E magazine dokter edisi 1 low

68

description

Majalah 'dokter' sharing and caring edisi 1/2015.

Transcript of E magazine dokter edisi 1 low

Sebuahpersembahan

dari kitauntuk kita

Karena kita hidup untuk berbagidan berbagi untuk hidup

Foto: HARI NUGROHO

Why ‘dokter’ ?Nama ‘ ‘ dipilih karena nama ini begitu ‘kita banget’.

Bersyukur, ka rena belum ada nama m ajalah atau tabloid di Indonesia yang me makainya, se hing ga PDII-LIPI mengeluarkan nomor identitas ISSN 977 2407085.

Behind ‘dokter’ fontHuruf yang dipakai adalah huruf kecil semua – bukan kapital,

karena dok ter itu humble, sifatnya andap asor yang sudah me-lekat sejak sum pah dokter diikrarkan.

Tulisan ‘ ’ yang tersambung satu sama lain men cer min-kan per ta lian yang erat antara sesama teman sejawat seperti la-yaknya saudara se kandung. Sebuah hubungan suci yang ha rus-nya terus terjalin kuat sam pai kapanpun.

Tetapi, dokter juga manusia biasa yang tidak luput dari ke le-mahan dan kesalahan. Disimbolkan dengan huruf ‘ ’ yang ben-tuk nya dibuat miring.

Motto‘Sharing and Caring’. Diharapkan melalui majalah ini muncul

rasa pe duli, perhatian dan kasih sayang di antara para teman sejawat, antara gu ru dan murid, senior dan yunior, orang tua dan anak maupun dokter dan pasien. Melalui majalah ini semoga kita semua dapat saling berbagi il mu kehidupan, pengetahuan dan pengalaman.

Rubrik nomenklaturKarena yang membidani lahirnya majalah ini semua ber pro-

fesi dokter, ma ka lahirlah nama lingua, makroskopis, mik ros-ko pis, cito, anatomi, skeleton, x-ray, inspirasi, diktat, aurikulus, la paroskop, sitokin, inspirasi, fisiologi, nutrisi, takikardi, korpus alie num, artefak, medikamentosa, efloresensi, inspeksi, second opi nion, filosofi, kapita selekta, dan prognosis, sebagai nama rub-rik nya. Sejawat bisa menghubung-hu bung kan sendiri nama dan pe runtukannya sesuai imajinasi masing-masing. Dewan Redaksi de ngan senang hati menerima dan akan mem per timbangkan usulan lain yang sekiranya lebih cocok sebagai nama dari ma-sing-masing rubrik.

StyleClean, Smart, and Modern. Sesuai dengan harapan masyarakat

ter hadap profesi dokter yang harus bersih dalam penampilan, pintar dan cerdas, serta selalu memperbarui keilmuannya.

ContentFriendship, Humanism, and Philosphy. Isi majalah dokter harus

ber ka rak ter dan mengandung nilai-nilai yang menjunjung tinggi budi luhur, ke manusiaan, serta mengedepankan persahabatan. Tiga materi yang menjadi ‘ruh’ dalam setiap naskah yang dimuat.n

AT A GLANCE: – Sharing and Caring magazine

Hopefully, will be a push when you stop, chat when you are alone, guide when you search,smile when you are sad, song when you are glad. Happy reading.

| 1 - 2015 | 3

DOKTER - profesi luhur yang dituntut un tuk terus ada dan se lalu siap untuk

me nangani masalah ke se hat an yang muncul sewaktu-waktu.

Ada yang berlebihan me-nye but kan dokter adalah ma-lai kat ketika yang tersentuh ta ngan dinginnya me rasa puas, na mun ada pula yang apriori ter hadap profesi ini. Apa pun pen dapat orang, sejatinya, dok ter adalah manusia biasa yang mem pu nyai tantangan ter sendiri, harapan, ke butuhan, su ka dan duka. Persis sa ma dengan ma-nu sia lainnya.

Majalah , persem ba h an Ika t an Alumni Fakultas Ke dok ter an Uni ver -sitas Air langga, mencoba men jadi wa dah un tuk me nunjukkan sisi lain dari ke hidupan dokter sebagai ma nusia biasa, ter lepas dari sisi ilmiah yang terus ber kem bang meng-ikuti per kem bangan za man.

Mimpi kami, para dewan redaksi, de ngan mem baca majalah ini, sejawat se mua dapat rel ak sasi sejenak melepas ke jenuhan rutin de ngan pasien dan pe-nyakit. Juga, melalui majalah ini, ins pi-rasi positif, gagasan-gagasan baru dan semangat untuk berperan serta da lam kesejahteraan masyarakat In do ne sia yang kita banggakan ini dapat ter sa lurkan. Di masa datang, majalah ini juga diharapkan bisa ber man faat dan dimanfaatkan oleh se luruh pro fesi dokter di bumi tercinta ini.

Lahirnya majalah dokter memerlukan je rih pa yah yang cukup panjang dan ber-liku. Karena, yang kami inginkan adalah ma jalah yang ‘be yond expectation’ – ma-ja lah yang tidak biasa dan menjadi

kebanggaan para sejawat dokter. Se suai dengan namanya “ – Sharing & Caring Magazine”. Tantangan yang cukup berat. Se moga kerja keras kami tidaklah sia-sia.

Majalah “ – Sharing & Caring Magazine” akan terbit setiap triwulan dan edisi perdana ini kami launching pa-da bulan Januari 2015. Artikel-artikel yang dimuat di ke mas dengan bahasa po-pulis dan lay out ma jalah yang modern, clean and smart. Sesuai dengan misi awal majalah, yaitu sebagai wa dah untuk mem pererat rasa persaudaraan ba gi se-mua yang berhubungan dengan dokter (friendship), menonjolkan sifat humanis para dokter (humanism) dan bermuatan filosofi yang sesuai dengan profesi ke dok-teran (philosophy).

Kisah lucu masa lalu, pojok kenangan dan pro fil alumni akan menjadi memori yang me nyung gingkan senyum manis – diharapkan da lam edisi edisi selanjutnya sejawat semua da pat menyumbangkan artikel-artikel menarik di kolom ini. Selain itu, masalah filosofi, jejak pen dapat ten-tang hal-hal yang menarik, berita kampus

dan tips medis yang sedang po puler juga akan menjadi ar-tikel tetap yang me mer lukan kon tribusi sejawat semua. Hal-hal ringan namun perlu se-per ti hobi, kuliner, tra velling, fo tografi, olahraga bahkan re sensi buku-mu sik-film juga akan kami sajikan dalam setiap edisi.

Sebagai awal, kami ren-ca na kan un tuk mencetak se-ba nyak 2.000 ek semplar per kali terbit dan diberikan se cara gra tis ke pa da seluruh alumni Fakultas Ke dok teran Universitas

Air lang ga. Pen dis tribusiannya akan di la-kukan oleh para wakil yang ditunjuk oleh se tiap angkatan dan dikoordinir oleh IKA – FKUA.

Masukan dan peran aktif para se-jawat , sangat kami nantikan, agar ma jalah “ – Sharing & Caring Magazine” ini semakin berkualitas baik dari segi materi maupun tam pil an. Sumbangan ide, saran dan ar ti kel dapat dikirimkan melalui email: [email protected].

Selamat membaca…

Teriring salam hormat dan sayang kami, para dewan redaksi, kepada seluruh pembaca.

Januari 2015

Dewan Redaksi

SharingCaring

LINGUADARI M

EJA REDAKSI&

4 | 1 | 2015 |

MIK

ROSK

OPIS

DAFT

AR IS

I

MIK

ROSK

OPIS

Alumnus FK Unair 1979 dan staf pengajar di FK Uni-versitas Lambung Mangkurat - RSUD Ulin Banjarma-sin. Mengutip kesan seorang teman di media tentang beliau: ‘idealis dan populis. Tulisannya beraroma kebenaran, keadilan serta kepedulian pada sesama. Pengamatannya objektif dan merupakan pencermi-nan dari kenyataan sosial keseharian yang terjadi di sekitar kita’. Buku yang sudah ditulis: Tips dan Trik Merawat Organ Intim, Kiat Mendapatkan Bayi Normal, Resep Rahasia Kesehatan Wanita, Dasar-Dasar Uroginekologi, Being Moms Hamil Sehat dan Menyenangkan, Menjaga Miss V Sehat, Sexy, Siip.

SENIOR ADVISORPujo Hartono, Agus Harianto, Tedy Ontoseno, Ario Djatmiko,

Urip Murtejo, Purnomo Budi, Pranawa, Sjahjenny Mustokoweni,Faroek Hoesin, Rasjid Moh. Tauhid Al-Amien

EDITORIAL DIRECTOREvy Ervianti

VICE EDITORDwirani Rosmala Pratiwi

CREATIVE DIRECTORMartha Kurnia

Eighty Mardiyan Kurniati

MANAGING EDITORGadis Meinar Sari (Campus News Editor)Cita Rosita Prakoeswa (Scientific Editor)

Martha Kurnia (Profile Editor)Brahmana Askandar (Travelling Editor)

Hari Nugroho (Information Technology Editor)Damayanti Tinduh (Sport Editor)

Ahmad Yuniari Heriyana (Photography Editor)Linda Astari (Book, Film & Music Editor)

Irmadita Citrasanti (Fashion Editor)

ART & DESIGN DIRECTORHari Nugroho

DISTRIBUTION & COMMUNICATION DIRECTORSuwaspodo Henry Wibowo

Lilik DjuariHeru Purnomo

ABROAD CORRESPONDENCE DIRECTORSamsriyaningsih Handayani

LOCAL CORRESPONDENCE DIRECTORSubur Prayitno

MARKETING & ADVERTISING DIRECTORSyamsul Arifin

Pungki Mulawardhana

ACCOUNT DIRECTORGadis Meinar Sari

Irmadita Citrasanti

ASSOCIATE EXECUTIVE EDITORA. Rohman

ASSOCIATE MARKETING Seno Dwi Mudji Andi Prasetyo

Jawadil Arifin

ISSN 977 2407085

Sharing and Caring MagazineKantor Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Jl. Prof. Dr. Moestopo 47 Surabaya 60131Telpon +62-31-5020251, +62-31-5030253

Email: [email protected]: www.majalahdokter.com

03. LINGUASharing & Charing

06. CITO AFKUA, Sekolah Warisan Kolonial

10. ANATOMIJejak Dokter Spesialis Anakdi Tanah Papua

12. DIKTATPengabdian Dokterdi Pedalaman

13. LAPAROSKOPDr. Kildare, Idola Era ‘60-’70an

14. AURIKULUSMusic for Surgery

Foto cover by Gilang.Tampak depan Aula FK UNAIR,

peninggalan zaman kolonial yang masih terpelihara sebagaimana aslinya.

Dokter magazine is published by Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

All rights reserved. No part of this magazine may be reproduced without the permission of

Ikatan Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

34EFLORESENSIEDGY-CHIC-RETRO

Dr. Pribakti Budinurdjaja, Sp.OG

| 1 | 2015 | 5

Alumnus FK UNAIR tahun 1969. Staf pengajar di Bagian Bedah FK UNAIR-RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Ahli bedah yang memperdalam bedah onkologi di AVL Amsterdam ini banyak menu-lis tentang berbagai isu, tidak hanya mengenai bidang medis. ‘Dilema Bangsaku: Pandangan Seorang Dokter’ adalah kumpulan opininya di Jawa Pos dari tahun 1998-2012 yang dibukukan dan diterbitkan oleh JP Books. Berperan aktif di IDI Jawa Timur sebagai Ketua Penelitian dan Pengembangan serta di Yayasan Kanker Indo-nesia cabang Jawa Timur sebagai Wakil ketua IV Penelitian dan Registrasi. Beliau juga founder dari Rumah Sakit Onkologi Surabaya.

Alumnus FK UNAIR tahun 1967. Ahli bedah yang memperdalam bedah jantung di Erlangen Jerman ini sangat concern terhadap sistem pendidikan di Fakultas Kedokteran. Disertasinya tentang Model Pendidikan Pra Bedah Terpadu kini menjadi acuan pendidikan ilmu bedah. Beliau termasuk salah satu anggota Tim Kerja Persiapan UU Praktik Kedok-teran. Selain menjadi Ketua Pengurus Pusat Ikatan Ahli Bedah Indonesia periode 2012-2014, beliau juga baru dilantik sebagai President of Internation-al College of Surgeons Indonesia Section periode tahun 2014-2016 oleh World President Internation-al College of Surgeons saat The 39th Biennial World Congress di Bali bulan Oktober yang lalu.

