Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota...

150
Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegon Disusun Oleh: Amalia (21150110000004) PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Transcript of Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota...

Page 1: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak

di Kota Cilegon

Disusun Oleh:

Amalia

(21150110000004)

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1438 H

Page 2: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 3: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 4: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

PEDOMAN TRANSLITERASI

A. PADANAN AKSARA

B. VOKAL

Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

Tidak dilambangkan ا

B Be ب

T Te ت

Ts Te dan es ث

J Je ج

H Ha dengan garis bawah ح

Kh Ka dan Ha خ

D De د

Dz De dan Zet ذ

R Er ر

Z Zet ز

S Es س

Sy Es dan Ye ش

S Es dengan garis bawah ص

D De dengan garis bawah ض

T Te dengan garis bawah ط

Z Zet dengan garis bawah ظ

Koma terbalik di atas hadap kanan ‘ ع

Gh Ge dan Ha غ

F Ef ف

Q Ki ق

K Ka ك

L El ل

M Em م

N En ن

H Ha ه

W We و

A Apostrof ء

Y Ye ي

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

A Fathah أ

I Kasrah إ U Dammah أ

Ai A dan i أي Au A dan u أو

Page 5: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

C. VOKAL PANJANG

D. KATA SANDANG

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ال,

dialihaksarakan menjadi huruf (al), baik diikuti huruf syamsiyyah maupun

qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang

mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan

dihubungkan dengan garis mendatar (-). Contoh: al-syamsu bukan asy-syamsu

dan al-zalzalah bukan az-zalzalah.

E. SYADDAH/ TASYDID

Syaddah/tasydîd dalam tulisan Arab dilambangkan dengan , dalam alih aksara

dilambangkan dengan menggandakan huruf yang diberi tanda syiddah. Akan

tetapi, hal ini tidak berlaku pada huruf-huruf syamsiyyah yang didahului kata

sandang. Misalnya kata مولنا tidak ditulis an-naum melainkan al-naum

F. TA MARBÛTAH

Ta marbûtah jika berdiri sendiri dan diikuti oleh kata sifat (na’at)

dialihaksarakan menjadi huruf (h). Namun, jika huruf tersebut diikuti kata

benda (ism), maka huruf tersebut dialihaksarakan menjadi huruf (t). Contoh:

Tanda Vokal Arab

Tanda Vokal Latin

Keterangan

 A dengan Topi di atas آ

Î I dengan Topi di atas إي

Û U dengan Topi di atas أو

No Kata Arab Alih Aksara

Madrasah مدرسة 1

Al-jâmi’ah al-islâmiyyah الجامعة اإلسالمية 2

Wihdat al-wujûd وحدة الوجود 3

Page 6: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

i

ABSTRAK

Amalia (NIM: 21150110000004) Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di

Kota Cilegon.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan tingkat perceraian

dan faktor-faktor yang menyebabkan perceraian serta Dampak Perceraian Terhadap

Pendidikan Anak di Kota Cilegon. Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

mendukung untuk mengupayakan penanggulangan kasus perceraian sehingga dapat

diminimalisir.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yaitu penelitian yang

berusaha untuk menggambarkan dan mendeskripsikan objek yang diteliti berdasarkan fakta

yang ada di lapangan. Instrument yang digunakan adalah instrument non tes yaitu

wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa kasus perceraian yang terjadi di Kota

Cilegon berdampak terhadap pendidikan anak. Dalam artian sebagian banyak anak-anak

yang memiliki orang tua tunggal, tidak bisa melanjutkan sekolah dan berpendidikan lanjut

hingga kejenjang perguruan tinggi. Khususnya yang tinggal bersama ibunya, mereka tidak

bisa sekolah, itu semua dikarenakan faktor ekonomi yang tidak menunjang setelah

terjadinya perceraian . Akan tetapi anak-anak yang tinggal bersama ayahnya, sebagian dari

mereka masih bisa sekolah, hanya saja dalam prestasi lebih rendah dibandingkan dengan

anak yang tinggal bersama ibu. Karena anak-anak yang tinggal bersama ayahnya mereka

kurang mendapatkan perhatian dalam hal belajar.

Kata Kunci: Dampak Peceraian, Pendidikan Anak

Page 7: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

ii

ABSTRACT

Amalia (NIM: 21150110000004) Impact Againt Divorce Education For Children In

Cilegon

The purpose of this study was to determine and describe the divorce rate and the

factors that lead to divorce and Impact Against Divorce Education for Children in

Cilegon. In addition, the community and government support each other to seek a divorce

case so that countermeasures can be minimized.

The method used is qualitative methods of research that seeks to illustrate and

describe the object under study based on the facts on the ground. The instrument used is a

non-test instrument that is interview, observation and documentation.

The results of this study revealed that the divorce cases that occur in Cilegon impact

on children's education. In the sense that most of many children who have single parents,

could not attend school and further education college to next stage. Especially those living

with his mother, they did not go to school, it was all due to economic factors do not

support after divorce,but children who live with her father, kids are still in school, only in

lower achievement than children who lived with his mother. Because children who live

with their father received less attention in terms of learning.

Keywords: Impact Divorce, Children's Education

Page 8: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

iii

Page 9: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt. Dzat yang Maha Alim yang telah

memberikan sedikit dari keilmuan-Nya yang sangat luas sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tesis yang berjudul “Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di

Kota Cilegon” untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Agama Islam pada Program

Pascasarjana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Sholawat dan salam selalu tercurahkan kepada manusia yang menjadi pusat

keilmuan dunia-akhirat serta penuntun umat, yakni Nabi Muhammad saw. Harapan dan

doa penulis semoga Tesis ini menjadi bagian dari khazanah kelilmuan dalam kategori

Pendidikan Islam di Masa Mendatang.

Dengan selesainya penyusunan tesis ini, penulis sampaikan terimakasih dan

penghargaan kepada:

1. Prof. Dr. dede Rosyada, MA. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah

memberikan izin dan motivasi untuk melanjutkan studi pada program Pascasarjana

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang telah mmeberikan dorongan untuk terus semangat dalam menggarap tesis ini.

3. Dr. Sapiuddin Sidiq, MA. Ketua Prodi Magister Pendidikan Agama Islam FITK

yang telah memacu penulis, agar dapat menyelesaikan studi dengan baik.

4. Dr. Khalimi, MA yang menjadi pembimbing dalam tesis ini telah memberikan

dengan penuh keikhlasan dan kesabaran serta arahan keilmuan sehingga tesis ini

menjadi selesai dan semoga bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

5. Pengadilan Agama Kota Cilegon, Dinas Pendidikan Kota Cilegon, dan P3KC

(Pusat Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Kota Cilegon), yang telah

mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian sehingga penulis dapat

mengambil data-data yang valid terkait penelitian yang dilakukan.

Page 10: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

v

6. Ketua RT dan Masyarakat Kota Cilegon, yang sudah berkenan dan mengizinkan

penulis melakukan wawancara terkait focus penelitian tesis ini, sehingga penulis

mendapat kemudahan dalam mengolah data sesuai fakta.

7. Orang tua dan keluarga penulis. Terimakasih sudah memberikan dorongan dan

motivasi serta doa yang tak pernah lepas dalam setiap sujudnya, demi kelancaran

terlaksananya penelitian ini.

8. Lutfi Malik Ramdani, S.Pd.I. sahabat yang selalu ada menemani dalam

penyelesaian tesis ini serta telah membantu dan memberikan saran serta kritik

dalam menyelesaikan tesis ini.

9. Forum Mahasiswa Magister (FORMA) dan Teman-teman Kelas MPAI angkatan

2015 yang sudah memberikan motivasi dan semangat.

10. Muslikh Amrullah, S.Pd. Staf Magister FITK yang telah membantu menyiapkan

segala keperluan persyaratan dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Sahabat-sahabat Asrama Putri An-Nur E4 yang telah memberikan semangat dan

hiburan-hiburan ketika penulis sedang mengalami kelelahan dalam menyelesaikan

tesis ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan

dukungan dalam penyelesain tesis ini

Semoga Allah membalas amal kebaikan semua pihak terkait. Semoga karya ilmiah

ini menjadi permulaan yang baik untuk pribadi penulis khusunya dan pembaca pada

umumnya untuk terus mencari dan menggali ilmu pengetahuan sampai akhir hayat.

Jakarta 02 Juni 2017

Amalia

Page 11: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

PEDOMAN TRANSLITERASI ABSTRAK ......................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iv

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 5

C. Batasan Masalah .................................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ............................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5

F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan ..................................................................................... 7

2. Tujuan Pendidikan .......................................................................................... 14

B. Konsep Anak ......................................................................................................... 28

C. Perceraian

1. Pengertian Perceraian ...................................................................................... 30

2. Pengertian Khulu’ ........................................................................................... 42

3. Hukum Perceraian ........................................................................................... 45

4. Faktor-faktor Penyebab Perceraian ................................................................. 49

D. Upaya Pencegahan Perceraian ............................................................................... 53

E. Hikmah Perceraian................................................................................................. 56

F. Dampak Perceraian terhadap Pendidikan Anak ..................................................... 57

G. Penelitian Relevan ................................................................................................. 60

H. Kerangka Konsep................................................................................................... 62

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Metode Penelitian .................................................................................. 63

B. Sumber Data Penelitian ......................................................................................... 63

C. Tempat dan Waktu ................................................................................................. 64

D. Instrumen Penelitian .............................................................................................. 64

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 64

F. Teknik Pengolahan Data ........................................................................................ 68

BAB IV TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Cilegon

1. Sejarah Kota Cilegon ...................................................................................... 69

2. Keadaan Penduduk Kota Cilegon ................................................................... 69

3. Sosial Budaya Kota Cilegon ........................................................................... 70

4. Pendidikan Kota Cilegon ................................................................................ 70

B. Temuan Penelitian

1. Kasus Perceraian ............................................................................................. 72

2. Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan .................................................... 76

3. Anak Putus Sekolah ........................................................................................ 78

Page 12: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

vii

4. Faktor-faktor Penyebab Perceraian ................................................................. 91

5. Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi Kasus Perceraian ........................ 103

6. Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak........................................... 103

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................................... 117

B. Saran .................................................................................................................... 118

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 120

LAMPIRAN

Page 13: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perceraian adalah sebuah cara yang harus ditempuh oleh sepasang suami istri

ketika ada masalah-masalah dalam perkawinan mereka yang tidak dapat diselesaikan.

Perceraian tidak terjadi begitu saja, tapi perceraian terjadi karena beberapa masalah

yang melanda rumah tangga pasangan suami istri tersebut. Masalah yang seringkali

memicu terjadinya perceraian adalah permasalah ekonomi, perjudian, dan

perselingkuhan. (Dariyo, 2004: 95)

Perceraian memang merupakan sebuah fakta yang terjadi pada sebagian suami

dan istri, akibat perbedaan-perbedaan prinsip yang tidak dapat dipersatukan melalui

berbagai cara dalam kehidupan keluarga. Masing-masing tetap mempertahankan

pendirian, keinginan dan kehendak sendiri, tanpa berupaya untuk mengalah demi

tercapainya keutuhan keluarga. Ketidakmauan mengakui kekurangan diri sendiri dan

orang lain menyebabkan suatu masalah yang sepele menjadi besar, sehingga berakhir

dengan perceraian.

Walaupun ajaran agama melarang untuk bercerai, akan tetapi kenyataan

seringkali terjadi dan tak dapat dipungkiri bahwa perceraian selalu terjadi pada

pasangan-pasangan yang telah menikah secara resmi. Tidak peduli apakah

sebelumnya mereka menjalin hubungan percintaan cukup lama atau tidak, romantis

atau tidak dan lain sebagainya, perceraian dianggap sebagai jalan terbaik bagi

pasangan tertentu yang tidak mampu menghadapi konflik rumah tangga. Sepanjang

sejarah kehidupan manusia, perceraian tidak dapat dihentikan dan terus terjadi,

sehingga banyak orang yang merasa trauma, sakit hati, kecewa, depresi dan bahkan

mengalami gangguan kejiwaan akibat dari perceraian tersebut. (Dariyo, 2004: 94)

Pada era globalisasi ini, banyak orang berpendapat bahwa kebahagiaan

perkawinan terletak pada hubungan biologis antara pria dan wanita yang menitik

beratkan pada faktor cinta, tanpa ikatan perkawinan. Kenyataannya yang telah

dipraktikkan masyarakat barat itu telah melanda masyarakat dan bangsa-bangsa lain di

dunia, termasuk bangsa Indonesia, yang mencoba gaya hidup baru (new life style)

untuk mencari kebahagiaan yang sesuai dengan modernisasi. Mereka tidak

menginginkan perkawinan terikat dengan tradisi dan agama. Mereka menempuh free

love dan free sex. Akibatnya norma-norma agama dan kesusilaan tidak lagi

diperdulikan. Perselingkuhan meningkat, bahkan angka pereceraian semakin tinggi.

(Saleh, 2008: 295)

Kasus perceraian ini sudah banyak terjadi diberbagai kalangan, bukan hanya

dilakukan oleh lapisan bawah, melainkan merata hampir disemua kalangan seperti

dilihat berdasarkan pekerjaaan adalah; swasta sebanyak 36%, PNS sebanyak 34% dan

lainnya sebanyak 30%. (Shofiyah, 2016: 3) Bukan hanya di Indonesia saja, diseluruh

penjuru dunia pun banyak terjadi kasus perceraian seperti contoh Negara Barat yaitu

Amerika, sensus perceraian pada tahun 1890 sebanyak 6 %. Kemudian selang satu

abad 1948 itu kasus perceraian semakin meningkat mencapai 40 % yaitu sekitar 400

kasus perceraian terjadi setiap tahunnya. Kemudian sensus perceraian juga terjadi

diinggris, yaitu setiap tahunnya kasus tersebut terjadi sekitar 175 ribu kasus,

sedangkan di Perancis terjadi setiap tahunnya sekitar 70 ribu kasus perceraian. Bukan

hanya Negara Barat saja, Negara Islam seperti Iran, ternyata kasus perceraian di

Negara tersebut tidak sedikit. Khususnya dikota-kota besar yang telah banyak meniru

Page 14: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

2

gaya barat. Seperempat peristiwa perceraian di negeri tersebut yaitu di Teheran, yakni

mencapai 27 % dari jumlah keseluruhan, sedangkan jumlah penduduk kota tersebut

tidak lebih dari 10 % jumlah penduduk Negara tersebut. Inilah yang terjadi diberbagai

belahan dunia mengenai kasus perceraian yang mengakibatkan banyak sekali

persoalan yang terjadi setelahnya. (Assegaf dan Shaleh, 2001: 18-19)

Begitu juga tingkat perceraian di Indonesia lima tahun terakhir ini terus

meningkat, “ujar Kepala Puslitbang Kehidupan Keagamaan Kemenag, Muharam

Marzuki, Rabu 20 januari 2015. Muharam mengatakan bahwa dari dua juta pasangan

menikah sebanyak 15 hingga 20 persen bercerai. Sementara jumlah kasus perceraian

yang diputuskan oleh Pengadilan Tinggi Agama seluruh Indonesia pada tahun 2014

mencapai 382.231, naik sekitar 131.023 dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak

251.208 kasus. Sementara dalam persentase berdasarkan data Badan Peradilan Agama

Mahkamah Agung, dalam lima tahun terakhir terjadi kasus cerai gugat mencapai 59

persen hingga 80 persen. Angka tersebut didominasi kasus cerai gugat di beberapa

daerah seperti Aceh, Padang, Cilegon, Indramayu, Pekalongan, Banyuwangi dan

Ambon. (Kemenag: 2015)

Perceraian pada awalnya dijadikan sebagai jalan keluar yang untuk mengatasi

persoalan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga. Tapi dewasa ini seolah-olah

ada kesan telah terjadi perubahan trend bahwa perceraian yang awalnya dilakukan

oleh laki-laki, tetapi saat ini lebih banyak diprakarsai oleh pihak perempuan, terutama

di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, Semarang dan lain

sebagainya meningkat secara signifikan. Berdasarkan data yang ada menunjukkan

bahwa angka kasus perceraian di Indonesia cukup timpang antara perkara cerai talak

dan gugat cerai. Perkara gugat cerai sebanyak 432.592 sedangkan perkara cerai talak

sebanyak 281.151 yang terjadi hingga saat ini. (Shofiyah, 2016: 2-3)

Perceraian memang menjadi realita yang akrab terjadi di masyarakat belakangan

ini. Banyak hal yang mengakibatkan pasangan suami istri menjadi tidak harmonis dan

berujung perceraian. Ternyata kasus perceraian memiliki rasio tertinggi hingga 84%

dari keseluruhan perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama. Hal ini

menunjukkan bahwa perceraian menjadi salah satu masalah yang sering terjadi di

Indonesia. Pada data ini terlihat dua jenis kasus perceraian yang dilaporkan pada

Pengadilan Agama yaitu cerai gugat yang dilaporkan pihak wanita dan cerai talak

yang dilaporkan oleh pihak laki-laki. Lebih dari 224 ribu perempuan yang

menceraikan suaminya selama tahun 2016. Data Badilag (Badan Pengadilan Agama)

tercatat 315 ribu permohonan cerai diterima Pengadilan Agama di Tanah Air.

(www.jurnalasia.com, 2016)

Problematika perceraian yang menjadi fenomena dewasa ini disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti yang telah terhimpun oleh Bimas Islam Kementrian Agama RI

ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terjadinya perceraian yaitu:

1. Tidak harmonis

2. Faktor ekonomi

3. Tidak ada tanggung jawab

4. Krisis moral

5. Cemburu berlebihan

6. Adanya gangguan pihak ketiga

7. Terjadinya kekerasan dalam rumah tangga

8. Poligami tidak sehat

9. Kawin paksa

Page 15: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

3

10. Salah satu pihak dihukum

11. Cacat biologis

12. Dan lain sebagainya. (Departemen Agama RI, 2007: 177)

Indonesia memiliki nilai yang paling tinggi dalam perceraian tinggi di Asia.

Berdasarkan data Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama RI, mengatakan bahwa

angka perceraian mencapai 60.000 pertahun. Pasca reformasi perceraian meningkat

hingga 200.000 pertahun. 10 persen dari perkawinan berakhir dengan perceraian. Pada

tahun 2013 perceraian mencapai 284.579. Tetapi kalau zaman dahulu suami yang

menceraikan istri, namun untuk saat ini banyak istri yang menggugat cerai suami.

(Utami dan Fatonah, 2015: 89-90)

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut dapat dinyatakan bahwa tingkat

perceraian semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini juga disertai dengan

munculnya fenomena bahwa kaum wanitalah yang lebih banyak mengajukan gugatan

perceraian dibandingkan dengan kaum pria yang menceraiakan. Setiap wanita atau

istri memang mempunyai alasan atau faktor pendorong yang melatar belakangi

keputusannya untuk mengakhiri pernikahannya yang berbeda antara individu yang

satu dengan yang lainnya. Keputusan seorang istri dalam menggugat cerai merupakan

bentuk kesadaran akan kesetaraan gender di mana wanita tidak ingin dianggap sebagai

pihak nomor dua dalam pernikahan, akan tetapi sebagai individu yang mempunyai

hak dan kesetaraan yang sama dengan kaum laki-laki. Wanita juga tidak ingin

dianggap lemah dan menjadi korban egoisme laki-laki.

Perceraian juga mengakibatkan banyak problem terutama problem mengenai

pendidikan anak. Anak seringkali menjadi korban akibat dari terjadinya perceraian

kedua orang tuanya. Anak juga tidak jarang mengalami depresi karena orang tuanya

berpisah dan mereka harus memilih untuk tinggal dengan ayahnya atau ibunya.

Namun, orang tua seringkali tidak memikirkan dampak tersebut, terutama dampak

bagi mental anak, pendidikan anak, terkadang mereka hanya memperhatikan sebatas

keperluan dan perlengkapan anak dalam belajar tanpa memberikan motivasi atau

dorongan. Oleh sebab itu, anak merasa dirinya tidak diperhatikan dan tidak

mempunyai kasih sayang lagi dari orang tuanya.

Menurut Rizki, Wakil Panitera Pengadilan Agama Provinsi Banten, kasus

perceraian di Banten semakin meningkat setiap tahunnya tak terkecuali di Kota

Cilegon. Faktanya sepanjang tahun 2014 angka perceraian mencapai 11.469 kasus

perceraian. Dari kasus perceraian yang ada justru didominasi oleh gugatan seorang

istri kepada suaminya. Mirisnya, perceraian yang didominasi oleh gugat cerai itu

dikarenakan banyakanya terjadi pernikahan usia dini.

Berikut adalah data perceraian dan gugat cerai di Pengadilan Agama se Provinsi

Banten tahun 2014

1) PA kota Cilegon 771 Kasus.

2) PA kota Serang 1.436 Kasus.

3) PA Kabupaten Pandeglang 598 Kasus.

4) PA kota Tangerang 2.300 Kasus.

5) PA RangkasBitung 621 Kasus.

Page 16: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

4

6) PA Tigaraksa 3.442 Kasus.

Berikut data gugat cerai se Provinsi Banten

1) Kota Cilegon 1.317 Kasus.

2) Kota Serang 1.785 Kasus.

3) Kabupaten Pandeglang 751 Kasus.

4) Tangerang 2.547 Kasus.

5) RangkasBitung 760 Kasus.

6) Tigaraksa 4.309 Kasus. (Rizki, LiputanBanten.com: 2015)

Di Indonesia menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), tahun

2007 menyebutkan bahwa remaja menikah pada usia 19 tahun, sehingga

menimbulkan banyak resiko di antaranya adalah mengalami masalah reproduksi,

psikologis, sosial, ekonomi, pendidikan dan tingginya resiko terjadinya perceraian.

Menurut Sudibyo Alimoeso, Pelaksana Tugas Kepala Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebagian bersar perceraian diakibatkan oleh

pernikahan dini, dan Tren pernikahan dini saat ini sangat meninggkat. Menurut

Sudibyo juga perkawinan pada usia 20 tahun bukan lah usia yang matang untuk

melakukan pernikahan, menurutnya usia pernikahan harus lebih dari 21 tahun.

(Alimoeso, Liputan6: 2013)

Agar kasus perceraian tidak semakin meningkat setiap tahunnya di Kota Cilegon

dilakukan penyuluhan dan sosilaisasi oleh gerakan Pusat Pelayanan dan Perlindungan

Keluarga Cilegon (P3KC). Data dari P3KC tahun 2013 tercatat ada 654 kasus

perceraian yang terjadi di Kota Cilegon. Sosialisasi dilakukan dengan berbagai cara,

salah satunya melalui seminar yang diikuti oleh perwakilan guru dari berbagai

kecamatan. Alasan dan tujuan utama dari sosialisasi ini adalah untuk menjelaskan

dan memberi tips-tips atau cara kepada masyarakat khususnya para wanita, karena

saat ini banyak wanita yang menggugat cerai suaminya. Namun, kenyataannya

sosialisasi belum merata, sehingga para masyarakat tidak mengetahui akan

pentingnya membina keluarga yang rukun, damai dan sejahtera. Ujar Ketua Umum

P3KC, Ida Farida Aryadi. (Mubarok, SebelasNews.com: 2014)

Berdasarkan proposisi-proposisi di atas dapat dijabarkan bahwa perceraian

memang bukanlah suatu hal yang diinginkan oleh pasangan suami istri dalam rumah

tangganya. Akan tetapi, percerain itu mungkin dapat terjadi dikarenakan masalah-

masalah yang ada dan terjadi dalam kehidupan rumah tangga tanpa mampu

menghadapinya. Oleh karena itu sering kali terjadi perceraian antara pasangan suami

istri. Oleh sebab itu perceraian tiap tahun semakin meningkat. Sudah sangat jelas

sekali bahwa perceraian itu mengakibatkan banyak persoalan dalam kehidupan,

bukan hanya berdampak pada kedua belah pihak yaitu suami dan istri, namun juga

berdampak kepada anak-anak, sehingga anak-anak menjadi terlantar dan tidak

memiliki kasih sayang yang utuh dari kedua orang tuanya. Terjadinya perceraian

dikarenakan oleh beberapa faktor diantanya menikah di usia muda, faktor ekonomi

yang rendah, serta kurangnya pemerataan sosialisasi terhadap masyarakat.

Perceraian menyebabkan struktur keluarga menjadi berubah dan menjadi tidak

lengkap karena dengan hilangnya salah satu figure orang tua. Berdasarkan fenomena

ini yang terjadi diseluruh penjuru dunia maka muncullah istilah single parent atau

orang tua tunggal yang menjadi popular dikalangan masyrakat. Namun, dalam hal ini

Page 17: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

5

sebutan tersebut lebih banyak didigunakan untuk seorang ibu yang berperan sebagai

orang tua tunggal, karena kebanyakan dari anak-anak yang orang tuanya bercerai

mereka memilih untuk diasuh oleh ibunya. Sehingga para orang tua tungga dalam

artian seorang ibu setelah bercerai memiliki peran ganda, yaitu peran sebagai ayah

yang bekerja dan sebagai ibu yang mengurusi semua kebutuhan anak-anak mereka.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang permaslahan di atas, oleh karena itu peneliti tertarik

untuk mengangkat judul “Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di kota

Cilegon” khususnya tentang perceraian yang semakin tahun semakin meningkat.

Dapat diidentifikasikan beberapa masalah diantaranya adalah:

1. Angka perceraian setiap tahun meningkat.

2. Banyak wanita yang gugat cerai.

3. Pendidikan anak terbengkalai.

4. Kebanyakan masyarakat menikah usia muda (mental belum matang).

5. Kurangnya Sosialisasi dan penyuluhan tentang perlindungan keluarga secara

merata.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka hal yang menjadi fokus utama

dalam penelitian ini adalah mengenai tingkat perceraian setiap tahunnya, khususnya di

kota cilegon dan dampaknya bagi pendidikan anak.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Berapa besar tingkat perceraian pada tahun (2015-2016) di Kota Cilegon?

2. Apa saja faktor penyebab terjadinya peningkatan kasus perceraian di Kota

Cilegon?

3. Apa saja upaya pemerintah kota Cilegon dalam menanggulangi kasus perceraian?

4. Apa dampak perceraian terhadap pendidikan anak-anak?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan fenomena

yang terjadi terkait kasus perceraian di kota Cilegon yaitu: tingkat perceraian pada

tahun (2015-2016) di kota Cilegon, faktor-faktor yang menyebabkan perceraian di

Kota Cilegon dan dampak bagi pendidikan anak yang orang tuanya bercerai. Bukan

hanya peneliti yang mengetahui tetapi seluruh jajaran masyarakatpun harus

mengetahui, terutama pemerintah, agar pemerintah dapat melakukan penyuluhan

terhadap masyarakat sehingga tidak terjadi peningkatan perceraian setiap tahunnya

yang mengakibatkan kepada angka kasus kekerasan anak meningkat pula. Selain itu

juga agar masyarakat dan pemerintah saling mendukung untuk mengupayakan

penanggulangan kasus perceraian sehingga dapat diminimalisir.

Page 18: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

6 F. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini bagi penulis yaitu memberikan wawasan dan ilmu baru,

manfaat bagi masyarakat adalah sebagai pelajaran supaya masyarakat tahu bahwa

pernikahan itu harus dilaksanakan secara matang dan didasari dengan pendidikan

agama, agar tidak berujung pada perceraian. Manfaat bagi pemerintah khususnya di

Kota Cilegon adalah supaya pemerintah dapat memperbaiki dan melakukan

penyuluhan-penyuluhan terhadap keluarga agar masalah perceraian yang terjadi

dimasyarakat dapat diminimalisir. Selain itu juga agar pemerintah dapat memberikan

pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat sehingga masyarakat berani dalam

melaorkan kasus yang terjadi dalam rumah tangganya.

Page 19: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

7

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Akar kata pendidikan adalah “didik” atau “mendidik” yang secara harfiah

artinya memelihara dan memberi latihan. Sedangkan pendidikan adalah tahapan-

tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku seseorang atau sekelompok orang

melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Syah, 2010: 32)

Pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang serta usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. (Depdiknas,

2008: 326)

Pendidikan secara lingustik diartikan sebagai kata benda. Pendidikan berarti

proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam

usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. (Tatang,

2012: 13)

Istilah pendidikan digunakan perkataan “education” yang merupakan kata

benda ataupun hal aktif yang terkait erat dengan perkataan bahasa Latin

“educere”, yang berarti “mengeluarkan atau melahirkan sesuatu kemampuan”,

“education/educating” berarti membimbing dalam pergaulan untuk mewujudkan

sesuatu kemampuan yang terpendam atau tersimpan dalam diri anak. Namun

berbeda dari upaya bimbingan (guidance), upaya pendidikan tidak sebatas

mendorong pematangan potensi terdidik dan menunggu terlahir atau terwujudnya

perilaku-perilaku kompetensi seperti yang diharapkan dengan sendirinya dalam

jangka waktu pendek dan menengah. Dapat dikatakan bahwa perkataan mendidik

lebih dekat dengan kata “educating”, dan upaya mendidik itu terjadi dengan

sendirinya (secara wajar dan informal) dalam institusi utama keluarga dan juga

dalam masyarakat. Itu sebabnya pendidikan dan mendidik tidak dapat

dipersamakan dengan “bimbingan, pengajaran atau latihan”. (Rasyidin, 2014: 17)

Menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab I pasal 1 pendidikan adalah “usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.

Dalam Dictionary of Psychology pendidikan adalah tahapan kegiatan yang

bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk

menyempurnakan perkemabangan individu dalam menguasai pengetahuan,

kebiasaan, sikap dan sebagainya. Pendidikan juga dapat berlangsung secara

informal dan nonformal atau secara formal seperti di sekolah, madrasah dan

institute lainnya. Bahkan pendidikan juga dapat berlangsung dengan cara

mengajar diri sendiri. (self instruction). (Syah, 2010: 11)

Istilah pendidikan adalah terjemah dari bahasa Yunani paedagogie yang

berarti “pendidikan” dan paedagodia yang berarti “pergaulan dengan anak-anak.”

Dari istilah tersebut pendidikan dapat diartikan sebagai usaha yang dilakukan

oleh orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing

atau memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kea rah kedewasaan.

Dengan kata lain pendidikan adalah bimbingan yang diberikan dengan sengaja

Page 20: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

8

oleh orang dewasa kepada anak-anak dalam pertumbuhannya, baik jasmani

maupun rohani agar berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. (Arief, 2005: 17)

Istilah pendidikan dalam bahasa inggris adalah education, berasal dari kata to

educate, yaitu mengasuh, mendidik. Dalam Dictionary of Education, education

adalah kumpulan semua proses yang memungkinkan seseorang mengembangkan

kammapuan, sikap dan tingkah laku yang bernilai positif di dalam masyarakat.

Istilah education juga bermakna proses sosial tatkala seseorang dihadapkan pada

pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya lingkungan sosial)

sehingga mereka dapat memiliki kemampuan sosial dan perkembanagn

individual secara optimal. Pendidikan juga adalah sebagai usaha yang dilakukan

dengan sengaja dana sistematis untuk memotivasi, membina, membantu serta

membimbing seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga ia

mencapai kualitas diri lebih baik. Jadi, inti dari pendidikan adalah usaha

pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh dirinya sendiri

maupun orang lain, dalam arti tuntutan agar anak didik memiliki kemerdekaan

berpikir, merasa, berbicara dan bertindak serta percaya diri dengan penuh rasa

tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku sehari-hari. (Tatang, 2012:

14)

Istilah pendidikan dalam bahasa Arab dikenal dengan berbagai istilah

yangberagam yaitu at-tarbiyyah, at-ta‟lim dan at-ta‟dib. Kata at-tarbiyyah

sebangun dengan kata ar-rabb, rabbayani, nurabbi, ribbiyyun dan rabbani.

Apabila kata at-tarbiyyah, diidentikkan dengan kata ar-rabb, fahrur Rozi

berpendapat bahwa ar-rabb merupakan kata yang seakar dengan at-tarbiyyah

yang berarti at-tanmiyah, yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Ibnu Abdillah

Muhammad bin Ahmad Al-Anshari Al-Qurthubi mengartikan ar-rabb dengan

pemilik, yang maha memperbaiki, yang maha pengatur, yang maha menambah,

yang maha menunaikan. Adapun istilah ta‟lim berasal dari kata „allama yang

berarti proses tranmisi ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa adanya

batasan dan ketentuan. Sedangkan istilah ta‟dib dapat diartikan sebagai proses

pengenalan dan pengakuan secara berangsur-angsur yang ditanamkan dalam diri

manusia. (Tatang, 2012: 15)

Dalam konsep tarbiyah diutamakan pendidikan (mendidik) dalam arti mikro

meliputi pendidikan dan mendidik anak-anak sepeti pendidikan agama dan

umum di rumah dan di sekolah untuk manusia muda sebelum usia akil-balig

(sebelum anak-anak/ remaja mencapai tahap kedewasaan tertentu). Dalam arti

makro pendidikan sebagai tarbiyah juga berlaku sepanjang hayat pada orang tua

terhadap anaknya. Dalam konsep Ta‟lim, pendidikan adalah kegiatan seperti

pengajaran atau pembelajaran anak-anak secara formal atau non formal.

Sedangkan konsep Ta‟dib, pendidikan adalah proses dan bantuan kemudahan

sepanjang hayat ke arah akhlak yang lebih baik dan mulia untuk menuju

masyarakat yang madani yang diharapkan di masa mendatang. (Rasyidin, 2014:

22-23)

Dalam World Education dinyatakan bahwa pendidikan adalah bukan hanya

sebagai subsector sebagaimana halnya industry dan pertanian, tetapi sebagai

unsur yang mencakup atau meliputi semua elemen yang harus dipadukan baik

secara vertical maupun secara horizontal ke dalam seluruh upaya pembangunan.

Terpadu secara vertical artinya adalah meliputi semua jenjang pendidikan mulai

dari pendidikan usia dini, pendidikan dasar, menengah dan tinggi, mulai masa

Page 21: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

9

kanak-kanak, remaja, pemuda, orang dewasa sampai usia lanjut harus tetap

mempunyai peluang untuk memperoleh pendidikan. sedangkan terpadu secara

horizontal adalah bahwa pendidikan harus meliputi semua aspek kehidupan

seperti pendidikan politik, kesadaran hukum, pertanian, industri, kesehatan dan

lain sebagainya. Pendidikan harus memberikan kemungkinan kepada setiap

orang untuk memperbaiki kualitas hidupnya di semua bidang kehidupan sehingga

betul-betul menjadi warga Negara yang berkualitas. (Marzuki, 2012: 87)

Pendidikan juga dipandang sebagai proses belajar sepanjang hayat manusia.

Artinya pendidikan merupakan upaya manusia untuk mengubah dirinya atau

orang lain selama ia hidup. Pendidikan juga sebagai proses yang berkelanjutan

(education is a continuing process). Pendidikan dimulai dari bayi sampai dewasa

dan berlanjut sampai mati, yang memerlukan berbagai metode dan sumber-

sumber. (Marzuki, 2012: 136)

Pendidikan dalam pengertian yang sempit, dimaknai sekolah atau

persekolahan (schooling). Dengan kata lain, dalam penegtian sempit pendidikan

merupakan pengaruh yang diupayakan dan direkayasa sekolah terhadap anak dan

remaja agar mereka mempunyai kemampuan yang sempurna dan kesadaran

penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. Dalam

konteks ini, maka pendidikan secara tersurat dan tersirat memperlihatkan

keterbatasana dalam waktu, tempat, bentuk kegiatan dan tujuan dalam proses

berlangsungnya pendidikan. dalam penegrtian sempit ini, bentuk pendidikan

adalah terstruktur. Hal ini mengandung arti bahwa pendidikan merupakan

lembaga formal yang diciptakan khusus untuk menyelenggarakan kegiatan

pendidikan tertentu yang harus mengacu pada ketentuan-ketentuan yang telah

ditetapkan, yang secara teknis dikendalikan oleh guru. (Zurinal dan Sayuti, 2006:

3-4)

Sedangkan pendidikan dalam arti luas adalah segala situasi dalam hidup

yang mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Pendidikan adalah pengalaman

belajar. Oleh karena itu, pendidikan dapat pula didiefinisikan sebagai

keseluruhan pengalamanan belajar seseorang sepanjang hidupnya. Dalam

pengertian luas pendidikan berlangsung tidak dalam batas usia tertentu, tapi

berlangsung sepanjang hidup. Selain itu juga tempat berlangsungnya pendidikan

tidak terbatas dalam satu jenis lingkungan hidup tertentu dalam bentuk sekolah,

tetapi dalam segala bentuk lingkungan hidup manusia. (Zurinal dan Sayuti, 2006:

6)

Pendidikan dapat didefinisikan sebagai suatu proses transformasi nilai,

keterampilan atau informasi (pengetahuan) yang disampaikan secara formal atau

tidak formal dari pihak satu ke pihak lainnya. Pendidikan juga merupakan usaha

sadar manusia untuk menyampaikan keterampilan dan model pemikiran yang

dianggap penting dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial. Jadi pendidikan

adalah media bersifat praktis yang memindahkan, menghantarkan bahkan

mentransformasikan nilai, pengetahuan, karakter dan keterampilan kepada

terdidik. (Kusman dan JM Muslimin, 2008: 9)

Pendidikan adalah proses menjadi, yakni menjadikan seseorang tumbuh

sejalan dengan bakat, watak, kemampuan dan hati nuraninya secara utuh.

Pendidikan juga pada hakikatnya adalah proses pematangan kualitas hidup.

Melalui proses tersebut diharapkan manusia dapat memahami apa arti dan

hakikat hidup, serta untuk apa dan bagaimana dalam menjalankan tugas

Page 22: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

10

kehidupan secara benar. Sebagai suatu proses, pendidikan dimaknai sebagai

semua tindakan yang mempunyai efek pada perubahan watak, kepribadian,

pemikiran dan perilaku. Dengan demikian, pendidikan bukan sekedar pengajaran

dalam arti kegiatan mentransfer ilmu, teori dan fakta-fakta akademik semata;

atau bukan sekedar urusan ujian, penetapan kriteria kelulusan, serta pencetakan

ijazah semata. Pendidikan pada hakikatnya merupakan proses pembebasan

peserta didik dari ketidaktahuan, ketidakmampuan, ketidakberdayaan,

ketidakbenaran, ketidakjujuran dan dari buruknya hati, akhlak dan keimanan.

(Mulyasana, 2011: 2)

Terkait dengan pengertian pendidikan yang telah dikutip oleh Dedy

Mulyasana mengungkapkan beberapa pandangan tokoh terkait hal tersebut,

antaranya adalah:

a. Ki Hajar Dewantara, mengemukakan bahwa pendidikan umumnya berarti

daya upaya untuk memajukan budi pekerti (karakter, kekuatan batin), pikiran

dan jasmani anak-anak selaras dengan alam dan masyarakatnya.

b. John Stuart Mill (Filsuf Inggris), mengemukakan bahwa pendidikan itu

meliputi segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang untuk dirinya atau

yang dikerjakan oleh orang lain untuk dia, dengan tujuan mendekatkan dia

pada tingkat kesempurnaan.

c. Edgar Dalle menyatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang

dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar

sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat

memainkan peranan dalam masyarakat secara tepat untuk masa yang akan

datang.

d. M.J Longeveled berpandangan bahwa pendidikan merupakan usaha,

pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak agar tertuju

kepada kedewasaannya, atau lebih tepatnya membantu anak agar cukup cakap

melaksanakan tugas hidupnya sendiri.

e. Plato menjelaskan bahwa pendidikan itu membantu perkembangan masing-

masing dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang memungkinkan

tercapainya kesempurnaan. (Mulyasana, 2011: 3-4)

Menurut Hamka yang dikutif oleh samsul Nizar bahwa pendidikan

merupakan serangkaian upaya yang dilakukan pendidik untuk membantu

membentuk watak, budi akhlak dan kepribadian peserta didik, sehingga ia tahu

membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pendidikan juga sebagai

sarana untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, dengan berbagai

sarana pendukung serta mengarahkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta

didik menuju kebaikan da kesempurnaan seoptimal mungkin. (Nizar, 2008: 110)

Dengan titik tekan yang berbeda, menurut pakar filsafat Indonesia N.

Drijarkara yang dikutip oleh Ar‟aril Muhajir mengungkapkan definisi dan

memaknai pendidikan adalah sebagai suatu perbuatan fundamental dalam bentuk

komunikasi antara pribadi, dan dalam komunikasi tersebut terjadi proses

pemanusiaan manusia muda, dalam artian terjadi proses harmonisasi (proses

menjadikan seorang sebagai manusia) humanisasi (proses pengembangan

Page 23: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

11

kemanusisaan manusia). Dengan demikian, pendidikan harus membantu orang

agar tahu dan mau bertindak sebagai manusia.

Sementara ahli filasafat lain yaitu J. Sudarminta mengungkapkan definisi

yang berbeda mengenai pendidikan, menurutnya pendidikan adalah usaha sadar

yang dilakukan oleh pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk

membantu anak didik mengalami proses pemanusiaan diri kea rah tercapainya

pribadi yang dewasa dan susila.. (Muhajir, 2011:72)

Pendidikan juga merupakan bagian dari upaya untuk membantu manusia

memperoleh kehidupan yang bermakna hingga diperoleh suatu kebahagiaan

hidup, baik secara individu maupun kelompok. Sebagai proses, pendidikan

memerlukan sebuah system terprogram dan mantap, serta tujuan yang jelas agar

arah yang dituju mudah dicapai. Pendidikan juga upaya yang disengaja, maka

dari itu pendidikan merupakan suatu rancangan dari proses suatu kegiatan yang

memiliki landasan dasar yang kokoh dan arah yang jelas sebagai tujuan yang

hendak dicapai. (Jalaludin, 2002: 81)

Pada hakikatnya pendidikan adalah sebagai suatu upaya atau perbuatan yang

diarahkan pada kemaslahatan dan kesejahteraan peserta didik dan masyarakat

sudah berlangsung sejak dahuludan tidak diragukan lagi eksistensinya.

Pendidikan telah dimulai sejak manusia hadir di muka bumiini dalam bentuk

pemberian warisan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dari para orang tua

dalam mempersiapkan anak-anaknya menghadapi kehidupan dan masa depannya

mampu mengatasi berbagai permasalahan dalam hidupnya. Pendidikan adalah

proses pelatihan dan pengembangan pengetahuan, keterampilan, pikiran,

karakter, dan seterusnya, khususnya lewat pendidikan formal.proses pelatihan

dan pengembangan pengetahuan untuk mempertinggi kualitas keterampilan dan

menyelesaikan berbagai permasalahan hidup yang dihadapinya. (Sagala, 2013:

42)

Pendidikan juga diartikan sebagai proses memanusiakan anak manusia yaitu

menyadari akan manusia yang merdeka. Manusia yang merdeka adalah manusia

yang kreatif yang terwujud di dalam budayanya. Manusia dibesarkan di dalam

habitusnya yang membudaya, dia hidup di dalam budayanyadan dia menciptakan

atau merekonstruksi budayanya itu sendiri. (Tilaar, 2005: 112)

Pendidikan juga diartikan sebagai upaya mencerdaskan bangsa,

menanamkan nilai-nilai moral dan agama, membina kepribadian, mengajarkan

pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

tuntunan, teladan, disiplin dan lain sebagainya. Pendidikan diberikan kepada

anak, remaja, orang dewasa, bahkan usia lanjut, dan berlangsung dalam

lingkungan keluarga, sekolah, perguruan, diklat, dalam masyarakat, serta

berbagai satuan lingkungan kerja. Secara umum, pendidikan berkenaan dengan

peningkatan kualitas manusia, pengembangan potensi, kecakapan dan

karakteristik generasi muda ke arah yang diharapkan masyarakat. (Sukmadinata

dan Syaodih, 2012: 1)

Page 24: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

12

Pendidikan pada dasarnya merupakan indikator pengembangan sumber daya

manusia yang unggul yang dapat berkontribusi terhadap pembangunan Negara.

Pendidikan merupakan modal dasar pembangunan manusia. Mengingat

pentingnya pendidikan manusia, PBB menuangkannya dalam 8 tujuan

pembangunan melenium pada butir ke 2 yaitu mencapai pendidikan dasar

universal. Indeks pendidikan menjadi salah satu indeks dalam perhitungan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Untuk meningkatkan IPM di suatu

wilayah, maka harus meningkatkan Indek Kesehatan atau Indeks Pendidikan

serta Indeks Kemampuan Daya Beli. Dengan pendidikan yang semakin tinggi

maka IPM sebuah daerah akan semakin tinggi pula. (Amaliah, 2015: 234)

Dalam pendidikan, tidak hanya terjadi dilembaga formal saja, akan tetapi

diberbagai lembaga non-formal pun termasuk dalam indikator pendidikan. ada

beberapa indikator yang sering digunakan untuk mengukur pencapaian

kesetaraan gender pada bidang pendidikan selain angka putus sekolah, di

antaranya seperti Angka Melek Huruf (AMH), Angka Partisipasi Kasar (APK)

dan Angka Partisipasi Murni (APM).

Angka Melek Huruf (AMH) adalah merupakan salah satu indikator

pencapaian gender pada bidang pendidikan dan penduduk yang berusia 15-24

tahun. Kelompok penduduk usia sekolah ini adalah kelompok penduduk usia

produktif, sebagai sumber daya pembangunan yang seharusnya memiliki

pendidikan yang memadai dan keterampilan untuk mendapatkan pekerjaan yang

layak. Oleh karenaitu dianggap sangat penting untuk melihat perkembangan

indikator ini. Secara nasional rata-rata buta huruf perempuan lebih tinggi

disbanding dengan laki-laki. Dalam aspek ini, baik perempuan dan laki-laki

kelompok umur 15-24 tahun membutuhkan intervensi pemerintah dan

masyarakat agar mereka tidak buta huruf dan mampu mengakses lapangan

pekerjaan. (Amaliah, 2015: 234)

Indikator pendidikan selanjutnya adalah Angka Partisipasi Kasar (APK).

