2

DAFTAR ISI

Laporan Utama

DPRD Jabar Terjun LangsungAwasi Program Rutilahu

4

8 KOMISI I DPRD Jabar TinjauATR BPN Cirebon

Laporan Khusus

22 DPRD Jabar Gelar Paripurna IstimewaPenyampaian Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat

28 Ketua DPRD Jabar :Jaga Komitmen Untuk Mewujudkan Visi Misi

30 DPRD Jabar Bangkitkan PerekonomianMelalui Perda Kewirausahaan

34OpiniJalin Kerjasama Dengan BNNDPRD Jabar Siap Dukung UpayaPemberantasan Peredaran Narkoba di Jawa Barat

Redaksi menerima kiriman artikel/ berita aktual seputar layanan publik dan aparatur Negara da-lam bentuk CD/ Flashdisk, print out karya tulis yang dikirimkan, diketik dalam spasi rangkap. Sedangkan naskah tulisan harap disertai pas poto berwarna, dan foto copy identitas yang masih berlaku. Tulisan yang dimuat memiliki bo-bot, dan sesuai dengan misi Majalah BEWARA. Naskah dikirim ke alamat redaksi BEWARA dengan alamat sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat, Jl. Diponegoro No. 27 Bandung.

PEMBINA UMUMPimpinan DPRD Provinsi Jawa Barat

PENANGGUNG JAWABDrs. H. Daud Achmad (Sekretaris DPRD)

PIMPINAN REDAKSIYedi Sunardi, SE, MM

(Kabag Humas & Protokol)

REDAKTUR PELAKSANAAry Heriyanto, S.STP., MM

(Kasubag Publikasi & Informasi)

REDAKTURHermansyah, S.Sos, Donny Firmansyah.

SAP, Utti Kaniawati, S.Sos, Anne Dwi Swining S. Amd, Yeni Saptiani. Amd, Moch

Hafidz SH.

SEKRETARIS REDAKSIDenny Ahmad Sumirat S.STP

ANGGOTA REDAKSIAriez Riza Fauzy. S.Ikom

Yoggi Darwis, S.Sos.

FOTOGRAFERBudi Purnaman, SE

Allan Karamy Ruhiyat, STGugi Miraj Parsina Y., SH

Tri Angga Putra., Amd Addy Firmansyah. ST

LAYOUTTedy Nurjaman, ST.Sn

Adrian Yuhendi Putra, ST

DESAIN GRAFISIin Solihin, ST.Sn

Rizky Ramdhani S, S.Tr.Sn

ALAMAT REDAKSIHumas & Protokol

Sekretariat DPRD Provinsi Jawa BaratJl. Diponegoro No. 27, Bandung 40115

Phone: (022)87831045 - (022)87831047Fax : (022)87831049

Email: dprd@jabarprov.go.id humas.dprdjabar@gmail.com

3

emerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat konsen untuk meningkatkan dan mengembangkan program rumah tidak layak huni (Rutilahu) di Jawa Barat terutama bagi kalangan menegah ekonomi ke bawah. Dalam skemanya, pembangunan rutilahu di Provinsi Jabar akan dibiayai oleh APBN, APBD Provinsi Jabar, APBD kabupaten/kota setempat, dan swa-daya masyarakat. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) mendata,

hingga Oktober 2018 ini program rutilahu sudah melampaui dari target 100 ribu unit rutilahu.Realisasi perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) di seluruh Jawa Barat hingga saat ini telah mencapai 178.500 unit. Hal ini melebihi target yang ditetapkan pemer-intah Provinsi Jabar yaitu 100.000 unit.Salah satunya, daerah yang mendapat bantuan program Rutilahu yaitu Desa Rawa Mekar, Kabuoaten Subang, Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi dan masih banyak kabupaten lainnya yang belum termonitoring. Dinas Pemukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat sebagai pelaksanan dan pen-anggung jawab program tersebut sangat berperan penting. Di Kabupaten Subang terdapat 40 ribu unit rumah yang dikategorikan tidak layak huni. Namun saat ini kriteria program rutilahu tersebut masih pada masyarakat berpenghasilan rendah. Sehingga program ini masih sangat dibutuhkan secara berkesinambungan, mengin-gat masih banyaknya unit rumah yang tidak layak huni.Bukankah ini sebagai langkah program yang sangat positif untuk senantiasa diduku-ng oleh semua pihak yang berkepntingan. Bukan hanya untuk kepentingan sebagian kalangan tertentu berkaitan dengan banyaknya proyek pengadaan untuk perbaikan rutilahu itu sendiri. Tetapi mau tidak mau kita semua masyarakat harus saling men-dukung dan mendorong untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat. Kedepan, kita tinggal menunggu target atau program pemerintah dibawah kepem-impinan Gubernur Jabar terpilih Mochammad Ridwan Kamil mengenai program ru-tilahu ada penambahan target atau tidak. Sebagai pelaksana program rutilahu kami harus siap untuk membantu. Program ini terus berjalan dengan skema yg lebih ban-yak dengan segmentasi masyarakat yang berpenghasilan rendah ***

Yedi Sunardi, SE, MMPemimpin Redaksi

p

Pengantar Redaksi

Program Rutilahu Semakin Perlu

4

ewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) beser-ta Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menun-juk secara langsung fasilitator untuk men-

gatur serta mengawasi penggunaan dana bantuan yang akan diberikan kepada penerima program pemban-gunan Rutilahu.Hal tersebut diungkapkan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Pur-

LAPORAN UTAMA

DPRD Jabar Terjun Langsung Awasi Program Rutilahu

d “Kemarin ada diskusi kita dengan dinas terkait rutilahu ini, terkait adanya rencana perubahan pagu anggaran. Karena ketika kita melihat di daerah-daer-

ah ada tiga pembangunan rumah yang dilakukan sejak awal sehingga kebutuhannya semakin tinggi”

wadewi Sundari saat melaksanakan monitoring Program Pembangunan RumahTak Layak Huni (Rutilahu) ber-sama Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat di Desa Sutawagi, Kabupaten Majalengka, Rabu (3/10/2018).Ketua DPRD yang karib disapa Teh Ineu tersebut mengatakan, program Pembangunan Rutilahu disambut baik oleh masyarakat Jawa Barat.“Kalau kemarin kita melihat program Rutilahu di daerah perkotaan hari ini kita bisa bandingkan bagaimana pro-gram Rutilahu ini diimplementasikan di daerah pedesaan, ternyata antu-sias dari masyarakat penerima bantu-an sangat luar biasa” kata Ineu.Ineu menyatakan, pihaknya bersama Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menunjuk masyarakat setempat un-tuk mengatur dan mengawasi peng-gunaan dana bantuan yang diperun-tukan untuk pembangunan Rutilahu.Dalam Program Rutilahu, masyarakat penerima bantuan menerima dana sebesar 13,5 Juta hingga 15 Juta Rupi-ah untuk setiap pembangunan 1 unit rumah. Ineu menambahkan saat ini DPRD dan dinas terkait telah melakukan di-skusi lebih lanjut terkait rencana pe-rubahan anggaran program Rutilahu. “Kemarin ada diskusi kita dengan di-nas terkait rutilahu ini, terkait adanya rencana perubahan pagu anggaran. Karena ketika kita melihat di daer-ah-daerah ada tiga pembangunan rumah yang dilakukan sejak awal se-hingga kebutuhannya semakin tinggi” ujarIneu.Kedepan diharapkan dengan bertam-bahnya pagu anggaran Rutilahu men-jadi 17 Juta Rupiah per 1 unit rumah dapat memberikan dampak positif dan sebagai salah satu upaya perce-patan pembangunan Rutilahu di Jawa Barat.“Kita berharap apabila ada tambahan anggaran Rutilahu dari 13 Juta menja-

di 17 Juta Rupiah setidaknya pemba-ngunan Rutilahu menjadi lebih baik.Tinggal bagaimana setelah ini ada pemberdayaan ekonomi sehingga bisa berjalan dengan pembangunan di desa-desa” kata Ineu.Sehingga dengan rencana tersebut diharapkan, dapat mewujudkan fasil-itas kesehatan rumah tangga yang lebih baik dan sehat bagi masyarakat Jawa Barat.“Mereka berharap program ini tetap ada, karena banyak masyarakat yang masih membutuhkan perbaikan un-

tuk rumahnya. Kami berharap Pemer-intah Provinsi bisa fokus terhadap program ini dapat terus berjalan, pe-nataan lingkungan kumuh harus terus diperhatikan. Sehingga dapat men-dorong perekonomian di desa-desa seperti harapan kita bersama” pung-kas Ineu.

Komisi IV DPRD Jabar: Rutilahu PR Bagi Emil-UuWakil Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Jawa Barat Daddy Rohanady menya-takan bahwa perbaikan rumah tidak

5

6

layak huni (rutilahu) merupakan salah satu program yang menjadi pekerjaan rumah bagi Gubernur Ridwan Kam-il dan Wakil Gubernur UU Ruzhanul Ulum. Hal itu diungkapkannya ketika memimpin kunjungan kerja di Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabu-paten Garut pada Rabu (5/9/2018).Rombongan diterima Kepala Desa Mekarsari, Ketua LPM, Babinsa, Camat Selaawi, Danramil, serta Ka-polsek Selaawi-Limbangan. Hadir pula perwakilan dari Dinas Perumah-an dan Permukiman (Perkim) Provinsi Jawa Barat. Pada pertemuan itu dibahas masalah pelaksanaan rutilahu di Kabupaten Garut, khususnya terkait jumlah dan besar bantuan yang diberikan Pem-prov Jabar. “Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Barat disepakati bahwa besarnya bantuan rutilahu masing-masing ada-lah Rp 15.000.000 untuk rutilahu di wilayah perkotaan. Adapun besaran bantuan untuk program yang sama di kabupaten adalah Rp 13.500.000 per rumah,” ujar Daddy.

