D-Art Magazine 04 Preview (Low Quality)
-
Upload
d-art-corp -
Category
Documents
-
view
253 -
download
7
description
Transcript of D-Art Magazine 04 Preview (Low Quality)
Harga: Rp 50.000,00
59
COOLIllustration
ALL SIZESavailable
T-Shirt
Jln Cigadung Raya Timur No. 107 Bandung (Factory) cabang: jln. RS. Fatmawai No. 8 Jakarta Selatan (Office),
Bandung, Indonesia 40133
www.c59.co.id
photographer : Prima Adhyasa Arindramodel : Mutiara Donna Visca
59
COOLIllustration
ALL SIZESavailable
T-Shirt
Jln Cigadung Raya Timur No. 107 Bandung (Factory) cabang: jln. RS. Fatmawai No. 8 Jakarta Selatan (Office),
Bandung, Indonesia 40133
www.c59.co.id
photographer : Prima Adhyasa Arindramodel : Mutiara Donna Visca
Alhamdulillaah, puji syukur kepada Sang Pencipta karena Dia masih mengizinkan kami menyelesaikan serta merilis majalah D-Art edisi keempat ini. Selain karena akhir tahun selalu diramaikan oleh berbagai festival pop culture berskala internasional seperti Popcon Asia dan AFA, terselesaikannya D-Art edisi keempat juga dimotori oleh semangat kami untuk melayani para insan kreatif yang haus akan inspirasi dan motivasi berkarya. Kalau boleh jujur, kami sangat senang melihat perkembangan industri kreatif Indonesia yang begitu pesat, baik dari segmen game, komik, animasi, maupun light novel. Oleh karenanya, kami tidak boleh berhenti, bahkan mungkin takkan bisa berhenti untuk mengulas tokoh-tokoh yang terlibat dalam industri kreatif lokal agar bisa bersaing dengan kreator-kreator mancanegara.
Pada D-Art edisi keempat kali ini, kami berkesempatan untuk membahas tema gesture & motion. Tema ini kami angkat karena gesture & motion merupakan elemen yang cukup penting pada pembuatan karya visual, seperti komik, game, dan animasi. Beberapa kreator bahkan menganggap gesture & motion sebagai bahasa penyempurna dari balon teks pada komik atau sulih suara pada animasi.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, beberapa waktu lalu, sejumlah komikus Indonesia berhasil memenangkan kompetisi komik internasional bertajuk Silent Manga Awards. Kompetisi komik yang “mengharamkan” unsur percakapan itu membuktikan bahwa gesture & motion memang merupakan elemen penting dalam karya visual sebagai sebuah bahasa.
Berakar dari alasan tersebut, D-Art kemudian memutuskan untuk mengekspos tema gesture & motion, mulai dari pengertiannya hingga teknis aplikasinya pada sebuah karya. Dengan hadirnya tema ini, kami harap para insan kreatif di bidang visual mampu membuat karya yang dramatis dan bombastis. Akhir kata, semangat terus, D-Artist! Never stop learning!
(Bima Ratio & Afdhal Gamalsyah)
Halo D-Artist !
Editorial
Editor in Chief : Afdhal Gamalsyah P
Finance : Siti Badriyah
Marketing : - Aldino Ponto- Ilham Masry
Research & Development Team :- Andiansyah Rifai- Sayudi Falihul A- Bima Ratio
Content Editor : Fikry HasanContent Team :- Shafhi Kasyafillah- Siti Badriyah- Bima Ratio - Fauziah Ramadhanti- Ratna Puspitasari- Toga Putra
Layout Editor : Andri GustiariLayout Team : Andi Riswandi Rachmat
Web Developer : Haryo Adi Nugroho
Illustration Team : Fajar Indarto
Distribution Team :- Wahyu Setiadi- Andreas Williams
Kontributor :Dewitri Virika, Kurnia Indra Nugraha, Frozenkamui, Vebonbon, Villyane, Sword-waltz, Mystic-san, Limsera
Office :Jl. Alamat Terusan Buah Batu,Perumahan Buah Batu Ruko No. R4BandungTelp : 022 87792267Email : [email protected]
Our Crew
Gesture and Motion
Cover By Mukhlis Nur
3
Alhamdulillaah, puji syukur kepada Sang Pencipta karena Dia masih mengizinkan kami menyelesaikan serta merilis majalah D-Art edisi keempat ini. Selain karena akhir tahun selalu diramaikan oleh berbagai festival pop culture berskala internasional seperti Popcon Asia dan AFA, terselesaikannya D-Art edisi keempat juga dimotori oleh semangat kami untuk melayani para insan kreatif yang haus akan inspirasi dan motivasi berkarya. Kalau boleh jujur, kami sangat senang melihat perkembangan industri kreatif Indonesia yang begitu pesat, baik dari segmen game, komik, animasi, maupun light novel. Oleh karenanya, kami tidak boleh berhenti, bahkan mungkin takkan bisa berhenti untuk mengulas tokoh-tokoh yang terlibat dalam industri kreatif lokal agar bisa bersaing dengan kreator-kreator mancanegara.
