12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

download 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

of 53

Transcript of 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    1/53

    NO. OI/T IBNKTYI992

    TATA CARAPERENCANAAN PERSIMPANGAN $EBIDANGJALAN PERKOTAAN

    DIREKTORAT JENDEmAL BINA MARGADIREKTORAT PEMBINIAAN JALAN KOTA

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    2/53

    PRAKATA

    Jaka~ta, Januari 1993DIREKTURIPEMBINAAN JALAN KOTAI

    I

    I1

    Dalam rangka mengembangkan j~ringan jalan perkotaanyang efisien dengan kualitas yang Ibaik, perlu diterbitkanbuku-buku standar mengenai perelncanaan, pelaksanaan,pengoperasian dan pemeliharaan. ,Untuk maksud tersebut DirektoratiPembinaan Jalan Kota,Direktorat Jenderal Bina Marga, sel*ku pembina pengembanganjalan-jalan di kawasan perkotaan be~usaha menyusun standar-standar yang diperlukan sesuai ! dengan prioritas dankemampuan yang ada.

    sesuai dengan ketentuan-keten1j:uanDewan StandarisasiIndonesia yang diberikan oleh Panl.tia Tetap Standarisasi

    IDepartemen Pekerjaan Umum, s~andar-standar bidangkonstruksi di kelompokan kedalam st.ndar mengenai Tata CaraPelaksanaan, spesifikasi dan Metodelpengujian.

    iBuku standar "Tata Cara per~ncanaan persimpanqan

    Sebidanq jalan Perkotaa~' ini, mer~pakan salah satu konsepdasar yang dihasilkan oleh Direkto~at Pembinaan Jalan Kotayang masih memerlukan persetujuan I Menteri Pekerjaan Umum

    Iuntuk menjadi Standar Konsep Nasion~l Indonesia (SKSNI) danpersetujuan Dewan Standarisasi Nalsional Indonesia untukmenjadi Standar Nasional Indonesia~SNI).

    Namun demikian sambil menunqqu persetujuan tersebut,kiranya standar ini dapat diterapkdn di dalam melaksanakankegiatan-kegiatan penataan persi~pangan sebidang jalanperkotaan. Dan kami harapkan dari penerapan dilapangan,dapat kami peroleh masukan-masukan ~embali berupa saran dantanggapan guna penyempurnaan selanj~tnya.

    I

    S~NARYO SUMADJI

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    3/53

    1.1 Umum1.2 Maksud dan Tujuan1.3 Ruang Lingkup1.4 Pengertian

    1111

    DAFfARISI

    HalamanBABI PENDAHULUAN

    BAB II PRINSIP-PRINSIP DESAIN PERSIMPANGAN SEBIDANG

    2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Desain Persimpangan 52.2 Pertimbangan Dalam Mendesain Persimpangan Sebidang 52.2.2 Daerah Konflik Kendaraan 62.2.3 Prioritas Pergerakan 62.2.4 Pengendalian Kecepatan 72.2.5 Alat Pengendali Lalu-lintas 72.2.6 Kapasitas 7

    2.2.7 Ruang 72.2.8 Kanalisasi 72.3 Dasar-dasar Mendesain Persimpangan Sebidang 82.3.1 Struktur Geometri 82.3.2 Pengendalian Lalu-lintas 9

    BAB III PROSEDUR DESAIN PERSIMPANGAN3.1 Tahap Data Dasar Desain3.1.1 Data Lalu-lintas 103.1.2 Kondisi Lapangan 123.2 Tahap Desain Awal 123.2.1 Pemilihan Altematif 123.2.2 Perbandingan Biaya 123.3 Tahap Desain Akhir 13

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    4/53

    5.1 Jarak Pandang 21

    BABIV KAPASITAS PERSIMPANGAN4.1 Umum 144.2 Volume Rencana 144.3 Kapasitas Jalan 144.4 Kapasitas Persimpangan 15

    BABV SPESIFIKASI DESAIN GEOMERIK

    5.2 Alinemen 225.3 Kaki Persimpangan 225.4 Potongan Melintang Persimpangan Sebidang

    5.4. 1 Lebar Lajur Menerus Lurus5.4.2 Lebar Lajur Tambahan5.4.3 Lajur Belok5.4.4 Kanalisasi

    2323242533

    BABVI FASILITAS DAN fERLENGKAPAN PERSIMPANGAN6.1 Penyeberangan Pejalan Kaki 436.1.1 Perencanaan Penyeberangan Pejalan Kaki 43

    6.1.2 Penempatan Penyeberangan Pejalan Kaki 436.2 Lampu Penerangan 466.3 Pemberhentian Bus 466.4 Parkir Kendaraan 46

    ii

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    5/53

    I.PENDAHULUAN

    1.1. UmumSebagian besar hambatan kelancaran lalu-lintas pada jaringan jalan Perkotaan disebabkan olehtingkat pelayanan persimpangan yang kurang memadai. Pembangunan setiap persimpanganmenjadi sebidang guna mengurangi hambatan lalu-lintas sangat tidak tepat baik ditinjau darisegi ekonomis, ketersediaan lahan, dampak lingkungan dan lainnya. Dalam merencanakanpersimpangan sebidang, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah keadaan fisik, lahan, biayakonstruksi, dan lingkungan. 'Tingkat keselamatan dan efisiensi pemanfaatan persimpangan sangat bergantung pada keadaangeometris persimpangan dan cara pengendalian lalu-lintas, misalnya : sudut persimpangan,gradient, penggunaan lahan sekitar persimpangan, pengaturan dengan lampu lalu-lintas,pengaturan arah, lokasi halte bis, pengaturan parkir dan sebagainya. Dengan mernperbaikigeometris persimpangan dan pengendalian lalu-lintas yang benar diharapkan dapat mencegahterjadinya kecelakaan dan menjamin kelancaran arus lalu-lintas.

    1

    1.2. Maksud dan TujuanBuku Tata cara ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai acuan dan pegangan bagi perencanadalam merencanakan persimpangan sebidang di jalan perkotaan, sehingga diharapkan dapatdiperoleh keseragaman pola dasar perencanaan yang baik, ekonomis dan efisien.1.3. Ruang LingkupTata Cara ini hanya membahas cara perencanaan persimpangan baru tanpa larnpu lalu-lintas(unsignalized intersection) yang terdiri dari prinsip-prinsip desain persimpangan, prosedurdesain, dan geometri persimpangan.1.4. Pengertian(I) Persimpangan, yaitu pertemuan 2 jalan atau lebih yang bersilangan.(2) Jarak Pandang Henti (Stop Sight Distance), yaitu jarak yang diperlukan pengemudi

    untuk berhenti setelah menyadari adanya suatu gangguan, halangan atau peringatan didepannya.

    (3) Jarak Pandang Pendekat (Approach Sight Distance), yaitu jarak pandang henti padasuatu persimpangan.

    (4) Jarak Pandang Masuk (Entering Sight Distance), yaitu jarak pandang yang diperlukanpengendara pada jalan minor (minor road) untuk memotong/masuk ke jalan major, tanpamengganggu arus di jalan major.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    6/53

    _jLII _j u ,

    (5) Jarak Pandang Aman Persimpangan (Safe Intersection Sight Distance), yaitu iarakpandang yang diperlukan pengendara pada jalan major untuk mengamati kendaraan padajalan minor sehingga dapat mengurangi kecepatannya, atau berhenti bila diperlukan.(6) Kanalisasi, yaitu sistem pengendalian lalu-lintas dengan menggunakan pulau atau markajalan.

    (7) Persimpangan Dengan Kanalisasi, yaitu persimpangan yang menggunakan sistemkanalisasi.(8) Kecepatan Rencana, yaitu kecepatan yang digunakan untuk merencanakan geometri

    persimpangan.(9) Volume Rencana, yaitu jumlah kendaraan yang direncanakan melewati suatu jalan atau

    persimpangan.(10) Kendaraan Rencana, yaitu kendaraan yang dipakai untuk menetapkan desain.(11) Tipe Gerakan Bertemu Lalu-llntas ..

    Terdapat 4 tipe Gerakan bertemu Kendaraan, yaitu Berpencar, Bergabung, Bersilangandan Weaving. {(12) Berpencar (Diverging), yaitu penyebaran arus kendaraan dari satu alur lalu-lintas kebeberapa arah.(13) Bergabung (Merging), yaitu menyatunya arus kendaraan dari beberapa alur lalu-lintas kesatu arah.