Pada tahun 2017, Kabupaten Garut mendapat perbaikan rutilahu dari Pemprov Jabar sebanyak 552 unit. Jumlah tersebut tersebar di 29 desa di 24 kecamatan. Rata-rata setiap desa memperoleh bantuan seban-yak 18 unit rumah, termasuk Desa Mekarsari. Padahal, angka tersebut belum seberapa jika dibandingkan dengan kebutuhannya. Di Kecamatan Selaawi saja tidak kurang dari 500 rumah yang membutuhkan bantuan perbaikan.“Angka tersebut masih logis meng-ingat dari sisi IPM Kabupaten Garut berada di peringkat 25 tahun 2015 (63,21 poin) dan tahun 2016 (63,64 poin). Demikian pula pada tahun 2017, IPM kabupaten yang terkenal sebagai penghasil dodol dan pen-golahan kulit tersebut hanya 64,52 poin --juara kedua dari bawah setelah Kabupaten Cianjur. Jadi, wajar kalau Garut termasuk kabupaten yang di-prioritaskan (untuk mendapat bantu-an rutilahu),” imbuh Daddy.Pada tahun 2017 program rutilahu di jabar masih ditangani oleh dua instansi. BPMPD menangani 6.000

unit untuk rutilahu di wilayah kabu-paten. Sementara itu, Dinas Perkim menangani 2.000 unit yang berada di wilayah kota. Masing-masing ru-tilahu tersebut menerima bantuan Rp13.500. Pada tahun 2018 jum-lahnya meningkat memjadi 20.000, 14.000 unit di kabupaten dan 6.000 unit di kota. Nilai bantuan yang diber-ikan tetap sama dengan tahun sebel-umnya. Saat ini masih dalam proses pencairan dana.Pada tahun 2019 target jumlah ban-tuan rutilahu justru turun menja-di 10.000 unit. Selain karena faktor anggaran yang tersedia, hal itu dis-esuaikan dengan keterbatasan be-berapa hal yang berkaitan dengan verifikasi di lapangan.“Kami berharap baik jumlah unit maupun besaran anggaran untuk pro-gram ini dapat ditambah pada APBD murni Tahun Anggaran 2019 yang akan segera dibahas,” pungkas Dad-dy yang merupakan Wakil Ketua DPD Gerindra Jabar dan berasal dari Dapil Cirebon-Indramayu tersebut.

LAPORAN UTAMA

7

8

KOMISI I DPRD Jabar Tinjau ATR BPN Cirebon

LAPORAN UTAMA

omisi I DPRD Provinsi Jawa Barat mendorong ATR BPN Kota Cirebon untuk menginventarisir data warga yang mera-

sa dirugikan oleh opini masyarakat tentang status kepemilikan Aset milik Pemprov Jabar. Anggota Komisi I DPRD Jabar, M Iqbal meminta klarifikasi dari ATR BPN Kota Cirebon berkaitan dengan lahan milik Pemprov Jabar di kawasan Ampera. Pasalnya, dari informasi bahwa lahan tersebut diblokir sehingga tidak ada pihak manapun yang bisa mengklaim-kan atas lahan tersebut. Termasuk ra-tusan rumah warga yang berada dia-tasnya tidak bisa diagunkan maupun diperjualbelikan. Karena itu, komi-si akan mengkaji lebih dalam atas sengketa lahan tersebut ke berbagai pihak terkait. Sekarang saja didalam pembebasan lahan untuk bandara yang dicatat oleh BPN Majalengka itu 980 yang sudah tercatat jumlahnya kemudian akan di sertifikatkan, tetapi dari biro aset dari provinsi kita sendiri hanya mencatat 940, kemudian dari

perhubungan yang membayar tanah lain lagi, nah ini tidak ada sinkroni-sasi. Pihaknya memfokuskan ke ATR BPN Kota Cirebon lantaran adanya desakan dari kelompok masyarakat yang akan beraudiensi dengan DPRD provinsi jawa barat berkaitan dengan keberadaan status lahan di gunung sembung. Jadi 2000 orang mau kesa-na, tetapi tidak jadi. Saya ingin bata-si saja dengan pandangan dari BPN itu sendiri dalam eksistensi gunung sembung itu sendiri karena sudah dibilang ini sudah menjadi salah satu kawasan nasional. Hari ini kalau tidak salah sudah ada dana pembebasan tetapi masih disimpan di pengadilan. “Saat itu masih banyak tanah yang belum tersertifikasi setelah fakani-sasi, karena pada saat otonomi daerah dari kementrian ada yang dilimpahkan ke provinsi. Pada saat pelimpahan dari kementrian perbu-ruhan umpamanya, dari kementrian kesehatan umpamanya. Nah ini dari beberapa kementrian pada saat oto-nomi daerah dilimpahkan kepada pe-merintah provinsi sehingga pada saat

kita meng-crosscheck tentang status gunung sembung, di satu sisi bahwa pemerintah provisi mengklaim bahwa itu adalah aset provinsi,” ujar Iqbal di Kantor ATR/BPN Kota Cirebon, Senin (10/9/2018). Pada awal 2016, lanjut dia, dewan berkunjung ke gunung sembung, sia-pa pengelolanya yang menguasai fisik pada waktu itu dari pengelelolaan fisik, sudah beralih kepengurusan be-berapa periode yang terakhir pada waktu itu kita tanya, jadi ada masukan retribusinya kemana. Koperasi pada waktu itu memberikan kontribusinya itu kepada yayasan Korpri Bina Mar-ga. Dari saat kita cek sampai saat ini tidak ada jawaban, berapa nominal yang diterima dari koperasi sebagai pengelola tanah gunung sembung ke yayasan korpri. Berkembangnya informasi, bahwa gunung sembung itu ada orang yang mengklaim sudah memiliki sertifikat. Sehingga hal itu dinilai perlu untuk mengecek tentang kebenarannya, karena bagaimana pun juga masalah dukungan pertana-han itu adanya di BPN.

k

9

“Karena ada beberapa informasi juga bahwa sekarang itu sangat potensial, makanya dikelola oleh koperasi pada waktu itu. Purwakarta, Karawang ke-sana itu kalo didalam peta pemban-gunan nasional merupakan termasuk kawasan rencana induk pembangu-nan industri berskala nasional. Seh-ingga kehadiran kami ini, Jawa Barat sudah mau bikin perda pengelolaan aset daerah, data yang otentik yang super objektif itu adanya di BPN,”

ucap Iqbal. Sedangkan, klarifikasi dari Kepala ATR BPN Kota Cirebon, Andi Kanda-dio menyebutkan, status tanah lahan tersebut sebetulnya bukan diblokir hanya saja menunggu surat dari ke-menterian agraria perihal tanah tersebut. Namun sayangnya hingga saat ini surat tidak kunjung ada. Se-hingga, proses untuk mengurusnya pun akan memakan waktu.Dia menjelaskan, secara aspek hu-

kum buku tanah itu tidak ada catatan-nya, karena sudah diajukan ke beber-apa OPD yang waktu itu mengelola aset, tetapi ternyata pencatatannya itu tidak dilakukan oleh Dinas Tena-ga Kerja. Sehingga yang seharusnya persoalan tersebut harusnya sudah clear, artinya clear itu kalau seka-rang Pemerintah Provinsi Jawa Barat menginventarisir semua aset yang bentuknya tanah, ini harus jelas dulu. Seperti gunung sembung kasusn-

“Karena ada beberapa informasi juga bahwa sekarang itu sangat potensi-al, makanya dikelola oleh koperasi pada waktu itu. Purwakarta, Karawang kesana itu kalo didalam peta pembangunan nasional merupakan termasuk

kawasan rencana induk pembangunan industri berskala nasional. Sehingga kehadiran kami ini, Jawa Barat sudah mau bikin perda pengelolaan aset daer-

ah, data yang otentik yang super objektif itu adanya di BPN,”

10

ya sama seperti ampera, sudah ber-setifikat atasnama warga. “Sehingga provinsi sendiri mengklaim atas lahan tersebut sebagai aset provinsi, tetapi pada waktu itu dito-lak operasi oleh lembaga koperasi, karena retribusinya setor ke yayasan konkrit PNUU Jatina Marga. Jadi be-rarti diklaim di kita retribusi koperasi ke yayasan konkrit, tetapi di satu sisi bahwa tanah itu sudah bersertifikat atas nama A,B,C,” terang Andi.Selain itu, Andi memaparkan perso-alan tanah yang berada dikawasan karesidenan Cirebon tersebut. Status tanahnya itu awal dari tanah negara, 2 sertifikat, 140 bidang berdasarkan sk kanwil provinsi Jawa Barat, perta-ma kali tahun 1983, lalu 5 bidang atas nama bjbbni, karena daerah strategis. Sekarang hak pakai atas nama pemer-intah Kota Cirebon. Jadi tahun 1983 itu sudah keluar sertifikat, lalu tidak ada masalah keluar sertifikat. Pada tahun 1999, dari dinas tenaga kerja ada pemberitahuan bahwa komplek itu merupakan aset pemprov , surat-nya tahun 2001 awalnya tahun 1999

tercatat KIB tetapi belum lapor tahun 1999 itu, padahal tahun 1983 itu su-dah keluar sertifikat. Ini kita dapatkan dari surat mereka, jadi tahun 1999 itu ada KIB, dampak terhadap kantor itu tahun 2001 setelah surat wakil kepala dinas itu yang menyatakan bahwa itu adalah aset pemprov.“Jadi sementara ini, opininya bukan dibentuk oleh BPN tetapi oleh mas-yarakat sendiri , jadi saya datang opi-ni itu sudah ada. Jadi kalo bapa beli tanah, itu tidak ada satu pun notar-is yang mau disini, dia tidak pernah menanyakan ke kita ke BPN . Dan se-cara hukum saya akan memperlihat-kan buku tanah itu dalam keadaaan bersih tidak ada catatan blokir secara aspek hukum. BPN itu belum bisa memblokir karena belum dijawab su-ratnya, disuruh menempuh prosedur yang berlaku, jadi tenaga kerja per-mohonan untuk pemblokiran ber-dasarkan historis tanahnya, surat ke sini baru nanti yang berhak mem-blokir itu pengadilan, itu pun ada waktunya, tidak selamanya,” papar Andi.

