D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady...

25
JURNAL PERAN LADY COMPANION DI KARAOKE (Studi Dramaturgi Peran Lady Companion di Karaoke Insomnia Colomadu, Karanganyar) Oleh: FERA WITRI UTAMI D1215022 Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik Program Studi Ilmu Komunikasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Transcript of D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady...

Page 1: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

JURNALPERAN LADY COMPANION DI KARAOKE

(Studi Dramaturgi Peran Lady Companion di Karaoke Insomnia Colomadu,

Karanganyar)

Oleh:FERA WITRI UTAMI

D1215022

Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk MencapaiGelar Sarjana Ilmu Sosial dan Politik

Program Studi Ilmu Komunikasi

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIKUNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA2018

Page 2: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

PERAN LADY COMPANION DI KARAOKE

(Studi Dramaturgi Peran Lady Companion di Karaoke Insomnia Colomadu,

Karanganyar)

Fera Witri Utami

Ignatius Agung Satyawan

Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Abstract

This study departed from the author’s intimacy with one of staffs in Insomnia Karaoke who then introduced their lady companion. The author saw many impressions featured by lady companion during hanging out. It made the author interested in finding out what image are featured or created by lady companion during in or out of insomnia karaoke.

This research employed dramaturgy or image management theory to find out the image featured by informants as lady companion or non-lady companion in building interpersonal relation in their social environment. The author divided social environment into 4 environments: insomnia karaoke, family, surrounding community, and friendship. This study was a qualitative research, while data in this study was qualitative data (non-numerical data).

The research method employed in this study was case study one. Explorative case study was employed to investigate corresponding events that could not be manipulated, through observation and in-depth interview. Data sources used in this study were primary and secondary ones. Data analysis was conducted using Miles & Huberman’s interactive model of analysis. The subject of research was lady companion to be analyzed concerning their self-identity construction in different social environment.

Considering the result of research, informants constituting lady companion performed image management for certain objectives of to be acceptable, to avoid problem, or to appear like common people. Lady companions performed image management based on not only social environment they were facing but also people they were facing, so that they could perform 2 different images in the same environment depending on the group of people they were facing. It was this that enabled the image management performed by informant to achieve the expected effect largely.

1

Page 3: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

Keywords: Image Management, Lady Companion, Interpersonal Relation, Social Environment

Pendahuluan

Tempat karaoke atau rumah bernyanyi karaoke merupakan salah satu

hiburan modern yang sangat berkembang bagi masyarakat dewasa ini, utamanya

masyarakat yang tinggal diperkotaan. Tempat karaoke semakin popular

dikalangan masyarakat sejak dikembangkan oleh publik figur Inul Daratista yang

memang terjun di dunia musik dengan bisnis family karaoke. Dalam

perkembanganya, usaha tempat karaoke berkembang begitu cepat dengan

berbagai tawaran dan fasilitas pendukungnya. Selama ini masyarakat mengenal

tempat karaoke sebagai rumah bernyanyi, namun pada kenyataannya tempat

karaoke yang ada di kategorikan menjadi dua jenis yaitu family karaoke dan

eksekutif karaoke. Family karaoke atau karaoke keluarga yang kita kenal selama

ini merupakan rumah karaoke yang disediakan sebagai tempat hiburan keluarga.