    (14) Berpotongan (Crossing), yaitu berpotongnya dua buah alur lalu-lintas secara tegak lurus.(15) Weaving, yaitu bersilangnya dua alur lalu-lintas yang tidak tegak lurus dan mempunyai

    jarak tertentu untuk saling bersilangan.

    _jL~fr-erpencar (Diverging) Bergabung (Merging)

    Berpotongan (Crossing) "!eavinqGambar 1.1. Tipe Konnik Kendaraan

    (16lJarak Pandang, yaitu jarak satu kendaraan dengan kendaraan lainnya dimana kendaraanyang satu dapat melihat kendaraan Iainnya.

    (17) Persimpangan T Bergeser (Staggered T Junction), yaitu persimpangan dimana satukakinya bergeser atau persimpangan tegak Iurus dimana salah satu kakinya bergeser (tidakmenerus bersilangan).

    2

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    7/53

    =

    (a). Persimpangan Bergeser Kanan

    ~'

    (b). Persimpangan Bergeser Kiri

    (c). Persimpangan Bergeser Dengan MedianGambar 1.2. Contoh Persimpangan Bergeser

    3

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    8/53

    4 kaki 8 32

    (18) Lajur Menerus, yaitu lajur yang disediakan untuk pergerakan kendaraan jalan me-menerus.(19) Lajur Belok, yaitu lajur yang disediakan untuk kendaraan membelok ke kanan atau kekiri.(20) Sudut Terpotong (Corner Cut-Oro, yaitu ujung kaki persim pangan yang dibulatkandengan jari-jari tertentu agar pengemudi bebasmelihat kendaraan yang berada di kakilainnya.(21) Tipe Persimpangan Sebidang.Persim pangan Sebidang m em punyai 3 buah tipe, yaitu :* Persimpangan Tanpa Kanalisasi dan Tidak Ada Pelebaran (U nchannelised and

    un flared) , yaitu persimpangan dimana kaki-kakinya tidak ada pelebaran dan tidakada sistem kanal. A rus lalu-lintas dapat dikendalikan dengan lampu lalu-Iintas, ataurambu lalu- lintas .* Persim pangan Tanpa K analisasi D engan Pelebaran (Unchannelised and flared), yaitupersimpangan dimana kaki-kakinya ada pelebaran agar kendaraan dapat membeloktanp a m em pen garu hi perg erak an lalu-lin tas m en erus, w alaup un b elum d iterapk an sistemkanal.* P ersim pan gan D en gan K analisasi (C han nelised), yaitu persim pang an d im an a k end araanyang akan m em belok dipisahkan oleh m arka, pulau, bangunan pen gam an yang dipakaisebagai kanal isasi .(22) Tingkat Pelayanan yaitu ukuran penilaian kualitas pelayanan persimpangan. Per-

    b an ding an antara v olume dan kap asitas d apat digu nak an.(23) Kaki PersimpanganPada dasarnya jum lah kaki persim pangan pada suatu persim pangan sebidang tidak bolehlebih dari 4 kaki. Jalan yang baru sebaiknya tidak -dirancang untuk dihubungkan dengansuatu persimpangan yang telah ada, walaupun persimpangan tersebut berupapersim pangan jalan-jalan loka. H am batan oleh adanya titik konflik akan naik secara drastisdengan bertambahnya jum lah kaki pada persimpangan (Tabel 1 .1 ) dan menjadikanpersim pangan berbahaya, sehingga m em erlukan suatu tingkat konsetrasi yang tinggi bagipengendara. Konflik arus lalu-lintas akan m enjadi tinggi dan hambatan menjadi besar,seh in gg a k apasitas p ersim pan gan ak an b erku rang secara drastis.

    Tabel 1.1. Jumlah Titik Hambatan, Kumpul dan SebarDari Jenis-jenis Persimpangan.

    6 kaki8

    79kaki 15 1524 24 172

    4

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    9/53

    5

    II. PRINSIP-PRINSIP DESAIN PERSIMPANGAN SEBIDANG

    2.1 Faktor Yang Mempengaruhi Desain Persimpangan SebidangF ak to r-faktor y ang m em peng aruh i d esain P ersim pang an S eb id ang , y aitu:1) Lalu-llntasP ad a p ersim pan ga n h arus dip ertim ban gk an m eng en ai v olum e lalu -lintas, k ecepatan k end araan ,banyaknya kendaraan yang mem belok, banyaknya pejalan kaki dan tipe pengendalian lalu-lin tas yan g ak an diam bil.2) Topografi dan LingkunganLokasi dan desain persimpangan dipengaruhi oleh ban yak faktor antara lain, yaitu alinemenjalan , jalan m asuk dan lain-lainn ya,3) EkonomlEstim asi biaya konstruksi persim pangan akan m em pengaruhi perencanaan dan desain. Selainitu p erlu pu la dipertim ban gk an k eu ntun gan terhad ap lalu-lintas, sep erti keam anan , k elam batan(delay ) dan B iay a O perasi K en daraan .4) ManusiaDalam mendesain persimpangan perlu diperhatikan mengenai kebiasaan pengendara ataup emaka i ja la n.

    2.2. Pertimbangan Dalam Mendesain Persimpangan SebidangD esain suatu persim pangan yang am an harus m em pertim bangkan beberapa hal, yaitu :* p en gu ra ng an jumla h k on flik k en da ra an .* mem in im alk an d aera h k on flik k en da ra an .* p em isa ha n titik k on flik k en da ra an .* mem berikan su atu perg erak an k en daraan y ang terb aik .* penge nd alia n te rh ad ap k ec ep ata n.2.2.1 Titik Konflik KendaraanJum lah konflik kendaraan dapat dikurangi dengan memberlakukan beberapa larangan, danm engurangi beberapa kaki sim pang. Titik konflik kendaraan dapat dipisahkan dengan sistemk an alisa si a ta u d en ga n m en gg eser sa tu k ak i p ersim pa ng an .

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    10/53

    Jalan Minor Jalan ilil1. or

    2.2.2 Daerah Konflik KendaraanSuatu konflik yang besar dapat terjadi dikarenakan persilangan yang tajam. Pemberiankanalisasi dan realinemen akan dapat mengurangi daerah konflik kendaraan.2.2.3 Prioritas PergerakanKendaraan yang berada di jalan major diberi prioritas berlalu tanpa terputus. Persimpanganjalan sebaiknya direncanakan dengan sudut siku minimum 750 agar supaya alur lalu-lintasdapat liwat tanpa berkumpul atau menyusup (weaving).Dalam hal yang khusus :* Apabila mengubah suatu alinemen, jalan minor harus di-realinemen terlebih dulu.

    Jalan Major ./ JalanMinor

    (1) (2)

    Gambar 2.1. Pengutarnaan Jalan Major

    * lalan minor yang melayani lalu-lintas lokal dengan pengendalian Stop direalinemen untukmemotong jalan utama.

    Jalan r -H nor(a) Sebelum P erbaikan (b) Sesudah P erbaikan

    Garnbar 2.2. Perbaikan Hubungan Jalan Uta rna Pada Persirnpangan Y.6

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    11/53

    7

    2.2.4 Pengendalian KecepatanKecepatan kendaraan pada persimpangan tergantung pada :* alinemen.* lingkungan.* volume dan komposisi lalu-Iintas.* besar dan tipe alat pengendalian guna mengurangi jamlah titik konflik, jumlah kemung-kinan bergerak dan kecepatan relatif bergerak.2.2.5 Alat Pengendali Lalu-lintasDesain persimpangan perlu mempertimbangkan mengenai alat pengendaJi lalu-lintas. Desainpersimpangan yang dikendalikan oleh lampu lalu-lintas berbeda dengan persimpangan dengankanalisasi atau markalrambu.2.2.6 KapasitasDalam mendesain persimpangan harus diperhatikan kapasitas yang memadai agarpersimpangan tersebut tidak mudah jenuh.2.2.7 RuangEfisiensi pengoperasian jalan utama di perkotaan dalam hal kapasitas, kelambatan, dan ke-amanan sangat berg antung kepada jumlah, tipe, ruang persirnpangan dan bukaan median.2.2.8 KanalisasiLayout persimpangan tergantung kepada pola dan volume lalu-lintas, topografi, pergerakanpejalan kaki, pengaturan parkir, rencana pengembangan jalan dan layout jalan yang ada.Kanalisasi dipakai guna keperluan :* pengurangan daerah kont1ik.* lalu-lintas berkumpul pada persimpangan yang tajam.* pengendali kecepatan lalu-lintas yang masuk ke persimpangan.* larangan belok.* keamanan pejalan kaki.* persiapan penempatan rambu atau lampu lalu-lintas.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    12/53

