JURNAL D1215032.docx · Web viewJURNAL STRATEGI KOMUNIKASI BAURAN PEMASARAN KELOMPOK PENGRAJIN...
Transcript of JURNAL D1215032.docx · Web viewJURNAL STRATEGI KOMUNIKASI BAURAN PEMASARAN KELOMPOK PENGRAJIN...
JURNAL
STRATEGI KOMUNIKASI BAURAN PEMASARAN KELOMPOK
PENGRAJIN SANGKAR BURUNG
(Studi Tentang Strategi Komunikasi Bauran Pemasaran Kelompok Solo
Sangkar Craft dalam Meningkatkan Penjualan Sangkar Burung di
Mojosongo, Surakarta Tahun 2017)
Oleh :MUHAMMAD RIZAL FUADY
D1215032
PROGRAM ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA
2017
STRATEGI KOMUNIKASI BAURAN PEMASARAN KELOMPOK
PENGRAJIN SANGKAR BURUNG
(Studi Tentang Strategi Komunikasi Bauran Pemasaran Kelompok Solo
Sangkar Craft dalam Meningkatkan Penjualan Sangkar Burung di
Mojosongo, Surakarta Tahun 2017)
Muhammad Rizal FuadyWidyantoro
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan PolitikUniversitas Sebelas Maret Surakarta
AbstractSmall industry has a considerable role as the motor of the national
economy. The government is also required to take part in the development of small industries in their area. Not for just improve the public welfare, but this industry also can help to create opportunitty in various field of economic, tourism and human resources. Indirectly, it will raise the local name which many small industries and creative industries, as well as creating a creative industry trademark for the area.
One of creative craft industry potential which stand out in northern Solo is Mojosongo, which Mojosongo is the one of area that have potential of birdhouse craft creative industry are already well known. Birdhouse craft at Mojosongo has been able to supply birdhouse products to various part of Indonesia. That products are offered from Rp 25.000 to Rp 16.000.000. This research was conducted to find out how marketing mix communication strategy of Solo Sangkar Craft Group for increase birdhouse sales. The methodology used in this research is descriptive qualitative. Research data obtained through interviews, observation and documentation.
In this study found that: 1) marketing strategy focus on product strategy and promotion strategy, 2) Product strategy becomes the most important factor for presenting birdhouse product, 3) Social media Facebook is used to advertisement, 4) Market target of Solo Sangkar Craft Group is high consumer.Keywords: Marketing Mix, Creative Industry, Craftsmen Birdcage
1
Pendahuluan
Komunikasi adalah proses interaksi antara individu atau kelompok kepada
individu atau kelompok yang lain, dimana komunikasi akan berhasil bila terjalin
kesamaan pemikiran dan pemahaman. Pemasaran adalah salah satu bidang yang
dapat diterapkan dalam komunikasi dan sering diaplikasikan oleh masyarakat.
Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6) pemasaran (marketing) adalah “sebagai
proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun
hubungan yang kuat dengan pelanggan dengan tujuan untuk menangkap nilai dari
pelanggan sebagai imbalannya”.
Bauran pemasaran merupakan metode pencampuran berbagai cara untuk
mengkomunikasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh perusahaan atau
pelaku usaha. Menurut Kotler dan Keller (2009), bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran taktis yang memadukan perusahaan untuk
menghasilkan respon yang diinginkan dalam target pasar. Bauran pemasaran juga
terdiri dari 4 komponen dalam strategi pemasaran yang disebut 4P, yaitu product,
price, place, promotion.
Industri kecil adalah salah satu sektor yang memberi konstribusi yang
cukup besar terhadap perekonomian nasional. Industri kecil memiliki peran yang
cukup besar sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Pihak pemerintah
pun dituntut untuk ikut andil dalam perkembangan industri kecil di daerah
mereka. Tidak hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi
industri ini juga membantu menciptakan peluang berbagai bidang yaitu ekonomi,
pariwisata dan sumber daya manusia.
Kota Surakarta merupakan kota yang memiliki potensi di bidang ekonomi
kreatif. Berdasarkan Profil Ekonomi Kreatif Kota Surakarta tahun 2013, kota
Surakarta memiliki potensi industri kreatif yang cukup besar namun masih minim
dalam penggarapannya. Hal ini disebabkan karena kurangnya sinergitas antar
pelaku industri kreatif.