Andi pun menjelaskan soal aula yang hingga kini tidak bisa dipergunakan untuk kepentingan umum maupun komersil lantaran persoalan sengke-ta. Sehingga, pihaknya menggunakan gedung tersebut sebagai data center peningkatan kualitas, jadi itu peta se-belum reposisi, jadi kondisi di kantor pertanahan di seluruh Indonesia ke-mungkinan seperti begitu. Artinya, tidak menutup kemungkinan peta itu ada dimana- mana karena dulu man-ual sekarang digital. Kondisi saat ini di BPN Cirebon hampir 80 persennya sudah bersertifikat. Inventarisasi ini untuk menertibkan secara admnistra-si agar tidak ada kasus serupa ampera di wilayah lainnya di Kota Cirebon“Nah kita rapihkan seluruhnya supaya tidak ada ampera-ampera lain. Nanti begini, jadi bidang tanah itu tersusun rapih, target 20 persen dari Pak Men-teri selesai tahun depan. Saya sudah pencanangan dengan pj walikota, ha-rus selasai 100 persen menjadi kota lengkap sertifikat pertama di Indone-sia,” harapnya.

11

etua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwade-wi Sundari menghadiri sekaligus memberikan sambutan pada Acara Pengesahan/Penguku-

han Pengurus Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Sekretar-iat DPRD Provinsi Jawa Barat Masa Bhakti 2018-2023, di Lobby Ruang Rapat Paripurna DPRD Provinsi Jawa Barat, Kamis (20/9/2018).“Saya mengapresiasi atas telah di-kukuhkannya PWRI Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat. Saya pun ber-harap PWRI Sekretariat DPRD Provin-si Jawa Barat dapat terus menjaga silaturahmi, dan dapat memberikan masukan-masukan kepada Sekretar-iat DPRD Provinsi Jawa Barat” ucap Ineu kepada wartawan.

Lebih lanjut Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat yang karib disapa Teh Ineu tersebut berharap dengan pengala-man, informasi, dan jaringan yang dimiliki oleh PWRI Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat sapat bermanfaat untuk membentuk kegiatan-kegiatan yang positif, dan bermanfaat bagi kel-uarga besar PWRI Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Bara dan masyarakat pada umunya.“Tanpa mereka DPRD Provinsi Jawa Barat tidak akan berjalan baik” ujarn-ya.Sementara itu Ketua PWRI Jawa Barat Danny Setiawan dalam kesempatan yang sama menjelaskan, saat ini pi-haknya tengah mendorong OPD di Provinsi Jawa Barat untuk memben-tuk keorganisasian paguyuban. “Saya sedang mencoba bagaimana

unit-unit PWRI di OPD Provinsi Jawa Barat termasuk di Sekretariat DPRD Provinsi Jawa Barat untuk memban-gun keorganisasian paguyuban. Dari lima belas sekarang sudah menjadi dua puluh dari jumlah OPD di Jawa Barat yang mencapai 40 OPD” ungkap Danny.Danny menjelaskan, saat ini PWRI di Jawa Barat selain menjadi wadah un-tuk bersilatutahmi, kini PWRI dituntut untuk proaktif. Selanjutnya menurut Danny PWRI Jawa Barat tengah men-jalankan program kerja yang terfokus dalam berbagai sektor.Danny pun mengucapkan terimakasih atas dukungan yang telah diberikan oleh DPRD Provinsi Jawa Barat terha-dap PWRI di Jawa Barat.

Teh Ineu Berharap PWRI Sekretariat DPRD Jabar Dapat Memberikan KoNtribusi Positif

k

12

LAPORAN KHUSUS

aporan Keterangan Per-tanggung Jawaban (LKPJ) Akhir Masa Jabatan (AMJ) Gubernur menjadi refe-rensi bagi DPRD Provinsi

Jawa Timur. Karena itu, DPRD Prov Ja-tim berkonsultasi terkait hal tersebut ke DPRD Provinsi Jawa Barat. Wakil Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Irfan Suryanagara mengatakan, Jawa Barat telah menyelesaikan LKPJ AMJ gubernur masa jabatan 2013 – 2018.Politisi dari Fraksi Demokrat itu menambahkan, pembahasan ber-langsung cukup lama hampir dua bu-lan mengingat periode akhir dari Gu-bernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.“Kita harus mengapresiasi sinergitas Pemprov Jabar dengan DPRD-nya,

sehingga LKPJnya pun dapat menjadi acuan bagi daerah provinsi lainnya,” ujar Irfan usai menerima kunjungan kerja di Gedung DPRD Prov Jabar, Jalan Diponegoro no. 27, Kota Band-ung, Jumat (21/9/2018).Dia menambahkan, realisasi janji - janji gubernur terdahulu harus men-jadi perhatian dalam penyusunan LKPJ AMJ agar menjadi catatan bagi pemimpin selanjutnya. Sebab, bera-khirnya masa jabatan gubernur tidak serta merta target pembangunan dan program Pemprov Jabar dikatakan selesai atau berhasil.“Kalaupun ada yang belum terealisasi harus dilanjutkan oleh gubernur se-lanjutnya untuk lebih ditingkatkan,” katanya.

Anggota Banmus DPRD Provinsi Jawa Timur, Subianto mengatakan, sharing dilakukan ke DPRD Jawa Barat dikare-nakan Jawa Barat telah menyele-saikan laporan keterangan pertang-gung jawaban lkpj akhir masa jabatan gubernur periode 2013 – 2018. Shar-ing dilakukan agar dokumen LKPJ AMJ Gubernur Jawa Timur yang akan be-rakhir pada februari 2019 bisa men-jadi acuan.“Ini sangat penting bagi kami, as-pek administrasinya boleh jadi sama seluruh provinsi di Indonesia. Tetapi substansi dan mekanismenya yang akan kita pelajari dari DPRD Jabar ini,” tandas Subianto.

Ke Jabar, Banmus DPRD Jatim Konsultasikan LPJ Gubernur AMJ Periode 2013-2018

l

13

etua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengapresiasi TNI dan Polri yang telah berhasil melakukan pen-

gamanan Pilkada Serentak dan Pilgub Jawa Barat, serta Asian Games 2018 sehingga kedua kegiatan tersebut dapat berjalan baik serta lancar.Selain itu Ineu berharap kondusifitas tersebut dapat berlanjut pada Pileg dan Pilpres pada tahun 2019.“Terkait Pilpres dan Pileg kami ber-harap bisa berjalan dengan baik, lan-car tidak ada halangan apapun, tadi kami sudah mengecheck kesiapan personil serta kendaraan yang ada” ungkap Ineu usai menghadiri Aple

Gelar Pasukan Mantap Brata yang berlangsung di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Rabu (19/9/2018).Ineu berharap, semoga kondusifitas yang telah tejadi dapat terus diper-tahankan oleh TNI dan Polri.“Semoga ini menjadi modal TNI dan Polri untuk bisa mengoptimalkan kondusifitas keamanan di Jawa Barat dalam rangka Pileg dan Pilpres yang akan datang” kata Ineu.Ineu berharap sinergitas yang telah terjalin antara TNI dan Polri dalam menjaga kondusifitas dapat terus dilakukan, Ineu pun menghimbau kepada seluruh element masyarakat untuk turut ikut serta dalam menjaga kondusifitas jelang Pileg dan Pilpres

2019.“Bagaimanapun Jawa Barat selalu menjadi sorotan dengan jumlah pen-duduk yang banyak, jika pelaksanaan Pilkada Serentak dan Pilgub bisa ber-jalan lancar tentunya Pileg dan Pilpres tahun depan dapat berjalan dengan baik” ujar Ineu.“Harus ada komitmen bersama da-lam menjaga netralitas disamping kita bersama-sama menjaga kondu-sifitas pelaksanaan Pileg dan Pilpres pada tahun 2019” pungkas Ineu.

Hadiri Apel Mantap Brata Ketua DPRD Jabar Apresiasi Kondusifitas Pilkada

Serentak dan Asian Games di Jawa Barat

k

Ke Jabar, Banmus DPRD Jatim Konsultasikan LPJ Gubernur AMJ Periode 2013-2018

14

PRD Provinsi Jawa Barat mendorong dinas ter-kait untuk mempercepat pembangunan dan pem-benahan Unit Pelaksana

Teknis Dinas (UPTD) Balai Panti Jom-po Tresna Werdha Ciparay, di Kabu-paten Bandung.Anggota Komisi V DPRD Provinsi Jawa Barat, Tati Novianti mengatakan, perubahan dari segi pelayanan dan penambahan anggaran untuk UPTD balai panti jompo lanjut usia Tresna Werdha . 150 rumah panti jompo memiliki dua pantry dua ruang per-

temuan dan satu mesjid sebagai sa-rana ibadah. Salah satu unggulan dari panti jompo tersebut ialah adanya produk hasta karya yang dihasilkan dari para penghuni jompo. Diantaran-ya berupa dudukuy (Topi bertani-red), vas bunga, hiasan lentera lampu dan lukisan serta hasil rajutan.“Kami sangat mengapresiasi atas ha-sil karya dari para lansia ini. Meski-pun bukan untuk dikomersilkan, han-ya sebagai pajangan atau souvenir, “ ujar Tati di Balai Panti Jompo Tresna Werdha Ciparay, Kabupaten Band-ung, Kamis (27/9/2018).