    8

    2.3. Dasar-dasar Mendesain Persimpangan Sebidang2.3.1 Struktur Geometri1) Lebar LajurDi persimpangan umumnya bila lebar jalur pada kaki persimpangan terlalu besar, maka duakendaraan akan cenderung antri berdampingan. Guna menghindari kejadian seperti di atas,maka dalam mendesain diusahakan agar lebar lajur dekat persimpangan lebih kecil dari padalebar lajur biasanya, supaya kecepatan lalu-lintas dekat persim pangan dapat diperlam bat dank en da ra an teta p p ad a Ia ju rn ya m asin g-m asin g.2) Lajur Belok Kiri dan KananPada jalan yang tidak lebar, kadang-kadang sulit untuk menyediakan lajur belok kanan ataukiri. Nam un, pada kenyataannya kapasitas persim pangan ban yak dipengaruhi oleh kendaraanyang membelok. O leh karena itu lajur belok kanan dan belok kiri tetap perIu disediakanw alaup un v olum e lalu -lin tas b elo k kan an atau kiri sang at kecil.3) Jumlah LajurJum lah lajur pad a kaki memasuki persimpangan sebaiknya tidak melebihi jum lah lajur padak ak i k elu ar d ari p ersim pa ng an .Penyediaan dua lajur belok kanan pada satu kaki simpang tidak diperkenankan apabila kakisim pan g lain ny a h any a m em pu ny ai satu laju r setiap arah ny a.4) KanalisasiK analisasi dipakai pada persim pangan sebidang dengan tujuan utam a sebagai berikut :* u ntu k m em isahk an atau m en garahk an aru s lalu -lin tas y ang b erlaw an an.* un tu k m en jam in su du t-sud ut berp encar atau b ergab ung y ang tepat.* untuk menge ndalik an k ec ep ata n.* guna m enjam in keam anan kendaraan yang m enunggu atau ruang antrian.* u ntuk m elind un gi pejalan k aki.* meng urang i daerah p eny eberan gan ag ar tidak terlalu b esar.Selain itu K analisasi juga digunakan untuk m aksud-m aksud lain seperti :* dengan memberikan Rambu dan Marka, Pulau atau Kanal dipakai sebagai pengarah arusyan g ak an m em belo k.* sebag ai tem pat p em asang an lam pu lalu -lintas, ram bu-ram bu dan lam pu pen eran gan jalan.* pada Pulau disediakan ruang untuk lansekap seperti tanam an, rum put, sepanjang tidak m eng-ha langi pengliha tan .

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    13/53

    9

    Kanalisasi sangat efektif dalam mengatasi hambatan-hambatan (conflict) arus lalu-lintas apabiladidesain dengan baik. Desain yang kurang tepat tidak saja memperbesar biaya konstruksi tetapijuga menurunkan kapasitas serta tingkat pelayanan persimpangan.Beberapa ketentuan Kanalisasi yaitu :* kanal harus mempunyai lebar yang cukup.* pulau seharusnya mempunyai ukuran dan bentuk yang sesuai dengan keperluannya.a. Luas minimum pulau adalah 5 m2, namun disarankan mempunyai luas 10 m2 atau lebih.b. Pulau sebaiknya cukup panjang untuk mengarahkan lalu-lintas. Kedua ujung pulausebaiknya diperpanjang 3-4 m dengan memakai marka jalan.

    * lalu-lintas menyebar dan mengumpul sebaiknya tidak diarahkan pada satu titik.* pulau harus jelas dan mudah terlihat oleh kendaraan yang datang.2.3.2 Pengendalian Lalu-lintasSebaiknya pengendalian Stop tidak diterapkan bila lalu-lintas menerus mempunyai kecepatanrencana 60 km/jam atau lebih karena dapat mengakibatkan kecelakaan. Pengendalian Stopdapat diterapkan pada persimpangan dimana jumlah lalu-lintas memotong tidak melebihi 1.000kendaraan/jam. Demi keamanannya, apabila volume rencana kurang dari yang disebut di ataspengendali Stop dapat diterapkan pada jalan utarna. Pengendalian lalu-lintas untuk suatupersimpangan sebidang diterapkan sesuai dengan rencana geometri jalan. Untuk persimpangandengan pengendalian Stop, keadaan jalan (alinemen, Iebar jalan, sudut persimpangan danseterusnya) didesain dengan maksud agar pengendara dapat melihat tanda pengendali tersebut.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    14/53

    10

    III. PROSEDUR DESAIN PERSIMPANGAN

    Prosedur desain persimpangan dibagi atas 3 tahap yaitu Tahap Data Dasar Desain, TahapDesain Awal, dan Tahap Desain Akhir.3.1. Tahap Data Dasar Desain3.1.1 Data Lalu-lintas1) VolumeRencanaData yang penting dalam merencanakan persimpangan adalah menentukan volume rencanalalu-lintas tiap jamnya. Dalam memperkirakan Volume Rencana untuk suatu persimpangansebidang dapat dilakukan dengan berbagai macam cara.Untuk memperoleh Volume Rencana dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :* Penghitungan lalu-lintas pada jam-jam puncak (pagi, siang dan sore hari) pada hari-harikerja. Volume lalu-lintas pada hari minggu atau hari-hari libur biasanya akan lebih kecildari pada hari-hari kerja. Pada jalan-jalan di daerah obyek wisata, tingginya volume lalu-lintas justru terjadi pada hari minggu atau hari libur.* Menetapkan rute untuk masing-masing jam puncak.* Meramalkan volume kendaraan yang akan melalui setiap kaki persimpangan.

    2) Kendaraan RencanaDalam merencanakan persimpangan digunakan 3 tipe kendaraan rencana, yaitu :(1) Kombinasi semi-trailer(2) Bus atau truck(3) Mobil penumpang.Kendaraan kombinasi semi-trailer sering dihitung secara terpisah karena akan mempengaruhidalam mendesain. Kombinasi antara kendaraan rencana denga gerakan membelok dalam tahaprancangan dan desain akan menentukan lebar jalur, jari-jari lengkung dan kanal padapersimpangan.

    Gerakan membelok pada persimpangan akan mempunyai dampak yang besar padakapasitas dan tingkat pelayanannya. Dalam merencanakan lajur membelok lebih baikberdasarkan atas kendaraan rencana kombinasi semi trailer. Jari-jari lengkung yang terlalubesar, bukan hanya membuat tidak ekonomis tetapi juga kendaraan yang akan membelok kekiri akan cenderung bergerak cepat, sehingga akan membahayakan pejalan kaki yangmenyeberang.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    15/53

    K enda raan Kec il(Mobil Penumpan

    0.8 2. 7 1. 2I J!II,j

    f 1 .5 112.0

    , 4.0 ".5

    Truck As Tun~al[ I~ :T rac tor Semi'trailer

    1. 3 I ; 4.0 16.5 9.0

    Kornbinasi SemiTrailer

    Gambar 3.1 . D im en si K en da raa n R en ca na

    . . . .

    '\'

    /. ; II:r , !.I'/

    .:; ~. _3,,,. ')all~ojI accc

    Gambar 3 .2 . Jarl-jari Membelok Kenda ra an Ren cana

    11

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    16/53

    3) Kecepatan Kendaraan

    12

    Kecepatan kendaraan diperlukan guna mengevaluasi jarak pandang yang diperlukan, kecepatanrencana lajur perpindahan dan kecepatan kendaraan membelok. Kecepatan rencana kendaraanpa-da persimpangan harus sarna dengan kecepatan rencana pada ruas masing-masing jalan dikaki persimpangan. Sebaiknya lengkungan didesain untuk kecepatan yang lebih rendah dipersimpangan tegak lurus. Guna menjaga agar kecepatan kendaraan sesuai dengan kecepatanrencana, maka diperlukan elemen-elemen, seperti lajur belok kiri/kanan dan median. Dalamperencanaannya kecepatan yang diambil sebaiknya rendah. Walaupun kecepatan rencanadipersimpangan lebih rendah, namun perbedaan kecepatan di persimpangan dengan kecepatanpada ruas jalan dibatasi tidak lebih dari 20 km/jam.4) Pejalan Kaki dan SepedaPejalan kaki dan sepeda sangat mempunyai pengaruh dalam mendesain suatu persimpangan,terutama persimpangan dengan memakai lampu lalu- lintas.3.1.2 Kondisi LapanganData kondisi lapangan yang perlu disurvai guna keperluan desain, yaitu :* topografi lapangan* alinemen jalan* lokasi dan kondisi sistem drainase* kondisi perkerasan yang ada3.2. Tabap Desain Awal3.2.1 Pemiliban AlternatifAlternatif Layout dipilih dengan cara sebagai berikut :* Siapkan beberapa sketsa kasar dalam skala 1 : 1000* Uji beberapa kemungkinan dengan memperhatikan segi keamanan, kapasitas, kelambatan(delay), kemampuan mengendalikan lalu- lintas, dan biaya.* Buat lebih detail dua atau tiga sketsa yang dipilih.* Siapkan rancangan desain yang lebih detail dari alternatif terpilih.

