PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN … · assembly line” muncul di Venice. Pada tahun 1800-an, peran...

Direktorat Produktivitas dan Kewirausahaan (Dit. Prowira)

Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi R.I

Sekretariat Lembaga Produktivitas Nasional Dit. Prowira, Ditjen Binalattas Kemnakertrans

National Productivity Organisation for Indonesia Dit. Prowira, Ditjen Binalattas Kemnakertrans

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PRODUKTIVITAS, melalui Green Productivity

Pokok Bahasan

• Konsepsi Produktivitas • Tantangan Peningkatan Produktivitas di

Indonesia • Peran Produktivitas • Strategi Peningkatan Produktivitas • NPO Indonesia dan Program-program

Peningkatan Produktivitas di Indonesia • International Resources Peningkatan

Produktivitas di Indonesia • Green Productivity

Konsepsi Produktivitas

Produktivitas bukan hal yang baru. Tulisan mengenai “produtivitas” pertama kali muncul sekitar tahun 400-an. Pada tahun 1400-an, tulisan mengenai produktivitas “an efficient assembly line” muncul di Venice. Pada tahun 1800-an, peran pekerja dalam produktivitas telah diketahui, namun baru pada tahun 1900-an, pendekatan modern terhadap produktivitas melalui proses di industri tercipta

Mulai saat itu, kata “produktivitas”

menjadi terkenal dan banyak digunakan (the best-used and abused word) dalam vokabulari para manajer dan politikus


Asal muasal kata “produktivitas”


Cara meningkatkan produktivitas yang paling terkenal adalah melalui peningkatan input tenaga kerja, sementara input yang lain tidak pernah dimasukkan dalam variabel pengukuran. Beberapa hasil survey yang membandingkan tingkat produktivitas antara satu negara dengan negara lain yang ada juga hanya menggunakan input tenaga kerja.

• Peningkatan produktivitas tenaga kerja dulu berarti bekerja lebih cepat, lebih keras atau lebih lama dalam operasional. Dengan bekerja lebih keras, lebih cepat atau dengan menambah waktu kerja berarti output yang dihasilkan akan lebih banyak.

• Kesehatan dan Keselamatan Kerja terabaikan

akibatnya

• Mengabaikan sumber daya/input lainnya akibatnya

productivity improvement requires the

optimal use of all resources; manpower – machinery – materials and

money. Not only simply manpower

alone

Peningkatan Produktivitas (dahulu

kala)

Pengertian Produktivitas

Improving productivity is not only necessary to the economic survival of an organization, but also a national prosperity. It also provides a new and absorbing dimension to our job – a constant challenge to do it better

Productivity improvement requires the optimal use of all resources; - manpower – machinery – materials – and money, not only simply manpower alone

Productivity does not mean : 1). Working harder, unless people are loafing on the job. 2). Cutting costs, unless this can be done without affecting quality. 3). Reducing staffs or workers, unless your market is shrinking. 4). Extra work for managers – its part of their job, 5). Employing specialist – it’s a job for evryone

…to improve efficiency and utilization of resources in their organization

One of fundamental principles of productivity improvement is that the productivity of existing process should be measured in as much detail as possible before any attempt to improve it is made


Definisi ekonomis –

nilai tambah : Kemampuan bagaimana agar perolehan hasil yang dicapai (output)

adalah yang sebesar-besarnya, dengan pengorbanan sumber daya yang digunakan (input) adalah yang sekecil-kecilnya

Definisi teknis-matematis : Perbandingan antara Output (hasil yang

diperoleh – dapat berupa barang atau jasa) dengan Input (seluruh sumber daya yang

digunakan untuk menghasilkan output seperti manpower, machinery, material and money)

Definisi Filosofis : SIKAP MENTAL yang

selalu memandang bahwa mutu kehidupan HARI INI HARUS LEBIH BAIK DARI HARI KEMARIN dan HARI ESOK HARUS LEBIH BAIK

DARI HARI INI

P = O/I


Produktif, berarti :

