disbun.riau.go.id Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau; 14....

72

Transcript of disbun.riau.go.id Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau; 14....

ii

Halaman

KATA PENGANTAR ………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….. ii

DAFTAR TABEL …………………………………………………………….. iii

BAB I. PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang …………………………………………….

1.2. Landasan Hukum …………………………………………. 1.3. Maksud dan Tujuan ……………………………………….. 1.4. Sistematika Penulisan …………………………………

1 2 4 4

BAB II. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD 2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan

Capaian Renstra SKPD ……………………………………. 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD ………………………… 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD.. 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD ………………… 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat …..

5

22 34 39 46

BAB III. TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional ……………………

3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD …………………………. 3.3 Program dan Kegiatan ……………………………………..

52 53 55

BAB IV. PENUTUP ……………………………………………………….

62

iii

Tabel Halaman

1. Ringkasan Capaian IKU Kegiatan APBD …………………………... 2. Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD sampai dengan

Tahun 2016 Provinsi Riau ……………………………….................. 3. Target dan Capaian Peningkatan Produksi Kelapa Sawit, Karet, dan

Kelapa ………………………………………………………………. 4. Jumlah Produksi Kelapa Sawit Provinsi Riau Tahun 2013-2014 …… 5. Jumlah Produksi Karet Provinsi Riau Tahun 2013-2014 …………… 6. Jumlah Produksi Kelapa Provinsi Riau Tahun 2013-2014 ………..... 7. Nilai Tukar Petani Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2014-2015... 8. Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan Tahun 2014-2015 ……... 9. Produksi Sagu Provinsi Riau Tahun 2013-2014 ……………………. 10. Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan Dinas

Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2015 …………………………….. 11. PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Golongan ……... 12. PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Jabatan/Eselon .. 13. PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Tingkat

Pendidikan ………………………………………………………….. 14. Jumlah Pegawai yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan …… 15. Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi

Riau Tahun 2014 ……………………………………………………. 16. Review terhadap Rancangan Awal RKPD 2017 .................................. 17. Usulan Program dan Kegiatan dari SKPD yang Membidangi

Perkebunan Kabupaten/Kota ............................................................. 18. Identifikasi Kebijakan Nasional Provinsi Riau ……………………… 19. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2017 dan

Perkiraan Maju Tahun 2018 ………………………………………...

5

6

12 13 14 15 16 17 18

20 30 31

31 32

33 40

48 53

57

1

1.1. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan. Selanjutnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 yang pedoman pelaksanaannya diatur pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 menjelaskan langkah-langkah dalam penyusunan produk perencanaan pembangunan yang mencakup Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD), Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), Kebijakan Umum Anggaran/Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA/PPAS) serta Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD). Secara hierarki penyusunan Rencana Kerja SKPD merupakan produk dasar bagi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, diserasikan dengan Rencana Kerja Pemerintah dan menjadi pedoman dalam penyusunan Rencana Anggaran Pembangunan Belanja Daerah (RAPBD). Karenanya, sebagai dokumen perencanaan daerah, Renja SKPD mempunyai kedudukan yang strategis, yaitu menjembatani antara perencanaan strategis jangka menengah dengan perencanaan dan penganggaran tahunan yang dilaksanakan oleh SKPD. Di sisi lain, Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang dalam fungsinya melaksanakan pelayanan terhadap masyarakat dalam rangka pengembangan perkebunan ditugaskan untuk melaksanakan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi.

2

Sesuai dengan Undang-Undang N0. 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan, secara ekonomi perkebunan berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan struktur ekonomi wilayah dan nasional, secara ekologi berfungsi meningkatkan konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan lindung serta secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat pemersatu bangsa. Sebagaimana dapat dilihat pembangunan perkebunan terbukti telah menjadi penggerak perekonomian wilayah. Data empiris menunjukkan munculnya pusat-pusat perekonomian baru. Namun demikian pembangunan perkebunan kedepan dihadapkan kepada berbagai tantangan, antara lain makin terbatasnya sumber daya lahan, air dan energi, terbatasnya ketersediaan benih tanaman perkebunan, terbatasnya akses petani terhadap permodalan, lemahnya kelembagaan petani, tekanan globalisasi dan liberasi pasar, isu lingkungan dan lain sebagainya. Sejalan dengan semangat reformasi, perencanaan dan penganggaran dasar serta otonomi daerah, Dinas Perkebunan dituntut untuk mengubah pola manajemen pembangunan dari pelaksana menjadi fasilitator, akselerator dan pengendali pelaksanaan program pembangunan perkebunan. Program dan kegiatan pembangunan perkebunan harus mampu meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta maupun stake holders (pemangku kepentingan) lainnya. Berdasarkan kerangka pikir diatas, Dinas Perkebunan Provinsi Riau sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah menyusun Rencana Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau tahun 2017. Dokumen Rencana Kerja ini disusun dengan mengacu pada RPJMD dan RKPD Provinsi Riau serta Rencana Strategis (Renstra) Dinas Perkebunan Provinsi Riau 2014-2019. Sebagai penjabaran dari Renstra Dinas Perkebunan, maka Renja Dinas Perkebunan Provinsi Riau ditujukan untuk mewujudkan Visi Dinas Perkebunan Provinsi Riau yaitu

“Kebun untuk kesejahteraan masyarakat”.

Dokumen ini disusun dengan maksud untuk mengefektifkan dan mengarahkan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perkebunan tahun 2017 sehingga tujuan pembangunan perkebunan dan tujuan pelayanan publik dapat tercapai.

1.2. Landasan Hukum

Penyusunan Rencana Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 menggunakan landasan yang dijadikan sebagai acuan dalam penyusunannya antara lain: 1. Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah Swatantra I

Sumatera Barat, Jambi dan Riau, Lembaran Negara Nomor 112;

3

2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4421);

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126;

4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Provinsi Riau;

12. Perda No.9 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau Tahun 2005 – 2025;

13. Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 tentang Organisasi Dinas Daerah Provinsi Riau;

14. Peraturan Daerah No. 7 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi Riau 2014-2019;

15. Peraturan Gubernur Nomor 23 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2017;

16. Rencana Strategis (Renstra) Disbun Provinsi Riau tahun 2014-2019.

4

1.3. Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Renja Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 adalah sebagai pedoman penyusunan perencanaan anggaran program dan kegiatan pembangunan perkebunan yang selanjutnya dituangkan dalam RKA Dinas Perkebunan Provinsi Riau.

Adapun tujuan kegiatan penyusunan renja SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Riau adalah: 1. Sebagai acuan pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017 pada Dinas Perkebunan

Provinsi Riau. 2. Untuk memberikan arahan dan pedoman dalam pelaksanaan program dan kegiatan

pembangunan perkebunan untuk mencapai sasaran dan tujuan yang ditetapkan. 3. Sebagai acuan dalam melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan

kegiatan pembangunan perkebunan.

1.4. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Dokumen Rancangan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun Anggaran 2017 ini mengacu pada Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang 1.2. Landasan Hukum 1.3. Maksud dan Tujuan 1.4. Sistematika Penulisan

BAB II. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD 2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD 2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD 2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD 2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

BAB III. Tujuan dan Sasaran Program dan Kegiatan 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional 3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 3.3. Program dan Kegiatan

BAB IV. Penutup

5

2.1. Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD

2.1.1. Capaian Pelaksanaan Rencana Kerja Tahun lalu (2015) dan Capaian Renstra

Pada tahun 2015, Dinas Perkebunan telah menetapkan 5 sasaran strategis yang berisi 5 (lima) indikator kinerja utama (IKU). Berdasarkan capaian IKU tahun 2014 (terlampir), dari 5 IKU tersebut terdapat 3 IKU yang memiliki capaian 100% atau lebih, dan 2 IKU yang memiliki capaian kurang dari 100%.

Tabel 1. Ringkasan Capaian IKU Kegiatan APBD

Tingkat capaian Jumlah IKU Persentase

< 100 % 2 40.00

≥ 100 % 3 60,00

Jumlah 5 100,00

Secara umum berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan, tingkat capaian >100%. Namun bila dilihat secara lebih rinci dari indikator kinerja utama masih ada komponen yang melampui target, yaitu komoditi kelapa sawit dan karet. Rencana Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau merupakan penjabaran perencanaan tahunan dan Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014-2019. Tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan-kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan Kinerja Pemerintah Dinas Perkebunan Provinsi Riau selama tahun 2014 (N-2) dan perkiraan target tahun 2015 (N-1). Capaian pelaksanaan Rencana Kerja Tahun 2015 dan Capaian Renstra SKPD dapat dilihat pada Tabel 2.

SKPD : Dinas Perkebunan

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 12

Urusan Bidang UrusanProgram Pelayanan Administrasi Perkantoran

1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah surat yang terkirim 15.000 surat 1.200 2.807 5.614 200.00% 2.807 9.621 64.14%

2 Penyediaan Jasa Komunikasi, sumberdaya air dan listrik

Jumlah bulan rekening telp terbayar

12 bln 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

Jumlah KWh listrik - 3 Penyediaan jasa pemeliharaan dan

perizinan kendaraan dinas/operasional

Jumlah kendaraan dinas yang dipelihara

60 unit 10 8 8 100.00% 8 26 43.33%

4 Penyediaan jasa administrasi keuangan

Jumlah materai yang disediakan

20.000 buah 5.166 5.166 5.000 96.79% 3.866 14.032 70.16%

5 Penyediaan jasa kebersihan kantor Jumlah bulan layanan kebersihan

12 bln 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

6 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja

Jenis peralatan kerja yang diperbaiki

9 jenis 6 7 7 100.00% 7 9 100.00%

7 Penyediaan alat tulis kantor Jenis alat tulis kantor yang disediakan

30 jenis 25 24 24 100.00% 25 30 100.00%

8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan

Jenis barang yang dicetak 8 jenis 7 7 7 100.00% 7 8 100.00%

Jenis barang yang digandakan

3 jenis 2 2 2 100.00% 2 2 66.67%

9 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

Jenis komponen instalasi listrik/penerangan yang disediakan

23 jenis 18 19 19 100.00% 18 19 82.61%

10 Penyediaan peralatan rumah tangga Jenis peralatan rumah tangga yang disediakan

18 jenis 10 12 12 100.00% 13 12 66.67%

11 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan

Jenis bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan yang disediakan

4 jenis 3 12 3 25.00% 1 7 175.00%

12 Penyediaan makanan dan minuman Jumlah bulan layanan makan dan minum yang disediakan

12 bln 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

1

Tabel 2.Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD s/d Tahun 2016

Provinsi Riau

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 121

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

13 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

Jumlah koordinasi yang dilaksanakan

12 kab/kota 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

Jumlah konsultasi ke luar daerah yang dilaksanakan

100 kali 30 32 42 131.25% 20 92 92.00%

14 Penyediaan jasa keamanan kantor Jumlah bulan layanan keamanan

12 bln 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

15 Penyediaan jasa informasi dan publikasi dan kehumasan SKPD

jenis informasi dan publikasi yang tersedia

12 jenis 4 4 4 100.00% 7 15 125.00%

16 Penyediaan administrasi kepegawaian

Jumlah bulan layanan administrasi kepegawaian

12 bln 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

- 0.00%

1 Pengadaan perlengkapan gedung kantor

Jenis perlengkapan gedung kantor yang diadakan

12 jenis 8 12 12 100.00% 6 12 100.00%

2 Pengadaan Mebeleur jumlah paket mebeleur yang diadakan

5 paket 1 - - 0.00% 1 2 40.00%

3 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor

Jumlah jenis alat yang dipelihara rutin

15 jenis 6 10 10 100.00% 6 15 100.00%

4 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

Jumlah paket gedung yang direhab

3 paket - - - 0.00% 1 1 33.33%

5 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Jumlah jenis alat dan oerlengkapan kantor yang disediakan

12 jenis - 18 10 55.56% 8 18 150.00%

Program Peningkatan Disiplin Aparatur

0.00% - 0.00%

1 Pengadaan Pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya

Jumlah stel pakaian dinas yang diadakan

711 stel 187 128 180 140.63% 180 547 76.93%

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

0.00% - 0.00%

1 Pendidikan dan pelatihan formal Jumlah aparatur/pegawai yang diikutkan pendidikan dan pelatihan

58 orang - 7 - 0.00% 10 10 17.24%

Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

0.00% - 0.00%

1 Penyusunan Laporan Keuangan Akhir Tahun

Jumlah Laporan keuangan akhir tahun

20 dokumen 2 2 2 100.00% 4 8 40.00%

2 Penyusunan Rencana Kerja SKPD Jumlah rencana kerja yang disusun

20 dokumen 1 1 1 100.00% 4 6 30.00%

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 121

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

0.00% - 0.00%

1 Pelatihan Petani dan Aparatur Perkebunan

Jumlah kelompok tani yang dilatih

175 klpk 30 52 52 100.00% 45 127 72.57%

Jumlah aparatur perkebunan yang dilatih

317 org - 65 60 92.31% 100 160 50.47%

2 Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan

Jumlah asosiasi/klpk tani kab/kota yang dibina

60 asosiasi - 12 12 100.00% 9 21 35.00%

3 Penilaian Kelompok Tani Perkebunan

Jumlah kelompok tani yang dinilai

600 klpk - 220 220 100.00% 110 330 55.00%

4 Pengembangan Kelembagaan Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan

Jumlah kelompok tani /usaha pengolahan yang dikembangkan

96 klpk - 24 24 100.00% 24 48 50.00%

Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

1 Pengembangan Kebun Sagu Rakyat

Luas lahan sagu yang dikembangkan

2.481 Ha - - 0.00% 580 580 23.38%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

4 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 50.00%

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1 Pembinaan Pascapanen Produk Perkebunan

Jumlah kab/kota yang dibina pasca panennya

12 kab/kota 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

2 Pembinaan Mutu Hasil Produk Perkebunan

Jumlah klpk tani yang mendapat sertifikat jaminan mutu

10 klpk 3 2 2 100.00% 2 7 70.00%

3 Penyedia Alat Pengolah Hasil Perkebunan

Jumlah alat pengolah sagu yang disediakan

5 unit - - - 0.00% 1 1 20.00%

4 Promosi Produk Perkebunan Jumlah jenis expo yang diikuti

10 jenis expo 8 3 3 100.00% 10 10 100.00%

5 Pembinaan Usaha Pengolahan Produk Perkebunan

Jumlah unit usaha pengolahan yang dibina

62 unit - 5 5 100.00% 15 20 32.26%

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

1 Penyediaan Agensia Pengendali Hayati untuk Pengendalian OPT Perkebunan

Jumlah Tricoderma sp yg disediakan

200 kg - - - 0.00% 40 40 20.00%

Jumlah Metarrizhium sp yg disediakan

200 kg - - 0.00% 40 40 20.00%

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 121

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

Jumlah Beauveria bassiana.sp yang disediakan

200 kg - - 0.00% 40 40 20.00%

2 Dem-farm Pengembangan Komoditi Lada (Pemeliharaan)

Jenis pemeliharaan den-farm komoditi lada

15 jenis 2 2 2 100.00% 10 14 93.33%

3 Den-Farm Pengendalian Kebakaran Lahan dan kebun

Jumlah kab/kota yang mendpat sosialisasi pengendalian kebakaran lahan & kebun

12 kab/kota - - - 0.00% 4 4 33.33%

4 Bimbingan Teknis Pemanfaatan dan Pemeliharaan Alat-Alat Mekanisasi Perkebunan yang Telah Diserahkan ke Masyarakat

Jumlah kab/kota tempat kegiatan bimtek

12 klpk 12 12 12 100.00% 11 35 291.67%

5 Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih Perkebunan

Frekwensi pengawasan benih perkebiunan

125 kali 12 12 12 100.00% 20 44 35.20%

Jumlah sertifikat benih unggul bermutu yang dikeluarkan

5.000.000 lembar - - 0.00% 1.000.000 1.000.000 20.00%

6 Pembangunan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan

Luas kebun koleksi 3 Ha - - - 0.00% 3 3 100.00%

Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

1 Monitoring, evaluasi dan pelaporan Jumlah laporan 20 laporan 4 4 4 100.00% 4 12 60.00%

2 Peremajaan Kebun Karet Rakyat Luas lahan tan. Karet yg diremajakan

5.051 ha - - - 0.00% 700 700 13.86%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

3 Peremajaan Kebun Kelapa Rakyat Luas lahan tan. Kelapa yg diremajakan

1.481 Ha - - - 0.00% 1.080 1.080 72.92%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

4 Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Rakyat

Luas lahan tan. Klp. swt diremajakan

711 Ha - - - 0.00% 437 437 61.46%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

5 Divesifikasi Tanaman Kakao pada Perkebunan Rakyat

Luasan tan. Kakao yang didiversifikasi

415 Ha - - - 0.00% 105 105 25.30%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 121

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

6 Penyediaan Bibit Kelapa Sawit, Karet dan Kakao

Jumlah batang bibit sawit yang disediakan

230.000 batang - - - 0.00% 30.000 30.000 13.04%

jumlah batang bibit karet yang disediakan

327.000 batang - - - 0.00% 27.000 27.000 8.26%

jumlah batang bibit kakao yang disediakan

320.000 batang - - - 0.00% 20.000 20.000 6.25%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

