masih kuat budayanya.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
58
6. Permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan fungsi
kawasan di kecamatan kuranji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Tentang Adanya Permasalahan Yang
Ditimbulkan Dari Adanya Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Ada 65 65,66
2 Kadang-kadang 22 22,22
3 Tidak Ada 10 10,10
4 Tidak Sama Sekali 2 2,02
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 65 responden(765,66%)
menjawab ada, 22 responden(22,22%) menjawab kadang-kadang, 10
responden(10,1%) menjawab tidak ada, 2 responden (2,02) menjawab tidak
sama sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut
ini:
Gambar 16. Grafik Tentang Adanya Permasalahan Yang Ditimbulkan
Dari Adanya Perubahan Fungsi Kawasan
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
59
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa apakah ada permasalahan
yang ditimbulkan dari adanya perubahan fungsi kawasan, dominan menjawab ada
dilihat dari 99 ressponden 65 responden yang menjawab ada. Hal tersebut
dikarenakan bahwa dengan adanya perubahan tersebut banyak rumah, kedai ruko
yang terkena untuk pelebaran jalan tampa adanya ganti rugi.
Tabel 20. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Mengenai
Interaksi Sosial
Angket Item
Alternatif jawaban
N A B C D
f % f % F % f %
Interaksi
Sosial
1 70 70,71 26 26,26 3 3,03 0 0,00 99
2 38 38,38 51 51,52 10 10,10 0 0,00 99
3 30 30,30 62 62,63 7 7,07 0 0,00 99
4 20 20,20 68 68,69 11 11,11 0 0,00 99
5 17 17,17 4 4,04 18 18,18 60 60,61 99
6 65 65,66 22 22,22 10 10,10 2 2,02 99
Berdasarkan data yang telah di dapatkan di atas, dari 6 pertanyaan tentang
Interaksi Sosial yang telah diberikan kepada responden di Kecamatan Kuranji.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dampak perubahahan fungsi kawasan
dilihat dari interaksi sosialnya yaitu baik.
60
3. Pembangunan fisik
1. Menurut responden tentang proses pembangunan di kecamatan kuranji
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Pendapat Responden Tentang Proses
Pembangunan Di Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Lancar 1 1,01
2 Lancar 37 37,37
3 Cukup Lancar 33 33,33
4 Kurang Lancar 28 28,28
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 1 responden(1,01%) menjawab
sangat lancar, 37 responden(37,37%) menjawab lancar, 33 responden(33,33%)
menjawab cukup lancar, 28 responden (28,28%) menjawab kurang lancar. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 17. Grafik Mengenai Pendapat Responden Tentang Proses
Pembangunan Di Kuranji
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
61
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa proses pembangunan di
Kuranji, dominan menjawab lancar dilihat dari 99 ressponden 37 responden yang
menjawab lancar. Hal tersebut dikarenakan bahwa daerah berada di lokasi
strategis .
2. Menurut responden kondisi jalan/jembatan di kecamatan kuranji dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Menurut Responden Kondisi Jalan/
Jembatan Di Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 12 12,12
2 Baik 42 42,42
3 Cukup Baik 32 32,32
4 Kurang Baik 13 13,13
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 12 responden(12,12%)
menjawab sangat baik, 42 responden(42,42%) menjawab baik, 32
responden(32,32%) menjawab cukup baik, 13 responden (13,13%)
menjawab kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada
gambar berikut ini:
62
Gambar 18. Grafik Mengenai Menurut Responden Kondisi Jalan/
Jembatan Di Kuranji
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa kondisi jalan/ jembatan di
Kuranji, dominan menjawab lbaik dilihat dari 99 ressponden 42 responden yang
menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa jalan/jembatannya baru
diperbaiki setelah adanya perubahan kawasan yang dulunya jembatan hanya satu
sekarang sudah dua, jadi bisa mengurangi tingkat kemacetan.
3. Pendapat responden tentang kelayakan jalan/jembatan di kecamatan
kuranji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Pandangan Responden Tentang
Kelayakan Jalan/Jembatan Kecamatan Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Layak 3 3,03
2 Layak 53 53,54
3 Cukup Layak 37 37,37
4 Kurang Layak 6 6,06
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
63
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 3 responden(3,03%)
menjawab sangat layak, 53 responden(53,54%) menjawab layak, 37
responden(37,37%) menjawab cukup layak, 6 responden (6,06%) menjawab
kurang layak.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 19. Grafik Mengenai Pandangan Responden Tentang
Kelayakan Jalan/Jembatan Kecamatan Kuranji
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa pandangan responden
tentang kelayakan jalan/jembatan Kecamatan Kuranji, dominan menjawab layak
dilihat dari 99 ressponden 53 responden yang menjawab layak. Hal tersebut
dikarenakan bahwa jembatan / jalan masih dalam keadaan baru diperbaiki maka
secara otomatis layak untuk dilalui.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
64
4. Pendapat responden tentang kondisi fisik jalan/jembatan sebelum dan
sesudah di kecamatan kuranji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Pandangan Responden Tentang
Kondisi Fisik Jalan/Jembatan Sebelum Dan Sesudah Di
Kecamatan Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 4 4,04
2 Baik 61 61,62
3 Cukup baik 28 28,28
4 Kurang Baik 6 6,06
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 4 responden(4,04%)
menjawab sangat baik, 61 responden(61,62%) menjawab baik, 28
responden(28,28%) menjawab cukup baik, 6 responden (6,06%)
menjawab kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada
gambar berikut ini:
Gambar 20. Grafik Mengenai Pandangan Responden Tentang Kondisi
Fisik Jalan/Jembatan Sebelum Dan Sesudah Di
Kecamatan Kuranji
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
65
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa pandangan responden
tentang kondisi fisik jalan/jembatan sebelum dan sesudah di kecamatan kuranji,,
dominan menjawab baik dilihat dari 99 ressponden 61 responden yang menjawab
baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa kondisi fisik baik karena masih bisa dilalui
dengan orang banyak dengan lancar.
