DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

132
DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA TABOLANG KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH JUMARNI 105960188815 PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Transcript of DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

Page 1: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK

MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI

DESA TABOLANG KECAMATAN TOPOYO

KABUPATEN MAMUJU TENGAH

JUMARNI

105960188815

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

ii

DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK

MENJADI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI

DESA TABOLANG KECAMATAN TOPOYO

KABUPATEN MAMUJU TENGAH

JUMARNI

105960188815

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian

Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 4: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 5: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

v

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Dampak Alih Fungsi

Lahan Tanaman Jeruk Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Tabolang

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah” adalah benar merupakan hasil

karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana

pun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang

diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks

dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Juni 2020

Jumarni

Page 6: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

vi

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan. Skripsi

dengan judul “Dampak Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk Menjadi Perkebunan

Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah”.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang diajukan untuk memenuhi syarat

dalam memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa

adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Ibu Prof.Dr.Ir. Ratnawati Tahir, M.Si selaku pembimbing 1 dan Ibu Dr. Reni

Fatmasari Syafruddin, SP., M.Si. selaku pembimbing dua yang senantiasa

meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi

ini diselesaikan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., MP selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Ibu Dr.Sri Mardiyati, SP.,M.P. selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas

Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 7: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

vii

4. Ayahanda Nurdin,dan Almarhuma Hj.Maryam dan Adikku tercinta Kurniawan

dan Nuraliah, dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, baik

moril maupun material sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Seluruh dosen program studi agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan segudang ilmu kepada

penulis.

6. Kepada pihak pemerintah Desa Tabolang, khususnya kepala Desa Tabolang

beserta jajarannya yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian

di Daerah tersebut.

7. Terima Kasih kepada teman angkatan 2015 METAMORFOSIS dan teman kelas

maupun teman-teman kampus dan organda atas motivasi dan dorongan serta

saran-saran yang telah diberikan kepada saya atas pembuatan skripsi ini.

Akhir kata penulis ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang

terlibat dalam penulisan skripsi ini mulai dari awal hingga akhir, semoga karya tulis

ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang

membutuhkan. Semoga Kristal-kristal Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin.

.

Makassar, 29 Juni 2020

Page 8: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

viii

ABSTRAK

Jumarni, 105960188815. Dampak Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk Menjadi

Perkebunan Kelapa Sawit Di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah Dibimbing oleh RATNAWATI TAHIR dan RENI

FATMASARI SYAFRUDDIN

Penelitian ini untuk mengetahui dampak yang mempengaruhi alih fungsi

lahan tanaman jeruk menjadi perkebunan kelapa sawit dan dampak alih fungsi lahan

perkebunan jeruk menjadi perkebunan kelapa sawit. Informan dalam penelitian ini

dilakukan secara sengaja atau dengan cara teknik purposive yaitu petani yang

melakukan alih fungsi lahan dengan cara pengambilan kuesioner penelitian ini

berjumlah 10 orang yang terlibat dalam alih fungsi lahan. Analisis yang digunakan

yaitu analisis deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi petani

melakukan alih fungsi lahan yaitu : (i) dilihat dari faktor eksternal, petani kesulitan

memenuhi keperluan dan kebutuhan sehari-hari dikarenakan harga jual jeruk

tergolong murah sedangkan setelah melakukan alih fungsi lahan petani perlahan

bisa memperbaiki ekonominya dikarenakan harga jual sawit yang tergolong stabil ,

(ii) dari faktor internal, waktu panen jeruk dilakukan 6 bulan sekali dengan harga

jual yang tidak stabil dan tergolong murah, sedangkan waktu panen kelapa sawit

bisa dilakukan hampir setiap bulan dengan harga jual yang cukup stabil dan mahal,

dan (iii) dilihat dari faktor kebijakan, dimana pemerintah terus melakukan

pengawasan terhadap harga beli sawit sehingga harga bisa terus stabil dan

pemerintah juga memberikan pupuk serta bantuan alat berat sehingga

mempermudah petani saat melakukan alih fungsi lahan.

Alih fungsi lahan tanaman jeruk ke tanaman kelapa sawit memberikan

dampak yang positif terhadap petani, dimana petani perlahan bisa memperbaiki

perekonomiannya. Hal tersebut dikarenakan pendapatan kelapa sawit lebih besar

dibandingkan dengan usahatani jeruk. Hal tersebut juga berdampak pada

peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo

Kabupaten Mamuju Tengah. Pengalih fungsian lahan petani jeruk ke perkebunan

sawit dapat meningkatkan nilai kesejahteraan masyarakat.

Kata Kunci :Alih Fungsi Lahan, Jeruk, Kelapa Sawit.

Page 9: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i

HALAMAN PENGESAHAN …………………………………………….. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ....................................................... iii

KATA PENGANTAR..... ............................................................................... iv

ABSTRAK...................................................................................................... v

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL............................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

I. PENDAHULUAN …………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………. 4

1.3 Tujuan Penelitian ….………………………………………………. 5

1.4 Kegunaan Penelitian…………….…………………………………. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ……………………………………………… 6

2.1 Tanaman Jeruk….………………………………………………….. 6

2.2 Tanaman Kelapa Sawit….…………………………………………. 7

2.3 Alih Fungsi Lahan……………..…………………………………… 10

2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan…….………………………………….. 12

2.5 Faktor-faktor Alih Fungsi Lahan .………………………………… 14

2.6 Pola dan Karakteristik Alih Fungsi Lahan…………………………. 16

2.7 Kerangka Pemikiran ……………………………………………. 18

III. METODE PENELITIAN …………………………………………….. 20

Page 10: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

x

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………. 20

3.2 Teknik Penentuan Informan……………………………………….. 20

3.3 Jenis dan Sumber Data…….………………………………………. 20

3.4 Teknik Pengumpulan Data……………………………………………. 21

3.5 Teknik Analisis Data….. ………………………………………….. 22

3.6 Definisi Operasional……………………………………………….. 23

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ……………………. 25

4.1 Letak Geografis…………………………..………………………… 25

4.2 Kondisi Iklim………..……….…………………………………….. 26

4.3 Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin …………………….. 26

4.4 Kondisi Demografis ……………………………………………… 29

4.5 Luas Lahan ......................................................................................... 30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ………………………………………. 33

5.1 Identitas Informan ….…..…………………………………………. 33

5.2 Faktor yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk

Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit ……………………………...... 45

5.3 Dampak Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Perkebunan

Kelapa Sawit Terhadap Kesejahteraan Masyarakat...........................

50

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………….. 54

6.1 Kesimpulan………………………………………………………… 54

6.2 Saran….…………………………………………………………….. 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

xi

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1. Jumlah Rata – rata Curah hujan Setiap Bulan Pada Tahun 2019 …….. 26

2. Struktur Penduduk Desa Tabolang Menurut Golongan Umur

dan Jenis Kelamin………………………………………..……..……… 28

3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir ……….. 30

4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian................................... 31

5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ……………………… 32

6. Umur Petani Alih fungsi Lahan Tanaman jeruk ke kelapa sawit

di Desa Tabolang kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. ….. 33

7. Pendidikan Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman

Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah. ……………………………………………………… 40

8. Tanggungan Keluarga Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke

Tanaman kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo

Kabupaten Mamuju Tengah. ……………………………………….... 42

9. Pengalaman Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman

Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah. ……………………………………………………… 43

10. Jumlah Luas Lahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman

Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah. ……………………………………………………… 44

11. Pendapatan Petani jeruk dan petani kelapa sawit…………………….. 50

Page 12: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1. Kerangka Pikir ……………………………………………….……… 19

Page 13: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

Teks

1. Kuesioner Penelitian……………………............................................... 56

2. Identitas Responden Peternakan Ayam Ras Petelur ………………… 59

3. Peta Desa Tabolang.....………………………………….……………. 60

4. Dokumentasi Penelitian………..……………………………………… 61

Page 14: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 15: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan penting dalam

perekonomian Indonesia antara lain; sebagai penyumbang devisa negara, sumber

lapangan pekerjaan, pemacu proses industrialisasi, dan sumber bahan pangan.

Namun seiring perkembangan zaman, sektor pertanian mengalami penurunan

akibat adanya alih fungsi lahan, serta kurangnya minat pemuda untuk terjun ke

bidang pertanian.

Alih fungsi lahan pertanian merupakan salah satu fenomena yang cukup

banyak terjadi belakangan ini di Indonesia. Hal ini seiring dengan pertambahan

penduduk dan kegiatan pembangunan sehingga mengakibatkan permintaan dan

kebutuhan terhadap lahan semakin tinggi yang dipergunakan untuk

menyelenggarakan kegiatan dalam bidang pertanian maupun nonpertanian. Dalam

ilmu ekonomi, kegiatan-kegiatan yang dianggap tidak produktif dan tidak

menguntungkan selalu akan dengan cepat digantikan dengan kegiatan lain yang

lebih produktif dan menguntungkan. Persaingan terjadi untuk pemanfaatan yang

paling menguntungkan sehingga dapat mendorong terjadinya perubahan

pemanfaatan lahan (Kustiwan, 2007)

Menurut Fauziah (2005), alih fungsi lahan yang terjadi di Indonesia bukan

hanya karena peraturan perundang-undangan yang tidak efektif, baik itu segi

substansi ketentuannya yang tidak jelas dan tidak tegas, maupun penegaknya yang

tidak di dukung oleh pemerintah sendiri sebagai pejabat yang berwenang

memberikan izin pemfungsian suatu lahan. Tetapi juga tidak didukung oleh “tidak

Page 16: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

2

menariknya sektor pertanian itu sendiri. Langka dan mahalnya pupuk, alat-alat

produksi lainnya, tenaga kerja pertanian yang semakin sedikit, serta diperkuat

dengan harga hasil pertanian yang fluktuatif, bahkan cenderung terus menurun

drastis mengakibatkan minat penduduk (ataupun sekedar mempertahankan

fungsinya) terhadap sektor pertanian pun menurun.

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan

adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh kawasan lahan dari fungsinya

semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang membawa dampak

negatif terhadap lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga

dapat diartikan sebagai perubahan untuk penggunaan lain disebabkan oleh faktor-

faktor yang secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan

penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu

kehidupan yang lebih baik. Alih fungsi lahan biasanya terkait dengan proses

perkembangan wilayah, bahkan dapat dikatakan bahwa alih fungsi lahan

merupakan konsekuensi dari perkembangan wilayah. Sebagian besar alih fungsi

lahan yang terjadi, menunjukkan adanya ketimpangan dalam penguasaan lahan

yang lebih didominasi oleh pihak kapitalis dengan mengantongi izin mendirikan

bangunan yang dikeluarkan oleh pemerintah (Ante,Elizabeth dkk. 2016).

Tanaman sawit adalah merupakan tanaman jangka panjang, dimana dulunya

tidak diminati oleh masyarakat di kabupaten mamuju tengah, disebabkan nilai jual

dan biaya perawatan yang lumayan tinggi, inilah yang menjadi salah satu

pertimbangan dari masyarakat sehingga masyarakat kurang diminati. Tahun demi

tahun, paradigma masyarakat soal tanaman sawit mulai mengalami degradasi,

Page 17: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

3

sampai akhirnya berangsur-angsur petani yang awalnya menanam jeruk akhirnya

memilih untuk berganti profesi menjadi petani kelapa sawit.

