Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

21
Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (1) Saturday, 05 December 2009 06:00 Antonius Share this Twitter Myspace Digg Del.icio.us Netscape Yahoo Blogmarks Diigo Googlize this Facebook Wikio Export PDF Print E-mail Ilustrasi: www.ecoenergywind.com Keuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin adalah sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan. Pembangkit listrik tenaga angin juga tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja.

Transcript of Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Page 1: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin (1) Saturday, 05 December 2009 06:00 Antonius Share this Twitter Myspace Digg Del.icio.us Netscape Yahoo Blogmarks Diigo Googlize this Facebook Wikio

Export PDFPrintE-mail

Ilustrasi: www.ecoenergywind.comKeuntungan utama dari penggunaan pembangkit listrik tenaga angin adalah sifatnya yang terbarukan. Hal ini berarti eksploitasi sumber energi ini tidak akan membuat sumber daya angin yang berkurang seperti halnya penggunaan bahan bakar fosil. Oleh karenanya tenaga angin dapat berkontribusi dalam ketahanan energi dunia di masa depan. Tenaga angin juga merupakan sumber energi yang ramah lingkungan, dimana penggunaannya tidak mengakibatkan emisi gas buang atau polusi yang berarti ke lingkungan.

Pembangkit listrik tenaga angin juga tidak menghasilkan emisi yang berarti. Jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan batubara, emisi karbon dioksida pembangkit listrik tenaga angin ini hanya seperseratusnya saja.

Di samping karbon dioksida, pembangkit listrik tenaga angin menghasilkan sulfur dioksida, nitrogen oksida, polutan atmosfir yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan pembangkit listrik dengan menggunakan batubara ataupun gas.

Namun begitu, pembangkit listrik tenaga angin ini tidak sepenuhnya ramah lingkungan, terdapat beberapa masalah yang terjadi akibat penggunaan sumber energi angin sebagai pembangkit listrik, diantaranya adalah dampak visual , derau suara, beberapa masalah ekologi, dan keindahan.

Dampak visual biasanya merupakan hal yang paling serius dikritik. Penggunaan ladang angin sebagai pembangkit listrik membutuhkan luas lahan yang tidak sedikit dan tidak mungkin untuk disembunyikan. Penempatan ladang angin pada lahan yang masih dapat

Page 2: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

digunakan untuk keperluan yang lain dapat menjadi persoalan tersendiri bagi penduduk setempat.

Selain mengganggu pandangan akibat pemasangan barisan pembangkit angin, penggunaan lahan untuk pembangkit angin dapat mengurangi lahan pertanian serta permukiman. Hal ini yang membuat pembangkitan tenaga angin di daratan menjadi terbatas.

Penggunaan tiang yang tinggi untuk turbin angin juga dapat menyebabkan terganggunya cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah penduduk. Perputaran baling-baling menyebabkan cahaya matahari yang berkelap-kelip dan dapat mengganggu pandangan penduduk setempat. (bersambung)

Page 3: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Pertama Mulai Beroperasi Posted on Jul 22, 2008 05:44 | by garoux | Kirim ke Teman | Lintas Berita Ditengah krisis minyak mentah dunia saat ini, hampir semua negara bergegas untuk mencari sebuah sumber energi alternatif lain. Tidak terkecuali pemerintah Inggris Raya yang baru saja mengoperasikan sebuah stasiun pembangkit listrik alternatif.

Seagen, nama panggilan stasiun Pembangkit listrik baru ini, menggunakan tenaga ombak sebagai penghasil energi. Terletak di terusan Strangford, Irlandia Utara, Seagen menggunakan sepasang turbin kembar yang berputar ketika dihantam ombak yang kecepatannya bisa mencapai 8 knots. Pada masa percobaan ini, Seagen sudah mampu menghasilkan energi yang cukup untuk 150 rumah. Saat nanti sudah beroperasi secara sepenuhnya, Seagen diharapkan mampu menghasilkan tenaga sebesar 1.2 megawatt, cukup untuk “menghidupi” 1000 rumah.

