DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA...

13

Transcript of DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA...

Page 1: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi
Page 2: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

,zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA

Kutipan PasaJ 72:

Sanksi Pelanggarall Undang-Undang Hak Cipta (UU No. 19Tahun 2002)utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

1. BarangsHlpa (h:ngan s(,·ngaJ.l dan r:mpa hak mcl.ikuk.m pcrbuaran t;;CuagallluH,l

drmaksud dalarn 1'.•,,,1 2 .rvat 1, atau Pasal 49 ay.u I Jan .'\".11 (2 dipidan .•den

gan pidanayutsrponmlkihgedbaWVUSPOMKJIBp(..'n)'lI.1 m,t<;lng m151l1g paling slngk.1t I satu bulan dan atnu dc.id.i

paling sedikir Rp 1.IIIIII.()Otl,UI) saru iura furl .t h ..• tau p.dll'" penjara paling lam.r

7 {tujuh) rahun dan ',1I:1U dcnda paling banvak Rp :;.tltlO.lIOtl.OUO,OO (lima mihar

rupiah)

2. Barangsiapa dengan sl'llgaja menyiarkan. memame rk.m, mcngcdarkan, aiau nu-n

jual kepada urnurn -u.uu Ciptaan 3{aU barang ha-rl pl'ianggarlln l lak Cipta atau

Hak Terkait sebagaunann dim.rksud pada avat I dlpld,ln ••dengan pidan a penj.rr ••

paling lama 5 (urn.•) rahun dao /atau denda pallng b.mv .•k Rp )I)O.llOO.()(lO.O(l lim .•

rarus jura rupiah).UTSRPNMJHGEA

MERENTANG

SEJARAH

MENJADI GEREJA BAG I SESAMA

Penyusun:

Pdt. Supriatno

Pdr, Onesimus Dani

Pdt. Daryatno

fijij}®

WMajelis Sinode Gereja Kristen Pasundan

JI. Dewi Sartika 119, Bandung

BPK Gunung Mulia

JI. Kwitang 22-23, Jakarta

Page 3: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

MERENTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDIRIAN

CopyrightzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA©utsrponmlkjihgedbaUTPMKIGDA2009 oleh Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan

Diterbitkan dalam ke~a sama antara:

Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan

JI Dewi Sartika 119 Bandung

dan

PT BPK Gunung Mulia, JI. Kwitang 22-23, Jakarta 10420

E-mail: [email protected] - http://www.bpkgm.eomAnggota IKAPI

Penyusun: Pdt. Supriatno, Pdt. Onesimus Dani, Pdt. Daryatno,

Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto

Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang

Cetakan ke-1 : 2009

Kata/og da/am terbitan (KDT)

Gereja Kristen Pasundan.

Merentang sejarah, memaknai kemandirian I oleh Majelis Sinode Gereja Kristen Pasundan

- Cet. 1. - Jakarta: Gunung Mulia ; 2009.

xvi, 268 him. ; 21 em.

1. Hubungan Antar-Agama. 2. Perubahan Sosial dan Politik-Indonesia.I. Judul.

261

ISBN 978-979-687-708-9utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

DAFTAR lSI

Mandirilah, GerejakuzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBA(Tania Prameswari) VIl

