DAFTAR ISI - aantriwijaya.files.wordpress.com · paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah...

28

Transcript of DAFTAR ISI - aantriwijaya.files.wordpress.com · paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah...

DAFTAR ISI

BAB I .......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 3

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 3

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................. 4

BAB II ......................................................................................................................................... 5

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 5

2.1 Pengertian Percetakan ................................................................................................... 5

2.2 Bahan Cetak dan Dokumentasi ....................................................................................... 5

BAB III ........................................................................................................................................ 7

PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 7

3.1 Proses dan Tahapan Percetakan .................................................................................... 7

3.2 Typesetting ..................................................................................................................... 8

3.3 Image Assembly (Pengaturan gambar) ........................................................................... 8

3.4 Platemaking (Pembuatan Plat) ........................................................................................ 9

3.5 Printing Presses (Mesin Pencetak) .................................................................................. 9

3.6 Penyelesaian dan Penjilidan ......................................................................................... 10

3.6.1 Percetakan Letterpress .......................................................................................... 11

3.6.2 Letterpress Plates (Plat Letterpress) ...................................................................... 11

3.6.3 Mesin Percetakan Letterpress ............................................................................... 12

3.6.4 Litografi (Percetakan Offset) .................................................................................. 13

3.6.5 Plat Litografi ........................................................................................................... 13

3.7 Jenis-Jenis Mesin Pres/Bending .................................................................................... 14

3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi salinan

dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar

(image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya,

milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku,, kalender, buletin, majalah, surat

kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Ini

karena hasil percetakan dapat dengan cepat mengomunikasikan pemikiran dan

informasi ke jutaan orang. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang

paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.

Sejak pertengahan 1400-an hingga awal 1900-an, percetakan merupakan satu-

satunya bentuk komunikasi massa. Pendidikan bergantung pada ketersedian bahan

bacaan, bahkan setelah penemuan-penemuan seperti radio, televisi, dan gambar

bergerak, hasil percetakan tetap menjadi sumber informasi utama bagi dunia. Pada

masa sekarang ini, percetakan merupakan industri penting di setiap negara maju di

dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini adalah :

a. Bagaimanakah proses penerbitan bahan cetak?

b. Langkah-langkah apa sajakah yang dilakukan pada proses penerbitan

bahan cetak?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah :

a) Untuk mengetahui proses percetakan bahan cetak dan proses yang ada

di dalamnya

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Percetakan

Perpustakaan adalah sebuah ruangan atau gedung yang digunakan untuk

menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata

susunan tertentu yang digunakan pembaca, bukan untuk dijual (Sulistyo, Basuki :

1991). Di dalam pembuatan suatu buku ada proses yang disebut perctakan atau

gabungan dari beberapa proses sehinnga bahan cetak tersebut dapat diterbitkan

proses tersebut antara lain; Pracetak,proseding dan pracetak

Pracetak adalah laporan mengenai penelitian mengenai penelitian yang sedang

beralangsung, dikirim ke sekelompok yang tengah melakukan penelitian dalam

subjek yang sama ataupun menaruh minat pada bidang yang sama. (Sulistyo-

Basuki,2004) . Prosiding ialah kumpulan kertas kerja atau makalah yang

diajukan dalam komperensi, simposim, seminar atau pertemuan sejenis pada

tingkat nasional maupun intersional (Sulistyo-Basuki,2004). Menurut Sulistyo-

Basuki (2004) lepas cetak adalah nomor bukti sebuah karangan yang dimuat

dalam sebuah majalah, diberikan secara cuma-cuma kepada penulis.

2.2 Bahan Cetak dan Dokumentasi

Dokumentasi adalah sesuatu yang tertulis atau tercetak yang dapat

dipergunakan sebagai bukti atau keterangan (Kamus Umum Bahasa Indonesia,1976).

Dokumen biasanya terdiri dari dua bentuk, yang pertama dalam bentuk cetak dan

elektronis. Hardcopy biasanya diwujudkan dalam bentuk hasil cetakan. Seperti yang

kita lihat pada kertas. Dokumen tersebut bisa kita baca secra langsung tanpa

memerlukan alat bantu. Dokumen softcopy adalah dokumen dalam bentuk yang tidak

dapat dilihat manusia secara langsung oleh manusia sehingga memrlukan alat bantu

untuk melihatnya, seperti penyimpana file dalam disket, file tersebut baru bisa dilihat

setelah menggunakan komputer sebagai alat bantu.

7

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Proses dan Tahapan Percetakan

Percetakan (printing) merupakan teknologi atau seni yang memproduksi

salinan dari sebuah image dengan sangat cepat, seperti kata-kata atau gambar-gambar

(image) di atas kertas, kain, dan permukaan-permukaan lainnya. Setiap harinya,

milyaran bahan cetak diproduksi, termasuk buku,, kalender, buletin, majalah, surat

kabar, poster, undangan pernikahan, perangko, kertas dinding, dan bahan kain. Ini

karena hasil percetakan dapat dengan cepat mengomunikasikan pemikiran dan

informasi ke jutaan orang. Percetakan dianggap sebagai salah satu penemuan yang

paling penting dan berpengaruh di dalam sejarah peradaban manusia.

