NASKAH RPJM DESA

12
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desa Banyubiru adalah salah satu Desa penyangga Kecamatan Banyubiru. Mengingat letaknya yang setrategis maka sudah barang tentu keberadaanya sangat vital, untuk itu perlu adanya suatu dokumen perencanaan pembangunan desa lima tahun kedepan yang valid dan up to date. Dokumen perencanaan pembangunan desa ini lebih lazim disebut RPJMDes yang harus di susun oleh Kepala Desa terpilih secepatnya untuk mewujudkan apa yang telah di sampaikan pada janji kampaye pemilihan Kepala Desa dan menjabarkan visi, misi. Dokumen RPJMDes di buat atau disusun bukan karena kebutuhan akan mendapatkan program atau janji dari pejabat, dinas atau instansi. Dan sekedar memenuhi dari keinginan pihak- pihak dalam masyarakat tertentu, golongan dan partai politik, tapi lebih ditujukan pada kebutuhan riil masyarakat yang nantinya di gunakan desa sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan yang lebih sinergi dengan RPJM daerah. 1.2 Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga dan Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); 3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga Kemasyarakatan; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan Desa; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program Pembangunan Desa/Kelurahan; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 24 Tahun 2006 tentang Kerja sama Desa; 12. Peraturan Bupati Semarang Nomor 02 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun 2005 – 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2007 Nomor 07 ); 13. Peraturan Bupati Semarang Nomor 050/01540 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2009; 1.3 Pengertian RPJM-Desa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah dokumen rencana strategis/jangka menengah desa yang berjangka waktu lima tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Yang disusun melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) 5 tahunan atau biasa disebut musrenbang RPJM Desa. Dokumen RPJM Desa kemudian menjadi acuan penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tahunan. Tujuan Ø Merumuskan Visi dan Misi desa yang diperoleh dari musyawarah perencanaan bersama warga masyarakat. Ø Agar Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten. Ø Sebagai dasar/pedoman kegiatan pembangunan Desa. Ø Sebagai masukan penyusunan RAPB Desa. Manfaat RPJM Desa Ø Lebih menjamin kesinambungan pembangunan. Ø Sebagai rencana induk pembangunan desa yang merupakan acuan pembangunan desa. Ø Pemberi arah seluruh kegiatan pembangunan di desa. Ø Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program pembangunan dari pemerintah. Ø Dapat mendorong partisipasi masyarakat desa. .

Transcript of NASKAH RPJM DESA

Page 1: NASKAH RPJM DESA

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Desa Banyubiru adalah salah satu Desa penyangga Kecamatan Banyubiru. Mengingat letaknya yang setrategis maka sudah barang tentu keberadaanya sangat vital, untuk itu perlu adanya suatu dokumen perencanaan pembangunan desa lima tahun kedepan yang valid dan up to date. Dokumen perencanaan pembangunan desa ini lebih lazim disebut RPJMDes yang harus di susun oleh Kepala Desa terpilih secepatnya untuk mewujudkan apa yang telah di sampaikan pada janji kampaye pemilihan Kepala Desa dan menjabarkan visi, misi. Dokumen RPJMDes di buat atau disusun bukan karena kebutuhan akan mendapatkan program atau janji dari pejabat, dinas atau instansi. Dan sekedar memenuhi dari keinginan pihak-pihak dalam masyarakat tertentu, golongan dan partai politik, tapi lebih ditujukan pada kebutuhan riil masyarakat yang nantinya di gunakan desa sebagai acuan untuk melaksanakan pembangunan yang lebih sinergi dengan RPJM daerah.

1.2 Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten

dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 2. Undang-undang Nomor 1958 tentang Perubahan Batas-batas Wilayah Kotapraja Salatiga dan

Daerah Swatantra Tingkat II Semarang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1652); 3. Undang-undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah; 5. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007, tentang Pedoman Penataan Lembaga

Kemasyarakatan; 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 tentang Kader Pemberdayaan Masyarakat; 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan dan

Pendayagunaan Data Profil Desa/Kelurahan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2007, tentang Perencanaan Pembangunan

Desa; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2007, tentang Pendataan Program

Pembangunan Desa/Kelurahan; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Semarang Nomor 24 Tahun 2006 tentang Kerja sama Desa; 12. Peraturan Bupati Semarang Nomor 02 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Semarang Tahun 2005 – 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Semarang Tahun 2007 Nomor 07 );

13. Peraturan Bupati Semarang Nomor 050/01540 Tahun 2009 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Semarang Tahun 2009;

1.3 Pengertian RPJM-Desa

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa yang selanjutnya disingkat RPJM Desa adalah dokumen rencana strategis/jangka menengah desa yang berjangka waktu lima tahun dan ditetapkan dengan Peraturan Desa. Yang disusun melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) 5 tahunan atau biasa disebut musrenbang RPJM Desa. Dokumen RPJM Desa kemudian menjadi acuan penyusunan RKP Desa melalui musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) tahunan. Tujuan

Ø Merumuskan Visi dan Misi desa yang diperoleh dari musyawarah perencanaan bersama warga masyarakat.

Ø Agar Desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan desa dalam lingkup skala desa yang berkesinambungan dalam waktu 5 tahun dengan menyelaraskan kebijakan pembangunan Kecamatan maupun Kabupaten.

Ø Sebagai dasar/pedoman kegiatan pembangunan Desa. Ø Sebagai masukan penyusunan RAPB Desa.

Manfaat RPJM Desa Ø Lebih menjamin kesinambungan pembangunan. Ø Sebagai rencana induk pembangunan desa yang merupakan acuan pembangunan desa. Ø Pemberi arah seluruh kegiatan pembangunan di desa. Ø Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan program

pembangunan dari pemerintah. Ø Dapat mendorong partisipasi masyarakat desa.

.

Page 2: NASKAH RPJM DESA

2

BAB II

PROFIL DESA

2.1 Kondisi Desa

2.1.1 Sejarah Desa Desa Banyubiru adalah salah satu Desa penyangga Kecamatan Banyubiru yang

keberadaannya sudah ada sejak jaman Kerajaan Islam Demak berturut-turut ke Kerajaan Pajang dan Mataram adapun piagam atau prasasti secara inplisit tidak ada namun dilihat dari beberapa peninggalan situs sejarah menunjukan bahwa pada masa tersebut diatas keberadaan Desa Banyubiru sudah ada.

