DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA...

103
DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA HARAPAN MULYA KEDOYA JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh ACHMAD MARSAIDI NIM: 104051001735 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429H./2008 M.

Transcript of DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA...

Page 1: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA SUSILA DI

PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA HARAPAN MULYA KEDOYA

JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

ACHMAD MARSAIDI

NIM: 104051001735

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429H./2008 M.

Page 2: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA SUSILA DI

PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA HARAPAN MULYA KEDOYA

JAKARTA BARAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Penyiaran Islam

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh

Achmad Marsaidi

NIM: 104051001735

Pembimbing

Dra. Nasichah MA NIP: 150276298

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1429H./2008 M.

Page 3: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna

Susila di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta

Barat telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 30 Oktober

2008, skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) pada program Studi Komunikasi dan

Penyiaran Islam.

Jakarta, 10 Desember 2008

Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretarian Merangkap Anggota,

Dr. Murodi, MA Umi Musyarrofah, MA

NIP: 150254102 NIP: 150281980

Anggota,

Penguji I Penguji II

Drs. Study Rizal, LK, MA Drs. Wahidin Saputra, MA

NIP: 150262876 NIP: 150276299

Pembimbing

Dra. Nasichah, MA

NIP: 150276298

Page 4: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 21 September 2008

Achmad Marsaidi

Page 5: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

ABSTRAK

ACHMAD MARSAIDI

Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat

Pada dasarnya pelaksanaan penanganan masalah wanita tuna susila tidak terlepas dari keberadaan manusia. Masalah ini sudah ada sejak adanya manusia.

Hal ini disebabkan karena kurangnya keimanan dan ketaqwaan yang dimiliki oleh para wanita tuna susila. Atas dasar tersebut, Pemerintah Propinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta melalui Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahtraan Sosial telah

membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Kedoya yang menyelenggarakan beragam aktifitas, di antaranya adalah

aktifitas dakwah sebagai upaya pemulihan harkat serta peningkatan iman dan

taqwa.

Dalam penelitian ini mengkaji aktivitas dakwah dalam pembinaan wanita

tuna susila di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya dan

bagaimana metode dakwah yang digunakan dalam pembinaan terhadap wanita

tuna susila di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya.

Penelitian ini dilakukan agar dapat berguna untuk menambah literature

tentang dakwah Islam, khususnya dakwah Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya dalam pembinaan mantan wanita tuna susila dan menambah

pengetahuan dunia dakwah bagi peneliti dan pembaca serta menambah masukan untuk para aktifis dakwah.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan teori Didin Hafifuddin dalam bukunya “dakwah aktual”. Yakni suatu kegiatan yang dilakukan

oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT dan secara bertahap menuju kehidupan yang islami.

Guna mengetahui bagaimana aktivitas dakwah yang dilakukan oleh Panti Sosial serta bagaimana metode dakwah yang diterapkan oleh Ustadz terhadap

mantan wanita tuna susila. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dari

buku-buku, diktat, brosur dan dokumentasi Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya serta observasi dan wawancara dengan Ustadz Ramlan Nuzul

S.Ag, dan Ustadz Bahruddin Hanaffi S.Th.I.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dakwah di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya dilakukan pada kegiatan keagamaan yang meliputi

pengajian agama, peringatan hari besar Islam, dan peringatan hari besar nasional

yang kerap menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dalam kegiatan static

group menggunakan metode diskusi, dan untuk mengatasi berbagai permasalahan

yang dialami oleh masing-masing warga binaan sosial secara individu

menggunakan metode percakapan antar pribadi. selanjutnya pada pelaksanaan

sholat berjamaah, pembacaan iqra’ dan Al-Qur’an, morning meeting dan

pembacaan yasin, metode yang dilakukan berupa metode peragaan. kegiatan setelah pembacaan surah yasin pun seorang ustadz kerap melakukan metode

ceramah yang disajikannya dengan singkat dan jelas.

Page 6: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Page 7: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan selalu, baik jasmani maupun rohani serta pemberian rahmat dan

hidayah-Nya.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda

Rosulullah SAW yang telah membuka mata kepada umatnya yang buta agama dan

membuka telinga kepada umatnya yang tuli terhadap agama serta membuka hati

terhadap umatnya yang peka terhadap agama.

Syukur alhamdulillah dengan usaha maksimal dan tekad yang bulat serta

dorongan yang kuat dari berbagai pihak, akhirnya penulisan skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, selayaknyalah penulis ucapkan terima

kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Bapak Dr. H. Murodi, MA. yang

telah mendidik penulis selama kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semoga beliau mendapat pahala yang besar atas ilmu yang telah diberikannya

kepada penulis.

2. Drs. Wahidin Saputra, MA. Sebagai Ketua Jurusan dan Ibu Umi Musyarofah,

MA. sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam yang telah

memberikan penulis masukan, dukungan, nasehat serta do’a.,

3. Dosen Pembimbing skripsi, Dra. Nasichah MA, tiada kata yang pantas terucap

selain terima kasih yang mendalam atas kesediaannya untuk meluangkan

waktu di tengah kesibukannya guna memberi masukan, diskusi dan

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan batas

waktunya.

Page 8: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

4. Kedua orang tuaku tersayang M. Ading S dan Maslamah yang telah

membimbing penulis sejak kecil sampai saat ini dengan penuh cinta dan kasih

sayang yang tak pernah pudar, kemudian kakak saya Uliyah S.E. dan

Halimatussaadah S.Sos, yang tak pernah bosan mendukung penulis dan

membimbing penulis serta adik saya Fadhillah Rahmawati yang selalu

mendukung penulis.

5. H. Achmad. S, selaku Kepala Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya

Kedoya yang telah rela meluangkan waktunya untuk diwawancarai penulis,

sehingga penelitian dapat berlangsung dengan lancar.

6. Bapak H. Haris Fadillah S.Sos. selaku SUBBAG Tata Usaha dan Hj. Misliyati

selaku Seksi Bimbingan dan Pelatihan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya Kedoya yang telah rela meluangkan waktunya untuk

memberikan suatu penjelasan mengenai data-data yang sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh penulis.

7. Al-Ustadz Ramlan Nuzul S.Ag dan Al-Ustadz Bahruddin Hanaffi S.Th.I.

selaku agamawan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya

yang telah meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh penulis, sehingga

penelitian dapat berlangsung dengan lancar.

8. Dedeh Mahmudah S.Sos.I. selaku motivator yang tidak pernah bosan

memberikan memotivasi kepada penulis.

9. Teman-teman Lingkaran Kalam (LINK) yang telah mendoakan penulis dalam

mengerjakan skripsi.

Page 9: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

10. Sahabat KPI A angkatan 2004 atas semua do’a yang telah diberikan kepada

penulis.

11. Teman-teman UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendukung penulis

dalam mengerjakan skripsi.

12. Keluarga besar yang berada di Gg H. Shomad, Cirende Ciputat, terima kasih

banyak atas kasih dan sayang serta motivasinya.

Wassalammualaikum Wr. Wb

Jakarta, 22 september 2008

Penulis.

Page 10: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………….……...i

ABSTRAK……………………………………………………………….……….ii

KATA PENGANTAR…………………………………………………….……..iii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………..……………….1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………..……………….4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………..…………..……5

D. Metodologi Penelitian…………………………..…………………6

E. Tinjauan Pustaka…………………………………..………………8

F. Sisitematika Penulisan……………………………..….…………..9

BAB II LANDASAN TEORITIS

A. Dakwah di Panti Sosial………………………...…..…………….11

1. Pengertian Dakwah………………………………..………....12

2. Unsur-Unsur Dakwah………………….…………..…………12

1) Da’i…………………………………………..……….12

2) Mad’u ………………………………………….…….13

3) Maddah……………………………………………….14

4) Washilah…………………………….….…………….14

5) Thoriqoh …………………………………….……….15

Page 11: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

6) Atsar ………………………………………...……….20

3. Pengertian Dakwah di Panti Sosial …..…..………...………..21

B. Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila (WTS) di Panti

Sosial……………………………………………………………..21

1. Pengertian pembinaan …………………..….……….……….21

2. Mantan wanita tuna susila……………………………...…….23

3. Panti sosial………………………….………………..………24

4. Pembinaan wanita tuna susila di panti sosial………...………24

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA

HARAPAN MULYA KEDOYA JAKARTA BARAT

A. Sejarah Berdirinya……………………….….…..……….……….27

B. Visi dan Misi……………………………………………..………30

C. Latar Belakang dan Tujuan………………………………..……..30

D. Peran dakwah panti sosial… …………………..…………..…….32

BAB IV DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA

SUSILA DI PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA

HARAPAN MULYA KEDOYA JAKARTA BARAT

A. Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna

Susila……………………………………………………..…..…..45

B. Metode Dakwah yang di Gunakan Dalam Pembinaan Terhadap

Mantan Wanita Tuna Susila………………………….……..……60

Page 12: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………..……...…….67

B. Saran-Saran……………………………………………..……68

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….…….70

LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………..………73

Page 13: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jakarta adalah salah satu kota metropolitan yang menjadi pusat

pemerintahan Indonesia. Perkembangan Jakarta telah menjadikan kemegahan,

dan kemewahan kota. Banyak penduduk dari luar Jakarta yang melirik dan

berminat untuk datang dan singgah di kota Jakarta, mereka menilai Jakarta

adalah tempat yang cocok untuk memulihkan dan meningkatkaan taraf hidup

yang sejahtera, maka tidak heran apabila kita melihat banyak diantara meraka

yang berhasil dalam meraih kesuksesan dan tidak sedikit pula bagi mereka

yang menderita.

Seiring bertambahnya jumlah penduduk dan angka kelahiran membuat

ibukota Indonesia menjadi padat, penataan kota pun menjadi kacau. Hal ini

terlihat dari banyaknya pemukiman-pemukiman liar yang tidak jelas

keberadaannya. Jumlah lapangan kerja pun tampaknya tidak dapat

menampung jumlah penduduk yang terus bertambah, sehingga banyak

menimbulkan permasalahan sosial diantara penduduk, baik laki-laki maupun

perempuan, salah satunya yaitu masalah prostitusi. Prostitusi merupakan

tindak kejahatan yang dilakukan oleh wanita dalam memenuhi kebutuhan

ekonominya yaitu dengan cara melakukan hubungan badan di luar pernikahan

dengan meminta imbalan. Sampai saat ini prostitusi makin merajalela karena

mereka dapat melakukannya di berbagai tempat, seperti di diskotek, kost-

1

Page 14: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

kostan, rumah kontrakan, hotel bahkan di dalam mobil mereka pun dapat

melakukanya, mereka ini dikenal dengan sebutan Wanita Tuna Susila (WTS).

Prostitusi termasuk dalam suatu penyakit masyarakat karena banyak

wanita melakukan perbuatan asusila sebagai mata pencaharian yaitu menerima

bayaran terhadap layanan hubungan badan yang diberikan kepada

langganannya.1

Soerjono Soekanto mendefinisikan “Wanita Tuna Susila adalah suatu

pekerjaan bersifat menyerahkan diri kepada umum untuk melakukan

perbuatan seksual untuk mendapatkan upah”.2

Sedangkan menurut Kartini Kartono wanita tuna susila adalah “bentuk

penyimpangan dan tindak terintegrasi dalam bentuk pelampiasan nafsu, tanpa

kendali dengan banyak orang (pramiskuitas) diserta, eksploitasi dan

komersialisasi seks yang impersonal tanpa afeksi sifatnya. Tuna Susila juga

diartikan sebagai salah tingkah, tindak susila, atau gagal dalam menyesuaikan

diri terhadap norma-norma susila”.3

Atas dasar pemahaman di atas, sesuai surat keputusan Gubernur Kepala

Daerah khusus Ibukota Jakarta No. 3622/2001, maka pemerintah propinsi DKI

Jakarta melalui Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial

membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulia Kedoya yang menyelenggarakan pelayanan resosialisasi bagi

1 Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: Raja Grafinso Persada, 2001), h. 23.

2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Grafinso Persada, 1993), h.

417. 3 Ibid.,Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: CV Rajawali Pers), Edisi I, Cet ke-4, h. 177.

Page 15: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

wanita tuna susila hasil penertiban sebagai upaya pemulihan harkat, martabat,

kepercayaan, dan harga diri wanita tuna susila sehingga diharapkan dapat

kembali menjadi warga masyarakat yang hidup secara layak, manusiawi,

normatif, produktif dan mandiri.

Panti sosial adalah unit pelaksanaan teknis di lingkunan Departemen

Sosial yang memberi pelayanan kesejahteraan sosial yang berada di bawah

tanggung jawab langsung Kepala Kantor Wilayah Departemen Sosial

(KEPMEN 22/ Huk/ 95 tanggal 22 april 95).

Ada pun tugas Panti Sosial adalah “memberikan pelayanan dan bantuan

sosilal bagi wanita tuna susila sesuai dengan peraturan perundang-udangan

yang berlaku. Dalam menyelenggarakan tugas, Panti Sosial mempunyai

fungsi, yaitu: observasi, konsultasi, penampungan, pembinaan agama, fisik

dan mental, bimbingan sosial dan keterampilan kerja”.4

Pembinaan agama (dakwah) adalah salah satu cara yang di terapkan oleh

Panti Sosial dalam menanggulangi masalah terhadap para wanita tuna susila.

Dakwah adalah seruan serta ajakan terhadap kebaikan yang di lakukan oleh

seseorang terhadap orang lain baik individu maupun kelompok.

Adapun dakwah menurut M. Quraisy Shihab adalah seruan atau ajakan

kepada keinsafan atau merubah suatu situasi kepada situasi yang lebih baik

dan sempurna, baik terhadap pribadi maupun masyarakat. Perwujudan dakwah

4 Departemen Sosial Republuik Indonesia Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial, “Data dan Informasi Panti Sosial Karya Wanita Mula Jaya” Pasar Rebo Jaktim, 2002, h. 1.

Page 16: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

bukan sekedar usaha peningkatan pemahaman keagamaan dalam tingkah laku

saja, tetapi juga menuju sasaran yang lebih luas.5

Pembinaan dakwah yang dilakukan oleh Panti Sosial terhadap wanita

tuna susila yaitu dengan berbagai macam metode, diantaranya yaitu metode

ceramah, diskusi, tanya jawab, percakapan antar pribadi, dan peragaan.

Berdasarkan uraian di atas penulis membahas penelitian tentang

“Aktivitas Dakwah Dalam Pembinaan Wanita Tuna Susila di Panti Sosial

Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat”. Dengan demikian

eksistensi dakwah di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia mampu

mengantisipasi serta menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para

Wanita Tuna Susila (WTS).

A. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Berkenaan dengan penjelasan di atas, maka masalah yang akan diteliti

hanya dibatasi pada Aktifitas Dakwah di Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat dalam pembinaan mantan Wanita Tuna

Susila.

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka penulisan merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah dakwah dalam pembinaan wanita tuna susila di Panti

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya?

5 Dr. M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Quran, (Bandung: Mizan, 1994), h. 194.

Page 17: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

2. Bagaimana metode dakwah yang digunakan dalam pembinaan terhadap

Wanita Tuna Susila di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya

Kedoya?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui aktivitas dakwah dalam pembinaan yang

diterapkan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya.

b. Untuk mengetahui metode dakwah yang digunakan Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

a. Manfaat Akademis

Dalam penelitian ini diharapkan dapat berguna secara akademis,

yaitu untuk menambah literature tentang dakwah Islam, khususnya

mengenai aktivitas dan metode dakwah Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna

Susila.

b. Kegunaan Praktis

Menambah pengetahuan dunia dakwah bagi peneliti dan pembaca

serta menambah masukan untuk para Aktifis Dakwah.

Page 18: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

D. Metodelogi Penelitian

Bentuk penelitian ini adalah penelitian lapangan, dimana peneliti

melakukan penelitian langsung ke lapangan untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk penelitian ini. Selain itu penelitian ini menggunakan

pendekatan kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan gambaran secara

objektif suatu masalah, sedangkan teknik penulisan ini bersifat dekriptif

analisis, yakni metode yang digunakan untuk menggambarkan secara

terperinci fenomena sosial tertentu dan kemudian menganalisanya serta

menginterpretasikannya melalui data yang terkumpul.6

1. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek peneliti adalah Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Jakarta Barat. Sedangkan yang menjadi objek penelitian adalah

aktivitas dakwah dalam pembinaan mantan wanita tuna susila di Panti

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat.