5. pembangunan ruko di kecamatan kuranji berjalan lancar dapat dilihat
pada tabel berikut
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Pendapat Responden tentang
Pembangunan Ruko di Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Lancar 46 46,46
2 Lancar 44 44,44
3 Cukup Lancar 9 9,09
4 Kurang Lancar 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 46 reponden(46,46%)
menjawab sangat lancar, 44 responden(44,44%) menjawab lancar, 9
responden(9,09%) menjawab cukup lancar, 0 responden (0%) menjawab kurang
lancar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
66
Gambar 21 Grafik Mengenai Pendapat Responden Tentang
Pembangunan Ruko Di Kuranji
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa pendapat responden tentang
pembangunan ruko di kuranji, dominan menjawab sangat lancar dilihat dari 99
ressponden 46 responden yang menjawab sangat lancar. Hal tersebut dikarenakan
bahwa lokasi untuk pembangunan ruko sangat strategis apalagi setelah adanya
perubahan kawasan.
6. Perubahan fungsi kawasan mempengaruhi pembangunan ruko di
kecamatan kuranji dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Perubahan Fungsi Kawasan Hinterland
Mempengaruhi Pembangunan Ruko Di Kecamatan Kuranji
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Berpengaruh 34 34,34
2 Berpengaruh 45 45,45
3 Cukup Berpengaruh 10 10,10
4 Tidak Berpengaruh 10 10,10
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
67
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa 34 responden(34,34%)
menjawab sangat berpengaruh, 45 responden(45,45%) menjawab
berpengaruh, 10 responden(10,1%) menjawab cukup berpengaruh, 10
responden (10,1%) menjawab tidak berpengaruh. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 22. Grafik Mengenai Perubahan Fungsi Kawasan
Mempengaruhi Pembangunan Ruko Di Kecamatan
Kuranji
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa perubahan fungsi kawasan
mempengaruhi pembangunan ruko di kecamatan kuranji, dominan menjawab
berpengaruh dilihat dari 99 ressponden 45 responden yang menjawab berpengaruh.
Hal tersebut dikarenakan bahwa pembagunan yang sedang berlangsung akan
terhambat oleh perubahan kawasan karena pemerintah melakukan perubahan
kawasan tepat di bagian tepi jalan.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
68
7. Kondisi ruko sebelum terjadinya perubahan kondisi kawasan dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Kondisi Ruko Sebelum Terjadinya
Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Baik 3 3,03
2 Baik 56 56,57
3 Cukup Baik 27 27,27
4 Kurang Baik 13 13,13
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 3 responden(3,03%)
menjawab sangat baik, 56 responden(56,57%) menjawab baik, 27
responden(27,27%) menjawab cukup baik, 13 responden (13,13%) menjawab
kurang baik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut
ini:
Gambar 23. Grafik Mengenai Kondisi Ruko Sebelum Terjadinya
Perubahan Fungsi Kawasan
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
69
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa kondisi ruko sebelum
terjadinya perubahan fungsi kawasan, dominan menjawab bai dari 99 ressponden
56 responden yang menjawab baik. Hal tersebut dikarenakan bahwa rata-rata yang
terkena perubahan fungsi kawasan ini yang kena ruko dan rumah masyrakat,
sebelum terjdi perubahan lokasi rumah dan ruko kondisinya baik.
8. Setelah adanya perubahan fungsi kawasan berpengaruh terhadap
bertambahnya luas ruko dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28. Distribusi Frekuensi Perubahan Fungsi Kawasanberpengaruh
Terhadap Bertambahnya Luas Ruko
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Berpengaruh 35 35,35
2 Berpengaruh 49 49,49
3 Cukup Berpengaruh 7 7,07
4 Tidak Berpengaruh 8 8,08
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 35 responden (35,35%)
menjawab sangat berpengaruh, 49 responden (49,49%) menjawab
berpengaruh, 7 responden (7,07%) menjawab cukup berpengaruh, 8
responden (8,08%) menjawab tidak berpengaruh. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat grafik pada gambar berikut ini:
70
Gambar 24. Grafik Mengenai Perubahan Fungsi Kawasan berpengaruh
Terhadap Bertambahnya Luas Ruko
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa apakah perubahan fungsi
kawasan berpengaruh terhadap bertambahnya luas ruko, dominan menjawab
berpengaruh dari 99 ressponden 49 responden yang menjawab berpengaruh. Hal
tersebut dikarenakan bahwa rata-rata ruko-ruko yang berada di lokasi penelitian
terkena oleh perubahan fungsi kawasan.
9. Pertambahan mendirikan ruko setelah terjadinya perubahan fungsi
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 29 Distribusi Frekuensi Adanya Pertambahan Mendirikan
Ruko Setelah Terjadinya Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Ada 80 80,81
2 Kadang-kadang 15 15,15
3 Tidak ada 4 4,04
4 Tidak Sama Sekali 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 80 responden(80,81%)
menjawab sangat ada, 15 responden(15,15%) menjawab kadang-kadang, 4
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
71
responden(4,04%) menjawab tidak ada, 0 responden (0%) menjawab tidak
sama sekali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut:
Gambar 25. Grafik Mengenai Adanya Pertambahan Mendirikan Ruko
Setelah Terjadinya Perubahan Fungsi Kawasan
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa apakah ada pertambahan
mendirikan ruko setelah terjadinya perubahan fungsi kawasan, dominan
menjawab ada dari 99 ressponden 80 responden yang menjawab ada. Hal tersebut
dikarenakan bahwa lokasi untuk mendirikan sangat strategis yang berda di pusat
kota dan mudah di jangkau.