Berdasarkan sejarah atau dari cerita rakyat atau cerita babad sebutan ”Tanah Perdikan Banyubiru”. Sudah sangat melekat adapun yang dimaksud Tanah Perdikan adalah suatu daerah yang taat dan tunduk dengan kerajaan penguasa namun tidak perlu membayar pajak sebagai kewajiban daerah bawahan.

Adapun Tanah Perdikan bisa diperoleh dengan beberapa cara yaitu:

a. daerah atau tokohnya mempunyai labuh labet (pengabdian yang luar biasa) kepada kerajaan penguasa.

b. daerah yang terkena paceklik dalam waktu yang sangat lama. c. daerah yang sering terkena bencana d. daerah yang sering terjadi huru-hara ( perampokan,pemberontakan ).

Dari sekian cara tersebut diatas desa Banyubiru mendapatkan status Tanah Perdikan karena pendiri Banyubiru yaitu Laksamana Sora Dipoyono adalah seorang panglima perang dibawah Adipati Pati Unus atau Pangeran Sabrang Lor pada waktu perang Malaka mengusir penjajah Portugis tahun 1480 – 1521, sehingga mendapatkan penghargaan memimpin suatu daerah yaitu Tanah Banyubiru dengan status tanah Perdikan karena pengabdian yang luar biasa pada Kerajaan Demak pada saat itu.

Keberadaan Desa Banyubiru eksis juga pada jaman perang Diponegaran sudah ikut melawan penjajah Belanda sampai pada masa perang kemerdekaan, hal itu ditunjukan dengan beberapa bangunan sebagai tanda atau bukti, salah satu buktinya adalah peninggalan makam Kiyai Joyoproyo salah satu pengikut setia Pangeran Diponegoro dan tanda atau bukti ikut melawan penjajahan Belanda ada serta banyaknya para Veteran Perang Kemerdekaan.

Desa Banyubiru merupakan daerah yang sangat strategis yang di gunakan Belanda untuk Benteng pertahanan dimana di Banyubiru di bangun Asrama Batalion Kaveleri Belanda dan masyarakat Banyubiru juga andil pada perjuangan melawan penjajah Belanda, setelah perang kemerdekaan Desa Banyubiru seperti desa – desa disekitarnya di bawah Pemerintahan Republik Indonesia yang secara umum termuat dalam Undang – undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah – daerah Kabupaten dalam lingkup Propinsi Jawa Tengah dan Undang – undang Nomor 67 tahun 1958 tentang Pembentukan Wilayah Kotapraja Salatiga Dan Daerah Swatantra Tingkat II semarang. Dan mulai saat itu telah melakukan penataan dan pembangunan di segala bidang sampai saat ini, dan perlu di ingat bahwa di Desa Banyubiru pernah dipimpin Kepala Desa atau sebutan lain seperti Demang atau Lurah atau sebutan lainnya dengan periode pimpinan sebagai berikut :

v Masa Perang Diponegaran 1. Demang Raden Ngabehi Proyo Diwongso. 2. Demang Raden Merto Diproyo. 3. Demang Raden Proyo Dipeno.

v Masa sebelum Kemerdekaan. 1. Lurah Raden Abdul Ghoni. 2. Lurah Soekiman Wongso Dimejo. 3. Lurah Semaoen. 4. Lurah Karto Atmojo.

v Masa setelah Kemerdekaan ( 1945 ). 1. Kades Darsono Soemaryadi. ( 1945 – 1948 2. Kades Raden Goenawan ( RIS 1949 – 1952 ). 3. Kades Darsono Soemaryadi ( 1953 – 1988 ). 4. Kades Sunyoto ( 1989 – 1997 ). 5. Pilkades tahun 1999 ada masalah dijabat PJ Kades (2000 – 2003) 6. Kades Suwandi ( 2003 – 2008 ) 7. Kades Sri Anggoro Siswaji ( 2008 – 2014 ).

2.1.2 Demografi

2.1.2.1 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur per Desember 2010 Desa Banyubiru mempunyai jumlah penduduk 8451 Jiwa, yang tersebar 9 dusun dengan perincian sebagaimana tabel ;

Page 3: NASKAH RPJM DESA

3

Tabel-1: Jumlah Penduduk

NO Kelompok Umur (Tahun) Laki-laki Perempuan Jumlah

1 0 < 1 396 446 842

2 1 < 5 354 366 720

3 6 < 10 378 435 813

4 11 < 15 405 432 837

5 16 < 20 399 438 837

6 21 < 25 431 413 844

7 26 < 30 438 395 833

8 31 < 40 357 424 781

9 41 < 50 347 338 685

10 51 < 60 343 371 714

11 60 keatas 251 294 545

Jumlah 4099 4352 8451

2.1.2.2 Berdasarkan Mata Pencaharian

Karena Desa Banyubiru merupakan desa pertanian, maka sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, selengkapnya sebagai berikut

Tabel-2: Mata Pencaharian

NO Jenis Pekerjaan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 PNS 46 14 60

2 TNI 22 0 22

3 Polri 23 3 26

4 Pegawai Swasta 166 51 217

5 Pensiunan 148 116 264

6 Pengusaha 22 0 22

7 Buruh Bangunan 42 0 42

8 Buruh Industri 92 194 286

9 Buruh Tani 36 11 47

10 Petani 56 0 56

11 Peternak 5 0 5

12 Nelayan 15 0 15

13 Lain-lain 66 10 76

Jumlah 739 399 1138

2.1.2.3 Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel-3 Tingkat Pendidikan

NO Jenis Pendidikan Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Tidak Sekolah 491 518 1009

2 TK/ Play Group 410 450 860

3 Belum Tamat SD 535 524 1059

4 Tidak Tamat SD 378 583 961

5 Tamat SD 501 492 993

6 Tamat SLTP 533 566 1099

7 Tamat SLTA 475 433 908

8 Tamat Akademi/Diploma 377 393 770

9 Sarjana Katas 399 393 792

Jumlah 4099 4352 8451

2.1.2.4 Berdasarkan Pemeluk Agama

Tabel-4 Pemeluk Agama

No Kelompok Agama Laki-laki Perempuan Jumlah

1 Islam 3592 3845 7437

2 Katholik 359 351 710

3 Kristen 144 150 294

4 Hindu 4 6 10

5 Budha 0 0 0

6 Konghucu 0 0 0

Jumlah 4099 4352 8451

Page 4: NASKAH RPJM DESA

4

2.1.3 Keadaan Sosial Keadaan sosial budaya di Desa Banyubiru cukup baik walaupun keadaan masyarakatnya sangat kompleks, antar umat beragama juga nampak adanya rasa toleransi yang tinggi. Demikian juga antar organisasi masyarakat di Desa Banyubiru kerjasamanya cukup baik. 1. Agama