Family karaoke biasanya memberikan pelayanan hiburan dengan fasilitas yang

terbatas pada hiburan karaoke semata tanpa memberikan tawaran pemandu

karaoke dan berbagai minuman berkarbonat dan sejenisnya. Sedangkan eksekutif

karaoke merupakan tempat karaoke yang memberikan berbagai fasilitas yang

dapat menunjang bagi pelanggan sebagai alternatif tempat hiburan yang

menyenangkan. Banyak fasilitas yang ditawarkan oleh eksekutif karaoke yang

bisa dinikmati oleh pengguna tempat hiburan ini, antara lain minuman yang tidak

disediakan di family karaoke dan pemandu karaoke/ Lady Companion. Lady

companion merupakan pemandu karaoke yang menemani costumer dalam

berkaraoke di tempat-tempat karaoke. Di setiap tempat karaoke belum tentu

memiliki fasilitas lady companion. Lady companion merupakan fasilitas yang

dimiliki tempat karaoke dengan ketentuan dan prosedur khusus dibanding dengan

tempat-tempat karaoke lain. Hal ini yang membedakan famili karaoke dengan

eksekutif karaoke. Eksekutif karaoke merupakan tempat karaoke yang umumnya

diminati oleh orang-orang yang memiliki ketertarikan untuk mencari hiburan yang

lebih eksklusif dan private. Hiburan yang lebih eksklusif sangat sesuai dengan

eksekutif karaoke, dimana memberikan fasilitas yang sangat memberikan

kenyamanan dan privasi bagi para pengunjungnya termasuk dalam memberikan

Page 4: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

fasilitas. Biasanya fasilitas yang lebih diminati pada eksekutif karaoke adalah

pemandu karaoke yang bisa menemani pengunjung, walaupun tidak semua

pengunjung berminat menggunakan fasilitas lady companion sebagai teman dalam

berkaraoke.

Pemandu karaoke atau lebih sering dikenal dengan sebutan lady

companion merupakan perempuan-perempuan yang disediakan di eksekutif

karaoke sebagai bagian dari fasilitas pada rumah karaokean tersebut. Lady

companion biasanya memiliki tugas untuk menemani tamu atau pengunjung

dalam berkaraoke. Tidak hanya dalam kapasitas personal saja lady companion

diminta untuk menemani pengunjung, namun juga bisa diminta untuk menemani

pengunjung dalam jumlah kolektif. Umumnya lady companion dituntut untuk

memiliki profesionalitas dalam melayani pengunjung.

Dibalik profesionalitas lady companion, mereka memiliki sisi yang

berbeda yaitu panggung depan dan panggung belakang. Latar belakang status dan

peran masing-masing lady companion berbeda-beda. Panggung depan seorang

lady companion di aktualisasikan ketika mereka sedang menjalankan profesi

sebagai lady companion. Sedangkan panggung belakang ditunjukan dalam

perilaku keseharian dengan keluarga maupun masyarakat dengan berbagai

aktualisasinya, baik sebagai orang tua, anak, istri maupun mahasiswa. Hal ini

dikarenakan ada lady companion yang masih berstatus single, ada juga yang

berstatus ibu rumah tangga. Disisi lain ada juga lady companion yang masih

berstatus mahasiswa. Bagi lady companion yang berstatus single umumnya

mereka memiliki panggung depan dan panggung belakang yang agak sulit untuk

dibedakan dalam keseharian mereka dengan kondisi ketika sedang bekerja sebagai

lady companion. Hal ini dikarenakan lady companion yang masih single

memberikan penampilan yang tidak jauh dengan cewek-cewek kekinian. Namun

bagi lady companion mahasiswa umumnya memainkan berbagai peran. Kondisi

ini dikarenakan lady companion yang berstatus mahasiswa harus mampu

menempatkan panggung depan dan panggung belakangnya, kapan mereka harus

berperan sebagai seorang mahasiswa, kapan mereka harus berperan sebagai

remaja maupun ketika menjadi lady companion. Kondisi lain juga akan berbeda

Page 5: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

ketika lady companion seorang ibu rumah tangga, ibu buat anak-anak dan istri

bagi suami serta di dalam masyarakat ketika sebagai anggota masyarakat.

sSehingga panggung depan dan panggung belakangnya sangat komplek dengan

berbagai peran yang dimainkan. Banyak peran yang harus dimainkan oleh lady

companion sebagai bagian dari profesionalitasnya dalam bekerja diranah publik

maupun diranah domestiknya.