7 Penggantian Bibit Palsu Kelapa Sawit dengan Bibit Unggul Bersertifikat

Luas penggantian bibit klp.sawit

400 Ha - - - 0.00% 400 - 0.00%

Jumlah Dokumen Pemantapan CPCL

3 dokumen 1 1 1 100.00% - 2 66.67%

8 Pembinaan Usaha Perkebunan Jumlah perusahaan yg dibina/dinilai

300 perusahaan 24 30 30 100.00% 42 96 32.00%

9 Penertiban Izin Usaha Perkebunan Jumlah unit usaha yang ditertibkan

132 perusahaan 22 10 10 100.00% 30 62 46.97%

10 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan

Luasan lahan pengendalian OPT

1.600 Ha - 200 - 0.00% 300 300 18.75%

11 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Perkebunan

Jumlah petani yg ikut sekolah lapang

200 org 40 40 40 100.00% 40 120 60.00%

12 Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

Laporan Pantauan data Hot Spot 12 Kab/ Kota

5 laporan 1 1 1 100.00% 1 3 60.00%

13 Pembinaan Petugas Hama Penyakit dan Cadangan Pestisida untuk Penanganan Darurat

Jumlah lokasi pembinaan petugas pengamat hama penyakit

60 lokasi 12 12 12 100.00% 12 36 60.00%

14 Pembinaan Penangkar Benih dan Sosialisasi Pemberantasan Bibit Unggul Palsu

Jumlah penangkar benih yang dibina

1.182 orang 300 500 432 86.40% 250 982 83.08%

15 Koordinasi Pembangunan Perkebunan antara Provinsi Riau dengan Kab/Kota

Jumlah rapat dan koordinasi yang dilaksanakan

5 pertemuan 1 1 1 100.00% 1 3 60.00%

16 Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil Perkebunan

Jenis Dokumen yang disusun

3 jenis 3 3 3 100.00% 3 3 100.00%

17 Rehabilitasi Jalan Produksi Jumlah km Jalan Produksi yang direhabilitasi

242 km 15 - 35 0.00% 40 90 37.29%

Jumlah dokumen perencanaan

1 dokumen 1 1 1 100.00% 2 200.00%

Target RealisasiTingkat Realisasi

(%)Realisasi Capaian

Tingkat Capaian

2 3 5 6 7 8=(7/6) 9 10=(5+7+9) 11=(10/4) 121

Target Capaian Kinerja Akhir Periode Renstra SKPD Tahun

2018

4

CatatanKodeUrusan/Bidang Urusan Pemerintahan

Daerah dan Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Program (outcome)/ Kegiatan

(output)

Target dan Realisasi Kinerja Program dan Keluaran Kegiatan SKPD tahun 2015

Perkiraan Realisasi Capaian Target Program/Kegiatan Renstra SKPD s/d dengan

Tahun 2016

Target Program / Kegiatan

Renja SKPD Tahun 2016

Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan

Keluaran Kegiatan s/d Tahun 2014

18 Normalisasi Saluran Drainase pada Areal Perkebunan Rakyat

Jumlah km Saluran drainase yang dinormalisasi

150 km 20 18 0.00% 15 53 35.33%

Jumlah dokumen perencanaan

1 dokumen 1 1 1 100.00% 2 200.00%

19 Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan Pupuk/Pestisida

Jumlah lokasi pembinaan pupuk dan pestisida

12 kab/kota 12 12 12 100.00% 12 12 100.00%

20 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lahan Pengembangan Perkebunan melalui Pemanfaatan GIS

Buku dokumen data laporan potensi lahan perkebunan

5 dokumen 1 1 1 100.00% 1 3 60.00%

21 Pembangunan Water Management di Kawasan Perkebunan

jumlah unit sekat kanal yang dibangun

184 unit - - 0.00% 45 45 24.46%

Jumlah dokumen perencanaan

1 dokumen - 1 1 100.00% 1 100.00%

22 Intensifikasi Tanaman Perkebunan Jumlah luas lahan tanaman perkebunan yang diintensifikasi

400 Ha - - - 0.00% 200 200 50.00%

23 Penyediaan Alat Mekanisasi Perkebunan

Jumlah unit alat mekanik perkebunan yang disediakan

11 unit - - - 0.00% 1 1 9.09%

24 Penyusunan Masterplan Pengembangan Kawasan PerkebunanProvinsi Riau

Jumlah dokumen masterplan yang disusun

1 dokumen - - - 0.00% 1 1 100.00%

25 Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

Jumlah koordinasi dlm penanganangangguan usaha perkebunan

12 kab/kota 12 12 12 100.00% 11 12 100.00%

12

Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Provinsi Riau ini menyajikan dasar pengukuran kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan oleh Dinas Perkebunan Provinsi Riau selama tahun 2015 dan perkiraan target tahun 2016. 2.1.2. Review Hasil Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Kinerja

Evaluasi dan analisis kinerja memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja Dinas Perkebunan pada tahun lalu (tahun 2015) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun 2016) yang mengacu pada APBD tahun berjalan.

Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian target indikator pada sasaran strategis yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja 2015 mempedomani evaluasi hasil Renja tahun 2015 yang telah dilaksanakan.

a. Sasaran Strategis 1: Meningkatnya produksi komoditas utama perkebunan (kelapa

sawit, karet, dan kelapa) dengan Indikator kinerja jumlah produksi komoditas utama perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa).

Untuk mengukur capaian indikator kinerja ini digunakan data statistik perkebunan Povinsi Riau tahun 2013 dan 2014, karena data statistik teraktual yang tersedia secara nasional, provinsi dan kabupaten adalah data minus 1 dari tahun berjalan (n-1). Berdasarkan data perkebunan Provinsi Riau tahun 2014, produksi kelapa sawit mencapai 7.561.293 ton CPO, produksi karet sebesar 367.261 ton karet kering dan kelapa 421.654 ton kopra. Untuk lebih jelasnya target dan capaian produksi kelapa sawit, karet dan kelapa secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Target dan Capaian Peningkatan Produksi Kelapa Sawit, Karet dan Kelapa

No. Indikator Kinerja Target (Ton) Capaian

(Ton)

Persentase

Capaian

Jumlah produksi Komoditi utama perkebunan

1 Kelapa Sawit 7.573.546 7.561.293 99,84%

2 Karet 354.298 367.260 103,66%

3 Kelapa 404.108 421.655 104,34%

13

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pencapaian dari target indikator sasaran startegis dalam upaya meningkatkan produksi komoditas utama perkebunan (kelapa sawit, karet dan kelapa) tidak tercapai secara keseluruhan. Produksi komoditas kelapa sawit tercapai sebesar 99,84% dari target yang ditetapkan. Sedangkan komoditas karet dan kelapa telah tercapai masing-masing sebesar 103,66% dan 104,34%. Adapun data produksi kelapa sawit, karet dan kelapa kabupaten/kota se Provinsi Riau disajikan pada Tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4.

Jumlah Produksi Kelapa sawit Provinsi Riau tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Kelapa sawit/ ton/thn Peningkatan/ Persenta

se 2013 2014 Penurunan

1 Kampar 1.337.727 1.328.777 -8.950 -0.67

2 Rokan Hulu 1.172.003 1.173.743 1.740 0.15

3 Pelalawan 1.157.006 1.247.740 90.734 7.84

4 Indragiri Hulu 443.880 427.755 -16.125 -3.63

5 Kuantan Singingi 161.548 166.127 4.579 2.83

6 Bengkalis 441.879 400.387 -41.492 -9.39

7 Rokan Hilir 877.677 806.251 -71.426 -8.14

8 Dumai 75.127 79.883 4.756 6.33

9 Siak 925.010 950.008 24.998 2.70

10 Indragiri Hilir 704.346 705.888 1.542 0.22

11 Pekanbaru 30.467 30.666 199 0.65

12 Kep. Meranti - - - -

TOTAL 7.326.670 7.317.225 -9.445

Dilihat dari Tabel 4 yang menunjukkan tingkat produksi kelapa sawit pada tahun 2013 dan 2014, kabupaten yang paling besar mengalami persentase penurunan produksi kelapa sawit yang paling besar adalah Bengkalis (-9,39%), disusul Kabupaten Rokan Hilir (-8,14%), Kabupaten Indragiri Hulu (-3,63 %), Kabupaten Kampar (-0,67%). Namun beberapa kabupaten ada yang mengalami peningkatan produksi, yaitu Kabupaten Pelalawan (7,84 %), Kota Dumai (6,33%), Kabupaten Kuantan Singingi (2,83%), Kabupaten Siak (2,7%), Kota Pekanbaru (0,65%), Kabupaten Indragiri Hilir (0,22%), dan Kabupaten Rokan Hulu (0,15%). Terjadinya penurunan produksi pada 4 (empat) kabupaten ini disebabkan karena banyaknya kebun yang mengalami gangguan produksi akibat terbakar dan semakin banyaknya tanaman yang rusak.

14

Tabel 5. Jumlah Produksi Karet Provinsi Riau tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Karet/ton/thn Peningkatan/

Persentase 2013 2014 Penurunan

1 Kampar 75.484 77.556 2.072 2.74 2 Rokan Hulu 54.718 55.703 985 1.80 3 Pelalawan 39.982 40.349 367 0.92 4 Indragiri Hulu 48.303 43.086 -5.217 -10.80 5 Kuantan Singingi 71.149 79.561 8.412 11.82 6 Bengkalis 21.408 21.258 -150 -0.70 7 Rokan Hilir 24.714 23.990 -724 -2.93 8 Dumai 1.524 1.716 192 12.60 9 Siak 7.039 10.495 3.456 49.10

10 Indragiri Hilir 3.552 3.931 379 10.67 11 Pekanbaru 588 388 -200 -34.01 12 Kep. Meranti 9.438 9.227 -211 -2.24

TOTAL 357.899 367.260 9.361

Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa produksi karet secara rata-rata mengalami peningkatan dari perbandingan data produksi pada tahun 2013 dan 2014. Dari 12 kabupaten/kota terdapat 7 (tujuh) kabupaten yang mencapai peningkatan produksi yaitu Kabupaten Siak (49,10%), Kota Dumai (12,60%), Kabupaten Kuantan Singingi (11,82%), Kabupaten Indragiri Hilir (10,67%), Kabupaten Kampar (2,74%), Kabupaten Rokan Hulu (1,80%), dan Kabupaten Pelalawan (0,92%). Sedangkan 5 (lima) kabupaten lainnya Kota Pekanbaru, Kabupaten Indragiri Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kabupaten Bengkalis mengalami penurunan produksi karet. Hal ini disebabkan banyaknya tanaman tua rusak dan kemungkinan lainnya seperti alih komoditas atau penggunaan lainnya.

15

Tabel 6. Jumlah Produksi Kelapa Provinsi Riau tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Kelapa/ton/thn Peningkatan/

Persentase 2013 2014 Penurunan

1 Kampar 626 563 -63 -10,06 2 Rokan Hulu 595 595 - 0,00 3 Pelalawan 17.226 17.312 86 0,50 4 Indragiri Hulu 584 296 -288 -49,32 5 Kuantan Singingi 2.093 1.800 -293 -14,00 6 Bengkalis 11.193 7.551 -3.642 -32,54 7 Rokan Hilir 4.645 4.632 -13 -0,28 8 Dumai 907 908 1 0,11 9 Siak 894 1.238 344 38,48

10 Indragiri Hilir 360.959 359.372 -1.587 -0,44 11 Pekanbaru 9 9 - 0,00 12 Kep. Meranti 27.349 27.379 30 0,11

TOTAL 427.080 421.655 -5.425

Pada Tabel 6 yang menunjukkan perbandingan produksi kelapa antara tahun 2013 dan 2014. Dapat dilihat bahwa produksi kelapa secara rata-rata mengalami penurunan, namun ada beberapa kabupaten capaian produksinya mengalami peningkatan yaitu Kabupaten Siak (38,48%), Kabupaten Pelalawan (0,5%0), Kabupaten Kepulauan Meranti (0,11%) dan Kota Dumai (0,11%). Sedangkan Kabupaten yang capaian produksi kelapanya menurun adalah Kampar, Rokan Hulu, Indragiri Hulu, Rokan Hilir, Siak, Indragiri Hilir dan Dumai. Penyumbang terbesar penurunan produksi kelapa Provinsi Riau adalah Kabupaten Indragiri Hilir yang merupakan sentra produksi kelapa di Riau. Hal ini disebabkan banyaknya tanaman tua dan tanaman rusak yang diakibatkan karena intrusi air laut sehingga perlu penanganan khusus.

b. Sasaran strategis 2: Meningkatnya penerapan teknologi perkebunan dengan indikator

kinerja persentase peningkatan penggunaan teknologi perkebunan.

Pada sasaran strategis ini ditetapkan target indikator kinerja tahun 2015 sebesar 61,00%. Persentase penerapan teknologi pertanian/perkebunan diukur dengan cara membandingkan jumlah petani yang menggunakan teknologi pertanian/perkebunan (KK) dengan jumlah petani perkebunan yang ada di Provinsi Riau. Sedangkan petani yang menggunakan teknologi pertanian/perkebunan merupakan jumlah petani yang pernah

16

dilakukan pembinaan dan petani yang ada di Provinsi Riau yang pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah. Realisasi pencapaian target indikator kinerja pada sasaran strategis ini dapat dilihat pada data statistik tahun 2014. Jumlah petani yang menggunakan teknologi pertanian/perkebunan sebanyak 641.710 KK, sedangkan jumlah petani pekebun sebanyak 1.046.900 KK. Sehingga persentasi petani pengguna teknologi pertanian/perkebunan diperoleh sebesar 61,30% (Laporan Kinerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, 2015). Kenaikan jumlah petani pengguna teknologi disebabkan oleh meningkatnya kegiatan pembinaan kepada petani dan kelompok tani perkebunan, serta meningkatnya jumlah petani yang menerima bantuan pada tahun 2015.

c. Sasaran strategis 3: Meningkatnya kesejahteraan petani perkebunan dengan indikator

kinerja Nilai Tukar Petani (NTP Perkebunan).

Target nilai tukar petani yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Dinas Perkebunan dan Perjanjian Kinerja Kepala SKPD pada tahun 2015 adalah 97,47. Untuk mengetahui tingkat capaian NTP perkebunan diperoleh dari data BPS Provinsi Riau tahun 2014 dan 2015 yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 7.

Nilai Tukar Petani Perkebunan di Provinsi Riau Tahun 2014-2015

No Kabupaten/Kota Nilai Tukar

Petani Peningkatan/

Penurunan Persentase

2014 2015 1 Januari 97.38 93.43 -3.95 95.94

2 Pebruari 96.29 93.64 -2.65 97.25

3 Maret 98.17 95.60 -2.57 97.38

4 April 97.96 94.20 -3.76 96.16

5 Mei 95.90 92.08 -3.82 96.02

6 Juni 95.11 93.39 -1.72 98.19

7 Juli 95.56 90.43 -5.13 94.63

8 Agustus 93.37 87.15 -6.22 93.34

9 September 91.72 86.57 -5.15 94.39

10 Oktober 93.45 88.68 -4.77 94.90

11 Nopember 93.77 89.39 -4.38 95.33

12 Desember 91.64 89.92 -1.72 98.12

NTP rerata 95.03 91.21 -3.82 95.98

17

Dilihat dari Tabel 7 tersebut, NTP yang dapat dicapai adalah sebesar 91,21 atau 95,98% dari NTP 97,47 yang ditargetkan. Ditinjau dari pencapaian NTP, angka tersebut tidak sesuai dengan yang ditargetkan. Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun 2014, NTP tahun 2015 menurun sebesar 3,82%. Permasalahan yang dihadapi petani/pekebun pada akhir-akhir ini antara lain harga produk hasil perkebunan yang cenderung menurun sedangkan harga sarana produksi cenderung meningkat sehingga NTP tidak dapat mencapai angka yang ditargetkan. d. Sasaran Strategis 4 : Meningkatnya pemasaran hasil poduksi pertanian/perkebunan

dengan indikator kinerja : Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan.

Target peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan yang ditetapkan dalam Rencana Strategis perkebunan adalah 29 unit usaha. Jumlah unit usaha yang telah dibina sampai dengan tahun 2014 sebanyak 29 unit, sedangkan pada tahun 2015 terdapat 33 unit usaha pengolahan hasil perkebunan. Secara rinci jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan tahun 2014 dan 2015 dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 8.

Unit Usaha Pengolahan Hasil Perkebunan Tahun 2014-2015

No. Kabupaten/Kota Unit Usaha Peningkatan

/Penurunan Persentase

2014 2015 1 Kampar 5 6 1 120,00 2 Rokan Hulu 8 9 1 112,50 3 Pelalawan 3 3 - 100,00 4 Indragiri Hulu 4 5 1 125,00 5 Kuantan Singingi 5 6 1 120,00 6 Bengkalis - - - 7 Rokan Hilir - - - 8 Dumai - - - 9 Siak - - -

10 Indragiri Hilir 3 3 - 100,00 11 Pekanbaru - - - 12 Kep Meranti 2 2 - 100,00

TOTAL 29 33 4

Dari Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan yang dibina mencapai target yang ditetapkan sebanyak 33 unit atau 113,79 % dari 29 unit usaha yang ditargetkan. Ada penambahan unit usaha pengolahan hasil yang dibina sebanyak 4 unit, yaitu Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Indragiri Hulu dan

18

Kabupaten Kuntan Singingi. Pada ke-4 unit usaha tersebut selain pembinaan, juga diberikan bantuan alat pengolahan hasil perkebunan. e. Sasaran strategis 5: Meningkatnya ketahanan pangan dengan indikator kinerja jumlah

produksi pangan dari perkebunan komoditas sagu (ton).

Target jumlah produksi pangan komoditas perkebunan yang ditetapkan yaitu sagu sebesar 269.786 ton. Sebagai sumber data untuk melihat capaian dipergunakan data statistik perkebunan yang tersedia, dan secara nasional data statistik perkebunan dimaksud adalah data n-1. Oleh karena itu untuk mengukur capaian tahun 2015 dipergunakan data statistik perkebunan tahun 2014. Dari data tahun 2014 diperoleh angka realisasi produksi sagu yaitu sebesar 340.197 ton (126,10 %) atau lebih besar 26,10 % dari target yang ditetapkan. Dari 5 (lima) kabupaten penghasil sagu, terdapat 2 kabupaten penyumbang produksi sagu terbesar yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti dan Kabupaten Siak. Secara rinci produksi sagu per kabupaten di Provinsi Riau dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 9.