Kata Pengantar Pokja Penerbitan Buku HUT ke-75 GKP Xl

Sambutan Majelis Sinode GKP xiii

Gereja Bagi Sesama (Yanky Karman) 1

2 Allah yang Turut Menderita (Darwin Darmawan) 15

3 Merajut Persaudaraan di Lintasan Zaman

(Weiman Boba) 27

4 Gereja Kristen Pasundan dan Gerakan Penrakosta

(Andreas A. Yewangoe) 37

5 Pendidikan sebagai Pembebasan dan Pemanusiaan

(WieLsma DK Baramulii 47

6 Gereja dan Etika Bisnis (Yahya Wijaya) 61

7 Gereja dan Kemiskinan (Wahyudi) 75

8 Gereja Kaum (Perernpuan) Miskin

(Obertina Modesta Johanis) 99

9 Gereja di Tengah Era Informasi

(Djony Christiania Sabadjan) 119

10 Gereja dan Ornop (Rainy MP. Hutabarat) 127

11 Teologi Politik (Wahju S. Wibowo) 139

Page 4: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

VI MERENTANG SE]ARAH, MEMAKNAI KEMANUIRIAN

12 Agama dan KekerasanzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBA(John A. Titaley) 157

13 Implemenrasi Hak Kebebasan Beragama (Rosidin) 171

14 Menyikapi Peraturan Daerah Bernuansa Agama

di Jawa Barat (Supriatno) 197

15 Membangun Kemitraan Amariman dalam

Kemajemukan Agama (Adang Djumhur Salikin) 219

16 Misi Dialogis dan Transformatif

(Ranto Gunawan Simamorai 229

17 Peran Agarna Melahirkan Perdamaian

(Benny Susetyo) 241

18 Menjalin Relasi Memperkokoh Silaturahmi

(Hasim Adnan) 251

Para Penulis dan Penyusun 263

\utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

MANDIRILAH, GEREJAKU

Tania Prameswari

Untuk ukuran seorang manusia

75 tahun sebuah umur panjang yang telah dilewari

Unruk ukuran sebuah gereja

75 rahun adalah sebuah kedewasaan dalam eksistensi

Gereja Kristen Pasundan hadir di tengah dunia

untuk mewujudkan sebuah misi

Mengabarkan Injil di negeri pertiwi ini

Hadir di tengah keberagaman tantangan

Tak mernbuat Gereja Kristen Pasundan lalu parah arang

Pahit dan manisnya kehidupan silih berganti dirasakan GKP

Hal-hal rnernilukan dan membahagiakan bagaikan goresan kuas

pada sebuah lukisan

Goresan-goresan yang lalu mernunculkan gambaran kehidupan

Semakin diterpa maka semakin nyata

GKP menghadapi segala tanrangan untuk menjadi lukisan indah

Indah bukan sekadar dipandang

Indah bukan sekadar dikagumi

Indah rerlebih untuk menjadi arti

Berarti bukan saja unrukku, untukmu, terlebih untuk-Nya

VII

Page 5: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

XIV MERFNTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDIRIAN

Dalam kaitan untuk memaknai kemandirian rcrsebut, Majelis

Sinode GKP di dalam rangkaian HUT ke-75 ini menerbirkan

bukuzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBAMerentang Sejarah, Memaknai Kemnndirian. Kami berharap

agar dalam penerbitan buku ini tergambar perjalanan kernan-

dirian Gcreja Kristen Pasundan, bagaimana hubungan dengan

lembaga-Icmbaga mitra serta masyarakat terus dibangun dan

mercflcksikan makna kehadiran Gereja sesuai dcngan visi Gereja

Kristen Pasundan "Menjadi Gereja bagi Sesama". Buku ini kiranya

dapat menggugah kesadaran kita bersama unruk terus-rnenerus

memaknai kernandirian yang kira bangun.

Di penghujung dasawarsa kemandirian GKP 0999-2009)

ini, kiranya kira dapat lebih menghayati makna kemandirian kira,

dan juga buku ini kiranya menjadi bagian yang mengukuhkan

nilai-nilai kemandirian tersebut. Akhirnya, kami mengucapkan

terima kasih kepada pokja buku Merentang Sejnrah, Memalenai

Kemandirian yang telah bekerja keras sehingga buku ini dapat

terbit, juga kcpada para penulis yang relah bcrkonrribusi serta

BPK Cunung Mulia yang bersedia bekerja sama sehingga buku

ini dapar direrbitkan.

Dengan semangat tema HUT ke-75 "Berdirilah Teguh dan

bersyukurlah", kita maknai kernandirian kita dengan penuh suka-

cira, Tuhan rnernberkari kita.

Majelis Sinode

Gereja Kristen PasundanyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBA,

1utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

GEREJA BAGI SESAMA

YonkY KarmanUTSRPNMJHGEA

PENGANTAR

q). erbagai konflik sosial yang berakhir dengan tindak kekerasan,

clJ apa pun pcmicunya, memperlihatkan bahwa kekerasan relah

menjadi model unruk menyclesaikan masalah. Ironisnya, Indonesia

dikenal olch dunia luar sebagai bangsa yang ramah.

Senti men anrargolongan dan antarkelompok, sikap curiga,

sikap agresif sernua itu dimungkinkan karen a orang lain tidak

terrnasuk kelompokku. Karena bukan sesamaku, orang lain

dikejar-kejar, dikasari, dikerasi, dilukai, bahkan dibunuh. Krisis

sosial yang mengancam integrasi bangsa itu tidak boleh dianggap

sura tan takdir seperti dalam hiporesis clashes of ciuilizations-siye

Samuel Huntington. Kita bukan pemeran-pemeran pasif yang

digerakkan oleh kekuaran nasib. Bila kita menerimanya sebagai

takdir sejarah, maka tidak ada yang perlu bertanggung jawab atas

semua air mara dan luka akibat kontlik sosial. Suratan takdir terlalu

abstrak untuk dibicarakan sebagai faktor determinan keterpurukan

Page 6: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

rzyxwvutsrponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA

2 MERENTANG SE)ARAH, MEMAKNAJ KEMANDIRIAN

bangsa. Kitalah penentu nasib sendiri. Kita harus berani keluar

dari keterturupan kelompok dan menjadi sesama bagi orang lain.

Dua reks berikut rnenjadi dasar bagi refleksi teologis untuk

gereja bagi sesama. Kedua teks dicatar dalam Injil sebagai ajaran

Yesus. Teks yang satu dalam rangka mengoreksi sebuah pertanyaan

yang keliru, sedangkan teks yang lain tentang melayani sesama.yutsrponmlkihgedbaWVUSPOMKJIB

I.utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBAPERTANYAAN YANG KEURU (LUK. 10:25-37)

Lembaga Alkitab Indonesia memberi judul untuk perumpamaan

ini "OrangSamaria yang murah had". Dengan judul itu, inti

perumpamaan adalah orang Samaria yang murah hati. Perumpa-

maan iru dibaca dari sudut orang Samaria dan pembaca dirninra

meneladaninya.

A. Siapakah Sesamaku?

Suatu ketika seorang ahli Taurat hendak menguji Yesus dan

bertanya apa yang harus dilakukannya untuk memperoleh hidup

kekal. Yesus balik bertanya, "Apa yang tertulis dalam Taurat?"

Orang itu rnengutip Taurat, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan

segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap

kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah

sesamamu manusia seperti dirimu sendiri" (bnd. UI. 6:5; 1m.