Pada D-Art edisi keempat kali ini, kami berkesempatan untuk membahas tema gesture & motion. Tema ini kami angkat karena gesture & motion merupakan elemen yang cukup penting pada pembuatan karya visual, seperti komik, game, dan animasi. Beberapa kreator bahkan menganggap gesture & motion sebagai bahasa penyempurna dari balon teks pada komik atau sulih suara pada animasi.
Sebagaimana yang kita ketahui bersama, beberapa waktu lalu, sejumlah komikus Indonesia berhasil memenangkan kompetisi komik internasional bertajuk Silent Manga Awards. Kompetisi komik yang “mengharamkan” unsur percakapan itu membuktikan bahwa gesture & motion memang merupakan elemen penting dalam karya visual sebagai sebuah bahasa.
Berakar dari alasan tersebut, D-Art kemudian memutuskan untuk mengekspos tema gesture & motion, mulai dari pengertiannya hingga teknis aplikasinya pada sebuah karya. Dengan hadirnya tema ini, kami harap para insan kreatif di bidang visual mampu membuat karya yang dramatis dan bombastis. Akhir kata, semangat terus, D-Artist! Never stop learning!
(Bima Ratio & Afdhal Gamalsyah)
Halo D-Artist !
Editorial
Editor in Chief : Afdhal Gamalsyah P
Finance : Siti Badriyah
Marketing : - Aldino Ponto- Ilham Masry
Research & Development Team :- Andiansyah Rifai- Sayudi Falihul A- Bima Ratio
Content Editor : Fikry HasanContent Team :- Shafhi Kasyafillah- Siti Badriyah- Bima Ratio - Fauziah Ramadhanti- Ratna Puspitasari- Toga Putra
Layout Editor : Andri GustiariLayout Team : Andi Riswandi Rachmat
Web Developer : Haryo Adi Nugroho
Illustration Team : Fajar Indarto
Distribution Team :- Wahyu Setiadi- Andreas Williams
Kontributor :Dewitri Virika, Kurnia Indra Nugraha, Frozenkamui, Vebonbon, Villyane, Sword-waltz, Mystic-san, Limsera
Office :Jl. Alamat Terusan Buah Batu,Perumahan Buah Batu Ruko No. R4BandungTelp : 022 87792267Email : [email protected]
Our Crew
Gesture and Motion
4
CONTENTSGESTURE AND MOTION
AGUSTUS 2015
Kerjasama Komunitas dan Pemerintah Dalam Perkembangan Industri Kreatif
Tidak seperti sebagian besar lembaga industri kreatif seperti film dan animasi yang biasanya didirikan oleh pihak swasta, Cimahi Creative Association (CCA) merupakan sebuah perkumpulan yang didirikan dengan inisiatif dari pemerintah Kota Cimahi. CCA yang diresmikan pada tanggal 28 Oktober 2009 itu dimaksudkan untuk menjadi sebuah wadah bagi warga dan para pemangku kepentingan (stakeholder) yang ingin memajukan potensi Kota Cimahi dalam bidang informasi,
komunikasi dan teknologi. Pemerintah Kota Cimahi yang sadar bahwa mereka belum bisa mengunggulkan sumber daya alamnya serta memahami bahwa hampir sepertiga lahannya digunakan untuk pusat pendidikan militer memilih memanfaatkan industri kreatif untuk perkembangan industrinya.CCA yang saat ini diketuai oleh Rudy Suteja memiliki tiga bidang fokus yang merupakan sub-sektor industri kreatif yaitu IT, animasi dan film. Visi yang dimiliki oleh asosiasi ini adalah “menjadi komunitas dengan produk digital yang mampu bersaing di pasar global pada tahun 2020”. Visi ini juga turut mendukung deklarasi yang telah dicanangkan pemerintah sejak tahun 2005 yaitu “Cimahi Cyber City”. Setiap tahunnya pemerintah hanya dapat memberikan dukungan pada CCA berupa dana operasional gedung saja, namun hal tersebut tidak menjadi halangan bagi para pengurus CCA untuk terus maju. Mereka bersedia bekerja dengan profit yang sangat minim, karena mereka semua memiliki impian yang sangat besar untuk memajukan industri kreatif Indonesia.Pada awalnya CCA yang berlokasi di gedung Baros Information Technology and Creative Centre itu memang hanya diperuntukkan bagi orang-orang berjiwa kreatif yang berada di Cimahi saja, akan tetapi seiring perkembangannya banyak anak muda dari luar kota yang bergabung bersama CCA dan menimba ilmu sekaligus membantu CCA dengan bekerja magang di sana. Mereka yang mengikuti proses pembelajaran berupa magang ini tidak dipungut biaya sepeser pun. Para peserta magang akan diperkenalkan dan diberi pelajaran mengenai berbagai teknik pengerjaan produk digital seperti film dan animasi mulai dari tingkat pemula, sehingga semua kalangan masyarakat yang memiliki minat dapat mengikutinya.