Dia menambahkan, kebutuhan yang tidak kalah penting yang harus di-dorong ialah pengadaan sarana am-bulan di panti tersebut. Pengadaan-nya sangat penting sebagai sarana darurat maupun kebutuhan lanjutan jika terdapat penghuni panti yang sakit. Tetapi, sebelumnya komisi juga sangat mendorong untuk difasilitasi maupun renovasi untuk klinik yang sudah ada namun tidak representatif. “Kebutuhan ini sangat mendasar, se-lain usianya yang sudah pada lanjut, juga khususnya untuk klinik perlu ada tenaga yang profesional untuk mem-

DPRD JABAR DORONG PENAMBAHAN ANGGARAN PANTI JOMPO

d

LAPORAN KHUSUS

15

bantu perawatan penghuni panti,” katanya.Sementara itu, anggota Komisi V lainnya, Sahromi menyoroti masalah kesenian dan ke-budayaan sebagai sarana menyalur-kan hobi ataupun sarana hiburan se-lain beribadah ten-tunya. Pasalnya, se-cara fisik memang sudah tidak prima, tetapi untuk olah-raga dapat melalui seni gerak atau tar-ian-tarian.“Memang sudah lansia, tetapi tidak ada salahnya un-tuk menjaga kebugaran para lansia tersebut dapat diselangi dengan kes-

enian,” singkat Sahromi.Kepala Balai UPTD Panti Jompo Treas-

na Werdha Provinsi Jawa Barat, Adang Sahrimin mengemukakan agar tidak ada susulan anggaran yang dipangkas

mengingat kebutuhan yang sangat penting untuk memenuhi para lansia

tersebut. Pasalnya, hampir di setiap UPTD Panti Jompo di Jabar memiliki permasalahan yang sama. Kurangnya Sumber Daya Ma-nusia (SDM), sarana dan prasarana yang kurang representa-tif hingga masalah minimnya angga-ran.“Saya berharap ti-dak ada pemang-kasan anggaran tanpa melihat kebu-tuhan dasar, tentu

dalam hal ini perlu kajian serius untuk menguatkan kebutuhan yang harus terpenuhi,” tandas Adang.

“Kami sangat mengapresiasi atas hasil karya dari para lansia ini. Meskipun bukan untuk dikomersilkan, hanya sebagai pajan-

gan atau souvenir, “

PRD Provinsi Jawa Barat mengapresaisi Polda Jabar yang menginisiasi untuk menyerukan Pilkada damai. Hal itu tidak

lepas dari keberhasilan dalam men-gamankan pesta demokrasi pada Pil-gub Jabar Juni 2018 lalu. Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Syahrir, SE mengatakan, ini-siatif Polda Jabar perlu diapresiasi yang mengedepankan pilkada damai, aman dan kondusif. Terlebih untuk perhelatan Pilpres dan Pileg 2019 mendatang. Terlebih, deklarasi Pil-pres dan Pileg Aman dan Kondusif yang digagas Polda Jabar mengun-dang para tokoh penting dan para to-koh politik di Jabar.“Ini langkah yang positif untuk semua pihak. Apalagi, para petinggi par-tai politik dan sejumlah ormas yang menjadi undangan dari Polda Jabar,” ujar Syahrir di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Rabu (12/9/2018).

Politisi dari Fraksi Partai Gerindra itu menyebutkan, dukungan anggaran yang cukup besar kepada KPU Jawa Barat diharapkan dapat menunjang kondusifitas pesta demokrasi pada 2019 mendatang. Selain itu, sinergi-tas TNI dan Polri juga tidak kalah penting dalam pengamanan Pilpres dan Pileg 2019 yang sangat dibutuh-kan bagi masyarakat. Sehingga, ting-kat partisipasi masyarakat terhadap keikutsertaannya sebagai pemilih dapat meningkat.“Kita berharap penyelenggaraan Pil-pres dan Pileg 2019 dapat berjalan dengan aman dan kondusif seperti pilgub Jabar kemarin,” katanya.Kapolda Jawa Barat, Irjen Agung Budi Maryoto berharap situasi Pilpres dan Pileg bisa sama seperti pilkada seren-tak 2018.“Tentunya petugas dari polri akam ditambah dan berkerjasama dengan TNI serta stakeholder lainnya. Saya meyakini kebersamaan kita, bersa-ma Kodam III Siliwangi bisa melak-sanakan,” kata Agung .

Agung menjelaskan, masyarakat Jawa Barat diyakini lebih mengutamakan kepentingan bersama dibanding kelompok. Dia pun mengimbau ke-pada masyarakat agar tetap mencip-takan situasi aman dan kondusif.“Mari sama-sama bersinergi untuk membangun menciptakan situasi saat Pilpres dan Pileg di Jabar nanti agar terus dan selalu aman dan kon-dusif,” jelas Agung.Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya telah berkomitmen dengan kepolisian dan TNI agar Pilpres dan Pileg 2019 mendatang kondusif. Pemerintah pun mendukung penuh langkah polri dan TNI dalam rangka pengamanan.“Saya apresiasi Kapolda, pertama kita komitmen agar Pileg dan Pilpres 2019 ini aman kondusif seperti Piilkada 2018. Kami akan mendukung dari sisi anggaran dan koordinasi memastikan kondusifitas menjadi modal dan dija-ga sampai 2019,” kata Emil.

DPRD Jabar Mengapresiasi Dan Mendukung Pilkada Damai, Aman Dan Kondusif

d

16 Majalah BEWARA Edisi MARET 2018

LAPORAN KHUSUS

17

ewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat mengapre-siasi atas digagasnya program Jabar Quick

Response oleh Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil, dan berharap den-gan hadirnya program tersebut dapat menjawab permasalahan-permasala-han kemanusiaan di Jawa Barat.Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari menjelaskan bahwa program seperti sebelumn-ya sudah dilakukan oleh Organisa-si Perangkat Daerah (OPD) di Jawa Barat, tetapi dengan hadirnya Jabar Quick Response ini pelaporan tidak hanya mengenai pelayanan publik na-mun dapat mengenai permasalahan kemanusiaan yang bersifat emergen-cy sehingga pemerintah dapat hadir diantara masyarakat.“Bagi kami (DPRD) respon yang ce-pat ini sangat baik karena jika di kami hampir setiap saat selalu ada masu-kan-masukan dan aduan-aduan yang tidak hanya berkaitan dengan per-

masalahan pelayanan publik, tetapi kepada permasalahan pribadi yang menyangkut pada nilai kemanu-siaannya tentunya mereka perlu ada respon untuk bisa segera mencari-kan solusinya” kata Ineu usai meng-hadiri Acara Launching Jabar Quick Response bertempat di Aula Barat Gedung Sate Kota Bandung, Selasa (18/9/2018).Ineu menambahkan, Jawa Barat den-gan jumlah penduduknya yang besar sangat berpotensi munculnya perma-salahan terkait bidang kemanusiaan untuk itu pihaknya berharap, had-irnya program Jabar Quick Respon ini dapat menjadi solusi bagi peyele-saian permasalahan kemanusiaan di Jawa Barat.“Dengan program Jabar Quick Re-sponse ini kedepan harus bisa men-jadi solusi untuk menjawab harapan masyarakat Jawa Barat” ujarnya.Selain itu Ia menjelaskan, kedepan pi-haknya akan mendorong BUMD dan BUMN di Jawa Barat untuk dapat ikut serta dalam program ini.

“Karena bagaimanapun tidak mun-gkin pemerintah daerah dalam hal ini pak gubernur ataupun DPRD dapat menyelesaikan masalah yang be-sar ini, tetapi perlu ada partisipasi seluruh elemen masyarakat yang di dalamnya juga ada perusahaan-peru-sahan Jawa Barat” ungkapnya.Ineu berharap program tersebut dapat segera berjalan terintrograsi ke seluruh stakeholder yang ada di Jawa Barat dengan cepat.“Tidak hanya di pemerintah provinsi tetapi ini juga diciptakan di pemerin-tah kabupaten kota sehingga bisa leb-ih sinergis dan membuat lebih cepat dalam penanganannya” katanya.Lebih lanjut Ineu menghimbau, kepa-da seluruh elemen pemerintah dan masyarakat serta ada kepedulian dari pihak luar seperti BUMD dan BUMN yang ada di Jawa Barat ini untuk ber-sama-sama pemerintah menyele-saikan permasalahan di Jawa Barat.