Sejak pertengahan 1400-an hingga awal 1900-an, percetakan merupakan satu-

satunya bentuk komunikasi massa. Pendidikan bergantung pada ketersedian bahan

bacaan, bahkan setelah penemuan-penemuan seperti radio, televisi, dan gambar

bergerak, hasil percetakan tetap menjadi sumber informasi utama bagi dunia. Pada

masa sekarang ini, percetakan merupakan industri penting di setiap negara maju di

dunia.

Sebelum produk percetakan siap dipasarkan atau diperlihatkan, produk

tersebut harus melalui rangkaian tahapan yang termasuk di dalamnya typesetting,

persiapan seni gambar (art work preparation), pemasangan gambar (image

assembly), platemaking, dan operasi penyelesaian (finishing operation).

3.2 Typesetting

Setiap karakter yang dicetak diciptakan dari type. Setiap karakter huruf cetak

mewakili satu huruf, nomor, atau tanda baca. Typesetting adalah tahap pertama dalam

proses percetakan. Inilah metode di mana kata-kata (disebut salinan) diubah menjadi

corak yang sesuai untuk proses percetakan. Kini, kebanyakan huruf cetak disesuaikan

oleh komputer. Typesetting modern disebut juga phototypesetting atau komposisi

komputer. Komputer telah merevolusi industri typesetting. Dulu, percetakan surat

kabar harus mengatur setiap karakter secara manual setiap individu huruf cetak,

namun kini seorang reporter bisa mengetik cerita menggunakan keyboard komputer

dan mengirimnya secara elektronik ke mesin typesetting otomatis. Mesin-mesin ini

mampu mengatur tipe pada kecepatan 10.000 karakter per detik.

Pada phototypestting, setiap karakter typeset diciptakan dari master image

dari karakter tersebut. Master image disimpan baik secara fotografis maupun sebagai

informasi digital didalam komputer.

3.3 Image Assembly (Pengaturan gambar)

Saat huruf cetak telah siap, maka akan dikombinasikan dengan ilustrasi dan

kemudian diletakkan pada posisinya di halaman. Proses ini disebut layout. Film dari

huruf cetak dikombinasikan dengan film dari ilustrasi didalam proses yang

dinamakan stripping. Kombinasi akhir setiap film dari setiap halaman digunakan

untuk platemaking.

Satu plat percetakan biasanya mengandung beberapa image dari berbagai

halaman berbeda. Film-film final dari semua halaman diposisikan diatas plat sehingga

halaman-halaman tersebut berada dalam urutan yang benar setelah lembaran cetakan

dicetak dan dilipat. Proses ini disebut sebagai imposition stripping.

9

3.4 Platemaking (Pembuatan Plat)

Setelah semua lembaran salinan typeset dan artwork telah dipasang menjadi

layouts, proof dibuat untuk memastikan semua bagian dan warna ada dalam tempat

yang sesuai. Proof memberikan kesempatan pada pelanggan untuk menilai adanya

kesalahan dan untuk melihat bagaimana hasil cetakan akan terlihat nantinya.

Akhirnya, layout yang dikoreksi (flats) digunakan untuk membuat plat

darimana gambar akan dicetak. Plat ini dibuat dari substansi keras seperti logam,

karet, atau plastik. Gambar yang hendak dicetak ditransfer ke plat sekaligus dengan

cara yang berbeda-beda. Gambar akan tercetak ketika plat yang telah ditintai

menekan kertas atau material lain.

3.5 Printing Presses (Mesin Pencetak)

Saat plat percetakan telah dibuat, plat akan diletakkan pada mesin yang

dinamakan presses yang digunakan untuk mencetak pada kertas atau material lainnya.

Mesin percetakan melakukan beberapa fungsi otomatis: Presses menintakan plat;

meletakkan kertas atau bahan lain ke plat: mencetak image dengan mentransfer tinta

dari plat ke kertas atau material lain; dan melekatkan bagian-bagian yang tercetak.

Beberapa presses, disebut perfecting presses, mampu memcetak kedua sisi kertas

pada saat yang bersamaan.

Presses bisa merupakan sheet-fed (menggunakan satu sheet pada satu waktu)

atau web-fed (menggunakan rol yang berkesambungan, atau web dari kertas atau

material lain.) Presses bisa mencetak satu warna atau beberapa warna. Pada

percetakan multiwarna, setiap warna membutuhkan unit percetakan yang terpisah,

masing-masing memiliki plat dan tintanya sendiri.

Ada banyak macam presses yang berbeda, tetapi semua itu hanya terdiri atas

tiga kategori dasar: platen (permukaan rata) presses; presses silinder; dan rotary

(gerakan memutar) presses. Dari ketiga kategori ini, rotary presses merupakan jenis

yang paling sering digunakan saat ini.

3.6 Penyelesaian dan Penjilidan

Setelah material selesai dicetak, material biasanya melewati operasi akhir

untuk menjadi produk yang telah selesai. Beberapa cetakan lembaran, seperti poster

dan alat tulis menulis kantor, bisa langsung dikirimkan tanpa proses yang lebih lanjut.

Bagaimanapun juga, kebanyakan produk yang dicetak dalam ukuran besar terdiri atas

beberapa gambar yang terpisah. Setelah lembaran ini dicetak dan dilipat, barang-

barang ini disebut sebagai signatures. Signature disusun sesuai urutannya, dibatasai,

dan dipotong. Pekerjaan ini memerlukan pelipatan dan memotong signatures, atau

membuat macam dari paket khusus dan material periklanan, disebut juga finishing.