Para peserta magang akan diberikan tes yang mereka sebut dengan istilah “sidang” pada akhir masa magangnya. Mereka harus mempresentasikan hasil dan produk yang mereka buat selama belajar di CCA, sehingga mereka tahu bahwa pembelajaran yang mereka lakukan tidak sia-sia. Selain itu, di gedung yang sama dengan CCA terdapat pula sebuah studio animasi bernama Dreamtoon, sehingga para peserta magang yang memang cocok dan memiliki bakat dapat langsung mengajukan lamaran untuk bekerja di sana. Suasana CCA yang penuh kekeluargaan dan harmonis pun menyebabkan para peserta magang merasa betah berada di sana. “CCA sudah seperti rumah kedua (bagi kami). Kami di sini selain diajari animasi juga belajar disiplin dan hidup bersama. Teman-teman yang baru bertemu di sini sekarang sudah seperti keluarga sendiri,” ujar seorang siswi magang saat ditanya pendapatnya mengenai bekerja magang di CCA.
Selain mengadakan sesi belajar rutin di tempatnya sendiri, CCA juga rajin menyelenggarakan berbagai pelatihan dan workshop ke sekolah-sekolah. CCA pun memiliki acara rutin tahunan bertajuk Baros International Animation Festival (BIAF), sebuah gelaran festival animasi bertaraf internasional yang bekerja sama dengan pemerintah. Berbagai penggiat animasi kelas dunia kerap diundang sebagai pembicara dan narasumber dalam acara tersebut.
D-Merchandise
D-Gallery Reader Art D-Request
D-Community D-Academy D-Studio
D-Merchandise Review Event
Hot News
Profile
Cosplay
D-Review
Shonen Fight Review Karya Tutorial
31 97 37
39 41 43
47 49
57
61
95
93
91
63 69
5
07 17 25 85D-SPOT PRO RULES FAQ D-SKETCH
GARRIE GASTONNY ARCHIE THE
REDCAT ALFI
ZACHKYELLE ADHICIPTA
R. WIRAWAN DARYL WILSON
ARCHIE THE REDCAT,
ALFI ZACHKYELLE,
DARYL WILSON
GARRIE GASTONNY
in
GESTURE AND
MOTION AS AN
ALTERNATIVE LANGUAGE
KAMPOONG MONSTER
in
KALIMANTANPROJECT
6
KOMIKUS INDONESIA CITA RASA MANCANEGARA
Garrie Gastonny
Berbicara tentang komikus Indonesia yang berprestasi di industri komik mancanegara, tampaknya tidak pas jika kita melewatkan sosok Garrie Gastonny. Lahir di Kota Hujan Bogor, Garrie tumbuh menjadi anak yang memiliki antusiasme tinggi terhadap dunia ilustrasi. Kegemarannya untuk memvisualisasikan objek ke dalam gambar 2D bahkan telah terlihat sejak ia masih berstatus sebagai siswa taman kanak-kanak. Berangkat dari kegemaran sederhana tersebut, nama Garrie kini mencuat di beberapa penerbit komik besar luar negeri, termasuk dua raksasa komik superhero: DC dan Marvel.
Garrie yang merupakan salah satu founder dari studio Stellar Labs ini menceritakan pengalamannya sebelum akhirnya ia menjadi sosok yang cukup dikenal di kalangan komikus Barat.
Berawal dari hobinya menggambar sejak TK, Garrie kemudian mengembangkan bakat berilustrasinya dengan meniru beberapa karya luar negeri yang sempat populer di televisi nasional, seperti The Simpsons, Donald Duck, dan Saint Seiya. Bakat itu terus ia kembangkan sampai pada akhirnya ia dipertemukan dengan komik-komik superhero Barat, seperti The Avengers, Superman, dan Batman. Antusiasmenya pun menguat, karena Garrie merasa “jati dirinya” terpendam pada komik-komik berlatar heroisme tersebut.
Duduk di bangku SMP, Garrie mulai sering membuat komik-komiknya sendiri. Ia bahkan tak ragu memajang karyanya di mading sekolah. Sepak terjangnya ini memancing perhatian publik terhadap kemampuan Garrie, apalagi komik-komiknya bercerita mengenai kehidupan sehari-hari di sekolah.
Batcave, Copyright © DC Comics. All Rights Reserved
(Penulis oleh Bima Ratio)
D-SpotGarrie Gastonny
7
Curhatan seorang siswa, parodi mengenai guru dan murid, dan berbagai tema keseharian lainnya menjadi topik cerita dalam komik mading karya Garrie.