Produksi Sagu Provinsi Riau Tahun 2013-2014

No Kabupaten/Kota Produksi (ton) Peningkatan/

Penurunan Persentase

2013 2014 1 Kampar - - - - 2 Rokan Hulu - - - - 3 Pelalawan 914 9915 1 0,11 4 Indragiri Hulu - - - - 5 Kuantan Singingi - - - - 6 Bengkalis 5.889 1.607 -4.282 - 72,71 7 Rokan Hilir - - - - 8 Dumai - - - - 9 Siak 19.904 46.764 26.860 134,,95

10 Indragiri Hilir 7.457 7.452 -5 - 0,07 11 Pekanbaru - - - 12 Kep Meranti 91.981 283.459 191.478 208,17

TOTAL 126.145 340.197 214.052

Dilihat dari Tabel 9, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya ada kenaikan produksi yang signifikan, yaitu sebesar 214.052 ton (169,69%). Kontribusi kenaikan produksi sagu ini berasal dari 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Meranti, Pelalawan dan Siak. Sedangkan 2 kabupaten lainnya yaitu Indragiri Hilir dan Bengkalis mengalami penurunan produksi masing-masing sebesar 0,07% dan 72,71%.

19

2.1.3. Akuntabilitas Keuangan APBD

2.1.3.1. Pagu Anggaran Berdasarkan DPA tahun 2015 No.2.01.2.01.02 tanggal 27 Februari 2015, Dinas Perkebunan mendapatkan alokasi anggaran belanja sebesar Rp 87.469.473.086,- terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp 18.278.473.086 dan belanja langsung sebesar Rp 69.191.000.000,- yang digunakan untuk membiayai 10 program dan 64 kegiatan Dinas Perkebunan. Melalui DPPA Dinas Perkebunan tahun 2015 No.2.01.2.01.02 tanggal 15 Desember 2015 jumlah anggaran belanja Dinas Perkebunan menjadi Rp 37.676.506.086,- terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp 18.278.473.086,- dan belanja langsung sebesar Rp 19.398.033.000,- untuk membiayai 66 kegiatan dari 10 program.

2.1.3.2. Penyerapan Anggaran Berdasakan DPPA Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2015, dari pagu anggaran yang ditetapkan, penyerapan anggaran sampai dengan 31 Desember 2015 sebesar Rp 28.181.627.892,- (74,80%) terdiri dari belanja tidak langsung sebesar Rp 16.472.400.046,- (90,12%) dan belanja langsung sebesar Rp 11.709.227.846,- (60,36%). Dengan demikian anggaran yang telah dialokasikan terdapat sisa anggaran sebesar Rp 9.494.878.194,- (25,20%) yang merupakan anggaran yang tidak digunakan karena adanya kegiatan yang tidak dilaksanakan, adanya efisiensi penggunaan anggaran terutama pada kegiatan yang pekerjaannya dilaksanakan oleh pihak ke-3 dan efisiensi dalam pelaksanaan perjalanan dinas. Realisasi fisik dan keuangan per kegiatan dapat dilihat pada Tabel 9.

20

Tabel 10. Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Kegiatan

Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2015

NO NAMA PROGRAM / KEGIATAN PAGU REALISASI

Keuangan % Fisik Ttb A. Program Pelayanan Administrasi 2.772.000.000 1.708.901.919 61.65 1 Penyediaan jasa surat menyurat 20.000.000 18.800.000 94.00 100 0.10 2 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan

listrik 750.000.000 438.380.024 58.45 100 3.87

3 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional

250.000.000 194.029.750 77.61 100 1.29

4 Penyediaan jasa administrasi keuangan 25.000.000 19.200.000 76.80 100 0.13 5 Penyediaan jasa kebersihan kantor 230.000.000 145.277.400 63.16 100 1.19 6 Penyediaan jasa perbaikan peralatan kerja 70.000.000 27.815.000 39.74 50 0.18 7 Penyediaan alat tulis kantor 105.000.000 103.633.600 98.70 100 0.54 8 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 80.000.000 79.490.000 99.36 100 0.41 9 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor 65.000.000 33.637.300 51.75 55 0.18

10 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 175.000.000 171.882.000 98.22 100 0.90 11 Penyediaan peralatan rumah tangga 20.000.000 17.100.000 85.50 100 0.10 12 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan

perundang-undangan 30.000.000 30.000.000 100.00 100 0.15

13 Penyediaan makanan dan minuman 165.000.000 92.748.700 56.21 60 0.51 14 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar

daerah 375.000.000 151.531.745 40.41 80 1.55

15 Penyediaan jasa keamanan kantor 137.000.000 136.360.000 99.53 100 0.71 16 Penyediaan jasa sosialisasi informasi publikasi dan

kehumasan SKPD 200.000.000 - - 0 0.00

17 Penyediaan Administrasi Kepegawaian 75.000.000 49.016.400 65.36 100 0.39 B. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana 777.600.000 574.733.000 73.91 0.00 18 Pembangunan Gedung Kantor 227.600.000 217.680.000 95.64 100 1.17 19 Pengadaan perlengkapan gedung kantor 150.000.000 135.876.000 90.58 100 0.77 20 Pengadaan peralatan gedung kantor 200.000.000 151.292.000 75.65 100 1.03 21 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor 100.000.000 - - 0 0.00 22 Pemeliharaan rutin/berkala Perlengkapan gedung

kantor 100.000.000 69.885.000 69.89 85 0.44

C. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 492.000.000 315.689.300 64.16 23 Pengadaan pakaian Dinas Beserta Perlengkapannya 181.000.000 109.676.500 60.59 100 0.93 24 Pengadaan pakaian khusus hari hari tertentu 181.000.000 105.295.600 58.17 100 0.93 25 Pembinaan fisik dan mental aparatur 130.000.000 100.717.200 77.47 100 0.67 D. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Aparatur 100.000.000 1.139.000 1.14

26 Pendidikan dan pelatihan formal 100.000.000 1.139.000 1.14 10 0.05 E. Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 243.950.000 186.077.000 76.28

27 Penyusunan pelaporan keuangan semesteran 43.950.000 43.387.000 98.72 100 0.23 28 Penyusunan rencana kerja (RENJA) SKPD 200.000.000 142.690.000 71.35 100 1.03 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2.888.500.000 1.869.935.815 64.74

29 Pelatihan Petani dan Aparatur Perkebunan 2.100.000.000 1.214.758.200 57.85 65.4 7.08 30 Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan 250.000.000 215.426.115 86.17 100 1.29 31 Penilaian Kelompok Tani Perkebunan 238.500.000 214.229.900 89.82 100 1.23 32 Pengembangan Kelembagaan Usaha Pengolahan

Hasil Perkebunan 300.000.000 225.521.600 75.17 99.12 1.53

J. Program Peningkatan Ketahanan Pangan pertanian/perkebunan

175.000.000 116.485.800 66.56 0.00

33 Peremajaan, pengembangan dan Pembangunan Kebun Sagu Rakyat

175.000.000 116.485.800 66.56 70 0.63

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

1.607.000.000 1.379.295.800 85.83

34 Pembinaan Fasilitasi Usaha Pengolahan Produk Perkebunan

250.000.000 192.341.000 76.94 97.6 1.26

21

Sambungan…

NO NAMA PROGRAM / KEGIATAN PAGU REALISASI

Keuangan % Fisik Ttb 35 Pembinaan Pasca Panen Produk Perkebunan 450.000.000 379.649.500 84.37 100 2.32 36 Fasilitasi Promosi Produk Perkebunan 550.000.000 491.797.300 89.42 100 2.84 37 Pembinaa Mutu Hasil Produk Perkebunan 357.000.000 315.508.000 88.38 100 1.84 G. Program Peningkatan Penerapan Teknologi 1.700.000.000 896.179.100 52.72 38 Penyediaan Agensi Pengendali Hayati Untuk

Pengendalian OPT Perkebunan 400.000.000 51.680.500 12.92 25 0.52

39 Dem-farm Pengembangan Komoditi Lada ( Pemeliharaan )

350.000.000 190.385.000 54.40 80 1.44

40 Bimbingan Teknis Pemanfaatan dan Pemeliharaan Alat Alat Mekanisasi Perkebunan yang telah diserahkan ke Masyarakat

350.000.000 191.709.000 54.77 70 1.26

41 Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih Perkebunan

350.000.000 340.908.600 97.40 100 1.80

42 Dem-farm Pengendalian OPT Perkebunan 250.000.000 121.496.000 48.60 50 0.64 H. Program Peningkatan Produksi

Pertanian/Perkebunan 8.641.983.000 4.660.791.112 53.93

43 Monitoring, evaluasi dan pelaporan 350.000.000 129.745.000 37.07 50.24 0.91 44 Peremajaan Kebun Karet Rakyat 474.758.000 316.537.500 66.67 67 1.64 45 Peremajaan Kebun Kelapa Rakyat 114.290.000 70.710.000 61.87 62 0.37 46 Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Rakyat 303.690.000 172.085.000 56.66 57 47 Diversifikasi Tanaman Kakao di 2 Kabupaten 507.100.000 62.710.000 12.37 20.94 0.55 48 Penyediaan Bibit Kelapa Sawit, Karet dan Kakao 808.690.000 342.750.700

42.38 45 1.88

49 Penggantian Bibit Kelapa Sawait Palsu dengan Bibit Unggul Bersertifikat

68.060.000 43.850.000 64.43 75.19 0.26

50 Pembinaan Usaha Perkebunan 750.000.000 270.326.006 36.04 53 2.05 51 Penertiban Izin Usaha Perkebunan 550.000.000 213.563.306 38.83 39 1.11 52 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman

(OPT) Perkebunan 200.000.000 159.132.700 79.57 85 0.88

53 Fasilitasi Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan 250.000.000 151.293.700 60.52 90 1.16 54 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-

PHT) Perkebunan 250.000.000 214.098.100 85.64 95 1.22

55 Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

350.000.000 155.129.500 44.32 45 0.81

56 Pembinaan Petugas Hama Penyakit dan Cadangan Pestisida untuk Penanganan Darurat

300.000.000 256.655.500 85.55 90 1.39

57 Pembinaan Penangkar Benih dan Sosialisasi Pemberantasan Bibit Unggul Palsu

250.000.000 228.876.000 91.55 100 1.29

58 Koordinasi Pembangunan Perkebunan antara Provinsi Riau dengan Kab/Kota

450.000.000 407.270.700 90.50 100 2.32

59 Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil Perkebunan

350.000.000 219.050.000 62.59 100 1.80

60 Rehabilitasi Jalan Produksi 365.395.000 - - 0 0.00 61 SID Pembangunan Water Management pada

Kawasan Perkebunan 300.000.000 265.027.000 88.34 100 1.55

62 Normalisasi Saluran Drainase pada Areal Perkebunan Rakyat

350.000.000 - 0 0.00

63 Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan Pupuk/Pestisida

500.000.000 411.852.200 82.37 82.75 2.13

64 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lahan Pengembangan Perkebunan melalui Pemanfaatan GIS

350.000.000 326.380.000 93.25 100 1.80

65 Penyediaan Pestisida 250.000.000 230.248.200 92.10 100 1.29 66 Pengadaan Mesin Pompa Air untuk Pengendalian

Kebakaran Lahan 200.000.000 13.500.000 6.75 15 0.15

JUMLAH BELANJA LANGSUNG 19.398.033.000 11.709.227.846 60.36 71.71 JUMLAH BELANJA TIDAK LANGSUNG 18.278.473.086 16.472.400.046 90.12 100.00

TOTAL 37.676.506.086 28.181.627.892 74.80 85.43

22

2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPD

2.2.1. Struktur Organisasi dan Tugas Fungsi

Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 2 ayat 2 Peraturan Gubernur Riau tahun 2015 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, maka Kepala Dinas Perkebunan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan otonomi daerah di bidang perkebunan sesuai dengan kewenangan provinsi serta tugas majerial dan teknis lingkup Dinas Perkebunan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 2 Peraturan Gubernur Riau Tahun 2015, maka sesuai dengan Pasal 3 dari peraturan tersebut Kepala Dinas Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Dinas Perkebunan; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Dinas

Perkebunan; 3. Pengkoordinasian pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial

dan teknis pada Dinas Perkebunan; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya. Pelayanan umum yang diberikan kepada masyarakat mengacu pada tugas pokok dan fungsi sesuai dengan Peraturan Gubernur Riau No.28 Tahun 2015 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Adapun tugas dan fungsi masing-masing unit Eselon III pada Dinas Perkebunan sebagai berikut:

a. Sekretariat Dinas Perkebunan Tugas Sekretaris Dinas perkebunan adalah mengkoordinasikan penyelenggaraan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada subbagian yang dibawahinya serta membantu kepala dinas dalam pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sekretaris mempunyai fungsi: 1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada Subbagian yang

dibawahinya; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada Subbagian

yang dibawahinya; 3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada

Subbagian yang dibawahinya; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

23

b. Bidang Perlindungan Tugas Bidang Perlindungan Perkebunan adalah mengkoordinasikan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi dibawahnya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Perlindungan menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang

dibawahinya; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi

yang dibawahinya; 3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada

seksi-seksi yang dibawahinya; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pada seksi-seksi dibawah Bidang Perlindungan, antara lain: 1. Memfasilitasi penanganan gangguan usaha perkebunan; 2. Menginventarisir masalah gangguan usaha perkebunan; 3. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam rangka penanganan kasus

gangguan usaha perkebunan; 4. Melaksanakan pengamatan, identifikasi pemetaan dan pengendalian serta analisis

dampak kerugian usaha fenomena iklim wilayah Provinsi. 5. Melakukan pemantauan dan pelaporan di bidang gangguan usaha perkebunan; 6. Melaksanakan kegiatan bimbingan evaluasi, monitoring dan pengawasan pengamanan

perkebunan; 7. Melakukan pemantauan rutin terhadap lokasi rawan kebakaran lahan dan kebun

melalui pemantauan Hot Spot (Titik Api); 8. Melakukan pemantauan dan pengawasan terhadap aktivitas pembukaan lahan baik

yang dilakukan oleh perusahaan maupun oleh masyarakat; 9. Meningkatkan kewaspadaan semua pihak terhadap kemungkinan terjadinya kebakaran

lahan dan kebun melalui peringatan dini dan himbauan baik kepada pihak perusahaan maupun kabupaten/kota se Provinsi Riau;

10. Melakukan sosialisasi kepada semua pihak yang terlibat dalam pembukaan lahan dengan tujuan agar semua pihak meningkatkan keterlibatan dalam upaya penanggulangan kebakaran lahan dan kebun;

11. Melakukan penyuluhan mengenai bahaya dan upaya pencegahan kebakaran, pembukaan lahan tanpa bakar (zero burning), perangkat perundangan-undangan, upaya penegakan hukum dan lain-lain, baik kepada masyarakat, petani maupun pihak perusahaan yang terlibat dalam pembukaan lahan;

24

12. Melakukan kegiatan inventarisasi kebakaran untuk mendata kejadian kebakaran yang terjadi guna melakukan pembinaan dan mengambil tindakan yang tepat sebagai upaya penanggulangan sekaligus mengklarifikasi sebab-sebab terjadinya kebakaran;

13. Melaksanakan pengamatan, identifikasi pemetaan dan pengendalian serta analisis dampak kerugian usaha fenomena iklim wilayah provinsi;

14. Melakukan pencegahan dini dan pemantauan kebakaran lahan dan kebun; 15. Melaksanakan bimbingan pemantauan, pengamatan dan peramalan Organisme

Pengganggu Tumbuhan (OPT)/fenomena iklim wilayah provinsi; 16. Melaksanakan penyebaran informasi keadaan serangan OPT/fenomena dan

rekomendasi pengendaliannya di wilayah provinsi; 17. Melaksanakan pemantauan dan pengamatan daerah yang diduga sebagai sumber

OPT/fenomena iklim wilayah provinsi 18. Melaksanakan penyediaan dukungan pengendalian eradikasi tanaman perkebunan dan

bagian tanaman wilayah provinsi; 19. Melaksanakan pemantauan, peramalan, pengendalian dan penanggulangan eksplosi

OPT.

c. Bidang Pengembangan Perkebunan Tugas Bidang Pengembangan Perkebunan adalah mengkoordinasikan dan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Bidang Pengembangan Perkebunan mempunyai fungsi: 1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang

dibawahinya; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi

yang dibawahinya; 3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada

seksi-seksi yang dibawahinya; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya.

Adapun tugas pada seksi-seksi dibawah Bidang Perlindungan, antara lain: 1. Melakukan kegiatan penyusunan pedoman usaha budidaya perkebunan rakyat; 2. Memfasilitasi pemberian rekomendasi untuk usaha budidaya perkebunan rakyat: 3. Melakukan kegiatan penyusunan program budidaya perkebunan rakyat; 4. Melakukan kegiatan penyusunan pedoman pembinaaan usaha budidaya perkebunan

besar; 5. Melakukan kegiatan penyusunan program budidaya perkebunan besar; 6. Melakukan kegiatan teknis di bidang pengembangan usaha perkebunan.