Di Provinsi Sulawesi Barat sendiri, kelapa sawit menjadi salah satu

komoditas unggulan atau komoditas nomor satu, pada tahun 2013 luas area

perkebunan di Provinsi Sulawesi Barat seluas 96.318 ha dan mengalami

peningkatan pada tahun 2016 hingga mencapai 116.356 ha, artinya selama kurung

waktu 3 tahun perluasan area tanam perkebunan kelapa sawit di Provinsi Sulawesi

Barat mengalami peningkatan rata-rata setiap tahun sebanyak 6.205 ha (Ditjenbun,

2014/2015).

Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat No. 1 Tahun 2014

tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2014/2030,

menetapkan Kabupaten Mamuju Tengah sebagai salah satu Kabupaten yang

menjadi kawasan prioritas pengembangan perkebunan kelapa sawit. Perkembangan

perluasan area perkebunan di Kabupaten Mamuju Tengah cukup signifikan, pada

awal tahun 2014 luas area sebesar 26.231 ha dan mengalami perubahan luas sekitar

3.000 ha pada semester II 2014 (Ditjenbun, 2015).

Pergantian tanaman jeruk menjadi tanaman kelapa sawit oleh petani masih

belum diketahui hal apa yang mempengaruhi sehingga petani beralih ke tanaman

kelapa sawit, dan terbukti pada tahun 2000-an perekonomian masyarakat yang ada

di Kecamatan Budong-Budong, Pangale, Topoyo, Tobadak, dan Karossa

mengalami peningkatan yang signifikan. Lima Kecamatan itulah saat ini menjadi

sentra produksi tanaman kelapa sawit yang ada di daerah otonom baru ini.

Page 18: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

4

Area sawit berada di 26 desa dan 5 kecamatan itu memiliki luas 15.000 Ha

dan terdiri dari kebun inti milik perusahaan PT. Surya Lestari II seluas 931 Ha, dan

450 Ha plasma dan seluas 6.000 Ha milik masyarakat dan sisanya kebun yang

dikelola IGA.

Perkembangan alih fungsi lahan perkebunan jeruk menjadi perkebunan

kelapa sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah

dapat dikatakan sangat tinggi karena nilai ekonomis tanaman jeruk yang rendah

sehingga mengakibatkan para petani mulai berpikir mengganti tanaman mereka

menjadi tanaman kelapa sawit yang nilai ekonomisnya lebih tinggi dibandingkan

tanaman jeruk. Hal ini juga sangat didukung oleh letak geografis dari Desa

Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah yang sangat mendukung

dari pertumbuhan tanaman kelapa sawit.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor apa sajakah yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan

perkebunan jeruk menjadi perkebunan kelapa sawit ?

2. Bagaimana dampak alih fungsi lahan perkebunan jeruk menjadi perkebunan

kelapa sawit ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 19: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

5

1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi

lahan tanaman jeruk menjadi perkebunan kelapa sawit.

2. Untuk mengetahui dampak alih fungsi lahan perkebunan jeruk menjadi

perkebunan kelapa sawit

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan

khususnya yang berkaitan dengan alih fungsi lahan dari kebun jeruk menjadi

kebun kelapa sawit.

2. Bagi pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan dan strategi yang tepat

berkaitan dengan pengendalian alih fungsi lahan ini.

Page 20: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Jeruk

Indonesia terdapat berbagai macam varietas jeruk. Keragaman jeruk sangat

tinggi yang ditunjukkan oleh banyaknya anggota pada marga

Citrus(Karsinah,dkk.,2002). Meskipun demikian, yang dianggap sebagai jeruk

yang asli hanya 3 kelompok yaitu mandarin, jeruk besar dan sitron, sedangkan yang

lainnya hasil persilangan dari ketiga kelompok tersebut. Kelompok mandarin

sendiri terdiri dari banyak spesies yang secara fenotipik berbeda jauh (Barret dan

Rhodes,1976 dalam Hajrah, 2009).

Jeruk (Citrus sp) merupakan tanaman tahunan yang berasal dari Asia

Tenggara. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di

Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman budidaya. Di

Indonesia, bila dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produksi per tahun jeruk

merupakan komoditas buah-buahan yang terpenting ketiga setelah pisang dan

mangga (Ashari, 1995).Tanaman Jeruk dapat dipanen setelah memasuki umur

tanam 2,5-3 tahun setelah penanaman, oleh karena itu kami akan memberikan

informasi kepada sahabat pertanian tentang Bagaimana Cara Budidaya

Jeruk,sehingga kita bisa bersama-sama dapat berbagi ilmu dan memulai agribisnis

buah jeruk memiliki prospek yang cerah dan menjanjikan.

Penyebaran beberapa species jeruk khususnya di Indonesia, sangat cepat

dan luas, hal ini ditandai dengan banyaknya bermunculan varietas-varietas jeruk

lokal komersial dari beberapa spesies seperti jeruk keprok garut (Jawa Barat),

Page 21: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

7

Tawangmangu (Jawa Tengah), Belinyu (Jawa Timur), Batu 55 (Jawa Timur),

Pulung (Ponorogo), siam Pontianak (Kalimantan Barat), siam madu (Sumatera

Utara) dan siam banjar (Kalimantan Selatan), sedangkan untuk jeruk manis antara

lain jeruk manis pacitan (Jawa Timur) dan jeruk manis punten (Jawa Timur)

(Hardiyanto,dkk., 2004).

Kehadiran jeruk varietas lokal ini kemungkinan sebagai variasi dalam

populasi dari berbagai daerah (Hajrah,2009). Beberapa varietas jeruk manis yang

telah beradaptasi baik di berbagai daerah, salah satu diantaranya adalah jeruk manis

pacitan.

2.2 Tanaman Kelapa Sawit

Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak

masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya

menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama

dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak

kelapa sawit kedua dunia setelah Malaysia. Di Indonesia penyebarannya di daerah

Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi (Pahan, 2006).

Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq) mempunyai produktivitas

lebih tinggi dibandingkan tanaman penghasil minyak nabati lainnya, seperti kelapa,

kacang kedelai, kacang tanah, dan lain-lain. Elais dalam bahasa yunani berasal dari

kata Elaion yang artinya minyak. Guineensis berasal dari kata Guinea Yaitu tempat

seorang ahli bernama jacquin menemukan tanaman kelapa sawit pertama kalinya di

pantai Guinea (Setyamidjaja, D,1991, dalam Andrianto,2014).

Page 22: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

8

Ditinjau dari biaya produksinya, maka budidaya tanaman kelapa sawit lebih

ringan dengan masa produksi kelapa sawit yang cukup panjang yaitu selama 22

tahun. Ditinjau dari ketahanan terhadap serangan hama dan penyakit, maka

tanaman kelapa sawit juga merupakan tanaman yang paling tahan terhadap

serangan hama dan penyakit dibanding tanaman penghasil minyak nabati lainnya.

Bagian yang paling utama untuk diolah dari kelapa sawit adalah buahnya.

Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah

menjadi bahan baku minyak goreng. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah

harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi.

Minyak sawit juga dapat diolah menjadi bahan baku alkohol, sabun, lilin, dan

industri kosmetika.

Peran kelapa sawit dalam perekonomian indonesia begitu kentara. Minyak

kelapa sawit sebagai minyak nabati memiliki kelebihan-kelebihan dibanding

minyak hewani dalam perannya mendukung kesehatan manusia. Secara umum

dinyatakan kelapa sawit mempunyai peranan cukup strategis, yaitu minyak sawit

merupakan bahan baku utama minyak goreng, sehingga pasokan yang kontinyu

bahan ini akan ikut menjaga kestabilan harga dari minyak goreng tersebut. Ini

penting sebab minyak goreng merupakan salah satu dari sembilan bahan pokok

kebutuhan masyarakat. Sebagai bahan pokok kebutuhan manusia harganya harus

terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Minyak kelapa sawit sebagai salah satu

komoditas pertanian sebagai andalan ekspor non migas Indonesia. (Kurdianto,

2011)

Page 23: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

9

Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15° LU -15° LS).

Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan

kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan curah hujan stabil, 2000-

2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak

kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan mempengaruhi perilaku

pembungaan dan produksi buah sawit. Tanaman kelapa sawit secara umum cocok

untuk ditanam pada lahan dataran rendah. (Pahan, 2006).

Biji kelapa sawit tidak berkecambah secara cepat karena adanya sifat

dormansi. Batang kelapa sawit memiliki kecepatan tumbuh sekitar 35-75 cm per

tahunnya. Untuk meningkatkan kecepatan produksi, maka dilakukan beberapa

inovasi. Metode pertama yang dilakukan adalah pengecambahan biji kelapa sawit.

Hal ini dilakukan untuk menghilangkan dormansi benih dan meningkatkan

persentase daya kecambah. Metode kedua adalah pemupukan. Pupuk yang dapat

ditambahkan dapat berupa pupuk organik maupun anorganik. Pupuk organik

dimanfaatkan dalam memperbaiki struktur tanah dan memberikan pasokan zat hara

bagi tanaman. Pupuk anorganik yang biasa ditambahkan adalah pupuk NPK.

Efektivitas pemupukan akan tinggi jika pupuk diberikan dalam dosis yang rendah

secara kontinu. Metode ketiga adalah pengendalian gulma. Pengendalian gulma

dapat dilakukan secara manual, kimiawi dan biologis.Secara manual dapat

dilakukan melalui penyiangan piringan kelapa sawit dengan memotong rerumputan

(Pahan, 2006).

Pengendalian gulma secara kimiawi dilakukan dengan pemberian herbisida

dengan memperhatikan beberapa faktor yaitu mekanisme kerja herbisida, cara

Page 24: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

10

pemberian dan sifat gulma. Herbisida memiliki berbagai macam mekanisme kerja

seperti mempengaruhi respirasi dan fotosintesis gulma, serta menghambat

perkecambahan gulma, menghambat sintesis asam amino dan metabolisme

lipid Metode keempat adalah pengendalian hama. Hama yang umum menyerang

kelapa sawit antara lain ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, kumbang bahkan babi

hutan. Pengendalian hama dapat dilakukan dengan pemberian insektisida atau

menggunakan predator alaminya (Kurdianto, 2011).

2.3 Alih Fungsi Lahan

Menurut Nasution (2004) dalam Sudaryanto et. (2009) rata-rata tingkat

konversi lahan sawah irigasi diperkirakan sekitar 110 ribu hektar per tahun.Ini

termasuk konversi lahan sawah beririgasi untuk menggunakan non-pertanian dan

tanaman selain padi. Di Jawa lahan sawah irigasi dikonversi terutama untuk tujuan

non-pertanian,yaitu 58,7 persen menuju area perumahan dan sisanya untuk

industri,pusat perbelanjaan,dan lain-lain.

Menurut, Lestari (2009) mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya

disebut sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagian atau seluruh

kawasan lahan dari fungsinya semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi

lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan

itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan sebagai perubahan untuk

penggunaan lain disebabkan oleh faktor-faktor yang secara garis besar meliputi

keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya

dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang lebih baik.

Page 25: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

11

Alih fungsi lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari

bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain misalnya perubahan lahan

pertanian menjadi non pertanian. Alih fungsi lahan akan terjadi terus menerus yang

disebabkan oleh semakin meningkatnya kebutuhan lahan untuk pemukiman,

industri, perkantoran, jalan raya dan infrastruktur lain untuk menunjang

perkembangan masyarakat,Alih fungsi lahan bukan hanya terletak pada boleh atau

tidaknya suatu lahan di alih fungsikan tetapi lebih banyak menyangkut kepada

kesesuaian dengan tata ruang, dampak dan manfaat ekonomi dan lingkungan dalam

jangka panjang dan alternatif lain yang dapat ditempuh agar manfaatnya lebih besar

daripada dampaknya (Pakpahan et al., 2007).