Kehidupan beragama di wilayah Desa Banyubiru terasa penuh dengan rasa kekeluargaan, toleransi antar umat beragama juga nampak hidup dengan harmonis. Dengan adanya pengajian-pengajian, jemaah Yasin/Berjanji, Jemaah Misa/Kebaktian yang berkembang kondusif sehingga bisa meningkatkan kualitas ketaqwaan masing-masing pemeluk agama.

2. Sosial Politik Telah di uraikan di muka bawah keadaan suhu politik di wilayah Desa Banyubiru tetap terkendali dan situasinya tetap sejuk. Antar kekuatan sosial politik yang ada nampak adanya kerjasama dan saling membantu, hal ini terlihat dalam masa PILEG dan PILPRES tahun 2009 berjalan dengan sukses dan tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan, dengan pemegang hak pilih 5661 orang dan yang menggunakan hak pilihnya kurang lebih 3962.7 orang atau 72 pesen. Adapun PILKADA yang dilaksanakan bulan Juli 2010 dan PILKADUS Tawang Rejo yang dilaksanakan pada bulan Desember 2010 berjalan dengan sukses lancar dan terkendali.

3. Keamanan dan Ketertiban Masyarakat Selama ini situasi Kamtibmas di wilayah Desa Banyubiru tetap aman dan terkendali. Hal ini berkat adanya kerjasama antara Linmas dengan masyarakat masing-masing dusun dan pihak keamanan Muspika Kecamatan Banyubiru yang secara terus menerus mengadakan pembinaan maupun penyuluhan masalah Kamtibmas. Disamping itu juga berkat adanya partisipasi masyarakat dalam bidang Kamtibmas cukup baik, hal ini di lakukan karena adanya kesadaran jaga di masing-masing Poskamling yang tersebar di Desa Banyubiru pada waktu –waktu tertentu. Namun demikian angka kriminalitas yang menonjol di Desa Banyubiru adalah pencurian kendaraan bermotor. Dengan adanya kejadian tersebut perlu kerja keras dari aparat keamanan beserta masyarakat untuk menekan angka kriminalitas di wilayah Desa Banyubiru dapat ditekan seminimal mungkin.

4. Sosial Ekonomi Dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam bidang ekonomi juga nampak adanya peningkatan taraf hidup dan inkam perkapita waluapun tidak signifikan. Harga barang kebutuhan sehari-hari khususnya 9 bahan pokok tetap terkendali dan dapat dijangkau oleh masyarakat. Adanya bantuan-bantuan dari pemerintah baik dalam program Raskin,Jamkesmas yang sudah tertata sistem penyalurannya pada keluarga tidak mampu (miskin). Namun demikian hal ini mempunyai dua dampak di satu sisi berdampak positif sehingga masyarakat bisa mengembangkan dana bantuan menjadi modal usaha tetapi di sisi lain juga berdampak negatif karena masyarakat menjadi lebih malas untuk berusaha (dalam istilah jawa njagakke) dan juga menimbulkan sedikit keirian warga yang tidak dapat bantuan namun dari semua itu kami selaku pemerintah Desa sudah mencoba mengatasinya sehingga masyarakat bisa memahami. Dalam kehidupan berkoperasi di Desa Banyubiru cukup menggembirakan dimana di tiap-tiap Dusun sampai ke tingkat RT maupun lingkungan tumbuh pra koperasi yang dikelola oleh warga setempat. Dengan adanya pra koperasi ini juga sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Desa Banyubiru. Apalagi ditunjang dengan program PNPN-Mandiri khususnya di bidang Simpan Pinjam dan UEP yang bisa dinikmati masyarakat pencari modal usaha kecil menengah tanpa jaminan dan bunga sangat lunak sehingga mempercepat putaran bisnis / ekonomi di desa. Sebagai catatan bahwa data keluarga yang menerima bantuan sosial dari pemerintah - Penerima Raskin : 559 RTM (Rumah Tangga Miskin) - Penerima Jamkesmas : 2.054 orang - Penerima bantuan wanita rawan sosial : 40 orang

5. Sosial Budaya Keadaan sosial budaya di Desa Banyubiru selama ini cukup baik, di masing-masing Dusun tumbuh berbagai jenis kesenian, antara lain adanya Orkes Keroncong, Orkes Melayu, Band, sedang kesenian tradisional antara lain Rebana, Karawitan, Ketoprak, Tari Keprajuritan, kuda Lumping dan lain-lain. Demikian juga sarana pendidikan yang tersedia di Desa Banyubiru cukup memadai antara lain adanya PAUD,TPA, TK, dan SD yang tersebar di Beberapa Dusun dan juga SMP Negeri dan Swasta. Hal itu sudah cukup untuk menampung anak didik yang berada di Desa Banyubiru bahkan juga mampu menampung anak didik dari luar Desa Banyubiru

6. Pendidikan Di Desa Banyubiru untuk kegiaatan pendidikan dasar 9 tahun sudah bisa terpenuhi

sebagaimana telah dicanangkan oleh Pemerintah dan diharapkan pengentasan buta huruf dan peningkatan SDM penduduk bisa lebih cepat dan merata dimana di Desa Banyubiru tersedianya sarana pendidikan sebagai berikut :

Page 5: NASKAH RPJM DESA

5

NO

NAMA SEKOLAH

TINGKATAN

LOKASI

STATUS

KETERANGAN

1 PAUD “Cahaya” Pra Dasar Krajan (PKK) Gedung masih menumpang di warga

2 TK “Kartini" Pra Dasar Komplek Zon Zipur

Swasta (dulu Rw)

