D_1_pt. Beton Indo Graha

19
BAB VI ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data yang telah diolah pada bab sebelumnya seperti analisis SWOT, analisis perumusan strategi, analisis perancangan struktur organisasi, analisis strategi HR, analisis job analysis, dan analisis performance appraisal. 6.2 Analisis Perumusan Strategi PT. Beton Indo Graha merupakan perusahaan genteng dengan pasar menengah keatas. Pada awal berdiri, perusahaan ini merupakan produsen genteng dengan kelas menengah. Sejalan dengan perkembangan zaman dimana semakin diminatinya genteng datar untuk rumah bergaya minimalis, perusahaan memproduksi genteng datar yang ketebalannya minimum dan juga berkualitas tinggi. Dalam pemasaran produknya, PT. Beton Indo Graha memiliki tiga distributor yang memasarkan produknya ke kota-kota seperti Bali. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir biaya pengiriman serta tidak merugikan perusahaan apabila terdapat produk yang tidak laku dikarenakan genteng yang sudah berada di tangan distributor bukan merupakan tanggung jawab perusahaan. Selama kerjasama perusahaan dengan distributor, pihak distributor tidak mengalami kerugian dengan sistem keamanan yang diterapkan oleh PT. Beton Indo Graha dikarenakan produk terjual habis dan banyak pelanggan yang menginginkan produk tersebut. Oleh sebab itu, strategi melakukan pendekatan ke pasar dengan mempromosikan kualitas produk dengan harga yang lebih murah diusulkan pada SO 1 yang berdasarkan Strength 1, 2, dan 5 dengan O2.

description

mosdm

Transcript of D_1_pt. Beton Indo Graha

BAB VIANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Pada bab ini akan membahas mengenai analisis data yang telah diolah pada bab sebelumnya seperti analisis SWOT, analisis perumusan strategi, analisis perancangan struktur organisasi, analisis strategi HR, analisis job analysis, dan analisis performance appraisal.

6.2 Analisis Perumusan Strategi PT. Beton Indo Graha merupakan perusahaan genteng dengan pasar menengah keatas. Pada awal berdiri, perusahaan ini merupakan produsen genteng dengan kelas menengah. Sejalan dengan perkembangan zaman dimana semakin diminatinya genteng datar untuk rumah bergaya minimalis, perusahaan memproduksi genteng datar yang ketebalannya minimum dan juga berkualitas tinggi. Dalam pemasaran produknya, PT. Beton Indo Graha memiliki tiga distributor yang memasarkan produknya ke kota-kota seperti Bali. Hal ini bertujuan untuk meminimalisir biaya pengiriman serta tidak merugikan perusahaan apabila terdapat produk yang tidak laku dikarenakan genteng yang sudah berada di tangan distributor bukan merupakan tanggung jawab perusahaan. Selama kerjasama perusahaan dengan distributor, pihak distributor tidak mengalami kerugian dengan sistem keamanan yang diterapkan oleh PT. Beton Indo Graha dikarenakan produk terjual habis dan banyak pelanggan yang menginginkan produk tersebut. Oleh sebab itu, strategi melakukan pendekatan ke pasar dengan mempromosikan kualitas produk dengan harga yang lebih murah diusulkan pada SO 1 yang berdasarkan Strength 1, 2, dan 5 dengan O2. Distributor PT. Beton Indo Graha berlokasi di Surabaya, Sidoarjo, dan Bali. Akan tetapi distributr di Surabaya dan Sidoarjo lebih banyak memasarkan produknya di daerah Bali. PT. Beton Indo Grah melihat banyaknya peminat di daerah Bojonegoro, Kediri, dan Kalimantan sehingga PT. Beton Indo Graha akan bekerjasama dengan distributor untuk memasarkan produknya didaerah-daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan strategi SO1 yaitu melakukan pendekatan ke pasar dimana