Kondisi ini mendorong peneliti untuk mengetahui lebih jelas kehidupan

para lady companion dan berbagai sisi yang berbeda. Baik ketika menjadi lady

companion maupun ketika memerankan sisi lain yang mereka miliki. Salah satu

studi yang umumnya digunakan untuk meneliti masalah panggung depan dan

panggung belakang adalah studi dramaturgi. Dimana studi dramaturgi

mengemukakan bahwa teater dan drama mempunyai makna yang sama dengan

interaksi social dalam kehidupan masyarakat. Oleh sebab itu peneliti berkeinginan

lebih dalam untuk mengetahui masalah tersebut, sehingga peneliti membuat judul

“ Peran Lady Companion di Karaoke (studi dramaturgi peran Lady Companion di

Karaoke Insomnia Colomadu, Karanganyar)”.

Rumusan Masalah

Bagaimana Lady Companion di Insomnia dalam mengelola kesan ketika

menjalankan peran sebagai Lady Companion (Panggung depan) dan Bagaimana

Lady Companion di Insomnia dalam mengelola kesan ketika menjalankan peran

sebagai non Lady Companion (Panggung Belakang)

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan panggung depan (front stage) seorang

lady companion dan panggung belakang (back stage) seorang lady companion

Tinjauan Pustaka

1. Peran

Menurut Horton dan Hunt (1993), peran (role) adalah perilaku yang

diharapkan dari seseorang yang memiliki suatu status. Berbagai peran

yang tergabung dan terkait pada satu status ini oleh Merton (1968)

Page 6: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

dinamakan perangkat peran (role set). Dalam kerangka besar, organisasi

masyarakat, atau yang disebut sebagai struktur sosial, ditentukan oleh

hakekat (nature) dari peran-peran ini, hubungan antara peran-peran

tersebut, serta distribusi sumberdaya yang langka di antara orang-orang

yang memainkannya. Masyarakat yang berbeda merumuskan,

mengorganisasikan, dan memberi imbalan (reward) terhadap aktivitas-

aktivitas mereka dengan cara yang berbeda, sehingga setiap masyarakat

memiliki struktur sosial yang berbeda pula.

Bila yang diartikan dengan peran adalah perilaku yang diharapkan

dari seseorang dalam suatu status tertentu, maka perilaku peran adalah

perilaku yang sesungguhnya dari orang yang melakukan peran tersebut.

Sedangkan menurut Levinson dalam Soekanto (2009:213) mengatakan

peranan mencakup tiga hal, antara lain:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi

atau tempat seseorang dalam masyarakat.Peranan dalam arti ini

merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing

seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.

Merton dalam Raho (2007 : 67) mengatakan bahwa “peranan

didefinisikan sebagai pola tingkah laku yang diharapkan masyarakat dari

orang yang menduduki status tertentu”. Sejumlah peran disebut sebagai

perangkat peran (role-set). Dengan demikian perangkat peran adalah

kelengkapan dari hubungan-hubungan berdasarkan peran yang dimiliki

oleh orang karena menduduki status-status sosial khusus.

Peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perilaku seseorang

sesuai dengan status kedudukannya di masyarakat. Jadi dapat

disimpulkan bahwa peran adalah suatu aspek yang dinamis berupa

Page 7: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh orang atau badan lembaga

yang menempati atau memangku suatu posisi dalam situasi sosial.

1.1. Posisi peran

Dalam memahami peran, ada banyak posisi peran yang dalam

masyarakat sehingga mampu memberikan gambaran tentang peran yang

ada di masyarakat. Selama ini kita memahami peran hanya dalam konsep

bagaimana seseorang menunjukan keberadaanya sehingga kita perlu

memahami peran dalam berbagai konsep.

a. Persepsi Peran

Pandangan kita mengenai bagaimana kita seharusnya bertindak

dalam situasi tertentu adalah persepsi peran (role perception).