Prosedur penjahitan, penjepretan (stapling), atau pengeleman halaman ke punggung

(untuk membuat material seperti buku, majalah, dan katalog) disebut sebagai binding.

Ada banyak metode percetakan yang berbeda, tetapi hanya tiga yang biasa

digunakan secara umum. Perbedaan paling menonjol adalah mengenai tipe dari plat,

atau permukaan pencetakan. Mereka menggunakan: percetakan letterpress dilakukan

dengan permukaan pencetakan yang timbul; litografi dilakukan dari permukaan

pencetakan datar; dan gravure dilakukan dari permukaan pencetakan yang cekung

kedalam.

11

3.6.1 Percetakan Letterpress

Letterpress atau percetakan bergambar timbul merupakan metode percetakan

yang paling tua. Contoh sederhana dari prinsip letterpress adalah cap karet. Image

yang hendak dicetak diukir pada sebuah karet datar, meninggalkan image yang timbul

pada permukaan karet. Ketika tinta diaplikasi pada permukaan timbul ini kemudian

ditekankan pada kertas atau material lain maka gambar akan tercetak.

Orang China menggunakan relief method ini ketika mereka menciptakan

Diamond Sutra sebagai buku pertama yang pernah dicetak. Ini dilakukan dengan

mengukir aksara China pada blok-blok kayu. Tinta kemudian diaplikasi pada karakter

yang timbul, kemudian ditekankan dengan tangan pada kertas mulberry-bark.

Kebanyakan sejarawan percaya bahwa Johann Gutenberg dari Mainz, Jerman

merupakan penemu proses percetakan letterpress seperti yang kita ketahui sekarang.

Gutenberg tidak menggunakan metode tangan dan balok. Sekitar tahun 1440, dia

menemukan sebuah cetakan tangan untuk membuat potongan individual tipe dari

timah leleh dan material lainnya. Cetakan ini mampu membuat banyak salinan identik

dari karakter yang sama dan semua karakter dapat dibuat dari cetakan dalam ukuran

yang sama yang menjadikannya tersusun dan cocok satu sama lain dengan akurat.

Karena potongan logam ini dapat digunakan kembali dan digerakkan maka penemuan

ini disebut juga moveable type. Metode percetakan ini disebut sebagai letterpress

karena mencetak huruf-huruf individual dalam sekali tekan.

3.6.2 Letterpress Plates (Plat Letterpress)

Kebanyakan plat yang digunakan untuk proses percetakan letterpress

sebenarnya merupakan plat duplikat atau copy dari plat original. Plat original terbuat

dari lembaran datar dari zinc, magnesium, atau tembaga yang telah dibalut dengan

bahan kimia bersensitivitaskan cahaya. Setelah disingkapkan ke cahaya melalui film

negatif, bahan kimia akan menghilang pada daerah non-image yang tidak terekspos,

meninggalkan image yang hendak dicetak timbul diatas permukaan. Plat-plat original

ini disebut engravings yang digunakan untuk menduplikat plat. Ada empat jenis plat

duplikat yang umumnya digunakan untuk percetakan letterpress, yaitu electrotypes,

stereotypes, plat plastik, dan plat karet.

3.6.3 Mesin Percetakan Letterpress

Gutenberg menggunakan apa yang disebut platen press untuk mencetak Kitab

Sucinya (bibble) yang terkenal. Sebuah platen press memiliki dua permukaan datar:

satu yang disebut bed dan yang lainnya disebut platen. Bagian bed yang menahan plat

pencetak; bagian platen memegang kertas. Plat kemudian ditintai dengan roller tinta.

Kertas atau material lain akan masuk, baik secara manual maupun otomatis ke dalam

platen. Platen dan bed membuka dan menutup seperti cangkang kerang.

Sebuah press silinder juga memiliki bed yang datar yang menahan plat

pencetak. Silinder yang berputar menyediakan tekanan untuk percetakan. Kertas atau

material lain diambil oleh silinder dan ditahan oleh penjepit baja yang disebut

grippers. Plat pada bed datar bergerak ke samping untuk bertemu dengan silinder.

Kertas kemudian dilalui oleh plat bertinta. Silinder menyelesaikan rotasinya dan

melepaskan kertas ketika bed kembali pasi posisi semulanya. Pembuatan presses

silinder dengan bed datar tidak lagi dilanjutkan di Amerika Serikat pada tahun 1962

ketika rotary press yang lebih produktif telah banyak digunakan.

Percetakan letterpress kebanyakan kini menggunakan web-fed rotary presses.

Sebuah rotary press tidak memiliki bed datar. Melainkan menggunakan sebuah plat

silinder dan silinder cetakan (impression cylinder). Plat diukir sesuai plat silinder:

Impression cylinder menyediakan tekanan. Kertas atau bahan lain tercetak ketika

melewati plat silinder dan impression cylinder yang berputar.

13

Ketika phototypesetting ditemukan pada akhir 1940-an, penggunaan tipe

logam tuang dan percetakan letterpress mulai menurun. Letterpress kini telah

digantikan kepopulerannya oleh flexography (percetakan timbul yang menggunakan

plat karet atau plastik), litografi, dan gravure.

3.6.4 Litografi (Percetakan Offset)

Dalam litografi, image dicetak dari sebuah permukaan datar daripada

permukaan timbul. Proses ini berdasarkan prinsip bahwa minyak (lemak) dan air

tidak akan tercampur. Ketika litogrfi ditemukan pada tahun 1798 oleh Aloys

Senefelder di Munich, Jerman, itu merupakan perkembangan percetakan yang

signifikan dalam lebih dari 350 tahun terakhir. Hari ini kebanyakan barang dicetak

dengan litografi daripada metode yang lain.

