Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

5
Dalam pelatihan dan pendampingan masyarakat, materi Analisis Sosial (Ansos) merupakan materi yang ampuh digunakan untuk membuka pikiran masyarakat terhadap permasalahan atau isu tertentu. Kemasan materi Ansos dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pelatihan, dapat dilakukan dengan diskusi grup, animasi, role play dan metode lain, atau kombinasi dari beberapa metode. Walaupun metodenya variatif, secara garis besar materi Ansos biasa dimulai dari memotret keadaan sosial ekonomi yang hendak digarisbawahi, membedah masalah dan dilanjutkan dengan mencari alternatif solusi. Karena Ansos digunakan untuk untuk pendampingan masyarakat, cara pembelajarannya pun lebih banyak menggunakan pendekatan andragogi. Oleh karena itu, mengemas materi Ansos menjadi pekerjaan yang susah-susah gampang. Seorang fasilitator mesti memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap suatu isu terlebih dahulu sebelum merangkai materi yang akan disampaikan kepada audiensnya. Berbekal pengalaman memfasilitasi beberapa pelatihan yang melibatkan masyarakat, saya mencoba berbagi kiat-kiat singkat bagaimana meramu materi Ansos agar sasaran pembelajarannya dapat dicapai dengan maksimal. Mempersiapkan Materi Pembuka Sebagai pembuka Ansos pada umumnya fasilitator mempersiapkan materi khusus yang menjadi titik tolak penjelasan-penjelasan selanjutnya. Materi dapat dikemas dalam bentuk dokumenter, presentasi, dan lain-lain yang berisi capture fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Materi pembuka ini dapat menjadi stimulus bagi peserta untuk berpikir lebih jauh sesuai sasaran materinya. Misalnya untuk kegiatan penyadaran gender fasilitator dapat menggunakan contoh kasus yang mengangkat pandangan mengenai kesetaraan gender yang keliru di tengah masyarakat. Bedah Masalah Setelah menggiring peserta/audiens dengan materi pembuka, bagian berikutnya adalah mencari titik-titik permasalahan sebagai inti dari analisis sosialnya. Agar proses menuju gol Ansos lebih efektif, peserta mesti menemukan secara mandiri titik-titik permasalahan tersebut. Peran fasilitator adalah sebagai pemandu proses. Oleh karena itu metode yang paling umum digunakan adalah diskusi grup. Jika waktu dan peserta terbatas, fasilitator dapat menggunakan cara fasilitasi dua arah, atau ceramah interaktif dengan peserta. Sebagai contoh, setelah fasilitator memberikan contoh kasus pada materi pembuka, peserta diajak untuk berpikir bersama dan mengemukakan pendapat. Pertanyaan pemandunya misalnya seperti ini: 1)

description

analisis sosial

Transcript of Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

Page 1: Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

Dalam pelatihan dan pendampingan masyarakat, materi Analisis Sosial (Ansos) merupakan materi yang ampuh digunakan untuk membuka pikiran masyarakat terhadap permasalahan atau isu tertentu. Kemasan materi Ansos dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi pelatihan, dapat dilakukan dengan diskusi grup, animasi, role play dan metode lain, atau kombinasi dari beberapa metode. Walaupun metodenya variatif, secara garis besar materi Ansos biasa dimulai dari memotret keadaan sosial ekonomi yang hendak digarisbawahi, membedah masalah dan dilanjutkan dengan mencari alternatif solusi. Karena Ansos digunakan untuk untuk pendampingan masyarakat, cara pembelajarannya pun lebih banyak menggunakan pendekatan andragogi. Oleh karena itu, mengemas materi Ansos menjadi pekerjaan yang susah-susah gampang. Seorang fasilitator mesti memiliki pemahaman yang komprehensif terhadap suatu isu terlebih dahulu sebelum merangkai materi yang akan disampaikan kepada audiensnya. Berbekal pengalaman memfasilitasi beberapa pelatihan yang melibatkan masyarakat, saya mencoba berbagi kiat-kiat singkat bagaimana meramu materi Ansos agar sasaran pembelajarannya dapat dicapai dengan maksimal. Mempersiapkan Materi Pembuka Sebagai pembuka Ansos pada umumnya fasilitator mempersiapkan materi khusus yang menjadi titik tolak penjelasan-penjelasan selanjutnya. Materi dapat dikemas dalam bentuk dokumenter, presentasi, dan lain-lain yang berisi capture fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Materi pembuka ini dapat menjadi stimulus bagi peserta untuk berpikir lebih jauh sesuai sasaran materinya. Misalnya untuk kegiatan penyadaran gender fasilitator dapat menggunakan contoh kasus yang mengangkat pandangan mengenai kesetaraan gender yang keliru di tengah masyarakat. Bedah Masalah Setelah menggiring peserta/audiens dengan materi pembuka, bagian berikutnya adalah mencari titik-titik permasalahan sebagai inti dari analisis sosialnya. Agar proses menuju gol Ansos lebih efektif, peserta mesti menemukan secara mandiri titik-titik permasalahan tersebut. Peran fasilitator adalah sebagai pemandu proses. Oleh karena itu metode yang paling umum digunakan adalah diskusi grup. Jika waktu dan peserta terbatas, fasilitator dapat menggunakan cara fasilitasi dua arah, atau ceramah interaktif dengan peserta. Sebagai contoh, setelah fasilitator memberikan contoh kasus pada materi pembuka, peserta diajak untuk berpikir bersama dan mengemukakan pendapat. Pertanyaan pemandunya misalnya seperti ini: 1) Apa masalah-masalah yang ada pada contoh kasus yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari peserta? 2) Ancaman-ancaman apa yang terjadi dengan masalah tersebut? Setelah itu peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan hasil pikirannya. Semakin dalam dan semakin kaya hasil bedah masalah yang diperoleh semakin baik untuk pengantar materi selanjutnya. Tugas fasilitator adalah menjadi koordinator dari lalu lintas diskusi, menjadi jembatan jika terjadi perbedaan pikiran dan menyimpulkan hasil diskusi tersebut. Oleh karena itu untuk menguasai bagian ini dengan baik, fasilitator mesti memperkaya diri terlebih dahulu dengan banyak referensi mengenai masalah-masalah yang akan disorot. Referensi yang dibutuhkan antara lain: Statistik nasional maupun yang lebih lokal sifatnya yang relevan dengan materi, tinjauan hukum dan berita-berita aktual yang relevan. Menemukan Solusi Bagian ini bisa disatukan dengan bagian bedah masalah seperti yang dipaparkan di atas. Namun beberapa orang lebih suka menempatkannya sebagai bagian yang terpisah untuk memudahkan fasilitator menggiring peta pemikiran pesertanya. Walaupun proses menemukan solusi atas bedah permasalahan harus dilakukan secara mandiri oleh peserta, fasilitator tetap harus membuat daftar jawaban sebelumnya. Solusi yang disiapkan fasilitator harus mampu dihubungkan dengan benang merah kegiatan pelatihan secara keseluruhan. Sehingga pada saat peserta dihantar melewati proses ini, fasilitator dapat memberi garis bawah pada beberapa jawaban yang sesuai dengan gol pelatihan. Demikian beberapa kiat sederhana