berdasarkan pada Strength 2 dan Opportunities 1 dan 2. Perusahaan berada pada kuadran I yaitu menerapkan strategi SO dan penerapan strategi eksisting perusahaan telah sesuai dengan strategi SO pada TOWS Matriks.Kualitas yang dimiliki oleh genteng yaitu genteng yang tidak merembes dan sudah terbukti di Laboratorium Beton Teknik Sipil ITS. Selain itu, dalam setiap variasi produk yang diproduksi memiliki hak paten. Hal ini merupakan strategi dalam mencegah plagiarisme dikarenakan pada perkembangannya banyak industri genteng lain yang meniru genteng PT. Beton Indo Graha tetapi dengan kualitas yang jauh dibawahnya. Plagiarisme ini dapat dituntut sehingg nntinya PT. Beton Indo Graha tidak mengalami kerugian yang besar. Pada TOWS Matrix terdapat strategi pemberian label dan jaminan kualitas serta menindaklanjuti perusahaan yang melakukan plagiarisme. Strategi ini didapatkan berdasarkan Strength 1 dan Threats 1.PT. Beton Indo Graha memiliki pasar yang luas dan produknya paling banyak diminasti di Bali. Oleh sebab itu, untuk dapat menarik hati pelanggan maka PT. Beton Indo Graha melakukan inovasi terhadap produknya. Masyrakat Bali dikenal menyukai motif bunga seerti bunga melati, kesempatan ini dimanfaati oleh perusahaan dengan memproduksi genteng dengan pola bunga melati di pinggirannya.PT. Beton Indo Graha memiliki pabrik di kota Gresik dimana UMRnya tergolong besar. Oleh sebab itu, perusahaan membangun pabrik di daerah Pasuruan dengan tujuan tidak memberatkan perusahaan dalam masalah penggajian pegawai. Pembangunan pabrik juga bertujuan agar lokasi pabrik dekat dengan lokasi supplier bahan baku sehingga meminimalisir biaya pengiriman. PT. Beton Indo Graha tidak mampu memproduksi genteng dalam jumlah yang diinginkan oleh pasar sehingga untuk meminimalisirnya perusahaan menggunakan sistem reward apabila terdapat tim produksi yang berhasil memproduksi genteng melebihi jumlah target produksi. Dalam peningkatan produktivitas tersebut, perusahaan berencana membeli mesin baru pencetak baru dan juga mesin pengering. Pembelian mesin pengering ini untuk menurunkan wakty produksi dikarenakan pada kondisi normal untuk mengeringkan genteng membutuhkan waktu enam hari tetapi dengan mesin pengering hanya enam jam saja. Strategi yang terdapat pada TOWS Matrix yaitu dengan meningkatkan operasi mesin dan menekan biaya produksi yang berdasarkan Strength 3 dan Threats 4. Selain itu, penambahan shift kerja sesuai dengan WO 3 dimana berdasarkan Weakness 1 dan 2 serta Opportunities 2 dan 3. Penambahan junlah karyawan bagian produksi telah dipikirkan oleh perusahaan guna menangani mesin baru. Selain itu, apabila pegawai terlalu dituntut maka performansinya akan menurun dan lebih baik menggunakan pegawai baru. Hal ini seuai dengan Strategi WO 1 yang berdasarkan Weakness 1 serta Opportunities 2 dan 3.Produksi genteng menggunakan mesin teknologi terbaru dimana tidak semua pekerja dapat mengoperasikannya. Apabila dilakukan pelatihan terhadap penggunaan mesin tersebut kepada semua pegawai diharapkan dapat meningkatkan jumlah produksi dan dapat menjaga kesabilan produksi. Hal ini sesuai dengan WO 2 yang berdasarkan Weakness 1 dan 2 dan Opportunities 1, 2, dan 3. Perusahaan harus mengoptimalkan pegawai dikarenakan UMR yang semakin tinggi serta tuntutan produksi yang ebih besar dari pelanggan. Pada bagian produksi manajemennya belum optimal dikarenakan tidak terdapat supervisor, hanya terdapat manajer produksi yang langsung memiliki otoritas ke pegawai bagian produksi. Oleh sebab itu, strategi WT 1 diusulkan berdasarkan Weakness 3 dan Threats 5.