15. CITO BMahasiswa KedokteranTempo Dulu dan Masa Kini

18. ANATOMIDr. Pranawa, SpPD, KGHLet it Flow

20. SECOND OPINIONIdola Para Idola

22. SITOKINTerbang dengan Aman & Nyaman

24. X-RAYFotografi Efektif

dengan Smartphone

27. FILOSOFISudah Banyakkah Harta Kita?

28. CITO CMuseum Pendidikan Dokter Surabaya

32. NUTRISIPecel Ngawi, Mbak Sum

34. SKELETONNAMJU

42. EKSPLORASIRS Darmo SurabayaPelayanan Profesional di Bangunan Cagar Budaya

46. INFUSIONTips Mencari dengan Google

48. CITO DEBOLA

40TAKIKARDI

Prof. Yogi & Prof Diany Bagai Amplop & Prangko

50. INSPIRASIDr Kerry, Dokter Kolektor Tanaman Mangga

52. FISIOLOGIOlahraga Sesuai Usia

54. INSPEKSIGunakan Antiobiotik dengan Bijak

56. MEDIKAMENTOSAPil KB KombinasiTak Hanya Atur Kehamilan

58. KORPUS ALENIUMDr. Pujo Hartono:Belajar Lesehan

Dr. Harry Parathon:Akibat Kebanyakan Demo

dr. Anggraini:Bertukar Jaga saat DM

dr. Dinar:Dari Mata Turun ke Hati

62. PROGNOSISEdisi Akan Datang02/2015

64. KAPITA SELEKTASebuah Perjalanan

Prof. DR. Dr. Med. Dr. Paul Tahalele, Sp.BTKV(K), FICS Dr. Ario Djatmiko, Sp.BOnk(K), FICS

6 | 1 | 2015 |

CITO

ACO

VER

STOR

Y

SEKOLAH WARISAN KOLONIALFakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Pada zaman penjajahan Belanda, jumlah dokter di negeri kita masih sangat sedikit. Dan semuanya adalah dokter Belanda. Padahal kebutuhan untuk melayani masyarakat yang sakit amat tinggi, apalagi dengan terjadinya beberapa

wabah penyakit di berbagai daerah. Pemerintah Belanda saat itu merasakan betul pentingnya memiliki lebih banyak tenaga medis, yang tidak mungkin hanya mengambil dari bangsanya sendiri. Awalnya, pemerintah Belanda mendidik beberapa pribumi untuk membantu para dokter mereka sebagai mantri, namun akhirnya karena desakan kebutuhan, didirikanlah sekolah kedokteran yang mendidik pribumi untuk menjadi dokter yang sesungguhnya. Surabaya menjadi tempat kedua yang dipilih oleh pemerintah Hindia Belanda untuk pendirian sekolah kedokteran setelah School tot Opleiding van Inlandsche Artsen (STOVIA, Sekolah Pendidikan Dokter Inlander) di Jakarta. Sekolah Kedokteran Nederlands Indische

Artsen School (NIAS) akhirnya didirikan di Surabaya, dengan kurikulum yang kurang lebih sama dengan STOVIA.

NIAS diresmikan pada 25 September 1913. Gedungnya adalah sebuah woonhuis (rumah tinggal) di Kedoengdoro Straat no. 38 Surabaya. Rumah yang dijadikan sekolah ini awalnya tidak mempunyai saluran listrik. Penerangannya hanya mengandalkan cahaya matahari. Bahkan, bila hujan mengguyur Surabaya, dapat dipastikan rumah ini kebanjiran. Cukup lama para ‘mahasiswa’ kedokteran saat itu belajar di rumah sewaan ini, 10 tahun. Baru pada tahun 1923, NIAS pindah menempati gedung baru yang lebih luas dan representatif di daerah Karangmenjangan. Hingga saat ini, gedung yang sempat hampir rusak karena keterbatasan biaya pada awal pemerintahan negara Republik Indonesia tersebut, masih berdiri dengan megah dan dikenal sebagai kampus A Universitas Airlangga, yang terdiri dari Fakultas Kedokteran dan Kedokteran Gigi.

| 1 | 2015 | 7

Peran BOW pada Arsitektur BangunanNIAS berdiri diatas tanah seluas 70.353 m2 – dengan bangunan

sebesar 43.309 m2 serta lahan terbuka seluas 27.044 m2. Gedung NIAS ini dibangun pada tahun 1921 sampai dengan tahun 1922 oleh Wiemans, seorang arsitek Burgerlijke Openhari Werken (BOW, Dinas Pembangunan Umum Pemerintah Kolonial Belanda). Lembaga yang membawa pengaruh besar terhadap bentuk dan arsitektur bangunan kolonial di Indonesia.

Arsitektur gedung NIAS yang bergaya Indish ini sampai sekarang masih dapat dilihat seperti bentuk aslinya. Ciri bangunan yang simetris dengan pintu utama yang melengkung setengah lingkaran sangat menampakkan ciri kolonialisme. Atapnya mengadopsi gaya Eropa, tinggi dengan bukaan lebar untuk sirkulasi, berkonsep bangunan tropis-basah yang sangat cocok dengan iklim Surabaya. Ciri khas lainnya adalah selasar teras yang panjang, yang berfungsi sebagai filter sinar matahari langsung dan perlindungan dari tempias air hujan.

Di zaman tersebut, teknologi yang digunakan para arsitek BOW terbilang modern. Bayangkan, mereka mampu memanfaatkan bahan-bahan lokal dan memperhitungkan iklim tropis. Ruangan–ruangannya sampai sekarang terasa adem walaupun tanpa

pendingin karena jendela-jendelanya lebar dan atapnya tinggi. Di samping itu mereka juga memperhatikan lingkungan dan tata ruang perkotaan secara menyeluruh. Bahkan, tinggi bangunan pun diperhitungkan dengan jarak pandang orang melihat, sehingga arsitektur bangunannya yang berseni tinggi dapat dinikmati walaupun dari kejauhan.

SEJUK. Lorong belakang di Hoofdgebouw sebagai bagian

dari gedung administrasi FK UNAIR saat ini

8 | 1 | 2015 |

Sebagai pusat pendidikan dokter, kompleks bangunan NIAS dibangun menjadi empat bagian, yaitu:• Bagian pertama adalah Hoofdgebouw (gedung utama) yang

terdiri dari aula, bagian tata usaha, perpustakaan dan ruang – ruang pembelajaran (botani, pendidikan ilmu pasti, embriologi, histologi dan bahasa – saat itu yang diajarkan adalah bahasa Belanda, Jerman dan Inggris) serta laboratorium.

• Bagian kedua adalah Pavijoen I (pavilion I) yang terdiri dari ruang pembelajaran (kimia dan fisika), stasiun kecil metereologi, dan bengkel peralatan (instrumentenmakerij).

• Bagian ketiga adalah Pavijoen II (pavilion II) yang terdiri dari ruang pembelajaran (zoologi dan anatomi) lengkap dengan museum anatominya, Kabinet Patologi Anatomi, serta gerechtelijke geneeskunde (kedokteran kehakiman). Pavilion II ini dibangun sedemikian rupa sehingga mendapatkan cahaya sinar matahari yang berpendar melimpah, karenanya dimanfaatkan sebagai tempat praktikum Mikroskopi Patologi Anatomi.

• Bagian terakhir adalah Pavijoen III (pavilion III) yang terdiri dari ruang pembelajaran fisiologi dan STOVIT (School tot Opleideng van Indische Tandartsen atau Sekolah Pendidikan Dokter Gigi Indisch).

Lahirnya Fakultas Kedokteran Universitas AirlanggaSeiring dengan perjalanan sejarah bangsa Indonesia, pendidikan

kedokteran di Indonesia pun mengalami pasang surut, baik dari segi kurikulum, kualifikasi mahasiswa yang dididik, sampai pergantian nama sekolah. Di zaman penjajahan Jepang, namanya menjadi Ika Dai Gaku, lalu saat Belanda kembali berkuasa, namanya berubah lagi menjadi Faculteit der Geneeskunde. Dan setelah Belanda

menyerahkan kedaulatan pemerintahannya kepada pemerintah Indonesia, Faculteit der Geneeskunde baik yang berada di Jakarta maupun di Surabaya, turut diserahkan pada pemerintah Indonesia dan namanya diubah menjadi Fakultet Kedokteran di Jakarta dan Fakultet Kedokteran di Surabaya sebagai cabangnya.

Nama Airlangga baru digunakan setelah pada 10 November 1954, Presiden Republik Indonesia pertama, Ir. Soekarno, meresmikan Universitas Airlangga yang merupakan universitas pertama yang didirikan pemerintah setelah bubarnya Republik Indonesia Serikat (RIS) serta berdirinya kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bersama fakultas cabang ilmu lainnya, Fakultet Kedokteran di Surabaya turut bergabung sebagai Civitas Academica Universitas Airlangga.

Praktik Klinis Dokter Muda Zaman KolonialSesuatu yang sudah semestinya bagi para mahasiswa yang te lah

menuntaskan pendidikan kedokterannya untuk menjalankan pem-be lajaran praktek klinis. Setelah menyelesaikan pen di dikan dokter di NIAS, tempat ‘penggemblengan’ para calon dokter be rikutnya adalah di Centraale Burgerlijk Ziekenhuis (CBZ) Simpang atau Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP). Rumah Sakit yang pada waktu itu le bih terkenal dengan sebutan RS Simpang ini merupakan cikal bakal ber-dirinya RSUD Dr. Soetomo. Di sana para Dokter Muda (DM) ditempa de ngan praktik-praktik klinis kedokteran yang nyata. Apalagi Rumah Sakit yang terletak di jalan Pemuda no. 33 itu, pada tahun 1945, merupakan ju jugan para korban peperangan peristiwa 10 November.

Lantaran membeludaknya pasien di CBZ Simpang, pemerintah ko lo nial Belanda merencanakan untuk membangun Rumah Sakit Umum yang baru. Dipilihlah desa Karangmenjangan di seberang Viaduct Straat sebagai lokasinya. Pembangunannya menelan biaya 1,9 juta gul den dan dilakukan selama setahun oleh kontraktor Nederlandsche Aan ne mings Mij. Rumah Sakit Umum yang baru ini diberi nama Nieuwe CBZ.

Di era kemerdekaan, seluruh kegiatan RS Simpang (dulu CBZ Sim pang) akhirnya dipindahkan ke RS Karangmenjangan pada tahun 1980. Kini, jejak RS Simpang yang penuh sejarah hanya dapat dilihat dalam bentuk tugu monumen yang terletak di depan pusat perbelanjaan Delta Plaza – wajah baru RS Simpang setelah dijual kepada pihak swasta. Sejak saat itu pula, Rumah Sakit Umum Daerah Karangmenjangan dikenal sebagai RSUD Dr. Soetomo, untuk mengenang Soetomo, dokter pribumi lulusan STOVIA yang dikenal sebagai perintis serta pejuang dalam sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. n Naskah: ISNA - Foto: GILANG

TERPELIHARA. Ruang pembelajaran Anatomi dan Histologi FK Unair saat ini.

ASRI. Lorong penghubung antara Pavijoen dengan Hoofdgeboow yang melindungi dari tampias hujan.

DENAH Gedung FK Unair pada zaman dahulu. Bangunan utama ini masih dipertahankan sampai sekarang sesuai aslinya.

| 1 | 2015 | 9

RUANG-RUANG PENUH KENANGANBanyak ruang kuliah di Fakultas Kedokteran

Universitas Air lang ga yang melekat di hati para alumni. Beberapa diantaranya se la lu diceritakan

dari generasi ke generasi.

1923Pada 2 Juli 1923, NIAS mulai menempati gedung ba­ru, yang saat ini menjadi Gedung Fakultas Kedokteran Uni versitas Airlangga. Pembelajaran klinis dilakukan di Gevangenis Hospital Simpang (Stadverband), yang ke mu di an menjadi Central Burgelijke Zieken­Inrichting (CBZ). Di ta hun ini pula NIAS menghasilkan dokter pertama dengan titel Indische Art.

1925Kurikulum NIAS mengalami perubahan, terutama pa da bagian klinik. Sejak saat itu, siswa yang diterima ha nya lulusan MULO (setingkat SMP).

1927“Geneeskundige Hoogeschool” (GHS) dibuka di Ja­kar ta. Siswa harus berasal dari Horgere Burger School (HBS) V dan Algemene Middelbare School (AMS) B atau setara de ngan SMA, serta lama pendidikannya 7 tahun. Lulusan GHS bertitel “Arts” yang sederajat dengan lulusan dokter di Ne geri Belanda. STOVIA tidak lagi menerima calon­calon ba ru, sedangkan siswa yang duduk di tingkat rendah di beri kesempatan pindah ke

AMS atau ke NIAS Surabaya dan yang duduk di tingkat tinggi dapat menyelesaikan stu di di Jakarta.

1928Lama pendidikan NIAS diubah menjadi 8,5 tahun dengan menghapus bagian persiapan.

1941 Sejak NIAS berdiri sampai 1 Juli 1941 telah di ha silkan 324 Indische Artsen.

1942Sekutu takluk, pasukan Jepang menguasai In do nesia. NIAS ditutup oleh Jepang, sehingga alur pen di dik an kedokteran di Surabaya menjadi tak menentu.

1943Pemerintah Jepang secara resmi membuka lagi sekolah tinggi kedokteran dengan nama Ika Dai Gaku. Sekolah ini diisi tiga kelompok: mahasiwa bekas GHS, mahasiswa bekas NIAS, serta pelajar­pelajar baru lulusan sekolah menengah.

1945Kolonialisme Jepang berakhir. Ika Dai Gaku diambil alih pemerintah Republik Indonesia dan berganti nama menjadi Perguruan Tinggi Kedokteran Republik Indonesia.

1948Pemerintah pendudukan Belanda membuka kem ba­li perguruan tinggi kedokteran bernama Falcuteit der Geneeskunde.

1949Belanda menyerahkan kedaulatan pemerintahan pa­da Indonesia. Dampaknya, Falcuteit der Geneeskunde turut diserahkan pada pemerimtah Indonesia.

1954Ir. Soekarno meresmikan Universitas Airlangga, de­ngan menggabungkan cabang dua universitas ber­beda, yakni Fakultas Kedokteran dan Lembaga Ke­dokteran Gigi cabang Surabaya dengan Fakultas Hu­kum cabang Universitas Gajah Mada.n Naskah: ISNAFoto: GILANG

KALEIDOSKOP FK UNAIR

TETAP SEPERTI DULU. Ruang laboratorium Fisiologi masih dengan stop kontak kuno.

PropadeusRuangan yang menjadi ru -

ang kuliah pertama bagi ma -hasiswa ba ru Fakultas Ke dok-ter an. Ruangan ini di ba ngun dengan konsep amphi-thea ter, meja dosen di tengah ba wah dan kursi mahasiswa yang se-tengah lingkaran di su sun secara bertingkat–ting kat. Ruangan ini mam pu me nam pung lebih dari 100 orang ma hasiswa. Di ruangan inilah pe r ke na-lan dengan dunia ke dok teran dimulai.