    3.2.2 Perbandingan BiayaLangkah yang dilakukan yaitu menyiapkan estimasi biaya dari alternatif desain yang terpilihtermasuk biaya pembebasan lahan, persiapan pelaksanaan, konstruksi dan pemeliharaan.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    17/53

    3.3 Tabap Desain AkbirPada tahap ini desain gambar beserta detailnya sudah tergambar dan biaya kontruksi sudahdibuat sesuai dengan harga satuan yang berlaku.

    13

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    18/53

    IV. KAPASITAS PERSIMPANGAN

    4.1. UmumPada umumnya tipe persimpangan akan mempengaruhi kapasitas secara keseluruhan danbentuk jaringan jalan. Untuk menentukan kapasitas persimpangan analisa terhadap hal-hal dibawah ini sangat diperlukan :* kapasitas jalan.* kapasitas persimpangan tanpa lampu lalu-lintas.* kapasitas persimpangan dengan lampu lalu-lintas.

    4 jalur tidak 1500sah

    4 jalur 19006 jalur tidak 2400

    isah6 jalur 2900

    sah

    4.2. Volume RencanaUntuk mendapatkan Volume Rencana Tahunan dapat dipergunakan cara yang mudah dansederhana, yaitu :* Volume kendaraan yang ada diperoleh dengan melakukan survai cacah kendaraan yangdilakukan pada jam-jam puncak (misalnya pada pagi, siang dan sore hari).* Peramalan volume lalu-lintas untuk 5 tahun mendatang dilakukan dengan memper-timbangkan angka pertumbuhan lalu-lintas untuk 5 tahun mendatang dan pertambahanvolume lalu-lintas akibat dengan lancarnya lalu-lintas meliwati persimpangan tersebut.

    4.3. Kapasitas JalanGuna mendapatkan suatu keseimbangan, maka desain persimpangan perlu memperhatikankapasitas jalan di setiap kaki persimpangan. Tabel IV.l. menggambarkan kapasitas jalan padapersimpangan tanpa pelebaran.

    Tabel IV.I. Kapasitas Jalan

    14

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    19/53

    15

    4.4. Kapasitas PersimpanganPada suatu persimpangan setiap tipe kontlik yang terjadi perIu dilakukan pengecekan untukkapasitas dan kelambatan (delay). Lalu-lintas pada jalan major mendapatkan prioritas. Adalahmerupakan suatu hal yang penting untuk memilih nilai kritis Gap (ta) dan Headway (tf) gunamewakili situasi dalam analisis. Nilai ta dan tf dapat dilihat pad a Tabel IV. 2. Langkah-langkahuntuk menghitung Kapasitas, Delay dan Panjang Jalur Antrian dapat dilakukan seperti berikut :(a). Perhitungan Kapasitas Praktis (Cp)* tentukan volume pada jalan major (Q)* pilih nilai ta dan tf dari Tabel IV.2* tentukan kapasitas praktis (Cp) dari Gambar 4.1(b). Penentuan Kelambatan (Delay) Rata-rata (Wm)* tentukan Cp dari Gambar 4.1* tentukan jumlah jalur arus minor, n, yang diperlukan, (umumnya n ~ Qm/Cp dimana

    Qm = total arus minor)* tentukan volume kendaraan per-kaki persimpangan =Qm/n* tentukan rata-rata kelambatan (Wm) dari Gambar 4.2 atau 4.3* jumlah jalur yang diperlukan = n = volume kendaraan/Cp* rata-rata volume per jalur = Qm = Volume kendaraan/n(c). Penentuan Jurnlah Jalur Yang Diperlukan* tentukan Qm seperti (b)* tentukan pelayanan pada jalan minor(Qs) yaitu jumlah maksimum kendaraan yang dapat .ditampung dengan mempertimbangkan seluruh kondisi (Qs =C = Cp/O,8)* hitung ratio kedatangan : p = Qm/Qs = Qm/C* tentukan bahwa panjang antrian tidak melebihi (biasanya diambil 95 %)* dari Gambar 4.4, tentukan jumlah kendaraan yang mengantri* ambil panjang antrian 8 m untuk masing-masing ruang antrian

    * panjang ruang antrian =jumlah kendaraan x 8 mTabel IV. 2 Gap Kritis dan Headway Pada Persimpangan

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    20/53

    16

    1000900

    ~ 800a:.:"700- : : ic 1100~CI) 500E =~< C 4000 : : :0...CI)< C 300E--I)< C0...< C~ 200"G

    Q = ARUS JALAN r..mJ01: (kend/jarn)

    Gambar 4.1. Kapasitas Praktis Persimpangan Tanpa Lalu-lintas

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    21/53

    e o ~ / " I ,,/,,/140 _ " I " / II 1/ 1/ It III III II t I30 ~ y / 1 / I I I

    90 /

    0.5!T----t---+--+---l--1-r-t--H----!-_+---I--J-jL4---W-J

    o ' / /08 / /01 //8/O.4r---t-++++-+--+-++----I--l----l-t-l-U-UIO.3i--t--t--t-++-++++---+--+----+--+-l--U-UI0.1 t---j----t--+-+-' +-f-+-+-I----I----l- fa = 5 s e co..:oo::---::::---:::-il ~ I : - : - : l - : - '~ _ . L . _ _ L _ l _ t l _ j _ ~ l _ l ~ ~ e _ w l c i

    200 300 400soo Jl O 1008009 00000 Iloo 1 0 0 0 0Qr = VOLUMEJALAN MAJOR (kend/jam)

    Gambar 4.2. Delay Rata-rata Ke Arus Kendaraan MinorUntuk ta = 5 detik, tf = 3 detik

    17

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    22/53

    0.1100 2 I J O 3 0 0 4 0 0 S O D e o o l O O 1 1 ) 0 9 0 0 1 0 0 0 12000 10000

    100fl O1071050

    2 0

    0 I I II I I I I ,II0 I II/I I /~ ~ - : : : 1 - 0 : : I I I I I /0

    ' . .- l < ; ' I . t ; : . , ~ : f . W $ / 5 / ~ ,~y~ h/ > : : 1 ,/ '-~! / 7 " F l ; r / Q ~ ' 7 -~ r . # ; .y~~~~1 / " I. ' . . . . .,~c / // II 1 I ~ 00 / ;' / / II.0D. I / / / '/~I / /: // I II.0 / II /II / / I II/. o r 7[7/1/ VI I!jIv 'I IV'/ v/ V v I V //V !J :vO w Vj~ ~ ~ ~ ~0~ ~~~ ~ (f07 '7 777 7,~/' / / //777 7/77/.77/77/

    I ta = 4 sec _t, = 2 sec

    I I " "

    II.E -< I.~ 8I.:;8 4.~ 3.

    z . o

    :; 1.0O .OJO .o . e0.50 .4D .3

    0. 1

    Qp =VOLUMEJALAN' 'MAJOR (kend/j am)

    GambaI' 4 .3 . Delay Rata-rata Ke Arus Kendaraan MinorUntuk ta = 4 detik, tf = 2 detik

    18

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    23/53

    11

    10- - -'-"Z 9- c~:c 8~E-~ 7QlC i0 6Z- e 5> -Z- e 4-E-Z 3 600 dan lalu-lintas yang belok kiri cukup besar.* Kecepatan lalu-lintas yang belok ke kiri, sangat tinggi.* Banyak terdapat pejalan kaki pada jalur belok kiri.

    Dengan tersedianya Lajur Belok Kiri, maka dapat dicegah berkurangnya kapasitaspersimpangan dan tidak teraturnya arus lalu-lintas, Penyediaan Lajur Belok Kiri tergantungpad a volume lalu-lintas yang belok ke kiri, dan volume kendaraan besar (truck). Penyediaantaper melebar akan membantu kendaraan, khususnya kendaraan besar untuk membelok.Biasanya taper dengan pelebaran ini tidak perlu dipakai bila kecepatan kendaraan yangmembelok kurang dari 60 km/ jam. Jari-jari kelokan diambil antara 6 - 10 m. namun di daerahperkotaan bila jari-jari lebih besar dari 10 m selain akan meningkatkan kecepatan kendaraanmembelok juga mempunyai kesulitan dalam menempatkan tanda lalu-lintas.