Apakah Indonesia juga bisa meniru langkah Inggris Raya? Seharusnya bisa, apalagi sebagai negara kepulauan sama seperti Inggris Raya, kita tidak pernah kekurangan ombak besar. Sayangnya, seperti sumber energi alternatif lainnya, kendala untuk mengaplikasikan pembangkit listrik tenaga ombak ini di negara berkembang (termasuk Indonesia) adalah biaya. Untuk satu pembangkit ini saja, pemerintah Inggris Raya harus merogoh kocek mereka sebesar £10 juta, jumlah yang bisa membuat para anggota DPR kita menca

Page 4: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Pertama di Dunia

Ternyata ombak punya kekuatan yang luar biasa. Itulah sebabnya orang Portugal membangun Agucadoura, pembangkit listrik tenaga ombak pertama di dunia di pesisir pantai portugal.Pembangkit listrik tenaga ombak ini mempunyai Tiga Wave Converters yang menghasilkan listrik sebesar 2.25MW.

Konstruksi alat ini yang berasal dari besi akan naik turun bersama ombak. Terus bagaimana caranya menghasilkan listrik?Ternyata bagian yang mengapung mempunyai Piston Hidrolik yang menancap di dasar laut, ketika alat yang mengapung naik turun karena ombak, Piston Hidrolik juga terpompa, inilah yang menghasilkan tenaga listrik. Hmm.mm.. kreatif yah?

Tenaga listrik yang dihasilkan akan ditransfrer melalui kabel bawah air yang terhubung dengan stasiun listrik di tepi pantai.

Kumpulan pembangkit listrik tenaga ombak ini di-klaim bisa mencukupi kebutuhan listrik 1500 rumah !! Ga’ nyangka yah ternyata ombak punya potensi besar juga.Menurut perkiraan kalo kita menaruh alat yang lebarnya 459 kaki ini di seluruh perairan di didunia, kita dapat menghasilkan listrik sebesar 2 Tera Watts !! itu bisa mencukupi dua kali lipat kebutuhan listrik seluruh dunia… wah..wah..wah..

Itu baru perkiraan saja sih tapi proyek ini cukup menjanjikan, karena disamping ramah lingkungan, pembangkit listrik tenaga ombak ini bisa jadi solusi krisis energi dunia.Pendapat kamu ?

Page 5: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Pembangkit Listrik Tenaga Surya: Memecah Kebuntuan Kebutuhan Energi Nasional dan Dampak Pencemaran LingkunganKata Kunci: batubara, energi, energi alternatif, energi matahari, karbondioksida, listrik, minyak bumiDitulis oleh Teguh Priyambodo pada 12-10-2007

Beberapa tahun belakangan ini Perusahaan Listrik Negara (PLN) kita gencar mensosialisasikan program hemat listrik dari pukul 17.00 hingga 22.00. Alasan PLN melakukan ini adalah untuk efisiensi energi terutama dalam menghadapi beban puncak pada jam tersebut. Oleh karena itu masalah peningkatan konsumsi energi nasional ini harus segera dipecahkan. Perlu kita pahami, kebutuhan energi global dalam 30 tahun ke depan akan meningkat dua kali lipat per tahunnya. Pada 40 tahun mendatang, kebutuhan meningkat lagi menjadi tiga kali lipat atau setara dengan energi 20 miliar ton minyak bumi. Memang selama ini menurut Energy Information Administration (EIA) memperkirakan pemakaian energi hingga tahun 2025 masih didominasi bahan bakar fosil, yakni minyak bumi, gas alam, dan batubara. Permasalahannya yaitu menurut data Departemen ESDM juga menyebutkan, cadangan minyak bumi di Indonesia hanya cukup untuk 18 tahun kedepan, sedangkan gas bumi masih bisa mencukupi hingga 61 tahun lagi. Kemudian cadangan batubara diperkirakan habis dalam waktu 147 tahun lagi.