Salah satu potensi industri kreatif kerajinan yang menonjol berada di Solo
bagian utara, adalah di Kelurahan Mojosongo, dimana Kelurahan Mojosongo
2
merupakan salah satu kelurahan yang memiliki potensi industri kreatif kerajinan
sangkar burung yang sudah terkenal.
Menurut informasi yang dikutip dari Koran Joglo Semar,
menginformasikan bahwa kerajinan sangkar burung di kelurahan Mojosongo
tersebut telah mampu memasok kerajinan sangkar burung ke berbagai penjuru
Indonesia. Harga sangkar burung yang terbuat dari bambu maupun kayu harganya
Rp 25.000 dan yang paling mahal hingga Rp 16.000.000, tergantung ukuran dan
tingkat kesulitan pembuatan sangkar burung tersebut.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yang termasuk
metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai
fenomena realitas sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek penelitian,
dan berupaya menarik realitas itu ke permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat,
model, tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun fenomena tertentu
(Bungin, 2008:68).
Penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang karakteristik
individu, situasi atau kelompok tertentu, Penelitian deskriptif memaparkan situasi
atau peristiwa (Ruslan, 2006:12).
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang diatas,
maka penelitian ini membatasi permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana strategi
komunikasi bauran pemasaran Kelompok Solo Sangkar Craft dalam
meningkatkan penjualan produk sangkar burung?”
Telaah Pustaka
1. Strategi
Strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk menentukan dan
mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan misinya. (Tjiptono,
2008 : 3)
Effendy (2004) menyatakan bahwa strategi komunikasi merupakan
paduan perencanaan komunikasi (communication planning) dengan
manajemen komunikasi (communication management) untuk mencapai tujuan
3
yang telah ditetapkan. Strategi komunikasi ini harus mampu menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara praktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu bergantung pada
situasi dan kondisi.
2. Komunikasi Pemasaran
Komunikasi pemasaran adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan
oleh pembeli dan penjual, dan merupakan kegiatan yang membantu dalam
pengambilan keputusan di bidang pemasaran serta mengarahkan pertukaran
agar lebih memuaskan dengan cara menyadarkan semua pihak untuk berbuat
lebih baik. (Swastha, 1999: 234). Secara ringkas dapat dikatakan bahwa
komunikasi pemasaran memudahkan/membantu pembeli dan penjual dengan :
a. menciptakan hubungan pertukaran,
b. menciptakan kesadaran serta memberitahu pembeli dan penjual agar
mereka dapat melakukan pertukaran secara lebih memuaskan
c. memperbaiki pengambilan keputusan di bidang pemasaran sehingga
seluruh proses pertukaran dapat lebih efektif dan efisien.
Dalam pemasaran, inisiatif komunikasi dapat berasal dari penjual
maupun dari pembeli. Jadi, penjual mempunyai fungsi sebagai pengirim dan
sebagai si penerima; demikian pula halnya dengan pembeli.
Bagan 1. Model Komunikasi Pertukaran
Sumber : Swastha, 1999 :237
Model pertukaran tersebut menunjukkan gambaran tentang proses
komunikasi pemasaran. Mereka berusaha mengadakan pertukaran informasi
dan menggunakan persuasi untuk menciptakan hubungan yang saling
4
memuaskan.
3. Bauran PemasaranBauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang
digunakan perusahan untuk terus menerus mencapai tujuan perusahaannya di
pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2012:75). Menurut Buchari Alma
(1992), “Marketing mix merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan
marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil
paling memuaskan”.
Dari beberapa definisi diatas terdapat beberapa persamaan yaitu bahwa
marketing mix merupakan kombinasi dari faktor-faktor yang dapat
dikendalikan oleh mperusahaan dan dapat membentuk suatu sistem pemasar
dalam mencapai tujuan perusahaan pada pasar sasaran.
Unsur-Unsur Bauran Pemasaran
Konsep bauran pemasaran menurut Kotler dan Armstrong (2012:75),“
terdiri dari 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat), dan
promotion (promosi). Adapun pengertian dari masing-masing bauran
pemasaran adalah sebagi berikut:
a. Produk (Product)
Suatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, agar
produk yang dijual mau dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat
memenuhi suatu keinginan atau kebutuhan dari konsumen.
b. Harga (Price)
Sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki
atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh
pembeli dan penjual melalui tawar menawar, atau ditetapkan oleh penjual
untuk satu harga yang sama terhadap semua pembeli.
c. Tempat (Place)
Tempat diasosiasikan sebagai saluran distribusi yang ditujukan untuk
mencapai taget konsumen.Sistem distribusi ini mencakup lokasi,
transportasi, pergudangan, dan sebagainya.