19: 18). Kasih yang sempurna. Yesus membenarkan jawaban ahli

Taurat itu. Jika ia mengasihi Allah dan manusia seperti itu, ia akan

memperoleh hidup yang dimaksudnya.

Ahli Taurar itu bertanya lagi, "Siapakah sesamaku manusia?" Ia

bertanya bukan karena tidak tahu, tetapi karena ingin menjatuhkan

Yesus. Orang Yahudi memiliki pandangan berbeda-beda tentang

siapa yang rerrnasuk sesama dan siapa yang bukan. Tidak seriap

orang otomatis sesama mereka. Menanggapi perranyaan yang

GEREJA BAG! SESAMA3

sifatnya menguji itu, Yesus tidak langsung menjawab "Sesarnamu

manusia adalah yang ini arau itu." Yesus menjawabnya secara tidak

langsung lewat sebuah cerita yang menyentuh hati tentang seorang

yang terrimpa musibah.

Ada seorang Yahudi turun dari Yerusalem ke Yerikho. Jalan

dari Yerusalem menuju Yerikho terkenal buruk dan berbahaya

bagi pejalan kaki. Ada ruas jalan sepanjang 25 kilometer yang

perbedaan tingginya ekstrern, ada temp at yang ketinggiannya

750 meter di atas permukaan laut dan tempat lain 200 meter

di bawah permukaan laut. Ruas jalan yang curam itu, dengan

ketinggian hampir 1.000 meter, sering dimanfaatkan para bandit.

Orang Yahudi dalam cerita Yesus itu jatuh ke tangan penyamun

yang merampoknya habis-habisan, memukulinya dan sesudah iru

dibiarkan dalam keadaan sekarat tergeletak di tepi jalan.

Kemudian berrurut-turut lewadah seorang imam dan se-

orang Lewi. Keduanya orang Yahudi, tergolong rohaniwan pada

zamannya, kelompok khusus dalam masyarakat Yahudi yang

bertugas menjaga standar kekudusan ritual. Imam bertanggung

jawab atas ibadah dan upacara kurban di Bait Allah, dibantu

kaum Lewi. Selain itu, kaum Lewi juga bertanggung jawab atas

musik dalam ibadah dan atas keamanan bangunan-bangunan di

kompleks Bait Allah. Banyak di antara imam dan orang Lewi yang

tinggal di wilayah Yerikho lantaran tempat itu subur, hangat pada

musim dingin, nyaman sebagai tempat bermukim. Dengan begitu,

imam dan orang Lewi mondar mandir Yerikho- Yerusalem. Mereka

bertugas di Yerusalem. Selesai tugas, mereka kern bali ke Yerikho.

Imam dalam cerita Yesus melihat ada orang tergeletak di jalan

dalam keadaan mengenaskan. Bukannya berhenti sebentar dan

memberi perrolongan sebisanya, ia menghindar dengan menempuh

jalan lain. Sebagai manusia, mungkin ia simpati pada korban.

Namun, ia juga punya alasan untuk tidak menuruti dorongan

Page 7: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

4zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBAMERENTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDIRIAN

sirnpati itu. Menolong korban perampokan di jalan sama dengan

cari susah. Fakta ada orang dirampok mernperlihatkan sebelum

itu ada perampok di sekitar situ. Alih-alih memberi perrolongan,

malah orang yang coba-coba menolong korban perampokan akan

menjadi sasaran berikut para perampok yang mungkin masih

berada di sekitar sana. Mungkin juga karena orang iru dalam

keadaan setengah mati, imam itu berpikir percuma saja menolong

orang yang akan mati. Apalagi, rnenyentuh mayat membuat najis.

Dernikian juga, dengan orang Lewi yang lewat sesudah itu. Ia tidak

melakukan apa-apa. Orang-orang iru tidak mau repor. Mereka

ingin menghindari masalah.

Yesus terus bertutur, Kemudian, lewatlah seorang Samaria.

Secara keturunan, orang Samaria adalah Yahudi campuran, tetapi

dianggap orang asing oleh orang Yahudi. Pada abad ke-8 SM, Raja

Asyur mendatangkan orang-orang asing untuk mendiami kota-kota

Samaria menggantikan orang Israel yang ditawan ke Asyur sekaligus

kawin campur dengan orang Samaria yang masih tinggal (2 Raj.

17:24-41). Lahirlah keturunan campuran. Meski orang Samaria

menganut agama Yahudi, tetapi orang Yahudi menganggap agama

Yahudi yang dianut mcreka tidak murni lagi. Itu menjadi sebuah

alasan orang Yahudi untuk tidak menganggap orang Samaria

sebagai sesama mereka. Permusuhan di antara orang Yahudi dan

orang Samaria meruncing, ketika orang Samaria mendirikan Bait

Allah sendiri di Gunung Gerizim tetapi dihancurkan orang Yahudi

(128 SM).

Injil Yohanes mencatar orang Yahudi dan orang Samaria tidak

saling bergaul (Yoh. 4:9). Ketika Yesus akan singgah di sebuah

desa Samaria, desa itu menolak kehadiran-Nya sebab mcngetahui

Yesus dalam perjalanan menuju Yerusalem. Mengerahui hal itu,

Yakobus dan Yohanes mengusulkan agar adazywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBAapi diturunkan dari

GEREJA BAG! SESAMA5

lanzir unruk membinasakan orang Samaria. Tentu saja Yesuso

menegur sikap keras murid-Nya (Luk. 9:53-55). Setidak-tidaknya

rergarnbar benih SARA (suku, ras, dan agama) dan kebencian di

antara kedua kornunitas itu yang berasal dari sejarah permusuhan

yang panjang.