Ketika Garrie beranjak menjadi pelajar putih abu-abu, ia tanpa ragu mengekspos karyanya ke publik dengan mengikuti beberapa kompetisi ilustrasi dan komik tingkat nasional.
Sepak Terjang di Kota Kembang
Pasca lulus SMA pada tahun 1998, Garrie merantau ke Kota Kembang Bandung untuk meneruskan studi di ITENAS. Ia mengambil jurusan DKV dan merupakan angkatan pertama pada jurusan tersebut. “Saya angkatan pertama di jurusan tersebut,” kenang Garrie seraya tertawa.
Namun demikian, tujuan terbesar Garrie melanjutkan studi di Bandung bukan sekedar untuk mempelajari dasar-dasar ilustrasi secara keilmuan, tetapi karena ia hendak berguru pada kreator-kreator yang terlibat pada pembuatan komik Caroq yang diinisiasi oleh Qomik Nasional.
“Pada tahun 1996, Indonesia pernah dihebohkan dengan komik superhero berjudul Caroq oleh Qomik Nasional. Gaya menggambarnya keren sekali, sangat sesuai dengan jati diri saya yang menyukai komik superhero. Sejak saat itu saya berkeinginan untuk bertemu dengan orang-orang Qomik Nasional di Bandung. Itulah mengapa saya berkuliah di Bandung,” papar Garrie.
Cita-cita Garrie akhirnya terwujud ketika ia bertemu dengan salah satu kru Qomik Nasional, Bapak Ucup. Ia pun berguru pada Bapak Ucup dan banyak mengerjakan proyek membuat komik bersama. Mereka pernah beberapa kali menerbitkan komik untuk tabloid.
Mati Surinya Komik Indonesia dan Peluang di Singapura
Garrie mengaku bahwa ia pernah beberapa kali menawarkan ide komiknya ke beberapa penerbit lokal. Karena komik-komiknya selalu berlatar action dan superhero, ide Garrie pun ditolak. Penerbit lokal saat itu hanya mau menerbitkan komik-komik berlatar asmara, itu pun harus melalui seleksi yang ketat.
“Penerbit di Indonesia pada waktu itu, sekitar tahun 2004, memang masih sulit untuk ditem-bus karena penikmat karya lokal masih jarang. Industri komik Indonesia memang benar-benar mati suri saat itu. Jadi mereka—para penerbit—harus menyesuaikan pasar,” ujarnya.
Namun demikian, Garrie tak patah arang. Ia kemudian melihat kepopuleran internet kala itu sebagai peluang agar karya-karyanya dapat terekspos lebih luas. Ia lantas mengunggah karya-karyanya ke berbagai situs, sampai pada akhirnya banyak orang luar negeri yang tertarik pada kemampuan Garrie.
Pada tahun 2006, Garrie akhirnya ditarik ke salah satu studio terbesar di Singapura, bah-kan di Asia Tenggara, yakni Imaginary Friends Studios. Sejak saat itulah nama Garrie semakin bersinar di kalangan komikus luar. Panggilan untuk menjadi penciller Marvel dan DC pun kian banyak ia terima, dan cita-citanya untuk menjadi ilustrator pada komik-komik besar pun semakin terwujud.
“Sampai sekarang masih mengerjakanproyek-proyek komik luar negeri bersama dengan teman-teman Stellar Labs di sini,” tutupnya.
The Flash, Copyright © DC Comics. All Rights Reserved
Omega Sentinel, Spider-Man VS Venom, X-23 Copyright © Marvel Comics. All Rights Reserved
8
PERJALANAN KOMIK SI KUCING MERAH
Archie The RedCat
“Buat saya kunci kesuksesan itu adalah jangan kuper. Kita harus berani mencoba”
Archie The RedCat -begitu biasanya ia dikenal- adalah seorang komikus yang sudah menerbitkan banyak judul, sebut saja PaNeL, LUV, Hope: The Blinded Soul, dan masih banyak lagi. Sedari kecil, Archie sudah memiliki hobi membaca. Namun keterbatasan ekonomi membuatnya sering kesulitan untuk membeli buku-buku yang disukainya, dan ia pun hanya bisa sesekali meminjam dari perpustakaan. Oleh karena itu, Archie memutuskan untuk mengubah sudut pandangnya; dari yang semula hanya sebagai penikmat buku, kini berubah menjadi pembuat buku. Hal ini selurus dengan pesan dari kedua orangtuanya, “Kalau tidak bisa memiliki atau membeli, maka cobalah buat sendiri.”