6.3Analisis Perancangan Struktur OrganisasiPada bagian ini akan dianalisa kondisi eksisting struktur organisasi perusahaan, struktur organisasi yang baru, dan analisa tentang kesesuaiannya dengan strategi yang sudah dirumuskan.Kondisi eksisting dari struktur organisasi PT. Beton Indo Graha adalah perusahaan ini menggunakan struktur organisasi fungsional. Posisi teratas struktur organisasi perusahaan ini adalah komisaris yang kemudian dibawahnya adalah direktur utama. Direktur utama ini membawahi satu direktur yaitu direktur operasional dan produksi. Direktur operasional dan produksi ini membawahi tiga departemen yaitu produksi, marketing, dan finance. Kemudian ketiga departemen ini baru memiliki bawahan dan pekerja.Sebenarnya kondisi struktur organisasi ini kurang baik karena pada posisi strategisnya yaitu direktur hanya dipegang oleh satu orang yaitu direktur operasional dan produksi. Padahal departemen yang ada pada perusahaan ini merupakan departemen yang sangat penting dan memiliki banyak tugas disetiap departemen sehingga jika hanya dipegang oleh satu orang tingkat kesalahan terjadi lebih besar. Selain itu beban satu orang ini sangat besar sehingga memungkinkan kurang maksimal dalam bekerja. Namun dengan struktur organisasi yang ada sekarang memang memiliki kelebihan juga yaitu pengambilan keputusan yang sentralisasi sehingga tidak memerlukan campur tangan banya orang dan kepemimpinan terpusat juga tidak memerlukan koordinasi yang terlalu banyak. Kondisi yang sekarangpun dirasa masih kurang mendukung visi yang ingin dicapai oleh perusahaan dan misi yang akan dilakukan. Dilihat dari visi perusahaan yaitu ingin memadukan sumber daya manusia professional dan teknologi terkini, menunjukukkan bahwa perusahaan ingin unggul dalam sumber daya manusia dan teknologi dan seharusnya perusahaan fokus pada kedua faktor ini jika ingin visinya tercapai.Sedangkan pada struktur organisasi eksisting ini perusahaan kurang berfokus pada kedua faktor tersebut yaitu sumber daya manusia dan teknologi. Selain itu dilihat dari salah satu misi perusahaan yaitu Menjadi rumah yang mampu menaungi, melindungi dan memberikan kesejahteraan bagi segenap keluarga besar karyawan dibutuhkan bagian sendiri untuk memegang kendali sumber daya manusia pada perusahaan.Perbedaan pada struktur organisasi yang baru ini dibandingkan dengan yang lama tidak terlalu banyak. Pada struktur organisasi yang baru ini menggabungkan departemen marketing dan departemen finance karena dirasa memiliki ranah yang tidak terlalu bertolak belakang sehingga bisa dipegang oleh satu orang yang nantinya dibantu oleh karyawan dari kedua divisi. Kemudian perbedaan lainnya adalah pada departemen operasional dan produksi dengan menambahkan divisi operasional. Hal ini dikarenakan misi perusahaan yaitu menciptakan produk terbaik yang memberikan manfaat lebih kepada seluruh pelanggan sehingga diperlukan fokusan lebih pada bagian produksi. Jadi ada baiknya jika departemen produksi dan operasional dibagi menjadi divisi produksi dan divisi operasional agar kerja pada kedua bagian tersebut bisa maksimal.Kemudian dilihat dari visi perusahaan juga yang ingin mengedepankan masalah sumber daya manusia dan teknologi terkini, dibutuhkan departemen research &development dimana fokus terhadap pengembangan dari mesin-mesin yang ada pada perusahaan dan juga teknologi-teknologi lain yang digunakan oleh perusahan PT. Beton Indo Graha ini. Pertimbangan menambah departemen ini selain karena visi perusahaan karena jika menyewa orang lain untuk memegang tanggung jawab masalah perkembangan teknologi dibutuhkan orang yang mengetahui secara mendalam tentang kondisi perusahaan, sehingga dibutuhkan orang-orang yang berada dari internal perusahaan. Nantinya direktur research &development ini dibantu dengan karyawan pada divisi tersebut. Namun untuk bagian sumber daya manusia disarankan menyewa konsultan saja untuk memegang seluruh tanggung jawab akan sumber daya manusia yang ada pada perusahaan dengan pertimbangan perusahaan tidak ingin terlalu banyak orang yang berada di kantor. Dengan menyewa konsultan ini tidak merubah struktur organisasi yang ada. Untuk keseluruhan struktur organisasi yang baru masih sama menggunakan struktur organisasi fungsional.