Gedung masih menumpang Zon Zipur

3 RA “Masithoh” Pra Dasar Randusari Swasta Gedung masih menumpang Tanah Desa

4 RA” Demakan” Pra Dasar Demakan Swasta Gedung masih menumpang di warga

5 SDN I Banyubiru Dasar Kampung Rapet

Negeri Gedung masih menumpang Tanah Desa

6 SDN II anyubiru Dasar Demakan Negeri /Vacum Gedung masih menumpang Tanah Desa

7 SDN III Banyubiru Dasar Krajan Negeri Gedung masih menumpang Tanah Desa

8 SDN IV Banyubiru Dasar Cerbonan Negeri Gedung masih menumpang Tanah Desa

9 SDN V Banyubiru Dasar Krajan Negeri Gedung masih menumpang Tanah Desa

10 SDN VI Banyubiru Dasar Kampung Rapet

Negeri Gedung masih menumpang Tanah Desa

11 SLTPN I Banyubiru Dasar Kampung Rapet

Negeri Gedung ditanah sendiri

12 MI Demakan Dasar Demakan Negeri Gedung tanah sendiri 13 SLTP PGRI

Banyubiru Dasar Tegalwuni Swasta Gedung masih

menumpang Tanah Desa 14 Program D2 / D3 /

S1 Diploma / Sarjana

Kampung Rapet

Pengawasan UPTD (mandiri)

Gedung masih menumpang SDN VI

2.1.4 Keadaan Ekonomi

Dari sekian banyak pemasukan atau penyumbang incam pendapatan yang paling besar dari sektor pertanian karena secara umum Desa Banyubiru adalah daerah agraris baik pertanian basah dan pertanian kering. Dengan demikian sumber makanan untuk sektor peternakan juga melimpah. 1. Sektor Pertanian

Untuk Sektor Pertanian padi sangat baik karena wilayah Desa Banyubiru hampir seluruh lahan yang landai sampai lahan dekat Rawa Pening bisa ditanami padi namun pada tahun 2010 sektor pertanian mengalami penurunan produksifitas karena beberapa faktor diantaranya : Bencana Banjir, Hama Tikus ada Musim tanah tidak serentak. Namun demikian wilayah Desa Banyubiru masih bisa sebagai penyanggah pangan untuk Kabupaten Semarang dengan produktifits tahun 2010 kurang lebih 4.000 ton gabah basah permusim.

2. Sektor Peternakan Selain sektor Pertanian Desa Banyubiru juga masih punya kektor unggulan yaitu sektor Peternakan. Ada beberapa macam peternakan yang dikembangkan masyarakat diantaranya : ternak Sapi Potong, ternak Itik, ternak Kambing dan beberapa ternak lain. Ternak Sapi Potong sangat produktif dan masih menjanjikan mengingat bahwa sumber makanan cukup banyak dan iklim yang cocok untuk ternak Sapi. Walaupun pemasaran masih lewat pasar Tradisional. Kendala – kendala yang dihadapi peternak terbatasnya permodalan dan Sumber daya manusia ( SDM ) petani dan peternak yang masih dengaan pola tradisional. Ternak Itik masih cukup menjanjikan dengan sumber makanaan yang cukup dan dengan jumlah kumulatif kurang lebir 17.000 ekor itik potong dan petelur sudah bisa di sebut sebagai sentra peternakan Itik dengan rata – rata hasil telur per hari kurang lebih 10.000 butir telur. Kendala yang dihadapi adalah hasil telur dan daging belum bisa diolah 100 % di Desa Banyubiru hanya sekitar 30 % yang diolah di Desa. Ternak Kambing pengelolaan masih tradisional namun cukup bisa untuk tambahan penghasilan petani atau peladang. Kendala yang dihadapi masyarakat belum ada Induk atau Pejatan yang unggul serta pasar masih penjualan di pasar tradisional khususnya menjelang Hari Raya Qurban.

3. Sektor Perikanan Sektor perikanan secara tradisional sudah ada sejak dulu yaitu penangkapan ikan di danau Rawa Pening, Sektor ini hanya cukup untuk konsumsi harian dan masih ada pengembangan Sektor perikanan yang dikelola perorangan atau kelompok yaitu pengembangan perikanan dengan sistem tertata baik dengan kolam permanen, semi

Page 6: NASKAH RPJM DESA

6

permanen ada kolam terpal. Untuk pengembangan ini memang masih terbatas untuk pembenihan, pembesaran ikan Lele dan Patin saja (untuk catatan ikan Patin sampai saat ini belum bisa dikembangan dengan baik di Desa Banyubiru).

4. Perkebunan Sektor Perkebunan baik Kopi dan Cengkeh dan tanaman Sengon masih cukup bisa dikembangkan mengingat sudah adanya sistem pola tanam dan perawatan dengan cara yang lebih baik karena sudah mendapatkan pelatihan dari instansi dan Dinas terkait.

5. Sektor UKM Sektor UKM belum bisa maksimal dalam menyumbang hasil atau inkam masyarakat, kurangnya pelatihan dan permodalan. Dan hanya Sektor perajin Tahu Tempe yang masih eksis dan bertahan serta berkembang sedang sektor yang lain belum bisa menyumbang inkam pendapatan yang cukup.

Tabel – 5 Tabel Produksi Ekonomi Desa Banyubiru

NO JENIS USAHA PRODUKTIFITAS / PER UNIT

NILAI INVESTASI DAN HASIL BRUTO PER

TAHUN

PENYERAPAN TENAGA KERJA

1 Sektor Pertanian Padi / Gabah 1 Ha = 5000 Kg 4000 ton = Rp 100.000.000,-

103

2 Sektor Peternakan Sapi Potong

1- 6 bln = Potong 1.000.000.000,- 100

3 Sektor Peternakan Itik 1 – 8 bln = masa bertelur

500.000.000,- 50

4 Sektor Perikanan Darat / Tawar 1 – 4 bln = masa panen 100.000.000,- 50 5 Sektor Perkebunan Kopi 1 Thn = Panen 400.000.000,- 25 6 Sektor Perkebunan Cengkeh 1 Thn = Panen 500.000.000,- 50

7 Sektor Perkebunan Tanaman Keras

1 – 5 Thn = panen 500.000.000,- 50

8 Sektor UKM tahu tempe 3000 Kg per hari 6.696.000.000 100

2.1.4.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Desa Banyubiru.