Energi alternatif

Salah satu langkah konkrit PLN yang akan diwujudkan hingga tahun 2009 adalah dengan membangun proyek PLTU 10.000 MW. Mungkin beberapa alasan memilih solusi ini karena selama ini kebutuhan listrik Negara 30 % disumbang oleh PLTU Suralaya yang berbahan baku batubara dan seperti yang dikemukakan diatas bahwa cadangan batubara nasional cukup tinggi. Permasalahannya adalah sumber utama penghasil emisi karbondioksida secara global, yaitu pembangkit listrik bertenaga batubara. Pembangkit listrik ini membuang energi dua kali lipat dari energi yang dihasilkan. Semisal, energi yang digunakan 100 unit, sementara energi yang dihasilkan 35 unit. Maka, energi yang terbuang adalah 65 unit! Setiap 1000 megawatt yang dihasilkan dari pembangkit listrik bertenaga batubara akan mengemisikan 5,6 juta ton karbondioksida per tahun yang merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab global warming.

Selanjutnya apabila kita menggunakan bahan bakar gas, memang relatif murah dan ramah lingkungan. Namun cadangan gas bumi kita terbatas. Belum lagi persaingan dengan konsumsi publik karena PT. Pertamina saat ini melakukan program konversi minyak tanah ke bahan bakar gas. Jelas hal ini merupakan dua hal yang kompetitif.

Selain itu ada juga pemanfaatan energi panas bumi bisa menjadi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Tetapi pemanfaatan energi panas bumi tidak bisa maksimal karena persediaannya sangat terbatas dan teknologi untuk mengelolanya dianggap mahal. Bagaimana dengan energi tenaga air? Energi ini termasuk yang paling murah untuk dimanfaatkan. Namun, kendala yang kerap terjadi adalah ketika musim kemarau tiba.

Page 6: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Sumber-sumber air yang digunakan sebagai pembangkit seringkali menyurut dan jauh berkurang sehingga tidak dapat beroperasi secara optimal.

Selanjutnya bagaimana dengan teknologi nuklir? Mungkin secara teknologi bangsa kita sudah bisa mampu. Namun sejarah mengenai kasus teknologi ini di Uni Soviet maupun tragedi Hiroshima dan Nagasaki menjadi trauma bagi dunia pada umumnya. Tentunya permasalahannya adalah waktu sosialisasi yang cukup lama terhadap penanganan resiko dari teknologi ini.

Sebagai salah satu solusi masalah energi diatas yaitu energi matahari atau tenaga surya. Energi matahari yang dipancarkan ke planet bumi adalah 15.000 kali lebih besar dibandingkan dengan penggunaan energi global dan 100 kali lebih besar dibandingkan dengan cadangan batubara, gas, dan minyak bumi. Permasalahan energi matahari ini mungkin sedikit banyak mirip dengan energi nuklir. Sebenarnya secara teknologi bangsa Indonesia sudah mampu mengelolanya. Bahkan teknologi mutakhir telah mampu mengubah 10-20 % pancaran sinar matahari menjadi tenaga surya. Secara teoritis untuk mencukupi kebutuhan energi global, penempatan peralatan tersebut hanya memerlukan kurang dari satu persen permukaan bumi, bukankah suatu hal yang efisien!

Namun sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa bumi sehingga memiliki energi sinar matahari berlimpah tidak dapat memanfaatkannya secara baik. Pemanfaatan energi matahari selama ini baru digunakan sebagai pemanas air di rumah-rumah mewah maupun hotel, itupun masih produk impor. Padahal, di negara-negara Eropa utara yang relatif miskin sinar matahari, justru banyak memanfaatkan energi matahari sebagai energi terbaharukan, ramah lingkungan, dan murah. Bagaimana dengan bangsa Indonesia?

Pertimbangan Ekonomi

Mungkin kita pernah kaget karena harga minyak bumi yang terus melambung sempat menembus angkan US$ 76 per barel sehingga menyebabkan pembengkakan anggaran dan menekan nilai tukar rupiah. Oleh karena itu pemanfaatan energi matahari merupakan solusi yang ekonomis. Jika ada pendapat bahwa pemanfaatan energi matahari memerlukan biaya tinggi, itu merupakan pendapat yang perlu dipertanyakan. Perlu diakui bahwa untuk investasi awal cukup mahal. Namun dalam biaya operasionalnya terbilang murah ketimbang pemanfaatan energi gas bumi maupun batubara. Justru kita mendapatkan bahan bakunya secara gratis!