5
d. Promosi (promotion)
Promosi berarti aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya
4. PromosiMenurut Tjiptono (2008, 219) promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk,
dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan.
Promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi bentuk-bentuk tersebut dapat
dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya. Tjiptono (2008, 222-232)
menjelaskan beberapa tugas khusus itu atau sering disebut bauran promosi
(promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah personal
selling, mass selling (iklan dan publisitas), promosi penjualan, public
relations dan direct marketing.
5. PenjualanMenurut Swastha (1999: 8), ”Penjualan merupakan suatu
ilmu dan seni untuk mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang atau jasa yang ditawarkan.”
Menurut Moekijat (2000:488) menjelaskan bahwa melakukan penjualan
(selling) adalah suatu kegiatan yang ditujukan untuk mencari pembeli,
mempengaruhi dan memberikan petunjuk agar pembeli dapat menyesuaikan
kebutuhannya dengan produk yang ditawarkan serta mengadakan persetujuan
mengenai harga yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dari beberapa penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa penjualan adalah kegiatan yang terpadu untuk
6
mengembangkan rancangan strategis yang ditujukan kepada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, yang bertujuan untuk mendapatkan penjualan yang menghasilkan keuntungan. Dan dapat disimpulkan juga bahwa penjualan dapat tercipta suatu proses pertukaran barang dan/atau jasa antara penjual dengan pembeli.
6. Interaksi SosialInteraksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yang menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia. Interaksi sosial dapat terjadi dengan dua syarat berikut ini (Bungin,
2008 : 55) :
a. Adanya kontak sosial (social contact), meurut Soeryono Soekanto secara
fisik, kontak sosial baru terjadi apabila adanya hubungan fisikal, sebagai
gejala sosial hal itu bukan semata-mata hubungan badaniah, karena
hubungan sosial terjadi tidak saja secara menyentuh seseorang, namun
orang dapat berhubungan dengan orang lain tanpa harus menyentuhnya
misalnya dengan berbicara dengannya.
b. Adanya komunikasi, yaitu seseorang memaknai apa yang dilakukan orang
lain terhadap informasi, sikap dan perilaku orang lainyang berbentuk
pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku dan perasaan-
perasaan, sehingga seseorang membuat reaksi terhadap hal tersebut
berdasarkan pada pengalaman yang pernah dia alami.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif yang termasuk
metode penelitian kualitatif (Qualitative Reseach). Penelitian kualitatatif
bertujuan untuk menjelasakan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data, penelitian ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau
sampling, jika data yang terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelasakan
fenomena yang diteliti, maka tidak perlu mencari sampling lainya. Dalam hal ini
7
lebih ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya
(kuantitas) data (Kriyantono, 2006: 56).
Penelitian deskriptif adalah untuk menggambarkan tentang karakteristik
individu, situasi atau kelompok tertentu, Penelitian deskriptif memaparkan situasi
atau peristiwa (Ruslan, 2006:12). Penelitian ini menggunakan metode wawancara,
observasi dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini adalah para pengrajin
sangkar burung berjumlah 6 orang dari 60 total populasi pengrajin yang berada di
Mojosongo, Surakarta.
Dalam penelitian ini peristiwa yang dimaksud adalah kegiatan pemasaran
yang dilakukan kelompok pengrajin dalam meningkatkan penjualan. Topik ini
dipilih karena adanya fenomena kegiatan pemasaran yang terjadi pada pengrajin
tradisional dapat memasarkan produknya sampai luar daerah dan luar pulau, serta
muncul kepercayaan terhadap produk dari pengrajin tersebut.
Sajian dan Analisis DataPenelitian ini dilakukan untuk strategi pemasaran yang dilakukan
oleh para pengrajin sangkar burung yang termasuk dalam kelompok Solo Sangkar
Craft. . Wawancara dilakukan dengan 6 informan yang menjadi narasumber dalam
penelitian ini dan mempunyai peran masing-masing dalam kelompok, yaitu ketua,
staff dan anggota kelompok. Obyek observasi pada penelitian ini adalah workshop
pembuatan kerajinan sangkar burung dan tempat pelatihan pembuatan sangkar
burung di Mojosongo, Surakarta. Dokumentasi dilakukan dengan mencari
beberapa data berupa teks, foto maupun fakta-fakta yang telah dikumpulkan
melalui Dinas terkait, serta dari kelompok Solo Sangkar Craft.