DPRD Jabar Apresiasi Program Jabar Quick Response

D

18

PRD Provinsi Jawa Barat mengapresiasi dan dorong program-pro-gram unggulan kea-grarian terutama sert-

ifikasi tanah agar tidak ada sengketa lahan di kemudian hari. Kemudahan- kemudahan untuk memperoleh serti-fikat juga sudah di jalankan BPN Jabar. Ketua Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Syahrir, SE mendukung pro-gram bantuan kepada masyarakat dan instansi untuk mendapatkan sert-ifikat. Di mana masalah sengketa lah-an jangan sampai ada lagi, termasuk

aset provinsi yang kemudian sudah diklaim oleh ahli waris dan ini harus di selesaikan. Seperti misalnya kasus yang terjadi di kawasan Lahan Am-pera di Cirebon. Pentingnya sertifikasi tanah untuk hak kepemilikan harus dilakukan oleh Pemprov Jabar untuk kekuatan hukum.“Bahkan, aset tanah yang di Ampera ini ahli warisnya memiliki sertifikat yang kemudian diklaim atas nama mereka sendiri, tetapi tidak akan bisa diperjualbeikan karena sertifikatn-ya sudah di blokir,” ujar Syahrir usai menghadiri Upacara Peringatan Hari

Agraria dan Tata Ruang Nasional 2018 di Halaman Kanwil ATR/BPN Provinsi Jawa Barat, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Senin (25/9/2018).Kendati demikian, lanjut dia, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akan terus mengejar aset yang dimiliki Pemprov Jabar yang sudah bersertifikat. Artin-ya, jika masih ada aset provinsi yang tidak bersertifikat akan di disclaimer oleh BPK meskipun sudah menyan-dang Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).“Tentu akan mengurangi nilai-nilai yang sudah selama ini dicapai dengan

DPRD Jabar Dorong Percepatan Sertifikasi Tanah Di Jabar

d

SEPUTAR DEWAN

19

merai Opini WTP, karena BPK akan terus mengejar sampai dimana pen-gurusan aset provinsi ini dikelola,” katanya. Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kam-il mengatakan, salah satu program unggulan dari Menteri Agraria Dan Tata Ruang, Pelaksanaan program Pendaftaran Tanah Sistematis Leng-kap (PTSL) di Jawa Barat sudah aksel-eratif dengan baik. Masyarakat Jawa Barat paling tidak sudah merasakan program tersebut yang semula reg-uler menjadi program percepatan karana ada target-target dari pusat yang dititpkan ke daerah kabupaten kota. Selain itu, Emil mengharapkan sengketa lahan dalam pandangan pemerintahan tentu menghambat proses pembangunan di Jabar. Salah satunya flyover yang tertunda karena urusan lahan dan kantor di coblong

juga terganggu karena urusan lah-an. Apalagi rencana pemprov Jabar yang akan mereaktivasi jalur kereta api yang juga masih bermuara pada sengketa lahan. Kerjasama ini dihara-pkan dapat terlaksana dengan lancar demi pembangunan di Jabar.“Kata kuncinya dimana hak atas tanah tidak terslegalisasi dengan baik, kece-patan pembangunan pun melambat hamprir 50 persen. Waktunya habis untuk memetakan tanah ini hak sia-pa,” ujar Ridwan Kamil.Ditanya soal persentase tanah yang terdaftar di Kanwil BPN Jabar, pria yang akrab disapa Emil menyebutkan hampir 56 persen. Selain itu dirin-

ya berharap dalam masa jabatann-ya dapat terserap 100 persen untuk menyelesaikan sengketa lahan yang terjadi di Jabar. Bahkan, Pemprov Jabar dalam hal ini menawarkan ke-pada Kanwil BPN Jabar untuk bersa-ma-sama menyosialisasikan maupun dengan program lainnya agar persoa-lan tanah atau lahan ini dapat di per-cepat penyelesaiannya.“Pemprov Jabar merupakan per-wakilan dari pemerintah pusat, seh-ingga gubernur pun dapat mewaki-li presiden untuk turut membantu penyelesaiannya,” tandas Emil.

“Bahkan, aset tanah yang di Ampera ini ahli warisnya memi-liki sertifikat yang kemudian diklaim atas nama mereka sendiri, tetapi tidak akan bisa diperjual-beikan karena sert-ifikatnya sudah di

blokir,”

20 Majalah BEWARA Edisi MARET 2018

ipimpin langsung oleh Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil resmi melantik enam kepala daerah hasil Pilkada Ser-

entak Tahun 2018, prosesi pelantikan berlangsung di Gedung Merdeka, Jalan Asia Afrika, Kota Bandung, Ka-mis (20/9/2018).Enam kepala daerah yang dilantik yakni Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bandung, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bekasi, Wali Kota dan Wakil Wali Kota Sukabumi, Bupati dan Wakil Bu-pati Bandung Barat, Bupati dan Wakil Bupati Purwakarta, dan Bupati serta Wakil Bupati Sumedang.Dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Pur-wadewi Sundari mengucapkan se-

lamat dan sukses kepada para Wa-likota dan Bupati serta Wakil Walikota dan Wakil Bupati, dan berharap se-moga amanah yang mereka dapatkan dapat dilaksanakan dan senantiasa menjaga komitmen untuk mewujud-kan visi misi yang diinginkan.“Tentunya kami berharap enam Ka-bupaten Kota ini bisa berjalan den-gan baik dalam menggerakan roda pemerintahan, mampu memberi-kan pelayanan bagi masyarakat, dan mampu memberikan kemajuan bagi masing-masing daerahnya” ucap Ket-ua DPRD Provinsi Jawa Barat yang akrab disapa Teh Ineu tersebut kepa-da wartawan usai menghadiri acara pelantikan.Menurut Ineu, ketika para pemimpin daerah tersebut bisa berhasil mem-

bawa daerahnya maju dan sukaes hal tersebut akan menjadi faktor pendukung bagi kesuksesan Provinsi Jawa Barat.“Saya berharap enam kabupaten kota ini dapat mewujudkan visi misi sesuai yang diharapkan, dapat berkomit-men sesuai janji mereka kepada mas-yarakat, kami yakin mereka berkomit-men untuk memajukan daerahnya dengan kerja keras dengan meme-gang teguh komitmennya.” Kata Ineu.

“Tentunya hasil tersebut dapat men-dongkrak keberhasilan Provinsi Jawa Barat yang saat ini bersama-memba-ngun daerah dan provinsi” ucap Ineu menambahkan.

Ketua DPRD Jabar : Jaga Komitmen Untuk Mewujudkan Visi Misi

d

21Majalah BEWARA Edisi MARET 2018

22

ewan Perwakilan Rakyat Derah (DPRD) Provinsi Jawa Barat gelar Rapat Paripurna Istimewa Pen-yampaian Visi Misi Gu-

bernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat masa jabatan 2018-2023 bertempat di Ruang Sidang Paripur-na DPRD Provinsi Jawa Barat, Kamis

(6/9/2018). Dalam kesempatan tersebut di ha-dapan Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat serta undangan yang berasal dari seluruh elemen masyarakat Jawa Barat, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat masa jabatan 2018-2023 Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum memaparkan se-

cara terperinci visi misi Jawa Barat untuk lima tahun kedepan.

Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, Ra-pat Paripurna Istimewa tersebut mer-upakan rangkaian atau lanjutan dari acara pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih Provinsi Jawa Barat

DPRD Jabar Gelar Paripurna Istimewa Penyampaian Visi Misi Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat

D

SEPUTAR DEWAN

23

masa jabatan 2018-2023 .“Setelah pelantikan memang ada dua hal yang harus dilakukan yang per-tama serah teima dari Pj Gubernur kepada Gubernur yang telah dilantik periode 2018-2023 kemudian dilan-jutkan penyampaian visi misi di hada-pan sidang paripurna sesuai dengan jadwal” ucap Ineu kepada wartawan usai memimpin Rapat Paripurna Is-timewa.Ineu menyebut, terkait penjadwalan Rapat Paripurna Istimewa dilakukan secara langsung, hal tersebut dilaku-kan dengan harapan dapat langsung memulai kinerja dan sinkronisasi visi misi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).“Kami menjadwalkan hari ini langsung tidak terjeda waktu dengan harapan kita mulai langsung bekerja ada beberapa hal yang harus segera dilakukan seperti melakukan pelak-sanaan RPJMD dalam rangka sinkro-nisasi terhadap program visi misi dari gubernur terpilih” ujar Ineu“Program prioritas itu dituangkan da-lam RPJMD, karena RPJMD menjadi program prioritas yang harus dilak-sanakan lima tahun kedepan, tentun-ya kita akan mengesahkan (program) dalam RPJMD tentunya DPRD dan Pe-merintah harus bersama-sama duduk untuk membahas visi misi yang akan tertuang dalam RPJMD yang akan datang” ucap Ineu menambahkan.Lebih lanjut Ineu menjelaskan, ada beberapa program prioritas yang tertuang dalam beberapa sektor sep-erti sektor pendidikan, kesehatan kemudian program pemberdayaan ekonomi yang masih dilakukan di Jawa Barat. “Karena ketika melihat peta di Jawa Barat dengan jumlah penduduk 48 juta beberapa hal yang harus dilaku-kan kebutuhan pokok dasar yang ha-rus dilakukan seperti pendidikan dan kesehatan serta ekonomi itu masih

menjadi hal penting di Jawa Barat” kata Ineu. Ineu menilai, program-programn yang telah dipaparkan oleh Guber-nur dan Wakil Gubernur Jawa Barat masih memiliki keterkaiatan dengan Rencana Pembangunan Jangka Pan-jang (RPJP) dan Rencana Pembangu-

nan Jangka Menengah Daerah (RP-JMD) Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Tadi saya melihat beberapa program masih ada sinkron antara RPJP Pemer-intah Provinsi Jawa Barat yang akan berakhir di tahun 2025. Jadi ini RPJM untuk 5 tahun kedepan tapi RPJP nya masih sampai tahun 2025 jadi masih ada keterkaitan antara jangka pan-jang dan jangka menengah progran

yang akan dituangkan oleh gubernur terpilih yang baru ini” ujar Ineu.Ineu berharap, dalam waktu yang ti-dak terlalu lama pembahasan serta sinkronisasi RPJMD dapat selesai.“Saya harap tiga bulan ini RPJMD ha-rus selesai, anggaran juga harus di ba-has kemudian program-program yang harus mendasari dari RPJMD harus terus dilakukan juga. Saya berharap seiring berjalannya waktu ini pasti simultan, karena Pileg pertanggal 25 besok sudah ada DCT dan sudah mu-lai kampanye” kata Ineu.Selain itu Ineu berharap Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat terpi-lih dapat segera melakukan adaptasi, sinergitas dengan seluruh unsur Pe-merintahan Daerah dan seluruh ele-men masyarakat di Jawa Barat.“Tadi pak gubernur sudah menga-takan dalam pidatonya akan segera menyesuaikan diri, mensinergikan kerjasama bukan hanya dengan DPRD sebagai bagian dari Pemerintahan Daerah tetapi dengan instansi ver-tikal bahkan dengan seluruh tokoh kemudian seluruh bagian masyarakat di Jawa Barat ini, karena kepentingan-nya keberhasilan dalam pemerintah baru ini dasarnya adalah harus ada dukungan dari seluruh masyarakat Jawa Barat” pungkas Ineu

