DAFTAR ISI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3641/1/M....
Transcript of DAFTAR ISI - repository.uinjkt.ac.idrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/3641/1/M....
viii
DAFTAR ISI
Halaman Judul Skripsi…………………………………………………………… i
Halaman Persetujuan Pembimbing………………………………………………ii
Lembar Pengesahan Panitia Ujian………………………………………………. iii
Lembar Pernyataan………………………………………………………………. iv
Kata Pengantar…………………………………………………………………… v
Daftar Isi…………………………………………………………….…………….. viii
Daftar Tabel ……………………………………………………………………... x
Daftar Lampiran………………………………………………………………… xii
BAB I Pendahuluan………………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang ………………………………………………….... 1
B. Identifikasi, Pembatasan dan Permusan Masalah………………… 7
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………… 9
D. Metodologi Penelitian……………………………………………. 11
E. Tehnik Penulisan…………………………………………………. 20
F. Review Studi Terdahulu…………………………………………. 21
G. Sistemtika Penulisan……………………………………………… 22
BAB II Landasan Teoritis…………………………………………………….. 24
A. Respon…………………………………………………………….. 24
1. Pengertian Respon…………………………………………….. 24
2. Macam-macam Respon………………………………………. 25
B. Perguruan Tinggi………………………………………………….. 25
1. Pengertian Perguruan Tinggi…………………………………. 25
2. Perguruan Tinggi di Indonesia……………………………….. 27
3. Peran Perguruan Tinggi……………………………………….. 29
C. Pengertian Perbankan Syariah……………………………………. 30
D. Mekanisme, Operasional dan Produk-produk Perbankan Syariah 34
1. Sumber Dana Bank Syariah…………………………………… 34
ix
2. Akad-akad Bank Syariah……………………………………… 36
3. Prinsip-prinsip Bank Syariah…………………………………. 38
4. Produk Bank Syariah………………………………………….. 39
BAB III Gambaran Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ……………… 43
A. Sejarah ……………………………………………………………...43
B. Visi, Misi, Tujuan, Motto…………………………………………. 52
C. Struktur Organisasi………………………………………………… 56
BAB IV Hasil Penelitian………………………………………………………… 62
A. Uji Validitas dan Reliailitas……………………………………….. 62
B. Profil Responden…………………………………………………... 64
C. Respon Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Terhadap Perbankan Syariah…………………………………… 69
1. Pengetahuan Terhadap Perbankan Syariah…………………… 70
2. Respon Terhadap Perbanklan Syariah………………………… 75
3. Sikap Terhadap Perbankan Syariah…………………………… 77
D. Analisa Hasil Penelitian…………………………………………... 79
BAB V Kesimpulan dan Saran……………………………………………….. 83
A. Kesimpulan………………………………………………………. 83
B. Saran……………………………………………………………… 84
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 86
x
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Fakultas-fakultas Yang Menjadi Objek Penelitian………………. 55
4.1 Tabel Hasil Uji Validitas dan Relibilitas……………………………….. 63
4.2 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Jenis kelamin………………… 64
4.3 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Usia ………..………………… 65
4.4 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan …………… 66
4.5 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan terakhir…………... 66
4.6 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Jabatan………………….......... 67
4.7 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan................ 68
4.8 Tabel Identitas Responden Berdasarkan Jenis Nasabah………………... 68
4.9 Tabel Pengetahuan Responden Tentang Bank Syariah………………… 69
4.10 Tabel Pengetahuan Responden Tentang Produk-Produk Yang Ada
Pada Bank Syariah…………………........................................................ 70
4.11 Tabel Pengetahuan Responden Tentang System Bagi Hasil ………….. 71
4.12 Tabel Pengetahuan Responden Tentang Konsep Riba………………… 71
4.13 Tabel Pengetahuan Responden Mengenai Fatwa MUI Yang
Mengaramkan Bunga Bank…………………......................................... 72
4.14 Tabel Pengetahuan Responden Mengenai Konsep Bagi Hasil Yang
Ada Pada Bank Syariah………………….............................................. 73
4.15 Tabel Pengetahuan Responden Mengenai Sosialisasi Yang Dilakukan
Oleh Bank Syariah…………………..................................................... 73
4.16 Tabel Respon Responden Terhadap Keberadaan Bank Syariah………. 74
Tabel Respon Responden Terhadap System Bagi Hasil Pada Bank
Syariah…………………........................................................................ 75
4.17 Tabel Respon Responden Terhadap Pandangan Ulama Yang
Mengharamkan Bunga Bank Konvensional ………………….............. 75
4.18 Tabel Respon Responden Terhadap kesesuaian produk-produk Bank
Syariah Dengan Prinsip Ekonomi Islam………………….................... 76
4.19 Tabel Sikap Responden Untuk Menggunakan Jasa Bank Syariah……. 77
4.20 Tabel Sikap Responden Untuk Menjadi Nasabah Bank Syariah
Karena Pengaruh Fatwa MUI…………................................................. 77
4.21 Tabel Hasil Korelasi Rank Spearman…………………......................... 78
4.22 Tabel Pedoman Intrepetasi Korelasi…………………………………… 79
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perbankan syariah pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan
embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu
akan melihatnya sebagai gerakan fundamentalis. Pemimpin perintis usaha ini
Ahmad El Najjar, mengambil bentuk sebuah bank simpanan yang berbasis profit
sharing (pembagian laba) di kota Mit Ghamr pada tahun 1963. Eksperimen ini
berlangsung hingga tahun 1967, dan saat itu sudah berdiri 9 bank dengan konsep
serupa di Mesir. Bank-bank ini, yang tidak memungut maupun menerima bunga,
sebagian besar berinvestasi pada usaha-usaha perdagangan dan industri secara
langsung dalam bentuk partnership dan membagi keuntungan yang didapat
dengan para penabung. Masih di negara yang sama, pada tahun 1971, Nasir
Social bank didirikan dan mendeklarasikan diri sebagai bank komersial bebas
bunga. Walaupun dalam akta pendiriannya tidak disebutkan rujukan kepada
agama maupun syariat Islam. 1
Di belahan negara lain pada kurun 1970-an, sejumlah bank berbasis Islam
kemudian muncul. Di Timur Tengah antara lain berdiri Dubai Islamic Bank
1Ngenyiz blogspot, ”Sejarah Perbankan Syariah”, artikel diakses pada 12 Mei 2010 dari
http://ngenyiz.blogspot.com/2009/02/sejarah-perbankan-syariah.html.
2
(1975), Faisal Islamic Bank of Sudan (1977), Faisal Islamic Bank of Egypt (1977)
serta Bahrain Islamic Bank (1979). Di Asia-Pasifik, Phillipine Amanah bank
didirikan pada tahun 1973 berdasarkan dekrit, dan di Malaysia tahun 1983 berdiri
Muslim Pilgrims saving Corporation yang bertujuan membantu mereka yang
ingin menabung untuk menunaikan ibadah haji.2
Di Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia.
Berdiri tahun 1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)
dan beberapa pengusaha muslim. Bank ini sempat terimbas oleh krisis moneter
pada akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisa sepertiga dari modal
awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada
periode 1999-2002 dapat bangkit dan menghasilkan laba. Dan pada tahun 2010
ini, diperkirakan jumlah Bank Umum Syariah (BUS) di Indonesia berjumlah 11
BUS. Sampai akhir tahun 2009 jumlah Bank Umum Syariah yang telah berdiri
ada 6 BUS yaitu Bank Muamalat Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Syariah
Mega Indonesia, BRI Syariah, Bank Bukopin Syariah, dan Panin Syariah.
Sementara Bank Umum Syariah yang direncanakan akan berdiri pada tahun 2010
ada 5 bank yaitu BNI, Jabar, BCA, Victoria, dan Maybank. 3
2 Wikipedia Ensiklopedia Bebas, “Perbankan syariah”, artikel diakses pada 12 Mei 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah.
3 Karim Business Consulting, “Prospek Karir di Industri Keuangan Syariah di Indonesia.”
Disampaikan pada Seminar Ekonomi Islam di Binus Business School, Jakarta, 4 Februari 2010 .
3
Menurut hasil riset Karim Business Consulting, nasabah perbankan
syariah dapat dibedakan ke dalam 3 kelompok. Pertama, nasabah loyalis, yakni
nasabah yang meyakini bahwa bunga bank termasuk riba, dan karenanya haram
hukumnya. Potensi dana kelompok loyalis ini diperkirakan Rp 10 triliun. Kedua,
pasar mengambang (floating market), yakni nasabah yang hanya mengedepankan
rasionalitas dalam memandang perbankan, termasuk perbankan syariah. Mereka
biasanya bersikap pragmatis dalam memilih, tergantung mana yang paling
menguntungkan bagi mereka. Potensi dana mereka diperkirakan paling besar,
yakni Rp 720 triliun. Dan ketiga, nasabah yang tidak mau berpindah ke perbankan
syariah. Mereka lebih memilih bank konvensional. Potensi dana mereka tak
kurang dari Rp 240 triliun. Karim Business Consulting mencatat bahwa pada
tahun 2004 saja, potensi dana nasabah loyalis Rp 10 triliun itu sudah habis
tergarap oleh Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri. Itu berarti,
potensi dana lainnya tinggal ditopang dari nasabah pasar mengambang. Namun,
jumlah sebesar itu tentu menjadi rebutan semua pelaku industri perbankan, tidak
saja perbankan syariah.
Berdasarkan data jumlah rekening Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS) mulai 2005 hingga 2009 dapat dihitung bahwa rerata
tingkat pertumbuhan jumlah rekening BUS dan UUS adalah 25% per tahun. Pada
2005 jumlah rekening tersebut 1,4 juta unit. Sementara pada akhir 2009 telah
berjumlah 5,2 juta lebih. Meski tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar itu
4
termasuk cukup baik, namun ternyata jika dilihat dari tahun ke tahun justru
menunjukkan trend (kecenderungan) penurunan yang cukup signifikan. Jika
dalam bentuk persentase, terlihat bahwa tingkat pertumbuhan rekening pada tahun
2006 naik 68,11% dibandingkan jumlah rekening pada tahun 2005. Namun, pada
tahun-tahun berikutnya, tingkat pertumbuhan itu semakin menurun hingga pada
akhir 2009 tinggal 19,73% di bawah rata-rata tahunan dibandingkan dengan tahun
2008. Bahkan jika dilihat dari jumlah pertambahan unit rekening per tahunnya
pun terlihat adanya trend penurunan yang sama.4
Fenomena ini menunjukkan adanya gejala stagnasi pertumbuhan rekening
pada institusi Perbankan Syariah di Indonesia saat ini. Ini juga berarti terjadi
stagnasi terhadap jumlah nasabah, oleh karena jumlah nasabah berkorelasi
langsung dengan jumlah rekening. Dan pada gilirannya, hal ini secara tidak
langsung berpengaruh pula terhadap lambannya peningkatan market share
perbankan syariah di tanah air..5 Di Indonesia saat ini, bank syariah baru
menyumbang 2,14 % dari total pangsa pasar perbankan nasional. Jauh dibawah
4Ib blogger, ”Mendorong Pertumbuhan Perbankan Syariah Dengan Kembali Kepada Jati
Diri”,diakses pada tanggal 27 Mei 2010 dari http://ib-
bloggercompetition.kompasiana.com/mendorong-pertumbuhan-perbankan-syariah-dengan-kembali-
kepada-jati-diri/.
5 Ifinance bachtiar, ”Mendorong Pertumbuhan Perbankan Syariah”, diakses pada 27 Mei 2010
http://ifinance.bahtiarhs.nethttp://ifinance.bahtiarhs.net
5
permintaan Bank Indonesia yang menargetkan bank syariah harus menguasai
sedikitnya 5 % dari pangsa pasar perbankan nasional.6
Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya adalah
beragama Islam, yang di dalamnya terdapat ribuan institusi Islam seperti sekolah,
perguruan tinggi, yayasan, dan ormas yang anggotanya jika ditotal menjadi jutaan
orang. Komunitas-komunitas seperti inilah yang menjadi sasaran sosialisasi yang
optimal bagi perbankan syari’ah di indonesia
Kalangan perbankan syariah menyadari bahwa masih ada berbagai
kelemahan dan tantangan yang masih harus dihadapi oleh perbankan syariah,
Dan juga untuk pengembangan perbankan syariah dibutuhkan komitmen yang
tinggi dari semua pihak guna bersama-sama memajukan perbankan syariah,
Diantara kelemahan tersebut adalah masih terbatas dan kurangnya pengetahuan
dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa bank syariah. Masih
banyak segmen masyarakat yang harus menjadi sasaran sosialisasi yang optimal,
termasuk segmen masyarakat yang dinilai sebagai lingkungan yang berpotensi
dalam menumbuhkan dan menerapkan nilai-nilai syariah, khususnya ekonomi
syariah, salah satunya yaitu perguruan tinggi islam..
6 Reza M, “Target 5 Persen Pasar bank Syariah Bisa Tercapai”, diakses pada 26 Mei 2010
dari http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/11/10/brk,20091110-
207409,id.html.
6
Perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu
dari sekian banyaknya perguruan tinggi islam di Indonesia, dan di dalam
perguruan tinggi islam tersebut terdapat sekian banyak umat muslim, mulai dari
Dosen, Mahasiswa, Pegawai, Office boy/girl, bahkan sampai penjaga keamanan
atau satpam. Mereka tersebut merupakan sasaran sosialisasi yang cukup besar
bagi perbankan syari’ah, dalam usahanya menggaet nasabah guna meningkatkan
market share dalam bisnis perbankan nasional.