Ruang Kuliah PatologiAdalah ruang kuliah lain yang berkonsep amphi-theater. Di sinilah

awal dari perkuliahan pre klinik – persiapan untuk memasuki masa pem be lajaran klinik.

Ruang Praktikum AnatomiSiapa yang bisa me lu pa kan

ruang yang satu ini? Ba unya yang khas pasti tak kan terlupa. Sengatan tajam for malin dan pemandangan tem pat tidur logam para cadaver menjadi mimpi buruk bagi beberapa ma ha sis wa tetapi bagi yang lain mungkin malah dirindukan. Begitu me masuki area ruang praktikum, langsung terbayang licinnya sarung ta ngan yang penuh dengan cairan lemak dan pedasnya mata karena uap formalin.n

Naskah: ISNAFoto: GILANG

10 | 1 | 2015 |

Kepulauan Raja Ampat  merupakan rang ka ian empat gu gus­an  pulau  yang berdekatan dan ber lokasi di barat ba gi an  Kepala

Bu rung  (Vogelkoop)  Pulau Pa pua. Secara ad ministrasi, gugusan ini ber ada di ba­wah  Kabupaten Raja Ampat, Pro vin si  Papua Ba rat. Kepulauan ini sekarang men jadi tujuan pa ra penyelam yang tertarik akan keindahan pe mandangan bawah lautnya. Empat gu gus­an pulau yang menjadi anggotanya di na ma­kan menurut empat pulau terbesarnya, ya­itu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.

Asal mula nama  Raja Ampat  menurut mi tos masyarakat setempat berasal dari se orang wanita yang menemukan tujuh te lur. Empat butir di antaranya menetas men jadi empat orang pangeran yang ber­pi sah dan masing­masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati, Misool Ti mur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga bu tir telur lainnya menjadi hantu, seorang wa nita, dan sebuah batu.

Di sanalah Sri Riyanti, mendedikasikan hi dupnya se te lah  lulus sebagai dokter spesialis anak. Wanita yang lahir dari ayah suku Jawa dan ibu suku Serui, Papua dan dikaruniai satu anak ini memulai bekerja sebagai dokter spesialis anak di Pa pua Barat yaitu di Kabupaten Fakfak se la ma 1 tahun dan kini di tempatkan di ru mah sakit tipe D Kabupaten Raja Ampat. Ber be kal pengalaman bekerja sebagai dokter umum di kabupaten Nabire selama 10 ta hun (1995 ­ 2005), wanita penghobi fotografi itu cepat da lam ber adaptasi dengan lingkungan se­ki tar dan total dalam menangani semua ma salah yang diderita para pasiennya. Fa si­litas masih sangat terbatas dan kurang me­madai, sehingga banyak kasus­kasus yang tidak bisa terdiagnosis dengan pasti. Untuk melakukan rujukan ke rumah sakit yang lebih lengkap juga ku rang memungkinkan, karena harus menyeberangi laut de ngan waktu tempuh yang tidak se ben tar, di samping biaya yang harus di ke luar kan­pun cukup tinggi. Ti dak salah bila ia punya

mim pi agar pihak pe ngam bil kebijakan di pusat membuat rumah sakit ter apung terutama untuk wi la yah­wilayah ke pu la u­an, sehingga  bisa men jangkau pe layanan kesehatan di wi la yah kepulauan yang terpencil. 

Bekerja di rumah sakit yang baru d i­res mikan Menteri Kesehatan sekitar 2 ta­hunan lalu, dengan sistem manajemen yang masih belum tertata dengan baik ,se­perti pengadaan obat­obatan, bahan ha bis pakai, peralatan medis yang belum me me­nuhi standar minimal pelayanan, sering mem buatnya frustasi. Masalah lain yang se ­ring timbul adalah terbatasnya aliran lis trik akibat terbatasnya pa sokan bahan bakar yang masih meng an dal kan PLTD ataupun genset sehingga hampir setiap hari ter ja di pe ma daman. 

Dengan segala kekurangan itulah alumnus FKUA ini menekuni profesinya, ka rena bagi beliau totalitas dalam men ja­la ni profesi dalam keadaan apapun itulah de dikasi yang sebenarnya. Dalam motto

ANAT

OMI

PROF

IL

Jejak sang

PAPUAdi tanahSPESIALIS ANAK

HOBY FOTOGRAFI. dr. Riyanti dengan kamera kebanggaannya, ceria di alam terbuka bersama anak-anak Papua.

| 1 | 2015 | 11

“Tidak ada tempat ideal di muka bu mi ini, kitalah yang bisa membuat su a tu tempat menjadi lebih baik atau lebih bu ruk. Lakukan sesuatu dengan segala ke mam pu an

yang ada. Berusahalah menjadi dok ter yang baik, yang selalu menjaga na ma besar dan harum almamaternya ter cin ta. Saya bangga menjadi dokter, dan le bih bangga

lagi menjadi dokter alumnus Uni versitas Airlangga.” [Dr. Sri Riyanti, Sp.A]

hi dupnya, kalaupun tidak bisa menjadi lam pu petromaks, paling tidak menjadi lilin yang memberi secercah cahaya bagi se sama. Bekerja dengan fasilitas terbatas, de ngan jumlah pasien yang sedikit mem­be ri kesempatan Sri Riyanti bisa ber ke­liling ke kampung­kampung. Hampir se ­tiap hari Sabtu, beliau mengunjungi pa­sien­pasiennya yang berada jauh dari ru­mah sakit ter utama yang tidak bisa datang pada saat kon trol sekaligus melihat secara langsung kon disi lingkungan tempat tinggal mereka.

Ada kebiasaan Sri Riyanti yang tidak pernah ditinggalkan, yaitu menenteng kamera kemanapa pun dia pergi. Kamera itu seperti sahabat bagi Sri Riyanti. Banyak sudah koleksi foto yang disimpan rapi dalam file­nya. Objek yang disenangi adalah aneka spesies burung. Berkat hobinya itu, perempuan ramah ini pun masuk dalam nominasi em pat belas fotografer Indonesia yang buku kumpulan hasil jepretannya akan

diserahkan kepada Preiden ke­7 Republik Indonesia, Joko Widodo. Sebuah prestasi yang membanggakan.

Bekerja dengan fasilitas minimal tentu ba nyak suka dan dukanya, tetapi baginya le­bih banyak suka dibanding dukanya. Ba gi­nya dimanapun bumi dipijak di situ langit di­junjung. Dia juga mengaku sangat bersyukur dapat be ker ja di Raja Ampat, salah satu tempat ter indah di negeri ini yang merupakan tujuan wisata domestik mau pun mancanegara. Selain itu dia merasa beruntung, walaupun tinggal di ka wa san terpencil, komunikasi di tempatnya ti daklah susah, karena terdapat banyak pe­mancar yang terpasang di kampung­kam pung wisata sehingga memudahkan akses ko mu­nikasi. 

Sebagai pesan terhadap generasi pe­nerusnya, sebelum terjun di daerah hen dak­lah persiapkan fisik dan terutama mental agar  selalu waspada dalam menghadapi si tua si apapun. Akan lebih menyenangkan bila me­miliki hobi yang bisa diterapkan di tempat tu gas, agar betah dalam menunaikan tu gas

ke manusiaan yang sangat kompleks per­ma sa lah annya. Sri Riyanti juga berharap pe merintah lebih peduli ter ha dap tenaga kesehatan yang bekerja jauh di tem pat­tempat terpencil, seperti memudahkan akses dalam me nempuh pendidikan lanjutan, juga fasilitas agar mereka mampu mengikuti per kembangan ilmu pengetahuan baru, se­hingga dapat melayani masyarakat dengan lebih baik. 

“Tidak ada tempat ideal di muka bu­mi ini, kitalah yang bisa membuat su a tu tempat menjadi lebih baik atau lebih bu­ruk. Lakukan sesuatu dengan segala ke­mam pu an yang ada. Berusahalah menjadi dok ter yang baik, yang selalu menjaga na­ma besar dan harum almamaternya ter cin­ta. Saya bangga menjadi dokter, dan le bih bangga lagi menjadi dokter alumnus Uni­versitas Airlangga,” kata Sri Riyanti meng­akhiri bincang­bincang kami siang itu.nNaskah: SENO

Foto: DOKUMENTASI DR. RIYANTI

Sri RiyantiTempat/Tgl. Lahir: Biak, 1 Maret 1970RUMAH: Jl. Kofyau, Kelurahan Sepodanco, Waisai, Raja Ampat, Papua BaratKANTOR: RSUD Raja Ampat, Papua Barat

Telp: 081331197000

Email: [email protected]

AKRAB. dr. Riyanti bercengkerama dengan anak-anak di Kepulauan Raja

Ampat, Papua.

12 | 1 | 2015 |

DIKT

ATBE

DAH

BUKU

CERITA dokter yang me nolong kaum mis­kin tanpa pamrih su­dah banyak kita de ngar. Tetapi sebuah bi o grafi pengabdian dok ter di daerah ter pen cil yang ditulis de ngan gaya humanis yang

menyentuh, ti dak lah banyak. Salah satunya adalah Patria es Humanidad. Buku karya Tracy Kidder ­ pe me nang Pulitzer Prize, National Book Award, Robert F. Kennedy Award lulusan Harvard Uni versity ini sebenarnya buku lama yang diterjemahkan dan dicetak dalam Bahasa In donesia oleh penerbit Qanita pada tahun 2004. Apa keistimewaan buku yang sulit dicari ini? Selain pengarangnya adalah pemenang ha diah Pulitzer, kisah Dr. Paul Edward Far mer yang menjadi tokoh dalam buku ini be gitu memikat. Seorang dokter berhati ma laikat

yang mengabdikan hidupnya untuk me no­long orang miskin di pinggiran kawasan Haiti de ngan penuh cinta dan pengorbanan.

Paul Farmer yang dibesarkan dalam se­buah bus di tempat parkir umum dan di atas perahu yang dibeli ayahnya di bursa rong so­kan, menemukan panggilan jiwanya saat me­nem puh pendidikan di Harvard Medical School. Dokter dan profesor di bidang antropologi ke sehatan dan penyakit infeksi khususnya AIDS dan TBC ini mempunyai karakter yang karismatik, brilian, dilengkapi dengan selera humor yang tak luntur oleh duka dan air mata yang setiap saat mengitarinya. Sebagai dokter, Paul Farmer selalu merasa mendua jika harus ‘menjual’ jasa di tempat yang sebagian besar orang tak mampu membelinya. Dengan tulus dia mengabdikan diri untuk memberikan per­tolongan kualitas nomor satu bagi kaum mis­kin di Haiti. Ditambah dengan kisah­kasihnya de ngan putri penulis terkemuka Roald Dahl,

PENGABDIAN DOKTER DI PEDALAMAN

“ME, HIM AND LABUAN BAJO”

Ophelia Dahl, buku ini dikemas dengan cantik.

Perasaan gelisah, tak nyaman, merasa ber salah sekaligus ingin tertawa silih ber­gan ti datang saat membaca buku ini. Pe ra­sa an yang dialami sang tokoh, yang juga di ra sakan oleh penulisnya ketika menguntit semua “gerak­gerik” Farmer untuk di­tuangkan dalam Patria Es Humanidad.

Publisher Weekly mengomentari novel ini sebagai karya yang sempurna. “Kidder ber hasil masuk dan mengeksplorasi drama ke hidupan kaya makna dari seorang Robin Hood kelas dunia”. New England Journal of Me dicine memberi komentar: ”Buku ini bukan hanya enak dibaca, tetapi juga mengalihkan perhatian Anda kepada mereka yang paling membutuhkannya, yaitu kaum miskin.” School Library Journal menyebut buku ini sebagai: “Kisah yang luar biasa. Suatu tulisan refl ektif yang benar­benar tak tertandingi.”n

BUKU lain yang me na­rik untuk dibaca karena ke samaan temanya ada ­lah. Novel roman fik si bernuansa medis yang ditulis oleh Dr. Evy Ervianti, Sp.KK ini bercerita tentang

pe ngabdian dokter di Pus kes mas Labuan Bajo Kabupaten Manggarai Nu sa Tenggara Timur tahun 1991–1993. Buku ini diterbitkan Air langga University Press pada tahun 2007. Se buah novel yang menggambarkan sepak ter jang para dokter saat menjalankan tugas se bagai dokter Puskesmas di wilayah terpencil de ngan

segala suka dukanya. Dihiasi 7 ka sus medis yang sering dihadapi sejawat di pe da laman luar Jawa dengan bumbu romans yang mengaduk­aduk emosi. Sebuah buku no vel yang memberi pesan untuk tidak perlu ta kut mengabdi di daerah terpencil. n

DOKTER BELANTARA BOVEN DIGULTHIS is the most inspiring book. Buku yang ditulis sen­di ri oleh sejawat dr. John Ma nangsang. Buku ini men­ceritakan tentang suka duka sejawat John, saat ber tugas sebagai Kepala Puskesmas di Kecamatan

Man do bo, daerah terpencil di Kabupaten Merauke tahun 1990­1991. Dengan peralatan medis yang minimal di wilayah terpencil dan jauh dari tempat rujukan, Dr. John terpaksa melakukan banyak tindakan operasi untuk menolong masyarakat di wilayah tersebut. Jelas sekali tertuang dalam buku ini bahwa keterbatasan tidak menjadi halangan untuk menolong sesama. Buku ini ditutup dengan

quote berupa pesan keseluruhan dari kisah sejawat John: “Tidak melakukan tindakan apa­apa memang tidak berisiko bagi seorang dokter, tetapi hal ini merupakan suatu kesalahan. Berbuat sesuatu yang invasif agresif bisa jadi salah, namun demikian ada kemungkinan pasien bisa diselamatkan...” n

Naskah: ISNA, MARTA

Profesi dokter adalah profesi yang bisa dimaknai sebagai setengah malaikat dan setengah manusia, lengkap dengan segala ke ter ba ta san­nya. Tiga buku di bawah ini wajib dibaca oleh para calon dokter dan semua yang sudah menjalani profesi ini sebagai bentuk perenungan diri. Bu ku­buku yang mengingatkan kembali akan sumpah dokter yang sudah melekat, me nyatu dan melebur dalam keseharian para dokter. Selamat membaca.