25

d. Bidang Sarana dan Prasarana Tugas Bidang Sarana dan Prasarana Perkebunan adalah mengkoordinasikan dan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Sarana dan Prasarana Perkebunan menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang

dibawahinya; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi

yang dibawahinya; 3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada

seksi-seksi yang dibawahinya; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya

Adapun tugas pada seksi-seksi dibawah Bidang Sarana dan Prasarana, antara lain: 1. Melakukan bimbingan dan pemantauan tentang pemanfaatan pengelolaan lahan dan

air; 2. Menyusun pedoman pemanfaatan lahan dan air untuk pembangunan perkebunan 3. Menyusun standar penggunaan air dalam pengelolaan lahan; 4. Melakukan bimbingan dan pengawasan penggunaan pupuk dan pestisida; 5. Menyusun pedoman penggunaan pupuk dan pestisida 6. Melakukan bimbingan dan pengawasan penggunaan peralatan dan mesin untuk

perkebunan; 7. Menyusun standar penggunaan alat dan mesin untuk perkebunan

e. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil perkebunan Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tugas mengkoordinasikan dan menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang dibawahinya. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi: 1. Pengkoordinasian perumusan kebijakan manajerial dan teknis pada seksi-seksi yang

dibawahinya; 2. Pengkoordinasian pelaksanaan tugas dan fungsi manajerial dan teknis pada seksi-seksi

yang dibawahinya; 3. Pengkoordinasian monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas manajerial dan teknis pada

seksi-seksi yang dibawahinya; 4. Pelaksanaan tugas lain sesuai tugas dan fungsinya

26

Adapun tugas pada seksi-seksi dibawah Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil perkebunan, antara lain: 1. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan kelembagaan usaha pengolahan dan

pemasaran hasil; 2. Menyusun pedoman pembiayaan usaha pengolahan hasil-hasil perkebunan; 3. Memberikan fasilitasi rekomendasi peningkatan kapasitas, produktivitas dan efisiensi

pengolahan hasil perkebunan; 4. Membentuk kelembagaan petani dan kelompok unit usaha untuk menghasilkan produk

olahan hasil perkebunan yang sesuai permintaan pembeli atau pasar; 5. Menyediakan skim kredit khusus atau skim pembiayaan alternatif (tanpa agunan bagi

petani skala kecil) untuk pengadaan alsin pascapanen dan usaha pengolahan hasil perkebunan;

6. Memfasilitasi dan memberikan rekomendasi (akses petani kepada sumber permodalan dan kemampuannya memanfaatkan permodalan) pembiayaan usaha pengadaan alat panen, pasca panen dan pengolahan hasil perkebunan kepada lembaga pembiayaan;

7. Menumbuh kembangkan industri pengolahan hasil perkebunan di pedesaan dalam upaya meningkatkan daya saing dan nilai tambah, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat;

8. Melakukan pengembangan dan pembinaan industri pengolahan skala rumah tangga dan kecil yang didukung oleh industri pengolahan skala menengah dan besar;

9. Melaksanakan analisa kebutuhan PKS dan pembinaan serta evaluasi PKS tanpa kebun; 10. Melaksanakan penyusunan pedoman mutu hasil perkebunan dan penyebaran

informasi serta penerapan teknologi pasca panen pengolahan hasil perkebunan; 11. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan aplikasi teknologi ramah lingkungan dan

penanganan lingkungan dalam seluruh kegiatan produksi perkebunan di bidang pengolahan

12. Melaksanakan pengembangan dan pembinaan produksi hasil perkebunan sesuai standarisasi mutu produk dan sistem jaminan halal dan jaminan mutu produk yang sesuai dengan prefensi konsumen;

13. Memberikan fasilitasi rekomendasi penggunaan teknologi perbaikan mutu pengolahan hasil perkebunan;

14. Melaksanakan penyusunan dan pencetakan bahan informasi mutu dan standarisasi serta diseminasi SNI dan sistem jaminan mutu;

15. Menyediakan informasi harga komoditas dan produk hasil perkebunan; 16. Melaksanakan pengembangan promosi dan pengembangan pasar melalui

penyelenggaraan promosi, iklan layanan masyarakat dan fasilitasi perbaikan label/kemasan produk olahan;

27

17. Melaksanakan pengembangan pasar produk hasil perkebunan melalui kegiatan riset pasar, pelayanan informasi pasar, promosi dan diplomasi, mengembangkan infrastruktur dan sistem pemasaran yang efektif dan adil;

18. Melakukan pembinaan dan pelatihan Petugas Informasi Pasar (PIP), pembuatan bahan sosialisasi PIP dan buletin Info Pasar.

19. Menyusun pedoman pelaksanaan promosi dan pemasaran hasil perkebunan; 20. Melakukan pemantauan, evaluasi dan pengawasan harga pasar produk hasil

perkebunan.

f. Unit Pelaksana Teknis Pembentukan Unit Pelaksana Teknis (UPT) pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Peraturan Gubernur No. 10 Tahun 2014 tentang Organisasi Unit Pelaksana Teknis pada Dinas dan Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, terdiri dari: 1. UPT Benih Perkebunan Kepala UPT Benih Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang benih komoditi perkebunan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan perumusan kebijakan, pelaksanaan tugas dan fungsi, monitoring, evaluasi dan pelaporan, tugas manajerial dan teknis. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal 2, Kepala UPT Benih Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan kebijakan benih komoditi perkebunan antar Kabupaten/Kota; b. Pelaksanaan kegiatan teknis benih perkebunan, pembinaan dan pengembangan

benih perkebunan; c. Identifikasi dan pengembangan varietas unggul lokal; d. Pemantauan benih impor wilayah provinsi; e. Pemantauan dan evaluasi penerapan pedoman perbenihan.

2. UPT Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan Kepala UPT Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan di bidang operasional Pelatihan dan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan, ketatausahaan serta pelayanan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal 6, Kepala UPT Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan kegiatan teknis dan non teknis operasional Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan

b. Pelaksanaan koordinasi dengan instansi terkait pada Dinas Perkebunan Povinsi Riau

28

c. Pelaksanaan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten/Kota terkait dengan Pelatihan Pengembangan Sumberdaya Perkebunan

d. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan e. Pelaksanaan pelayanan masyarakat f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan

3. UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan Kepala UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi perkebunan, ketatausahaan serta pelayanan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal 10, Kepala UPT Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk operasional Pengujian dan Penerapan Teknologi Perkebunan;

b. Penyusunan peta potensi sasaran pengujian kualitas tanah, air, daun, batang, bunga, buah dan bahan tanaman lain untuk pengembangan perkebunan;

c. Pelaksanaan pengujian kualitas tanah, air, daun, batang, bunga, buah dan bahan tanaman lain untuk bahan rekomendasi pengembangan perkebunan;

d. Pelaksanaan kerjasama pengkajian dan penerapan teknologi perkebunan dan pendayagunaan hasilnya;

e. Penyusunan bahan rekomendasi yang akan dikeluarkan oleh Kepala Dinas terkait dengan pemilihan bahan tanaman, pemupukan, pengendalian hama penyakit, pemanenan hasil dan penyimpanan;

f. Pelaksanaan koordinasi dengan pejabat eselon III lingkup Dinas Perkebunan; g. Pelaksanaan koordinasi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota; h. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan; i. Pelaksanaan pelayanan masyarakat; j. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan atasan.

4. UPT Laboratorium Hayati Kepala UPT Laboratorium Hayati mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan di bidang operasional pengelolaan laboratorium hayati, ketatausahaan serta pelayanan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal 14, Kepala UPT Laboratorium Hayati menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan perencanaan kebutuhan sarana dan prasarana untuk teknis operasional pengelolaan laboratorium hayati;

b. Pelaksanaan kegiatan teknis operasional pengelolaan laboratorium hayati;

29

c. Pelaksanaan identifikasi dan pemetaan areal serangan hama penyakit tanaman perkebunan;

d. Penyusunan peta potensi serangan hama dan penyakit tanaman perkebunan; e. Pelaksanaan pengembangan musuh alami yang diperlukan untuk pengendalian

hama penyakit tanaman perkebunan; f. Pelaksanaan uji coba penerapan hasil pengembangan musuh alami di lapangan; g. Penyusunan bahan rekomendasi penerapan musuh alami di suatu daerah

pengembangan komoditas perkebunan binaan yang akan dikeluarkan oleh kepala dinas;

h. Pelaksanaan koordinasi dengan perusahaan dan lembaga penelitian hama penyakit tanaman perkebunan baik swasta maupun pemerintah;

i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan j. Pelaksanaan koordinasi dengan pejabat eselon III lingkup Dinas Perkebunan; k. Pelaksanaan koordinasi dengan Dinas Perkebunan Kabupaten/Kota; l. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan; m. Pelaksanaan pelayanan masyarakat; n. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

5. UPT Mekanisasi Perkebunan Kepala UPT Mekanisasi Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Perkebunan di bidang penelitian, perekayasaan dan pengembangan mekanisasi perkebunan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal, Kepala UPT Mekanisasi Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran pengembangan mekanisasi perkebunan;

b. Pelaksanaan penelitian keteknikan perkebunan; c. Pelaksanaan perekayasaan, rancang bangun dan modifikasi desain, model serta

prototype alat mesin perkebunan; d. Pelaksanaan pengembangan model dan sistem mekanisasi perkebunan; e. Pelaksanaan analisis kebijakan mekanisasi perkebunan; f. Pelaksanaan penelitian komponen teknologi sistem dan usaha agribisnis dibidang

mekanisasi perkebunan; g. Pelaksanaan kerjasama dan pendayagunaan hasil penelitian, perekayasaan dan

pengembangan mekanisasi perkebunan; h. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi hasil penelitian, perekayasaan dan

pengembangan mekanisasi perkebunan; i. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

30

6. UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengawasan dan sertifikasi benih tanaman perkebunan. Untuk melaksanakan tugas dimaksud Pasal 22, Kepala UPT Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. Penyusunan rencana teknis operasional pengawasan dan sertifikasi benih tanaman perkebunan;

b. Pelaksanaan kebijakan operasional pengawasan dan sertifikasi benih tanaman perkebunan;

c. Pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengawasan dan sertifikasi benih tanaman perkebunan;

d. Pelaksanaan tugas-tugas ketatausahaan; e. Pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat dan petani pekebun; f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

2.2.2. Data Jumlah Pegawai (Sumber Daya Manusia)

a. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Bedasarkan Golongan Bila diklasifikasikan kedalam tingkatan golongan, maka sebagaimana terlihat pada Tabel 13, Pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Riau terbanyak berada pada golongan III, atau sejumlah 97 orang (72,93%).

Tabel 11. PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Golongan

No. GOLONGAN JUMLAH

1. Golongan IV 23 Orang

2. Golongan III 97 Orang

3. Golongan II 11 Orang

4. Golongan I 2 Orang

J U M L A H 133 Orang

Sumber: Laporan Tahunan Disbun Provinsi Riau Tahun 2015

b. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Jabatan/Eselon Dari sejumlah 133 orang pegawai Dinas Perkebunan Provinsi Riau, terdapat 1 orang dengan jabatan eselon II, yaitu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau; 11 orang dengan jabatan eselon III, yang terdiri dari 1 orang Sekretaris dan 4 orang Kepala Bidang, 6 Kepala UPT, serta 27 orang dengan jabatan eselon IV dan sisanya sebanyak 94 orang adalah staf.

31

Tabel 12.

PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Jabatan/Eselon

No. JABATAN/ESELON JUMLAH

1. Eselon II 1 Orang

2. Eselon III 11 Orang

3. Eselon IV 27 Orang

4. Staf/Non Struktural 94 Orang

J U M L A H 133 Orang

Sumber: Laporan Tahunan Disbun Provinsi Riau Tahun 2015

c. Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Tingkat Pendidikan Jika melihat pada tingkat pendidikan aparatur Dinas Perkebunan Provinsi Riau, maka komposisi pegawai dengan pendidikan Sarjana/Strata 1 yang terbanyak yaitu berjumlah 60 orang atau sekitar 47,79% dari jumlah pegawai secara keseluruhan. Hal ini mencerminkan sumber daya aparatur yang sudah baik, meski tetap akan terus ditingkatkan.

Tabel 13.

PNS Dinas Perkebunan Provinsi Riau berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO. JABATAN/ESELON JUMLAH %

1. Strata 3 - Orang -

2. Strata 2 22 Orang 10,25

3. Strata 1 60 Orang 45,79

4. Diploma 3 3 Orang 1,28

5. Diploma 1 2 Orang 1,18

5. Sekolah Menengah Umum 38 Orang 32,33

6. Sekolah Menengah Pertama 4 Orang 4,48

7. Sekolah Dasar 4 Orang 4,48

J U M L A H 133 Orang 100,00

Sumber: Laporan Tahunan Disbun Provinsi Riau Tahun 2015

Selain jenjang pendidikan formal, dalam kaitannya untuk penjenjangan jabatan aparatur, sebagian pegawai telah mengikuti pelatihan penjenjangan dimulai dari Diklatpim IV sampai dengan Diklatpim II.

32

Tabel 14.

Jumlah Pegawai yang Telah Mengikuti Pelatihan Penjenjangan

NO. PELATIHAN PENJENJANGAN JUMLAH

1. Diklatpim II 7 Orang

2. Diklatpim III 29 Orang

3. Diklatpim IV 26 Orang

J U M L A H 62 Orang

Sumber: Laporan Tahunan Disbun Provinsi Riau Tahun 2015 Pada Tabel tersebut terlihat bahwa untuk pelatihan penjenjangan yang terbanyak telah diikuti adalah Diklatpim IV, yang telah diikuti 26 orang pegawai Dinas Perkebunan, atau sejumlah 16,25% dari total pegawai Disbun Provinsi Riau yang mengikuti pelatihan penjenjangan.

2.2.3. Perlengkapan Kantor

Dalam kaitannya untuk mendukung pekerjaan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau didukung oleh Fasilitas Penunjang (Perlengkapan) seperti Komputer, Printer, Mesin Scanner dan Fotocopi, kendaraan dinas, ruang kerja di setiap Bidang maupun Sekretariat hingga jaringan WiFi untuk mempermudah akses informasi global serta GIS.

2.2.3. Capaian Kinerja SKPD Berdasarkan Indikator Kinerja

Capaian kinerja pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi Riau menggambarkan pengukuran terhadap pencapaian target dari setiap Indikator Kinerja Utama (IKU) pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang telah ditetapkan. Pengukuran ini tidak didasari pada Standar Pelayanan Minimum (SPM) karena Dinas Perkebunan merupakan satuan kerja yang melaksanakan urusan pilihan bukan urusan dasar/wajib sehingga tidak memiliki SPM tersendiri. Pencapaian kinerja tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.

SKPD: Dinas Perkebunan Provinsi Riau

Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 20171 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Jumlah produksi sagu (ton) - - 196.786 269.786 318.347 340.632 340.196 366.032 373.353 377.086 -

Produktivitas komoditi perkebunan (kg/ha/tahun)

- - -

Kelapa sawit 3.937,00 3.957,00 4.390,00 4.091,00 3.937,00 3.752,00 3.789,52 3.827,42Karet 1.052,06 1.062,58 1.073,21 1.083,94 1.117,00 1.122,00 1.133,22 1.144,55Kelapa 1.288,72 1.301,60 1.314,62 1.327,77 1.327,77 1.290,50 1.303,41 1.316,44

3 Tingkat penerapan teknologi pertanian/perkebunan (%)

- - 60,5 61,0 61,5 62,0 61,0 61,3 61,7 62,01 -

4 Nilai Tukar Petani (NTP) - - 96,80 97,47 98,23 99,07 95.03 91,21 95,05 96,10 -

5 Jumlah unit usaha pengolahan hasil perkebunan (unit usaha)

- - 14 29 44 59 29 33 35 37 -

Catatan Analisis

2

Pencapaian Kinerja Pelayanan SKPD Dinas Perkebunan Provinsi RiauTabel 15.

IndikatorNOSPM/Standar

NasionalIKK

Target Renstra SKPD Realisasi Capaian Proyeksi

34

2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD

Penyusunan Renja Dinas Perkebunan Provinsi Riau 2017 ini dilakukan secara berjenjang mulai dari RKPD Provinsi Riau tahun 2017 yang berpedoman terhadap RPJMD Rahun 2014-2019. Dalam RPJMD dituangkan visi dan misi pembangunan daerah yang merupakan visi dan misi Gubernur terpilih Provinsi Riau. Visi dan misi ini menunjukkan arah pembangunan yang mecerminkan upaya pengembangan potensi maupun penanganan permasalahan pembangunan sehingga mampu meningkatkan peran dan menguatkan posisi strategis Provinsi Riau. Visi, misi dan program Kepala Daerah (KDH) dan Wakil Kepala Daerah (Wakil KDH) terpilih dituangkan ke dalam Rencana Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD merupakan dokumen pembangunan daerah 5 (lima) tahunan. RPJMD periode tahun 2014-2019 juga merupakan tahap ketiga pembangunan jangka panjang daerah (RPJP) Provinsi Riau 2005-2025. Dengan mempertimbangkan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, potensi, permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi serta isu-isu strategis, maka dirumuskan visi pembangunan jangka menengah daerah tahun 2014-2019:

“Terwujudnya Provinsi Riau yang maju, masyarakat sejahtera, berbudaya Melayu dan

berdaya saing tinggi, menurunnya kemiskinan, tersedianya lapangan kerja serta

pemantapan aparatur”. Untuk mencapai visi tersebut, maka ditetapkan 9 misi pembangunan jangka menengah daerah tahun 2014-2019. Dalam rangka mewujudkan visi melalui pelaksanaan misi, dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka Dinas Perkebunan Provinsi Riau akan mendukung terlaksananya Misi 7, yaitu: memperkuat pembangunan pertanian dan perkebunan. Berdasarkan hasil analisis dari aspek gambaran pelayanan dan kajian terhadap Renstra K/L, RTRW dan KLHS ditentukan faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi permasalahan pelayanan pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau yang menjadi isu-isu strategis dalam pembangunan perkebunan di Provinsi Riau.