2. Teknik Pengumpulan Data.

a. Interview

Interview merupakan “suatu alat pengumpulan informasi secara

langsung tentang beberapa jenis data”.7 dalam penelitian ini penulis

langsung mewawancarai Kepala Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya Kedoya yakni bapak H. Achmad S dan dua pengurus

Panti yakni Bapak H. Haris S.Sos selaku SUBBAG Tata Usaha dan

6Jalaludin Rahmat, Metodologi Penelitian Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

1999), Cet Ke-7, h. 24-25. 7 Sutrisno Hadi, Metodologi Resaerch (Yogyakarta: Andi Offset,1983), h. 49.

Page 19: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Ibu Dra. Hj. Misliyati selaku Seksi Bimbingan dan Pelatihan serta

Da’i (Pembina) yang melaksanakan aktivitas dakwah, yakni Ustdz.

Ramlan Nuzul S.Ag dan Ustdz. Bahruddin Hanaffi S.Th.I.

b. Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah “penyelidikan yang ditujukan pada

penguraian dan penjelasan apa yang telah lalu menjadi sumber-sumber

documenter”.8

Lexy. J Moleong menuliskan “dokumentasi itu berasal dari kata

dokumen, yang berarti barang-barang tertulis di dalam penelitian

melalui dokumentasi, peneliti berusaha menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, data jurnal, notulen, anggaran dana

pendidikan dll”.9

Dalam hal ini penulis mengambil data dari dokumen, yang berupa

buku-buku, diktat, jurnal serta yang terkait dengan objek peneliti.

c. Observasi.

Observasi adalah “proses pengambilan data yang dilakukan dengan

cara pengamatan secara sistematik terhadap obyek yang diteliti,

artinya disengaja dan terencana, bukan kebetulan melihat sepintas”.10

Dalam hal ini peneliti mengambil data dengan cara pengamatan

terhadap obyek yang diteliti berupa aktivitas dakwah dalam

8 Insiklopedi Indonesia (Jakarta: Penerbitan Baru Van Hauve, 1980), h. 849.

9 Lexy. J Moleong, metodelogi penelitian kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,

2002), Cet ke-13, h. 133. 10 Winarno Surahmad, Pengantar Metodologi Ilmih (Bandung: Tarsito, 1982), h. 132.

Page 20: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

pembinaan mantan wanita tuna susila di Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya Kedoya.

3. Teknik Analisis Data

Setelah medapatkan data yang sudah terkumpul, kemudian

dianalisis dan diinterpretasikan. Adapun metode yang peneliti pakai dalam

menganilis data adalah deskriptif, yaitu melaporkan data dengan

menerangkan dan memberikan gambaran mengenai data yang telah

terkumpul secara apa adanya kemudian data tersebut disimpulkan, di

samping itu peneliti merujuk pada teori Bogdan dan Biklen di dalam

Meleong, yaitu mengemukakan bahwa analisis data kualitatif adalah

“upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,

mengorganisasikan dalam memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola, mensintesiskannya, mencari data dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan

apa yang didapat lalu diceritakan kepada orang lain”.11

E. Tinjauan Pustaka

Menurut pengamatan peneliti sudah ada penelitian di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya yang di tulis oleh Abdul Syukur, Jurusan:

Manajemen Dakwah dengan Judul Skripsi “Aplikasi Manajemen Pembinaan

Mental Agama Pekerja Seks Komersial (PSK) di Panti Sosial Bina Karya

11

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004), Cet ke 20, h. 248.

Page 21: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat” dan Muhammad Anwar

Jurusan PMI dengan judul Skripsi “Upaya Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulia dalam Menanggulangi Penyandang Masalah Kesejahteraan

Sosial (PMKS) di Kelurahan Kedoya Jakarta Barat”. Selanjutnya dari jurusan

Bimbingan Penyiaran Islam (BPI) dengan judul “Bimbingan Vocational

Dalam Pemilihan Profesi Bagi Warga Binaan Sosial di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya.

Dari tinjauan di atas peneliti melihat bahwa belum ada bahasan atau

penelitian tentang bagaimana Aktivitas dan metode dakwah yang diterapkan

oleh panti sosial bina karya wainta harapan mulya kedoya. Oleh karena itu

peneliti melakukan penelitian dalam pembahasan aktivitas dakwah dalam

pembinaan mantan wanita tuna susila di panti sosial bina karya wanita harapn

mulya kedoya.

F. Sistematika Penulisan

Secara sistematika, peneliti membagi penulisan skripsi ini ke dalam lima

bab yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang di awali latar belakang masalah, pembatasan

dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian,

tinjauan pustaka dan sisitematika penulisan.

Bab II landasan teoritis dakwah di Panti Sosial yang terdiri dari,

Pengertian Dakwah, unsur-unsur dakwah, Pembinaan Mantan wanita tuna

Page 22: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

susila di Panti Sosial, Pengertian Pembinaan, Mantan wanita tuna susila, Panti

Sosial, pembinaan mantan wanita tuna susila di Panti Sosial.

Bab III gamabaran umum Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Kedoya Jakarta Barat yang terdiri dari, sejarah berdiri, visi dan misi,

latar belakang dan tujuan, peran dakwah panti sosial.

Bab IV Dakwah dalam pembinaan mantan wanita tuna susila di Panti

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat yang terdiri

dari, sistem dan metode pembinaan, sarana pembinaan, tujuan dan sasaran

pembinaan.

Bab V penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran-saran

Page 23: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB II

LANDASAN TEORITIS

C. Dakwah di Panti Sosial

1. Pengertian Dakwah

Dakwah secara bahasa (Etimologi) berasal dari kata bahasa arab

da’a-yad’u_da’watan yang berarti menyeru, memanggil, mengajak dan

menjamu.12

Menurut Toha Umar Yahya, definisi dakwah ialah “mengajak

manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan

perintah Allah untuk kemaslahatan dan kebahagiaan umat manusia di

dunia dan di akhirat”.13

Sedangkan menurut H.M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah

menyatakan “dakwah adalah suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk

lisan, tulis dan tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar

dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individu

maupun secara kelompok agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian

kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengalaman terhadap agama sebagai

pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa unsur paksaan”.14

Selain pengertian dakwah di atas U.S.M Nasrudin Latif mengartikan

dakwah adalah “usaha atau aktivitas dengan lisan atau tulisan dan lainnya

12

Ahmad Sya’bi, Kamus Al-Qalam (Surabaya: Halim Surabaya, 1997), h. 60. 13

Toha Yahya Umar, Ilmu Dakwah (Jakarta: Wijaya, 1983 ), Cet. ke-3, h. 1. 14

H. M Arifin, Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bulan Bintang, 1977),

h.17.

11

Page 24: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

yang bersikap menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya untuk

beriman dan mentaati Allah SWT sesuai dengan garis-garis aqidah dan

syariat serta akhlak islamiah”.15

Dari definisi para ahli di atas penulis menyimpulkan bahwa dakwah

merupakan sebuah bentuk kegiatan manusia berupa seruan maupun ajakan

untuk menyebarkan ajaran-ajaran Islam, dengan tujuan agar manusia dapat

menjalankan kehidupan dengan baik dan benar sesuai dengan perintah-

perintah Allah yang telah digariskan dalam Al-Quran dan As-sunah.

2. Unsur-Unsur Dakwah

Untuk dapat memahami apa yang dimaksud dengan dakwah, maka

selain beberapa definisi dakwah yang telah dibahas sebelumnya, ada

bebarapa unsur dakwah yang akan diuraikan guna memberikan

pemahaman yang lebih baik lagi tentang dakwah. Diantaranya unsur-unsur

yang terdapat dalam dakwah meliputi da’i, mad’u, maddah, washillah,

thariqoh, dan atsar.

Berikut adalah uraian dan penjelasan mengenai unsur-unsur dakwah

tersebut:

a. Da’i (Pelaku Dakwah/ Subjek Dakwah)

Da’i secara etimologis berasal dari bahasa arab, ”bentuk isim fail

(kata menunjukan pelaku) dari asal kata da’wah (da’awa) artinya orang

yang melakukan dakwah. Sedangkan secara terminologis da’i yaitu

15 H. M Arifin, Teori dan Peraktek Dakwah Islamiyah (Jakarta: Parma Data), h.11.

Page 25: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

setiap muslim yang berakal mukallaf (aqil baligh) dengan kewajiban

dakwah”.16

Subjek dakwah dapat seseorang atau sekelompok bahkan institusi

(organisasi), dapat dikaji dari sudut pandang Islam17 Da’i adalah

”panutan bagi masyarakat, setiap gerak langkah, tutur kata, prilaku,

dan kehidupan kesehariannya senantiasa diperhatikan umat.18 jadi da’i

merupakan orang yang melakukan dakwah.19

Dari pengertian da’i di atas penulis menarik kesimpulan bahwah

da’i adalah seseorang atau sekelompok orang yang menyampaikan

atau mengajak kepada hal kebenaran, baik dengan lisan maupun

tulisan ataupun perbuatan .

b. Mad’u (objek dakwah)

Mad’u adalah masyarakat yang menjadi sasaran dakwah atau

manusia yang diajak untuk kejalan Allah. Secara sesungguhnya yang

menjadi sasaran dakwah adalah seluruh umat manusia baik individu

maupun kelompok, baik yang sudah beragama Islam maupun non

Islam. Masdar Helmy meninjau objek dakwah dari berbagai segi antara

lain:

1) Jenis kelamin, manusia terdiri dari laki-laki dan wanita.

2) Umur, manusia terdiri dari anak-anak pemuda dan dewasa

seterusnya orang tua.

16

H.M. Idris Shomad, Diktat Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Jakarta: 2003), h. 6. 17

Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997), h. 33. 18

Cahyadi Takawirawan, Yang Tegar di Jalan Dakwah ( Yohyakarta : Talenta tt), h. 65. 19 Hadiyah Salim, Terjemahan Muktarul Hadis (Bandung, Al-Maarif, 1997), h. 53

Page 26: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

3) Pendidikan, masyarakat itu terdiri dari orang-orang yang

berpendidikan rendah dan tinggi.

4) Geografis, masyarakat itu terdiri dari masyarakat desa dan kota.

5) Tugas pekerjaan, masyarakat terdiri dari petani, pedagang, pegawai

dan seniman.

6) Ekonomis, masyarakat itu terdiri orang yang kaya, orang miskin,

orang yang cukupan.20

c. Maddah (materi dakwah)

Materi dakwah adalah masalah isi pesan atau materi yang

disampaikan da’i pada mad’u. Adapun isi materi dakwah yaitu segala

sesuatu yang berkaitan dengan ajaran-ajaran Islam.21

Pada dasarnya materi dakwah Islam tergantung pada tujuan

dakwah yang hendak dicapai. Namun secara global dapatlah dikatakan

bahwa materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal pokok

yaitu :

1) Masalah keimanan (aqidah).

2) Masalah keislaman (syariah).

3) Masalah budi pekerti (akhlakul karimah).22

d. Wasilah (media dakwah)

Media dakwah adalah peralatan yang dipergunakan untuk

menyampaikan materi dakwah, pada zaman modern seperti saat ini

20

Masdar Helmy, Dakwah Dalam Alam Pembangunan (Semarang CV. Toha Putra,

1973), hal. 59-61. 21

Ibid., h. 94. 22

Asmuni Syukir, Dasar-Dasar Strategis Dakwah (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 60.

Page 27: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

biasanya alat tersebut adalah televisi, radio, kaset rekaman, majalah,

surat kabar, internet dan berbagai alat atau media lainya.

Hamzah Ya’qub membagi washilah dakwah menjadi lima macam,

yaitu lisan, tulisan, lukisan, audio, visual, dan akhlak:

a) Lisan, inilah wasilah dakwah yang paling sederhana yang

menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan wasilah ini dapat

berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dan

sebagainya.

b) Tulisan, buku majalah, surat kabar, surat menyurat, spanduk, flash-

card, dan sebagainya.

c) Lukisan, gambar, karikatur, dan sebagainya.

d) Audio visual, yaitu alat dakwah yang merangsang indra pendengaran

atau pengliharan dan kedua-duanya, televisi, film, slide, ohap,

internet, dan sebagainya.

e) Akhlak, yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran

Islam dapat dinikmati serta didengarkan oleh mad’u.23

e. Thariqoh (metode dakwah)

Metode dalam ”bahasa Yunani (Methodos) berarti cara atau jalan,

dalam bahasa Arab disebut Uslub atau Tahariqah (Thuruq) yang berarti

jalan atau cara. Metode bisa dikaitkan dengan tujuan tertentu yang akan

23 Muh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Prenada Media, 2004), h. 120.

Page 28: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

dicapai, karena metode berarti jalan yang ditempuh dalam rangka

mencapai tujuan tertentu”.24

Disamping itu metode dakwah merupakan ilmu tentang tata cara

berdakwah hal ini menyangkut pada masalah bagaimana dakwah itu

harus disampaikan. Tindakan-tindakan atau kegiatan dakwah yang telah

dirumuskan efektif bilamana dilaksanakan dengan mempergunakan cara-

cara yang tepat.

Dalam Al-Quran dinyatakan bahwa metode dakwah mencakup tiga

hal, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah An-Nahl/16: 125

berikut:

������ ���� ������ ������ ���☺���������� ��� �"#�☺�$���% ���&'(������ ) *,�$�-.�/�% 0123$���� 4��5 6'(78%9 � :;�� ��<��� �#=5 >*?7%9 6�☺�� :�'@ 6� A�9������� ) �#=5�% >*?7%9 �BC�-�D7,☺�$���� E@F�

”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk.”

Dari ayat di atas menuliskan bahwa metode meliputi tiga bagian,

yakni Al-hikmah, Mauidhaah Hasanah, Mujadalah Billati hiya ahsan.25

Berikut penjelasan dari ketiga bagian metode dakwah:

1) Al-Hikmah

24

Ibid., Shomad. Diktat Perkuliah Ilmu Dakwah (UIN Jakarta: 2003), h. 28. 25

M Husain Fadiah, Metode dakwah Dalam Al Quran, (Jakarta: Lentera 1997), Cet ke-1

Hlm 40.

Page 29: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Secara bahasa hikmah ”berasal dari kata (h-k-m) dan, kedalam

bahasa Indonesia, mempunyai padanan yang cukup banyak, hal ini

sangat bergantung pada harkat (bacaan) yang dipakai. Kalau dibaca

(hakama), artinya; ”menetapkan, memutuskan, membahas, dan lain-

lain”. Kalau dibaca (hakuma), artinya bijaksana, kebijaksanaan”.26

Selain dari pengertian di atas, Ahmad Mustofa Al Maraghi

mengatakan bahwa ”hikmah adalah perkataan yang tegas yang

disertai dengan dalil-dalil yang memperjelas kebenaran dan

menghilangkan keraguan”. Nasarudin Razak pun mengartikan

hikmah itu adalah karuni Allah terhadap seorang hamba Allah

berupa kemampuan menangkap sesuatu secara ilmiah dan

falsafati”.27

Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa metode

dakwah bil-hikmah seruan atau ajakan kejalan Allah dengan

perkataan yang tegas dan perlakuan yang bijaksana.

2) Mauidhaah hasanah

Secara bahasa, “mauidzoh hasanah terdiri dari dua kata,

mauidzoh dan hasanah. Kata mauidzhoh berasal dari kata wa’adza-

ya’idzu, wa’dzan-idzatan yang berarti; Nasihat, bimbingan,

pendidikan dan peringatan, sementara hasanah merupakan kebaikan

dari sayyiah yang artinya kebaikan lawannya kejelekan”.28

26

Ibid., Aziz, Ilmu Dakwah, h. 126 27

Ibid., Aziz, Ilmu Dakwah, h.157-158. 28

Lois Ma’luf, Munjid fi al-Lugah wa A’lam (Beirut: Dar Fikr.1986) h. 907, Ibnu

Mandzur, Lisan al-Arab, Jilid VI (Beirud: Dar Fikr, 1990) h. 466.

Page 30: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Muh. Ali aziz menyatakan bahwa mauidhaah hasanah adalah

nasihat atau pengajaran yang baik yang dapat diberikan pada

masyarakat luas. ia dapat dilaksanakan dalam lembaga-lembaga

formal seperti lembaga pendidikan dan sebagainya.29

3) Mujadalah.