Angka partisipasi kasar menurut “The UNGuidelines Indicators for Monitoring

the Millenium Development Goals” angka ini lebih baik dari perbandingan

jumlah absolute murid laki-laki dan perempuan. Menurut Biro Pusat Statistik

(BPS) Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah pada suatu

jenjang tertentu. Sejak tahun 2007 pendidikan nonformal seperti (paket A, paket

B dan paket C) turut diperhitungkan. Dengan tujuan menunjukkan tingkat

partisipasi penduduk secara umum pada suatu tingkat pendidikan. hal ini berarti

APK yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat partisipasi sekolah, tanpa

memperhatikan ketepatan usia sekolah pada jenjang pendidikannya. Jika nilai

APK mendekati atau lebih dari 100% menunjukkan bahwa ada penduduk yang

sekolah belum mencukupi umur atau melebihi umur yang seharusnya. Hal ini

juga dapat menunjukkan bahwa wilayah tersebut mampu menampung penduduk

usia sekolah lebih dari target sesungguhnya. (Amaliah, 2015: 234-235)

Indikator lain yang sering digunakan untuk mengukur pencapaian kesetaraan

gender dalam bidang pendidikan adalah Angka Partisipasi Murni (APM). Angka

partisipasi murni merupakan indikator yang lebih baik disbanding dengan

indikator APK, sebab APK biasanya digunakan ketika APM-nya masih jauh dari

Page 25: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

13

100 persen. APK dapat mencapai lebih dari 100 persen, sedangkan APM

semestinya maksimal 100 persen. APM dapat menjadi lebih dari 100 persen

kalau banyak siswa luar daerah masuk kesuatu daerah untuk bersekolah. Hal ini

sering terjadi di kota-kota besar karena fasilitas yang lebih memadai. Menurut

Biro Pusat Statistik (BPS) APM adalah proporsi penduduk pada kelompok umur

jenjang pendidikan tertentu yang masih bersekolah terhadap penduduk pada

kelompok umur tersebut. Untuk mengukur daya serap sistem pendidikan

terhadap penduduk usia sekolah. Jadi APM menunjukkan seberapa banyak

penduduk usia sekolah yang sudah dapat memanfaatkan fasilitas pendidikan

sesuai pada jenjang pendidikannya. Jika APM=100, berate seluruh anak usia

sekolah dapat sekolah tepat waktu. (Amaliah, 2015: 234-235)

Berdasarkan proposisi-proposisi di atas, dapat dikemukakan bahwa

pendidikan adalah sebuah upaya dan usaha secara sengaja yang dilakukan oleh

orang dewasa atau pendidik kepada anak-anak untuk menjadikan anak-anak

manusia yang berguna bagi diri sendiri dan masyarakat. Selain itu juga

pendidikan merupakan proses pematangan hidup, yang menjadikan seseorang

tumbuh dengan bakat dan minat yang ada di dalam dirinya, serta untuk

membantu manusia memperoleh kehidupan yang lebih bermakna baik secara

individu maupun kelompok. Pendidikan juga tidak hanya membantu

menumbuhkan perkembangan jasmani akan tetapi juga membantu menumbuhkan

perkembangan rohani seseorang agar menjadi lebih baik.

Pendidikan juga mempunyai makna yang penting dalam kehidupan. Hal

tersebut tidak dapat dipungkiri atau ditolak oleh individu maupun masyarakat,

Karena dengan pendidikan dapat mengukur maju mundurnya sebuah Negara.

Dalam konteks kehidupan sosio kultural, pendidikan bukan hanya sebagai

institusi untuk mentransfer pengetahuan, akan tetapi juga sebagai institusi yang

berdimensi sosial. Oleh sebab itu pendidikan harus dapat memberikan informasi

yang baik agar dapat membantu peserta didik mempersiapkan menghadapi

kondisi kehidupan di dunia yang semakin berubah-ubah.

Jadi pendidikan berarti mengajarkan segala hal yang bermanfaat bagi

kehidupan manusia, baik terhadap aktivitas jasmani maupun rohani. Pendidikan

juga adalah usaha untuk membina dan membentuk pribadi siswa agar bertakwa

kepada Allah swt, cinta kasih terhadap orang tua dan sesamanya dan kepada

tanah airnya.

Hal yang terpenting di sini adalah proses melatih anak atau peserta didik

yang dirancang dalam bentuk pengalaman belajar untuk mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan potensi yang dimiliki oleh anak atau peserta

didik sebagai modal untuk memmenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya.

Pendidikan juga memberikan layanan akademik melalui proses keterlaksanaan

pendidikan yang dipandu oleh aturan yang berlaku. Pendidikan juga tidak hanya

dilakukan dilembaga formal saja yang terbatas ruang dan waktu. Pendidikan

dapat berlangsung diberbagai lingkungan, seperti lingkungan keluarga, sekolah,

tempat kerja dan lingkungan masyarakat. Inti dari pendidikan tersebut adalah

interaksi antara peserta didik dengan pendidik, untuk mencapai tujuan

pendidikan.

Page 26: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

14

2. Tujuan Pendidikan

Dalam setiap kegiatan, idealnya tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut harus

diterapkan terlebih dahulu. Dengan demikian, ruang lingkup dan arah perjalanan

kegiatan tidak akan menyimpang. Sebuah kegiatan yang tanpa tujuan akan

menjadikan sasaran dan orientasinya kabur tanpa arah. Akibatnya, program dan

kegiatannya menjadi tidak teratur. Selain itu juga tujuan merupakan parameter

keberhasilan kegiatan yang telah dilaksanakan. Dengan demikian tujuan

merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang

yang melakukan suatu kegiatan. Tujuan juga berfungsi sebagai arah atau

pedoman yang harus ditempuh dalam melaksanakan kegiatan. (Muhajir, 2011:

85)

Perbuatan mendidik diarahkan pada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yaitu

tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan itu bisa menyangkut kepentingan peserta didik

sendiri, kepentingan masyarakat dan tuntutan lapangan pekerjaan. Proses

pendidikan terarah pada peningkatan penguasaan penegtahuan, kemampuan,

keterampilan, pengembangan sikap dan dan nilai-nilai dalam rangka

pembentukan dan pengembangan diri peserta didik. Perbuatan pendidikan selalu

diarahkan kepada kemaslahatan dan kesejahteraan peserta didik dan masyarakat.

Karena tujuannya positif maka proses pendidikannya juga harus selalu positif,

konstruktif, normatif. Tujuan yang normative tidak mungkin dapat dicapai

dengan perbuatan yang tidak normatif. Oleh karena itu kepada guru sebagai

pendidik dituntut untuk selalu berbuat, berprilaku, berpenampilan sesuai norma-

norma. (Sukmadinata dan Syaodih, 2012: 1)

Seiring dengan beberapa pendapat mengenai pendidikan, tujuan-tujuan

dalam pendidikanpun dicetuskan, antaranya adalah sebagai penuntun,

pembimbing dan petunjuk arah bagi peserta didik agar mereka dapat tumbuh

dewasa sesuai dengan potensi dan konsep diri yang sebenarnya, sehingga mereka

dapat tumbuh, bersaing dan mempertahankan kehidupannya di masa depan yang

penuh dengan tantangan dan perubahan. Selain itu juga dalam pendidikan

nasional memiliki tujuan yakni pertama, mengembangkan potensi keimanan dan

ketajwaan. Keimanan dalam pandangan Islam bukan sekedar percaya dan yakin

kepada Allah swt, tetapi juga bertawakal dan patuh untuk meninggalkan

larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya dengan penuh keikhlasan. Kedua,

terbentuknya akhlak mulia di kalangan para peserta didik. Ketiga, membentuk

peserta didik yang sehat. Tentu saja sehat jasmani dan sehat rohani. Keempat,

mencetak peserta didik yang berilmu. Kelima, mencetak peserta didik yang

cakap. Keenam, pembentukan jiwa mandiri di kalangan peserta didik.

(Mulyasana, 2011: 7-9)

Tujuan pendidikan menurut John Dewey yang dikutip oleh Ngalim Purwanto

adalah membentuk manusia untuk menjadi warga Negara yang baik. Untuk iyu,

di sekolah diajarkan segala sesuatu kepada anak yang perlu bagi kehidupannya

dalam masyarakat, sebagai anggota masyarakat dan warga Negara. (Purwanto,

2009: 24)

Menurut Plato yang dikutip oleh Dr. M. Sukardjo dalam bukunya yang

berjudul Landasan Pendidikan, mengatakan bahwa tujuan pendidikan

sesungguhnya adalah penyadaran terhadap self knowing dan self realization

kemudian inquiry dan reasoning and logic. Artinya adlah tujuan pendidikan

Page 27: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

15

memberikan penyadaran terhadap apa yang diketahuinya, kemudian pengetahuan

tersebut harus direalisasikan sendiri dan selanjutnya mengadakan penelitian serta

mengetahui hubungan kausal yaitu alasan dan alur pikirnya. Sedangkan menurut

Aristoteles tujuan pendidikan adalah penyadaran terhadap sel realization, yaitu

kekuatan efektif, kekuatan untuk menghasilkan dan potensi untuk mencapai

kebahagiaan hidup melalui kebiasaan dan kemmapuan berpikir rasional.

(Sukardjo dan Komarudin, 2009: 14)

Tujuan pendidikan juga adalah untuk menjadikan manusia atau peserta didik

yang lebih baik antara lain seperti:

a. Sadar Tuhan. Artinya sadar akan Tuhan dan keesan-Nya dalam setiap

melihat penciptaan-Nya.

b. Memiliki prinsip. Manusia harus mempunyai prinsip-prinsip moral dan

komitmen untuk melakukan perenungan diri, pengarahan diri, tindakan

bermoral, dengan menekankan pada integritas, kejujuran, kasih saying dan

adil.

c. Berpengetahuan. Peserta didik dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang

mendalam terhadap apa yang dipelajarinya dan memngalami perubahan-

perubahan yang signifikan terhadap jati dirinya.

d. Seimbang. Memahami wilayah dan pentingnya keseimbangan dan kebaikan

dalam kedihupan pribadi dan kelompok, serta secara kontinu terus berusaha

untuk memelihara karakter tersebut.

e. Kooperatif. Mempunyai pemahaman akan pentingnya komunikasi,

kerjasama, keadilan dan persaudaraan yang baik dalam memlihara

kerukunan antar individu maupun social.

f. Memiliki komitmen. Memiliki komitmen untuk selalu konsisten pada

prinsip-prinsip dan praktek islami, khususnya dalam kehidupan sehari-hari

sebagai makhluk sosial.

g. Berorientasi kepada kemaslahatan. Mempunyai sifat perhatian, asuh,

melayani dan aktifitas sosial serta kemitmen untuk menciptakan

kemaslahatan di dunia. (Zainudin, 2008: 118)

Tujuan pendidikan menurut Undang-undang No.4 Tahun 1950 Republik

Indonesia adalah membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang

demokratis, serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah

air. (Yunus, ttp: 13)

Para pendiri Republik tampak demikian sadar bahwa mencerdaskan

kehidupan bangsa, memajukan kebudayaan nasional merupakan bagian utama

dari membangun Negara kebangsaan melalui diselenggarakannya pendidikan

nasional (pasal 31 ayat 1). Ketentuan hukum Pemerintah Republik Indonesia

sejak tahun 1950, baik melalui UU No.4 tahun 1950, maupun UU No.2 tahun

1989 menegaskan tujuan pendidikan nasional adalah menyiapkan generasi muda

yang bertanggung jawab terhadap kejayaan, kelestarian, dan tetap menegakkan

Negara Indonesia. (Soedijarto, 2003: 110)

Page 28: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

16

Rumusan tujuan pendidikan menurut MPRS Nomor II Tahun 1960, yang

berbunyi: “Tujuan pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya manusia

berjiwa Pancasila dan bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat

sosialis Indonesia yang adil dan makmur dan spiritual. (Sabri, 2005: 44)

Sedangkan pendidikan di Era Reformasi (Otonomi Pendidikan) dapat dilihat

dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang

merupakan revisi dari UU No 2 tahun 1989 di atas. Dalam undang-undang ini

disebutkan: “agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan

menajdi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Arief, 2005:

19)

Tujuan pendidikan dalam pandangan Islam adalah membimbing dan

membentuk manusia menjadi hamba Allah yang shaleh, teguh imannya, taat

beribadah, berakhlak terpuji. Bahkan keseluruhan gerak dalam hidup setiap

muslim, mulai dari perbuatan, perkataan dan tindakan apapun yang dilakukannya

dengan niat mencapai ridha Allah, memenuhi segala perintah-Nya, dan menjauhi

segala larangan-Nya adalah ibadah. Maka untuk melaksanakan semua tugas

kehidupan tersebut, baik bersifat pribadi maupun sosial, perlu dipelajari dan

dituntun dengan iman dan akhlak terpuji. (Daradjat, 1995: 40)

Tujuan pendidikan menurut Ibnu Khaldun yang dikutip oleh Muhammad

Kosim bahwa tujuan pendidikan tentunya tidak terlepas dari cara pandang

seseorang terhadap hakikat manusia itu sendiri. Ibnu Khaldun pun juga membagi

tujuan pendidikan itu dalam tiga hal yaitu:

a. Tujuan peningkatan pemikiran. Ibnu Khaldun memandang bahwa salah satu

tujuan pendidikan adalah memberikan kesempatan kepada akal untuk lebih

giat dan melakukan aktivitas. Hal ini dapat dilakukan melalui proses

menuntut ilmu dan keterampilan. Dengan menuntut ilmu dan keterampilan,

seseorang akan dapat meningkatkan kegiatan potensi akalnya. Di samping

itu, melalui potensinya, akal akan mendorong manusia untuk memperoleh

dan melestarikan pengetahuan.

b. Tujuan peningkatan kemasyarakatan. Dari segi peningkatan

kemasyarakatan, menurut Ibnu Khaldun tujuan pendidikan adalah untuk

meningkatkan taraf hidup manusia kea rah yang lebih baik. Semakin

dinamis budaya suatu masyarakat, maka akan semakin bermutu dan dinamis

pula keterampilan di masyarakat tersebut. Oleh karena itu manusia

seyogyanya senantiasa berusaha memperoleh ilmu dan keterampilan

sebanyak-banyaknya, sebagai salah satu cara membantunya untuk dapat

hidup dengan baik dalam masyarakat yang dinamis dan berbudaya. Selain

itu juga pendidikan bertujuan untuk mendorok terciptanya tatanan

kehidupan masyarakat kea rah yang lebih baik.

c. Tujuan dari segi rohaniah. Menurt Ibnu Khaldu tujuan pendidikan dari segi

rohaniah ini untuk menjadikan manusia mampu menjalankan tugas dan

perannya sebagai hamba Allah. Tugas dan peran tersebut akan terlaksana

dengan baik bilamana setiap aktivitasnya didasari dengan iman, ilmu dan

amal secara integral. (Kosim, 2012: 58-60)

Page 29: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

17

Secara lebih operatif, hakikat tujuan pendidikan dalam pandangan Islam

dapat dirumuskan sebagai usaha untuk mewujudkan perubahan manusia menuju

kepada kebaikan, baik pada tingkah laku individu maupun pada kehidupan

masyarakat di lingkungan sekitar. Adapun dari segi bentuk dan sasarannya,

tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat macam yaitu:

a. Tujuan pendidikan jasmani. Tujuan pendidikan ini digunakan untuk

mempersiapkan diri manusia sebagai pengemban tugas khalifah di muka

bumi melalui pelatihan dan berbagai keterampilan fisik atau memiliki

kekuatan dari segi fisik.

b. Tujuan pendidikan ruhani. Tujuan ini dimaksud untuk meningkatkan jiwa

kesetiaan kepada Allah semata dan melaksanakan moralitas islami yang

diteladankan oleh Rasulullah.

c. Tujuan pendidikan akal. Tujuan ini merupakan pengarahan intelegensi atau

kecerdasan untukuntuk menentukan kebenaran dan sebab-sebabnya dengan

melakukan telaah terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga dapat

menumbuhkan iamn kepada-Nya.

d. Tujuan pendidikan sosial. Tujuan ini merupakan pembentukan kepribadian

utuh dari subtansi fisik dan psikis manusia. Identitas individu di sini

tercermin sebagai manusia yang hidup pada masyarakat heterogen.

(Muhajir, 2011:87-88)

Allah pun berfirman mengenai tujuan pendidikan yaitu membina manusia

agar menjadi hamba Allah yang sholeh dengan seluruh aspek kehidupannya,

perbuatan, pikiran dan perasaan.

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.” (QS. Al-Dhariyat: 56)

Penjelasan ayat di atas menurut Quraish Shihab adalah manusia hendaknya

berlari menuju Allah swt. Untuk berlindung dan memperoleh rahmat. Allah

menciptakan jin dan manusia tidaklah untuk satu manfaat yang akan kembali

kepada-Nya. Ibadah kepada Allah harus tertuju kepada Allah semata, tidak

kepada selain-Nya, karena dalam ayat tersebut menggunakan kata aku, bukan

kami. Selain itu juga, menjadikan tujuan hidup sebagai ibadah, bukan berarti

menjadikan fokus kegiatan adalah ibadah murni, seperti shalat dan puasa atau

mengucapkan berbagai bacaan zikir sehingga menyita semua waktu, tetapi ibadah

yang dimaksud adalah menjadikan semua aktivitas apappun bentuknya, sejalan

dengan tuntunan agama-Nya dan dilakukan karena-Nya. (Shihab, 2012: 61)

Selain untuk menjadikan hamba Allah yang mengabdi kepada-Nya dan lebih

mengenal Allah, berdasarkan ayat tersebut tujuan pendidikan adalah untuk

menciptakan hamba Allah yang memiliki karakter shaleh secara sosial.

Sebagaimana firman Allah

Page 30: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

18

“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang

berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil

menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung)

keselamatan.” (QS. Al-Furqan: 63)

Penjelasan ayat di atas menurut Quraish Shihab adalah dalam ayat ini

menguraikan sifat-sifat hamba Allah. Dan dalam ayat tersebut dijelaskan ada dua

sifat yaitu senantiasa berjalan di atas bumi dengan lemah lembut, rendah hati,

serta penuh wibawa, dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka dengan

sapaan yang tidak wajar atau mengundang amarah, mereka berucap salam, yakni

mereka membiarkan dan meninggalkannya, atau mereka berdoa untuk

keselamatan semua pihak. Dari penjelasan ayat tersebut dapat diambil pelajaran

seperti, salah satu tanda keislaman yang baik adalah berjalan tanpa hura-hura

serta berinteraksi dengan semua pihak, yang menghasilkan ketentraman dan

kedamaian. Selain itu kejahilan bukan sekedar kedangkalan pengetahuan, tetapi

juga kehilangan kontrol diri sehingga melakukan hal-hal yang tidak wajar, baik

atas dorongan nafsu, kepentingan sementara, maupun menciptakan kepicikan

pandangan, serta mengabaikan nilai-nilai ajaran ilahi. (Shihab, 2012: 662)

Tujuan pendidikan dari segi pengembangan potensi manusia yang

terkandung dalam al-Qur‟an adalah untuk mengembangkan potensi manusia

seoptimal mungkin untuk dapat difungsikan sebagai sarana bagi pemecahan

masalah-masalah yang ada dalam kehidupan, pengembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta budaya manusia dan pengembangan sikap iman dan takwa

kepada Allah swt. Tujuan pendidikan dalam al-Qur‟an adalah untuk membentuk

pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia baik yang

berbentuk jasmaniah atau rohaniah, menumbuhkan hubungan harmonis setiap

pribadi dengan Allah, dengan sesama dan dengan alam semesta. (Muhajir, 2011:

251)

Di dalam al-Qur‟an pendidikan memiliki tiga segi tujuan yaitu tercapainya

tujuan habl min Allah (hubungan dengan Allah), tercapai tujuan habl min al-nas

(hubungan dengan manusia) dan tercapai tujuan habl min al-„alam (hubungan

dengan alam). Sebagaimana diterangkan dalam firman Allah sebagai berikut:

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka

berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan

mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi

kerendahan. yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan

membunuh Para Nabi tanpa alasan yang benar. yang demikian itu disebabkan

mereka durhaka dan melampaui batas.” (QS. Ali-Imran: 112)

Page 31: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

19

Penjelasan ayat di atas adalah kehinaan telah ditimpakan kepada mereka

(orang yahudi) di mana pun mereka berada dan mereka juga ditimpa murka-Nya,

kecuali jika ada bantuan dari Allah swt dengan beriman kepada-Nya atau bantuan

dari sesama manusia. Apa yang ditimpakan kepada mereka disebabkan karena

kekufuran mereka terhadap ayat-ayat Allah swt. Serta pembunuhan mereka

terhadap banyak nabi. Kekufuran dan pembunuhan itu karena mereka sering kali

melakukan kedurhakaan dan melampaui batas. Dari penjelasan tersebut pelajaran

yang dapat dipetik adalah tanpa beriman dengan benar dan menegakkan kontrol

sosial, maka kaum muslim tidak wajar menyandang sifat “umat terbaik”.

(Shihab, 2012: 128-129)

Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah)

memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan

diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat

dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A‟raf: 56)

Penjelasan ayat di atas adalah dilarang membuat kerusakan di atas muka

bumi dan diperintahkan untuk berdoa serta beribadah kepada-Nya dalam keadaan

takut sehingga lahir kekhusyukan dan dorongan yang lebih besar untuk mentaati-

Nya dan dalam keadaan penuh harapan terhadap anugerah-Nya, termasuk

pengabulan doa. Ayat tersebut juga menjelaskan rahmat Allah swt amat dekat

dengan orang-orang yang berbuat baik. Pelajaran yang dapat dipetik dari ayat

tersebut adalah:

a. Allah swt yang menundukkan alam raya untuk dimanfaatkan manusia bukan

manusia yang menundukkannya, dengan demikian manusia tidak boleh

merasa angkuh terhadap alam, tetapi hendaknya bersahabat dengannya dan

bersyukur dengan jalan mengikuti semua tuntunan-Nya, baik yang berkaitan

dengan alam raya maupun diri manusia sendiri. Karena itu, Islam tidak

mengenal istilahpenundukkan alam, apalagi istilah tersebut memberi kesan

permusuhan dan penindasan.

b. Doa hendaknya dilakukan dan dipanjatkan dengan khusyu, ikhlas, rendah

hati, menampakkan kebutuhan sehingga mendesak-Nya, tetapi itu dilakukan

dengan suara yang tidak keras sehingga tidak pula dibuat-buat karena dapat

merupakan bentuk pelampauan batas. Berdoa juga harus optimis dengan

rahmat dan pengabulan doa-Nya. (Shihab, 2012: 433-435)

Secara garis besar tujuan pendidikan dalam Islam adalah untuk mewujudkan

perubahan menuju pada kebaikan, baik pada tingkah laku individu maupun pada

kehidupan masyarakat di lingkungan sekitarnya. Proses pendidikan terkait

dengan kebutuhan dan tabiat manusia. Sementara tabiat manusia tidak lepas dari

tiga unsur yaitu jasad, ruh dan akal. Karena itu tujuan pendidikan dalam Islam

Page 32: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

20

secara umum dibangun berdasarkan tiga komponen tersebut, yang masing-

masing harus dijaga keseimbangannya. (Muhajir, 2011: 254)

Selain yang dijelaskan dalam al-qur‟an mengenai tujuan pendidikan, dalam

hadits juga dijelaskan mengenai tujuan pendidikan yaitu:

“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: “seorang mukmin

yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada mukmin yang lemah, dan

pad masing-masing adalah baik. Usahakan sungguh-sungguh mengerjakan

sesuatu yang berguna bagi engkau, mintalah bantuan kepada Allah dan jangan

engkau lemah. Jika engkau terkena suatu musibah, jangan engkau mengatakan:

andaikan saya berbuat begini niscaya begini. Akan tetapi katakanlah: telah

ditakdirkan Allah dan sesuatu yang dikehendaki Allah pasti terjadi.

Seseungguhnya kata “andai kata” membuka perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)

Penjelasan hadits di atas adalah membentuk manusia mukmin yang kuat atau

berkualitas baik dari segi jasmani maupun segi rohani. Mukmin berkualitas ini

lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah. Al-

Qurthuby menjelaskan makna mukmin kuat dalam kitab al-Falihin yang dikutip

oleh Abdul Majid Khon, adalah mukmin yang kuat badan dan jiwanya serta kuat

cita-citanya untuk melaksanakan tugas-tugas ibadah seperti haji, berpuasa dan

amar ma‟ruf nahi munkar. Al-Sundy pensyarah Sunan Ibnu Majah juga

menjelaskan makna mukmin kuat adalah kuat dalam berbuat kebaikan, kuat

bertahan dalam melaksanakan taat, kuat sabar ketika tertimpa musibah dan

bangkit mengatur maslahat dengan memperhatikan berbagai sebab dan berpikir

tentang akibat. Imam An-Nawawi dalam syarah Muslim juga mengatakan makna

kuat adalah memiliki jiwa yang kuat bercita-cita dalam urusan akhirat, segera

berjuang(berjihad) melawan musuh, kuat bercita-cita dalam amar ma‟ruf nahi

munkar, sabar atas segala penderitaan, mencintai shalat, puasa dan ibadah

lainnya, serta memelihara sebaik mungkin. (Khon, 2012: 165-166)

a. Penelusuran Hadits Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih

lengkap sanad dan matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan

menggunakan lafadz-lafadz yang terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode

ini dianggap relatif lebih mudah untuk menelusuri hadis yang sedang diteliti

dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat dalam rangkaian matan hadis

sebagai kata kunci.

Page 33: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

21

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-Maktabah

Al-Syâmilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan redaksi

yang beragam pula. Dengan menggunakan kata kunci

ditemukan redaksi hadis

Masing-masing terulang dalam:

1) Shahih Muslim, bab fil Amri bil Quwwah wa Tarkil „Ajzi, juz 4, halaman

2052

2) Sunan Al-Baihaqi, bab Fadhl Al-Mu‟min Al-Qawiy, juz 2, halaman 237

3) Sunan Ibnu Majah, bab At-Tawakkal wa Al-Yaqin, juz 2, halaman 1395

Page 34: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

22

4) Sunan Al-Nasa‟I Al-Qubra, bab Ma Yaqulu Idza Ghalabatul Amr, juz 6,

hal. 159

b. Takhrij Hadits

Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mâjah dengan

transmisi periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

Page 35: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

23

JALUR IMAM MUSLIM

1. Abi Hurairah

a. Nama Lengkap

Abu Hurairah Al-Dausi Al-Yamani. Seorang penghafal Al-Qur‟an dari kalangan

sahabat pada tingkatan ke 2. meninggal pada tahun 57 H.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya:

1) Muhammad SAW

2) Abu Bakar Al-Shiddiq

3) Umar bin Khattab

4) Ubay bin Ka‟ab

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 213 orang, diantaranya:

1) Abdurrahman bin Hamzh Al-A‟raj

2) Ibrahim bin Ismail

3) Anas bin Malik

4) Zaid bin Aslam

2. Al-A‟raj

a. Nama Lengkap

Abdurrahman bin Harmaz Al-A‟raj. Kunyahnya adalah Abu Daud Al-Madani.

Seorang tabi‟in pada tingkatan ke 3. Meninggal pada tahun 117 H.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 33 orang, diantaranya:

1) Abu Hurairah

2) Al-Saib bin Yazid

3) Sulaiman bin Yasar

4) Abdullah bin Abbas

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:

1) Muhammad bin Yahya

2) Ayyub Al-Sukhtiyani

3) Ja‟far bin Rabiah

4) Daud bin Al-Husin

3. Muhammad bin Yahya bin Habban

a. Nama Lengkap

Muhammad bin Yahya bin Habban Al-Anshari. Kunyahnya adalah Abu

Abdullah. Seorang tabi‟in pada tingkatan ke 4. Meninggal pada tahun 121 H.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 21 orang, diantaranya:

1) Abdurrahman bin Harmaz Al-A‟raj

2) Anas bin Malik

3) Ibad bin Tamim

4) Abdullah bin Amr

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:

1) Rabi‟ah bin Utsman

Page 36: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

24

2) Ismail bin Umayyah

3) Abdul Hamid bin Ja‟far

4) Musa bin Uqbah

4. Rabi‟ah bin Utsman

a. Nama Lengkap

Rabi‟ah bin Utsman Al-Taymiy. Kunyahnya Abu Utsman Al-madani. Seorang

tabi‟in pada tingkatan ke 6. Meninggal pada tahun 154 H

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 12 orang, diantaranya:

1) Muhammad bin Yahya bin Habban

2) Zaid bin Aslam

3) Said bin Ibrahim

4) Utsman bin Abi Sulaiman

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:

1) Abdullah bin Idris

2) Ja‟far bin Aun

3) Hatim bin Isma‟il Al-madani

4) Abdullah bin Al-Mubarak

5. Abdullah bin Idris

a. Nama Lengkap

Abdullah bin Idris Al-Za‟afiri. Kunyahnya adalah Abu Muhammad Al-Kufi.

Seorang tabi‟in pada tingkatan ke 8. Menginggal pada tahun 192 H

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:

1) Rabi‟ah bin Utsman

2) Ismail bin Abi Khalid

3) Abu Bakar Jibril bin Ahmad

4) Adud bin Abi Hindun

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 53 orang, diantaranya:

1) Abu Bakar bin Abi Syaibah

2) Ibrahim bin Mahdi

3) Ahmad bin Nasih

4) Qutaibah bin Said

6. Abu Bakar bin Abi Syaibah

a. Nama Lengkapnya

Abu Bakar bin Abi Syaibah Al-Kufi. Seorang tabi‟in pada tingkatan ke 10.

Wafat pada tahun 235 H.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:

1) Abdullah bin Idris Al-Za‟afiri

2) Ahmad bin Abdullah bin Yunus

3) Ismail bin Iyasy

4) Hafsh bin Ghiyats

Page 37: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

25

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya:

1) Bukhari

2) Muslim

3) Abu Daud

4) Ibnu Majah

c. Kesimpulan

Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits ini,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan ketersambungan sanad, ketsiqohan (keadilan dan kedhabitan),

dan tidak adanya syudzuz dan „Illat dalam sanad Ibnu Majah tersebut dalam

kategori hadits hasan li ghoirihi karena dikuatkan oleh perawi yang terkenal,

sehingga derajat hadits ini meningkat.

2) Ditinjau dari segi matan ada perbedaan redaksi atau lafal dalam periwayatan

hadits, karena kebanyakan periwayatan hadits dilakukan secara maknawi.

Maka perbedaan lafal hadits menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam

periwayatan hadits, sehingga hadits ini tidak terjadi syudzuz dan Illat

disebabkan hanya ada penambahan kalimat yang sifatnya lebih menguatkan

dari makna hadits tersebut. Hadits ini juga tidak bertentangan dengan

Alquran. Sehingga bisa dikatakan kualitas matannya adalah Shahih.

3) Berdasarkan data di atas dapat ditentukan bahwa hadits utama tersebut dari

segi sanad telah memenuhi asas ketersambungan sanad tanpa mengalami

keterputusan perawi, karena perowi yang meriwayatkannya memiliki

hubungan guru dan murid, sehingga dapat disimpulkan hadits ini merupakan

hadits Masyhur – Shahih dari segi sanad. Hal ini jika didasarkan pada kriteria

yang dibuat oleh Subhi Shalih bahwa yang disebut hadits masyhur adalah

hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih dalam setiap thabaqatnya.

4) Sebagian ulama berhujjah dengan hadits ini dengan menyatakan bahwa ia

hadits yang Shahîh dan Muttashil (bersambung mata rantai periwayatnya

hingga kepada Rasulullah.

Hadits di atas juga menjelaskan bahwa mendidik manusia agar menjadi

orang kuat baik kuat fisik maupun mental, jasmani dan rohani. Sebagaimana

firman Allah swt:

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu

sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan

persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang

selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya.

Page 38: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

26

apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan

cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60)

Penjelasan ayat di atas adalah mengingatkan kaum muslim agar

mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh dengan apa yang mampu untuk

disiapkan berupa kekuatan apa saja, seperti kuda-kuda yang ditambat untuk

persiapan perang. Tujuan persiapan itu adalah untuk menggentarkan musuh Allah

swt. Dikarenakan persiapan tersebut membutuhkan biaya, maka Allah

memerintahkan untuk menafkahkan harta di jalan Allah, walau sekecil apapun

akan dibalas dengan cukup, tanpa dirugikan. Pelajaran yang dapat dipetik dari

ayat tersebut adalah persiapan menghadapi musuh dengan kekuatan fisik dan

mental adalah kewajiban Negara dan masyarakat, namun itu bukan bertujuan

menindas atau menjajah dan meneror, tetapi untuk menghalangi pihak lain yang

bermaksud melakukan agresi. (Shihab, 2012: 530-531)

Dari dalil-dalil di atas bahwa manusia harus mengetahui akan artinya

pendidikan dan tujuan dari pendidikan tersebut. Karena dalam Islam pun di

jelaskan tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian manusia yang kuat

jasmani dan rohani serta nafsaninya (jiwa) yakni kepribadian muslim yang

dewasa. Sesuai dengan pengertian pendidikan Islam yaitu bimbingan atau

pertolongan secara sadar yang dilakukan oleh pendidik terhadap perkembangan

jasmani dan rohani yang di didik kea rah kedewasaan menuju terbentuknya

kepribadian Muslim. (Khon, 2012: 167)

Pelajaran yang dapat dipetik dari dalil-dalil di atas adalah sebagai berikut:

a. Tujuan pendidikan adalah membentuk manusia mukmin yang berkualitas baik

jasmani maupun rohani.

b. Mukmin berkualitas adalah seorang yang mampu ber-mujahadah

(mengendalikan) hawa nafsu untuk taat dan berbuat manfaat baik bagi dirinya

maupun untuk orang lain.

c. Mukmin berkualitas imannya menggabungkan usaha lahir dan batin, berusaha

keras dan memohon pertolongan kepada Allah.

d. Mukmin berkualitas ketika tertimpa suatu musibah berusaha antara mengobati

dan berserah diri kepada takdir Tuhan tanpa penyesalan. (Khon, 2012: 171)

Tujuan atau cita-cita sangat penting di dalam aktivitas pendidikan, karena

merupakan arah yang hendak dicapai. Oleh karena itu tujuan harus ada sebelum

melangkah untuk mengerjakan sesuatu. Jika pendidikan dipandang sebagai suatu

proses, maka proses tersebut akan berakhir pada tercapainya tujuan akhir.oleh

karena itu, usaha yang tidak memiliki tujuan tidak berarti apap-apa.

Berbicara tentang tujuan pendidikan, erat kaitannya dengan tujuan hidup

manusia. Hal itu disebabkan pendidikan merupakan alat yang digunakan manusia

untuk memelihara kelanjutan hidupnya, baik sebagai individu maupun

masyarakat. Oleh karena itu, tujuan pendidikan harus diarahkan sesuai dengan

kebutuhan dan tuntutan yang sedang dihadapi. Tujuan pendidikan selalu

dimaksudkan untuk mencapai kondisi selaras antara tuntutan dan hasil dengan

Page 39: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

27

mereformasi berbagai rencana dan kegiatan, sehingga tidak kehilangan relevansi

dengan tuntutan kebutuhan masyarakat. (Minarti, 2013: 102-103)

Tujuan pendidikan pada intinya adalah tujuan yang akan dicapai di akhir

proses pendidikan, yaitu tercapainya kedewasaan jasmani dan rohani anak didik.

Maksud kedewasaan jasmani adalah jika pertumbuhan jasmani sudah mencapai

batas pertumbuhan maksimal, maka pertumbuhan jasmani tidak akan berlangsung

lagi. Sedangkan yang dimaksud dengan kedewasaan rohani adalah anak didik

sudah mampu menolong dirinya sendiri, mampu berdiri sendiri dan mampu

bertanggung jawab atas semua perbuatannya. (Zurinal dan Sayuti, 2006: 72)

Tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang

dimiliki oleh seseorang kea rah perkembangan yang sempurna, yaitu

perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu juga tujuan

pendidikan harus diarahkan pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat

hidup di masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau

keahlian sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang

dimilikinya. Tujuan pendidikan juga merupakan proses meningkatkan keimanan,

pemahaman dan penghayatan serta pengalaman peserta didik dalam kehidupan

pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (Siregar, 181: 1998)

Berdasarkan proposisi-proposisi di atas bahwa tujuan dari pendidikan adalah

untuk menjadikan manusia beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berilmu, berakhlak mulia dan menjadikan manusia berguna bagi diri sendiri dan

masyarakat. Tujuan pendidikan juga untuk membimbing manusia menjadi lebih

baik dan mempunyai kehidupan yang lebih layak. Selain itu juga tujuan

pendidikan adalah untuk mempersiapkan anak didik dan menumbuhkan segenap

potensi yang yang ada, baik dari segi jasmani ataupun rohaninya, agar dapat

hidup dengan sempurna, sehingga berguna bagi diri sendiri dan masyarakat.

Tujuan pendidikan juga senantiasa berorientasi pada upaya menghantarkan

peserta didik agar mampu menjawab tantangan zaman yang timbul dikehidupan

sosial yang akan datang. Selain itu juga menjadikan peserta didik agar bersikap

terbuka terhadap ilmu pengetahuan umum dan nilai-nilai agama secara seimbang

dan pemikiran yang dinamis.

Jadi tujuan pendidikan pada intinya adalah mewujudkan manusia sebagai

warga Negara yang baik, membantu anak didik menjadi manusia yang mandiri

dan dapat bergaul dalam masyarakat dengan sikap berbudaya yang manusiawi,

mengembangkan potensi kemampuan anak didik sehingga mampu melaksankan

tuga dan kewajibannya dan dapat menyelesaikan masalah-masalah hidup yang

dihadapinya.

Page 40: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

28 B. konsep Anak

Anak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah generasi kedua atau

manusia yang masih kecil. (Depdiknas, 2008: 55)

Anak, dalam perspektif pendidikan Islam biasanya diistilahkan dari akar kata al-

walad, al-ibn, al-tifl, al-syabi dan al-ghulam. Dalam pengertiannya yang identic

dengan al-walad, ia berarti keturunan yang kedua dari seseorang, atau segala sesuatu

yang dilahirkan dan juga diartikan sebagai manusia yang masih kecil. Adapun arti al-

ibn, adalah dengan anak yang baru lahir dan berjenis kelamin laki-laki (al-walad al-

dzakar). Sedangkan al-tifl adalah anak yang dalam masa usia spertumbuhannya dari

bayi sampai baligh (sampai pada usia tertentu untuk dibebani hukum syari‟at dan

mampu mengetahui hukum tersebut). Sedangkan dua kata lain yang berpengertian

anak, yaitu al-syabi dan al-ghulam, berarti anak yang massa usianya dari lahir sampai

remaja. (Muhajir, 2011:113)

Ditinjau dari perspektif terminologis yang dimaksud anak adalah bayi yang baru

lahir dengan usia 0 tahun sampai usia 14 tahun. Jadi, individu yang sudah berusia di

atas 14 tahun bukan termasuk kategori anak. Dalam Islam istilah anak ternyata tidak

tunggal. Ada banyak pembagian diantaranya masih dbedakan antara anak yang masih

belum baligh (masih kecil) dan anak yang sudah baligh. Namun, secara subtansial,

Islam menegaskan bahwa anak merupakan keturunan yang diperoleh sebagai hasil

perkawinan antara pasangan suami dan istri. (Muhajir, 2011:114)

Allah berfirman sebagai berikut:

Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-

isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah

Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Furqan: 74)

Penjelasan ayat di atas menurut Quraish Shihab adalah mengakhiri uraian sifat

Ibad ar-Rahman dengan menampilkan perhatian mereka kepada keluarga serta

masyarakat melalui doa yang mereka panjatkan: “Tuhan Pemelihara kami!

Anugrahilah kami, dari pasangan-pasangan hidup kami, yakni suami atau istri kami

serta anak keturunan kami, kiranya mereka semua menjadi penyejuk-penyejuk mata

kami dan orang lain melalui budi pekerti dan karya-karya yang terpuji dan jadikanlah

kami teladan bagi orang-orang bertakwa.” Pelajaran dari ayat di atas adalah perlunya

memberi perhatian, antara lain dengan memohon dianugerahi pasangan dan anak

keturunan yang saleh. (Shihab, 2012: 664)

Menurut pasal 1 Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan

anak, anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan. Sedangkan menurut definisi WHO, yang

dimaksud anak adalah sejak anak dalam kandungan sampai usia 19 tahun.

Berdasarkan Konvensi Hak Anak (KHA) yang disetujui oleh Majelis Umum

Perserikatan Bangsa-bangsa pada tanggal 20 November 1989 dan ratifikasi Indonesia

pada tahun 1990, bagian 1 pasal 1, yang dimaksud anak adalah setiap anak yang

berusia dibawah 18 tahun. (Kemenkes RI, 2014: 2)

Page 41: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

29

Menurut Undang-undang Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM, anak adalah setiap

manusia yang berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah,

termasuk anak yang ada di dalam kandungan. (Kemenkes RI, 2014: 2)

UNICEF mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai

dengan 18 tahun. Undang-undang RI Nomor 4 tahun 1979 tentang kesejahteraan anak,

menyebutkan bahwa anak adalah mereka yang belum berusia 21 tahun dan belum

menikah. Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa rentang usia anak terletak pada

skala 0 sampai dengan 21 tahun. Penjelasan mengenai batas usia 21 tahun ditetapkan

berdasarkan pertimbangan dan kepentingsn usaha kesejahteraan sosial, kematangan

pribadi dan kematangan mental seseorang yang umumnya dicapai setelah seseorang

tersebut melampaui usia 21 tahun. (Huraerah, 2006: 19)

Menurut sudut pandang agama, khususnya agama Islam mengatakan bahwa anak

adalah makhluk yang dhaif dan mulia, yang keberadaannya adalah kewenangan dan

kehendak Allah swt dengan melalui proses penciptaan. Anak juga titipan Allah swt

kepada kedua orang tua, masyarakat, bangsa dan Negara yang kelak akan

memakmurkan dunia. Oleh karena itu, anak mempunyai kehidupan yang mulia dalam

pandangan Islam, maka anak harus diperlakukan secara manusiawi seperti diberi

nafkah baik lahir maupun batin, sehingga kelak anak tersebut tumbuh menjadi anak

yang berakhlak mulia seperti dapat bertanggung jawab dalam mensosialisasikan

dirinya untuk mencapai kebutuhan hidupnya di masa mendatang. (Suryabrata, Artikel

Dunia Psikologi: 2008)

Menurut sudut pandang dari aspek sosiologi, anak diartikan sebagai makhluk

ciptaan Allah swt yang senantiasa berinteraksi dalam lingkungan masyarakat, bangsa

dan Negara. Dalam hal ini anak diposisikan sebagai kelompok sosial yang mempunyai

status yang lebih rendah dari masyarakat di lingkungan tempat berinteraksi. Makna

anak dalam aspek sosial ini lebih mengarah pada perlindungan kodrati anak itu

sendiri. Hal ini dikarenakan adanya keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki oleh sang

anak sebagai wujud untuk berekspresi sebagaimana orang dewasa, misalnya

terbatasnya kemajuan anak karena anak tersebut berada pada proses pertumbuhan,

proses belajar dan proses sosialisasi dari akibat usia yang belum dewasa. Sedangkan

anak menurut UUD 1945 adalah subjek hukum dari hukum nasional yang harus

dilindungi, dipeliha dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Dengan kata lain

anak tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat. (Suryabrata,

Artikel Dunia Psikologi: 2008)

Dari proposisi-proposisi di atas bahwa anak merupakan makhluk sosial yang

berusia antara usia 0 tahun sampai dengan 14,18 hingga 21 tahun yang membutuhkan

pemeliharaan, kasih sayang dan tempat bagi perkembangannya, karena anak lahir

dengan segala kelemahan sehingga tanpa bantuan orang lain anak tidak mungkin

dapat mencapai taraf kemanusiaan yang normal. Anak juga merukan pribadi yang

bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Anak

juga sebagai aset bangsa dan Negara serta penerus cita-cita yang akan menentukan

masa depan bangsa dan Negara. Oleh karena itu perhatian dan perlindungan harus

diberikan kepada anak, terutama dalam hal pendidikan, anak-anak harus dibekali

dengan pendidikan yang baik agar kelak mereka dapat mengahadapi tantangan di

masa yang akan datang.

Page 42: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

30 C. Perceraian

1. Pengertian Perceraian

Perceraian menurut bahasa adalah sebagai berikut:

At-thalaq merupakan kata yang diambil dari masa jahiliyah, digunakan tatkala

adanya perpisahan antara suami istri, ketika datang Islam, penggunaan kata talak

diperbolehkan sebagai peristilahan cerai, kata talak diambil dari isim masdar yaitu

thallaqu atau thalqo.

Asal maknanya, menghilangkan ikatan dan meninggalkan secara mutlak sama

halnya dengan perasaan. Adapun secara ma‟nawi yaitu mengikat pernikahan

secara adat kebiasaan. Kata talak digunakan sebagi hilangnya ikatan pernikahan.

(al-Ghandur, 1967: 32)

Sedangkan perceraian menurut istilah dari berbagai pendapat para ulama

adalah sebagai berikut:

a. Menurut Hanafi dan Hanbali berpendapat bahwa, hilangnya ikatan perniakahan

secara status dan harta benda. Dengan lafad yang diambil dari ط ل ق yang

terkadang di dalamnya keterbukaan atau tujuan yang berawal dari pernikahan

kemudian dihilangkan ikatanyya dengan talak sehingga berdampak pada status,

jika ba‟in (ada mas kawin). Atau berdampak pada harta jika talak raj‟i. Talak

pada hakikatnya adalah perkataan yang menunjukkan padanya maksud

perkataan yang mengandung makna talak.

b. Sebagian lainnya mengatakan bahwa talak adalah hilangnya ikatan pernikahan

dengan lafadz atau kata yang ditentukan/khusus. Imam Malik berpendapat

bahwa, talak adalah sifat hukmiyah hilangnya kehalalan untuk menikmati

(jima‟) anta istri dengan suaminya. Wajib diulang dua kali untuk tambahan pada

perkataan talak yang pertama sebagai tahri (larangan), dan pengertian ini, tidak

bertentangan dengan iman Hanafi dan Hambali kecuali untuk rujuk tidak bisa

dilakukan kecuali dengan niat (menurut imam maliki). Mereka (Maliki, Hanafi

dan Hambali) membolehkan rujuk dalam masa iddah tanpa syarat dan

pengucapan lafadz dan niat.

c. Menurut Iman Syafi‟i bahwa, putusnya ikatan nikah adalah dengan lafadz talak.

Sedangkan menurut an-Nawawi dalam tahzibnya membuang kepemilikan

pasangan (ikatan) dan berkata tanpa sebab maka putuslah tali pernikahan. (al-

Ghandur, 1967: 32-34 )

Menurut Sayyid Sabiq perceraian adalah “melepaskan ikatan perkawinan atau

bubarnya hubungan perkawinan”. (Sabiq, ttp: 206)

Dalam Terjemah Kitab Fathul Mu‟in, Aliy As‟ad menjelaskan bahwa talak

menurut bahasa adalah bermakna “melepaskan tali” sedangkan menurut syara‟

talak adalah melepaskan ikatan akad nikah dengan lafadz seperti yang akan

dikemukakan. (As‟ad, 1979: 135)

Talak menurut istilah adalah menghilangkan ikatan perkawinan atau

mengurangi pelepasan ikatannya dengan menggunakan kata-kata tertentu sehingga

setelah hilangnya ikatan perkawinan itu istri tidak lagi halal bagi suaminya.