Ketika Archie duduk di bangku SMP, salah seorang temannya menunjukkan bahwa hanya dengan menggunakan pensil, buku tulis bergaris dan karakter-karakter manga, mereka sudah bisa membuat komik. Dari sanalah kebiasaan Archie membuat cergam berubah menjadi hobi membuat komik. Rutinitas baru Archie ini rupanya mengundang respon positif dari teman-temannya, sehingga ia termotivasi untuk menekuni pembuatan komik secara lebih serius lagi.
Archie kemudian banyak mencari teman baru yang mau bergerak di bidang pembuatan komik. Ia bahkan harus melakukan surat-menyurat dengan para komikus yang sudah lebih dulu menyalurkan hobinya lewat surat kabar. Dari hasil komunikasi tersebut, Archie pun memiliki banyak kesempatan untuk memuat karyanya di tabloid, majalah, dan lomba-lomba komik. Ia tak sedikit pun ragu untuk mencoba, sampai pada akhirnya ia diajak bekerja di sebuah studio komik, bahkan membuat studio komiknya sendiri.
Sebagai orang yang sudah banyak membuat komik, Archie menganggap gesture dan motion merupakan bagian yang sangat penting di dalam komiknya. Menurutnya, gesture dan motion dapat berfungsi sebagai alat komunikasi disamping percakapan. Selain digunakan untuk menekankan dan mengekspresikan dialog dalam komik, hal tersebut juga dapat digunakan sebagai pemberi ciri khas pada tokoh-tokoh tertentu.
Archie berpendapat bahwa untuk memahami materi gesture dan motion, seorang komikus harus sering memperhatikan gerak tubuh manusia maupun hewan di sekelilingnya. Hal tersebut merupakan riset terpenting dari kedua materi tersebut, karena komik merupakan representasi dari dunia nyata.
Nama pena : Archie The RedCatTTL : Bandung, 31 MaretLink: https://www.facebook.com/redcat15http://archie-the-redcat.deviantart.com/
(Penulis oleh Shafhi Kasyfillah)
D-SpotArchie The RedCat
9
Menurut Archie, membuat komik adalah proses berkarya yang paling ia sukai dibandingkan dengan proses kreatif yang lain. Karena dalam membuat komik, dirinya dapat menjadi sutradara, desainer, psikolog, dan juga pendongeng di saat yang bersamaan.
Saat ini, Archie masih bekerja sebagai ilustrator freelance seraya membuat komik yang dipublikasikan baik melalui jalur indie maupun penerbit lokal.
Komik yang pernah diterbitkan :
• 2014. Hope: The Blinded Soul (Indie comic)
• 2014. Keep on drawing (Mini comic)
• 2014. Creature (Kompilasi komik dengan circle Archfriends)
• 2014. Battle (Kompilasi komik dengan circle Archfriends)
• 2014. Indygo Wings• 2012. Heavenly Dragon
(penulis: L.G. Lima ). Onhold• 2012. Lovebite
(Kiseki Manga Australia)• 2012. Shinki (penulis: Thigi Panda)• 2011. PANeL (komik kompilasi
Cinta Sang Fashionista) (Penerbit Koloni) M&C
• 2010. LUV (Penerbit Koloni) M&C• 2009. A Broken Winter
(penulis : Kale Knight) (Webcomic)• 2009. Miss Call (Submisi majalah
Popcorn) (Malaysia)• 2008. Buku Seri Biologi: Darah
(bersama studio Petshop). Elex media Komputindo
• 2008. Buku Seri Biologi: Jantung (bersama studio Petshop). Elex media Komputindo
• 2008. Buku seri penemuan Oven (bersama studio Petshop). Elex media Komputindo
• 2006. Shallow Sleep• 2005. And She said He• 2005. Sleeping Beauty• 2005. Hope (Juara 3 lomba Ngo-
mik Yuk Animonster #3)• 2003. White Feathers (Elex Media
Komputindo)• 2002. Scarlet (bersama studio
Petshop ). Elex Media Komputindo• 2001. Eggnoid First Chapter
(Majalah Anima)• 2001: Eggnoid (the Prologue )
(Antologi Lomba Ngomik Yuk Animonster #2)
• 2001: AnimoHunt (Komik lepas bonus majalah Animonster)
• Avontuur (ngomik.com)
10
Alfi ZachkyelleAlfi Zachkyelle bisa dibilang merupakan salah satu artis paling produktif saat ini. Ia pernah bergabung dengan berbagai afiliasi dan studio seperti Sekte Komik, United Kingdom Of Dragon, Graveyard Shift, AZNF Pictures, dan Kampoong Monster Studio. Prestasinya juga cukup banyak, ia pernah terpilih sebagai perwakilan Indonesia di Asia Europe Comic Project pertama (2006), ASEAN Cartoon Character Development (2000), dan bersama Kampoong Monster Studio mewakili Indonesia dalam kolaborasi layar lebar Blender Foundation, Gooseberry Project. Alfi berhasil menjadi juara pertama Festival Komik Indonesia (1996) yang diadakan oleh Depdikbud dan juara pertama pada Lomba Cipta Karakter (1995) yang diadakan oleh Qomik Nasional.