1. Strategi Bauran Pemasaran
Strategi bauran pemasaran adalah kombinasi dari beberapa kegiatan
yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk,
distribusi, harga dan promosi. Strategi bauran pemasaran tersebut selain untuk
memperkenalkan produk, juga dapat menciptakan konsumen baru, menambah
kuantitas penjualan, serta menciptakan citra yang baik di mata konsumen.
1.1. Price (Harga)
8
Harga merupakan satu-satunya unsur bauran pemasaran (marketing mix)
yang menghasilkan penerimaan penjualan, sedangkan unsur lainnya
hanya unsur biasa saja. Penetapan harga perusahaan dapat menciptakan
hasil penerimaan penjualan dari produk yang dihasilkan dan dipasarkan.
Informan Trio menjelaskan bahwa dalam menetapkan harga sebuah
produk sangkar harus melihat kualitas sangkar tersebut ketika sudah jadi.
Mulai dari bahan, pengerjaan finishing serta material yang ditempelkan
pada produk sangkar. Informan Budi, mengatakan dengan jelas bahwa
penetapan harga sangkar ditentukan berdasarkan ukuran, variasi yang
dipasang di sangkar, model sangkar, serta tingkat kehalusan (kualitas)
sangkar tersebut.
1.1.1. Penempatan Harga
Trio menjelaskan bahwa penempatan harga yang ditentukan lebih
tinggi dari pasar, karena faktor kualitas produk yang ditawarkan
dan konsumen yang sudah mengenal kehalusan produk sangkar
burungnya. Informan Ngadiyono dalam menetapkan harga tinggi
dikarenakan faktor distribusi penjualan yang dijual ke luar Jawa.
1.1.2. Kesesuaian Harga
Informan Dwi menjelaskan bahwa masyarakat belum
mempersoalkan harga, karena konsumen juga menyukai kualitas
produk yang ditawarkan oleh kelompok Solo Sangkar Craft. Hal
yang sama juga dituturkan oleh informan Trio. Tidak ada yang
mempermasalahkan harga, dan tidak ada konsumen yang tahu
tentang harga yang ditawarkan oleh pengrajin.
Informan Budi, menjelaskan bahwa ketika produk yang ditawarkan
halus dan bagus, konsumen tidak akan mempermasalahkan harga.
Kebanyakan dari pelanggannya adalah dari luar kota yang lebih
suka produk sangkar yang halus.
1.2. Place (Distribusi)
Saluran distribusi diperlukan oleh setiap perusahaan, karena produsen
menghasilkan produk dengan memberikan kegunaan bentuk (formutility)
9
bagi konsumen setelah sampai ke tangannya, sedangkan lembaga
penyalur membentuk atau memberikan kegunaan waktu, tempat, dan
pemilikan dari produk itu.
informan Budi dan Dwi dengan jelas bahwa mereka menggunakan
saluran pemasaran langsung. Saluran distribusi antara pengrajin atau
produsen langsung kepada konsumennya. Informan Dwi juga
menambahkan pengrajin Kelompok Solo Sangkar Craft juga memiliki
chanel dalam mendistribusikan produk sangkar burungnya, sehingga
dalam mendistribusikan produknya diperlukan perantara.
1.2.1. Cakupan Distribusi
Cakupan distribusi produk sangkar burung berada pada lingkup
nasional. Informan Trio menambahkan karena dibantu dengan
media sosial, pengaruhnya menjadi sangkat besar, sehingga
mampu mencakup sampai lingkup nasional
1.2.2. Target Pasar
Informan Dwi menjelaskan target pasar dari kelompok Solo
Sangkar Craft adalah konsumen menegah keatas karena banyak
produknya yang menggunakan ukir. Informan Budi menjelaskan
bahwa konsumen yang menengah keatas adalah konsumen yang
hobi beneran dan penyuka burung yang menengah keatas.
Target pasarnya adalah konsumen menegah keatas, yaitu
konsumen yang bergelut dalam kontes burung serta pedagang yang
menjual sangkar burung berkualitas dan halusan.