Produk Domestik Regional Bruto Desa Banyubiru secara umum tidak banyak mengalami peningkatan yang signifikan karena beberapa faktor yaitu Global Economic crisis dan Regional economic crisis dengan melihat penyebab dari harga minyak mentah 150 $ per Barel menjadi 45 $ per barel sehingga berpengaruh pada harga dolar ke kurs rupiah yang melemah berkisar 1 $ setara dengan Rp 10.000,00 sampai 13.000,00. Hal ini berpengaruh pada harga bahan baku dan baanyak Sektor industri melemah juga menimbulkan PHK terjadi di beberapa Perusahaan di Kabupaten Semarang diantara karyawan yang terkena PHK adalah warga Desa Banyubiru sehingga menambah angka pengangguran. Sehingga secara umum Ekonomi Makro dan Laju Pertumbuhan Ekonomi Desa Banyubiru hanya mengalami peningkatan sedikit, serta ada beberapa factor yang harus diperhatikan

2.2 Kondisi Pemerintah Desa

Desa Banyubiru merupakan daerah yang memiliki potensi Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup besar mencapai 8.451 jiwa dan memiliki potensi wilayah yang luas mencapai 677,087 ha, dan dengan jumlah perangkat yang cukup sehingga penyelenggaraan pemerintahan desa bisa berjalan dengan baik. Untuk mencapai penyelenggaraan pemerintahan desa perlu adanya suatu program pembangunan dan penataan sistem pemerintahan yang terpadu dan disesuaikan dengan keadaan baik Geografis dan adat budaya setempat dimana kerangka program dan kegiatan RPJM-Des dan Peraturan Daerah tersebut sebagai acuan.

2.2.1 Pembagian Wilayah Desa 2.2.1.1 Luas Wilayah

Luas Wilayah Desa Banyubiru 677.087 Ha yang terdiri dari : a. Tanah Sawah : 192.087 Ha b. Irigasi teknis : 41.00 Ha c. Irigasi ½ teknis : 133.087 Ha d. Sederhana : - e. Tanah AD (Angk. Darat) : 18.000 Ha f. Tanah kering : 264.963 Ha g. Pekarangan/bangunan : 72.123 Ha h. Tegalan/kebunan : 178.860 Ha i. Padang gembala : - j. Tambak/kolam : - k. Rawa : 220.000 Ha

2.2.1.2 Batas Desa

a. Desa Banyubiru yang terletak antara Kota Salatiga dengan Ambarawa mempunyai batas-batas sebagai berikut : § Sebelah Utara : Kelurahan Pojok Sari. § Sebelah Barat : Desa Rapah / Desa Brongkol. § Sebelah Selatan : Desa Wirogomo

Page 7: NASKAH RPJM DESA

7

§ Sebelah Timur : Desa Kebondowo b. Jumlah Dan Nama Dusun

NO

DUSUN

JUMLAH RW

JUMLAH RT

KETERANGAN

1 Krajan 2 11 2 Kampung Rapet 1 4 3 Randusari 2 4 4 Tegalwuni 2 6 5 Cerbonan 3 9 6 Demakan 2 8 7 Pancuran 1 4 8 Dangkel 1 Rw ikut Rw II Dusun

Krajan 9 Tawang Rejo 1 2 10 Jumlah Dusun total 9 Jumlah Rw total : Jumlah Rt total

2.2.2 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Dan Lembaga Desa

2.2.2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Desa Banyubiru

Ø Kepala Desa : Sri Anggoro Siswaji Ø Sekretaris Desa (PNS) : Tri Joko Siswantoro Ø Kasi Keuangan : Sudarmanto Setiyadi. Sp Ø Kasi Umum : Suwadi Ø Kaur Pemerintahan : Anik Sri Rahayu. SH Ø Kaur Pembangunan : H. Joko Sungkono Ø Kaur Kesra : Suhodo Ø Pembantu Perangkat : Didik Kiswantoro Ø Kadus Krajan : Djoko Feriyanto Ø Kadus Dangkel : sugiyanto Ø Kadus Kampung Rapet : PD. Supri Daryono Ø Kadus Randusari : Ismail Ø Kadus Tegalwuni : Sukaryanto Ø Kadus Cerbonan : Achmad Mujahid Ø Kadus Demakan : Mudiono Ø Kadus Pancuran : Purwadi Ø Kadus Tawang Rejo : Slamet Ø Modin (Pemangku Adat) Krajan : Nurhadi Dimyati Ø Modin (Pemangku Adat) Kampun Rapet : Yusup Ø Modin (Pemangku Adat) Randusari : Mansuri Ø Modin (Pemangku Adat) Tegalwuni : Slamet Subandi Ø Modin (Pemangku Adat) Cerbonan : Abdul Maksum Ø Modin (Pemangku Adat) Demakan : Isroni Ø Modin (Pemangku Adat) Pancuran : Sukamto Ø Penjaga Kantor Desa : Suyoto

2.2.2.2 Lembaga-lembaga Desa

1. BPD (sudah berjalan dengan baik) dengan Kepengurusan periode 2006 s/d 2012 sbb: § Ketua BPD : Mx. Sukarno § Wakil Ketua : Barkoni § Sekretaris : St. Prawadi § Anggota : Agus Priyanto, Wagiyono, Fx. Hartanto S.Pd, M.

Zumrotul Solichin, Tamiyanto, Parjono, Toto Dwi Warsito Putro, Irfanto, H. Sri Hartono Rismanto. S.pd

2. LKMD telah dilakukan reorganisasi dengan periode 2010 sampai dengan 2015. Dan dengan kepengurusan sbb : § Ketua : H. Soetarmo § Wakil Ketua : Ani Suwarto § Sekretaris : Genta Kumoro Santo § Bendahara : Untung Giarto Seksi-seksi § Seksi Agama : 1. Ashadi

2. VF. Tri Susanto § Seksi Pendidikan, Seni dan Budaya : 1. Nono Pribadi

2. Poniman § Seksi Lingkungan Hidup : 1. Haryanto

2. Waluyo § Seksi Pembangunan : 1. Slamet Riyadi

2. Jafar Effendy § Seksi Pemuda & Olah Raga : 1. Y. Subagiyo dan Marno

Page 8: NASKAH RPJM DESA

8

3. TP PKk (sudah berjan dengan bai ) Kepengurusan Tim Pengerak PKK sbb :

- Ketua : Sariyah - Wakil Ketua : Anik Rustmiyati - Sekretaris : Siti Maesaroh - Sekretaris II : Anik Sri Rahayu, SH - Bendahara : Sukarni - Pokja I Ketua 1.Tati Rachmawati Anggota 1. Mardiningsih 2. Indah 3. Nanik - Pokja II