Negara kita setiap tahunnya menadapat energi matahari sebesar 2.500 kW per jam-nya (sumber lainnya mengatakan bumi secara tak henti disinari energi sebesar 17 triliun kW). Jelas ini merupakan potensi. Mengutip tulisan dari Ivan A. Hadar dari Infid, energi matahari dapat dimanfaatkan secara solar thermal dan photogalvanic. Pada prinsipnya solar thermal yaitu sinar matahari diperkuat cermin yang mengalihkan ke alat penyerap berisi cairan. Cairan ini kemudian memanas dan menghasilkan uap yang membangkitkan generator turbo pembangkit tenaga listrik. Di California, AS, alat ini telah mampu menghasilkan listrik sebesar 354 MW. Dengan memproduksinya secara massal, harga satuan energi matahari ini di AS, hanya sekitar Rp 100.000 per kW per jam-nya. Hal ini

Page 7: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

tentu lebih murah ketimbang energi nuklir dan sama dengan energi dari pembangkit listrik berbahan baku fosil.

Sedangkan pembangkit listrik photogalvanic, pengunaannya menggunakan sel-sel photogalvanic. Sebagai akibat sengatan sinar matahari, sel-sel tersebut melepaskan elektron yang dipaksa berputar dengan dampak terjadinya aliran listrik. Sel-sel tersebut dikemas dan dijual dalam bentuk modul dan dapat digunakan pada teknologi tegangan tinggi. Memang untuk saat ini modulnya terbilang cukup mahal. Namun perkembangan kedepannya diperkirakan harga akan menurun. Sebab salah satu pasarnya adalah mobil tenaga listrik yang diramalkan akan menjadi mobil masa depan.

Lalu apa solusinya?

Berdasarkan uraian diatas, hendaknya pemerintah lebih proaktif untuk mencari sumber energi baru dan terbaharukan. Ada beberapa langkah yang dapat menjadi bahan pemikiran kita bersama. Pertama, diversifikasi penelitian dan pengembangan energi matahari. Dana untuk penelitian dan pengembangan energi alternatif perlu ditingkatkan tiap tahunnya. Kedua, dengan perkembangan teknologi, khususnya biaya produksi energi surya dapat bersaing dengan energi fosil. Ketiga, kemauan politik dari semua pihak harus tinggi. Sehingga apabila dilakukan produksi energi matahari secara masal, maka sumber energi ini tereksplorasi sebagai energi utama di masa depan.

Yang pasti, kedepannya kita tidak akan meninggalkan krisis energi bagi anak cucu bangsa Indonesia. Justru mewariskan teknolgi masa depan yang mutakhir. Teknologi yang murah, ramah lingkungan dan efisien.

Page 8: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Kebutuhan Listrik Indonesia Belum Tercukupi Sampai 2012Rabu, 4 Juni 2008 18:05 WIB | Ekonomi & Bisnis | | Dibaca 894 kaliJakarta (ANTARA News) - Kebutuhan listrik untuk masyarakat maupun industri diperkirakan belum akan tercukupi sampai pemerintah menjalankan program pengadaan pembangkit listrik 10 ribu megawatt tahap II yang akan dilakukan pada 2009/2010 dan selesai tiga tahun kemudian.

Menperin Fahmi Idris di Jakarta, Rabu, mengatakan saat ini krisis pasokan listrik tidak bisa dihindarkan karena program pembangunan pembangkit listrik batu bara 10 ribu megawatt (MW) belum selesai.

"Kalau program (pembangkit listrik) 10 ribu MW berjalan dengan baik, maka krisis itu akan terhindar. Tapi kalau pengadaan 10 ribu MW itu gagal, ada kemungkinan itu (krisis listrik) terjadi," ujarnya.

Namun, lanjut dia, kalaupun pembangunan pembangkit listrik 10 ribu MW selesai pada 2009, tetap saja kebutuhan listrik di Indonesia belum tercukupi.

"Karena itu, ada program 10 ribu MW berikutnya. Jadi barangkali dimulai (pembangunan pembangkit listrik dengan total kapasitas 10 ribu MW) pada 2009 atau 2010, (yang selesai ) tiga tahun ke depan," katanya.

Fahmi yakin dengan tambahan sebesar pembangkit listrik sebesar 20 ribu MW, maka Indonesia akan lebih leluasa dalam pemakaian listrik untuk 5-10 tahun ke depan.