EFISIEN

EFEKTIF BERKUALITAS

Suatu ukuran dalam membandingkan penggunaan masukan (Input) yang direncanakan dengan penggunaan masukan yang sebenarnya terjadi

Suatu ukuran dalam membandingkan realisasi target dapat tercapai baik secara kualitas maupun waktu

Ukuran yang menyatakan tercapainya persyaratan, spesifikasi dan atau harapan konsumen

Peningkatan Produktivitas

1. Tingkatkan input, dengan catatan peningkatan output yang terjadi jauh lebih besar, atau

2. Input tetap, namun output yang dihasilkan meningkat, atau

3. Turunkan input, dengan catatan turunnya output yang dihasilkan jauh lebih sedikit, atau

4. Turunkan input, namun output tetap, atau

5. Turunkan input, namun output yang dihasilkan bertambah

Cara meningkatkan

produktivitas

Tantangan Produktivitas saat ini

Ministry of Manpower and Transmigration Republic of Indonesia

Challenges; national and global

• Unemployment (6.25% in 2013) • Low educated of labor force, mostly in agriculture sector • Low skilled labor force • Poor work ethic of labor force • Low of national productivity, labor productivity • Middle income country trap • ASEAN economic community, 2015

National Productivity Movement is A MUST

12

Labor Force =

118.19 m

(66,90%)

≤ Primary = 1.89 m (25,58%) Secondary = 1.68 m (22,73%) High School = 1.93 m (26,12%) Vocational = 1.26 m (17,05%) Diploma = 0,19 m ( 2,57%) Universities = 0,44 m ( 5.95%)

≤ Primary = 52.02m (46.95%) Secondary = 20.46m (18.46%) High School = 17.84m (16.10%) Vocational = 9.99m ( 9.02%) Diploma = 2.92m ( 2,64%) Bachelor = 7.57m ( 6.83%)

Agriculture = 38.07m (34.36%) Manufacture = 14.88m (13.43%) Construction = 6.28m ( 5.67%) Trade = 23.74m (21.43%) Transportation = 5.04m ( 4.55%) Others = 20.97m (20.56%)

Employee = 110,80 jt (93,75%)

Unemployment = 7,39 jt (6,25 %)

Employment Figures; August 2013



Source: APO Databook 2013

2.9 3.5 2.4

Labor productivity growth decreasing

during period 1990-2011

National

productivity growth in 2011

is similar to Japan

Productivity Growth in the

era of 1950-1960

Labor Productivity Growth (GDP per labor, 2011)

Labor Productivity Figure; More to quantity-oriented production than quality-oriented production is a cause of low labor productivity


Indonesia

To achieve 7% of GDP growth, Indonesia should increase labor productivity 60% higher than the periode of 2000-2010

ECONOMIC DEVELOPMENT and PRODUCTIVITY


2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

2010 2013 2016 2019 2022 2025

Efficiency

Driven

Economy

Innovation

Driven Economy

STAGE 2

Business as usual

Extra Efforts

Shifting up to competitiveness

NEED “EXTRA EFFORTS” TO AVOID MIDLE INCOME TRAP

Income per capita (US$)

Peran Produktivitas

EVOLUSI DAYA SAING NEGARA-NEGARA ASEAN 2006 s/d 2014

Source : The Global Competitiveness Index Report 2013-2014

Produktivitas dan Daya Saing

Countries/Economies GCI 2013-2014

Score (1-7)

GCI 2012-2013

Score (1-7)

GCI 2011-2012

Singapore 2 5,61 2 5,67 2

Japan 9 5,40 10 5,40 9

Taiwan 12 5,29 13 5,28 13

Malaysia 24 5,03 25 5,06 21

Korea 25 5,01 19 5,12 24

Brunei Darussalam 26 4,95 28 4,87 28

China 29 4,84 29 4,83 26

Thailand 37 4,54 38 4,52 39

Indonesia 38 4,53 50 4,40 46

Philippines 59 4,29 65 4,25 75

India 60 4,28 59 4,32 56

Sri Lanka 65 4,22 68 4,19 52

Vietnam 70 4,18 75 4,11 65

Lao PDR 81 4,08

Cambodia 88 4,01 85 4,01 97

Bangladesh 110 3,71 118 3,65 108

Nepal 117 3,66 125 3,49 125

Myanmar 135 3,40

Timor Leste 138 3,25 136 3,27 131

POSISI DAYA SAING INDONESIA DENGAN NEGARA LAIN Berdasarkan The Global Competitiveness Report 2012-2013 dan 2013-2014