Salah satu hal yang menarik dari permasalahan ini adalah seberapa besar
tingkat pemahaman dan pengetahuan para civitas akademika perguruan tinggi
UIN itu sendiri terhadap keberadaan perbankan syari’ah.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengangkat masalah ini dengan
mengkhususkan pada civitas akademika di perguruan tinggi UIN syarif
hidayatullah jakarta, dan lebih menekankan pada respon terhadap perbankan
syari’ah di indonesia, serta hubungannya dengan penggunaan produk-produk
perbankan syari’ah itu sendiri. Adapun yang menjadi judul dalam skripsi ini
adalah ”RESPON CIVITAS AKADEMIKA UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARI’AH DI
INDONESIA”
7
B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Identifikasi
Terkait dengan latar belakang tersebut, maka penulis
mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengetahuan civitas akademika UIN Syarif hidayatullah
Jakarta terhadap perbankan syari’ah?
b. Bagaimana pengetahuan civitas akademika UIN Syarif hidayatullah
Jakarta tentang riba?
c. Bagaimana sosialisasi yang dilakukan bank syari’ah?
d. Bagaimana respon civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengenai perbankan syariah?
e. Bagaimana sikap civitas akademika UIN Syarif hidayatullah Jakarta
mengenai keberadaan bank syari’ah?
f. Bagaimana sikap civitas akademika UIN Syarif hidayatullah Jakarta
terhadap adanya bunga bank?
2. Pembatasan Masalah
Mengingat judul skripsi di atas masih sangat luas, maka untuk
memudahkan dan mengarahkan pembahasan, penulis membatasi masalahnya
pada Fakultas-fakultas yang didalamnya terdapat jurusan/konsentrasi/mata
kuliah yang berhubungan dengan ekonomi islam, antara lain, yaitu;
8
a. Fakultas Syari’ah dan Hukum
b. Fakultas Tarbiyah
c. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
d. Fakultas Sains dan Teknologi
Dan dalam penelitian skripsi ini responden dibatasi hanya pada Dosen
dan Pegawai.
3. Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah
tersebut di atas, agar penulisan skripsi ini bisa dilakukan dengan mudah, maka
pertanyaan pokok dari permasalahan penelitian ini adalah tentang,
”Bagaimana respon civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap perbankan syari’ah?”
Untuk menjawab permasalahan pokok di atas, diperlukan perumusan
masalah yang lebih jelas dan rinci. Adapun rumusan masalahnya adalah
sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat pengetahuan Dosen dan Pegawai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap perbankan syari’ah?
b. Bagaiman respon Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap perbankan syari’ah?
c. Bagaimana sikap Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
terhadap perbankan syari’ah?
9
Untuk menyamakan persepsi antara pembaca dan penulis maka
indikator dan operasional penelitian ini adalah:
a. Pengatahuan responden terhadap perbankan syari’ah
1) Pengetahuan tentang keberadaan perbankan syari’ah
2) Pengetahuan tentang produk-produk Bank syari’ah
3) Pengetahuan tentang konsep bagi hasil
4) Pengetahuan tentang konsep riba
5) Pengetahuan tentang sosialisasi keberadaan bank syari’ah
b. Respon responden terhadap perbankan syari’ah
1) Respon terhadap hadirnya perbankan syari’ah
2) Repon terhadap sistem bagi hasil yang diterapkan pada Bank syari’ah
3) Respon terhadap pandangan yang mengharamkan bunga bank
konvensional
4) Respon terhadap kesesuaian produk-produk yang ada pada Bank
syari’ah dengan prinsip islam
c. Sikap responden terhadap perbankan syari’ah
1) Sikap untuk memilih Bank syari’ah atau konvensional
2) Pengaruh fatwa MUI terhadap pemilihan Bank syari’ah atau
konvensional
10
Instrumen variabel
���� Respon terhadap perbankan syari’ah
1) Apabila menjawab ”ya” maka skornya (1) satu
2) Apabila menjawab ”tidak” maka skornya (0) nol
3) Apabila menjawab ”sangat tahu/mengerti” maka skornya (5) lima
4) Apabila menjawab ”tahu/mengerti” maka skornya (4) empat
5) Apabila menjawab ”ragu ragu atau netral” maka skornya (3) tiga
6) Apabila menjawab ”kurang tahu/mengerti” maka skornya (2) dua
7) Apabila menjawab ”tidak tahu/tidak mengerti” maka skornya (1) satu
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Seiring dengan identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah
tersebut di atas, maka yang akan menjadi tujuan penelitian penulis adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Civitas Akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta tentang Perbankan syari’ah.
b. Untuk mengetahui respon Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tentang Perbankan syari’ah.
c. Untuk mengetahui sikap Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta tentang Perbankan syari’ah.
11
2. Manfaat Penelitian
Manfaat dan hasil penelitian dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
a. Bagi penulis, untuk mengetahui respon dari para Civitas Akademika UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta tentang Perbankan syari’ah di Indonesia.
b. Bagi perusahaan perbankan syari’ah, diharapkan hasil penelitian ini dapat
bermanfaat dan dapat dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan
bank syari’ah.
c. Bagi Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tulisan ini
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat
dipertimbangkan untuk menjadi nasabah bank syari’ah.
D. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi atau daerah yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda 95 Ciputat
15412 Tanggerang Selatan, Banten. Penelitian dilakukan di 4 Fakultas di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu Pada Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas
Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Sains dan Teknologi.
12
2. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Yaitu penelitian yang
berupa menarik faktor-faktor dan informasi dari data lapangan yang ditemui
secara angka (numbers), dengan melihat inti objek penelitian berdasarkan tingkat
beragam yang terangkum dalam data lapangan yang bisa didapat secara akurat,
tepat dan terpercaya. Namun demikian data kualitatifnya tetap dilakukan,
terutama untuk melihat keterkaitan hubungan dan mengaitkan keterangan dari
data lapangan. Sedangkan pengolahan datanya menggunakan pendekatan
deskriptif analisis, yaitu dilakukan terutama untuk melihat keterkaitan dari data
lapangan yang menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
faktor- faktor, sifat-sifat serta hubungan yang diteliti.
3. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari para
responden, melalui penyebaran angket (kuesioner), yaitu tehnik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar
pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.7Dalam hal ini respondennya
adalah Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7 DR. Irawan, Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung; PT Remaja Rosdakarya,
2004), h 65
13
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau
sumber sekunder dari data yang dibutuhkan. Data tersebut di dapat dengan
cara mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah
penelitian untuk melengkapi data yang dibutuhkan.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang
memiliki karakteristik tertentu. Populasi pada penelitian ini adalah Dosen
dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berasal dari Fakultas
Syariah dan Hukum, Fakultas Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan
Fakultas Sains dan Teknologi yang berjumlah 835 orang, terdiri dari 178
Pegawai dan 657 Dosen.8
b. Sampel
Sampel adalah suatu tehnik atau cara mengambil sampel yang
representatif dari populasi. Dalam penelitian ini sampel yang diambil
penulis minimal 100 responden. Tehnik pengambilan sampel yang
digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah melalui cara Accidental
Sampling yaitu tehnik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yakni
8 Tim Penyusun, Pedoman Akademik Universitas Islam Negeri Syarif idayatullah Jakarta
2008-2009,
14
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan pebeliti dan dapat
digunakan sebagai sampel, dan layak sebagai sumber data.9
Sampel yang diambil dengan cara menggunakan rumus sebagai
berikut;
N
n = x100% 10
N(e)²+1
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
e = Standar error
angket atau kuesioner disebarkan ke 4 Fakultas yang ada di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu Fakultas Syariah dan Hukum, Fakultas
Tarbiyah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Sains dan Teknologi
yang masing-masing nya sebanyak 25 responden.
9 Ety Rochaety, Metode Penelitian Bisnis, (Jakarta:Mitra Wacana Media,2009), h.65.
10 Anas Sujiona, Pengantar Evolusi Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2003), Cet ke-4,
h.118.
15
5. Tehnik pengumpulan data
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini,
penulis mengadakan penelitian dengan dua metode, yaitu :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu penulis terjun langsung ke lokasi penelitian dengan melakukan
penyebaran angket atau kuesioner, yaitu sejumlah pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yaitu Dosen dan
Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dalam arti laporan pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui.11
b. Penelitian Kepustakaan
Yaitu sumber tehnik pengumpulan data di mana penulis untuk melakukan
penelitian terhadap beberapa literatur yang ada kaitannya dengan
penulisan skripsi ini. Literatur ini berupa buku-buku, situs-situs internet,
skripsi-skripsi terdahulu, dan lain sebagainya. Langkah-langkah yang
dilakukan dalam melaksanakan studi kepustakaan ini adalah dengan cara
membaca, mengutip atau menganalisa dan merangkum hal-hal yang
diperlukan.
11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta : PT.
Rineka Cipta, 2002), Edisi: Revisi IV, Cet ke 12, h. 128
16
6. Uji Instrumen Keusioner
a. Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur
apa yang ingin diukur. Apabila peneliti menggunakan kuesioner da dalam
pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus
mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun
dan teruji validitasnya, dalam prekteknya belum tentu data yang
terkumpulkan adalah data yang valid. Validitas data yang akan ditentukan
oleh keadaan responden sewaktu diwawancara. Bila sewaktu menjawab
semua pertanyaan responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa
takut, maka data yang diperoleh akan valid dan reliabel, tetapi bila si
responden merasa malu, takut, dan cemasakan jawabannya,maka besar
kemungkinan dia akan memberikan jawaban yang tidak benar.
b. Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukkan konsistensi
suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiappengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran
yang konsisten. Semakin kecil kesalahan pengukuran,maka reliabel alat
pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukur,makin tidak reliabel
alat pengukur tersebut.untuk mengetahui tingkat reliabelitas adalah
besarnya nilai Cronbach’s Alpha. Nilai Cronbach’s Alpha semakin
17
mendekati 1 berarti semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya.
Nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,60 dikategorikan reliabilitasnya
kurang baik.
Rumus Uji Reliabilitas:
Kr
α =
1 + (K-1) r
Keterangan :
α = koefisien kendala alat ukur
K= jumlah variabel manifest yang membuat variabel lain
r = koefisien rata-rata korelasi antar variabel
7. Tehnik Analisa Data
a. Analisa Deskriptif
yaitu data-data yang diperoleh melalui angket (kuesioner), kemudian
di proses dengan beberapa tahapan sebagai berikut :
1) Editing, yaitu dari data yang telah dikumpulkan akan dilakukan
pemilihan-pemilihan untuk menjaga validitas, reliabilitas dan
akurasinya.
18
2) Coding atau scoring, yaitu dari data yang telah diedit tersebut kemudian
dilakukan pemberian kode dan skor sesuai dengan klasifikasi data yang
telah ditentukan.
3) Entry data, yaitu dari data yang telah edit seta diberi kode dan skor
tersebut kemudian di entry dengan menggunakan bantuan komputer
dengan menggunakan program SPSS, yaitu program pengolahan
statistik.
Hal ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan, antara lain:
1. Mempercepat proses analisis
2. Diharapkan memberikan hasil yang akurat dan tepat
b. Korelasi Sederhana
Dalam penelitian deskriptif korelasional besar atau tingginya
hubungan antar variabel dinyatakan dalam bentuk koefisien korelasi. Di
dalam penelitian deskriptif koefisien korelasi menentang sejauh mana dua
atau lebih variabel berkorelasi.
Untuk menganalisis data yang di peroleh dan mengetahui ada tidaknya
korelasi antara dua variabel penelitian menggunakan tehnik statistik
korelasi Spearman dengan rumus:
1-6 ∑di²
Rs =
n(n²-1)
19
Dimana:
rs = Ranking Spearman
di = beda (selisih) setiap pasang rank
n = jumlah pasang rank
Perhitungan statistik pada penelitian ini menggunakan sistem
komputerisasi program SPSS yang kemudian akan diinterpretasikan.
c. Uji Signifikansi
Digunakan untuk mengetahui apakah variabel yang satu dengan
variabel yang lainnya memiliki hubungan signifikansi atau tidak secara
individual untuk setiap variabel. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
nilai t-hitung adalah sebagai berikut:
rs √n-2
t-hitung =
√1- rs²
Setelah didapatkan t-hitung melalui rumus diatas, maka untuk
menginterpretasikan hasilnya berlaku ketentuan sebagai berikut:
� Jika t-hitung > t-tabel, maka ada hubungan signifikan antar variabel
� Jika t-hitung < t-tabel, maka tidak ada hubungan yang signifikan antar
variabel
Untuk mengetahui t-tabel digunakan ketentuan n-2 pada level
signifikan sebesar 5% (tingkat kesalahan 5% atau 0,05) atau taraf
20
keyakinan 95% atau 0,95. Jadi, apabila tingkat kesalahan suatu variabel
lebih dari 5% berarti variabel tersebut tidak signifikan.
d. Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan adalah dengan menggunakan skala
Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.12
Skala likert terdiri dari 5 butir, misalnya;
Tidak Tahu Kurang Tahu Ragu-Ragu Tahu Sangat Tahu
(TT) (KT) (RR) (T) (ST)
1 2 3 4 5
e. Skala uji
Skala uji yang digunakan adalah skala ordinal, yaitu angka yang
menunjukkan posisi dalam suatu seri. Atau disebut juga skala berjenjang,
menggolong-golongkan subyek menurut jenjangnya, tanpa memperhatikan
jarak antara golongan yang satu dengan yang lain.