Berdasarkan pada sebuah iterprestasi atas apa yang kita yakini

mengenai bagaimana seharusnya kita berperilaku, kita terlibat

dalam jenis-jenis perilaku tertentu.

b. Ekspektasi Peran

Ekspektasi peran (role expectation) didefinisikan sebagai apa

yang diyakini orang lain mengenai bagaimana anda harus

bertindak dalam suatu situasi. Bagaimana anda berperilaku

sebagian besar ditentukan oleh peran yang didefinisikan dalam

konteks dimana anda bertindak.

c. Konflik Peran

Ketika seorang individu dihadapkan dengan ekspektasi peran

yang berlainan, hasilnya adalah konflik peran (role conflict).

Konflik ini muncul ketika seorang individu menemukan bahwa

untuk memenuhi syarat satu peran dapat membuatnya lebih sulit

untuk memenuhi peran lain.

1.2. Lady Companion

Lady Companion atau LC merupakan sebutan bagi seseorang yang

menemani atau melayani tamu konsumen pengguna jasa karaoke untuk

bernyanyi. lady companion biasanya adalah seorang wanita dan mungkin

hanya sedikit sekali pemandu lagu seorang lelaki. Pemandu lagu biasanya

Page 8: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

bekerja melayani tamu untuk memilihkan lagu, menemani bernyanyi,

mengambilkan makanan minuman, atau menghubungi bagian lain bila

terjadi permasalahan seperti mic yang tidak rusak atau baterai habis atau

hal lainnya.

Tidak semua tempat karaoke menyediakan pemandu lagu, biasanya

tempat karaoke seperti itu adalah tempat karaoke keluarga. Tempat

karaoke keluarga biasanya seorang lady companion didoktrin untuk

melayani pelanggan tidak lebih sekedar bernyanyi dengan sopan. Karaoke

keluarga disetting dengan ruangan yang lebih terbuka, kaca pintu lebih

lebar dan bisa diliat sepintas dari luar room. Namun sekarang ini seorang

lady companion sudah banyak berkembang berubah dari perkerjaan

biasanya. Banyak sekali tempat tempat karaoke apalagi di kota besar

seorang lady companion biasa merangkap pekerjaannya selain melayani

pelanggan untuk bernyanyi, seperti diajak kencan oleh pelanggannya.

Seorang lady companion identik dengan pakaian yang ketat dan

seksi menarik perhatian pelanggan. Pakaian serba mini dan dandanan yang

syur tentu akan menggoda mata melihat, Apalagi bila menemani bernyanyi

dan joged bersama. Tidak mengherankan bila naluri lelaki normal

tergelitik mencoba untuk mengajak lebih dari sekedar bernyanyi di room

karaoke, bernyanyi sambil berpelukan, berciuman, bahkan bisa terjadi ada

adegan mesum di room karaoke. Pelanggan yang mau ditemani seorang

lady companion untuk karaoke biasanya dikenakan tarif perjam, untuk

kota kecil tarif lady companion berkisar mulai Rp. 50an ribu perjam dan di

kota besar tarif mulai Rp. 100an ribu perjam. Tarif lady companion

tersebut tergantung kelas masing-masing karaoke dan kelas lady

companion, untuk kelas yang lebih bagus lagi bisa 300-500rb perjam.

2. Teori Dramaturgi (Impression Management)

Menurut Goffman (1990) dalam Ritzer & Goodman (2008:234)

Dramaturgi terdiri dari Front stage (panggung depan) dan Back Stage

(panggung belakang). Front Stage yaitu bagian pertunjukan yang

berfungsi mendefinisikan situasi penonton pertunjukan. Front stage dibagi

Page 9: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

menjadi 2 bagian, Setting yaitu pemandangan fisik yang harus ada jika

sang aktor memainkan perannya. Dan Front Personal yaitu berbagai

macam perlengkapan sebagai pengungkapan perasaan dari sang aktor.

Front personal masih terbagi menjadi dua bagian, yaitu Penampilan yang

terdiri dari berbagai jenis barang yang mengenalkan status sosial aktor.