Litografi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani: lithos dan graphos, yang

sama-sama memiliki arti “menulis di atas batu.” Senefelder menggunakan krayon

berminyak atau suatu cairan untuk menggambarkan ilustrasi di atas sebuah batu datar.

Dia kemudian membasahi seluruh bagian batu dengan air. Ilustrasi dari minyak

tersebut menolak airnya (air tidak mau melengket pada minyak). Akan tetapi, sisa

bagian batu yang merupakan daerah non-gambar menerima airnya dan tetap basah.

Ketika Senefelder menaruh tinta berbahan dasar minyak di atas batu, tinta tersebut

menempel pada gambar yang berasal dari minyak, namun tidak pada daerah yang

basah. Ketika dia menekankan sebuah kertas pada batu tersebut, Senefelder mencetak

litografi yang pertama.

3.6.5 Plat Litografi

Secara praktis semua plat litografi kini terbuat dari lembaran serbukan

aluminium di mana kebanyakan telah diperlakukan khusus untuk membuat daerah

non-gambar yang lebih reseptif terhadap air. Plat kemudian dibalut dengan cairan

fotosensitif (sensitif terhadap cahaya).

Sebuah fotografi negatif dari area bergambar (salinan typeset dan artwork

yang telah ditata) digunakan untuk membuat plat litografi. Cahaya kuat melewati

negatif, mengekspos daerah bergambar dari plat. Ketika plat yang terekspos

berkembang, cairan fotosensitif mengeras hanya pada daerah image yang terekspos.

Ini adalah daerah di mana tinta akan melekat; daerah yang non-gambar yang tidak

terekpos akan melunturkan tinta ketika dibasahi.

3.7 Jenis-Jenis Mesin Pres/Bending

Mesin pres adalah mesin yang dipakai untuk memproduksi barang-barang sheet

metal menggunakan satu atau beberapa press dies dengan meletakkan sheet metal

diantara upper dies dan lower dies. Mesin press dan system mekanismenya akan

menggerakkan slide (ram) yang diteruskan ke press dies dan mendorong sheet metal

sehingga dapat memotong (cutting) serta membentuk (forming) sheet metal tersebut

sesuai dengan fungsi press dies yang digunakan. Ketelitian dari produk yang

dihasilkan akan sangat tergantung pada kualitas dari press dies dan sheet metal, tetapi

kecepatan produksi tergantung pada kecepatan turun naik dari slide (ram) dari mesin

press atau sering disebut SPM stroke per minute.

Jenis jenis mesin press yang digunakan pada industry dapat diklasifikasikan

berdasarkan jenis tenaga penggerak dari slide, yaitu mesin press mekanik (mechanical

press) dan mesin press hidrolik (hydraulic press). Mesin press dapat diklasifikasikan

juga berdasarkan mekanisme yang digunakan untuk mengoprasikan cetakan, yaitu

crank press, knuckle press, friction press, screw press, dan link press. Sedangkan

berdasarkan jumlah gerakan slide mesin (number of action), mesin press dapat

diklasifikasikan sebagai single action, double action, dan triple action. Kemudian

jenis-jenis mesin press dapat juga diklasifikasikan berdasarkan arah dari gerakan dari

cetakan (die operation direction), yaitu vertical, horizontal, dan oblique.

KINERJA MESIN PRESS

Kinerja mesin pres diukur dari berbagai factor, yang pilihanya tergantung pada

kebutuhan industry yang akan menggunakanya dengan penekanan pada tujuan yang

15

berbeda. Untuk membuat produk dengan ukuran dan proses tertentu diperlukan

pilihan kapasitas mesin dan ukuran dari slide dan bolster mesin untuk mengikat

cetakan (press dies) ukuran tertentu, SPM atau stroke per minute. Kemudahan, dalam

pengoprasian mesin, ketelitian pembentukan, kecepatan untuk mengganti cetakan,

bagi operator, suara dan getaran mesin, luasnya area yang dibutuhkan , kemudahan

untuk perawatan, dan tentu saja harganya harus kompetitif. Untuk membuat produk

dengan proses drawing diperlukan mesin press hidrolik, namun saat ini sudah tersedia

mesin press mekanik yang dapat dipakai untuk proses drawing. Untuk produksi tinggi

sudah tersedia mesin press dengan SPM lebih dari 1500 dengan control CNC.

MESIN PRESS MEKANIK DAN HIDROLIK

Perbedaan utama antara mesin press mekanik dan hidrolik terletak pada

mekanisme penggerak turun-naik dari slide (ram) mesin press tersebut. Gerakan

turun-naik dari slide (ram) mesin press mekanik dengan mekanisme crank shaft,

eccentric shaft, cam, dan knuckle. Sedangkan gerakan turun-naik slide (ram) mesin

press hidrolik digerakkan langsung oleh gerakan piston silinder dari system hidrolik.