    Sebaiknya memasang kereb ditepi perkerasan akan membantu pergerakan kendaraan.Pemberian lajur tambahan untuk belokan yang mempunyai volume yang besar sangat baik

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    30/53

    dilakukan. Gambar 5.4 memberikan gambaran desain belok kiri di daerah perkotaan. PanjangLajur Belok Kiri harus cukup menjamin antrian kendaraan yang akan lurus tidak mengganggukendaraan yang akan belok. Pada persimpangan dengan Kanal, Pulau Kanal dapat dipakaisebagai tempat berlindung bagi pejalan kak.i ataupun tempat untuk meletakkan alat lampu lalu-lintas, tanda-tanda lalu-lintas dan sebagainya. Pada persipangan bersudut lancip, kanal belokkiri akan memudahkan kendaraan untuk belok ke kiri. (Gambar 5.5)

    Tabel V.6. Lebar Lajur Belok

    \1 I II I I R = 6m - 10mII III I, I

    R I \'/ I \= -- ~~-!':_---.::::..---....:::..~ --=------V

    Persimpangan Pada JalanArteri dan Kolektor

    Gambar 5.4. Desain Sederhana Belok Kiri di Perkotaan26

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    31/53

    Rata-rata dariGerakan Im/det

    Maks1i:mum Taper 30,l'A-----1---I

    IAinimum4 Rl

    Panjang Jalur B elok tergantung pada perlambatan ,ataupanjang jalur antrian yangdiperlukan

    Gambar 5.5. Desain Belok Kiri Dengan Kanalisasi dan Pulau2) Lajur Belok KananLajur Belok Kanan sebaiknya disediakan pada setiap persimpangan, terkecuali untuk hal-halberikut:* adanya larangan belok kanan.* jalan-jalan dengan standar rencananya tipe II Klas III dan Klas IV dan dianggapmempunyai kapasitas yang memadai.* jalan dengan dua jalur dimana kecepatan rencana kurang dari40 km/ jam, volume rencanaper jam kurang dari 200 kendaraan/jam, dan perbandingan kendaraan yang belok ke kanan20%.Lajur Belok Kanan sangat efektif untuk mencegah kecelakaan Ialu-lintas belok ke kanan danmenghindari penurunan kapasitas persimpangan akibat kendaraan membelok ke kanan. Olehkarena itu dianjurkan agar Lajur Belok Kanan harus disediakan berdasarkan peraturan-peraturan di atas dalam hal pembangunan jalan baru ataupun perbaikan jalan. Pengendalianlalu-lintas oleh alinemen dan marka jalan diperlukan agar lalu-lintas menerus tidak akan masuklangsung ke dalam jalur belok kanan, tetapi lalu-lintas belok kanan harus pindah jalur dahulumasuk ke dalam Lajur Belok Kanan (Gambar 5.6),

    27

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    32/53

    a) Panjang Lajur Belok ke KananPanjang Lajur Belok Kanan (L) terdiri dari panjang per-Iajur perlambatan (ld) dan panjanglajur antrian (Is), dimana :

    L = Id + IsPanjang Lajur Perlambatan (ld) tidak hanya eukup untuk perlambatan (ldl) namun juga eukupuntuk taper (ld2). Panjang ldldiberikan dalam Tabel V.7, dan panjang taper (ld2) dihitungberdasarkan persamaan berikut :

    AW1d2 = V--

    6Id2 = panjang taper (m)V =kecepatan reneana (kIn/jam)IlW = lebar jalur tambahan (m)

    P anjang T ap er P anjang Lajur Ant rian(30 m.) Untuk Panjanq Kend.6m

    (min, 30m)

    Gambar 5.6. Desain Lajur Belok Kanan

    Gambar 5.7. Panjang Lajur Belok Kanan.28

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    33/53

    Panjang Lajur Antrian (Is) untuk kendaraan belok ke kanan dihitung berdasarkan rumus sebagaiberikut : Is = 1.5 N.S dimana :

    Is =panjang lajur tungguN = jumlah rata-rata kendaraan belok kanan dalam satu siklus waktu (kendaraan)S = Jarak rata-rata dengan kendaraan di depan (m).

    S didapat dengan asumsi sebesar 6 m untuk mobil penumpang dan 12 m untuk kendaraanberat. Apabila perbandingan kendaraan berat tidak dapat diketahui secara pasti, S diambilsebesar 7 m. Apabila persimpangan tidak mempunyai lampu lalu-lintas, Is dihitung denganrum us s x panjang kendaraan belok kanan yang tertampung. Pada jalan perkotaan kadang-kadang sulit untuk mendapatkan panjang Lajur Belok Kanan sebagai disebut di atas tadi. JikaLajur Belok Kanan perlu dikurangi, maka yang dikurangi adalah panjangnya LajurPerlambatan. TabelV .7. Panjang Minimum Lajur Perlambatan (ldf)

    3020

    b) Jalur Belok Kanan Dengan Lajur PerpindabanPanjang transisi sebaiknya lebih besar daripada nilai dari persamaan (A) atau minimum (B)pada Tabel V 8. Ll , . l d . l s I ~V m m

    E - ---- - f-- = _- _- - _ = --- - - - - - I-I! f l l II IGambar 5.8 Panjang Transisi Bila Ada Lajur Perpindaban

    29

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    34/53

    5025

    c) Penempatan Lajur Belok ke Kanan* Jalan Tanpa Median atau Deogan SeparatorYang SempltLajur Belok Kanan dapat ditempatkan dengan mengurangi lebar separator. Lebar separatoryang memisahkan lajur berlawanan minimum lebih besar 0.5 m, dan diberi tanda marka jalan.Bahu jalan biasanya dipergunakan untuk lajur pejalan kaki atau lajur sepeda bila tidaledisediakan jalur seeara khusus. Dalam hal ini bahu jalan sarna atau lebih lebar tergantung padavolume lalu-lintas yang ada. (Gambar 5.9(a. Kebanyakan pejalan kaki mengumpul di dekatpersim- pangan dimana banyak terdapat rarnbu-rambu atau lampu. Oleh karena itu lebartrotoar jangan terlalu keeil.

    Tabel V.S. Panjang Transisi

    40 (y* Ll W)/3 1--___.;3;..;.5_--I

    20 20Y = Keeepatan Rencana (Krn/jarn)LlW - Off set (m)

    a. Lajur Belok KananPada Jalan TaopaTrotoar.b. Lajur Belok Kanan DenganPerpindahan Lajur di KakiPersimpangan

    Gambar 5.9. Penempatan Lajur Belok Kanan30

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    35/53

    * Lajur dan Kanal BelokKananGambar 5.10 adalah contoh penempatan Lajur Belok Kanan dengan pemberian marka jalan.

    31

    ___ --::~J---- d----~~-----Gambar 5.10. Contoh Pemberian Marka Jalan Pada Lajur Belok Kanan

    li e Lajur Belok Kanan dan Lajur ParkirPada persimpangan-persimpangan besar, harus ditetapkan larangan untuk parkir. Untuk jalanyang memiliki lajur parkir, lajur tersebut dimanfaatkan untuk Lajur Belok Kanan atau BelokKiri (Gambar 5.11), dengan panjang lajur sebagai berikut:

    Lt = V/3. AW

    Gambar 5.11. Pembuangan Lajur Parkirli e ApabiJa Dua Persimpangan BerdekatanPanjang Lajur Antrian (lsl , dan Is2) dihitung dari jarak antara garis henti (L) sesuai denganperbandingan volume lalu-lintas kendaraan belok kanan (Gambar 5.12).

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    36/53

    o o o o

    Gambar 5.12. Lajur Belok Kanan Bila Dua PersimpanganBerdekatan.* Lajur BelokKanan di BawahJalan LayangPada persimpangan ini seringkali kendaraan belok kanan terhenti di dalam persimpangankarena terlalu jauhnya lintasan kendaraan (Gambar 5.13 (a, sehingga dapat mengurangikapasitas persimpangan tersebut. Untuk mengatasi hal ini bentuk persimpangan sebaiknyadibuat seperti Gambar 5.13 (b).tI C Jalur Belok Kanan GandaDalam merencanakan Lajur Belok Kanan dengan 2 jalur atau lebih dimana lalu-lintas belokkanan cukup tinggi, maka panjang Lajur Antrian untuk 'setiap jalur dikurangi menu rut jumlahlajur belok kanan (a). j i 1~l ' - - _

    c o o

    1 - - - : ' : ; : - : : = : ; - . - - - -

    a. Belok Ke Kanan Dengan Jarak Jauh di Tengah Persimpangan.