Di antara kelompok di luar Yahudi yang tidak dianggap

sesama, mungkin orang Samaria yang paling tidak disukai oleh

orang Yahudi. Kalau betul begiw, Yesus memasukkan figur

ekstrern ke dalam ceritanya. Logikanya, orang Samaria yang lewat

itu, sarna dengan kedua orang terdahulu, juga akan membiarkan

saja orang Yahudi yang terkapar itu. Nyatanya, ia memberi

pertolongan. Sirnpati yang dirniliki imam dan orang Lewi berhenti

sebagai simpati. Namun, simpati orang Samaria melahirkan aksi.

Simpati memang baik, nasihat juga baik. Yang terbaik tentu saja

pertolongan konkrer.

Setelah menolong seadanya, mencuci luka orang Yahudi itu

dengan anggur dan minyak, membalur lukanya, orang Samaria

itu membawanya ke sebuah penginapan untuk dirawat lebih

lanjur. Orang Samaria itu mau merepotkan diri! Padahal, ia bukan

pengangguran. Ia "sedang dalam perjalanan". Ia memiliki urusan

yang harus diselesaikan. Setiba di penginapan, ia masih merawat

korban dan menginap semalam. Karena ada urusan yang harus

diselesaikannya, ia harus pergi meninggalkan korban. Namun, ia

sempat menitipkan sejumlah uang kepada pemilik penginapan

sebagai biaya untuk rnerawar korban selama ia pergi. Ia berjanji

untuk kembali dan membayar segala kekurangan yang ada setelah

urusannya selesai.

Page 8: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

6 MERENTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDIRIANyutsrponmlkihgedbaWVUSPOMKJIB

B.utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBABagaimana Menjadi Sesama?

Apa yang paling mendorong orang Samaria itu mau rnerepotkan

diri sehingga batas-baras penghalang secara etnis dan riwayat

permusuhan turun-temurun menjadi begitu tipis? Belas kasihan.

Itulah penjelasan Yesus. Sampai di sini, Yesus tidak meneruskan

ceritanya. Namun, Yesus belum menjawab pertanyaan ahli Taurat

"Siapakah sesamaku manusia?"

Malah, Yesus balik bertanya kepadanya, "Siapakah di antara

ketiga orangyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBAini (imam, orang Lewi, orang Samaria), menurut

pendaparrnu, adalah sesama manusia bagi orang yang jaruh ke

rangan penyamun itu?" Masih rerkesima dengan cerita Yesus

rentang orang Samaria, ahli Taurar menjawab, "Orang yang telah

menunjukkan belas kasihan kepadanya." Segera Yesus menutup

dialognya sambil berkata, "Pergilah dan perbuatlah demikian!"

Mengapa sampai akhir dialog, Yesus tidak menjawab pertanyaan

tentang "siapakah sesamaku?" Pertanyaan itu keliru. Pertanyaan

itu mengasumsikan ada orang yang termasuk kelompokku dan

ada yang tidak: ada yang sederajat sebagai sesama dan ada yang

tidak.

Cara bertanya demikian menempatkan diri penanya sebagai

pemberi kriteria siapa saja yang layak menjadi sesama. Penanya

merasa layak menentukan siapa sesamanya dan siapa bukan.

Di matanya tidak semua orang adalah sesama. Irulah implikasi

sosial di balik pertanyaan "siapakah sesarnaku". Namun, di mara

Yesus, cara pandang demikian keliru. jadi, yang mendorong

Yesus bercerita panjang lebar adalah karena kepada-Nya diajukan

scbuah pertanyaan yang kcliru. Pertanyaan itu tidak cuma keliru,

tetapi implikasinya serius dalam kehidupan sosial. Orang Samaria

dalam cerita Yesus telah berhasil menjadi sesama bagi orang yang

memerlukan uluran tangan. Ia telah menjadi sesama bagi orang

GEREJA BAGI SESAMA7

yang malang itu, sedangkan imam dan orang Lewi belum menjadi

sesama kendati kesamaan etnisitas dan agama.

Yesus mengoreksi pertanyaan yang keliru dengan sebuah

pertanyaan yang tepat. "Siapakah yang menjadi sesamazywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBAbagi orang

yang malang itu?" Dalam pertanyaan yang diajukan Yesus, kriteria

sesama tidak lagi ditentukan dari sudur penanya, melainkan dari

sudut orang lain, tepatnya, orang yang sedang membutuhkan

pertolongan. Bagi orang yang dirampok dan dianiaya, satu-satunya

yang diharapkan adaJah pertolongan konkret dari siapa saja.

Yesus mengoreksi pertanyaan keliru itu sebab pertanyaan itu

mengasumsikan pengelompokan primordial di antara manusia

berdasarkan etnisitas atau agama. Pengelompokan seperri itu

memengaruhi sikap kita terhadap orang lain. Yang termasuk

kelompok ditolong. Yang di luar kelompok tidak ditolong. Itulah

kecenderungan primordial man usia. Seharusnya, kita menjadi

sesama bagi siapa saja sebagai sarna-sarna makhluk ciptaan Allah.