Ada dua hal yang mendasari ketertarikannya untuk mulai berkarya. Yang pertama adalah berbagai cerita tentang makhluk-makhluk yang ada dalam mitologi, dan yang kedua adalah sosok artis Marshanda yang waktu itu masih sangat belia. Alfi pertama kali belajar menggambar karena tertarik melihat gambar karya Man di berbagai komik silat jaman dulu. Ia kemudian terus belajar membuat gambar yang mendetail dengan mengacu pada komik Si Cerdik Michael dan Akira, serta belajar membuat garis dari komik Yakari dan Donal Bebek. Jadi bisa dibilang gaya yang dimilikinya adalah campuran dari gaya Amerika, Jepang dan juga Eropa.
Ada beberapa artis yang menjadi pengaruh utama karya-karya Alfi seperti Man (Mandala Siluman Sungai Ular), Henky (Pendekar Rajawali), Joe Madureira (Battle Chaser, X-Men, Ultimates), Humberto Ramos (Crimson, Revelation), Todd Mc Farlane (Spawn), Katsuhiro Otomo (Akira), Hyung Tae Kim (Magna Carta), dan Frank Frazetta (Conan, Tarzan). Ia sangat menyukai artis-artis ini karena komposisi gambar, bentuk, dan karakter garis dari karya-karya yang mereka ciptakan.
Alfi mulai membuat komik sejak masih SD dengan cerita tentang hewan yang bisa bicara. Menginjak bangku SMA, ia mulai mengirimkan komik-komik karyanya ke berbagai penerbit walaupun belum ada yang mau menerbitkannya. Kesempatan itu akhirnya datang padanya dengan mulai membuat ilustrasi untuk buku-buku dari Depdiknas. Karya komik pertamanya yang berhasil diterbitkan adalah komik untuk majalah KOIN yang diterbitkan oleh Yudistira tahun 1996.
Alfi belajar membuat animasi untuk pertama kalinya saat masih di bangku SD dari seorang tetangganya yang kemudian menjadi animator di perusahaan anime Jepang, dan setelah itu belajar dari pamannya yang bekerja di perusahaan pariwara. Debutnya sebagai sutradara film animasi adalah di serial animasi Vatalla Sang Pelindung. Ia juga sempat menjadi lead character designer untuk film Sing to the Dawn dan beberapa iklan televisi.
D-SpotAlfi Zachkyelle
11
Dalam berkarya, kadang Alfi merasa kewalahan saat idenya tiba-tiba keluar terlalu banyak karena ia kemudian akan kesulitan untuk membagi tenaganya untuk mewujudkan berbagai ide tersebut. Saat hal itu terjadi, ia mencoba mengatasinya dengan membuat pemetaan dan lini masa agar waktu kerjanya menjadi lebih teratur dan terarah.
Dalam sebuah karya, Alfi merasa bahwa motion dan gestur itu sangat penting karena hal itu merepresentasikan gaya penciptanya dan caranya berpikir dan bertindak. Menurutnya, motion itu lebih diterjemahkan sebagai alur gerakan sedangkan gestur lebih diartikan sebagai bentuk dari gerak fisik sebuah obyek. Alfi biasanya menggunakan sistem key pose dari animasi untuk diterapkan ke dalam komik, karena inti dari animasi adalah menangkap setiap gerakan dalam key pose yang di dalamnya terdapat alur gerak, dan hal inilah yang kemudian diterjemahkan ke dalam komik-komiknya.
Dalam mengerjakan motion dan gestur, ia juga memiliki strategi khusus yang ingin ia bagi untuk pembaca D-Art. Pertama adalah pengamatan terhadap subyek, seperti melihat gerakan paling dominan apa yang ingin disampaikan. Kedua, mencari pose lini untuk menentukan komposisi di bidang area gambar. Setelah menentukan pose lini, strategi ketiga adalah mengisi masa volumenya dengan proporsi yang sudah ditentukan dan kemudian mengeksekusinya dengan gaya gambar masing-masing.
Kini Alfi tengah mengembangkan konsep Plasma dan butik IP (Intellectual Property) di mana di dalamnya akan tercipta sinergi ke berbagai media terkait seperti game-animasi-komik, dan melakukan pengaderan para kreator baru. Ada 4 IP animasi pendek yang digarapnya untuk TV dan serial web yaitu Vatalla (versi baru), Nagi & Friends, Warrik dan Moonlight Highschool. Tahun ini ia juga menargetkan 4 IP untuk komik pendek yaitu Para Pusaka, Semesta Telon, Vatalla dan Warrik. Selain itu ia juga sedang mengerjakan sebuah proyek kerjasama dengan sebuah penerbit komik lokal dan sebuah penerbit komik besar dari Amerika.