6.4 Analisis Perumusan HR Strategies Penyusunan HR Strategies mulanya dilakukan dengan mengidentifikasi misi unit HR dan sasaran strategis perusahaan yang relevan, pada objek amatan tidak terdapat departemen human resource pada struktur organisasinya sebab menggunakan jasa konsultan sehingga tidak memiliki misi unit HR, pada visi yang ingin dicapai oleh perusahaan tercantum yaitu Memadukan sumber daya manusia profesional dan teknologi terkini untuk menjadi yang terdepan dalam Industri genteng beton. Oleh karena itu, dapat dirumuskan misi human resource yakni sebagai berikut, Melakukan perekrutan dan pengelolaan karyawan berbasis spesifikasi kerja untuk menciptakan sumber daya manusia profesional, dengan harapan dapat memiliki karyawan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan perusahaan guna mengoptimalkan produktivitas untuk memaksimalkan pendapatan. Proses kedua yakni melakukan identifikasi output unit, stakeholder, dan ekspektasinya dengan menjelaskan kondisi eksisting serta gap yang ditemukan, output unit meliputi berbagai aspek yang ingin diraih oleh PT Beton Indo Graha dengan stakeholder adalah orang-orang terkait meliputi seluruh karyawan agar tercipta kondisi kerja yang diharapkan perusahaan, serta ekspektasi menjelaskan kondisi yang diharapkan oleh perusahaan, kondisi eksisting merupakan keadaan PT Beton Indo Graha saat ini, serta gap adalah perbedaan antara kondisi eksisting dengan ekspektasi perusahaan. Misalnya pada output unit memperoleh karyawan sesuai spesifikasi kerja, stakeholder yang terlibat yakni pelamar kerja dan jasa konsultan HR, sehingga kondisi yang diharapkan adalah mendapatkan karyawan yang sesuai dengan job specification sehingga mampu melakukan job description dengan baik. Pada kondisi eksisting, PT Beton Indo Graha telah melakukan perekrutan karyawan yang dilakukan olejasa konsultan sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, sehingga tidak ditemukan gap yang signifikan. Sedangkan output unit yang lain meliputi kinerja karyawan yang baik, kemampuan karyawan berkembang, serta adanya training kerja yang dilakukan.Langkah ketiga adalah memformulasikan sasaran strategis unit HR berdasarkan analisis yang ada, salah satunya yakni mengadakan seleksi atau recruitment pegawai sesuai dengan spesifikasi kerja yang telah ditentukan oleh perusahaan. Tahap keempat yaitu menyusun hubungan sebab akibat antar sasaran strategis HR dengan menjelaskan mengapa strategi-strategi tersebut harus ada. Sasaran yang telah disebutkan sebelumnya yakni proses perekrutan karyawan sesuai kebutuhan perusahaan perlu untuk dilakukan sebab tujuan utama setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan yang maksimal, begitu juga dengan PT Beton Indo Graha. Parameter penting dalam memperoleh keuntungan yakni tingkat pembelian konsumen terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Kuantitas dan kualitas produk sangat menentukan kelangsungan hidup produk tersebut. Oleh karena itu untuk dapat mengoptimalkan produktivitas kerja dan mutu produk diperlukan sumber daya manusia handal yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan kompetensi sesuai dengan pekerjaan yang dilakukannya. Hal ini menjadikan proses recruitment merupakan salah satu faktor penting yang menentukan umur perusahaan, maka dari itu perekrutan pegawai harus dilakukan dengan