DAKRIOSISTITI1

7
DAKRIOSISTITIS DEFINISI Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada kantung nasolakrimal (air mata) yang terletak diantara ujung kelopak mata sebelah dalam dan hidung; secara khas hal ini terjadi akibat penyumbatan saluran air mata. Penyumbatan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak terkontrol dan menyebabkan kantung air mata menjadi terinfeksi dan meradang tetapi kondisi ini biasanya hanya mengenai satu mata. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang tua dan biasanya gejala yang timbul seperti air mata yang berlebihan, nanah dan pembengkakan pada permukaan bagian dalam dari kelopak mata bagian bawah. Prognosis secara umum baik dengan penanganan; akan tetapi pada beberapa kasus mungkin memerlukan intervensi bedah untuk menghilangkan sumbatan pada saluran air mata atau bahkan memerlukan pengangkatan kantung air mata secara keseluruhan. Mengingat begitu dekatnya kantung air mata dengan bola mata, maka direkomendasikan pada seseorang dengan kondisi seperti ini agar berkonsultasi dengan seorang dokter tanpa menunda-nunda karena infeksi dapat menebar ke bola mata dan menyebabkan komplikasi seperti konjungtivitis. PENYEBAB Penyebab dakriosistitis biasanya adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis, yang mengarah dari sakus lakrimalis ke dalam hidung. Daerah di sekitar sakus lakrimalis biasanya menjadi nyeri, kemerahan, dan bengkak. Mata mungkin menjadi merah dan berair dan mungkin mengeluarkan cairan nanah.

description

DAKRIOSISTITI1

Transcript of DAKRIOSISTITI1

Page 1: DAKRIOSISTITI1

DAKRIOSISTITIS

DEFINISI

Dakriosistitis adalah suatu infeksi pada kantong air mata (sakus lakrimalis). Dakriosistitis adalah kondisi medis yang ditandai dengan peradangan pada kantung nasolakrimal (air mata) yang terletak diantara ujung kelopak mata sebelah dalam dan hidung; secara khas hal ini terjadi akibat penyumbatan saluran air mata. Penyumbatan menyebabkan pertumbuhan bakteri yang tidak terkontrol dan menyebabkan kantung air mata menjadi terinfeksi dan meradang tetapi kondisi ini biasanya hanya mengenai satu mata.

Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita dan orang tua dan biasanya gejala yang timbul seperti air mata yang berlebihan, nanah dan pembengkakan pada permukaan bagian dalam dari kelopak mata bagian bawah. Prognosis secara umum baik dengan penanganan; akan tetapi pada beberapa kasus mungkin memerlukan intervensi bedah untuk menghilangkan sumbatan pada saluran air mata atau bahkan memerlukan pengangkatan kantung air mata secara keseluruhan. Mengingat begitu dekatnya kantung air mata dengan bola mata, maka direkomendasikan pada seseorang dengan kondisi seperti ini agar berkonsultasi dengan seorang dokter tanpa menunda-nunda karena infeksi dapat menebar ke bola mata dan menyebabkan komplikasi seperti konjungtivitis.

PENYEBAB

Penyebab dakriosistitis biasanya adalah penyumbatan duktus nasolakrimalis, yang mengarah dari sakus lakrimalis ke dalam hidung.Daerah di sekitar sakus lakrimalis biasanya menjadi nyeri, kemerahan, dan bengkak. Mata mungkin menjadi merah dan berair dan mungkin mengeluarkan cairan nanah.

Sedikit tekanan yang diterapkan pada sakus lakrimalis dapat mendorong nanah melalui punktus lakrimalis, pembukaan di sudut dalam mata, dekat hidung. Pada kasus langka, abses bisa terbentuk, yang bisa pecah keluar kulit, menciptakan sebuah area untuk drainase.

- Cedera hidung

- Penyumbatan saluran air mata

- Peradangan hidung

Infeksi yang ringan biasanya akan cepat sembuh walau tetap ada pembengkakan. Sementara yang tergolong parah dapat menyebabkan kemerahan dan penebalan di atas kantung air mata. Jika terus berlanjut akan terbentuk kantung nanah.

Page 2: DAKRIOSISTITI1

Patofisiologi dakriosistitis

Awal terjadinya peradangan pada sakus lakrimalis adalah adanya obstruksi pada duktus nasolakrimalis. Obstruksi duktus nasolakrimalis pada anak-anak biasanya akibat tidak terbukanya membran nasolakrimal, sedangkan pada orang dewasa akibat adanya penekanan pada salurannya, misal adanya polip hidung.

Obstruksi pada duktus nasolakrimalis ini dapat menimbulkan penumpukan air mata, debris epitel, dan cairan mukus sakus lakrimalis yang merupakan media pertumbuhan yang baik untuk pertumbuhan bakteri.