PATRIA ES HUMANIDAD

| 1 | 2015 | 13

SEORANG dokter muda yang baru sa ja mengentaskan pendidikan ke dokteran dan memiliki idea­lis me tinggi? Ingatan kita akan

di ajak mundur beberapa dekade ke belakang de ngan serial ‘Dr. Kildare’. Dari judulnya da pat dipastikan serial yang mengusung genre drama ini memuat tema medis. Serial yang berlangsung di kisaran 27 September 1961 hingga 5 April 1966 ini ditayangkan di saluran televisi NBC. Selama kurun waktu tersebut, terdapat 190 episode dalam lima musim. Penayangan ‘Dr. Kildare’ memiliki ren­tang waktu yang sama dengan serial ber­genre serupa, ‘Ben Casey’ di stasiun televisi ABC. Hal tersebut membuktikan bah wa drama dengan kontain medis ini me miliki peminat yang sporadis pada waktu itu.

Serial yang menduplikasi film layar lebar di era 1930­an ‘Young Dr. Kildare’ ini dilakoni oleh aktor kawakan Richard Chamberlain sebagai Dr. James Kildare dan Raymond Massey sebagai Dr. Leonard Gillespie. Awalnya, para pemeran layar lebar ‘Young Dr. Kildare’ diminta untuk berakting di serial ‘Dr. Kildare’. Namun karena stasiun televisi yang menayangkannya menerima iklan rokok, tawaran tersebut ditolak.

Serial ini mengisahkan tentang se­orang Dokter Muda, Dr. James Kildare yang bekerja di Rumah Sakit besar, Blair General. Di tempat kerjanya, Kildare, selain di tuntut untuk mendalami profesinya dan menghadapi masalah­masalah pa­da pasien, dia juga harus berusaha untuk mendapatkan respek da ri sang senior, Dr. Leonard Gillespie.

Pada episode pertama, Gillespie me­ne kan kan pada Kildare bahwa, “tugas kita sebagai dokter adalah mengupayakan orang untuk hidup, bukan bercerita bagaimana itu hidup”. Nasihat itulah

DR. KILDAREGENRE: Drama Medis

PRODUSER: James KomackPEMERAN: Richard Chamberlain, Raymond Massey,

Clegg Hoyt (selama 12 episode sebagai Mac)ASAL NEGARA: Amerika Serikat

JUMLAH MUSIM: 5JUMLAH EPISODE: 190

DURASI TAYANG: 60 menitPRODUKSI: MGM Television

STASIUN TELEVISI: NBCWAKTU TAYANG: 27 September 1961 - 5 April 1966

DR. KILDARE

LAPOROSKOPBEDAH FILM

DOKTER IDOLA ERA 60-70 ANyang menjadi pegangan Kildare dalam melaksanakan tugas yang menjadi dasar cerita empat musim be rikutnya. Di mana sentuhan opera sabun sa ngat terasa di serial ini.

Untuk mendapatkan peran Dr. Kildare, Cham berlain harus mengalahkan 35 pesaing. Namun usaha itu tidak sia­sia karena serial TV tersebut sukses dan mendongkrak Chamberlain sebagai idola remaja di era 1960­an. Dia pun turut terjun di dunia tarik suara lewat single­nya “Three Stars Will Shine Tonight” yang menjadi original soundtrack ‘Dr. Kildare’. Pada 2006 Chamberlain bahkan mendapat peran dalam parodi serial ‘Greys Anatomy’.

Pada 1972 muncul tayangan serial ‘Dr. Kildare’ kembali. Namun menggunakan judul seperti film layar lebarnya, ‘Young Dr. Kildare’. Di serial lanjutan tersebut, Dr. Kildare yang diperankan oleh Mark Jenkins dan Dr. Gillespie diperankan oleh Gary Merril. Namun, tidak seperti serial sebelumnya yang mampu hadir dalam 5 musim, ‘Young Dr. Kildare’ hanya berjalan satu season dengan 24 episode. n Naskah: ISNA Foto: COURTESY BERBAGAI SUMBER

14 | 1 | 2015 |

SSEBAGIAN besar orang memba­yang kan ruang operasi sebagai tem ­pat yang sakral yang diwarnai de ­ngan ketegangan, kegelisahan, dan

keheningan. Suasana yang diliputi oleh ira ma monitor jantung, dengungan ventilator, den­tingan instrument bedah dan suara ahli bedah yang meminta instrumen pada perawat. Na­mun, pada kenyataannya, banyak ahli bedah yang bekerja sambil mendengarkan alunan musik.

Sebuah survei yang dipublikasikan pada ta hun 2011, menunjukkan 90% dokter bedah di Inggris mendengarkan musik selama ope ra­si. Yang mengejutkan adalah 50% responden me milih irama rock tempo cepat! Hanya 17% res ponden yang menyenangi musik pop, dan 11% lebih suka mendengarkan musik klasik. Siapa dokter bedah yang paling hobi bekerja sambil mendengarkan musik? Sudah bisa diduga, dokter bedah plastik adalah dokter be dah yang paling banyak bekerja sambil di­iringi musik, dan sepertinya wajar bila dok ter spesialis THT ternyata yang lebih suka sua sa na hening.

Para dokter yang hobi musik mengatakan bah wa musik membuat mereka tidak cepat bo san dan suasana di kamar operasi menjadi har monis dan tenang. Benarkan pendapat pa­ra dokter bedah ini? Banyak penelitian yang men dukung teori tersebut. Namun, hal ini tidak berlaku bagi para dokter bedah pemula. Ber dasarkan studi pada 2008, musik justru mem buat para dokter pemula yang sedang me lakukan pembedahan rumit menjadi ter­gang gu. Sementara, bagi para dokter yang te­lah berpengalaman, musik tampaknya benar­be nar memberikan keuntungan.

Musik yang bagaimana yang cocok di­dengarkan di kamar operasi? Para peneliti

da ri bagian psikologi State University of New York di Buffalo menemukan bahwa ketika pa­ra dokter bedah mendengarkan musik yang me reka pilih sendiri, tanda vitalnya lebih stabil dan mereka dapat menyelesaikan hitungan ma tematika yang diberikan dalam tes dengan le bih cepat dan akurat dibandingkan saat me­reka mendengarkan musik Canon in D dari Pachelbel – musik yang seringkali meng iring i

acara pernikahan. Namun, men de ngarkan musik dari Pachelbel, ternyata juga lebih baik daripada tidak mendengarkan musik sa ma sekali. Mereka menyimpulkan bahwa men­dengarkan musik, terutama musik yang di pi­lihnya sendiri, akan menurunkan stres dan me­ning katkan kinerja.

Penelitian­penelitian yang telah dilakukan se lama ini mempunyai kesimpulan yang sama

yaitu musik yang cocok sangat tergantung dari se lera masing­masing ahli bedah, ketelitian yang dibutuhkan saat pembedahan dan ke ru­mit an pembedahan yang dilakukan. Sebagai con toh, seorang konsultan Urologi di Inggris yang berusia 38 tahun, menggunakan musik se bagai pengingat waktu. Dia mengompilasi 6 buah lagu yang masing­masing berdurasi 5 me nit sebagai pengingat baginya saat sedang me lakukan pembedahan kanker ginjal yang meng haruskannya mengangkat tumor dalam wak tu tidak lebih dari 30 menit. Biasanya, se­seorang akan mengingatkannya secara ver­bal dan hal itu seringkali menimbulkan ke­te gangan. Dengan kode musikal yang dia si apkan, perkiraan waktu yang tersisa dapat di ketahuinya sendiri sehingga membuatnya le bih tenang dan yakin.

Selain bagi dokter bedah, musik ternyata juga mem bantu pasien yang sedang dioperasi men jadi lebih tenang. Sebuah penelitian di ta­hun 2008 menemukan bahwa melodi alunan mu sik menurunkan aktivitas neuron dalam otak. “Sudah jelas, musik dapat menurunkan ke cemasan sebelum operasi,” kata Zeev Kain, dok ter anestesi di Universitas Yale, yang me­la kukan penelitian tersebut. “Musik dapat me ngurangi rasa sakit dan menurunkan ke­bu tuhan obat anti cemas pada pasien.” Pa si en yang mendengarkan musik yang te nang me­la lui headphone ketika sedang di anes tesi dan se lama operasi membutuhkan le bih sedikit anes tesi dan pulih lebih cepat se te lah nya.

Nah, bagaimana dengan anda para dokter ah li be dah, apakah musik juga membawa penga ruh positif di kamar operasi? n

Music Surgery

for

Naskah: SHAKTI INDRAPRASTA, DISADUR DARI THEGUARDIAN.COM SEPTEMBER 2011 Foto: BRAHMANA ASKANDAR

Ternyata, dokter bedah yang mendengarkan musik saat bekerja bisa lebih santai dan mendapatkan hasil pembedahan lebih baik. Hal itu dibuktikan dari sebuah penelitian di Inggris pada tahun 2011

yang lalu. Nah, jenis musik apa yang cocok? Beethoven, Black Eyed Peas, atau Black Sabbath?

AURI

KULU

SBE

DAH

MUS

IK

| 1 | 2015 | 15

CITO BPENDIDIKAN

ZAMAN selalu berubah. Kemajuan tek nologi, makin padatnya pen­du duk bumi dan makin kom­pleks nya permasalahan–per ma­

sa lahan di semua bidang selalu mengiringi se ja rah perubahan zaman. Begitu pula dengan sis tem pendidikan dalam dunia ke dokteran. Se iring dengan perubahan za man, terdapat per bedaan yang kian hari ki an mencolok di ling kungan perkuliahan fakultas kedokteran. Ti dak saja dari gaya bu sana nya yang semakin tren di dan tidak la gi menuruti pakem–pakem ma sa lalu, atau dari gaya bahasa dan etika yang makin mem buat bingung para senior, na mun juga pada sistem pendidikan yang di terapkan. Apa yang ada di benak para gu ru dengan ada nya perubahan zaman di ling ku ngan kam pus ini?

Menurut Prof. Dr. Dr. Med. Paul. L. Ta ha­le le, dr. SpB, SpBTKV(K), FICS, perbedaan men colok perkuliahan di zamannya de­ngan perkuliahan saat ini adalah pada yang mengajar dan yang diajar. “Di masa sa ya, sistem belajar­mengajar terpusat pada dosen – yang mengajar (teacher cen­ter). Kelasnya klasikal. Sistem belajar­me­nga jarnya satu arah. Dosen mentransfer

know ledge dan skill pada mahasiswanya,” ujar nya. Dengan sistem pembelajaran ter sebut, mahasiswa terkesan tidak ak­tif. Karena ‘menunggu’ transferan ilmu da ri sang dosen. Namun bukan berarti sis tem tersebut tidak efisien. Karena, pa­ra pengajar memberlakukan pada ma ha­siswanya aturan yang sangat ketat. Buk­tinya, di angkatan 1967, sebanyak 20 orang mahasiswa dinyatakan tidak lulus ke jen­jang berikutnya.

Sekarang, sistem yang dipakai dalam pen didikan kedokteran di FK Unair ada­lah student center. Fokus pada yang di ajar. Dengan sistem ini mahasiswa di tun tut untuk proaktif dalam menjalani per ku liah­an. “Sistem seperti ini sebetulnya sangat ba ik, asalkan pembimbingnya (dosen/ yang mengajar) dapat memberikan wak­tu nya seratus persen untuk mengajar/ men didik. Kenyataannya, kualitas dokter di nilai berangsur–angsur menurun karena ku rangnya tatap muka antara mahasiswa de ngan dosennya,” lanjut Ketua Ikatan Ahli Bedah Indonesia periode 2012 ­ 2015 ini.

Mengapa demikian? Ternyata yang men jadi kendala utama saat ini adalah in­put sumber daya manusianya sendiri atau de ngan kata lain pada seleksi awal calon ma hasiswa. Paul mengungkapkan, di za­man perkuliahannya dulu, mahasiswa ke­dokteran adalah orang–orang yang me­mang berminat serta mampu secara aka­de mis di bidang kedokteran. Sementara sa at ini, seringkali kemampuan materi yang men jadi andalan sehingga tidak sedikit ma­ha siswa yang berasal dari jalur ‘titipan’.

Pria yang didapuk sebagai Ketua In­ter national College of Surgeon Indonesian Sec tion ini amat menyayangkan kejadian se perti itu. Dalam dunia kedokteran yang di butuhkan adalah jiwa pengabdian dan motivasi tinggi dari dalam diri untuk me­nolong sesama. Dengan timbulnya mo­ti vasi lain di dalam sistem penerimaan

MAHASISWA KEDOKTERANTempo Dulu dan Masa Kini

“sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,

yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusahamenyerupai mereka,

namun jangan membuat mereka menyerupaimu, sebab kehidupan tidak

pernah berjalan mundur, ataupun tenggelam

ke masa lampau.”

[Kahlil Gibran]

MASA KINI. Mahasiswa kedokteran masa kini dengan fasilitas IT yang memadai.

ZAMAN DULU. Mahasiswa FK zaman dulu, belajar bersama dengan textbook hasil pinjaman perpustakaan dan penerangan lampu seadanya.