“Program prioritas itu di-tuangkan dalam RPJMD, karena RPJMD menjadi program prioritas yang

harus dilaksanakan lima ta-hun kedepan, tentunya kita akan mengesahkan (pro-

gram) dalam RPJMD ten-tunya DPRD dan Pemer-intah harus bersama-sama duduk untuk membahas visi misi yang akan tertu-ang dalam RPJMD yang

akan datang”

24

omisi I DPRD Provinsi Jawa Barat mendorong pengelolaan Barang dan Aset Milik Daerah Provinsi Jawa Barat un-

tuk segera menginventarisasi data sah kepemilikan aset-aset Provinsi Jawa Barat. Hal itu berkaitan den-gan pembahasan rancangan peratur-an daerah tentang Barang dan Aset Milik Daerah Provinsi Jawa Barat. Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, M Iqbal mengatakan, sep-erti halnya yang dimiliki secara ad-

ministrasi ketika ada keluhan dari masyarakat maupun pihak yang mengklaim akan dicek terlebih da-hulu di database. Saat ini sebagian lahan di wilayah Gunung Sembung belum ada yang mensertifikatkan secara perorangan tetapi memang sebelumnya sudah mengindikasikan banyak persoalan. Sebagian lahan su-dah dimanfaatkan untuk trase proyek pembangunan Kereta Cepat Indone-sia China (KCIC). Tentunya setiap in-stansi harus memiliki data-data aset yang dimiliki setiap instansi. Pihaknya

berhati-hati dalam menganalisa kelu-han dari masyarakat yang mengklaim. “Karena kawasan itu bukan tanah negara murni, kalau tanah negara murni bisa di retribusi. Kemudian kalau tanah turunan ahli waris dan riwayat tanahnya harus jelas,” ujar Iqbal di Kantor ATR BPN Kabupat-en Purwakarta, Kamis (6/9/2018). Karena itu, lanjut iqbal, BPN tidak serta merta menyalahkan masyarakat atau pihak yang mengklaim, pasal-nya selama itu diklaim pemerintah dan data sahnya lengkap mungkin

DPRD Minta Inventarisasi Data Sah Pertanahan

k

SEPUTAR DEWAN

25

masyarakatpun tidak akan memper-maslahkan. Yang menjadi persoalan ialah pemerintah setempat tidak mengurusi secara administratif sta-tus kepemilikian atau melegalkan dan pemutakhiran kepada pihak terkait. Sehingga muncul persoalan seper-ti yang berkembang sekarang ini. “Bahkan pelimpahan dari in-stansi sebelumnyapun belum menyerahkan sertifikat atau ri-wayat statusnya,” ucapnya. Sementara itu, Kepala ATR/BPN Ka-bupaten Purwakarta, Fitriyani Ha-sibuan mengatakan, pemblokiran terhadap sebuah lahan tidak dapat dikeluarkan begitu saja. Selain harus melewati beberapa tahapan uji ma-teril dan proses yang relatif panjang, banyak pihak yang harus dilibatkan mulai dari pengadilan, kepolisian hingga masyarakat yang mengklaim. “Berarti harus ada kesepahaman dalam menterjemahkan riwayat dan status tanahnya,” ujar Fitriyani.

Seperti di ketahui, Pengadilan Neg-eri (PN) Purwakarta ikut menyele-saikan persoalan tersebut. Puluhan warga pemilik lahan terpaksa harus mengikuti sidang konsinyasi di PN Purwakarta, karena panitia pembe-basan lahan sudah menitipkan uang ganti rugi ke pengadilan. Dalam per-sidangan tersebut warga tetap me-nolak ganti rugi karena harga yang ditawarkan jauh dari kewajaran. Mer-eka dengan didampingi kuasa huk-umnya, Aa Ojat, meminta agar pros-es pembebasan lahan ditinjau ulang. “Kami masih menunggu jawaban atas tuntutan kami mengenai peninjauan ulang pembebasan lahan kereta api cepat. Sebab, kami selaku warga ti-dak pernah tahu mengetahui setiap tahapan dari mulai sosialisasi hingga eksekusi. Tahu-tahu ada undangan dari pengadilan soal sidang konsinya-si,” ungkap Irwan Indra (40), yang me-wakili ibunya, Evi (70), warga Desa An-jun, Kecamatan Plered, Purwakarta.

Dia menyebutkan, warga sama sekali tidak diberitahu soal adan-ya waktu 14 hari setelah penyera-han hasil appraisal untuk melaku-kan sanggahan. Tiba-tiba panitia pembebasan sudah menitipkan uang ganti rugi ke PN setempat. Terkait dengan ganti rugi, ibun-ya yang memiliki lahan produk-tif seluas 108 m2 hanya dihar-gai Rp199 juta. Padahal, angka rasionalnya adalah Rp250 juta den-gan status sertifikat hak milik (SHM).

“Kami tidak antipemba-ngunan. Hanya saja da-lam pembebasan lahan ini dilakukan secara wajar dan sesuai normatif. Apa yang kami alami ini juga dirasakan oleh warga lain yang terkena imbas proyek kereta cepat,” pungkasnya.

26

Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat mendorong pengelolaan Barang dan Aset Milik Daerah Provinsi Jawa Barat un-

tuk segera menginventarisasi data sah kepemilikan aset-aset Provinsi Jawa Barat. Hal itu berkaitan dengan pembahasan rancangan peraturan daerah tentang Barang dan Aset Milik Daerah Provinsi Jawa Barat. Anggota Komisi I DPRD Provinsi Jawa Barat, Mochamad Iqbal mengatakan, keberadaan Badan Penghubung Provinsi Jawa Barat sangat vital da-

lam konteks akses kepada pemer-intah pusat. Selain itu, baik secara fisik maupun administrasi juga da-lam menginventarisasi barang atau aset milik daerah yang dialokasikan melalui APBD. Sehingga penting un-tuk dicatat baik dalam status maupun kelengkapan administrasinya. Dewan mengapresiasi status kepemilikan aset Kantor Penghubung sudah 100 persen dimiliki Pemprov Jabar. Kan-tor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat di DKI Jakarta dalam ke-beradaannya sampai sekarang ini tel-ah mengalami beberapa perubahan

dan pengembangan baik organisasi maupun nama dari kantor itu sendiri.“Ini kan menyangkut kepemilikan atau status dari badan tersebut. Art-inya aset yang harus terinventaris itu jelas,” ujar Iqbal di Badan Peng-hubung Provinsi Jawa Barat di Jakar-ta, Senin (4/9/2018).Iqbal menambahkan, seperti halnya yang miliki Badan Kerja Sama Pem-bangunan Jabodetabekjur yang be-rada dikawasan Jakarta. Pasalnya, badan tersebut sangat penting untuk menjangkau daerah perbatasan yang berbatasan langsung dengan wilayah

DPRD Tinjau Kantor Penghubung Di Jakarta

k

27

Jawa Barat. Sehingga akan memu-dahkan koordinasi dengan wilayah terkait kebijakan-kebijakan strategis maupun kepentingan lainnya yang tidak dapat dijangkau langsung oleh pihak terkait. “Secara akses sudah jauh, dengan adanya kantor penghubung ataupun badan kerjasama yang berada diper-batasan wilayah akan mempermudah kinerja,” katanya.Kendati demikian, dewan tidak menampik hal itu masih dalam per-timbangan mengingat perbatasan berhubungan dengan wilayah oto-nom. Sehingga perlu pembahasan lebih mendalam untuk mempertah-ankan dalam inventarisasi Barang Dan Aset Milik Daerah Provinsi Jawa Barat.Selain BKSP Jabode-tabekjur, Jawa Barat juga memiliki aset di wilayah DKI Jakarta yak-ni Kantor Penghubung. Keberadaannya pun tidak dipungkiri san-gat vital. Sebab, secara demografis berada diwilayah pusat dan Provinsi DKI Jakarta. Sehingga memu-dahkan untuk berkoordinasi dengan pusat dan ditindaklanjuti ke Pemprov Jabar. Sejarah Singkat Badan Penghubung Provinsi Jawa Barat Di JakartaPada awalnya dibentuk Kantor Per-wakilan Alokasi Devisa Otomatis Jawa Barat, selanjutnya menjadi Kantor Perwakilan Pemda Jabar, Kantor Ba-gian Promosi Provinsi Jawa Barat di Jakarta yang merupakan salah satu bagian dari Biro Bina Pembangunan Daerah Setda Provinsi Jawa Barat.Dengan meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan kompleksitasn-ya permasalahan kemasyarakatan, menuntut intensitas komunikasi Pe-merintah Daerah dengan Pemerintah Pusat, maka dibentuklah Kantor Pen-

ghubung Pemerintah Provinsi Daer-ah Tingkat I Jawa Barat berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat Nomor 3 Tahun 1998 tentang Organisasi dan Tata Ker-ja Kantor Penghubung Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Barat.Kemudian dengan mengikuti perkem-bangan organisasi, pada tanggal 12 April 2002 dengan berdasarkan Pera-turan Daerah Nomor 6 Tahun 2002 dibentuklah Kantor Perwakilan Pe-merintah Provinsi Jawa Barat yang merupakan perubahan atas Peratur-an Daerah Provinsi Jawa Barat No-mor 16 Tahun 2000 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.Perkembangan terakhir organisa-

si, berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perenca-naan Pembangunan Daerah, Lemba-ga Teknis dan Satuan Polisi Pamong Praja Provinsi Jawa Barat (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 21 Seri D, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 56) dibentuklah Kantor Perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang merupakan perubahan atas Peratur-an Daerah Provinsi Jawa Barat No-mor 6 Tahun 2002 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Jawa Barat.Visi Badan Penghubung Pemerintah Provinsi Jawa Barat adalah ”Menjadi Badan Penghubung Yang Profesional Dalam Mendukung Jawa Barat Maju Dan Sejahtera Untuk Semua”.