"Katakan lima tahun kita aman. Setelah itu harus lagi disiapkan program pengadaan listrik berikutnya, sebab sebagai negara yang makin lama makin berkembang kebutuhan listrik sangat besar," ujarnya.

Fahmi juga mengatakan kebutuhan listrik merupakan ukuran bagi daya beli dan kemajuan ekonomi suatu negara. Bila permintaan listrik tumbuh, berarti ada masyarakat pengguna dan industrinya berkembang.

"Itu (permintaan listrik) juga salah satu indikator kemajuan ekonomi," katanya

Menanggapi krisis listrik saat ini sehingga terjadi pemadaman bergilir dan adanya wacana melakukan "class action" oleh sejumlah industri yang dirugikan seperti industri tekstil dan produk tekstil (TPT), Fahmi mengatakan PLN harus mengubah sikap dalam pengadaan bahan bakar untuk pembangkitnya dengan ekspansi pada energi alternatif, seperti cangkang sawit, batu bara, dan lain-lain.

"PLN harus mengubah sikap tentang pengadaan sendiri. Itu juga harus diperlakukan lebih berkembang, lebih maju, lebih akomodatif," katanya.(*)

Page 9: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Menangani kebutuhan listrik Lucy WilliamsonBBC News, Jakarta

Pasok listrik di Indonesia mendapatkan subsidi pemerintah

Indonesia menghadapi masalah besar - berapa lama lagi Perusahaan Listrik Negara dapat memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat?

Bulan Februari lalu, Jawa dan Bali, mengalami giliran pemadaman listrik.

Penyebab langsungnya, menurut para pejabat, adalah cuaca buruk, yang menyebabkan pengapalan batu bara terhambat di pelabuhan-pelabuhan. Namun giliran pemadaman listrik itu mengangkat kemampuan negara untuk menyediakan pasokan cukup, bahkan untuk ibukota Jakarta.

Perekonomian Indonesia tumbuh sekitar 6,3 setiap tahun. Kebutuhan listrik meningkat jauh lebih cepat. Untuk menghadapi hal ini, menurut para pengamat, PLN memerlukan 1500-2000 MW setiap tahun, dan saat ini, PLN sulit memenuhinya.

Fabby Tumiwa, dari Institute for Essential Services Reform, mengatakan keadaan saat ini stabil sepanjang PLN dapat mempertahankan operasionalnya.

"Tetapi bila kita melihat ke depan, tampaknya akan terjadi krisis lagi," katanya.

"Bahkan tahun ini atau tahun depan, bila PLN gagal mengoptimalkan perawatan dan operasi, kemungkinan besar akan terjadi kekurangan listrik di Jawa dan Bali."

Jaminan pemerintah?

Menurut para pakar, perawatan jaringan PLN tidak bagus.

Banyak pembangkit listrik yang beroperasi dengan kapasitas 75% - sementara hampir setengah Indonesia masih belum terjangkau listrik. Di luar itu, sulit untuk memenuhi kebutuhan tambahan.

Juru bicara PLN, Ario Subijoko, mengatakan perusahaan itu menghadapi kesulitan keuangan.

Mentri energi Purnomo Yusgiantoro mengatakan keadaan sekarang tidak parah, walaupun tidak menyanggah besarnya permintaan energi.

Page 10: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

"Saat ini terdapat 30% cadangan di Jawa Bali," katanya. "Kami menyewa generator selama krisis, dan kami memiliki rencana jangka panjang untuk membangun pembangkit dengan kapasitas 5000 MW setiap tahun untuk memenuhi permintaan."

Ia mengatakan Indonesia berada dalam proses membangun pembangkit tenaga listrik yang akan memproduksi kapasitas tambahan 10.000 MW.

Ekonomi berkembang namun kebutuhan enerji jauh lebih cepat

Perusahaan-perusahaan swasta akan membangun kapasitas tambahan 10.000, dua kali lipat kapasitas saat ini. Pembangkit listrik ini akan selesai tahun 2009.

Namun rencana ini terhambat sejak krisis finansial melanda tahun 1997, dan telah dirundingkan ulang beberapa kali. Saat ini rencana itu tertunda lagi dari jadwal semula.