Faktor internal merupakan faktor yang mempengaruhi organisasi dalam melakukan pelayanan berupa kekuatan dan kelemahan. Dengan mencermati gambaran pelayanan Dinas Perkebunan, maka ditentukan isu-isu strategis sebagai berikut: A. Kekuatan (strenghts):

1. Tersedianya Sumberdaya manusia 2. Tersedianya peraturan/per UU an 3. Tersedianya norma, standar, prosedur, kriteria, pedoman umum, pedoman teknis,

kebijakan

35

4. Tersedianya teknologi (Informasi, budidaya, perlindungan, perbenihan dan sarana produksi)

5. Tersedianya komoditas perkebunan untuk pemenuhan pangan B. Kelemahan (weakness):

1. Penanganan pengembangan budidaya tanaman yang belum sesuai standar 2. Penanganan infrastruktur, prasarana & sarana perkebunan yang belum optimal 3. Penanganan pasca panen, pembinaan mutu, pemasaran hasil perkebunan yang

belum optimal 4. Pengendalian Organisme Penyakit Tanaman (OPT) dan penanganan gangguan

usaha dan kebakaran lahan yang belum menjangkau seluruh wilayah 5. Masih terbatasnya pelaksanaan sertifikasi & pengawasan mutu benih

Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang mempengaruhi organisasi dalam melakukan pelayanan berupa peluang dan tantangan. Dengan mencermati dinamika lingkungan strategis baik nasional maupun internasional, maka ditentukan isu-isu strategis sebagai berikut: A. Peluang (opportunities):

1. Potensi sumberdaya perkebunan masih dapat ditingkatkan 2. Meningkatnya permintaan pasar domestik dan luar negeri 3. Iklim investasi terhadap produk perkebunan kondusif 4. Meningkatnya kebutuhan bahan pangan 5. Komitmen pemerintah dalam mitigasi dan antisipasi perubahan iklim

B. Tantangan (threats): 1. Produksi/Produktivitas perkebunan masih rendah 2. Persaingan pemanfaatan sumberdaya lahan 3. Kurangnya infrastuktur, sarana dan prasarana produksi 4. Isu Lingkungan hidup dan globalisasi 5. Kesejahteraan petani/pekebun masih rendah

Dari uraian faktor internal dan eksternal tersebut kemudian dijabarkan kedalam penetapan program dan pemilihan kegiatan Dinas Perkebunan Provinsi Riau selama periode 5 (lima) tahunan dan program kegiatan tahunan (Renja) yang dirumuskan untuk memecahkan segala permasalahan yang ada pada pembangunan perkebunan di Provinsi Riau. Perumusan program dan kegiatan merupakan upaya bersama yang dilakukan antara Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Perkebunan Provinsi Riau dengan instansi yang menangani perkebunan di kabupaten/kota sehingga di dalam pencapaian sasaran dan target pembangunan perkebunan dapat terwujud. Selain itu juga dilakukan sinergi program

36

pembangunan perkebunan dengan pusat melalui Kementerian Pertanian sebagai upaya mencapai kinerja pembangunan perkebunan yang lebih baik. Tugas pokok Dinas Perkebunan Provinsi Riau adalah melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi daerah dan tugas pembantuan bidang perkebunan serta dapat ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah kepada Gubernur selaku Wakil Pemerintah dalam rangka dekonsentrasi dan menyelenggarakan fungsi: perumusan kebijakan teknis bidang perkebunan; penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang perkebunan; pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang perkebunan; pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan tugas dan fungsi. Dalam penyelenggaraan pelayanan sesuai tugas pokok dan fungsi tersebut, terdapat permasalahan-permasalahan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil analisis dari aspek gambaran pelayanan, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Rendahnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan

Pada dasarnya, produksi perkebunan dipengaruhi oleh produktivitas dan luasan areal tanam. Produktivitas tanam ini juga harus diimbangi dengan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pengembangan produktivitas. Hal-hal yang menyebabkan produktivitas yang rendah antara lain: a. Kebun dengan kondisi tanaman tua dan rusak (TTR) cukup luas; b. Belum optimalnya peggunaan benih unggul bermutu/ bersertifikat serta

sarana produksi lainnya c. Kurang tersedianya benih bermutu di masyarakat; d. Belum terpenuhinya standar populasi tanaman per hektar; e. Pengendalian OPT belum dilakukan secara terpadu dan ramah lingkungan; f. Adanya gangguan usaha dan konflik perkebunan; g. Dukungan penerapan teknologi budidaya yang rendah; h. Terbatasnya SDM petani dan petugas lapangan; i. Budaya dan perilaku petani lokal yang tidak kompetitif; j. Perubahan iklim.

2. Ketersediaan dan pemanfaatan lahan

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan distribusinya yang tidak merata mengakibatkan daya dukung lahan terlampaui. Kondisi demikian menimbulkan terjadinya kompetisi pemanfaatan yang kurang sehat bagi kepentingan multi sektoral yang seringkali menjadi pemicu terjadinya kasus gangguan usaha perkebunan. Disisi lain, sebagian lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman

37

perkebunan belum diusahakan dalam usaha dan hamparan yang ekonomis sehingga dapat mengurangi efisiensi dan efektifitas usaha yang pada gilirannya mengurangi nilai tambah bagi petani. Hal-hal yang perlu dicermati berhubungan dengan ketersediaan dan pemanfaatan lahan, meliputi: a. Perubahan RTRW yang belum tuntas; b. Sebagian lahan masih berstatus dalam hutan; c. Komitmen pengusaha yang masih perlu didukung kebijakan.

3. Rendahnya nilai tambah dan daya saing produk

Salah satu permasalahan yang dialami oleh perkebunan yang dikelola oleh masyarakat adalah mutu hasil produk rendah yang disebabkan terkontaminasi dengan kotoran dan benda-benda asing lainnya serta pengeringan kurang sempurna. Hal ini menyebabkan harga yang diterima petani rendah sehingga merugikan petani dan kalah bersaing di pasar internasional. Hal-hal yang perlu dicermati berhubungan dengan nilai tambah dan daya saing produk adalah penanganan pasca panen, pembinaan mutu dan pemasaran hasil perkebunan.

4. Akses Pekebun Terhadap Sumber Permodalan

Lemahnya permodalan masih merupakan kendala yang dihadapi petani dalam memulai atau mengembangkan usahanya sehingga harus meminjam ke pihak lain. Sulitnya mengakses permodalan kepada perbankan atau lembaga keuangan resmi lainnya menyebabkan petani mencari pinjaman modal kepada para pemilik modal yang umumnya adalah pedagang hasil perkebunan dengan sistem ijon sehingga petani tidak leluasa menjual hasil panennya. Sebagian pekebun meminjam modal kepada rentenir dengan bunga pinjaman yang tinggi. Meskipun Pemerintah telah menyediakan kredit melalui skim kredit program kredit program Kredit Pengembangan Energi Nabati dan Revitalisasi Perkebunan (KPEN-RE), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan kredit komersial lainnya, namun fasilitas kredit tersebut pada kenyataannya masih sulit diakses oleh pekebun. Hal ini disebabkan, antara lain: a. Petani belum dapat memenuhi persyaratan administrasi perbankan; b. Resiko agribisnis perkebunan yang cukup tinggi; b. Belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan yang khusus bergerak

dibidang perkebunan; c. Belum tersedianya lembaga penjamin resiko usaha perkebunan.

38

5. Sumberdaya Manusia dan Kelembagaan

Jumlah dan kualifikasi sumberdaya manusia yang menangani bidang perkebunan masih sangat terbatas dan kurang memadai ditambah kurangnya pengetahuan dan ketrampilan petani dan petugas lapangan perkebunan sehingga akan menghambat perkembangan perkebunan ke depan. Masalah kelembagaan juga menjadi tantangan yang serius karena belum optimalnya kemitraan antara perusahaan perkebunan besar dengan kelompok petani dan belum sempurnanya infrastruktur yang menunjang sistem distribusi dan transportasi hasil perkebunan rakyat.

6. Isu Lingkungan Hidup dan Globalisasi

Isu lingkungan hidup dan globalisasi yang menjadi perhatian, antara lain: a. Perubahan iklim

Berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan manusia menghasilkan produk sampingan yang disebut dengan gas rumah kaca khususnya dari kegiatan yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) seperti proses industri dan transportasi. Gas rumah kaca yang utama yang dihasilkan dari kegiatan tersebut adalah gas CO2, Metan (CH4), dan Nitrogen Dioksida (N2O). Sebagai akibat terakumlasinya gas rumah kaca di dalam atmosfir maka dapat meningkatkan suhu rata-rata atmosfir. Meningkatnya suhu mengakibatkan terjadinya perubahan pola tekanan sirkulasi udara, laju penguapan serta pergeseran musim hujan dan musim kemarau. Terjadinya perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap sektor pertanian. Perubahan iklim tidak hanya berpengaruh dalam proses produksi, produktivitas dan mutu hasil pertanian, tetapi juga akan mempengaruhi keseimbangan alam yang menyebabkan berubahnya populasi dan tingkat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) tertentu. Dampak perubahan iklim juga mengakibatkan kebakaran, kekeringan dan kebanjiran. Kebakaran lahan dan kebun merupakan kejadian yang berulang setiap tahun karena kurangnya kesadaran masyarakat dan tingginya biaya untuk membuka lahan tanpa bakar.

b. Liberalisasi pasar global Sebagai salah satu fenomena globalisasi, isu liberalisasi pasar global atau liberalisasi perdagangan semakin marak setelah disetujui dan ditandatanganinya kesepakatan General Agreement on Tariff and Trade (GATT)-putaran Uruguay oleh 122 negara anggota termasuk Indonesia pada tanggal 15 April 1994. Pada pertemuan tersebut disetujui pula perubahan nama GATT menjadi World Trade Organization (WTO). Pentingnya perdagangan bebas antar negara, maka negara-negara pada suatu kawasan

39

dengan kesamaan potensi dan kebutuhan maupun hubungan geografis dan tradisional terdorong untuk membentuk kelompok/kawasan perdagangan bebas (free trade area) seperti AFTA (Asean Free Trade Area), NAFTA (North America Free Trade Area), APEC (Asia Pasific Economic Cummunity), Uni Eropa (European Union), ACFTA (Asean-China Free Trade Area). Sebagai bagian dari tatanan perekonomian dunia, Indonesia yang menganut sistem ekonomi terbuka harus ikut melaksanakan perdagangan bebas. Komitmen mengenai hal itu dimanifestasikan dalam bentuk keikutsertaan Indonesia pada AFTA, APEC, ACFTA dan WTO. Secara umum komitmen negara-negara yang terlibat liberalisasi pasar global adalah menghilangkan secara bertahap hambatan tarif dan sebagai gantinya menerapkan hambatan non tarif dalam mekanisme ekspor-impor. Meskipun hambatan tarif dapat diatasi secara bertahap, namun Agribisnis Indonesia akan menghadapi masalah yang lebih berat, yaitu hambatan non tarif berupa hambatan teknis seperti isu mutu produk, isu lingkungan, isu intelectual property right, isu Hak Asasi Manusia (HAM) dan isu ketenagakerjaan. Liberalisasi pasar global juga berimplikasi pada hilangnya batas-batas geografis suatu negara sehingga memungkinkan penguasaan sumberdaya oleh pihak asing/negara lain melalui perusahaan global, aliansi strategis dan perusahaan multi nasional.

2.4. Review Terhadap Rancangan Awal RKPD

Review terhadap Rancangan Awal RKPD merupakan proses membandingkan antara Rancangan Awal RKPD 2017 dengan hasil analisis kebutuhan perencanaan perkebunan. Analisis kebutuhan diperoleh dengan cara menguraikan semua hasil usulan yang disampaikan melalui tahapan Rapat Koordinasi Teknis yang telah dilaksanakan antara Provinsi Riau dengan Kabupaten Kota yang merupakan program dan kegiatan yang bersifat fisik (utama) pembangunan Perkebunan. Terdapat perbedaan yang sangat signifikan antara pendanaan indikatif untuk pembangunan perkebunan yang ada pada Rancangan Awal RKPD dengan analisis kebutuhan pendanaan yang telah direncanakan secara bersama dengan kabupaten kota. Pada Rancangan Awal RKPD jumlah pagu indikatifnya sebesar Rp. 52.015.032.000, sedangkan pada Analisis Kebutuhan sebesar Rp. 101.938.205.000. Selisih antara keduanya sebesar Rp.-(49.923.172.490). Hal ini bearti terjadi kekurangan kebutuhan pendanaan untuk pembangunan perkebunan tahun 2017 untuk mencapai sasaran dan target pembangunan daerah di bidang perkebunan yang bersumber dari APBD Provinsi Riau. Tabel Review terhadap Rancangan Awal RKPD dapat dilihat pada Tabel 16.

SKPD: Dinas Perkebunan Provinsi Riau

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)2 URUSAN PILIHAN URUSAN PILIHAN2 01 PERTANIAN PERTANIAN2 01 01 Program Pelayanan Administrasi Program Pelayanan Administrasi 2 01 2.01.02 01 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Provinsi Riau Jumlah surat

dan paket yang dikirim

1.500 surat

30.000.000 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Provinsi Riau Jumlah surat dan paket yang dikirim

1.500 surat 30.000.000

2 01 2.01.02 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Pekanbaru Jumlah jenis alat tulis kantor disbun yang diadakan

5 jenis alat tulis kantor

70.000.000 Penyediaan Alat Tulis Kantor Pekanbaru Jumlah jenis alat tulis kantor disbun yang diadakan

5 jenis alat tulis kantor

70.000.000

2 01 2.01.02 01 11 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan

Pekanbaru Tersedianya barang cetakan dan penggandaan

8 jenis barang cetakan

70.000.000 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan

Pekanbaru Jumlah jenis barang cetakan dan penggandaan

8 jenis barang cetakan

70.000.000

2 01 2.01.02 01 115 penyediaan administrasi kepegawaian Pekanbaru Terlaksananya penyediaan administrasi kepegawaian

1 paket 75.000.000 penyediaan administrasi kepegawaian Pekanbaru Jumlah bulan pelayanan administrasi kepegawaian

1 paket 75.000.000

2 01 2.01.02 01 12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Pekanbaru Tersedianya komponen instalasi listrik/peneran

1 paket 40.000.000 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Pekanbaru Jumlah jenis komponen instalasi listrik yang disediakan

1 paket 40.000.000

2 01 2.01.02 01 14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Pekanbaru Jumlah unit peralatan rumah tangga yang

15 unit 30.000.000 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Pekanbaru Jumlah unit peralatan rumah tangga yang disediakan

15 unit 30.000.000

2 01 2.01.02 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan

Pekanbaru Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-

1 Paket 40.000.000 Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan

Pekanbaru Jumlah jenis bahan bacaan yang disediakan

1 Paket 40.000.000

2 01 2.01.02 01 17 Penyediaan Makanan Dan Minuman Pekanbaru Tersedianya makanan dan minuman (makan box

10.000 box

180.000.000 Penyediaan Makanan Dan Minuman Pekanbaru Jumlah box makanan dan snack

10.000 box 180.000.000

2 01 2.01.02 01 18 Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

Provinsi Riau Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke

12 kab/kota, dan instansi

600.000.000 Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

Provinsi Riau Jumlah orang perjalanan yang dilaksanakan

160 OP 600.000.000

2 01 2.01.02 01 19 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor Pekanbaru Tersedianya petugas keamanan kantor

13 orang 300.000.000 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor Pekanbaru Jumlah petugas keamanan kantor

13 orang 300.000.000

Tabel 16Review terhadap Rancangan Awal RKPD Tahun 2017

Provinsi Riau

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

2 01 2.01.02 01 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

Pekanbaru Terlaksananya penyediaan jasa komunikasi

2 jaringan telp, 1 paket daya

800.000.000 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

Pekanbaru Jumlah bulan rekening telp terbayar

2 jaringan telp, 1 paket daya listrik

800.000.000

2 01 2.01.02 01 22 Penyediaan jasa sosialisasi, informasi, publikasi dan kehumasan SKPD

Pekanbaru Tersedianya sarana informasi, internet,hostin

1 website, 1 paket informasi

165.000.000 Penyediaan jasa sosialisasi, informasi, publikasi dan kehumasan SKPD

Pekanbaru Jumlah jenis bahan sosialisasi dan publikasi kehumasan

1 website, 1 paket informasi

165.000.000

2 01 2.01.02 01 6 Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

Pekanbaru Jumlah unit kendaraan yang dipelihara

25 unit 400.000.000 Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

Pekanbaru Jumlah unit kendaraan yang dipelihara

25 unit 400.000.000

2 01 2.01.02 01 7 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

Pekanbaru Terlaksananya penyediaan jasa administrasi

12 bulan 35.000.000 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan

Pekanbaru Jumlah materai yang disediakan

12 bulan 35.000.000

2 01 2.01.02 01 8 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Pekanbaru Terlaksananya penyediaan jasa kebersihan

3 kantor dinas

400.000.000 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Pekanbaru Jumlah unit gedung kantor yang dijaga kebersihananny

3 kantor dinas

400.000.000

2 01 2.01.02 01 9 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

Pekanbaru Jumlah jenis peralatan kerja yang diperbaiki

10 jenis alat

60.000.000 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

Pekanbaru Jumlah jenis peralatan kerja yang diperbaiki

10 jenis alat

60.000.000

2 01 02 Program Peningkatan Sarana dan Program Peningkatan Sarana dan 2 01 2.01.02 02 10 Pengadaan Mebeleur Pekanbaru Jumlah

pengadaan mebeleur

40 unit 150.000.000 Pengadaan Mebeleur Pekanbaru Jumlah pengadaan mebeleur

40 unit 150.000.000

2 01 2.01.02 02 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

Perkebunan Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan

100 unit 100.000.000 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

Perkebunan Jumlah perlengkapan gedung kantor yang dirawat

100 unit 100.000.000

2 01 2.01.02 02 43 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

Pekanbaru Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat gedung kantor

1 Paket 1.000.000.000 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor

Pekanbaru Jumlah unit gedung yang direhabilitasi sedang/berat

1 Paket 1.000.000.000

2 01 2.01.02 02 7 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

Pekanbaru Jumlah perlengkapan gedung kantor yang

30 unit 180.000.000 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor

Pekanbaru Jumlah perlengkapan gedung kantor yang disediakan

30 unit 180.000.000

2 01 2.01.02 02 80 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Pekanbaru Jumlah unit peralatan dan perlengkapan kantor yang

80 unit 500.000.000 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Pekanbaru Jumlah unit peralatan dan perlengkapan kantor yang

80 unit 500.000.000

2 01 03 Program Peningkatan Disiplin Program Peningkatan Disiplin 2 01 2.01.02 03 4 Pengadaan Pakaian Korpri Pekanbaru Jumlah stel

pakaian KORPRI dan kelengkapanny

180 Stel 200.000.000 Pengadaan Pakaian Korpri Pekanbaru Jumlah stel pakaian KORPRI dan kelengkapannya

180 Stel 200.000.000

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

2 01 2.01.02 03 8 Pengadaan Pakaian Melayu dan Perlengkapannya

Pekanbaru Jumlah stel pakaian melayu yang disediakan

180 Stel 200.000.000 Pengadaan Pakaian Melayu dan Perlengkapannya

Pekanbaru Jumlah stel pakaian melayu yang disediakan

180 Stel 200.000.000

2 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Program Peningkatan Kapasitas 2 01 2.01.02 05 1 Pendidikan Dan Pelatihan Formal pekanbaru Terlaksananya

pendidikan dan pelatihan formal

10 Orang 100.000.000 Pendidikan Dan Pelatihan Formal pekanbaru Jumlah pegawai yang diikutkan diklat

10 Orang 100.000.000

2 01 2.01.02 05 12 Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur Pekanbaru Terlaksananya pembinaan fisik dan mental