Adapun Misi Badan Penghubung Pe-merintah Provinsi Jawa Barat adalah :Meningkatkan kualitas tata kelola ad-ministrasi perkantoran yang akunta-bel;Meningkatkan koordinasi dalam mendukung pelaksanaan urusan pe-merintahan dan pembangunan den-gan Pemerintah Pusat;Meningkatkan ketersediaan data dan informasi serta promosi pembangu-nan Jawa Barat berbasis teknologi informasi;Meningkatkan kualitas pelayanan ke-protokolan dalam mendukung pelak-sanaan urusan pemerintahan dan pembangunan dengan Pemerintah Pusat di DKI Jakarta.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomo 62 Tahun 2009 tentang Tugas Pokok dan Fungsi, Rincian Tu-gas Unit dan tata Ker-ja Badan Penhubung Provinsi Jawa Barat se-bagai berikut :1. Kantor mempunyai tugas pokok merumus-kan dan menetapkan ke-

bijakan teknis dan penyelenggaraan hubungan antar lembaga, promosi dan informasi serta keprotokolan.2. Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana dimaksud Ayat (1) pasal ini, Kantor mempunyai fung-si:a.Penyelengaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis Hubun-gan Antar Lembaga, Promosi dan Informasi serta Keprotokolan;b. Penyelengaraan ketatausahaan kantor;c. Penyelenggaraan pengelolaan Hubungan Antar Lembaga, Promosi dan Informasi serta Keprotokolan; d. Penyelenggaraan pengelolaan data dan informasi serta promosi pemban-gunan daearah di Jawa Barat.

“Ini kan menyangkut kepemilikan atau status

dari badan tersebut. Art-inya aset yang harus terin-

ventaris itu jelas,”

28

SOSOK

Majalah BEWARA Edisi MARET 20183238

PIMPINAN DPRD PROVINSI JAWA BARAT BERSERTA GUBERNUR, WAKIL GUBERNUR SERTA MANTAN PLT GUBERNUR JAWA BARAT MELAKSANAKAN FOTO BERSAMA SETELAH RAPAT PRIPURNA PENYAMPAIAN VISI MISI GUBERNUR

29Majalah BEWARA Edisi MARET 2018 3339

PIMPINAN DPRD PROVINSI JAWA BARAT BERSERTA GUBERNUR, WAKIL GUBERNUR SERTA MANTAN PLT GUBERNUR JAWA BARAT MELAKSANAKAN FOTO BERSAMA SETELAH RAPAT PRIPURNA PENYAMPAIAN VISI MISI GUBERNUR

30

akil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BP Perda) DPRD Provinsi Jawa Barat

R Yunandar Eka Perwira menjelaskan, usulan rancangan peraturan daerah tentang kewirausahaan merupakan salah satu alternatif dan solusi yang tepat untuk menciptakan pelaku usaha baru di Jawa Barat.“Raperda kewirausahaan bertujuan untuk menumbuhkan semangat kewirausahaan yang inovatif dalam rangka membangun perekonomi-an daerah berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan” ucap Yunandar saat memaparkan usulan

rancangan peraturan daerah tentang kewirausaahan pada Rapat Paripur-na DPRD Provinsi Jawa Barat, Senin (13/8/2018).Yunandar mengungkapkan, Provinsi Jawa Barat dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia yaitu sebanyak 45,5 juta atau 20% dari jumlah pen-duduk Nasional. Jumlah penduduk tersebut didominasi oleh jumlah penduduk usia produktif sebesar 70% dari total penduduk di Jawa Barat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa rata-rata pangsa ekonomi Jawa Barat terhadap ekonomi nasional menempati posisi peringkat tiga besar dengan porsi sebesar 13,4%.

“Peluang untuk mengembang-kan usaha maupun mencip-

takan pelaku usaha baru perlu mendapat prioritas perhatian, terlebih Jawa Barat memiliki ragam potensi sumber alam

yang variatif dam dapat diopti-malkan”

DPRD Jabar Bangkitkan Perekonomian Melalui Perda Kewirausahaan

w

31

“Peluang untuk mengembangkan usaha maupun menciptakan pelaku usaha baru perlu mendapat prioritas perhatian, terlebih Jawa Barat memi-liki ragam potensi sumber alam yang variatif dam dapat dioptimalkan” ujar Yunandar.Yunandar menyebut, salah satu per-syaratan peningkatan ekonomi yang tinggi adalah sumber daya manusia yang kompeten. “Sumber daya manusia yang kompe-ten dapat menangkap beragam pe-luang seiring perubahan lingkungan usaha yang memliki turbulensi pada situasi ekonomi yang penuh ketida-kpastian dan su,ner daya manusia yang kompeten mampu bersaing dalam lingkungan bisnis global” ucap Yunandar.Lebih lanjut Yunandar menambah-kan, peraturan mengenai kewirau-sahaan saat ini masih tersebar dalam berbagai peraturan perundang-un-dangan dan belum diatur secara terpadu dan komprehensif.“Maka penting kiranya Provinsi Jawa Barat menyiapkan rancangan pera-turan daerah yang secara khusus dan

terintegrasi dapat memfasilitasi dan mendorong terbentuknya ekosistem wirausaha yang kondusif dan ber-daya saing di Jawa Barat” papar Yunandar.Yunandar pun berharap, dengan adanya peraturan daerah terkait kewirausahaan maka pembangunan ekonomi berkelanjutan di Jawa Barat akan semakin tumbuh pesat.“Sehingga mampu berkontribusi sig-nifikan bagi peningkatan kesejahter-aan rakyat Jawa Barat menuju masa depan yang lebih maju dan kompeti-

tif” pungkasnya.Dalam pembahasan awal Badan Pembentukan Peraturan Daerah (BP Perda) DPRD Provinsi Jawa Barat bersama Tim Ahli telah melakukan pengkajian dan pendalaman. Disku-si pun dilakukan dengan beberapa pihak terkait diantaranya, perangkat daerah, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Jawa Barat dan pihak ter-kait lainnya.

32

SEPUTAR DEWAN

Majalah BEWARA Edisi MARET 2018

PRD Provinsi Jawa Barat berharap melalui Gelar Teknologi Tepat Guna VII Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 dapat

menghasilkan inovasi-inovasi yang mampu menunjang perekonomian masyarakat.“Kegiatan ini sangat bagus (inovasi) berbasis teknologi yang dikembang-kan oleh masyarakat dan mampu memberdayakan perekonomian” ucap Ketua Komisi I Syahrir saat meng-hadiri pembukaan Gelar Teknologi Tepat Guna VII Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 di Lapangan Keca-matan Cipeundeuy, Kabupaten Band-ung Barat, Rabu (8/8/2018).

Syahrir menjelaskan pi-haknya mengapresiasi terselenggaranya kegia-tan tersebut. Ia pun ber-harap dari hasil gelaran ini dapat melahirkan inova-si-inovasi dari setiap daer-ah dapat dimanfaatkan secara menyeluruh oleh masyarakat serta men-dorong masyarakat untuk terus berinovasi sebagai salah satu upaya pening-katan ekonomi desa.“Kita akan selalu dukung hal positif tersebut ten-tunya sesuai tugas dan fungsi DPRD. Kita ber-

Teknologi Tepat Guna Untuk Menunjang Perekonomian Rakyat

d“Kita akan selalu dukung hal

positif tersebut tentunya sesuai tugas dan fungsi DPRD. Kita

berharap ada inovasi dari setiap daerah yang bisa menunjang per-ekonomian dengan memanfaat-

kan teknologi tepat guna ini”