Ketua 1. Sri Wahyuni Anggota 1. S. Wahyuni Adi 3. Sri Supartini 4. Sri Siswanti

- Pokja III Ketua 1. C. Jariyah Anggota 1. Suharti 2. Ifamiati 3. Retno

- Pokja IV Ketua 1. Sri Wardani Anggota 1. Sumiyati 2. Sri Supriyati 3. ? - Humas : Didik Kiswantoro

4. Linmas (sudah berjalan cukup baik) dengan kepengurusan sbb : § Danton : Sareh § Wadanton : Haryanto S ( tidak aktif ) § Danru I : Juwadi § Danru II : Karimun § Danru III : M. Chamdani § Danru IV : Slamet

5. GAPOKTAN LESTARI (sudah berjalan cukup baik) lembaga ini akan membantu

pemerintah Desa Banyubiru untuk meningkatkan SDM Petani yang berada di Desa Banyubiru yang tergabung pada kelompok-kelompok tani dan membantu pengaturan distribusi pupuk bersubsidi. Dengan kepengurusan sebagai berikut :

- Ketua : P. Iswadi - Ketua II : Sumardi - Sekretaris : Mudiyono - Bendahara : Samuri

6. PNPM-Mandiri dengan kepengurusan sbb : A. TPK

- Ketua TPK : Agus Priyanto - Sekretaris : Toto Dwi Warsito Putro - Berdahara : VF. Tri Susanto

B. KPMD - Ketua : Sumardi - Anggota : Siti Maesaroh

7. LKD (belum berjalan dengan baik). Lembaga Keuangan Desa ini sebenarnya adalah embrio dari BUMDES nantinya dan lembaga baru tetapi belum bisa berjalan dengan baik karena banyak anggota yang meminjam mengalami kemacetan mengansur kurang lebih Rp 14.500.000,-, dengan kepengurusan sebagai berikut :

- Ketua : Ismail - Sekretaris : Sugeng ( tidak aktif ) - Bendahara: Suhodo

Catatan : telah diadakan perumusan pengaktifan kembali LKD Banyubiru. 8. Karang taruna (sementara vacum kegiatan) lembaga ini ditingkat desa arsip

kepengurusan tidak terdapat namun sebenarnya ditingkat dusun justru masih eksis.

9. UED – SP / LKM ( Usaha Ekonomi Desa – Simpan Pinjam / Lembaga Keuangan Desa “ MEKAR “)

Page 9: NASKAH RPJM DESA

9

Lembaga keuangan ini terbentuk sejak tahun 1996 dan sudah berperan aktif ikut memajukan perekonomian masyarakat Desa Banyubiru dengan susunan organisasi sebagai berikut : Ø Ketua : P. Sugiyo Ø Wakil Ketua : H. Soetarmo Ø Sekretaris : St. Prawadi Ø Bendahara : VF. Tri Susanto

Dan di dusun-dusun juga banyak lembaga – lembag keuangan dalam bentuk masih Pra Koperasi yang keberadaanya banyak membantu masyarakat diantara adalah :

- Pra Koperasi Dusun Krajan Biwara, Bares, Bersatu Membangun Umat. - Pra Koperasi Dusun Kampung Rapet Sari Rapet. - Pra Koperasi Dusun Randusari - Pra Koperasi Dusun Demakan Maju Lancar - dan masih banyak lagi lembaga simpan pinjam tingkat Rt yang dikelola

ibu-ibu. - SPP/UEP yang dibiayai darp Program PNPM-MD

10. Staff Ahli Administrasi, Tanah dan lembaga non formal (sudah berjalan dengan baik). Staff Ahli ini kami adakan dengan tujuan untuk menpercepat proses pembenahan administrasi desa dan administrasi pertanahan yang selama ini masih kurang baik untuk itu kita angkat : Staff ahli administrasi yaitu : ST. Prawadi.

BAB III

POTENSI DAN MASALAH 3.1 Potensi

Desa Banyubiru adalah salah satu Desa yang keberadaannya sangat komplek karena memiliki daerah pegunungan, sawah dan danau (sebagian kawasan Danau Rawa Pening) tentunya memiliki potensi yang beragam dan ditambah jumlah penduduk yang besar yang bisa menimbulkan pergerakan ekonomi yang luar biasa bila dibina dan di arahkan dengan benar, adapun potensi-potensi yang ada : a. Potensi Tanah

Ø potensi areal Tanah Sawah yang subur cocok untuk segala veritas padi Ø poptensi areal tanah tegalan yang subur cocok untuk beberapa jenis komoditi Kopi, kayu

manis, durian, sengon laut dan lain-lain. b. Potensi kawasan danau rawa Pening yang bisa memberikan mata pencarian bagi warga

sekitar untuk sektor perikanan, kerajinan enceng gondok dan penyewaan perahu. c. Potensi usaha Home industri tahu dan tempe yang menjadi branch produk Desa Banyubiru. d. Potensi sektor peternakan khusus untuk penggemukan sapi dan kambing karena di sekitar

Desa Banyubiru merupakan kawasan yang melimpah untuk sumber cadangan makanan ternak.

e. Potensi jumlah penduduk yang besar merupakan sumber cadangan tenaga kerja yang luar biasa.

f. Potensi sarana transpotasi yang sudah mencukupi baik dari segi jalan, angkutan dan pelakunya.

g. Potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan perumahan baru khusus di areal selatan kali Klegung (Block 17,18)

3.2 Masalah

Walaupun diatas sudah di uraikan bahwa Desa Banyubiru banyak memiliki potensi-potensi namun bukan berarti tidak memilki kendala atau masalah-masalah diantaranya : a. Tanah yang subur ini sekarang sudah mulai terancam karena pola hidup warga masyarakat

yang tidak sehat yaitu membuang sampah plastik sembarangan, penggunaan pestisida di atas ambang batas normal.

b. Penebangan pohon bukan pada pola keseimbangan tapi berdasarkan pola kebutuhan hidup yang mengakibatkan irosi yang tinggi.

c. Minimnya sistem irigasi pertanian yang memadai sehingga menimbulkan keterlambatan masa tanam.

d. Belum bisa melaksanakan penanaman padi secara serentak sehingga bisa memutus mata rantai hama.

e. Penataan Danau Rawa Pening belum optimal baik dari segi tata ruang danau dari Pemerintah daerah atau Pemerintah Pusat.

f. Belum adanya tempat penambatan perahu sehingga bisa memperindah kawasan Danau Rawa Pening untuk mendukung sebagai kawasan wisata terpadu.

g. Pemanfaatan enceng gondok belum maksimal karena masih banyak yang menjual barang enceng gondok mentah belum di olah.

h. Minimnya pelatihan-pelatihan ketrampilan untuk enceng gondok. i. Banyak usaha home indusrti yang tidak bisa berkembang karena kurang modal kerja.