MEKANISME PENGGERAKAN SLIDE

Terdapat berbagai jenis mekanisme penggerak slide mesin press mekanik. Untuk

setiap jenis mekanisme penggerak slide mesin, tentusaja akan sangat mempengaruhi

kemampuan pembentukan dan pemotongan, gerakan dari slide, serta karakteristik

penggunaan dari mesin press.

a. Crank press

Crank press adalah mesin press yang mekanisme penggerak dari slide-nya

menggunakan crankshaft atau eccentric shaft. Mekanisme penggerak dengan sangat

umum dipakai karena proses manufakturnya relative mudah dan titik bawah dapat

ditentukan secara tepat.

b. Knuckle press

Knuckle press adalah mesin press yang mekanisme penggerak dari slide

menggunakan mekanisme knuckle. Dibandingkan dengan crank press, kecepatan dari

gerakan slide-nya lebih rendah, namun titik mati bawah (TMB) dapat ditentukan

dengan tepat seperti crank press.

c. Friction press

Friction press adalah mesin press yang mekanisme penggerak dari slide

menggunakan screw. Agar dapat menahan beban yang besar, maka digunakan ulir

trapezium. Mesin ini dioperasikan dengan cara memutar piringan yang terhubung

dengan mekanisme penggerak.

d. Screw press

Screw press adalah mesin press yang mekanisme penggeraknya adalah roda gigi

cacing yang menggerakan cacing sebagai bagian dari slide mesin. Mesin tipe ini

kurang efektif untuk produksi masal.

e. Rack press

Rack press adalah mesin yang mekanisme penggeraknya adalah rodagigi (pinion)

yang menggerakkan bagian dari slide yang menyatu dengan rack. Mesin jenis ini

kurang efektif untuk kebutuhan produksi masal.

f. Link press

Link press adalah mesin press yang mekanisme penggeraknya menggunakan berbagai

link (penghubung) untuk mengurangi cycle time pada proses drawing sehingga dapat

mempertahankan kecepatan produksi

g. Cam press

adalah mesin press yang mekanisme penggeraknya menggunakan cam. Mesin tipe ini

bisa menggunakan satu cam saja atau banyak cam yang setiap cam bekerja secara

individual. Panjang stroke dari cam dan press terbatas dan kapasitas mesinnya kecil.

PENGERTIAN UMUM PROSES BENDING

Proses bending adalah suatu proses yang termudah dari sekian banyak proses

pembentukan pada sheet metal, dan dapat juga dilakukan dengan peralatan yang

cukup sederhana. Proses bending merupakan salah satu proses di dalam group proses

forming.

17

TEORI BENDING

Pada proses bending gaya-gaya yang terjadi saling berlawanan arah, hampir

sama dengan proses cutting. Tetapi pada proses bending gaya gaya yang terjadi

terpisah jauh, apalagi pada V-bending. Pada proses cutting, jarak antara 2 gaya adalah

sebesar clearance, yaitu antara 4% sampai dengan 5% dari tebal sheet metal.

Sedangkan pada proses bending (U bending), jarak antara dua gaya adalah sebesar

tebal material+radius dari punch dan die. Pada proses bending, strees hanya terjadi

pada bagian radius yang dibentuk, sedangkan pada radius bagian dalam terjadi

sebaliknya yaitu compression-strees. Karena hal tersebut, bila terjadi kerusakan

proses, maka pada radius bagian luar akan terjadi crack dan kerutan pada bagian

dalam.

Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk

plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending

manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan

untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan

panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan hydraulic pipe bender digunakan untuk

menekuk benda kerja yang berbentuk silinder.

Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni:

tarik dan tekan (lihat gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami

proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah

peregangan terlihat pada sisi uar pembengkokan, dimana daerah ini terjadi deformasi

plastis atau perobahan bentuk. Peregangan ini menyebabkan pelat mengalami

pertambahan panjang. Daerah netral merupakan daerah yang tidak mengalami

perobahan. Artinya pada daerah netral ini pelat tidak mengalami pertambahan

panjang atau perpendekkan.

Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang mengalami

penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan,

hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami perubahan panjang yakni

perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan yang dialami oleh pelat. Proses

ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan dan sepatu penjepit selanjutnya

bilah penekuk diputar ke arah atas menekan bagian pelat yang akan mengalami

penekukan.

Posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut melebihi sudut

pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut pembengkokan ini dapat

dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang

membengkokkan/ penekukan.

Proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi

bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus diperhatikan

sebelumnya, sebab apabila proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka

akan terjadi salah langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat

yang dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat

yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian

tepi maupun body pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan .

SUMBU NETRAL

Karena radius sheet metal bagian luar terjadi gaya tarik dan pada bagian dalam

terjadi gaya tekan, maka akan daerah pertemuan yang tidak ada gaya tarik ataupun

gaya tekan. Titik-titik tersebut bila disambung akan menjadi garis yang disebut

sumbu netral (neutral axis). Walaupun namanya sumbu netral tetapi ternyata tidak

selalu berada tepat di tengah-tengah antara kedua sisi. Karena panjang dari sumbu

netral masih tetap sama dengan panjang material aslinya, maka dipakai untuk

perhitungan panjangnya material bukaan (development material).

Beberapa hal yang mempengaruhi sumbu nertal tersebut antara lain sebagai

berikut:

a. Bila tebal material sama dan bending radius. Maka sumbu netral akan bergerak

kedalam.

b. Bila bending radius sama dan tebal material bertambah, maka sumbu nettral akan

bergerak kedalam.

19

c. Bila bending radius dan tebal material sama dan sudut bengkok (dgree of bend)

bertambah, maka sumbu netral akan bergerak ke dalam.

Hal hal tersebut diatas sering kali akan menyebabkan melesetnya perhitungan blank

development, sehingga masih perlu adanya perubahan-perubahan setelah trial.