16 | EDISI 1 - 2015 |

ma hasiswa kedokteran maka terjadi pula per geseran nilai dalam diri sebagian ke­cil mahasiswa kedokteran saat ini. Itu lah perbedaan mendasar pendidikan ke­dokteran yang terjadi saat ini bila di ban­ding kan dengan jaman dahulu. “Situasi se­perti ini bisa menjadi api dalam sekam”, Pa ul menambahkan.

“Namun,” lanjutnya “masih banyak ju ga mahasiswa yang masuk FK Unair de ngan jalur yang benar. Memiliki minat, kom pe­ten si, serta kemampuan akademis yang mum puni. Dan saya sangat mengapresiasi me reka ini”.

Selain mengenai sistem pendidikannya, ada pengalaman mengajar yang membuat Pro fesor yang judul disertasinya adalah ‘Mo­del Pendidikan Pra Bedah Terpadu Mem­perbaiki Perilaku Residen PPDS Il mu Bedah

dan pengaruhnya Pada Mutu Pe layanan Penderita Kasus Bedah serta Pe nurunan Tingkat Morbiditas’ ini terkesan. Yaitu saat beliau mengajar di Ambon. ‘Ma hasiswa disana sopan sekali, waktu saya te lah selesai memberikan kuliah tidak ada sa tu pun yang berdiri dan keluar ruangan. Saya heran dan bertanya, ‘kenapa kalian ti dak keluar?’ Ternyata jawaban mereka mem buat saya kaget, ‘Ya karena Profesor be lum keluar ruangan’. Wah, ini tidak saya te mukan saat saya mengajar disini. Sopan san tun seperti ini ternyata penting sekali dan sudah mulai pudar sekarang.’

Memang, guru besar yang satu ini sa­ngat teliti menyoroti karakter para ma­hasiswanya, bahkan orasinya saat di lan­tik sebagai guru besar di bidang Il mu Bedah Kedokteran FK Unair adalah ‘Pen­

didikan Dasar Pembentukan Dokter Spe­sialis Bedah yang kompeten dan ber ka­rakter menghadapi diberlakukannya UU Kedokteran di Era Millenium ketiga’. “Se­yog yanya sistem pendidikan kedokteran di benahi secara holistik. Dimulai dari input ma hasiswanya, sampai pada pendidikan ka rakternya, sehingga dapat menghasilkan dok ter yang benar­benar optimal men ja­lankan tugas sebagai petugas medis di ma­sya rakat kelak”, pungkas beliau.

‘Didiklah anak­anakmu dengan hal yang ber beda dengan keadaanmu sekarang kare na anak­anak telah dijadikan Tuhan un tuk zaman yang bukan zaman engkau.’ (Umar bin Khattab) n

Naskah: ISNAFoto: GILANG

Redaksi menerima tulisan berupa artikel, opini, laporan perjalanan (hobi, travelling, kuliner) yang sesuai dengan visi dan misi majalah ‘dokter’. Setiap naskah sebaiknya disertai dengan foto atau ilustrasi penunjang. Naskah diketik dalam MS-Word format RTF, panjang naskah 1.000 -1.500 kata.

Pembaca juga dapat menyampaikan saran dan kritik tentang con-tent rubrikasi, maupun seputar kegiatan yang berkaitan dengan majalah ‘dokter’. Saran dan kritik terbaik akan dimuat pada Rubrik Surat Pembaca yang akan hadir rutin mulai edisi mendatang.

majalahdokter

@majalahdokter

Catatan Editor

Naskah dikirim via email ke: [email protected] berhak mengedit setiap naskah yang layak dimuat tanpa mengubah isi yang dimaksud penulis.

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

Rumah Sakit Dr Soetomo Provinsi Jawa Timur,Fakultas Kodokteran Unair, dan Rumah Sakit Universitas Airlangga

mengucapkan

18 | 1 | 2015 |

ANAT

OMI

PROF

IL

Nama : Dr. Pranawa, Sp.PD, KGHIstri : Drg. Satiti Kuntari SpKGAAnak : 1. Ardi Pradana, ST : 2. Dr. Dana PramudyaPendidikan :1965 - 1968 : SMAN 1 Madiun1969 - 1976 : Pendidikan Kedokteran FK Unair1986 : Spesialis Penyakit Dalam FK Unair1990 : Pendidikan Nefrologist,

Perhimpunan Nefrologi Indonesia1991 : Pendidikan Nefrologist, Leiden AZL1994 : Mt. Sinai Hospital New York,

Amerika Serikat1996 : Pendidikan Konsultan Ginjal

Hipertensi, Persatuan Penyakit Dalam Indonesia

BIODATA

Dr. Pranawa, Sp.PD, KGH

”Let it flow...”

| 1 | 2015 | 19

Sebagai Ketua Majelis Pe ngem bangan Pe-la yanan Ke profesian (MPPK) Ikatan Dok -ter Indonesia (IDI) pu sat pe riode 2013 – 2015, dokter yang b e r p e n a m p i l a n

ka lem ini tentu saja amat sibuk. Apa-lagi selain jabatan yang penuh amanah ter sebut, beliau juga di per caya sebagai ketua Perhimpunan Ahli Pe nya kit Dalam Indonesia (PAPDI), serta ketua bi dang organisasi di PB PAPDI Pusat. Masih ada yang lain lagi, di Rumah Sakit Dr. Soetomo dan di Fakultas Kedokteran Universitas Air lang ga Surabaya beliau juga dipercaya sebagai Kepala Instalasi Hemodialisis dan Ke pala Divisi Ginjal Hipertensi Penyakit Dalam. ‘Kadang kala memang terasa ke lim-pung an, tetapi yang paling penting adalah time management yang baik. Dengan ber-par tisipasi di berbagai organisasi, selain bisa me nularkan ilmu yang dimiliki, saya juga bisa men dapatkan ilmu baru. Karena bagaimana pun, beginilah caranya saya bisa berguna ba gi banyak orang’

Ya Sudahlah…Sebenarnya saat mudanya, Dr. Pranawa

ti dak bercita-cita menjadi dokter. Setelah lu lus SMA di Madiun, Pranawa merantau ke Su rabaya dengan satu tujuan: melanjutkan se kolah! Dia ingin mendapatkan gelar sar-jana se perti keempat kakaknya. “Se be nar-nya saya ingin melanjutkan pen didikan di Arsitektur Institut Teknologi Bandung, ka-rena kakak pertama saya se orang ar si tek dan bisa sekolah sampai ke Ame rika. Pa da waktu itu, menurut saya, sung guh se suatu yang he bat dan langka. Jadi saya men daf-tarkan di ri di Arsitektur ITB, di Fakultas Ke-dokteran Uni versitas Air lang ga dan Uni ver-si tas Gajah Mada”.

Pada masa itu sistem pendaftarannya ti dak seperti SNMPTN sekarang yang ter-in tegrasi menjadi satu. Jadi bila ingin me-lanjutkan sekolah, harus mendaftar lang-sung di Perguruan Tinggi yang diinginkan. Tes masuknya dikelola langsung oleh ma-sing-masing Perguruan Tinggi. “Tes per ta-

ma saya adalah di FK Unair, kemudian di FK UGM. Nah, ketika saya akan mengikuti tes di ITB, saya mendapatkan surat yang me-nyatakan saya lulus tes masuk FK Unair. Ja-di, saya urungkan niat mendaftar di ITB. Ya sudahlah, pikir saya waktu itu, biarkan me-ngalir apa adanya.. Let it flow...”

Kesan tentang Pendidikan Kedokteran Masa Dulu dan Masa Sekarang

“Sistem pendidikan kedokteran kan te rus diperbarui, disesuaikan dengan ke-ma juan zaman. Sebenarnya nyaris sama ya, tapi ada beberapa perbedaan yang cu kup signifikan. Contohnya adalah masa per pe-lo n coan di awal masuk kuliah, sekarang na-manya menjadi orientasi pengenalan kam-pus, lingkungan, dan lainnya. Sistemnya ju ga berbeda sekali. Yang saya paling ingat ada lah ketika saya disuruh nyemplung di kali jalan Petojo, kemudian di suruh ke ka -mar jenazah. Wah waktu itu kita pada ngge­run del, tapi sekarang kisah-kisah se perti itu malah jadi bahan guyonan. Me nurut sa ya, kegiatan seperti itu bisa mem per erat hu bungan pertemanan antara se ni or dan junior.”

“Hal yang lain adalah mengenai sistem pem belajarannya. Zaman saya dulu, ada se macam sistem gugur. Semisal, dari 200 ma hasiswa, 70 di antaranya di-DO langsung lan taran tidak lulus. Namun, teman-teman yang tidak lulus tersebut bukan berarti ti dak pintar lho. Lebih tepatnya mereka tidak ber-bakat menjadi dokter. Karena tidak se di kit dari teman-teman yang di-DO malah men-ja di profesor di bidang lain. Kebaikan dari sis tem ini adalah mahasiswa yang merasa ti dak cocok di dunia kedokteran bisa segera me nentukan bidang yang diminati.”

Leader yang DiseganiAmanah sebagai Ketua Majelis Pe-

ngem bangan Pelayanan Keprofesian (MPPK) Ikatan Dokter Indonesia tentu saja di berikan karena kepercayaan para sejawat yang sangat tinggi pada sosok kebapakan ini. Di mata para sejawatnya, Pranawa di-ke nal sebagai pribadi yang tidak banyak bi cara. Beliau hanya sangat berapi-api bila ber cerita tentang sang cucu.

Dr. Nunuk Mardiana SpPD, KGH, salah sa tu staf Divisi Ginjal Hipertensi RSUD Dr. Soetomo, berbagi kesan tentang pe mim pin-nya ini. “Sabar”, katanya. Dr. Pranawa tidak per nah menampakkan emosi yang meluap-luap saat menghadapi suatu masalah. Ma-sa lah yang ada selalu diselesaikan runtut, sa tu per satu dengan tenang. “Beliau meng-ha dapi orang yang satu dengan yang lain se suai dengan kepribadiannya masing-ma-sing,” imbuh Nunuk. “Seperti Bapak yang me mahami sifat anak-anaknya...,” canda Nu nuk. Sehingga hubungan yang tercipta bu kan seperti pimpinan dengan stafnya, na mun lebih seperti keluarga.

“Kalau butuh beliau atau ada yang mau ditanyakan, langsung aja. Biar malam se ka-li pun,” kata Nunuk lagi, sikap ini membuat pa ra staf tidak merasa takut atau sungkan ke tika akan menelepon bila sewaktu–waktu ada suatu hal yang ingin dibicarakan.

Walau pribadinya tenang, bukan berarti Pra nawa tidak bisa marah. Bagaimanakah ma rahnya orang yang sabar? “Diam,” tukas Nu nuk. Para stafnya sudah paham benar, ka lau pimpinannya menampakkan air mu-ka yang dingin dan sangat irit kata-kata, ar-tin ya ada suatu hal yang tidak disukainya. Nah, kalau sampai mendapati Pranawa me-le dak-ledak, pasti masalahnya sudah di luar batas.

Penggemar jajanan onde-onde ini, ma s ih punya sifat lain yang disenangi pa-ra stafnya, yakni sangat demokratis. Dia menghormati saran-saran dari staf di bawahnya. Biasanya setelah rapat pim-pin an divisi di RSUD dr. Soetomo hasil ra pat akan diteruskan pada staf-stafnya, la lu staf-stafnya diminta untuk memberi saran. “Padahal sebenarnya, tanpa saran da ri stafnya, beliau pasti sudah memiliki ke putusan,” ujar Nunuk. Di bawah ke pe-mimpinannya, suasana demokratis ter cip ta karena keputusan diambil setelah me nam-pung aspirasi para staf, menjadikan setiap orang merasa memiliki keputusan tersebut. n Naskah: ISNA Foto: GILANG

“Dengan berpartisipasi di berbagai organisasi, selain bisa menularkan ilmu, saya juga bisa mendapatkan ilmu baru. Beginilah cara saya bisa berguna

bagi banyak orang.”

20 | 1 | 2015 |

SECO

ND O

PINI

ONJA

JAK

PEND

APAT Idola Para Idola

Penasaran ingin tau siapa kiranya idola para senior kita? Check it out ...

Prof. Dr. Soedarso Djojonegoro

TEMAN BELAJAR YANG SETIA

“MONA Lisa, Mona Lisa.. Men have na med you.. You’re so like the lady with the mystic smile..