Gaya yang berarti mengenalkan peran macam apa yang dimainkan aktor

dalam situasi tertentu. Back stage (panggung belakang) yaitu ruang di

mana di situlah berjalan skenario pertunjukan oleh “tim”.

Dari penjelasan Goffman (1990) dalam Ritzer & Goodman

(2008:234) tentang teori dramaturgi ini dapat dimaknai dengan panggung

belakang adalah saat kita berada disuatu tempat yang hanya ada diri kita

sendiri tanpa ada orang lain yang melihat atau menonton kita, di sinilah

biasanya kita menjadi diri kita yang sesungguhnya. Saat berada di

panggung belakang inilah kita sebagai manusia yang akan berperan di

panggung kehidupan mulai merencanakan atau mengelola kesan dari

penampilan seperti apa yang akan kita pakai, gaya bicara, gesture, dan

yang lainnya agar kita mencapai sebuah tujuan seperti image yang akan

dilihat orang lain karena kesan yang telah dibuat berhasil kita perankan

dan akhirnya mendapatkan respon yang kita inginkan dari penonton

(lingkungan sosial). Selanjutnya adalah panggung depan yang merupakan

saatnya kita menampilkan presentasi diri kita dengan penampilan, konsep,

mimik wajah, bahasa tubuh, tutur kata, dan menggunakan segala

perlengkapan untuk mendukung peran yang sedang kita mainkan.

Pendekatan dramaturgis Goffman berintikan pandangan bahwa

ketika manusia berinteraksi dengan sesamanya, ia ingin mengelola pesan

yang ia harapkan tubuh pada orang lain terhadapnya. Untuk itu, setiap

orang melakukan pertunjukan bagi orang lain. Kaum dramaturgis

memandang manusia sebagai actor-aktor di atas panggung metaforis yang

sedang memainkan peran-peran mereka (Littlejohn, 1996:166).

Teori manajemen kesan menurut Shaw dan Coztanso, 1985

(Walgito, 2011: 106-107) merupakan teori yang berorientasi pada peran.

Page 10: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

“teori ini merupakan teori munculan (emerging theory) yang mempunyai

akar dalam pendekatan yang bervariasi dalam hubungan interpersonal.

Aspek teori ini dapat terlihat pada berbagai macam pendekatan. Namun

demikian, untuk mengintegrasi pendekatan yang konsisten, kita akan

memilih sebagai dasar formulasi yang dikemukakan oleh Schlenker dalam

risalahnya “Impression Management” yang mencakup konsep diri (the

self-concept), identitas sosial (sosial identity), dan hubungan interpersonal

(interpersonal relations) Schlenker, 1980, dalam Shaw dan Costanzo 1985

(Walgito, 2011: 107) .

Metode Penelitian

Lokasi penelitian yang berjudul “Perilaku Lady Companion di Colomadu

(studi dramaturgi perilaku lady companion di Karaoke Insomnia Colomadu,

Karanganyar)” ini dilakukan di Insomnia Karaoke Ruko Harlin Malangjiwan Blok

A6-8 Jalan Adi Sumarmo Colomadu, Karanganyar.

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti disini adalah penelitian

kualitatif analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang realitas pada obyek yang diteliti secara obyektif. Deskripsi

kualitatif analitik adalah suatu metode penelitian dengan mengungkapkan masalah

yang ada dalam penelitian, mengolah data, menganalisis, meneliti dan

menginterprestasikan serta membuat kesimpulan dan memberi saran yang

kemudian disusun pembahasannya secara sistematis sehingga masalah yang ada

dapat dipahami.