GERAKAN MATERIAL (MATERIAL MEVEMENT)

Selama proses bending, pad (stipper) akan memegang sebagian besar luasan

dari blank yang tidak bergerak (stasionary) dan bagian lain yang bebas akan dibentuk

oleh punch ke atas atau kebawah sehingga terjadi perubahan bentuk. Pada saat

bersamaan, juga terjadi pergerakan material kearah bentuk yang baru atau swinging.

Pergerakan material ini tidak terjadi pada proses yang lain seperti embossing, stretch

forming dan drawing. Karena itu, perancangan dies harus memperhatikan arah dari

pergerakan material ini, agar bebas dari penghalang.

SPRINGBACK

Perbedaan gaya-gaya pada proses bending mengakibatkan terjadinya

springback, dimana pada radius bagian luar terjadi gaya tarik menuju sumbu netral

dan gaya tekan pada radius bagian dalam. Untuk design produk yang baik, gaya tarik

“X” tidak boleh melebihi ultimate tensile strength dari material. Bila hal ini

dilanggar, maka akan terjadi kegagalan pada material (crack).

Metal yang paling dekat dengan sumbu netral mempunyai gaya-gaya yang

mendekati nilai dibawak titik elastis pada kedua sisinya. Metal yang lebih jauh dari

sumbu netral mempunyai gaya-gaya yang sudah melewati titikyiled strength, tetapi

sudah terbentuk secara permanen. Pada saat produk terbebas dari tekanan pad dan

punch, pita elastic berusaha mengembalikan metal ke bentuk awalnya, tetapi tidak

bisa karena terhambat oleh metal yang sudah berubah permanen. Namun demikian,

tetap terjadi sedikit pengembalian ke bentuk awal sampai pada keseimbangan baru.

Pergerakan kembali ke bentuk awalnya ini disebut springback.

Bila kita akan merancang bending die, maka perlu memperhitungkan factor

springback yang akan terjadi setelah gaya-gaya yang ada pada material (produk)

dibebaskan. Springback tergantung pada jenis material.

Beberapa variable dan pengaruhnya terhadap springback

a. sheet metal yang lebih keras mempunyai derajat springback yang lebih besar, karena

titik elastic limit lebih tinggi sehingga elastic bend lebih lebar.

b. Bending radius yang lebih kecil akan mengurangi springback dengan membentuk

plastic zone yang lebih luas, tetapi dapat menyebabkan keretakan (crack) karena gaya

tarik pada radius bagian luar menjadi lebih tinggi.

c. Bila sudut bending lebih besar, plastic zone membesar dan springback menjadi kecil

untuk setiap derajat bending tetapi, total springback menjadi lebih besar.

d. Sheet metal yang lebih tebal mempunyai derajat springback yang lebih kecil, karena

terjadi lebih banyak plastic deformation, dengan syarat die radius tetap.

PANJANG BUKAAN (BLANK DEVELOPMENT)

Bila metal di bengkokan, panjang sumbu netral sama dengan panjang

sebelum di bengkokan. Sumbu netral tersebut terletak diantara radius luar dan radius

dalam. Panjang blank dari metal part yang dibengkokan (bending) tidak sama dengan

panjang sumbunya. Panjang dari bukaan (L) adalah

L= a+b+v (mm) untuk sudut buka (opening angles) 00 s/d 165

0.

L= a+b (mm) untuk sudut buka (opening angles) >1650 s/d 180

0.

Dimana a (mm) dan b (mm) adalah panjang kedua kaki dan v (mm) adalah factor

kompensasi yang bisa positif (+) atau negative (-).

Perlu diperhatikan bahwa α sudut bending dan β sudut buka dari metal part. Nilai v

menurut DIN6935 adalah sebagai berikut:

Untuk sudut β = 00s/d 90

0.

V= π x (r+s/2 x k) – (r + s) (mm)

Untuk sudut β >900s/d 165

0

V= π x (r+s/2 x k) – (r + s) x tan (mm)

GAYA PENEKUKAN (BENDING FORCE)

21

Bending adalah proses pembentukan sheet metal yang lurus, umumnya

dikenal 4 jenis proses bending yang dilihat dari hasil pembentukannya yaitu V-bend,

L-bend, U-bend, dan Z-bend.

a. V-bend

Merupakan jenis bending yang paling sederhana dan standar sudut punch dan die

pada umumnya 900, walaupun ada yang lebih kecil, misalnya 60

0. Radius dari punch

yang terlalu kecil dapat menyebabkan bagian puncak pada tekukan sheet metal

tertekan sangat keras sehingga dapat menyebabkan gaya bending menjadi sangat

keras. Karena itu, terdapat rasio dari radius bending (ri) dengan ketebalan sheet metal

(t) yang dipengaruhi oleh jenis sheet metal dan ketebalanya serta panjang span (L).

proses V-bend tidak memerlukan penahan material (pad), sehingga cetakanya sangat

sederhana.

b. L-bend

Lbend atau wiping bend merupakan proses bending yang cukup sederhana dan sering

kita lihat para pekerja bangunan membengkokan besi beton untuk membuat rangka

penguat beton bertulang. Besi beton ditempatkan pada jig sederhana, kemudian

secara manual langsung dibengkokan, membentuk sudut 900. Itulah prinsip L-bend.