GCI Indonesia 2013-2014

Source : The Global Competitiveness Index Report 2013-2014

MENGANGKAT PRODUKTIVITAS SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN DAYA SAING

Peningkatan produktivitas menuju

keunggulan kompetitif akan dicapai

seiring dengan upaya memperkuat

kemampuan sumber daya manusia

berbasis inovasi.

Warisan ekonomi berbasis sumber

daya alam yang bertumpu pada

labor intensive perlu ditingkatkan

secara bertahap menuju skilled

labor intensive dan kemudian

menjadi human capital intensive.

Peningkatan kemampuan modal

manusia yang menguasai Iptek

sangat diperlukan ketika Indonesia

memasuki tahap innovation-driven

economies.

Efficiency enhancers:

•Higher education and training •Goods market efficiency •Labor market efficiency •Financial market sophistication •Technological readiness •Market size

Basic requirements:

•Institutions •Infrastructure •Macroeconomic stability •Health and primary education

Innovation and sophistication factors:

•Business sophistication •Innovation

Keys for Factor Driven

Economies

Keys for Efficiency Driven

Economies

Keys for Innovation Driven

Economies

60%

35%

5 %

40%

50%

10%

20%

50%

30%

Indonesia 2013

Indonesia 2025

Attention Weight

MENCIPTAKAN EFISIENSI DI SEMUA SEKTOR MELALUI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS SEBAGAI LANDASAN PERTUMBUHAN INOVASI

Strategi Peningkatan Produktivitas

STRATEGI

BERORIENTASI

KEPADA “INPUT”

STRATEGI BERORIENTASI

KEPADA PRODUKTIVITAS

MENDORONG

KONTRIBUSI

TFP YANG TINGGI

&

MENCIPTAKAN

PERTUMBUHAN

-MANAJEMEN

YANG LEBIH BAIK

-TEKNOLOGI BARU

- INOVASI

MELALUI

GERAKAN PRODUKTIVITAS NASIONAL

STRATEGI DASAR

• Penyadaran (awareness) • Peningkatan (improvement) • Pemeliharaan (Maintenance)

• Pemerintah • Dunia Usaha • Masyarakat

PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN dan

BIROKRASI

INOVASI TECHONOLOGI dan ENGINEERING

PENINGKATAN KUALITAS SDM

PENGEMBANGAN BUDAYA PRODUKTIF

KOMITMEN, KONSISTENSI DAN

KONTINUITAS

Strategi Dasar Peningkatan Produktivitas

http://www.banjarahills.com/images/b-software_03.jpg

STRATEGI DASAR

PENATAAN BIROKRASI &

MANAJEMEN INOVASI TEKNOLOGI

PENINGKATAN

KUALITAS SDM PENGEMBANGAN

BUDAYA PRODUKTIF

IKLIM USAHA

KONDUSIF

PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS

KAPITAL

PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS

SDM

• INDIVIDU

• PERUSAHAAN

• PEMERINTAH

• MASYARAKAT

PENINGKATAN

PRODUKTIVITAS

TOTAL

KESEJAHTERAAN

DAYA SAING

PERTUMBUHAN

Metoda : A I M

NPO Indonesia dan Program Peningkatan Produktivitas


NPO Indonesia; programs and activities

• Organization Chart • History • Programs and Activities

NPO Indonesia, Directorate of Productivity and Entrepreneurship is

subordinate body of Directorate General of Manpower and Transmigration,

Ministry of Manpower and Transmigration RI


Organization Chart Minister of Manpower and Transmigration RI

Directorate General of Training and Productivity

Directorate General of Labor Inspection

Directorate General of Industrial Relation and

Social Security

Directorate General of Placement

Directorate General of Development of

Transmigration Region

Directorate General of Development of Transmigration

Community

Inspectorate

General

Secretariat

General

Research and Information Board

Directorate General of Training and Productivity

Directorate of Competency Standard and Training Programs

Directorate of Apprenticeship

Directorate of Training Providers and Training

Facilities

Directorate of Instructors

Directorate of Productivity and

Entrepreneurship

Secretariat of Directorate General of

Training and Productivity

Implementing Agencies; Vocational Training Centers and Productivity Training Centers