Penelitian ini dilakukan menggunakan tipe kualitatif dengan menggunakan

pendekatan dramaturgi yang melihat kondisi dari suatu fenomena. Penelitian ini

bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang komplek

seperti telah dijelaskan diatas. Metode ini dipilih karena selain tidak menggunakan

angka-angka statistic, penulis ingin dalam penelitian ini dapat menjelaskan

mengenai perilaku pemandu lagu karaoke di Insomnia Colomadu secara lebih

mendalam. Dimana hasil yang diperoleh dari penelitian ini akan sangat akurat

karena proses yang dilakukan selama penelitian ini berlangsung mengandalkan

Page 11: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

peneliti sebagai instrument penelitiannya dengan kata lain peneliti mempunyai

hak untuk mengatur jalannya penelitian seperti yang diinginkan.

Sumber data merupakan segala sesuatu yang digunakan sebagai data dalam

suatu penelitian. Menurut Lofland mengatakan bahwa Sumber data utama dalam

penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Moleong 2007:157). Sumber data yang

relevan dapat dijadikan sasaran penggalian informasi dalam penelitian ini adalah

dokumentasi, arsip dan studi pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian ini.

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

purposive sampling atau sampling bertujuan. Dalam penelitian kualitatif,

informan memiliki kedudukan yang penting untuk memperoleh informasi dengan

baik dan benar permasalahan yang akan dikaji peneliti dan bersedia memberikan

informasi kepada peneliti. Menurut H.B Sutopo, Dalam penelitian kualitatif

individu yang memiliki informasi sangat berperan penting dalam memberikan

data penelitian. Informan bukan sekedar memberikan tanggapan, tetapi lebih

memilih arah dan selera dalam memberikan informasi yang dimiliki (Sutopo,

2002 : 50). Informan dalam penelitian ini berjumlah 10 diantaranya 6 yang terdiri

dari 2 yang berstatus mahasiswa, 2 yang berstatus ibu rumah tangga, 1 yang

berstatus murni sebagai lady companion, 1 yang berstatus double job, 1

Koordinator/Papi LC dan 1 Manager.

Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi,

wawancara dan dokumentasi. Teknik observasi adalah suatu teknik pengumpulan

data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

objek penelitian dan mencatat fenomena yang diselidiki melalui penglihatan dan

pengamatan. Teknik observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi langsung yaitu peneliti secara langsung melakukan pengamatan lokasi

mengenai kondisi fisik Insomnia Karaoke, kegiatan Lady Companion, pertemuan

dengan Custumer di ruang Karaoke. Wawancara dalam suatu penelitian bertujuan

mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam suatu masyarakat

serta pendirian-pendirian itu, merupakan suatu pembantu utama dari metode

observasi (pengamatan). Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Page 12: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

arsip lady companion, foto sarana dan prasarana Insomnia Karaoke, rekaman

wawancara dan hasil foto serta arsip lady companion yang relevan dan

mendukung penelitian.

Sajian dan Analisis Data

1. Konstruksi Diri Lady Companion

Dalam bidang sosial manusia cenderung merencanakan atau

membentuk sendiri karakter yang ingin ditampilkan di depan lingkungan

sosialnya. Pembentukan konsep diri ini bertujuan untuk mengatur kesan

orang lain terhadap dirinya dengan cara mengelola penampilan seperti

pakaian, riasan wajah, gesture tubuh, mimik muka, cara komunikasi dan

berbagai aspek penunjang penampilan lainnya. Mengkonstruksi atau

membentuk identitas diri ini dilakukan untuk mencipktakan suatu kesan

tertentu di mata orang-orang yang melihat dan biasanya kesan yang ingin

diciptakan adalah kesan yang positif.

Manajemen kesan sendiri adalah mengatur persepsi atau penilaian

seseorang tentang diri individu sesuai dengan apa yang individu itu

inginkan untuk dinilai atau dikenal oleh lingkungannya seperti

menciptakan label dirinya sendiri dengan mengelola kesan dirinya. Setiap

individu pasti berusaha menciptakan kesan positif begitupun yang

dilakukan oleh mahasiswi yang merupakan kalangan terpelajar.

Pembentukan kesan ini dimulai dari motifnya dalam melakukan

manajemen kesan, simbol-simbol yang digunakan, persiapan sebelum

bertemu orang lain lalu presentasi diri atau eksekusi tampilan diri.