Dari segi etimologi (Bahasa) “lafazh mujadalah terambil dari

kata “jadala” yang bermakna memintal, melilit. Apabila ditambahkan

alif pada huruf jim yang mengikuti wajan Faala, “jaa dala” dapat

bermakna berdebat, dan “mujadalah” perdebatan”.30

Al-mujadallah pun dapat dikatakan berupa ”dakwah dengan

cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-

baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan dan tidak pula

dengan menjalankan yang menjadi sasaran dakwah”.31 Sedangkan

menurut Dr. Sayyid Muhammad Thantawi ialah “suatu upaya yang

bertujuan untuk mengalahkan pendapat lawan dengan cara

menyajikan argumentasi dan bukti yang kuat”.32

29

Ibid., Aziz, Ilmu Dakwah, h. 137 30

Dedeh Mahmudah, “Efektifitas Dakwah Mauidzoh Hasanah Terhadap Prilaku Santri Putra di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi” (Skripsi S1 Fakultas Dakwah dan Komunikasi,

Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008), h. 10. 31

Ibid, Ali Aziz, Ilmu Dakwah, h. 136. 32

Sayyid Muhammad Thantawi, Adab al-Hiwar Fil Islam, Dar al-Nahdhah, Mesir,

diterjemahkan oleh Zuhaeri Misrawi dan Zamroni Kamal (Jakarta: Azan, 2001), cet. Ke-1, pada

kata pengantar.

Page 31: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Sedangkan Hasanudin dalam bukunya ”Hukum Dakwah Ditinjau

Dari Aspek Hukum Dalam Berdakwah di Indonesia” menyatakan ada

beberapa metode dakwah diantaranya adalah:

a. Metode ceramah: Yaitu suatu tehnik atau metode dakwah yang

banyak diwarnai oleh ciri karakteristik bicara oleh seorang da’i pada

suatu aktivitas dakwah. Ali Aziz menuliskan bahwa metode ceramah

dimaksudkan untuk menyampaikan keterangan, petunjuk,

penjelasan, pengertian, penjelasan tentang suatu masalah di hadapan

banyak orang.33

b. Metode tanya jawab: Adalah penyampaian materi dakwah dengan

cara mendorong sasarannya (objek dakwah) untuk menyatakan

sesuatu masalah yang dirasa belum dimengerti dan da’i sebagai

penjawabnya.

c. Debat/ diskusi: Metode debat pada dasarnya mencari kebenaran

bukan kemenangan dalam arti menunjukan kebenaran dan kehebatan

Islam. Metode ini dimaksudkan untuk merangkai objek dakwah

dalam berfikir dan mengeluarkan pendapatnya serta ikut

menyumbang dalam suatu masalah agama yang terkandung banyak

kemungkinan jawaban.34

d. Percakapan antar pribadi atau (individual conference) adalah

percakapan bebas antara seorang da’i dengan individu-individu

sebagai sasaran dakwahnya.

33

Ibid., Aziz, Ilmu Dakwah, h. 167 34 Ibid., Aziz, Ilmu Dakwah, h. 172

Page 32: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

e. Metode peragaan. Suatu metode dakwah dimana seorang da’i

memperlihatkan suatu contoh yang baik terhadap muridnya dalam

rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Misalnya, memperagakan

cara sholat.35

f. Atsar (tujuan dakwah)

Suatu aktifitas atau usaha dan kegiatan memiliki tujuan, tujuan

adalah salah satu usaha yang dilakukan untuk mencapai maksud yang

diinginkan. Tujuan proses dakwah merupakan penentu sasaran strategis

dan langkah-langkah operasional dakwah selanjutnya. Dakwah memiliki

empat batasan yaitu hal yang hendak dicapai, jumlah atau kadar yang

diinginkan, kejelasan yang dicapai dan ingin di tuju.36

Toto Tasmara dalam bukunya ”Komunikasi Dakwah” berpendapat

bahwa ”Tujuan dakwah adalah untuk menegakkan ajaran agama kepada

setiap insani baik individu maupun masyarakat sehingga awam tersebut

mampu mendorong suatu perbuatan yang sesuai dengan ajaran Islam”.37

Jika kita pahami lebih dalam, setiap kegiatan atau aktifitas pastinya

memiliki tujuan dengan demikian dakwah juga memiliki beberapa tujuan

yaitu:

1) Menunaikan Amanat.

2) Menegakkan Hujjah dan dalil-dali kebenaran.

35

Hasanudin, Hukum Dakwah Ditinjau Dari Aspek Hukum Dalam Berdakwah di

Indonesia (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), cet ke-1, h. 61. 36

Muhammad Sayyid Al Wakil, Prinsip dan Kode etik Dakwah (Jakarta: Akademi

Prassindo,2002), h. 8-9. 37 Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah (Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997), h. 47.

Page 33: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

3) Menyelamatkan umat dari kehancuraan.38

3. Pengertian Dakwah di Panti Sosial

Menurut Didin Hafifuddin dalam bukunya Dakwah Aktual

mengatakan bahwa aktifitas dakwah adalah “salah satu kegiatan kerja yang

dilakukan di setiap bagian, atau suatu proses yang berkesinambungan yang

ditangani oleh para pengemban dakwah untuk mengubah sasaran dakwah

agar bersedia masuk ke jalan Allah SWT dan secara bertahap menuju

kehidupan yang islami”.39

Dari pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa aktifitas

dakwah adalah merupakan aktivitas keagamaan yang di dalamnya

mengandung seruan atau ajakan kepada keinsafan atau usaha mengubah

situasi yang buruk kepada situasi yang lebih baik dan sempurna, baik

terhadap pribadi maupun masyarakat.

D. Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila di Panti Sosial

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan berasal dari “bahasa Arab “bina” yang berarti bangun,

bentuk. Setelah dilakukan ke dalam bahasa Indonesia, jika diberi awalan

“pe” dan akhiran “an” maka menjadi pembinaan, mempunyai arti

pembaharuan, penyempurnaan usaha, tindakan dan kegiatan yang

dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil

38

Ibid, Sayyid Al Wakil, h. 103-105. 39 Didin Hafifuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999), Cet ke-1, h. 14.

Page 34: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

yang lebih baik”.40

Sedangkan Pembinaan menurut Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer “adalah proses membina, membangun atau

menyempurnakan, upaya mendapatkan sesuatu yang lebih baik”.41

Dari segi terminologi arti kata “pembinaan” mempunyai dua arti

yaitu:

a. Pembinaan adalah segala upaya pengelolahan berupa merintis,

meletakan dasar, melatih, membisakan, mengarahkan serta

mengembangkan kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan,

mewujudkan manusia dengan mengadakan dan menggunakan segala

dana dan daya yang dimiliki.42

b. Pembinaan adalah suatu upaya kegiatan yang terus menerus untuk

memperbaiki, meningkatkan, menyempurnakan, mengarahkan dan

mengembangkan kemampuan untuk mencapai tujuan agar sarana

pembinaan mampu menghayati dan mengamalkan ajaran Islam sebagai

pola kehidupan sehari-hari baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,

maupun kehidupan sosial masyarakat.

Menurut Majid Al-Halali dalam bukunya 38 Sifat Generasi

Unggulan, pembinaan adalah ”membangun dan mengisi akal dengan ilmu

40

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesi, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1997), cet ke-9, h. 117. 41

Peter Salim dan Yeni,, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Jakarta: Modern

English, 1991), h. 119. 42 BP4, Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera (Jakarta: 1989), h. 3.

Page 35: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

yang berguna, mengarahkan hati lewat berbagai zikir dan menguatkan

lewat intropeksi diri”.43

Dari pengertian yang dikemukan para ahli tentang pembinaan maka penulis akan mencoba

menggabungkan dari pendapat yang ada dan menyimpulkan, pembinaan itu ialah usaha yang dilakukan secara

sadar, berencana, teratur dan terarah, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan anak dengan

tindakan pengarahan dan pengawasan untuk tujuan yang diharapkan.

2. Mantan Wanita Tuna Susila

Sebelum adanya istilah Pekerja Sek Komersil (PSK) di Indonesia

oleh Pemerintah di perkenalkan istilah Wanita Tuna Susila (WTS) bagi

kaum pelacur pengguna istilah ini menunjukan bahwa pelacuran hanya

dilihat dari aspek “kesusilaan” dan hanya ditujukan pada perempuan yang

menjadi “pelacurnya” tetapi tidak pada lelaki “germo” atau konsumen

yang mengunakan jasa mereka.

Penggunaan istilah Pekerja Seks Komersil (PSK) selalu berkembang

dari masa ke masa, maka banyak istilah-istilah yang digunakan dapat

diartikan denghan wanita publik, pelacur, lonte dan pekerja seks komersial

yang mengandung pengertian sama. Wanita yang bermata pencaharian dari

praktek pelacuran disebut dengan PSK, pelacur atau wanita tuna susila,

tuna susila diartikan sebagai kurang beradap karena keroyalan reaksi

seksnya, dalam bentuk penyerahan diri pada banyak laki-laki untuk

pemuasan seksualnya, dan mendapatkan imbalan jasa atau uang bagi

pelayanannya. Tuna susila juga diartikan sebagai “salah tingkah, tindak

43

Majid Al-Halali, 38 Sifat Generasi Unggulan (Jakarta: Bumi Aksara 1998), cet ke-1, h.

17.

Page 36: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

susila, atau gagal dalam menyesuaikan diri terhadap norma-norma

susila”.44

3. Panti Sosial

Panti Sosial “adalah unit melaksanakan teknis di lingkungan

Departemen Sosial yang memberi pelayanan kesejahteraan sosial yang

berada di bawah tanggung jawab langsung kepada kepala kantor wilayah

Departemen Sosial (KEPMEN 22/HUK/Tgl.22.April. 95)”.45

Salah satu misi Dinas Sosial Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah

dalam usaha kesejahtraan sosial di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yaitu

didirikannya Panti Sosial.

Panti Sosial adalah unit pelaksanaan teknis di lingkungan Dinas

Sosial dalam memberikan pelayanan dan bantuan sosial kepada

penyandang masalah PMKS (Penyandang Masalah Kesejahtraan Sosial)

warga DKI Jakarta. 46

4. Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila di Panti Sosial

Sebagaimana yang telah digaris bawahi oleh Dinas Sosial DKI

Jakarta bahwa tugas Panti Sosial adalah memberikan pelayanan dan

bantuan sosial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

44

Kartini Kartono, Patologi Sosial (Jakarta: CV Rajawali Pers), Edsi I, Cet ke-4, h. 177 45 Departemen Sosial Republik Indonesia (Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi

Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jak-Tim), 2002, h. 1. 46 Lintas Informasi Panti Sosial (Jakarta: Dinas Sosial DKI Jakarta. 2000), h. 27.

Page 37: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Adapun pembinaan terhadap mantan wanita tuna susila di panti

sosial meliputi:

a. Penanganan melalui pembinaan fisik kepada para warga binaan sosial

dengan memberikan latihan-latihan fisik yang meliputi olah raga,

b. Penanganan melalui pemeriksaan kesehatan kepada para warga binaan

sosial dilakukan dengan memberikan penyuluhan kesehatan dan juga

pelayanan kesehatan yang optimal kepada para warga binaan sosial

dari rumah sakit dan pusat kesehatan masyarakat panti tersebut.

c. Penanganan melalui bimbingan sosial kepada para warga binaan sosial

yaitu, mording meeting yang dilakukan setiap pagi tujuan ini untuk

menjalin rasa kebersamaan, kepedulian, keterbukaan, kedisiplinan, dan

tanggung jawab antara sesama warga binaan sosial.

d. Penanganan melalui bimbingan psikologis kepada para warga binaan

sosial dilakukan dengan membantu mereka dalam menyelesaikan

masalah dan juga membantu dalam mengubah persepsi, pola pikir dan

tingkah laku para warga binaan sosial.

e. Penanganan melalui bimbingan kadarkum (kesadaran hukum) kepada

para warga binaan sosial dengan memberikan pengertian kepada

mereka bahwa apa yang mereka lakukan tersebut adalah melanggar

hukum, baik negara dan agama. Hal ini dilakukan dengan metode

diskusi dan hanya perkelompok saja.

f. Penanganan melalui perpustakaan dan rekreasi/ kesenian kepada para

warga binaan sosial dengan membiasakan kebiasaan membaca sebagai

Page 38: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

penambah pengetahuan para warga binaan sosial yang notabenenya

sebagian besar dari warga binaan sosial, sepereti: menyanyi, membuat

dan membaca puisi, dan lain-lain. Penampilan mereka sering

dipentaskan dalam acara-acara peringatan hari-hari besar keagamaan

dan nasional sepereti Isra Mi’raj, 17 Agustusan dan lain-lain.

g. Penanganan melalui bimbingan mental keagamaan kepada para warga

binaan sosial dengan memberikan kegiatan-kegiatan berupa: Ceramah

agama Islam, muhasabah dan membaca surat yasin bersama-sama,

sholawat Rosulullah SAW.

h. Penanganan melalui pelatihan keterampilan praktis seperti: Tata boga,

menjahit, menyusun hantaran (Parcel), tata rias dan beby sitter.47

47 Brosur, Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya, 2008.

Page 39: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB III

GAMABARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA

HARAPAN MULYA KEDOYA JAKARTA BARAT

E. Sejarah Berdiri

Pelayanan bidang kesejahteraan sosial merupakan tanggung jawab

Pemerintah. Setelah Indonesia dilanda badai krisis moneter sejak tahun 1998

beban Pemerintah Propinsi DKI Jakarta semakin berat dirasakan. Sebagai

Ibukota Negara dan barometer perekonomian bangsa, Jakarta menjadi tujuan

utama warga masyarakat dari daerah dan propinsi lain yang mencoba

mengadu nasib. Sebahagian besar warga masyarakat pendatang tersebut tidak

mempunyai bekal keterampilan kerja dan pendidikan yang memadai, sehinga

tidak mampu bersaing, akhirnya menambah beban Ibukota yang sudah padat,

yang salah satu diantaranya adalah wanita tuna susila jalanan, sebagai

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

Atas dasar penilaian tersebut Pemerintah Daerah khusus Ibukota Jakarta

melalui Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahtraan Sosial Propinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta membangun dan mendirikan sebuah panti dengan

nama “Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya”, yang

beroprasional mulai bulan januari 2002. (sesuai surat keputusan Gubernur

Kepala Daerah khusus Ibukota Jakarta No. 3622/2001).48

48 Brosur, Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya. 2008.

27

Page 40: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Dasar hukum didirikannya Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya berdasarkan pada:

a. Undang-undang no. 6 tahun 1947, tentang ketentuan-ketentuan pokok

kesejahteraan sosial.

b. Peraturan daerah no. 3 tahun 2001, tentang bentuk susunan organisasi dan

tata kerja perangkat daerah dan sekretariat DPRD Propinsi DKI Jakarta.

c. Serat keputusan no. 41 tahun 2002, tentang organisasi dan tata kerja.

d. Surat keputusan Gubernur no. 163/2002, tentang pembentukan organisasi

dan tata kerja UPT di lingkungan Dinas Bina Mental, Spiritual dan

Kesejahtraan Sosial Propinsi DKI Jakarta.49

Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya memiliki luas tanah

24678 m2. dengan perincian sebagai berikut: bangunan kantor dan aula

(360m2), bangunan gedung workshop (260 m2), gedung poliklinik (168 m2),

gedung identifikasi (198 m2), gedung asrama (448 m2), gedung pos jaga (20

m2), gedung musholla (100 m2), gedung dapur (260 m2), dan rumah dinas

(108 m2).50

Sehubungan dengan peraturan daerah no. 3 tahun 2001 tentang bentuk

susunan organisasi dan tata kerja perangkat daerah dan sekretariat DPRD

Propinsi DKI Jakarta berikut adalah bagan susunan Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya Kedoya.

49

Ibid. 50 Laporan Kegiatan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya, 2007.

Page 41: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI

PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA HARAPAN MULYA KEDOYA

JAKARTA BARAT

TAHUN 2008.51

Seksi

Penjangkauan

Seksi

pendekatan

Seksi

Penerimaan

Seksi

Asesmen

Seksi

Pembinaan

Seksi

Penyaluran

Seksi Bina

Lanjut

Seksi

Terminasi

51

Wawancara Pribadi, dengan H. Haris, selaku SUBBAG Tata Usaha Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya, Jakarta 26 agustus 2008.