10. Luas bangunan rumah responden sebelum terjadinya perubahan fungsi
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Luas Bangunan Rumah Responden
Sebelum Terjadi Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 > 15 meter 31 31,31
2 10 - 15 meter 50 50,51
3 5 - 10 meter 16 16,16
4 < 5 meter 2 2,02
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
72
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 31 responden(31,31%)
menjawab >15 meter, 50 responden(50,51%) menjawab 10-15 meter, 16
responden(16,16%) menjawab 5-10 meter, 2 responden (2,02%) menjawab
<5 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 26. Grafik Mengenai Luas Bangunan Rumah Responden
Sebelum Terjadi Perubahan Fungsi Kawasan
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai berapa luas
bangunan rumah responden sebelum terjadi perubahan fungsi kawasan, dominan
menjawab 10-15meter dari 99 ressponden 50 responden yang menjawab
10-15meter. Hal tersebut dikarenakan bahwa rata-rata masyarakat memiliki rumah
sendiri dan rumah mengontrak akan tetapi luas rumah untuk mengontrak termasuk
besar karena rata-rata rumah yang dikontrak tersebut ada tokonya atau ruko.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
73
11. Luas bangunan rumah responden setelah terjadinya perubahan fungsi
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Luas Bangunan Rumah Responden
Setelah Terjadi Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 > 15 meter 8 8,08
2 10 - 15 meter 30 30,30
3 5 - 10 meter 49 49,49
4 < 5 meter 12 12,12
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 8 responden(8,08%)
menjawab >15 meter, 30 responden(30,30%) menjawab 10-15 meter, 49
responden(49,49%) menjawab 5-10 meter, 12 responden (12,12%) menjawab
<5 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut ini:
Gambar 27. Grafik Mengenai Luas Bangunan Rumah Responden Setelah
Terjadi Perubahan Fungsi Kawasan
:
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai berapa luas
bangunan rumah responden setelah terjadi perubahan fungsi kawasan, dominan
menjawab 5-10 meter dari 99 ressponden 49 responden yang menjawab 5-10meter.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
74
Hal tersebut dikarenakan bahwa rumah atau ruko rata-rata terkena oleh perubahan
kawasan.
12. Adanya perubahan fungsi kawasan apakah ada pengaruhnya terhadap
luas bangunan rumah dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Adanya Pengaruh Perubahan Fungsi
Kawasan Terhadap Luas Bangunan Rumah Responden
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Berpengaruh 50 50,51
2 Berpengaruh 20 20,20
3 Cukup Berpengaruh 6 6,06
4 Tidak Berpengaruh 23 23,23
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan table di atas dapat dilihat bahwa 50 responden(50,51%)
menjawab sangat berpengaruh, 20 responden(20,2%) menjawab berpengaruh,
6 responden(6,06%) menjawab cukup berpengaruh, 23 responden (23,23%)
menjawab tidak berpengaruh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada
gambar berikut ini:
Gambar 28. Grafik Mengenai Adanya Pengaruh Perubahan Fungsi
Kawasan Terhadap Luas Bangunan Rumah Responden
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
75
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai apakah ada
pengaruh perubahan fungsi kawasan terhadap luas bangunan rumah responden, ,
dominan menjawab sangat berpengaruh dari 99 ressponden 50 responden yang
menjawab sangat berpengaruh. Hal tersebut dikarenakan bahwa rumah atau ruko
-ruko yang dulu merupakan tanah untuk pelebaran jalan oleh pemerintah.
13. Kondisi pembangunan rumah sebelum terjadinya perubahan fungsi
kawasan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Kondisi Bangunan Rumah Sebelum
Terjadinya Perubahan Fungsi Kawasan
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Bagus 12 12,12
2 Bagus 50 50,51
3 Cukup Bagus 32 32,32
4 Kurang Bagus 5 5,05
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 12 responden(12,12%)
menjawab sangat bagus, 50 responden(50,51%) menjawab bagus, 32
responden(32,32%) menjawab cukup bagus, 5 responden (5,05%) menjawab
kurang bagus. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut
ini:
76
Gambar 29. Grafik Mengenai Kondisi Bangunan Rumah Sebelum
Terjadinya Perubahan Fungsi Kawasan
:
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai bagaimana
kondisi bangunan rumah sebelum terjadinya perubahan fungsi kawasan , dominan
menjawab bagus dari 99 ressponden 50 responden yang menjawab bagus. Hal
tersebut dikarenakan bahwa rumah atau ruko tidak ada diganggu gugat oleh
pemerintah untuk pelebaran jalan.
14. Setelah terjadinya perubahan fungsi kawasan responden merasa puas
dengan pembangunan rumah yang sekarang dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 34 Distribusi Frekuensi Setelah Terjadinya Perubahan Fungsi
Kawasan Responden Merasa Puas Dengan Pembangunan
Rumah Yang Sekarang
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 Sangat Puas 37 37,37
2 Puas 42 42,42
3 Cukup Puas 20 20,20
4 Kurang Puas 0 0,00
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
77
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 37 responden(37,37%)
menjawab sangat puas, 42 responden(42,42%) menjawab puas, 20
responden(20,2%) menjawab cukup puas, 0 responden (0%) menjawab
kurang puas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar berikut
ini:
Gambar 30. Grafik Mengenai Setelah Terjadinya Perubahan Fungsi
Kawasan Responden Merasa Puas Dengan Pembangunan
Rumah Yang Sekarang
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai apakah sesudah
terjadi perubahan fungsi kawasan responden merasa puas dengan pembangunan
rumah yang sekarang , dominan menjawab puas dari 99 ressponden 42 responden
yang menjawab puas. Hal tersebut dikarenakan bahwa masyrakat tidak akan
menunggu ganti rugi untuk memperbaiki rumahnya, jadi sedikit demi sedikit
diangsur-angsur juga untuk membangun kembali.