1.3. Product (Produk)
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi, yang meliputi
barang secara fisik, jasa, kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau
buah pikiran. Faktor-faktor yang terkandung dalam suatu produk adalah
mutu/kualitas, penampilan, pilihan yang ada, gaya, merek, pengemasan,
ukuran, jenis, macam, jaminan dan pelayanan.
10
Informan Trio menjelaskan semua jenis sangkar burung dari kecil sampai
sangkar besar telah dijualnya, jadi produk yang ditawarkan memang
sangat beragam, sehingga konsumenlah yang menentukan produk sangkar
apa yang diinginkan untuk dibeli atau dipesan.
1.3.1. Ciri Khas Produk
Ciri khas produk adalah hal yang cukup penting dalam membuat
suatu produk. Disamping untuk menciptakan diferensiasi dengan
produk lain, ciri khas produk juga akan membuat konsumen
mengenal dan mengingat akan suatu produk.
Tidak ada ciri khas khusus mengenai produk sangkar burung
mereka. Semua bentuk, model dan lekukan sesuai permintaan
pesanan konsumen. Informan Dwi menambahkan yang menjadi
ciri khas Solo Sangkar Craft secara keseluruhan adalah inovasi
yang diterapkan pada produknya, seperti penambahan variasi
yang memiliki bentuk yang selalu berubah-ubah.
1.3.2. Inovasi Produk
Inovasi produk menjadi salah satu keunggulan dan kekuatan dari
produk yang ditawarkan oleh pengrajin yang tergabung dalam
kelompok Solo Sangkar Craft. Menurut informan Dwi, inovasi
produk dari Solo Sangkar Craft membuat konsumen menjadi
tertarik, sehingga inovasi tersebut digabungkan dengan model yang
sedang tren. Ia menambahkan, terdapat jangka atau durasi dalam
inovasi tersebut berlangsung.
1.4. Promotion (Promosi)
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran. Strategi promosi berkaitan dengan masalah-masalah
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian komunikasi persuasif dengan
pelanggan.
Menurut informan Dwi, ketika merintis dan memperkenalkan produk
sangkar burung miliknya, ia meggunakan metode penjualan langsung
11
yang ditawarkan ke pasar-pasar hewan yang terletak di daerah Solo dan
sekitarnya.
1.4.1. Iklan
Informan Sutris menjelaskan bahwa, ia belum pernah beriklan,
namun konsumen dapat mengetahui produknya melalui perantara
mulut ke mulut. Informan Dwi menyampaikan bahwa ia belum
pernah beriklan pada media elektronik, namun penggunaan sosial
media saat beriklan adalah metode yang ia gunakan untuk
memasarkan produk sangkar burungnya.
Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh informan Trio. Ia
belum pernah beriklan menggunakan media elektronik, namun
media online adalah jendelanya pengrajin tersebut dalam menjual
produknya.
1.4.2. Penjualan Personal
Informan Budi memang menggunakan metode penjualan personal
dalam memasarkan produknya. Produknya tersebut dibeli langsung
oleh konsumen tanpa adanya perantara, saat itu juga ketika event
kontes burung sedang berlangsung.
Menurut informan Sutris, penjualan personal yang ia lakukan
adalah menawarkan langsung produk sangkar burungnya kepada
konsumennya di Pasar Depok, yaitu langsung ke pedagang.
Penggunaan penjualan personal dapat menambah relasi, namun
selain itu, kegiatan ini juga menambah konsumen baru karena
dapat bertemu langsung dengan calon konsumennya.
1.4.3. Promosi Penjualan
Informan Dwi menjelaskan sebelum menggunakan Facebook,
promosi penjualan yang ia lakukan adalah mempromosikan ke
pasar burung, dengan menawarkan produk sangkar burungnya
kepada pedagang-pedagang di pasar burung.
Selain menggunakan sosial media dan penjualan langsung dalam
promosi penjualan, pengadaan pameran juga salah satu unsur
12
dalam promosi penjualan. Tujuannya adalah untuk
memperkenalkan produk baru dan menarik pelanggan baru.
Kegiatan pelatihan juga sering dilaksanakan oleh kelompok Solo
Sangkar Craft.
Informan Trio dengan singkat mengatakan bahwa potongan harga
mungkin bisa saja terjadi ketika ada kesepakatan harga antara
pengrajin dengan calon konsumen sebelum melakukan transaksi.