(Ghazali, 2010: 192)

Page 43: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

31

Selain itu juga, perceraian menurut undang-undang adalah menurut Pasal 38

UU No. 1 Tahun 1974 adalah “putusnya perkawinan.” Pengertian percerain

tersebut dijelaskan dari beberapa perspektif hukum, yaitu:

a. Perceraian dalam pengertian cerai talak, yaitu perceraian yang diajukan

permohonan cerainya oleh pihak suami kepada Pengadilan Agama, yang

dianggap terjadi dan berlaku beserta akibat hukumnya sejak perceraian itu

dinyatakan di depan siding Pengadilan Agama.

b. Perceraian dalam pengertian cerai gugat, yaitu perceraian yang diajukan

gugatan cerainya oleh pihak istri kepada Pengadilan Agama, yang dianggap

terjadi dan berlaku beserta segala akibat hukumnya sejak jatuhnya putusan

Pengadilan Agama yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

(Syaifuddin. Dkk, 2012: 20)

berdasarkan dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa talak atau

perceraian itu adalah terlepasnya suatu ikatan akad nikah antara suami dan istri.

Talak juga bisa dilakukan dengan lafad talak khusus atau bisa juga dilakukan

dengan kinayah atau kiasan. Dengan adanya perceraian atau talak ini maka

membuang seluruh kepemilikan atau ikatan antara keduanya baik dari segi harta

benda maupun yang lainnya.

Perkawinan dianjurkan salah satunya untuk menjalankan sunnah Rasul dan

Anjuran Allah SWT. Namun, dalam menjalin hubungan perkawinan, memamng

tidak jarang permasalahn muncul di dalamnya, sehingga dapat mengakibatkan

perceraian antara suami dan istri. Ikatan perkawinan tidak boleh diakhiri dengan

cara sewenang-wenang, dan tidak boleh diputuskan bagitu saja, oleh karena itu

Islam dalam persoalan perceraian mengambil jalan tengah yaitu antara

membolehkan dan melarangnya. Islam menjadikan perceraian atau talak ini adalah

sebagai solusi terakhir jika terjadi permaslahan dalam kehidupan rumah tangga

yang tidak bisa disatukan kembali. Namun, perceraian dibolehkan jika cara-cara

untuk mendamaikan keduanya sudah dilakukan tapi tetap tidak ada hasil, barulah

perceraian ditempuh sebagai solusi terakhir dalam masalah rumah tangga tersebut.

Al-Qur‟an sebagai sumber pertama dalam hukum Islam, dalam al-Qur‟an pun

selalu menyarankan agar suami dan istri bergaul secara ma‟ruf dan jangan

menceraikan istri dengan sebab-sebab yang tidak berprinsip atau tidak sesuai

dengan syari‟ah Islam. Jika terjadi pertengkaran yang memuncak maka dalam al-

Qur‟an dijelaskan agar suami dan istri bersabar dan berbuat baik untuk tetap rukun

dalam rumah tangga, tidak langsung memutuskan perceraian atau membubarkan

rumah tangga tanpa ada pembicaraan dengan cara kekeluargaan. Karena biasanya

perceraian terjadi suami dan istri dalam keadaan emosi sehingga tidak berpikir

dengan jernih. Dalam al-Qur‟an dijelaskan bahwa perceraian itu terjadi apabila

keduanya tidak bias disatukan kemabli, dan jika terjadi perceraian maka suami

tidak boleh menyusahkan pihak perempuan dengan meminta kembali harta yang

sudah diberikan kepadanya selama pernikahan.

Page 44: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

32

Perceraian memang sebuah hal yang tabu dikalangan masyarakat. Didalam al-

qur‟an Allah berfirman

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita

dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak

mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya,

terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. dan bergaullah

dengan mereka secara patut. kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka

bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, Padahal Allah

menjadikan padanya kebaikan yang banyak”.(Q.S. An-Nisa: 19)

Menurut Quraish Shihab, ayat tersebut menjelaskan bahwa seorang suami

dilarang menyusahkan wanita-wanita (istri), antara lain dengan memperlakukan

istri secara tidak wajar dengan tujuan mengambil kembali sebagian dari apa yang

telah diberikan kepadanya. Menyusahkan istri dengan sebab apapun sangat

dilarang dalam al-Qur‟an, kecuali bila istri tersebut melakukan perbuatan-

perbuatan keji seperti, berzina, nusyuz atau selingkuh dan semacamnya. Saat itu

suami boleh menggugat atau meminta ganti rugi.

Ayat ini juga menuntun suami istri agar dapat mengasah dan mengasuh cinta

mereka, dan meningkatkan kesabaran dalam menghadapi permasalahan dalam

rumah tangga sehingga tidak terjadi perceraian dalam rumah tangga mereka.

Karena bisa jadi manusia tidak menyukai sesuatu, termasuk tidak menyukai

pasangannya dalam beberapa hal, padahal Allah swt. Menjadikan pada apa yang

disukainya itu ataua yang ada pada diri pasangannya, sifat-sifat lain yang

merupakan kebaikan yang banyak. (Shihab, 2012: 175-176)

Berdasarkan penjelasan dari ayat di atas dapat dijabarkan bahwasanya al-

qur‟an pun menjelaskan mengenai perceraian, akan tetapi bukan berarti al-qur‟an

menganjurkan perceraian. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwasanya kita sebagai

manusia jangan gegabah dalam bertindak, karena tindakan tanpa dipikirkan akan

menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu al-

qur‟an menuntun kita sebagai manusia untuk tidak cepat-cepat mengambil

keputusan dalam permasalah rumah tangga, sebelum memutuskan kita harus

menimbang terlebih dahulu, karena seringkali tindakan tanpa dipikirkan akan

mengakibatkan perpecahan.

Dan dalam ayat di atas juga mengandung arti yang bertujuan agar suami tidak

cepat-cepat dalam mengambil keputusan yang menyangkut masalah rumah

tangganya, kecuali setelah menimbang dan menimbangnya, karena nalar bisa jadi

gagal mengetahui akibat sesuatu. Oleh karena itu dianjurkan untuk berpikir

sebelum bertindak, supaya tindakan yang kita ambil tidak salah dan berakibat

Page 45: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

33

mudharat. Dalam rumah tangga memang tidak luput dari permasalah-permasalah,

namun kita dapat menyelesaikan tanpa harus ada perceraian. Perceraian memang

sesuatu yang dihalalkan oleh Allah tapi sangat dibenci, karena dampak dari

perceraian tersebut merugikan suami istri, anak bahkan orang yang ada

disekelilingnya. Suami dan istri boleh mengajukan perceraian jikalau diantara

mereka sudah tidak lagi ada kecocokan dengan alasan apapun.

Selain perceraian dijelaskan dalam alqur‟an, perceraian juga dijelaskan dalam

hadis. Tetapi perceraian ini adalah sebagai solusi jika suami dan istri tidak dapat

disatukan lagi dengan cara apapun. Oleh karena itu Rasulullah bersabda:

“kami (Abu Daud) mendapatkan cerita dari Katsir ubaid; katsir diceritakan oleh

Muhammad bin Khalid dari Mu‟arrafin Washil dari Muharib bin Ditsar; dari Ibnu

Umar dari Nabi SAW bersabda: “perkara halal yang paling dibenci Allah adalah

perceraian”. (H.R. Abu Daud)

“kami (Abu Daud) mendapatkan cerita dari Katsir ubaid al-himsyi; diceritakan

oleh Muhammad bin Khalid; dari Ibnu Umar al-Walid al-Washofi dari Muharib

bin Ditsar dari Abdillah bin Umar dia berkata Rasulullah SAW bersabda:

“perkara halal yang paling dibenci Allah adalah perceraian”. (H.R. Ibnu Majah)

a. Penelusuran Hadits

Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih

lengkap sanad dan matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan

menggunakan lafadz-lafadz yang terdapat dalam matan hadis. Pemilihan

metode ini dianggap relatif lebih mudah untuk menelusuri hadis yang sedang

diteliti dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat dalam rangkaian

matan hadis sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-

Maktabah Al-Syâmilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda

ditemukan redaksi yang beragam pula. Dengan menggunakan kata kunci

ditemukan redaksi hadis yang berbunyi

masing-masing terulang dalam:

Page 46: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

34

1) Sunan Abû Dâud, bab Karâhati Al-Thalâq, juz 1, halaman 661

2) Sunan Ibnu Mâjah, bab Thalâq, juz 1, halaman 650

Nabi Muhammad

SAW

Ibnu Umar

Muharrib bin

Ditsar

Mu‟arraf bin

Washil

Muhammad bin Khalid

Katsir bin „Ubaid Al-Hamshi

Ubaidillah bin Al-

Walid Al-Washafi

Page 47: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

35

b. Takhrij Hadits

Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Abû Dâud dan iman

Ibnu Mâjah dengan transmisi periwayatan seperti terlihat pada bagan di

bawah ini:

JALUR IBNU MAJAH 1. Ibnu Umar

a. Nama Lengkap Abdullah bin umar bin khottob al-Quraisy al-„Aduwwi dengan kunyah Abu Abdurrahman. Tempat tinggalnya dulu di Makkah kemudian hijrah ke Madinah. Wafat pada tahun 73 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya: 1) Nabi Muhammad SAW 2) Bilal Muaddzinun nabi 3) Zaid bin Tsabit 4) Umar bin Khattab 5) Ali bin Abi Tholib

c. Murid Kurang lebih berjumlah 273 orang, diantaranya: 1) Abdullah bin Ditsar. 2) Muharib bin Ditsar. 3) Atho‟ bin Abi Rabah. 4) Jabir bin Zaid.

2. Muharrib bin Ditsar

a. Nama Lengkap

Page 48: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

36

Muharib bin Ditsar bin Kurdus bin Qirwas. Dengan kunyah Abu Ditsar atau Abu Kurdus. Tempat tinggalnya adalah di Negara Kufah. Wafat pada tahun 116 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya: 1) Abdullah bin Umar bin Khattab. 2) Abdullah bin Buraidah. 3) Imron bin hitton. 4) Wasilah bin zufar.

c. Murid Kurang lebih berjumlah 25 orang, diantaranya: 1) Abdullah bin al-Walid al-Washofi. 2) Anas bin Khalid. 3) Hakim bin Ishaq. 4) Sufyan bin uyainah.

3. Ubaidillah bin al-Walid al-Washafi

a. Nama Lengkap

Ubaidillah bin al-Walid al-Wasshofy dengan kunyah Abu Ismail al-Kufi. Tempat

tinggalnya di Negara Kufah.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 13 orang, diantaranya:

1) Muharib bin Ditsar.

2) Fudhoil bin Muslim.

3) Muhammad bin Suqoh.

4) Atiyah al-Aufi.

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya:

1) Muhammad bin Khalid al-Wahbi

2) Muhammad bin Uyainah.

3) Muhammad bin Fudhail.

4) Waqi‟ bin al-Jarah.

4. Muhammad bin Khalid

a. Nama Lengkap Muhammad bin Khalid bin Muhammad al-Wahbi al-Himshi dengan kunyah Abu Yahya atau Ibnu Musa. Tempat tinggalnya di Negara Syam dan wafat pada tahun sebelum 190 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 13 orang, diantaranya: 1) Mu‟arrif bin Washil. 2) Abdul Aziz bin Umar bin Abdul Aziz. 3) Abu Hanifah „an Nu‟man bin Tsabit. 4) Yunus bin Yazid al-Aili.

c. Murid Kurang lebih berjumlah 12 orang, diantaranya: 1) Katsir bin Ubaid. 2) Khalid bin Khali al-Qadhi. 3) Rabi‟ bin Rauh. 4) Sulaiman bin Salamah al-Khabairi.

5. Katsir bin Ubaid

a. Nama Lengkap

Page 49: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

37

Katsir bin Ubaid bin Numair al-Madzhiji, dengan kunyah Abu Hasan. Tempat tinggalnya di Negara Syam dan wafat pada tahun 250 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 18 orang, diantaranya: 1) Muhammad bin Kholid al-Himshi. 2) Sufyan bin „Uyaynah. 3) Baqiyyati bin Walid. 4) Marwan bin Mu‟awiyyah al-Fazarih.

c. Murid Kurang lebih berjumlah 26 orang, diantaranya: 1) Abu Dawud. 2) An-Nasa‟i. 3) Ibnu Majah. 4) Ahmad bin Muhammad bin „Anbasah.

JALUR ABU DAUD

Dalam sanad Abu Dawud mempunyai kesamaan dengan sanad Ibnu Majah

hanya saja tidak melalui periwayat ke III (Ubaidillah bin al-Walid). Namun Abu

Dawud menerima dari Muharib bin Ditsar (periwayat ke II) melalui Mu‟arrif bin

Washil, yang kemudian dari kedua sanad (Abu Dawud dan Ibnu Majah) sama-sama

disampaikan kepada Muhammad bin Kholid. 1. Mu‟arrif bin Washil

a. Nama Lengkap Mu‟arrif bin Washil al-Sa‟diy. Kunyahnya adalah Abu Badal. Tempat tinggalnya di Kufah.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 11 orang, diantaranya: 1) Muharib bin Ditsar 2) Hafshah bin Talq 3) „Amr bin Dinar 4) „Abdullah bin Buraidah

c. Murid Kurang lebih 19 orang, diantaranya: 1) Muhammad bin Kholid al Wahbi 2) Muhamad bin Yusuf al Firyabi 3) Waqi‟ bin Jarrah 4) Abdurrohman bin Mahdi

c. Kesimpulan

Dari hasil pencarian yang dilakukan mengenai kualitas hadits tentang

perkara halal yang dibenci oleh Allah adalah Thalaq, dapat disimpulkan sebagai

berikut:

1) Dilihat dari jumlah perawinya hadits tersebut termasuk Hadits Ahad. Karena

perawinya tidak mencapai tingkat mutawatir.

2) Kualitas para periwayatnya ada yang kurang kuat hafalannya yaitu Ubaidillah

bin al Walid, namun sanadnya bersambung sampai kepada Nabi SAW,

sehingga sanadnya berkualitas Dloif, akan tetapi karena ada hadits muttabi‟

yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan shohih maka hadits tersebut naik

tingkatan menjadi hadits Hasan Li Ghoirihi.

3) Sedangkan kualitas matannya adalah Shahih, karena tidak ditemukan illat dan

syadz.

Page 50: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

38

4) Jadi secara Umum hadits ini berkualitas Hasan Li Ghoirihi dan tidak dapat

dipakai sebagai hujjah. Namun jika hadits yang digunakan melalui jalur Abu

Dawud maka hadits tersebut Shahih dan dapat dijadikan hujjah.

Menurut al-Asqalani perceraian yang dibenci adalah perceraian yang terjadi

karena tidak ada sebab yang jelas. Menurut al-Kattabi, maksud dibencinya

perceraian itu adalah karena adanya sesuatu yang menyebabkan terjadi

perceraian tersebut, seperti perlakuan buruk, dan tidak adanya kecocokan. Jadi

yang dibenci itu bukanlah perceraiannya. Tapi hal lain yang menyebabkan

perceraian tersebut. Allah sendiri membolehkan perceraian, di samping itu juga

Nabi juga pernah menceraikan beberapa istrinya beliau, meskipun ada yang

dirujuk kembali. (al-Asqallani, ttp: 447)

Menurut Sayyid Sabiq, dalam sebuah hadits, ada ancaman khusus bagi

seorang istri yang meminta jatuhnya talak dari suaminya tanpa disertai alasan

yang dibenarkan syara'. Rasul bersabda:

“Siapa saja istri yang menuntut cerai kepada suaminya tanpa alasan yang jelas,

maka ia haram menghirup wanginya surga”. (Sabiq, ttp: 207)

Berdasarkan keterangan-keterangan yang dijelaskan di atas dapat dikatakan

bahwa dalam berbagai kesempatan al-qur‟an atau hadist menyarankan agar suami

dan istri bergaul secara ma‟ruf dan jangan menceraikan istri dengan sebab-sebab

yang tidak prinsip. Begitu juga dengan seorang istri tidak boleh menggugat cerai

tanpa ada alasan yang menurut syara‟ dibenarkan. Jika terjadi pertengkaran yang

sangat memuncak di antara suami dan istri maka dianjurkan untuk bersabar dan

berlaku baik serta tetap rukun dalam rumah tangganya, tidak langsung

mengambil keputusan untuk membubarkan perkawinan mereka, tapi hendaklah

menempuh usaha perdamaian terlebih dahulu dengan menghadirkan hakam dari

pihak istri dan hakam dari pihak suami untuk mengadakan perdamaian. Jika

memang sudah di adakan perdamain masih tetap saja tidak bias, maka dibolehkan

percerain itu dilakukan.

a. Penelusuran Hadits

Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih

lengkap sanad dan matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan

menggunakan lafadz-lafadz yang terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode

ini dianggap relatif lebih mudah untuk menelusuri hadis yang sedang diteliti

dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat dalam rangkaian matan

hadis sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-

Maktabah Al-Syâmilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda

Page 51: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

39

ditemukan redaksi yang beragam pula. Dengan menggunakan kata kunci

ditemukan redaksi hadis yang berbunyi

masing-masing terulang

dalam:

1) Sunan At-Tirmîdzî, bab Khulu‟, juz 3, halaman 493

2) Sunan Abû Dâud, bab Khulu‟, juz 1, halaman 676

3) Musnad Shohabah (Ibnu Mâjah), juz 40, halaman 221

4) Musnad Shohabah (Ahmad bin Hambal), juz 40, halaman 221

b. Takhrij Hadits

Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mâjah dengan

transmisi periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

Page 52: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

40

JALUR IBNU MAJAH 1. Tsaubân

a. Nama Lengkap Tsauban bin Bajdad atau bin Jahdar Al-Quraisy al-Hasyimi dengan kunyah Abu Ma‟bad. Tempat tinggalnya di Madinah. Wafat pada tahun 54 H.

b. Guru 1) Nabi Muhammad SAW

c. Murid Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya: 1) Kholid bin Ma‟dan 2) Sulaiman Bin Yasar 3) Abi Asma Ar-Rahbiy 4) Abu Salam Al-Aswad

2. Abî Asmâ‟

a. Nama Lengkap Amr bin Martsad Al-Syami Al-Dimisqi. Dengan kunyah Abi Asma Al-Rahabi. Wafat pada kekhalifahan Abdul Malik

b. Guru Kurang lebih berjumlah 9 orang, diantaranya: 1) Uwais bin Uwais Al-Tsaqafiy 2) Tsauban 3) Amru Al-Bakali 5) Abi Dzar Al-Ghaffar.

c. Murid Kurang lebih berjumlah 25 orang, diantaranya: 1) Rasyid bin Daud Al-Shan‟ani 2) Shalih bin Jabir 3) Abi Qilabah Al-Jarmi 4) Abu Salam Al-Aswad

3. Abî Qilâbah

a. Nama Lengkap

Page 53: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

41

Abdullah bin Zaid bin Amru Al-Bashri dengan kunyah Abi Qilabah Al-Bashri.

Tempat tinggalnya di Syam. Wafat pada tahun 104 H.

b. Guru

Kurang lebih berjumlah 44 orang, diantaranya:

1) Abi Asma‟ Al-Rahabi

2) Anas bin Malik Al-anshari

3) Hadzifah bin Al-Yamani

4) Samrah bin Jandab

c. Murid

Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya:

1) Ayyub Al-Sukhtiyani

2) Tsabit Al-Banani

3) Husain bin „Athiyyah

4) Daud bin Abi Hindun

4. Ayyûb

a. Nama Lengkap Ayyub bin Abi Tamimah dengan kunyah Abu Bakar Al-Bashri. Wafat pada tahun sebelum 131 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 58 orang, diantaranya: 1) Abi Qilabah Al-Bashri 2) Ibrahim bin Marrah 3) Al-Hasan Al-Bashri 4) Zaid bin Aslam

c. Murid Kurang lebih berjumlah 57 orang, diantaranya: 1) Hammad bin Zaid 2) Jarir bin Hazim 3) Al-Hasan bin Abi Ja‟far 4) Sufyan Al-Tsauriy

5. Hammâd bin Zaid

a. Nama Lengkap Hammad bin Zaid bin Dirham, dengan kunyah Abu Isma‟il. Wafat pada tahun 179 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 116 orang, diantaranya: 1) Ayyub bin Abi Tamimah 2) Ibrahin bin „Uqbah 3) Jamil bin Marrah 4) Khalid bin Salamah

c. Murid Kurang lebih berjumlah 97 orang, diantaranya: 1) Muhammad bin Al-Fadl 2) Ishaq bin Abi Ibrahim 3) Said bin Manshur 4) Syaiban bin Furukh

6. Muhammad bin Al-Fadl

a. Nama Lengkap Muhammad bin Al-Fadl Al-Sudusi, dengan kunyah Abu Al-Nu‟man Al-bashri. Wafat pada tahun 224 H.

Page 54: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

42

b. Guru Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya: 1) Hammad bin Zaid 2) Jarir bin Hazim 3) Sa‟id bin Zaid 4) Abdul Wahid bin Ziad

c. Murid Kurang lebih berjumlah 42 orang, diantaranya: 1) Ahmad bin Al-Azhar 2) Yahya bin Mathraf 3) Ismail bin Ishaq Al-Qadhi 4) Hajjaj bin Sya‟ir

7. Ahmad bin Al-Azhâr a. Nama lengkap

Ahmad bin Al-Azhar bin Muni‟, dengan kunyah Abu Al-Azhar Al-Naisaburi. Wafat pada tahun 263 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 55 orang, diantaranya: 1) Muhammad bin Al-fadl 2) Zaid bin Al-Habbab 3) Sulaiman bin Al-Harb 4) Muhammad bin Bilal

c. Murid Kurang lebih berjumlah 27 orang, diantaranya: 1) Imam Al-Nasai 2) Imam Ibnu Majah 3) Ibrahim bin Abi Thalib 4) Abdullah bin Abdurrahman Al-Darimi

c. Kesimpulan

Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits

tentang perkara halal yang dibenci oleh Allah adalah Thalaq, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1) Dilihat dari jumlah perawinya hadits tersebut termasuk Hadits Ahad. Karena

perawinya tidak mencapai tingkat mutawatir.

2) Sedangkan kualitas matannya adalah Shahih, karena tidak ditemukan illat dan

syadz.

3) Berdasarkan data di atas dapat ditentukan bahwa hadits utama tersebut dari

segi sanad telah memenuhi asas ketersambungan sanad tanpa mengalami

keterputusan perawi, karena perowi yang meriwayatkannya memiliki

hubungan guru dan murid, sehingga dapat disimpulkan hadits ini merupakan

hadits Masyhur – Shahih dari segi sanad. Hal ini jika didasarkan pada kriteria

yang dibuat oleh Subhi Shalih bahwa yang disebut hadits masyhur adalah

hadits yang diriwayatkan oleh tiga orang lebih dalam setiap thabaqatnya.

4) Sebagian ulama berhujjah dengan hadits ini dengan menyatakan bahwa ia

hadits yang Shahîh dan Muttashil (bersambung mata rantai periwayatnya

hingga kepada Rasulullah Sebagian ulama lagi, mengatakan bahwa ia hadits

yang Dla'îf (Mursal).

2. Pengertian Khulu’

Khulu‟ berasal dari kata “khulu‟ al-tsaub” berarti melepaskan atau mengganti

pakaian pada badan, karena seorang wanita merupakan pakaian bagi laki-laki dan

Page 55: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

43

begitu juga sebaliknya. Dalam hal ini sama dengan hak yang diberikan bagi suami

untuk menceraikan istrinya, maka istri juga dapat menuntut cerai jika ada alasan

yang cukup baginya. Misalnya jika suami melakukan kekerasan, maka istri dapat

meminta cerai (khulu‟). (Rahman I, 1992: 106)

Para Ulama Maliki menetapkan khulu‟ sebagai “Al-Thalaq bil „Iwadh” atau

“cerai dengan membayar”, sedangkan Ulama Hanafi berkata bahwa ia menandakan

berakhirnya hubungan perkawinan yang diperkenankan, baik dengan

mengucapkan kata khulu‟ ataupun kata lain yang berarti sama. Para Ulama Syafi‟i

berkata, khulu‟ merupakan cerai yang dituntut pihak istri dengan membayar

sesuatu dan dengan mengucapkan kata cerai atau khulu‟. Khulu‟ dapat dicapai

melalui kesepakatan kedua belah pihak atau melalui perintah Qodhi agar istri

membayar atau memberikan suatu jumlah tertentu kepada suaminya, tidak

melebihi dari apa yang telah diberikan suaminya sebagai maharnya. (Rahman I,

1992: 107)

Menurut fuqoha, khulu‟ terkadang dimaksudkan makna yang umum, yakni

perceraian dengan disertai sejumlah harta sebagai „iwadh yang diberikan oleh istri

kepada suami untuk menebus diri agar terlepas dari ikatan perkawinan, baik

dengan kata khulu‟, mubara‟ah maupun talak. Sedangkan yang dimaksud dengan

makna khusus yaitu talak atas dasar „iwadh sebagai tebusan dari istri dengan kata-

kata khulu‟ (pelepasan) atau yang semakna seperti mubara‟ah (pembebasan).

(Ghazali, 2010: 220)

Khulu‟ dalam bahasa Arab artinya adalah menghilangkan. Menurut istilah

khulu‟ adalah perpisahan wanita dengan ganti dan dengan kata-kata khusus.

Khulu‟ dibolehkan jika diperlukan. Wanita boleh meminta khulu‟ jika diperlukan

langkah khulu‟, misalnya dia tidak dapat menunaikan hak-hak suaminya. (Saleh

dan Hamdani, 2009: 340)

Dasar kebolehan melakukan khulu telah dijelaskan dalam al-qur‟an,

sebagaimana Allah berfirman:

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara

yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu

mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali

kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika

kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-

hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan

oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah

kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka

Itulah orang-orang yang zalim”. (QS. Al-Baqarah: 229)

Bila seorang istri melihat pada suaminya sesuatu yang tidak diridhoi Allah

untuk melanjutkan hubungan perkawinan, sedangkan si suami tidak merasa perlu

untuk menceraikannya, maka si istri dapat meminta perceraian dari suaminya

Page 56: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

44

dengan kompensasi ganti rugi yang diberikan kepada suaminya. Bila suami

menerima dan menceraikan istrinya atas dasar uang ganti itu, maka putuslah

perkawinan antara keduanya. Putus perkawinan dengan cara demikian disebut

khulu‟. Khulu‟ merupakan perceraian dengan kehendak istri. Hukumya boleh atau

mubah. (Syarifuddin, 2003: 131)

Adapun jika tidak memiliki sebab tetapi wanita itu ingin melakukan khulu‟,

misalnya dia ingin menikah dengan pria lain, maka hukumnya makruh atau haram.

(Saleh dan Hamdani, 2009: 340)

Hukum asal khulu‟, ada yang berpendapat dilarang (haram) ada juga yang

mengatakan makruh, serta ada yang mengatakan haram kecuali darurat. Ulama

Syafi‟iyah berpendapat bahwa hukum asal melakukan khulu‟ itu makruh, hanya

dia menjadi sunnah hukumnya bila istri ternyata tidak baik dalam bergaul terhadap

suaminya. Khulu‟ itu tidak dapat menjadi haram dan tidak dapat pula menjadi

wajib. Perbedaan antara khulu‟ dan talak dalam hal waktu dijatuhkannya, khulu‟

boleh terjadi di waktu yang mana tidak boleh terjadi talak, sehingga khulu‟ boleh

terjadi ketika istri sedang haid, nifas atau dalam keadaan suci yang telah digauli.

Dalam hal ini Imam Malik berpendapat bahwa tidak sah terjadi khulu‟ pada waktu

tidak boleh terjadi talak. (Ghazali, 2010: 225)

Menurut Imam Syafi‟i, Abu Hanifah dan kebanyakan ahli ilmu berpendapat

bahwa khulu‟ itu sah dilakukan meski istri tidak dalam keadaan nusyuz, dan

khulu‟ itu sah dengan saling kerelaan antara suami istri kendati keduanya dalam

keadaan biasa dan baik-baik saja. „Iwadh sebagai tebusan itu halal bagi suami.

(Ghazali, 2010: 223)

Sebagaimana Allah berfirman:

“Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi) sebagai

pemberian dengan penuh kerelaan. kemudian jika mereka menyerahkan kepada

kamu sebagian dari maskawin itu dengan senang hati, Maka makanlah (ambillah)

pemberian itu (sebagai makanan) yang sedap lagi baik akibatnya. (QS. An-Nisa:

4)

Penjelasan ayat di atas menurut Quraish Shihab adalah menjelaskan tentang

memberi tuntunann menyangkut siapapun yang akan dinikahi, yakni menjadi

kewajiban suami memberi maskawin kepada siapa yang dinikahinya. Perintah itu

juga tertuju kepada para wali, yang ketika itu tidak jarang mengambil maskawin

anak yang dipeliharanya dari suami sang anak. Lanjutan ayat di atas bahwa

maskawin hendaklah merupakan pemberian tulus yang menyenangkan hati,

kendati ia sebagai kewajiban yang ditetapkan Allah. Namun demikian, bila sang

istri merelakan dengan sepenuh hati sebagian atau semua maskawin itu kepada

suaminya, maka hal tersebut dapat ditoleransi dan sang suami dipersilahkan

menggunakannya secara baik dan baik pula dampaknya. (Shihab, 2012: 168)

Pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas adalah maskawin merupakan

kewajiban suami dan sebaiknya berbentuk materi. Ia adalah lambing ketulusan dan

kesediaan suami menepati janjinya termasuk memelihara rahasia istri serta

kesediaannya memenuhi kebutuhan hidup istri dan anak-anaknya. Istri bebas

menggunakannya, termasuk hak memberi sebagian atau seluruhnya kepada sang

suami. (Shihab, 2012: 169)

Page 57: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

45

Jika suami menerima mahar dari istrinya, itu merupakan keputusan yang adil

dan tepat karena sebelumnya dia memberikan istrinya mahar, membiayai

pernikahan, pelaminan dan memberikan nafkah. Semua itu diberikan dengan

sungguh-sungguh, oleh sebab itu tidak adil rasanya jika istri tidak dituntut untuk

mengembalikan apa yang diberikan suami kepadanya. Mutaqin, 2016: 766)

3. Hukum Perceraian

Perceraian diperbolehkan (mubah) jika untuk menghindari bahaya yang

mengancam salah satu pihak, baik suami maupun istri. Sebagimana Allah

berfirman:

“Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara

yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. tidak halal bagi kamu

mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali

kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. jika

kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-

hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan

oleh isteri untuk menebus dirinya. Itulah hukum-hukum Allah, Maka janganlah

kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka

Itulah orang-orang yang zalim”.(QS. Al-Baqarah: 229)

Menurut Quraish Shihab, talak yang dapat dirujuk dua kali maksudnya adalah

seorang suami memperoleh kesempatan dua kali melakukan perceraian dengan

istrinya. Kata yang digunakan ayat ini adalah dua kali, bukan dua perceraian. Ini

memberi kesan bahwa dua kali tersebut dua kali dalam waktu yang berbeda, dalam

arti tenggang waktu antara talak yang pertama dengan talak yang kedua. Tenggang

waktu itu memberikan kesempatan kepada suami dan istri untuk melakukan

pertimbangan ulang, memperbaiki diri serta merenungkan sikap dan tindakan

masing-masing. (Shihab, 2000: 460)

Pada penggalan ayat di atas, kalimat “tidak halal bagi kamu dan seterusnya,

ditujukan kepada suami dan juga para hakim. Para suami dilarang mengambil

sesuatu sebagaimana telah dijelaskan di atas, para hakimpun dilarang untuk

mengambil dalam artian menetapkan keputusan atas istri untuk mengembalikan

sebagian apa yang pernah diberikan oleh suami.

Lanjutan ayat kembali ditujukan pada para hakim atau yang menjadi penengah

antara suami dengan istri, “jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri)

tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, Maka tidak ada dosa atas keduanya

tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya”. Tidak dapat

disangkal, bahwa suami akan mengalami kerugian berganda jika istrinya

melakukan ulah atau kedurhakaan kepada Allah dan suaminya. Kerugian pertama

Page 58: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

46

adalah tidak terciptanya ketenangan yang merupakan tujuan dari kehidupan rumah

tangga; dan kerugian kedua adalah hilangnya mas kawin dan uang belanja yang

pernah diberikan dalam rangka melaksanakan perkawinan. Apabila istri tidak

menjalankan ketentuan-ketentuan terhadap Allah dan terhadap suaminya dicerai

tanpa imbalan, maka terbuka baginya peluang untuk meraih keuntungan berganda,

di samping mas kawin yang diperolehnya, dapat juga menikah dengan pria lain

setelah perceraian. Namun, disisi lain istri dapat mengalami kesulitan yang tidak

sedikit jika suaminya menganiaya tapi enggan untuk menceraikannya. Inilah suami

yang tidak menegakkan ketentuan Allah.

Kesediaan seorang istri membayar sesuatu demi perceraiannya, menunjukkan

bahwa kehidupan rumah tangga mereka tidak dapat dipertahankan lagi. Pihak yang

dapat menerima dalam hal ini adalah istri, kini bersedia membayar kepada sang

suami. Ini terjadi penjungkirbalikan keadaan sehingga surga dalam rumah tangga

mereka menjadi neraka. Karena itu dalam ayat ini Allah membolehkan sang istri

memberikan sesuatu kepada suaminya sebagai imbalan perceraian. (Shihab, 2000:

462)

Menurut Quraish Shihab pelajaran yang dapat diambil dari keterangan ayat di

ats adalah, seorang istri yang tidak dapat hidup tenang dengan suaminya dapat

mengajukan gugatan cerai dan dibenarkan untuk menebus kebebasannya dari

ikatan perkawinan, dengan mengmbalikan maskawin atau membayar ganti rugi

yang wajar. Di sisi lain suami tidak boleh menahan atau tidak menceraikan istrinya

dengan tujuan menganiayanya dengancara apaun. Dan setelah perceraian ketiga

terjadi maka tidak dibenarkan lagi bagi pasanagn itu untuk kembali berumah

tangga dengan istri yang telah diverai tersebut. Keculai jika mantan istrinya

menikah dan bercampur sebagai suami istri dengan pria selain mantan suaminya.

Nanti setelah itu dan setelah berlalu masa tunggu, barulah mantan suami yang

pertama dapat kembali kepadanya. Itu juga bila mereka berdua merasa dapat

memulai hidup baru yang harmonis sesuai tuntunan Allah SWT. (Shihab, 2012:

76-77)

Dari pendapat mengenai ayat al-qur‟an di atas, dapat ditarik kesimpulan

bahwa seorang suami diberi kesempatan untuk menceraikan dua kali terhadap

istrinya. Maksudnya dua kali dalam waktu yang berbeda. Tenggang waktu yang

ada bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada suami dan istri untuk

mempertimbangkan kembali, dan merenungkan semua persoalan-persoalan yang

terjadi di rumah tangga keduanya. Agar tidak salah mengambil langkah, karena

jika perceraian sudah terjadi yang ketiga kalinya, maka keduanya tidak bisa rujuk

kembali kecuali istri yang telah dicerainya menikah lagi dengan orang lain. Suami

yang pertama bisa menikahi mantan istrinya jikalau dalam rumah tangga istri dan

suami keduanya terjadi perceraian. Namun dalam perceraian yang dilakukan istri

dan suami keduanya tidak boleh dilakukan secara sengaja dengan tujuan agar istri

dan suami yang pertama dapat menikah kembali. Oleh sebab itu Allah

menganjurkan kepada kita semua agar mempertimbangkan kembali maslah-

masalah yang terjadi dalam rumah tangga, jangan terburu-buru dalam mengambil

keputusan, karena akan berdampak tidak baik. Apalagi persoalan perceraian yang

akan berdampak pada suami dan istri, terhadap anak dan orang disekitarnya.

Page 59: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

47

Selain hukum perceraian itu dibolehkan (mubah), perceraian juga bisa

hukumnya wajib, haram, mubah dan juga bisa sunnah. Perceraian yang hukumnya

wajib adalah perceraian yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi

antara suami dan istri, jika masing-masing melihat bahwa perceraian adalah jalan

satu satunya untuk mengakhiri perselisihan. Perceraian yang diharamkan adalah

karena perceraian yang dilakukan bukan karena adanya tuntutan yang dapat

dibenarkan. Karena hal itu akan membawa kemudharatan bagi diri sang suami dan

juga istrinya serta tidak memberikan kebaikan bagi keduanya. Perceraian yang

hukumnya mubah adalah perceraian yang dilakukan karena adanya hal-hal yang

menuntut untuk terlaksananya perceraian tersebut, baik karena perangai istri yang

buruk, pergaulan-pergaulannya yang kurang baik atau hal-hal buruk lainnya.

Sedangkan perceraian yang disunahkan perceraian yang dilakukan terhadap istri

yang telah berbuat zhalim kepada hak-hak Allah yang baru diembannya, seperti

shalat dan kewajiban-kewajiban lainnya, di mana berbagai cara dilakukan oleh

suami untuk menyadarkannya, tetapi ia tidak menghendaki perubahan. Perceraiaan

juga disunahkan jika suami dan istri dalam keadaan perselisihan yang cukup

tegang, atau pada suatu keadaan di mana dengan perceraian tersebut keduanya

terselamtkan dari bahaya yang mengancam. (Ghaffar, 1998: 428-429)

Jadi mengenai hukum perceraian pun ada beberapa kategori, perceraian bisa

dikatakan wajib kalau antara suami dan istri jika dipersatukan kembali akan

meakibat mudharat. Perceraian juga bisa dikatan sunnah jika diantara keduanya

antara suami dan istri itu terjadi perselisihan yang tegang dan dari perselisihan

tersebut akan menimbulkan bahaya yang mengancam. Perseraian juga bisa dikatan

haram jikalau suami dan istri melakukannya tanpa ada alasan apapun atau

kemudharatan dalam rumah tangganya, perceraian tersebut diharamkan karena

banyak mengandung mudharat antara suami dan istri serta anak-anak. selanjutnya

perceraian bisa dikatakan mubah (boleh) jikalah antara kedua suami istri perangai

keduanya tidak baik, pergaulan yang dilakukan tidak sesuai ketentuan-ketentuan

Allah. Perceraian memang bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh suami dan istri

serta anak-anak terhadap kedua orang tuanya. Perceraian bisa dilakukan sebagai

solusi jikalau permaslahan yang ada dalam rumah tangga tidak dapat diselesaikan

dengan baik dan kedua suami istri tidak dapat dipersatukan kembali dengan jalan

apapun.

Indonesia saat ini telah memiliki UU No. 1 Tahun 1974 yang merupakan

peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perkawinan dan termasuk

di dalamnya mengenai hukum perceraian. UU No. 1 Tahun 1974 tentang

perkawnan itu disahkan pada tanggal 2 januari 1974 dan mulai berlaku secara

efektif pada tanggal 1 Oktober 1975, serta dimuat dalam lembaran negara No. 1

dan tambahan Lembaran Negara No. 3019. Sistematika UU No. 1 Tahun 1974

terdiri dari 14 bab dan 67 passal, yang memuat ketentuan-ketentuan normatif

sebagai berikut.

1) Dasar Perkawinan.

2) Syarat-syarat Perkawinan.

3) Pencegahan Perkawinan.

4) Batalnya Perkawinan.

5) Perjanjian perkawinan.

Page 60: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

48

6) Hak dan Kewajiban suami istri.

7) Harta benda dalam Perkawinan.

8) Putusnya Perkawinan dan akibat Hukumnya.

9) Kedudukan Anak.

10) Hak dan Kewajiban antara orang tua dan Anak.

11) Perwalian.

Ketentuan normatis mengenai perceraian terkandung dalam Bab 8 (delapan)

tentang putusnya perkawinan dan akibat hukumnya yang diuraikan dalam beberapa

pasal. Namun, karena dalam perceraian berkaitan dengan kedudukan anak, hak dan

kewajiban suami istri, serta kedudukan hak dan kewajiban anak, bahkan terkait

dengan hak dan kewajiban suami istri dan anak atas harta bersama yan diperolah

selama perkawinan, maka ketentuan-ketentuan normatif dalam bab-bab yang telah

diuraikan dalam pasal-pasal lainnya juga berlaku secara sistematis sebagai dasar

hukum perceraian. (Syaifuddin, Turatmiyah dan Yahanan, 2014: 86-87)

Putusan pengadilan menurut UU No. 1 Tahun 1974 adalah hukum terpenting

setelah peraturan perundang-undangan (dalam hal ini UU No. 1 Tahun 1974 dan

peraturan pelaksanakannya) sebagaimana terefleksi dari pasal 39 ayat (1) yang

memuat ketentuan imperatif bahwa “perceraian hanya dapat dilakukan di depan

Sidang Pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak

berhasil mendamaikan kedua belah pihak”. Putusan pengadilan mengenai

perceraian yang diharuskan oleh pasal 39 UU No. 1 Tahun 1974 dapat menjadi

Yurisprudensi, dalam artian semua hakim dalam pengadilan menggunakan metode

penafsiran yang sama terhadap suatu norma-norma hukum perceraian dalam

peraturan perundang-undangan dan menghasilkan kejelasan pula serta diterapkan

secara terus menerus dan teratur dalam kasus perceraian yang serupa dan harus

ditaati oleh setiap orang. (Syaifuddin, Turatmiyah dan Yahanan, 2014: 101-102)

Jadi dalam Undang-undang No 1 Tahun 1974 pasal 39 menyebutkan bahwa

perkawinan dapat putus karena kematian, perceraian dan atas putusan pengadilan.

perceraian hanya dapat dilakukan didepan sidang pengadilan setelah pengadilan

yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak.

Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa antar suami istri itu

tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami istri.

Inpres RI, dalam pasal 116 dikatakan bahwa perceraian dapat terjadi karena

alasan-alasan sebagai berikut :

1) Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain

sebagainya dan sukar di sembuhkan;

2) Salah satu pihak meningalkan pihak lainnya selama dua tahun berturut-turut

tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau hal lain Karena di luar

kemampuannya;

3) Salah satu pihak mendapat hukuman penjara lima tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

4) Salah satu pihak melakukan penganiayaan berat atau kekejaman yang

membahayakan pihak lain;

Page 61: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

49

5) Salah satu pihak mendapatkan cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan

tidak dapat menjalankan kewajiban suami istri;

6) Antara suami istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran serta

tidak ada harapan untuk hidup rukun lagi berumah tangga;

7) Suami melanggar taklik talak;

8) Peralihan agama atau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidakrukunan

dalam rumah tangga. (Departemen Agama RI, 2003)

4. Faktor-faktor Penyebab Perceraian

Perceraian terjadi karena didasari oleh berbagai faktor. Di antaranya untuk

saat ini, fokus perhatian orang tua tidak lagi tertuju pada rumah, walaupun dengan

alasan yang berbeda-beda. Dulu, seorang ibu senantiasa berada di rumah untuk

dapat memperhatikan anak-anaknya. Tetapi sekarang, kebanyakan orang tua

bekerja di luar rumah, anak-anak hanya dapat menemui mereka di malam hari,

ketika keduanya sudah sangat lelah untuk memberikan perhatian yang cukup

kepada mereka, ataupu mereka dapat bersama-sama kembali dipenghujung

minggu, di saat mereka lebih memikirkan rekreasi. (Mustofa, 2008: 239-240)

Selain kesibukan orang tua yang menyebabkan anak menjadi terlantar

sehingga terjadilah perceraian di antara keduanya, ada beberapa penyebab

perceraian lainnya, di antaranya adalah:

a. Kesibukan suami, suami yang mempunyai kesibukan yang hanya terpusat

pada pekerjaan. Sang istri yang selalu di rumah merasa seperti orang yang

diasingkan, maka timbul kesalahpahaman di antara keduanya. Karena tidak

ada saling pengertian diantara keduanya maka timbullah perceraian.

b. Rasa cemburu yang berlebihan. Cemburu atau curiga dalam keluarga memang

harus ada karena saling mencintai. Akan tetapi jika cemburu itu berlebihan

maka akan timbul rasa tidak percaya terhadap pasangan. Rasa cemburu dan

tidak percaya itulah yang menyebabkan terjadinya perceraian.

c. Penyelewengan juga merupakan penyebab terjadinya perceraian. Jika

suamiatau istri dalam suatu keluarga berbuat serong atau selingkuh maka

terjadi pertengkaran di antara mereka, kemudian terjadilah perceraian.

d. Perjudian. Perjudian dapat menyebabkan kehidupan suatu keluarga tidak

tentram. Habisnya harta benda karena berjudi, yang tidak dapat diterima oleh

suami atau istri, dapat memicu pertengkaran dan diakhiri dengan perceraian.