    32

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    37/53

    I'HI- - - ---,,---J=--tt

    b. Belok Ke Kanan Berjarak Dekat di Tengab Persimpangan.Gambar 5.13. Lajur Belok Kanan Pada Persimpangan Sebidang di BawahJalan Layang.

    5.4.4 Kanalisasi1) Perencanaan PulauPulau ditempatkan agar dapat memperjelas lajur lalu-lintas sehingga mudah diikuti kendaraan,menjaga kontinuitas dan menghidari kebingungan bagi pengendara.Perencanaan Pulau sebaiknya dilakukan pada :* arus lalu-lintas Berpencar dengan sudut kecil.* arus lalu-lintas yang Bergabung pada sudut mendekati 900Jari-jari lengkung pada Pulau yang membagi lalu-lintas yang membelok harus lebih besar darinilai minimum, agar kecepatan rencana sesuai dengan yang direncanakan.2) Desain Ujung PulauMarka pendekat atau garis putus sebaiknya didesain untuk jarak yang disesuaikan dengankecepatan rencana. Panjang malka pendekat, L (rn) ditentukan dari jari-jari lengkung UjungPulau dan kecepatan rencana, seperti tercantum di bawah ini :

    33

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    38/53

    ------

    R/3a. Pemisah

    Pada kaki perpindahan yang kecil, rum us (a) dapat digunakan. Letak Pulau didesain agarpengendara dapat mengetahui dengan jelasserta mudah mengikuti petunjuk arah. Oleh sebabitu, dihindari penempatan Ujung Pulau di puneak lengkung vertikal atau pada bagianpermulaan lengkung horisontal. Bila hal ini sul it dihindari, ujung Pulau sebaiknya diper-panjang ke depan agar terlihat oleh pengendara.

    b. Pertukaran

    * Dimensi PulauGambar 5.14. Marka Pendekat Untuk Pulau.

    Dimensi minimum Pulau ditunjukkan Pada Tabel V.9_. Pulau sebaiknya eukup besar untukmenarik perhatian pengendara. Pulau yang terlalu keeil tidak saja akan menyulitkan pe-ngendara tetapi juga memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu hujan dimalam hari.

    Tabel V.9. Dimensi Minimum Pulau .

    D = lebar perlengkapan jalanWp = lebar jalur penyeberangan pejalan kaki.

    (a)WalaRaWbIbRb

    (b)

    1.0 m3.0 m0.5 m1.5 m

    (Wp + 1.0) m0.5 m5.0 m2(D + 1.0) m5.0 m1.0 m

    34

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    39/53

    a. Berpencar b. Dengan Jalur PenyeberanganPejalan Jaki

    c. Terdapat Perleng- d. Pemisah Tanpa Taperkapanjalan

    Konstruksi PulauKonstruksi Pulau dibuat meninggi dan dibatasi oleh kereb, terutama apabila lampu penerangan,rambu lalu-lintas ditempatkan pada pulau, atau jika pulau tersebut juga berfungsi sebagaitempat perhentian sementara (transisi) bagi pejalan kaki. Apabila pulau tidak dapat dipasangkereb karena lahan yang terbatas pada persimpangan, maka penggunaan marka atau eara-earalain dapat dibuat sebagai pengganti kerb. Permukaan pulau dapat ditutupi dengan ubin, atautanah atau tanaman yang tidak menghalangi penglihatan. Bentuk PulauUjung pulau biasanya dibuat bulat. Disarankan jari-jari lengkung Ujung Pulau (Ri) antara 0.5 -1.0 m. Ujung Pulau (01, 02) dan sisi samping (S) berbeda tergantung pada kecepatankendaraan, dan dimensi pulau. Tabel V.l 0 dan V.ll menggambarkan ukuran standar untuk be-berapa kondisi yang berbeda. Transisi dari Ujung Pulau dihitung terhadap keseluruhanpanjang pulau baik untuk lajur utama maupun bagian kanal. Jika suatu pulau sangat luas,transisi dibuat 1110-1120 pada bagian sisi lajur menerus dan 115 - 1110 pada bagian sisi kanal.Sisi belakang (S3) bagian kanal sudah termasuk ruang bebas (50 em) dari kanal.

    Tabel V.10. Sisi Samping dan Ujung Pulau (m)

    ::; 50 0.50 0.5 0.5

    35

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    40/53

    0.50 - 1.00 1.00 0.50 - 1.50

    Tabel V.II Jari-jari Ujung Pulau (m)

    3) LampuLampu penerangan perlu ditempatkan di pulau karena persimpangan berkanal denganpenglihatan yang kurang baik akan menyulitkan pengendara.4) Jari-jari Lengkung KanalKecepatan rencana pada persimpangan sebaiknya sarna kecepatan rencana pada lajur lurus.Untuk kanal belok kiri, dimana Daerah Milik Jalan cukup lebar, maka jari-jari lengkungdipilih sesuai dengan kecepatan rencananya. Sebaliknya, bila ada keterbatasan Damija, makajari-jari lengkung untuk belok ke kiri ditentukan menurut panjang potongan sudut. Untukkanal belok kanan pada persimpangan mendekati 90 0, mengingat kendaraan mula-mula ber-henti kemudian berjalan lagi dengan kecepatan sangat rendah, sebaiknya jari-jari lengkungdiambil 15 -30 m.5) Lebar KanalLebar kana! berdasarkan jari-jari lengkung kanal dan jenis kendaraan rencana tercantum padaTabel V.12. Jika kanal dipisahkan dengan Pulau Pemisah, sebaiknya disediakan daerah bebassamping yang diperkeras sarna dengan konstruksi jalan yang ada lebar 0,5 m. Ruang bebassamping ini tercakup di dalam bahu jalan, parit atau sisi samping kanal.6) Cara Merencanakan KanalGambar 5.15 memperlihatkan prosedur perencanaan kanal dengan lengkung lingkaran denganurutan sebagai berikut:

    (1) Tentukan lingkaran luar (Ro)(2) Tentukan (W) dari R o dan Tabel V.12.(3) Dari (2), tentukan lingkaran dalam (Ri).(4) Gambarkan titik tengah lingkanran Ro, Ri(5) Gambarkan DQ, D'Q sejajar dengan AP, A'P dan menyinggung Ri.(6) Tentukan lingkaran transisi Rr = n * Ri, dimana n = 3 atau 4.(7) Hitunglah f = s/(n - 1)Gambarkan MN dan M'N bagian dari f dan sejajar DQ dan D'Q.

    Titik potong lingkaran Rj dan MN, M'N yaitu B dan B'.

    36

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    41/53

    EP - (Ri+ S) cot (cp/2)AE = . . J S(Rr - Ri)S - S2FB = AE {1I(0-1}}EF = S + f = S + S/(o-1) = 0 S/(0-1)

    (8) Tentukan titik A dan A'; AE = A'E = (n - 1) BF(9) Masing-masing A, B dan A' ,B' menyinggung titik-titik dari lingkaran transisi.

    Titik tersebut dihitung berdasarkan rumus:

    tabel V.12. Lebar Kanal Menurut Jari-jari Lingkaran Luardan Kendaraan Rencana.

    14 5.516 5.01719 21 6.0 4.521 25 5.5 4.525 30 5.0 4.030 40 4.5 4.060 3.5 3.5* Tipe I, Tipe II Klas I

    . . . Kanal BelokKiriKanal Belok Kiri dibuat dengan maksud agar kendaraan berat seperti truck atau bus dapat lewattanpa meliwati lajur di sebelahnya atau jika persimpangan sangat tanjam. Jika kanal diren-canakan untuk kendaraan semi-trailer, dengan jari-jari lengkung yang pendek, lebar kanalharus bertambah besar. Dalam hal ini, kendaraan keeil dapat lewat berdampingan dengan 2atau 3 kendaraan lainnya. Agar arus lalu-lintas di dalam kanal yang lebar bisa teratur, biasanyadibuat tanda zebra selebar satu kendaraan biasa normal (Gambar 5.16).

    37

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    42/53

    0,

    7) Potongan Sudut Kenclaraan Reneana dan Gerakan MembelokGera ka n k en da ra an y an g akan membelok b iasanya akan mempen ga ru hi I~ u r men eru s seh in gg aakan memp'en ga .-u hi k ela nca ra n Ia lu -lin ta s d i p ersimpang an . T ab el V .1 3memperlih atk anh ub un gan anta ra tip e d an Id as ja la n, k en da ra an ren ca na , d an g era ka n membelo k.