baik sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan.Proses kelima merupakan penetapan inisiatif strategis sebagai HR Strategies baru dengan menentukan sejumlah kriteria yang tepat untuk selanjutnya disusun HR Strategies yang meliputi melakukan proses recruitment karyawan sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, mempertahankan dan meningkatkan motivasi karyawan untuk senantiasa dapat menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai, melakukan job rotation untuk meminimalisir monotoni dan kebosanan yang dialami serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan, serta melakukan pelatihan secara berkala kepada karyawan untuk memperbarui dan meningkatkan kemampuan kerja.HR strategies yang telah dirumuskan sebelumnya telah memiliki kesesuaian dengan strategi perusahaan yang dicetuskan oleh Treacy dan Wieserma, pada HR strategies melakukan proses recruitment karyawan sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, hal ini berkaitan dengan operational excellence, sebab apabila pekerjaan produksi dilakukan oleh orang yang memang memiliki spesifikasi dan kompetensi dalam melakukan kegiatan tersebut, maka proses yang dilakukan akan dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan berarti dan mampu menghasilkan produk sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang telah ditentukan perusahaan. Dalam HR strategy berikutnya, yaitu mempertahankan dan meningkatkan motivasi karyawan untuk senantiasa dapat menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai, juga berkaitan dengan operational excellence, hal ini dikarenakan motivasi yang baik dari karyawan akan menentukan hasil kinerjanya, baik proses yang dilakukan maupun produk yang dihasilkan. Kemudian melakukan job rotation untuk meminimalisir monotoni dan kebosanan yang dialami serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan, berkaitan pula dengan operational excellence, karena karyawan yang sudah merasa bosan dengan pekerjaan yang selalu sama dapat mengurangi semangat dalam bekerja sehingga akan berpengaruh pada kinerja dan produk yang dihasilkan. Pada HR strategy yang terakhir, melakukan pelatihan secara berkala kepada karyawan untuk memperbarui dan meningkatkan kemampuan kerja berhubungan juga dengan operational excellence, hal ini disebabkan semakin baik kemampuan karyawan seharusnya berbanding lurus dengan peningkatan kinerja yang tentu berpengaruh pada kualitas dan kuantitas produk yang dapat dihasilkan.

6.5 Analisis Job Analysis Pelaksanaan job analysis kondisi eksisting pada awalnya dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner analisis jabatan oleh Kepala Produksi dan karyawan produksi PT Beton Indo Graha, departemen produksi merupakan salah satu bagian paling vital dalam kelangsungan hidup perusahaan. Mulanya proses job analysis dilakukan kepada Kepala Produksi, dengan menentukan job description yakni menerima dan menyusun perencanaan produksi dari sales order, melakukan perencanaan terhadap stock bahan baku, membuat laporan hasil produksi setiap minggu, melakukan inspeksi pada kinerja karyawan, memastikan pengiriman produk hingga tangan konsumen, melakukan penilaian terhadap kinerja karyawan, melakukan pengajuan gaji karyawan, serta mengecek persediaan bahan baku. Job specification yang diperlukan untuk dapat menjabat sebagai Kepala