H. Ahmad S KEPALA PANTI

Drs. Djalu Sugiarto Msi SEKSI PENYALURAN DAN

BINA LANJUT

T. Syahrul SH SEKSI IDENTIFIKASI

DAN ASESMEN

H. Haris. S.Sos SUBBAGIAN

TATA USAHA

Dra. H. Misliyati SEKSI BIMBINGAN

DAN PELATIHAN

SUBKELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 42: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

F. Visi dan Misi

1. Visi

Terentasnya wanita tuna susila warga binaan sosial panti ke dalam

kehidupan yang lebih layak, manusiawi, normatif, produktif dan mandiri.

2. Misi

1. Menyelenggarakan pelayanan resosialisasi dalam rangka

menumbuhkan kemauan dan kemampuan warga binaan sosial untuk

kembali dalam kehidupan bermasyarakat secara normatif.

2. Menyelenggarakan bimbingan, pelatihan keterampilan dalam rangka

memulihkan dan mewujudkan kemandirian.

3. Menyelenggarakan penyaluran dan bina lanjut.

4. Menjalin keterpaduan, koordinasi dan kerja sama lintas sektor dalam

pelayanan resosialisasi.52

G. Latar Belakang dan Tujuan

Pada dasarnya pelaksanaan penanganan masalah tuna susila tidak

terlepas dari keberadaan manusia. Masalah ini sudah ada sejak adanya

manusia. Kompleksnya permasalahan tuna susila serta dalam beberapa hal

terdapat masalah yang kontradiktif, menyebabkan sulitnya mencari alternative

penanganan. Hal ini dapat diketahui antara lain di satu pihak kegiatan tindak

tuna susila dianggap perlu untuk diberantas, akan tetapi di pihak lain hukum

“permintaan” dan “penawaran” nampaknya cukup memberi peluang untuk

52

H. Syrifuddin Mahfudz, Laporan Pertanggung Jawaban Pola Pelayanan Resosialisasi

Wanita Tuna SusilaPada Panti Sosial Bina Karya Wanita Garapan Mulia Kedoya Dinas Bintal

dan Kesos Propinsi DKI Jakarta ( Jakarta, 2003), h. 38.

Page 43: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

tumbuhnya kegiatan tindak tuna susila tersebut. Berbagai upaya terus

dilakukan oleh pemerintah baik yang bersifat preventif, represif, rehabilitatif

dan pelayanan resosialisasi dengan menggunakan pola pembinaan dalam

panti.

Atas dasar pemahaman tersebut, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta

melalui Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial telah

membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulia Kedoya yang menyelenggarakan pelayaan resosialisasi bagi

wanita tuna susila hasil penertiban sebagai upaya pemulihan harkat, martabat,

kepercayaan, dan harga diri wanita tuna susila sehingga diharapkan dapat

kembali menjadi warga masyarakat yang hidup secara layak, manusiawi,

normatif, produktif dan mandiri.

Adapun tujuan didirikannya Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulia Kedoya sebagai pedoman pelaksanaan dan menciptakan satu kesamaan

persepsi dalam penyelenggaraan pelayanan sosialisasi terhadap wanita tuna

susila oleh petugas panti.53

H. Peran Dakwah

Panti Sosial Bina Kara Wanita Harapan Mulia Kedoya merupakan Unit

pelaksana teknis Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahteraan Sosial

Propinsi DKI Jakarta yang berperan dalam memberikan pelayanan

resosialisasi terhadap wanita tuna susila dengan maksud tujuan agar terbina

53 Ibid., h. 1-3.

Page 44: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

dan berkembangnya tata kehidupan dan penghidupan warga binaan sosial

yang diliputi pulihnya kembali rasa harga diri, kepercayaan diri, memiliki

kembali konsep diri, tanggung jawab sosial serta berkemauan dan

berkemampuan melaksanakan fungsi sosialnya dalam kehidupan

bermasyarakat.

Adapun kegiatan pelayanan resosialisasi wanita tuna susila yang

dilaksanakan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia Kedoya

meliputi 8 (delapan) tahap kegiatan, yaitu:

1. Tahap Penjangkauan Sosial

Penjangkauan sosial adalah rangkaian kegiatan yang mempertemukan

kepentingan pelayanan antara lembaga dengan calon warga binaan sosial.

Kegiatan penjangkauan sosial ini merupakan proses kontak awal yang

dilakukan melalui suatu mekanisme penerimaan calon warga binaan sosial.

Penjangkauan sosial pada Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia

Kedoya meliputi:

a. Rujukan dari Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya (PSBI).

Wanita tuna susila rujukan dari PSBI Bangun Daya merupakan hasil

penertiban yang dilakukan oleh Dinas Bintal Kesos bekerja sama

dengan unsur/instansi terkait. Setelah melalui peroses seleksi di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya, mereka dirujuk untuk mendapatkan

pelayanan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia Kedoya.

Page 45: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

b. Pendekatan sosial oleh petugas panti.

Pendekatan sosial oleh petugas panti (pekerja sosial) dilakukan secara

terpadu dengan beberapa instansi terkait pada tempat-tempat tindak

tuna susila atau tempat-tempat yang diduga rawan terjadi tindak tuna

susila, seperti penginapan, panti-panti pijat, warung remang-remang,

taman dan tempat-tempat umum lainnya.

c. Penyerahan dari masyarakat atau lembaga/instansi terkait.

Calon warga binaan sosial berasal dari penyerahan masyarakat atau

lembaga atau instansi terkait, yang secara kebetulan atau sengaja

menemukan wanita tuna susila yang tertarik untuk mengikuti kegiatan

pembinaan di dalam Panti.

d. Penyerahan diri secara sukarela.

Penyerahan diri secara sukarela dilakukan melului kegiatan pendekatan

sosial sehingga para wanita tuna susila termotivasi dan mau datang

melakukan penyerahan diri secara sukarela guna mengikuti pembinaan

di dalam panti.

Untuk mengikuti kegiatan pembinaan, calon warga binaan sosial

harus memenuhi persyaratan sebagi berikut:

a. Memiliki identitas yang jelas.

b. Sehat jasmani dan rohani.

c. Rekomendasi atau surat pengantar dari dinas, bagi yang bersal dari

penyerahan masyarakat, lembaga lain atau penyerahan diri secara

sukarela.

d. Bersedia mengikuti program bimbingan dan pelatihan.

Page 46: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

2. Tahap Pendekatan Awal

Pendekatan awal merupakan kegiatan kontak awal yang dilakukan

untuk menjalin relasi professional dengan calon warga binaan sosial.

Kegiatan ini terdiri dari:

a. Motivasi terhadap warga binaan sosial.

Kegiatan ini ditujukan untuk menumbuhkan kemauan dan kemampuan

dalam diri warga binaan sosial agar mau berpartisipasi dan menerima

program pelayanan yang dilaksanakan di panti. Pelaksanaan kegiatan

motivasi ini dilakukan dengan pendekatan perseorangan dan

pendekatan kelompok dalam bentuk kegiatan kelompok. Motivasi juga

diberikan kepada keluarga binaan sosial dalam bentuk komunikasi,

konsultasi, pemberian informasi dan penerimaan kunjungan keluarga

warga binaan sosial.

b. Orientasi dan Konsultasi.

Kegiatan orientasi dan konsultasi dilakukan agar calon WBS

memperoleh gambaran awal tentang situasi dan pelayanan yang ada

pada panti serta untuk mengetahui lebih awal permasalahan yang

dihadapi calon warga binaan tersebut. Dalam kegiatan ini dilakukan

pengenalan tentang tugas-tugas panti, tujuan pembinaan dan

bagaimana proses pembinaan di dalam panti tersebut dilaksanakan.

c. Seleksi

Seleksi merupakan kegiatan pengelompokan/pemilahan calon warga

binaan sosial yang memenuhi persyaratan untuk dapat menjadi warga

Page 47: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

binaan sosial definitive panti dan dapat mengikuti kegiatan pelayanan

yang diberikan.

3. Tahap Penerimaan

Tahap ini merupakan proses penerimaan warga binaan sosial untuk

diterima secara definitive di panti, meliputi:

a. Registrasi.

Registrasi merupakan kegiatan pendaftaran sebagai rangkaian kegiatan

warga binaan sosial dalam panti

b. Kelengkapan administasi.

Warga binaan sosial telah mengisi formulir dan menyerahkan

kelengkapan administrasi lainnya kepada petugas panti

c. Penempatan atau pengasramaan

Setelah menjadi warga binaan sosial definitive panti, warga binaan

tersebut tersebut ditempatkan dalam asrama dan siap mengikuti

kegiatan pembinaan. Selanjutnya diberikan pemenuhan kebutuhan

sehari-hari meliputi kebutuhan pokok (permakanan, selimut, peralatan

mandi, dll) dan kesehatan (obat-obatan) selama warga binaan sosial

berada di dalam panti.

4. Tahap Asesmen

Suatu kegiatan penelaahan, pengungkapan, pemahaman serta

penganalisaan permasalahan warga binaan sosial dan kondisi

Page 48: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

lingkungannya untuk menentukan langkah-langkah pelayanan yang sesuai,

sehingga dapat tercapai hasil-hasil yang diharapkan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data dan

informasi mengenai latar belakang permasalahan serta potensi warga

binaan sosial yang dapat digunakan untuk mendukung upaya pemecahan

masalah serta upaya lain untuk mengembangkan kemampuannya.

5. Tahap Pembinaan

Pembinaan dan bimbingan sosial dilakukan secara komprehansif.

Adapun kegiatan pembinaan dan bimbingan meliputi:

a. Pembinaan Fisik.

Serangkaian kegiatan melalui bimbingan penanaman kedisiplinan

berupa kegiatan jasmani/olah raga untuk menjaga, merawat dan

meningkatkan kesehatan serta ketahanan fisik warga binaan sosial.

Pembinaan fisik dimaksudkan agar warga binaan sosial mempunyai

kondisi kesehatan yang baik dan terhindar dari segala penyakit.

Dengan kondisi kesehatan yang mantap memudahkan mereka untuk

dapat mengikuti berbagai program resosialisasi yang diselenggarakan

di panti.

b. Pembinaan Mental Spiritual

Serangkaian kegiatan untuk meningkatkan kemampuan individual dan

sosial yang meliputi penerimaan diri, kesadaran menjadi bagian dari

lingkungan sosial, kemauan untuk mengubah dan mengembangkan

Page 49: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

diri, peningkatan motivasi diri, penyesuaian diri, kemampuan kendali

diri, rasa percaya diri, penghayatan nilai-nilai diri dan lingkungan

sosial baik secara vertical (manusia dengan Tuhan) maupun horizontal

(hubungan manusia dengan manusia).

Dengan kegiatan ini diharapkan warga binaan sosial dapat

menyadari kekeliruan yang telah diperbuatnya sehingga mau mengubah

sikapnya dengan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari

dan memiliki kesadaran untuk meninggakan pencarian nafkah melaui

kegiatan tindak tuna susila.

Pembinaan mental spiritual bertujuan agar warga binaan sosial:

1) Mempunyai kesadaran dan penghayatan terhadap agama, mempunyai

kemampuan beribadah dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama

masing-masing.

2) Pembinaan sikap dengan tujuan agar klien memiliki sikap-sikap yang

sesuai dengan nilai sosial dan norma masyarakat, memiliki sikap

tenggang rasa saling membantu sesama serta memiliki sikap

bertanggung jawab dan disiplin.

3) Pembina etika, agar memiliki rasa kesopanan atau kesusilaan

berdasarkan tuntutan sosial budaya masyarakat yang didasari oleh

nilai-nilai keagamaan.

Page 50: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

c. Bimbingan Sosial

Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pekerja sosial untuk

membantu warga binaan sosial dengan menggunakan metode

bimbingan sosial individu, kelompok maupun masyarakat dalam

meningkatkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan, menghadapi

dan mengatasi masalah dan dalam menjalin serta mengendalikan

hubungan-hubungan sosial dalam lingkungan masyarakat.

Bimbingan sosial terdiri dari:

1) Bimbingan Sosial Perorangan

Bimbingan ini diarahkan untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang dialami oleh masing-masing warga binaan

sosial secara individu yang memerlukan keahlian khusus dari

seorang pekerja sosial.

Bimbingan sosial perorangan dilakukan melalui tahapan-

tahapan pelayanan sebagai berikut:

a) Pemahaman dan pengungkapan masalah secara dua arah antara

warga binaan sosial dengan pekerja sosial.

b) Perumusan rencana pelayanan dan bimbingan dimana WBS

turut menentukan kebutuhan pelayanan apa yang dibutuhkan.

c) Pelaksanaan bimbingan.

2) Bimbingan Sosial Kelompok

Suatu metode intervensi pekerja sosial dimana sejumlah

warga binaan sosial berkumpul dengan berbagai isu-isu (topik)

Page 51: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

atau masalah yang mereka hadapi dengan didampingi oleh pekerja

sosial.

Kelompok ini bertemu secara teratur dan kegiatan dalam

kelompok ini dirancang agar mereka dapat mengatasi

permasalahannya secara bersama-sama melalui pertukaran

informasi dan pengembangan kemampuan anggota kelompok

dalam melakukan perubahan nilai-nilai dan perubahan sikap panti

sosial kearah sikap yang normatif.

Bentuk-bentuk bimbingan sosial kelompok:

a) Kelompok tolong-menolong (self help group)

Biasanya kelompok ini terbentuk oleh kelompok sebaya yang

bersama-sama menginginkan untuk dapat saling membantu

dalam mencapai kebutuhan untuk mengatasi masalah-masalah

yang mereka hadapi.

b) Kelompok penyembuhan

Kelompok penyembuhan umumnya terdiri dari anggota-

anggota yang memiliki masalah-masalah dan emosi yang lebih

parah/mendalam. Dalam kelompok ini diperlukan seseorang

yang memiliki kemampuan, persepsi dan pengetahuan yang

luas tentang sifat-sifat manusia, dinamika kelompok,

kemampuan dalam konseling dan kemampuan untuk

menggunakan kelompok untuk dapat mengadakan perubahan

perilaku.

Page 52: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

c) Kelompok sosialisasi (sosialization group)

Bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah perilaku dan

sikap anggota kelompok agar dapat membentuk sikap dan

perilaku yang lebih dapat diterima dalam lingkungan sosial.

Dalam kegiatan ini termasuk pembentukan pengembangan

keterampilan sosial, meningkatkan rasa percaya diri dan

pengembangan hidup untuk masa depan.

d) Kelompok Rekreasi

Menyediakan kegiatan yang menyenangkan, sering bersifat

spontan seperti kegiatan kesenian.

3) Bimbingan Sosial Masyarakat

Kegiatan ini ditujukan kepada masyarakat yang bertujuan

untuk meningkatkan kesadaran terhadap permasalahan yang

dihadapi para wanita tuna susila sengga dapat turut berpartisipasi

membantu memecahkan permasalahan klien.

Dengan mendapatkan bimbingan sosial diharapkan warga

binaan sosial mempunyai kemauan dan kemampuan untuk

memotivasi dirinya dan menolak melakukan kegiatan tuna susila

dalam bentuk apapun juga sebagai perwujudan dari pulihnya harga

diri, kepercayaan diri serta kesadaran akan norma-norma

kehidupan di masyarakat.

Page 53: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

d. Pelatihan Keterampilan

Serangkaian kegiatan untuk memberikan pengetahuan dan

ketrampilan kepada warga binaan sosial yang dipersiapkan untuk

bekerja atau berusaha secara layak dan normatif dan dapat diandalkan

sehingga mereka mampu mengalihkan usahanya ke bidang usaha lain

yang layak bagi kemanusiaan. Kurikulum pelatihan ketrampilan dititik

beratkan kepada pendidikan dasar yang bersiat praktis yang dapat

dijangkau dan diserap oleh warga binaan sosial serta sesuai dengan

pasaran kerja yang ada. Selain diberikan pelatihan ketrampilan,

diberikan pula bimbingan usaha kerja dan bantuan stimulant usaha

produktif. Kegiatan ini bertujuan agar warga binaan sosial siap bekerja

baik perorangan maupun kelompok sesuai dengan rencana penyaluran

masing-masing.

6. Tahap Penyaluran

Tahap penyaluaran ini merupakan suatu bentuk kegiatan akhir

dari proses pembinaan di panti sosial.