12
J. Supranto, Proposal Penelitian Dengan Contoh , (Jakarta ; Universitas Indonesia /UI-
Press, 2004), h. 44
21
E. Teknik Penulisan Skripsi
Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis mengacu kepada tehnik
penulisan, yakni berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dan dilakukan
dalam buku ”Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.
F. Review Studi Terdahulu
Nama Penulis
Skripsi Judul Skripsi Isi Skripsi Perbedaan dengan Penulis
Silfia, Mahasiswi
pada prodi
muamalat
konsentrasi
perbankan
syariah, UIN
Syarif
Hidayatullah
Jakarta, tahun
2006
Respon
Masyarakat
Kelurahan
Tegal Parang
Terhadap
Sistem Bagi
Hasil
Perbankan
Syariah
Pada skripsi ini,
penelitian di
fokuskan kepada
Masyarakat
Kelurahan Tegal
Parang mengenai
responnya terhadap
sistem bagi hasil
dalam perbankan
syariah
Penelitian yang dilakukan
oleh penulis lebih di
fokuskan pada civitas dari
suatu perguruan tinggi
islam, yaitu UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
mengenai responya
terhadap perbankan
syariah
Rini Hernawati,
Mahasiswi pada
prodi muamalat
konsentrasi
perbankan
syariah, UIN
Respon
Masyarakat
Non Muslim
Desa Ciputat
Terhadap
Perbankan
Pada skripsi ini, yang
menjadi fokus dalam
penelitiannya adalah
Masyarakat non
muslim Desa Ciputat
mengenai responnya
22
Syarif
Hidayatullah
Jakarta, tahun
2006
Syariah terhadap kehadiran
perbankan syariah
G. Sistematika Penulisan
Sistematika ini ditulis dalam lima bab, masing-masing bab terdiri dari
beberapa sub bab pembahasan. Secara sistematika isi dari skripsi ini disusun
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang masalah, Identifikasi,
Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian,
Metode Penelitian, dan Tehnik Penulisan, Review Studi Terdahulu, serta
Sistematika Penulisan.
BAB II LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini memuat tentang Pengertian Respon, Pengertian Perguruan
Tinggi, Pengertian Perbankan, serta Produk dan Mekanisme Operasional
Perbankan Syari’ah.
23
BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan tentang Gambaran Umum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta meliputi, Sejarah, Visi, Misi, Motto dan Tujuan, serta
Struktur Organisasi.
BAB IV HASIL PENELITIAN TENTANG ”RESPON CIVITAS
AKADEMIKA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
TERHADAP PERBANKAN SYARI’AH”
Pada bab ini menguraikan tentang Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas,
Profil Responden, Tingkat Pengetahuan Dosen dan Pegawai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Terhadap Perbankan Syari’ah, Respon Dosen dan
Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Perbankan Syari’ah,
serta Sikap Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap
Perbankan Syari’ah, Analisa Korelasi Spearrman.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran.
24
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Respon
1. Pengertian Respon
Pada umumnya respon diartikan tanggapan atau reaksi sekelompok
manusia yang terikat olehsuatu kebudayaan yang mereka pandang sama
terhadap suatu objek.
Dalam kamus besar ilmu pengetahuan disebutkan bahwa respon
adalah reaksi psikologis metabolic terhadap tibanya suatu rangsang, ada yang
bersifat otomatis seperti refleks dan reaksi emosional langsung, serta ada pula
yang bersifat terkendali. 13
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa respon adalah
tanggapan, reaksi, jawaban suatu gejala atau suatu peristiwa yang terjadi.14
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kontemporer disebutkan bahwa respon
adalah tanggapan atau reaksi.15
Tanggapan adalah sesuatu yang timbul akibat
adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap
suatu aksi. Jawaban adalah suatu yang muncul akibat adanya pertanyaan.
13
Save D. dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta, Lembaga Pengkajian dan
Kebudayaan Nusantara, 1997), cet ke-1, h.946.
14
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai pustaka, 2002), Edisi ke-3,
Cet. Ke-2, h.952.
15
Peter Salim dan Yenni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta, English
Modern Press, 1991), h.1268.
25
3. Macam-macam Respon
Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan diatas, maka respon
tersebut di bagi menjadi tiga bagian sesuai dengan pendapat B. S Bloom
sebagai berikut :
1) Respon kognitif yaitu mencakup pengetahuan, pemahaman, ingatan akan
hal-hal yang pernah di pelajaridan disimpan dalam ingatan. Respon ini
timbul apabila ada perubahan terhadap apa yang dipahami atau
dipersepsikan oleh khalayak.
2) Respon afektif yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap,
partisipasi dan nilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila
terjadi perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
3) Respon konatif yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata
meliputi tindakan kegiatan yang terbiasa dalam berprilaku. Dengan kata
lain menunjukan kesiapan sikap yaitu kecenderungan bertindak atau
berprilaku seseorang terhadap objek sikap.
B. Perguruan tinggi
1. Pengertian Perguruan tinggi
Akademi, Sekolah Tinggi, dan Universitas adalah tiga lembaga
pendidikan yang disebut perguruan tinggi. Perguruan Tinggi adalah pola
proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan secara
khusus sebagai bagian atau komponen sistem belajar mengajar secara
26
keseluruhan di masyarakat. Belajar berarti berusaha untuk memperoleh
pengetahuan dan perilaku yang benar dari lingkungan, dan belajar berarti
mengkomunikasikan (menanamkan-mewariskan) pengetahuan dan perilaku
tadi kepada orang lainsedemikian rupa sehingga orang lain itu mampu
mengembangkan lebih lanjut.16
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan
tinggi. Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga
pendidik perguruan tinggi disebut dosen. Menurut jenisnya, perguruan tinggi
dibagi menjadi dua:
• Perguruan tinggi negeri adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh negara.
• Perguruan tinggi swasta adalah perguruan tinggi yang pengelolaan dan
regulasinya dilakukan oleh swasta.
Perguruan tinggi atau universitas berasal dari kata latin universitas
magistrorum et scholarium yang artinya masyarakat para dosen dan pakar.17
Pengertian tentang perguruan tinggi atau universitas pada mulanya adalah
kegiatan yang memiliki inti minimum penelitian atau pengembangan ilmu
dengan tujuan mencari kebenaran dan mendidik pakar. Saat ini, pengertian
16
Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bina Aksara, September
1998), h.42-43
17 Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bina Aksara, September
1998), h.21
27
perguruan tinggi telah berubah menjadi sebuah institusi yang mengajar
mahasiswa menjadi orang yang berbudaya dan anggota masyarakat yang baik
dalam keprofesiaannya (Gasset, 1966). Akhir-akhir ini terjadi perubahan
penting proses transfer ilmu, yaitu dari pengajaran kepada pembelajaran.
Dengan demikian peran profesional dosen dalam pengajaran maupun
kompetensi keilmuannya menjadi sangat penting.
Suatu hal penting yang harus diperhatikan pula ialah adanya
globalisasi, artinya akan berdampak pula bahwa seorang dosen harus mampu
pula berperan secara global. Perlu dicermati bahwa pendidikan tinggi harus
mampu membentuk masyarakat jujur dan cerdas (Santoso, 2005). Pengertian
perguruan tinggi yang ideal adalah perwujudan dari science center. Pendirian
universitas seharusnya berpikir mendirikan pusat ilmu pengetahuan, karena di
universitas yang dikelola adalah ilmu pengetahuan.18
2. Perguruan Tinggi di Indonesia
Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut,
politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat
menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program
pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor
(S3), dan spesialis.
18
Indonetasia, ”Definisi Universitas”, diakses 14 Maret 2010 dari
http://indonetasia.com/definisionline/index.php/2009/07/definisi-universitas/
28
Universitas, institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program doktor
berhak memberikan gelar doktor kehormatan (doktor honoris causa) kepada
setiap individu yang layak memperoleh penghargaan berkenaan dengan jasa-
jasa yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi,
kemasyarakatan, keagamaan, kebudayaan, atau seni. Sebutan guru besar atau
profesor hanya dipergunakan selama yang bersangkutan masih aktif bekerja
sebagai pendidik di perguruan tinggi.
Pengelolaan dan regulasi perguruan tinggi di Indonesia dilakukan oleh
Departemen Pendidikan Nasional. Rektor Perguruan Tinggi Negeri
merupakan pejabat eselon di bawah Menteri Pendidikan Nasional.
Selain itu juga terdapat perguruan tinggi yang dikelola oleh departemen atau
Lembaga Pemerintah Non Departemen, yang umumnya merupakan perguruan
tinggi kedinasan. Misalnya, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dikelola oleh
Departemen Keuangan.
Selanjutnya berdasarkan undang-undang yang berlaku19
, setiap
perguruan tinggi di Indonesia mesti memiliki Badan Hukum Pendidikan, yang
berfungsi memberikan pelayanan yang adil dan bermutu kepada peserta didik,
berprinsip nirlaba, dan dapat mengelola dana secara mandiri untuk
memajukan pendidikan nasional.
19
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009, Tentang Badan Hukum
Pendidikan.
29
3. Peran Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi memiliki perbedaan mencolok jika dibandingkan
dengan sekolah dasar maupun menengah. Perguruan tinggi memiliki
kewajiban untuk mengelola ilmu pengetahuan agar tetap berkelanjutan. Oleh
karena itu komponen utama kegiatan perguruan tinggi ialah riset dan
pendidikan (termasuk pengabdian kepada masyarakat).
Dinamika riset, inovasi, dan industri tidak dapat dilepaskan dengan
pertumbuhan peradaban manusia. Tanpa ada inovasi baru, manusia dan
masyarakat yang telah tumbuh menjadi tidak tepat lagi dengan kebutuhan
manusia atau masyarakat pada zaman tertentu. Akibatnya, industri tersebut
akan menurun dan mati. Sedangkan inovasi tidak mungkin muncul tanpa riset.
Sehubungan dengan hal itu riset merupakan pilar penting bagi keberlanjutan
industri.
Berkaitan dengan industri, universitas sewajarnya dapat menjadi
sumber inovasi untuk keberlanjutan industri. Cara untuk mendapatkan inovasi
ialah dengan melakukan riset. Dalam kaitan dengan industri, riset yang
dilakukan selalu terkait dengan teknologi dalam arti cenderung kepada
perangkat keras atau juga konsep-konsep untuk pertumbuhan industri jasa
atau bahkan industri jasa pengetahuan. Membuat pusat riset, tidaklah mudah
dan murah karena memerlukan sumber daya manusia dan infrastruktur yang
memadai. Jika dibentuk dan dikelola dengan benar, universitas akan
30
memenuhi syarat yang terkait, sehingga hubungan antara pendidikan tinggi,
sains, dan teknologi dalam industrialisasi negara dapat dikelola efektif dan
efisien.20
C. Pengertian Perbankan syariah
Secara bahasa kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu “banco” yang
bermakna bangku, bangku inilah yang digunakan untuk melakukan kegiatan
operasional bank pada masa awal perbankan.21
Menurut Muhammad
Muslehudin dalam bukunya system perbankan dalam islam, mengatakan bank
memang berasal dari bahasa italia “banco” yang berarti kepingan papan tempat
buku sejenis meja yang penggunaannya diperluas untuk menunjukkan meja
tempat penukaran uang yang digunakan oleh para pemberi pinjaman dan para
pedagang valuta di Eropa pada abad pertengahan untuk memerlukan uang
mereka. Dari kata “banco” ini kemudian muncul definisi kata bankrup yang
berarti kegagalan usaha bank dalam menjalankan fungsinya.22
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia, Bank adalah usaha di bidang
keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat, terutama
memberikan kredit dan jasa di lalulintas pembayaran dan peredaran uang.
20
Indonetasia, ”Definisi Universitas”,diakses 14 Maret 2010 dari
http://indonetasia.com/definisionline/index.php/2009/07/definisi-universitas/
21
Malayu Sp Hasibuan, Teori dan Praktek Kegiatan Operasional Bank, (Jakarta; CV Mas
agung,1996), h.3
22
Muhammad Muslehudin, System Perbankan Dalam Islam, (Jakarta; Rineka Putra, 1994), cet
ke-2, h.1
31
Menurut UU N0. 10 Tahun 1998 Tentang perubahan atas UU No. 7 Tahun 1992
tentang perbankan Pasal 1 ayat (2) :
”Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat
dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk
kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak”.
Pengertian Perbankan : Pasal 1 ayat (1) UU No. 10/1998 :
“perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan
kegiatan”
Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang memiliki
pengaruh besar dalam roda perekonomian masyarakat. Bank adalah sebuah
lembaga bagi masyarakat untuk menyimpan uang dan juga dapat menjadi
tempat peminjaman uang di saat masyarakat yang membutuhkan. Seiring
dengan berjalannya waktu, bank telah menjadi sebuah kebutuhan hidup bagi
manusia.23
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008,
dijelaskan bahwa perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Sedangkan
23
Adietya Muhlizar. “Perbankan Syariah di Indonesia, Kemarin, Hari Ini, dan Masa Yang
Akan Datang” , Disampaikan pada Sharia Economics Training, Forum Silahturahmi Studi Ekonomi
Islam Lampung (FOSSEIL), Bandar Lampung, 4 Mei 2008, h. 1.