Begitu sekelumit lirik lagu dari penyanyi idola Profesor yang tetap bersemangat dan awet muda di usia yang sudah 83 tahun ini – Nat King Cole. ‘Lagu ini adalah lagu yang memiliki banyak kenangan, khususnya bersama seorang wanita yang akhirnya menjadi pendamping hidup saya. Karakter suaranya yang khas membuat saya langsung menyukai penyanyi ini. Genre musiknya yang melankolis sangat sesuai dengan suasana hati. Apalagi, orangnya juga terlihat tenang. Bagi saya, Cole cukup berjasa, karena lagu-lagunya menjadi teman setia di saat saya belajar.” n

Prof. Dr. Suhartono, Sp.OG(K)

YANG PENTING REZEKI KUTO

“BIAR wajahnya ngga keren, yang penting kan kantongnya tebal. Itu yang membuat saya menggemari Tukul Arwana. Kerjanya ngoceh plus ketawa, penghasilannya luar biasa. Sementara dokter, pekerjaannya ruwet, pendapatannya cupet, hehe... Tapi jujur, sosok Tukul memang pantas saya idolakan. Mengapa? Dia cerdas, mampu mencairkan suasana. Guyonan-guyonan segarnya pun kadang tidak terduga. Kalau tidak cerdas, dia tidak mungkin bisa mendapatkan ide untuk guyonannya. Kadang guyonan ala Tukul saya aplikasikan pada kehidupan sehari-hari. Terutama ketika menghadapi pasien, hehehe... Supaya suasana konsultasi tidak tegang lah.” n

Dr. Erwin Rahmawan, Sp.OT

INSYA ALLAH BIKIN HATI ADEM

“SAYA sedang suka dengan Maher Zain. Saat tampil di pentas dia tidak perlu memancing penonton dengan banyak gerakan, penampilannya sederhana dan santun. Lirik lagu yang dilantunkannya sarat dengan syiar dan dakwah. Bahkan terdapat penggalan-penggalan doa. Lagu yang saya paling suka dari dia itu yang berjudul ‘Insya Allah’. Kala mendengarkannya, rasanya hati langsung adem.’” n

| 1 | 2015 | 21

Dr. Margarita Maria Maramis Sp.KJ

JIPLAK POTONGAN RAMBUT NGEBOB

‘CANTIK luar dalam. Dia seorang wanita yang, menurut saya, mampu menempatkan diri. Dalam berkarir dia profesional, di kehidupan rumah tangganya pun dia seorang istri dan ibu yang bertanggung jawab. Nyaris tidak ada gosip miring tentang Widyawati. Mungkin karena dia nggak suka neko-neko ya. Kisah asmaranya bahkan benar-benar ‘sampai maut yang memisahkan.’ Gayanya khas wanita Indonesia sekali – anggun, sederhana namun berkelas. Sampai-sampai ketika masih duduk di bangku SMA, saya pernah menjiplak potongan rambutnya lho. Model ngebob dengan poni ke

samping, hehehe...’ n

Dr. I. Lukitra W, Sp.KFR

COOL-NYA BIKIN KESENGSEM

“KALAU saya lihat nih ya, akhir-akhir ini kan banyak penyanyi pendatang baru yang penampilannya aneh-aneh. Bukannya terlihat bagus, tapi malah kacau. Sementara

Afghan, dengan penampilan cool-nya justru bisa menunjukkan kualitasnya. Sederhana dan berkualitas. Pokoknya bikin kesengsem deh! Andai saja saya

seumuran dia, pasti saya jadikan pacar, hahaha.... Lagu-lagu yang dibawakannya pun ramah di telinga, jadi bisa menambah mood positif dalam diri saya.” n

Prof. Dr. Bambang Permono Sp.A(K), MARS

KARENA LAGUNYA LONG LASTING

“DI era ketika saya masih muda, grup musik yang paling bagus dan memiliki idealisme tinggi ya Koes Plus itu. Lagu-lagu yang diciptakan sangat menggambarkan situasi pada saat itu. Dapat dibilang lagu-lagunya long lasting. Anak zaman sekarang pun bila diperdengarkan lagu – lagu Koes Plus pasti dapat mengikuti dan menikmati. Sayangnya, mereka pernah dicekal sehingga sempat tidak diperbolehkan masuk Jakarta. Tetapi justru setelah pencekalannya dicabut, muncullah salah satu lagu favorit saya, Kembali ke Jakarta.” n Naskah: ISNA Foto: COURTESY BERBAGAI SUMBER

22 | 1 | 2015 |

Terbang dengan Aman & NyamanSaat menentukan pilihan sebuah maskapai, berbagai faktor dapat dipertimbangkan, mulai dari segi harga, kenyamanan dan lain-lain. Namun ba gi sebagian orang, pergi dengan paket perjalanan dirasa kurang nyaman, karena keterbatasan wak tu dan tidak sesuai keiinginan kita, sehingga tak jarang sebagian orang memilih untuk per gi sendiri.

SITO

KIN

TRAA

VELI

NG

Penerbangan yang me­nye nangkan dapat diar ti­kan sebagai terbang yang nya man, aman dan excit-

ing. Mengikuti sebuah pa ket travel me rupakan cara mudah melaku­kan perjalanan dengan tujuan ob jek yang banyak mes ki hanya se bentar. Namun, per gi dengan pa ket perjalanan ka dang kurang nya man, karena ke terbatasan wak tu dan tidak se suai dengan ke­inginan kita, sehing ga tak jarang se bagi an orang memilih untuk per gi sen di ri.

Bila memilih untuk pergi sen diri, ada dua tahap untuk mem peroleh penerbangan yang “aman dan nyaman” yaitu:

Dapat dilakukan melalui ber­bagai cara: melalui agen travel, me lalui web resmi sebuah mas­kapai, atau melalui web­travel. Ma sing­masing mempunyai ke­le bihan dan kekurangan.

Bila beruntung, pemesa n an melalui agen travel akan men da­pat harga paling murah, apalagi kalau sudah langganan.

Pemesanan melalui web, cu­kup browsing alamat web res mi mas kapai yang diinginkan. Ke­lemahan pemesanan melalui ja­

lur ini adalah terbatasnya kuota un tuk penumpang, maksimal ha nya 5 orang, sedangkan keun­tung annya sering ada promo.

Pemesanan melalui web­tra­vel merupakan pilihan terakhir.Ke lemahan dalam opsi ini adalah lebih sulit untuk memilih seat atau membatalkan penerbangan di banding pemesanan melalui agen travel ataupun web resmi.Se dangkan keuntungannya, kita akan diberi rangkuman penerba­ngan dari berbagai maskapai

yang dapat dipilih urutannya, mu lai dari segi harga, penerba­ngan nonstop atau tidak, dan in formasi lain – lain yang kita bu­tuhkan.

TahapPemesanan Tiket

TIPS PENTING:

Saat melakukan pemesanan jangan lupa untuk memesan moeslem food bagi pemeluk agama Islam, karena yang disaji-kan di pesawat belum tentu halal meski tidak me ngandung babi.

| 1 | 2015 | 23

Naskah & Foto: BRAHMANA ASKANDAR

1 HARGA. Pilihlah low cost airline dengan reputasi terbaik, karena maskapai dengan reputasi terbaik

lebih dapat diandalkan dari segi kenya­manan dan keamanan. Namun jangan lupa untuk memperhatikan beban mua­tan bagasi karena seringkali harga tiket low cost airlines belum termasuk bagasi.

2 KENYAMANAN. Tergantung ang garan yang tersedia, kita da­pat memesan kelas bisnis atau­

pun kelas utama (first class). Beberapa mas kapai menawarkan kelas premium eco nomy (misalnya Air France, Cathay Pacific, Air Canada), kelas ini berada di antara kelas bisnis dan kelas ekonomi. Kenyamanan kursinya tidak sama de­ngan kelas bisnis namun di atas kelas ekonomi, termasuk ketentuan bagasi dan penggunaan lounge. Yang sering me nawarkan tiket internasional kelas bisnis promo adalah Garuda, Emirates, Etihad, Qatar Airways, Cathay Pacific, Malaysian Airlines. Atau untuk infor­masi lengkap dapat dilihat di www.air­linequality.com

3 WAKTU. Usahakan untuk men­da patkan penerbangan langsung (direct) ke tempat tujuan kita.

Pener bangan direct mempunyai be­berapa keuntungan yaitu waktu lebih pendek, kemungkinan bagasi hilang lebih kecil, kemungkinan tertinggal pesawat sambungan lebih kecil, dan insiden kecelakaan pun juga lebih kecil.

4 MILEAGE. Banyak maskapai me­na warkan program kesetiaan pe ­langgan (loyalty) yang bertu ju an

memberikan insentif agar kita ter bang bersama mereka lagi, dalam ben tuk “poin” yang diakumulasikan da lam wak­tu tertentu. “Poin” ini lazim disebut mile-age. Cara mendapatkannya, upayakan untuk selalu melakukan penerbangan dengan maskapai dimana kita mempu­nyai frequent flyer­nya. Kita bisa mendaf­tar frequent flyer beberapa maskapai, agar bisa mendapat mileage­nya. Con­tohnya adalah Garuda (Garuda Miles).

SAAT proses check in, pastikan ba­rang bawaan kita sudah dilabel de­ngan benar sesuai tujuan kita. Kalau­pun harus transit dan ganti pesawat, pastikan bahwa barang kita lang­sung sampai tujuan akhir. Setelah mendapat boarding pass, ja ngan lupa periksa apakah nomor tempat duduk telah sesuai dengan yang kita kehendaki.

Sebaiknya kita segera membaca intruksi keselamatan penerbangan yang tersedia di setiap kursi. Banyak dari kita yang tidak membacanya, malahan yang langsung dibaca

adalah inflight duty free shop. Hal ini sangatlah penting karena kita harus mengetahui, di mana emergency exit terdekat (setiap jenis pesawat berbe­da), bagaimana cara memakai pelam­pung dengan benar. Sebagai contoh, pelampung tidak boleh dikembung­kan sebelum berada di mulut pintu pesawat, karena hal ini akan meng­halangi proses evakuasi saat keadaan darurat, bayangkan kalau tiap orang memakai pelampung yang sudah dikembungkan maka koridor pe­sawat makin sempit, mempersulit proses evakuasi.

Tahap PenerbanganUsahakan check in

3 jam sebelum penerbangan intenasionaldan 2 jam sebelum penerbangan domestik.

TIP

S

Jika kita menginginkan penerba ngan “Aman Dan Nyaman”, maka de ngan mengikuti tahapan­tahapan di atas hampir dapat dipastikan bahwa kita akan mendapatkan “kenyamanan” dalam penerbangan baik jarak de kat maupun ja­rak jauh. Dengan rah mat Tuhan, tentunya. Have a nice and safe flight! n

X-RA

YFO

TOGR

AFI

Hasil survey InfoTrend.com, sekitar 33% pengguna telepon pintar tidak memiliki kameradigital dan sepenuhnya mengandalkan kebutuhan mengambil foto sehari-hari

menggunakan telepon pintar mereka.

24 | 1 | 2015 |

Fotografi Efektifdengan Smart Phone

Penggunaan telepon genggam semakin lama semakin me-ningkat. Publikasi yang dikeluarkan oleh Morgan Stanley Research mengatakan bahwa pada awal 2009 hanya sekitar 5% penduduk dunia menggunakan telepon genggam jenis

ini, penetrasi pasar semakin dalam hingga jumlah pengguna menin-gkat drastis hingga 30% pada akhir 2013.

Smart phone secara definisi adalah telepon genggam dengan tambahan fungsi seperti komputer, yaitu rata-rata mempunyai ke-mampuan layar sentuh, akses internet, mempunyai kemampuan mengunduh dan menjalankan aplikasi tersebut, dilengkapi dengan kamera digital dan kemampuan melakukan editing di dalam perang-kat tersebut.

Didapatkan data menarik seiring meningkatnya pengguna smart phone. Hasil survey InfoTrend.com, sekitar 33% pengguna telepon pintar tidak memiliki kamera digital dan sepenuhnya mengandalkan kebutuhan mengambil foto sehari-hari menggunakan telepon pin-tar mereka. Makin banyak juga penurunan pemakaian kamera digital pada pemilik kamera pintar dikarenakan alasan praktis, hanya bawa satu gadget sudah bisa melakukan semua kebutuhan.

Bagi pemakai kamera DSLR, melakukan pengaturan kecepatan rana, besarnya bukaan diafragma, titik fokus dan ISO adalah hal yang sangat mudah, tetapi karena keterbatasan, hal ini tidak dapat kita atur di kamera digital telepon pintar kita. Tetapi ada tips dan trik yang akan saya bagi di bawah ini untuk optimalisasi fotografi meng-gunakan smart phone.

FOKUSFokus adalah yang paling penting dalam pengambilan foto. Tan-

pa fokus yang tepat foto tersebut tidak dapat dinikmati. Jangan lupa menyentuh layar sentuh anda tepat dimana anda ingin fokus berada pada foto yang akan anda ambil. Pastikan kamera sudah memasti-kan fokusnya dengan adanya gambaran kotak pada area tersebut, kadang beberapa smart phone menandai dengan suara “beep” bila area fokus sudah terkunci. Bila sudah terkunci, baru ambil foto Anda.

Saat pertama kali membuka aplikasi kamera dan mengarahkan pada objek, secara otomatis smart phone Anda akan mengarahkan fokus ke tengah.

Pada gambar diatas saya mengubah titik fokus dengan menyen-tuh area di sekitar tombol option

Area fokus ini bisa dimainkan untuk menonjolkan area tertentu untuk memberikan cerita dari sebuah foto.

EKSPOSURFotografi adalah gabungan dari dua kata. Foto yang berarti cahaya,

grafi yang berarti gambar. Fotografi berarti menggambar menggu-nakan cahaya. Untuk menggambar menggunakan cahaya kita harus mengatur supaya tidak over eksposur (terlalu putih) dan juga tidak un-der eksposur (telalu hitam). Pada kamera manual, hal ini dapat kita atur

| 1 | 2015 | 25

dengan menyesuaikan kecepatan rana, besarnya bukaan diafragma dan ISO, sayangnya hal ini tidak dapat kita atur menggunakan smart phone, walau beberapa aplikasi dapat meng atur kecepatan rana. Hal ini dapat kita akali dengan menggunakan fungsi sentuh atau seperti yang kita lakukan pada autofokus. Selain mengukur fokus, menyentuh area tertentu juga membuat kamera anda memikirkan kombinasi yang pas secara otomatis untuk meng atur ISO supaya area tersebut mempunyai eksposur yang pas. Pada suatu area dengan pencahayaan yang sama, ekposur satu titik akan membuat seluruh area memiliki ekposur yang pas. Tetapi pada area dengan pencahayaan yang berbeda akan mem-buat perbedaan eksposur.

Autofokus dan autometering eksposur mengakibatkan smart phone anda mengambil titik fokus di tengah dan melakukan pengukuran pencahayaan secara otomatis mengeskpos semua area dengan tepat.

Memindahkan metering dan fokus di bagian atas tengah area mem-buat area diluar titik tersebut terlihat kabur dan sedikit menurun ekspo-surnya sehingga dapat memberikan efek dramatisasi dari gambar.