Produksi adalah lulusan S1 Manajemen, tidak ada persyaratan khusus untuk jenis kelamin, serta dibutuhkan minimal pengalaman selama lima tahun. Sedangakan job competence yang harus dimiliki yaitu memiliki kemampuan manajerial yang baik, leadership atau kepemimpinan yang mumpuni, dan dapat bekerja di bawah tekanan. Sedangkan pada karyawan produksi job description yang dilakukan meliputi melakukan proses set up mesin, mengoperasikan mesin pencetakan genteng, serta elakukan pencetakan genteng sesuai dengan target. Job specification yang dibutuhkan adalah lulusan minimal SMA atau sederajat dan memiliki pengetahuan serta kemampuan dalam menggunakan mesin. Yang terakhir, kompetensi yang harus dimiliki karyawan yaitu memiliki motivasi yang baik dalam berkerja, mempunyai semangat untuk bekerja keras, serta dapat bekerja secara tim.Perbaikan diperlukan dengan memindahkan beberapa tugas Kepala Produksi kepada karyawan lain yang terkait agar dapat terfokus melakukan tugas sesuai dengan job description yang seharusnya, Kepala Produksi pada PT Beton Indo Graha terlalu luas seperti menerima pesanan dari sales order, melakukan perencanaan persediaan bahan baku, dan memastikan pengiriman produk hingga pada konsumen. Sehingga seharusnya segala hal mengenai penerimaan order, perencanaan produksi dan inventory, serta memastikan pengiriman produk diserahkan kepada bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control). Job specification dan job competence pada Kepala Produksi telah ditetapkan dengan baik sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak ada perbaikan signifikan yang ditemukan, begitu juga dengan job description, job specification dan job competence pada karyawan produksi yang telah dirumuskan dengan baik sehingga tidak terdapat rekomendasi perbaikan.Kondisi job specifivation dan job competence yang dirumuskan telah sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan karyawan. Perumusan job analysis yang meliputi job description, job specification, dan job competence ini penting dilakukan dalam mendukung HR Strategies. Perumusan job specification dan job competence pada suatu pekerjaan berkaitan dengan HR strategies yang pertama yakni melakukan proses recruitment karyawan sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, sedangkan penentuan job description berhubungan dengan HR strategy yang lain yaitu meliputi melakukan job rotation untuk meminimalisir monotoni dan kebosanan yang dialami serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan, serta melakukan pelatihan secara berkala kepada karyawan untuk memperbarui dan meningkatkan kemampuan kerja. Job analysis yang dilakukan dapat mendukung strategi perusahaan seperti yang dirumuskan oleh Treacy dan Wieserma, penentuan job description yang dilakukan mendukung strategi operational excellence, sebab dengan adanya deskripsi pekerjaan yang jelas akan menyamaratakan persepsi setiap karyawan dalam menjalankan tugasnya sehingga setiap orang dapat melakukan perkerjaannya yang berkaitan dengan produksi dengan baik, sedangkan perumusan job specification dan job competence juga berhubungan dengan strategi operational excellence, karena karyawan yang telah memiliki spesifikasi dan kompetensi yang sesuai dengan kemampuan dalam menjalankan proses produksi akan dapat memiliki kinerja yang baik tanpa hambatan yang berarti.