Agar proses bending menghasilkan produk yang diinginkan, maka sheet metal harus

ditahan dengan gaya sekitar 10X gaya bending pada satu sisi sementara sisi yang lain

dibentuk oleh punch. Apabila gaya tekanya kurang, maka produk yang dihasilkan

tidak sempurna, karena sheet metal tidak ditahan, karena sheet metal akan terangkat

dan tertarik kearah gerakan dari punch.

Untuk menghitung L-bending force dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

L-bending force (Pbl) = 0,333

L=c + rd + rp

Beberapa panduan bagi perancang untuk proses L-bend adalah sabagai berikut:

Untuk mencegah terjadinya pembalikan material (recoil), maka pad force harus

cukup besar sebelum proses bending berlangsung. Hal ini banyak terjadi pada sheet

metal dengan W yang panjang. Apabila menggunakan spring tidak memungkinkan

karena masalah ruangan yang terbatas, maka dapat memanfaatkan mekanisme air

cushion pada mesin pres.

Disamping daya pad yang mencukupi untuk memegang sheet metal, pad juga harus

memegang seluruh bidang sheet metal tersebut. Recoil dapat terjadi karena

permukaan die yang tidak rata.

Pad harus diberi guide yang memadahi agar tidak macet dan miring karena

distribusi gaya yang kurang merata yang disebabkan oleh recoil.

Fungsi gaya pad yang besar juga menahan sheet metal agar tidak tertarik kearah

gaya bending.

c. U-bend

Springback akan selalu terjadi pada proses pembentukan sheet metal. Karena itu,

sejak dari awal perancangan sudah harus disiasati teknik pengatasanya. Salah satu

metode yang dipakai adalah bottoming. Khususnya pada U-bend, untuk mencegah

pelengkungan pada bagian dasar produk, maka dibuat bead pada punch sehingga gaya

bending akan terkonsentrasi pada bagian bead untuk dapat melewati yield strength

dari sheet metal sehingga terbentuk permanen. Kemudian, pad harus digunakan pada

proses U-bend ini.

d. Z-bend

Z-bending merupakan kombinasi dari antara 2 kali L-bend yang dapat dilaksanakan

dengan satu kali proses, namun harus memenuhi persyaratan tertentu.

Mesin Percetakan Litografi

Sepanjang tahun 1800-an, semua percetakan litografi dilakukan pada mesin

percetakan dengan bed datar, menggunakan plat batu. Sekitar tahun 1900-an, sebuah

23

rotary press untuk percetakan litografi ditemukan. Plat batu tidak bisa dipasang pada

silinder, jadi plat metal digunakan sebagai penggantinya.

Kemajuan terpenting pada percetakan litografi adalah penemuan mesin

percetakan offset pada tahun 1906. Pada percetakan offset, image tidak langsung

dicetak dari plat ke kertas atau bahan lain, melainkan ditransfer dari plat silinder ke

rotating rubber blanket cylinder (Image “dioffset” ke lapisan karet) Ketika silinder

impressi mengangkut kertas atau bahan lain, tekanan terjadi pada silinder berlapis

karet sehingga image tercetak.

Tipe lain dari mesin percetakan offset yang sering digunakan hari-hari adalah

perfecting blanket-to-blanket press. Tipe ini tidak menggunakan silinder impresi,

melainkan menggunakan dua silinder berlapis karet. Tekanan yang sempurna ini

mencetak kedua sisi dari kertas sekaligus ketika melalui mesin pencetak. Setiap sisi

silinder berlapis karet digunakan sebagai silinder impressi untuk sisi yang berlawan.

Kertas dicetak pada kedua sisi atau perfected, ketika melewati kedua silinder berlapis

karet tersebut.

Prinsip offset memberikan litografi beberapa kelebihan dibandingkan dengan

percetakan letterpress. Penggunaan offset memberi litografi kemampuan untuk

mencetak pada permukaan kasar di mana metode letterpress tidak dapat

melakukannya dengan baik. Karena plat litografi hanya bersentuhan dengan lapisan

karet halus maka ia memiliki masa pakai yang lebih panjang.

Percetakan Gravure

Gravure merupakan suatu proses intaglio. Kata intaglio berasal dari bahasa

Italia yang memiliki arti mengukir atau memahat. Dalam percetakan gravure, image

dicetak dari suatu cekungan, bukan pada permukaan datar atau timbul. Gravure

berkembang dari seni memahat, sebuah metode percetakan ilustrasi yang ditemukan

di Jerman sekitar tahun 1476.

Sebuah pemahatan dibuat dengan pengukiran gambar dengan tangan ke dalam

sebuat plat logam datar menggunakan instrumen-instrumen tajam. Plat dilapis dengan

tinta. Ketika pemahat mengelap bersih permukaan plat, sisa tinta akan terjebak pada

cekungan gambar tersebut. Kertas kemudian akan ditempelkan pada permukaan plat

dan menyerap sisa tinta yang berada di bawah permukaan plat lalu gambar tercetak.

Percetakan Gravure bekerja sesuai dengan prinsip pemahatan. Bagaimanapun juga,

plat dibuat secara fotomekanik daripada diukir dengan tangan. Proses tersebut

berkembang pada tahun 1878 oleh Karl Klic, seorang seniman Czech yzng

menggunakan proses tersebut untuk membuat produksi karya seni berkualitas tinggi

berkali-kali.