Kita harus rnenemui orang lain sebagai sesama dalam perjumpaan

yang konkret.

Secara tidak langsung, Yesus mau rnengatakan, "Perluaslah

lingkaran sesamarnu menjadi siapa saja, sarna halnya seperti seorang

yang dalam kcsusahan akan rnengharapkan pertolongan dari siapa

saja yang dapat menolongnya!" jadi, pertanyaan yang tepat bukan

"Siapakah sesarnaku" melainkan "Apakah aku menjadi sesama bagi

orang lain". Apakah aku rnenjadi sesama bagi yang terdiskriminasi?

Apakah aku menjadi sesama bagi yang sedang ketakutan? Apakah

aku menjadi sesarna bagi yang dilecehkan martabatnya? Apakah

aku rnenjadi sesarna bagi yang rnenderita? Daripada bertanya

"Siapakah sesarnaku" sebaiknya kita rnenerobos batas-batas yang

memisahkan kita dari kelompok di luar kita. Kita harus mengubah

kebiasaan mengajukan pertanyaan keliru "Siapakah sesarnaku" dan

mernbiasakan diri menjadi sesama.

Page 9: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

8 MERENTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDIRIANutsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

II. MELAYANI SESAMA (MAT. 25:31-46)

Seriusnya menjadi sesama dipertegas dengan eksrrern dalam drama

pengadilan terakhir. Anak Manusia digambarkan akan datang

dalam kemuliaan rajawi bersama para malaikat dan bersemayam

di atas takhra kemuliaan. Semua bangsa dikumpulkan di hadapan-

Nya, dipisahkan saru per sam, seperti gembala memisahkan domba

dari kambing. Ia menempatkan domba-domba di sebelah kanan

dan kambing-kambing di sebelah kiri.yxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBA

,

A. Pengadllan Terakhir

Sang raja berkata kepada mereka yang di sebelah kanan, "Mari,

hai kamu yang diberkati Bapa-Ku, terirnalah Kerajaan yang telah

disediakan bagimu sejak dunia dijadikan, sebab ketika Aku lapar,

engkau mernberi-Ku makan. Ketika Aku haus, engkau rnemberi-

Ku minum. Ketika Aku seorang asing, engkau mernberi-Ku tum-

pangan. Ketika Aku telanjang, engkau mernberi-Ku pakaian.

Ketika Aku sakit, engkau melawat-Ku. Ketika Aku di dalam

penjara, engkau mengunjungi-Ku."

Orang-orang benar itu Iangsung merespons, "Tuhan, kapan

kami rnelihar-Mu lapar dan mernberi-Mu makan; atau haus dan

kami rnernberi-Mu minum? Kapan kami melihat-Mu sebagai

orang asing dan mernberi-Mu tumpangan; atau telanjang dan

kami mernberi-Mu pakaian? Kapan kami rnelihat-Mu sakir atau

dalam penjara dan kami mengunjungi-Mu?"

Raja itu menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya se-

gala sesuatu yang engkau lakukan untuk salah seorang dari saudara-

Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk-Ku."

Kemudian, raja itu juga berkata kepada mereka yang di

sebelah kiri, "Enyahlah dari hadapan-Ku, sebab ketika Aku lapar,

GEREJA BAGI SESAMA 9

enzkau ridak mernberi-Ku makan. Kerika Aku haus, engkau tidakt>

mernberi-Ku minum. Ketika Aku seorang asing, engkau tidak

mernberi-Ku tumpangan. Ketika Aku telanjang, engkau tidak

memberi-Ku pakaian. Keuka Aku sakit dan dalam penjara, engkau

ridak mclawat-Ku."

Karuan saja mereka rerheran-heran dan memprotes peng-

hakiman itu. "Tuhan, memangnya kapan kami melihat-Mu lapar

atau haus atau sebagai orang asing atau telanjang atau sakit atau

dalam penjara, dan kami tidak melayani-Mu? Jika kami tahu itu

Engkau, sudah tentu kami akan melayani-Mu." Orang-orang itu

bukan tidak mau berbuat sesuatu untuk Yesus. Mereka mau, asal

mereka tahu kalau itu Yesus.

Jawab sang raja, "Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala

sesuatu yang tidak engkau lakukan untuk salah seorang dari yang

paling hina ini, kamu ridak melakukannya juga untuk Aku."

Dalam pengadilan terakhir, Yesus mengidentifikasi diri sebagai

orang kecil. "Segala sesuatu yang engkau Iakukan untuk salah

seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, engkau relah me-

lakukannya unruk-Ku." Yesus tidak malu mengidenrifikasi diri

sebagai orang yang biasanya luput dari perhatian orang banyak.

Yesus menyebut mereka dengan sapaan inrim "salah seorang dari

saudara-Ku". Ia tidak malu mengaku saudara mereka, berrenrangan

dengan kebiasaan orang yang lebih senang mengidentifikasi diri

sebagai sahabat orang besar atau terkena!' Yesus mengidentifikasi

diri sebagai sahabat orang kecil. Dalam pengadilan terakhir, orang

dihakirni berdasarkan sejauh mana mereka melayani Yesus. Dan,

rupanya akan ada kejutan. Orang sering berpikir melayani Yesus

berarti mengambil bagian dalam aktivitas gerejawi. Ternyara lebih

dari itu. Peduli sesama adalah tolok ukur pengadilan terakhir.