APO Director

Alternate Director Productivity and Entrepreneurship

Promotion and Cooperation

Productivity Improvement Methods

Productivity Measurement

Entrepreneurship Development

The History of NPO Institutional Building in Indonesia

1968

1986

1988

Establishing National Productivity Centre with in Ministry of Manpower following President Instruction No.15/1968

Formally Joining APO member country

Establishing National and Provincial

Productivity Council

Hosting ‘The 5th world Productivity Congress”

Declared April month became Productivity and Quality Month of the country

National Productivity Centre was changed into

Manpower Productivity Centre

Periode I (Before Crisis)

1984

1993

1996

2001

2003

2005

2007 Manpower Productivity Cente was changed into Directorate For Productivity Development

Productivity and Quality Month was moved from April to November

Establising Productivity Improvement Service Centre in acompany to Directorate For Productivity Develoment

Establising Coordination Tem For Productivity Improvement with in Coordinating Ministry For Econimic Development

Establishing National Productivity Board By Presidencial Regulation following Manpower Law No.13/2003

Directore For Productivity Development was changed into Directorate For Productivity and Entrepreneurship Development

Periode II (Post Crisis)

2014


Director

Productivity and Entrepreneurship

Promotion and Cooperation


Promotion


Cooperation

Productivity Improvement Method

Productivity Improvement System

and Method

Productivity Improvement Tools



Productivity Assessment and Analysis

Entrepreneurship Development

Entrepreneurship Training

Management Consultancy

Number of labor force who are well-understood of productivity

should increase than years before

Number of sectors (public and private sectors) that implement productivity improvement tools, techniques and methods should

increase than years before

Number of sectors that measure their own productivity level and maintain it should increase than

years before

Number of New Entrepreneurs should increase than years before

Number of productive and competitive SMEs should increase

than years before

Key Performance Indicators

Percentage of productive-labor force should

increase than years before

1. Productivity and Entrepreneurship Promotion (through seminar, workshop or conference, or media)

2. Secretariat of Indonesia Productivity Board

3. Liaison Office of APO (implementing agency for APO programs and activities)

4. Developing tools, techniques and methods to improve productivity (adopted from APO and developed base on Indonesia characteristic)

5. Applying and disseminating productivity improvement tools, techniques and methods to public and private sectors, including SMEs

6. Measuring national, regional and municipality productivity level

7. National and Regional Quality Assessment (Paramakarya Award and Sidhakarya Award – using malcolm baldridge criteria)

8. Productivity and Competitiveness Assessment and Analysis

9. Training for new entrepreneurs 10. Management consultancy to improve

SMEs productivity level and competitiveness

Programs and

Activities

Programs and Activities

Main duties of NPO : Providing materials for policy formulation, policy implementation, standardization, technical guidance and consultancy, and evaluation on productivity and entrepreneurship

UPAYA PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI INDONESIA

A • Awareness

I • Improvement

M • Maintenance

• Peningkatan pengetahuan akan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas

• Diseminasi pengetahuan kepada pihak lain

• Penerapan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas

• Pengukuran Produktivitas

Pendampingan; Monitoring dan Evaluasi,

Bekerja sama dengan : Asian Productivity Organisation, APINDO, SP/SB, Lembaga Produktivitas Nasional, Kementerian Terkait, Pemerintah Daerah, dan unsur organisasi