Bentuk-bentuk penyaluran antara lain:

a) Usaha/ berwiraswasta dengan diberikan stimulant berupa peralatan

yang dapat dipergunakan untuk menunjang keberhasilan

kemandirian klien.

b) Bekerja pada perusahaan maupun usaha milik perorangan

(konfeksi, salon, baby sitter, dll)

c) Dinikahkan

Page 54: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

d) Kembali kepada keluarga atau masyarakat

Dalam tahap penyaluran juga diadakan kegiatan konsultasi antara

keluarga warga binaan sosial dengan pihak panti guna mempersiapkan

keluarga dan masyarakat dalam menerima warga binaan sosial kembali

ke masyarakat, kegiatan ini diharapkan:

a) Keluarga dan masyarakat dapat menerima kembali, memberikan

dan mengusahakan kesempatan/ lapangan pekerjaan secara layak

kepada bekas tuna susila yang telah direhabilitasi di panti.

b) Masyarakat telah memiliki daya tangkal terhadap kemungkinan

berkembang dan timbulnya permasalahan sosial tuna susila

terutama di daerah penyandang tuna susila.

c) Memberikan kesempatan secara terbuka kepada bekas tuna susila

untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan di masyarakat.

7. Tahap Bina Lanjut

Usaha untuk lebih memantapkan kemandirian warga binaan

sosial yang telah berada di tengah-tengah keluarga dan masyarakat

terutama mereka yang masih memerukan bimbingan berupa konsultasi,

bantuan lanjutan yang dapat mempurkuat kondisi warga binaan sosial.

Kegiatan bina lanjut meliputi:

a) Pendampingan untuk meningkatkan peran serta dalam kehidupan

bermasyarakat

Page 55: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

b) Supervisi, bimbingan dan konsultasi pengembangan usaha

ekonomi produktif

c) Persiapan teminasi

Tahap bina lanjut dilakukan karena warga binaan yang telah

disalurkan masih memerlukan intervensi usaha kesejahteraan sosial

mengingat tingkat instabilitasnya untuk warga binaan kembali

melakukan pekerjaan tuna susila sangat tinggi.

8. Tahap Terminasi

Terminasi merupakan tahap penghentian pelayanan yang diberikan

oleh panti kepada warga binaan sosial setelah mampu hidup layak,

normatif, produktif dan mandiri serta dapat menjalankan fungsi sosialnya

secara wajar dalam masyarakat.

Terminasi dilakukan apabila telah ada pemutusan hubungan karena:

a) Warga binaan sosial menolak/menghentikan intervensi

b) Warga binaan sosial telah mandiri

c) Terbatasnya waktu dan atau tempat

Hasil dari tahapan kegiatan pelayanan adalah pengembalian harga

diri dan kemandirian warga binaan sosial yang ditandai dengan:

a) Tidak melacurkan diri lagi.

b) Mampu menolak setiap ajakan yang mengarah pada tindak tuna susila.

c) Meliliki rasa harga diri, kepercayaan diri, mandiri dan bertingkah laku

normatif.

Page 56: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

d) Sudah dapat mengatasi masalahnya sendiri.

e) Sudah berdaptasi dengan lingkungan sosialnya.

f) Sudah mau dan mampu berperan serta dalam proses pembangunan.

Page 57: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB IV

DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN

WANITA TUNA SUSILA DI PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA

HARAPAN MULYA KEDOYA JAKARTA BARAT

A. Dakwah Dalam Pembinaan Mantan Wanita Tuna Susila

Dakwah dalam pembinaannya terhadap warga binaan sosial di Panti

Sosial Bina Karya Wanta Harapan Mulya Kedoya adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan agama.

Pembinaan agama merupakan kegiatan yang berkaitan dengan

keagamaan dengan harapan agar warga binaan sosial dapat menyadari

kekeliruan yang telah diperbuatnya sehingga mau mengubah sikapnya

dengan melaksanakan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari dan

memiliki kesadaran untuk meninggalkan pekerjaan asusila. Tujuan dalam

pembinaan agama yaitu agar warga binaan sosial mempunyai kesadaran

dan penghayatan terhadap agama, mempunyai kemampuan beribadah

dengan melaksanakan ajaran-ajaran agama masing-masing, kemudian agar

warga binaan memiliki sikap-sikap yang sesuai dengan nilai sosial dan

norma masyarakat, memiliki sikap tenggang rasa saling membantu sesama

serta memiliki sikap bertanggung jawab, selanjutnya bertujuan agar para

warga binaan memiiki rasa kesopanan berdasarkan tuntutan sosial budaya

masyarakat yang didasari oleh nilai-nilai keagamaan.

45

Page 58: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Kegiatan keagamaan yang dilaksanakan oleh Panti, meliputi:

a. Pengajian agama

Kegiatan ini merupakan aktifitas rutin yang wajib diikuti oleh

seluruh warga binaan sosial dan dilakukan dua kali dalam satu minggu,

yakni pada hari selasa pukul 12.30-13.30, yang di pimpin oleh ustadz

Baharuddin Hanafi S.Th.I, dan Pada hari kamis pukul 09.30-10.30

yang di pimpin oleh Ustadz Ramlan Nuzul S.Ag. Dalam kegiatan ini

Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya menyediakan

musholla dan aula sebagai sarana atau tempat dalam memberikan

pesan-pesan dakwah yang di pimpin oleh masing-masing ustadz.54

Ustadz Ramlan Nuzul adalah lulusan IAIN Bandung pada tahun

1996. sejak tahun 2000 ustadz Ramlan mulai tinggal dan mengajar di

Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya. Ustadz

Ramlan lahir di Batu Raja pada tanggal 10 oktober 1974.55

Sebelum memberikan materi, terlebih dahulu ustadz Ramlan

mengawalinya dengan melakukan pemantapan jiwa melalui

pendekatan emosional kepada seluruh warga binaan.56

Dalam memberikan penyajian dakwah Ustadz Ramlan

berpedoman pada buku-buku agama dan menyampaikannya

menggunakan bahasa Indonesia melalui ceramah dan dilanjutkan

dengan tanya jawab yang berlangsung di musholla ataupun di aula,

54

Wawancara Pribadi dengan H. Achmad S, selaku Kepala Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya, Jakarta, 11 agustus 2008 55

Wawancara Pribadi dengan Ramlan Nuzul selaku Ustadz di Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya, Jakarta, 21 Agustus 2008. 56 Wawancara Pribadi dengan Ramlan Nuzul.

Page 59: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

tujuannya agar seluruh warga binaan dapat meningkatkan keimanan

dan ketaqwaan. Selain itu beliau pun memberikan bimbingan secara

personal terhadap warga binaan sosial.57 Bimbingan perorangan ini

diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang dialami oleh

masing-masing warga binaan sosial secara individu, adapun tahapan

pada bimbingan sosial meliputi: Pemahaman dan pengungkapan

masalah warga binaan sosial secara dua arah antara warga binaan

dengan pekerja sosial, perumusan rencana pelayanan dan bimbingan

dimana warga binaan sosial turut menentukan kebutuhan pelayanan

apa yang dibutuhkan serta pelaksanaan bimbingan.

Sedangkan Ustadz Bahruddin Hanafi berdomisili di luar panti,

tepatnya di Tangerang Kp. Jurang mangu barat, Rt.06/03. Ustadz

Hanaffi lulusan IAIN Jurusan Tafsir Hadist pada tahun 2000. Ustadz

Hanaffi lahir di Tangerang pada tanggal 11 januari 1978 dan mulai

menyiarkan dakwah di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya

sejak tahun 2006.58

Sebelum memberikan penyajian dakwah, terlebih dahulu beliau

selalu mempersiapkan dengan sholat dan berzikir, kemudian sebelum

memberikan penyampaian dakwahnya, Ustadz Hanaffi memberikan

photocopy materi 1-2 lembar kepada seluruh warga binaan sosial,59

hal

ini dimaksudkan agar warga binaan sosial lebih memahami dan

57

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ramlan Nuzul. 58

Wawancara Pribadi dengan Bahruddin Hanaffi selaku Ustadz Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya, 26 agustus 2008. 59 Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008.

Page 60: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

mengkritisi materi yang kurang jelas, adapun menyampaian materi

yang dilakukan oleh ustadz Hanaffi melalui ceramah dan dilanjutkan

dengan tanya jawab sekitar permasalahan yang berkaitan dengan isi

materi keagamaan.60 Sedangkan materi yang diberikan oleh para

ustadz pada pengajian ini mencakup:

1) Aqidah. Yang meliputi hal-hal yang wajib diimani dan hal-hal

yang tidak wajib diimani sebagai lawannya, seperti percaya

terhadap kekuatan barang atau benda, syirik.

2) Syari’ah atau hukum Islam. Yakni masalah yang berhubungan

dengan pengamalan sehari-hari, yang meliputi pengertian wajib,

sunat, haram, makruh, mubah dan halal yang berkaitan dengan

makanan dan perbuatan. Diharapkan setelah mempunyai

pengetahuan tersebut seluruh warga binaan akan patuh dengan

semua hukum dan bertaqwa kepada allah.

3) Materi hukum yang ada kaitannya dengan ibadah misalnya, hukum

sholat, puasa, zakat, dan sebagainya, disamping itu juga dibahas

hal-hal yang berkaitan dengan di atas, seperti masalah wudlu,

masalah toharoh, najis dan lain-lain.

4) Akhlakul karimah, meliputi akhlak yang terpuji, akhlak yang

tercela, akhlak terpuji antara lain: Ikhlas, tolong menolong, hormat-

menghormati, sabar, tabah dan sebagainya. Akhlak yang tercela

60 Wawancara Pribadi dengan Bahruddin Hanaffi.

Page 61: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

meliputi: Sombong, dengki, memfitnah, dusta, bohong, menghasud

dan sebagainya.61

b. Pengajian Iqra dan Al-Qur’an

Pengajian Iqra’ dan Al-Qur’an merupakan kegiatan wajib yang

diterapkan oleh panti pada hari sabtu malam pukul 19.30-21.00 yang

berlangsung di musholla dan harus diikuti oleh seluruh warga binaan

sosial dibawah bimbingan Ustadz Ramlan Nuzul.62

Dalam kegiatan ini

Ustadz Ramlan Nuzul membagi kedalam enam kelompok, pada tiap

kelompoknya berjumlah 10-13 warga binaan sosial. Kegiatan

pengajian ini pun dilaksanakannya secara bergantian, artinya pada

masing-masing kelompok telah dijadwalkan. Bagi warga binaan sosial

yang mampu dalam membaca Al-Qur’an dimaksimalkan kembali

bacaannya dengan bimbingan yang intensif sedangkan bagi warga

binaan yang telah memahami huruf dan dapat membaca Al-Qur’an

akan dibimbing lebih dalam tentang bacaan-bacaanya termasuk juga

makhorijul huruf dan tajwid. Bagi warga yang belum mampu dalam

membaca Al-Quran, warga diberikan materi dasar yaitu Iqro’, metode

tersebut tentunya diperuntukan bagi warga binaan sosial yang belum

bisa membaca Al-Qur’an atau sama sekali belum mengenal huruf-

huruf dalam Al-Qu’ran. Sama halnya dengan pengajaran mengaji Al-

Qur’an, warga binaan dibimbing lebih intensif dalam mengenal huruf-

huruf hijaiyah kemudian diharapkan agar di kemudian hari warga

61

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ramlan Nuzul dan Bahruddin Hanaffi. 62 Wawancara Pribadi dengan Achmad S.

Page 62: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

binaan sosial dapat membaca dan menganal Al-Qur’an lebih dalam.63

Seusainya pengajian iqra’ dan Al-Qur’an, para warga binaan sosial

selalu di tuntun untuk membaca salawat Nabi secara bersama-sama

dengan bimbingan ustadz.64

Dengan adanya aktifitas pembacaan Al-Qur’an dan Iqro’ maka

warga binaan mampu mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-hari

dan menjadi bekal bagi kehidupannya di masyarakat kelak, warga

binaan sosial tidak hanya melakukan kreatifitas-kereatifitas atau

keterampailan diri akan tetapi mampu mengenal ajaran-ajaran Islam

lebih dalam dan mengamalkannya dalam lingkungan masyarakat.

c. Sholat wajib berjamaah serta sholat tahajud dan witir

Pada aktifitas ini seluruh warga binaan sosial dituntut untuk

melaksanakan sholat wajib berjamaah, yakni sholat shubuh, dzuhur,

ashar, maghrib dan isya, terkecuali bagi warga yang beragama kristiani

serta warga yang sedang mendapat halangan (Haid).65 pelaksanaan

sholat berjamaah ini berlangsung di musholah panti sosial dengan

seorang imam Ustadz Ramlan Nuzul selaku agamawan di Panti Sosial

Bina Karya Wanita Harapan Mulya,66

adapun tujuan sholat berjamaah

ini agar warga binaan sosial mampu mendekatkan diri pada Allah

SWT. Selain sholat wajib dilaksanakan secara berjamaah, terdapat satu

ibadah sunah yang dilakukan warga binaan sosial yaitu sholat sholat

63

Wawancara Pribadi dengan Ramlan Nuzul. 64

Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008. 65

Wawancara Pribadi dengan Achmad S. 66 Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008.

Page 63: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

tahajud dan sholat witir. Dalam kegiatan sholat tahajud dan witir tidak

termasuk kewajiban rutin bagi warga binaan, melainkan hanya satu

bulan sekali saja.67 Pada pelaksanaannya warga binaan sosial

diwajibkan pada malam-malam tertentu untuk bangun di sepertiga

malam dan melaksanakan sholat tahajud yang boleh dilakukan di

kamar masing-masing, kemudian dilanjutkan dengan sholat witir

berjamaah yang di laksanakan di musholla dengan bimbingan Ustadz

Ramlan Nuzul.68

Aktifitas tersebut dilakukan sama seperti aktifitas Ibadah lainnya

yang sudah digariskan dalam kitab suci Al Qur’an dan As-Sunah,

dimana warga melakukan ibadah sesuai dengan tuntunan yang sudah

ditetapkan tanpa ada perbedaan sedikitpun.

Dalam aktifitas tersebut unsur ajakan (dakwah) untuk

memperbaiki diri sangatlah kental, dorongan dalam diri warga binaan

merupakan aspek penting tercapainya aktifitas tersebut, dalam hal ini

berharap agar seluruh warga binaan sosial mulai menyadari akan

pentingnya ibadah-ibadah wajib dan ibadah sunah.

d. Pembacaan surah yasin

Pembacaan surah yasin merupakan kegiatan diselenggarakan

oleh Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya. Pelaksanaannya

dilakukan pada hari kamis malam jum’at, yakni pukul 19.30-21.00

yang berlangsung di musholla ataupun di aula. Aktifitas tersebut

67

Wawancara Pribadi dengan H. Haris selaku Subbag Tata Usaha Panti Sosial Bina

Karya Harapan Mulya Kedoya, Jakarta, 26 agustus 2008. 68 Wawancara Pribadi dengan H. Haris.

Page 64: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

merupakan aktifitas rutin yang diikuti oleh seluruh warga binaan sosial

yang beragama Islam, terkecuali bagi warga yang sedang mendapat

halangan (haid).69

Aktifitas yang dilakukan setelah sholat isya tersebut memiliki

nilai dakwah bagi warga binaan sosial, karena tidak hanya membaca

yasin akan tetapi setelah pembacaan yasin warga binaan diberikan

tausiah-tausiah dan pesan-pesan keagamaan yang dilakukan oleh

pembimbing Ustadz Ramlan Nuzul, dengan durasi waktu lima sampai

sepuluh menit, tausiah dilakukan dengan singkat dan jelas sehingga

tidak memberikan kesan yang bosan bagi warga binaan serta tidak

menggangu waktu istirahat.70

e. Peringatan Hari Besar Islam.

Kegiatan ini merupakan acara rutin yang selalu diselenggarakan

satu tahun sekali oleh pihak Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Kedoya yang dilaksanakan di halaman panti dan dihadiri oleh

seluruh petugas, karyawan serta seluruh warga binaan sosial, baik yang

beraga Islam maupun non Islam. Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam

ini, seperti Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW, Maulid Nabi

Muhammad SAW, serta Peringatan Malam Nuzulul Quran. Dalam

kegiatan ini Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya mengisi

kegiatan dengan acara ceramah dan diskusi yang berkaitan dengan

69

Wawancara Pribadi dengan Achmad S. 70 Observasi Pribadi, Jakarta, 4 september 2008.