33

harap ada inovasi dari setiap daerah yang bisa menunjang perekonomian dengan memanfaatkan teknologi te-pat guna ini” kata Syahrir.Gelar Teknologi Tepat Guna VII Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 ini diikuti oleh kabupaten kota di Jawa Barat, dan dibina secara langsung oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa Provinsi Jawa Barat.Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Barat H Mochamad Iriawan meng-inginkan karya inovasi teknologi te-pat guna dapat diterapkan oleh mas-yarakat di seluruh Jawa Barat.Salh satunya inovasi teknologi tepat guna hasil karya masyarakat desa di Kabupaten Indramayu yaitu alat pemberi pakan otomatis tanpa mes-in, mampu mengurangi ongkos kerja pada budidaya perikanan.“Ini harus diaplikasikan masyarakat Jabar ya karena potensi perikanan

kita sangat besar, alatnya murah tapi manfaatnya besar,” kata Iriawan.Menurut dia, alat pakan ternak mandiri tersebut hanyalah satu dari puluhan inovasi terbaik yang dita-mpilkan pada gelar tersebut.Ia menambahkan, semua karya ino-vasi yang ditampilkan pada kegiatan tersebut sudah bertaraf nasional bahkan internasional. Iriawan pun mendorong inovasi itu pun bisa men-jadi daya saing perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan.“Saya lihat inovasinya sudah ting-kat nasional tadi saya lihat stand satu-persatu luar biasa sangat mem-banggakan karya masyarakat Jabar ini dan nantinya akan memberikan daya saing dan meningkatkan perekonomi-an,” tutur Iriawan.Ia menghimbau kepada setiap bupati, walikota untuk memperhatikan dan mendukung inovasi dan kreativitas

masyarakatnya baik dari segi pem-biayaan maupun akses.“Harus didukung oleh tiap kepala daerah bagaimana meningkatkan inovasi masyarakatnya ke tingkat na-sional dan internasional,” ujarnya.Melalui gelar TTG ini, Iriawan ber-harap akan mendorong masyarakat untuk terus berinovasi dalam hal TTG.“Gelar ini untuk memotivasi mas-yarakat khususnya di desa untuk ter-us berkarya,” ujarnya.Hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari Pj Gubernur Jawa Barat H Mochamad Iriawan un-sur Forkompinda Jawa Barat, Bupati Walikota se-Jawa Barat dan unsur-un-sur terkait lainnya.

34

etua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengatakan pihaknya saat ini akan bekerjasama dengan

Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat dalam menanggulangi dan pecegahan peredaran dan pencegah-an narkotika di Wilayah Provinsi Jawa

Barat.Pihaknya perihatin dengan kondisi peredaran zat haram tersebut yang kini sudah sampai pada di daer-ah pedesaan, bahwa sesuai den-gan informasi dari BNN Jawa Barat saat ini peredaran narkotika sudah menyentuh daerah-daerah pedesaan di Jawa Barat.

“Tentunya DPRD berharap bisa beker-jasama terkait program-program mis-alnya sosialisasi dampak negatif dari narkoba di tingkat desa-desa. Kalau ada kesempatan dan ada kegiatan di daerah DPRD Provinsi Jawa Barat akan berkerjasama dengan BNN” ucap Ineu kepada wartawan usai me-nerima kunjungan silaturahmi Badan

Jalin Kerjasama Dengan BNN DPRD Jabar Siap Dukung Upaya Pemberantasan Peredaran Narkoba di Jawa Barat

k

SEPUTAR DEWAN

35

Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat, Senin (10/9/2018).Ineu menambahkan, bahwa saat ini bukan tak cukup upaya penanggulan-gan dan pemberantasan peredaran narkotika hanya di lakukan oleh BNN namun harus dilakukan oleh seluruh unsur pemerintahan dan masyarakat.Oleh kerana itu Ineu menyambut baik usulan kerjasama yang digagas oleh BNN Jawa Barat dengan DPRD Provin-si Jawa Barat dalam upaya pember-antasan peredaran narkotika di Jawa Barat. “ D P R D P ro v i n -si Jawa B a r a t a k a n ikut ser-ta men-s o s i a l -isasikan dampak n e g a t -if dari n a r k o -ba, BNN j u g a a k a n m e m -berikan b u k u -b u k u t e r k a i t bahaya narkoba sehingga nanti DPRD bisa memyampaikan di kegiatan-ke-giatan DPRD seperti reses dan se-bagainya, karena BNN memandang saat ini bahaya narkotika tidak hanya berkembang di perkotaan tetapi di daerah pedesaan perlu adanya upa-ya antisipasi supaya peredaraan dan penyalahgunaan narkoba tidak terja-di di desa-desa Jawa Barat” kata Ineu.Lebih lanjut Ineu menjelaskan, bahwa dalam kesempatan tersebut memba-has terkait usulan rencana pemben-tukan Peraturan Daerah terkait nar-

kotika. “Satu hal yang menjadi usulan BNN Jawa Barat menginginkan adanya Perda terkait antisipasi penyalahgu-naan narkotika, pencegahaan, dan sebagainya ingin dikuatkan dengan Perda” ujar Ineu“Dengan luas wilayah dan jumlah pendudukan yang lebih besar seh-ingga dapat berbanding lurus dengan potensi penyalahgunaan dan pereda-ran narkotika di daerah-daerah” ucap Ineu.

Sementara itu Kepala BNN Sufyan Syarif menjelaskan kunjungannya ke DPRD Provinsi Jawa Barat adalah da-lam rangka membahas permasalahan narkoba di Indonesia, khususnya di lingkungan sekolah-sekolah yang per-lu diantisipasi oleh seluruh elemen masyarakat Jawa Barat pada khusus-nya.“Masyarakat hari ini harus paham modus-modus tentang kegiatan tersebut, dan kita harus melakukan perlawanan yang masiv, seluruh kom-

ponen masyarakat bergerak bersama melakukan perlawana terhadap nar-koba , sindikatnya dan pencegahan, serta tindakan penyembuhan bagi para korban ini harus disembuhkan karena ini adalah tanggung jawab negara” kata Syarif.Terkait rencana usulan pembahasan Peraturan Daerah terkait narkotika Syarif menyebut perlunya satu upaya yang sifatnya tersistem dalam ben-tuk regulasi dalam upaya pencegahan dan pemberantasan.

“perlunya ada p e r a t u r a n yang mengikat bagi suluruh m a s y a r a k a t ataupun pe-merintah yang melaksanakan kegiatan terse-but berbentuk Perda. Nanti kita akan bahas dengan Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat den-gan timnya, dan nanti kami akan melaporkan ini kepada guber-nur” ujar Syarif.Adapun hal-hal yang tertuang

dalam Perda tersebut akan berkaitan dengan pemberantasan, pencegah-an, di lingkungan sekolah, di lingkun-gan perkantoran, dan di lingkungan masyarakat.“Kita sangat membutuhkan bantuan dari DPRD Provinsi Jawa Barat yang dimana DPRD adalah mewakili rakyat dan kami akan memohon dukungan dan kerjasama untuk mendorong program-program anti narkoba yang akan dilakukan oleh BNN kepada masyarakat” pungkas Syarif

36

Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Pur-wadewi Sundari ber-harap jelang pelaksa-naan Pileg dan Pilpres

insan media dapat memberikan kont-en positif kepada masyarakat.Hal tersebut diungkapkan Ineu saat mengahadiri Seminar Nasional Komi-si Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Barat dengan tema “Mewujudkan Masyarakat dan Media Penyiaran yang Ramah Kebhinekaan untuk Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa” bertempat di Grand Ballroom Hotel Asrillia, Kota Bandung, Rabu (26/9/2018).

Jelang Pileg dan Pilpres 2019 DPRD Jabar Berharap Insan Media Berikan Konten Positif Bagi Masyarakat

K

OPINI

“KPID dan media penyiaran yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat harus memberikan dan menambah penge-tahuan bagi masyarakat. Kemudian harus menghindarkan masyarakat dari informa-

si-informasi yang tidak benar (hoax)”

37

“Saya berharap seminar ini bisa men-jadi pemicu untuk para insan media, insan penyiaran juga KPID sendiri un-tuk lebih semangat dalam menjalank-an tugasnya kedepan yang cukup memberikan tantangan karena akan ada event politik Pileg dan Pilpres” ucap Ineu.Ia pun mendorong KPID Jawa Barat dan insan media lainnya untuk men-jadi garda terdepan yang dapat menyejukan serta memberikan rasa nyaman kepada masyarakat sehing-ga membuat keberlangsungan event politik di Jawa Barat ini berjalan den-gan baik dan kondusif.Ineu mengungkapkan, sinergitas yang terjalin antara DPRD Provinsi Jawa Barat dan KPID sudah berjalan den-gan baik. “KPID Jawa Barat sudah melaporkan beberapa konten, kemudian mel-aporkan beberapa media penyiaran yang perlu diberikan peringatan ter-

kait konten yang diproduksi” jelas Ineu.Ineu menyebut KPID beserta insan media harus bersama-sama member-ikan informasi-informasi positif bagi masyarakat serta menghindarkan masyarakat dari informasi hoax.

“KPID dan media peny-iaran yang secara langsung bersentuhan dengan masyarakat ha-rus memberikan dan menambah pengetahuan bagi masyarakat. Kemu-dian harus menghindar-kan masyarakat dari informasi-informasi yang tidak benar (hoax)”

ujar Ineu.Lebih lanjut Ineu berharap, KPID Provinsi Jawa Barat dapat menjadi filter serta hadir di tengah-tengah masyarakat sebagai penyeimbang da-lam hal distribusi informasi bagi mas-yarakat di Jawa Barat.“Saya berharap KPID bisa menjadi filter di Jawa Barat agar bisa lebih memberikan kontribusi yang positif untuk memberikan informasi bagi masyarakat di Jawa Barat” kata Ineu.Pihaknya menghimbau kepada seluruh elemen masyarakat menjaga kondusifitas penyelenggaraan Pileg dan Pilpres yang akan datang dapat berjalan dengan baik. “Menjunjung tinggi kebhinekaan persatuan dan kesatuan yang harus selalu menjadi pegangan bagi media penyiaran dan lembaga penyiaran un-tuk mewujudkan kebhinekaan untuk membangun Jawa Barat yang juara lahir batin” pungkas Ineu.

38

HEARING DIALOG DENGAN GERAKAN KEBANGSAAN

39Majalah BEWARA Edisi Oktober 2017