Penyebab penundaan itu adalah para investor meminta jaminan pemerintah untuk berjaga-jaga bila investasi mereka tidak berjalan.

Dan itulah inti permasalahannya.

Sektor energi di Indonesia tidak begitu menarik bagi para investor.

Sektor energi dianggap tidak efisien dan tidak menguntungkan. Harga untuk para pelanggan disubsidi pemerintah, dan subsidi terdiri dari setengah pendapatan PLN.

Resiko politik

James Booker adalah pembeli batubara dari perusahaan independen Paiton Energy. Ia mengatakan sektor listrik Indonesia jauh lebih menantang dibandingkan negara lain di Asia.

Dan sulitnya keuangan tidak membantu dalam menjamin pasok bahan bakar.

Dalam pasaran energi dewasa ini, dengan harga satu ton batubara lebih dari $75 di pasar global, PLN hanya membayar sekitar $35-40.

Dan itulah masalahnya, saat harga minyak meningkat, tingginya biaya tambang dan transportasi menyulitkan produsen.

Penyelesaiannya, menurut James Booker dan pengamat lain, adalah mengatasi subsidi pemerintah dan membuat konsumen membayar energi sesuai biaya pasar.

Langkah ini akan membantu sekitar $650 juta dari kantung pemerintah yang dapat digunakan untuk investasi dalam energi nasional, sehingga dapat lebih efisien, membuka

Page 11: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

investasi yang lebih bagus, dan dapat membayar produsen batubara dan gas dengan harga bersaing.

Hampir 50% Indonesia belum terjangkau listrik

Namun mengurangi subsidi memiliki resiko politik. Jajag pendapat di Jakarta menunjukkan sekitar 90% rakyat tidak akan memilih partai yang meningkatkan harga listrik, dan pemilu akan diselenggarakan tahun depan.

Langkah yang sama tahun 2006, dengan meningkatkan harga minyak lebih dari 100% menyebabkan unjuk rasa.

Jadi untuk saat ini, perekonomian Indonesia yang terus berkembang semakin menekan sistem tenaga listrik. Tetapi, dampak apa yang dapat disebabkan kesulitan listrik ini terhadap perekonomian?

Sebagian besar perusahaan besar memiliki pasokan listrik sendiri untuk berjaga-jaga. Namun bilapun bisnis tidak berhenti, tidak dapat ditebaknya persediaan lsitrik dan biaya tinggi, tidak akan mendorong investasi.

James Castle telah bekerja sebagai konsultan bisnis di Indonesia selama 30 tahun ini. Ia mengatakan tidak jelasnya persediaan listrik sangat mengganggu perekonomian, dan merupakan hambatan besar dalam pertumbuhan ekonomi.

"Kesulitan itu tidak hanya menghambat investasi," katanya. "Masalah ini juga meningkatkan biaya operasi, mengganggu efisiensi dan menyebabkan anggaran yang lebih besar serta energi yang tidak begitu ramah lingkungan seperti diesel."

Ia memperkirakan sektor energi yang efisien mungkin akan dapat menambah pertumbuhan domestik bruto, GDP sebesar 0,5 sampai 1%.

Juru bicara PLN Ario Subijoko tidak menyanggah bahwa kesulitan listrik menghambat pertumbuhan ekonomi.

"Saya rasa itulah konsekuensi logisnya, energi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi," katanya.

"Kami akan mencoba mempercepat penyelesaian, namun bila keadaannya sulit, tidak banyak yang dapat kami lakukan. Bila kami merupakan negara maju, mungkin tidak masalah, tetapi Indonesia?"