Alfi telah mendirikan Kampoong Monster Boutique danMithosickomik, dan sampai saat ini ia masih tetap aktif sebagai CEO di sana. Saat ini Alfi memiliki tujuan agar semua IP yang dimilikinya bisa beredar global dalam bentuk komik, animasi ataupun game agar bisa dinikmati oleh banyak orang dan juga menginspirasi mereka semua. Visinya adalah membangun kekuatan konten lokal menjadi salah satu kekuatan konten dunia.
(Penulis oleh Toga Putra)
12
Animasi identik dengan adanya gestur dan motion, namun bukan berarti bahwa setiap benda mati (gambar) yang digerakkan dapat disebut animasi, karena tetap diperlukan hadirnya unsur kehidupan dalam animasi. Oleh karena itu diperlukan tambahan karakter, mood, dan emosi pada obyek animasi. Hampir semua karya multimedia dibentuk dari unsur-unsur seperti image, text, audio, dan video. Animasi dapat menyampaikan pesan dari animator kepada audience lewat gambar-gambar yang bergerak dengan jalan cerita yang terkesan hidup dan menarik. Dengan demikian, maka audience akan lebih mudah mengerti dan mengingat apa pesan yang disampaikan. Dengan kata lain, “gestur” dalam animasi adalah model komunikasi non verbal yang diciptakan oleh bagian-bagian tubuh dalam karakter animasi yang dapat digabungkan dengan bahasa verbal.
Menurut Mas Adhicipta Raharja Wirawan, pendiri Mechanimotion Entertainment dan Animotion Academy, dalam pengembangan game dan animasi, gestur dan motion adalah elemen yang menciptakan “feel” sehingga audience dapat merasakan setiap dampak yang terjadi. Setiap karakter yang dikembangkan harus memiliki karakteristik yang kuat dan ini ditunjukkan dari gestur dan motion-nya.
Pencipta novel fiksi fantasi The Adventures of Wanara “Garuda Riders” ini telah berhasil mengembangkan puluhan karakter baik dalam animasi maupun game.
GESTURE AND MOTION ALERTLahir : 5 Januari 1979Alamat : Surabaya
Pendidikan:S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis dan Ekonomika Universitas Surabaya
S2 Magister Akuntansi Fakultasi Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga
Portofolio:2003 – sekarang :Graphic Designer Group Kompas Gramedia
2004 – sekarang :Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis & Ekonomika Universitas Surabaya (Ubaya).
2012 – sekarang :Director Mechanimotion Entertainment (PT Mekanima Inspira Nagara)
Prestasi:• 2010 : Juara 1 Telkom Indigo Fellowship
Kategori Komik dan Animasi• 2011 : Juara 1 Telkom Indigo Fellowship
Kategori Komik dan Animasi• 2011 : Wisudawan Terbaik Fakultas Bisnis
Ekonomika Unair• 2012 : Juara 3 Penulisan Naskah Animasi
Edunimasi• 2013 : The Winner Inaicta kategori Digital
Interactive Media• 2013 : Juara 1 Increfest kategori Game• 2013 : Tokoh Penggerak Open Source
Indonesia• 2013 : Juara 2 ACCFEST Kategori Game• 2014 : Finalis Inaicta kategori Game• 2014 : Juara 1 Increfest kategori Game• 2014 : Juara 1 Protowar UMN kategori umum
Adhicipta R. Wirawan
(Penulis oleh Bima Ratio)
D-SpotAdhicipta R. Wirawan
13
Di antara karakter utama yang telah sukses ia ciptakan adalah Naradja, tokoh utama di The Adventures of Wanara dan Arjuna dalam game Mahabharat Warriors dalam format mobile game untuk Android dan web comic. Menurut Mas Adhicipta, perbedaan masing-masing gestur sangatlah penting. Ia mencontohkan Naradja yang merupakan gabungan ras wanara, manusia, dan raksasa, maka gesturnya harus disesuaikan dengan ras dominan yang ada dalam diri Naradja yaitu wanara. Hal ini akan memberikan kesan realistis dan bahasa tubuh yang pas untuk penggambaran emosinya. Sedangkan, tokoh Arjuna dalam Mahabharat Warriors digambarkan “cool” dan “heart breaker”, maka motion dan gesturnya harus menggambarkan dan disesuaikan dengan karakternya. Untuk game ORBIZ yang sedang dipersiapkan, akan hadir empat orang remaja yang hidup di era tahun ’80-an sebagai tokoh utamanya. Maka gestur dan motion yang ada dalam 4 karakter tersebut harus mencerminkan era tahun ’80-an, dan “class” dari setiap karakter juga merupakan representasi dari leader, hunter, shaman, dan joker.