Page 65: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

peringatan hari besar yang dibawakan oleh agamawan panti dan tokoh

agama yang berdomisili di luar panti.

Kegiatan yang berada di bawah tanggung jawab Kepala Panti ini

bertujuan agar seluruh petugas dan karyawan serta seluruh warga

binaan sosial dapat terbiasa mengingatkan hari-hari besar Islam dan

dapat meningkatkan iman dan taqwa dalam kehidupan beragama.71

f. Peringatan Hari Besar Nasional.

Agar bertambahnya pengetahuan dan wawasan warga binaan

sosial serta harapan agar terbentuknya wahana untuk pengembangan

potensi diri, Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya selalu

menyelenggarakan acara rutin berupa Peringatan Hari Besar Nasional,

seperti: Peringatan hari kartini, peringatan HUT DKI, peringatan HUT

RI. Dalam memperingati hari besar nasional ini pihak panti mengisi

kegiatan dengan beragam acara. Misalnya peringatan hari kartini,

dalam acara ini berlangsung di ruang aula yang di sajikan oleh panti

terhadap seluruh warga binaan sosial, isi acara peringatan ini di awali

dengan pembukaan oleh ketua panti dan di lanjutkan dengan ceramah

yang dibawakan oleh public figure/Ustadz Ramlan dan di lanjutkan

dengan sesi tanya jawab oleh warga binaan sosial.72

Kemudian Peringatan Hari Ulang Tahun DKI Jakarta. Keunikan

dalam acara ini yakni pihak panti memberikan beragam acara yang

diikuti oleh seluruh warga binaan sosial. Dalam pelaksanaan ini

71

Wawancara Pribadi dengan H. Haris. 72

Wawancara Pribadi dengan Hj. Misliyati selaku Seksi Bimbingan dan Pelatihan Bina

Karya Wanita Harapan Mulya, Jakarta, 21 agustus 2008.

Page 66: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Kepala Panti memberikan tugas kepada Seksi Bimbingan dan

Pelataihan untuk menjadi dewan juri dalam acara lomba puisi dan

lomba membaca Al-Qur’an yang pesertanya dari warga binaan sosial.

Tujuan diselenggarakan acara Peringatan Hari Ulang Tahun DKI

Jakarta ini untuk meningkatkan bakat dan potensi diri bagi warga

binaan sosial.

Selanjutnya peringatan acara hari Ulang Tahun Republik

Indonesia, dalam kegiatan ini isi acara sama halnya seperti acara yang

kerap dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, yakni perlombaan-

perlombaan. Sebelum acara perlombaan dimulai, biasanya Kepala

panti memberikan pesan-pesan yang berkaitan dengan kemerdekaan

Indonesia yang berlangsung di halaman panti sosial dan dihadiri oleh

seluruh petugas serta seluruh warga binaan sosial. Adapun serangkaian

perlombaan-perlombaan tersebut seperti, lomba makan kerupuk,

membawa kelereng dengan sendok, joget balon, balap karung, dll.

Dalam sesi perlombaan ini berlangsung di halaman Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini

agar seluruh warga binaan dapat meningkatkan rasa kepedulian

terhadap pejuang-perjuang negara serta mampu meningkatkan rasa

solidaritas yang kental.73

73 Wawancara Pribadi dengan Hj. Misliyati.

Page 67: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

g. Morning Meeting

Morning Meeting merupakan perkumpulan pagi atau lebih sering

disebut apel pagi yang dilaksanakannya pada hari senin, selasa, rabu,

kamis dan sabtu, yakni pada pukul 08.30-09-30 yang bertempat di

ruang aula dan diikuti oleh segenap petugas panti dan seluruh warga

binaan sosial, baik yang beragama Islam maupun yang beragama

Kristiani. Sedangkan pada hari jum’at seluruh warga binaan sosial di

tuntun untuk mengikuti senam kesegaran jasmani yang dipimpin oleh

Narmiyati, selaku Pramusosial di Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya, dan di lanjutkan dengan kegiatan kerja bakti.

Selanjutnya pada hari minggu waktu dipakai untuk olah raga sendiri-

sendiri dan membaca buku di perpustakaan.74

Morning meeting ini merupakn aktifitas rutin yang di

selenggarakan oleh Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya

Kedoya. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mengawali aktifitas lainnya,

adapun serangkaian isi dari kegiatan ini meliputi pembukaan yang diisi

oleh Kepala Panti dan pembacanan doa oleh Ustadz Ramlan Nuzul,

setelah itu dilanjutkan dengan pembacaan filosofi. Proses pembacaan

filosofi ini di wakili oleh satu orang pada masing-masing asrama (3

asrama),75

adapun isi fisolofi sebagai berikut: “masa lalu yang kelam,

tidaklah perlu untuk dikenang, tataplah jauh masa depan, penuh

semangat dan ketegaran. Di sini saya ingin belajar, menjadi insan yang

74

Wawancara Pribadi dengan H. Achmad S. 75 Wawancara Pribadi dengan H. Haris, 11 agustus 2008.

Page 68: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

berharga, tidak dalam kepura-puraan dan tekanan. Tetapi dalam

kehidupan yang nyata dan berguna, baik untuk diri sendiri maupun

orang lain. Di sini kita sebagai keluarga besar, kita saling

membutuhkan. Tegarlah daku kawan demi perbaikan, karena hidup ini

penuh baru sandungan”.76

Tujuan dari kegiatan ini, pihak Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya berharap agar seluruh warga binaan sosial dapat

memiliki rasa kebersamaan serta kepedulian terhadap lingkungan

hidup. Selain dari pada itu masing-masing warga binaan dituntut untuk

memberikan informasi aktual yang telah di peroleh melalui media

televisi, baik masalah sosial maupun masalah agama, dalam kegiatan

ini Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya bermaksud agar

seluruh warga binaan memperolah wawasan yang bermanfaat serta

pengetahuan yang luas dan yang bertanggung dan yang bertanggung

jawab dalam kegiatan Morning Meeting ini adalah Ibu Dra. Hj.

Misliyati, selaku Seksi Bimbingan dan Pelatihan.77

h. Static Group

Static group adalah jenis kegiatan berupa bimbingan sosial

kelompok yang berlangsung di dalam ruang aula dan dilaksanakan satu

kali dalam seminggu, yakni pada hari selasa pukul 09.45-10.30.

Kegiatan ini terbagi kedalam tiga kelompok, setiap kelompok

beranggotakan 20 sampai 25 anggota. Kelompok ini bertemu secara

76

Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008. 77 Wawancara Pribadi dengan H. Haris.

Page 69: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

teratur dan kegiatan dalam kelompok ini dirancang agar mereka dapat

mengatasi permasalahannya secara bersama-sama melalui pertukaran

informasi dan pengembangan kemampuan anggota kelompok dalam

melakukan perubahan nilai-nilai dan perubahan sikap anti sosial

kearah sikap yang normatif.78

Adapun bentuk-bentuk bimbingan sosial kelompok meliputi:

Kelompok tolong-menolong (self help group). Biasanya kelompok ini

terbentuk oleh kelompok sebaya yang bersama-sama menginginkan

untuk dapat saling membantu dalam mencapai kebutuhan untuk

mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi. Kemudian kelompok

penyembuhan (therapeutic group), kelompok penyembuhan ummnya

terdiri dari anggota-anggota yang memiliki masalah-masalah dan

emosi yang lebih parah/mendalam. Dalam kelompok ini menghadirkan

seseorang yang memiliki kemampuan, persepsi dan pengetahuan yang

luas tentang sifat-sifat manusia, dinamika kelompok, kemampuan

dalam konseling dan kemampuan unuk menggunakan kelompok untuk

dapat mengadakan perubahan prilaku. Selanjutnya kelompok

sosialisasi (sosialization group) dan kelompok rekreasi, pada

kelompok sosialisasi bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah

perilaku dan sikap anggota kelompok agar dapat membentuk sikap dan

perilaku yang lebih dapat diterima dalam lingkungan sosial, di dalam

kegiatan ini termasuk pembentukan pengembangan ketrampilan sosial,

78 Wawancara Pribadi dengan Hj. Misliyati, 26 agustus 2008.

Page 70: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

meningkatkan rasa percaya diri dan pengembangan hidup untuk masa

depan. Sedangkan pada kelompok rekreasi menyediakan kegiatan yang

menyenangkan, sering bersifat spontan seperti kegiatan kesenian,

seperti menyanyi, masak-memasak (tata boga).79

Selain kegiatan di atas, dalam acara static group suka

mengadakan kegiatan berupa diskusi, artinya pada masing-masing

kelompok dituntut untuk melakukan diskusi atau membahas

permasalahan keagamaan dan sosial dengan tema yang telah

ditentukan oleh ibu Hj. Misliyati, selaku pembina acara dan

penanggung jawab acara. Biasanya pada tiap-tiap kelompok mendapat

bahan berupa makalah, kemudian dalam waktu 15-20 menit warga

binaan di wajibkan mampu mempresentasikan materi diskusi yang

telah di bahas, kemudian warga binaan diberikan waktu untuk bertanya

tentang materi yang telah dipresentasikan oleh kelompok lain dan

diarahkan oleh pembina.80 Adapun contoh materi diskusi seperti

pembahasan masalah etika bergaul, dan etika berpakaian dan etika

sopan santun (akhlak). Dalam kegiatan ini menghadirkan tokoh agama

atau publik figur sebagai narasumber.81

i. Aktivitas Ramadhan

Aktivitas dakwah di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya pada bulan ramadahan meliputi sahur bersama yang diikuti oleh

seluruh warga binaan dan dilaksanakan di aula. Kegiatan ini sama

79

Wawancara Pribadi dengan Hj. Misliyati. 80

Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008. 81 Wawancara pribadi dengan Hj. Misliyati.

Page 71: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

halnya seperti umat-umat Islam yang lain, yakni kegiatan makan di

waktu pagi dini.

Proses sahur bersama diawali oleh petugas piket yang

membangunkan seluruh warga binaan pada pukul 02.00 dini hari untuk

berkumpul di aula untuk mengikuti ceramah agama oleh Ustadz

Ramlan dan dilanjutkan dengan saur bersama. setelah itu petugas

menghimbau kepada seluruh warga binaan agar masing-masing

beri’tikaf dan melaksanakan sholat subuh berjamaah. Acara saur

bersama ini tidak setiap hari di lakukan di aula, acara ini hanya empat

kali dalam sebulan saja. Pada hari berikutnya warga binaan tetap di

bangunkan untuk saur dan boleh dilaksanakan di kamar masing-

masing. Selanjutnya kegiatan setelah sholat subuh sampai menjelang

maghrib sama halnya kegiatan di bulan-bulan yang lain, hanya saja

pada kegiatan olah raga seluruh warga binaan tidak di wajibkan, pihak

pengurus panti sosial menghimbau agar seluruh warga binaan sosial

menggantinya dengan membaca buku di perpustakaan atau dengan

mengaji tadarus baik di musholla maupun di kamar masing-masing.82

Kegiatan selanjutnya berupa buka puasa bersama. Kegiatan ini

dilakukan setiap hari oleh seluruh warga binaan yang beragama Islam

di bawah tanggung jawab Hj. Misliyati selaku seksi bimbingan dan

pelatihan di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya.

Pada kegiatan ini warga binaan dikumpulkan di aula, tepatnya pada

82 Wawancara Pribadi dengan H. Haris, Jakarta, 11 September 2008.

Page 72: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

pukul 17.30, demi meningkatkan keimanan dan ketaqwaan bagi warga

binaan yang beragama Islam maka dalam acara ini terdapat

perkuliahan agama selama tujuh sampai sepuluh menit yang di

bawakan oleh Ustadz Ramlan Nuzul dan Ustadz Bahruddin Hanaffi

secara bergantian dalam kurun waktu satu minggu. Kegiatan

berikutnya berupa sholat tarawih dan witir. Pelaksanaan pada kegiatan

ini dilakukan setelah sholat isya yang tidak hanya diikuti oleh warga

binaan sosial saja, akan tetapi segenap petugas panti sosial. Kegiatan

ini dilaksanakan di musholla panti. Setelah sholat tarawih dan witir

selesai, seluruh warga binaan sosial dipersilahkan untuk beristirahat.83

B. Metode Dakwah yang di Gunakan Dalam Pembinaan Terhadap Mantan

Wanita Tuna Susila

Metode dakwah yang di gunakan dalam pembinaan atau bimbingan

agama terhadap warga binaan sosial di Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya Kedoya yakni:

1. Metode Tanya jawab

Metode Tanya jawab merupakan bentuk metode dakwah mauidzoh

hasanah yang diterapkan oleh Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya dalam melakukan aktivitasnya pada pengajian agama, peringatan

hari besar Islam, peringatan hari besar nasional dan static group.

83 Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008.

Page 73: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Pengajian agama yang dipimpin oleh seorang ustadz tidak hanya

sebatas penyajian dalam bentuk ceramah saja, akan tetapi seorang ustadz

mempersilahkan bagi seluruh warga binaan untuk menanyakan masalah-

masalah yang berkaitan dengan isi materi pembahasan.84

Metode Tanya jawab pun selalu diterapkan dalam acara peringatan

hari besar Islam, seperti peringatan maulid nabi Muhammad SAW, Isra

dan Mi’raj dan peringatan Nuzulul Qur’an. Isi acara dalam kegiatan ini

berupa ceramah dan dilanjutkan dengan Tanya jawab antar Ustadz dengan

warga binaan sosial. Begitupun metode dakwah yang terdapat dalam acara

peringatan Hari Besar Nasional ini hampir serupa dengan acara peringatan

Hari Besar Islam, yakni dengan metode dakwah Tanya jawab.

Selanjutnya kegiatan static group yang berlangsung di aula Panti

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya, dalam kegiatan ini sejumlah

warga binaan sosial berkumpul secara berkelompok, pada masing masing

kelompok diharuskan untuk mendiskusikan materi yang telah ditentukan

oleh pembina, kemudian dalam waktu 15-20 menit warga binaan di

wajibkan mampu mempresentasikan materi diskusi yang telah di bahas,

kemudian warga binaan diberikan waktu untuk bertanya tentang materi

yang telah dipresentasikan oleh kelompok lain dan diarahkan oleh

pembina.85

84

Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008. 85 Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008.

Page 74: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

2. Ceramah

Metode ceramah yang terdapat di Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya ini dilakukan dalam pengajian agama, kegiatan morning

meeting, peringatan hari besar Islam, dan peringatan hari besar nasional.

Dalam aktivitas pengajian agama metode ceramah berupa

penyampaian pesan-pesan dakwah yang membahas masalah-masalah

keagamaan dengan tema yang telah ditentukan oleh masing-masing ustadz.

Dalam menyampaikan pesan-pesannya, ustadz menyerukan warga binaan

sosial untuk melakukan perbuatan yang baik dan nyata serta menjauhi

segala bentuk larangan agama yang semata-mata agar memperoleh hikmah

dan karunia dari Allah SWT. Penyampaian materi pengajian menggunakan

bahasa yang sesuai dengan kadar kemampuan warga binaan, bahasa

Indonesia yang ringan dan mudah dimengerti.86

Pada aktivitas pembacaan surah yasin, terdapat pula metode dakwah

mauidhaah hasanah berupa ceramah, yang disajikannya setelah

pembacaaan surah yasin. setelah pembacaan surah yasin selesai, seorang

Ustadz melanjutkannya dengan menyisipkan ajaran-ajaran Islam yang

memahamkan warga binaan akan keuntungan-keuntung dalam memahai

ilmu Islam, ustadz berusaha menyerukan kepada warga binaan untuk

melakukan sesuatu yang bermanfaat.87

Kemudian acara peringatan hari besar Islam, seperti pada acara

peringatan hari besar Isra’ dan Mi’raj. Peran metode dakwah ceramah pun

86

Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008. 87 Observasi Pribadi, Jakarta, 4 september 2008.

Page 75: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

selalu digunakan, dimana seorang ustadz memberikan penyajian berupa

pesan-pesan dakwah melalui ceramah yang berkaitan dengan tema

peringatan hari besar Islam terhadap warga binaan sosial. Begitupun dalam

memperingati Maulid Nabi Muhammad saw dan malam Nuzulul Qur’an.

Selanjutnya pada peringatan Hari Besar Nasional. Kegiatan serupa

dengan acara peringatan Hari Besar Islam, yakni dengan metode dakwah

mauidzoh hasanah berupa ceramah dengan tema yang telah disesuaikan

oleh panti sosial melalui penanggung jawab acara.