Page 10: NASKAH RPJM DESA

10

j. Sektor peternakan sapi khususnya untuk penggemukan sapi belum tersentuh oleh kebijakan dari Pemerintah Daerah dalam hal pemberian tambahan modal kerja baik pemberian tambahan modal secara hibah dari Pemerintah atau dari Perbankan yang belum percaya akan kemampuan peternah bisa mengembalikan pinjaman dan pembinaan serta pelatihan pelaku peternak dari Pemerintah Daerah.

k. Jumlah penduduk yang besar tidak di ikuti peningkatan SDM yang memadai dan kesadaran warga yang potensi untuk menetap di Desa dan mengembangkan usaha.

l. Transpotasi yang sudah memadai tidak di dukung oleh Sub Terminal yang memadai. Sub Terminal adalah tempat yang menjanjikan untuk meningkatkan PAD.

m. Perbaikan jalan Desa yang belum bisa dibiayai oleh Pemerintah Desa sehingga masih mengandalkan bantuan dari Pemerintah Daerah I atau II.

n. Kurangnya promosi dan pengenalan kepada investor.

BAB IV

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA

4.1 Visi dan Misi

Mengingat masyarakat Desa Banyubiru yang Hiterogen dan dengan banyaknya perbedaan-perbedaan baik cara pandang bermasyarakat, agama, Kepercayaan, ekonomi, politik, social dan budaya maka perlu adanya VISI dan MISI untuk menyeragamkan padangan-pandangan yang berlainan tersebut ( Visi dan Misi Kepala Desa terpilih ):

4.1.1 VISI : Menuju Banyubiru Sebagai Desa Maju yang Berpotensi.

( Bersih, Potensi,Tentram, sehat dan Indah) 4.1.2 MISI :

1. Melengkapi dan memberdayakan provesionalitas dan fungsionalitas kinerja dariPemerintah Desa dan lembaga kemasyarakatan yang ada di Desa.

2. Mengembangkan dan menciptakan program-program yang konstekstual dan efektif bagi pengembangan bidang pemerintahan, pendidikan, kepemudaan dan seni budaya dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat srategis dan obyektif

4.2 Kebijakan Pembangunan

Kebijakan pembangunan jangka menengah Desa Banyubiru adalah sebagai berikut : a) Kebijakan dalam Mewujudkan Kepemerintahan Yang Baik :

1. Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur Perangkat Desa dan Lembaga Desa. 2. Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Administrasi Pemerintah Desa. 3. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik. 4. Peningkatan Kapasitas Keuangan Desa. 5. Peningkatan Keberdayaan Masyarakat dan Sektor Swasta dalam

Pembangunan. 6. Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Pembangunan.

b) Kebijakan dalam Memelihara Stabilitas Kehidupan Masyarakat yang Aman, Tertib, Tentram dan Dinamis : 1. Peningkatan Kewaspadaan Terhadap Ancaman Instabilitas Kehidupan

Masyarakat. 2. Penegakan Supremasi Hukum dan Perlindungan HAM. 3. Peningkatan Kesadaran Politik Masyarakat. 4. Kehidupan Politik yang Demokratis.

c) Kebijakan dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia : 1. Peningkatan Kualitas Pendidikan baik secara formal atau non formal. 2. Peningkatan Kapasitas Kesadaran Hidup Sehat dan Kualitas Kesehatan

Masyarakat. 3. Pemantapan Kesetaraan Gender. 4. Peningkatan Pemberdayaan Generasi Muda dan Olah Raga.

d) Kebijakan dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat : 1. Peningkatan Perlindungan dan Kesejahteraan Sosial. 2. Peningkatan Potensi Perekonomian Desa dan Penanggulangan Kemiskinan. 3. Perbaikan informasi Ketenagakerjaan. 4. Pengendalian dan sosialisasi Pertumbuhan Penduduk dan Peningkatan Kualitas

Keluarga. e) Kebijakan dalam Mewujudkan Kesalehan Sosial Berlandaskan Iman dan

Taqwa : 1. Peningkatan Intensitas Pembinaan agama dan Kehidupan Keagamaan. 2. Penerapan Nilai-nilai Keimanan dan Ketaqwaan dalam Kehidupan Sosial. 3. Pengembangan Potensi Umat. 4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Kehidupan Beragama.

f) Kebijakan dalam Mendukung Upaya Menggali dan Menumbuh-kembangkan Budaya lokal : 1. Peningkatan Kesadaran dan Kecintaan Terhadap Budaya lokal.

Page 11: NASKAH RPJM DESA

11

2. Pengembangan dan Pelestarian Budaya lokal. 3. Pemantapan Ketahanan Budaya Masyarakat.

g) Kebijakan dalam Memelihara Keseimbangan Lingkungan dan Pembangunan Berkelanjutan : 1. Meningkatkan daya Dukung dan Kualitas Lingkungan. 2. Menyelaraskan Pemantapan dan Pengendalian Ruang dalam Sistem Tata

Ruang Yang Terpadu. 3. Percepatan Pembangunan Yang berkelanjutan.

h) Kebijakan dalam Meningkatkan Kinerja Pembangunan Dusun : 1. Meningkatkan Kapasitas Pemerintahan Dusun dan Ketahanan Masyarakat Dusun. 2. Meningkatkan Pemberdayaan Ekonomi Perdusunan. 3. Meningkatkan Pembangunan Kawasan Perdusunan.