32
bank syariah ialah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan
prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank
pembiayaan rakyat syariah.24
Perbankan syariah atau Perbankan Islam adalah suatu sistem perbankan
yang dikembangkan berdasarkan syariah (hukum) islam. Usaha pembentukan
sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun
meminjam dengan bunga atau yang disebut dengan riba serta larangan investasi
untuk usaha-usaha yang dikategorikan haram (misal: usaha yang berkaitan
dengan produksi makanan/minuman haram, usaha media yang tidak islami dll),
dimana hal ini tidak dapat dijamin oleh sistem perbankan konvensional.25
Selain itu juga bank yang berprinsip bagi hasil atau yang disebut juga
bank syariah ini bukanlah seperti system perbankan arab sebagaimana
diinterpretasikan banyak pihak. Bank syariah merupakan suatu bentuk
perbankan yang mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam.
Menurut karnaen A. Parwataatmaja dan Syafi’i Antonio, Bank syariah
mempunyai dua pengertian, yaitu:
1. Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariat islam.
24
Bab 1, Pasal 1 Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan
Syariah.
25
Wikipedia, ”Perbankan Syariah”, diakses 18 Juli 2010 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Perbankan_syariah,
33
2. Bank yang tata cara operasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al-
qur’an dan Al-hadits.26
Dalam pengertian lain disebutkan bahwa yang dimaksud Bank Syariah
adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-
jasa lain dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran uang yaqng
operasionalnya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam. Dalam pengertian ini
usahabank akan selalu dikaitkan dengan masalah uang yang merupakan alat
dagangan utama. 27
Selain itu, banyak juga orang yang terjebak kedalam pengertian bahwa
bank syariah itu sama dengan bank tanpa bunga (zero interest = bunga nol),
pengertian ini memang tidak terlalu salah, karena bank syariah tidak mengenal
bunga. Namun pengertian bank syariah mesti harus dipahami secara
komprehensif dan universal. Pemahaman tentang bank syariah tidak hanya
dilihat dari aspek praktis operasional, tetapi harus pula dilihat dari perspektif
makro kaislamannya, sedangkan secara istilah bank syariah merupakan konsep
bank dalam kerangka ekonomi umat islam, yang beroperasi diatas dasar ajaran
syariat islam, dan memiliki prinsip operasional berbeda dengan prinsip
operasional bank konvensional (convensional bank).28
Istilah lain yang
26
karnaen A. Parwataatmaja dan Syafi’i Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,
(Yogyakarta; Dana Bhakti wakaf, 1992), h.1
27
Abdul Aziz dahlan,dkk, Ensiklopedi hokum Islam, (Jakarta; Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1997),
h.194 28
H. A Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perkonomian umat (Sebuah pengenalan),
(Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 2002), h. 54.
34
digunakan untuk penyebutan bank syariah adalah bank islam. Secara
akademik, kata islam dan syariah memilki pengertian yang berbeda. Namun
secara teknis untuk penyebutan bank islam dan bank syariah mempunyai
pengertian yang sama.29
Berdasarkan banyaknya pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud bank islam atau bank syariah adalah badan usaha yang
fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada
masyarakat yang system dan mekanisme kegiatan usahanya berdasarkan
hokum islam, sebagaimana yang di atur dalam Al-qur’an surat Al-Baqarah ayat
278-279 yang berbuyi:
$ y㕃 r'̄≈ tƒ šÏ% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#θà)®?$# ©!$# (#ρâ‘sŒuρ $ tΒ u’ Å+t/ zÏΒ (##θt/Ìh9$# βÎ) ΟçFΖä. tÏΖÏΒ ÷σ•Β
∩⊄∠∇∪ βÎ*sù öΝ©9 (#θè=yèø�s? (#θçΡsŒù' sù 5>ö ysÎ/ zÏiΒ «! $# Ï&Î!θß™u‘uρ ( βÎ)uρ óΟ çFö6 è? öΝà6n=sù â¨ρâ â‘
öΝà6Ï9≡uθøΒ r& Ÿω šχθßϑÎ=ôà s? Ÿωuρ šχθßϑn=ôà è? ∩⊄∠∪
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang
beriman.Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), Maka
Ketahuilah, bahwa Allah dan rasul-Nya akan memerangimu. dan jika kamu
bertaubat (dari pengambilan riba), Maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak
menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.
29
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMUI) dan Takaful di
Indonesia, (Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1996), h.5.
35
Dan juga dalam surat Ali Imran ayat 13-131 yang berbunyi;
$ y㕃 r'̄≈ tƒ š Ï%©!$# (#θãΨtΒ#u Ÿω (#θè=à2ù' s? (##θt/Ìh9$# $Z�≈ yèôÊ r& Zπ x�yè≈ ŸÒ•Β ( (#θà)̈?$#uρ ©!$# öΝä3ª=yès9
tβθßsÎ=ø�è? ∩⊇⊂⊃∪ (#θà)̈?$#uρ u‘$̈Ζ9$# û ÉL©9$# ôN£‰Ïãé& tÌ Ï�≈ s3ù=Ï9 ∩⊇⊂⊇∪
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan (130). Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang
disediakan untuk orang-orang yang kafir (131).
D. Mekanisme Operasional dan Produk-produk Bank syariah
1. Sumber Dana Bank Syari’ah
Bank sebagai suatu lembaga keuangan yang salah satu fungsinya
adalah menghimpun dana masyarakat, harus memiliki suatu sumber
penghimpunan dana sebelum disalurkan ke masyarakat kembali. Dalam bank
syari’ah, sumber dana berasal dari modal inti (core capital) dan dana pihak
ketiga, yang terdiri dari dana titipan (wadi’ah) dan kuasi ekuitas (mudarabah
account).
Modal inti adalah modal yang berasal dari para pemilik bank, yang
terdiri dari modal yang disetor oleh para pemegang saham, cadangan dan laba
ditahan. Modal yang disetor hanya akan ada apabila pemilik menyertakan
dananya pada bank melalui pembelian saham, dan untuk penambahan dana
36
berikutnya dapat dilakukan oleh bank dengan mengeluarkan dan menjual
tambahan saham baru. Cadangan adalah sebagian laba bank yang tidak dibagi,
yang disisihkan untuk menutup timbulnya risiko kerugian di kemudian hari.
Sedangkan laba ditahan adalah sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham, tetapi oleh para pemegang saham sendiri
(melalui RUPS) diputuskan untuk ditanam kembali dalam bank. Modal inti
inilah yang berfungsi sebagai penyangga dan penyerap kegagalan atau
kerugian bank dan melindungi kepen-tingan para pemegang rekening titipan
(wadi’ah) atau pinjaman (qard).
Sebagaimana halnya dengan bank konvensional, bank syari'ah juga
mempunyai peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuan-
satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut
akan disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan
manfaat kepada kedua belah pihak. Dana pihak ketiga tersebut terdiri dari :
a. Titipan/wadi’ah, yaitu dana titipan masyarakat yang dikelola oleh bank.
b. Investasi/mudarabah, adalah dana masyarakat yang diinvestasikan.
2. Akad-akad Bank Syari’ah
Bank syari’ah dengan sistem bagi hasil dirancang untuk terbinanya
kebersamaan dan menanggung risiko usaha dan berbagi hasil usaha antara
37
pemilik dana (shahibul mal) yang menyimpan uangnya di lembaga, lembaga
selaku pengelola dana (mudarib), dan masyarakat yang membutuhkan dana
yang bisa berstatus peminjam dana atau pengelola usaha. Pengelolaan dana
tersebut didasarkan pada akad-akad yang disesuaikan dengan kaidah
muamalat. Dari segi ada atau tidaknya kompensasi, fiqh muamalat membagi
akad menjadi dua bagian, yaitu akad tabarru' dan akad tijaroh.
Akad tabarru', yaitu segala macam perjanjian yang menyangkut not-
for profit transaction (transaksi nirlaba). Transaksi ini pada hakikatnya bukan
transaksi bisnis untuk mencari keuntungan komersil. Akad tabarru' dilakukan
dengan tujuan tolong menolong dalam rangka berbuat kebaikan. Namun
demikian, pihak yang berbuat kebaikan tersebut boleh meminta kepada
counter part-nya untuk sekedar menutup biaya (cover the cost) yang
dikeluarkannya untuk dapat melakukan akad tabarru' tersebut. Tetapi ia tidak
boleh sedikitpun mengambil laba dari akad tabarru' itu. Contoh akad tabarru'
adalah :
a. Qard, pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta
kembali.
b. Wadi’ah, mewakilkan orang lain untuk memelihara harta tertentu dengan
cara tertentu.
c. Wakalah, akad pemberian kuasa (muwakkil) kepada penerima kuasa
(wakil) untuk melaksanakan suatu tugas (taukil) atas nama pemberi kuasa.
38
d. Kafalah, jaminan yang diberikan oleh penanggung (kafl) kepada pihak
ketiga untuk memenuhi kewajiban pihak kedua atau yang ditanggung.
e. Rahn, menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan
syara?sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh
mengambil atau ia bisa mengambil sebagian manfaat barang itu.
f. Dhaman, menggabungkan dua beban (tanggungan) untuk membayar
hutang, menggadaikan barang atau menghadirkan orang pada tempat yang
telah ditentukan.
g. Hiwalah, akad yang mengharuskan pemindahan hutang dari yang ber-
tanggung jawab kepada penanggung jawab yang lain.
Berbeda dengan akad tabarru', maka akad tijaroh (compensational
contract) adalah segala macam perjanjian yang menyangkut for profit
transaction. Akad-akad ini dilakukan dengan tujuan mencari keuntungan,
karena itu bersifat komersil. Contoh akad tijaroh antara lain:
a. Murabahah, adalah jual-beli barang dengan harga asal dengan tambahan
keuntungan yang disepakati. Penjual harus memberitahu harga produk
yang dia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai
tambahannya.
b. Salam, pembelian barang yang diserahkan kemudian hari, sementara pem-
bayaran dilakukan di muka.
39
c. Istisna, kontrak penjualan antara mustashni (pembeli akhir) dan shani
(supplier). Pembelian dengan pesanan.
d. Ijaroh, akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayar-
an upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (ownership/
milkiyyah) atas barang itu sendiri.
e. Musyarakah, akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha
tertentu, dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (atau
amal/expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan
ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
f. Muzara’ah, adalah bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada tanaman
pertanian setahun.
g. Musaqah, adalah bentuk kontrak bagi hasil yang diterapkan pada tanaman
pertanian tahunan.
h. Mukhabarah, adalah muzara’ah tetapi bibitnya berasal dari pemilik tanah.
3. Prinsip-prinsip Operasional
Secara umum, setiap bank Islam dalam menjalankan usahanya
minimal mempunyai lima prinsip operasional, yaitu;
a. Prinsip simpanan giro, merupakan fasilitas yang diberikan oleh bank untuk
memberikan kesempatan kepada pihak yang kelebihan dana untuk
menyimpan danaya dalam bentuk al wadiah, yang diberikan untuk tujuan
40
keamanan dan pemindahbukuan, bukan untuk tujuan investasi guna
mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan atau deposito.
b. Prinsip bagi hasil, meliputi tatacara pembagian hasil usaha antara pemilik
dana (shahibul mal) dan pengelola dana (mudarib). Pembagian hasil usaha
ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana maupun antara bank
dengan nasabah penerima dana. Prinsip ini dapat digunakan sebagai dasar
untuk produksi pendanaan (tabungan dan deposito) maupun pembiayaan.
c. Prinsip jual-beli dan mark-up, merupakan pembiayaan bank yang
diperhitungkan secara lump-sum dalam bentuk nominal di atas nilai kredit
yang diterima nasabah penerima kredit dari bank. Biaya bank tersebut
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan nasabah.
d. Prinsip sewa, terdiri dari dua macam, yaitu sewa murni (operating
lease/ijaroh) dan sewa beli (financial lease/bai' al ta’jir).
e. Prinsip jasa (fee), meliputi seluruh kekayaan non-pembiayaan yang
diberikan bank, seperti kliring, inkaso, transfer dan sebagainya.
4. Produk Bank Syari'ah
Pada sistem operasi bank syari'ah, pemilik dana menanamkan uangnya
di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tapi dalam rangka
mendapatkan keuntungan bagi hasil. Dana nasabah tersebut kemudian
disalurkan kepada mereka yang membutuhkan (misalnya modal usaha),
dengan perjanjian pem-bagian keuntungan sesuai kesepakatan.
41
Pembiayaan dalam perbankan syari'ah tidak bersifat menjual uang
yang mengandalkan pendapatan bunga atas pokok pinjaman yang
diinvestasikan, tapi dari pembagian laba yang diperoleh pengusaha.
Pendekatan bank syari'ah mirip dengan investment banking, dimana secara
garis besar produk mudarabah (trust financing) dan musyarakah (partnership
financing), sedangkan yang bersifat investasi diimplementasikan dalam
bentuk murabahah (jual-beli).