170 orang 100.000.000 Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur Pekanbaru Jumlah aparatur yang dibina fisik dan mental

170 orang 100.000.000

2 01 06 Program Peningkatan Pengembangan Program Peningkatan Pengembangan 2 01 2.01.02 06 4 Penyusunan Pelaporan Keuangan

Akhir TahunPekanbaru Jenis laporan

keuangan yang tersusun sesuai permendagri

4 Dokumen

60.000.000 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Pekanbaru Jenis laporan keuangan yang tersusun sesuai permendagri no

4 Dokumen

60.000.000

2 01 2.01.02 06 5 Penyusunan Rencana Kerja SKPD Pekanbaru Jumlah dokumen

4 Dokumen

150.000.000 Penyusunan Rencana Kerja SKPD Pekanbaru Jumlah dokumen perencanaan yang disusun

4 Dokumen

150.000.000

2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Program Peningkatan Kesejahteraan 2 01 2.01.02 15 6 Pelatihan Petani dan Aparatur

PerkebunanProvinsi Riau Jumlah

kelompok petani dan aparatur

45 Kelompok

2.300.000.000 Pelatihan Petani dan Aparatur Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah kelompok petani dan aparatur

45 Kelompok

2.300.000.000

2 01 2.01.02 15 7 Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah asosiasi/kelompok tani yang dibina,

5 asosiasi petani, 1 paket kegiatan

2.010.000.000 Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah asosiasi/kelompok tani yang dibina,

5 asosiasi petani, 1 paket kegiatan

2.010.000.000

2 01 2.01.02 15 8 Penilaian Kelompok Tani Perkebunan Provinsi Riau Jumlah kab/kota penilaian kelompok tani

12 kab/kota

300.000.000 Penilaian Kelompok Tani Perkebunan Provinsi Riau Jumlah kab/kota penilaian kelompok tani

12 kab/kota

300.000.000

2 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Program Peningkatan Ketahanan 2 01 2.01.02 16 50 Pembangunan Kebun Sagu Rakyat Kepulauan

Meranti, Indragiri Hilir

Jumlah hektar pembangunan sagu rakyat

250 ha 1.400.000.000 Pembangunan Kebun Sagu Rakyat Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir

Jumlah hektar pembangunan sagu rakyat

2.403 ha

2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Program Peningkatan Pemasaran Hasil 2 01 2.01.02 17 14 Pembinaan dan Fasilitasi Usaha

Pengolahan Produk PerkebunanProvinsi Riau Jumlah unit

usaha yang dibina pengolahan

15 Unit usaha

500.000.000 Pembinaan dan Fasilitasi Usaha Pengolahan Produk Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah unit usaha yang dibina pengolahan

15 Unit usaha

500.000.000

2 01 2.01.02 17 15 Pembinaan Pascapanen Produk Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah lokasi pembinaan pascapanen produk

12 kab/kota

700.000.000 Pembinaan Pascapanen Produk Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah lokasi pembinaan pascapanen produk

12 kab/kota

700.000.000

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

2 01 2.01.02 17 19 Pembinaan Mutu Hasil Produk Perkebunan

Provinsi Riau Terlaksananya pertemuan, sosialisasi dan pembinaan

4 pertemuan

700.000.000 Pembinaan Mutu Hasil Produk Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah pertemuan, sosialisasi dan pembinaan

4 pertemuan

700.000.000

2 01 2.01.02 17 27 Penyediaan Alat Pengolah Hasil Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah unit alat pengolahan produk

1 unit 700.000.000 Penyediaan Alat Pengolah Hasil Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah unit alat pengolahan produk perkebunan

1 unit 700.000.000

2 01 2.01.02 17 29 Promosi Produk Perkebunan Provinsi Riau Jumlah expo yang diikuti

11 expo 900.000.000 Promosi Produk Perkebunan Provinsi Riau Jumlah expo yang diikuti

11 expo 900.000.000

2 01 18 Program Peningkatan Penerapan Program Peningkatan Penerapan 2 01 2.01.02 18 10 Dem-farm Pengembangan Komoditi

Lada (Pemeliharaan)Provinsi Riau Jumlah hektar

pemeliharaan kebun demontration

2 ha 200.000.000 Dem-farm Pengembangan Komoditi Lada (Pemeliharaan)

Provinsi Riau Jumlah hektar pemeliharaan kebun demontration

2 ha 200.000.000

2 01 2.01.02 18 11 Dem-farm Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

Provinsi Riau Jumlah paket Demfarm pengendalian kebakaran

1 paket 200.000.000 Dem-farm Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

Provinsi Riau Jumlah paket Demfarm pengendalian kebakaran lahan

1 paket 200.000.000

2 01 2.01.02 18 14 Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih Perkebunan

12 kab/kota Terlaksananya pengawasan peredaran dan sertifikasi

12 kab/kota

500.000.000 Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih Perkebunan

12 kab/kota Frekuensi pengawasan benih

12 kab/kota

500.000.000

2 01 2.01.02 18 30 Pembangunan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan

Kebun Koleksi Disbun di Kec.

Jumlah hektar pemeliharaan kebun koleksi tanaman

3 ha 225.000.000 Pembangunan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan

Kebun Koleksi Disbun di Kec.

Jumlah hektar pemeliharaan kebun koleksi tanaman

3 ha 225.000.000

2 01 2.01.02 18 9 Penyediaan Agensia Pengendali Hayati untuk Pengendalian OPT Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah paket agensia hayati yang disediakan

1 Paket 480.000.000 Penyediaan Agensia Pengendali Hayati untuk Pengendalian OPT Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah paket agensia hayati yang disediakan

1 Paket 480.000.000

2 01 19 Program Peningkatan Produksi Program Peningkatan Produksi 2 01 2.01.02 19 10 Divesifikasi Tanaman Kakao pada

Perkebunan RakyatIndragiri Hilir

Luas lahan diversifikasi tanaman kakao

100 ha 1.175.000.000 Divesifikasi Tanaman Kakao pada Perkebunan Rakyat

Indragiri Hilir

Luas lahan diversifikasi tanaman kakao

150 ha 1.762.500.000

2 01 2.01.02 19 11 Penyediaan Bibit Kelapa Sawit, Karet dan Kakao

Provinsi Riau Jumlah bibit sawit, karet, kakao

229.000 batang

2.500.000.000 Penyediaan Bibit Kelapa Sawit, Karet dan Kakao

Provinsi Riau Jumlah bibit sawit, karet, kakao

500.000 batang

5.458.515.000

2 01 2.01.02 19 13 Pembinaan Usaha Perkebunan Provinsi Riau Jumlah perusahaan yg dibina, dinilai dan dievaluasi

85 perusahaan

700.000.000 Pembinaan Usaha Perkebunan Provinsi Riau Jumlah perusahaan yg dibina, dinilai dan dievaluasi

85 perusahaan

700.000.000

2 01 2.01.02 19 14 Penertiban Izin Usaha Perkebunan 12 kab/kota Jumlah unit usaha perkebunan yg ditertibkan

30 unit usaha

250.000.000 Penertiban Izin Usaha Perkebunan 12 kab/kota Jumlah unit usaha perkebunan yg ditertibkan

30 unit usaha

250.000.000

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

2 01 2.01.02 19 15 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan

4 kab/kota Jumlah areal pengendalian OPT

300 ha 500.000.000 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan

4 kab/kota Jumlah areal pengendalian OPT

300 ha 500.000.000

2 01 2.01.02 19 17 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Perkebunan

12 kab/kota Jumlah petani yang dilatih

40 petani 300.000.000 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Perkebunan

12 kab/kota Jumlah petani yang dilatih

40 petani 300.000.000

2 01 2.01.02 19 19 Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

12 kab/kota Laporan/data hotspot kebakaran lahan dan

1 dokumen laporan, 1 paket

700.000.000 Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

12 kab/kota Laporan/data hotspot kebakaran lahan dan kebun dan

1 dokumen laporan, 1 paket

700.000.000

2 01 2.01.02 19 20 Pembinaan Petugas Hama Penyakit dan Cadangan Pestisida untuk Penanganan Darurat

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan petugas pengamat

12 kab/kota

300.000.000 Pembinaan Petugas Hama Penyakit dan Cadangan Pestisida untuk Penanganan Darurat

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan petugas pengamat

12 kab/kota

300.000.000

2 01 2.01.02 19 21 Pembinaan Penangkar Benih dan Sosialisasi Pemberantasan Bibit Unggul Palsu

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan kelompok produsen

12 Lokasi 350.000.000 Pembinaan Penangkar Benih dan Sosialisasi Pemberantasan Bibit Unggul Palsu

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan kelompok produsen benih

12 Lokasi 350.000.000

2 01 2.01.02 19 22 Koordinasi Pembangunan Perkebunan antara Provinsi Riau dengan Kab/Kota

12 kab/kota Jumlah pertemuan yang difasilitasi

1 pertemuan koordinas

475.000.000 Koordinasi Pembangunan Perkebunan antara Provinsi Riau dengan Kab/Kota

12 kab/kota Jumlah pertemuan yang difasilitasi

1 pertemuan koordinasi

475.000.000

2 01 2.01.02 19 24 Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil Perkebunan

12 kab/kota Jumlah buku statistik perkebunan, profil

300 buah 400.000.000 Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil Perkebunan

12 kab/kota Jumlah buku statistik perkebunan, profil

300 buah 400.000.000

2 01 2.01.02 19 25 Rehabilitasi Jalan Produksi Provinsi Riau Jumlah panjang jalan produksi yang direhabilitasi

30 km 8.100.000.000 Rehabilitasi Jalan Produksi Provinsi Riau Jumlah panjang jalan produksi yang direhabilitasi

104.5 km 28.215.000.000

2 01 2.01.02 19 27 Normalisasi Saluran Drainase pada Areal Perkebunan Rakyat

Provinsi Riau Jumlah panjang saluran drainase yang

30 km 2.760.000.000 Normalisasi Saluran Drainase pada Areal Perkebunan Rakyat

Provinsi Riau Jumlah panjang saluran drainase yang dinormalisasi

200 km 18.400.000.000

2 01 2.01.02 19 28 Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan Pupuk/Pestisida

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan, pengawasan, pemantauan

12 Lokasi 450.000.000 Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan Pupuk/Pestisida

12 kab/kota Jumlah lokasi pembinaan, pengawasan, pemantauan

12 Lokasi 450.000.000

2 01 2.01.02 19 29 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lahan Pengembangan Perkebunan melalui Pemanfaatan GIS

12 kab/kota Jumlah dan jenis kegiatan pemetaan spasial lahan

1 Paket 500.000.000 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lahan Pengembangan Perkebunan melalui Pemanfaatan GIS

12 kab/kota Jumlah dan jenis kegiatan pemetaan spasial lahan

1 Paket 500.000.000

2 01 2.01.02 19 6 Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan 12 kab/kota Jumlah pertemuan evaluasi yang dilaksanakan,

1 pertemuan, 4 laporan

450.000.000 Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan 12 kab/kota Jumlah pertemuan evaluasi yang dilaksanakan,

1 pertemuan, 4 laporan

450.000.000

2 01 2.01.02 19 67 Pembangunan Water Management di Kawasan Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah canal bloking, saluran dan embung yang

50 canal bloking

4.750.000.000 Pembangunan Water Management di Kawasan Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah canal bloking, saluran dan embung yang dibangun

100 canal bloking

9.500.000.000

(2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

Rancangan Awal RKPD Hasil Analisis KebutuhanCatatan Penting

KODE Kebutuhan Dana (Rp)

Program/Kegiatan LokasiPagu Indikatif

(Rp)

(1)

Program/Kegiatan LokasiIndikator

KinerjaTarget

CapaianIndikator

KinerjaTarget

Capaian

2 01 2.01.02 19 68 Intensifikasi Tanaman Perkebunan Rokan Hulu Jumlah hektar intensifikasi lahan perkebunan

50 ha 520.000.000 Intensifikasi Tanaman Perkebunan Rokan Hulu Jumlah hektar intensifikasi lahan perkebunan

225 ha 2.340.000.000

2 01 2.01.02 19 69 Penyediaan Alat Mekanisasi Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah unit alat mekanisasi perkebunan

28 unit 1.200.000.000 Penyediaan Alat Mekanisasi Perkebunan

Provinsi Riau Jumlah unit alat mekanisasi perkebunan

28 unit 1.200.000.000

2 01 2.01.02 19 7 Peremajaan Kebun Karet Rakyat Kampar 100 ha, Rokan Hulu 100 ha , Kuantan

Jumlah hektar lahan tanaman karet yang diremajakan

500 ha 6.029.440.000 Peremajaan Kebun Karet Rakyat Kampar 100 ha, Rokan Hulu 100 ha , Kuantan

Jumlah hektar lahan tanaman karet yang diremajakan

950 ha 11.455.936.000

2 01 2.01.02 19 72 Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

12 kab/kota Jumlah jenis laporan penanganan kasus

1 laporan 300.000.000 Penanganan Gangguan Usaha Perkebunan

12 kab/kota Jumlah jenis laporan penanganan kasus gangguan

1 laporan 300.000.000

2 01 2.01.02 19 8 Peremajaan Kebun Kelapa Rakyat Indragiri Hilir 354 ha, Kep. Meranti 150 ha

Jumlah hektar lahan tanaman kelapa yang diremajakan

504 ha 2.155.592.000 Peremajaan Kebun Kelapa Rakyat Indragiri Hilir 354 ha, Kep. Meranti 150 ha

Jumlah hektar lahan tanaman kelapa yang diremajakan

510 ha 2.181.254.000

101.938.205.000 52.015.032.000 JUMLAH

46

Adanya kekurangan kebutuhan pendanaan perkebunan ini, diharapkan dapat dipenuhi melalui sumber-sumber pendanaan lain seperti APBD kabupaten/kota, APBN, pembiayaan agribisnis/perbangkan dan pendanaan yang berasal dari sektor privat seperti bantuan swasta dan petani secara swadaya. Dengan sinergi pendanaan yang optimal antar pihak terkait, dapat meningkatkan ketercapaian sasaran dan target pembangunan perkebunan di Provinsi Riau tahun 2017.

2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat

Proses penyampaian usulan program dan kegiatan pembangunan perkebunan dilakukan dengan memenuhi mekanisme perencanaan yang diatur dalam regulasi yang ada. Secara garis besar rencana jangka menengah pelaksanaan program dan kegiatan Dinas Perkebunan telah tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) tahun 2014-2019. Penyusunan rencana tahunan (2017) dalam bentuk Rencana Kerja (Renja) dilakukan dengan tahapan-tahapan yang menyesuikan dengan mekanisme perencanaan daerah. Setelah penetapan pagu indikatif Dinas Perkebunan tahun 2017, dilakukan tahapan Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Pembangunan Perkebunan Provinsi Riau tahun 2016. Pada Rakornis dihimpun dan dilakukan pembahasan data usulan tiap kabupaten/kota yang merupakan rekapitulasi usulan dari unit-unit di bawah kabupaten/kota seperti kecamatan, desa, maupun kelompok tani perkebunan. Mekanisme ini dilakukan demi penyusunan perencanaan yang tertata dengan baik dan lebih verifikatif sehingga terpenuhi data perencanaan yang sinkron antar pihak sesuai dengan regulasi yang mengatur mekanisme perencanaan di daerah. Kelompok tani yang mengusulkan kegiatan untuk memperoleh pendanaan APBD Provinsi harus melalui verifikasi dan rekomendasi dari Dinas Perkebunan atau yang menangani perkebunan di kabupaten/kota setempat yang dilengkapi dengan dokumen administrasi yang ditentukan seperti proposal usulan dan lain sebagainya. Usulan program dan kegiatan juga berasal dari pokok-pokok pikiran DPRD, dimana pada proses ini SKPD terkait diharuskan melakukan verifikasi usulan kegiatan yang disampaikan melalui Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Pokok Pikiran DPRD yang merupakan bagian dari Aplikasi E-Planning Pemerintah Provinsi Riau. Pada proses penelaahan pokok-pokok pikiran DPRD juga harus memperhatikan kesesuaian dengan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi dari SKPD Dinas Perkebunan. Pada proses verifikasi dan validasi data usulan, terdapat berbagai macam usulan kegiatan yang berasal dari kabupaten/kota sehingga perlu dilakukan penyelasarasan usulan tersebut dengan program dan kegiatan yang telah disusun secara jangka menengah dan jangka

47

pendek (tahunan) terutama dalam hal penentuan sasaran dan target serta pendanaan indikatif tiap kegiatan yang bisa dilaksanakan pada tahun 2017. Setelah melalui proses pembahasan dan penajaman usulan kegiatan dari semua stakeholders (pemangku kepentingan), maka disusun usulan program dan kegiatan tahun 2017 yang akan dibahas pada Forum SKPD dan Pra Musrenbang Provinsi Riau. Pada proses ini dijabarkan dan dirumuskan semua usulan dari kabupaten/kota dan pihak lain untuk dimasukkan kedalam rencana kerja. Usulan rencana kerja tersebut memperhatikan dan mempertimbangkan kemampuan pendanaan yang ada sesuai dengan pagu indikatif yang ditentukan. Daftar Usulan Program dan Kegiatan dari para pemangku kepentingan dari SKPD yang membidangi perkebunan dapat dilihat pada Tabel 17.