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
78
15. Kondisi fisik bangunan rumah responden yang ditempati sekarang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35. Distribusi Frekuensi Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Responden Yang Sekarang
No Alternatif Jawaban Frekuensi Persentase(%)
1 permanen 100% 26 26,26
2 semi Permanen 100% 18 18,18
3 semi Permanen 50% 49 49,49
4 Kayu/Papan 6 6,06
Jumlah 99 100
Sumber: olahan data primer 2017
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa 26 responden(26,26%)
menjawab permanen 100%, 18 responden(18,18%) menjawab semi permanen
100%, 49 responden(49,49%) semi permanen 50%, 6 responden (6,06%)
menjawab kayu/papan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat grafik pada gambar
berikut ini:
Gambar 31. Grafik Mengenai Kondisi Fisik Bangunan Rumah
Responden Yang Sekarang
Dari analisa deskriptif di atas dapat dilihat bahwa mengenai bagaimana
kondisi fisik bangunan rumah responden yang sekarang , dominan menjawab semi
permanen 50% dari 99 ressponden 49 responden yang menjawab semi permanen
Fre
kuen
si
Alternatif Jawaban
79
50% . Hal tersebut dikarenakan bahwa rumah masyrakat tidak sama seperti
sebelum terjadinya perubahan fungsi kawasan untuk membuat kenyamanan
tinggal masing-masing maka masyarakat tersebut memperbaiki rumahnya seperti
semi permanen 50%.
Tabel 36. Rekapitulasi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Mengenai
Pembangunan Fisik
Angket Item
Alternatif jawaban
N A B C D
F % F % f % F %
Pembangunan
Fisik
1 1 1,01 37 37,37 33 33,33 28 28,28 99
2 12 12,12 42 42,42 32 32,32 13 13,13 99
3 3 3,03 53 53,54 37 37,37 6 6,06 99
4 4 4,04 61 61,62 28 28,28 6 6,06 99
5 46 46,46 44 44,44 9 9,09 0 0,00 99
6 34 34,34 45 45,45 10 10,10 10 10,10 99
7 3 3,03 56 56,57 27 27,27 13 13,13 99
8 35 35,35 49 49,49 7 7,07 8 8,08 99
9 80 80,81 15 15,15 4 4,04 0 0,00 99
10 31 31,31 50 50,51 16 16,16 2 2,02 99
11 8 8,08 41 41,41 38 38,38 12 12,12 99
12 50 50,51 20 20,20 6 6,06 23 23,23 99
13 12 12,12 50 50,51 32 32,32 5 5,05 99
14 37 37,37 42 42,42 20 20,20 0 0,00 99
15 34 34,34 28 28,28 29 29,29 8 8,08 99
Berdasarkan data yang telah di dapatkan di atas, dari 15 pertanyaan tentang
Pembangunan Fisik yang telah diberikan kepada responden di Kecamatan Kuranji.
Maka dapat diambil kesimpulan bahwa dampak perubahahan fungis kawasan
terjadi dengan pesat, hal tersebut terlihat dari adanya pembangunan ruko-ruko,
pembangunan rumah dan jalan.
80
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian tentang Dampak
perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di
kecamatan kuranji.
Pertama, hasil penelitian menunjukan bahwa dampak perubahan fungsi
kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan nodal di kecamatan kuranji di lihat
dari segi pendapatan yaitu terlihat menurun hal tersebut dikarenakan rata-rata
mata pencarian masyrakat yang tinggal disepanjang jalur By Pass adalah
pedagang, dengan terjadinya perubahan tersebut maka rata-rata ruko-ruko,kedai
tempat masyarakat tersebut menjual terkena oleh perubahan kawasan hal
tersebutlah yang membuat pendapatan masyarakat menurun.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Desniarti,
2012) menyatakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tetap tentang
posisi ekonomi keluarga, pada umumnya keluarga yang memiliki pendapatan
yang rendah hanya bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer saja
terutama untuk keperluan makanan sedangkan untuk keperluan lain belum dapat
diperhatikan, misalnya untuk memperhatikan pendidikan dan kesehatan disekitar
lingkungan. Seperti yang ditemukan keadaan di lapangan tingkat pendapatan
sebelum terjadi perubahan dengan setelah terjadi perubahan berbeda.
Kedua, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan bahwa
dampak perubahan fungsi kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan nodal di
kecamatan kuranji di lihat dari segi interaksi sosial yaitu telihat baik karena
81
masyarakat sepanjang jalur By Pass tersebut masih menjaga silaturrahmi dengan
erat dengan keluarga, tetangga dan family lainya.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Soekanto,2007) Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang
dinamis yang menyangkut hubungan antara orang-perongan, kelompok-kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. Dari
penjelasan di atas maka sesuai dengan keadaan di lapangan bahwasanya interaksi
sosial di lokasi penelitian terjalin baik.
Ketiga, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dilapangan bahwa
dampak perubahan fungsi kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan nodal di
kecamatan kuranji di lihat dari segi pembangunan fisik yaitu pembanguna yang
terjadi di sepanjang jalur By Pass terjadi sangat pesat karena dengan adanya
perubahan kawasan tersebut maka masyarakat banyak yang membangun rumah,
jembatan dan ruko-ruko.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Mandagi
:2011) bahwa pembangunan merupakan upaya yang sistematik dan
berkesinambungan atau berkelanjutan untuk mencapai keadaan yang dapat
menyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian aspirasi bagi setiap
warga. Dari penjelasan tersebut maka sesuai dengan keadaan di lapangan
bahwasanya pembangunan setelah terjadinya perubahan kawasan pembangunan
semakin bertambah,seperti adanya pembangunan jalan, pembangunan jembatan
dan pembangunan ruko.
