Dakwah Agama Rika

download Dakwah Agama Rika

of 2

description

fgrghgrdghrd

Transcript of Dakwah Agama Rika

RIKA DWI ANGRIANI1102012247MEMBENTUK INSAN KAMIL DENGAN IBADAHInsan kamil berasal dari bahasa Arab, yaitu dari dua kata Insan dan kamil. Secara harfiah, Insan berarti manusia, dan kamil berarti yang sempurna. Dengan demikian, insan kamil berarti manusia yang sempurna. Selanjutnya menurut Syekh Siti Jenar insan kamil adalah mereka yang telah memiliki upaya terus-menerus bagi peningkatan dan pembersihan dirinya, yakni mereka yang telah mampu memisahkan dan melepaskan dirinya dari hal-hal keduniaan.Menjadi insan kamil merupakan dambaan semua orang, namun tidak semua orang dapat mencapainya, bahkan sebagiannya hanya dilisan atau angan-angan. Sudah tentu ini tidak benar, karena cita-cita dan keinginan harus dibarengi dengan usaha dan kesungguhan mencapainya. Lalu bagaimana mencapainya? Bagaimana bisa menjadi insan kamil?Membentuk manusia menjadi manusia sempurna (insan kamil) hanya dapat dilakukan dengan ibadah kepada Allah SWT. Karena beribadah merupakan tujuan kesempurnaan seorang manusia. Dengannya manusia dapat mewujudkan tujuan penciptaannya, berarti sempurnakan sifat kemanusiaannya. Jika telah sempurna sifat manusianya maka berarti telah menjadi insan kamil.Oleh karena itulah Nabi kita Muhammad dikatakan manusia sempurna dan mendapat kedudukan tertinggi diantara makhluk Allah SWT. Beliau peroleh kedudukan ini dengan kesempurnaan beribadah beliau kepada Allah SWT, sehingga memperoleh pujian dan keridhoan. Semakin sempurna perwujudan ibadah seorang akan membuatnya lebih sempurna dan tinggi dihadapan Allah SWT. Oleh karena itu Allah SWT berfirman: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Surat Al Hujrat 49:13)

Tujuan Penciptaan Manusia

Allah yang maha bijaksana tentulah tidak menciptakan sesuatu kecuali dengan hikmah yang agung. Demikian juga dalam penciptaan manusia dengan bentuk yang sempurna, indah dan beraneka ragam bentuk dan warna kulit mereka. Tentunya dalam hal ini Allah SWT menciptakan kita semua tidak semena-mena dan tidak membiarkan begitu saja, sehingga Dia berfirman: Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami.(Surat Al Muminun 23:115)

Juga keberadaan manusia untuk hidup dan menikmati kehidupannya sebagaimana binatang ternak menikmati dunia ini, lalu mati tanpa dibangkitkan dihari kiamat nanti. Sungguh kalau demikian kehidupan manusia ini tidak ada guna dan manfaatnya. Ini semua tentunya menyelisihi kemaha bijakan Allah SWT. Apalagi Allah SWT mengutus para RasulNya kepermukaan bumi ini untuk mengajak manusia menjadi hamba-hamba Allah SWT dengan membawa kitab suci dan ajaran ilahi. Sungguh ini semua menunjukkan adanya tujuan agung dalam penciptaan manusia dan diciptakannya bumi dan seisinya ini untuk mereka. Jika demikian kita perlu melihat kembali tujuan Allah SWT menciptakan kita semua dengan merujuk kepada berita wahyu yang diturunkan kepada utusanNya.Mengapa Harus Beribadah?Satu pertanyaan yang terlontar, apakah ibadah tersebut untuk kepentingan dan kebahagian manusia ataukah untuk menyusahkan dan membebani mereka?Semua manusia bahkan semua makhluk mesti butuh mencari semua kemafaatan dan dijauhi dari segala kemudhoratan. Kemanfaatan berupa kenikmatan dan kelezatan dan kemudhoratan berupa rasa sakit dan siksaan. Sehingga manusia membutuhkan empat perkara yaitu:1. sesuatu yang ia cintai dan cari, yaitu kebahagiaan.2. sesuatu yang ia benci dan jauhi, yaitu kemudhoratan3. cara atau wasilah mencapai kebahagian4. cara atau wasilah menjauhi kemudhoratanKeempat perkara ini harus ada pada setiap makhluk hidup agar dapat hidup dan menikmati kehidupannya. Semua usaha manusia pasti untuk mencapai keempat perkara ini. Allah SWT lah yang memiliki keempat perkara ini, Dialah yang memberikan kebahagian hambaNya dan melepaskan mereka dari kemudhoratan. Juga Dialah yang memiliki dan mengetahui cara atau wasilah mendapatkan kebahagian dan keselamatan tersebut. Tentunya ini memaksa seorang hamba untuk beribadah hanya kepadanya dan meminta bantuan dalam mendapatkan kebahagian dan keselamatan hanya kepadaNya. Sebab semua yang diinginkan dan diharapkan hanya ada pada Allah SWT.Jelaslah peribadatan yang dilakukan seorang hamba hanyalah untuk kepentingannya, bukan kepentingan orang lain atau kepentingan yang Mahakuasa. Inilah maksud dan tujuan penciptaan mereka yaitu beribadah hanya kepada Allah dan tidak menyekutukanNya dengan yang lain.