SKPD: Dinas Perkebunan Provinsi Riau

No. Program/Kegiatan Lokasi Indikator KinerjaBesaran/ Volume

Catatan

1 2 3 4 5 6

1 Peremajaan kebun karet rakyat Luas kebun karet yangKec. Seberida diremajakan 100 haKec. Rakit Kulim 50 haKec. Kelayang 50 haKec. Peranap 50 haKec. Batang Gangsal 50 haKec. Rengat Barat 50 haKec. Batang Peranap 100 ha

2 Peremajaan kebun kelapa sawit Luas kebun kelapa sawitKec. Seberida yang diremajakan 50 haKec. Rakit Kulim 50 haKec. Kelayang 50 haKec. Peranap 50 haKec. Batang Gangsal 50 haKec. Rengat Barat 50 haKec. Batang Peranap 50 ha

3 Penyediaan bibit kelapa sawit, karet dan kakao Jumlah batang bibitKec. Seberida 1.000 btgKec. Rakit Kulim 1.000 btgKec. Kelayang 1.000 btgKec. Peranap 1.000 btgKec. Batang Gangsal 1.000 btgKec. Rengat Barat 1.000 btgKec. Batang Peranap 1.000 btg

4 Rehabilitasi jalan produksi Indragiri Hulu Panjang jalan produksi 6 km5 Normalisasi saluran drainase pada areal perkebunan rakyat Indragiri Hulu Panjang saluran 10 km6 Pengadaan alat mekanisasi perkebunan Indragiri Hulu Jumlah unit alat mekanisasi 1 unit

1 Pengembangan bibit unggul pertanian/perkebunan Bukit Kapur, Sungai Jumlah batang bibit 13.500 btgSembilan, Medang KampaiBukit Kapur, Sungei 32.500 btgSembinan, Medang Kampai

2 Penyediaan sarana produksi perkebunan Dumai Jumlah paket saprodi 50 ha

Dumai 100

Dumai 1 paket

3. Pembangunan Water Management di Kawasan Perkebunan Bukit Kapur, Sungai Sembilan, Jumlah unit water 3 unitMedang Kampai managementDumai Selatan, dan Sungai 5 kmSembilan

3. KEPULAUAN MERANTI1 Perluasan tanaman sagu Kepulauan Meranti Luas tanaman sagu 2.103 ha2 Pengembangan jalan pertanian Kepulauan Meranti Panjang jalan pertanian 81 km

4. KUANTAN SINGINGI1 Pelatihan petani dan aparatur perkebunan Kuantan Singingi Jumlah petani yang dilatih 60 org

Kuantan Singingi 30 org

Kuantan Singingi 60 org

2 Pembinaan mutu hasil produk perkebunan Kuantan Singingi Jumlah petani yang dibina 30 org

3 Pembinaan petugas hama penyakit dan cadangan pestisida Kuantan Singingi Jumlah paket 2 paketuntuk penanganan darurat

4 Peremajaan dan pembangunan pengembangan kebun karet Kuantan Singingi Luas lahan karet yang 200 harakyat diremajakan

5 Pembangunan jalan produksi Kuantan Singingi Panjang jalan produksi 15 km

2. DUMAI

Tabel 17.Usulan Program dan Kegiatan dari SKPD yang Membidangi Perkebunan Kabupaten/Kota

Provinsi Riau

1. KABUPATEN INDRAGIRI HULU

No. Program/Kegiatan Lokasi Indikator KinerjaBesaran/ Volume

Catatan

1 2 3 4 5 6 6 Pembangunan saluran drainase pada areal perkebunan Kuantan Singingi Panjang saluran drainase

7 Penyediaan bibit kelapa sawit, karet dan kakao Jumlah batang bibit 50.000 btg

30.000 btg

8 Pengadaan Motor grader Kuantan Singingi Jumlah unit 1 unit

9 Pembangunan Water Manajemen (Embung) Kuantan Singingi Jumlah unit water 5 unitmanagement

10 Pengadaan Sarana Produksi Perkebunan Kuantan Singingi Jumlah unit utk ha kebun 227 Ha(handsprayer dan herbisida)

11 Pengadaan Peralatan Kebakaran Lahan dan Hutan Kuantan Singingi Jumlah paket peralatan 1 Paketkarlahut

12 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL_PHT) Kuantan Singingi Jumlah peserta SLPHT 25 orangPerkebunan

5. ROKAN HILIR1 Pengadaan Bibit Karet Kec. Simpang Kanan Jumlah batang bibit 256 Ha

Kec. Bangko 44 Ha2 Pengadaan Bibit Sawit Kec. Rimba Melintang Jumlah batang bibit 410 Ha

Kec. Bagan Sinembah 800 HaKec. Bangko 90 HaKec. Batu Hampar 89 HaKec. Kubu Babussalam 145 HaKec. Kubu 110 HaKec. Pasir Limau Kapas 40 HaKec. Bangko Pusako 96 HaKec. Balai Jaya 130 HaKec. Simpang Kanan 40 Ha

3 Pengadaan Kelapa Dalam Kec. Bangko Pusako Jumlah batang bibit 10 Ha

4 Pengembangan Unit Pengolah Pupuk Organik Kec. Simpang Kanan Jumlah unit UPPO 2 Unit

5 Pembangunan jalan produksi Kec. Pasir Limau Kapas Panjang jalan produksi 1 KmKec. Bagan Sinembah 6 KmKec. Bangko Pusako 5 KmKec.Sinaboi 1 KmKec. Bagan Sinembah Raya 6 KmKec. Balai Jaya 2 Km

6 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Rokan Hilir Luas areal pengendalian 100 Ha

7 Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PIP) Rokan Hilir Panjang irigasi 20 Km

6. KABUPATEN BENGKALIS1 Peningkatan Jalan Usaha Tani Desa Sekodi Kec. Bengkalis Panjang jalan produksi 5 Km2 Normalisasi saluran drainase Desa Sekodi Kec. Bengkalis Panjang saluran drainase 4,578 m3 Pelatihan Teknis Budidaya Tebu untuk Petugas Kec. Rupat/Rupat Utara Jumlah petani yang dibina 25 orang4 Pelatihan Teknis Pengenalan Benih/Bibit tanaman Bengkalis Jumlah petani yang dibina 30 orang

yang bersertifikat Bagi Petugas5 Pelatihan Pengendalian Hama dan Penyakit Utama pada Kec. Mandau dan Pinggir Jumlah petani yang dibina 30 orang

Tanaman Kelapa Sawit

7. KABUPATEN INDRAGIRI HILIR1 Peremajaan Kebun Kelapa Dalam Kab. Indragiri Hilir Luas lahan kelapa yang 500 Ha

diremajakan2 Pembangunan Kebun sagu Kab. Indragiri Hilir Luas lahan sagu 300 Ha

3 Diversifikasi kakao pada tanaman kelapa Kab. Indragiri Hilir Luas lahan diversifikasi 150 Ha

4 Pengadaan alat pengolah sagu Kab. Indragiri Hilir Jumlah unit alat pengolah 1 unit

5 Pengendalian OPT Perkebunan Kab. Indragiri Hilir Jumlah paket bahan

No. Program/Kegiatan Lokasi Indikator KinerjaBesaran/ Volume

Catatan

1 2 3 4 5 6 - Pengadaan Tetratichus pengendali OPT 500 pupa- Pengadaan Feromon 200 saset- SLPHT Kelapa 1 kelompok

6 Rehabilitasi/Peningkatan jalan produksi Kab. Indragiri Hilir Panjang jalan produksi 15 km

7 Normalisasi Saluran Kab. Indragiri Hilir Panjang saluran drainase 100 Km

8 Pengadaan Exavator Kab. Indragiri Hilir Jumlah unit 5 unit

9 Pembangunan pintu air (pintu klep) permanen Kab. Indragiri Hilir Jumlah unit 10 unit

8. KABUPATEN PELALAWAN1 Penggantian Bibit Palsu Kelapa Sawit Kec. Kerumutan Jumlah ha penggantian bibit 200 Ha

Kec. Pelalawan 100 Ha2 Pengembangan Kelapa Sawit Kec. Kerumutan Jumlah ha lahan 50 Ha

Kec. Pelalawan pengembangan kelapa sawit 50 Ha3 Bloking Kanal Lahan Perkebunan Kec Kerumutan Jumlah canal bloking 4 Km

Kec. Pelalawan 4 Km4 Jalan Produksi Kec. Kerumutan Panjang jalan produksi 4 Km

Kec. Pelalawan 4 Km

9. ROKAN HULU1 Peremajaan Kebun Karet Rakyat Kec. Rambah Luas lahan karet yang 25 Ha

Kec. Rambah Hilir diremajakan 25 HaKec. Rambah Samo 25 HaKec. Kepenuhan 25 Ha

2 Penyediaan Bibit Kakao Kec. Rambah Jumlah batang bibit 5.000 btgKec. Rambah Samo 5.000 btgKec. Tambusai 5000 btg

3 Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) Kec. Rambah Luas lahan pengendalian 25 Haperkebunan Kec. Rambah Samo 25 Ha

Kec. Bangun Purba 25 HaKec. Tandun 25 HaKec. Tambusai 25 Ha

4 Rehabilitasi Jalan Produksi Kec. Rambah Panjang jalan produksi 4 KmKec. Rambah Samo 4 KmKec. Rambah Hilir 4 KmKec. Bangun Pirba 3 Km

5 SID dan Pembangunan Water Management pada kawasan Kec. Rambah Samo Dokumen SID 1 KmPerkebunan

6 Normalisasi Saluran Darinase pada Areal Perkebunan Rakyat Kec. Rambah Samo Panjang saluran drainase 1 KmKec. Bangun Purba 1 Km

7 Pengadaan alat mekanisasi perkebunan Kec. Rambah Hilir Jumlah unit 1 kelompok

8 intensifikasi tanaman perkebunan Kec. Ujung Batu Luas lahan yang 25 HaKec. Tandun diintensifikasi 25 HaKec. Kabun 25 Ha

9 Pembinaan kelembagaan Petani Perkebunan Kec. Rambah Samo Jumlah kelompok tani yang 8 KelompokKec. Rambah Hilir dibina 8 Kelompok

10. KABUPATEN ROKAN HULU1 Peremajaan kebun karet 4 desa 4 kecamatan Luas lahan karet yang diremajakan 200 Ha2 Peremajaan Kebun Sawit 6 desa 6 kecamatan Luas lahan sawit yang diremajakan 300 Ha3 Pembuatan jalan produksi perkebunan 5 desa 5 kecamatan Panjang jalan produksi 15,5 Km4 Pengadaan alat fermentasi biji kakao 5 desa 5 kecamatan Jumlah unit 50 unit5 Pengadaan gunting tanaman kakao 5 desa 5 kecamatan Jumlah unit 250 bh6 Pengadaan kendaraan transportasi pengangkut hasil Jumlah unit 5 unit

produksi perkebunan7 Pengadaan bibit kakao Jumlah batang 45.000 btg8 Pengadaan bibit sawit Jumlah batang 13.800 btg9 Pelatihan Petani dan pelaku agribisnis Jumlah petani yang dilatih

No. Program/Kegiatan Lokasi Indikator KinerjaBesaran/ Volume

Catatan

1 2 3 4 5 6 - Pelatihan budidaya tanaman kakao 4 desa 4 kecamatan 120 org- Pelatihan dinamika kelompok tani 6 desa 6 kecamatan 180 org- Sekolah lapangan pengendalian hama terpadu (SLPHT) 5 desa 5 kecamatan 150 org

11. KOTA PEKANBARU1 Pengadaan bibit tanaman kelapa Kota Pekanbaru Jumlah batang bibit 4.000 btg2 Pengadaan bibit tanaman kakao Kota Pekanbaru Jumlah batang bibit 6.000 btg

12. KABUPATEN SIAK1 Penyediaan Hand Mangel Kabupaten Siak Desa Merempan Hulu 4 unit

Desa Merempan HilirDesa bunga RayaDesa Mempura

2 Pembangunan PKS mini Kabupaten Siak Kecamatan Pusako 4 unit3 Pembangunan Jalan Produksi Kabupaten Siak Kecamatan Pusako 70 Km4 Penyediaan Bibit Kelapa Hybrida Kabupaten Siak Kecamatan Mempura 1.000 btg5 Penyediaan Bibit Kakao Unggul Kabupaten Siak Kabupaten Siak 14.0006 Penggantian/Peremajaan Kebun Kelapa Sawit Masyarakat Kabupaten Siak Kecamatan Sungai Apit 150.000 btg

Kecamatan Sabak Auh

52

3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional

Kebijakan nasional dalam pembangunan tercermin pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2014-2019 yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Sebagaimana diketahui bahwa arahan umum RPJMN 2015-2019 adalah memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah menetapkan Sembilan Agenda Prioritas Nawacita. Arah pembangunan perkebunan Provinsi Riau diselaraskan dengan arah pembangunan nasional selain berpedoman terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2014-2019. Hal ini perlu dilakukan agar berbagai kebijakan pembangunan perkebunan di daerah memiliki keterkaitan atau link and match dengan pembangunan nasional. Mengacu pada pemikiran tersebut, maka dalam penyusunan arah pembangunan perkebunan Tahun 2017 disamping berpedoman pada visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Riau 2005-2025 dan Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Riau 2014-2019, juga diselaraskan dengan arah pembangunan nasional melalui RPJMN dan Rencana Strategis Kementerian Pertanian dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2015-2019. Telaahan terhadap kebijakan nasional merupakan penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional khususnya pembangunan perkebunan yang dikaitkan dengan arah kebijakan daerah dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Kebijakan pembangunan daerah yang terkait dengan arah

53

pembangunan perkebunan tahun 2017 tertuang pada Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Riau.

Tabel 18.

Identifikasi Kebijakan Nasional Provinsi Riau

Nama SKPD: Dinas Perkebunan Provinsi Riau

No. Kebijakan Nasional Sumber Keterangan

(1) (2) (3) (4) 1 Peningkatan produktivitas rakyat dan daya

saing di pasar internasional melalui peningkatan agroindustri dengan sasaran komoditas kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, teh dan kopi

Direktorat Jenderal Perkebunan

2 Peningkatan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi melalui peningkatan kedaulatan pangan

Direktorat Jenderal Perkebunan

3 Peningkatan dan Pemantapan Pembangunan Ekonomi Berdaya Saing

RKPD Provinsi Riau 2017

4 Peningkatan Kesejahteraan Rakyat RKPD Provinsi Riau 2017

3.2. Tujuan dan Sasaran Renja SKPD 2017

Penetapan tujuan dan sasaran merupakan faktor-faktor kunci keberhasilan yang ditetapkan setelah penetapan visi dan misi. Penetapan tujuan akan mengarah kepada perumusan sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam rangka merealisasikan Visi dan Misi. Sedangkan sasaran menggambarkan hal-hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan terfokus yang bersifat spesifik, terinci, terukur dan dapat dicapai. Berdasarkan Perda No. 2 Tahun 2014 Dinas Perkebunan Provinsi Riau merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah di Provinsi Riau yang melaksanakan salah satu urusan pilihan pemerintahan daerah yang dipimpin oleh Kepala Dinas Perkebunan. Kepala Dinas Perkebunan mempunyai tugas memimpin penyelenggaraan urusan otonomi daerah dibidang perkebunan sesuai dengan kewenangan Provinsi dan tugas dinas teknis lingkup Dinas Perkebunan.

54

Oleh karena itu dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi kepemerintahan daerah, maka disusun dokumen perencanaan, program-program kegiatan. Mengingat pada saat menyususun Renja awal ini sedang dibahas rancangan Renstra Dinas Perkebunan Provinsi Riau tahun 2014-2019. Pada dasarnya Renstra Dinas Perkebunan Tahun 2014-2019 tidak banyak mengalami perubahan terutama visi yang diusung masih tetap sama dengan periode

sebelumnya, yaitu “Terwujudnya kebun untuk kesejahteraan masyarakat Riau”.

Untuk merealisasikan visi yang telah ditetapkan, maka Dinas Perkebunan Provinsi Riau menetapkan misi pembangunan perkebunan jangka menengah tahun 2014-2019 sebagai berikut :

1. Mewujudkan pembangunan perkebunan yang berkelanjutan dan berwawasan

lingkungan, serta optimalisasi pemanfaatan sumberdaya perkebunan.

2. Meningkatkan nilai tambah produk perkebunan dan akses terhadap informasi pasar.

3. Memfasilitasi untuk peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan

4. Meningkatkan kesejahteraan petani melalui pengembangan SDM dan kelembagaan

perkebunan

5. Memberikan dukungan untuk terwujudnya ketahanan pangan melalui pengembangan

tanaman perkebunan penghasil bahan pangan.

Dalam rangka mewujudkan visi melalui misi yang telah ditetapkan sebagaimana yang telah diuraikan, maka perlu adanya kerangka yang jelas pada setiap misi menyangkut tujuan dan sasaran yang akan dicapai. Tujuan pembangunan perkebunan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan produksi pertanian/perkebunan. 2. Meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan. 3. Meningkatnya penerapan teknologi perkebunan pada kelompok tani. 4. Meningkatnya kesejahteraan petani melaui pengembangan sumberdaya manusia dan

kelembagaan perkebunan. 5. Meningkatnya ketahanan pangan.

Sedangkan sasaran pembangunan perkebunan yang ingin dicapai pada akhir tahun 2019 sebagai berikut :

1. Terwujudnya peningkatan produksi pertanian/perkebunan. 2. Terwujudnya peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan.

55

3. Terwujudnya peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan. 4. Terwujudnya peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan Sumberdaya

Manusia dan Kelembagaan petani. 5. Terwujudnya ketahanan pangan dari produk perkebunan. 3.3. Program dan Kegiatan

Rencana kerja (Renja) merupakan proses penjabaran lebih lanjut dari Rencana Strategis yang disusun. Di dalam proses perencanaan, Dinas Perkebunan Provinsi Riau mendefinisikan seluruh Sasaran Strategis, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang akan diimplementasikan dalam satu tahun kegiatan dan dituangkan dalam dokumen rencana kerja. Pada dokumen rencana kerja dijabarkan dan ditetapkan target kinerja tahunan. Target kinerja ini akan menjadi komitmen bagi Dinas Perkebunan Provinsi Riau untuk mencapainya dalam satu tahun, dan merupakan tolok ukur (benchmarks) bagi proses pengukuran keberhasilan organisasi yang dilakukan setiap akhir periode pelaksanaan. Sesuai hasil analisis terhadap potensi, permasalahan, peluang dan tantangan dan pembangunan perkebunan di Provinsi Riau serta memperhatikan RPJPD dan RPJMD Provinsi Riau, maka ditetapkan rencana program dan kegiatan pembangunan perkebunan Provinsi Riau Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut : a. Program Utama:

Dalam rangka mewujudkan misi ke-7 dari RPJMD Provinsi Rian Tahun 2014-2019, maka

program pembangunan perkebunan di Provinsi Riau sebagai berikut:

1. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

2. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

3. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan

4. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

5. Program Peningkatan Ketahanan Pangan

b. Program Pendukung:

Untuk memfasilitasi dan memberikan dukungan pelayanan organisasi, maka ditetapkan

program sebagai berikut:

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

2. Program Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur

56

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur

5. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan

Keuangan

Penjabaran rincian rencana kegiatan tiap program pada Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 dapat dilihat pada Tabel 19.