Page 2: Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

yang bisa dilakukan untuk membuat pesan-pesan dalam materi Ansos dapat dirasakan oleh pesertanya. Jika kiat-kiat ini dapat dipersiapkan dengan maksimal, fasilitator akan sangat terbantu mencapai gol dari proses pelatihan secara keseluruhan. Proses selanjutnya adalah menghubungkan kesimpulan dan solusi dengan proses selanjutnya dari Pelatihan yang diselenggarakan. Misalnya untuk Ansos mengenai penyadaran gender dapat dihubungkan dengan pelatihan public speaking untuk ibu rumah tangga, pemberantasan trafficking dan pelatihan keterampilan lainnya. Atau seperti yang biasa kami buat untuk pelatihan bertema Manajemen Ekonomi Rumah Tangga, Ansos yang biasa digunakan adalah potret kemiskinan yang terjadi di tengah masyarakat. (PG)

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/picalgadi/kiat-mempersiapkan-materi-analisis-sosial_54f3be13745513982b6c7fb8

Page 3: Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

A. Pengertian Analisis Sosial

Holland-Henriot, mendefinisikan analisis sosial sebagai …..”usaha memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang sebuah situasi social dengan menggali hubungan-hubungan histories dan strukturalnya” ( Social analysis : 30)

1. Analisis social menggali realitas, sebagai fenomena dalam keberagaman dimensinya, seperti;

• Masalah-masalah khusus, seperti pengangguran, kelaparan, inflasi dll

• Kebijakan-kebijakan (policies) seperti pelatihan kerja, pengawasan moneter, program bantuan pangan, pelayanan publik, dsb.

• Menyelidiki struktur-struktur yang lebih luas, lebih dalam, atau lebih spesifik dari isntitusi-institusi (pranata) ekonomi, politik, social budaya.

• Memfokuskan diri pada system-sistem yang berada dibalik dimensi-dimensi kebijakan dan struktur, seperti system politik sebagai subsistem dari system social tertentu; atau tananan politik (political order) sebagai sebuah system dengan landasan kulturalnya.

2. Menganalisis social dalam artian waktu (analisis histories) berupa studi tentang perubahan-perubahan system social dalam kurun waktu tertentu

3. Menganalisis system social dalam artian ruan (analisis structural), yang menyajikan aspek tertentu, dari keseluruhan kerangka kerja sebuah system pada suatu momen waktu.

(hal yang disebut dalam no.2 dan 3, biasanya digunakan secara bersama untuk suatu analisis yang menyeluruh)

4. Analisis yang membedakan (1) dimensi obyektif, dan (2) dimensi subyektif dari realitas social. Pertama menyangkut aneka ragam organisasi, pola-pola perilaku, dan pranata-pranata (institusi), yang kedua meliputi kesadaran, nilai, ideology. Melakukan analisis social, dalam hal ini adalah menganalisis unsure-unsurnya, supaya bisa memahami gerak perubahan dari asumsi-asumsi yang mendasarinya pada situasi social tertentu. Pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan dalam analisis social, berusaha membuka tabir hal-hal; nilai, pandangan, keputusan dari para pelaku (aktor social) pada suatu situasi tertentu.

B. LANGKAH-LANGKAH

1. Membangun perumusan masalah, yang menjadi pusat perhatian

2. Membangun konsep-teoritis atas konteks realitas

Page 4: Dalam Pelatihan Dan Pendampingan Masyarakat

3. Mengenali struktur-struktur kunci yang mempengaruhi situasi yang ada

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan untuk membangun sebuah konteks

5. Menghimpun fakta-fakta, data-data yang berkorelasi dan melatarbelakangi

6. Menyusun model-model, mengkaji-menguji relevansinya

7. Menguji beberapa jawaban pada korelasi dan keabsahan

8. Menggali masalah lain yang muncul

tulisan diatas merupakan dasar sosiologi praktis sebagai dasar analisa sosial.