Penelitian ini dilakukan terhadap 6 lady companion yang berstatus

diantaranya sebagai Ibu Rumah Tangga, Mahasiswi, Double Job, Murni

lady companion. Informan pertama merupakan lady companion berstatus

mahasiswi asli Solo Jawa Tengah berumur 25 Tahun, menjadi lady

companion sejak tahun 2016. Meskipun berstatus mahasiswi, Informan 1

melakukan pekerjaan sebagai lady companion karena tuntutan ekonomi,

Page 13: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

dimana ia ingin kuliah sambil bekerja untuk bisa membantu ekonomi

keluarga.

Informan ke 2 adalah lady companion berstatus mahasiswi asal

Sragen Jawa Tengah berumur 23 tahun, menjadi lady companion sejak

2015 akhir di Inul Vista Family Karaoke. Kemudian satu tahun terakhir

sekitar tahun 2017 menjadi lady companion di Insomnia Karaoke. Menjadi

seorang lady companion di awali pada pertemuannya dengan teman lama

yang bekerja sebagai lady companion di salah satu karaoke ternama di

kota solo, kemudian menawarkan pekerjaan sebagai lady companion.

Informan ke 3 lady companion berstatus ibu rumah tangga yang

berasal dari Bandung Jawa Barat. Sekitar 2-3 tahun lalu memulai karirnya

sebagai lady companion, wanita 37 tahun ini sering berpindah-pindah kota

untuk menjadi lady companion. Diawali dari bali, Makassar, Samarinda

kemudian di Solo. Mengaku gadis lugu Bandung, melakukan pekerjaan

sebagai lady companion karena tuntutan ekonomi.

Informan ke 4 berumur 28 tahun berstatus ibu rumah tangga

mengaku bekerja sebagai lady companion sejak 4 tahun lalu karena

tuntutan gaya hidup dan ekonomi keluarga. Berasal dari kota Salatiga

mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama

suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu

perusahaan di solo.

Informan ke 5 berumur 26 tahun mengaku sudah hampir 8 tahun

menjalani pekerjaan sebagai lady companion yang satu tahun terakhir ini

menjadi salah satu lady companion di Insomnia Karaoke. Informan 5

berawal dari penyanyi kafe yang semakin lama penasaran ingin mencoba

bagaimana rasanya bekerja di karaoke. Ia mengaku takut dengan profesi

sebagai lady companion, namun setelah dijalani membuatnya semakin

terbiasa.

Informan 6 berumur 21 Tahun merupakan lady companion yang

memiliki double job sebagai SPG Matahari Store di Solo. Informan 6 baru

memulai karirnya sebagai lady companion sekitar 5 bulan yang lalu, ia

Page 14: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

tergolong baru dalam menjajaki dunia malam. Informan 6 mengaku

menjalani pekerjaan sebagai lady companion karena gaji yang tergolong

besar karena bekerja sebagai SPG saja belum bisa menutupi kebutuhannya.

2. Manajemen Kesan

Pengelolaan kesan lady companion di panggung depan/ front stage

dilakukan di Insomnia Karaoke. Dalam melakukan tindakan lady

companion melakukan manajemen kesan bukan hanya berdasarkan

lingkungan sosial yang sedang dihadapi tetapi juga orang-orang yang akan

dihadapi, mereka bisa menampilkan 2 kesan berbeda di lingkungan yang

sama tergantung kelompok orang yang sedang dihadapi. Dalam

menampilkan kesan panggung depan lady companion ditunjukan di depan

lady companion yang lain, di depan staff insomnia dan di depan para

customer. Dengan lady companion yang lain, lady companion

menunjukkan kesan bersaing secara sehat dan saling membantu itu

ditunjukkan dengan memberikan customer kepada sesama lady companion

yang belum mendapatkan tamu. Sedangkan di depan staff kesan yang

ditampilkan dengan menjalin hubungan kerja yang baik dengan mengikuti

sistem yang berlaku di Insomnia Karaoke sehingga tercipta iklim

kerjasama yang saling menguntungkan. Di depan customer ini merupakan

panggung depan yang paling penting bagi lady companion, sehingga kesan

lady companion yang ditampilkan menggunakan prinsip salam, sapa, dan

senyum serta melayani pelanggan dengan baik.