1.4.4. Hubungan Masyarakat
Informan Dwi menjelaskan bahwa sering wartawan televisi dan
koran melakukan wawancara mengenai kelompok Solo Sangkar
Craft. Informan Budi menambahkan, publikasi tersebut dari Dinas
Koperasi dan UMKM yang kemudian diteruskan ke kelompok
Solo Sangkar Craft. Bahkan secara pribadi, Budi diwawancara oleh
wartawan Solopos yang kemudian dimuat juga dikoran.
1.4.5. Pemasaran Langsung
Informan Trio juga menggunakan aplikasi chatting dalam
melakukan aktivitas pemasaran langsung, yaitu aplikasi Whatsapp
dan BBM. Para komunikator dalam ini produsen juga mendapat
respon dari calon konsumen. Informan Dwi menjelaskan bahwa
penggunaan katalog adalah langkah awal dalam mempromosikan
produk sangkar burung, namun ketika sudah jalan, dan sudah
dikenal oleh masyarakat, penggunaan katalog pun ditinggalkan.
2. Penjualan
Penjualan (sales) adalah sejumlah uang yang dibebankan kepada
pembeli atas barang atau jasa yang dijual. Informan Ngadiyono adalah
pengrajin yang biasanya mengerjakan sangkar harian. Ia sudah memiliki
pelanggan tetap dan dalam jangka waktu 2 bulan ia bisa menjual 20 set atau
60 produk sangkar burung, yang kemudian dikirim kepada pelanggannya
menuju Batam.
13
Informan Sutris adalah pengrajin yang biasanya mengerjakan sangkar
harian. Setiap minggu, ia bisa menjual sekitar 30 sangkar burung yang
kemudian ditawarkan ke pedagang di Pasar Depok, Surakarta.
Informan Dwi dan Trio adalah pengrajin yang biasanya mengerjakan
sangkar halusan. Perbulannya, mereka dapat menjual 2 hingga 4 sangkar
burung, karena yang dijual adalah sangkar halusan sehingga kuantitasnya
lebih sedikit dan lebih mengutamakan kualitas. Informan Dwi menambahkan
bahwa rata-rata produk sangkar burung yang terjual dalam satu bulannya
sekitar 12 sampai 16 sangkar burung. Baik itu sangkar harian maupun
sangkar halusan.
2.1. Penggunaan Bauran Pemasaran dalam Penjualan
Informan Dwi menuturkan bahwa ketika merintis sebuah usaha, promosi
adalah hal yang penting, walaupun harus mengorbankan waktu, tenaga
dan biaya, promosi harus gencar dilaksanakan agar masyarakat tahu
tentang produk sangkar burungnya.
Menurut informan Trio, ia berpendapat bahwa pemasaran mempunyai
peran untuk mengenalkan produk kepada orang yang belum mengenal
tentang produk mereka. Konsumen mengenal dan tahu tentang suatu
produk, tentu akan timbut minat, ketertarikan dan kemudian timbul
transaksi antara penjual dan pembeli.
2.2. Perilaku Konsumen Setelah Membeli
Informan Dwi mengatakan bahwa bahwa konsumen yang suka dengan
produknya. Muncul komentar yang menandakan bahwa konsumen
tersebut suka, seperti komentar ciamik, bagus, bahkan ada calon
konsumen yang terangsang untuk ikut berkomentar "berapa gan?".
Informan Trio menyatakan bahwa banyak perilaku konsumen yang
merasa puas dengan produk buatannya.. Konsumen tersebut merasa puas
sehingga kemudian mereka mengunggah testimoni ke sosial media
mereka tentang kepuasan konsumen terhadap produk sangkar burung
14
yang telah dibeli.. Awareness akan muncul terhadap sangkar burung
buatan Trio dan akan menciptakan pelanggan baru.
2.3. Masa Pasar Lesu
Masa pasar lesu adalah keadaan pasar yg memperlihatkan sangat
sedikitnya penawaran. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan
yaitu pengrajin Solo Sangkar Craft. informan Sutris dan Dwi, keduanya
sepakat bahwa ketika musim lebaran, bulan Ramadan, musim penghujan
dan tahun ajaran baru permintaan pasar terhadap produk sangkar burung
mengalami penurunan.
15
3. Pengrajin
3.1. Kategori Pengrajin
Pengkategorian pengrajin, terdapat dua macam pengrajin yang ditentukan
berdasarkan sangkar yang dibuat dan pasar yang dituju, yaitu pengrajin
sangkar harian dan sangkar halusan. Sangkar harian lebih mengutamakan
kuantitas, sendangkan sangkar halusan lebih mengutamakan kualitas.