Ada 3 tahapan terbentuknya sekret pada dakriosistitis. Hal ini dapat diketahui dengan melakukan pemijatan pada sakus lakrimalis. Tahapan-tahapan tersebut antara lain:

Tahap obstruksi

Pada tahap ini, baru saja terjadi obstruksi pada sakus lakrimalis, sehingga yang keluar hanyalah air mata yang berlebihan.

Tahap Infeksi

Pada tahap ini, yang keluar adalah cairan yang bersifat mukus, mukopurulen, atau purulent tergantung pada organisme penyebabnya.

Tahap Sikatrik

Pada tahap ini sudah tidak ada regurgitasi air mata maupun pus lagi. Hal ini dikarenakan sekret yang terbentuk tertahan di dalam sakus sehingga membentuk suatu kista (Mardiana & Roza, 2011).

Gejala

Tanda dan gejala Dakriosistitis yang mungkin timbul:

- Cairan mata 

- Demam

- Mata berair (epifora)

- Pembengkakan mata

- Pembuluh darah yang bengkak atau melebar pada bagian putih mata, yang menyebabkan mata terlihat merah (mata merah)

Page 3: DAKRIOSISTITI1

- Penglihatan kabur

- Robek secara berlebihan

- Sebuah benjolan atau gumpalan pada sudut bagian dalam kelopak mata bawah

Pencegahan.

Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan higienitas pada palpebra ,termasuk melakukan kompres air hangat dan membersihkan silia. Selain itu, higienitas nasal dengan spray salin dapat mencegah obstruksi aliran lakrimal bagian distal.

Komplikasi.

Dakriosistitis yang tidak diobati dapat menyebabkan pecahnya kantong air mata sehingga membentuk fistel. Bisa juga terjadi abses kelopak mata, ulkus, bahkan selulitis orbita (Mardiana & Roza, 2011).

Komplikasi pada dakriosistitis lebih kepada komplikasi terapi bedah. Dakriosistorinostomi bila dilakukan dengan baik merupakan prosedur yang cukup aman dan efektif. Namun, seperti pada semua prosedur pembedahan, komplikasi berat dapat terjadi. Perdarahan merupakan komplikasi tersering dan dilaporkan terjadi pada 3% pasien. Selain itu, infeksi juga merupakan komplikasi serius dakriosistorinostomi. Beberapa ahli menyarankan pemberian antibiotic drop spray pada hidung setelah pembedahan. Kegagalan dakriosistorinostomi paling sering disebabkan oleh osteotomi atau penutupan fibrosa pada pembedahan ostium yang tidak adekuat. Kebanyakan kasus kemudian diterapi dengan dilatasi ostium menggunakan probing Bowman berturut-turut.

Kompliksi lainnya meliputi nyeri transient pada segmen superior os.maxilla, hematoma subkutaneus periorbita, infeksi dan sikatrik pascaoperasi yang tampak jelas (Yuliani, 2009).

  PENGKAJIAN

1.      Identitas

2.      Status Kesehatan

a.       Status kesehatan saat ini

b.      Status kesehatan masa lalu

3.      Pola kebutuhan dasar (Data Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual)

a.Pola Bernafas

Page 4: DAKRIOSISTITI1

b. Pola Makan dan Minum

c. Pola Eliminasi

d. Pola Gerak dan Aktivitas

e. Pola Istirahat dan Tidur

f. Pola Kebersihan Diri

g. Pola Pengaturan Suhu Tubuh

h. Pola Rasa Nyaman

i. Pola Rasa Aman

j. Pola Sosialisasi

k. Pola Ibadah

l. Pola Rekreasi

m. Pola Produktivitas

n. Kebutuhan Belajar

4. Pengkajian Fisik

     a. Keadaan Umum

     b. Tanda-tanda vital

     c. Keadaan Fisik

              • Inspeksi pada posisi punctum

• Palpasi daerah sakkus lakrimal, apakah mengeluarkan cairan       bercampur  nanah.

• Irigasi melalui punctum dan kanalikuli lakrimal, bila cairan mencapai     rongga hidung , maka

system eksresi berfungsi baik (tes anel).

• Probing yaitu memasukkan probe Bowman melalui jalur anatomic system eksresi lakrimal.

5.      Pemeriksaan Penunjang

a.       Pemeriksaan Laboratorium

b.      Pemeriksaan Radiologi

Page 5: DAKRIOSISTITI1

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA KEPERAWATAN (NOC)

INTERVENSI KEPERAWATAN(NIC)

Nyeri akut (00132)Domain 12Kelas 1Berhubungan dengan cedera fisik

Setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri akut teratasi dengan kriteria hasil :1 . Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri)

2. menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri mencari bantuan

3. melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan mnggunakan manajemen nyeriMampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi, dan tanda nyeri)

4. tanda vital dalam rentang normal

1. lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteriatik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktorbpresipitasi

2. kaji skala nyeri

3. observasi ttv

4. ajarkan tentang teknik nonfarmakologi (mis: mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam )

5. tindakan istirahat-p