Pola konsumsi dan pola simpanan yang diajarkan oleh Islam
memungkin-kan umat Islam mempunyai kelebihan pendapatan yang harus
diproduktifkan dalam bentuk investasi, maka bank Islam menawarkan
tabungan investasi yang disebut simpanan mudarabah (simpanan bagi hasil
atas usaha bank). Untuk dapat membagihasilkan usaha bank kepada
penyimpan mudarabah, maka bank syari'ah menawarkan jasa-jasa perbankan
kepada masyarakat dalam bentuk, antara lain::
1. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan investasi atas dasar bagi hasil yang
terdiri dari (a) pembiayaan investasi bagi hasil al mudarabah dan (b)
pembiayaan investasi bagi hasil al musyarakah. Dari pembiayaan
investasi tersebut bank akan memperoleh pendapatan berupa bagi hasil
usaha.
2. Pembiayaan untuk berbagai kegiatan perdagangan yang terdiri dari (a)
pembiayaan perdagangan al-mudarabah dan (b) pembiayaan perdagangan
42
al-baiu bithaman ajil. Dari pembiayan perdagangan tersebut bank akan
memperoleh pendapatan berupa mark-up atau margin keuntungan.
3. Pembiayan pengadaan barang untuk disewakan atau untuk disewabelikan
dalam bentuk (a) sewa guna usaha atau disebut al-ijarah (b) sewa beli atau
disebut baiu takjiri. Di Indonesia, al ijaroh dan al baiu takjiri tidak dapat
dilakukan oleh bank. Namun demikian penyewaan fasilitas tempat
penyimpanan harta dapat dikategorikan sebagai al-ijaroh. Dari kegiatan
usaha al-ijaroh, bank akan memperoleh pendapatan berupa sewa.
4. Pemberian pinjaman tunai untuk kebajikan (al-qardhul hasan) tanpa
dikenakan biaya apapun kecuali biaya administrasi berupa segala biaya
yang diperlukan untuk sahnya perjanjian hutang, seperti bea materai, bea
akte notaris, bea studi kelayakan, dan sebagainya. Dari pemberian
pinjaman al-qardhul hasan, bank akan menerima kembali biaya-biaya
administrasi.
5. Fasilitas-fasilitas perbankan umumnya yang tidak bertentangan dengan
syari'ah seperti penitipan dana dalam rekening lancar (current account),
dalam bentuk giro wadi’ah yang diberi bonus dan jasa lainnya untuk
mem-peroleh balas jasa (fee) seperti: pemberian jaminan (al-kafalah),
pengalihan tagihan (al-hiwalah), pelayanan khusus (al-jualah),
pembukaan L/C (al-wakalah), dan lain-lain. Dari pemakaian fasilitas-
fasilitas tersebut bank akan memperoleh pendapatan berupa fee.
43
Dalam bentuk praktik di lapangan, di samping menyedikan modal
yang dibutuhkan masyarakat kecil untuk membeli barang-barang modal (alat
kerja), modal kerja operasional dan faktor lain yang dibutuhkan untuk
membangun satu unit bisnis kecil. Bank syari'ah idealnya juga harus
memberikan pendampingan manajerial, seperti aspek pemasaran keuangan
dan produksi bahkan sampai mem-fasilitasi jaringan pemasaran (tata niaga)
yang lebih efisien yang menguntungkan usaha kecil dan menengah. Dengan
demikian, bank syari'ah menjadi partner usaha dalam lingkup yang lebih luas
dan terintegrasi.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
A. Sejarah
Pada 1 Juni 2007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merayakan "golden
anniversary". Selama setengah abad, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan transmisi ilmu
pengetahuan, institusi riset yang mendukung proses pembangunan bangsa, dan
sebagai institusi pengabdian masyarakat yang menyumbangkan program-program
peningkatan kesejahteraan sosial. Selama setengah abad itu pula, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah melewati beberapa periode sejarah sehingga sekarang
ini telah menjadi salah satu universitas Islam terkemuka di Indonesia. Secara
singkat sejarah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat dibagi ke dalam beberapa
periode, yaitu periode perintisan, periode fakultas IAIN al-Jami’ah, periode IAIN
Syarif Hidayatullah, dan periode UIN Syarif Hidayatullah.30
a. Periode Perintisan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta ditetapkan
berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 tahun 2002. Sejarah
pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah
perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan
30
Tim Penyusun, Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007, UIN Press
2007
45
pendidikan tinggi Islam modern yang dimulai jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pada zaman penjajahan Belanda, Dr. Satiman Wirjosandjojo, salah
seorang Muslim terpelajar, tercatat pernah berusaha mendirikan Pesantren
Luhur sebagai lembaga pendidikan tinggi Islam. Namun, usaha ini gagal
karena hambatan dari pihak penjajah Belanda.
Lima tahun sebelum proklamasi kemerdekaan, Persatuan Guru Agama
Islam (PGAI) di Padang mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI hanya
berjalan selama dua tahun (1940-1942) karena pendudukan Jepang. Umat
Islam Indonesia tidak pernah berhenti menyuarakan pentingnya pendidikan
tinggi Islam bagi kaum Muslim yang merupakan mayoritas pendudukan
Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang kemudian menjanjikan kepada
umat Islam untuk mendirikan Lembaga Pendidikan Tinggi Agama di Jakarta.
Janji Jepang itu direspon tokoh-tokoh Muslim dengan membentuk yayasan di
Muhammad Hatta sebagai ketua dan Muhammad Natsir sebagai sekretaris.
Pada 8 Juli 1945, bertepatan dengan 27 Rajab 1364, yayasan tersebut
mendirikan Sekolah Tinggi Islam (STI). STI berkedudukan di Jakarta dan
dipimpin oleh Abdul Kahar Mudzakkir. Beberapa tokoh Muslim lain ikut
berjasa dalam proses pendirian dan pengembangan STI. Mereka antara lain
Drs. Muhammad Hatta, KH. Kahar Mudzakkir, KH. Wahid Hasyim, KH. Mas
Mansur, KH. Fathurrahman Kafrawi, dan Farid Ma’ruf. Pada 1946, STI
dipindahkan ke Yogyakarta mengikuti kepindahan Ibukota Negara dari
46
Jakarta ke Yogyakarta. Sejalan dengan perkembangan STI yang semakin
besar, pada 22 Maret 1948 nama STI diubah menjadi Universitas Islam
Indonesia (UII) dengan penambahan fakultas-fakulta baru. Sampai dengan
1948, UII memiliki empat fakultas, yaitu (1) Fakultas Agama, (2) Fakultas
Hukum, (3) Fakultas Ekonomi, dan (4) Fakultas Pendidikan.
Kebutuhan akan tenaga fungsional di Departemen Agama menjadi
latar belakang penting berdirinya perguruan tinggi agama Islam. Untuk
memenuhi kebutuhan tersebut, Fakultas Agama UII dipisahkan dan
ditransformasikan menjadi Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN)
dan sesuai dengan namanya bersastus negeri. Perubahan ini didasarkan
kepada Peraturan Pemerintah (PP) No. 34 tahun 1950. Dalam konsideran
disebutkan bahwa PTAIN bertujuan memberikan pengajaran studi Islam
tingkat tinggi dan menjadi pusat pengembangan serta pendalaman ilmu
pengetahuan agama Islam. Berdasarkan PP tersebut, hari jadi PTAIN
ditetapkan pada 26 September 1950. PTAIN dipimpin KH. Muhammad
Adnan dengan data jumlah mahasiswa per 1951 sebanyak 67 orang. Pada
periode tersebut PTAIN memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Tarbiyah,
Jurusan Qadla (Syari’ah) dan Jurusan Dakwah.
Komposisi mata kuliah pada waktu itu terdiri dari bahasa Arab,
Pengantar Ilmu Agama, Fiqh dan Ushul Fiqh, Tafsir, Hadits, Ilmu Kalam,
Filsafat, Mantiq, Akhlaq, Tasawuf, Perbandingan Agama, Dakwah, Tarikh
47
Islam, Sejarah Kebudayaan Islam, Ilmu Pendidikan dan Kebudayaan, Ilmu
Jiwa, Pengantar Hukum, Asas-asas Hukum Publik dan Privat, Etnologi,
Sosiologi, dan Ekonomi. Mahasiswa yang lulus bakaloreat dan doktoral
masing-masing mendapatkan gelar Bachelor of Art (BA) dan Doctorandus
(Drs). Komposisi mata kuliah PTAIN tersebut merupakan kajian utama
perguruan tinggi Islam yang terus berlanjut sampai masa-masa yang lebih
belakangan. Gelar akademik yang ditawarkan juga terus bertahan sampai
dengan dekade 1980-an.
b. Periode ADIA (1957-1960)
Kebutuhan tenaga fungsional bidang guru agama Islam yang sesuai
dengan tuntutan modernitas pada dekade 1950-an mendorong Departemen
Agama mendirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) di Jakarta. ADIA
didirikan pada 1 Juni 1957 dengan tujuan mendidik dan mempersiapkan
pegawai negeri guna mendapatkan ijazah pendidikan akademi dan semi
akademi sehingga menjadi guru agama, baik untuk sekolah umum, sekolah
kejuruan, maupun sekolah agama. Dengan pertimbangan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta merupakan kelanjutan dari ADIA, hari jadi ADIA 1 Juni
1957 ditetapkan sebagai hari jadi atau Dies Natalis UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta. Sama seperti perguruan tinggi pada umumnya, masa studi di ADIA
adalah 5 tahun yang terdiri dari tingkat semi akademi 3 tahun dan tingkat
akademi 2 tahun.
48
ADIA memiliki tiga jurusan, yaitu Jurusan Pendidikan Agama,
Jurusan Bahasa Arab, dan Jurusan Da’wah wal Irsyad yang juga dikenal
dengan Jurusan Khusus Imam Tentara. Komposisi kurikulum ADIA tidak
jauh berbeda dengan kurikulum PTAIN dengan beberapa tambahan mata
kuliah untuk kepentingan tenaga fungsional. Komposisi lengkapnya adalah
Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa
Ibrani, Ilmu Keguruan, Ilmu Kebudayaan Umum dan Indonesia, Sejarah
Kebudayaan Islam, Tafsir, Hadits, Musthalah Hadits, Fiqh, Ushul Fiqh,
Tarikh Tasyri’ Islam, Ilmu Kalam/Mantiq, Ilmu Akhlaq/Tasawuf, Ilmu
Fisafat, Ilmu Perbandingan Agama, dan Ilmu Pendidikan Masyarakat.
Kepemimpinan ADIA dipercayakan kepada Prof. Dr. H. Mahmud Yunus
sebagai dekan dan Prof. H. Bustami A. Gani sebagai Wakil Dekan.
Terdapat dua ciri utama ADIA. Pertama, sesuai dengan mandatnya
sebagai akademi dinas, mahasiswa yang mengikuti kuliah di ADIA terbatas
pada mahasiswa tugas belajar. Mereka diselekasi dari pegawai atau guru
agama di lingkungan Departemen Agama yang berasal dari wakil-wakil
daerah di seluruh Indonesia. Kedua, sesuai dengan mandatnya untuk
mempersiapkan guru agama modern, tanggung jawab pengelolaan dan
penyediaan anggaran ADIA berasal dari Jawatan Pendidikan Agama
(Japenda) Departemen Agama yang pada waktu itu memiliki tugas mengelola
madrasah dan mempersiapkan guru agama Islam modern di sekolah umum.
49
c. Periode Fakultas IAIN al-Jami’ah Yogyakarta (1960-1963)
Dalam satu dekade, PTAIN memperlihatkan perkembangan
menggembirakan. Jumlah mahasiswa PTAIN semakin banyak dengan area of
studies yang semakin luas. Mahasiswa PTAIN tidak hanya datang dari
berbagai wilayah Indonesia, tetapi juga datang dari negara tetangga seperti
Malaysia. Meningkatnya jumlah mahasiswa dan meluasnya area of studies
menuntut perluasan dan penambahan, baik dari segi kapasitas kelembagaan,
fakultas dan jurusan maupun komposisi mata kuliah. Untuk memenuhi
kebutuhan tersebut, ADIA di Jakarta dan PTAIN di Yogyakarta diintegrasikan
menjadi satu lembaga pendidikan tinggi agama Islam negeri. Integrasi
terlaksana dengan keluarnya Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 11
Tahun 1960 tertanggal 24 Agustus 1960 bertepatan dengan 2 Rabi’ul Awal
1380 Hijriyah. Peraturan Presiden RI tersebut sekaligus mengubah dan
menetapkan perubahan nama dari PTAIN menjadi Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) al-Jami’ah al-Islamiyah al-Hukumiyah. IAIN diresmikan
Menteri Agama di Gedung Kepatihan Yogyakarta.
d. IAIN With Wider Mandate
IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu IAIN tertua di
Indonesia yang bertempat di Ibukota Jakarta, menempati posisi yang unik dan
strategis. Ia tidak hanya menjadi "Jendela Islam di Indonesia", tetapi juga
sebaga simbol bagi kemajuan pembangunan nasional, khususnya di bidang
50
pembangunan sosial-keagamaan. Sebagai upaya untuk mengintegrasikan ilmu
umum dan ilmu agama, lembaga ini mulai mengembangkan diri dengan
konsep IAIN dengan mandat yang lebih luas (IAIN with Wider Mandate)
menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Langkah konversi ini mulai diintensifkan pada masa kepemimpinan Prof. Dr.