masyarakat lainnya

Pemerintah Dunia Usaha Masyarakat

• Pembangunan Awareness akan pentingnya produktivitas

• Peningkatan produktivitas melalui penerapan alat, teknik dan metode

produktivitas • Pembudayaan Produktivitas dan

Pengukuran Produktivitas

Produktif dan Berdaya Saing

Masyarakat

Unit Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Pelatihan Kewirausahaan

Penerapan alat, teknik dan metode produktivitas - Pengukuran

Wirausaha Baru Produktif

Wirausaha Produktif dan Berdaya Saing

Program Peningkatan Produktivitas

PROGRAM-PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

Melalui DIREKTORAT PRODUKTIVITAS dan KEWIRAUSAHAAN; Balai Besar Pengembangan Produktivitas (BBPP) Bekasi dan Kendari; Dinas yang membidangi ketenagakerjaan di daerah dan Balai Pengembangan Produktivitas Daerah (BPPD)

• Pelatihan Peningkatan Produktivitas (melatih peserta dan atau membimbing perusahaan/lembaga/pemerintah/desa untuk mengetahui dan memahami sehingga mampu menerapkan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas)

• Pengukuran Produktivitas (melakukan penelitian – pengumpulan data primer dan sekunder untuk mengukur tingkat produktivitas perusahaan, kabupaten, provinsi dan nasional)

• Pelatihan Kewirausahaan • Pembentukan dan Pengembangan Desa Produktif • Pemberian penghargaan kualitas dan produktivitas “SIDAKARYA” dan

“PARAMAKARYA”, kepada perusahaan kecil dan menengah yang berprestasi karena mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan melalui penerapan alat, teknik dan metode peningkatan produktivitas

International Resources Peningkatan Produktivitas di Indonesia (Asian Productivity Organisation)

APO Spirit: Contributing, Sharing, Supporting

and Growing Together

20 member economies

1982 Bangladesh

2004 Cambodia

1984 Fiji

1963 Hong Kong

1968 Indonesia

1965 Islamic Republic of Iran

2002 Lao PDR

1983 Malaysia

1992 Mongolia

1969 Singapore

1966 Sri Lanka

1961

Republic of China

India

Japan

Republic of Korea

Nepal

Pakistan

Philippines

Thailand

1996 Vietnam

No one member country possesses fully the knowledge and expertise on capabilities related to improving productivity

Approach to Improve Productivity

Output

Input

Incremental innovation

Innovation Leap

Value-added, Sales, Profits, Quantity, Quality, etc.

Number of Employees, Hours worked, Wages, Funds, etc.

Climbing the productivity ladder through continuous innovation:

• Human Capital • Exchange of ideas • Technology • Knowledge • New Markets • Creativity, etc.

Objective is to help members acquire new knowledge and change mindsets

37

Spirit of APO - through mutual assistance and cooperation, help members climb the productivity ladder

Five Key Roles of APO

39

In serving its members, the APO performs five key roles: Think Tank, Catalyst, Regional Adviser, Institution Builder, and Clearinghouse for Productivity Information. • As a think tank, the APO conducts research on emerging needs of members for their

follow-up and for determining appropriate assistance to them. • As a catalyst, the APO promotes bilateral and multilateral alliances among members

and between them and others outside the APO region for collaboration in productivity-related activities for mutual benefit.

• As a regional adviser, the APO surveys the economic and development policies and performance of each member and assists in formulating strategic changes for enhanced productivity and competitiveness.

• As an institution builder, the APO strengthens the capability of the National Productivity Organizations (NPOs) and other institutions to provide productivity promotion, training, and consultancy services to the public and private sectors.

• As a clearinghouse for productivity information, the APO facilitates the dissemination and exchange of information on productivity among its members and other stakeholders.

Strengthen NPOs and

promote the

development of SMEs

and communities

Promote Green

Productivity

Catalyze innovation-

led productivity

growth

Institutional Strategies

I. Increase operational efficiency and organizational effectiveness

II. Expand cooperation with global and regional organizations

III. Increase the number of member countries

Mission

Vision

Strategic

Directions

To be the leading international organization on productivity

enhancement, enabling APO economies to be more productive and

competitive by 2020

Contribute to the sustainable socioeconomic development of Asia

and the Pacific through enhancing productivity

MISSION, VISION and STRATEGIC DIRECTION

Classification of projects

42

Classification and Description of APO Project s (Part 1)

Project/

Feature TRC WSP CON

OSM

RES

Objective

Impart knowledge

and practical skills

based on an

established body of

knowledge following

a structure

curriculum to

improve competency

and performance.