(Nisfianoor dan Yulianti, 2005: 9-10)

e. Perbedaan prinsip. Alasan perbedaan prinsip sering digunakan oleh pasangan

suami istri ketika bercerai. Masalah prinsip ini biasanya berkaitan dengan

agama, karir, anak dan perbedaan lainnya.

f. Kekerasan dalam rumah tangga. Masalah kekerasan dalam rumah tangga juga

menjadi salah satu penyebab terjadinya perceraian. Kekerasan fisik

merupakan faktor utama kenapa istri atau suami menggugat cerai

pasangannya.

g. Keadaan ekonomi. Tingkat kebutuhan ekonomi zaman sekarang ini menuntut

agar suami sebagai orang yang bertanggungjawab untuk memberi nafkah

harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Tidak

hanya suami, bahkan sering juga istri ikut bekerja karena untuk membatu

suami dalam memnuhi kebutuha keluarga. Namun keadaan tersebut sering

Page 62: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

50

menjadi perselisihan diantara keduanya, terlebih jika suami tidak mempunyai

pekrjaan dan penghasilan.

h. Perselingkuhan. Perselingkuhan ini terjadi karena kedua pihak antara suami

dan istri mengabaikan peran kesetiaannya terhadap pasangannya.

i. Komunikasi. Komunikasi merupakan suatu hala yang penting dalam

kehidupan terutama dalam komunikasi dengan keluarga. Komunikasi harus

diperhatikan oleh suami dan istri, karena komunikasi yang intensif akan

membuatan ikatan keluarga menjadi harmonis. Sebaliknya jika diantara kedua

suami istri tidak lagi berkomunikasi maka inilah yang menimbulkan banyak

kesalahpahaman, dan ahirnya menimbulkan perselisihan.

j. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Alasan ini sering kali dikemukakan

oleh suami dan istri yang akan bercerai. Ketidkharmonisan ini juga terjadi

karena bebrapa hal diantanya adalah; krisis ekonomi, krisis akhlak dan adanya

orang ketiga. (Rifa‟i, 2011: 98)

k. Kehidupan keagamaan. Sebagaimana diketahui bahwa agama telah

menetapkan banyak petunjuk dan peraturan dalam pembentukan keluarga

yaitu melalui perkawinan. Perkawinan merupakan pintu masuk yang harus

dilalui setiap individu bagi terbentuknya sebuah keluarga, tanpa perkawinan

sesuai dengan ajaran agama atau ketentuan agama, mustahil sebuah keluarga

akan harmonis. Akan tetapi dalam mewujudkan keluarga yang harmonis tentu

tidak mudah. Ketidak harmonisan dalam keluarga bisa terjadi di mana saja

dengan beragam penyebab, baik faktor internal maupun eksternal. Dalam hal

ini pun rendahnya ketaatan beragama sangat mempengaruhi tingkat keutuhan

kehidupan rumah tangga.

l. Pernikahan dini. Kasus perceraian sering juga terjadi dikalangan pasangan

muda. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan kematangan fisik, mental

pasangan tersebut belum matang serta pola berpikir pun masih labil, sehingga

pasangan tersebut tidak dapat mengontrol ego masing-masing dalam

menyelesaikan permasalahan.

m. Tidak adanya tanggung jawab, baik tanggung jawab suami atau pun istri

terhadap keluarga.

n. Terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang tak kunjung selesai.

o. Terjadinya perselingkuhan dari salah satu pihak.

p. Salah satu pihak mengalami kemandulan (tidak dikaruniai anak). (LP2M

IAIN Surakarta, 2016: 71)

Huzaimah Tahido Yanggo dalam bukunya yang berjudul masail fiqhiyah

mengatakan beberapa faktor penyebab terjadinya konflik sehingga menyebab

perceraian di dalam sebuah keluaraga di antaranya adalah:

a. Dominasi yang tidak seimbang. Apabila suatu keluarga didominasi oleh

kekuasaan salah satu pihak, misalnya yang bersifat otoriter dari suami atau

dominasi seorang istri, maka konflik pasti akan terjadi dan menimbulkan

perceraian.

b. Kendali orang tua atau orang tua yang berlebihan. Walaupun setiap yang

dinikahkan atau menikah telah dewasa dan sudah bisa mengatur dirinya

sendiri, ternyata masih banyak orang tua dan mertua yang terlalu jauh

mengatur kehidupan rumah tangga anaknya. Dengan demikian

Page 63: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

51

perselisihanpun terjadi di antara kedua pasangan suami istri akibat intervensi

yang berlebihan dari orang tuanya.

c. Ketidakmampuan memberikan kepuasan pada salah satu pihak atau keduanya,

dapat diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan, perasaan malu dan

sebagainya. Hal ini pun yang menyebabkan terjadinya konflik dalam

perkawinan.

d. Perbedaan status sosial, hobi, faham, keyakinan dan agama. Hal ini akan

menimbulkan konflik dan sering menimbulkan perceraian.

e. Latar belakang kehidupan masa lalu yang kurang baik.

f. Masalah ekonomi. Kesejahteraan ekonomi keluarga sangat diperlukan dalam

membina rumah tangga. Keadaan ekonomi yang serba sulit serta tidak

diterima dengan kesabaran, akan membawa rumah tangga ke situasi kurang

bahagia bahkan menimbulkan pertengkaran yang berujung perceraian.

g. Penyakit kronis yang diderita oleh suami atau istri. Penyakit yang

menyebabkan ketidakmampuan fungsi wanita atau laki-laki, penyakit yang

memerlukan biaya yang tinggi dan terus menerus, penyakit yang dianggap aib

oleh keluarga tersebut dapat mengakibatkan konflik dalam rumah tangga.

h. Istri lebih dari satu. Pada umumnya wanita tidak rela dimadu. Kecemburuan

merasa diperlakukan tidak adil sering dianggap sebagai bunga berduri pada

keluarga yang bermadu. Dengan demikian banyak istri yang menggugat cerai.

i. Gangguan jiwa. Gangguan jiwa yang diderita oleh suani atau istri dapat

menimbulkan pertengkaran dan ketidaktentraman dalam rumah tangga.

Gangguan jiwa yang dimaksud adalah kecemburuan yang over dosis,

penyimpangan seksual dan gangguan tingkah laku serta kelainan kepribadian.

(Yanggo, 2005: 163-164)

Dalam pasal 209 Kitab Undang-undang Hukum Perdata disebutkan

perkawinan bubar atau perceraian terjadi dikarenakan:

a. Zina yang dilakukan oleh suami ataupun istri

b. Meninggalkan tempat tinggal bersama dengan sengaja.

c. Suami atau istri dihukum selama 5 tahun penjara atau lebih yang dijatuhkan

setelah perkawinan dilaksanakan.

d. Salah satu pihak melakukan penganiayaan berat yang membahayakan jiwa

pihak lain (suami/istri). (Naofal, tt: 6)

Perceraian adalah sebuah cara yang harus dilakukan oleh pasangan suami dan

istri ketika ada permasalahn yang tak dapat diselesaikan dengan baik. Beberapa

faktor yang menyebabkan suami dan istri bercerai yang dikemukanan oleh Agoes

Dariyo dalam Jurnal Psikologi di antaranya adalah:

a. Kekerasan Verbal. Kekerasan ini merupakan sebuah penganiayaan yang

dilakukan oleh seorang pasangan terhadap pasangan lainnya, dengan

menggunakan kata-kata, ungkapan kalimat yang kasar, tidak menghargai,

mengejek, mencaci-maki, menghina, menyakiti perasaan dan merendahkan

harkat dan martabat. Akibat mendengarkan dan mengahdapi perilaku

pasangan hidup yang demikian, membuat seseorang merasa terhina, kecewa,

terluka batinnya dan tidak betah untuk hidup berdampingan dalam

perkawinan.

Page 64: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

52

b. Masalah ekonomi-finansial. Salah satu faktor keberlangsungan dan

kebahagiaan sebuah perkawinan sangat dipengaruhi oleh kehidupan ekonomi-

finansialnya. Kebutuhan-kebutuhan hidup akan dapat tercukupi dengan baik

bila pasangan suami dan istri memiliki sumber finansial yang memadai.

Dalam masyarakat tradisional atau modern, seorang suami tetap memegang

peran besar untuk menopang ekonomi keluarga, sehingga seorang suami harus

bekerja agar dapat memiliki penghasilan. Oleh karena itu, dengan adanya

keungan tersebut akan dapat menegakkan kebutuhan ekonomi keluaganya.

Sebaliknya dengan adanya kondisi masalah keuangan atau ekonomi akan

berakibat buruk seperti kebutuhan keluarga tidak dapat terpenuhi dengan baik,

anak-anak mengalami kelaparan, mudah sakit, mudah menimbulkan konflik

pertengkaran suami istri, akhirnya berdampak buruk dengan munculnya

perceraian.

c. Masalah perilaku buruk seperti kebiasaan berjudi. Seorang suami seharusnya

menganggarkan kebutuhan finansial untuk keperluan rumah tangga secara

bijaksana. Penghasilan yang diperoleh seharusnya untuk memnuhi kebutuhan

keluarga. Tapi ketika suami mengabaikan kebutuhan keluarga, sehingga

semua penghasilan dipertaruhkan untuk kegiatan perjudian, maka hal ini

mengecewakan bagi istri dan anak-anaknya. Oleh karena itu mereka protes

dan menggugat untuk bercerai dari suaminya, dari pada hidup dalam

penderitaan yang berkepanjangan.

d. Perselingkuhan. Persoalan perselingkuhan ini menjadi penyebab retaknya

hubungan antara suami dan istri, oleh karena itu jika dalam keluarga terjadi

perselingkuhan yang dilakukan oleh salah satu pihak, maka mereka

memutuskan untuk bercerai dari pada hidup dengan pasangan yang tidak

setia. (Dariyo, 2004: 94-96)

Dari beberapa faktor yang menyebabkan perceraian di atas, dapat disimpulkan

bahwa, perceraian sering terjadi akibat kurangnya komunikasi diantara suami dan

istri. Mereka seringkali menyatakan kesibukan menjadi kendala untuk

berkomunikasi kepada keluarganya. Oleh sebab itu dengan tanpa adanya

komunikasi yang baik, maka timbullah hal-hal yang tidak dinginkan di antra kedua

suami istri, seperti rasa cemburu yang berlebihan, dan penyelewengan. Selain

faktor komunikasi juga ada faktor yang sangat sering mengakibatkan perceraian

yaitu faktor ekonomi. Sering kali faktor ekonomi inilah yang membuat keluarga

tidak harmonis, kedua orang tua sama-sama bekerja tanpa menghiraukan anak-

anak mereka. Sehingga anak-anak merasa dikucilkan dan tidak diperhatian.

Akibatnya persoalan anak yang kemudian menjadi awal pertengkaran antara suami

dan istri hingga menyebabkan perceraian.

Dalam kehidupan berumahtangga tentunya tidak lepas dari permaslahaan-

permaslahan yang terjadi, namun di dalam permasalahan pasti ada jalan keluar dan

titik terang dalam menyelesaikannya. Perceraian bukan satu-satunya jalan untuk

menyelesaikan masalah yang terjadi dalam keluaraga. Bahkan jika terjadi

perceraian tidak menutup kemungkinan akan timbul masalah yang selanjutnya.

Karena dalam perceraian mempunyai dampak yang buruk untuk anak. karena

dengan perceraian maka kewajiban dan tanggungjawab sebagai suami dan istripun

berhenti. Sebelum menjalani perceraian orang tua hendaknya memikirkan

Page 65: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

53

psikologis anak yang akan mengalami perubahan secara dramatis dalam

kehidupannya. Akan tetapi jika perceraian itu tetap tejadi, orang tua harus dengan

bijak menerangkan dan menjelaskan kepada anak kenapa perceraian terjadi kepada

kedua oranr tuanya, agar anak dapat mengerti dan tidak syok dalam mengahadapi

kehidupan tanpa kedua orang tua yang utuh. Dan orang tua juga harus tetap

memperhatikan dan menyayangi anak tanpa kurang sedikitpun walaupun keduanya

telah berpisah, terutama dalam persoalan pendidikan anak. kedua orang tua

meskipun telah bercerai tetap memperhatikan bagaimana pendidikan anak,

sehingga anak tidak putus asa dan meraih prestasi serta cita-cita yang ia inginkan.

Oleh karena itu, bimbingan, nasehat serta motivasi dari kedua orang tua sangat

dibutuhkan untuk dijadikan sebagai motivasi agar anak dapat meningkatkan

prestasi belajarnya. Memberikan motivasi tidak hanya kepada anak yang

prestasinya menurun, akan tetapi juga pada anak yang mengalami peningkatan

prestasi belajarpun harus diberikan motivasi yang bersifat mendidik, misalnya

dengan memberikan pujian, hadiah dan lain sebagainya agar anak tetap merasa

diperhatikan sehingga tetap mempertahankan prestasi belajarnya bahkan anak

dapat lebih meningkatkan prestasinya jikalau dorongan dan dukungan dari orang

tua tersebut selalu diberikan.

D. Upaya Pencegahan Perceraian

Para ahli mengungkapkan bahwa konflik yang terjadi dalam keluarga banyak

sekali faktornya, faktor tersebut bisa datang dari mana saja, bisa dari pihak keluarga

ataupun dari pihak luar. Oleh karena itu, dalam sebuah hubungan, terutama hubungan

keluarga harus dijaga dan dipertahankan. Sebagaimana para ahli menjelaskan

beberapa upaya menjaga perkawinan agar tetap utuh. Di antaranya adalah:

1. Memahami Tujuan Pernikahan

Pernikahan adalah sebuah peristiwa yang sakral dan seharusnya terjadi sekali

dalam seumur hidup. Namun, dalam sebuah pernikahan tak jarang

permasalahanpun datang silih berganti. Oleh sebab itu banyak pasangan yang

gagal mempertahankan hubungan perkawinan mereka. Agar kita dapat

mempertahankan keutuhan rumah tangga, kita harus mengingat dan memahami

apa niat dan tujuan awal pernikahan tersebut. Supaya dalam mengahadpi

permasalahan-permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan baik dan bahkan

dapat memperkuat tali pernikahan.

2. Membangun komunikasi

Kebutuhan berkomunikasi merupakan kebutuhan semua anggota keluarga

tanpa terkecuali. Komunikasi dalam keluarga diperlukan untuk menjembatani

adanya kesalahpahaman antara anggota keluarga, untuk dapat mengungkapkan

perasaan ataupun keinginan, serta untuk menunjukkan penghargaan dan lain

sebagainya. Mengembangkan komunikasi dalam keluarga juga merupakan ajaran

dalam Islam, karena baik buruknya komunikasi akan mempengaruhi hubungan

suami dan istri. Dan dalam berkomunikasi juga dianjurkan dengan sopan dan

santun.

3. Keterbukaan dalam keluarga

Selain komunikasi yang dibutuhkan dalam sebuah hubungan keluarga,

keterbukaan pun sangat dianjurkan dalam Islam. Keterbukaan memang terkadang

menyakitkan, tetapi dengan adanya keterbukaan antara anggota keluarga akan

Page 66: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

54

menjauhkan dari kesalahpahaman. Jika terdapat maslaah dalam keluarga, jangan

diabiarkan berlarut-larut, oleh sebab itu dengan adanya keterbukaan ini masalah

yang ada akan dapat diselesaikan dengan baik.

4. Saling memahami

Kebahagiaan dalam suatu perkawinan tidak semata-mata terletak pada cinta

dan pemenuhan kebutuhan biologis semata, tetapi hakikatnya ditetntukan oleh

seberapa jauh kemampuan pasangan untuk saling melakukan interaksi dan adaptasi

dari dua kepribadian yang berbeda. Dalam Islam sesungguhnya tidak

menginginkan pasangan menyikapi konflik dengan mempermasalahkan perbedaan,

namun yang diisyaratkan agar pasangan suami istri dapat mengembangkan sikap

saling mnegisi, saling memahami dan melakukan penyeesuaian diri.

5. Kepercayaan

Dalam sebuah hubungan, terlebih hubungan antara suami dan istri harus di

dasari dengan rasa kepercayaan pada satu sama lain, karena tanpa adanya

kepercayaan di antara salah satu pihak akan menyebabkan terjadinya permasalahan

dalam keluarga.

6. Introspeksi Diri

Sebagai manusia tentu kita mempunyai kekurangan, namun kekurangan

tersebut jangan dijadikan sebagai bumerang dalam rumah tangga. Justru yang

harus dilakukan adalah saling melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada.

Selain itu juga kita harus sadar diri, karena tidak selamanya yang kita lakukan

tersebut benar. Jika salah satu di antara keduanya melakukan kesalahan, cobalah

untuk meminta maaf.

7. Kesetiaan

Dalam kehidupan rumah tangga hal yang paling mendasar adalah kepercayaan

dan kesetiaan. Karena tanpa adanya kesetiaan dari salah satu pasangan itu akan

menjadi konflik dalam kehidupan rumah tangga.

8. Pemenuhan Kebutuhan

Dalam kehidupan rumah tangga, antara suami dan istri harus saling memenuhi

kebutuhan lahir dan batin satu sama lainnya. Terutama pemenuhan kebutuhan

sehari-hari. (Ulfatmi,2011: 212-151)

9. Mengawali visi misi atau orientasi dalam rumah tangga, sehingga arah perjalanan

rumah tangga tetap berjalan sesuai dengan visi misi yang dibangun bersama di

awal.

10. Senantiasa memperkuat referensi diri dengan keilmuan yang berkaitan dengan

kehidupan rumah tangga.

11. Rumah tangga yang bebas dari intervensi orang tua, mertua ataupun pihak lain.

12. Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga kebekuan hubungan

dengan pasangan dapat terurai.

13. Selalu belajar beradaptasi dengan pasangan hidup. Sebab, bukan sebuah jaminan

uang telah berumah tangga sekian tahun menjadikan kemampuan beradaptasi lebih

mudah dan ulung.

14. Memberi ruang toleransi yang dapat melegakan pasangan hidup. Dua hati yang

berbeda tentu membawa perbedaan pula untuk hal-hal yang lain, maka

membutuhkan pemahaman bersama. Tak ada yang boleh mengekang atau

terkekang, selama itu untuk kemaslahatan bersama.

15. Selalu memperbaiki diri, atau introspeksi diri.

Page 67: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

55

16. Diadakan pembinaan keluarga sakinah oleh lembaga yang menanganinya, dan

memberikan pendampingan terhadap keluarga khusunya yang mengalami KDRT.

17. Pembinaan keluarga sakinah melalui lembaga seperti Majlis Ta‟lim agar untuk

memperkuat dan memberikan tuntunan kepada masyarakat yang belum memiliki

karakter yang kuat.

18. Pelaksanaan asas perceraian dipersulit, dalam artian melalui prosedur yang bisa

dijalankan.

19. Memfungsikan BP4 (Badan Pembina Penasehat Perkawinan dan Perceraian).

20. Menerapkan denda yang tinggi, sehingga masyarakat mengurungkan niatnya untuk

bercerai. (LP2M IAIN Surakarta, 2016: 66-75)

Huzaimah Tahido Yanggo, dalam bukunya yang berjudul masail fiqhiyah

mengatakan upaya pemecahan problem perkawinan dan penanggulangan konflik

dalam rumah tangga di antaranya adalah:

1. Saling pengertian antara suami dan istri, hormat menghormati dan harga

menghargai sehingga akan terbina kehidupan yang rukun dan damai.

2. Setia dan cinta mencintai sehingga dapat dicapai ketenangan serta keamanan lahir

dan batin yang menjadi pokok kekalnya hubungan.

3. Mampu menghadapi persoalan-persoalan dan kesukaran-kesukaran yang datang

dengan tenang dan kebijaksanaan, tidak terburu-buru memutuskan dan saling

menyalanhkan, tetapi harus dengan kepala dingin mencari jalan keluar bersama

untuk mengatasi kesulitan.

4. Saling percaya, saling bantu membantu dan seia sekata dalam memikul tugas

rumah tangga. Tidak berbuat sesuatu yang menimbulkan kecurigaan, kegelisahan

dan keretakan.

5. Dapat memahami kelemahan dan kekurangan-kekurangan yang ada pada setiap

manusia dan saling memaafkan atas keterlanjuran yang tidak disengaja.

6. Selalu konsultasi serta musyawarah dan jika ada sesuatu kesulitan dibicarakan

dengan hati terbuka, tidak segan meminta maaf jika merasa bersalah. Hal tersebut

akan menambah kokohnya hubungan cinta kasih.

7. Jangan menyulitkan dan menyiksa pikiran, tetapi lapang dada dan terbuka.

8. Saling menghormati keluarga masing-masing, apalagi dengan ibu mertua, jauhkan

rasa curiga mencurigai.

9. Mengadakan introspeksi diri, evaluasi dan musyawarah seluruh keluarga yang bisa

diajak bicara dan bijak untuk mencoba mencari titik temu dan mengembangkan

persamaan persepsi tanpa mengungkit perbedaan satu sama lain.

10. Meminta orang tua mereka yang dianggap bijaksana, ikut menengahi dan memberi

pandangan, tetapi harus disertai dengan kesediaan semua anggota keluarga. Orang

tua jangan menyalahkan atau mencari kesalahan salah satu pihak, tetapi orang tua

hendaknya memberi arahan yang tidak membingungkan dan menunjang norma-

norma kemanusiaan dan norma agama.

11. Meminta nasehat BP4. Pengalaman para pengelola BP4 bisa dijadikan sebagai

bahan dalam memberikan nasehat untuk keluarga.

12. Konseltasi dengan psikolog. Dalam keadaan tertentu psikolog perlu dimintai

pertimbangannya, bagaimana menganalisis dan memecahkan masalah kehidupan

rumah tangga dengan baik.

Page 68: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

56

13. Konsultasi dengan dokter ahli jiwa. Seseuatu yang perlu dipertimbangkan adalah

kemungkinan terjadinya perselisihan antara suami dan istri dalam keluarga

disebabkan salah satu atau keduanya menderita gangguan jiwa. (Yanggo, 2005:

167-168)

Berdasarkan pendapat mengenai upaya-upaya pencegahan terjadinya perceraian

yang telah dipaparkan, semua itu memang bertujuan untuk dapat meminimalisis

terjadinya kasus perceraian yang semakin meningkat di kalangan masyarakat

Indonesia. Dihimbau kepada masyarakat agar sebelum menjalankan kehidupan rumah

tangga, harus memikirkan untuk apa mereka melakukan perkawinan. Masyarakat juga

harus mengetahui apa tujuan dari pernikahan dan melakukan komitment-komitmen

yang telah disepakati sebelum perkawinan. Dengan demikian jika masyarakat

mengalami permasalahan dalam kehidupan rumah tangga, tidak mengambil keputusan

yang salah yang akan menyebabkan permasalahan baru di dalamnya.

Semua keluarga pasti menemukan problem atau permasalahan dalam kehidupan

rumah tangganya. Itu semua adalah hal yang wajar, terlebih lagi persoalan perbedaan

pendapat dan kepribadian di antara keduanya. Akan tetapi semua itu bisa diselesaikan

dengan cara baik-baik dan bijak jika antara suami istri saling introspeksi diri. Jadi

untuk mewujudkan keluarga sakinah dan bahagia, masing-masing harus berupaya

untuk memecahkan problem dan menyelesaikan konflik itu dengan baik atau

setidaknya memperkecil konflik itu sebelum menjadi luas.

E. Hikmah Perceraian

Allah Yang Maha Bijaksana menghalalkan talak tapi membencinya, kecuali

untuk kepentingan suami, istri atau keduanya serta untuk kepentingan keturunannya.

Dalam hal ini mengandung dua hal yang merupakan penyebab terjadinya talak yaitu:

1. Kemandulan. Kalau seorang laki-laki mandul, maka tidak akan mempunyai anak,

padahal anak merupakan keutamaan perkawinan. Dengan anak, keturunan dunia

menjadi makmur. Begitu juga dengan perempuan, apabila mandul, maka

keberadaannya bersama suami akan mengeruhkan kejernihan kehidupan. Maka

dari itu talak memmpunyai faedah bagi suami bila istrinya mandul dan begitu

juga sebaliknya. Sebab di antara yang menjadi tujuan mendorongnya pernikahan

adalah terwujudnya keturunan.

2. Terjadinya perbedaan dan pertentangan kemarahan, dan segala yang mengingkari

cinta di antara suami istri. Kalau cinta sudah hilang akan berubahlah pilar-pilar

perkawinan. Mereka jatuh kelembah kehidupan yang susah dan pemikiran yang

bimbang karena pada dasarnya persatuan dan kekompakan dalam segala hal

merupakan kunci kesuksesan dan kebahagiaan serta sumber segala kesenangan.

Lain halnya jika ada tabiat yang berbeda dan hati yang tidak bersatu, maka talak

akan menghilangkan kesengsaraan bagi kedua belah pihak. Terjadinya

perselisihan antara suami dan istri hingga menyambar ke sanak saudara, maka

saat itulah rusak aturan keluarga dan semua berada dalam kejahatan. Ketika

terjadi pertentangan dan pertengkaran antara suami istri, maka akan

menimbulkan bahaya besar bagi anak-anak. Keadaan seperni ini akan

menanamkan bibit benci sehingga rusaklah akhlak dan adab mereka. Oleh karena

Page 69: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

57

itu, dalam hal ini perceraian dibolehkan dan dapat menghindari hal-hal yang

tidak diinginkan. (Ghazali, 2010: 217-219)

Menurut sayyid Sabiq dalam fiqi sunnah mengatakan bahwa Ibnu Sina berkata

“pintu perceraian tetap terbuka dan tidak boleh ditutup sama sekali. Sebab menutup

rapat pintu perceraian dapat mengakibatkan mudarat, di antaranya ada sebagian sifat

suami atau istri yang tidak lagi bisa memberikan kasih sayang. Jika mereka dipaksa

tetap hidup bersama, justru kondisi mereka akan semakin bertambah buruk atau

kehidupan mereka akan menjadi tidak terarah.”

Ada pula perempuan yang memiliki suami yang tidak sederajat, pergaulannya

tidak baik, sifatnya yang pemarah. Dengan demikian, istri menjadi berpaling dan

mencintai laki-laki lain. Naluri seksual merupakan sifat manusia dan ketidakserasian

suami istri dapat mengakibatkan kerusakan sehingga mendorong mereka untuk

mempertahankan atau melanjutkan bahtera rumah tangganya. Oleh sebab itu, mereka

diberi kesempatan untuk melakukan perceraian dan menikah dengan orang lain tetapi

tetap dalam pengawasan dan mengikuti aturan yang berlaku. (Mutaqin, 2016: 733)

Walaupun talak itu dibenci terjadinya dalam suatu rumah tangga, namun sebagai

jalan terakhir bagi kehidupan rumah tangga dalam keadaan tertentu boleh dilakukan.

Adapun hikmah dibolehkan talak adalah karena dinamika kehidupan rumah tangga

kadang-kadang menjurus kepada sesuatu yang bertentangan dengan tujuan

pembentukan keluarga tersebut. Dalam keadaan demikian, jika dilanjutkan rumah

tangga akan menimbulkan mudharat kepada kedua belah pihak dan orang sekitarnya.

Dalam rangka menghindari terjadinya mudharat yang lebih jauh, lebih baik ditempuh

perceraian dalam bentuk talak atau khulu. Dengan demikian perceraian dalam Islam

hanyalah untuk suatu tujuan maslahat. (Syarifuddin, 2006: 201)

F. Dampak Perceraian terhadap Pendidikan Anak

Menurut Ine Indriani seorang psikologi anak mengatakan bahwa dampak

perceraian terhadap anak dalam jangka pendek, menurunya anaka akan mengalami

emosional, menyalahkan diri sendiri, menampilkan perilaku negatif (marah-marah

atau agresif), merasa bertanggung jawab dengan perceraian, merasa takut diabaikan.

Anak juga akan merasa stres, manja dan tidak mau lepas dari orang tua, menjadi sulit

diatur, berbohong, mecuri, membolos dan depresi. Sedangkan dampak perceraian

terhadap anak jangka panjang, anak merasa kurang bahagia, terhambat persahabatan,

anak akan malu dan pindah rumah. Dampak lainnya anak akan melakukan kumpul

kebo di usia remaja, anak perempuan cenderung menikah mudah kurang dari 20 tahun

dan anak kurang dapat mengecap pendidikan yang lebih tinggi. Begitu pula dampak

terhadap bayi, bayi memang belum mengerti terhadap arti perceraian, namun mereka

dapat merasakan perubahan respon dari kedua orang tuanya. (Indriani, Republika:

2015)

Perceraian merupakan perpisahan legal antara pasangan suami dan istri.

Perceraian yang terjadi akan membawa perubahan dalam kehidupan keluarga,

terutama akan membawa perubahan dalam kehidupan anak. Berbagai penelitian

menyebutkan bahwa pada umumnya perceraian akan membawa resiko yang besar

pada anak, baik dari sisi psikologis, kesehatan maupun akademis. Selain itu juga

banyak anak yang secara klinis mengalami depresi seiring dengan perceraian orang

Page 70: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

58

tua mereka. Bahkan pasca perceraian anak akan tumbuh menjadi seseorang yang

kesepian, tidak bahagia, mengalami kecemasan dan perasaan tidak aman. Dalam

bidang kesehatan, terungkap bahwa anak yang orang tuanya bercerai mempunyai

masalah kesehatan yang lebih banyak dan lebih sering menggunakan pelayanan

kesehatan dibandingkan dengan anak yang keluarganya utuh. Dalam bidang

akademik, anak yang orang tuanya bercerai memiliki nilai performansi yang lebih

rendah jika dibandingkan dengan anak yang orang tuanya tidak bercerai. Hal tersebut

disebabkan oleh stress keluarga yang terjadi akibat perceraian sehingga

mempengaruhi nilai performansi anak di sekolah. (Dewi dan Utami, tt: 195)

Kasus perceraian memang sering kali menimbulkan banyak persoalan baru dalam

kehidupan, terutama dalam kehidupan anak. Anak sering kali menjadi korban dari

perceraian. Dalam kasus perceraian sering kali ayah meninggalkan anak begitu saja,

tanpa memikirkan keadaannya, terutama juga permasalahan mengenai pendidikan

anak. Setelah terjadinya perceraian seorang ayah enggan untuk bertanggung jawab

terhadap pendidikan anaknya. Oleh sebab itu pendidikan anak sering terbengkalai

dikarenakan ayah tidak bertanggung jawab dalam membiayai pendidikan anak setelah

perceraian terjadi. Dengan demikian anak akan mengalami gangguan psikologis

dikemudian hari, akibat tidak mengecam pendidikan yang seharusnya ia dapatkan.

Penelitian menunjukkan bahwa ketiadaan peran tanggung jawab ayah membuat

anak menderita, banyak kemurungan dikemudian hari. Selain itu juga anak seringkali

telibat dalam masalah seperti:

1. Identitas yang tidak lengkap.

2. Ketakutan yang tidak teratasi.

3. Kemarahan yang tidak terkendali.

4. Depresi yang tidak terdiagnosa.

5. Perjuangan melawan perasaan kesepian.

6. Kesalahpahaman seksualitas.

7. Kegagalan dalam hal keterampilan pemecahan masalah. (Elia, 2000: 110)

Data catatan tahun Komnas Perempuan dari tahun 2014-2016 bahwa 352.070

perkara perceraian yang masuk ke Pengadilan Agama terdapat perkara cerai gugat

252.587 kasus, cerai talak 98.808 kasus, izin poligami 675 kasus. Dari ketiga kategori

perkara cerai gugat, cerai talak dan izin poligami. Dari data tersebut menunjukkan

bahwa cerai gugat menempati posisi pertama, diikuti cerai talak posisi kedua dan izin

poligami pada posisi ketiga. (Catahu Komnas Perempuan: 2016)

Penyebab perceraian yang terjadi di Indonesia menurut Pengadilan Agama dalam

Catahu Komnas Perempuan adalah tiga kategori terbesar penyebabnya yaitu tidak

ada keharmonisan sebanyak 32%, tidak adanya tanggung jawab 24% dan ekonomi

22%. Tapi selain tiga ketgori tersebut perceraian juga disebabkan oleh kekejaman

jasmani sebanyak 5.272 kasus, kekjaman mental 1.059 kasus, nikah dibawah umur

1.131 kasus dan kawin paksa 2.257 kasus. (Catahu Komnas Perempuan: 2016)

Angka kasus perceraian di Indonesia masih tergolong tinggi, perceraian yang

terjadi di Indonesia itu disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah masalah

ekonomi, perselingkuhan, pasangan tidak sesuai kriteria, salah satu pasangan terlalu

sibuk dengan pekerjaannya, perbedaan (perbedaan prinsip, perbedaan keyakinan dan

Page 71: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

59

perbedaan status sosial), pernikahan yang terlalu dini, perubahan budaya, kurangnya

komunikasi, kurangnya kepercayaan antar pasangan, kurangnya perhatian, kekerasan

dalam rumah tangga serta masalah nafkah batin. (www.republika.co.id: 2017)

Dampak dari perceraian yang terjadi di Indonesia yang semakin meningkat setiap

tahunnya itu adalah anak yang menjadi korban. Keputusan percerain yang diambil

oleh orang tua memberi beban tersendiri pada anak-anak mereka. Anak-anak akan

kehilangan sosok orang tua mereka dalam sebuah keluarga. Mereka juga akan

kehilangan kasih sayang yang seharusnya mereka dapatkan. Banyak dari anak-anak

korban perceraian yang sikapnya berubah menjadi murung dan mulai menyendiri.

Selain itu juga prestasi di sekolah pun menjadi turun, pergaulan bebaspun terjadi.

Banyak anak-anak yang melampiaskan beban hidupnya dengan menggunakan

narkoba atau beragam hal negative lainnya. (www.republika.co.id: 2017)

Berdasarkan dari beberapa pendapat di atas bahwa peceraian bukan suatu hal

yang diinginkan dalam rumah tangga terutama anak-anak. Perceraian itu sangatlah

perdampak pada anak, khususnya dalam mental dan terbengkalainya pendidikan

terhadap anak. Karena orang tua yang telah bercerai biasanya anak tinggal bersama

ibunya, oleh karena itu tidak jarang anak putus sekolah disebabkan seorang ibu tidak

memiliki penghasilan dan sosok ayah yang meninggalkannya tidak bertanggung

jawab. Selain berdampak pada pendidikan anak, perceraian juga berdampak pada

karakter dan kepribadian anak. karena anak tidak mengecam atau putus sekolah

mereka menjadi tidak terdidik, sehingga menjadi anak-anak yang tidak berkelakuan

baik bahkan menjadi arogan dan tak peduli dengan dirinya dan orang lain. ini juga

berimbas pada kemerosotan karakter bangsa Indonesia. Satu masalah yang terjadi

dalam kehidupan akan menimbulkan berbagai masalah yang lainnya jika tidak diatasi

dengan baik.

Bagi anak-anak yang dilahirkan, perceraian orang tuanya merupakan hal yang

mengguncang kehidupannya dan akan berdampak buruk bagi pertumbuhan dan

perkembangannya termasuk berpengaruh besar terhadap pendidikannya. Dalam kasus

perceraian yang seringkali menderita adalah anak. akibat dari perceraian itu anak

menjadi bingung, resah, risau, malu, sedih, sering diliputi perasaan dendam, benci

sehingga anak menjadi kacau dan liar. Penolakan karena ditinggalakan oleh orang tua

atau salah satu dari kedua orangtuanya ini menimbulkan emosi dan kekecewaan

terhadap anak. dengan demikian anak akan menjadi tidak terkontrol sehingga

melakukan hal-hal yang buruk bahkan bisa melakukan tindakan kriminal.

Perceraian juga mengakibatkan anak kurang mendapat perhatian, kasih sayang

dan tuntutan pendidikan dari orangtuanya, terutama bimbingan dari seorang ayah.

Kebutuhan fisik dan psikis anak juga tidak terpenuhi. Perecraian keduan orang tua

juga berdampak pada prestasi belajar anak, baik dalam bidang studi agama maupun

bidang studi lainnya. Tugas orang tua salah satunya adalah memperhatikan

pendidikan anak dengan serius. Namun bukan berarti hanya memenuhi biaya

pendidikan anak saja, akan tetapi perhatian dan kasih sayang serta bimbingan dalam

proses pendidikan juga diperlukan oleh anak.

Efek perceraian terhadap anak-anak khususnya remaja itu sangat buruk. Mereka

kemungkinan menjadi pendiam, bahkan ada yang bunuh diri. Perceraian juga

Page 72: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

60

mengakibatkan tingkat social ekonomi yang di alami ibu yang bercerai itu rendah,

karena mayoritas istri yang ditinggal suaminya tidak memiliki pekerjaan sehingga

berdampak pada anak-anak. Pada dasarnya korban yang lebih riskan dari perceraian

itu adalah anak-anak. Mereka harus mengalami kehidupan yang begitu pahit sehingga

sampai meninggalkan masa remaja dan pendidikannya demi mencari uang untuk

kelangsungan hidupnya.

G. Penelitian Relevan

a. Agoes Dariyo. (2004). Memahami Psikologi Perceraian dalam Keluarga.

(Jurnal Psikologi, Vol. 2, No. 2). Penelitian ini membahas tentang tahap-tahap

proses perceraian dalam keluarga seperti perceraian financial, perceraian

koperental, perceraian hukum, perceraian komunitas, perceraian secara psiko-

emosional dan perceraian secara fisik.

Perbedaan dalam penelitian antara Agoes Dariyo dengan kajian penelitian ini

adalah terletak pada kajian teori. Dalam penelitian ini mengkaji faktor-faktor

perceraian dan dampak perceraian terhadap pendidikan anak. Sedangkan Agoes

Dariyo mengkaji tentang tahapan-tahapan dalam proses perceraian.

b. Daniel Potter. (2010). Psychosocial Well-Being and the Relationship Between

Divorce and Children‟s Academic Achievement, (Jurnal Marriage and Family,

Vol. 72 No. 4). Penelitian ini membahas tentang Psikososial dan hubungannya

antara perceraian dengan pencapaian prestasi anak. Dalam penelitian ini

dikatakan bahwa perceraian sangat banyak hubungannya dengan anak, terutama

mengenai pencapain akademik seorang anak. Dan dalam penelitian ini juga

membedakan hasil akademik yang dicapai oleh seorang anak yang orang tuanya

bercerai dan anak yang orang tuanya tidak bercerai.

Perbedaan antara penelitian Daniel Potter dengan kajian penelitian ini adalah

terletak pada fokus penelitian. Dalam penelitian ini hanya mengkaji dampak

perceraian terhadap pendidikan anak. Sedangkan dalam penelitian Daniel Potter

ini mengkaji tentang hubungan perceraian dengan kondisi psikososial dan

prestasi akademik anak.

c. Putri Rosalia Ningrum (2013). Perceraian Orang Tua dan Penyesuaian Diri

Remaja, (eJurnal Psikologi, Vol. 1 No. 1). Penelitian ini membahas tentang,

bagaimana remaja atau anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dan

mampu menerima kenyataan yang terjadi di antara kedua orang tua mereka yakni

perceraian. Dan bagaimana remaja dalam menghadapi permasalahnnya dengan

control emosi, percaya diri, terbuka, memiliki tujuan dan bertanggung jawab

serta dapat menjalin hubungan dengan cara yang berkualitas.

Perbedaan antara penelitian Putri Rosalia Ningrum dengan kajian penelitian

ini adalah terletak pada kajian teori. Dalam penelitian ini mengkaji upaya-upaya

dalam menanggulangi kasus perceraian dengan tujuan supaya kasus perceraian

tidak semakin meningkat. Sedangkan dalam menelitian Putri Rosalia Ningrum

Page 73: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

61

mengkaji bagaimana cara-cara penyesuaian diri anak atau remaja dengan

lingkungan setelah terjadinya perceraian.

d. Abdurrahman Adi Saputera. (2014). Problematika Cerai Bagi Pegawai Negeri

Sipil (Studi Pandangan Hakim di Pengadilan Agama Gorontalo). (Tesis

Pascasarjana Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang).

Penelitian ini mendiskripsikan Problematika Cerai Bagi Pegawai Negeri Sipil

dengan melakukan Studi Pandangan Hakim di PengadilanAgama Gorontalo,

Penelitian mencakup: (1). Hakim Pengadilan Agama Gorontalo memberikan

putusan cerai bagi Pegawai Negeri Sipil yang tidak menyertai izin atasan, (2).

proses dalam pelaksanaan pemberian putusan hakim terhadap perkara perceraian

bagi Pegawai Negeri Sipil di Pengadilan Agama Gorontalo.

Perbedaan antara penelitian Abdurrahman Adi Saputra dengan kajian

penelitian ini adalah terletak pada obyek penelitian. Dalam penelitian ini yang

menjadi obyek adalah semua kalangan masyarakat di Kota Cilegon yang

mengalami perceraian. Sedangkan dalam penelitian Abdurrahman Adi Saputra

obyek penelitiannya dikhususkan bagi masyarakat kalangan Pegawai Negeri sipil

yang mengalami kasus perceraian.

e. Yenni Sri Utami dan Siti Fatonah. (2015). Evaluasi Strategi Komunikasi

Konselor BP4 dalam Mencegah Perceraian, (Studi Kasus di BP4 Kec.

Mergangsan Kota Yogyakarta). (Jurnal Channel. Vol. 3 No. 2). Penelitian ini

membahas tentang tugas BP4 di Kota Yogyakarta yaitu memberikan pelayanan

kepada masyarakat baik pra-pernikahan atau pasca pernikahan dengan tujuan

untuk meminimalisir terjadinya perceraian dan untuk menumbuhkan rasa kepada

masyarakat dalam menjaga nilai-nilai dan tujuan dari pernikahan tersebut.

Perbedaan antara penelitian Yeni dan Siti Faonah dengan kajian penelitian

ini adalah terletak pada kajian teori. Dalam penelitian ini mengkaji tentang upaya

yang harus dilakukan masyarakat agar dapat meminimalisisr kasus perceraian.

Sedangkan dalam penelitian Yeni dan Siti Fatonah mengkaji tentang bagaimana

upaya yang dilakukan oleh BP4 dalam menanggulangi kasus perceraian.

f. LP2M IAIN Surakarta. (2016). Dampak Perceraian dan Pemberdayaan

Keluarga (Studi Kasus di Kabupaten Wonogiri). (Jurnal Buana Gender. Vol. 1

No. 2). Penelitian ini membahas tentang upaya pencegahan perceraian dan

pemberdayaan keluarga pasca perceraian. Dengan tujuan untuk meminimalisir

terjadinya kasus perceraian khususnya di Kabupaten Wonogiri. Dan

memberdayakan masyarakat miskin.

Perbedaan antara penelitian LP2M dengan kajian penelitian ini adalah

terletak pada fokus penelitian. Dalam penelitian ini hanya mengkaji faktor-faktor

penyebab perceraian dan upaya penanggulangnya serta dampak bagi pendidikan

anak. Sedangkan dalam penelitian LP2M mengkaji tentang dampak perceraian

dan pemberdayaan keluarga pasca perceraian.

Page 74: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

62

H. Kerangka Konsep

Latar belakang

Kasus perceraian

Pencegahan Perceraian

1. Memahami tujuan pernikahan

2. Membangun komunikasi

3. Keterbukaan dalam keluarga

4. Saling memahami

5. Kepercayaan

6. Introspeksi diri

7. Kesetiaan

8. Pemenuhan kebutuhan

9. Konseltasi dengan psikolog 10. Konsultasi dengan dokter ahli

jiwa

11. Selalu konsultasi serta

musyawarah 12. Jangan menyulitkan dan

menyiksa pikiran

Dampak

Pendidikan Anak

Pencegahan Perceraian

1. Mengawali Visi Misi dalam berumah

tangga

2. Memperkuat diri dengan keilmuan

3. Bebas intervensi dari orang tua, mertua

atau pihak lain

4. Komunikasi yang efektif

5. Beradaptasi dengan pasangan hidup

6. Memberikan ruang toleransi

7. Instrospeksi diri

8. Diadakan pembinaan keluarga sakinah

9. Pelaksanaan asas perceraian dipersulit

10. Memfungsikan BP4

11. Menerapkan denda yang tinggi

Page 75: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

63

Beberapa upaya pencegahan terjadinya perceraian

(Ulfatmi, 2011: 212-215; Huzaimah, 2005: 167-168; LP2M IAIN Surakarta, 2016: 66-75)

Page 76: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

63

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati, penelitian kualitati menghasilkan

penemuan-penemuan yang tidak dicapai (diperoleh) dengan menggunakan prosedur-

prosedur statistik. Berkaitan dengan judul yang diangkat, maka diperlukan

pendekatan-pendekatan yang diharapkan mampu memberikan pemahaman yang

mendalam dan komprehensif. (Moleong, 2005: 14-15)

Metode penelitian kualitatif ini dinamakan sebagai metode baru, karena

popularitasnya belum lama, dinamakan juga metode postpositivistik karena

berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Filsafat postpositivisme disebut juga

sebagai paradigm interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai

sesuatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna dan gejala bersifat

interaktif. Penelitian kualitatif juga dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek

alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti

dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut.

(Sugiyono, 2014: 14-15) Penelitian kualitatif juga merupakan suatu penelitian yang menggambarkan dan

menganalisi suatu fenomena peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Penelitian kualitatif juga

mempunyai dua tujuan utama yaitu pertama, menggambarkan dan mengungkapkan,

kedua, menggambarkan dan menjelaskan. (Sukmadinata: 2009, 60)

Salah satu ciri utama penelitian kualitatif adalah terletak pada fokus penelitian

yaitu kajian secara intensif tentang keadaan tertentu yangberupa kasus atau suatu

fenomena. Oleh sebab itu, penelitian kualitatif terkadang disebut sebagai penelitian

studi kasus. Melalui penelitian kualitatif peneliti menggunakan strategi kualitatif

misalnya studi kasus untuk mengumpulkan data atau informasi secara mendalam

tentang ciri-ciri khusus orang, suatu program atau segala sesuatu yang berhubungan

dengan penelitian. Penelitian kualitatif adalah penelitian di mana peneliti dalam

melakukan penelitiannya menggunakan teknik-teknik observasi, wawancara atau

interview. Jenis penelitian ini sering dilakukan dalam situasi yang terjadi secara

alamiah dan penelitih menaruh perhatian yang mendalam terhadap konteks sosial

yang ada. Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak cukup untuk mendeskripsikan

data tetapi ia harus memberikan penafsiran atau interpretasi dan pengkajian secara

mendalam setiap kasus dan mengikuti perkembangan kasus tersebut. (Setyosari, 2012:

40-41)

B. Sumber Data Penelitian

Sumber data yan penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sumber primer dan

sekunder

1. Sumber data primer yaitu: sumber data yang diperoleh langsung dari lapangan

yaitu keluarga yang berdomisili di Kota Cilegon. Di samping itu juga data

lapangan yang diperoleh dari Pengadilan Agama Kota Cilegon.

2. Wawancara dengan tokoh masyarakat, orang-rang yang mengetahui persoalan

tersebut dan pelaku yang kawin cerai.

Page 77: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

64

3. Sumber data sekunder yaitu: sumber data yang diperoleh dari bahan kepustakaan

yang ada relevansinya dengan penelitian ini, seperti dokumentasi, buku-buku,

majalah, tesis, desertasi dan laporan-laporan ilmiah lainnya.

C. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Cilegon. Waktu penelitian ini dilakukan pada

bulan November 2016 s/d Februari 2017.

D. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian akan memberikan nilai tinggi apabila digarap dengan sitematis

dan cermat. Hasil atau data penelitian itu sangat tergantung pada jenis alat

(instrument) pengumpulan datanya. Kualitas data selanjutnya menentukan kualitas

penelitian itu sendiri. Oleh sebab itu, hal yang perlu kita cermati adalah alat atau

instrument pengambilan data penelitian. Mutu hasil penelitian mudah diragukan

karena alat atau instrument yang dipakai untuk mengumpulkan data kurang dapat

dipercaya. Oleh karena itu, alat atau instrument penelitian itu haruslah memiliki

tingkat kepercayaan dan sekaligus data tersebut memiliki tingkat kesahihan.