Page 12: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Efek lingkungan

Pembakaran batu bara dapat memicu hujan asam dan polusi udara, dan telah dihubungkan dengan pemanasan global karena komposisi kimia dari batu bara dan sulitnya memindahkan pengotor dari bahan bakar padat ini untuk pembakaran. Hujan asam disebabkan oleh emisi nitrogen oksida dan sulfur dioksida ke udara. Emisi tersebut bereaksi dengan uap air di atmosfer, menciptakan bahan asam (asam sulfur, asam nitrit) yang jatuh sebagai hujan.[sunting]Karbon dioksida

Pembangkit listrik tenaga bagan bakar fosil bertanggung jawab penuh terhadap sebagian besar dari emisi karbon dioksida di seluruh dunia, dan 41% dari seluruh emisi karbon dioksida yang dihasilkan oleh manusia. Karbon dioksida diproduksi secara alami oleh alam emlalui letusan gunung berapi, pemecahan biologis, atau respirasi organisme hidup. Karbon dioksida diserap oleh tanaman melalui fotosintesis atau perairan, misanya lautan. Peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer memicu perubahan iklim termasuk pemanasan global.[sunting]Partikulat

Masalah lainnya dari pembakaran bahan bakar fosil adalah emisi partikulat yang menjadi ancaman serius bagi kesehatan. Pembangkit listrik bahan bakar fosil memindahkan partikulat dari gas sisa hasil pembakaran dengan baghouse filter atau electrostatic precipitator. Materi partikulat terdiri yang utama adalah abu ringan, namun ada juga sulfat dan nitrat. Abu ringan mengandung bahan yang tidak dapat terbakar yang tersisa setelah pembakaran. Ukuran partikulat bervariasi dari yang berukuran lebih besar dari 2,5 mikrometer hingga yang berukuran lebih kecil dari 0.1 mikrometer. Semakin kecil ukuran, semakin sulit dihilangkan. Terdapat beberapa metode untuk menghilangkan emisi partikulat agar tidak mencemari atmosfer:Baghouse filter, yang mengumpulkan partikel abuElectrostatic precipitator, yang menggunakan tegangan tinggi untuk menghasilkan medan listrik untuk menangkap partikel abucyclone collector, menggunakan prinsip sentrifugasi untuk menangkap partikel[sunting]Alternatif bahan bakar fosil

Alternatif bahan bakar fosil meliputi energi nuklir, energi surya, dan energi terbarukan lainnya.

Page 13: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Dampak Negatif Penggunaan Energi Fosil dari Sektor Transportasi dan Industri

Oleh : Thomas Ari Negara

Jumlah penduduk dunia terus meningkat setiap tahunnya, sehingga peningkatan kebutuhan energi pun tak dapat dielakkan. Dewasa ini, hampir semua kebutuhan energi manusia diperoleh dari konversi sumber energi fosil, misalnya pembangkitan listrik dan alat transportasi yang menggunakan energi fosil sebagai sumber energinya. Secara langsung atau tidak langsung hal ini mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan makhluk hidup karena sisa pembakaran energi fosil ini menghasilkan zat-zat pencemar yang berbahaya.Pencemaran udara terutama di kota-kota besar telah menyebabkan turunnya kualitas udara sehingga mengganggu kenyamanan lingkungan bahkan telah menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan. Menurunnya kualitas udara tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang tidak terkendali dan tidak efisien pada sarana transportasi dan industri yang umumnya terpusat di kota-kota besar, disamping kegiatan rumah tangga dan kebakaran hutan. Hasil penelitian dibeberapa kota besar (Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya) menunjukan bahwa kendaraan bermotor merupakan sumber utama pencemaran udara. Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa kendaraan bermotor memberikan kontribusi pencemaran CO sebesar 98,80%, NOx sebesar 73,40% dan HC sebesar 88,90% (Bapedal, 1992).

Secara umum, kegiatan eksploitasi dan pemakaian sumber energi dari alam untuk memenuhi kebutuhan manusia akan selalu menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan (misalnya udara dan iklim, air dan tanah). Berikut ini disajikan beberapa dampak negatif penggunaan energi fosil terhadap manusia dan lingkungan:

Dampak Terhadap Udara dan Iklim

Selain menghasilkan energi, pembakaran sumber energi fosil (misalnya: minyak bumi, batu bara) juga melepaskan gas-gas, antara lain karbon dioksida (CO2), nitrogen oksida (NOx),dan sulfur dioksida (SO2) yang menyebabkan pencemaran udara (hujan asam, smog dan pemanasan global).