82
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dampak perubahan fungsi kawasan hiterland
menjadi salah satu kawasan nodal di kecamatan kuranji kota padang, maka
dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dampak perubahan fungsi kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan
nodal di kecamatan kuranji di lihat dari segi pendapatan yaitu bisa di lihat
dari jumlah pendapatan masyarakat dalam satu bulan sebanyak Rp
2.000.000
2. Dampak perubahan fungsi kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan
nodal di kecamatan kuranji di lihat dari segi interaksi sosial yaitu terlihat
dari hubungan masyarakat, dengan keluarga inti sangat baik dan
hubungan masyarakat dengan tetangga baik
3. Dampak perubahan fungsi kawasan hiterland menjadi salah satu kawasan
nodal di kecamatan kuranji di lihat dari segi pembangunan fisik adanya
perubahan yang pesat, seperti adanya pembangunan jembatan,ruko-ruko
dan pembangunan rumah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian dan kesimpulan yang dikemukakan diatas maka
peneliti menyarankan sebagai berikut :
1. Bagi masyarakat yang tinggal disepanjang jalan by pass yang terkena
dampak perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu
83
kawasan nodal datang agar mau menerima perubahan yang dilakukan
pemerintah agar daerah akan lebih maju dan berkembang
2. Diharapkan bagi pemerintah dan instansi terkait harus
mempertimbangkan kondisi masyarakat yang tanah, bangunan, toko,
kedai, dll yang terkena dampak perubahan maupun kerugian yang
ditumbulkan dari perubahan kawasan Hinterland menjadi salah satu
kawasan Nodal
3. Bagi peneliti lanjutan, penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan rujukan
dan pedoman yang bermanfaat dan menambah wawasan pembaca dan
peneliti sendiri.
84
DAFTAR PUSTAKA
Adji, Wahyudi,Dkk.2007.Ekonomi Sma/Ma Kelas X.Erlangga: jakarta
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta. Rneka Cipta
2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
2010. manajemen Penelitian. Jakarta. Rneka Cipta
Darwanto, Dwidjono Hadi. 2013. Perencanaan Pengembangan Wilayah
(Penilaian Ekonomi Wilayah). Yogyakarta: Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada.
Desniarti. 2012 studi kesejahteraan nelayan tradisional dikampung sungai
pampan nagari koto nan tigo kecamatan batang kapas kabupatenpesisir
selatan. skripsi
Djakapermana, Ruchyat Deni. 2010. Pengembangan Wilayah Melalui Pendekatan
Kesisteman. Bogor: IPB Press.
Elsa. 2014. “Strategi Pengembangan Desa Tertinggal Di Nagari Batu Banyak,
Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok”. Tesis Pascasarjana UNP
Elita, Yasri. 2014. “Dampak Pembangunan Prasarana Jalan Bagi Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Jorong Aie Abu Nagari Aie Dingin Kecamatan Lembah
Gumanti Kabupaten Solok”Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Febriyani, Risna vol.2, no 3 hal 440 - 446. Pengembangan Wilayah Hinterland Di
Kecamatan Kedungkandang Sebagai Upaya Peninngkatan Pelayanan Puplik.
Malang: Universitas Brawijaya.
Jayadinata, Johara T dan Pramandika, J.G.P.2006. Pembangunan Desa Dalam
Perencanaan. Bandung: ITB.
Mardani, Mela. 2013 . Kondisi Sosial Ekonomi Dan Lingkungan Masyarakat
Sebelum Dan Sesudah Pembagunan Pasar Di Nagari Talaok Kecamatan
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Padang . STKIP PGRI Sumatera Barat.
Murlianto, Roki . 2014 . Faktor Yang Memepengaruhi Pendapatan Petani Kolam
Ikan Mas Di Kanagarian Lansek Kadok Kecamatan Rao Selatan Kabupaten
Pasaman.Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
85
Nurgihantoro, Burhan. Dkk. 2012 . Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu
Sosial.Yogyakarta.Gadjah Mada University Press
Riyadi, Deddy .2005. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Riza , Nova. 2014. Kondisi Sosial Ekonomi Penamang Pasir Di Kejorongan
Petok Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman. STKIP PGRI Sumatera
Barat.
Rustiadi, Ernan, dkk. 2011. Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah. Jakarta:
Yayasan Pustaka Obor Indonesa..
Sari, Endang Permata. 2015. Pengembangan Desa Tertinggal di Nagari Siguntur
Kecematan Sitiung Kabupaten Dharmasraya. Padang: STKIP PGRI
Sumatera Barat.
Sari, Rahmi Purnama. (2012), kondisi sosial ekonomi penambang emas rakyat
dinagari tambang kecamatan IV jurai kabupaten pesisir selatan. skripsi
Sudarya, dudu, dkk. vol 19 no.2 Desember 2013 hal 134-140. Analisis
Perkembangan Ekonomi Wilayah Untuk Arahan Pembangunan Kecamatan di
Wilayah Pesisir Kabupaten Garut. Bogor: IPB.
Sumpemo, Wahjudin. 2014. Perencanaan Desa Terpadu, Edisi Kedua. Banda
Aceh: Read
Soekanto. 2001. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Wardini, Pefti. (2014). Kondisi Sosial Ekonomi Tenaga Kerja Penembang Emas
Di Daerah Durian Simpai Kecamatan Sambilan Koto Kabupaten
Dharmasraya. Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
86
Lampiran I
INSTRUMEN PENELITIAN
DAMPAK PERUBAHAN FUNGSI KAWASAN HINTERLAND MENJADI
SALAH SATU KAWASAN NODAL DI KECAMATAN KURANJI
KOTA PADANG
I. Pengantar
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Sebelumnya saya mendoakan Bapak berada dalam keadaan sehat
walafi’at dan selalu dilindungi oleh ALLAH SWT, sehingga bapak dapat
bermurah hati memberikan informsi dengan suka rela dan penuh kejujuran
serta keadilan. Daftar pertanyaan ini saya susun semata-mata unuk
memperoleh informasi yang di butuhkan dalam menyelesaikan skripsi atau
tugas akhir dari pendidikan yang sedang saya ikuti pada program studi
Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Sehingga data yang Bapak berikan tidak tidak akan menimbulkan
masalah dikemudian hari, oleh sebab itu saya harapkan sekali kepada
Bapak untuk dapat memberikan informasi melalui daftar pertanyaan ini
dengan sejujurnya.