3.2. Eksistensi Pengrajin
Eksistensi pengrajin, tidak semua pengrajin yang tergabung dalam
kelompok Solo Sangkar Craft masih aktif sebagai pengrajin, namun
terdapat beberapa anggota yang beristirahat atau vakum sebagai
pengrajin. Sekitar 3 anggota yang vakum, dan selebihnya masih aktif
sebagai pengrajin. Hal tersebut dikarenakan, bahan pembuatan produk
sangkar mengalami peningkatan serta munculnya pesaing-pesaing dari
produk lokal dan import. Menyebabkan mereka vakum dan mencari
pekerjaan yang lain.
Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah :
1. Strategi yang digunakan oleh Kelompok Solo Sangkar untuk meningkatkan
penjualan adalah dengan strategi pemasaran yang menitikberatkan pada
strategi produk dan promosi. Strategi produk yang digunakan adalah dengan
menawarkan produk sangkar burung yang berkualitas dengan tingkat
kehalusan dan memiliki nilai seni. Sedangkan strategi promosi yang
digunakan adalah dengan penggunaan sosial media dalam mengiklankan
produk sangkar burung.
2. Strategi produk menjadi faktor terpenting dalam mempresentasikan produk
sangkar burung. Penilaian sebuah produk sangkar burung sangat ditentukan
oleh kualitas, kekuatan dan nilai seni.
3. Iklan yang digunakan adalah media sosial Facebook, dengan memposting
foto sangkar burung ketika proses pengerjaan, finishing, ditambah
16
penambahan kata-kata unik untuk memunculkan komentar dan interaksi antara
pengrajin dan konsumen.
4. Target pasar dari Kelompok Solo Sangkar Craft adalah konsumen menengah
atas. Baik itu konsumen pemain kontes burung atau pedagang yang menjual
produk sangkar burung mahal.
Saran
Terdapat beberapa saran yang disampaikan peneliti terhadap penelitian lanjutan
dan terhadap kelompok sangkar burung Solo Sangkar Craft, yaitu:
a. Untuk penelitian lanjutan
Demi perkembangan studi komunikasi, khususnya tentang strategi bauran
pemasaran, penulis menyarankan untuk diadakan penelitian lanjutan
mengenai strategi bauran pemasaran yang dilakukan pengrajin sangkar
burung di Kota Solo, atau obyek penelitian lebih luas.
b. Untuk Pengrajin Solo Sangkar Craft
Para pengrajin Solo Sangkar Craft perlu menaikkan kapasitas produksinya,
dengan menambah karyawan atau menambah anggota paguyuban, agar
permintaan dari konsumen dapat dipenuhi dengan baik dan tidak
membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaan. Menerapkan
manajemen keuangan kepada para pengrajin agar ada pembukuan data
data historis mengenai pemasukan dan pengeluaran. Promosi paguyuban
dan produk sangkar burung untuk lebih digencarkan dengan cara
mensosialiasikan melalui iklan di media cetak atau media elektronik
Daftar Pustaka
Alma, H. Buchari. (1998). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung : Alfabeta.
Bungin, Burhan HM. (2008). Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta : Kencana Prenama Media Group.
Effendy, Uchjana Onong. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga.
17
Kotler, Philip and Armstrong, Garry. (2012). Principles of Marketing. 14th ed. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, Philip and Armstrong, Garry. (2008). Prinsip-prinsip Pemasaran, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Kriyantono, Rachmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.Moekijat. (2000). Kamus Manajemen . Bandung : Penerbit CV. Mandar Maju.Ruslan, Rosady. (2006). Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Swastha, Basu. (1999). Azas-Azas Marketing, Edisi Ketiga. Yogyakarta : Penerbit
Liberty. Tjiptono, Fandy. (2008). Strategi Pemasaran, Edisi Ketiga. Yogyakarta:Penerbit
Andi. Putri. (2011). Mampu Memasok Produk Ke Penjuru Indonesia,
http://edisicetak.joglosemar.co/berita/mampu-memasok-produk-ke-penjuru-indonesia-40838.html, diakses tanggal 14 Maret 2017
Pemerintah Kota Surakarta. (2013). Profil Ekonomi Kreatif Kota Surakarta. Surakarta: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Surakarta.
18