Irawan (2005) mengungkapkan bahwa Alih fungsi lahan berawal dari

permintaan komoditas pertanian terutama komoditas pangan terhadap pendapatan

dibanding dengan komoditas non pertanian. Oleh karena itu pembangunan ekonomi

yang berdampak pada peningkatan pendapatan penduduk cenderung menyebabkan

naiknya permintaan komoditas pangan dengan laju lebih tinggi dibandingkan

dengan permintaan komoditas non pertanian. Konsekuensi lebih lanjut adalah

karena kebutuhan lahan untuk memproduksi setiap komoditas merupakan turunan

dari permintaan komoditas yang bersangkutan, maka pembangunan ekonomi yang

membawa kepada peningkatan pendapatan akan menyebabkan naiknya permintaan

lahan untuk kegiatan pertanian dengan laju lebih cepat dibandingkan kenaikan

permintaan di luar lahan untuk kegiatan non pertanian.

Alih fungsi lahan atau lazimnya disebut sebagai konversi lahan adalah

perubahan fungsi sebagai anatause luruh kawasan lahan dari fungsinya(seperti yang

Page 26: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

12

direncanakan) menjadi fungsi lain yang menjadi dampak negatif (masalah) terhadap

lingkungan dan potensi lahan itu sendiri. Alih fungsi lahan juga dapat diartikan

sebagai perubahan untuk penggunaan lain, disebabkan oleh faktor faktor yang

secara garis besar meliputi keperluan untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang

makin bertambah jumlahnya dan meningkatnya tuntutan akan mutu kehidupan yang

lebih baik. Hal ini tentunya sesuai dengan Prinsip ekonomi, bahwa pengguna akan

selalu memaksimalkan penggunaan lahannya. Kegiatan-kegiatan yang dianggap

tidak produktif dan tidak menguntungkan selalu akan dengan cepat digantikan

dengan kegiatan lain yang lebih produktif dan menguntungkan.

Persaingan terjadi untuk pemanfaatan yang paling menguntungkan sehingga

dapat mendorong terjadinya perubahan pemanfaatan lahan (Kustawan dalam Ikhlas

Saili 2012). Sihalo dalam (Astuti, 2011) menjelaskan bahwa konversi lahan adalah

alih fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian atau dari lahan non

pertanian ke lahan pertanian.

2.4 Dampak Alih Fungsi Lahan

Menurut Soemarno (2013) konversi lahan berimplikasi pada perubahan

struktur agraria, beberapa perubahan yang terjadi, yaitu:

1. Perubahan pola penguasaan lahan.

Pola penguasaan tanah dapat diketahui dari pemilikan tanah dan bagaimana

tanah tersebut diakses oleh orang lain. Perubahan yang terjadi akibat adanya

konversi yaitu terjadinya perubahan jumlah penguasaan tanah.

2. Perubahan pola penggunaan tanah dapat dilihat dari bagaimana masyarakat dan

pihak-pihak lain memanfaatkan sumber agraria tersebut.Konversi lahan

Page 27: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

13

menyebabkan pergeseran tenaga kerja dalam pemanfaat sumber agraria,

khususnya tenaga kerja dalam pemanfaatan sumber agraria, khususnya tenaga

kerja dalam pemanfaatan sumber agraria,khususnya tenaga kerja wanita.

Konversi lahan mempengaruhi berkurangnya kesempatan kerja di sektor

pertanian. Selain itu,konversi lahan menyebabkan perubahan pada

pemanfaatan tanah dengan intensitas pertanian yang semakin tinggi. Implikasi

dari berlangsungnya perubahan ini adalah dimanfaatkannya lahan tanpa

mengenal sistem “bera”, khususnya untuk lahan sawah.

3. Perubahan pola hubungan.Lahan yang semakin terbatas menyebabkan

memudarnya sistem bagi hasil tanah“maro” jadi “mertelu”. Demikian juga

munculnya sistem tanah baru yaitu system sewaan sistem jual gadai.Perubahan

terjadi akibat meningkatnya nilai lahan dan lahan yang makin terbatas.

4. Perubahan pola nafkah agraria. Pola nafkah dikaji berdasarkan sistem mata

pencaharian masyarakat dari hasil-hasil produksi pertanian dibandingkan

dengan hasil non-pertanian.

5. Perubahan sosial dan komunitas.Konversi lahan dapat menyebabkan

pendapatan yang semakin menurun. Dampak konversi lahan sawah dapat

dipandang dari dua sisi. Pertama, dari fungsinya lahan sawah diperuntukan

untuk memproduksi padi. Dengan demikian adanya konversi lahan sawah ke

fungsi lain akan menurunkan produksi padi nasional. Kedua, dari bentuknya

perubahan lahan sawah ke pemukiman, perkantoran, prasarana jalan dan

lainnya berimplikasi dengan besarnya kerugian akibat sudah diinvestasikan

dana untuk mencetak sawah, membangun waduk dan sistem irigasi.

Page 28: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

14

2.5 Faktor-faktor Alih Fungsi Lahan

Alih fungsi lahan pertanian yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor

(Lestari, 2010). Tiga faktor penting yang menyebabkan terjadinya konversi lahan

pertanian yaitu sebagai berikut :

1. Faktor eksternal merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika

pertumbuhan perkotaan dan pertumbuhan penduduk, demografis maupun

ekonomi.

2. Faktor internal merupakan faktor yang lebih melihat sisi yang disebabkan oleh

kondisi sosial-ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan.

3. Faktor kebijakan merupakan merupakan aspek regulasi yang dikeluarkan oleh

pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi

lahan pertanian.

Laju penggunaan lahan akan semakin meningkat seiring dengan

pembangunan pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya permintaan akan lahan

mendorong terjadinya alih fungsi lahan pertanian ke non-pertanian. Menurut

Pakpahan (1993) faktor-faktor yang mempengaruhi alih fungsi atau konversi lahan

sawah ke penggunaan non-pertanian dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor-

faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat wilayah yaitu faktor

yang tidak langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan konversi

dan faktor-faktor yang mempengaruhi konversi lahan sawah di tingkat petani yaitu

faktor yang langsung mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan alih fungsi.

Menurut Situmeang (1998), perubahan struktur ekonomi dimana telah

terjadi peningkatan peranan sektor non-pertanian terhadap perekonomian dapat

Page 29: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

15

mempercepat perubahan pola penggunaan lahan ke arah pengkotaan. Selanjutnya,

perubahan struktur perekonomian sendiri dapat dijelaskan dengan terjadinya

pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi dapat mempercepat

terjadinya struktur ekonomi ke arah sektor manufaktur, jasa dan sektor non-

pertanian lainnya.

Menurut Winoto (2005) faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih

fungsi lahan pertanian menjadi non-pertanian antara lain:

1. Faktor Kependudukan. Pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah

meningkatkan permintaan tanah. Selain itu, peningkatan taraf hidup

masyarakat juga turut berperan menciptakan tambahan permintaan lahan.

2. Faktor ekonomi, yaitu tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor non

pertanian dibandingkan sektor pertanian. Rendahnya insentif untuk bertani

disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sementara harga hasil pertanian

relatif rendah dan berfluktuasi. Selain itu karena faktor kebutuhan keluarga

petani yang terdesak oleh kebutuhan modal usaha atau keperluan keluarga

lainnya.

3. Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan hukum waris yang menyebabkan

terfragmentasinya tanah pertanian, sehingga tidak memenuhi batas minimum

skala ekonomi usaha yang menguntungkan.

4. Perilaku myopic, yaitu mencari keuntungan jangka pendek namun kurang

memperhatikan jangka panjang dan kepentingan nasional secara keseluruhan.

Hal ini antara lain tercermin dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang

Page 30: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

16

cenderung mendorong konversi tanah pertanian untuk penggunaan tanah non

pertanian.

5. Lemahnya sistem perundang-undangan dan penegakan hukum (Law

Enforcement) dari peraturan-peraturan yang ada.

2.6 Pola dan Karakteristik Alih Fungsi Lahan

Sihaloho (2004) membagi konversi lahan ke dalam tujuh pola atau tipologi

yaitu: 1) konversi gradual berpola sporadis; dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu

lahan yang kurang/tidak produktif dan masalah ekonomi pelaku konversi; 2)

konversi sistematik berpola ‘enclave’; dikarenakan lahan kurang produktif,

sehingga konversi dilakukan secara serempak untuk meningkatkan nilai tambah; 3)

konversi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk (population growth

driven land conversion); lebih lanjut disebut konversi adaptasi demografi, dimana

dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, lahan terkonversi untuk memenuhi

kebutuhan tempat tinggal; 4) konversi yang disebabkan oleh masalah sosial (social

problem driven land conversion); disebabkan oleh dua faktor yakni masalah

ekonomi dan perubahan kesejahteraan; 5) konversi tanpa beban; dipengaruhi oleh

faktor keinginan untuk mengubah hidup yang lebih baik dari keadaan saat ini dan

ingin keluar dari kampung; 6) konversi adaptasi agraris; disebabkan karena masalah

ekonomi dan keinginan untuk berubah dari masyarakat dengan tujuan

meningkatkan hasil pertanian; 7) konversi multi bentuk atau tanpa bentuk; konversi

dipengaruhi oleh berbagai faktor, khususnya untuk perkantoran, sekolah koperasi

perdagangan termasuk sistem waris yang tidak dijelaskan dalam konversi

demografi.

Page 31: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

17

Pada alih fungsi sawah, terutama industri yang mempunyai nilai tambah

lebih besar sangat jelas berperan, sementara pada alih fungsi non-budidaya tekanan

penduduk lebih dominan. Ini artinya, alih fungsi sawah lebih banyak dipengaruhi

oleh pemilik modal, sementara alih fungsi kawasan non-budidaya oleh penduduk

lapar tanah (miskin). Alih fungsi lahan dapat bersifat permanen dan juga dapat

bersifat sementara. Jika lahan sawah beririgasi teknis diubah menjadi kawasan

perumahan atau industri, maka alih fungsi lahan tersebut bersifat permanen. Akan

tetapi, jika sawah tersebut berubah menjadi perkebunan tebu, maka alih fungsi

fungsi lahan tersebut bersifat sementara, karena pada tahun-tahun berikutnya dapat

dijadikan sawah kembali.

Alih fungsi lahan permanen biasanya lebih besar dampaknya daripada alih

fungsi lahan sementara. Alih fungsi lahan permanen mempunyai arti strategis,

seperti kawasan non-budidaya (kawasan lindung) menjadi kawasan budidaya dan

lahan sawah beririgasi teknis berubah menjadi non-sawah (industri dan

pemukiman).

2.7 Kerangka Pemikiran

Alih fungsi lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari

bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain. Alih fungsi lahan terjadi di

Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah merupakan alih

fungsi lahan yang awalnya dijadikan perkebunan jeruk menjadi perkebunan kelapa

sawit.