(Setyosari, 2012: 200)

Instrumen penelitian adalah semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan,

memeriksa dan menyelidiki suatu permasalahan. Instrumen penelitian juga merupakan

alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar

dapat mempermudah dalam memperolehnya. (Arikunto: 2000, 134)

Instrument penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga mudah diolah. Variasi jenis

instrument penelitian adalah angket, ceklis atau daftar centang, pedoman wawancara

dan pedoman pengamatan. (Arikunto, 2013: 203)

Dalam penelitian ini menggunakan instrument non tes yaitu wawancara dan

observasi obyek yang diteliti. Peneliti juga berperan sebagai alat atau instrument yang

dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dalam mengumpulkan

beragam data di lapangan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Pengumpulan data dapat dilakukan

dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. (Sugiyono, 2014: 308)

Page 78: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

65

Gambar Teknik Pengumpulan Data

Suatu penelitian, baik dalam mengumpulkan data maupun pengolahan data,

mengharuskan adanya metode yang jelas, sistematis dan terarah. Oleh karena itu

metode merupakan cara kerja untuk memahami obyek yang menjadi sasaran

penelitian atau ilmu yang akan dikaji. (Abdullah dan Karim, 1989: 5)

Untuk memperoleh data dalam penelitian ini digunakan dengan beberapa metode

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Observasi

Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sitematis

terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian. Metode yang akan

digunakan adalah observasi langsung dengan cara pengambilan data dengan

menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk kepentingan

tersebut. Dalam hal ini, teknik yang akan digunakan adalah non participant

observation dimana peneliti berada di luar subyek, yang pada dasarnya meliputi

pengamatan tanpa menyembunyikan identitas seseorang atau kelompok. Dalam

observasi ini peneliti tidak ikut terlibat langsung dalam kehidupan orang yang

diobservasi dan kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat. (Musfah, 2015: 37)

Tujuan dari observasi ini adalah untuk mendiskripsikan setting, kegiatan

yang terjadi, orang yang terlibat di dalam kegiatan, waktu kegiatan dan makna

yang diberikan oleh para pelaku yang diamati tentang peristiwa yang

bersangkutan. Dalam observasi ini menggunakan observasi partisipasi pasif,

karena peneliti dalam hal ini hanya datang ke tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut. Dengan observasi ini

peneliti dapat lebih memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial

yang terjadi dan memperoleh pandangan yang holistik atau keseluruhan.

Dengan observasi juga, peneliti dapat menemukan hal-hal yang seharusnya

tidak terungkap oleh responden dalam wawancara karena bersifat sensitive.

Dalam observasi juga peneliti bukan hanya mengumpulkan data yang kaya, tapi

juga dapat memperoleh kesan pribadi dan merasakan situasi sosial yang diteliti.

Teknik

Pengumpulan Data

Observasi

Triangulasi/gabungan

Wawancara

Dokumentasi

Page 79: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

66

b. Metode Wawancara

Wawancara yang digunakan adalah wawancara tak terstruktur. Wawancara

ini mirip dengan percakapan informasi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh

bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan, tetapi susunan kata dan

urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap responden. Wawancara dilakukan

guna mengubah data menjadi informasi secara langsung yang diberikan oleh

seseorang (subyek). Dalam wawancara tak berstruktur ini, peneliti melakukan

wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan tetap berpatokan kepada

sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan. (Musfah, 2015: 37)

Supaya hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki

bukti telah melakukan wawancara kepada informan atau sumber data, maka

diperlukan bantuan alat-alat sebagai berikut:

1) Buku catatan: berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan sumber

data.

2) Tape recorder: berfungsi untuk merekam semua percakapan atau

pembicaraan. Dalam hal ini informan diberi tahu apakah boleh atau tidak

untuk direkam.

3) Camera: untuk memotret kalau peneliti sedang melakukan pembicaraan

dengan informan atau sumber data. Dengan adanya foto ini, maka dapat

meningkatkan keabsahan penelitian akan lebih terjamin, karena betul-betul

mengumpulkan data. (Sugiyono, 2014: 328)

Wawancara yang dilakukan itu secra kelompok dan individual seperti

wawancara terhadap suatu keluarga, atau tokoh-tokoh masyarakat yang

bersangkutan dan tahu mengenai persoalan yang akan diteliti. Sebelum

wawancara penulis menyiapkan pedoman wawancara yang berisi pertanyaan

yang akan ditanyakan kepada informen. Pedoman wawancara ini hanya untuk

membantu peneliti agar mendapatkan informasi yang mendalam terhadap kasus

atau peristiwa yang sedang ditelitinya. Peniliti akan memberikan pertanyaan-

pertnayaan terbuka sehingga responden atau informant dapat leluasa dalam

menjawab pertanyaan-pertanyaan dari peneliti.

Metode ini digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan keterangan dan data

secara lisan dari seluruh keluarga yang berdomisili di kota Cilegon yang telah

melakukan kawin cerai dan tokoh-tokoh masyarakat serta orang-orang yang

mengetahui dalam persoalan tersebut, hal ini dalam rangka memperoleh

informasi yang akurat. Peneliti dalam menggunakan metode wawancara ini

adalah wawancara tidak terstruktur, peneliti membuat rangkuman sitematis hasil

dari wawancara. Dari berbagai sumber tersebut, peneliti mencatat mana data

yang penting, dan data yang tidak penting.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah

sumber yang cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif murah

pengeluaran biaya untuk memperolehnya, merupakan sumber yang stabil dan

akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya serta dapat dianalisis

secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan. (Musfah, 2015: 38)

Page 80: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

67

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan melalui

peninggalan tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan buku-buku tentang teori

yang berhubungan dengan masalah penelitian. (Arikunto, 1998: 128)

Metode dokumentasi ini tidak kalah penting dengan metode-metode lainnya.

Metode dokumentasi ini juga tidak begitu sulit, dalam artian apabila ada

kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan metode

dokumentasi yang diamatti adalah benda mati bukan benda hidup. (Arikunto,

2013: 274)

Metode dokumen ini dilakukan oleh penulis untuk dijadikan bahan sebagai

penguat penelitian suatu peristiwa. Dalam metode dokumenter ini peneliti akan

menuliskan atau melaporkan dengan bentuk kutipan-kutipan dari dokumen

tersebut sesuai dengan fokus kajiannya. Sebelum dilaporkan peneliti

menganalisis terlebih dahulu dokumen yang telah didapatkan.

Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data yang bersumber dari

dokumen. Dalam pengumpulan data ini, dokumentasi digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor terjadinya kebiasaan kawin cerai di Pengadilan Agama

kota Cilegon. Dan seberapa tinggi peningkatan perceraian setiap tahunnya (2015-

2016).

d. Metode Triangulasi

Metode triangulasi merupakan teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai

pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang akan digunakan dalam

penelitian ini meliputi: triangulasi dengan sumber, metode, penyelidik, dan teori.

Dalam metode triangulasi dilakukan dengan jalan sebagai berikut:

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara.

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

(Musfah, 2016: 67)

Metode ini merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data,

yaitu mengecek kredibiltas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan

berbagai sumber data. Triangulasi ini berarti peneliti menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang

sama.peneliti menggunakan observasi partisipatif pasif, wawancara mendalam

dan dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak. (Sugiyono:

2014, 330)

Page 81: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

68

Metode triangulasi ini digunakan oleh penulis untuk mendapatkan data dari

sumber yang sama tapi dengan cara yang berbeda-beda. Tujuan dari triangulasi

ini peneliti bukan ingin mencari kebenaran, namun lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti mengenai fenomena yang terjadi dilingkungan terhadap apa

yang telah ditemukan. Penulis juga membandingkan data hasil pengamatan

dengan hasil wawancara, dan membandingkan perspektif seseorang dengan

berbagai pendapat.

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan suatu teknik dalam penelitian kualitatif yang

dilakukan setelah data lapangan terkumpul. Data lapangan atau data mentah yang

diperoleh saat pengumpulan data seperti data lisan (berupa tuturan), data tertulis. Data

lisan dan data tertulis tersebut diperoleh melalui wawancara terhadap narasumber.

Data lisan didokumentasikan ke dalam bentuk rekaman suara, sedangkan data tertulis

didokumentasikan ke dalam bentuk tulisan atau catatan penelitian.

Data yang berikutnya adalah data jadi. Data jadi ini merupakan data mentah yang

telah mengalami proses penyeleksian data. Pengolahan datanya dilakukan dengan

cara: (1) persiapan, (2) penyeleksian. Persiapan dilakukan dengan menyiapkan seluruh

data lapangan, baik berupa rekaman, dan catatan lapangan. Data yang berupa rekaman

suara disalin dalam bentuk tulisan. Setelah semua terkumpul, peneliti mulai

menyeleksi data sesuai dengan obyek penelitian.

Page 82: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

69

BAB IV

TEMUAN PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kota Cilegon

1. Sejarah Kota Cilegon

Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi Banten, Indonesia. Cilegon

berada diujung barat laut pulau jawa, ditepi selat sunda. Kota Cilegon dulunya

merupakan bagian dari wilayah kabupaten serang, kemudian ditingkatkan

statusnya menjadi kota administratif dan sejak tanggal 20 April 1999 ditetapkan

sebagai kotamadya (sebutan kotamadya diganti dengan kota sejak tahun 2001).

Cilegon dikenal sebagai kota industry dan menjadi pusat industry di kawasan

Banten bagian barat. Kota Cilegon dilintasi jalan Negara yaitu lintas Jakarta-

merak dan dilalui jalur kereta api Jakarta-merak. Kota Cilegon terdiri dari 8

kecamatan yaitu:

a. Kecamatan Cilegon

b. Kecamatan Ciwandan

c. Kecamatan Pulomerak

d. Kecamatan Cibeber

e. Kecamatan Grogol

f. Kecamatan Purwakarta

g. Kecamatan Citangkil

h. Kecamatan Jombang

Berdasarkan letak geografisnya, Kota Cilegon berada dibagian ujung sebelah

Barat Pulau Jawa. Secara administrative wilayah berdasarkan UU No. 15 Tahun

1999 tentang terbentuknya kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Kotamadya

Tingkat II Cilegon pada tanggal 27 April 1999. (Humas Pemkot Cilegon,

www.Cilegon.go.id)

2. Keadaan Penduduk Kota Cilegon

Jumlah penduduk Kota Cilegon 374.559. Jumlah ini meningkat dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2007 penduduk Kota Cilegon adalah 320.253 jiwa, meningkat

sebesar 8,5% pada tahun 2008 menjadi 346.059 jiwa kemudian pada tahun 2009

meningkat sebesar 10,92% menjadi sebanyak 383.854 jiwa. Artinya Kota Cilegon

mengalami peningkatan yang cukup signifikan hingga saat ini. Jumlah penduduk

yang semakin pesat ini salah satunya dipengaruhi oleh Migrasi yang Masuk.

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Cilegon melalui bidang

pencatatan sipil memberi pelayanan akta kelahiran kepada penduduk yang tidak

mampu dan tidak dikenakan denda bagi keterlambatan pelaporan pencatatan

kelahiran. Pemerintah kota Cilegon juga telah mencanangkan peningkatan

pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin.

Saat ini status kota Cilegon sebagai kota industry (non migas) dan

perdagangan menjadi yang paling tepat bagi kota ini. Paling tidak itu tergambar

pada jumlah tenaga kerja yang bekerja di lapangan usaha tersebut. Hingga kini

tercatat 29% pekerja yang mencari nafkah di sector industry. Persentase ini

hampir berimbang dengan yang bekerja pada sector perdagangan sebanyak 28%

dari total 102.000 pekerja. Angka tersebut sudah termasuk pekerja pendatang.

Page 83: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

70

Sebagian besar dari mereka berpendidikan akhir STM atau Sekolah Menengah

Umum (SMU). Keberadaan industry menjadi sumber utama kehidupan

masyarakat Cilegon. Dari sekitar 101.000 penduduk usia produktif, sekitar 29% di

antaranya adakah bekerja di bidang industry. Jumlah penduduk yang tidak bekerja

mencapai 41.841 orang. Dan meskipun saat ini ada ribuan industry di Kota

Cilegon, sekitar 109 di antaranya industry besar, dari sekitar 300.000 rakyat

Cilegon, 60.000 di antaranya berada dibawah garis kemiskinan. (Badan Pusat

Statistik Cilegon, 2015)

3. Sosial Budaya Kota Cilegon

Karakteristik budaya masyarakat Cilegon tidak terlepas dari sejarah

Kesultanan Banten sebagai pusat penyebaran Agama Islam dan identic dengan

budaya keIslamannya. Budaya yang bernafaskan keIslaman ini sangat mewarnai

kehidupan keseharian adat istiadat yang sampai sekarang hidup dikalangan

masyarakat dapat digambarkan sebagai berikut: Kota Cilegon berada dengan

Kesultanan Banten, bekas-bekas kebesarannya berupa bangunan kuno di beberapa

tempat seperti Istana Surosowan, Kaibon, Banteng Spelwijk dan peninggalan

sejarah lainnya seperti situs-situs yang tersebar diberbagai tempat. Jarak antara

Kota Cilegon dengan Kesultanan Banten sekitar 15 Km.

Kota Cilegon mencerminkan seni Budaya tradisional yang memiliki kekhasan

dan nilai budaya tradisional yang tinggi. Salah satu warisan Kesultanan Banten di

bidang kesenian yang masih dilaksanakan masyarakat adalah seni Debus dan

Terbang Gede. Disamping itu masih ada pertunjukan yang tidak kalah menariknya

seperti Seni Beluk, Ubrug, Patingtung dan Gecle.

Kota Cilegon memiliki tempat-tempat pariwisata yang alami dengan

pemandangan asri dan sejuk. Meskipun Kota ini dijuluki sebagai Kota Baja,

namun berdasarkan dari data BKPM terdapat daerah-daerah yang memiliki

potensi alam, diantaranya adalah:

a. Pulau Merak Besar

b. Pulau Merak Kecil

c. Pantai Mekarsari

d. Pantai Tamansari

e. Pantai Kelapa Tujuh

f. Pantai Pulorida

g. Pantai Mabak

h. Pulau Ular

i. Pantai Cigading. (Humas Pemkot Cilegon, www.Cilegon.go.id)

4. Pendidikan Kota Cilegon

Kota Cilegon mempunyai banyak fasilitas pendidikan mulai dari sekolah

dasar sampai dengan perguruan tinggi, di antaranya sekolah menengah ke atas

adalah:

a. SMAN 1 Cilegon

b. SMAN 2 KS Cilegon

c. SMKN 1 Cilegon

d. SMKN 2 Cilegon

e. MAN

f. Dan lain-lain

Page 84: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

71

Selain terdapat sekolah menengah ke atas di Kota Cilegon juga terdapat sekolah

menengah pertama, di antaranya adalah:

a. SMPN 1 Cilegon

b. SMPIT Raudhatul Jannah

c. SMPN 2 Cilegon

d. SMPN 3 Cilegon

e. SMP Mardi Yuana Cilegon

f. SMP YPWKS Cilegon

g. Dan lain-lain

Di Kota Cilegon terdapat 18 SMA/MA, 34 SMP/MTs dan 172 SD/MI. pada

perguruan tinggi terdapat FAkultas Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

(FT Untirta) yang merupakan satu-satunya universitas negeri tertua yang berada

di Kota Cilegon tepatnya berada di lokasi kompleks industry Krakatau Steel.

(www.cilegon.go.id)

Berdasarkan sumber dari Badan Statistik Kota Cilegon (BPS), penduduk Kota

Cilegon yang tidak memiliki ijazah dan hanya tamat SD saja masih tergolong

tinggi sekitar 41,45%, akibatnya penduduk yang hanya berijazah rendah ini tidak

mampu untuk bersaing di dalam pasar kerja sector industry. Untuk pendidikan

yang paling tinggi, hampir sepertiga penduduk kota Cilegon menamatkan SLTA

ke atas dengan rincian tamat SLTA 29,25%, D1/D2 0,84%, D3 1,64% dan

D4/S1/S2 2,69%. Berdasarkan jenis kelamin, perempuan lebih banyak tidak

pempunyai ijazah sama sekali, SD maupun SLTP. Program D1 atau D2 ternyata

lebih diminati oleh kaum perempuan sedangkan untuk D3 memiliki persentase

yang hampir sama. Laki-laki cukup mendominasi pada jenjang SLTA dan

Perguruan tinggi (D4/S1/S2) yang masing-masing 33,80% dan 3,62%. (Badan

Pusat Statistik Cilegon, 2015)

Dari hasil temuan di atas, menggambarkan Kota Cilegon, baik dari segi

kependudukan, sosial budaya, ekomomi hingga keadaan pendidikan. gambaran

secara umum mengenai Kota Cilegon merupakan Kota yang padat penduduk, itu

disebabkan salah satunya oleh migrasi yang masuk. Begitu pula pada kondisi

perekonomian Kota Cilegon, banyak terdiri perusahaan industri, namun mengapa

kemiskinan di Kota Cilegon masih juga tergolong tinggi? Itu semua di karenakan

rendahnya pendidikan dimasyarakat sehingga tidak bisa memenuhi kualifikasi

dalam perusahaan industri tersebut. Sangat disayangkan, Kota Cilegon

mempunyai banyak perusahaan besar tapi masyarakatnya banyak pengangguran

sehingga menyebabkan tingkat kemiskinan yang tinggi dan Pendidikan yang

rendah.

Page 85: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

72

B. Temuan Penelitian

1. Kasus Perceraian

Hasil temuan di lapangan mengenai kasus perceraian di kota Cilegon ternyata

masih sangat tinggi. Dimana jumlah pasangan yang bercerai di kota Baja ini

setiap tahunnya rata-rata mencapai 638 pasangan. Penyebab adanya perceraian itu

pada umumnya karena alasan ekonomi, yakni sekitar 75% sisanya sekitar 25%

karena alasan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan ketidakcocokan antara

pasangan suami dan istri.

Kantor Pengadilan Agama Kota Cilegon mencatat kasus perceraian, kasus

perceraian di antaranya berasal dari gugatan pihak perempuan yang terjadi

sepanjang tahun 2013 s/d 2016. Data perceraian yang penulis dapatkan dari

Kantor Pengadilan Agama Kota Cilegon dari tahun 2013 s/d 2016 adalah sebagai

berikut:

Keterangan: Cerai Talak = Diajukan oleh suami

: Cerai Gugat = Diajukan oleh istri. (Pengadilan Agama: 2016, 3

November)

Dari data yang didapatkan bahwa kasus perceraian di Kota Cilegon ini lebih

banyak didominasi oleh cerai gugat hingga mencapai kasus sebanyak 2.106, yakni

dari pihak istri yang mengajukan gugatan perceraian. Seperti telah dikatakan

sebelumnya bahwa istri menggugat suaminya untuk bercerai karena faktor

ekonomilah yang menjadi penyebab tertinggi. Namun, tidak hanya faktor ekonomi

saja yang menjadi penyebabnya, melainkan factor lainnya seperti perselingkuhan

juga yang menjadikan istri menggugat cerai suaminya.

Untuk mengetahui penjelasan dari data yang didapat maka dilakukan

wawancara kepada beberapa pihak yang terkait, di antaranya adalah Staf

pengadilan untuk menjelaskan terkait kasus perceraian yang terjadi sesuai data di

atas pada tahun 2015-2016 dan Ketua RT pada masing-masing Kecamatan, serta

dari pihak perempuan yang menjadi dominan dalam kasus perceraian di kota

Cilegon dari 8 Kecamatan dan pihak cerai talak dari 8 kecamatan. Dalam hal ini

untuk membuktikan data yang telah didapatkan, sesuai kasus yang terjadi, dan

melakukan wawancara.

a. Faktor Gugat Cerai

Hasil Wawancara: Staf Pengadilan Agama Kota Cilegon

Terjadinya kasus gugat cerai yang mendominasi dalam perceraian itu

disebabkan karena di dalam keluarga tidak adanya yang bisa mendamaikan

keduanya, khususnya memberikan pengertian kepada seorang istri. Faktor

Tahun Jumlah Per Tahun

Cerai Talak Cerai Gugat

2013 246 513

2014 233 511

2015 245 566

2016 194 516

Jumlah 918 2.106

Page 86: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

73

ekonomi juga yang menjadi dominasi dari kasus tersebut. Selain itu juga

perempuan banyak yang bekerja tapi suaminya mengurus rumah tangga.

Dengan begitu istri merasa bangga atas apa yang ia raih dengan pekerjaannya,

sehingga berpikir tidak lagi membutuhkan suaminya yang pengangguran.

Penyebab yang lain adalah dikarenakan terjadinya kekerasan terhadap istri dan

anak, dan terjadinya perselingkuhan dari pihak suami. Selain itu ada juga cerai

gugat dikarenakan suaminya berada dalam tahanan yang divonis 5 tahun

penjara. Dengan demikian pihak perempuan menggugat cerai suaminya.

(Wawancara Staf Pengadilan Agama, 2016: 3 November)

Kasus perceraian pada zaman dahulu dilakukan oleh pihak suami kepada

istrinya, tapi kenyataan yang terjadi di zaman sekarang kebanyakan istri yang

menceraikan suaminya (Cerai gugat) dikarenakan oleh beberapa

faktor.Tingginya kasus cerai gugat berdasarkan temuan lapangan, bahwa yang

menjadi salah satu penyebab yang dominan adalah faktor ekonomi. Bukan

hanya itu saja, tapi cerai gugat yang dilakukan oleh pihak perempuan dengan

alasan suami mereka sering melakukan kekerasan pada istri dan anak-anaknya.

Kekerasan tersebut bukan hanya kekerasan fisik saja, tapi kekerasan psikis

juga dialami anak. Anak menjadi tertekan dikarenakan sering melihat ayah

mereka memarahi ibu mereka. Selain itu gugatan cerai diajukan dikarenakan

pihak suami melakukan tindakan kriminal hingga divonis bertahun-tahun

dipenjara.

b. Faktor Cerai Talak

Hasil Wawancara: Staf Pengadilan Agama Kota Cilegon

Kasus cerai talak ini terjadi dikarenakan beberapa faktor di antaranya

adalah ada pihak ketiga di antara keduanya, istri tidak dapat memiliki

keturunan dan juga cerai talak diajukan karena keduanya sering berselisih

lantaran istri tidak mau dimadu (poligami). Selain itu juga jika ada

permasalahan kecil dala rumah tangga, istri sering mengadu kepada orang

tuanya dan menceritakan kepada para tetangga, sehingga suami tidak terima

atas perlakuan istri tersebut maka terjadilah perselisishan yang berujung

perceraian. (Wawancara Staf Pengadilan Agama, 2016: 3 November)

Kasus perceraian di kalangan masyarakat masih tergolong tinggi, semua

itu terjadi karena permasalahan-permasalahan yang ada di antara suami dan

istri tidak dapat diselesaikan dengan baik, sehingga mereka mengambil jalan

keluar yaitu perceraian. Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan,

bahwa cerai talak yang diajukan oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan

bukan tanpa sebab, melainkan ada beberapa faktor yang mendorong untuk

melakukan perceraian tersebut. Di antara faktor penyebabnya adalah ada pihak

ketiga di antara suami dan istri, sehingga sering terjadi perselisihan yang tak

kunjung selesai. Kemudian penyebab yang lainnya adalah pihak laki-laki

menceraikan pihak perempuan dikarenakan mereka tidak mau di madu

(poligami). Berbicara mengenai poligami bagi sebagian orang itu merupakan

hal yang tabu, khususnya untuk sebagian kaum perempuan. Memang banyak

sebagian dari kaum perempuan tidak rela mengizinkan suami mereka untuk

berpoligami. Dalam hal tersebut seringlah terjadi perselisihan, oleh karena itu

Page 87: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

74

dengan alasan agar perselisihan tidak berkelanjutan pihak suami menceraikan

istrinya dan menikah kembali dengan pasangan barunya.

Dari beberapa faktor yang telah dikatakan oleh narasumber tersebut terkait

kasus cerai talak ini, faktor yang sering menjadi penyebab juga adalah adanya

intervensi dari orang tua atau mertua. Memang seorang anak meskipun mereka

sudah menikah mereka masih terus membutuhkan orang tuanya, terlebih lagi

dalam menghadapi masalah-masalah hidupnya. Orang tua ataupun mertua

boleh dilibatkan dalam hal persoalan rumah tangga, tapi dengan catatan

persoalan tersebut sudah dibicarakan antara suami dan istri namun tidak

menemukan solusi.

c. Upaya pencegahan terjadinya Perceraian.

Hasil Wawancara: Staf Pengadilan Agama Kota Cilegon

Perceraian di Kota Cilegon ini masih tergolong sangat tinggi, oleh sebab

itu menurut pihak Pengadilan Agama Kota Cilegon, dalam meminimalisir

kasus tersebut agar tidak terjadi di masyarakat, masyarakat harus melakukan

beberapa tips agar permasalahan yang ada dalam rumah tangga tidak

mengakibatkan perceraian.

1) Mencari sumber permasalahan

Ada asap tentu pasti ada api. Demikian juga halnya dengan kehidupan

rumah tangga. Keputusan untuk bercerai bukanlah tanpa sebab. Oleh

karena itu, carilah sumber dari permasalahan tersebut. Jika sumbernya

sudah diketahui, maka cobalah untuk menyelesaikannya dengan cara baik-

baik. Setiap masalah tentu mempunyai jalan keluar. Apapun permasalahan

yang menjadi sumber dari keputusan cerai, sebaiknya pertimbangkan

dengan matang, karena jika kita sudah menemukan sumber

permasalahannya, maka kita akan dapat memutuskan dengan tepat,

langkah yang akan diambil meneruskan keputusan untuk bercerai atau

tidak.

2) Introspeksi Diri

Bila suami istri sudah mengetahui penyebab kenapa mereka ingin

bercerai, cobalah untuk mengintrospeksi diri. Namun, hal sederhana ini

terkadang sulit untuk dilakukan, karena kedua pasangan tersebut merasa

dirinya yang paling benar. Tak jarang juga di antara keduanya malu untuk

mengakui kesalahan masing-masing, sehingga keduanya tidak mau

mengalah satu sama lain. Seharusnya sebelum memutuskan untuk bercerai

cobalah untuk merenungkan kesalahan masing-masing, dan mencoba

memperbaiki hubungan keduanya.

3) Jangan membesar-besarkan permasalahan

Jika pasangan suami istri sudah tahu sumber permasalahan dan konflik

yang ada di dalam rumah tanggannya, sebaiknya jangan memperbesar

masalah yang ada dan jangan mencari permasalahan yang baru. Justru kita

harus menyadari kekurangan yang ada, dan tidak ada salahnya untuk

meminta maaf. Serta tak perlu malu untuk saling memuji di antara

keduanya dan mencari solusi sebaik-baiknya.

4) Berpisah sementara

Perpisahan memanglah cara yang tidak diinginkan oleh siapa pun, namun

dalam hal ini untuk menghindari permasalahan yang akan mengakibatkan

Page 88: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

75

perceraian, maka jalan inilah yang terbaik untuk menghindari sementara

waktu. Perpisahan sementara ini bertujuan agar suami dan istri dapat

merenungkan dan menentramkan diri masing-masing, sekaligus dapat

menimbang keputusan apa yang sebaiknya akan ditempuh. Kenapa harus

pisah sementara? Karena dalam keadaan emosi da keadaan yang semakin

memanas sebaiknya tidak bertemu dulu, dikhawatirkan akan terjadi hal-hal

yang lebih buruk. Oleh karena itu pisah rumah semntara menjadi jalan

yang terbaik.

5) Komunikasi

Komunikasi merupakan pondasi dalam sebuah hubungan, termasuk

hubungan dalam perkawinan. Tanpa komunikasi, hubungan tidak akan

bertahan dengan lam. Jadi, seberat apapun kondisi permasalahan dalam

rumah tangga bahkan dalam keadaan terpisah sementara, komunikasi

harus tetap berjalan. Hal tersebut dapat dijadikan diskusi di antara

keduanya untuk melakukan perbaikan dan mengambil keputusan dengan

baik.

6) Melibatkan Keluarga

Apabila kedua pasangan tidak dapat diajak kompromi dan berkomunikasi

atau selalu berusaha menghindar, maka cobalah untuk melibatkan anggota

keluarga dari kedua pihak. Melibatkan anggota keluarga yang dianggap

dapat berbicara dengan bijak dalam menyelesaikan masalah yang ada.

Tujuannya melibatkan keluarga agar dapat mencarikan solusi yang terbaik

dari permasalahan tersebut.

7) Mencari teman curhat

Menghadapi perceraian tentu akan membuat pikiran runyam, pekerjaan

terbengkalai dan bingung harus berbuat apa. Dalam kondisi ini kita bisa

berbagi dengan orang terdekat yang dapat dipercaya. Dengan berbagi,

pikiran akan menjadi lebih ringan. Tapi, perlu diingat, jangan mencari

teman lawan jenis untuk berbagi permaslahan yang kita hadapi. Karena

jika kita berbagi dengan teman lawan jenis maka bukan akan

menyelesaikan permaslaahan terlebih akan menjadi permasalahn baru serta

akan menjadi fitnah.

8) Ingat Anak

Dalam konflik yang terjadi di dalam rumah tangga, biasanya anak menjadi

senjata ampuh untuk meredam kemarahan dan emosi suami istri.

Keduanya harus memikirkan apa yang akan terjadi jika suami dan istri

tersebut bercerai. Bagaimana kondisi anak setelah perceraian, hal semacam

itu, harus dipikirkan oleh kedua belah pihak.

9) Jujur pada diri sendiri

Kita harus mengakui apakah sudah siap untuk berpisah. Perceraian tidak

semudah yang dibayangkan. Berpisah lalu hidup tenang, hal tersebut

belum tentu terjadi, kemungkinan bisa jadi sebaliknya. Jadi pikirkan

kembali jika ingin mengambil keputusan ini.

10) Berdoa

Selain berikhtiar, berdoa juga harus dilakukan. Karena kehidupan di dunia

ini tak terlepas dari sang Maha Pencipta, permasalahan yang ada pun ujian

yang harus kita lewati dari sang Maha Pencipta. Oleh sebab itu, banyak

berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya, mintalah petunjuk dari-Nya atas

Page 89: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

76

permaslahan yang dihadapi. Dengan berdoa InsyaAllah akan mendapatkan

jalan keluar yang terbaik.

11) Buka lembaran baru

Apabila pihak suami dan istri memutuskan untuk berdamai dan kembali

lagi maka jangan pernah mengungkit-ungkit persoalan dan penyebab

pernah akan berniat untuk bercerai. Lupakan semua permaslahan yang

pernah terjadi dan berusaha untuk memperbaiki dan tidak mengulangi

kembali. (Wawancara Staf Pengadilan Agama, 2016: 3 November)

2. Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan

Tingginya kasus perceraian yang terjadi di Kota Cilegon, maka berdampak

pada semakin tingginya kekerasan terhadap anak. Kekerasan yang dimaksud di

sini menurut staf P3KC, bukan hanya kekerasan fisik saja, tapi kekerasan mental

lebih didominasi.

Berikut ini adalah data mengenai kekerasan terhadap anak dan kekerasan

terhadap perempuan dalam kurun waktu 2014-2016

JENIS KEKERASAN

KEKERASAN TERHADAP ANAK

TAHUN

2014

TAHUN

2015

TAHUN

2016

Kekerasan Fisik 2 9 7

Kekerasan Psikis 4 7 22

Kekerasan Seksual 13 11 13

Penelantaran 0 8 6

Trafficking 0 0 1

Jumlah Kasus 19 35 49

Jumlah Klien 18 31 44

Keterangan: Data di atas bersumber dari lembaga P3KC (Pusat Pelayanan dan

Perlindungan Keluarga Cilegon. (Cilegon, 2016: 7 November)

JENIS KEKERASAN

KEKERASAN TERHADAP PEREMPUAN

TAHUN

2014

TAHUN

2015

TAHUN

2016 JUMLAH

Kekerasan Fisik 15 10 12 37

Kekerasan Psikis 22 48 59 129

Kekerasan Seksual 3 2 4 9

Penelantaran 22 36 36 94

Trafficking 0 0 0 0

Jumlah Kasus 62 96 111 269

Jumlah Klien 49 60 80 189

Page 90: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

77

Keterangan: Data di atas bersumber dari lembaga P3KC (Pusat Pelayanan dan

Perlindungan Keluarga Cilegon. (Cilegon, 2016: 7 November)

a. Kasus Kekerasan Terhadap anak dan Perempuan

Hasil Wawancara: Staf P3KC

Berdasarkan data-data di atas dapat dijabarkan bahwa kekerasan anak

dan perempuan dalam kurun waktu 2014-2016 mengalami peningkatan, baik

dalam kekerasan fisik, psikis, seksual, pelantaran dan trafikking. data tersebut

berdasarkan data pelapor yang setiap tahunnya semakin tinggi. Salah satu

penyebab kekerasan fisik, psikis dan lain sebagainya itu dikarenakan faktor

orang tua yang sering berselisih, akibatnya terjadilah perceraian. Dari kasus

perceraian tersebut tidak jarang anak dan perempuan yang menjadi korban

atas kasus tersebut. (Wawancara Staf P3KC, 2016: 9 Desember)

Mengkaji mengenai persoalan kekerasan, terutama kekerasan terhadap

anak dan perempuan sudah tidak asing lagi terdengar. Kekerasan terhadap

anak dan perempuan sering kali terjadi di mana-mana, bukan hanya di rumah

yang dilakukan oleh pihak keluarga, tapi di sekolah pun sering terjadi

kekerasan, baik kekersan fisik, psikis bahkan kekerasan seksual terhadap

anak yang dilakukan oleh guru dan teman sebayanya. Dengan adanya kasus

tersebut yang sudah merajalela di mana-mana, dunia anak menjadi angker.

Anak-anak tidak dapat bernapas lega, dan anak-anak sering merasa ketakutan

dan tertekan. Oleh karena itu dihimbau kepada seluruh jajaran, bukan hanya

pemerintah, tapi orang tua, masyarakat dan guru saling bekerja sama untuk

melindungi dan menjaga anak-anak agar terhindar dari kasus kekerasan

tersebut.

b. Upaya Penanggulangan Kasus kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan

Hasil Wawancara 1: (staf P3KC)

Seperti telah dijelaskan sebelumnya bahwa lembaga P3KC (Pusat

Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon) yang bekerja sama dengan

lembaga-lembaga lainnya seperti, Pengadilan Agama dan Pihak Kepolisian,

P3KC selalu mengadakan sosialisai kepada masyarakat agar masyarakat

mengetahui betapa pentingnya menjaga keluarga yang bahagia dan sejahtera.

Mengenai kasus yang terjadi seperti kekerasan terhadap anak dan

perempuan pihak P3KC (Pusat Pelayanan dan Perlindungan Keluarga

Cilegon) dalam menanganinya itu setelah adanya pelaporan dari pihak yang

terkait, baik dari pihak korban ataupun pihak yang mengetahui kasus tersebut.

Pihak P3KC (Pusat Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon)

melakukan pertemuan dengan kedua belah pihak antara korban dan pelaku

kasus tersebut untuk dimediasi terlebih dahulu dan menanyakan apa

penyebab dari permasalahan yang ada dalam keluarga tersebut. jika dalam

penyelesain yang dilakukan dengan cara mediasi dari pihak P3KC (Pusat

Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon) tersebut tidak bisa

diselesaikan dengan cara kekeluargaan, maka jika kasus tersebut mengenai

kekarasan terhadap anak dan perempuan maka kasus tersebut diserahkan

kepada pihak kepolisisan. Namun, jika kasus yang terjadi adalah kasus dalam

rumah tangga antara suami dan istri yang tidak bisa diselesaikan sehingga

Page 91: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

78

menimbulkan kekerasan bagi satu pihak maka P3KC (Pusat Pelayanan dan

Perlindungan Keluarga Cilegon) menyerahkan kasus tersebut pada pihak

Pengadilan Agama untuk ditindak lanjuti. (Wawancara Staf P3KC, 2016: 9

Desember)

Hasil Wawancara 2 : (Staf P3KC)

Dalam menanggulangi agar tidak semakin tinggi angka kekerasan

terhadap anak dan perempuan, pihak P3KC (Pusat Pelayanan dan

Perlindungan Keluarga Cilegon), membentuk kegiatan sebagai berikut:

a. Memberikan pelayanan, pendampingan dan perlindungan kepada

perempuan dan anak dengan prinsip-prinsip menjaga kerahasiaan, rasa

keamanan serta rehabilitasi dan keadilan.

b. Menjalin keterpaduan dengan semua stake holder dalam upaya

perlindungan dan pelayanan terhadap perempuan dan anak korban

kekerasan.

c. Sosialisasi hak dan kewajiban bagi keluarga.

d. Menjadi pusat konsultasi keluarga di kota Cilegon. (Pusat Pelayanan dan

Perlindungan Keluarga Cilegon (P3KC). (Wawancara Staf P3KC, 2016:

9 Desember)

3. Anak Putus sekolah

Perceraian di Kota Cilegon berdasarkan data yang penulis peroleh memang

mengalami turun-naik dalam setiap tahunnya. Dampak dari turun-naiknya

perceraian ternyata menyebabkan angka pendidikan atau anak putus sekolah di

Kota Cilegon meningkat. Berdasarkan data yang penulis peroleh adalah sebagai

berikut

Tahun Target SPM Jumlah Per Tahun

- - 2014 2015 2016

SD/MI 1 % 0 % 0 % 0,01 %

SMP/MTS 0,01 % 0 % 0,10 % 0,05 %

SMA/SMK/MA 0,01 % 0,1 % 0,10 % 0,05 %

Keterangan: Data di atas diolah dari Renstra dan Lakip Dinas Pendidikan Kota

Cilegon. Jika melebihi target yang ditentukan, maka angka putus

sekolah dinyatakan meningkat. (Dindik Kota Cilegon: 2016, 13

Desember)

Selain data yang telah dipaparkan di atas, telah didapatkan juga data dari

Dinas Pendidikan Kota Cilegon mengenai angka putus sekolah dalam kurun

waktu tahun 2016, setiap kecamatan dan data tersebut adalah sebagai berikut:

No Kecamatan

Angka Putus Sekolah

Jenjang SD, SLTP dan SLTA

Tahun 2016

1 Cilegon 2 Orang

2 Cibeber 2 Orang

Page 92: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

79

Keterangan: Data di atas diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Cilegon,

mengenai anak putus sekolah dalam kurun waktu 2016. (Cilegon,

2016: 13 Desember)

a. Kondisi Pendidikan di Kota Cilegon

Hasil Wawancara: (Staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon)

Data di atas menunjukkan bahwa angka putus sekolah di Kota Cilegon dari

tahun ke tahun mengalami peningkatan berdasarkan target yang ditentukan,

terlebih lagi untuk tingkat SLTP dan SLTA. Dari data di atas menurut keterangan

yang didapat bahwa di tahun 2016 ini memang banyak terjadi anak-anak yang

putus sekolah, dari data tersebut bahwa, delapan kecamatan yang ada di Kota

Cilegon, Kecamatan Ciwandan yang mendapatkan angka tertinggi anak putus

sekolah mencapai 9 orang, menurut keterangan dari pihak Dinas Pendidikan Kota

Cilegon, dalam kurun waktu selama tahun 2016. (Staf Dindik Kota Cilegon, 2016:

13 Desember)

Pendidikan adalah sebuah upaya untuk menjadikan manusia lebih baik dalam

melaksanakan tugas-tugas kehidupannya yang akan datang. Oleh karena itu,

pendidikan tersebut sangat penting. Tapi lain halnya dengan kondisi pendidikan di

Kota Cilegon, anak-anak di tingkat SLTP hingga SLTA masih banyak yang

mengalami putus sekolah, semua itu terjadi dikarena beberapa faktor dan kendala

dalam kehidupan anak-anak tersebut. Oleh sebab itu, anak, orangtua, masyarakat

dan pemerintah harus saling bekerja sama dalam mengentaskan kebodohan yang

ada di masyarakat Cilegon, sehingga tidak terjadi angka putus sekolah meningkat.

b. Faktor Penyebab Angka Putus Sekolah meningkat

Hasil Wawancara 1: (Staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon)

Menurut Said Wibowo staf bidang pelaksana program dan evaluasi

mengatakan bahwa, angka mengenai putus sekolah yang terjadi dikota cilegon

yang sebagaimana telah digambarkan di atas bahwa faktor penyebabnya bukan

hanya dari dampak perceraian, melainkan faktor ekonomi. Menurutnya, angka

putus sekolah yang disebabkan oleh perceraian itu juga mengandung unsur

ekonomi, karena istri yang ditinggal suaminya dalam artian bercerai, tidak bisa

memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anaknya, dikarenakan kemampuan

seorang perempuan memiliki keterbatasan dalam melakukan pekerjaan. Mereka

hanya mampu menghasilkan uang untuk kebutuhan sehari-hari saja. Sedangkan

orang tua yang tidak bercerai pun, tidak sedikit anak-anaknya yang mengalami

putus sekolah. Kebanyakan dari mereka hanya sekolah sampai tingkat SD,

dengan alasan mereka lebih baik bekerja membantu orang tuanya, karena

ekonomi keluarga tidak stabil. Itulah sebab kenapa angka putus sekolah melebihi

target yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Kota Cilegon.

3 Jombang 8 Orang

4 Ciwandan 3 Orang

5 Purwakarta Tidak Ada

6 Grogol 2 Orang

7 Citangkil 9 Orang

8 Pulo merak 1 Orang

Page 93: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

80

Selain itu juga yang lebih dominan mengakibatkan angka anak putus sekolah

naik, khususnya di kecamatan Ciwandan itu akibat dari faktor ekonomi keluarga

yang tidak menunjang. Oleh karena itu terpaksa anak-anak banyak yang putus

sekolah karena orang tuanya tidak dapat membiayai untuk sekolah. Karena

kondisi perekonomian yang semakin menyempit para keluarga dan orang tua

terpaksa memberhentikan anak-anak mereka dari sekolahnya. Selain faktor

ekonomi yang menyebabkan angka putus sekolah di Kota Cilegon tersebut,

terlebih angka putus sekolah di dominasi oleh kaum perempuan, mereka putus

sekolah karena orang tua mereka yang tidak menyekolahkannya, dengan alasan

perempuan tidak perlu sekolah. (Wawancara Staf Dindik: 2016, 13 Desember)

Hasil Wawancara 2: (Staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon)

Menurut ibu Nurhayati salah satu Staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon yang

penulis wawancarai, beliau mengatakan bahwa memang angka putus sekolah di

Kota Cilegon mengalami naik-turun disetiap tahunnya, seperti dari data yang

ditargetkan. Berdasarkan hasil survei dari Pihak Dinas Pendidikan Kota Cilegon,

anak-anak yang mengalami putus sekolah tersebut karena orang tua yang tidak

memiliki biaya, dan kebanyakan dari mereka juga ada yang orang tuanya tidak

peduli pendidikan anak-anaknya. Orang tua mereka ada yang mengatakan,

sekolah cukup sampai SD saja, dan bahkan jika mereka memiliki anak

perempuan, mereka enggan sekali mengeluarkan uang untuk biaya pendidikan

anak perempuan mereka. Karena mereka menganggap bahwa perempuan tidak

perlu sekolah tinggi-tinggi. Terkadang orang tua menyampingkan kebutuhan

pendidikan anak perempuannya daripada anak laki-laki mereka. Mereka

menganggap bahwa laki-laki saja yang sekolah, biar kelar dapat pekerjaan dan

menghasilkan uang untuk membantu kebutuhan keluarganya. Menurut saya (Staf

Dindik), sangat disayangkan sekali masih banyak warga Kota Cilegon yang

berpikiran sempit dan kolot. Mereka mengganggap bahwa perempuan tidak perlu

sekolah. Jadi tidak heran angka putus sekolah ini di dominasi oleh kaum

perempuan. (Wawancara Staf Dindik, 2016:13 Desember)

Mengkaji kondisi pendidikan di Kota Cilegon setelah dilihat berdasarkan

data dan fenomena yang ada yaitu mengalami peningkatan angka putus sekolah.

Putus sekolah yang terjadi di Kota Cilegon tersebut dikarenakan beberapa faktor

di antaranya adalah faktor ekonomi keluarga yang tidak menunjang, dan anak-

anak yang putus sekolah lebih didominasi oleh anak-anak perempuan. Semua itu

terjadi dikarenakan sebagian besar masyarakat menganggap bahwa anak-anak

perempuan cukup sekolah sampai SD saja, karena kelak hanya akan bekerja di

dapur. Di zaman modern seperti ini masih banyak masyarakat yang berpikir

bahwa anak-anak perempuan tidak perlu sekolah tinggi. Selain itu juga faktor

yang menjadi penyebab tingginya angka putus sekolah dikarenankan kedua orang

tua bercerai dan anak-anak terpaksa berhenti sekolah karena orang tua tidak dapat

membiayainya. Ekonomi, perceraian dan pemikiran yang sempit terhadap

pendidikan, akan terus mengakibatkan anak-anak putus sekolah jika tidak

dibenahi sejak dini. Oleh karena itu, masyarakat perlu diberikan arahan dan

penjelasan akan pentingnya pendidikan bagi anak-anak untuk dapat menghadapi

kehidupan mereka di masa yang akand datang.

Page 94: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

81

c. Upaya Penanggulangan Anak Putus sekolah

Hasil Wawancara:

Menurut staf Dinas Pendidikan Kota Cilegon, dalam menanggulangi angka

putus sekolah yang semakin naik di Kota Cilegon yaitu dengan cara bersosialisasi

kepada setiap sekolah dan masyarakat, agar masyarakat dapat mengetahui

pentingnya pendidikan, terlebih lagi di zaman era globalisasi ini, anak-anak akan

tertinggal pengetahuan jika tidak mengenyam pendidikan minimal sampai tingkat

SLTA, karena dengan begitu anak akan mendapatkan pekerjaan yang layak jika

mereka berpendidikan yang tinggi. Selain itu juga ada Dana BOS yang

diperuntukkan untuk setiap sekolah, dalam membantu para siswa, khususnya

siswa yang kurang mampu. (Wawancara Staf Dindik, 2016: 13 Desember)

Selain pendapat yang dikemukakan oleh Staf Dinas Pendidikan tersebut, hasil

temuan yang didapatkan informasi dari artikel yang ditulis oleh Abd. Jabar

mengenai Dana Pendidikan Kota Cilegon yaitu sebagai berikut:

Pembiayaan pendidikan saat ini memang mengalami permasalahan terutama

terkait dengan ketersediaan jumlah dana yang memadai untuk penyelenggaraan

pendidikan bermutu. Kondisi ini mendesak pemerintah daerah untuk segera

melakukan penyususnan rencana pembangunan pendidikan secara terprogram dan

berkelanjutan. Berpedoman pada prioritas pembangunan Kota Cilegon bidang

pendidikan yang telah mengamanatkan program wajib belajar 12 tahun, alokasi

pembiayaan pembangunan bidang pendidikan lebih difokuskan pada

pembangunan mutu pendidikan dan juga penurunan biaya yang harus ditanggung

oleh orang tua murid agar para orang tua bisa melanjutkan anaknya sekolah

hingga jenjang pendidikan menegah. (Abd.Jabar, 2010: 456)

Usaha-usaha yang dilakukan oleh pihak pemerintah Dinas Pendidikan Kota

Cilegon, memang bertujuan untuk menanggulangi permasalahan pendidikan di

Kota Cilegon supaya angka putus sekolah tidak semakin bertambah setiap

tahunnya dengan alasan faktor ekonomi para orang tua yang tidak menunjang.