Azyumardi Azra, MA dengan dibukanya jurusan Psikologi dan Pendidikan
Matematika pada Fakultas Tarbiyah, serta Jurusan Ekonomi dan Perbankan
Islam pada Fakultas Syari’ah pada tahun akademik 1998/1999. Untuk lebih
memantapkan langkah konversi ini, pada 2000 dibuka Program Studi
Agribisnis dan Teknik Informatika bekerjasama dengan Institut Pertanian
Bogor (IPB) serta Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan
Program Studi Manajemen dan Akuntansi. Pada 2001 diresmikan Fakultas
Psikologi dan Dirasat Islamiyah bekerjasama dengan Al-Azhar, Mesir. Selain
itu dilakukan pula upaya kerjasama dengan Islamic Development Bank (IDB)
sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill
University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA);
Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud
University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB);
Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI);
dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.
51
Langkah perubahan bentuk IAIN menjadi UIN mendapat rekomendasi
pemerintah dengan ditandatanganinya Surat Keputusan Bersama (SKB) antara
Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 4/U/KB/2001 dan Menteri Agama RI
Nomor 500/2001 tanggal 21 Nopember 2001. Selanjutnya melalui suratnya
Nomor 088796/MPN/2001 tanggal 22 Nopember 2001, Direktur Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional memberikan
rekomendasi dibukanya 12 program studi yang meliputi program studi ilmu
sosial dan eksakta, yaitu Teknik Informatika, Sistem Informasi, Akuntansi,
Manajemen, Sosial Ekonomi Pertanian/Agribisnis, Psikologi, Bahasa dan
Sastra Inggris, Ilmu Perpustakaan, Matematika, Kimia, Fisika dan Biologi.
Seiring dengan itu, rancangan Keputusan Presiden tentang Perubahan Bentuk
IAIN menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta juga telah mendapat
rekomendasi dan pertimbangan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara RI
dan Dirjen Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002
tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari
2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden
Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
e. Periode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (Mulai 20 Mei 2002)
Dengan keluarnya Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 31
tanggal 20 Mei 2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi
52
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.31
Peresmiannya dilakukan oleh Wakil
Presiden Republik Indonesia, Hamzah Haz, pada 8 Juni 2002 bersamaan
dengan upacara Dies Natalis ke-45 dan Lustrum ke-9 serta pemancangan tiang
pertama pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana
Islamic Development Bank (IDB). Satu langkah lagi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta menambah fakultas yaitu Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
(Program Studi Kesehatan Masyarakat) sesuai surat keputusan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 1338/ D/T/2004 Tahun 2004 tanggal 12 April
2004 tentang ijin Penyelenggaraan Program Studi Kesehatan Masyarakat (S1)
pada Universitas Islam Negeri dan Keputusan Direktur Jenderal Kelembagaan
Agama Islam tentang izin penyelenggaraan Program Studi Kesehatan
Masyarakat Program Sarjana (S1) pada Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta Nomor Dj.II/37/2004 tanggal 19 Mei 2004.
Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai
berikut:32
a. Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan
b. Fakultas Adab dan Humaniora
c. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat
31
Tim Penyusun, Prospektus UIN Syarif hidayatullah Jakarta tahun 2007, UIN Press, 2007 32
Fakultas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, www.uinjkt.ac.id, di akses pada tanggal 20 juli
2010
53
d. Fakultas Syari’ah dan Hukum
e. Fakultas Dakwah dan Komunikasi
f. Fakultas Dirasat Islamiyah
g. Fakultas Psikologi
h. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
i. Fakultas Sains dan Teknologi
j. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
k. Sekolah Pascasarjana
B. Visi, Misi, Tujuan dan Motto
1. Visi
Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga
pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan,
keislaman dan keindonesiaan.
2. Misi
a. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam
persaingan global
b. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan
c. Memberikan landasan moral terhadap pengembangan IPTEK dan
melakukan pencerahan dalam pembinaan IMTAQ
54
d. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian
e. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat
3. Tujuan
a. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademik dan professional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan menciptakan ilmu pengetahuan, bidang keagamaan,
social maupun sains dan teknologi.
b. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, social dan
sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
4. Motto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto
Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam
pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007.
Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah
memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas, kreatif, dan
inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan
optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset
kepada masyarakat. Komitmen tersebut merupakan bentuk tanggung jawab
55
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa
yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin
menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen
dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi
serta sains, dan teknologi modern termasuk kedokteran dalam perspektif
integrasi ilmu.
Sedangkan Piety mangandung pengertian bahwa UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki komitmen mengembangkan inner quality
dalam bentuk kesalehan di kalangan sivitas akademika. Kesalehan yang
bersifat individual (yang tercermin dalam terma habl min Allah) dan
kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min al-nas) merupakan
basis bagi sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam
membangun relasi sosial yang lebih luas.
Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-
nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari.
Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai
kelompok-kelompok lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung
sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang
56
berkeadaban, dan menghasilan alumni yang memiliki kedalaman dan
keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
Tabel 3.1
Fakultas-fakultas yang menjadi objek penelitian penulis
Fakultas Prodi Yang Mempelajari Ekonomi Islam
1. Fakultas Syari’ah dan
Hukum
1. Program Studi Muamalat
a. Konsentrasi Perbankan Syariah
b. Konsentrasi Asuransi Syariah
c. Konsentrasi Manajemen Zakat dan
Wakaf(ZISWAF)
2. Program Studi akhwal Syakhshiyyah
a. Konsentrasi Peradilan Agama
b. Konsentrasi Administrasi
Keperdataan Islam
3. Program Studi Jinayah dan Siyasah
a. Konsentrasi Jinayah Syar’iyyah
b. Konsentrasi Siyasah Syar’iyyah
4. Program Studi Perbandingan Mahzab
dan Hukum
a. Konsentrasi Perbandingan Mahzab
Fikih
b. Konsentrasi Perbandingan Hukum
2. Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan 1. Program Studi Manajemen Pendidikan
3. Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
1. Program Studi Akuntansi
2. Program Studi Manajemen
3. Program Studi Ilmu Ekonomi dan Studi
Pembangunan (IESP)
4. Fakultas Sains dan
Teknologi
1. Program Studi Agribisnis
2. Program Studi Sistem Informasi
57
C. Struktur Organisasi
Sesuai dengan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 414
Tahun 2002, Susunan Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai
berikut:33
1. Dewan Penyantun
Dewan Penyantun adalah forum yang terdiri atas tokoh-tokoh
masyarakat dan pemerintah yang menaruh perhatian terhadap pengembangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dewan Penyantun bertugas memberi saran
dan/atau bantuan bagi pengembangan dan kemajuan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Rektor dan Pembantu Rektor
Rektor dan Pembantu Rektor adalah unsur pimpinan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pembantu Rektor meliputi Pembantu Rektor Bidang
Akademik, Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum, Pembantu Rektor
Bidang Kemahasiswaan, dan Pembantu Rektor Bidang Pengembangan
Kelembagaan.
3. Senat Universitas
Senat Universitas adalah badan normatif dan perwakilan tertinggi di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan tugas pokoknya sebagai berikut;
33
Striktur Organisasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, www.uinjkt.ac.id, di akses pada tanggal
20 juli 2010
58
a. Merumuskan kebijakan akademik dan pengembangan UIN.
b. Merumuskan kebijakan penilaian prestasi akademik dan kecakapan serta
kepribadian civitas akademika.
c. Merumuskan norma dan tolak ukur penyelenggaraan perguruan tinggi.
d. Memberikan pertimbangan dan persetujuan atas Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja UIN yang diajukan oleh Rektor.
e. Menilai pertanggung jawaban Rektor atas pelaksanaan kebijakan yang
telah ditetapkan.
f. Merumuskan peraturan pelaksanaan, kebebasan akademik dan otonomi
keilmuan pada UIN.
g. Memberikan pertimbangan kepada penyelenggara UIN berkenaan
dengan calon-calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi Rektor
dan dosen yang dicalonkan memangku jabatan akademik di atas
Rektor.
h. Menegakkan norma-norma yang berlaku bagi sivitas akademika.
i. Mengukuhkan pemberian gelar Doktor Kehormatan pada civitas UIN
yang memenuhi persyaratan.
4. Fakultas
Fakultas mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan
pendidikan akademik dan/atau profesional dalam satu atau seperangkat
59
cabang ilmu pengetahuan, agama, sains dan teknologi dan/atau seni tertentu.
Dalam suatu fakultas dapat terdiri atas berbagai Jurusan/Program Studi.
5. Sekolah Pasca Sarjana
Sekolah Pascasarjana bertugas menyelenggarakan fungsi pelaksanaan
pendidikan dan pengajaran jenjang Magister dan Doktor, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, pembinaan civitas akademika dan kerjasama
dengan fakultas dan/atau lembaga-lembaga lain.
6. Lembaga Penelitian (Lemlit)
Lembaga Penelitian bertugas melaksanakan, mengkordinasikan,
mengembangkan, memantau dan menilai pelaksanaan kegiatan penelitian
yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian serta mengusahakan serta
mengendalikan administrasi dan sumber daya yang diperlukan.
7. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM)
Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat mempunyai tugas
melaksanakan, mengkoordinasikan, mengembangkan, memantau, dan menilai
pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang diselenggarakan
oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat dalam mengusahakan serta
mengendalikan administrasi dan sumber daya yang diperlukan.
8. Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu (LPJM)
Lembaga Peningkatan dan Jaminan Mutu merupakan lembaga yang
dibentuk berdasarkan Statuta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini
60
berperan melakukan konsolidasi dan mengakselerasi upaya-upaya internal
perguruan tinggi dalam peningkatan/pengembangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta bekerja sama dengan unit/lembaga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
lainnya. Lembaga ini terletak di Kampus I.
9. Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (Biro AAK)
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan mempunyai tugas
memberikan pelayanan administrasi di bidang akademik dan kemahasiswaan
di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan menyelenggarakan
fungsi:
a. Pelaksanaan administrasi akademik
b. Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan dan alumni
c. Pelaksanaan administrasi kerjasama dan administrasi Kordinator
Perguruan Tinggi Agama Islam Swasta (PTAIS).
10. Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi (Biro PKSI)
Biro Perencanaan, Keuangan dan Sistem Informasi mempunyai tugas
memberikan pelayanan administrasi di bidang Perencanaan, Keuangan dan
Sistem Informasi di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Biro Perencanaan, Keuangan, dan Sistem Informasi
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan administrasi perencanaan
61
b. Pelaksanaan administrasi keuangan dan Inventaris Kekayaan
Negara (IKN)
c. Pelaksanaan administrasi sistem informasi
11. Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro AUK)
Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas
memberikan layanan administrasi di bidang umum dan kepegawaian di
lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian (Biro AUK)
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan administrasi umum
b. Pelaksanaan administrasi kepegawaian
c. Pelaksanaan administrasi organisasi dan tatalaksana.
12. Perpustakaan Utama
Perpustakaan Utama mempunyai tugas melaksanakan layanan bahan
pustaka untuk keperluan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
Perpustakaan menyelenggarakan fungsi:
1. Penyediaan dan pengolahan bahan pustaka.
2. Pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka serta pengembangan
kepustakaan dan pustakawan.
62
3. Pelaksanaan kerjasama antar perpustakaan perguruan tinggi
dan/atau badan lain di dalam dan luar negeri;
13. Pusat Bahasa
Pusat Bahasa menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan program pendidikan dan pengajaran bahasa;
b. Pengembangan program pendidikan dan pengajaran bahasa.
14. Pusat Peningkatan dan Jaminan Mutu (PPJM)
Pusat peningkatan dan jaminan mutu merupakan lembaga yang
dibentuk berdasarkan statuta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Lembaga ini
berperan melakukan konsolidasi dan mengakselerasi upaya-upaya internal
perguruan tinggi dalam peningkatan/pengembangan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, bekerja sama dengan unit /lembaga UIN Syarif Hidaytullah Jakarta
lainnya. Lembaga ini terletak di kampus I.34
34
Tim Penyusun,” Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2008-2009”,
UIN Press 2008-2009
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk lebih meyakinkan skala yang digunakan adalah skala yang tepat,
maka peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas pengukuran data. Uji ini
dilakukan untuk untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang akan
dikumpulkan dari penggunaan instrument. Uji validitas dilakukan dengan
membandingkan nilai r hitung dengan r tabel, dimana (n) = 30, dan alpha (α) =
0,05, maka didapat nilai r tabel = 0,36135
. Pengambilan keputusan adalah jika
nilai r hasil hitung positif dan r hitung lebih besar dari r tabel, maka butir
tersebut valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka butir
tersebut tidak valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas digunakan Cronbach Alpha,
dan batasan reliabilitasnya telah ditentukan sebagai berikut :
1. Koefisien Cronbach Alpha mendekati 1, maka reliabilitasnya sangat
baik/sangat reliable
2. Koefisien Cronbach Alpha berada diatas angka 0,8, maka reliabilitasnya
baik/reliable
3. Koefisien Cronbach Alpha berada di bawah 0,6, maka reliabilitasnya tidak
baik/tidak reliable
35
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung; Alfabeta, 1999,
64
Dari hasil pengujian atau Try out telah diperoleh data yang menyatakan
bahwa dari 13 pertanyaan yang diberikan kepada 30 responden telah valid dan
reliable, dan item-item pertanyaan tersebut dianggap sudah terstandarisasi.