Plat Gravure dan Silinder

Plat Gravure dan silinder dulunya terbuat dari film positif berkesinambungan

dari tatanan halaman yang diekspos ke kertas yang dilapis secara khusus yang

dinamakan kertas karbon (carbon tissue). Setelah pemaparan dan pemrosesan, kertas

tersebut ditransfer ke sebuah silinder plat tembaga dan image tersebut dietsa ke dalam

tembaga menggunakan bahan kimia. Ini merupakan suatu proses yang panjang dan

melelahkan serta membutuhkan waktu yang lama. Operator juga benar-benar harus

terlatih. Proses seperti ini masih digunakan untuk beberapa cetakan pendek dan

khusus. Akan tetapi, dalam kebanyakan kasus, proses ini telah digantikan leh halftone

gravure.

Halftone gravure menggunakan positif halftone dan mesin pemahat

elektromekanik. Mesin-mesin ini “membaca” image secara elektronik. Kepala

25

pemahat yang dikontrol oleh komputer mengukir sekitar 4000 sel setiap detiknya

pada silinder. Laser juga sekarang digunakan untuk mengukir pelapis platik pada

silinder gravure.

Mesin Percetakan Gravure

Meskipun beberapa percetakan gravure dilakukan dengan mesin percetakan

sheet-fed yang menggunakan plat gravure, kebanyakan dilakukan dengan mesin

percetakan rotary web-fed yang menggunakan silinder gravure. Metode ini disebut

sebagai rotogravure. Sebuah unit percetakan pada rotogravure terdiri atas silinder

gravure, silinder impressi, sebuah sistem tinta, sebuat pengeruk tajam yang disebut

doctor blade, dan sebuah pengering tinta. Warna yang hendak dicetak sama

jumlahnya dengan unit yang ada di mesin pencetak. Ketika silinder gravure berotasi,

silinder akan ditintai oleh roller atau dengan semprotan, dan mengisi daerah image

cekung dengan tinta. Doctor blade kemudian mengeruk kelebihan tinta yang ada di

permukaan silinder gravure. Silinder impresi memeras kertas atau bahan lain

melawan silinder gravure sehingga image tercetak.

Metode Percetakan Lain

Letterpress, litografi, dan gravure telah menjadi metode percetakan tradisional

yang paling umum digunakan. Akan tetapi, teknologi dan peralatan yang maju

belakangan ini telah memopulerkan beberapa metode lainnya, termasuk Screen

Printing, Flexography, Heat Transfer Printing, dan Fotokopi.

Screen Printing

Disebut juga silk screening atau serigraphy, percetakan layar dilakukan

dengan layar halus, biasanya terbuat dari kawat atau nilon yang dipasang pada suatu

bingkai. Sebuah stensil diproduksi di atas layar untuk menutup area nongambar.

(Image yang hendak dicetak dipotong dari atau diekspos ke stensil.) Tinta diperas

melalui stensil dan layar ke atas bahan kain, kertas, atau bahan lainnya.

Karena tinta yang digunakan pada screen printing lebih banyak daripada

metode percetakan lain, cetakan layar biasanya harus dikeringkan dahulu melalui

pengering tinta sebelum dilekatkan. Proses ini sering digunakan dalam pembuatan

cetakan seni, stiker decal, kartu ucapan, penyampulan, dan banyak produk lainnya.

Flexography

Flexography adalah suatu bentuk dari percetakan letterpress yang

menggunakan web-fed rotary press. Proses ini meggunakan plat karet atau plastik

yang elastis dan tinta yang tidak gampang luntur. Flexography merupakan salah satu

metode percetakan paling sederhana dan semakin banyak digunakan dalam

percetakan surat kabar. Proses ini diperkirakan akan menggantikan metode letterpress

dalam percetakan surat kabar.

Heat Transfer Printing

Pada heat transfer printing, image pertama akan dicetak pada kertas dengan

tinta khusus. Image yang telah ditintai kemudian ditransfer ke bahan kain atau

material lain dengan menggunakan panas dan tekanan (biasanya ada unsur besi yang

digunakan). Kaos biasanya dicetak dengan metode heat transfer.

Fotokopi

Fotokopi juga dikenal sebagai xerography. Ini merupakan metode percetakan

yang cepat dan ekonomis yang digunakan berbagai bisnis untuk menyalin cepat surat-

surat dan memoranda kantoran.

27

Fotokopi bekerja atas kelistrikan statik. Sebuah silinder rotasi, dibalut dengan

selenium (elemen non-logam) dan dipacu dengan listrik statik yang berfungsi sebagai

plat pencetak. Selenium tidak terpacu pada area non-gambar ketika terekspos cahaya.

Image, cahaya diproyeksikan melalui sebuah lensa kepada silinder, menahan energi.

Secara negatif, bubuk hitam yang dipacu tertarik kepada energi positif yang dipacu

pada area bergambar pada silinder. Ketika kertas melewati silinder, kertas menerima

image dari bubuk hitam. Kertas yang terbubuk lalu dihangatkan untuk membuat

bubuk menempel ke kertas. Demikianlah proses dan tahapan percetakan.

DAFTAR PUSTAKA

Aris Munandar. 2014. Makalah Bending. Melalui

http://materibending.blogspot.com/2014/06/makalah-bending.html pada

tanggal 31 Maret 2015 pukul 08:20 WIB.

Percetakan : Proses dan Tahapannya. 2010. Melalui

http://percetakan.co.id/percetakan-proses-dan-tahapannya.html pada

tanggal 31 Maret 2015 pukul 08:30 WIB.