Atas bantuan dan jawaban yang Bapak berikan , penulis ucapkan
terima kasih.
II. Petunjuk Pengisian Angket
1. Isi identitas Bapak terlebih dahulu secara tepat dan benar.
2. Bacalah sejelas mungkin sehingga Bapak / Ibu paham dan mengerti
dengan maksud pertanyaan dibawah ini.
3. Beri tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak anggap tepat dan
benar.
87
III. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Alamat :
IV. Daftar pertanyaan
A. Tingkat Pendapatan
1. Apa jenis mata pencaharian pokok Bapak/Ibu?
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
b. Petani
c. Swasta
d. Pedagang
2. Berapa jumlah penghasilan Bapak/Ibu dalam satu bulan?
a. <Rp. 1.000.000
b. Rp. 1.000.000
c. Rp. 1.500.000
d. > Rp. 2.000.000
3. Berapakah jumlah anggota keluarga Bapak/ Ibu yang berkerja ?
a. 1
b. 2
c. 3
d. Atau lebih
4. Disamping pekerjaan pokok Bapak/Ibu, apakah Bapak/Ibu ada pekerjaan
sampingan?
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak ada
88
5. Menurut Bapak/Ibu, sudah terpenuhikah kebutuhan hidup dengan
pendapatan sekarang?
a. Sudah
b. Kadang-kadang
c. Selalu
d. Belum
6. Berapakah jumlah pengeluaran Bapak/Ibu, dalam satu hari?
a. Rp 30.000 - Rp 50.000
b. Rp 50.000 - Rp 70.000
c. Rp 70.000 - Rp 100.000
d. > Rp 100.000
7. Berapakah jumlah pengeluaran Bapak/Ibu, dalam satu minggu ?
a. Rp 300.000
b. Rp 400.000
c. Rp 500.000
d. > Rp 500.000
8. Berapakah jumlah pengeluaran Bapak/Ibu, dalam satu bulan?
a. Rp 700.000
b. Rp 800.000
c. Rp 900.000
d. >Rp 1000.000
9. Apakah ada perubahan pendapatan bapak/ibu dengan adanya perubahan
fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di
kecamatan kuranji?
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
d. Tidak sama sekali
89
B. Interaksi Sosial
1. Bagaimanakah hubungan Bapak/Ibu dengan kelurga inti?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
2. Bagaimanakah hubungan Bapak/Ibu dengan kerabat?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
3. Bagaimanakah hubungan Bapak/Ibu dengan tetangga?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
4. Bagaimanakah hubungan Bapak/Ibu dengan lingkungan sehari-hari?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
5. Bagaimana budaya dalam kehidupan keluarga Bapak/Ibu sekarang?
a. Kuat
b. Modern
c. Tradisional
d. Biasa-biasa saja
90
6. Apakah ada permasalahan yang ditimbulkan dari dengan adanya
perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal
di kecamatan kuranji?
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
d. Tidak sama sekali
C. Pembangunan Fisik
1. Bagaimanakah menurut Bapak / Ibuk tentang poses pembangunan di
Kuranji?
a. Sangat lancar
b. Lancar
c. Cukup lancar
d. Kurang lancar
2. Bagaimanakah menurut Bapak/ ibuk kondisi jalan / jembatan kecamatan
kuranji?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
3. Bagaimanakah pandangan Bapak/Ibuk tentang kelayakan jalan/jembatan
kecamatan kuranji?
a. Sangat layak
b. Layak
c. Cukup layak
d. Kurang layak
91
4. Bagaimanakah pandangan bapak / ibuk tentang kondisi fisik jalan /
jembatan sebelum dan sesudah di kecamatan kuranji?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
5. Menurut Bapak / Ibuk apakah pembangunan ruko di Kuranji lancar?
a. Sangat lancar
b. Lancar
c. Cukup lancar
d. Kurang lancar
6. Apakah dengan adanya perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi
salah satu kawasan nodal akan mempengaruhi pembangunan ruko di
Kecamatan Kuranji?
a. Sangat berpengaruh
b. Berpengaruh
c. Cukup berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
7. Bagaimanakah kondisi ruko sebelum terjadinya perubahan fungsi
kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di Kecamatan
Kuranji?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Cukup baik
d. Kurang baik
8. Apakah setelah adanya perubahan fungsi kawasan hinterland menjadi
salah satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji berpengaruh terhadap
bertambahnya luas ruko?
a. Sangat berpengaruh
b. berpengaruh
c. Cukup berpengaruh
92
d. Kurang berpengaruh
9. Apakah ada pertambahan mendirikan ruko setelah terjadinya perubahan
kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di Kecamatan
Kuranji?
a. Ada
b. Kadang-kadang
c. Tidak ada
d. Tidak sama sekali
10. Berapa luas bangunan rumah Bapak/Ibu sebelum terjadinya perubahan
kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di Kecamatan
Kuranji?
a. > 15 meter
b. 10 meter-15 meter
c. 5 meter-10 meter
d. <5 meter
11. Berapa luas bangunan rumah Bapak/Ibu setelah terjadinya perubahan
kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di Kecamatan
Kuranji?