Adapun hasil uji yang diperoleh adalah sebagi berikut:
Tabel 4.1
Item-Total Statistics
No. Butir
Pertanyaan
Scale
Mean if
Item
Deleted
Scale
Variance
if Item
Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
Keterangan
P1 36.6333 36.378 .645 .844 Valid dan Reliable
P2 37.1333 35.223 .533 .852 Valid dan Reliable
P3 37.1667 35.040 .601 .846 Valid dan Reliable
P4 36.8667 36.947 .457 .856 Valid dan Reliable
P5 36.8667 36.809 .521 .851 Valid dan Reliable
P6 37.3333 35.609 .620 .845 Valid dan Reliable
P7 36.8333 37.937 .541 .850 Valid dan Reliable
P8 36.1667 39.178 .462 .855 Valid dan Reliable
P9 36.6000 37.628 .518 .851 Valid dan Reliable
P10 37.2333 35.082 .540 .852 Valid dan Reliable
P11 37.0000 38.828 .584 .850 Valid dan Reliable
P12 39.5333 41.223 .503 .858 Valid dan Reliable
P13 39.8333 39.178 .619 .850 Valid dan Reliable
Sumber: Hasil output SPSS
65
B. Profil Responden
Responden yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dosen dan para
pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu dari Fakultas Tarbiyah, Fakultas
Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Sains dan Teknologi. Yang
keseluruhannya berjumlah 100 responden. Di dalam profil responden ini peneliti
mencoba membagi ke dalam beberapa tabel yaitu jenis kelamin, usia responden,
status perkawinan, pendidikan terakhir, jabatan, pendapatan perbulan, dan jenis
nasabah. Uraian profil responden ini di harapkan dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang kondisi responden dan kaitannya dengan masalah-masalah
dan tujuan penelitian.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin F %
1
2
Laki-laki
Perempuan
48
52
48%
52%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Tabel di atas menjelaskan data responden menurut jenis kelamin.
Responden menurut jenis kelamin jelas terlihat begitu berbeda, antara jumlah
responden laki-laki dan responden perempuan. Responden berjenis kelamin
laki-laki dengan jumlah persentase 48%, sedangkan responden berjenis
kelamin perempuan sedikit lebih banyak dengan jumlah presentase 52%. Hal
66
ini berarti responden perempuan lebih mendominasi dari pada responden laki-
laki.
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Usia
No Usia F %
1
2
3
4
5
< 30 tahun
30 - 35 tahun
35 - 40 tahun
40 – 50 tahun
> 50 tahun
18
31
29
15
7
18%
31%
29%
15%
7%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Tabel di atas menjelaskan identitas responden berdasarkan usia, dari
hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 30 sampai
35 tahun lebih mendominasi dengan jumlah presentase sebanyak 31%,
sementara itu responden yang berusia antara 35 sampai 40 tahun berjumlah
sebanyak 29%, dan untuk sisanya yaitu 18% untuk jumlah responden yang
berusia kurang dari 30 tahun, 15% untuk jumlah responden yang berusia antara
40 sampai 50 tahun, serta 7% untuk responden yang berusia di atas 50 tahun.
67
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan
No Status Perkawinan F %
1
2
Menikah
Belum Menikah
77
23
77%
23%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Tabel di atas menjelaskan identitass responden berdasarkan statusnya,
dan dari hasil kuesioner menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah
jauh lebih banyak dengan jumlah presentase 77%, sementara untuk responden
yang belum menikah hanya berjumlah 23%.
Tabel 4.5
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No Pendidikan Terakhir F %
1
2
3
4
5
D3 (Diploma)
S1 (Sarjana)
S2 (Magister)
S3 (Doctor)
Profesor
7
31
46
16
0
7%
31%
46%
16%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang mendominasi
pada identitas responden berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu responden
dengan tingkat pendidikan terakhir S2 (Magister) dengan jumlah presentase
sebanyak 46%, sebagian lainnya dengan jumlah presentase sebanyak 31%
68
untuk responden yang berpendidikan terakhir S1 (sarjana), sementara sisanya
adalah responden dengan pendidikan terakhir S3 (Doctor) yang berjumlah
16%, dan 7% untuk responden dengan pendidikan terakhir D3 (Diploma),
serta 0 % atau tidak ada responden denga pendidikan terakhir Profesor.
Tabel 4.6
Identitas Responden Berdasarkan Jabatan
No Jabatan F %
1
2
Dosen
Pegawai
40
60
40%
60%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang memiliki
jabatan sebagai pegawai berjumlah lebih banyak yaitu dengan jumlah
presentase sebanyak 60%, sedangkan sisanya dengan jumlah presentase
sebanyak 40% untuk responden yang memilki jabatan sebagai dosen.
69
Tabel 4.7
Identitas Responden Berdasarkan Pendapatan Perbulan
No Pendapatan Per bulan F %
1
2
3
4
> Rp. 1.000.000
Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000
> Rp. 3.000.000 - Rp. 5. 000.000
> Rp. 5.000.000
0
48
33
19
0%
48%
33%
19%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Menurut tabel di atas menunjukkan bahwa responden yang lebih
mendominasi adalah responden dengan pendapatan perbulan antara
Rp.2.000.000 sampai Rp.3.000.000 yaitu dengan jumlah persentase 48%,
sedangkan sisanya yaitu sebanyak 33% untuk responden dengan pendapatan
perbulan antara di atas Rp.3.000.000 sampai Rp.5.000.000, dan sebanyak 19%
untuk responden dengan pendapatan perbulan di atas Rp.5.000.000.
Tabel 4.8
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Nasabah
No Jenis Nasabah F %
1
2
3
Bank Konvensional
Bank Syariah
Keduanya
32
21
47
32%
21%
47%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden yang menjadi
nasabah dari bank syariah dan konvensional (Keduanya) lebih mendominasi
70
yaitu sebanyak 47%, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 32% untuk responden
yang menjadi nasabah dari bank konvensional, dan sebanyak 21% untuk
responden yang menjadi nasabah dari bank syariah
.
C. Respon Civitas Akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap
Perbankan Syariah
Dalam penelitian ini, akan di ukur tingkat pengetahuan, respon dan
sikap responden terhadap perbankan syari’ah, hal ini akan di ukur melalui
kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu dosen dan pegawai, dimana
kuesioner tersebut mengukur tingkat pengetahuan, respon dan sikap responden
terhadap perbankan syari’ah. Setelah mengetahui dan mengevaluasi kuesioner,
maka di dapatkan data sebagai berikut:
1. Pengetahuan Dosen dan Pegawai Terhadap Perbankan Syariah
Tabel 4.9
Pengetahuan Responden tentang Bank Syari’ah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Tahu
Tahu
Ragu-ragu
Kurang tahu
Tidak tahu
9
70
11
10
0
9%
70%
11%
10%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
71
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 79% atau dapat dikatakan
hampir seluruhnya dari jumlah responden mengetahui tentang keberadaan bank
syariah.
Tabel 4.10
Pengetahuan Responden Tentang Produk-Produk Yang Ada di Bank Syari’ah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Tahu
Tahu
Ragu-ragu
Kurang tahu
Tidak tahu
6
46
23
20
5
6%
46%
23%
20%
5%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban respon yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 52% atau dapat dikatakan
lebih dari setengahnya dari jumlah responden mengetahui tentang produk-
produk yang ada di bank syariah.
72
Tabel 4.11
Pengetahuan Responden Tentang Sistem Bagi hasil
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Tahu
Tahu
Ragu-ragu
Kurang tahu
Tidak tahu
8
50
23
17
2
8%
50%
23%
17%
2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 58% atau dapat dikatakan
lebih dari setengahnya dai jumlah responden mengetahui tentang sistem bagi
hasil.
Tabel 4.12
Pengetahuan Responden tentang konsep riba
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Tahu
Tahu
Ragu-ragu
Kurang tahu
Tidak tahu
13
61
16
7
3
13%
61%
16%
7%
3%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
73
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 74% atau dapat dikatakan
hampir seluruhnya dari jumlah responden mengetahui tentang konsep riba.
Tabel 4.13
Pengetahuan Responden Mengenai Fatwa MUI
yang Mengharamkan Bunga Bank
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Tahu
Tahu
Ragu-ragu
Kurang tahu
Tidak tahu
11
58
18
13
0
11%
58%
18%
13%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 69% atau dapat dikatakan
lebih dari setengahnya dari jumlah responden mengetahui tentang konsep riba.
74
Tabel 4.14
Pengetahuan Responden Tentang Konsep Bagi hasil
yang Ada/diterapkan Pada Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Mengerti
Mengerti
Ragu-ragu
Kurang Mengerti
Tidak Mengerti
3
46
30
21
0
3%
46%
30%
21%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, terjadi kondisi yang hampir
seimbang, yaitu sekitar 51% dari Dosen dan Pegawai kurang mengerti tentang
konsep bagi hasil yang ada atau diterapkan pada bank syariah, sementara
sisanya yaitu 49% dari Dosen dan Pegawai mengerti tentang konsep bagi hasil
tersebut.
Tabel 4.15
Pengetahuan Responden Tentang Sosialisasi
Yang Dilakukan Oleh Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Baik
Baik
Ragu-ragu
Kurang Baik
Tidak Baik
8
58
30
4
0
8%
58%
30%
4%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
75
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 66% atau dapat dikatakan
lebih dari setengahnya dari jumlah responden meenilai bahwa sosialisasi yang
dilakukan oleh bank syariah telah baik.
2. Respon Dosen dan Pegawai Terhadap Perbankan Syariah
Tabel 4.16
Respon Terhadap Hadirnya Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Kurang Setuju
Tidak Setuju
22
65
13
0
0
22%
65%
13%
0%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 87% atau dapat dikatakan
hampir seluruhnya dari jumlah responden setuju dengan hadirnya bank syariah.
76
Tabel 4.17
Respon Terhadap Sistem Bagi Hasil Yang Ada Pada Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Kurang Setuju
Tidak Setuju
19
55
25
1
0
19%
55%
25%
1%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 74% atau dapat dikatakan
hampir seluruhnya dari jumlah responden setuju dengan sistem bagi hasil yang
ada pada bank syariah.
Tabel 4.18
Respon Terhadap Pandangan Ulama Yang Mengatakan
Bahwa Bunga Bank Konvensional Adalah Haram.
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Setuju
Setuju
Ragu-ragu
Kurang Setuju
Tidak Setuju
12
41
30
15
2
12%
41%
30%
15%
2%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
77
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 50% atau dapat dikatakan
setengahnya dari jumlah responden setuju dengan pandangan ulama yang
mengatakan bahwa bunga bank konvensional adalah haram.
Tabel 4.19
Respon Tentang Kesesuaian Produk-Produk Yang Ada
Pada Bank Syariah Dengan Prinsip Ekonomi Islam.
No Alternatif Jawaban F %
1
2
3
4
5
Sangat Sesuai
Sesuai
Ragu-ragu
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
2
50
47
1
0
2%
50%
47%
1%
0%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 52% atau dapat dikatakan
lebih dari setengahnya dari jumlah responden menilai bahwa produk-produk
yang ada pada bank syariah telah sesuai dengan prinsip ekonomi islam.
78
3. Sikap Dosen dan Pegawai Terhadap Perbankan Syariah
Tabel 4.20
Penggunaan Jasa Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
Ya
Tidak
95
5
95%
5%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 95% atau dapat dikatakan
hampir seluruhnya dari jumlah responden memilih untuk menggunakan jasa
bank syariah.
Tabel 4.21
Pengaruh Dari Fatwa MUI Untuk Menjadi Nasabah Bank Syariah
No Alternatif Jawaban F %
1
2
Ya
Tidak
52
48
52%
48%
Jumlah 100 100%
Sumber: Hasil jawaban kuesioner
Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dari hasil
jawaban responden yaitu Dosen dan Pegawai, sebesar 52% atau dapat dikatakan
79
lebih dari setengahnya dari jumlah responden memilih untuk menjadi nasabah
bank syariah karena pengaruh dari fatwa MUI
D. Analisa Hasil Penelitian
1. Korelasi Rank Spearman
Tabel 4.22
Nonparametric Correlations
Correlations
1.000 .626** .392**
. .000 .000
100 100 100
.626** 1.000 .315**
.000 . .001
100 100 100
.392** .315** 1.000
.000 .001 .
100 100 100
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Correlation Coefficient
Sig. (2-tailed)
N
Pengetahuan
Respon
Sikap
Spearman's rhoPengetahuan Respon Sikap
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Sumber: Hasil output SPSS
Untuk menganalisis korelasi antara variable pengetahuan, respon dan
variable sikap, maka terlebih dahulu melihat kepada pedoman intrepetasi
korelasi agar dapat menafsirkan angka korelasi tersebut.