Teach or test the

application(s) of new

tools, techniques,

methodologies and

modules for problem

solving and get

inputs from the

participants for

enhancement or

developing action

plans/agenda for

future .

CON-Share or

disseminate new

knowledge , best

practices, and

research findings, in

a field , subject or

topic.

FRM – Share views

and knowledge on

current and emerging

productivity related

issues , the

implications and the

potential solutions.

Provide

opportunity to

learn based on

direct

observations of

application of best

practices,

innovations and

advanced

technologies

In depth study

requiring

gathering and

analysis of

data to

address

specific

productivity

related issues.

Output Training manual/

learning module

Recommendations/

Action Plan/

Guidelines, learning

modules

Reports/ Proceedings ,

resolutions, technical

papers

Recommendations

/ Report, Action

Plan/

Research

report,

publications,

electronic

database

Target

Participants

Homogenous group

of participants in

terms of work

experience with basic

knowledge of the

subject or topic .

Mixed group of

participants with

good knowledge of

the subject or topic.

Mixed group of senior

level officials, industry

leaders, mangers,

academics, with

advanced knowledge

and experience in the

subject or topic .

Mixed group of

senior level

officials, industry

leaders,

academics, with

good knowledge

or experience in

the subject or topic

.

Individuals

who meet the

required

qualifications

and

experience.

43

Classification and Description of APO Project s (Part 2)

Project/

Feature TRC* WSP CON

OSM

RES

Paper

Requirement

Case study

maybe required

Country paper/report

required

Issue paper maybe

required

Country paper/

report maybe

required

Inception report

maybe required

Site/

Company

Visit

Required Required Optional Required ( 60-

80% of the time) Optional

Duration 5-30 days 4-5 days 3-4 days 5-7 days

Up to 1 year

inclusive of 3

days

coordination

meeting

Notes: * Excluding e-learning

Program lainnya :

44

• Technical Expert Services (TES) • Development of Demonstration Companies

(DMP) • Observational Study Mission (OSM) • Research (RES)

Green Productivity, salah satu alat, teknik dan

metode peningkatan produktivitas di Industri

Green Productivity

Melestarikan lingkungan

Integrated Concept

Upaya peningkatan produktivitas yang dilakukan secara bersamaan atau dengan

memperhatikan upaya penurunan dampak negatif terhadap lingkungan

Improving productivity at the same time reducing negative impact to the environment

Productivity Improvement

Enviromental Protection

Definisi Green Productivity

“a strategy for enhancing productivity and environmental performance for sustainable socio-economic development. It is the application of appropriate productivity and environmental management tools, techniques and technologies to reduce the environmental impact of organization’s activities for products and services”.

Konsep Green Productivity

G R E E N PRODUCTIVITY

Reduces Environmental

Impact

Enhance Quality of

Life

Ensure Profitability

3 kata kunci yang digunakan untuk mendefinisikan GP secara formal :

STRATEGI

Melakukan bisnis menggunakan “water logic”, yang tanpa pengecualian. Harus selalu berupaya untuk mengurangi penggunaan energi. Semakin sedikit energi digunakan, semakin sedikit cost yang dikeluarkan dan energi akan tersedia lebih banyak bagi orang lain. Save money and help community

sustainability Finding a way to produce efficiently, perform effectively, share equitably and show profitably

PRODUKTIVITAS DAN LINGKUNGAN

• Continous improvement (mengukur saat ini berada pada level mana, dan kedepannya ingin mencapai level pada tingkat yang lebih tinggi). • Mengurangi penggunaan hal2 yg tdk dibutuhkan atau mengurangi kesalahan, jadi harus dianalisa hal2 yang menyebabkan kerusakan lingkungan. • Tdk ada pengganti dari penggunaan energi yang salah. Total sumber daya di bumi adalah tetap (fix), dan hanya berasal dari satu tempat yaitu bumi. Energi yg digunakan hanya berasal dari satu sumber, yaitu matahari