HDR (High Dynamic Range)Karena sempitnya dynamic range alias cahaya paling terang dan pa ling

gelap yang bisa diterima oleh sensor tidak terlalu lebar, mengakibatkan ban-yak gambar dengan perbedaan pencahayaan yang terlalu besar menjadi berbeda eksposur-nya secara ekstrim di berbagai titik. Terlalu gelap di satu titik dan terlalu terang di titik lain. Hal ini sering terjadi pada pengambilan gambar dengan background langit. Seringkali detail langit menghilang untuk mengejar ekposur yang tepat untuk objek benda di bumi dan bila mengejar eksposur tepat untuk langit, maka objek di bumi terlalu gelap. Un-tuk mendapatkan eksposur yang tepat di semua area, dibutuhkan fitur HDR ini. Tidak semua smart phone mempunyai fitur HDR.

Pada prinsipnya, HDR ini mengakibatkan kamera melakukan pengambilan gambar lebih dari satu kali. Dilakukan pengambilan dengan metering eksposur di titik paling terang dan foto berikut-nya metering eksposur di titik paling gelap. Akhirnya beberapa foto dengan multiple point metering tersebut dikombinasikan secara matematis untuk menghasilkan gambar yang rata. Contoh dapat dili-hat di bawah ini.

Penggunaan HDR dapat mengeluarkan detail gambar dengan kontras yang tinggi.

SUDUT PENGAMBILANSudut pengambilan gambar dapat memberikan kesan tertentu.

Pada pengambilan selevel mata manusia kadang sudah terlalu nor-mal dan gambar terlihat biasa. Diperlukan pengambilan dengan sudut ektrim untuk membawa gambar ke arah selanjutnya.

Sudut pengambilan gambar dari atas (bird eye view) dapat mem-berikan gambaran secara luas. Memberikan pandangan kepada penikmat fotonya apa yang secara umum terjadi di area tersebut. Seringkali dipakai untuk fotografi jurnalisme untuk menggambarkan apa yang sedang terjadi di area tersebut alias 5W 1H (What, Where, When, Why, Who dan How). Foto jenis ini lebih bisa bercerita diban-ding sudut pandang lain.

26 | 1 | 2015 |

Sudut pengambilan gambar dari bawah dapat memberikan kesan megah dan lebih besar dari aslinya.

Seringkali gambaran yang kita lihat setiap hari terlihat jauh lebih bagus dari foto karena diliat dari sisi yang tidak pernah kita lihat sebe-lumnya. Gunakan berbagai macam sudut pandang dalam mengam-bil sebuah obyek. Gunakan sudut yang tidak lazim digunakan untuk mendapatkan gambar yang lain dari biasanya.

KOMPOSISIBagaimana memposisikan berbagai macam objek yang akan kita

foto dan memposisikan pada foto dinamakan komposisi. Fungsi kom-posisi adalah untuk membuat sebuah objek foto menjadi sebuah desain yang efektif dan menarik.

Teori komposisi yang paling dasar adalah Hukum Sepertiga atau biasa disebut Rule of Third. Teori ini pertama kali dipublikasikan oleh John Thomas Smith, seorang seniman lukis, pemahat dan juga kolektor buku antik, pada bukunya yang berjudul Remarks on Rural Scenery diterbitkan tahun 1797. Hukum Sepertiga ini intinya adalah membuat objek berada di sepertiga bi-dang lebar dan sepertiga bidang tinggi. Dilarang menaruh objek di tengah dan menaruh garis horison pemisah langit dan bumi tepat di tengah. Mena-ruh objek di tengah memberikan kesan menjemukan.

Selain mengambil garis bayangan tadi secara lurus, dapat juga digu-nakan secara diagonal untuk menciptakan sensasi yang berbeda dalam se-buah foto. Foto contoh dibawah ini saya ambil bukan karena bangunannya miring, melainkan saya mengatur posisi pengambilan dengan smart phone saya supaya tercipta kesan bertumpuk dengan garis diagonal.

Ada ratusan teori komposisi di dunia fotografi, tetapi dasarnya adalah komposisi Hukum Sepertiga dan Hukum Diagonal.

Selamat bereksperimen dengan telepon pintar Anda. n

Naskah & Foto: HARI NUGROHO

| 1 | 2015 | 27

FILOSOFIRENUNGAN

Di tengah banyak orang yang ber­lom ba untuk mencapai sukses da lam bidang ekonomi seperti se karang ini, kiranya hal ini perlu

di ingatkan kembali. Hendaknya seseorang ja ngan terpancing untuk hanya mengejar ke kayaan duniawi, sampai terlupa bahwa dia juga manusia yang memiliki roh. Bila ki­ta cermati, berbagai artikel di surat kabar dan majalah, isinya tak pernah sepi dari pe­mu jaan pada mereka yang sukses dan kaya. Para pahlawan kita sekarang ini adalah me­re ka yang sukses dalam karier, jabatan dan se kaligus kaya. Lebih membanggakan lagi ka lau si sukses itu dulunya orang miskin yang semiskin­miskinnya. Tokoh seperti Ma hatma Gandhi telah lenyap dari kamus pah lawan kita hari­hari ini. Sekarang, yang kita tokohkan sebagai pahlawan dan kita ka gumi umumnya adalah orang bisnis yang men jadi maha konglomerat – orang yang ma hakaya raya. Padahal, manusia hidup di dunia ini bukan melulu mengurusi hal­hal duniawi belaka, bukan mengisi perut sa ja. Bukan mengumpulkan harta belaka, bu­kan memikirkan roti atau nasi saja setiap ha rinya. Manusia juga membutuhkan ma­kan an rohani. Sebab manusia bukan hanya ter diri dari tubuh dengan usus, tetapi juga di anugerahi sebuah kesadaran, sesuatu yang bersifat rohaniah.

Perlu direnungkan, bahwa pem ba ngun­an untuk memakmurkan bangsa de ngan cara berjuang untuk meratakan ke makmuran itu sangat baik. Adalah sa tu keharusan untuk memperjuangkan se mua anggota masyarakat mendapat ma kanan yang cukup dan bergizi. Juga, da pat memperoleh rumah yang cukup ba ik. Dan, memperoleh jaminan keamanan ba gi dirinya di luar rumah. Itu se­mua wa jar dan baik. Namun, sebenarnya le bih dari itu, manusia (khususnya di In do ­nesia) bukan hanya membutuhkan ra sa ke­nyang, keteduhan dan keamanan, te ta pi ju ga membutuhkan cinta kasih dari manusia lain (sesamanya). Membutuhkan ke damaian ba tin. Membutuhkan kepastian hi dup setelah ke­hidupan badan selesai. Hal­hal inilah se sung­guh nya yang juga per lu “dibangun”.

Dalam sejarah umat manusia, tidak ja­rang kita temukan munculnya kelompok ma nusia yang justru menolak “badan” (ra ga)

dan hanya mempersiapkan diri me nyon g­song kehidupannya setelah mati. Mereka biasanya ha nya mengonsumsi makanan yang pa ling sederhana dan memakai pakaian yang juga amat sederhana namun ber ta han lama. Atap rumahnya adalah langit dan kebanyakan dari mereka hidup me ngem ba ra. Bagi manusia modern, ke hi­dupan se perti itu merupakan sebuah ke hi­dupan yang berat dan tidak setiap orang mam pu serta mau menjalaninya. Sudah se­wa jar nya bila manusia menginginkan ke hi­dupan yang baik dari semua hal yang te l ah dianugerahkan Tuhan di dunia ini. U mum­nya manusia memprioritaskan hi dup un tuk pemeliharaan jasmaninya dan tu buhnya. Na­mun, memelihara tubuh sa ja tidaklah cukup. Ma nusia juga harus me me li hara rohaninya dan jiwanya.

Pembangunan fisik bangsa harus di ser­tai dan diimbangi dengan pem ba ngun an ro hani, yang tentu saja lebih banyak ber­sifat individual. Pemerintah tidak dapat me maksa anggota masyarakatnya untuk mem bangun rohani masing­masing. Yang da pat dilakukan pemerintah adalah men ja ­min adanya kelengkapan fasilitas dan per ­lindungan terhadap hasrat pemenuhan ke ­butuhan rohani. Setiap orang harus da pat memenuhi kebutuhan rohaninya se cara individu. Kekayaan jiwa tak dapat di wa ris kan. Setiap orang harus mencarinya sen diri. Orang tua yang kaya secara rohaniah bu kan ja minan akan memiliki anak yang se’kaya’ di rinya. Berbeda dengan kekayaan ra gawi, orang tua yang kaya harta, maka hampir da pat dipastikan anaknya menjadi ka ya harta pula.

Banyak orang yang kini sibuk mencari da­ta dan membuat ranking siapa orang kita yang kaya raya sekarang ini. Mudah saja mem buat

rangking siapa yang lebih kaya di bandingkan dengan yang lain. Orang ting gal menjumlah kekayaan mereka yang dapat dinilai dengan mata uang. Te ta pi, bagaimana orang dapat mengukur “har ta rohani” seseorang? Orang yang ka ya raya secara rohani, tak dapat dilihat oleh manusia lain. Karena itu, mereka ti dak pernah populer. Dan, saya yakin bah wa orang yang telah mencapai tingkat ke ka yaan ini juga tidak mau diekspos, tidak ingin diketahui orang lain. Orang semacam ini masih saja merasa “miskin” rohaniah – ‘mis kin jiwa’. Mereka tetap menganggap di rinya paling rendah dan hina di mata ma nu sia. Bukan main, inilah keajaiban dunia se karang ini.

Untuk itu sudah sewajarnya bila kita mau kembali kepada kebutuhan ro ha ni yang harus segera kita penuhi, sejajar de ngan pemenuhan kebutuhan akan “na si”. Pengumpulan ke ka­yaan rohani ini ten tu bukan dalam arti me­ngum pulkan harta rohani secara kognitif, tetapi lebih pa da sikap dan tingkah laku, perbuatan. Orang yang tanpa pendidikan pun dapat ber kembang menjadi seorang yang kaya secara rohaniah, karena sikap dan amal nya yang tak berkesudahan. Orang kaya, ber pendidikan, berpangkat, sukses besar da­lam hidup ini, tidak menjamin akan de mi kian pula dalam hal kerohanian. Justru orang­orang “sukses” semacam ini cukup su lit untuk berbuat baik secara rohaniah. Mereka terlalu sibuk, terlalu lelah dan menanggung pekerjaan yang lebih berat. Pa da dasarnya menjadi kaya raya itu juga sebuah beban dan tanggung jawab, ba nyak orang yang membutuhkannya, ter lalu banyak yang harus dipikirkannya. Aki bat nya waktu untuk memikirkan rohaninya sendiri sangat kurang.

Maka berbahagialah mereka yang se der­ha na dalam hal kebendaan, karena akan cu­kup waktu dan kesempatan untuk me mi kir­kan hal­hal kerohanian. Jangan terlalu cepat “pa nas” atau iri terhadap mereka yang kaya da lam hal “nasi” karena ke kuat an mereka untuk mengejar harta rohani men jadi lebih besar dan lebih berat. Beban du niawi mereka lebih berat. Justru mereka yang hidupnya sederhana lebih ringan be ban duniawinya, karena telah dicukupi untuk hi dup sehari­harinya, tinggal mencari harta ro haninya. n

HARTA KITA?BERBAHAGIALAH MEREKA YANG SE DER HANA DALAM HAL KEBENDAAN, KARENA AKAN CU KUP WAKTU ME MI KIRKAN KEROHANIAN.

oleh PRIBAKTI B.

Sudahbanyakkah

28 | 1 | 2015 |

CITO

CBE

RITA

KAM

PUS

SALAH SATU PENDIRI. Prof. DR. Indropo Agusni, Dr. SpKK(K), asyik bercerita tentang sejarah per ja­lanan Fakultas Kedokteran di Mu sem Kedokteran FK Unair.

| 1 | 2015 | 29

“Kami berharap agar semua yang bercita-cita menjadi dokter tahu tentang sejarah profesi yang akan mereka geluti nantinya.Tapi ti dak terbatas pada mereka, masyarakat umum

terutama generasi muda juga perlu ta hu tentang sejarah dunia kedokteran.” [Prof.DR.Dr. Indropo Agusni, Sp.KK (K)]

Cerita Masa Lampaudengan Cara Modern

Museum Pendidikan Dokter Surabaya

Siapa wanita pertama yang lulus da ri pendidikan kedokteran di Su rabaya? Dia adalah Dr. Dee W.A Weydemuller. Wanita ini

be lajar ilmu kedokteran bersama rekan-re kannya yang semuanya laki-laki. Ketika itu pendidikan kedokteran di Surabaya ber na ma NederlandschIndische Artsen School (NIAS) yang terletak di jalan Kedungdoro, dan merupakan cikal bakal Fakultas Ke dok teran Universitas Airlangga.

Kalau Anda ingin tahu lebih jauh tentang hal ini, juga tentang per kem bang an dunia pendidikan kedokteran, silakan da tang ke Museum Pendidikan Dokter Su-ra baya yang terletak di sisi barat Fakultas Ke dokteran Universitas Airlangga. Di sana Anda akan mendapat banyak informasi ten-tang hal itu. Bahkan masih banyak in formasi lain tentang dunia kedokteran.

Di ruang museum yang juga me ru pa kan bangunan cagar budaya tersebut, se ja rah Fakultas Kedokteran Unair dari zaman ke zaman dipaparkan dengan sangat baik. Ter masuk kartu mahasiswa,

beragam alat pe raga, serta toga berbentuk segi empat yang pernah digunakan untuk acara wisuda tu rut dipajang di dalam museum

Selain itu berbagai peralatan ke dok-teran seperti jarum suntik, gunting, mi-kros kop dari masa lampau juga ada.Tetapi ja ngan salah, di dalam museum juga da-

pat dilihat informasi perkembangan du-nia kedokteran terkini seperti stem cell. Sehingga sudah selayaknya me re ka yang ingin kuliah di kedokteran, ma hasiswa ke-

dok teran, dan masyarakat yang tertarik dengan dunia kedokteran ber kunjung ke museum ini.