Page 10: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

10 MERENTANG SEJARAH, MEMAKNAI KEMANDlRIAN

\utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

B. Salah Mengenali Yesus

Ketidakpedulian adalah akar dosa sosial. Menurut Alkirab, ketidak-

pedulian sosial adalah masalah serius sejak awal sejarah man usia.

Berlawanan dengan kecenderungan dogmatika yang mengasalkan

dosa kepada kisah di Taman Eden (Kej. 3), kata "dosa" pertama

kali muncul di luar taman itu (Kej. 4:7-9).

Tuhan bertanya meminta pertanggungjawaban Kain yang baru

membunuh adiknya, "Di mana Habel, adikmu?" Kain menjawab,

"Apakah aku penjaga adikku?" Jawaban Kain tipikal respons orang

yang menghindar dari tanggung jawab sosial. Orang berdalih,

"Apakah aku penjaga sesamaku?" Orang tidak suka bertanggung

jawab atas sesama, sebuah sikap yang akhirnya memenjarakan

orang dalam egoisme kelompok. Jalan keluar dari penjara egoisme

itu adalah tidak mengelak dari tanggung jawab sosial.

Oalam pengadilan terakhir, orang diberkati karena kepe-

duliannya dalam memberi makan kepada yang lapar, memberi

minum kepada yang haus, memberi rumpangan kepada orang

asing, memberi pakaian kepada yang telanjang, mengunjungi

orang sakit dan tahanan. "5egala sesuatu yang engkau lakukan

untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, engkau

relah melakukannya untuk-Ku." Orang lain tidak diberkati karena

miskin peduli sesama. "Segala sesuatu yang tidak engkau lakukan

untuk salah seorang dari yang paling hina ini, engkau tidak

melakukannya juga untuk-Ku." Melakukan sesuatu untuk salah

seorang yang paling hina adalah melakukannya demi mengenali

wajah Yesus di dalam diri sesama. Itulah hakikar melayani Yesus.

Untuk sebagian orang, mudah. Namun, untuk sebagian lagi,

ternyata susah. Mengenali wajah Tuhan di dalam diri orang yang

rerlupakan. Persis di situ orang sering tersandung, seperti tergambar

dalam pengadilan terakhir, Problem kira adalah ridak mengenali

wajah Tuhan di dalam diri sesama.

CLREJA BAGI SESAMAyxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBAI I

Ketika men} usun konstitusi Misi Karitas, Ibu Teresa me-

nambah sebuah kaul baru kepada tiga kaul konvensional (hidup

miskin, hidup selibar, dan hidup dalam ketaatan kepada hierarki),

"Mernberi harapan kepada mereka yang telah kehilangan harapan.

Mengenali wajah Tuhan dalam diri mereka yang menderita.

Itulah panggilan kami." Berdasarkan kaul keernpat itu, Ibu Teresa

bersama rekan-rekan sepanggilan menyediakan tempat tinggal bagi

bayi yang dibuang dan mereka yang sekarat di repi jalan di kota

Calcutta. Ibu Teresa berhasil membawa agama ke ruang publik

dengan menaruh rasa hormat kepada martabat manusia yang

tercampak dalam pragmatisme kehidupan metropolitan. Wajah

Tuhan dikenali saar orang berhasil keluar dari lingkaran agama,

suku, atau status sosialnya, dan menjumpai sesama yang juga

diciptakan menurut gambar Allah.

III. KEUTUHAN INJIL

5ebagian orang Kristen tidak peduli dengan kesalehan sosial

dan mengaitkannya sebagai lnjil SosialzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBA(Social Gospel]. Padahal,

kesalehan sosial rak terpisah dari Injil Yesus. Injil harus uruh dalam

kata (pewartaan) dan laku (perbuatan). jika Injil diberitakan tanpa

arogansi dan tanpa sikap superior, orang akan terharu dan bersyukur

merayakan datangnya tahun rahmat Tuhan (Luk. 4: 19).

Kadang aksi sosial gereja dicurigai pihak lain sebagai alat

kristenisasi, bukan ungkapan solidariras yang rulus. Bahkan,

tuduhan itu kini lebih keras lagi. Pemurtadan. Sengaja membujuk

orang lain murrad dari agamanya. Meski tuduhan kristenisasi atau

pemurtadan bernada provokatif dan sering tanpa dasar, kecurigaan

itu harus diakui merupakan bagian dari memori kolekrif kehidupan

sebagian kornunitas di luar Kristen. Sebagai bahan introspeksi,

barangkali itu juga karcna gereja belum berhasil menyatu dengan

Page 11: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

T2 MERENTANG SEjARAH, MEMAKNAl KEMANDIRIAN

lingkungan sosialnya sehingga masih dipandang sebagai sosok

asing. Karena tidak mau terlibat dengan persoalan bangsa, gereja

kadang dipandang hanyazywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBAindekos di bumi Indonesia. Kecurigaan

itu masih ditambah lagi dengan propaganda bahwa agama Kristen

bukan "agama priburni", meski tidak ada agama-agama yang

diakui pemerintah Indonesia termasuk kategori itu.