i) Kebijakan Pembangunan Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan dan Perikanan 1. Peningkatan jumlah volume irigrasi teknis 2. Peningkatan SDM Petani tentang pemupukan, pengunaan insektisida,

penanganan hama dan pola tanam. 3. Peningkatan menegeman anggota Gapokat. 4. Peningkatan SDM Petani Pekebun tentang jenis tanaman ungul untuk Kopi,

Cengkeh, Fanili dan Lain-lain. 5. Peningkatan SDM Petani Kehutanan tentang jenis-jenis tanaman keras yang

pertumbuhanya cepat dan penanganan hama. 6. Peningkatan SDM Petani Perikanan tentang pemilihan bibit dan menagemen

pemasaran. 4.2.1 Arah Kebijakan Pembangunan Desa

Arah pembangunan Desa Banyubiru mengacu pada Peraturan Desa Banyubiru Nomor : 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Desa. Namun karena ada perubahan arah kebijakan dari pemerintah dan PNPM-MD Integrasi, maka Pemerintah Desa Banyubiru menyusun Peraturan Desa Banyubiru Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Desa yang tetap tidak meninggalkan koordinasi evaluasi pembangunan tahun sebelumnya dan masalah – masalah serta temuan–temuan pada program sebelumnya yang tidak terlaksana akan dilanjutkan pada progam tahun berikutnya. Serta melihat keadaan keuangan yang terkini. Hal ini akan dituangkan dalam rencana pembangunan jangka panjang, menengah dan pendek sesuai tingkat kebutuhan dimasyarakat.

4.2.2 Potensi Dan Masalah

4.2.2.1 Potensi Desa Banyubiru banyak memiliki potensi yang bisa mensukseskan dari sekian banyak program pembangunan diantaranya :

a. potensi jumlah penduduk yang besar b. potensi sumber daya alam yang melimpah c. potensi swadaya yang besar d. potensi semangat gotong – royong yang masih terjaga e. potensi lembaga desa yang ada sebagai mitra kerja Pemerintah

Desa

4.2.2.2 Masalah Beberapa masalah yang sering dihadapi dalam melaksanakan pengangunan desa diantaranya :

1. bahwa kegiatan-kegiatan yang sudah tertuang dalam RPJM-Des tidak pernah digunakan oleh Pemerintah Daerah sebagai bahan acuan pemberian bantuan simultan.

2. Banyak program Pembangunan Desa tidak bisa dilaksanakan karena kurang atau tidak adanya dana yang mencukupi.

3. Kemampuan keuangan Pemerintah Desa sangat minim maka secara otomatis belum bisa memenuhi semua kebutuhan pembangunan desa

4. SDM masyarakat yang tidak merata. 5. Terlambatnya pencairan dana bantuan keuangan untuk Desa

dari Pemerintah Daerah 6. Tata Ruang Desa Banyubiru yang sudah sekian lama tidak ada

tinjauan ulang dari pemerintah Daerah sehingga menghambat investor yang masuk karena hampir 70 % tanah pertanian sudah di patok menjadi sawah lestari.

4.2.3 Program Pembangunan Desa

Untuk tahun anggaran 2011-2015 Desa Banyubiru beberapa rencana program pembangunan yang tersebar di seluruh Desa, baik fisik maupun non fisik (Lihat lampiran DURK RPJM-Des) dimana biayanya bersumber dari swadaya

Page 12: NASKAH RPJM DESA

12

masyarakat dan bantuan simultan dari APBDes, Pemerintah daerah dari APBD II atau APBD I. Adapun sebagai pelaksana dari pembangunan ini adalah sepenuhnya ditangani Panitia Pembangunan Tingkat Rt,Rw, Dusun atau Panitia pelaksana tingkat Desa yang diarahkan oleh LKMD dan dikontrol serta dibina oleh Pemerintah Desa Banyubiru. Demikian juga tujuan dan sasaran serta manfaat dari program tersebut sesuai dengan yang diharapkan dari pemerintah maupun masyarakat diantaranya : 1. Pembangunan/ Rehabilitasi Jalan Desa sampai dengan jalan lingkungan. 2. Pembangunan/ Rehabilitasi jalan usaha tani baik pertanian sawah maupun

perladangan. 3. Pembangunan/ Rehabilitasi sarana irigrasi teknis. 4. Pembangunan/ Rehabilitasi sarana air bersih untuk masyarakat Desa

Banyubiru. 5. Pembangunan lapangan rakyat untuk peningkatan prestasi dan sebagai

sarana hiburan. 6. Pembangunan prasarana untuk pendidikan usia dini (PAUD). 7. Penataan sanitasi dan drainase lingkungan. 8. Pengadaan tempat sampah umum. 9. Pengadaan, penataan dan pengendalian tempat pemakan umum. 10. Penyempurnaan PKD sebagai sarana peningkatan kesehatan warga.

4.2.4 Strategi Pencapaian Strategi pencapaian yang di laksanakan untuk mengatasi permasalahan yang di hadapi adalah sebagai berikut : 1. Terus berupaya menganalisis kebijakan guna menghasilkan skala

prioritas. 2. Penyelesaian masalah pembangunan sehingga aspek efisiensi, efektifitas

dan ekonomis penggunaan anggaran bisa dicapai. 3. Penambahan jumlah kebutuhan pembangunan disesuaikan dengan

pengadaan barang dan jasa kebutuhan riil. 4. Mengoptimalkan bantuan biaya operasional pembangunan Desa baik

yang bersumber dari dana APBDes, APBD Kabupaten dan APBD Propinsi dan APBN.

5. Mengoptimalkan sumber dana swadaya yang ada.

BAB V

PENUTUP Demikian RPJM Desa Banyubiru ini dibuat untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan di Desa Banyubiru Kecamatan Banyubiru tahun 2011-2015 yang selanjutnya setiap tahun akan dijabarkan dalam RKP Desa.

SURO DIRO JAYANINGRAT LEBUR DINING PANGASTUTISURO DIRO JAYANINGRAT LEBUR DINING PANGASTUTISURO DIRO JAYANINGRAT LEBUR DINING PANGASTUTISURO DIRO JAYANINGRAT LEBUR DINING PANGASTUTI

Lampiran

1. Peta Sosial desa 2. Tabel data potensi masalah dan tindakan pemecahan masalah 3. Tabel rencana pembanguna Desa