Pemerintah Kota Cilegon memang belum mampu menggratiskan pendidikan

secara 100% sehingga orang tua murid mendapatkan kewajiban membayar

berbagai macam sumbangan pendidikan. Agar beban biaya pendidikan orang tua

tidak terlalu besar, sehingga para orang tua bisa membiayai anak-anak mereka

sampai ke jenjang pendidikan selanjutnya, pemerintah daerah mempertimbangkan

dan perlu berupaya dalam melakukan pembebasan dana sumbangan pendidikan

siswa baru dan uang transportasi guru. Pemerintah juga berharap agar pendidikan

bagi masyarakat menjadi lebih murah, namun tetap berkualitas. Terkait dengan

hal tersebut, pemerintah daerah juga selalu berupaya melakukan

pengidentifikasian masalah, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan sampai

dengan implikasi kebijakan dan pengambilan keputusan pembangunan

pendidikan sebaik-baiknya. (Abd.Jabar, 2010: 456)

Dari hasil temuan di atas bahwa, memang usaha-usaha yang dilakukan oleh

pemerintah Kota Cilegon dalam menanggulangi angka putus sekolah yang

semakin tinggi, pemerintah melakukan upaya-upaya yang sangat terprogram.

Namun, rencana yang diprogramkan tersebut memang belum sepenuhnya

berhasil, dikarenakan masih banyak sekali kendala-kendala yang belum

Page 95: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

82

terselaesaikan termasuk juga kendala dalam peningkatan mutu pendidikan.

Pemerintah Kota Cilegon memang menganggarkan biaya pendidikan untuk

membangun program pendidikan wajib belajar 12 tahun, namun pada

kenyataannya entah biaya tersebut tersalurkan sepenuhnya atau tidak, kenyataan

di lapangan berdasarkan data yang penulis dapatkan, angka putus sekolah tiap

tahunnya mengalami kenaikan disebabkan karena orang tua merasa terbebani

dengan biaya sekolah yang mahal. Padahal biaya yang dianggarkan tersebut

bertujuan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu agar dapat

mengenyam pendidikan yang lebih lanjut.

Selain itu juga, upaya penyelenggaraan pendidikan, bukan hanya biaya saja

yang diprogramkan, namun juga pihak-pihak yang terkait seperti guru, gedung,

alat tulis, perlengkapan dan waktu siswa. Agar program yang direncanakan bisa

terealisasikan dengan baik sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan dan

para orang tua dapat membiayai anak-anak mereka untuk melanjutkan pendidikan

ke jenjang yang lebih tinggi. Dengan demikian dalam mewujudkan semua

program yang direncanakan oleh pemerintah, masayarakt dan pemerintah pun

harus bekerja sama dalam menyelesaikan progrma-program pembangunan

pendidikan.

Sedangkan hasil temuan juga didapatkan keterangan dari pihak yang terkait

dan mengalami putus sekolah baik dari pihak orang tua dan anak.

a. Faktor Penyebab Putus Sekolah

Hasil Wawancara 1: (Orang Tua)

Penyebab putus sekolah adalah ada yang mengatakan memang

pendidikan itu sangat penting dan mereka juga menginginkan anaknya

sekolah sampai kejenjang yang lebih tinggi, namun di sisi lain ada kendala

yang mengahambat yaitu biaya pendidikan. Maka dari itu orang tua

memutuskan untuk anaknya berhenti sekolah walaupun keadaan yang

memaksa. Namun, ada pula beberapa orang tua yang memiliki anak putus

sekolah dikarenakan anak mereka seorang perempuan, para orang tua

menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu sekolah tinggi-tinggi karena

hanya akan bekerja di dapur, jadi jika mereka sekolah banyak uang yang

dikeluarkan, lebih baik uang yang ada untuk memenuhi kebutuhan yang lain.

Mereka menganggap bahwa perempuan itu tidak perlu berpendidikan tinggi,

cukup sampai pendidikan Sekolah Dasar saja. (Wawancara Orang Tua, 2016:

15 Desember)

Putus sekolah bukanlah hal yang diinginkan oleh semua anak dan orang

tua. Tapi putus sekolah terkadang terpaksa dilakukan karena beberapa

kendala. Sebagian orang tua berpikir bahwa pendidikan itu sangat penting

agar kehidupan anaknya lebih baik, tapi sebagian orang tua yang lainnya juga

mengganggap bahwa pendidikan itu tidak penting karena akan membuang-

buang biaya. Bagi orang tua yang menganggap pendidikan itu penting, tapi

tidak dapat menyekolahkan anaknya dikarena faktor ekonomi keluarga

mereka tidak menunjang untuk memberikan pendidikan yang tinggi kepada

anak-anaknya, mereka hanya mampu untuk membiayai kehidupan sehari-

hari.

Page 96: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

83

Hasil Wawancara 2: (Anak SD)

Menurut anak tersebut, alasan putus sekolah adalah orang tua mereka

tidak mampu lagi membiayai mereka untuk sekolah, untuk jajan saja mereka

jarang apa lagi untuk bayar sekolah, padahal mereka sangat menginginkan

melanjutkan sekolah kejenjang selanjutnya. Ada di antara anak-anak tersebut

yang terpaksa berhenti sekolah dan ada juga memang yang tidak mau sekolah

lagi, anak yang tidak mau sekolah ini memang lebih memilih bekerja dengan

cara membantu kedua orang tuanya dirumah, dari pada sekolah

menghabiskan uang. Anak-anak yang dipaksa berhenti sekolah oleh orang

tuanya karena keadaan yang tidak memungkinkan, mereka hanya bilang

berpasrah dan mengikuti apa yang orang tua mereka katakana dan tentukan.

(Wawancara anak putus sekolah (SD), 2016: 15 Desember)

Faktor penyebab anak putus sekolah tentunya tidak akan terlepas dari

beberapa hal yang mempengaruhinya sehingga tidak dapat menyelesaikan

sekolah, karena dihadapkan beberapa kendala, baik yang datang dari anak

tersebut ataupun datang dari lingkungan. Faktor yang datang dari dalam anak

tersebut seperti anak tidak ada kemauan lagi untuk melanjutkan sekolah dan

bahkan memilih untuk bekerja. Padahal anak pada usia sekolah seharusnya

menggebu-gebu untuk menuntut ilmu dan melanjutkan sekolah ke jenjang

yang lebih tinggi. Ada pula faktor yang datang dari luar atau lingkungan

seperti anak terpaksa tidak dapat melanjutkan sekolah dikarenankan

kemampuan orang tua dalam hal ekonomi tidak menunjang, bahkan untuk

biaya kehidupan sehari-haripun terkadang tidak mencukupi, karena sebagian

orang tua mereka bekerja sebagai buruh dan pedagang kecil.

Hasil Wawancara 3: (Anak SLTP)

Menurut anak-anak dari kalangan anak putus sekolah (SLTP),

mengatakan bahwa, mereka putus sekolah karena faktor ekonomi juga yang

tidak menunjang. Di anatara dari anak-anak tersebut juga mengatakan bahwa

mereka sangat menginginkan melanjutkan pendidikannya, namun mereka

sadar diri dengan kondisi keluarga dan kondisi keuangan orang tuanya,

terlebih lagi yang mempunyai banyak saudara, mereka mengatakan supaya

saudara-saudara mereka bisa sekolah, maka mereka bergantian untuk bisa

sekolah, agar tidak membebankan kedua orang tuanya. Orang tua mereka

memang ada juga yang tidak membolehkan mereka berhenti sekolah apapun

keadaannya, namun mereka lebih memilih untuk berhenti sampai SLTP

supaya orang tua tidak terbebani. Namun, ada juga yang mengatakan bahwa

orang tua mereka setelah lulus sekolah SLTP tidak perlu lanjut dan bahkan

disuruh untuk mencari pekerjaan, agar bisa membiayai diri sendiri dan

saudara-saudaranya. Dan bahkan ada juga setelah lulus SLTP bagi seorang

perempuan disuruh menikah, agar dapat mengurangi beban orang tua.

(Wawancara anak putus sekolah SLTP, 2016: 16 Desember)

Persoalan putus sekolah memang bukanlah bersoalan kecil, karena jika

semakin tinggi anak putus sekolah maka akan semakin tinggi pula tingkat

kebodohan anak. Namun, tidak dapat dipungkiri, anak putus sekolah sebagian

banyak disebabkan oleh faktor ekonomi keluarga yang tidak menunjang. Tapi

Page 97: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

84

bukan hanya persoalan ekonomi yang juga menjadi penyebab anak-anak

putus sekolah, melainkan pemikiran orang tua yang sempitpun menjadi

kendala bagi anak-anak untuk menggapai cita-citanya. Sebagian besar

masyarakat yang telah ditemukan dalam penelitian, menganggap bahwa anak-

anak tidak perlu sekolah tinggi, karena akan menghabiskan biaya yang besar,

lebih baik anak-anak bekerja agar dapat menghasilkan uang untuk membantu

kehidupan keluarga. Adapula pemikiran masyarakat terkait anak-anak

perempuan, mereka menganggap bahwa perempuan setelah lulus sekolah

SD/SLTP untuk segera menikah, agar beban orang tua bisa berkurang. Hal

semacam itu tentulah tidak dibenarkan, justru dalam hal pendidikan tidak

membedakan baik laki-laki ataupun perempuan mempunyai hak yang sama.

Terlebih lagi seorang perempuan harus mendidik anak-anaknya kelak, jadi

tanpa ilmu dalam mendidik anak akan salah arah dan salah jalan. Oleh karena

itu pemikiran masyarakat yang seperti itu harus segera dibenahi agar anak-

anak tidak lagi menjadi korban.

Hasil Wawancara 4: (Anak SLTA)

Selain pernyataan anak-anak yang putus sekolah di atas, ada juga

pernyataan dari anak-anak yang putus sekolah jenjang SLTA, berikut

pernyataan mereka adalah, anak-anak tersebut ada yang merasa cukup

berpendidikan sampai tingkat SLTA, karena bagi mereka sekolah SLTA itu

sudah cukup untuk mereka mencari pekerjaan. Sehingga mereka memutuskan

untuk tidak melanjutkan ke jenjang S1. Ada juga di antara anak-anak tersebut

yang mengatakan bahwa mereka tidak ingin sekolah karena mereka

menganggap sekolah itu bikin pusing, apalagi terkait tugas-tugas yang nanti

akan dia terima kalau dia masuk kuliah. Anak-anak tersebut lebih memilih

berhenti sekolah sampai tingkat SLTA dan mencari pekerjaan sesuai yang

mereka mampu. Selain itu juga mereka ingin membantu kedua orang tuanya.

Ada juga anak yang memutuskan sekolah hingga sampai SLTA saja karena

mereka tinggal dengan orang tua tunggal, mereka tidak mau membebani

ibunya yang sudah bersusah payah membiayainya hingga lulus SLTA.

Mereka mengatakan bahwa jika mereka ingin melanjutkan ke jenjang

perkuliahan mereka akan mencari biaya sendiri, oleh sebab itu mereka

memutuskan untuk bekerja terlebih dahulu setelah ada biaya mereka akan

mela jutkan pendidikannya. (Wawancara anak putus sekolah SLTA, 2016: 16

Desember)

Mengkaji tentang faktor penyebab anak putus sekolah tidak berbeda dari

sebelumnya, faktor yang menjadi penyebab salah satunya adalah faktor

ekonomi orang tua yang tidak menunjang, tapi untuk anak SLTA ini, mereka

sudah dewasa dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan pendidikannya

atau tidak, bukan karena faktor keterpaksaan dari orang tua. Anak-anak

tersebut merasa sudah cukup sekolah sampai tingkat SLTA, dan memilih

untuk bekerja. Selain itu juga anak-anak memilih untuk tidak melanjutkan

pendidikannya, dikarenakan mereka tinggal dengan orang tua tunggal yaitu

seorang ibu, mereka memilih untuk membantu ibunya dengan bekerja agar

dapat menyekolahkan saudara-saudara mereka ke jenjang lebih tinggi. Selain

itu juga faktor lingkungan yang mempengaruhinya, seperti kebanyakan seusia

Page 98: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

85

mereka, teman-temannya tidak lagi melanjutkan sekolah dan bekerja, oleh

sebab itu mereka juga memilih seperti teman-temannya tidak melanjutkan

sekolah dan bekerja. Lingkungan sosial memang sangat mempengaruhi

perkembangan kepribadian seseorang dan lingkungan sosialpun mempunyai

pengaruh terhadap pencapain pendidikan seseorang. Jadi, agar anak dapat

memperoleh pendidikan yang baik maka orang tua harus mengupayakan dan

mengarahkan agar anak-anak tidak terpengaruh dengan lingkungan sosial

yang akan menghambat pendidikannya.

Dari hasil wawancara tersebut, dapat disimpulkan bahwa memang tidak

bisa dipungkiri kebutuhan ekonomi yang selama ini menjadi kendala dalam

segala hal, bahkan orang bisa berbuat nekat karena kebutuhan ekonomi yang

mendesak. Namun, berdasarkan hasil temuan, pendapat mengenai perempuan

tidak perlu sekolah tinggi dan anak-anak yang memilih tidak melanjutkan

sekolah, karena hanya menghabiskan biaya dan berakhir dipekerjaan rumah

saja kurang setuju. Seharusnya anak-anak dan orang tua saling mendukung

satu sama lain, faktor ekonomi memang jadi kendala, tapi di zaman sekarang

banyak jalan jika ada kemauan dan kesungguhan. Pendapat masyarakat yang

seperti itu perlu diluruskan kembali, agar para orang tua tidak mengabaikan

pendidikan anak-anak mereka khususnya anak perempuan. Padahal

pendidikan tersebut penting bagi siapapun tidak memandang orang tersebut

laki-laki atau perempuan. Justru perempuan harus mengenyam pendidikan

yang tinggi, supaya dapat mengajarkan ilmu-ilmu kepada anak-anak mereka

kelak, karena perempuan atau seorang ibu adalah madrasah pertama bagi

anak-anak mereka. Pemerintah Kota Cilegon telah memberlakukan wajib

belajar 12 tahun, peraturan tersebut bertujuan untuk mengurangi kebodohan

para masyarakat Cilegon. Namun, pada kenyataannya memang masih banyak

masyarakat Cilegon yang tidak memahami hal tersebut, kebanyakan dari

mereka menganggap pendidikan tidaklah terlalu penting, terlebih lagi biaya

pendidikan yang mahal. Untuk meminimalisir pendapat-pendapat masyarakat

tersebut, diharapkan pemerintah melakukan sosialisasi dan bahkan

menekankan pada masyarakat Kota Cilegon agar anak-anak mereka

berpendidikan minimal sampai tingkat SLTA. Bukan hanya bersosialisasi

saja, namun sekolah di Kota Cilegon digratiskan untuk masyarakat yang

kurang mampu, supaya anak-anak bisa berpendidikan sampai jenajng yang

tinggi tanpa harus memikirkan biaya. Dengan begitu, kota Cilegon dapat

mengentas kebodohan dan kemiskinan di Kota Cilegon, sehingga

perekonomian Kota Cilegon Membaik dan kasus-kasus yang terjadi

disebabkan oleh faktor ekonomi pun akan terminimalisis seperti kasus

perceraian yang semakin tinggi di Kota Cilegon karena faktor ekonomi.

Dari beberapa pernyataan yang telah ditemukan mulai dari anak-anak

yang putus sekolah dari jenjang SD, SLTP dan SLTA, kebanyakan dari

mereka memang berhenti atau putus sekolah dikarenakan faktor ekonomi

orang tua yang tidak menunjang. Mereka lebih memilih untuk tidak

melanjutkan pendidikannya dari pada tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-

hari keluarganya meskipun ada dari beberapa mereka yang terpaksa

melakukannya. Bahkan ada dari mereka yang putus sekolah karena disuruh

menikah oleh orang tuanya, dengan alasan agar beban orang tua bisa

Page 99: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

86

berkurang, khususnya untuk anak perempuan. Selain itu juga di antara para

responden atau narasumber yang ditemui, tidak hanya dari faktor ekonomi

orang tuanya yang kurang, tapi juga dari pihak anak-anaknya yang tidak mau

lagi melanjutkan sekolah mereka. Terlebih lagi mereka yang sudah

mengenyam pendidikan tingkat SLTP dan SLTA, mereka menganggap

bahwa pendidikan mereka sudah sangat cukup, jadi tidak perlu lagi untuk

melanjutkan pendidikan mereka. Anak-anak tersebut memilih untuk bekerja

agar dapat menghasilkan uang. Ada juga mereka yang putus sekolah karena

mereka tinggal bersama orang tua tunggal yaitu ibu, sehingga mereka tidak

tega untuk meminta ibunya membiayai pendidikan ditingkat selanjutnya.

Anak-anak tersebut tidak ingin membebani pikiran ibunya karena

memikirkan biaya pendidikan. Bagi mereka ibunya sudah cukup menderita

karena bercerai dari ayahnya dan ayahnya tidak lagi membiayai kehidupan

dirinya. Oleh karena itu mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan

sekolah.

Dari pernyataan-pernyataan yang dilontarkan oleh para narasumber,

dapat dikatakan bahwa di kota Cilegon ini masih banyak sekali anak-anak

yang tidak mengenyam pendidikan apa lagi pendidikan hingga perkuliahan,

mungkin hanya anak-anak yang beruntung saja yang bisa melanjutkan

pendidikannya tanpa ada hambatan apapun terkait biaya pendidikan.

sebagaiamna telah ditemukan kejadian dilapangan, dan tidak lain juga terjadi

disekitar tempat tinggal peneliti, masih banyak sekali anak-anak yang tidak

melanjutkan sekolah, karena faktor ekonomi para orang tua mereka. Namun,

ada juga orang tua yang sayang untuk mengeluarkan uang demi pendidikan

anaknya. Mereka bahkan mengatakan kepada anak-anak perempuan mereka

untuk apa sekolah tinggi-tinggi dan pada akhirnya hanya bekerja di dapur,

jadi cukup sampai SD, dan SMP. Selain itu juga ditemukan dari kalangan

perempuan masih banyak sekali yang mengenyam pendidikan hanya sampai

tingkat SD dan paling tinggi tingkat SLTA.

Dalam teori-teori pun dijelaskan mengenai pentingnya pendidikan,

bahkan dalam al-qur‟an pun dijelaskan mengenai belajar tiada akhir dengan

tujuan agar manusia bisa berubah, baik dari segi pemikiran maupun dari segi

kehidupannya. Nabi Muhammad saw pun menganjurkan untuk menuntut

ilmu, namun Tujuan setiap bentuk pendidikan dan makna telaah mengenai

esensi dari pendidikan adalah mengadakan perubahan-perubahan positif

dalam masyarakat. Pendidikan itu sangat penting dan diwajibkan,

sebagaimana Rasulullah saw:

“Dari Anas bin Malik berkata: Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya

mencari ilmu itu wajib atas setiap muslim. Dan meletakkan atau mengajar

ilmu oleh seseorang selain dari pada ahli ilmu seumpama mengalungkan

Page 100: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

87

rantai yang dibuat dari mutiara, permata dan emas keleher babi.” (HR. Ibnu

Majah)

a. Penelusuran Hadits

Penelusuran hadis dilakukan ke berbagai buku induk hadis yang masih

lengkap sanad dan matannya. Cara pencariannya dengan metode takhrij dengan

menggunakan lafadz-lafadz yang terdapat dalam matan hadis. Pemilihan metode

ini dianggap relatif lebih mudah untuk menelusuri hadis yang sedang diteliti

dengan cara memilih salah satu lafadz yang terdapat dalam rangkaian matan hadis

sebagai kata kunci.

Berdasarkan metode di atas, maka peneliti menggunakan software Al-

Maktabah Al-Syâmilah. Dengan menggunakan kata kunci yang berbeda ditemukan

redaksi yang beragam pula. Dengan menggunakan kata kunci

ditemukan redaksi hadis

masing-masing terulang dalam:

1) Sunan Ibnu Majah, bab Menuntut Ilmu, juz 1, halaman 81

2) Musnad Abi Ya‟la, bab Musnad Anas bin Malik, juz 3, halaman 188

3) Mu‟jam Al-Awshath, 3, halaman 57

4) Mu‟jam Al-Shaghir, juz 1, halaman 36

Page 101: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

88

b. Takhrij Hadits

Fokus penelitian dalam hal ini adalah riwayat imam Ibnu Mâjah dengan

transmisi periwayatan seperti terlihat pada bagan di bawah ini:

JALUR IBNU MAJAH 1. Anas bin Malik

a. Nama Lengkap Nama lengkapnya adalah Anas bin Malik bin al-Nadlar bin Dlamdlam bin Zaid bin Haram. Lahir di Makkah dan berdomisili di Basrah, meninggal pada tahun 92 H.

b. Guru Kurang lebih berjumlah 20 orang, diantaranya: 1) Nabi Muhammad SAW 2) Ubay bin Ka‟ab 3) Zaid bin Arqom 4) Tsabit bin Qais

c. Murid Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya: 1) Muhammad bin Sirrin 2) Muhammad bin Malik 3) Muhammad bin Muslim

2. Muhammad bin Sirrin

a. Nama Lengkap Muhammad bin Sirrin bin Maula Anas bin Malik. Beliau termasuk salah seorang tabi‟in yang menetap dan meninggal di Basrah pada tahun 110 H

b. Guru Kurang lebih berjumlah 8 orang, diantaranya:

Page 102: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

89

1) Ibn al-„Ala‟ al Hadlrami 2) Abu Ubaidah bin Hudzaifah al Yaman 3) Anas bin Malik Uwais bin Uwais Al-Tsaqafiy

c. Murid Kurang lebih berjumlah 19 orang, diantaranya: 1) Abu Al-„amr bin al-Ala bin Ammar 2) Abu Ma‟an 3) Katsir bin Syindlir

3. Katsir bin Syindlir

a. Nama Lengkap Katsir bin Syindzir al Maziny lahir di Basrah. Ia termasuk golongan yang menempati thabaqat ke-6 dan termasuk tabi‟in yang paling muda

b. Guru Kurang lebih berjumlah 17 orang, diantaranya: 1) Hasan bin Abi Hasan Yasar 2) ‟Atha‟ bin Abi Rabbah Aslam 3) Anas bin Sirrin 4) Muhammad bin Sirrin

c. Murid Kurang lebih berjumlah 24 orang, diantaranya: 1) Said bin Abi Aruwiyah 2) Hammad bin Zaid 3) Abd al Warits bin Said 4) Aban bin Yazid al Aththar 5) Hafsh bin Sulaiman

4. Hafsh bin Sulaiman

a. Nama Lengkap Hafsh bin Sulaiman al Usdy al Bazaz lahir diKufah dan wafat pada tahun 180 H. ia termasuk dalam tingkatan pertengahan tabi‟ tabi‟in (thabaqat 7)

b. Guru Kurang lebih berjumlah 28 orang, diantaranya: 1) Sammak bin Harb bin Aus 2) Katsir bin Zadan 3) Katsir bin Syindzir

c. Murid Kurang lebih berjumlah 32 orang, diantaranya: 1) Hisyam bin Ammar 2) Adam bin Abi Iyas 3) Ja‟far bin Hamid Al-Kufi 4) Hafsh bin Ghiyats

5. Hisyam bin Ammar

a. Nama Lengkap Hisyam bin Ammar bin Nushair bin Maisarah bin „Abban. Beliau lahir di Syam pada tahun 153 H dan wafat di Dujjail ditahun 245 H

b. Guru Kurang lebih berjumlah 39 orang, diantaranya: 1) Hafsh bin Sulaiman 2) Ismail bin Iyas 3) Kholil bin Musa Al-Bashri 4) Sufyan bin „Uyainah

c. Murid Kurang lebih berjumlah 45 orang, diantaranya: 1) Ibnu Majah 2) Abu Daud 3) An-Nasa‟i 4) Al-Walid bin Muslim

Page 103: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

90

c. Kesimpulan

Dari hasil pencarian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadits ini,

dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Berdasarkan ketersambungan sanad, ketsiqohan (keadilan dan kedhabitan), dan

tidak adanya syudzuz dan „Illat dalam sanad Ibnu Majah tersebut dalam kategori

hadits hasan li ghoirihi karena dikuatkan oleh perawi yang terkenal, sehingga

derajat hadits ini meningkat.

2) Ditinjau dari segi matan ada perbedaan redaksi atau lafal dalam periwayatan

hadits, karena kebanyakan periwayatan hadits dilakukan secara maknawi. Maka

perbedaan lafal hadits menjadi sesuatu yang tidak dapat dihindari dalam

periwayatan hadits, sehingga hadits ini tidak terjadi syudzuz dan Illat disebabkan

hanya ada penambahan kalimat yang sifatnya lebih menguatkan dari makna

hadits tersebut. Hadits ini juga tidak bertentangan dengan Alquran.

3) Dari berbagai definisi keilmuan menurut para ahli, definisi yang cocok dalam

konteks kekinian adalah menurut Imam Khomeini. Imam Khomeini membagi

ilmu dari sisi kemanfaatannya menjadi tiga jenis ilmu, yakni: pertama, ilmu-ilmu

yang bermanfaat bagi perkembangan tahap-tahap eksistensi manusia sebagai

tujuan akhir penciptaan. Kedua, ilmu-ilmu yang merugikan manusia dan

membuat manusia melalaikan kewajiban pokoknya. Ketiga, ilmu-ilmu yang tidak

membawa madharat dan tidak pula membawa manfaat. Kebermanfaatan ilmu

terkait erat dengan kegunaannya dalam mendukung evolusi kemanusiaan

manusia menuju kesempurnaan dirinya. Sampai saat ini, manusia terus menerus

berada dalam proses evolusi.

4) Setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan wajib menuntut ilmu. Setiap

muslim tidak akan pernah keluar dari tanggungjawabnya untuk mencari ilmu

serta tidak ada wilayah pengetahuan itu yang tercela dalam dirinya sendiri karena

ilmu laksana cahaya. Hadis tentang kewajiban menuntut ilmu bukan hanya

sekedar perintah wajib menuntut saja melainkan juga mengamalkan ilmu tersebut

sesuai bidang dan kemampuannya.

5) Hadis ini juga menjelaskan bahwa memberikan ilmu kepada yang bukan ahlinya

merupakan perbuatan yang sia-sia dan hanya akan berakibat kehancuran. Hadis

tentang kewajiban menuntut ilmu ini juga merupakan sarana ibadah dan

mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan senantiasa menemukan hakikat

ilmu yang sebenarnya. Karena seorang intelek yang tidak beriman akan dapat

membawa kehancuran, baik bagi diri maupun sesamanya.

Penjelasan hadits di atas adalah bahwa hukum mencari ilmu itu wajib bagi

seluruh kaum muslimin baik laki-laki dan perempuan, makna wajib disini

adakalanya wajib a‟in da nada kalanya wajib kifayah. Kata “muslim” berbentuk

mudzakar (laki-laki), tetapi maknanya mencakup mudzakar dan muannats

(perempuan). Maksudnya orang Muslim yang mukallaf yakni Muslim, berakal,

baligh. Laki-laki dan perempuan. Jadi hokum menuntut ilmu atau pendidikan itu

fardhu bagi setiap orang Islam baik laki-laki maupun perempuan. (Khon, 2012: 144)

Selain mencari ilmu atau pendidikan itu wajib bagi setiap orang Islam baik laki-

laki maupun perempuan yang telah dijelaskan di atas, masa dalam mencari ilmu pun

diharuskan seumur hidup (long life of education),

Page 104: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

91

Pelajaran yang dapat dipetik dari hadis di atas adalah:

1) Kewajiban menuntut ilmu di mana saja dan dalam keadaan bagaimanapun,

sekalipun dalam keadaan sulit dan jauh.

2) Kewajiban menuntut ilmu wajib bagi Muslim laki-laki dan perempuan yang

sudah mukallaf.

3) Kewajiban menuntut ilmu adakalanya wajib a‟in dan adakalanya wajib kifayah.

4) Penuntut ilmu dicintai, dihormati dan dilindungi oleh para malikat. (Khon,

2012: 150)

Dari penjelasan hadits yang telah dipaparkan di atas, bahwa pendidikan atau

menuntut ilmu itu wajib bagi semua orang baik laki-laki dan perempuan. Dalam

Islam untuk hal pendidikan antara laki-laki dan perempuan tidak dibedakan,

keduanya berhak mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya agar dapat merupah

pola pikir dan dapat merubah kehidupannya di masa yang akan datang. Namun,

sangat disayangkan, masih banyak masyarakat yang belum menyadari akan arti

pentingnya pendidikan bagi mereka dan anak-anaknya. Kebanyakan dari

masyarakat menganggap bahwa pendidikan itu tidak perlu bahkan untuk anak

perempuan. Masyarakat masih menganggap rendahnya martabat perempuan, untuk

itu tidak perlu pendidikan. pemikiran seperti inilah yang harus dirubah dari

masyarakat. Agar dapat meminimalisir tingkat angka putus sekolah dan tingkat

kebodohan.

4. Faktor-faktor Penyebab Perceraian

Berdasarkan teori yang ada, bahwa percerain itu disebabkan oleh beberapa

faktor, di antara faktor penyebab perceraian adalah:

a. Ketidaksetiaan salah satu pasangan hidup. Keberadaan orang ketiga memang

akan mengganggu kehidupan perkawinan. Bila diantara keduanya tidak

ditemukan kata sepakat dalam menyelesaikann dan tidak saling memaafkan,

akhirnya perceraianlah jalan terbaik untuk mengakhiri hubungan pernikahan

tersebut.

b. Tekanan kebutuhan ekonomi keluarga, harga barang dan jasa yang semakin

melonjak tinggi karena factor krisis ekonomi Negara yang belum berakhir,

sementara itu gaji atau penghasilan suami sangat pas-pasan bahkan terkadang

lebih banyak kekurangan sehingga tidak bias memnuhi kebutuhan keluarga.

Agar dapat menyelesaikan masalah itu, sering kali seorang istri menggugat

cerai dan mengakhiri pernikahannya.

c. Tidak mempunyai keturunan juga salah satu di antara factor yang memicu

terjadinya permasalahan antara pasangan suami dan istri, terkadang guna

mengakhiri permasalahn tersebut keduanya menempuh jalan perceraian.

d. Perbedaan prinsip hidup dan agama. Tidak jarang dalam kehidupan keluarga

seringa terjadi perdebatan yang disebabkan oleh perbedaan prinsip individual

masing-masing, sehingga mereka tidak ada yang mau menyelesaikan satu sama

lain dan akhirnya menempuh jalan perceraian. (Ningrum, eJurnal Psikologi

2013: 74)

e. Pernikahan usia dini. Usia perkawinan yang terlalu muda dapat mengakibatkan

meningkatnya kasus perceraian karena kurangnya kesadaran untuk bertanggung

jawab dalam kehidupan rumah tangga bagi suami dan istri. (Yulianti, 2010: 2)

Page 105: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

92

Ada juga beberapa alasan ataau faktor yang menjadi penyebab terjadinya

perceraian, seperti:

a. Karena tidak memperoleh keturunan dan suami meninggal dunia atau karena

kemauan kedua belah pihak antara suami dan istri.

b. Karena campur tangan pihak mertua dalam rumah tangga mereka.

c. Karena kerukunan rumah tangga mereka tidak dapat dipertahankan lagi.

d. Karena kemauan dan persetujuan kedua belah pihak.

e. Karena tidak setia atau terjadi perselingkuhan salah satu pihak suami dan istri.

(Syaifuddin. Dkk, 2014: 214)

Dari beberapa pendapat di atas, ada juga pendapat yang lain mengenai faktor

yang menyebabkan terjadinya perceraian dalam rumah tangga, yaitu:

a. Terjadinya Nusyuz dari Pihak Istri

Nusyuz bermakna kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap

suaminya. Hal ini bisa terjadi dalam bentuk pelanggaran perintah,

penyelewengan, dan hal-hal yang dapat menggangu keharmonisan dalam

rumah tangga. Berkenaan dengan hal tersebut al-qur‟an menjelaskan dan

memberi tuntunan agar tidak terjadi nusyuz yang mengakibatkan perceraian

itu terjadi. Allah berfirman:

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah

telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain

(wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari

harta mereka. sebab itu Maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada

Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah

memelihara (mereka). wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya,

Maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka,

dan pukullah mereka. kemudian jika mereka mentaatimu, Maka janganlah

kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha

Tinggi lagi Maha besar.” (Q.S. An-Nisa: 34)

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa

keberhasilan perkawinan tidak tercapai kecuali jika kedua belah pihak

memperhatikan pihak lain. Seperti suami bagaikan pemerintah atau

pengembala, dan dalam kedudukannya tersebut, ia berkewajiban untuk

memperhatikan hak dan kepentingan rakyatnya (istrinya). Istri pun

berkewajiban untuk mendengar dan mengikutinya, namun di sisi lain juga

perempuan mempunyai hak terhadap suaminya untuk mencari yang terbaik

Page 106: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

93

ketika melakukan diskusi. Perlu digarisbawahi bahwa kepemimpinan yang

dianugrahkan Allah kepada suami tidak boleh menghantarkan kepada

kesewenang-wenangan. Karena musyawarah merupakan anjuran dalam al-

Qur‟an untuk menyelesaikna setiap persoalan, termasuk persoalan yang

dihadapi keluarga. Jika titik temu tidak diperoleh dalam musyawarah, dan

kepemimpinan suami yang harus ditaati dihadapi oleh istri dengan nusyuz,

keangkuhan dan pembangkangan, maka ada tiga langkah yang dianjurkan

untuk ditempuh oleh suami dalam mempertahankan mahligai rumah tangga.

Ketiga langkah tersebut adalah nasehat, menghindari hubungan seks dan

memukul. Perlu disadari bahwa dalam kehidpan rumah tangga pasti ada saja

yang tidak mempan baginya nasehat atau sindirin, oleh karena itu selain

nasehat makan dalam al-Qur‟an dianjurkan bebrapa cara yaitu dalam al-

qur‟an istilah uhjuruhunna yang diterjemahkan dengan tinggalkanlah mereka

adalah perintah kepada suami untuk meninggalkan istri karena tidak senang

dengan kelakuannya. Dalam hal ini, suami dituntut untuk melakukan dua hal.

Pertama, menunjukkan ketidaksenangan atas atas sesuatu yang buruk dan

telah dilakukan oleh istrinya, dalam hal ini adalah nusyuz. Kedua, suami

harus berusaha untuk meraih dibalik pelaksanaan perintah tersebut sesuatu

yang baik atau lebih baik dari keadaan semula. Kemudian suami

diperintahkan meninggalkan istri, bukan berarti meninggalkan rumahnya,

bahkan jangan meninggalkan kamar tidurnya. Maksud meninggalkan disini

suami tidak tidur berdua dalam satu ranjang dan tidak melakukan hubungan

seks. Hal ini ditujukan agar istri sadar akan kesalahan yang dilakukannya.

Kemudian ada juga istilah dalam ayat ini yaitu wadhribuhunna yang

diterjemahkan dengan pukullah mereka. Perlu dipahami arti memukul

tersebut adalah memukul yang tidak menyakiti atau tidak melakukan tindakan

kasar dan keras. Perlu digarisbawahi bahwa langkah memukul yang tidak

menyakiti tersebut adalah langkah terakhir yang dilakukan pemimpin

rumahtangga (suami) dalam upaya memlihara kehidupan rumah tangganya.

(Shihab, 2000: 409-410)

Dalam penafsiran yang lainpun disebutkan bahwa menurut syikh Ahmad

Musthafa al-Farran dalam Tafsir Imam Syafi‟i yang diterjemahkan oelh

Fedrian Hasmand, Fuad S.N dan Ghafur S mereka menjelaskan maksud ayat

di atas adalah apabila dia melihat tanda-tanda perbuatan nusyuz pada diri

istrinya, yakni ketika ada kekhawatiran akan terjadinya hal tersebut, maka dia

harus menasehati sang istri. Jika terangai istri melakukannya, maka perlu

dilakukan pisah ranjang. Apabila istri bena-benar melakukannya, maka dia

boleh memukulnya. Yang demikian itu karena nasehat boleh dilakukan

sebelum terjadinya perbuatan yang tidak disukai, apabila penyebab-

penyebabnya dapat dilihat karena tidak ada pihak yang dirugikan dalam hal

ini. Sementara pisah ranjang dengan istri lebih dari tiga hari selain dalam

kondisi ini, diharamkan. Dan pemukulan hanya dilakukan atas dasar

perbuatan yang nyata. (Hasmand. Dkk, 2008:131)

Dari penafsiran yang dikemukakan di atas, bahwa menurut penulis ayat

tersebut menjelaskan Allah telah mewajibkan kepada suami untuk

mempergauli isterinya dengan baik. Dan untuk memberikan pelajaran kepada

Page 107: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

94

istri yang membangkang terhadap perintah suami, suami diharuskan mula-

mula untuk memberi nasehat, bila nasehat tersebut tidak bermanfaat atau

tidak dapat merubah perbuatan istri, maka barulah dipisahkan dari tempat

tidur mereka. Namun apabila hal tersebut tidak bermanfaat juga, barulah

suami diperbolehkan untuk memukul istrinya dengan pukulan yang tidak

meninggalkan bekas atau pukulan yang tidak menyakiti. Namun, jika nasehat

sudah dapat merubah kelakuan istri maka jangan melanjutkan dengan cara

yang lain.

b. Terjadinya Nusyuz dari Pihak Suami

Nusyuz ternyata tidak hanya terjadi pada seorang istri, namun

kemungkinan suami juga dapat melakukan Nusyuz. Selama ini sering

disalahpahami bahwa nusyuz hanya dating dari pihak istri. Namun dalam al-

Qur‟an juga dijelaskan bahwa nusyuz juga bisa datang dari pihak suami.

Allah berfirman:

“Dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak acuh dari

suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan perdamaian

yang sebenar-benarnya, dan perdamaian itu lebih baik (bagi mereka)

walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir. Dan jika kamu bergaul

dengan isterimu secara baik dan memelihara dirimu (dari nusyuz dan sikap

tak acuh), Maka Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.” (Q.S. An-Nisa: 128)

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa,

perkawinan tidak luput dari kesalahpahaman. Jika kesalahpahaman tidak

dapat diselesaikan sendiri oleh pasangan suami dan istri, dan perselisihan

telah mencapai tingkat yang mengancam kelangsungan hidup rumah tangga,

maka dalam ayat ibi menyatakan: Dan jika seorang wanita khawatir menduga

dengan adanya tanda-tanda akan nusyuz, keangkuhan yang mengakibatkan ia

meremehkan istrinya dan menghalangi hak-haknya, atau bahkan hanya sikap

berpaling, yakni tidak acuh dari suaminya uang menjadikan sang istri tidak

mendapatkan sikap ramah, baik dalam percakapan maupun dalam

berhubungan badan dari suaminya, dan hal tersebut dikhawatirkan dapat

menghantarkan pada terjadinya perceraian, maka tidak megapa bagi

keduanya mengadakan perdamaian yang sebenar-benarnya, misalnya istri

atau suami memberi atau mengorbankan sebagian haknya kepada

pasangannya, dan perdamain itu dalam segala hal, selama tidak melanggar

ketentuan Allah adalah lebih baik bagi siapapun yang mengalami perselisihan

antara suami dan istri, walaupun kekikiran selalu dihadirkan dalam jiwa

manusia secara umum. Berdamailah walaupun harus mengorbankan sebagian

hakmu dan ketahuilah bahwa jika kamu melakukan ihsan, bergaul dengan

Page 108: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

95

baik dan bertakwa yakni memelihara drimu dari keburukan yang

mengakibatkan sanksi Allah, antara lain keburukan nusyuz dan sikap tak acuh

atau perceraian, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (Shihab, 2000: 579)

Dalam ayat di atas, ada beberapa istilah yang dijelaskan seperti yang

terdapat dalam ayat tersebut yaitu istilah la junaha tersebut mengisyaratkan

bahwa ini adalah sebuah anjuran, bukan suatu kewajiban. Dengan demikian,

kesan adanya kewajiban mengorbankan hak yang mengantarkan kepada

terjadinya pelanggaran agama dapat dihindarkan. Perdamaian harus

dilaksanakan dengan tulus tanpa pemaksaan. Ayat diatas menekankan bahwa

sifat perdamaian harus tulus dan sungguh-sungguh sehingga terjalin lagi

hubungan yang harmonis dalam rumah tangga. Sedangkan istilah Syuh

(kekikiran) pada mulanya digunakan untuk kekikiran dalam harta benda.

Tetapi dalam ayat ini, ia mengandung makna kekikiran yang menjadikan

seseorang enggan mengalah atau mengorbankan sedikit haknya. Imam syafi‟i

meriwayatkan bahwa ayat ini turun berkaitan dengan kasus putri Muhammad

Ibnu Malamah yang akan dicerai oleh suaminya, lalu dia memohon agar tidak

dicerai dan rela dengan apa saja yang ditetapkan suaminya. Mereka berdamai

lalu turunlah ayat ini. Sedangkan istilah tuhsinu (ihsan) digunakan untuk dua

hal; pertama, memberi nikmat kepada pihak lain dan kedua, perbuatan baik.

Maksud istilah tersebut adalah memberi lebih banyak daripada yang harus

anda beri dan mengambil lebih sedikit dari yang seharusnya anda ambil.

Itulah yang dianjurkan kepada suami istri yang sedang mengalami

perselisihan rumah tangga. (Shihab, 2000: 580)

Dalam penafsiran yang lainpun disebutkan bahwa menurut syaikh Ahmad

Musthafa al-Farran dalam Tafsir Imam Syafi‟i yang diterjemahkan oleh

Fedrian Hasmand, Fuad S.N dan Ghafur S mereka menjelaskan maksud ayat

di atas adalah Allah mengizinkan suami untuk mengambil harta istrinya, baik

masih dalam hubungan pernikahan maupun telah dicerai, atas dasar

kerelaannya. Ini merupakan izin untuk meneruskan ikatan pernikahan apabila

istri rela sebagian haknya tidak diberikan kepadanya. (Hasmand. Dkk, 2008:

243)

Dari penafsiran yang telah dijelaskan di atas, menurut penulis bahwa,

maksud dari nusyuz yaitu meninggalkan kewajiban bersuami isteri. Nusyuz

dari pihak suami ialah bersikap keras terhadap isterinya; tidak mau

menggaulinya dan tidak mau memberikan haknya. Dalam al-Qur‟an untuk

kasus seperti ini dibolehkan untuk berlaku kikir, dalam artian kikir tersebut

adalah pihak suami tidak memberikan hak sepenuhnya pada istri. Namun istri

bersedia jika beberapa haknya dikurangi asalkan suami dapat membaik dan

kembali lagi pada dirinya.

c. Terjadinya Perselisihan di antara Suami dan Istri

Memang hal ini tidak jarang terjadi dalam rumah tangga. Namun, jika

suami dan istri tidak bisa menanganinya dengan baik, maka perselisishan

inilah yang akan menyebabkan perceraian dalam rumah tangga.

Page 109: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

96

d. Terjadinya Perzinahan di antara salah satu pihak suami dan istri.

Dalam hal ini sering kali terjadi saling tuduh menuduh antara suami dan

istri. Dengan begitu, maka terjadilah perceraian di antara keduanya. (Hamidy,

1980: 89)

Berdasarkan teori yang ada dan telah disebutkan di atas, bahwa dalam

faktanya ditemukan beberapa faktor terkait dengan teori tersebut. Berdasarkan

wawancara yang dilakukan kepada pihak yang terkait (yang mengalami

perceraian) mereka menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan perceraian atau

keretakan dalam rumah tangganya adalah sebagai berikut:

a. Faktor Gugat Cerai

Hasil Wawancara 1: Pihak Gugat Cerai

Berdasarkan responden yang ditemui, mengatakan bahwa terjadinya gugat

cerai dikarenakan suami tidak bekerja, sehingga tidak dapat memberikan

nafkah, terlebih lagi untuk membiayai sekolah anak-anak, untuk makanpun

terkadang tidak mencukupi. Dengan demikian, pihak perempuan

memutuskan untuk bekerja agar dapat membantu perekonomian keluarga.

Oleh karena itu, para perempuan inipun merasa tidak lagi membutuhkan

suaminya dengan alasan suaminya tidak bekerja, kemudian pihak perempuan

mengajukan gugatan perceraian. Itulah sebab pihak perempuan menggugat

suaminya. (Wawancara Pihak Gugat Cerai, 2017: 10 Februari)

Perceraian adalah sebuah peristiwa yang terjadi di kalangan masyarakat,

baik kalangan bawah, menengah dan atas. Perceraian di zaman dahulu hanya

dilakukan oleh seorang laki-laki kepada perempuan, tapi seiring

perkembangan zaman perceraian pun dapat dilakukan oleh pihak perempuan

kepada pihak laki-laki yaitu dengan cara gugat cerai. Dalam hal ini gugat

cerai sudah tidak asing lagi terdengar, bahkan sampai sekarang gugat cerai

menjadi dominan daripada cerai talak yang dilakukan oleh pihak laki-laki.

Namun, terjadinya gugat ceraipun disebabkan oleh beberapa faktor

diantaranya berdasarkan hasil temuan tersebut yaitu pihak suami tidak dapat

menafkahi dan memenuhi kebutuhan keluarga. Sehingga pihak istrilah yang

mencari nafkah demi memenuhi kebutuhan keluarga. Tapi hal tersebut tidak

berlangsung lama, pihak istri jenuh dengan keadaan dimana suami tidak

bekerja, oleh sebab itu istri mengajukan gugatan cerai. Di lihat dari hasil

temuan tersebut, bahwa tidak berbeda dengan hasil penelitian-penelitian

sebelumnya, ekonomi menjadi faktor dan kendala bagi kehidupan rumah

tangga sehingga seringkali disebabkan oleh ekonomi perceraian pun terjadi.