Alih fungsi lahan perkebunan jeruk menjadi perkebunan kelapa sawit di

Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah dipengaruhi oleh

Page 32: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

18

beberapa faktor yaitu faktor eksternal ,internal, dan kebijakan Faktor eksternal

merupakan faktor yang disebabkan oleh adanya dinamika pertumbuhan daerah

perkotaan,demografi maupun ekonomi.Faktor internal merupakan faktor yang

melihat lebih jauh sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial ekonomi rumah tangga

pertanian penggunaan lahan.Faktor kebijakan merupakan aspek regulasi yang

dikeluarkan oleh pemerintah pusat maupun daerah yang berkaitan dengan

perubahan fungsi lahan pertanian.

Alih fungsi lahan pertanian tanaman jeruk menjadi kelapa sawit

memberikan dampak terhadap pendapatan petani, dengan perubahan pendapatan

petani yang meningkat maka akan meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa

Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah

Gambar 1. Kerangka pemikiran Dampak Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk

Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan

Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah

Alih Fungsi Lahan

Tanaman Jeruk Tanaman Kelapa Sawit

Faktor-faktor Alih Fungsi Lahan

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Kebijakan Pemerintah

Dampak Alih Fungsi Lahan

Pendapatan Masyarakat

Page 33: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

19

III. METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo

Kabupaten Mamuju Tengah. Pemilihan lokasi dilakukan dengan sengaja

(purposive) dengan pertimbangan bahwa di Desa ada terjadi alih fungsi tanaman

jeruk menjadi tanaman kelapa sawit yang dilakukan oleh para petani Penelitian ini

dilaksanakan selama dua bulan pada bulan Oktober 2019 – Desember 2019.

3.2 Teknik Penentuan Informan

Menurut Sugiyono (2016), Purposive Sampling adalah teknik pengambilan

sampel sumber data dengan pertimbanagn tertentu. Teknik Purposive Sampling

dapat digunakan apabila ada kriteria-kriteria tertentu yang sudah ditentukan antara

lain. Informan yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak sepuluh (10) orang

yang telah dipilih berdasarkan beberapa kriteria. Adapun kriteria yang jadi

pedoman saya untuk memilih informan yaitu: Petani yang memiliki 1-2 lahan,

Petani yang memiliki luas lahan minimal 1 Ha, Petani yang mengolah lahan sendiri,

dan Petani yang tidak memiliki lagi lahan perkebunan setelah melakukan alih fungsi

lahan.

3.3 Jenis Dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan yaitu jenis data kualitatif (deskriptif). Sumber

data diperlukan untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan

Page 34: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

20

fokus penelitian.Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan adalah data

primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara

langsung dari sumber aslinya yang berupa wawancara, jajak pendapat dari individu

atau kelompok (orang) maupun hasil observasi dari suatu objek, kejadian atau hasil

pengujian (benda). Dengan kata lain, peneliti membutuhkan pengumpulan data

dengan cara menjawab pertanyaan riset (metode survei) atau penelitian benda

(metode observasi).

2. Data sekunder

Data sekunder adalah adalah sumber data penelitian yang diperoleh melalui

media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang

telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan

secara umum. Dengan kata lain,peneliti membutuhkan pengumpulan data dengan

cara berkunjung ke perpustakaan, pusat kajian, pusat arsip atau membaca banyak

buku yang berhubungan dengan penelitiannya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Menurut Maryati (2010), teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian kualitatif adalah teknik yang memungkinkan diperoleh data detail dengan

waktu yang relatif lama. Menurut Sugiyono (2005), teknik pengumpulan data

merupakan langka yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dalam meneliti yaitu mendapatkan data. Adapun teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini yaitu :

Page 35: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

21

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap

unsur-unsur yang tampak dalam suatu gejala atau gejala-gejala pada objek

peneliti.

2. Wawancara

Wawancara yang digunakan dengan penelitian ini dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terstruktur karena peneliti menggunakan pedoman

wawancara yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan

data yang dicari.

3. Dokumentasi

Dokumentasi penelitian ini merupakan pengambilan gambar oleh peneliti

untuk memperkuat hasil penelitian. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar

atau karya-karya monumental seseorang.

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu Teknik analisis deskriptif

adalah kualitatif yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana

yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Untuk menjawab dampak dari alih

fungsi lahan. Adapun analisis yang digunakan yaitu menggunakan secara deskriptif

Analisis data untuk menjawab tujuan pertama yaitu dilakukan secara

deskriptif yaitu untuk mengetahui dampak alih fungsi lahan tanaman jeruk menjadi

perkebunan kelapa sawit.

Page 36: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

22

3.6 Definisi Operasional

Konsep operasional merupakan pengertian dari istilah-istilah yang

digunakan dan juga merupakan batasan untuk mempermudah pengumpulan data

dan memperjelas ruang lingkup dalam penelitian, yaitu terdiri dari

1. Alih fungsi lahan adalah penggantian atau pengalihan komoditas dari tanaman

jeruk ke kelapa sawit pada lahan yang sama.

2. Jeruk manis (Citrus sinensis L.) adalah jenis tanaman yang diusahakan oleh

petani di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo sebelum alih fungsi lahan.

3. Kelapa sawit (Elaeis) adalah jenis tanaman yang diusahakan oleh petani di Desa

Tabolang Kecamatan Topoyo sebelum alih fungsi lahan.

4. Faktor internal adalah hal-hal dari dalam diri petani itu sendiri yang

mendorongnya melakukan alih fungsi lahan

5. Faktor eksternal adalah hal-hal dari luar yang mempengaruhi petani melakukan

alih fungsi lahan

6. Kebijakan pemerintah adalah aturan yang dibuat pemerintah yang kemudian

dijadikan patokan oleh petani untuk melakukan alih fungsi lahan.

7. Dampak dari perubahan alih fungsi lahan merupakan akibat yang ditimbulkan

oleh adanya alih fungsi lahan tanaman jeruk menjadi tanaman kelapa sawit di

Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

8. Perubahan pola nafkah agraria adalah pola perubahan mata pencaharian

pertanian menjadi non pertanian di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo

Kabupaten Mamuju Tengah.

Page 37: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

23

9. Perubahan sosial adalah perubahan yang diakibatkan dari alih fungsi lahan jeruk

ke tanaman kelapa sawit dalam kehidupan sosial masyarakat di Desa Tabolang

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

10.Perubahan pendapatan merupakan selisih antara pendapatan petani yang

awalnya melakukan budidaya tanaman jeruk menjadi petani kelapa sawit.

11.Perekonomian masyarakat merupakan gambaran tingkat pemenuhan kebutuhan

rumah tangga di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju

Tengah.

Page 38: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

24

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak Geografis

Desa Tabolang terletak di sebelah Utara Ibu kota Kecamatan Topoyo. Desa

dengan luas 10.684.467 m2 ini berjarak ± 10 km dari kota kecamatan dan ±12 km

dari Ibu kota Kabupaten. Adapun batas wilayah Desa Tabolang adalah sebagai

berikut:

1. Sebelah Utara berbatasan den Desa Salupangkang I dan Kecamatan Karossa

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Sungai Budong-Budong Desa Tobadak

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Salu Le’bo’

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Topoyo,Desa Tangkau dan Desa

Tappilina.

Berdasarkan letak geografisnya, Desa Tabolang berada di dataran tinggi

yang memiliki lahan pertanian dan perkebunan yang sangat luas, serta kaya akan

potensi sumber daya alam lainnya, seperti mata air yang dapat ditemukan di setiap

dusun. Desa ini merupakan salah satu desa di Mamuju Tengah yang mempunyai

tingkat kesuburan tanah yang baik untuk tanaman.

Desa Tabolang termasuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Topoyo,

Kabupaten Mamuju Tengah, Provinsi Sulawesi Barat. Desa ini terdiri dari tujuh

dusun yaitu Dusun Tabolang, Dusun Jenetallasa, Dusun Kalando, Dusun Tangkou,

Dusun Salurea, Dusun Puncak Indah, Dusun Tangkou Indah,dan Dusun Bumi

tankou.

Page 39: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

25

4.2 Kondisi Iklim

Kondisi topografi secara tidak langsung tentu akan mempengaruhi kondisi

iklim dan cuaca termasuk curah hujan. Pada tahun 2018 bulan Mei merupakan

puncak musim penghujan dengan rata-rata curah hujan mencapai 120 mm dengan

hari hujan sebanyak 16 hari. Sedangkan untuk bulan yang memiliki tingkat hujan

paling rendah dalam setahun selama 120 terjadi pada bulan September dengan

curah hujan sebesar 43 mm dan hari hujan sebanyak 5 hari.Untuk lebih jelasnya

pada tabel 1 berikut ini curah hujan pada tahun 2018 seperti pada tabel berikut.

Tabel 1 Jumlah Rata – rata Curah hujan Setiap Bulan Pada Tahun 2019.

Curah hujan 120 Mm/thn

Jumlah bulan hujan 6 s/d 8 bulan/thn

Kelembapan 65 s/d 80 Persen

Suhu rata-rata harian 32 .0C

Tinggi tempat dari permukaan laut 25. dpl

Sumber :Kantor Desa Tabolang Tahun 2019

4.3 Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dalam arti demografi adalah komposisi

penduduk menurut kelompok umur tertentu. Komposisi menurut umur dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

1. Usia belum produktif (kelompok umur <14 tahun)

2. Usia produktif (kelompok umur antara 15-64 tahun)

3. Usia tidak produktif (kelompok umur >64 tahun)

Page 40: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

28

Berdasarkan pengelompokan umur tersebut dapat diketahui rasio beban

tanggungan (dependency ratio) yang dapat digunakan untuk melihat angka

ketergantungan suatu negara. Rasio beban tanggungan adalah angka yang

menunjukkan perbandingan antara penduduk usia non produktif dengan penduduk

usia produktif. rasio beban tanggungan (dependency ratio) dapat diketahui dengan

rumus sebagai berikut.

Rasio beban tanggungan = 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑢𝑠𝑖𝑎 𝑁𝑜𝑛𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓

𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓100%

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan jenis kelaminnya. Komposisi ini untuk mengetahui

perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam satu wilayah

tertentu. Adanya ketidakseimbangan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan

(rasio jenis kelamin) dapat mengakibatkan rendahnya fertilitas dan rendahnya

angka pertumbuhan penduduk. Perbandingan (rasio) jenis kelamin dapat diketahui

dengan rumus berikut ini :RJK = 𝐿

𝑃𝑥 𝑘

Keterangan RJK : rasio jenis kelamin

L : Jumlah penduduk laki-laki

P : Jumlah penduduk perempuan

k : bilangan konstan dengan nilai 1.000.

Page 41: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

29

Tabel 2. Struktur Penduduk Desa Tabolang Menurut Golongan Umur dan Jenis

Kelamin

No

.