a. > 15 meter
b. 10 meter-15 meter
c. 5 meter-10 meter
d. <5 meter
12. Dengan adanya perubahan kawasan hinterland menjadi salah satu
kawasan nodal di Kecamatan Kuranji apakah ada pengaruh terhadap luas
bangunan rumah?
a. Sangat berpengaruh
b. Berpengaruh
c. Cukup berpengaruh
d. Tidak berpengaruh
93
13. Bagaimanakah kondisi pembangunan rumah sebelum terjadinya
perubahan kawasan hinterland menjadi salah satu kawasan nodal di
Kecamatan Kuranji?
a. Sangat bagus
b. Bagus
c. Cukup bagus
d. Kurang bagus
14. Apakah sesudah terjadinya perubahan kawasan hinterland menjadi salah
satu kawasan nodal di Kecamatan Kuranji, Bapak/Ibu merasa puas
dengan pembangunan rumah yang sekarang?
a. Sangat puas
b. Puas
c. Cukup puas
d. Kurang puas
15. Bagaimanakah kondisi fisik bangunan rumah bapak/ibu yang di tempati
sekarang?
a. Permanen 100%
b. Semi permanen 100%
c. Semi permanen 50%
d. Kayu/papan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 c b a a d d d d d b b b b c c d d d b d a d a b b d a d d d
2 b a a d b a a a a b b b b d a b b b b c b b a a b b d c c c
3 d c a d a a a d b b a b a d c c c c c b d c d a b a c c b a
4 c c a b a d d d a a b b b b a c b b a c a b a a b c a a b b
5 c c a b a b b c a b b b c d a c c b b b a b a a b c a b c b
6 d b a b a a a b b a a b b a a b c b c c a b a a c d a c c d
7 d b b b a b b d b a a a c a a c b b b c a b a a b c a c c c
8 d a b a a d d d a a b b b a a b a c b c a c a a c d a b b c
9 d a b a a d d d a a b b b a a b a c b c a c a a c d a b b c
10 c a a d b a a a a a a b b a a b c b c c a b a a b c a b d b
11 c a a d a a a a a b b b b d a b c b c c a b a a b c a b d b
12 d b a a b b c c a a a b b a a d c c b c b b a a b d a b c c
13 d b a a b b c c a a a b b a a d c c b c b b a a b d a b c c
14 d c a d a c d d a a a a a a a c b b b b b c a a b c a b c c
15 d c a d a c d d a a a a a d a c b b b b b c a a b c a b c c
16 d d a b b c c d a a c a a d b d c c c c a c a a a b a c b b
17 c a b d d d d d c a a a a d a d b c c b b d b c b b d c b a
18 d b a d a c b b b a b b b d c b b b b b b b b a c c d c b a
19 d b b d d b a d a b b b b d a d b b b b d b b a a c a a d c
20 d d a b b c c d a a b a a d b d c c c b a b a a c a c c c c
21 c d c a d d d d a c a a b c a d d d d c c d a a b d a a d c
22 d d a b b c c d a a c a a d b d c c c c a c a a a b a c b b
23 d c b d a c d d a a a a a d c d d c b c b b b a b b d b b a
24 c d a d a d d d a a a a b d a b b b b d b b b a a c a b d c
25 b b a b b a a d c a a b b d a c b b b c b b b a b c a c d d
26 d d b b b d d d c a a a a d c d d c c d c c c c a a c c c a
27 c d a b a a a d d a b b b a d d d d d b b c b a a b a c d d
28 d c a d b b c d a b b b b c a c c c c b b b b a c c d b b a
29 c d a d b d d d d b b b b d b d c c b c a c a a a b a d d a
30 d c d b d d d d a a a a a d a c c c c d b d a a a b a c c a
31 d d a b b a b d b a c a b d c b b b b d a d a a b c a b c c
32 c c b d a a a d a a a a a c c c a b b c a a b a c d b c c b
Tabulasi Data Dampak Perubahan Kawasan
Pendapatan Interaksi Sosial Pembanguanan FisikNomor
Responden
Lampiran 2 94
33 c d a b b b c d b c c c c d b c a b b c c d b b b d b c b a
34 d b a d a a a d a a b b b d a d d b c b d b b a a c a a d c
35 c c a c b a c c a b b b c d b c c b b c a c a a a b a c b b
36 d c b b b b c d a a a a a c c b b c b b b c c c c d b b b a
37 c b a c d a a d a a a c b d b c a a b b b b b a b b b b b a
38 c d a d a b c d d a b a c c a c b b b b b b b a b b d b c a
39 d a b a a b b b c a b b b d a c c b b b b b b a c c d b b a
40 d a b a a a c d a a b b b d a b d d d c c d b a a c a d d a
41 d a b a a a c d a a b b b d a b d d d c c d b a a c a d d a
42 d b a d a b b b c a a a b d a b b b b b d b b a b b d b b b
43 c b a d a b b d a a a a a d a d b b b c b b b a a b a a c a
44 c b a a a b b b d a b b b d a b b b b b b b b a b c c b c c
45 c d a d c a b c a a a b b d a d c b b b b c b a b b d b c c
46 b b a a a a c d a a a a b d a d d c b c b c b a a c a c c c
47 c b a d a b b c a b b b b d a c a b b c a b d a b b d b b a
48 c c b d a c c d a a b b b d a c c b b b b b b b b b d b c c
49 c a b a a a a b b b b b b d b c d c b b b b d b b b d d c d
50 c c a d d d d d a a a b a d a d d c c b d c b b b c a b c b
51 c d d a d b c d a a a c c d a d d d d d a c a a b d b c d a
52 d d a a a c c d a a b a a b b d c c c c a c a a b c a c b b
53 b b a a b a a a c a a b b a a b b b b b b b a a b b c c c b