SOCIO-ECONOMIC

DEVELOPMENT

• Pertumbuhan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. • Semua pihak dalam supply chain akan menang dgn GP. • Bisnis yg selalu memperhatikan standar ekonomi sekaligus lingkungan dan sosial, akan berdampak pada performan keuangan • Inovasi adalah pendorong utama pertumbuhan ekonomi, dimana jika dikombinasikan dgn GP akan menjadi pintu bagi masa depan yang berkelanjutan

3 fokus utama GP

ENVIRONMENT (sustainable development)

GP QUALITY

(Voice of Customer)

PROFITABILITY (Factor Inputs)

Karakteristik Green Productivity

• Dokumentasi dan Pelaporan akan membuat performance organisasi akan selalu diukur dan dievaluasi

• Memenuhi aturan untuk melindungi lingkungan terkadang sangat sulit dilakukan suatu industri.

• Dengan penerapan GP, otomatis aturan perlindungan lingkungan akan selalu dipenuhi

• Continous improvement (KAIZEN) melalui PDCA.

• Including Environmental improvement

• Melibatkan semua pihak (pekerja, management dan mayarakat luas)

Integrated people – based Approach

Productivity Improvement

Information-driven

Improvement

Environmental Compliance

6 Prinsip Utama Green Productivity

Integrated Strategy

Ecological Principles

Productivity Principles

Accountability

Polluter Pays

Precautionary Approach

Profitability

Competitive Advantage

People Building

Responsibility

Cost Effectiveness

• Akuntabilitas, selalu berupaya agar apapun tindakan yang kita ambil atau apapun keputusan yang dibuat harus dapat dipertanggungjawabkan. Selalu menuju pada perbaikan lingkungan, penurunan biaya dan pengurangan resiko. Akuntabilitas perusahaan akan meningkat, mampu menjaga market image, menjadi kredibel, positive di mata regulator dan konsumen. • Kesalahan atau bentuk perusakan di perusahaan juga akan menyebabkan perusakan pada lingkungan, menimbulkan damage cost (mengganti yg rusak, penerapan teknologi baru, ganti rugi/bayar denda/bayar pajak). • Mengatasi negatif consequences, dengan polluter prevention, cleaner production, source reduction, akan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. • Generate profits dengan menghemat penggunaan bahan baku. • Establish dan maintain market position, (harga dan kualitas produk). Jika dikombinasikan dengan environmental protection, akan menghasilkan new bussiness opportunity – including environmental quality • Peningkatan awareness staff dan komitmen manajemen – benefit dan cost - cost dan resiko

Green Productivity Framework

… suatu framework yang terbuka untuk mengkombinasikan berbagai pendekatan yang telah teruji terkait dengan eco-efficiency, cleaner production dan pollution prevention.

2 key components

Serangkaian tools yang digunakan to

rationalize the input – throughput-output

focus

Serangkaian kegiatan yang terkait dengan sustainable

– sustainability through prosperity in economic

development dan environmental protection

Must be measurable

Green Productivity Tools and Techniques

Tools, suatu alat yang membantu kita untuk menggambarkan hal-hal

yang mengarah pada suatu kesimpulan yang kuantitatif maupun kualitatif

Techniques, suatu metoda yang menghasilkan

perbaikan/penyempurnaan dari suatu pekerjaan, dimengerti/dipahami/mampu dikerjakan oleh semua pihak, dari prosesnya, peralatannya, penggunaaan material dan energi, hasil produksi dan waste (hal-hal yang terbuang percuma)

Green Productivity Methodology

….. Metodologi yang mengarah pada upaya untuk mengatasi permasalahan teknis dan lingkungan di industri manufaktur

KAIZEN, PDCA, 3R, MFCA dll


Thank You ………

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN … · assembly line” muncul di Venice. Pada tahun 1800-an, peran...

Documents

Transcript of PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN … · assembly line” muncul di Venice. Pada tahun 1800-an, peran...