Kelompok

umur (tahun)

Jenis Kelamin Jumlah

Penduduk Laki-

laki &

perempuan

Persentase

(%) Laki-

laki Perempuan

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

0-4

5-9

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

55-59

60-64

65-69

70-74

>75

170

160

154

145

110

150

117

115

111

95

50

39

30

19

16

9

172

155

142

145

143

121

117

110

104

72

46

51

32

17

14

12

342

315

296

290

253

271

234

225

215

167

96

90

62

36

30

21

11,56

10,89

10,12

9,72

8,79

9,19

7,89

7,45

7,42

5,65

3,27

2,91

2,27

1.27

1.00

0,70

Jumlah 1490 1453 2943 100,00

Sumber :Kantor Desa Tabolang Tahun 2019

Tabel 2 menunjukkan bahwa berdasarkan umur dan jenis kelamin jumlah

penduduk di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo yang berumur 0-4 tahun berjumlah

342 jiwa yaitu laki-laki 170 jiwa dan perempuan 172 jiwa dengan persentase

11,56%, yang berumur 5-9 yang berjumlah 315 jiwa yaitu laki-laki 160 jiwa dan

perempuan 155 jiwa dengan persentase 10,89%, yang berumur 10-14 berjumlah

296 yaitu lai-laki 154 jiwa dan perempuan berjumlah 142 jiwa dengan persentase

10,12%, yang berumur 15-19 berjumlah 290 yaitu laki-laki berjumlah 145 jiwa dan

perempuan berjumlah 145 jiwa dengan persentase 9,72%, yang berumur 20-24

berjumlah 253 yaitu laki-laki berjumlah 110 jiwa dan perempuan 143 jiwa dengan

Page 42: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

30

persentase 8,79%, yang berumur 25-29 berjumlah 271 jiwa yaitu laki-laki

berjumlah 150 jiwa dan perempuan berjumlah 121 jiwa dengan persentase 9,19%,

yang berumur 30-34 berjumlah 234 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 117 jiwa dan

perempuan 117 jiwa dengan persentase 7,89%, yang berumur 35-39 berjumlah 225

jiwa yaitu laki-laki berjumlah 115 jiwa dan perempuan 110 jiwa dengan persentase

7,45%, yang berumur 40-44 berjumlah 215 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 111 jiwa

dan perempuan 104 jiwa dengan persentase 7,42%,yang berumur 45-49 berjumlah

167 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 95 jiwa dan perempuan 72 jiwa dengan

persentase 5,65%, yang berumur 50-54 berjumlah 96 jiwa yaitu laki-laki berjumlah

50 jiwa dan perempuan 46 jiwa dengan persentase 3,27%,yang berumur 55-59

berjumlah 90 jiwa yaitu laki-laki 39 jiwa dan perempuan 51 jiwa dengan persentase

2,91%, yang berumur 60-64 berjumlah 62 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 30 jiwa

dan perempuan 32 jiwa dengan persentase 2,27%, yang berumur 65-69 berjumlah

36 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 19 dan perempuan 17 jiwa dengan persentase

1,27%, yang berumur 70-74 berjumlah 30 jiwa yaitu laki-laki 16 jiwa dan

perempuan berjumlah 14 jiwa dengan persentase 1,00%, yang berumur >75

berjumlah 21 jiwa yaitu laki-laki berjumlah 9 jiwa dan perempuan berjumlah 12

jiwa dengan persentase 0,70%

4.4 Kondisi Demografis

Berdasarkan hasil sensus tahun 2019 tingkat pendidikan warga Desa

Tabolang meningkat dibandingkan tahun lalu dan setara dengan pendidikan di desa

lainnya. Namun, masih perlu perhatian yang lebih serius untuk memberi

Page 43: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

31

penyadaran kepada seluruh masyarakat Tabolang akan pentingnya pendidikan bagi

pembangunan desa, karena dengan adanya pendidikan masyarakat lebih mampu

melakukan pengembangan pemanfaatan potensi yang ada di desa. Sarana dan

prasarana pendidikan cukup memadai dengan adanya bangunan sekolah dasar dan

SMP yang ada di Desa Tabolang. Data hasil sensus untuk tingkat pendidikan

masyarakat Desa Tabolang dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir

Tingkatan

pendidikan Laki-laki Perempuan Persentase (%)

Tidak Tamat SD 192 175 27.51

SD 212 255 35.16

SMP 92 90 12.82

SMA 130 80 16.27

D1 12 15 2.32

D3 0 0 0.00

S1 35 40 5.77

S2 1 0 0.15

Jumlah 674 655 100.00

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Tabolang tahun 2019 (diolah)

Mayoritas penduduk Tabolang memiliki mata pencaharian sebagai petani

dan berkebun. Sesuai dengan hasil komoditi terbesar yang bersumber dari Tabolang

adalah Kelapa Sawit.Kemudian hasil tabel diatas menunjukkan tingkat pendidikan

di desa Tabolang sangat beragam, ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat

dalam dunia pendidikan menjadi hal mendasar dalam menciptakan lingkungan yang

berpendidikan.

Page 44: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

32

Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Mata Pencaharian Jumlah (org) Persentase (%)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10

11

12

13

14

PNS

ABRI/POLRI

Pensiunan

Honorer/Kontrak

Petani

Wiraswasta

Pedagang

Buruh Tani

Tukang batu

Buruh perusahaan

Buruh bangunan

Pengusaha

Tukang Jahit

Karyawan

15,00

1,00

3,00

120,00

538,00

25,00

39,00

59,00

13,00

14,00

34,00

9,00

11,00

71,00

1,57

0,10

0,31

12,60

56,51

2,63

4,10

6.20

1,36

1,47

3,57

0,94

1,15

7.46

Total 952 100

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Tabolang tahun 2019

Berdasarkan hasil tabel di atas terkait pekerjaan penduduk pada desa

Tabolang, dapat diasumsikan bahwa jenis pekerjaan yang paling mendominasi pada

penduduk Tabolang adalah petani, dengan perolehan angka sebesar 538.00, dan

tingkat pekerjaan yang paling sedikit adalah tingkat pekerjaan sebagai Abri atau

Polri, dengan perolehan nilai sebesar 1.00, sehingga dapat disimpulkan bahwa

tingkat pekerjaan yang mata pencaharian masyarakat pada desa Tabolang adalah

petani.

Jumlah penduduk Desa Tabolang dapat dilihat dari hasil sensus penduduk

yang dilakukan pada tahun 2019. Terdapat jumlah penduduk Desa Tabolang 2.933

jiwa dengan dengan perbandingan, laki-laki 1.533 jiwa dan perempuan sebanyak

1.400 jiwa. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Page 45: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

33

Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jiwa Persentase (%)

1.

2.

Laki-laki

Perempuan

1533

1400

51,45

48,55

Total 2.933 100

Sumber: Data hasil sensus penduduk Desa Tabolang Tahun 2019

Berdasarkan data pemerintah Desa Tabolang tahun 2019, jumlah rumah

tangga yang ada di Desa Tabolang tercatat sebanyak 768 KK. Pertambahan

penduduk tidak terlalu pesat,. Persentase jumlah penduduk untuk jenis kelaimin laki

laki sebesar 1.533 jiwa sedang persentase jumlah untuk jenis kelamian perempuan

sebesar 1.400 jiwa, sehingga dapat asumsikan bahwa jumlah persentase jenis

kelamian laki laiki mendominasi pada Desa Tabolang.

4.5 Luas Lahan

Luas lahan adalah jumlah seluruh lahan tanaman sawit yang dimiliki petani

yang ada di daerah tabolang itu berbeda-beda karena jenis lahan yang dimiliki juga

ada beberapa ukuran atau luas . Luas lahan sangat mempengaruhi produksi sawit

dan kesejahteraan masyarakat karena hasil yang akan mereka dapat lebih banyak,

tetapi kondisi lahan juga berbeda karena ada kondisi lahan yang datar dan maupun

miring atau pegunungan.

Jenis Lahan yang miring sangat mempengaruhi tanaman sawit karna petani

sulit untuk membersihkan lahan dan jika waktu panen telah tiba.

Page 46: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

34

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identitas Informan

Identitas petani yang diuraikan berikut menggambarkan keragaman petani

responden dari beberapa aspek petani alih fungsi lahan tanaman jeruk menjadi

perkebunan kelapa sawit Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju

Tengah,melalui survey metode pengumpulan data dengan kuesioner diperoleh

umur,kondisi responden , nama, jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, sebagai

berikut :

5.1.1 Umur Petani

Umur sangat mempengaruhi aktivitas pengalaman dan produktivitas kinerja

seseorang karena dikaitkan langsung dengan kekuatan fisik dan mental, sehingga

berhubungan erat dengan pengambilan keputusan. informan yang berumur lebih tua

relatif cenderung mempunyai pengalaman usahatani yang lebih baik dibandingkan

dengan informan yang berumur lebih muda. umur informan dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Umur Petani Alih fungsi Lahan Tanaman jeruk ke kelapa sawit di Desa

Tabolang kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

No Umur Jumlah Persentase (%)

1 26 – 35 2 20

2 36 – 45 3 30

3 46 – 55 5 50

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020

Page 47: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

35

Tabel 6 diketahui bahwa umur informan pada usia 26-35 sebanyak 2 orang

dengan persentase paling rendah yaitu 20% dimana petani yang masih kurang

produktif, dibanding dengan petani yang berumur 36-45 sebanyak 3 orang dengan

persentase 30% yang di mana fase mulai produktif ,dan yang berumur 46-55

sebanyak 5 orang dengan persentase lebih tinggi yaitu 50% dan paling banyak atau

semakin produktif karena merupakan informan yang paling mendominasi di mana

dapat dilihat dari angka yang paling tinggi.

5.1.2 Pendidikan

Dimana dalam teori sumber daya manusia menunjukkan, bahwa semakin

tinggi pendidikan seseorang, cenderung semakin tinggi produktivitasnya.

Logikanya semakin tinggi penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, cenderung

semakin inovatif, yang akan membawa dampak positif pada pembangunan sektor

pertanian, dengan produktivitas hasil pertanian yang semakin tinggi,serta cara

bertindak dalam keputusan seseorang dalam menjalankan pekerjaanya. Untuk

mengetahui pendidikan formal responden dapat di lihat di tabel 7.

Tabel 7 Pendidikan Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman Kelapa

Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tidak sekolah 3 30,00

2 SD 4 40,00

3 SMP 2 20,00

4 SMA 1 10,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020.

Page 48: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

36

Tabel 7 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden SD sebanyak 4

orang (40,00%), dan SMP sebanyak 2 orang (20,00%), dan SMA sebanyak 1 orang

(10,00%), dan yang TIDAK SEKOLAH sebanyak 3 orang (30,00%). Hal ini akan

berpengaruh terhadap tingkat penerapan petani responden dalam melakukan

usahatani kelapa sawit. Pendidikan yang ditempuh petani kebanyakan hanya

sampai di tingkat SD disebabkan akan faktor ekonomi petani. Petani yang memiliki

pendidikan hanya sampai SD sangat berpengaruh terhadap kreativitas serta

pengetahuan didunia pendidikan yang kurang, maka petani yang memiliki

pendidikan rendah biasanya sulit untuk menyentuh teknologi baru atau sulit untuk

mengambil keputusan, beda halnya dengan petani yang memiliki pendidikan tinggi,

petani tersebut dapat mengolah teknologi yang ada untuk lahan yang tidak produktif

lagi sehingga dapat meningkatkan produksi dan keuntungan petani.

Pendidikan merupakan identitas suatu masyarakat.Apabila pendidikan yang

ditempuh oleh masyarakat atau petani tinggi, dapat diartikan lingkungan

masyarakat mampu dengan mudah menerima pengetahuan baru.Terkait teknologi

dan perubahan-perubahan di dunia pertanian.

5.1.3 Tanggungan Keluarga

Penggambaran tentang jumlah anggota keluarga petani bertujuan untuk

melihat seberapa besar tanggungan keluarga tersebut. Keluarga petani terdiri dari

petani itu sendiri sebagai kepala keluarga, istri, anak dan tanggungan lain yang

berstatus tinggal bersama dalam satu keluarga. Sebagian besar petani menggunakan

tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri yang secara tidak langsung

merupakan tanggung jawab kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan

Page 49: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

37

keluarganya. Hal ini akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan keluarga, karena di

satu sisi sumber pendapatan yang meningkat keterbatasan kepemilikan sumber

daya, dan di sisi lain anggota keluarga yang ditanggung jumlahnya besar

berimplikasi pada besarnya pula biaya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tabel 8 Tanggungan Keluarga Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke

Tanaman kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah.