Hasil Wawancara 2: Pihak Gugat cerai

Hasil dari responden yang lain, gugat cerai terjadi suaminya bukan karena

faktor ekonomi, melainkan faktor ketidaksetiaan dari pihak suami. Pada saat

suami mereka menemukan kejayaan dalam artian perekonomian mereka

membaik, para suami melakukan tindakan yang kurang menyenangkan,

seperti perselingkuhan dan bahkan menikahi perempuan selingkuhannya

(poligami), sehingga perempuan memilih untuk menjadi janda dari pada

dipoligami. Dari pihak perempuan yang menjadi korban tidak terima dengan

Page 110: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

97

apa yang dilakukan oleh para suaminya, dan tak jarang jika para istri itu

melakukan pembelaan justru kekerasan yang terjadi di rumah tangga, bukan

hanya dirinya yang mendapat perlakukan kekerasan dari para suami, namun

juga anak-anak yang menjadi korban kekerasan. Anak-anak sering merasa

ketakutan jika melihat sosok ayah. Oleh sebab itu, untuk menghindari hal-hal

yang tidak diinginkan pihak perempuan menggugat cerai, dari pada dia

menjadi korban ketidakadilan para suaminya dan anak-anak menjadi stress

karena kejadian dalam rumah tangganya, dengan demikian memutuskan

untuk menggugat cerai dan mengakhiri kehidupan rumah tangganya. Selain

itu juga alasanya mengambil keputusan tersebut untuk menyelamatkan dirinya

dan anak-anaknya, dan pihak perempuan mengatakan bahwa diri mereka bisa

bekerja dan tanpa harus bergantung kepada para suami mereka. (Wawancara

pihak cerai gugat, 2017: 10 Februari)

Kasus perceraian terjadi karena permasalahan-permasalahan dalam

kehidupan rumah tangga tidak dapat diselesaikan. Sebagian dari masyarakat

mengambil keputusan perceraian adalah sebagai solusi dalam permasalahan

yang terjadi. Perceraian tidak terjadi begitu saja, melainkan beberapa faktor

yang membuat pasangan suami istri melakukan perceraian seperti faktor

kekerasan yang dilakukan oleh pihak suami kepada istri dan anak-anaknya,

oleh sebab itu istri menggugat cerai suaminya dengan harapan agar tidak lagi

menerima kekerasan dari suaminya, terlebih lagi kekerasan terhadap anak-

anaknya. Selain kekerasan yang menjadi penyebab pihak perempuan

menggugat cerai, yaitu suami tidak setia dan bahkan melakukan poligami,

terkait hal tersebut istri tidak merelakan jika dirinya harus dipoligami. Oleh

karena itu pihak perempuan mengajukan gugatan cerai dan memilih hidup

tanpa suami dari pada dipoligami. Poligami memang merupakan hal yang

tabu dikalangan perempuan, sebagian perempuan lebih baik dan menerima

kehidupan pas-pasan dari pada bergelimang harta tapi suaminya berpoligami.

Jadi hal yang tak dapat ditolerir oleh sebagian kaum perempuan adalah kasus

poligami. Tapi memang masih banyak juga sebagian perempuan yang ikhlas

dan menerima dipoligami asalkan kehidupan mereka rukun dan sejahtera.

b. Faktor Cerai Talak

Hasil Wawancara 1: Pihak Cerai Talak

Menurut responden yang melakukan cerai talak, alasannya adalah karena

para istri tidak bertanggung jawab terhadap anak-anak, istri-istri mereka sibuk

bekerja dan lalai dalam mengurus anak dan rumah tangganya. Bukan hanya

alasan tersebut, tetapi istri-istri dari mereka pun susah diberi nasehat,

seringkali tidak mendengarkan perintah dan nasehat suaminya. Ada juga

alasan terjadinya cerai talak, karena istri-istri mereka sering menumpuk

hutang tanpa sepengetahuan suaminya. (Wawancara Pihak Cerai Talak, 2017:

11 Februari)

Faktor cerai talak dari hasil temuan sedikit berbeda dengan faktor cerai

gugat. Faktor cerai talak terjadi karena para perempuan ini sibuk bekerja dan

lalai dalam mengurus rumah tangga, sehingga sering terjadi perselisihan dan

perdebatan di antara suami dan istri mengenai urusan anak. Bahkan anak

Page 111: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

98

sering dititipkan kepada neneknya karena kedua orang tuanya sibuk bekerja.

Selain itu juga, menurut responden yang ditemui bahwa istri-istri dari mereka

sulit diberi nasehat dan sering menumpuk hutang tanpa sepengetahuan

suaminya, oleh sebab itu suami merasa lelah dengan prilaku istrinya, sehingga

memutuskan untuk bercerai, dan anak-anak tinggal bersamanya. Kebutuhan

yang semakin meningkat, memang saat ini mengharuskan para istri bekerja

agar dapat memenuhi dan membantu perekonomian keluarga, tapi terkadang

para perempuan lupa akan kewajiban-kewajibannya dalam mengurus rumah

tangga. Bukan hanya kebutuhan mendesak saja yang menjadikan para

perempuan (istri) bekerja, tapi di zaman sekarang, lingkungan dan keadaan

pun yang menuntut mereka harus bekerja.

Hasil Wawancara 2: Pihak Cerai Talak

Menurut responden yang lainnya, alasanya melakukan cerai talak adalah

istri-istri mereka tidak dapat memiliki keturunan (mandul). Selain itu juga

istri-istri mereka selalu menuntut suaminya untuk dapat memenuhi kebutuhan

pribadinya, seperti perhiasan dan baju-baju mahal. Bukan hanya itu, tapi

dengan keadaan suaminya yang pas-pasan, istri kemudian melakukan

perselingkuhan. Inilah yang menyebabkan suami mentalak istrinya.

(Wawancara Pihak Cerai Talak, 2017: 11 Februari)

Persoalan yang lainnya terkait penyebab cerai talak adalah kemandulan.

Anak memang sebuah anugerah yang diidam-idamkan oleh pasangan suami

dan istri untuk melengkapi kehidupan dalam rumah tangga. Anak juga bisa

menjadi perekat dalam hubungan suami istri, serta anak juga menjadi obat

bagi orang tua yang tengah lelah dalam bekerja. Oleh karena itu, sering kali

persoalan anak menjadi perselisishan dan berdebatan di antara keduanya.

Kemandulan memang dianggap sebuah penyakit di kalangan masyarakat,

maka dari itu jika salah satu dari pasangan tersebut memiliki kemandulan

(tidak dapat memberikan keturunan) itu menjadi aib sebuah keluarga, oleh

sebab itu tak jarang persoalan tersebut yang mengakibatkan sebagian

pasangan suami dan istri mengambil keputusan untuk bercerai.

Selain faktor kemandulan, faktor lain pun mengiringi penyebab cerai

talak seperti, istri tidak pernah menerima keadaan dan sering meminta lebih

dari kemampuan suaminya. Pada dasarnya perempuan memang ingin dimanja

dan diperlakukan sebagai ratu di rumah tangganya, dengan bergelimangan

harta serta perhiasan-perhiasan yang menjadikan dirinya tampak lebih indah.

Tapi, hal tersebut tidak dapat dipenuhi oleh pihak suami sehingga para

perempuan merasa kecewa dengan keadaan dirinya. Dengan demikian para

perempuan tersebut tanpa berpikir panjang mereka memilih untuk

berselingkuh dengan orang yang mampu memberikan apa yang mereka

inginkan. Oleh karena itu pihak suami tidak terima dengan perlakuan istrinya

dan kemudan menceraikannya. Persoalan ekonomi memang seringkali

menjadi sebuah perdebatan dan perselisihan yang panjang, bahkan berujung

dengan kematian. Orang bisa melakukan perbuatan yang dilarang demi

mendapatkan uang dan memenuhi keinginannya tanpa memikirkan akibatnya.

Dengan ekonomi (harta) orang bisa gila, orang bisa buta dan bahkan terjadi

pertumpahan darah antara keluarga. Hal tersebut masih banyak terjadi di

Page 112: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

99

kalangan masyarakat Indonesia. Sebenarnya hal tersebut tidak akan terjadi

jika masing-masing pihak baik laki-laki atau perempuan dibekali dengan

iman, takwa serta ilmu pengetahuan yang luas, agar dapat mengendalikan

dirinya dari perbuatan yang dilarang.

Hasil Wawancara 3: Pihak Cerai Talak

Alasan cerai talak diajukan oleh para suami diantaranya adalah karena

istri selalu melibatkan kedua orang tuanya dalam permasalahan kecil di dalam

rumah tangganya. Dan istri juga sering mengumbar aib atau kejadian yang

terjadi di dalam rumah tangganya pada saudara dan tetangganya, dengan

begitu suami tidak terima atas perlakuan istri maka dijatuhkannya talak

kepada istri. (Wawancara Pihak Cerai Talak, 2017:11 Februari)

Orang tua merupakan sandaran bagi anak-anaknya baik anak tersebut

sudah mempunyai keluarga sendiri atau belum. Tapi dalam hal ini terkadang

intervensi orang tua pun menjadi penyebab keributan di dalam rumah tangga

anaknya. Sering kali orang tua ikut campur dalam persoalan rumah tangga

anaknya, dengan tujuan untuk memberikan solusi terhadap persoalan yang

dihadapi anaknya. Tapi tak jarang pula orang tua bukan memberikan solusi

tapi semakin memperkeruh keadaan, hal tersebut tidak dibenarkan.

Seharusnya orang tua juga memiliki batasan-batasan dalam kehidupan

anaknya yang sudah berkeluarga. Orang tua bisa berperan jika persoalan yang

dihadapi anaknya tidak dapat diselesaikan dengan baik, dan orang tualah yang

menjadi juru damai di antara keduanya. Bukan sebaliknya, orang tua yang

menjadikan suami dan istri berselisih sehingga menimbulkan perpecahan

dalam keluarga tersebut. Seorang istripun seharusnya tidaklah melibatkan

persoalan-persoalan kecil yang terjadi di dalam rumah tangga kepada orang

tua atau saudara-saudaranya selama persoalan tersebut dapat diselesaikan

dengan bermusyawarah antara suami dan istri.

c. Penyebab Masyarakat mengalami kasus perceraian

Hasil Wawancara 1: (Ketua RT)

a. Istri berselingkuh atau tidak setia. Menurut pihak yang terkait (suami),

mereka mengambil langkah bercerai lantaran istri mereka berselingkuh

dan tidak dapat dinasehati. Oleh karena itu menurut mereka perceraian

merupakan jalan terbaik. Menurut mereka (suami), istri mereka

berselingkuh lantaran pihak suami dalam keadaan tidak memiliki

pekerjaan, sehingga istri mereka mengambil langkah yang menurutnya

salah yaitu dengan berselingkuh demi memenuhi kebutuhannya. Namun,

menurut pihak suami dengan istri yang berselingkuh anak-anak tidak

terurus dan terlantar.

b. Salah satu pihak mengalami kemandulan, sehingga tidak bisa memiliki

keturunan.

c. Faktor ekonomi. Dalam hal ini seringkali terjadi jika pihak suami tidak

memiliki pekerjaan, istri mengambil langkah untuk memutuskan

perkawinannya. Karena menurut pihak yang terkait (istri), mereka

menggugat cerai suaminya lantara tidak diberi nafkah, bahkan mereka

(istri) yang mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari. Istri merasa

Page 113: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

100

jenuh dengan keadaan tersebut, sehingga mereka (istri) menggugat cerai

suaminya, dengan alasan suaminya tidak lagi memberikan nafkah untuk

keluarga.

d. Terjadinya kekerasan. Pihak yang terkait (istri), mereka mengajukan

gugatan cerai karena suaminya sering menganiaya dirinya dan anak-

anaknya. Menurur istri, suami mereka melakukan kekerasan lantaran

mereka sering menanyakan pekerjaan suami yang tak pernah ia ketahui.

Namun pihak suami tidak menerima apa yang ditanyakan istri kepada

suaminya, sehingga kekerasan terjadi bahkan anak-anak pun menjadi

korban dari ulah suami.

e. Perjudian. Pihak istri mengatakan bahwa suaminya sering bermain judi,

dan sering kali mabuk-mabukan. Pihak istri sudah mengingatkan namun

tetap saja pihak suami tidak mau berubah. Dengan demikian pihak istri

menggugat cerai karena malu dengan kelakuan suaminya.

f. Salah satu pihak sering mengumbar aib keluarga dan suaminya.

g. Pernikahan dini dan perbedaan prinsip. Menurut mereka, mengenai

perceraian yang terjadi dalam keluarganya itu akibat perbedaan prinsip

dan ego yang tidak mau saling mengalah, mereka tetap kukuh pada

pendiriannya masing-masing. Penulis menemukan ternyata perbedaan

prinsip sebenarnya buka alasan pokok yang menyebabkan terjadinya

perceraian, namun kondisi mental dan psikis keduanya belum matang,

sehingga dengan adanya perbedaan prinsip tersebut mereka tidak bisa

menanganinya secara baik, dan akhirnya terjadi perceraian. (Wawancara

Ketua RT, 2017: 10-11 Februari)

Hasil Wawancara 2: (Staf Pengadilan Agama) Menurut bapak Anjar salah satu staf yang menangani pelaporan tentang

perceraian di Pengadilan Agama Kota Cilegon mengatakan berdasarkan

kasus-kasus perceraiain yang terjadi bahwa, ada beberapa alasan kenapa

perceraian tersebut bisa terjadi di antaranya disebabkan oleh:

a. Salah satu pihak berbuat zina atau pemabuk, pemadat dan lain sebagainya

yang susah sekali disembuhkan.

b. Salah satu pihak meninggalkan pihak yang lain dan tanpa alasan apapun.

c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang

lebih berat setelah terjadinya perkawinan di antara kedua pihak.

d. Salah satu pihak melakukan kekerasan dan penganiayaan terhadap pihak

yang lainnya.

e. Salah satu pihak catat atau mempunyai penyakit di dalam tubuhnya,

sehingga tidak bisa melakukan kewajiban suami istri.

f. Antara suami dan istri selalu terjadi pertengkaran dan perselisihan dan

tidak ada harapan untuk bisa rukun kembali dalam rumah tangganya.

(Wawancara Staf Pengadilan Agama Cilegon, 2016: 3 November)

Berdasarkan dari beberapa hasil wawancara yang didapatkan, bahwa

perceraian tersebut ditempuh oleh kedua belah pihak karena dianggap menjadi

solusi bagi permasalahan yang ada dalam keluarga mereka. Karena mereka

menganggap jika tidak diputuskan hubungan pernikahan mereka akan semakin

hancur. Mereka beranggapan dengan adanya perceraian maka permasalahan tidak

Page 114: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

101

lagi berlarut-larut, sehingga kedua belah pihak dapat menjalankan kehidupannya

masing-masing sesuai dengan prinsip mereka masing-masing. Karena tidak jarang

perceraian yang terjadi dikalangan keluarga diakibatkan oleh perbedaan prinsip,

terlebih lagi pasangan yang menikah muda yang keduanya belum matang, baik

secara fisik maupun mental, sehingga mereka dalam menyelesaikan maslahanya

tidak berpikir panjang dan hanya mengedepankan ego masing-masing.

Pada dasarnya hukum Islam pun menjelaskan bahwa alasan terjadinya

percerain karena pertengkaran dan perselisihan yang memuncak yang terjadi di

dalam rumah tangga dan tidak bisa diselesaikan sehingga dapat membahayakan

keselamatan jiwa. Dalam al-Qur‟an Allah berfirman dalam Q.S An-Nisa ayat 35:

“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, Maka

kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari

keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu bermaksud Mengadakan

perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.” (Q.S. An-Nisa: 35)

Menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah mengatakan bahwa, jika

kamu wahai orang-orang yang bijak dan bertakwa, khususnya penguasa, khawatir

akan terjadinya persengketaan antara keduanya, yakni menjadikan suami dan

istri masing-masing mengambil arah yang berbeda dengan arah pasangannya

sehingga terjadi perceraian, maka utuslah kepada keduanya seorang hakam, yakni

juru damai yang bijaksana untuk menyelesaikan kemelutan mereka dengan baik.

Juru damai itu sebaiknya dari keluarga laki-laki, yakni keluarga suami dan hakam

dari keluarga perempuan, yakni keluarga istri, masing-masing mendengar keluhan

dan harapan anggota keluarganya. Jika keduanya yakni suami dan istri atau kedua

hakam tersebut ingin mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi bimbingan

kepada keduanya yakni suami istri tersebut. Karena ketulusan niat untuk

mempertahankan kehidupan rumah tangga merupakan modal utama

menyelesaikan semua problem keluarga. Sesungguhnya Allah sejak dahulu

hingga saat ini dan hingga yang akan datang Maha Mengetahui segala sesuatu,

lagi Maha Mengenal sekecil apapun termasuk detak-detik kalbu suami istri dan

para hakam tersebut.

Fungsi utama hakam adalah mendamaikan. Tetapi jika mereka gagal, apakah

mereka dapat menetapkan hukum dan harus dipatuhi oleh suami dan istri yang

bersengketa tersebu? Ada yang mengiyakan dengan alasan Allah menamai

mereka hakam, dengan demikian mereka berhak menentukan dan menetapkan

hukum sesuai dengan kemaslahatan, baik disetujui oleh pasangan yang bertikai

maupun tidak. Pendapat tersebut dianut oleh sejumlah sahabat Nabi, dan kedua

imam mazhab yakni Imam Malik dan Imam Ahmad Ibnu Hanbal. Sedangkan

Iman Abu Hanifah dan Iman Syafi‟i menurut satu riwayat tidak memberi

Page 115: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

102

wewenang kepada hakam tersebut. Untuk menceraikan hanya berada di tangan

suami, karena tuga hakam adalah hanya mendamaikan. (Shihab, 2000: 412-413)

Dalam penafsiran yang lainpun disebutkan bahwa menurut syaikh Ahmad

Musthafa al-Farran dalam Tafsir Imam Syafi‟i yang diterjemahkan oelh Fedrian

Hasmand, Fuad S.N dan Ghafur S mereka menjelaskan maksud ayat di atas

adalah Allah berfirman jika kalian khawatir terjadi persengketaan antara

keduanya, mereka diperintahkan untuk mengirim seorang juru damai dari

keluarga suami dan seorang juru damai dari keluarga istri. Allah juga

mengizinkan untuk mendamaikan pasangan suami istri dalam kasus suami yang

nusyuz. Rasulullah pun juga mengizinkan untuk memukul istri yang nusyuz dan

untuk melakukan khulu‟ jika mereka berdua hawatir tidak dapat menegakkan

hukum Allah. Khulu‟ dilakukan atas dasar kerelaan istri. Namun, Allah melarang

suami untuk mengambil harta yang telah diberikan kepada istrinya, bila ia hendak

menceraikannya. (Hasmand. Dkk, 2008: 139)

Berdasarkan Firman Allah di atas, dijelaskan bahwa jika terjadi kasus syiqaq

(pertengkaran) antara suami dan istri, maka diutus hakam (juru damai) dari pihak

suami dan seorang hakam dari pihak istri untuk mengadakan penelitian dan

penyelidikan tentang sebab musabab terjadinya syiqaq serta berusaha

mendamaikannya. Dalam kasus ini hakam berusaha mendamaikan kembali agar

suami istri tersebut hidup bersama dengan sebaik-baiknya, kemudian jika jalan

perdamaian itu tidak mungkin ditempuh, maka kedua hakam berhak mengambil

inisiatif untuk menceraikannya, kemudian atas dasar prakarsa hakam ini maka

hakim dengan keputusannya menetapkan perceraian tersebut.Dari ayat di atas

bahwa syiqaq tidak memberi hak talak langsung kepada salah satu dari suami

ataupun istri, tetapi harus menempuh cara perdamaian yang ditetapkan. Pertama,

secara intern antara keduanya dengan musyawarah, kedua, agak keras dengan

melibatkan mertua, dan ketiga, dengan masing-masing harus menunjuk hakam

yang bertugas mendamaikan perselisihan mereka. (Subhan, 2015: 201)

Dari beberapa penafsiran di atas, dapat disimpulkan bahwa di dalam

kehidupan rumah tangga memang tidak luput dari permasalah, terutama

permaslahan yang hadir di antara suami dan istri, sehingga tak jarang perselisihan

pendapat dan perbedaan prinsip memacu pertengkaran pada keduanya. Oleh

karena itu dalam Al-Qur‟an Allah menjelaskan bahwa jika terjadi persengketaan

diantara kedua belah pihak yakni suami istri, maka dianjurkan untuk memanggil

juru damai dari keluarga kedua belah pihak, agar dapat meluruskan permasalahan

yang dihadapi suami istri tersebut. Hal tersebut dilakukan agar rumah tangga

mereka tetap terjaga dan untuk menghindari terjadinya perceraian di antara

keduanya. Selain itu juga dalam ayat ini suami diperbolehkan mengambil

sebagian hak istri atas persetujuan dan kerelaan seorang istri demi membangun

kembali mahligai rumah tangga mereka.

Page 116: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

103

5. Upaya Pemerintah dalam Menanggulangi Kasus Perceraian

Kasus perceraian di kota Cilegon memang terbilang tinggi. Dampak dari

tingginya angka kasus perceraian di kota Cilegon diikuti dengan tingginya angka

kasus kekerasan terhadap anak. Dalam hal ini untuk menangani persoalan

perceraian yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan angka kasus

kekerasan meningkat pula, pemerintah kota Cilegon melakukan upaya-upaya

sebagai berikut:

a. Pemerintah menyelenggarakan program 30 menit bersama anak setiap hari.

Tujuan diadakannya program tersebut untuk membentengi setiap keluarga

dari pengaruh buruk yang menghampiri. Sesibuk apapun pemerintah

menghimbau agar masyarakat mementingkan keluarga bersama anak, agar

tercipta keluarga yang harmonis dan sejahtera. Dalam hal ini akan membuat

keluarga saling percaya satu sama lain, sehingga akan menumbuhkan satu hal

yang efektif dalam meminimalisir angka perceraian.

b. Pemerintah kota Cilegon melakukan mediasi. Upaya melakukan medisasi ini

dilakukan supaya pasangan kembali rujuk dan membatalkan perceraian.

Dalam mediasi ini pemerintah memberikan perhatian dan mencari tahu

penyebab terjadinya pertikaian antara pasangan tersebut.

c. Pemerintah kota Cilegon juga menuntut DWP (Dharma Wanita Persatuan)

untuk meningkatkan kualitas yang bisa meningkatkan keharmonisan dalam

rumah tangganya masing-masing supaya dapat mewujudkan ketahanan

keluarga. Kualitas yang dimaksud pemerintah tersebut adalah meliputi sifat

saling percaya, saling menghormati, saling menghargai, saling berkerja sama

dan saling memperkuat hubungan suami istri. Pemerintah juga menganjurkan

kepada seluruh anggota DWP agar menjadi pelopor dari program 30 menit

bersama anak dan menjadi contoh bagi masyarakat kota Cilegon lainnya.

d. Pemerintah kota Cilegon bekerja sama dengan lembaga P3KC (Pusat

Pelayanan dan Perlindungan kota Cilegon dan BKBPP (Badan Keluarga

Berencana dan Pemberdayaan Perempuan). Dengan adanya lembaga tersebut

pemerintah kota Cilegon memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk

dapat melaporkan semua perkara yang terjadi di dalam keluarga. Sehingga

dapat ditangani dan dapat diberikan solusi terhadap permasalahan yang

menimpa masyarakat. (Kominfo Setda Kota Cilegon, 2016:

Koranbanten.com)

6. Dampak Perceraian terhadap Pendidikan Anak

Mengkaji persoalan tentang tanggung jawab, setiap orang tua yang telah

melahirkan anak-anaknya, sudah dibebankan tanggung jawab moral terhadap

proses pendidikan dan perkembangan jiwa anak-anak, baik setelah terjadinya

perceraian ataupun masih dalam sebuah keluarga yang utuh. (M. Yusuf, 2014: 40)

Keluarga yang tidak utuh memiliki pengaruh negative terhadap

perkembangan anak. Dalam masa perkembangan anak membutuhkan suasana

keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Di dalam keluarga yang tidak utuh

kebutuhan ini tidak didapatkan secara memuaskan. Anak yang diasuh oleh ibu

kehilangan figur seorang ayah dalam keluarga. Hilangnya figur seorang ayah

akibat perceraian membuat anak kehilangan seorang tokoh yang membuat dirinya

nyaman serta percaya diri. Keterlibatan seorang ayah dalam mengasuh anak

sangat mempengaruhi perkembangan sosial anak. Anak-anak yang mendapatkan

Page 117: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

104

kehangatan dan perlindungan dari seorang ayah, mereka akan cenderung

mempunyai hubungan sosial lebih baik. (Hubeis. Dkk, 2008: 44)

Dampak perceraian juga tidak hanya berpengaruh pada anak saja, namun juga

berpengaruh terhadap individual yang mengalaminya. Di antarnya adalah trauma

yang menimpanya, mereka berupaya sungguh-sungguh dalam menjalankan

kehidupan pernikahan dan ternyata harus berakhir dalam perceraian, kemudian

mereka merasa kecewa, sedih, frustasi, tidak nyaman, tidak tentram bahkan sering

hawatir dalam diri sendiri. Individu yang mengalami perceraian juga dapat

mengalami ketidakstabilan kehidupan dalam pekerjaan. Tak jarang individu

setelah mengalami perceraian, mengalami dampak psikologis yang tidak stabil,

akibatnya secara fisologis mereka tidak bisa tidur dan tidak dapat berkonsentrasi

dalam bekerja, sehingga menggangu kehidupan kerjanya. Dan terkadang tidak

bisa mengurus anak-anak mereka dan tidak memperhatikan pendidikan anak-

anak. Tapi itu tidak semua terjadi dalam orang tua yang bercerai, ada pula yang

dapat mengendalikan emosinya pasca bercerai, sehingga anak-anak masih dalam

jangkauannya dan bisa melakukan aktivitas seperti biasa. (Ningrum eJurnal

Psikologi, 2013: 74-75)

Perceraian memang tidak hanya menimbulkan gangguan emosional bagi

pasangan yang bercerai, tetapi juga anak-anak akan terkena dampaknya. Dampak

perceraian orang tuan terhadap anak lebih berat dibandingkan pada orang tua itu

sendiri. Terkadang anak akan merasa terperangkap ditengah-tengah saat orang tua

bercerai. Rasa marah, takut, cemas akan perpisahan. Perceraian yang terjadi pada

suatu keluarga juga memberikan dampak pada kondisi pendidikan anak-anak.

Bahkan pada awal perceraian anak sering merasa terpuruk sehingga kondisi

belajar anak-anak menurun, itulah dampak dari perceraian. (Irmawati, 2016: 4-5)

Peristiwa perceraian dalam keluarga senantiasa selalu membawa dampak

yang kurang baik, bahkan dengan kasus percerain tersebut tak jarang

menimbulkan stress dan menimbulkan perubahan fisik dan juga mental. Keadaan

ini bukan hanya dialami oleh satu pihak saja, melainkan akan dialami oleh semua

pihak keluarga, seperti ayah, ibu dan anak. Dalam hal ini pentingnya penyesuaian

diri seorang anak dalam menghadapi situasi yang baru. Namun, tak jarang anak

yang orang tuanya bercerai sulit dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan

yang baru ia terima dan akhirnya timbullah dalam diri anak rasa sedih, kecewa,

marah, kurang dapat memusatkan perhatian serta kurang semangat karena

disebabkan oleh perceraian kedua orang tuanya. Peristiwa tersebut sangat

mengganggu kehidupannya, maka dari itu anak takut untuk bergaul, takut

berusaha keras disekolah, sehingga mengakibatkan kesulitan dalam belajar yang

mempengaruhi prestasinya di sekolah. (Ningrum, 2013: 70)

Berdasarkan teori-teori yang ada, telah ditemukan fakta di lapangan mengenai

dampak perceraian terhadap anak, khususnya dampak kepada pendidikan anak-

anak.

1) Kondisi Psikis Anak

Hasil Wawancara 1: (orang tua Perempuan)

Berdasarkan teori-teori yang didapatkan, ditemukan juga beberapa fakta,

bahwa memang perceraian itu merupakan salah stau faktor yang menghambat

Page 118: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

105

perkembangan anak-anak. Terutama perkembangan psikis anak. Para orang

tua menghawatirkan perkembangan anak-anak mereka yang tidak lagi hidup

dengan ayahnya, padahal ayahnya masih hidup. Tak jarang anak-anak

murung dan menjadi pendiam pada masa awal terjadinya perceraian karena

malu, namun menurut orang tua (pihak ibu) anak-anak mereka lama

kelamaan akan terbiasa dengan keadaan tersebut, sehingga anak-anak bisa

melakukan aktifitas seperti biasanya. (Wawancara pihak perempuan yang

bercerai, 2017:10 Februari)

Perceraian memang bukan hal yang diinginkan oleh pasangan suami dan

istri serta anak-anak. Tapi perceraian tersebut tetap terjadi dikarenakan

dianggap sebagai solusi dalam permasalahan yang ada. Namun, banyak sekali

dampak yang didapatkan dari kasus perceraian kedua orang tua terhadap

anaknya, terutama dampak terhadap psikis anak. Anak-anak yang orang

tuanya bercerai sering mengalami gangguan perkembangannya, apalagi

perkembangan psikis anak. Anak-anak merasa malu dan minder dengan

keadaan yang menimpanya, oleh karena itu anak sering murung dan bahkan

tidak bisa diatur karena mereka merasa sedih, kecewa dan marah terhadap

keadaan yang dialaminya. Anak-anak ingin sekali memberontak tapi mereka

tidak bisa, oleh sebab itu mereka melampiaskan amarahnya dengan caranya

sendiri seperti mengurung diri, susah diatur dan bahkan melakukan pergaulan

bebas. Seharusnya di sinilah peran orang tua yang sangat penting, orang tua

harus memberikan pengertian dan memberikan kasih sayang tanpa berkurang

sedikitpun meskipun keduanya telah berpisah, agar anak masih tetap

merasakan kehangatan keluarga meskipun ibu dan ayahnya telah berpisah.

Hasil Wawancara 2: (Orang Tua laki-laki)

Para orang tua (laki-laki), mengatakan bahwa, kondisi psikis anaknya,

pada awal perceraian mereka terus menangis, terutama anak-anak yang masih

kecil, mereka selalu mencari ibunya. Anak-anak susah diatur dan suka

mengurung diri dikamar, bahkan anak-anak menjadi kurus karena

memikirkan ayah dan ibunya yang bercerai. Anak-anak sebenarnya ingin

memberontak tapi mereka tidak bisa, jadi hanya bisa diam dan terkadang dia

bercerita pada saudara-saudaranya. Memang pada awalnya orang tua (laki-

laki) tidak dapat memberikan pengertian kepada anak-anaknya, karena

mereka sendiri masih dalam keadaan terpuruk sehingga mengabaikan anak-

anak mereka. Tapi setelah ada dorongan dan motivasi dari para saudara,

orang tua (laki-laki) mulai sadar bahwa anak-anak mereka lebih menderita

karena problem orang tuanya. Setelah itu baru pihak ayah memberikan

pengertian pada anak-anak mereka tentang keadaan mereka yang baru dan

tanpa ibu. Dengan demikian lama-kelamaan mereka mulai lupa terhadap apa

yang terjadi. Dengan begitu kondisi mereka mulai membaik dan bisa

beraktivitas seperti biasa, walaupun kadang dia mengeluh dan sering

menanyakan ibu mereka. Namun, menurut orang tua (laki-laki), anak-anak

mereka dibiarkan melakukan yang mereka mau, dengan tujuan agar mereka

lupa tentang kejadian tersebut. Dan pada awalnya orang tua (laki-laki)

kesulitan dalam mengurus anak-anak mereka, tapi mereka berpendapat dari

pada anak-anak ikut ibunya, nanti tambah tidak terurus, karena ibunya lebih

Page 119: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

106

memikirkan dirinya sendiri dari pada anak-anaknya. (Wawancara pihak Laki-

laki yang bercerai, 2017: 11 Februari)

Anak memang selalu menjadi korban dari kasus yang dialami kedua

orang tuanya. Anak-anak bahkan sering merasa ketakutan, mereka

menganggap bahwa dunia mereka gelap dan tanpa arti apa-apa. Semua itu

disebabkan karena anak merasa kecewa dan marah akibat perceraian orang

tuanya. Anak-anak yang tinggal bersama ayahnya setelah terjadinya

perceraian, memang terkadang lebih tidak terurus dibandingkan anak-anak

yang tinggal bersama ibunya. Anak-anak yang tinggal bersama ayahnya lebih

banyak meluapkan kemarahannya dengan cara susah diatur karena tidak

adanya pengertian-pengertian yang diberikan oleh ayahnya. Dari kasus

perceraianpun anak-anak sering terlibat pergaulan bebas, karena tidak adanya

kontrol dari orang tua. Hidup dengan satu orang tua memang membuat anak-

anak tidak terurus dengan baik, dan bahkan mengalami perlambatan

perkembangan baik fisik maupun psikis. Namun setelah adanya pengertian-

pengertian yang diberikan, anak-anakpun mulai terbiasa dan dapat menjalani

kehidupan seperti biasanya. Meskipun kehidupannya tidak seperti dahulu

yang memiliki kedua orang tua yang utuh. Dalam hal ini memang anak-anak

harus diberi pengertian dan motivasi agar anak-anak meluapkan kemarahan

dan kekecewaanya tidak dengan cara yang dilarang. Orang tua harus

membuat anak-anak merasa nyaman meskipun kehidupan dan keadaan

mereka berbeda dari sebelumnya agar anak-anak pun bisa melupakan

kejadian yang menimpa keluarganya.

Hasil Wawancara 3: (Anak)

Menurut sebagian anak-anak ada yang mengatakan mereka tidak mau tau

dan tidak ingin mengerti apa yang terjadi antara kedua orang tuanya, yang

terpenting mereka bisa sekolah, main dan dapat uang jajan. Adapula anak-

anak, awalnya mereka tidak bisa menerimanya bahkan tidak mau keluar

rumah, dengan alasan takut diejek teman-temannya karena ibu dan bapaknya

bercerai, tapi semua itu berlalu dengan waktu yang ada, sehingga anak-anak

bisa melakukan kegiatan seperti biasanya. Namun, anak yang tinggal bersama

bapaknya, mereka mengatakan bahwa mereka kurang ada yang mengurus

dalam rumahnya, jadi melakukan semuanya sendiri, seperti mencuci pakaian,

mengasuh adiknya dan kadang harus memasak sendiri. Namun, walaupun

demikian mereka tidak merasa sedih, awalnya mungkin kaget dengan kondisi

yang dialaminya, karena belum terbiasa, tapi mereka mengatakan bahwa dari

pada tinggal dengan ibunya yang tidak peduli dengannya, lebih baik dengan

ayahnya walaupun harus cuci pakaian dan mengasuh adiknya sendiri.

(Wawancara Anak yang orang tuanya bercerai, 2017: 12 Februari)

Dari hasil temuan dilapangan, kasus percerai bagi anak itu merupakan

rentetan goncangan-goncangan yang menggoreskan luka batin yang

mendalam, stress, ketakutan dan kecemasan hingga sampai depresi seringkali

terjadi. Perceraian juga seringkali menimbulkan kebencian anak terhadap

orang tuanya, mereka menganggap bahwa orang tua yang bercerai tidak lagi

menyayangi dirinya dan tidak lagi memikirkan kebahagiaan anaknya. Anak

Page 120: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

107

juga seringkali merasakan disakiti atau mendapat perlakuan tidak adil

terhadap dirinya karena orang tua bercerai. Terputusnya hubungan dengan

salah satu dari kedua orang tua, mengakibatkan pertumbuhan mental dan fisik

anakpun melemah dan wibawa orang tua menjadi hilang di mata anak-anak.

Terkadang dampak psikis ini mempengaruhi kondisi anak, seperti kondisi

pendidikannya. Namun tidak semua Anak-anak yang mengalami keadaan

seperti ini, pendidikannya juga akan berpengaruh buruk. Banyak anak yang

bisa melanjutkan pendidikan mesti dengan tinggal dengan orang tua tunggal.

Seharusnya perceraian itu merupakan alternatif terakhir yang diambil

oleh pasangan suami istri, ketika semua permasalahan itu tidak dapat

diselesaikan dengan cara kekeluargaan atau dengan alternatif lainnya.

Terkadang suami istri itu tidak menyadari akan dampak yang ditimbulkan

akibat perceraian tersebut. Akibat dari perceraian tersebut berdampak buruk

pada pihak anggota keluarga lainnya, terutama dampak kepada anak-anak.

Orang tua yang berpisah seharusnya dapat membantu anak-anak mereka

mengatasi penderitaan akibat perceraian tersebut. Berdasarkan pengamatan

saat melakukan wawancara, memang pihak yang terkait yaitu anak yang

orang tuanya bercerai, mereka pada awalnya merasa efek negatif semua ada

pada diri anak tersebut. Anak-anak merasa ketidakpuasan dalam hidupnya.

Namun, anak-anak yang mengalami kehidupan tersebut lama kelamaan

menjadi anak-anak pada umumnya dalam artian anak-anak tersebut dapat

melakukan aktifitas seperti dulu sebelum orang tua mereka bercerai.

Dari hasil temuan di lapangan, mengenai dampak psikis yang

berpengaruh kepada dampak pendidikan anak, dalam teoripun dijelaskan

yaitu sebagai berikut.

Dampak perceraian orang tua tidak hanya dirasakan anak setelah

perceraian itu terjadi, namun dampak tersebut juga dirasakan anak sebelum

terjadinya perceraian. Keadaan penuh konflik antara kedua orang tua sebelum

terjadinya perceraian membuat anak merasakan efek negatif. Efek negatif itu

muncul dalam bentuk perasaan sedih dan tidak nyaman atas pertikaian kedua

orang tuanya. Konflik yang terjadi antara kedua orang tua juga merenggut

kebahagiaan anak sehingga menimbulkan suasana keluarga penuh ketegangan

dan anak kehilangan suasana kebersamaan keluarga. Terjadinya perceraian

membuat anak merasa terpukul dan merasakan efek yang negatif. Tidak

adanya pemahaman yang diberikan orang tua terhadap anak mengenai

perceraian tersebut sehingga menimbulkan kebingungan, perasaan sakit hati

dan sulit untuk menerima perceraian yang terjadi. Selain itu juga, hubungan

orang tua yang memburuk pasca perceraian membuat anak kecewa, tertekan,

takut dan amarah. Sikap anak yang membandingkan keadaan dirinya dan

temannya yang mempunyai keluarga harmonis membuat anak merasa iri.

(Dewi dan Utami, tt: 209)

Dalam kondisi pertama pasca perceraian orang tua, sikap orang tua yang

tidak memberi pemahaman kepada anak atas perceraian yang terjadi dan

hubungan antara kedua orang tua yang memburuk,, anak seringkali

membanding-bandingkan sifat dirinya dengan teman di lingkungan sekitarnya

yang mempunyai keluarga harmonis. Anak sering kali menceritakan apa yang

dirasakannya kepada orang terdekatnya, mencari dukungan social, menangis

Page 121: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

108

serta melakukan pelarian dengan mengikuti berbagai kegiaran sekolah dan

rutinitas belajar. Pada tahun pertama masa perceraian ini merupakan masa

yang menimbulkan anak stress. Berbagai efek negatif yang dirasakan anak

ketika mengetahui bahwa kedua orang tuanya bercerai. Namun, pada kondisi

selanjutnya pasca perceraian orang tuanya anak sudah merasa nyaman atas

keadaannya serta sudaah dapat mengendalikan emosinya atas perceraian yang

menimpa kedua orang tuanya. Dengan demikian antara anak dan orang tua

saling terbuka dan saling memahami terhadap apa yang terjadi. Selain itu juga

anak sudah dapat menurunkan intensitas emosi negatif yang dirasakan atas

perceraian orang tuanya. (Dewi dan Utami, tt: 206-209)

Berdasarkan teori-teori yang ada dan hasil temuan di lapangan bahwa

dampak dari perceraian yang terjadi di Kota Cilegon ini, memang yang

menjadi korban adalah perempuan dan anak-anak. Namun, kenyataan di

lapangan, meskipun perempuan dan anak-anak yang menjadi korban dalam

kasus perceraian ini, penulis melihat hanya pada awalnya saja mereka tidak

dapat menerima keadaan tersebut. Namun lambat tahun keadaan tersebut

menjadi terbiasa dan bahkan lebih bahagia perempuan hidup dengan anak-

anaknya tanpa suami. Bahkan sebagian dari mereka yaitu anak-anak yang

mengalami kasus perceraian terhadap orang tuanya sejak kecil, mereka dapat

menyesuaikan dan menjadi individu yang lebih baik dari sebelumnya. Anak-

anak yang ditinggalkan oleh ayahnya, lebih mempunyai tekad yang kuat dan

menjadi mandiri.

2) Kondisi Pendidikan Anak Pasca Perceraian

Hasil Wawancara 1: (Orang Tua Perempuan)

Persoalan pendidikan, menurut Orang tua (perempuan) yang bercerai,

mengatakan bahwa pada awalnya memang mereka merasa hawatir akan

kehidupan berikutnya setelah bercerai, terutama mengenai persoalan

pendidikan anak-anak mereka. Mereka hawatir anak-anak tidak bisa

melanjutkan pendidikannya karena ibu mereka tidak punya penghasilan untuk

membiayai pendidikan mereka. Tapi dengan adanya tekad yang kuat, pihak

perempuan yang bercerai tersebut, mencari pekerjaan apapun yang penting

halal, supaya dapat memenuhi kebutuhan anak-anak terutama kebutuhan

pendidikannya. Oleh karena itu, mereka bisa hidup dan membiayai kebutuhan

anak-anaknya termasuk kebutuhan pendidikannya. Menurutnya zaman

sekarang perempuan pun dapat bekerja, sehingga sebagian mereka tidak

hawatir dengan adanya perceraian tersebut, dan anak-anak tetap masih bisa

berpendidikan bahkan hingga pendidikan tinggi. Mereka mengatakan bahwa

anak-anak mereka harus berpendidikan tinggi, supaya mereka dapat

menghadapi kehidupan di masa yang akan datang dan dapat menyelesaikan

persoalan-persoalan hidup mereka tanpa bergantung pada orang lain. Mereka

tidak ingin, anak-anak mereka mengalami apa yang dialami oleh kedua orang

tuanya. Kelak anak-anak mereka mempunyai keluarga, mereka berharap agar

tidak mengambil keputusan seperti kedua orang tuanya. Dengan bekal ilmu

dan pendidikan yang orang tua berikan, mereka anggap itulah warisan yang

paling berharga dari pada warisan harta. (Wawancara pihak perempuan yang

bercerai, 2017: 10 Februari)

Page 122: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

109

Kasus perceraian tidak hanya berdampak pada psikis anak, tapi sebagian

kasus perceraianpun berdampak pada pendidikan anak. Orang tua (ibu) pada

awalnya merasa hawatir akan kehidupannya yang akan datang setelah

perceraian. Mereka hawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan

anak-anaknya sampai ke jenjang pendidikan yang tinggi. Sebagian anak yang

orang tuanya bercerai ada yang dapat melanjutkan pendidikannya dan ada

juga yang putus sekolah, itu semua dikarenakan faktor biaya yang tidak

menunjangnya untuk melanjutkan pendidikan sehingga mereka memilih

untuk tidak melanjutkan sekolah. Tapi sebagian anak juga ada yang masih

bisa tetap sekolah ke jenjang yang lebih tinggi karena orang tuanya (ibu)

bekerja keras demi mewujudkan cita-cita anak-anaknya. Orang tua mereka

menganggap bahwa pendidikan itu sangat penting, oleh karena itu mereka

mengharuskan anak-anaknya untuk tetap berpendidikan agar dapat

menjalankan kehidupan lebih baik di masa yang akan datang.

Hasil Wawancara 2: (orang tua perempuan)

Berdasarkan pernyataan responden yang lainnya, ada juga yang

menyatakan bahwa persoalan pendidikan anak-anak, setelah perceraian

terjadi anak-anak putus sekolah dikarenakan orang tua tersebut tidak bisa

membiayai pendidikan ke jenjang selanjutnya. Penghasilannya yang didapat

hanya dapat mencukupi untuk kebutuhan makan sehari-hari, karena dari

sebagian merekapun hidup dengan orang tua (nenek). Dengan demikian

perempuan tersebut harus membiayai orang tuanya juga untuk kebutuhan

sehari-harinya. Oleh sebab itulah anak-anak berhenti sekolah dan bahkan

harus membantu orang tuanya bekerja. (Wawancara pihak perempuan yang

bercerai, 2017: 10 Februari)

Dalam kasus perceraian, tentu akan timbul permasalah baru setelahnya

yaitu permasalahan tentang kehidupan dan kesejahteraan anak-anaknya. Dari

sebagian anak yang memiliki orang tua tunggal mereka terpaksa berhenti

sekolah karena orang tuanya tidak dapat membiayai sekolahnya, mereka

bahkan ikut bekerja demi membantu kebutuhan sehari-hari. Anak-anak selalu

menjadi korban atas perceraian orang tuanya. Padahal seusia anak-anak

tersebut seharusnya sekolah dengan baik tanpa memikirkan pekerjaan

apapun. Tapi keadaan berbicara lain, mereka dituntut untuk bekerja keras

dan membantu orang tuanya semenjak ibu dan ayahnya bercerai. Sungguh

sangat disayangkan, anak-anak putus sekolah karena kasus orang tuanya.

Seharusnya meskipun perceraian terjadi di antara kedua orang tua,

kewajibannya dalam mendidik anak haruslah tetap dijalankan sehingga anak

dapat menerima hak-hak sepenuhnya. Tapi hal ini jarang sekali terjadi,

sebagian dari mereka menganggap bahwa putusnya perkawinan maka putus

juga pemberian hak anak. Hal tersebut harus diluruskan, anak-anak dalam

seusia pendidikan, mereka tetap mendapatkan hak dari orang tuanya (ayah)

meskipun keduanya telah bercerai.

Page 123: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

110

Hasil Wawancara 3: (Orang Tua Laki-laki)

Mengenai persoalan pendidikan, terutama anak-anaknya yang masih

sekolah dasar, mereka sekolah seperti biasanya, walaupun terkadang mereka

harus membeli sarapan di sekolah yang biasanya sudah ada di meja makan

sebelum berangkat sekolah. Namun, keadaan ini tidak membuat mereka

berhenti berpendidikan dan meraih cita-citanya. Terkadang juga orang tua

(laki-laki) mengingatkan, supaya anak-anak mereka terus belajar dan sekolah

yang tinggi, agar kelak dewasa nanti mereka dapat membina keluarga dengan

baik. Karena dengan bekal pendidikan, mereka akan mempunyai banyak ilmu

untuk bekal masa depan mereka. Anak-anak dapat mempergunakan ilmu

yang mereka dapatkan dari sekolah untuk menjadikan mereka lebih dewasa

dan lebih bijak dalam mengambil keputusan. Anak-anak hidup tanpa

didampingi sosok ibu, namun mereka tetap terus sekolah dan ingin

melanjutkan cita-cita mereka apapun yang terjadi diantara kedua orang

tuanya.