Serangkaian aktifitas di atas peran metode ceramah kerap dilakukan

pada kegiatan-kegiatan di bulan ramadhan. Yakni kegiatan sebelum

menyantap saur dan buka puasa bersama.

3. Diskusi

Diskusi yang dimaksud disini yaitu metode di dalam mempelajari

atau menyampaikan bahan materi dengan cara mendiskusikannya. Metode

ini kerap dilakukan pada kegiatan static group.

Dalam kegiatan ini sejumlah warga binaan sosial berkumpul dengan

berbagai isu-isu (topik) atau masalah yang mereka hadapi dengan

didampingi oleh pembina. Kelompok ini bertemu secara teratur dan

kegiatan dalam kelompok ini dirancang agar mereka dapat mengatasi

permasalahannya secara bersama-sama melalui pertukaran informasi dan

pengembangan kemampuan anggota kelompok dalam melakukan

perubahan nilai-nilai dan perubahan sikap anti sosial kearah sikap yang

normatif. Selain itu pun pembina menyampaikan materi dakwah dengan

Page 76: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

jalan bertukar pendapat atau informasi tentang masalah agama antar

kelompok. Warga binaan diberikan materi yang telah ditentukan oleh

pembina untuk dijadikan bahan diskusi kemudian dibahas pada masing-

masing kelompok lalu dipersentasikan dengan tujuan agar warga binaan

sosial berfikir dan mengeluarkan pendapatnya serta ikut menyumbangkan

dalam suatu masalah agama, selanjutnya warga binaan diberikan

kesempatan untuk mengajukan pertanyaan demi meluruskan permasalahan

yang sekiranya belum jelas, tentunya dengan pembinaan seorang da’i atau

pakar keilmuan. Adapun contoh topik pembahasan dalam kegiatan ini

seperti membahas “etika sopan-santun”.88

4. Percakapan antar pribadi.

Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya bahwa dari beragam

aktifitas atau kegiatan yang diterapkan oleh Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya, percakapan antar pribadi pun termasuk salah satu

cara dakwah mauidhaah hasanah yang dilakukan antar pengurus panti

dengan warga binaan. Percakapan pribadi ini diarahkan untuk mengatasi

berbagai permasalahan yang dialami oleh masing-masing warga binaan

sosial secara individu. percakapan antar pribadi ini kerap dilakukan oleh

Ustadz Ramlan dengan maksud agar warga binaan merasa tenang dan

nyaman dalam mengikuti segala bentuk aktivitas di panti sosial bina karya

wanita harapan mulya.89

88

Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus 2008. 89 Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ramlan.

Page 77: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

5. Peragaan

Peragaan adalah bentuk metode yang terdapat di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya. Metode tersebut dilakukan dalam pengajian

iqra’ dan al-Qur’an, pengajian yasin dan sholat berjamaah serta kegiatan

morning meeting. Dimana seorang ustadz berusaha menggerakkan

kemauan seluruh warga binaan sosial untuk melakukan sesuatu yang

bermanfaat.

Penyampaian pesan yang berlangsung dalam pengajian iqra dan

Al-Quran, seorang ustadz mengajarinya dengan memanggil warga binaan

untuk maju satu persatu dan membaca iqra maupun Al-Qur’an, kemudian

ustadz memperhatikan bacaan-bacaan pada setiap warga binaan sosial, jika

terdapat kesalahan dalam membaca peran ustadz yaitu membenarkan

dengan memperagakan bacaan dan disertai dengan penjelasan hukum

tajwid, tujuannya agar warga binaan sosial dapat memahami.90 Sedangkan

dalam pengajian yasin seorang ustadz membacanya dengan perlahan-lahan

dengan maksud agar seluruh warga binaan sosial dapat mengikutinya.

Metode ini dilakukan untuk mengetahui keberhasilan jamaah warga binaan

sosial dalam membaca iqra maupun Al-Qur’an. kegiatan ini termasuk

dalam metode dakwah mauidhaah hasanah.91

Kegiatan sholat wajib merupakan kewajiban yang harus dikerjakan

bagi seluruh umat muslim dan tidak mesti di lakukan dengan berjamaah.

Namun penerapan yang dilakukan oleh ustadz terhadap warga binaan

90

Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008. 91 Observasi Pribadi, Jakarta, 4 september 2008.

Page 78: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

sosial, bahwa sholat berjamaah merupakan kegiatan yang harus

dilaksanakan dengan bersama-sama. Dalam kegiatan ini seorang ustadz

memperagakan tata cara sholat dan tata cara berdoa setelah sholat. Sebagai

mana cara yang kerap dilakukan oleh Rasulullah SAW.92

Dalam aktivitas apel pagi (morning meeting) metode bil-hikmah

kerap diperagakan oleh warga binaan dalam membacakan filosofi dalam

bentuk pernyataan diri untuk tidak mengingat masa lalu yang kelam,

karena hidup bukan untuk masa lalu tapi hidup untuk saat ini dan

seterusnya, yakni kebenaran.93

92

Observasi Pribadi, Jakarta, 6 september 2008. 93 Observasi Pribadi, Jakarta, 26 agustus, 2008.

Page 79: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

BAB V

PENUTUP

C. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang dilakukan di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Warapan Mulya, maka peneliti menyimpulkan bahwa:

1. Dakwah dilaksanakan dengan waktu yang telah ditentukan. Adapun

dakwah yang diterapkan meliputi kegiatan pengajian agama, pengajian Al-

Qur’an dan iqra, pembacaan yasin bersama, sholat wajib berjamaah,

morning meeting dan statik group. Seluruh kegiatan tersebut dilakukan

secara bergantian oleh Ustadz Ramlan Nuzul S.Ag, selaku agamawan yang

tinggal di dalam panti, dan Ustadz Bahruddin Hanaffi S.Th.I. selaku

agamawan yang tinggal di luar panti. Selain kegiatan tersebut terdapat

aktifitas dakwah yang rutin di selenggarakan satu kali dalam satu tahun,

yakni, pada peringatan hari besar Islam, seperti peringatan Isra dan Mi’raj,

Maulid Nabi Muhammad Saw, Nuzulul Qur’an serta peringatan hari besar

nasional, seperti peringatan hari kartini, HUT DKI dan HUT RI.

2. Metode dakwah yang terdapat di Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya adalah metode dakwah ceramah dan tanya jawab yang kerap

dilakukan pada pengajian agama, peringatan hari besar Islam, dan

peringatan hari besar nasional. Dalam kegiatan static group menggunakan

metode diskusi, dan untuk mengatasi berbagai permasalahan warga binaan

sosial secara individu menggunakan metode percakapan antar pribadi.

selanjutnya metode peragaan, dilakukan pada pelaksanaan sholat

Page 80: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

berjamaah, pembacaan iqra’ dan Al-Qur’an, morning meeting dan

pembacaan yasin.

D. Saran-Saran

Selama penulis berkunjung ke Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulya Kedoya dan telah melakukan penelitian, maka perlu pada

bagian ini penulis menyampaikan saran-saran, yang mungkin dapat memberi

manfaat bagi kita semua dan khususnya masukan bagi pihak panti sosial

tersebut. Adapun saran-saran yang penulis sampaikan sebagai berikut:

1. Dakwah yang dilakukan oleh Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya sangat bermanfaat bagi warga binaan sosial dalam meningkatkan

iman dan taqwa, akan tetapi alangkah baiknya pihak pembina menuntun

warga binaan sosial untuk menghafal surah-surah dalam Al-Quran.

2. Metode dakwah yang terdapat di Panti Sosial sudah cukup memberikan

nilai positif bagi warga binaan sosial. Agar menambah wawasan seluruh

warga binaan. Pihak pengurus panti bisa mengajak warga binaan sosial

untuk melakukan studi banding ke berbagai lembaga yang kiranya telah

berhasil dalam mengembangkan dakwah.

3. Pihak panti hendaknya dapat menambah Ustadz/tenaga pengajar untuk

melakukan aktivitas dakwah, sehingga warga binaan lebih meningkatkan

mutu dan kualitasnya.

4. Dari segi waktu, khusus pada kegiatan rutin pengajian al-qur’an, waktu

pelaksanaannya tidak hanya dilakukan satu kali saja dalam seminggu,

67

Page 81: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

pihak panti bisa menambah tiga atau empat kali dalam seminggu,

tujuannya agar warga binaan dapat lebih mengerti dan memahami.

5. Demi menciptakan ketertiban dan kekhusuan dalam beribadah, pihak

panti memperluas tempat atau lokasi ibadah (musholla).

6. Pihak panti hendaknya dapat menambah sarana berupa tape untuk

menyajikan lantunan lagu islami dan ceramah agama melalui sound yang

terpampang pada tiap-tiap asrama. Hal ini dapat disajikan setelah sholat

shubuh dan sholat ashar.

Page 82: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

DAFTAR PUSTAKA

Al Wakil, Muhammad Sayyid. Prinsip dan Kode etik Dakwah. Jakarta: Akademi Prassindo, 2002.

Al-Halali, Majid. 38 Sifat Generasi Unggulan. Jakarta: Bumi Aksara, 1998.

Arifin, H.M. Psikologi Dakwah: Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bulan Bintang,

1977

………... Teori dan Peraktek Dakwah Islamiyah. Jakarta: Parma Data.

Aziz, Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media, 2004.

Bachtiar,Wardi. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos, 1997.

BP4. Pusat Pembinaan Keluarga Bahagia Sejahtera. Jakarta: 1989.

Brosur. Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Balai Pustaka, 1990.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesi. Jakarta:

Balai Pustaka, 1997.

Departemen Sosial Republik Indonesia. Direktorat Jendral Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial Karya Wanita Mulya Jaya Pasar Rebo Jak-Tim, 2002.

Fadiah, Husain. Metode dakwah Dalam Al Quran. Jakarta : Lentera, 1997.

Hadi, Sutrisno. Metodologi Resaerch. Yogyakarta: Andi Offset, 1983.

Hafifuddin, Didin. Dakwah Aktual. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1999.

Hasanudin. Hukum Dakwah. Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya ,1996.

Helmy, Masdar. Dakwah Dalam Alam Pembangunan. Semarang CV. Toha Putra,

1973.

Insiklopedi Indonesia. Jakarta: Penerbitan Baru Van Hauve, 1980.

Page 83: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

J Moleong, Lexy. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 2002.

Kartono, Kartini. Patologi Sosial. Jakarta: Raja Grafinso Persada, 2001.

Laporan kegiatan Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya, 2007.

Lintas informasi Panti Sosial. Jakarta: Dinas Sosial DKI Jakarta, 2000.

Ma’luf, Lois. Munjid fi al-Lugah wa A’lam. Beirut: Dar Fikr.1986. Mandzur, Ibnu .Lisan al-Arab, Jilid VI. Beirud: Dar Fikr, 1990.

Mahfudz, Syarifuddin. Pola Pelayanan Resosialisasi Wanita Tuna Susila Pada

Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya. T.tp.: Penerbit

Bratakesawa, 2003.

Mahmudah, Dedeh. “Efektifitas Dakwah Mauidzoh Hasanah Terhadap Prilaku

Santri Putra di Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi” Skripsi S1 Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Jakarta, 2008.

Nasuhi, Hamid. dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis dan

Disertasi). CeQDA (Center for Quality Development and Assurance)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2007.

Rahmat, Jalaludin. Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 1999.

Salim Peter dan Yeni, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern English, 1991.

Shihab, Quraisy. Tafsir Al-Misbah. Lentera Hati, 2000.

Shomad, Idris. Diktat Ilmu Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2003.

Soeitoe, Samoel. Psikologi Pendidikan II. Jakarta: FEUI, 1982.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Grafindo Persada,

1993.

Sojogyo dan Sajogyo, Pujiwati. Sosiologi Pedesaan Kumpulan Bacaan.

Yogyakarta: Gadjah Manda University Press, 1999.

Surahmad,Winarno. Pengantar Metodologi Ilmuih. Bandung: Tarsito, 1982.

Sya’bi, Ahmad. Kamus Al-Qalam. Surabaya: Halim Surabaya, 1997.

Page 84: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Syukir, Asmuni. Dasar-Dasar Strategis Dakwah. Surabaya: Al Ikhlas, 1983.

Takawirawan, Cahyadi. Yang Tegar di Jalan Dakwah. Yohyakarta: Talenta tt.

Tasmara,Toto. Komunikasi Dakwah. Jakarta: Gaga Media Pratama, 1997.

Thantawi, Sayyid Muhammad. Adab al-Hiwar Fil Islam, Dar al-Nahdhah, Mesir,

diterjemahkan oleh Zuhaeri Misrawi dan Zamroni Kamal. Jakarta: Azan,

2001.

Umar, Toha Yahya. Ilmu Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1983.

Wawancara Pribadi dengan Achmad S, selaku Kepala Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulya. Jakarta, 11 agustus 2008.

Wawancara Pribadi dengan Bahruddin Hanaffi selaku Ustadz Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya. Jakarta, 26 agustus 2008.

Wawancara Pribadi dengan H. Haris selaku Subbag Tata Usaha Panti Sosial Bina

Karya Harapan Mulya Kedoya. Jakarta, 26 agustus 2008.

Wawancara Pribadi dengan Ramlan Nuzul selaku Ustadz di Panti Sosial Bina

Karya Wanita Harapan Mulya. Jakarta, 21 Agustus 2008.

Page 85: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

F. SISTEMATIKA PENULISAN

Secara sistematika, peneliti membagi penulisan skripsi ini ke dalam lima

bab yang dapat digambarkan sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan yang di awali Latar Belakang Masalah, Pembatasan

dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian, Tinjauan Pustaka, Sisitematika Penulisan.

Bab II Landasan Teoritis Aktivitas Dakwah di Panti Sosial yang terdiri

dari, Pengertian Aktivitas, Pengertian Dakwah, Pengertian Aktivitas Dakwah

di Panti Sosial, Pembinaan Mantan WTS di Panti Sosial, Pengertian

Pembinaan, Mantan WTS, Panti Sosial, Pembinaan Mantan WTS di Panti

Sosial.

Bab III Gamabaran Umum Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Kedoya Jakarta Barat yang terdiri dari, Sejarah Berdirinya, Visi dan

Misi, Latar Belakang dan Tujuan, Peran dan Aktifitas Dakwah

Bab IV Aktivitas Dakwah dalam Pembinaan Mantan WTS di Panti

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya Jakarta Barat yang terdiri

dari, aktifitas dakwah dalam pembinaan mantan wanita tuna susila dan metode

dakwah yang di gunakan dalam pembinaan terhadap mantan wanita tuna

susila

Sistem dan Metode Pembinaan, Sarana Pembinaan, Tujuan dan Sasaran

Pembinaan.

Page 86: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Bab V Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 87: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LEMBAR PERTANYAAN

KETUA PENGURUS PANTI SOSIAL

BINA KARYA WANITA HARAPAN MULIA KEDOYA

Nama : H. Achmad S

Tempat & Tanggal lahir : Bandung, 18 september 1952

Profesi : Kepala Panti

Alamat : Perumahan DEPUKI JL. Apel 8 blok CS no.10

Depok

Pendidikan terakhir :Strata 1 Pekerjaan Sosial

Gambaran Umum Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia

1. Bagaimana sejarah berdiri Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulia Kedoya?

Mengenai sejarah berdiri Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan

Mulya Kedoya ini sama seperti yang telah dituliskan di brosur, yaitu

”Pelayanan bidang kesejahteraan sosial, khususnya merupakan tanggung

jawab Pemerintah. Setelah Indonesia dilanda badai krisis moneter sejak tahun

1998 beban Pemerintah Propinsi DKI Jakarta semakin berat dirasakan.

Sebagai Ibukota Negara dan barometer perekonomian bangsa, Jakarta menjadi

tujuan utama warga masyarakat dari daerah dan propinsi lain yang mencoba

mengadu nasib. Sebahagian besar warga masyarakat pendatang tersebut tidak

Page 88: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

mempunyai bekal keterampilan kerja dan pendidikan yang memadai, sehinga

tidak mampu bersaing, akhirnya menambah beban Ibukota yang sudah padat,

yang salah satu diantaranya adalah wanita tuna susila jalanan, sebagai

penyandang masalah kesejahteraan sosial. Atas dasar penilaian tersebut

Pemerintah Daerah khusus

Ibukota Jakarta melalui Dinas Bina Mental Spiritual dan Kesejahtraan

Sosial Propinsi DKI Jakarta membangun dan mendirikan sebuah panti dengan

nama “Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Kedoya”, yang

beroprasional mulai bulan januari 2002. (sesuai SK Gubernur Kepala Daerah

khusus Ibukota Jakarta No. 3622/2001)”

2. Apa tujuan utama didirikannya Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulia Kedoya?

Tujuan didirikannya PSBKW ini untuk memberikan pelayanan terhadap

wanita tuna susila. Dan harapannya agar mereka dapat hidup layak dan

berguna bagi masyarakat.