54 c c b c a b b b c b a b b d a c b b b c a b b a b b a b c a
55 d d a b b c c d a a c a a d b d c c c c a c a a a b a c b c
56 d d a b b c c a a a c a a d b d c c c c a c a a a b a c b c
57 d d a b b c c b a a c a a d b d c c c c a c a a a b a c b c
58 c b a a b a b b a b b b c d b d c c c c a c a a a a a c b c
59 a d a d a d d d d b b b b a d c b b c b d d b a a a d a d c
60 b a a d b a a d a b c b b d b c b c b c c b c b a b c c c c
61 a d a b b d d d b b b b b d b d c c c c b b d b c c d c c c
62 a d a d a b c c a c c c c c c c c c c d d d d b b b d c c c
63 d c a d b b c d b b c b b d c c c c c c d d d b b b d c c c
64 a d c a a c d d c a a a b a a c c c b c a c b a a a d c c c
65 c d a d a c d d c a a a a b a b c b b b d b d a b b d b c c
66 a d b b a d d d d a b b b d a c c c c b d b d b a b a a d c
67 c d a a a b b c a a b b b d b b b c b b b c b a b c a b d c
68 d c b d b a a d a a b b b d a b a b b c c b b b b c a c c c
95
69 c b b c a a c d a b b b b d a c d c b c b d b a c c b b c b
70 a d d c a b d d a a b b b d a c c c c c c b c a b b b b c a
71 a c d d a a c d c a b b b d a c c c b b b c b a b b b b c c
72 b a c a a a b c a a b c b c a c b b c b b b b a c c a a b d
73 a d d d a b b d c a b b b b a b b b b c a b a a a a d b b a
74 a d c a a c d d c a a a b a a c c c b c a c b a a a d c c a
75 d c a d a b a d a a b b b d b c b c c b a b a a a b a b c c
76 b b a a a a a c c b b b b d a b b a b b b b b a b b b b c c
77 a d a d a b c d d a b b b d a b b b c c c b b a a b a b d a
78 b b a d b a a c d b b b b d b b b b b b b b b b b b d b c c
79 d c b b a b b d a a b c c d a c b a a b a b b c b c a a b b
80 b a a d c a a c b a a b c c b d b c d d a d a a b b a b d c
81 a d a b a b c d d a a a a d a b b c b c b c c b a b a a c a
82 c c a b c b b d a b b c c d a d a b a d b b b a a c a b d b
83 c c a a a a b b c a a a b d a b b b b b b b b a b b a b c b
84 c c c d b b b d a a b b b c a c c b b c c c c b c d a b c a
85 d c d b b a a d a b b b b c a b b b b c a a b a b c a b c a
86 b c c b a b b d a b b b b a a a a b b b b b b b b c b a c b
87 c c b d a b b d a a a b b c a d a b b b b b a a c c a b b b
88 d c a d b b c d a a b b b d b b b b c c b b c a a b b b d c
89 b b a b b a b b d a a a b d b b a b b b a b a a b b d b b c
90 b c b a c b c d a a a b b c a b b b b b b b b a d c b b b c
91 d c b a a b c d a a b b b a a b b b b b b b b a d c b b b c
92 c c b b a b c d a a b b b c a b b b b b b b b a b c b b b c
93 a d b d b b c d a a a b b c a b b b b b b b b a a b b b b c
94 d c b b b b c d a b b b b c a b b b b b b b b a b c b b b c
95 d c b c b b c d a a b b b c a b b b b b b b b a c c b c b c
96 c d b d a b c d a b b b b a a b b b b b a a b a a b b a b c
97 c c b d c b c d a b b b b c a b b b a b b b b a c c b b b c
98 b b a b b a b b d a a a b d b b a b b b a b a a b b d b b c
99 c d b d a b c d a a a b b a a b b b b b b b b a b c b b b c
96
97
Lampiran 3
Dokumentasi Penelitian
Gambar 32: Pengisian Angket Oleh Ibu AN Tanggal 19 Juli 2017
Gambar 33: Pengisian Angket Oleh Ibu NA tanggal 19 Juli 2017
98
Gambar 34: Pengisian Angket Oleh Bapak MW Tanggal 19 Juli 2017
Gambar 35: Pengisian Angket Oleh Bapak FK Tanggal 20 Juli 2017
99
Gambar 36: Pengisian Angket Oleh Bapak HM Tanggal 20 Juli 2017
Gambar 38: Kondisi Ruko di Kawasan Hinterland Menjadi Kawasan Nodal
Tanggal 20 Juli 2017
100
Gambar 39: Pengisian Angket Oleh Ibu NH 20 Juli 2017
Gambar 40: Pengisian Angket Oleh Bapak AM 20 Juli 2017
101
Gambar 41: Banyaknya Pembangunan Ruko di Kawasan Hinterland menjadi
Salah Sati Kawasan Nodal Tanggal 20 Juli 2017
Gambar 42: Dampak Perubahasan Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu
Kawasan Nodal Yang Menyebabkan Penggusuran Rumah
Masyarakat Tanggal 21 Juli 2017
102
Gambar 43: Kondisi Jalan Yang Belum Siap Tanggal 21 Juli 2017
Gambar 44: Pengisian Angket Oleh Ibu VR Tanggal 21 Juli 2017
103
Gambar 45: Pengisian Angket Oleh Bapak SK Yang Rukonya terkena Akibat
Perubahan Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan
Nodal Tanggal 21 Juli 2017
Gambar 46: Pengisian Angket Oleh Ibu YN Yang Rumahnya Akibat Perubahan
Kawasan Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal Tanggal
21 Juli 2017
104
Gambar 47: Pengisian Angket Oleh Ibu NN Tanggal 22 Juli 2017
Gambar 48. Kondisi Rumah Yang Terkena Dampak Perubahan Kawasan
Hinterland Menjadi Salah Satu Kawasan Nodal Tanggal 22 Juli
2017