    Gambar 5.15. Desain Kanal Belok Kiri

    38

    Gambar 5.16.lCanal Dengan Lebar Yanl Besar.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    43/53

    Pada Tabel V.13 setiap angka yang mengikuti huruf S dan T menunjukkan metode denganurutan sebagai berikut :(I) Penggunaan lebar keseluruhan dari jalan (roadway)(2) Penggunaan sisi kiri dari jalan(3) Penggunaan Lajur Belok Kanan, Lajur Prioritas Kanan (untuk belok kanan) atau Lajur

    Prioritas Kiri (untuk belok kiri), dan satu lajur samping, akan tetapi tidak menggunakanlajur berlawanan arah.

    (4) Penggunaan hanya Lajur Belok atau Lajur Prioritas Kanan (untuk belok kanan) atau hanyaLajur Prioritas Kiri (untuk belok kiri).

    Tanda * menunjukan bahwa apabila kendaraan rencana berbeda untuk jalan major dan jalanminor, dan kendaraan rencana untuk jalan minor dapat digunakan tanpa merubah gerak mem-belok. Sebagai contoh, Gambar 5.17 (a) memperlihatkan gerakan membelok kaki masuksimpang disebut S4 dan bagian gerakan membelok kaki keluar simpang disebut S3 . Dengancara yang sarna, (b) menunjukkan bahwa bagian kaki masuk simpang adalah T3 dan bag iankaki keluar adalah T2, dan (c) menunjukkan bahwa kedua bagian masuk dan bagian keluaradalah juga Tl. Pada daerah-daerah industri dengan jumlah kombinasi semi-trailer yang besar,hal tersebut dapat dipakai sebagai pengganti ukuran kendaraan rencana, walaupun tipe jalanadalah tipe II klas II.Sebaliknya ukuran kendaraan rencana dapat digunakan sebagai penggantikombinasi semi-trailer di daerah pemukiman penduduk.... Perhitungan Panjang Potongan Sudut(1) Kendaraan rencana dan gerakan membelok ke kiri ditentukan dari Tabel V.13.(2) Desain kanalberiktltdef'lgM menggunakan cara dalam Gambar 5.17.(3) Sesudah menentukan lengkung dalam kanal (ABB'A'), garis di depan kereb (are aa')

    digambarkan sedemikian rupa agar didapat paling kecillebar ruang bebas 50 em. (Gambar5.18).(4) Sebagaimana dalam Gambar 5.19, pilih titik A dari ujung garis depan trotoar yang paling lebar.(5) Gambar garis AB disudut kanan dengan garis luar trotoar.

    Titik 0' adalah titik silang dari garis luar kedua trotoar.(6) Titik B' ditentukan sedemikian rupa agar O'B' mempunyai panjang yang sarna dengan OB.

    Garis B'B menunjukkan panjang potongan sudut dan lokasi yang diinginkan.(7) Ambilah 9 = LAOA' = LBOB', Wb dan W2 sebagai lebar trotoar (WI > W2), dan R

    adalah jari-jari lengkung depan kereb (jari- jari sudut) (PA = PA' = R),Maka, OA =R/tan(9/2)Sebaliknya,OA =O'B' + W2/sin 9 + Wj/tan 9Maka, OB' =R/tan (9/2) - W I I tan 9Apabila OB' =O'B' panjang potongan sudut BB' menjadi :2 O'B sin (9/2) maka panjang potongan sudut (BB') =2 sin ( 9/ 2 [R /t a n(0/ 2) -W 1I tan 9-W2/sin 9]

    39

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    44/53

    Tabel V.13. Gerakan Belok Pada Sudut PesimpanganDengao Pengendalian Benti

    Ke LuarIalan Minor

    Gambar S.17. Gerakan Belok Pada Sudut Persimpangan

    Gambar S.lS. Lebar Yang Diterapkan Oleh Kendaraan danPotongan Sudut.

    S =Kombinasi semi trailerT =Truck tunggal.

    ___)~I~~=- i m ~ r

    b)

    Garis

    40

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    45/53

    /TrotoarDamiJ'a '" ;::\ Tanaman--__:..--- _/ ,;.t.~~

    I V ,

    Satuan : m

    Gambar 5.19. Kerb Sudut dan Potongan Sudut.Panjang potongan sudut persimpangan untuk setiap persimpangan ditentukan dengan mem-pertirnbangkan ruang untuk pejalan kaki, sepeda, ruang pandangan, ruang untuk lansekap.Walaupun begitu, jika banyak terdapat persimpangan jalan major dan jalan minor seperti didaerah perkotaan, menghitung panjang potongan sudut untuk setiap persimpangan seperti diatas tidak selalu praktis. Tabel V.14 memberikan standar nilai untuk persimpangan jalan TipeII sebagai referensi.Syarat perhitungan adalah sebagai berikut :(1) Jika kaki keluar dari persimpangan terdiri dari jalan dua lajur dua arah, maka panjangpotongan sudut dihitung dengan mengurangi sisi keluar gerakan membelok dengan satu

    rank.(2) Karena mobil-mobil berukuran besar jarang menggunakan jalan Klas II atau Klas IV dari

    tipe II di daerah pemukiman, maka panjang potongan sudut diperhitungkan untukkendaraan yang mempunyai panjang 10 m, lebar 2.5 m, tinggi 1.5 m dan jari- jarilengkung minimum 9 m.

    (3) Lajur Prioritas Kiri sebaiknya dipasang pada pendekat, kecuali pada jalan klas IV. Semualajur diperkenankan digunakan pada pendekatan jalan berklas IV.

    Tabel V.14 Ukuran Panjang Potongan Sudut

    41

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    46/53

    Tabel V .14 menggambarkan standar umum. Pada suatu keadaan khusus yang memerlukanpertim ban gan diperk enan kan m en gg un ak an pertim ban gan pribad i sep an jan g tid ak m eny im pangdari prosedur di atas. Bahkan jika potongan sudut tidak diperlukan dipandang dari gerakankendaraan, maka harus mengambil panjang maksimum potongan sudut sepanjang masihm emperta ha nk an p an da ng an terh ad ap p eja la n kaki d an p en gen da ra sep ed a.

    42

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    47/53

    VI. FASILITAS DAN PERLENGKAPAN PERSIMPANGAN

    6.-1. Penyeberangan Pejalan Kaki6.1.1 Perencanaan Penyeberangan Pejalan KakiHal-hal prinsip dalam perencanaan penyeberangan pejalan kaki adalah sebagai berikut : perencanaan harus sesuai dengan kebutuhan akan penyeberangan. penyeberangan ditempatkan tegak lurus sumbu jalan. penyeberangan sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan pusat persimpangan. lokasi penyeberangan sebaiknya jelas terlihat oleh pengendara. panjang penyeberangan sebaiknya tidak lebih dari 15 m. pada persimpangan jalan utama disarankan lebar penyeberangan 4 m. Untuk kasus dimana persimpangan jalan yang lebih keeil disarankan lebar minimum yaitu 2 m. Lebarpenyeberangan dapat diperlebar atau diperkeeil dengan kelipatan 1 m sesuai dengankeperluannya.

    43

    6.1.1 Penempatan Penyeberangan Pejalan Kaki1) Melihat bahwa Penyeberangan Pejalan Kaki mempunyai hubungan dengan Trotoarmaka Penyeberangan dapat berupa perpanjangan dan trotoar.2) Ujung Trotoar didesain melengkung (bagian d Gambar 6.1 ) guna meningkatkankualitas kebebasan pandang.3) Bila terdapat pemisah tengah (median), posisi ujung pemisah (b dan c pada Gambar6.1) berdasarkan pada perhitungan dari kanal belok kanan dan tidak mengganggugerakan belok kanan.Dalam hal ini, penyeberangan pejalan kaki ditempatkan pada jarak 1 atau 2 m dariujung (nose). BHakondisi seperti yang terdapat pada Gambar 6.1, maka a = 4 - 5 m, c

    = 1 - 2 m, e = + 2 m, dan b ditentukan berdasarkan bentuk dari kanal belok kanan.4) Pada persimpangan dengan bentuk Y seperti Gambar 6.2, sebaiknya PenyeberanganPejalan Kaki ditempatkan dengan kanalisasi (Gambar b). Pada kaki persimpangandimana kendaraan berkecepatan tinggi, sebaiknya jangan ditempatkan penyeberanganpejalan kaki.S) Perencanaan penyeberangan pada persimpangan bentuk T seperti yang terlihat pada

    Gambar 6.3. Apabila lalu-lintas pejalan kaki yang menyeberang dibatasi, maka A atauB pada Gambar 6.3. dapat diabaikan.6) Pada persimpangan di bawah jalan layang, penglihatan pengemudi sering terhalang olehnang (kolom) jembatan sehingga sulit bagi mereka untuk mengetahui adanya pejalankaki yang akan menyeberang. Penyeberangan pejalan kaki berbentuk crank baikditerapkan karena pengemudi dapat mudah mengetahui adanya penyeberangan jalan.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    48/53

    J t

    Gambar 6.1. Lokasi Penyeberangan

    (a) T anpa K anal

    (0) Den.gan Kana l

    Gambar 6.2. Penyeberangan Pejalan Kaki Pada Persimpangan Bentuky

    44

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    49/53

    Gambar 6.3. Penyeberangan Pejalan Kaki Pada Persimpangan BentukT

    =

    "

    I0 0 ,10 ' 'I ,0'SL.:---,I :I " ,L/__ , II" :00 / 0, ,I ,I

    o 0o 0

    I-----~-///

    Pedestrian refuge area

    Gambar 6.4. Tempat Pemberhentian Sementara Pejalan KakiPenyeberangan Pejalan Kaki Yang Panjangpenyeberangan jalan di bawah jalan layang).