Anak-anak yang sudah mulai mengerti tentang keadaan orang tua

mereka, mereka sering menasehati orang tuanya agar tidak berlarut-larut

dalam kesedihan. Mereka tetap mempunyai tekad yang besar untuk dapat

berpendidikan selama ayah mereka masih mampu dan bisa membiayai

mereka ke jenjang selanjutnya. Bahkan walaupun nanti tidak bisa

melanjutkan ke jenjang perkuliahan, mereka akan mencari kerja terlebih

dahulu kemudian melanjutkan sekolahnya. Karena mereka menganggap

bahwa pendidikan itu bekal untuk hidup dan dapat menopang hidup mereka

kelak. (Wawancara Pihak Laki-laki Yang bercerai, 2017: 11 Februari)

Sebagian anak-anak mungkin belum terbiasa menjalankan kehidupan

barunya tanpa orang tua yang utuh, tapi semua itu tidak menjadikan kendala

bagi anak-anak yang mempunyai semangat belajar yang tinggi, meskipun

pada awal perceraian terjadi, mereka sering murung dan malu mengahadapi

kenyataan hidup. Tapi dengan motivasi dan dorongan dari orang tua mereka

tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Motivasi dan dorongan dari orang tua

terhadap anaknya sangatlah penting, terlebih dalam keadaan yang dapat

mengguncang emosi anak. Orang tua harus dengan bijak memberikan

pengertian dan nasehat-nasehat kepada anaknya terkait apa yang terjadi

dikeluarganya, agar anak tidak mengalami depresi yang mendalam. Di sinilah

peran orang tua tunggal yang harus diperhatikan, agar anak tetap nyaman dan

dapat menjalankan aktivitas seperti biasanya.

Hasil Wawancara 4: (Anak)

Menurut anak, ketika ditanya mengenai pendidikan mereka, ia

mengatakan bahwa dari awal kedua orang tuanya bercerai, mereka masih

tetap bisa bersekolah, bahkan orang tua mereka bercerai sejak dia duduk di

bangku sekolah dasar. Awalnya mereka tidak mengerti, apa yang akan terjadi

kelak akibat orang tuanya bercerai. Mereka pun sempat berpikir akan berhenti

sekolah, karena pada waktu itu, mereka ikut bersama ibunya. Namun, anak-

anak sangat bangga dengan ibu-ibu mereka, karena walaupun tanpa ayah, ibu

mereka bisa membiayai sekolah bahkan kehidupan sehari-hari mereka.

Karena ibu mereka semenjak ditinggal ayahnya, ibu mencari pekerjaan dan

Page 124: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

111

bahkan ada yang berdagang demi menghidupi anak-anak mereka. Melihat

kesungguhan dan tekad ibu mereka dalam bekerja, anak-anak ini justru

bersemangat untuk berpendidikan tinggi, supaya kelak nanti bisa bekerja dan

membantu serta meringankan beban ibu. Di antara mereka, bahkan ada yang

mengatakan, jika mereka sudah lulus sekolah dan mendapat pekerjaan mereka

tidak ingin lagi orang tua mereka bekerja. Dan mereka yang akan

menanggung hidup ibu dan saudara-saudara mereka. Terlebih lagi anak-anak

yang tinggal bersama ayahnya, mereka masih bisa berpendidikan dan dapat

melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, meskipun terkadang kurang

dapat perhatian lebih dari ayahnya seperti perhatian yang dulu diberikan

ibunya. Tapi menurutnya, mereka sangat bersyukur meskipun orang tua

mereka bercerai, mereka masih bisa mendapatkan kasih sayang dari ibunya

walaupun mereka tinggal berjauhan.

Selain itu juga ada sebagian anak yang mengatakan bahwa mereka

terpaksa berhenti sekolah dikarenakan ibu mereka tidak bisa membayar uang

sekolah setelah berpisah dari ayahnya. Pada awalnya mereka menolak untuk

berhenti sekolah, tapi keadaan yang mengharuskan mereka berhenti sekolah.

Dengan berat hati mereka pun berhenti sekolah dan kemudian bekerja untuk

membantu meringankan beban ibunya. Anak-anak yang tinggal bersama

ayahnya pun sebagian mengatakan bahwa mereka putus sekolah karena

ayahnya tidak perduli lagi dengan pendidikan mereka. (Wawancara anak

yang orang tuanya bercerai, 2017: 10 Februari)

Pendidikan sangatlah penting bagi anak-anak, baik laki-laki maupun

perempuan. Karena dengan pendidikan mereka akan menjadi tumbuh lebih

dewasa dan berwawasan luas. Tapi masih banyak sebagian anak-anak di

Indonesia ini khusunya di Kota Cilegon yang mengalami putus sekolah,

dikarenakan beberapa kendala, salah satunya adalah faktor perceraian orang

tua. Dari kasus perceraian ini anak-anak harus memilih untuk tinggal bersama

ibu atau ayahnya. Sebagian anak memilih tinggal bersama ayahnya dan

sebagian lagi memilih untuk tinggal bersama ibunya. Anak yang tinggal

bersama ibu atau ayahnya tidak sepenuhnya mereka terjamin pendidikannya.

Sebagian ada yang tinggal bersama ibunya mereka tetap bisa sekolah da nada

juga sebagian dari mereka yang putus sekolah. Begitu juga sebaliknya, anak

yang tinggal bersama ayahnya tidak semuanya bisa melanjutkan pendidikan,

bukan karena ayahnya tidak mampu untuk membiayainya tetapi karena

ayahnya tidak memperdulikan pendidikan anak-anaknya.

Hasil Wawancara 5: (Staf Dinas Pendidikan)

Berkaitan dengan perceraian, apakah berdampak pada pendidikan anak,

menurut staf Dindik tentu saja berdampak, tapi tidak semuanya anak yang

putus sekolah disebabkan oleh kasus perceraian, anak-anak yang orang

tuanya bercerai tetap masih bisa sekolah tapi biasanya dalam hal prestasi

menurun. Perceraian juga sangat berdampak pada perkembangan anak,

terutama perkembangan psikis anak, beberapa kasus yang staf Dindik temui

khususnya di Kota Cilegon, anak-anak yang tinggal dengan orang tua

tunggal, masih banyak mereka yang berpendidikan bahkan hingga

berpendidikan tinggi, dan ada juga yang anak-anaknya putus sekolah. Dalam

Page 125: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

112

kasus tingginya angka putus sekolah bahkan di dominasi oleh anak-anak

perempuan, itu semua tidak hanya disebabkan karena perceraian, tetapi

disebabkan juga karena pemikiran orang tua mereka yang kolot dan sempit,

tingginya perceraian bukan mengakibat tingginya pula angka putus sekolah.

Tetapi salah satu penyebab anak putus sekolah adalah perceraian. Justru

anak-anak yang masih memiliki orang tua utuh yang lebih banyak mengalami

putus sekolah. Dengan begitu untuk menanggulangi dan meminimalisir

pendapat masyarakat yang kolot pihak Dinas Pendidikan Kota Cilegon

melakukan sosialisai dan penyuluhan terhadap masyarakat, agar mereka

mengetahui betapa pentingnya pendidikan tanpa melihat jenis kelamin baik

laki-laki maupun perempuan, keduanya memiliki hak yang sama dalam hal

pendidikan. Dengan demikian para orang tua dan anak, terutama anak yang

memiliki orang tua utuh, agar mereka mengetahui dan melanjutkan

pendidikan mereka sampai jenjang yang tinggi, karena tanpa adanya kemauan

dan dorongan dari kedua pihak yaitu anak dan orang tua, maka program wajib

belajar 12 tahun yang pemerintah kota Cilegon anggarkan tidak akan berjalan

dengan lancar, sehingga kebodohan, kemiskinan akan terus meningkat

dikalangan masyarakat khususnya masyarakat Kota Cilegon. (Wawancara

staf Dindik, 2016: 13 Desember)

Angka kasus perceraian di Kota Cilegon setiap tahun memang

mengalami peningkatan, begitu juga dengan angka putus sekolah di Kota

Cilegon masih tergolong tinggi. Tapi tingginya angka perceraian bukan satu-

satunya penyebab tingginya angka putus sekolah melainkan ada beberapa

faktor lainnya seperti faktor ekonomi dan pemikiran masyarakat yang kolot.

Dengan banyaknya anak-anak putus sekolah di Kota Cilegon, mengakibatkan

banyaknya pula tingkat kemiskinan. Padahal Kota Cilegon adalah Kota

Industri, tapi masyarakatnya banyak yang pengangguran, semua itu

disebabkan karena masyarakat setempat tidak memiliki kualifikasi yang

ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Masyarakat banyak yang tidak memiliki

kualifikasi tersebut karena masyarakat setempat banyak yang putus sekolah

sehingga kemiskinanpun merajalela hingga saat ini. Sebagian masyarakat

Kota Cilegon masih banyak yang tidak memikirkan apa dampak dari anak-

anak mereka ptus sekolah. Kebanyakan mereka berpikir sekolah hanya akan

membuang-buang biaya. Padahal di zaman yang akan datang banyak sekali

perubahan-perubahan yang akan terjadi di dunia yang mengharuskan kita

untuk mengikutinya. Maka dari itu salah satu solusinya untuk menghadapi

tantangan-tantangan di masa mendatang yaitu anak-anak dibekali dengan

pendidikan, agar tidak mengalami kebodohan yang akan merugikan dirinya

sendiri.

Hasil Wawancara 6: (Staf Pengadilan Agama Kota Cilegon)

Menurut bapak Anjar salah satu staf pengadilan agama yang mengurus

daftar data perceraian dari masyarakat mengatakan bahwa, memang

perceraian di Kota Cilegon ini semakin tahun mengalami kenaikan khususnya

kasus gugat cerai yang diajukan oleh pihak istri. Dari data yang tercatat

dalam Pengadilan Agama Kota Cilegon, rata-rata perempuan yang

mengajukan gugatan cerai tersebut karena para suami mereka tidak bisa

Page 126: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

113

menafkahi dirinya dan keluarganya. Namun, walaupun demikian pihak

perempuan juga tidak membiarkan anak-anak mereka ikut dengan ayahnya

yang tidak bekerja, karena mereka hawatir anak-anak mereka dilantarkan.

Meskipun mereka ada yang menjadi ibu rumah tangga pada saat bersama

dengan suaminya, tapi mereka tetap mengajukan hak asuh anaknya agar jatuh

pada tangan istri. Selain itu juga dari beberapa kasus yang ada kebanyakan

pihak suami tidak bekerja dan tidak bertanggung kepada pendidikan anak-

anak mereka, oleh sebab itu para perempuan (istri) menggugat cerai suami-

suami mereka. Dan hak asuh anak-anak mereka jatuh pada pihak perempuan

dan mereka juga akan bertanggungjawab terhadap pendidikan anak-anak

mereka. Dari data yang adapun, kasus gugat cerai yang lebih mendominasi

daripada kasus cerai dari suami. Namun, dari hasil wawancara atau

keterangan yang diutarakan oleh pihak yang menggugat, sebagian dari

mereka mengatakan bahwa anak-anak mereka bisa berpendidikan dan

memenuhi ketentuan pemerintah yang wajib belajar 12 tahun, ada juga anak

mereka yang sampai melanjutkan kejenjang perguruan tinggi. Tapi sebagian

banyak dari mereka juga anak-anaknya putus sekolah karena mereka hanya

bisa membiayai kebutuhan sehari-hari. Jadi menurun staf Pengadilan Agama,

perceraian yang terjadi dikota Cilegon ini memang berpengaruh juga terhadap

pendidikan, yang menyebabkan anak-anak putus sekolah karena tidak ada

yang membiayainya. Tapi tidak semua anak yang memiliki orang tua tunggal

putus sekolah. Nyatanya, anak-anak yang tinggal dengan orang tua tunggal,

baik orang tua laki-laki maupun orang tua perempuan, mereka tetap bisa

mengenyam pendidikan yang layak. Namun, memang berdasarkan data dari

Dinas Pendidikan angka putus sekolah dikota Cilegon tergolong tinggi, itu

semua bukan disebabkan oleh tingginya angka perceraian di Kota Cilegon,

namun dikarenakan oleh faktor ekonomi. Bahkan dari data tersebut anak yang

putus sekolah bukan hanya dari kalangan anak yang tinggal dengan orang tua

tunggal, melainkan lebih didominasi anak-anak yang tinggal dengan kedua

orang tuanya. (Wawancara Staf Pengadilan Agama, 2016: 3 November)

Dampak perceraian bagi pendidikan memanglah berpengaruh, sebagian

anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya mereka mengalami

putus sekolah, dan sebagian yang lain masih bisa melanjutkan sekolah, tapi

prestasi anak-anak tersebut menurun akibat depresi yang dideritanya.

Terkadang orang tua tidak menyadari hal tersebut, bahkan memarahi anak

jika prestasi mereka menurun tanpa bertanya terlebih dahulu apa yang

menyebabkan anak-anak tersebut dalam prestasi belajar menurun. Seharusnya

orang tua lebih peka terhadap anak-anak yang memiliki permasalahan terlebih

lagi anak-anak yang menjadi korban perceraian orang tuanya. Anak-anak

banyak yang melampiaskan kekecewaannya akibat yang terjadi di dalam

keluarganya yaitu dengan malas belajar dan susah diatur. Di sinilah peran

keluarga terutama kedua orang tua sangatlah penting dalam pendidikan anak.

Kewajiban orang tua terhadap anaknya yaitu, mengasuh, memelihara,

mendidik dan melindungi anak serta menumbuhkembangkan anak sesuai

bakat mereka. Meskipun kedua orang tua mengalami perceraian dalam rumah

tangganya, tetapi tugas dan tanggung jawab kedua orang tua tetaplah tidak

berubah. Terlebih mengenai kebutuhan anak khususnya kebutuhan

Page 127: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

114

pendidikan, anak yang tinggal bersama ibunya, seorang ayah masih

mempunyai kewajiban dalam menanggung semua kebutuhan anak-anaknya.

3) Prestasi Anak di Sekolah Pasca Perceraian

Hasil Wawancara 1: (orang tua perempuan)

Mengenai persoalan prestasi anak, Menurut orang tua anak-anak mereka

pasca terjadinya perceraian, mereka sangat tergoncang jiwanya, bahkan pada

awalnya mereka menjadi pendiam dan susah diatur. Dengan begitu mereka

tidak melakukan aktifitas mereka sehari hari seperti belajar dan sekolah. Oleh

karena itu anak-anak sering membolos sekolah, maka prestasi mereka di

sekolah tidak stabil dan bahkan menurun. Orang tua terkadang marah dengan

perilaku anak-anak mereka yang tidak fokus dalam belajar dan sekolah.

Namun, menurut orang tua, anak juga bersikap seperti itu tidak bisa

disalahkan, karena mereka menjadi korban dari kasus orang tuanya. Prestasi

mereka bisa stabil kembali setelah adanya obrolan secara pribadi dan nasehat-

nasehat yang disampaikan kepada anak-anak tersebut. Bahwa apa yang terjadi

dalam keluarga mereka jangan dijadikan hambatan untuk mereka belajar dan

berprestasi sehingga cita-cita mereka bisa tercapai dan kehidupan mereka di

masa yang akan datang akan lebih baik. (Wawancara Pihak Perempuan yang

bercerai, 2017: 10 Februari)

Kasus perceraian ini sering kali menimbulkan hal-hal yang baru,

terutama dampak kepada anak-anak. Dari hasil temuan bahwa pasca

terjadinya perceraian, anak-anak mengalami gonjangan jiwa, bahkan ada juga

yang sampai mengalami depresi. Anak-anak tersebut tidak dapat menolak apa

yang terjadi di dalam keluarganya, sehingga mereka hanya bisa marah,

kecewa dan stres. Akibanya anak-anak menjadi susah diatur, pendiam dan

murung untuk melampiaskan semua kekecewaan mereka. Oleh karena itu,

sebagian dari anak-anak tersebut juga dalam melampiaskan amarahnya yaitu

dengan malas belajar bahkan mereka melakukan pergaulan bebas demi

mendapatkan kenyamanan di luar. Sehingga mereka sering bolos sekolah dan

akhirnya prestasi menurun. Semua itu terjadi karena kurangnya perhatian dan

pengertian yang diberikan orang tua kepada anak-anaknya pasca perceraian

itu terjadi. Orang tua harus lebih peka terhadap anak-anaknya dan membuat

mereka nyaman seperti keadaan sebelumnya, agar anak-anak bisa menerima

keadaan barunya. Bukan hanya materi yang diperlukan anak-anak, akan tetapi

perhatian dan kasih sayang dari orang tua lebih penting dan membuat mereka

nyaman dengan keadaan yang mereka alami. Meskipun orang tua sudah

bercerai tapi tanggung jawab keduanya terhadap anak masih tetap berlaku,

terlebih lagi tanggung jawab dalam mendidik dan memberikan kasih sayang

penuh agar anak tetap merasa nyaman dengan keadaannya walaupun kedua

orang tuanya telah berpisah. Hal tersebut juga dapat menunjang prestasi

belajar anak, sehingga anak-anak masih tetap berprestasi meskipun orang

tuanya telah bercerai.

Page 128: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

115

Hasil Wawancara 2: (orang tua laki-laki)

Prestasi anak-anak pasca perceraian, menurut orang tua laki-laki tidak

jauh berbeda dengan ungkapan orang tua perempuan. Mereka mengatakan

anak-anak mereka awal perceraian terjadi ada yang prestasinya menurun,

karena anak-anak merasa tertekan dengan keadaan baru mereka. Apalagi

anak-anak hidup tanpa seorang ibu yang dapat mengontrol perkembangan

belajar. Karena orang tua laki-laki sibuk bekerja dan kadang lalai dalam

memperhatikan perkembangan belajar anak di sekolah maupun di rumah.

Namun, setelah itu orang tua laki-laki meminta tolong kepada kerabatnya

untuk membimbing anak-anak mereka dalam hal belajar dan memberikan

pengertian tentang apa yang terjadi di keluarga mereka. Setelah mendapat

nasehat lama-kelamaan anak-anak mulai bisa menerima keadaan dan bisa

melakukan kegiatan belajar seperti biasanya, sehingga prestasi mereka mulai

stabil kembali. (Wawancara pihak Laki-laki yang bercerai, 2017: 11 Februari)

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari para narasumber, mengenai

dampak perceraian terhadap pendidikan anak dan prestasi anak dalam belajar.

Anak-anak pada awal perceraian memang mengalami kesulitan untuk

berkonsentrasi dalam hal belajar, oleh karena itu tidak jarang prestasi mereka

menurun, tapi itu tidak selamanya terjadi, dengan bimbingan dan nasehat

orang-orang disekitar mereka bisa mendapatkan kembali semangat belajar

sehingga prestasinya menajdi stabil.

Menurut sebagian dari para kaum perempuan yang mengalami perceraian

mereka bahkan merasa senang dan anak-anak mereka pun bisa berpendidikan

hingga kejenjang yang tinggi. Karena para kaum perempuan di zaman

sekarang bisa melakukan pekerjaan dan bisa mendapatkan pekerjaan seperti

para laki-laki. Jadi para perempuan tidak merasa hawatir anak-anak mereka

terutama pendidikannya akan terbengkalai akibat dari aksus perceraian yang

terjadi di keluarganya. Penulis juga melihat bahwa para perempuan yang

bercerai dengan suaminya dan hidup dengan anak-anaknya, dapat memenuhi

kebutuhan hidupnya, bahkan sejahtera. Dan penulis menemukan beberapa

dari responden, anak-anak mereka berpendidikan tinggi dan bahkan yang

masih mempunyai anak tingkat SD, mereka mengatakan bahwa anak-anak

mereka akan berpendidikan tinggi walaupun hidup tanpa ayah yang

membiayai mereka.

Berdasarkan hasil temuan penelitian, bahwa teori yang ditemukan sesuai

dengan keadaan yang ditemukan di lapangan, termasuk fokus penelitian

tentang dampak perceraian terhadap pendidikan anak. Di Kota Cilegon

tingkat perceraian masih tergolong tinggi karena disebabkan oleh beberapa

faktor yang telah dijabarkan sebelumnya, dengan demikian dampak

perceraian terhadap pendidikan anak itu, khususnya di Kota Cilegon juga

berpengaruh, karena anak yang hidup dengan orang tua single parent, mereka

tidak bisa melanjutkan sekolahnya sesuai dengan keinginan mereka.

Tingginya angka putus sekolah di Kota Cilegon ini, bukan semata-mata

disebabkan oleh tingginya kasus perceraian di Kota Cilegon, melainkan

tingginya angka putus sekolah lebih didominasi oleh faktor kemiskinan.

Page 129: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

116

Jadi, selain meminimalisir terjadinya kasus peceraian di Kota Cilegon,

pemerintah juga harus mengupayakan program-program pengentasan

kemiskinan yang semakin melilit warga Kota Cilegon. Dengan demikian, jika

kemiskinan di Kota Cilegon dapat diminimalisir maka angka putus sekolah

pun akan menjadi berkurang. Karena para orang tua bisa membiayai anak-

anaknya untuk sekolah lebih tinggi. Diharapkan juga kepada pemerintah

melakukan sosialisasi dan pendayagunaan bagi masyarakat yang single

parent, untuk dapat melakukan usaha-usaha agar dapat memenuhi kebutuhan

ekonomi dan kebutuhan pendidikan anak-anak mereka sehingga para single

parent tidak hawatir lagi dalam menghadapi kehiupan yang akan datang. Dan

anak-anak mereka bisa berpendidikan tinggi. Karena dengan banyaknya anak-

anak yang berpendidikan maka perubahan pun akan dirasakan oleh Kota

Cilegon sendiri. Dari anak-anak yang berpendidikan akan menimbulkan ide-

ide kreatif dalam membangun Kota Cilegon yang lebih baik lagi.

Page 130: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

117

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan analisis pada semua data, fakta dan fenomena serta melihat

perumusan masalah mengenai dampak perceraian terhadap pendidikan anak di Kota

Cilegon. Maka dapatdisimpulkan bahwa:

Angka perceraian di Kota Cilegon pada tahun 2015 mengalami peningkatan

hingga tahun 2016. Angka perceraian yang terjadi di Kota Cilegon, lebih didominasi

oleh kasus gugat cerai yang diajukan pihak istri kepada pihak suami.

Faktor yang menyebabkan terjadinya kasus perceraian di Kota Cilegon adalah

sebagai berikut: Pertama, suami pengangguran. Faktor ini yang menjadi salah satu

sebab pihak perempuan mengajukan gugatan cerai kepada suaminya, dikarenakan

suami tidak bekerja sehingga tidak dapat memberikan nafkah kepada keluarganya.

Kedua, ketidaksetiaan. Dalam hal ini ketidaksetiaan dilakukan oleh salah satu pihak,

baik suami ataupun istri. Ketiga,terjadinya kekerasan dari salah satu pihak. Kekerasan

tersebut sering kali dilakukan oleh pihak suami kepada istri dan anak-anaknya.

Keempat,Suami melakukan perbuatan perjudian. Kelima, istri tidak bertanggung

jawab terhadap keluarga dan anak-anak, dikarenakan istri sibuk bekerja. Keenam,

pihak istri membangkang. Oleh sebab itu suami menceraikan istrinya. Ketujuh,salah

satu pihak tidak dapat memiliki keturunan (mandul). Kedelapan, adanya intervensi

dari orang tua dan mertua. Kesembilan, terjadinya perselisihan dan pertengkaran yang

disebabkan oleh perbedaan prinsip. Semua faktor yang disebutkan di atas, itulah yang

selama ini menjadi problem penyebab kasus perceraian semakin meningkat.

Kasus perceraian di kota Cilegon memang terbilang tinggi. Dampak dari

tingginya angka kasus perceraian di kota Cilegon diikuti dengan tingginya angka

kasus kekerasan terhadap anak. Dalam hal ini untuk menangani persoalan perceraian

yang semakin meningkat sehingga mengakibatkan angka kasus kekerasan meningkat

pula, pemerintah kota Cilegon melakukan upaya-upaya sebagai berikut: Pertama,

Pemerintah menyelenggarakan program 30 menit bersama anak setiap hari. Tujuan

diadakannya program tersebut untuk membentengi setiap keluarga dari pengaruh

buruk yang menghampiri. Dalam hal ini akan membuat keluarga saling percaya satu

sama lain, sehingga akan menumbuhkan satu hal yang efektif dalam meminimalisir

angka perceraian. Kedua, Pemerintah kota Cilegon melakukan mediasi. Upaya

melakukan medisasi ini dilakukan supaya pasangan kembali rujuk dan membatalkan

perceraian. Ketiga, Pemerintah kota Cilegon juga menuntut DWP (Dharma Wanita

Persatuan) untuk meningkatkan kualitas yang bisa meningkatkan keharmonisan dalam

rumah tangganya masing-masing supaya dapat mewujudkan ketahanan keluarga.

Kualitas yang dimaksud pemerintah tersebut adalah meliputi sifat saling percaya,

saling menghormati, saling menghargai, saling berkerja sama dan saling memperkuat

hubungan suami istri. Pemerintah juga menganjurkan kepada seluruh anggota DWP

agar menjadi pelopor dari program 30 menit bersama anak dan menjadi contoh bagi

masyarakat kota Cilegon lainnya. Keempat, Pemerintah kota Cilegon bekerja sama

dengan lembaga P3KC (Pusat Pelayanan dan Perlindungan kota Cilegon dan BKBPP

(Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan). Dengan adanya lembaga

tersebut pemerintah kota Cilegon memberikan pelayanan kepada masyarakat untuk

Page 131: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

118

dapat melaporkan semua perkara yang terjadi di dalam keluarga. Sehingga dapat

ditangani dan dapat diberikan solusi terhadap permasalahan yang menimpa

masyarakat.

Dampak perceraian terhadap pendidikan anak-anak memang sangat berpengaruh,

bahkan perceraian pun merupakan salah satu penyebab anak-anak putus sekolah.

Berdasarkan hasil temuan di lapangan bahwa angka putus sekolah di Kota Cilegon

memang masih tergolong tinggi. Anak-anak putus sekolah dikarena faktor ekonomi

keluarga yang kurang memadai, kekerasan yang terjadi dalam keluarga dan faktor

perceraian kedua orang tua, serta kelalaian kedua orang tua dalam memperhatikan

pendidikan anak-anaknya.

Hasil temuan membuktikan bahwa anak-anak yang memiliki orang tua tunggal

khususnya di Kota Cilegon, sebagian dari mereka tidak bisa sekolah dan

berpendidikan lanjut hingga kejenjang perguruan tinggi. khususnya yang tinggal

bersama ibunya, sebagian banyak dari anak-anak tidak bisa sekolah, itu semua

dikarenakan ekonomi yang tidak menunjang. Akan tetapi anak-anak yang tinggal

bersama ayahnya, sebagian dari mereka masih bisa sekolah, hanya saja dalam prestasi

lebih rendah dibandingkan dengan anak yang tinggal bersama ibu. Karena anak-anak

yang tinggal bersama ayahnya mereka kurang mendapatkan perhatian dalam hal

belajar.

Jadi anak-anak yang tinggal bersama orang tua perempuan (ibu) jauh lebih

terjaga kondisi psikisnya meskipun dari segi materi mereka sedikit kekurang. Begitu

juga sebaliknya, anak-anak yang tinggal bersama ayahnya, mereka lebih makmur dari

segi materi hanya saja kurang mendapat perhatian lebih mengenai kondisi psikisnya.

Dengan demikian anak-anak yang tinggal bersama ayahnya sebagian dari mereka

lebih susah diatur sehingga mengakibatkan prestasi belajar menurun.

B. Saran

Beberapa saran yang penulis kemukakan, setelah melihat fakta dan fenomena

yang terjadi di lapangan, terkait kasus perceraian dan dampaknya terhadap pendidikan

anak di Kota Cilegon adalah sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat, khususnya orang tua baik orang tua yang utuh atau pun orang

tua tunggal harus memberikan pendidikan kepada anak-anak dengan layak bahkan

setinggi-tingginya. Karena pendidikan merupakan warisan yang akan menentukan

masa depan kehidupan anak-anak. Sehingga dengan anak-anak memiliki

pendidikan, maka pola pikir dan kehidupan mereka pun akan berubah.

2. Bagi pemerintah, hendaknya membantu dan mensosialisasikan akan pentingnya

pendidikan bagi anak-anak. terutama bagi masyarakat yang masih mempunyai

pikiran mengenai tidak pentingnya pendidikan khususnya bagi anak-anak

perempuan. Dan memberikan sekolah gratis 100 % bagi masyarakat yang tidak

mampu, minimal sampai anak-anak berpendidikan 12 tahun.

3. Bagi pasangan suami istri hendaknya menjunjung tinggi nilai-nilai dalam

perkawinan agar di masa depan dapaT membina keluarga yang harmonis.

4. Bagi BP4, PA dan lembaga-lembaga lainnya yang terkait dengan permasalahan

tersebut, harus lebih memaksimalkan sosialisasi pola penyelesaian konflik dalam

perkawinan, terutama bagi keluarga yang memiliki ekonomi rendah dan

pendidikan rendah. Dan mempersulit atau memberikan denda yang tinggi kepada

pasangan suami istri yang akan melakukan perceraian, sehingga mereka dapat

Page 132: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

119

mengurungkan niatnya. Tidak hanya itu, para tokoh agama/ tokoh masyarakat pun

harus berperan aktif dalam memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada

masyarakat secara umun terkait perkawinan dan perceraian, sehingga dapat

meminimalisir kasus perceraian.

5. Bagi pemerintah setempat juga harus lebih intensif dalam melakukan sosialisasi

atau penyuluhan bagi keluarga serta memberikan pelayanan bagi keluarga yang

mempunyai masalah untuk dapat berkonsultasi, agar masing-masing keluarga

dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya, sehingga kasus perceraian yang

selama ini menjadi permasalahan yang tak ada hentinya dapat diminimalisir.

6. Bagi pasangan yang telah bercerai, hendaknya tetap memperhatikan kondisi anak,

baik dari segi psikis ataupun dari segi pendidikannya. Karena anak tetap menjadi

tanggung jawab kedua orang tua meskipun keduanya telah bercerai. ini

merupakan salah satu cara agar anak tetap merasakan kenyamanan dalam dunia

barunya yang tinggal bersama satu orang tua.

Page 133: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

120

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku

Abdullah, Taufik. dan Karim, Rusti. (1989). Metodologi Penelitian Agama (Sebuah/Suatu

Pengantar), Yogyakarta: Tiara Wacana.

Adams, Gerald. R. (1982). The Effect of Divorce on Adolescents. University of North

Carolina Press. The High School Jurnal, Vol. 65 No. 6

Arief, Armai. (2005). Reformulasi Pendidikan Islam. Jakarta: CRSD Press

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

-----, (2013). Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta Rineke Cipta

As’ad, Aliy. (1979). Terjemah Fathul Mu’in, Kudus: Menara Kudus

Assegaf, Mudhor Ahmad. dan Shaleh, Hasan. (2001). Perceraian Salah Siapa? Terj. Dari

At-Thalaqu Khoti’atu Man? Karya Ali Husain Muhammad Makki Al-Amili, Jakarta:

Lentera

Daradjat, zakiah. (1995). Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:Ruham

Departemen Agama RI. (2013) Instruksi Presiden RI Nomor 1 Tahun 1991: Kompilasi

Hukum Islam di Indonesia.

Departement Agama RI. (2009). Al-Qur’an Dan Tafsirnya, Departement Agama RI

-----, (2007). Bimas Islam dalam Angka, Jakarta: Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat

Islam

Ghaffar E.M, M. Abdul. (1998). Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar

Al-Ghandur, Ahmad. (1967). At-Thalaq Fii Fiqh al-Islam, Mesir: Daar al-Ma’arif

Ghazali, Abdul Rahman. (2010). Fiqih Munakahat, Jakarta: Kencana

Hamidy, Muhammad. (1980). Perkawinan Dan Permasalahannya, Surabaya: Bina Ilmu

Hasmand, Fedrian. Dkk. (2008). Tafsir Imam Syafi’i, Terj. Tafsir Al-Imam Asy-Syafi’i

Karya Syaikh Ahamd Mustafa Al-Farran, Jakarta: Almahira

Jalaludin. (2002). Teologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada

Khon, Abdul Majid. (2012). Hadis Tarbawi; Hadis-Hadis Pendidikan, Jakarta: Kencana

Page 134: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

121 Kusmana dan JM Muslimin. (2008). Paradigma Baru Pendidikan; Restropeksi dan

Proyeksi Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: IAIN Indonesian

Social Equity Project (IISEP)

Kosim, Muhammad. (2012). Pemikiran Pendidikan Islam Ibnu Khaldun; Kritis, Humanis,

dan Religius, Jakarta: Rineka Cipta

Maleong, Lexy. (2005). Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.

RemajaRosdakarya.

Marzuki, Saleh. (2012). Pendidikan Nonformal; Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional,

Pelatihan dan Andragogi, Bandung: Remaja Rosdakarya

Minarti, Sri. (2013). Ilmu Pendidikan Islam; Fakta Teoritis-Filosofis Dan Aplikatif-

Normatif. Jakarta: Amzah

Muhajir, As’aril. (2011). Ilmu Pendidikan Perspektif Kontekstual, Jogjakarta: Ar-Ruzz

Media

Mulyasana, Dedy. (2011). Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mursyi, Muhammad Munir. (1986). Attarbiyatul Islam, Bairut: Daarul Ma’arif

Musfah, Jejen. (2015) Tips Menulis Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, dan Disertasi, Jakarta:

FITK.

Mutaqin, Zaenal. (2016). Fiqih Sunah; Pansuan Hidup Sehari-Hari Ensiklopedi Hukum

Islam, Terj. Fiqih Sunnah Karya Sayyid Sabiq. Bandung: Penerbit Hilal

Nizar, Samsul. (2008). Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka

tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana

Purwanto, Ngalim. (2009). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarya

Rahman I, Abdur. (1992). Perkawinan dalam Syariat Islam, Jakarta: Rineka Cipta

Rasyidin, Waini. (2014). Pedagodik Teoritis dan Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya

Rifa’i, Muhammad. (2011). Sosiologi Pendidikan, Jakarta: Ar-Ruzz Media

Sabiq, Sayyid. Fiqih Sunnah, Bairut: Darul Fikri, Ttp, Jilid II

Sabri, Alisuf. (2005). Pengantar Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press

Sagala, Syaiful. (2013). Etika dan Moralias Pendidikan Peluang dan Tantangan, Jakarta:

Prenadamedia Grup

Page 135: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

122 Saleh, Hassan. (2008). Kajian Fiqih Nabawi Dan Fiqih Kontemporer, Jakarta: Rajawali

Pers

Saleh, Faisal dan Hamdani, Yusuf. (2008). Shahih Fiqih Wanita Menurut Al-Qur’an dan

As-Sunnah, Terj. Fiqhu al-Maratu al-Muslimatu, karya Sayikh Muhammad Al-

Utsaimin. Jakarta: Akbar Media

Setyosari, Punaji. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Dean Pengembangan, Jakarta:

Kencana

Shihab, M. Quraish. (2000). Tafsir Misbah; Pesan, Kesan Dan Keserasian Al-Qur’an

Tangerang: Lentera Hati

-------, (2012). Al-Lubab; Makna, Tujuan Dan Pelajaran Dari Surah-Surah Al-Qur’an,

Tangerang: Lentera Hati

Siregar, Marasuddin. (1998). Pengelolaan Pengajaran (Suatu Dinamika Profesi

Keguruan), Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Soedijarto. (2003). Pendidikan Nasional Sebagai Proses Transformasi Budaya, Jakarta:

Balai Pustaka.

Shofiah, Ummu. (2016). Pengaruh Pendidikan dan Kemendirian Ekonomi Perempuan

Terhadap Gugat Cerai, Jakarta: Transwacana Press

Subhan, Zaitunah. (2015). Al-Qur’an Dan Perempuan; Menuju Kesetaraan Gender Dalam

Penafsiran, Jakarta: Pranadamedia Grup

As-Subki, Ali Yusuf. (2012). Fiqih Keluarga: Pedoman Keluarga dalam Islam, Jakarta:

Amzah

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Sukardjo, M. (2009). Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya, Jakarta: Rajawali

Pres

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sukmadinata, Nana Sy dan Syaodih, Erliany. (2012). Kurikulum dan Pembelajatan

Kompetensi, Bandung: Refika Aditama

Syah, Muhibbin. (2010). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:

Remaja Rosdakarya

Syaifuddin, Muhammad., Turatmiyah, Siti., dan Yuhanan, Annalisa. (2014). Hukum

Perceraian, Jakarta: Sinar Grafika

Page 136: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

123 Syarifuddin, Amir. (2003). Garis-garis Besar Fiqih, Jakarta: Kencana

-----. (2006). Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, Antara Fiqih Munakahat dan

Undang-undang Perkawinan, Jakarta: Prenada Media

Tatang. (2012). Ilmu Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia

Tilaar. (2005). Manifesto Pendidikan Nasional Tinjauan dari Perspektif Postmodernisme

dan Studi Kultural, Jakarta: Kompas Media Nusantara

Ulfatmi. (2011). Keluarga Sakinah Dalam Perspektif Islam. Jakarta: Kementrian Agama

RI

Yanggo, Huzaimah Tahido. (2005). Masail Fiqhiyah; Kajian Hukum Islam Kontemporer,

Bandung: Angkasa

Yunus, Mahmud. (2004). Tafsir Qur’an Karim, Jakarta: PT. Hidakarya Agung

-----. (ttp). Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta: PT. Hidakarya Agung

Zainudin. (2008). Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyipakan Generasi Ulul Albab,

Malang: UIN Malang Press

Zurinal Z dan Sayuti, Wahdi. (2006). Ilmu Pendidikan; Pengantar dan Dasar-dasar

Pelaksanaan Pendidikan, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri

Jakarta

2. Jurnal

Abd.Jabar, Cepi Safruddin. (2010). Efektivitas Program Subsidi Dana Sumbangan

Pendidikan (Dsp) Sekolah Dasar, Menengah Dan Kejuruan Kota Cilegon. Jurnal

Penelitian Ilmu Pendidikan Vol. 03 No. 2

Amaliah, Dini. (2015). Pengaruh Partisipasi Pendidikan Terhadap Persentase Penduduk

Miskin. Jurnal Ilmiah Kependidikan Vol. 2 No. 3

Dariyo, Agoes. (2004). Memahami Psikologi Perceraian Dalam Kehidupan Keluarga.

Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 2

Elia, Herman. (2000). Peran Ayah Dalam Mendidik Anak. Veritas; Jurnal Teologi Dan

Pelayanan

Hubeis, A.V.S. Dkk. (2008). Pola Komunikasi Orang Tua Tunggal Dalam Membentuk

Kemandirian Anak. Jurnal Komunikasi Pembangunan, Vol. 06 No. 1

Irmawati. (2016). Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Pendidikan Anak. Jurnal

Pembangunan Sosial Vol. 5 No. 3

Page 137: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

124 Lodge, Oliver. (1907). The Religious Education of Children. University of Northern Lowa.

The North American Review, Vol. 185, No. 620

Lp2m Iain Surakarta. (2016). Dampak Perceraian Dan Pemberdayaan Keluarga. Jurnal

Buana Gender Vol. 1 No. 1

Muhajir, As’aril. (2011). Tujuan Pendidikan Dalam Perspektif Al-Qur’an. Jurnal At-Tahrir

Vol. 11 No. 2

Mustofa, Imam. (2008). Keluarga Sakinah dan Tantangan Globalisasi. Jurnal Al-Mawarid

Edisi XVIII

My, M. Yusuf. (2014). Dampak Perceraian Orang Tua Terhadap Anak. Jurnal Al-Bayan

Vol. 20 No. 29

Ningrum, Putri Rosalina. (2013). Perceraian Orang Tua Dan Penyesuaian Diri Remaja.

Ejurnal Psikologi Vol.1 No. 1

Nisfiannoor, M. Dan Yulianti, Eka. (2005). Perbandingan Perilaku Agresif Antara Remaja

Yang Berasal Dari Keluarga Bercerai Dengan Keluarga Utuh. Jurnal Psikologi Vol.

3 No. 1.

Utami, Yenni Sri dan Fatonah, Siti. (2015). Evaluasi Strategi Komunikasi Konselor BP4

dalam Mencegah Perceraian, (Studi Kasus di BP4 Kec. Mergangsan Kota

Yogyakarta). Jurnal Channel. Vol. 3 No. 2. Yogyakarta: Program Studi Ilmu

Komunitas Universitas Ahmad Dahlan.

Yulianti, Rina. (2010). Dampak Yang Ditimbulkan Akibat Perkawinan Usia Dini. Jurnal

Pamator, Vol. 3 No. 1

3. Artikel

Alimoeso, Sudibyo. (2013). Nikah Dini Penyebab Meningkatnya Perceraian di Indonesia.

Diakses dari http://health.liputan6.com. Tanggal 17 Juni 2016

Indriani, Ine. (2015). Dampak Perceraian Pada Anak. diakses dari

http://www.republika.co.id. Tanggal 17 juni 2016

Kominfo Setda Kota Cilegon. (2016). DWP Cilegon Wujudkan Ketahanan Keluarga

Berkualitas. Diakses dari http://www.koranbanten.com. Tanggal 16 Mei 2017

Mubarok. (2014). Kasus Perceraian Di Kota Cilegon Masih Tinggi. Diakses dari

http://SebelasNews.com. Tanggal 17 Juni 2016

Rizki. (2015). Kasus Perceraian di Banten Tinggi. Diakses dari http://liputanbanten.com.

Tanggal 17 juni 2016

Page 138: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

125 Suryabrata, Sumadi. (2008). Pengembangan Alat Ukur Psikologis. Diakses dari

http://Artikel Dunia Psikologi. co.id. Tanggal 04 April 2017

Widodo, Heri. (2013). Dampak Positif dan Negatif Perceraian ke anak. Diakses dari

http://health.liputan6.com. Tanggal 17 Juni 2016

Page 139: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 140: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 141: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

PEDOMAN WAWANCARA

A. Pihak Pengadilan Agama Kota Cilegon

1. Berapa banyak kasus perceraian yang masuk setiap tahunnya?

2. Apakah kasus perceraian meningkat atau menurun setiap tahunnya?

3. Manakah yang lebih banyak terjadi dalam kasus perceraiain, cerai talak atau cerai

gugat?

4. Apa yang menyebabkan cerai gugat lebih dominan dari cerai talak?

5. Apa yang menyebabkan cerai talak?

6. Menurut anda bagaimana dampak perceraian terhadap anak-anak khususnya

terhadap pendidikannya?

7. Apa yang dilakukan oleh pihak pengadilan agama agar tidak terjadi perceraian?

8. Upaya apa yang harus dilakukan oleh masyarakat agar dapat mencegah terjadinya

perceraian (cerai talak atau cerai gugat)?

B. Pihak P3KC (Pusat Pelayanan dan Perlindungan Keluarga Cilegon)

1. Bagaimana kondisi kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan?

2. Kekerasan apa saja yang dialami oleh anak dan perempuan?

3. Apakah kasus kekerasan tersebut meningkat atau menurun setiap tahunnya?

4. Jenis kekerasan apa yang lebih didominasi oleh anak dan perempuan?

5. Apa yang melatarbelakangi kasus kekerasan tersebut terjadi?

6. Bagaimana pihak P3KC dalam menangani setiap kasus kekerasan baik terhadap

anak atau perempuan?

7. Apa yang dilakukan pihak P3KC setelah adanya mediasi antara korban dan pelaku

jika tidak berhasil didamaikan?

8. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh pihak P3KC untuk meminimalisis dan

mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga baik terhadap anak atau

perempuan?

C. Pihak Dinas Pendidikan Kota Cilegon

1. Bagaimana kondisi pendidikan di kota Cilegon?

2. Apakah angka putus sekolah meningkat atau menurun setiap tahunnya?

3. Dari jenjang SD, SLTP dan SLTA, manakah yang lebih tinggi mengalami putus

sekolah?

4. Dari jenis kelamin baik laki-laki atau perempuan, manakan yang lebih banyak

putus sekolah?

5. Apa yang melatarbelakangi anak putus sekolah?

6. Apakah perceraian menjadi faktor anak-anak mengalami putus sekolah?

7. Bagaimana kondisi pendidikan anak pasca orang tuanya bercerai?

8. Menurut anda apa yang harus dilakukan oleh orang tua terhadap pendidikan anak-

anaknya pasca perceraian?

Page 142: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling

9. Apa yang dilakukan pihak Dinas Pendidikan kota Cilegon terhadap anak yang

putus sekolah?

10. Bagaimana upaya yang dilakukan pihak Dinas Pendidikan kota Cilegon agar tidak

terjadi lagi anak-anak putus sekolah?

D. Pihak Orang Tua dan Anak (yang mengalami putus sekolah)

1. Berapa banyak dalam keluarga anda yang mengalami putus sekolah?

2. Menurut anda seberapa penting pendidikan tersebut?

3. Sejak kapan anda tidak sekolah?

4. Apa yang menyebabkan putus sekolah?

5. Apa yang dilakukan oleh orang tua dan anda setelah mengalami putus sekolah?

6. Apakah anda tidak ingin melanjutkan sekolah?

7. Upaya apa yang dilakukan anda dan orang tua agar bisa sekolah?

E. Pihak Gugat Cerai dan Cerai Talak

1. Sejak kapan anda bercerai?

2. Apa faktor yang menyebabkan anda melakukan perceraian?

3. Bagaimana tanggapan keluarga anda, ketika anda ingin melakukan perceraian?

4. Bagaimana kondisi anda dan anak pasca perceraian?

5. Bagaimana kondisi psikis dan pendidikan anak pasca perceraian?

6. Apakah prestasi anak-anak menurun setelah orang tuanya bercerai?

7. Apa pekerjaan anda setelah bercerai?

8. Siapa yang mengurus anak-anak ketika anda bekerja pasca perceraian?

9. Apa yang anda lakukan terhadap anak-anak saat terjadinya perceraian?

F. Pihak RT

1. Sejak kapan anda menjabat sebagai ketua RT?

2. Apakah di daerah ini banyak pasangan suami istri yang melakukan perceraian?

3. Apa yang anda tahu tentang keluarga yang bercerai tersebut?

4. Apakah keluarga tersebut melakukan perceraian ketika anda menjabat sebagai

ketua RT?

5. Apa yang anda tahu mengenai penyebab terjadinya percerain dalam masyarakat?

6. Bagaimana kondisi keluarga dan anak-anak pasca perceraian?

7. Apa upaya anda dan masyarakat dalam menanggulangi agar tidak terjadi

perceraian?

Page 143: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 144: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 145: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 146: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 147: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 148: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 149: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling
Page 150: Dampak Perceraian Terhadap Pendidikan Anak di Kota Cilegonrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34820/3/AMALIA... · Selain itu juga agar masyarakat dan pemerintah saling