No Tanggungan Keluarga Jumlah Persentase (%)

1

2

3

1-2

2-3

5-6

2

3

5

20,00

30,00

40,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020.

Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan keluarga petani responden

terbanyak berada pada antara 5-6 sebanyak 5 orang dengan persentase (40,00%)

kemudian tanggungan keluarga 2-3 sebanyak 3 orang dengan persentase (30,00 %)

dan kemudian 1-2 sebanyak 2 orang dengan persentase paling rendah

(20,00%).Semakin banyak tanggungan keluarga yang dimiliki petani semakin

banyak pula pengeluaran yang dibutuhkan dan semakin sedikit jumlah tanggungan

petani maka semakin sedikit biaya yang dikeluarkan sehingga petani dapat lebih

mengembangkan usahatani yang dimilikinya serta terpenuhinya kebutuhan

keluarganya. Untuk petani yang memiliki banyak tanggungan keluarga maka akan

berusaha keras untuk menambah pendapatan melalui usaha tani kelapa sawit

sehingga dapat memenuhi semua kebutuhan.

5.1.4 Pengalaman Usaha Tani

Pengalaman usahatani disini yang dimaksud adalah lamanya seorang petani

responden dalam menekuni usaha taninya.Semakin lama petani menggeluti usaha

Page 50: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

38

taninya, maka semakin banyak pengalaman yang dimilikinya.Dengan pengalaman

yang cukup besar akan berkembang suatu keterampilan dan keahlian dalam

menentukan cara yang lebih tepat untuk usahatani secara efektif dan efisien.

Tabel 9 Pengalaman Petani Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman Kelapa

Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.

No Pengalaman Usahatani Jumlah Persentase (%)

1 10 – 16 2 20,00

2 17 – 23 3 30,00

3 24 – 30 5 40,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pengalaman petani responden terendah adalah

10 - 16 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase (20,00%) dan 17 – 23 tahun

sebanyak 3 orang dengan persentase (30,00%) pengalaman usahatani tertinggi

yaitu 24 – 30 tahun sebanyak 5 orang dengan persentase (50,00%). Hal ini

menunjukkan bahwa umumnya responden berpengalaman dalam berusahatani

kelapa sawit. Pengalaman berusahatani sangat erat hubungannya dengan keinginan

peningkatan kesejahteraan petani dalam melaksanakan usahatani kelapa sawit serta

keinginan petani mengetahui informasi tentang peningkatan produksi dan

pendapatan kelapa sawit yang lebih meningkat untuk menambah tingkat

kesejahteraan petani.

Petani belajar dengan mengamati pengalaman petani lain atau mendapat

pengetahuan dari petani-petani yang sudah memiliki pengalaman usahatani yang

lama itu sangat penting, karena merupakan cara yang lebih baik mengambil

keputusan daripada melakukan tindakan sendiri.

Page 51: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

39

5.1.5 Luas Lahan

Luas lahan adalah jumlah seluruh lahan sawit yang diusahakan petani luas

lahan terpengaruh suatu produksi dan pendapatan petani. Petani yang memiliki

status lahan milik sendiri mempunyai kebebasan dalam menggunakan dan

memanfaatkan lahan pertaniannya,sedangkan beda dengan petani yang status lahan

sakap yang tidak mempunyai kebebasan dengan menggunakan atau memanfaatkan

lahan tersebut karena harus bagi hasil dengan pemilik lahan tersebut..Adapun data

mengenai luas lahan petani kelapa sawit di Desa Tabolang yang diambil sebagai

responden adalah sebagai berikut ini. Klasifikasi luas lahan responden yang

mengikuti dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Jumlah Luas Lahan Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Tanaman

Kelapa Sawit di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten

Mamuju Tengah.

No Luas lahan Jumlah Persentase (%)

1 1,00 - 1,50 5 50,00

2 1,51- 2,00 3 30,00

3 2,01 - 2,50 2 20,00

Jumlah 10 100,00

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020

Tabel 10 ini menjelaskan bahwa luas lahan yang paling banyak dimiliki

petani Kelapa sawit di Desa Tabolang rata-rata 1,00 – 1,50 Ha sebanyak 5 orang

dengan persentase 50,00%. dan yang mempunyai luas lahan 1,51 – 2,00 Ha

sebanyak 3 orang dengan persentase 30,00%. Sedangkan yang paling sedikit

memiliki luas lahan 2,01 – 2,50 Ha sebanyak 2 orang dengan persentase 20,00%.

Hal ini menunjukkan bahwa petani di Desa Tabolang memiliki lahan pertanian

sendiri untuk melakukan usahatani Kelapa sawit dan luas lahan yang lumayan besar

Page 52: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

40

dapat mempengaruhi tingkat produktivitas usahatani kelapa sawit sehingga

menghasilkan pendapatan yang cukup maksimal.

5.2. Dampak yang Mempengaruhi Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk

Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit

Alih fungsi lahan pertanian tanaman jeruk menjadi lahan perkebunan kelapa

sawit menjadi hal yang berdampak positif di kalangan petani di Desa Tabolang

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah.Hal ini tidak bisa di pungkiri,

karena menjadi petani kelapa sawit sangatlah menjanjikan. Setiap saat harga tandan

buah segar (TBS) terus naik, kondisi ini sangat menguntungkan petani. Persoalan

alih fungsi lahan tanaman jeruk menjadi tanaman kelapa sawit disebabkan pula oleh

tingginya harga pupuk, serangan hama penyakit, serta harga jeruk yang fluktuatif

setiap memasuki masa panen, cenderung harganya menurun. Adapun faktor yang

mempengaruhi alih fungsi lahan dari tanaman jeruk menjadi kelapa sawit sebagai

berikut :

1. Dampak Eksternal

Dampak Eksternal. Merupakan dampak yang disebabkan oleh adanya

dinamika pertumbuhan perkotaan, demografi maupun ekonomi.terkait hal ini dapat

diasumsikan bahwa faktor eksternal yang melandasi terjadi alih fungsi lahan ke

perkebunan kelapa sawit faktor tingginya tingkat kebutuhan yang harus dipenuhi

oleh masyarakat, sehingga dengan gambaran informasi dari luar tentang output dari

lahan perkebunan sawit, menjadikan pemikiran mereka untuk mengalihfungsikan

lahan, menjadi lahan perkebunan sawit, terkait perihal salah satu informan

menyatakan :

Page 53: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

41

‘‘Dahulu waktu saya menanam jeruk,penghasilan yang saya dapat hanya

sedikit atau pas-pasan lalu tidak cukup juga untuk keperluan atau

kebutuhan keluarga,baik kebutuhan makanan atau keperluan yang

lainnya,sehingga saya berpikiran untuk mengganti tanaman kelapa sawit

saja( Bapak AM 28, 12,2019)’’

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terdapat kesamaan dengan informan terkait 1.

Dampak eksternal sebagai berikut :

‘‘Waktu saya masih menanam buah jeruk,awalnya baik-baik saja dan

hasilnya cukup untuk kebutuhan keluarga.Dan seiring berjalannya waktu

harga buah jeruk menurun drastis,sehingga saya kesulitan untuk memenuhi

kebutuhan keluarga,dan juga karena menunggu waktu panennya begitu

lama jadi saya berpikiran untuk mengganti saja tanaman Jeruk ini menjadi

tanaman kelapa sawit,setelah saya menanam sawit Alhamdulillah sangat

memuaskan bagi saya dan keluarga dan penjualannya juga sangat mudah.

(BapakAN 28,12,2019)’’

Berdasarkan hasil wawancara diatas maka, dapat diasumsikan dampak

eksternal, yang meliputi ekonomi dan demografi, menyebabkan pengalih fungsian

tanaman jeruk masyarakat ke perkebunan sawit, dengan dalih hasil dan pendapatan

yang melimpah, agar dapat memenuhi tingkat kebutuhan sehari- hari masyarakat,

dalam pendekatan lain Sadono dan Sukimo, mengemukakan perubahan tingkat

ekonomi dilandasi perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku pada tiap

tahun, baik dari segi pendapatan. Dalam penerapanya peran pemerintah pun juga

sangat diperlukan, mengingat segala aturan dalam berkegiatan ekonomi diatur oleh

pemerintah yang mana bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat.

2. Dampak Internal Secara Sosial

Dampak Internal ini lebih melihat sisi yang disebabkan oleh kondisi sosial

ekonomi rumah tangga pertanian pengguna lahan. Dalam perjalanan ekonomi,

selalunya disandarkan oleh pertambahan jumlah penduduk, atau dalam contoh

kecil, ialah bertambahnya angka lahir dan pernikahan pada suatu daerah, dari hal

Page 54: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

42

ini akan menimbulkan gejalah pertumbuhan ekonomi yang sangat berdinamika di

kalangan keluarga atau kalangan masyarakat. Berikut ini tanggapan informan

terkait damoak internal pengalih fungsian lahan:

‘‘Ya, beberapa tahun terakhir sejak saya jadi petani sawit penggunaan

lahan memang sangat baik dan saya merasakan perubahan di sektor

pendapatan itu sehingga saya mampu memenuhi kebutuhan keluarga

dengan hasil panen sawit, tetapi untuk gangguan tanaman sawit ini yaitu

hama babi hutan. (Bapak SH 28,12.2019).’’

Di kesempatan lain informan juga menyebutkan hal yang sama, sebagai berikut:

‘‘Sejak saya beralih fungsi lahan tanaman kelapa sawit penggunaan lahan

yang sangat baik dikarenakan kondisi lahan yang miring atau pegunungan

sawit itu dapat tumbuh lebih subur dan perawatan yang tidak berlebihan

karena pohon sawit itu besar dan tinggi,sehingga rumput yang lain tidak

mengganggu pertumbuhan tanaman kelapa sawit,dan pembeli juga mudah

untuk ditemukan seperti perusahaan. Semenjak saya tanam sawit saya

sangat bersyukur karena pendapatan yang saya dapat sangat

memuaskan.(Bapak SH, 28,12, 2019)’’

Berdasarkan hasil interpretasi informan kunci diatas dapat diasumsikan bahwa

petani sangat terbantu dengan kehadiran pohon jenis sawit ini, ini dibuktikan

dengan tanggapan informan yang menyatakan untuk memberi nafkah kepada istri

dan anak kini semakin tidak susah, dan pemanfaatan lahan kosong dari petani dapat

dipergunakan seproduktif mungkin, sehingga untuk perolehan hasil dari tanaman

ini sangat signifikan keuntunganya. Dan proses jual beli kepada konsumen yakni

dalam hal ini perusahaan sangat memudahkan petani untuk menjual hasil dari tani

mereka.

Dalam pandangan ekonomi hal ini sangat sesuai dengan teori yang

dikemukakan oleh Budiono yang menyatakan bahwa pertumbuhan pendudukan

monitoring oleh peningkatan kapasitas produksi (output) yang sifatnya jangka

panjang,yang artinya adalah sifatnya generating yang menghasilkan suatu kekuatan

Page 55: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

43

untuk keberlangsungan ekonomi pada periode berikutnya. Bila dilihat dari sistem

produktivitas pohon sawit, maka dapat dikatakan berjalan searah, dimana tingkat

produktivitas pohon jenis ini sampai 35 tahun dapat menghasilkan buah.

3. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan. Yaitu aspek regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat

maupun daerah yang berkaitan dengan perubahan fungsi lahan pertanian.

Kelemahan pada aspek regulasi atau peraturan itu sendiri terutama terkait dengan

masalah kekuatan hukum, sanksi pelanggaran, dan akurasi objek lahan yang

dilarang dikonversi serta baik dari hasil produktivitas alih fungsi lahan. Berikut ini

hasil wawancara informan terkait faktor kebijakan:

‘‘Peran pemerintah selaku saya petani sawit, pemerintah sudah

memberikan bantuan pupuk kepada kami dan proses pengalihan fungsi

lahan kami dibantu dengan alat berat yang harga sewanya murah,tapi

untuk aturan hukum seperti seperti penjualan sawit kami di dikenakan tarif

pajak.tapi untuk untuk harga sawit langsung dari perusahaan. (Bapak

RJ,28, 12, 2019)’’

Berdasarkan hasil interpretasi informan diatas dapat dilihat bahwa regulasi

pemerintah dalam mengatur harga tidak ada,adapun kesempatan lain informan

memberi tanggapan terkait peran pemerintah bagi petani sawit, sebagai berikut:

‘‘Sejak saya memulai alih fungsi lahan tanaman kelapa sawit 7 tahun yang

lalu belum pernah mendengar pemerintah menegur perusahaan yang

semena-mena menentukan harga, jika harga sawit turun kami menahan

buah sawit sementara atau menyimpannya dan menunggu harga sawit

kembali normal lalu kami jual. Yang kami harap untuk pemerintah agar

mengeluarkan kebijakan penentuan harga sawit agar kami selaku petani

tidak bingung dalam penjualan buah kelapa sawit.

(Bapak RH 28,12,2019).’’

Page 56: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

44

Berdasarkan hasil interpretasi informan terkait kebijakan pemerintah, maka

dapat diasumsikan bahwa masyarakat yang berprofesi sebagai petani sawit,

mengalami kegelisahan, di sektor penentuan harga yang tidak memenuhi standar

konsisten, dan tidak kredibilitas, sehingga para petani jenuh dengan perilaku

perusahaan yang dalam menentukan harga semena-semena, dan berakibat pada

petani sawit yang terkadang harus menahan hasil panennya menunggu kenaikan

harga sawit.

Dalam perkembangan, sektor ekonomi merupakan hal yang tabu untuk di

definisikan dan untuk direalisasikan, mengingat tingkat kebutuhan masyarakat

sangat berdinamika, dalam pandangan para ahli terjadi regulasi teori, menurut,

Sukiyah (1997) faktor–faktor penyebab perubahan pola perladangan adalah antara

lain; faktor kebijakan pemerintah, faktor penduduk, faktor teknologi, faktor

keadaan tanah, faktor bangsa pasar dan faktor kepercayaan.

Pandangan diatas menunjukkan bahwa terjadinya perubahan peningkatan

ekonomi, dipengaruhi oleh peran pemerintah, dalam membuat regulasi kebijakan

dan aturan, agar tidak terjadi kesalahan komunikasi antara konsumen dan produsen,

sejatinya peran pemerintah berada pada tataran menjaga elektabilitas pertumbuhan

ekonomi, yang mana dapat dilihat dari sektor aturan atau kebijakan di wilayah

harga, dan penunjang infrastruktur.

5.3 Dampak Alih Fungsi Lahan Tanaman Jeruk ke Perkebunan Kelapa Sawit

Terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Hasil penghitungan ekonomi antara petani jeruk dan petani kelapa sawit

didapatkan bahwa keuntungan petani kelapa sawit lebih besar dibandingkan dengan

petani jeruk. Hal ini disebabkan setelah panen selama 4 bulan petani sawit mampu

Page 57: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

45

mengembalikan modal, terlebih lagi jika bibit sawit yang ditanami adalah bibit

unggul. Dengan adanya perkebunan kelapa sawit di Desa Tabolang, dapat

menyediakan lapangan kerja baru bagi sejumlah petani terutama buruh tani yang

terkena alih fungsi lahan. Selain itu, dengan adanya perkebunan kelapa sawit di

Desa Tabolang, dapat menyediakan lapangan kerja baru bagi sejumlah petani

terutama buruh tani yang terkena alih fungsi lahan.

Pendapatan petani kelapa sawit rakyat yang jumlahnya relatif tinggi

dibandingkan saat petani masih membudidayakan tanaman jeruk yang jumlahnya

relatif rendah.Pada tabel 11 menjelaskan selisih pendapatan petani pada saat masih

menjadi petani jeruk dan setelah menjadi petani kelapa sawit:

Tabel 11. Pendapatan Petani jeruk dan petani kelapa sawit

No Uraian Pendapatan

Petani Jeruk

Pendapatan Petani

Kelapa Sawit

Selisih

Pendapatan

1 Rata-rata 1.147.878 5.109.453 3.342.924

2 Rata-rata/Ha 671.472,45 2.465.352,76 2.390.892

Jumlah 1.819.300,29 8.094.117,10 6.274.816,81

Sumber : Data Primer Telah diolah, 2020

Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendapatan petani sebelum alih fungsi

lahan memiliki pendapatan rata-rata sebesar Rp 1.147.878 dan setelah adanya alih

fungsi lahan dari tanaman jeruk ke tanaman kelapa sawit terjadi peningkatan

pendapatan rata rata sebesar Rp. 2.465.352,76, yang dalam persentase selisih

senilai Rp. 3.342.924. Perbedaan pendapatan yang sangat signifikan

menggambarkan dampak adanya alih fungsi lahan tanaman jeruk ke tanaman

kelapa sawit membawa dampak yang positif terhadap peningkatan pendapatan

Page 58: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

46

petani di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah. Adapun

dampak alih fungsi lahan dari tanaman jeruk ke kelapa sawit:

Dampak alih fungsi lahan perkebunan jeruk ke tanaman kelapa sawit terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Tabolang Kecamatan Topoyo

Kabupaten Mamuju Tengah, dapat dilihat adanya peningkatan pendapatan petani

sebesar 444,90% setelah adanya alih fungsi lahan. Dampak adanya alih fungsi lahan

terhadap kesejahteraan masyarakat berdampak positif pada sektor pendapatan

petani, terjadinya peningkatan ekonomi masyarakat serta berkurangnya tingkat

pengangguran. Hal ini juga tergambar dari hasil wawancara yang telah dilakukan

terhadap salah satu informan, yang menyatakan bahwa :

“ Setelah saya beralih fungsi ke perkebunan kelapa sawit

pendapatan setiap bulannya mencapai 6.000.000 jt dan yang

dulunya saya hanya mempunyai motor sekarang sudah mempunyai

mobil dan anak-anak semua dapat melanjutkan pendidikan yang

lebih tinggi.(Bapak SM, 28,12, 2019)

Hampir semua responden menyatakan bahwa dampak alih fungsi lahan

perkebunan jeruk menjadi kelapa sawit membawa dampak positif terhadap

peningkatan kesejahteraan masyarakat.Dan pendapatan rata-rata yang diperoleh

petani sebelum dan sesudah alih fungsi lahan ini dijelaskan dalam wawancara

informan :.

“Waktu saya masih menanam jeruk kalau panen itu saya dapat 4,5

juta per 6 bulan,kalau di bagi per bulannya hanya 750 ,saya rasa

tidak cukup untuk kebutuhan keluarga ,dan kemudian saya berpikir

untuk menanam kelapa sawit dan ternyata memang pendapatan yang

saya dapat cukup membantu untuk kebutuhan keluarga karena

perbulan saya panen dan mendapatkan hasil itu paling banyak 4 jt

perbulan saja. (Bapak WW 28,12,2019)

Page 59: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

47

Berdasarkan hasil wawancara dengan responden ( SM dan WW) dimana

pendapatan petani saat alih fungsi lahan sangat meningkat. Dari awal menanam

jeruk hingga mengganti kelapa sawit.Dan dapat dilihat dari rata-rata produksi

sebelum dan sesudah alih fungsi lahan jeruk ke kelapa sawit. Dari hasil wawancara

bersama informan :

‘‘Sejak saya tanam pohon kelapa sawit saya mendapatkan hasil

panen sebanyak 4 ton per bulan, dan ini memang sangat berbeda

dengan tanaman jeruk karena di setiap panennya itu menunggu

waktu setengah tahun atau 6 bulan. Dan lebih terasa mudahnya lagi

hasil panen kelapa sawit di jemput sama perusahaan.

(Bapak IS 18,12,2019)’’

Dari hasil wawancara responden menandakan terjadi peningkatan

pendapatan petani masyarakat di desa Tabolang, setelah adanya alih fungsi lahan

yang dilakukan oleh petani. Dan proses perawatan yang lebih mudah harga yang

lebih mahal.Wawancara dengan informan :

‘‘Peningkatan pendapatan yang sangat dirasakan kepada

masyarakat karena kebutuhan ekonomi dapat terpenuhi secara

produktif, dan bahkan banyak masyarakat rela membeli lahan yang

mahal hanya untuk dijadikan perkebunan pohon kelapa

sawit(Bapak MB 28,12,2019)’’

Berdasarkan hasil interpretasi informan terkait indikator dampak alih fungsi

lahan, dapat diasumsikan bahwa petani mengalami perubahan peningkatan

pendapatan, hasil panen yang berimbas pada peningkatan kesejahteraan petani, hal

ini dibuktikan dengan semakin tingginya angka petani yang mengalihfungsikan

lahan mereka menjadi lahan perkebunan kelapa sawit, dengan tingkat persentase

pendapatan petani yang di atas 100% sejak menanam jeruk.

Hal ini sesuai dengan pendapat (Kusdianto,2011) bahwa terjadinya alih

fungsi lahan sawah ke tanaman kelapa sawit disebabkan oleh berbagai hal yaitu

Page 60: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

48

pendapatan usahatani kelapa sawit lebih tinggi dengan resiko lebih rendah, nilai

jual/agunan kebun lebih tinggi, biaya produksi usahatani kelapa sawit lebih rendah,

dan terbatasnya ketersediaan air.

Kemudian menurut (Ante Elizabeth, dkk, 2016), pertumbuhan ekonomi

terjadi karena adanya kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara

atau daerah untuk menyediakan semakin banyak jenis barang ekonomi kepada

penduduknya, kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan

penyesuaian kelembagaan dan ideologi suatu negara, dari beberapa pendapat para

ahli, dapat disimpulkan bahwa peningkatan pendapatan perkapita dari masyarakat

dan kemampuan suatu negara menyediakan penunjang penyediaan barang akan

berakibat pada pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Page 61: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

49

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan terdiri dari : (i) faktor eksternal,

yang meliputi ekonomi dan demografi, menyebabkan pengalih fungsian

tanaman jeruk masyarakat ke perkebunan sawit, dengan dalih hasil dan

pendapatan yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari- hari

masyarakat, (ii) faktor internal, dimana petani sangat terbantu dengan

kehadiran pohon jenis sawit ini, karena dapat memberikan nafkah kepada istri

dan anak, sehingga untuk perolehan hasil dari tanaman ini sangat signifikan

keuntungan, (iii) faktor kebijakan, dimana pemerintah harus memiliki regulasi

atau aturan yang jelas dalam melindungi petani dari perusahaan sawit, agar

harga sawit tetap stabil.