Pengelolaan kesan lady companion di panggung belakang/ back

stage ditunjukan oleh lady companion di keluarga mulai di depan orang

tua, anak dan suami bagi yang sudah bestatus menikah. Selain itu kesan

juga di tunjukan di depan masyarakat mulai dari lingkungan tempat

tinggal, lingkungan kost bagi lady companion tinggal di kost. Kesan yang

lain juga ditunjukan di tempat tongkrongan dengan teman-teman serta

ditunjukan dengan teman-teman lingkungan kampus. Kesan yang

ditampilkan lady companion di hadapan keluarga ditunjukkan dengan

menempatkan diri saat dengan keluarga, tetap berpenampilan bisa dan

Page 15: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

terkesan tertutup agar anggota keluarga tidak mengetahui status sebagai

lady companion. Begitu juga kesan yang ditampilkan di lingkungan tempat

tinggal, dimana lady companion berpenampilan yang sewajarnya dan tidak

menunjukkan jati diri sebagai lady companion. Sedangkan di lingkungan

teman kampus lady companion tetap menjaga kesan sebagai seorang

mahasiswa yang biasa tanpa memperlihatkan penampilan dan dandanan

yang menor. Di lingkungan tempat nongkrong, lady companion

menunjukan kesan yang tidak ditutupi sebagai seorangg lady companion.

Lady companion menunjukkan jati dirinya saat bersama dengan teman-

teman ditempat nongkrong.

Kesimpulan

Lady companion melakukan manajemen kesan bukan hanya berdasarkan

lingkungan sosial yang sedang dihadapi tetapi juga orang-orang yang akan

dihadapi, mereka bisa menampilkan 2 kesan berbeda di lingkungan yang sama

tergantung kelompok orang yang sedang dihadapi. Dalam menampilkan kesan

panggung depan lady companion ditunjukan di depan lady companion yang lain,

di depan staff insomnia dan di depan para customer. Di depan customer ini

merupakan panggung depan yang paling penting bagi lady companion.

Pengelolaan kesan lady companion di panggung belakang/ front stage ditunjukan

oleh lady companion di keluarga mulai di depan orang tua, anak dan suami bagi

yang sudah bestatus menikah. Selain itu kesan juga di tunjukan di depan

masyarakat mulai dari lingkungan tempat tinggal, lingkungan kost bagi lady

companion tinggal di kost. Kesan yang lain juga ditunjukan di tempat

tongkrongan dengan teman-teman serta ditunjukan dengan teman-teman

lingkungan kampus.

Daftar Pustaka

H.B. Sutopo. (2002). Pengantar Penelitian Kualitatif. Surakarta : Universitas Sebelas Maret Press.

Horton dan Hunt. (1993). Peran-Peran dalam Pengendalian Kehidupan Sosial. Bandung : Generalisasi Tricakra

Page 16: D1215022.docx · Web viewBerasal dari kota Salatiga mencoba peruntungan di Karaoke sebagai lady companion. Bersama suaminya yang juga ikut bekerja sebagai karyawan di salah satu perusahaan

LittleJohn, Stephen W. (1996). Theories of Human Communication. Terjemahan edisi Indonesia 1 (Chapter 1-9). Jakarta : Salemba Humanika.

Merton, Robert. K. (1967). Social Theory and Social Structure. New York: The Free Press.

Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya Offset.

Raho, Bernard. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Prestasi Pusaka.Walgito, Bimo. (2011). Teori-Teori Psikologi Sosial. Yogyakarta: Penerbit Andi.