Emisi NOx (Nitrogen oksida) adalah pelepasan gas NOx ke udara. Di udara, setengah dari konsentrasi NOx berasal dari kegiatan manusia (misalnya pembakaran bahan bakar fosil untuk pembangkit listrik dan transportasi), dan sisanya berasal dari proses alami (misalnya kegiatan mikroorganisme yang mengurai zat organik). Di udara, sebagian NOx tersebut berubah menjadi asam nitrat (HNO3) yang dapat menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi SO2 (Sulfur dioksida) adalah pelepasan gas SO2 ke udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan peleburan logam. Seperti kadar NOx di udara, setengah dari konsentrasi SO2 juga berasal dari kegiatan manusia. Gas SO2 yang teremisi

Page 14: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

ke udara dapat membentuk asam sulfat (H2SO4) yang menyebabkan terjadinya hujan asam.

Emisi gas NOx dan SO2 ke udara dapat bereaksi dengan uap air di awan dan membentuk asam nitrat (HNO3) dan asam sulfat (H2SO4) yang merupakan asam kuat. Jika dari awan tersebut turun hujan, air hujan tersebut bersifat asam (pH-nya lebih kecil dari 5,6 yang merupakan pH “hujan normal”), yang dikenal sebagai “hujan asam”. Hujan asam menyebabkan tanah dan perairan (danau dan sungai) menjadi asam. Untuk pertanian dan hutan, dengan asamnya tanah akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman produksi. Untuk perairan, hujan asam akan menyebabkan terganggunya makhluk hidup di dalamnya. Selain itu hujan asam secara langsung menyebabkan rusaknya bangunan (karat, lapuk).

Smog merupakan pencemaran udara yang disebabkan oleh tingginya kadar gas NOx, SO2, O3 di udara yang dilepaskan, antara lain oleh kendaraan bermotor, dan kegiatan industri. Smog dapat menimbulkan batuk-batuk dan tentunya dapat menghalangi jangkauan mata dalam memandang.

Emisi CO2 adalah pemancaran atau pelepasan gas karbon dioksida (CO2) ke udara. Emisi CO2 tersebut menyebabkan kadar gas rumah kaca di atmosfer meningkat, sehingga terjadi peningkatan efek rumah kaca dan pemanasan global. CO2 tersebut menyerap sinar matahari (radiasi inframerah) yang dipantulkan oleh bumi sehingga suhu atmosfer menjadi naik. Hal tersebut dapat mengakibatkan perubahan iklim dan kenaikan permukaan air laut.

Emisi CH4 (metana) adalah pelepasan gas CH4 ke udara yang berasal, antara lain, dari gas bumi yang tidak dibakar, karena unsur utama dari gas bumi adalah gas metana. Metana merupakan salah satu gas rumah kaca yang menyebabkan pemasanan global.

Batu bara selain menghasilkan pencemaran (SO2) yang paling tinggi, juga menghasilkan karbon dioksida terbanyak per satuan energi. Membakar 1 ton batu bara menghasilkan sekitar 2,5 ton karbon dioksida. Untuk mendapatkan jumlah energi yang sama, jumlah karbon dioksida yang dilepas oleh minyak akan mencapai 2 ton sedangkan dari gas bumi hanya 1,5 ton

Dampak Terhadap Perairan

Eksploitasi minyak bumi, khususnya cara penampungan dan pengangkutan minyak bumi yang tidak layak, misalnya: bocornya tangker minyak atau kecelakaan lain akan mengakibatkan tumpahnya minyak (ke laut, sungai atau air tanah) dapat menyebabkan pencemaran perairan. Pada dasarnya pencemaran tersebut disebabkan oleh kesalahan manusia.

Page 15: Dampak Lingkungan Pembangkit Listrik Tenaga Angin

Dampak Terhadap Tanah

Dampak penggunaan energi terhadap tanah dapat diketahui, misalnya dari pertambangan batu bara. Masalah yang berkaitan dengan lapisan tanah muncul terutama dalam pertambangan terbuka (Open Pit Mining). Pertambangan ini memerlukan lahan yang sangat luas. Perlu diketahui bahwa lapisan batu bara terdapat di tanah yang subur, sehingga bila tanah tersebut digunakan untuk pertambangan batu bara maka lahan tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk pertanian atau hutan selama waktu tertentu.