Sesuai dengan keutuhan Injil, gercja seharusnya ridak meng-

alami defisit keberanian untuk menghadapi all kinds of euil. Gercja

tidak hanya mengurusi evil dosa rohani. Sejauh ini, tidak sedikit

karya sosial- gereja di tengah masyarakat. Namun, tarnpaknya

gereja masih diruntut lebih banyak lagi untuk rerlibat melampaui

tindakan karitatif. Jika suatu evil dialami orang lain, apalagi tidak

termasuk yang sekelornpok, ada kecenderungan untuk tidak mau

rahu. Mungkin menjadi objek pembicaraan, tctapi tidak terdorong

untuk terlibat, Iru urusan orang lain. Orang berlindung di balik

sikap "Aku tidak mau terlibar". Lain halnya jika evil itu kira alarni

sendiri, spontan kira bcrupaya menyelcsaikannya.

Jika tidak rnawas diri, gereja bisa asyik dengan diri sendiri,

kadang dibungkus slogan memuliakan Allah. Kelembagaan gereja

dikcmbangkan dengan baik, tetapi wajah Tuhan di dalam diri

scsama gagal dikenali. Orientasi kesalehan verrikal (individual)

perlu diimbangi dengan kesalehan horizontal (sosial), agar orang

tidak merasa lebih sebagai warga surga daripada warga Indonesia

(bumi).

Firman Allah melalui Nabi Yeremia kepada umat di pembuangan

yang notabene minoritas adalah "usahakanlah kesejahteraan kora

ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepadayxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBA

TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahreraanrnu" (Yer.

29:7). Yeremia mengajak umat memandang diri mereka sebagai

bagian dari bangsa Babel. Orang Kristen memiliki kewarganegaraan

ganda. Warga bumi sekaligus warga surga, Kedua kewarganegaraan

lJl:.REjA BAGl SESAMA13

iru tidak dikotornis. Upayakan kesejahteraan bangsa di mana

gercja terrnasuk bagian di dalamnya. Upayakan kesejahteraan

gereja sebagai bagian integral dari bangsa. Itulah cara terbaik orang

Kristen menjalani dwikewarganegaraannya.

Dalam perspektif iman Kristen yang holisrik, mencintai

Tuhan menjadi nyata dalam mencintai sesama di tingkat kota

maupun negeri. Wujud mencintai negeri adalah ikut memberi

sumbangsih kepada bangsa unruk keluar dari berbagai kemelut.

Dalam konteks itu, orang Kristen tidak cukup hanya berdoa

saja untuk kesejahteraan kota dan negeri. Juga orang Kristen

harus mengupayakan kesejahreraannya. Kcsejahteraan negeri

adalah kesejahteraan umat. Tidak kristiani jika membanggakan

kesejahreraan umat di tengah kererpurukan negeri.UTSRPNMJHGEA

PENUTUP

i\hsih ada masalah dengan menjadi gereja bagi scsama. Pada tingkat

\ .1Ilg lebih sempit, itu rerj.idi di lingkungan Kristen. Komunitas-

kornuniras Kristen bersemangar mengusung idcntitas kelompok

masing-masing. Ada kelompok didasarkan pada etnisitas. Ada

kelornpok didasarkan pada pcnekanan salah saru ajaran Alkitab

arau tradisi Kristen tertenru. Masing-masing mcnganggap gereja

sendiri lebih baik. Bukan pengelompokan itu sendiri yang menjadi

soalnya, tetapi yang dikhawatirkan adalah perasaan superioritas

kelompok.

Kadang soal seasas mernbuat gereja terhalang untuk bergereja

secara am. Dalam sebuah kompleks gedung bisa muncul lebih

dari lima nama gereja. Gereja-gereja dibuka dengan seman gat

waralaba dan minim wawasan Kerajaan Allah. Tidak mudah

mewujudkan keesaan gereja dalam aspek-aspek praktis sekali pun.

Mudah-mudahan semakin banyak kerja sarna antargereja untuk

Page 12: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

MERENTANG SE]ARAH, MEMAKr-;AI KEMANDIRIAN

mendukung suatu pelayanan tanpa menonjolkan identitas gereja

masing-masing. ltu bisa terjadi jika tiap kelornpok Kristen tidak

menilai orang lain apakah termasuk sesama, melainkan selalu

bertanya apakah mereka sudah menjadi sesama bagi orang lain.

Banyak uang dihabiskan gereja unruk mengontrak, membeli,

atau membangun gedung ibadah. Jika dilakukan di tempat-tempat

yang masih sedikit gereja, itu bisa dipahami. Jika dilakukan dalam

semangat persaingan antargereja, maka fen omena menjamurnya

ternpat ibadah Kristen secara tidak proporsional berarti juga

pernborosan uang dan energi yang mestinya bisa disalurkan untuk

pelayanan lain yang sifatnya lebih mendesak. Diburuhkan banyak

dana untuk mencetak putra daerah menjadi sarjana-sarjana Kristen

yang kelak kembali ke daerah asalnya untuk mengembangkan

dan memajukan daerah mereka yang tertinggal. Paradigma gereja

misioner perlu diperluas, yaitu membiayai kehidupan keluarga

guru di daerah atau pedalaman sehingga mereka bisa dengan

tenang mengabdi sebagai guru mestinya sarna penting seperti

membiayai utusan lnjil.

Pada tingkat berbangsa, gereja perlu menjadi inkarnasional

dengan mengembangkan kesalehan yang rerlibar dalam masalah-

masalah kemanusiaan dan lingkungan. Itulah kesalehan individual-

vertikal yang bergerak melarnpaui kesalehan sosial-horizontal.