Nama SKPD : Dinas Perkebunan Provinsi Riau

LokasiTarget

capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Target capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

1 URUSAN WAJIB2 URUSAN PILIHAN2 01 PERTANIAN2 01 01 Program Pelayanan Administrasi

Perkantoran2 01 2.01.02 01 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat Jumlah surat dan paket yang

dikirimProvinsi Riau 1.500 surat 30.000.000 APBD - 40.000.000

2 01 2.01.02 01 10 Penyediaan Alat Tulis Kantor Jumlah jenis alat tulis kantor disbun yang diadakan

Pekanbaru 5 jenis 70.000.000 APBD - 80.000.000

2 01 2.01.02 01 11 Penyediaan Barang Cetakan Dan Penggandaan

Jumlah jenis barang cetakan dan penggandaan

Pekanbaru 8 jenis 70.000.000 APBD - 75.000.000

2 01 2.01.02 01 115 penyediaan administrasi kepegawaian Jumlah bulan pelayanan administrasi kepegawaian

Pekanbaru 12 bulan 75.000.000 APBD - 80.000.000

2 01 2.01.02 01 12 Penyediaan Komponen Instalasi Listrik/Penerangan Bangunan Kantor

Jumlah jenis komponen instalasi listrik yang disediakan

Pekanbaru 17 jenis 40.000.000 APBD - 45.000.000

2 01 2.01.02 01 14 Penyediaan Peralatan Rumah Tangga Jumlah unit peralatan rumah tangga yang disediakan

Pekanbaru 15 unit 30.000.000 APBD - 40.000.000

2 01 2.01.02 01 15 Penyediaan Bahan Bacaan Dan Peraturan Perundang-Undangan

Jumlah jenis bahan bacaan yang disediakan

Pekanbaru 3 jenis 40.000.000 APBD - 50.000.000

2 01 2.01.02 01 17 Penyediaan Makanan Dan Minuman Jumlah box makanan, minuman dan snack

Pekanbaru 10.000 box 180.000.000 APBD - 185.000.000

2 01 2.01.02 01 18 Rapat-Rapat Koordinasi Dan Konsultasi Ke Luar Daerah

Jumlah Orang Perjalanan yang dilaksanakan

Provinsi Riau 160 OP 600.000.000 APBD - 700.000.000

2 01 2.01.02 01 19 Penyediaan Jasa Keamanan Kantor Jumlah petugas keamanan kantor

Pekanbaru 13 orang 300.000.000 APBD - 350.000.000

2 01 2.01.02 01 2 Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air Dan Listrik

Jumlah bulan rekening telp terbayar

Pekanbaru 12 bulan 800.000.000 APBD - 849.999.988

Jumlah KWh listrik 500.000 KWH -

2 01 2.01.02 01 22 Penyediaan jasa sosialisasi, informasi, publikasi dan kehumasan SKPD

Jumlah jenis bahan sosialisasi dan publikasi kehumasan

Pekanbaru 10 jenis 165.000.000 APBD - 170.000.000

2 01 2.01.02 01 6 Penyediaan Jasa Pemeliharaan Dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional

Jumlah unit kendaraan yang dipelihara

Pekanbaru 25 unit 400.000.000 APBD - 450.000.000

2 01 2.01.02 01 7 Penyediaan Jasa Administrasi Keuangan Jumlah materai yang disediakan

Pekanbaru 3.800 buah 35.000.000 APBD - 40.000.000

2 01 2.01.02 01 8 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor Jumlah bulan layanan kebersihan

Pekanbaru 3 kantor dinas 400.000.000 APBD - 4.500.000.000

KODE

Tabel 19.Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2017

dan Prakiraan Maju Tahun 2018Provinsi Riau

Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

LokasiTarget

capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Target capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

KODE Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

2 01 2.01.02 01 9 Penyediaan Jasa Perbaikan Peralatan Kerja

Jumlah jenis peralatan kerja yang diperbaiki

Pekanbaru 10 jenis alat 60.000.000 APBD - 70.000.000

2 01 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

2 01 2.01.02 02 10 Pengadaan Mebeleur Jumlah pengadaan mebeleur Pekanbaru 40 unit 150.000.000 APBD - 155.000.000

2 01 2.01.02 02 26 Pemeliharaan Rutin/Berkala Perlengkapan Gedung Kantor

Jumlah unit perlengkapan gedung yang dipelihara

Perkebunan 100 unit 100.000.000 APBD - 120.000.000

2 01 2.01.02 02 43 Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor Jumlah unit gedung kantor yang direhabilitasi

Pekanbaru 1 unit 1.000.000.000 APBD - 3.000.000.000

2 01 2.01.02 02 7 Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor Jumlah perlengkapan gedung kantor yang diadakan

Pekanbaru 30 unit 180.000.000 APBD - 190.000.000

2 01 2.01.02 02 80 Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor

Jumlah unit peralatan dan perlengkapan kantor yang disediakan

Pekanbaru 80 unit 500.000.000 APBD - 549.999.999

2 01 03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur

2 01 2.01.02 03 4 Pengadaan Pakaian Korpri Jumlah stel pakaian KORPRI dan kelengkapannya yang disediakan

Pekanbaru 180 Stel 200.000.000 APBD - 250.000.000

2 01 2.01.02 03 8 Pengadaan Pakaian Melayu dan Perlengkapannya

Jumlah stel pakaian melayu yang disediakan

Pekanbaru 180 Stel 200.000.000 APBD - 250.000.000

2 01 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

2 01 2.01.02 05 1 Pendidikan Dan Pelatihan Formal Jumlah aparatur/pegawai yang diikutkan diklat

pekanbaru 10 Orang 100.000.000 APBD - 110.000.000

2 01 2.01.02 05 12 Pembinaan Fisik dan Mental Aparatur Jumlah senam yang dilaksanakan

Pekanbaru 44 kali 100.000.000 APBD - 110.000.000

Jumlah pertemuan ceramah agama yang dilaksanakan

12 kali -

2 01 06 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

2 01 2.01.02 06 4 Penyusunan Pelaporan Keuangan Akhir Tahun

Jumlah laporan keuangan yang tersusun sesuai permendagri no 54 tahun 2010

Pekanbaru 1 Dokumen 60.000.000 APBD - 70.000.000

2 01 2.01.02 06 5 Penyusunan Rencana Kerja SKPD Jumlah dokumen Renja yang disusun

Pekanbaru 1 Dokumen 150.000.000 APBD - 155.000.005

2 01 15 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

APBD -

2 01 2.01.02 15 6 Pelatihan Petani dan Aparatur Perkebunan Jumlah kelompok tani yang dilatih

Provinsi Riau 45 Kelompok 2.300.000.000 APBD - 2.750.000.000

Jumlah aparatur perkebunan yang dilatih

-

2 01 2.01.02 15 7 Pembinaan Kelembagaan Petani Perkebunan

Jumlah asosiasi/kelompok tani yang dibina

Provinsi Riau 5 asosiasi petani 2.010.000.000 APBD - 1.400.000.000

LokasiTarget

capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Target capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

KODE Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

Jumlah laporan kegiatan pembinaan dan pengawalan program pembiayaan usaha perkebunan untuk program peremajaan

1 dokumen -

Jumlah dokumen penelitian Baldit petani

1 dokumen -

2 01 2.01.02 15 8 Penilaian Kelompok Tani Perkebunan Jumlah kab/kota penilaian kelompok tani

Provinsi Riau 12 kab/kota 300.000.000 APBD - 330.000.000

2 01 16 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pertanian/Perkebunan

2 01 2.01.02 16 50 Pembangunan Kebun Sagu Rakyat Jumlah hektar pembangunan sagu rakyat

Kepulauan Meranti, Indragiri Hilir

250 ha 1.400.000.000 APBD - 1.500.000.000

2 01 17 Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan

2 01 2.01.02 17 14 Pembinaan dan Fasilitasi Usaha Pengolahan Produk Perkebunan

Jumlah unit usaha yang dibina pengolahan produknya

Provinsi Riau 15 Unit usaha 500.000.000 APBD - 550.000.000

2 01 2.01.02 17 15 Pembinaan Pascapanen Produk Perkebunan

Jumlah lokasi pembinaan pascapanen produk perkebunan

Provinsi Riau 12 kab/kota 700.000.000 APBD - 800.000.000

2 01 2.01.02 17 19 Pembinaan Mutu Hasil Produk Perkebunan

Jumlah pertemuan, sosialisasi dan pembinaan mutu produk petani yang dilaksanakan

Provinsi Riau 4 pertemuan 700.000.000 APBD - 750.000.000

2 01 2.01.02 17 27 Penyediaan Alat Pengolah Hasil Perkebunan

Jumlah unit alat pengolahan produk perkebunan

Provinsi Riau 1 unit 700.000.000 APBD - 800.000.000

2 01 2.01.02 17 29 Promosi Produk Perkebunan Jumlah expo yang diikuti Provinsi Riau 11 expo 900.000.000 APBD - 950.000.0002 01 18 Program Peningkatan Penerapan

Teknologi Pertanian/Perkebunan

2 01 2.01.02 18 10 Dem-farm Pengembangan Komoditi Lada (Pemeliharaan)

Luas lahan pemeliharaan kebun demontration farming tanaman lada

Provinsi Riau 2 ha 200.000.000 APBD - 250.000.000

2 01 2.01.02 18 11 Dem-farm Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

Jumlah paket Demfarm pengendalian kebakaran lahan dan kebun

Provinsi Riau 1 paket 200.000.000 APBD - 300.000.000

2 01 2.01.02 18 14 Pengawasan Peredaran dan Sertifikasi Benih Perkebunan

Frekuensi pengawasan benih perkebunan

12 kab/kota 60 kali 500.000.000 APBD - 550.000.000

2 01 2.01.02 18 30 Pembangunan Kebun Koleksi Tanaman Perkebunan

Luas lahan pemeliharaan kebun koleksi tanaman perkebunan

Kebun Koleksi Disbun di Kec. Tambang, Kampar

3 ha 225.000.000 APBD - 300.000.000

2 01 2.01.02 18 9 Penyediaan Agensia Pengendali Hayati untuk Pengendalian OPT Perkebunan

Jumlah APH yang disediakan Provinsi Riau 100 kg 480.000.000 APBD - 500.000.000

2 01 19 Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan

2 01 2.01.02 19 10 Divesifikasi Tanaman Kakao pada Perkebunan Rakyat

Luas lahan diversifikasi tanaman kakao

Indragiri Hilir 100 ha 1.175.000.000 APBD - 2.000.000.000

LokasiTarget

capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

Sumber Dana

Target capaian kinerja

Kebutuhan Dana/Pagu Indikatif

KODE Indikator Kinerja Program/Kegiatan

Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan

Program/Kegiatan

Rencana Tahun 2017Catatan Penting

Prakiraan Maju Rencana Tahun 2018

2 01 2.01.02 19 11 Penyediaan Bibit Kelapa Sawit, Karet dan Kakao

Jumlah bibit sawit Provinsi Riau 40.000 batang 2.500.000.000 APBD - 3.000.000.000

Jumlah bibit karet 50.000 batang -Jumlah bibit kakao 84.000 batang -

2 01 2.01.02 19 13 Pembinaan Usaha Perkebunan Jumlah perusahaan yg dibina, dinilai dan dievaluasi

Provinsi Riau 85 perusahaan 700.000.000 APBD - 800.000.000

2 01 2.01.02 19 14 Penertiban Izin Usaha Perkebunan Jumlah unit usaha perkebunan yg ditertibkan

12 kab/kota 30 unit usaha 250.000.000 APBD - 300.000.000

2 01 2.01.02 19 15 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) Perkebunan

Jumlah areal pengendalian OPT

4 kab/kota 300 ha 500.000.000 APBD - 550.000.000

2 01 2.01.02 19 17 Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) Perkebunan

Jumlah petani yang dilatih 12 kab/kota 40 petani 300.000.000 APBD - 350.000.000

2 01 2.01.02 19 19 Pemantauan dan Pengendalian Kebakaran Lahan dan Kebun

Jumlah laporan/data hotspot kebakaran lahan dan kebun

12 kab/kota 1 dokumen 700.000.000 APBD - 800.000.000

2 01 2.01.02 19 20 Pembinaan Petugas Hama Penyakit dan Cadangan Pestisida untuk Penanganan Darurat

Jumlah lokasi pembinaan petugas pengamat hama/penyakit dan cadangan pestisita

12 kab/kota 12 kab/kota 300.000.000 APBD - 385.000.000

2 01 2.01.02 19 21 Pembinaan Penangkar Benih dan Sosialisasi Pemberantasan Bibit Unggul Palsu

Jumlah lokasi pembinaan kelompok produsen benih dan sosialisasi pemberantasan bibit palsu

12 kab/kota 12 Lokasi 350.000.000 APBD - 375.000.000

2 01 2.01.02 19 22 Koordinasi Pembangunan Perkebunan antara Provinsi Riau dengan Kab/Kota

Jumlah pertemuan koordinasi yang difasilitasi

12 kab/kota 1 pertemuan 475.000.000 APBD - 500.000.000

2 01 2.01.02 19 24 Pengolahan dan Pemutakhiran Data Statistik serta Penyusunan Profil Perkebunan

Jumlah buku statistik perkebunan, dan profil perkebunan

12 kab/kota 300 buah 400.000.000 APBD - 445.000.000

2 01 2.01.02 19 25 Rehabilitasi Jalan Produksi Panjang jalan produksi yang direhabilitasi

Provinsi Riau 30 km 8.100.000.000 APBD - 10.000.000.000

2 01 2.01.02 19 27 Normalisasi Saluran Drainase pada Areal Perkebunan Rakyat

Panjang saluran drainase yang dinormalisasi

Provinsi Riau 30 km 2.760.000.000 APBD - 3.100.000.000

2 01 2.01.02 19 28 Pembinaan, Pengawasan, Pemantauan Pupuk/Pestisida

Jumlah lokasi pembinaan, pengawasan, pemantauan pupuk dan pestisida

12 kab/kota 12 Lokasi 450.000.000 APBD - 550.000.000

2 01 2.01.02 19 29 Inventarisasi dan Identifikasi Potensi Lahan Pengembangan Perkebunan melalui Pemanfaatan GIS

Jumlah dan jenis kegiatan pemetaan spasial lahan perkebunan

12 kab/kota 1 Paket 500.000.000 APBD - 550.000.000

2 01 2.01.02 19 6 Monitoring, Evaluasi Dan Pelaporan Jumlah jenis pelaporan yang disusun

12 kab/kota 4 laporan 450.000.000 APBD - 475.000.000

Jumlah pertemuan evaluasi yang dilaksanakan

1 pertemuan -

62

Pelaksanaan penyusunan serta penetapan berbagai program dan kegiatan pembangunan perkebunan ditujukan untuk meningkatkan kualitas perencanaan tahunan yang diukur berdasarkan sasaran-sasaran pembangunan yang tertuang pada Rencana Strategis Dinas Perkebunan Provinsi Riau tahun 2014-2019 dengan menerapkan prinsip-prinsip efisiensi, efektifitas, transparansi dan akuntabilitas kinerja pembangunan perkebunan di Provinsi Riau. Penyusunan Renja dilakukan dengan memperhatikan keterpaduan dan sinkronisasi antar kegiatan dalam satu program maupun antar program yang ditetapkan, serta memperhatikan keselarasan program pemerintah pusat melalui kementerian terkait dengan menghimpun usulan dari kabupaten/kota di dalam proses perencanaan pembangunan perkebunan. Untuk memperoleh keterpaduan dan sinkronisasi pelaksanan program dan kegiatan yang telah direncanakan, telah dilalui tahapan dan mekanisme perencanaan tingkat daerah seperti Rapat Koordinasi Teknis Pembangunan Perkebunan, Forum SKPD Provinsi Riau, dan tahapan Musrenbang Daerah tahun 2016 guna merumuskan perencanaan tahun 2017. Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Provinsi Riau Tahun 2017 menjadi sangat penting artinya untuk menjadi acuan terkait dengan perencanaan pembangunan daerah sebagai wujud nyata dari tanggungjawab dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Dokumen Renja ini mengikat secara kelembagaan sebagai dokumen perencanaan dalam pelaksanaan program kegiatan pada tahun 2017 yang berpedoman dan tidak terlepas dari dokumen Renstra, RKPD, RPJMD dan RPJPD. Renja 2017 ini juga menjadi acuan dalam pengambilan keputusan dan penyusunan rencana secara berkesinambungan oleh para pimpinan manajemen dan seluruh staf Dinas Perkebunan Provinsi Riau sehingga akan diperoleh pencapaian target program dan kegiatan sebagai upaya peningkatan kinerja ke arah yang lebih baik di masa mendatang.

63

Dalam rangka sinergitas perencanaan pembangunan perkebunan harus dilakukan lebih intensif di dalam koordinasi antar instansi yang terkait agar hasil pembangunan yang dilaksanakan bermanfaat bagi petani perkebunan juga memberikan manfaat untuk mewujudkan perekonomian daerah yang kompetitif. Selanjutnya, agar masyarakat turut berperan aktif dalam pelaksanaan perencanaan yang yang telah disusun secara bersama, maka proses perencanaan dilakukan dengan menghimpun usulan dan masukan dari masyarakat Provinsi Riau secara bertahap dan berjenjang.