    45

    Dengao(contoh

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    50/5346

    6.2. Lampu PeneranganDi setiap persimpangan pandangan pengendara harus jelas walaupun di malam hari.Guna keperluan tersebut perlu ditempatkan Lampu Penerangan. Bila dalampersimpangan tidak terdapat Lampu Penerangan maka Pulau harus dilengkapi denganChevron atau Reflektor. Penempatan Lalu Penerangan di Pulau harus memenuhiketentuan sebagai berikut :* Pulau berada di daerah dimana kecepatan kendaraan kurang dari 60 km/jam.* Luas Pulau lebih besar dari 30 m2* Tiang Listrik jangan terbuat dari bahan yang terlampau kuat dan diletakkan minimum4,5 m dari tepi tepi pulau.

    6.3. Pemberhentian BusLokasi penempatan Pemberhentian Bus dekat persimpangan harus mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :* Tidak boleh ditempatkan pada daerah yang rawan kecelakaan dan disarankan jauh darikaki persimpangan.* Gangguan terhadap Jarak Pandang dan Penyeberangan Pejalan kaki yang timbul denganadanya Pemberhentian Bus diminimkan.

    6.4. Parkir KendaraanParkir kendaraan dekat persimpangan akan mengganggu arus lalu-lintas yang akanmembelok. 01eh karena itu pemakaian lahan untuk parkir kendaraan dihindari pada jarakminimum yaitu :* Parkir paralel 6 m dari kaki masuk dan keluar persimpangan.* Parkir bersudut 12 m dari kaki masuk dan 9 m dari kaki keluar persimpangan.

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    51/53

    LAMPIRAN

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    52/53

    + = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = +so. : JUDUL BUKU : NO. REGISTRASI :- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,1. Peta Klasifikasi Fungsi Jalan SeluruhIndonesia (Tentative)2. Produk Sandar Untuk Jalan Perkotaan3. Standar Specification For Geometric DesignOf Urban Roads4. Standar Perencanaan Geometrik Untuk JalanPerkotaan5. Manual Pemeliharaan Jalan6. Panduan Survai dan Perhitungan Waktu PerjalananLalu-lintas7. Panduan Survai Wawancara Rumah8 . Petunjuk Perambuan Sementara Selama PelaksanaanPekerjaan9. Petunjuk Tertib Pemanfaatan Jalan10. Petunjuk Pelaksanaan Pemasangan Utilitas11. 1 Petunjuk Pelaksanaan Pelapisan Ulang JalanDaerah K ereb Perkerasan dan Sambungan12. Petunjuk Perencanaan Trotoar13. Petunjuk Desain Drainase Permukaan Jalan14. Petunjuk Pelaksanaan Perkerasan Kaku(Beton Semen)15 . Panduan Penentuan Klasifikasi Fungsi Jalandi Wilayah Perkotaan16. Standar Spesifikasi Kereb17. Petunjuk Perencanaan Marka jalan18. Petunjuk Lokasi dan Standar SpesifikasiBangunan Pengaman T epi Jalan19 . 1 Tat a C ara Perencanaan Pemisah20. Tata Cara Perencaanaan Peberhentian Bus21. Tata Cara Pelaksanaan Survai Inventarisas;Jalan dan Jembatan Kota22. Tata Cara Pelaksanaan Survai PerhitunganLalu-lintas Cara Manual

    003/T/BNKT/1990004/T/BNKT/1990005/T/BNKT/1990 11Pada 111 006/T/BNKT/1990 I1007/T/BNKT/1990 II008/T/BNKT/1990 t,II009/T/BNKT/1990 1I1I010/T/BNKT/1990 II011/S/BNKT/1990 II012/S/BNKT/1990 I013/S/BNKT/1990

    I 014/T/BNKT/1990015/T/BNKT/1990

    Tata Cara Penyusunan Program PemeliharaanJalan K ot aTata C ara Pemasangan Rambu dan MarkaJalan PerkotaanTata Cara Perencanaan Persimpangan SederhanaJalan PerkotaanSt andar Perencanaan Geomet rik Unt uk JalanPerkotaan27. : Tata Cara Surva; Pendahuluan Jembatan di

    : Daerah Perkotaan28. : Tata Cara Survai Kondisi Jalan Kota29. : Tata Cara Penomoran Ruas dan Simpul Jalan Kota30. : Tata Cara Menyusun RPL dan RKL AMDAL Jalan: Perkotaan 007/T/BNKT/19 911 31. : Tata Cara Perencanaan Lansekap Jalan 008/T/BNKT/19 91 I+ = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = ~ = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = +

    DAF TAR BUKU STAN DARDIREKTO RAT PEMBlNAAN JALAN KO TA

    23.24.25.26.

    Desember 19 8 6F ebruari 19 8 7Januari 19 88Januar i. 198803/MN/B/1983001/T/BNKT/1990002/T/BNKT/1990

    016/T/BNKT/1990017/T/BNKT/1990018/T/BNKT/1990001/T/BNKT/1991002/T/BNKT/1991003/T/BNKT/1992004/T/BNKT/1991005/T/BNKT/1991006/T/BNKT/1991

  • 5/13/2018 12 an an Sebidang Jalan Perkotaan1

    53/53

    + = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = ~ = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = +: No. : JUDUL BUKU : NO. REGISTRASI :, - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ,, 32.33.

    I Tata C ara Perencanaan Drainase Permukaan JalanI, I42. :I

    + - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - +

    34.35.3637.38.

    39.40.41.

    43.

    44.

    45.

    46.47.48.49.50.

    Spesif ikasi Tanaman L ansekap JalanTata C ara Pemeliharaan Perkerasan Kaku(Rigit Pavement)Sp esif ikasi Penguat an T ebingSpesif iksasi Lampu Penerangan Jalan P erkotaanSt andar Spec if ication F or Geometric Designof Urban RoadsPet unjuk Prakt is P enataan Penghijauan Jalandan LingkunganTata Cara Pemasangan Blok Beton Terkunci untukPermukaan JalanTata Cara Pelaksanaan Teluk BisTata Cara Pemasangan Ultilitas di Jalan

    Spesif ikasi Kurb Beton untuk Jalan

    Spesifikasi Trotoar

    Sp esif ikasi Bukan P emisah Jalur

    Spesif ikasi Bangunan Pengaman Tep; JalanTata C ara P erencanaan P ersimpangan SebidangJalan PerkotaanSp esif ikasi Perencanaan Lansekap Jalan padaPers;mpanganTata Cara Penanaman Tanaman Lansekap JalanPerkotaanStandar Produk untuk Jalan Perkotaan Volume IITata C ara Pelapisan Ulang dengan Campuran AspalEmulsi

    I 009/T/BNKT/1991010/T/BNKT/1991011/T/BNKT/1991012/T/BNKT/1991Maret 19 92001/BNKT/1992SNI03-2403-1991(SK SNI T-041990-F)SK SNI T-401991-03SK SNI T-181991-03SK SNI T-22-1991-03SNI-03-2442-1991SK SNI S-02-1990-F)SNI-03-2442-1991SK SNI S-03-1990-F)SNI-03-2442-1991SK SNI S-04-1990-F)SNI-03-2442-1991SK SNI S-07-1990-F)001/T/BNKT/1992002/T/BNKT/1992003/T/BNKT/1992004/T/BNKT/1992005/T/BNKT/1992