6.6 Analisis Performance AppraisalPengisian kuisioner performane appraisal dilakukan pada divisi bagian produksi dikarenakan divisi ini merupakan divisi yang vital. Pengisian kuisioner dengan dua jabatan berbeda yaitu manajer produksi dan pekerja pembuatan genteng. Manajer produksi bernama Ibu Lusi dan pekerja bernama Pak Tarno dimana telah bekerja sejak perusahaan ini didirikan sehingga memiliki kemampuan terbaik diantara para pekerja lain. Kuisioner performance appraisal manajer produksi diisi atau dinilai oleh pemilik perusahaan dan pekerja produksi diisi atau dinilai oleh manajer produksi.PT. Beton Indo Graha memiliki kuisioner performance appraisal dimana penilaiannya hanya dua aspek yaitu kehadiran dan produktivitas. Sedangkan pada kuisioner performance appraisal dari penulis menggunakan enam asek yaitu kualitas, produktivitas, pengetahuan pekerjaan, dapat diandalkan, kehadiran, dan kemandirian. Penetapan rata-rata kinerja pekerja di PT. Beton Indo Graha sebesar 75, dimana manajer produksi mendapat nilai rata-rata 80,67 dan pekerja mendaat nilai rata-rata 77,5. Manajer produksi mendapatkan nilai 85 pada faktor kualitas dimana pengawasan produksi berjalan dengan baik dan jika terdapat masalah dapat diselesaikan segera. Produktivitas mendapatkan nilai 80 dengan dapat memacu pekerja untuk meningkatkan jumlah produksinya melampaui target dengan menggunakan sistem reward. Pengetahuan pekerjaan mendapat nilai 79 dimana masih terdapat beberapa informasi teknis yang belum diketahui oleh manajer sehingga dapat menghambat proses produksi. Manajer peusahaan dapat diandalkan, pemilik PT. Beton Indo Graha telah memiliki kepercayaan yang besar kepada manajer sehingga mendapat nilai 80. Kehadiran manajer mendapat nilai 78 dengan indikasi tepat waktu tetapi manajer produksi terkadang memiliki wkatu istirahat yang lebih lama dari seharusnya. Seorang majaer produksi merupakan pemimpin dalam bagian produksi sehingga diharpkan dapat mandiri dalam mengatur bagian produksi dan dalam implementasinya manajer produksi mendapat nilai 82 dengan penyerahan laporan lapangan yang tepat waktu dan jarang melakukan kesalahan tanpa pengawasan dari pemilik. Untuk meningkatkan nilai kompetensi manajer guna meningkatkan manajemen produksi yang baik sehingga produktivitas meningkat dapat dilakukan transfer informasi mengenai ketrampilan dan nformasi teknis dari pemilik dn juga pemilik melakukan pengawasan jam kerja agar manajer produksi dapat disiplin waktu dan tidak memanfaatkan jabatannya untuk kelonggaran dalam bekerja.Pekerja mendapatkan nilai 80 pada kualitas dikarenakan produk cacat yang dihasilkan tidak banyak. Produktivitas mendapatkan nilai 80 dimana produktivitasnya tinggi dan terkadang mendapatkan reward sebab mampu melampaui target produksi. Pengetahuan pekerja dalam mengoperasikan mesin tergolong baik dikarenakan pekerja dalam bagian tim produksi berperan dalam mengoperasikan mesin dimana tidak semua pekerja mampu mengoperasikan mesin. Pekerja mendapat nilai 75 dalam aspek bisa diandalkan dikarenakan hanya dapat diandalkan jika sistem pembayaran borongan atau paket, apabila pembayaran dengan sistem harian maka pekerja akan melonggar-longgarkan pekerjaan sehingga tidak memerlukan target dalam produksinya. Dalam aspek kehadiran, pekerja mendapat nilai 70 dimana dalam waktu satu minggu terdapat absen tanpa keterangan yang jelas dan tidak dapat dipertanggungjawabkan. Dalam aspek kemandirian mendapat nilai 80 dimana ketika pembayaran menggunakan sistem borongan pekerja dapat bekerja mandiri tetapi pada sistem harian tidak. Hal ini dikarenakan pada sistem harian diperlukan pengawasan sebab pekerja banyak yang melonggarkan pekerjaannya.Guna memperbaikinya, maka perusahaan sebaiknya menetapkan pembayaran dengan sistem borongan dimaksudkan agar pekerja memiliki tanggung jawab atas pekerjaannya dan produtiivitasnya juga tinggi. Selain itu, diperlukannya sosialisasi mengenai disiplin waktu dimana berkaitan dengan kehadiran dimana apabila tidak hadir dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan menekankan jika ketidakhadiran pekerja dapat berdampak pada produktifitas perusahaan sehingga diperlukan adanya bentuk apresisasi untuk pekerja yang hadir 100% dalam jangka waktu tertentu seperti sebulan. Hal ini guna meningkatkan asmosfir kerja yang penuh semangat.Kinerja manajer dan pekerja bagian produksi PT. Beton Indo Graha dengan pengukuran performance appraisal terdapat beberapa perbedaan dengan eksisting. Manajer produksi selalu hadir setiap hari tetapi ketika pemilik mengunjungi pabrik, manajer produksi terkadang sedang berhalangan hadir. Pengetahuan manajer produksi mengenai teknis sudah baik dikarenakan mampu mengawasi dan memperbaiki prosesnya produksi sehingga kapasitas produksi lumayan besar tetapi belum memenuhi permintaan pasar. Sebaiknya performance appraisal yang digunakan menggunakan keenam aspek yaitu kualitas, produktivitas, pengetahuan pekerjaan, dapat diandalkan, kehadiran, dan kemandirian agar penilaian kinerja menjadi lebih baik dan dapat mengevaluasi serta memperbaiki kinerja pegawai.