Di bawah ini adalah beberapa tips dari Mas Adhicipta dalam hal gestur dan motion bagi kita yang hendak membuat game atau animasi:• Tentukan karakteristik dari karakter yang
dibuat. Gunakan “Personality Plus” untuk membantu menentukan karakteristiknya.
• Tentukan ras atau kebangsaan dari karakter yang dibuat.
• Lakukanrisetmotiondangesturuntukkarakter tersebut baik dengan observesi
langsung (data primer) maupun tidak langsung (video, animasi, dan lain-lain).
• Coba rasakan dan tirukan motion dan gestur yang diinginkan lalu dokumentasikan dalam bentuk foto atau film.
14
Daryl Wilson, pria kelahiran Jakarta, 4 Januari 1982 ini adalah seorang CEO dan juga co-founder dari studio animasi Kumata. Ia sudah berkarya bersama Kumata sejak awal studio itu berdiri pada tahun 2006, tak lama setelah ia menyelesaikan kuliahnya. Selama ini Daryl sudah sering dilibatkan dan ditempatkan di berbagai macam bidang yang berkaitan dengan proses pembuatan animasi, seperti menjadi penulis naskah, sutradara dan juga di dalam tim produksi.
Dengan pengalamannya yang sudah lebih dari 10 tahun di bidang animasi, Daryl bersama studionya telah merampungkan beberapa animasi pendek dan serial dimana beberapa di antaranya berhasil memenangkan berbagai penghargaan baik lokal maupun internasional. Beberapa judul animasi karya Kumata yang sempat menyabet penghargaan antara lain:• TheDemits, film ini memenangkan
beberapa penghargaan sekaligus antara lain Winner of XX1 short film competition, Special prize for animation Indonesian
Film Festival dan masuk sebagai finalis di Hellofest Animation Festival. Film
animasi pendek bergenre komedi ini bercerita tentang seseorang yang terjebak
di alam gaib dan berteman dengan berbagai macam hantu tradisional Indonesia.
• Biggu Buddy berhasil muncul sebagai finalis di kompetisi Europe On Screen. Film animasi berseri ini dibuat dalam gaya yang cukup unik, bercerita mengenai sekumpulan monster yang memiliki kehidupan sehari-hari yang normal layaknya manusia dengan dunia dalam film itu dilihat dari prespektif para monster tersebut.
• Miles & Stone yang baru-baru ini menorehkan namanya sebagai salah satu finalis dari Seoul Promotion Plan (SPP) Project Competition 2015, bercerita tentang petualangan dua sahabat musang riang dan tapir penakut dengan setting hutan tropis Indonesia.
Daryl Wilson
MENINGKATKAN POTENSI INDUSTRI ANIMASI
D-SpotDaryl Wilson
15
Ketertarikan Daryl akan dunia animasi sudah dirasakannya sejak kecil. Saat itu ia memikirkan berbagai kemungkinan yang bisa ditawarkannya kepada pemirsa dari dunia animasi. Berbagai pemikiran bermain-main dalam benaknya, apakah ia akan menciptakan tokoh idola yang hebat seperti Saint Seiya, He-Man dan Thundercats, menciptakan dunia konyol dengan berbagai kejadian tak masuk akal di dalamnya ala Hanna-Barbera dengan Scooby Doo-nya dan Warner Bros dengan Looney Toons-nya, atau bisa juga menciptakan dunia yang begitu indah dan menarik seperti yang dilakukan oleh studio Disney, Dreamworks, Ghibli dan lain sebagainya.
Hingga saat ini Daryl masih terus berjalan maju untuk memenuhi impiannya. Ia membagi fokus kegiatan di studionya menjadi dua yaitu mencari service project agar studio bisa terus berjalan dan melakukan penjajakan kerjasama dan penjualan terkait IP agar Kumata bisa produktif dan tetap berkarya. Walaupun banyak hambatan yang datang baik dari industri terkait, institusi maupun dari masyarakat, menurutnya sebagian dari hambatan tersebut hanyalah berasal dari perbedaan sudut pandang saja, sehingga Daryl kerap kali melakukan dialog dengan berbagai komponen industri terkait, agar lambat laun tercipta kesepakatan mengenai potensi industri animasi ini. Jika kesepakatan telah tercapai, pada akhirnya akan sangat mudah bagi komponen-komponen tersebut untuk dapat membuat perencanaan bisnis, berkolaborasi, dan menciptakan sumber daya manusia di bidang kreatif yang berkualitas.(Penulis oleh Shafhi Kasyfillah)
16
Untuk membaca lebih lanjut, silahkan kontak di nomor berikut untuk pembelian majalah:
085722440833 (Andreas)085242660420 (Wandi)
IT’S NOT OVER YET...ADA PRO RULES, FAQ,
TUTORIAL, DAN MASIH BANYAK LAGI DI
When Art ist Ta lk