80
Tabel 4.23
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0 – 0.25 Sangat lemah
> 0.25 – 0.50 Cukup
> 0.50 – 0.75 Kuat
> 0.75 – 1.00 Sangat kuat
Sumber: Ety Rochaety, Metodologi Penelitian Bisnis, hal 180
Berdasarkan hasil dari korelasi pada table 4.22, dapat disimpulkan
bahwa korelasi antara variable pengetahuan dengan variable respon
menunjukkan angka 0.626. Angka tersebut menunjukkan adanya korelasi atau
hubungan yang kuat dan searah antara variabel pengetahuan dengan variabel
respon. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan Dosen dan Pegawai UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, maka responnya pun akan semakin baik dan
positif. Begitu juga sebaliknya, semakin buruk responnya terhadap perbankan
syariah, maka tingkat pengetahuannya pun semakin rendah
Dan untuk mengetahui apakah korelasi tersebut signifikan atau tidak
maka terlebih dahulu menentukan hipotesis sebagai berikut:
� Ho : Hubungan antara kedua variabel tidak signifikan
� H1 : Hubungan antara kedua variable signifikan
Dasar pengamilan keputusan :
� Jika probabilitas < 0.05, maka Ho ditolak.
� Jika probabilitas > 0.05, maka Ho diterima.
81
Hasil perhitungan angka probabilitas hubungan antara variable
pengetahuan dengan respon adalah sebesar 0.000.36
Angka probabilitas 0.000 <
0.05, berdasarkan hipotesis di atas maka Ho ditolak, artinya terdapat korelasi
atau hubungan yang signifikan antara variable pengetahuan dengan variable
respon. Ini berarti, Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
merespon baik dan positif terhadap adanya bank syariah, ini dibuktikan dengan
respon dari mereka yang menyambut baik akan kehadiran bank syariah.
Sedangkan untuk hasil perhitungan korelasi antara variable pengetahuan
dengan variable sikap menunjukkan angka 0.392. Artinya, angka tersebut
menunjukkan korelasi atau hubungan yang cukup antara variabel pengetahuan
dengan variable sikap. Artinya, semakin tinggi tingkat pengetahuan Dosen dan
Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenai perbankan syariah, maka
sikapnya pun akan semakin baik atau positif. Begitu juga sebaliknya, semakin
tidak baik sikapnya terhadap perbankan syariah, semakin rendah juga tingkat
pengetahuannya.
Untuk mengetahui signifikansinya, dapat dilihat dari hasil perhitungan
angka probabilitas hubungan antara variable pengetahuan dengan sikap yaitu
sebesar 0.000. Angka probabilitas 0.000 < 0.05, berdasarkan hipotesis di atas
maka Ho ditolak, berarti terdapat hubungan atau korelasi yang signifikan antara
variable pengetahuan dengan variable sikap. Berarti dapat disimpulkan bahwa
Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merespon positif terhadap
36
Hasil tersebut berasal dari Tabel 4.22, Sig 2 tailed antara pengetahuan dengan respon.
82
adanya bank syariah, ini dibuktikan dengan sikap dari mereka yang bersedia
untuk menggunakan jasa bank syariah.
Dan dari hasil perhitungan korelasi antara variable respon dengan
variable sikap menunjukkan angka 0.315. Angka tersebut menunjukkan
korelasi atau hubungan yang cukup antara variabel respon dengan variable
sikap. Artinya semakin baik respon dari Dosen dan Pegawai UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terhadap perbankan syariah, maka akan semakin baik pula
sikapnya. Begitu juga sebaliknya, semakin tidak baik sikapnya terhadap
perbankan syariah, maka semakin buruk pula responnya.
Untuk mengetahui signifikansinya, dapat dilihat dari hasil perhitungan
angka probabilitas hubungan antara variable respon dengan variabel sikap yaitu
sebesar 0.001. Angka probabilitas 0.001 < 0.05, berdasarkan hipotesis di atas
maka Ho ditolak, Artinya, terdapat korelasi atau hubungan yang signifikan
antara variable respon dengan variable sikap. Ini dibuktikan dengan adanya
sikap Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bersedia untuk
menjadi nasabah dari bank syariah.
83
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah menguraikan analisa pembahasan yang telah dilakukan pada bab-
bab sebelumnya tentang respon civitas akademika UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta terhadap perbankan syariah, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut;
1. Secara umum Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki
tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai perbankan syariah di Indonesia.
Hal ini terbukti dari hasil jawaban mereka yang hampir lebih dari
setengahnya berada pada kategori tahu/mengerti. Tetapi untuk pengetahuan
tentang produk-produk bank syariah dan pengetahuan tentang sistem bagi
hasil masih banyak dari Dosen da Pegawai yang kurang megetahui, terbukti
terdapat sekitar 40% dari Dosen dan Pegawai yang masih kurang megetahui
tentang produk-produk bank syariah dan sistem bagi hasil. Selain itu, terdapat
sekitar 51% dari Dosen dan Pegawai yang belum mengerti tentang konsep
bagi hasil yang ada atau diterapkan pada bank syariah.
2. Begitu juga dengan respon para Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang menunjukkan respon yang baik dan positif terhadap perbankan
syariah. Rata-rata dari mereka merespon baik dan setuju terhadap hadirnya
84
bank-bank syariah di Indonesia. Namun terjadi respon yang cukup negatif dari
Dosen dan Pegawai tentang kesesuaian produk bank syariah dengan prinsip-
prinsip ekonomi islam, hal ini terbukti dengan sekitar 45% dari Dosen dan
Pegawai mengatakan bahwa produk-produk bank syariah masih belum sesuai
dengan prinsip-prinsip ekonomi islam.
3. Untuk sikap para Dosen dan Pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
hampir semuanya memilih untuk menggunakan jasa dari bank-bank syariah
sebagai media untuk menitipkan dan mengelola hartanya. Dengan demikian
mereka telah memberikan dukungan melalu suatu sikap yang nyata untuk
bergabung sebagai shahibul maal dalam bank-bank syariah di Indonesia.
B. SARAN
1. Bank-bank syariah di harapkan dapat memberikan sosialisai secara langsung,
dengan datang ke berbagai perguruan-perguruan tinggi di indonesia
khususnya perguruan tinggi islam dan memberikan pengetahuan secara jelas
tentang apa dan bagaimana bank syariah, baik dari segi operasional, produk-
produk yang ditawarkan, dan juga mekanisme yang dilakukan oleh bank-bank
syariah tersebut.
2. Adanya kerja sama antara perguruan tinggi khususnya perguruan tinggi islam
dengan bank syariah, sehingga pertumbuhan bank-bank syariah di indonesia
dapat mencapai targetya. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa dukungan dari
85
para civitas akademika dari perguruan-perguruan tinggi akan dapat
meningkatkan kemajuan serta perkembangan bank-bank syariah di Indonesia.
86
DAFTAR PUSTAKA
Alqur’anul Karim dan Terjemahannya, Departemen Agama Republik Indoesia.
Ali, M.B.A., MM, Drs.H.Masyhud. Manajemen Risiko. Strategi Perbankan dan
Dunia Usaha Menghadapi Tantangan Globalisasi Bisnis. Jakarta:
PT.Raja Graffindo Persada, 2006.
Ali, Zainuddin. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.
Antonio, M. Syafi’i. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani
Press, 2003.
Bahtiar, “Mendorong Pertumbuhan Perbankan Syariah Dengan Kembali
Kepada Jati Diri.” Diakses pada 27 Mei 2010 dari
http://ifinance.bahtiarhs.net
Dahlan, Abdul Aziz ,dkk. Ensiklopedi hokum Islam. Jakarta; Ikhtiar Baru Van
Hoeve, 1997.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka, 2002.
Edisi ke-3. Cet. Ke-2.
Djazuli, A, dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002.
Hamid, MH, Dr.H. M. Arifin. Membumikan Ekonomi Syari’ah di Indonesia.
Jakarta: komplek al-Nahdlah Pondok Petir Depok, 2008.
Hasibuan, Malayu Sp. Teori dan Praktek Kegiatan Operasional Bank. Jakarta;
CV Mas Agung. 1996.
Irawan, Soehartono, DR. Metode Penelitian Sosial. Bandung; PT Remaja
Rosdakarya, 2004.
Karim Business Consulting, “Prospek Karir di Industri Keuangan Syariah di
Indonesia.” Disampaikan pada Seminar Ekonomi Islam di Binus
Business School, Jakarta, 4 Februari 2010.
Karnaen A. Parwataatmaja dan Syafi’i Antonio. Apa dan Bagaimana Bank
Islam,. Yogyakarta; Dana Bhakti wakaf. 1992.
Kashmir,SE,MM, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2003.
87
Muhlizar, Adietya. “Perbankan Syariah di Indonesia, Kemarin, Hari Ini, dan
Masa Yang Akan Datang” , Disampaikan pada Sharia Economics
Training, Forum Silahturahmi Studi Ekonomi Islam Lampung
(FOSSEIL), Bandar Lampung, 4 Mei 2008,
Muslehuddin, Ph.D, DR.Muhammad. Sistem Perbankan Dalam Islam. Jakarta:
PT.Rineka Citra, 2004.
Nastangin, M. Teori dan Praktek Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti
Wakaf, 1995.
Reza M,” Target 5 Persen Pasar bank Syariah Bisa Tercapai.” Diakses pada
26 Mei 2010 dari
http://www.tempointeraktif.com/hg/perbankan_keuangan/2009/11/10/br
k,20091110-207409,id.html.
Save D, Dagun. Kamus Besar Ilmu Pengetahuan. Jakarta: Lembaga Pengkajian
dan Kebudayaan Nusantara, 1997. Cet ke-1.
Strauss, Anselm and Julius Cobin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif.
Penerjemah Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqin, Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan
Ilustrasi. Yogyakarta: EKONISIA Kampus fakultas UI Yogyakarta,
2004.
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung; Alfabeta, 1999.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta :
PT. Rineka Cipta. 2002. Edisi: Revisi IV. Cet ke 12.
Sumitro, Warkum. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga Terkait (BMUI)
dan Takaful di Indonesia. Jakarta; PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi. Jakarta: Bina Aksara.
September 1998.
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum
Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2007.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2009, Tentang Badan
Hukum Pendidikan.
TABEL HASIL SKOR KUESIONER
Responden Butir Pertanyaaan
Pengetahuan Respon Sikap Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 1 2
1 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 1 42
2 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 1 1 38
3 2 1 1 2 4 2 2 4 4 2 3 0 0 27
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 33
5 4 4 2 4 3 2 3 4 4 3 4 1 0 38
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 1 0 41
7 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 1 1 49
8 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 1 43
9 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 1 43
10 5 2 2 5 5 2 5 5 3 5 3 1 1 44
11 4 2 2 4 2 2 2 5 3 4 3 1 0 34
12 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 1 1 49
13 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 1 1 53
14 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 1 1 48
15 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 1 1 49
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
17 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 42
18 4 4 4 4 2 2 3 5 4 3 3 1 0 39
19 2 2 2 1 2 2 3 4 3 2 3 1 0 27
20 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 1 1 39
21 2 1 2 4 2 2 3 4 3 3 3 1 0 30
22 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 1 1 48
23 2 2 2 2 4 3 5 5 5 3 4 1 1 39
24 4 2 3 5 4 2 3 4 3 3 4 1 1 39
25 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1 1 41
26 4 4 4 2 2 2 4 5 4 3 3 1 1 39
27 4 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 0 0 30
28 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 3 1 0 40
29 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 1 0 42
30 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 1 0 41
31 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 1 0 53
32 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 1 0 43
33 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 1 0 46
34 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 0 40
35 3 2 3 4 3 3 4 4 4 5 4 1 0 40
36 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 1 52
37 4 2 3 4 4 3 4 4 4 5 3 1 0 41
38 4 4 4 5 5 4 4 4 5 4 4 1 1 49
39 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 5 1 1 46
40 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 45
41 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 1 0 55
42 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
43 2 2 2 4 3 2 3 3 4 2 3 1 0 31
44 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 1 1 48
45 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 44
46 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 1 0 40
47 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 45
48 3 2 3 3 3 3 4 4 4 2 3 1 0 35
49 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
50 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 0 52
51 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 1 1 44
52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 45
54 3 2 4 4 3 3 3 4 4 4 3 1 0 38
55 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 4 1 0 45
56 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 1 0 41
57 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
58 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 1 0 52
59 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 1 0 44
60 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 1 44
61 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 1 0 43
62 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 0 43
63 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 0 33
64 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 1 37
65 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 1 0 33
66 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 1 0 52
67 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 1 0 40
68 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 1 1 41
69 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1 0 40
70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
71 5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 1 1 49
72 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 1 43
73 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 1 1 43
74 5 2 2 5 5 2 5 5 3 5 3 1 1 44
75 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 42
76 4 4 4 4 2 2 3 5 4 3 3 1 0 39
77 2 2 2 1 2 2 3 4 3 2 3 1 0 27
78 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 1 1 39
79 2 1 2 4 2 2 3 4 3 3 3 1 0 30
80 4 3 3 4 4 3 4 4 5 4 4 1 1 44
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 1 46
82 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 1 1 45
83 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 1 0 43
84 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 0 33
85 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 1 1 37
86 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 1 0 36
87 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 1 0 48
88 4 2 3 5 4 2 3 4 3 3 4 1 1 39
89 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 1 1 41
90 2 2 2 1 2 2 3 4 3 2 3 1 0 27
91 4 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 1 1 39
92 2 1 2 4 2 2 3 4 3 3 3 1 0 30
93 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 1 0 40
94 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 1 1 41
95 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 1 0 40
96 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2 4 1 1 42
97 4 4 2 2 4 2 4 4 4 3 3 1 1 38
98 2 1 1 2 4 2 2 4 4 2 3 0 0 27
99 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 0 0 33
100 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 1 1 51