BAB VIIKESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan membahasn mengenai kesimpulan penulisan modul dan juga saran untuk pelaksanaan modul dan objek amatan yaitu PT. Beton Indo Graha.

7.1 KesimpulanKesimpulan pada penulisan modul ini adalah :1.2.3.4. Berdasarkan strategi yang dirumuskan oleh Treacy dan Wieserma, salah satu strategi yang berkaitan dengan departemen produksi yakni operational excellence yang bertujuan untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik dengan harga yang kompetitif, oleh karena itu dibutuhkan sumber daya manusia handal untuk dapat melakukan proses produksi dengan baik, sehingga pada HR strategies dapat dirumuskan yakni melakukan proses recruitment karyawan sesuai dengan spesifikasi kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, mempertahankan dan meningkatkan motivasi karyawan untuk senantiasa dapat menghasilkan produk dengan kuantitas dan kualitas yang sesuai, melakukan job rotation untuk meminimalisir monotoni dan kebosanan yang dialami serta mengembangkan kemampuan dan keterampilan karyawan, serta melakukan pelatihan secara berkala kepada karyawan untuk memperbarui dan meningkatkan kemampuan kerja5. Penyusunan job analysis yang meliputi job description, job specification dan job competence eksisting perusahaan dilakukan dengan metode wawancara dan pengisian kuesioner analisis jabatan oleh Kepala Produksi dan karyawan produksi PT Beton Indo Graha, sebab departemen produksi merupakan salah satu bagian paling vital dalam kelangsungan hidup perusahaan, sedangkan job analysis perbaikan dilakukan dengan menganalisis kekurangan dari job analysis eksisting perusahaan. Perbaikan diperlukan dengan memindahkan beberapa tugas Kepala Produksi kepada karyawan lain yang terkait agar dapat terfokus melakukan tugas sesuai dengan job description yang seharusnya, Sehingga seharusnya segala hal mengenai penerimaan order, perencanaan produksi dan inventory, serta memastikan pengiriman produk diserahkan kepada bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control).6. Pengisian kuisioner performance appraisal dilakukan pada divisi yang vital yaitu produksi dimana pekerja yang dinilai kinerjanya yaitu posisi jabatan atasan yaitu manajer produksi dan bawahan yaitu pekerja produksi. Pengisian kuisioner manajer dinilai oleh pemilik perusahaan, sedangkan pengisian kuisioner pekerja dinilai oleh manajer. Kinerja yang dinilai berdasarkan enam aspek yaitu kualitas, produktivitas, pengetahuan pekerjaan, dapat diandalkan, kehadiran, dan kemandirian.

7.2 SaranPada tugas modul ini terdapat beberapa saran yang terbagi menjadi dua, yaitu :7.2.1 Saran Objek Amatan7.2.2 Saran ModulBerikut merupakan saran pelaksanaan modul ini :1. Surat pengantar ke perusahaan sebaiknya dikeluarkan dalam tempo yang singkat2. Asisten sebaiknya memberikan rekomendasi objek amatan jika ditengah perjalanan terdapat perusahaan yang keberatan untuk diamati3. Asisten tidak memiliki pendapat yang sama terhadap suatu hal sehingga menyulitkan penulis dalam melakukan tugas.