Dalam jangka paniang, gereja di Tanah Air perIu dengan sengaja

menonjolkan unsur keindonesiaan agar stigma asing tidak melekat

pada dirinya. Gereja di Indonesia perlu mengindonesia. Dalam

kaitan ini, menjadi penting solidaritas dan tindakan bcrbagi

dengan yang kurang beruntung. Gereja hadir sebagai solusi dan

meningkatkan harkat hidup sesama. Praksis kesalehan demikian

hanya rnungkin bila kita selalu berupaya mengenali wajah Tuhan

di dalam diri sesama.yxwvutsrqponmlkjihgfedcbaYWUTSRPONMKJIHGFEDCBA

2utsrpnmlkjihgfedbaYUTSRPNMLKJIHGFEDCBA

ALLAH YANG TURUT

MENDERITAzywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBA

Darwin Darmawan

PENDERITAAN DAN MAKNANYA

Penderitaan adalah megaphone suara Tuhan, demikian orang

bijak pernah bilang. Maksudnya begini. Saat ada derita,

secara spontan atau reflektif secara otomatis atau sengaja, manusia

akan ingat pada Tuhan yang dia sembah. Menghadapi peristiwa

gempa bumi, misalnya. Selain kepiluan dan kepanikan yang

menguasai jiwa, manusia juga akan bertanya: Mengapa Tuhan

mengizinkan terjadinya gempa? Apa kehendak Tuhan dengan

semua itu? Pertanyaan akan semakin keras diajukan, jika di antara

para korban terdapat anak-anak kecil atau orang-orang yang relatif

tidak banyak dosanya.

Pertanyaan-pertanyaan iru tidak didorong oleh kegenitan

intelektual. Jadi, ini bukan agar rasio dipuaskan. Perranyaan-

pertanyaan itu muncul karena jiwa manusia mencari makna di

balik derita, Memakai istilah Leibniz, saat manusia berhadapan

dengan derita, maka muncul masalah tbeodicy, yaitu masalah yang

15

Page 13: DAFTAR lSIkaryailmiah.sttjakarta.ac.id/wp-content/uploads/_mediavault/2014/... · Penyuntmg: Eko YA Fangohoy, Anton Sulistiyanto Hak Cipta dilindungi oleh Undang-undang ... 11 Teologi

Masih ada masalah dengan menjadi gereja bagi sesama. Pada tingkat yang lebihsempit, itu terjadi di lingkungan Kristen. Kornunnas-komunitas Kristen bersemangatmengusung identitas kelompok rnasinq-masinq. Ada kelompok didasarkan padaetnisitas. Ada kelompok didasarkan pada penekanan salah satu ajaran Alkitab atautradisi Kristen tertentu. Masing·masing menganggap gereja sendiri lebih baik. Bukanpengelompokan itu sendiri yang menjadi soalnya, tetapi yang dikhawatirkan adalahperasaan superioritas kelompok.utsrponmlkjihgedbaUTPMKIGDA

''Gereja bagizywvutsrponmlkjihgfedcbaYWTSRPOMLKJHGDCBAseseme;yutsrponmlkihgedbaWVUSPOMKJIBPdt.Vonky Karman

Ketika gereja secara proaktif mengupayakan dan mempromosikan perdamaian ditengah masyarakat, pada akhirnya dunia akan melihat gereja sebagai komunitas yangmerepresentasikan karakteristik Allah yang senantiasa menghendaki perdamaian.

uPeranAgama Melahirkan Perdemsisn", Rm. Benny Susetyo

GKP sebagai salah satu gereja mainstream tentunya secara sadar melakukan tugaspendidikan bukan sekadar supaya terlihat sebagai gereja, melainkan sebagai caramenyatakan bahwa GKP hadir untuk memberitakan Kabar Baik (Injil) kepada segenapmakhluk.

UPendidikansebagai Pembebasan dan Pemenusiesn", Pdt. Wielsma OK. Baramuli

Berkaitan dengan kemiskinan, sebenarnya GKP juga telah memiliki komitmen untukturut serta mengatasinya. Pertanyaannya kemudian: apakah seluruh bagian GKPtelah menghayati dengan baik visi GKP dan Rencana Kerja Dasar GKP serta men-jadikannya sebagai guideline dalam merancang program kerja tahunannya?

"Gereja Kaum (Perempuan) Miskin~ Pdt Obertina Modesta Johanis

Buku ini merupakan ungkapan pergumulan lintas waktu dan kelompok, yangdipersembahkan dalam rangka HUT ke-7S Gereja Kristen Pasundan (GKP).Ada delapan belas penulis dari berbagai agama, gereja, dan sudut pandang,

yang mencoba merespons persoalan-persoalan kontemporer yang masihmenggelayuti bangsa ini, seperti kekerasan atas nama agama, kemiskinan

terstruktur, marginalisasi perempuan, dampak teknologi, dan sebagainya. Bukuini, dengan demikian, pantas untuk dibaca oleh siapa saja yang prihatin atas

nasib semua anak bangsa dan berupaya berbela rasa dengan mereka!

Merentang Sejarah,

Me aknai Kemandirian ISBN 978-979-687-708-9zyxwvutsrponmlkjihgfedcbaZYXWVUTSRPONMLKJIHGFEDCBA

A• 1 0 0 5 0 3 6 0 0 0

III II9 789796 877089

________ Sosial Kemasyarakatan