2. Dampak alih fungsi lahan tanaman jeruk ke tanaman kelapa sawit secara

ekonomi, pendapatan kelapa sawit lebih besar dibandingkan dengan usahatani

jeruk. Secara sosial. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di Desa Tabolang

Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah pengalih fungsian lahan

petani ke perkebunan sawit berdampak positif terhadap nilai kesejahteraan

masyarakat

Page 62: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

50

6.2 Saran

Adapun saran Untuk kedepannya dalam usahatani Kelapa sawit di Desa

Tabolang Kecamatan Topoyo Kabupaten Mamuju Tengah :

1. Disarankan kepada pihak pemerintah agar kiranya memberikan perhatian lebih

kepada petani, di sektor infrastruktur jalan tani, mengingat hal ini sangat

berpengaruh pada tingkat kemudahan akses petani

2. Disarankan kepada pihak pemerintah agar kiranya memberikan perhatian lebih

kepada petani, di sektor kebijakan pemerintah dalam mempengaruhi regulasi

harga standar sawit, mengingat tinggi angka diskriminasi harga yang

diberlakukan oleh perusahaan berdampak pada penurunan pendapatan pada

petani, dan dan nilai kesejahteraan petani sawit

Page 63: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

51

DAFTAR PUSTAKA

Ante,Elizabeth dkk. 2016. Dampak Ekonomi dan Sosial Alih Fungsi Lahan

Pertanian Hortikultura Menjadi Kawasan Wisata Bukit Rurukan

Kecamatan Tumohon Timur, Kota Tumohon. Agri Sosial Ekonomi Unsrat.

Vol 12 nomor 3:113-124

Adrianto. 2014. Pengantar Ilmu Pertanian. Yogyakarta

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2015. Pertumbuhan Area Kelapa Sawit.

www.ditjenbun.pertanian.go.id

Ashari, 1995 Hortikultura Aspek Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia Jakarta.

Astuti, Desi Irnalia. 2011. Keterkaitan Harga Lahan Terhadap Laju Konversi

Lahan Pertanian Di Hulu Sungai Ciliwung Kabupaten Bogor.Tidak

diterbitkan.Skripsi, Bogor. IPB

Fauziah, L. N. 2005. “Alih Fungsi Tanah Pertanian Menjadi Tanah Non Pertanian

(Studi Komparatif Indonesia dan Amerika)”. Yogyakarta. Universitas

Gadjah Mada

Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis Atas Laporan keuangan. PT Raja

Grafindo Persada. Jakarta

Hajrah, Wa Ode. 2009. Mempelajari Profil Sensori Jeruk Keprok Batu 55 (citrus

reticulata blanco), Keprok Blinyu (citrus reticulata), Manis Punten (citrus

sinensis osbeck) Serta Manis Valencia (citrus sinensis osbeck) Dengan

Analisis Sensori Deskriptif. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Bogor.

Hardiyanto, C. Martasari, dan D.Agi Simanto.2004. Rekoleksi,Karakterisasi dan

Konservasi Plasmanutfah Jeruk. (Inpres) Laporan Akhir Tahun 2004. Lokal

Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtrofik.

Irawan B. 2005. Konversi Lahan Sawah: Potensi Dampak, Pola Pemanfaatannya,

dan Faktor Determinan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial

Ekonomi Pertanian, Bogor.

Karsinah, S. Purnomo, Sudjidjo, dan Sukarmin. 2002. Perbaikan Tekstur Buah

Jeruk Siam melalui Hibridisasi. Seminar Hasil Penelitian Tahun 2002 .

Balai Penelitian Tanaman Buah, Solok

Kurdianto, D. 2011. Alih Fungsi Lahan Pertanian ke Tanaman Kelapa Sawit.

http://uripsantoso.wordpress.com

Page 64: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

52

Kustiwan, Iwan. 2007. Kajian Permasalahan dan Kebijaksanaan Pengendalian

Konversi Lahan Pertanian di Wilayah Pantai Utara Pulau Jawa.

Lestari , T. 2009. Dampak konversi lahan pertanian bagi taraf hidup petani. Skripsi

bogor Institut Pertanian Bogor.http://kolokiumkpmipb.wordpress.com

diakses 16 maret 2011.

Muhammad. 2014. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta. AR-RUZZ MEDIA

Nasoetion, Lutfi Ibrahim, dan Winoto, Joyo. 2000. Masalah Alih Fungsi Lahan dan

Dampaknya Terhadap Keberlangsungan Swasembada Pangan. Pusat

Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Jakarta

Nasrruddin, W dan Wini Nahraeni, 1999 . Ekonomi Produksi. Universitas Terbuka.

Jakarta.

Pahan, Iyung. 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis Hulu

Hingga Hilir. Jakarta: Penebar Swadaya

Pakpahan, Agus. 2007. Investing In Farmers’ Welfare. Cetakan pertama. Bogor:

PT Penerbit IPB Press

Sihaloho M. 2004. Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria.

[Tesis] Sekolah Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Soekartawi. 2001. Pengantar Agroindustri. Jakarta :PT Raja Grafindo Persada

Soemarno. 2013. Konversi Lahan dalam Mata Kuliah Landuse Planning and Land

Management. Program Pasca Sarjana Universitas Brawijaya, Malang.

Sudaryanto T, Sri H S, Sumaryanto. 2009. Increasing Number of Small Farms in

Indonesia Causes and Consequences. University of Kent, United Kingdom.

Sugito, Yogi. 2013. Metode Penelitian: Metode Percobaan dan Penulisan Karya

Ilmiah. Malang. UB Press

Suryana A. 2005. Satu Abad Kiprah Lembaga Penelitian Tanah: 1905-2005. Pusat

Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif ,Kualitatif,

Dan R&D. Bandung Alfabeta

Utomo M. 1992. Alih Fungsi Lahan: Tinjauan Analitis dalam Makalah Seminar

Pembangunan dan Pengendalian Alih Fungsi Lahan. Universitas Lampung,

Lampung.

Winoto. 2005. Fakta Alih Fungsi Lahan. Universitas Sumatera Utara. Sumatera

Utara

Page 65: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

53

Lampiran 1 kuesioner Penelitian

1. Draf wawancara peneliti

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI

DAMPAK YANG MEMPENGARUHI ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN

JERUK KE PERKEBUNAN KELAPA SAWIT DI DESA TABOLANG

KECAMATAN TOPOYO KABUPATEN MAMUJU TENGAH

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama : .....................................................................

Umur : .....................................................................

Jenis Kelamin : .....................................................................

Pengalaman usahatani : .................................................. (Tahun)

Pendidikan terakhir : ( Tidak sekolah/SD/SMP/SMA/PT )

Pekerjaan : ......................................................................

Luas Lahan : ....................................................... ( Ha )

N

o

Jenis Lahan

Status

Luas

(Ha) Milik Sewa Garap

Jumlah

Page 66: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

54

II. PERTANYAAN ALIH FUNGSI LAHAN

A. Faktor yang mempengaruhi alih fungsi lahan petani

1. apakah faktor utama bapak beralih menjadi petani sawit dan apa alat utama

bapak ?

Jawab:.........................................................................................................................

................................................................................................................

2. apakah sejak menjadi petani sawit, bapak mengalami perubahan di sektor

pendapatan ?

Jawab:.........................................................................................................................

....................................................................................................................................

3. apakah ada regulasi kebijakan pemerintah sejak bapak menanam pohon sawit,

apa harapan bapak ?

Jawab .........................................................................................................................

………………………………………………………………………………………

B. Variabel dampak alih fungsi lahan

1. Sejak bapak beralih fungsi petani sawit, berapa pendapatan bapak menjadi

petani sawit?

Jawab:.........................................................................................................................

2 . bagaimana pertumbuhan ekonomi bapak dan masyarakat yang lain sejak beralih

fungsi menjadi petani sawit?

Page 67: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

55

Jawab:....................................................................................................................

Lampiran 2 Peta Desa Tabolang

Page 68: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

56

Lampiran 3 Identitas Responden :

NO Nama Responden Umur

(th)

Tingkat

Pendidikan

Luas Lahan

(Ha)

Peng.usaha

tani

1 Ambo 35 SMP 2,1 23

2 Ansar 34 SMP 2,2 21

3 Sahar 43 SMA 1,4 22

4 Wawan 48 Tidak sekolah 1,7 17

5 Rahman 47 SD 2 20

6 Rijal 45 SD 1,5 21

7 Salihin 41 SD 1,3 21

8 Mubarak 53 Tidak sekolah 1 10

9 Ishaq 49 Tidak sekolah 1,5 12

Page 69: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

57

Lampiran 4 Dokumentasi Penelitian

Wawancara responden

Wawancara responden

Page 70: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

58

Wawancara Bersama Kepala Desa

Buah Kelapa Sawit Yang sudah di Panen

Page 71: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 72: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 73: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 74: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

RIWAYAT HIDUP

JUMARNI lahir di Tobadak 17 Agustus 1996 dari Ayah

Nurdin dan Ibu Alm. Hj. Maryam. Penulis merupakan

anak Pertama dari Tiga bersaudara. Peneliti sekarang

bertempat tinggal di Jl. Pallantikang 5 Kec. Somba Opu

Kab. Gowa. Pendidikan yang telah di tempuh oleh peneliti

yaitu mulai masuk di Sekolah Dasar pada Tahun 2003 di

SD Inpres Benteng dan Lulus pada Tahun 2009, kemudian Penulis melanjutkan

sekolah di SMP Negeri 1 Tobadak Lulus pada Tahun 2012, selanjutnya penulis

melanjutkan Sekolah di SMK Negeri 1 Topoyo dan lulus pada Tahun 2015. Dan

mulai melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Muhammadiyah Makassar pada

Tahun 2015 mengambil Program Studi Fakultas Pertanian Jurusan Agribisnis Strata

Satu. Sampai dengan penulisan skripsi selesai pada tahun 2020 di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Page 75: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

JUMARNI 105960188815by Tahap Skripsi .

Submission date: 29-Jan-2021 10:58PM (UTC-0800)Submission ID: 1497609857File name: skripsi_jumarni_1.docx_plg_1.docx (111.2K)Word count: 9621Character count: 61386

Page 76: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 77: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 78: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 79: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 80: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 81: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 82: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 83: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 84: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 85: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 86: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 87: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 88: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 89: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 90: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 91: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 92: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 93: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 94: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 95: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 96: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 97: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 98: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 99: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 100: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 101: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 102: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 103: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 104: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 105: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 106: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 107: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 108: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 109: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 110: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 111: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 112: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 113: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 114: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 115: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 116: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 117: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 118: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 119: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 120: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 121: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 122: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 123: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 124: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 125: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 126: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 127: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 128: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 129: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 130: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 131: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …
Page 132: DAMPAK ALIH FUNGSI LAHAN TANAMAN JERUK MENJADI …

20%SIMILARITY INDEX

20%INTERNET SOURCES

2%PUBLICATIONS

11%STUDENT PAPERS

1 9%

2 3%

3 3%

4 2%

5 2%

Exclude quotes On

Exclude bibliography On

Exclude matches < 2%

JUMARNI 105960188815ORIGINALITY REPORT

PRIMARY SOURCES

repository.ipb.ac.idInternet Source

digilibadmin.unismuh.ac.idInternet Source

eprints.stiperdharmawacana.ac.idInternet Source

docobook.comInternet Source

id.m.wikipedia.orgInternet Source