3. Dari manakah sumber dana yang diperoleh Panti Sosial di dalam

pembangunan?

Sumber dana yang di peroleh panti itu datangnya dari Pemerintah Daerah

Jakarta.

4. Apa visi dan misi Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulia

Harapan Mulia Kedoya?

Visinya yaitu terentasnya WTS warga binaan sosial panti kedalam kehidupan

yang lebih layak, manusiawi, normative, produktif dan mandiri.

Adapun misinya yaitu

Page 89: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

1. Menyelenggarakan pelayanan resosialisasi dalam rangka menumbuhkan

kemauan dan kemampuan WBS untuk kembali dalam kehiupan

bermasyarakat secara normative

2. Menyelenggarakan bimbingan, pelatihan ketrampilan dalam rangka

memulihkan dan mewujudkan kemandirian.

3. Menyelenggarakan penyaluran dan bina lanjut

4. Menjalin keterpaduan, koordinasi dan kerja sama lintas sektor dalam

pelayanan resosialisasi.

5. Siapakah yang bertanggung jawab terhadap berdirinya Panti Sosial

Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya?

Penanggung jawab penuh di Panti ini saya sendiri selaku kepala panti dan

umumnya seluruh pengurus PSBKW.

6. Bagaimana struktur kepengurusan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Harapan Mulia?

Soal struktur kepengurusan panti sosial sudah di tetapkan oleh SK Gubernur,

yaitu Kepala Panti saya sendiri, kemudian SUBBAG Tata Usaha dan di

bawahnya ada Seksi Identifikasi dan Asesmen, Seksi Bimbingan dan

Pelatihan, Seksi Penyaluran dan Bina Lanjut Kemudian Subkelompok Jabatan

Fungsional

7. Berapakah jumlah karyawan yang tinggal di Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulia?

Seluruh karyawan PSBKW ini berjumlah 23

Page 90: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

8. Berapakah jumlah mantan WTS yang tinggal di Panti Sosial Bina Karya

Wanita Harapan Mulia?

Karna kemarin kita habis memulangkan 10 WBS, dan yang sekarang

berjumlah 69 WBS.

9. Dari manakah latar belakang WTS masuk ke Panti Sosial?

Mereka yang tinggal di panti ini berasal dari tempat yang berbeda. Mayoritas

mereka berasal dari luar Jakarta.

10. Faktor apakah yang menjadikan mereka sebagai WTS?

Faktor utama yaitu ekonomi, karena tidak punya mental dan bakat mereka

merasakan betapa sulitnya cari duit dan akhirnya mereka terjerumus pergaulan

seperti ini. Kemudian ada pula faktor lingkungan, artinya bagi mereka yang

tinggal di daerah lokalisasi dengan cepat terjerumus dalam propesi yang sama,

selain itu faktor keterampilan, banyak diantara WBS prustasi karna tidak

punya keterampilan dan sulit mendapatkan pekerjaan

11. Apa saja program kegiatan yang diterapkan Panti Sosial terhadap

pembinaan mantan WTS?

Alhamdulillah program kegiatan di panti ini cukup banyak, diantaranya:

1. Pembinaan fisik, yaitu oleh raga, senam kesegaran jasmani.

2. Pemeriksaan kesehatan

3. Bimbingan keagamaan.

4. Bimbingan sosial, seperti morning meeting, static group, konseling.

5. Bimbingan psikologik

6. Rekreasi / kesenian

7. Perpustakaan

8. Pelatihan ketrampilan praktis sepereti tata boga, menjahit, menyusun

hantaran, tata rias, baby sitter.

12. Khusus kegiatan keagamaan apa saja yang di terapkan oleh panti?

Page 91: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Dalam kegiatan keagamaan, kami memberikan bimbingan seperti solat

berjamaah, pengajian iqra dan al-Quran, sarasehan/yasinan, siraman rohani,

serta ceramah keagamaan, diskusi dan syaring

.

13. Kapan waktu yang ditetapkan oleh Panti Sosial dalam memberikan

pembinaan agama terhadap mantan WTS?

Dalam pembinaan agama di samping rutinitas sholat berjamaah, panti

menetapkan waktu pembelajaran agama dalam seminggu sebanyak 3 kali

dalam 1 minggu, yaitu hari selasa pukul 12.30 - 13.30 meliputi ceramah

agama dengan Tanya jawab, kemudian hari kamis pukul 19.30-21.00 meliputi

pembacaan yasin dan dilanjutkan dengan muhasabah. Terakhir hari sabtu

pukul 09.30-10.30 meliputi pengajian iqra’ dan al-quran.

14. Dengan datangnya bulan ramadhan adakah kegiatan tambahan atau

kegiatan lain yang dilaksanakan di panti sosial ini?

Dengan datangnya bulan ramadhan kegiatan yang dilaksanakan oleh

panti memang agak berbeda dengan bulan-bulan lainnya. Di bulan ramadhan

panti melakukan kegiatan sahur bersama, buka puasa bersama, ceramah

(kultum), kemudian sholat tarawih dan witir bersama di musholah panti.

Kemudian kegiatan yang bersifat olah raga itu tidak diwajibkan karena akan

mengganggu puasa para warga binaan sosial

15. Adakah anggaran dana khusus yang digunakan untuk setiap program

kegiatan?

Ada, dana setiap kegiatan itu sudah disiapkan dari Pemda DKI Jakarta sesuai

dengan anggaran pendapatan daerah yang sudah di tetapkan untuk kegiatan

lembaga Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya Mulya

Page 92: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

16. Siapa saja yang berperan dalam memberikan pembinaan terhadap

mantan WTS?

Dalam memberikan pelayanan kepada warga binaan sosial panti melibatkan

profesi pekerja sosial, dokter, psikolog, agamawan dan instruktur ketrampilan.

17. Adakah sarana yang dimiliki oleh Panti Sosial dalam memberikan

pembinaan terhadap WTS?

Sarana yang panti miliki itu berupa musholah, poliklinik, perpustakaan,

lapangan, ruang peraktek salon dan menjahit.

18. Adakah hubungan kerja sama panti sosial kepada instansi lain?

Panti sosial ini punya hubungan kerja sama dengan Polsek, Koramil, Panti

Sosial Bina Insane Bangun Daya, Rumah Sakit Umum Daerah Budi Asih,

Puskesmas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Tokoh Masyarakat,

Karang Taruna, dan Pekerja Sosial Masyarakat (PSM)

19. Sampai kapan para Wanita Tuna Susila bisa keluar untuk menerapkan

ilmu yang telah diberikan oleh Panti Sosial?

Para WBS dibina selama 6 bulan, setelah itu baru bisa keluar dan harapan

kami bagi para warga binaan sosial dapat mengamalkan ilmu yang telah di

dapatnya.

Page 93: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LEMBAR PERTANYAAN

PEMBINA (DA’I) PANTI SOSIAL

BINA KARYA WANITA HARAPAN MULIA KEDOYA

Nama : Ramlan Nuzul

Tempat & Tanggal lahir : Batu Raja, 10 oktober 1974

Alamat : Panti Sosial Bina Karya Wanita Harapan Mulya

Kedoya, Jl Kembangan Raya No. 3 Kedoya Kebon

Jeruk Jakarya Barat

Profesi : Tenaga pengajar agama (agamawan)

Pendidikan terakhir : Strata 1

Dakwah Dalam Pembinaan Mantan WTS

1. Sejak kapan bapak/ibu mulai aktif mengajar di panti sosial ini?

Berada disini dan mulai memberikan bimbingan sejak tahun 2000

2. faktor apa yang mendorong bapak untuk mengajar atau memberikan

penyajian materi terhadap WTS?

Paling utama faktor tanggung jawab sebagai umat muslim diwajibkan untuk

mengajak kepada kebaikan. Kemudian tanggung jawab terhadap ilmu yang

telah saya peroleh

3. Kapan waktu bapak/ibu memberikan penyajian/pembinaan terhadap

mantan WTS?

kebetulan saya tinggal di dalam panti, jadi kapan pun seluruh warga binaan

yang tinggal dapat konsultasi dan saya berikan saran-saran serta bimbingan,

tapi formalnya dalam 1 minggu saya mengajar 2 kali, yaitu hari kamis pukul

19.30 – 21.00 dan hari sabtu 09.30-10.30. disamping itu pun saya memberikan

bimbingan secara individu terhadap warga binaan.

Page 94: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

4. Berapakah jumlah mantan WTS dalam mengikuti penyajian materi yang

bapak/ibu laksanakan?

Dalam mengikuti pengajian kurang lebih 60 warga binaan sosial yang hadir

untuk mengikuti pengajian, kecuali bagi meraka yang sedang berhalangan dan

yang beragama kristiani

5. Bagaimana respon WTS dalam mengikuti pembinaan atau pengajaran?

Alhamdulillah mereka dapat mengikutinya dengan baik

6. Sarana apa yang bapak/ibu gunakan dalam memberikan materi

keagamaan?

Sarana yang saya gunakan itu musholah dan mimbar

7. Media apa yang bapak/ibu gunakan dalam memberikan pembinaan

materi?

Dalam memberikan materi saya merujuk pada buku-buku agama

Metode Dakwah Dalam Pembinaan Mantan WTS

8. Materi apa yang bapak/ibu sampaikan dalam memberikan pembinaan?

pada hari kamis saya memberikan materi keagamaan (ceramah agama) yang

membahas masalah ketauhidan, aqidah, syariah dan akhlak. Kemudian saya

lanjutkan dengan pembacaan surat yasin setelah isya, dan pada hari sabtu dan

minggu saya memberikan pembinaan dalam pelatihan iqra’ dan al-quran.

9. Persiapan apa saja yang bapak/ibu lakukan sebelum memberikan

penyajian materi?

Sebelum memberikan materi, lebih awalnya saya melakukan Pemantapan jiwa

dan pendekatan emosional kepada seluruh warga binaan

10. Metode apa yang bapak/ibu terapkan dalam memberikan materi atau

penyajian dakwah, baik kelompok maupun individu?

Page 95: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Metode yang saya gunakan dengan metode mauidzoh hasanah, yakni dengan

Ceramah, sorogan, Tanya jawab atau diskusi. Sedangkan dalam bimbingan

individu saya sering memberikan nasihat dan masukan kepada warga binaan

11. Menurut bapak apakan diantara metode dakwah yang diterapkan

tersebut sudah effektif bagi mantan WTS?

Sampai saat ini saya kira belum, karena masih saja ada mereka yang kembali

melakukan lagi pekerjaannya sebagai WTS

12. Faktor apa saja yang menjadi penghambat bapak/ibu dalam memberikan

penyajian dakwah?

Alhamdulillah tidak ada, semuanya baik-baik saja

Page 96: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LEMBAR PERTANYAAN

PEMBINA (DA’I) PANTI SOSIAL

BINA KARYA WANITA HARAPAN MULIA KEDOYA

Nama : Ustadz. Bahruddin Hanaffi

Tempat & Tanggal lahir : Tangerang, 11 Januari 1978

Alamat : Kp. Jurang Mangu barat, Rt. 06 Rw. 03.

Tanggerang

Profesi : Tenaga pengajar agama (agamawan)

Pendidikan terakhir : Strata 1

Dakwah Dalam Pembinaan Mantan WTS

1. Sejak kapan bapak/ibu mulai aktif mengajar di panti sosial ini?

Saya mulai mengajar di panti ini sejak tahun 2006 sampai sekarang, berarti

sudah 2 tahun

2. faktor apa yang mendorong bapak untuk mengajar atau memberikan

penyajian materi terhadap WTS?

Faktor yang mendorong saya itu adalah tanggung jawab untuk memberika

motivasi terhadap WTS agar bangkit dari keterpurukan

3. Kapan waktu bapak/ibu memberikan penyajian/pembinaan terhadap

mantan WTS?

Saya mengajar di panti ini setiap hari selasa, mulai dari pukul 12.30-13.30

4. Berapakah jumlah mantan WTS dalam mengikuti penyajian materi yang

bapak/ibu laksanakan?

Page 97: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

yang mengikuti kegiatan pengajian itu seluruh warga binaan social kecuali

bagi meraka yang sedang mendapat halangan dan bagi merika yang beragama

keristiani. Dan untuk sekarang ini yang ikut sekitar 60 WBS

5. Bagaimana respon WTS dalam mengikuti pembinaan atau pengajaran?

Alhamdulillah mereka semua baik-baik

6. Sarana apa yang bapak/ibu gunakan dalam memberikan materi

pembinaan?

Dalam memberikan materi, sarana yang saya gunakan hanya musholah dan

aula

7. Media apa yang bapak/ibu gunakan dalam memberikan pembinaan

materi?

Dalam memberikan pembinaan saya hanya menggunakan buku panduan

keagamaan serta fotocopy materi yang saya berikan kepada warga binaan

sosial

Metode Dakwah Dalam Pembinaan Mantan WTS

8. Materi apa yang bapak/ibu sampaikan dalam memberikan pembinaan?

Materi yang saya berikan itu masalah keagamaan meliputi mental iman dan

akhlaq (tauhid) serta aqidah

9. Persiapan apa saja yang bapak/ibu lakukan sebelum memberikan

penyajian materi?

Sebelum memberikan materi saya biasa mempersiapkannya dengan membaca

buku dan sholat

10. Metode apa yang bapak/ibu terapkan dalam memberikan materi atau

penyajian dakwah?

Page 98: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

Metode yang saya terapkan dalam memberikan materi yaitu ceramah, Tanya

jawab dan syaring/konsultasi

11. Menurut bapak apakan diantara metode dakwah yang diterapkan

tersebut sudah effektif bagi mantan WTS?

Menurut saya metode ini cuskup efektif

12. faktor apa yang menjadi pendukung bapak/ibu dalam memberikan

penyajian dakwah?

Faktor pendukung saya dalam memberikan penyajian dakwah yaitu dzikir,

karena dalam berdzikir saya merasa tenang, dan tak pernah merasa bosan

mengajar di panti ini.

13. Faktor apa saja yang menjadi penghambat bapak/ibu dalam memberikan

penyajian dakwah?

Alhamdulillah selama saya mengajar dip anti ini belum ada hambatannya,

semua lancar saja.

Page 99: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LEMBAR PERTANYAAN

WARGA BINAAN SOSIAL DI PANTI SOSIAL

BINA KARYA WANITA HARAPAN MULIA KEDOYA

Nama :

Tempat & Tanggal lahir :

Alamat :

Pendidikan terakhir :

1. Faktor apa yang menyebabkan anda menjadi pekerja seks komersil?

2. Sejak kapan anda mulai melakukan pekerjaan sebagai wanita pekerja

seks komersil?

3. Apa yang anda rasakan dengan berpropesi sebagai wanita tuna susila?

4. Bagaimana perasaan anda tinggal atau berada di panti ini?

5. Kegiatan apa saja yang anda lakukan di panti ini?

6. Apa yang anda rasakan dengan kegiatan kagamaan yang diterapkan

dalam pembinaan dip anti sosial ini?

7. Adakah manfaat yang anda rasakan dari kegiatan keagamaan tersebut?

8. Selain mengikuti beragam kegiatan, adakah pemantauan khusus yang

dilakukan oleh pihak panti terhadap warga binaan?

Page 100: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

9. Apa yang akan anda lakukan setelah keluar dari panti sosial ini?

Page 101: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

LAMPIRAN

Page 102: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita

PANTI SOSIAL BINA KARYA WANITA HARAPAN MULIA

KEDOYA JAKARTA BARAT

AKTIFITAS DAKWAH

Sholat Berjamaah dan pengajian agama Bimbingan personal

di Musholah

Static group Kegiatan ceramah agama Bimbingan sosial kelompok di aula

Page 103: DAKWAH DALAM PEMBINAAN MANTAN WANITA TUNA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/18422/1/AHMAD... · membangun dan mengoperasionalkan Panti Sosial Bina Karya Wanita