“Kami ingin agar semua yang ingin kuliah kedokteran tahu tentang sejarah yang akan mereka geluti nantinya. Tapi ti dak terbatas pada mereka, masyarakat umum terutama generasi muda juga

perlu ta hu tentang sejarah dunia kedokteran,” ujar Prof. DR. Dr. Indropo Agusni, Sp.KK (K), sa-lah seorang perintis Museum Pendidikan Dok ter Surabaya.

Lebih lanjut Indropo Agusni men je laskan, museum ini awalnya merupakan ide al marhum Prof. Dr. Sentot Moestadjab Soe atmadji, ketika beliau masih menjadi De-kan Fakultas Kedokteran Unair di ta hun 1982-1985. Indropo Agusni sen di ri sempat terlibat dalam 3 kepanitian pen di rian museum sebelum akhirnya bisa ber wu jud seperti saat ini. “Museum sempat me nempati beberapa lokasi di

antaranya di ruang atas aula dan juga di perpustakaan Fa kultas Kedokteran Unair,” ujarnya.

Atas prakarsa panitia peringatan 1

DOKTER WANITA PERTAMA. Beberapa koleksi bernilai sejarah dipajang di dalam musem, termasuk sejarah dokter wanita pertama lulusan FK Unair.

30 | 1 | 2015 |

A bad Pendidikan dokter di Surabaya mu-se um dipindah ke lokasi sekarang yang ter letak di sebelah barat bangunan utama Fa kultas Kedokteran Unair. “Saya melihat di perpustakaan jarang ada yang melihat mu-seum, karena tempatnya di dalam. Isi nya bagus, tapi karena lokasinya kurang stra-tegis, syiarnya menjadi kurang. Karena itu saya usulkan ke Dekan untuk pindah tem-pat ke lokasi yang sekarang,” kata DR.  Dr. Hendy Hendarto,  SpOG(K), yang saat itu me ru pakan ketua Panitia Peringatan Satu Abad Pen didikan Dokter di Surabaya.

Pemindahan lokasi museum ke tempat yang sekarang pun bukan tanpa kesulitan. Di butuhkan waktu kurang lebih satu tahun dan dana yang hampir mencapai satu miliar ru piah untuk merenovasi dan merelokasi tempat. Dana ter sebut semua di dapat panitia dari sum bangan alumni dan sponsor lainnya.

Ruangan museum sekarang ini du lu-nya merupakan ruangan Farmasi. De ngan bantuan arsitek dari Ins ti tut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), tam pil an museum dibangun sedemiian rupa sehingga ber-nuan sa per pa duan antara old and new.

“Kami ingin pengunjung bisa me ra-sa kan suasana masa lampau dengan tek -nologi yang modern,” kata DR. Dr. Purwati, Sp.PD, salah seorang panitia Peringatan 1 Abad Pendidikan Dokter di Surabaya yang men jadi person in charge (PIC) untuk pem-ba ngunan museum. Perpaduan antara ba-ngunan yang etnik dan permainan lighting men jadikan museum ini mampu tampil ber beda dibandingkan dengan museum-mu seum yang ada di Indonesia pada u mumnya.

“Selain adanya foto-foto dan bukti-bukti oten tik, pengunjung juga dapat menikmati vi deo dan audio tentang pendidikan ke-dok teran yang ada di Surabaya. Dan kami juga menyediakan café, sehingga dapat di-nik mati pengunjung, ”ungkap dr. Purwati, Sp.PD lagi.

Tertarik untuk berkunjung? Sepertinya An da harus bersabar dulu. Walaupun sudah dir esmikan oleh Dekan FK Unair Prof. DR. Dr. Agung Pranoto MSc, Sp.PD, K-EMD FINASIM pada peringatan 1 Abad pendidikan ke-dok teran di Surabaya, museum ini belum sepenuhnya terbuka untuk pengunjung. Pe-nga turan organisasi museum termasuk ke butuhan akan kurator menjadi pe nye bab nya.

“Pada Juli 2014, Panitia Peringatan Satu Abad te lah menyerahkan pengelolaan mu seum se penuhnya kepada Fakultas, ka mi harap ke depannya museum dapat dikelola secara pro fesional, sehingga apa yang menjadi persembahan dan kar ya akhir Panitia Satu Abad FKUA ini bisa terus bermanfaat,” ujar Hendy.

Panitia juga telah bekerja sama dengan Sur abaya Herritage Tour yang dikelola oleh House of Sampoerna agar Museum Pen-didikan kedokteran ini menjadi salah satu tujuan tour tersebut. “House of Sam poer na sudah menyetujui, bahkan mereka juga hadir pada peresmian museum,” ung kap Hendy Hendarto.

Baik Indropo Agusni, Hen dy Hendarto, dan Purwati mengakui bah wa museum ini belum sepenuhnya sem purna, masih banyak hal yang bisa di kembangkan. “Saya ingin lebih banyak des kripsi tentang sejarah, serta dapat menampilkan organ-or gan anatomi. Juga penambahan audio,” kata Purwati.

Menanggapi hal tersebut, Thomas Ari Kristianto, arsitek yang banyak memban tu pendirian museum tersebut men je las kan bahwa selanjutnya akan ditambahkan pe-ralatan Personal Audio Guidance sehingga pe ngunjung bisa mendapat penjelasan le-bih detail tentang isi museum. n Naskah: YASIN Foto: GILANG

KOLEKSI SEJARAH, Beberapa koleksi dalam musem. Foto atas sertifikat izin praktik dokter. Foto tengah merupakan salah satu buku yang di dalamnya mencatat sejarah berdirinya NIAS sebagai cikal bakal Fakultas Kedokteran Unair. Foto bawah displai foto-foto NIAS Kedungdoro.

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

Ikatan Dokter Indonesia Cabang Surabaya, Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesiadan Ikatan Dokter Indonesia Wilayah Jawa Timur

mengucapkanJATIM SURABAYA

32 | 1 | 2015 |

Pecel Ngawi

NUTR

ISI

KULI

NER

MBAK SUM

Pecel, makanan menyehatkan yang kita semua pasti sudah ta­hu. Dengan kandungan sayur ma yur yang lengkap dan bumbu

ber basis kacang, pecel tercatat sebagai ma kanan khas Jawa. Asal muasal resminya ma sih menjadi perdebatan, tetapi banyak yang mengatakan berasal dari area sekitar Ma diun, dan masing–masing daerah me­miliki ciri khas sendiri dalam penyajian mau pun cita rasa bumbu pecelnya. Makna ka ta pecel juga masih menjadi perdebatan. Yang paling masuk akal adalah bahwa pe cel itu berarti melumatkan menjadi satu, se suai rasanya, karena bumbu pecel merupakan campuran dari berbagai ma­cam bumbu yang dilumatkan, dengan pro porsi terbesar adalah kacang tanah yang telah disangrai.

Karena saya penggila pecel, maka kali ini yang akan saya review adalah pecel fa­vorit saya sepanjang masa: “Pecel Ngawi Mbak Sum”. Nama ini mereka tuliskan di span duk minimalis berukuran sekitar 3 x 1 meter yang sekaligus berfungsi sebagai tirai yang menutupi area makan. Warung pe cel kaki lima yang berlokasi di Jalan Dhar ma­husada (sebelum kantor IDI kalau dari RS Soetomo) ini, buka mulai jam 6 pagi sampai habis. Biasanya sebelum jam 9 sudah habis.  Menurut saya pribadi “Pecel Nga wi Mbak

PECEL WITH A TOUCH OF LOVE

MAK NYUSSS, Pesona dan daya tarik pecel Mbak Sum yang

selalu membuat kangen.

| 1 | 2015 | 33

Sum” adalah “state of the art”­nya pecel. Saya akan melukiskannya dengan kata–

kata, silakan membayangkan. Bum bu nya luar biasa, sayurnya fresh – sudah di ren dam air panas tapi tidak lama sehingga ma sih ada crispy side-nya. Fitur yang paling me narik di pecel Mbak Sum ini adalah ada nya bumbu “tumpang” – bum bu yang berisi campuran tempe yang se dikit over-fermented (kata orang Jawa tem pe bosok, padahal bukan busuk), cabe ra wit dan berbagai bumbu yang konon men jadi rahasia perusahaan dan dimasak da lam santan. Bumbu tumpang ini sifatnya op sional, selalu ditawari, kalau masih ada. Rasanya benar–benar memberi ‘ten dang an’ ekstra. Harga pecel versi polos tanpa tam bah an apa­apa adalah Rp 8.000,­. Pilihan me nu tambahannya adalah empal, ayam, je rohan, telor dadar, dadar jagung, ikan asin, dan berbagai macam bothok. Peyek – semacam krupuk yang merupakan pen­damping wajib bila kita makan pecel – bu at an Mbak Sum, juga rasanya luar biasa. Ti pis dan ekstra crunch dengan cukup banyak isi. Ada 2 macam pilihan isi peyek, kacang atau ikan teri. Apalagi, boleh minta nambah pe yek 1 atau 2 lagi (asal nggak 1 toples pasti dikasih).

Pecel ini berlabel Pecel Ngawi karena pa sangan pemilik warung ini asalnya dari

Nga wi. Saya sempat dinas di Ngawi selama sa tu bulan, tetapi tidak menemukan pecel Nga wi yang seperti ini. Di Ngawi sendiri bum bu tumpang diberi nama “lethok”, walau pun basic-nya sama yaitu tempe “over-fermented”, tetapi berisi babat dan jerohan. Ke tika saya bertanya pada Pak No dan Mbak Sum –sang pemilik warung– mengenai asal nama dan produknya, mereka me nga­takan bahwa pemilihan kata Ngawi ada lah karena tidak ada penjual pecel di Su rabaya yang memakai brand Ngawi, se hing ga bisa menjadi strategi yang membuat orang penasaran. Padahal kata mereka, res ep bumbu pecel dan tumpangnya lebih ba­nyak diadopsi dari pecel daerah Kediri.

Usaha ini dijalankan oleh 4 orang, pa­sang an suami istri (Pak No dan Mbak Sum), se orang anak yang merangkap runner alias tu kang belanja dan angkat­angkat dan se­o rang tukang becak langganan yang siap an tar jemput. Mereka memulai rutinitas sehari–hari dengan bangun setiap dini ha ri jam 2 untuk menyiapkan semuanya: meng­goreng peyek, mengolah bumbu, me nyi ap­kan sayur mayur – semua dilakukan sendiri. Yang sangat disayangkan, mereka hanya mau menyediakan pecel dalam jumlah se­dikit per harinya, tidak berminat untuk ko­

mer sialisasi dengan produksi masal. Jadi, bisa disejajarkan dengan Personal Sushi Chef di Jepang yang hanya buka warung mak simal dengan 5 kursi tapi yang antri bisa sampai 20­30 orang. Chef idealis me­mang biasanya menolak komersialisasi, ha nya mau menyediakan masakan dalam jum lah terbatas yang bisa dia handle secara per sonal. Padahal sudah berulang kali me­reka ditawari oleh beberapa pemilik modal un tuk pindah ke tempat yang lebih besar, te tapi mereka selalu menolak.

Satu hal yang membuat pecel ini makin nikmat, bukan saja karena rasanya, adalah karena pelayanannya yang luar biasa. Pelanggan yang dua atau tiga kali datang pasti mendapat sambutan yang ramah, hebatnya pasangan Mbak Sum dan Pak No ini mengenal pelanggan – pelanggan setianya dengan cukup personal, mulai nama, tempat kerja, sampai pada lauk tambahan favoritnya – pelayanan yang bisa disejajarkan dengan layanan anggota Frequent Flyer maskapai penerbangan.

Apresiasi setinggi – tingginya kepada Mbak Sum dan Pak No. This is it: Pecel with a touch of love. n

MINIMALIS. Warung yang tempatnya tak se’kelas’ dengan rasa pecelnya.

Naskah & Foto: HARI NUGROHO

“FITUR PALING ME NA RIK DI PECEL MBAK SUM INI ADALAH ADANYA BUM BU “TUMPANG”,

YANG BER ISI CAMPURAN SANTAN, TEMPE OVER

FER MENTED, CABE RAWIT DAN BUMBU RAHASIA.

34 | 1 | 2015 |

SKEL

ETON

PROF

IL G

RUP

NAMJUU

SIA yang tidak muda la gi bukan halangan untuk ber kumpul bersama kawan

dan sahabat lama. “Apabila ingin berumur panjang maka peliharalah silaturahmi” adalah kata bijak yang sangat tepat menggambarkan persahabatan yang dijalin oleh para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angka-

tan tahun 1967 ini. Mereka menamai perkumpulan mereka dengan NAMJU.

“Namju dibentuk pada re-uni akbar Fakultas Kedokteran Unair tahun 2011, sejak saat itu kami sering berkumpul. Tempat berkumpulnya berpindah–pindah, mulai dari Surabaya, Bandung, Kediri, Bali, Banjar-masin, Surabaya lagi, Yogya-karta dan terakhir di Sarangan,”

ungkap Dr. Jack Darwin Dunda yang mantan direksi salah satu BUMN. Dia diangkat menjadi “lurah” Namju oleh rekan-rekan seangkatannya.

Anggota Namju saat ini terdata berjumlah 74 orang. Mereka tersebar di beberapa daerah Indonesia bahkan luar negeri. Mereka yang pernah hadir dalam reuni selain dari Surabaya dan Jakarta, ada juga

yang datang dari Menado, Tan-jung Pinang, Malaysia, Belanda, Australia, Amerika dan Jerman.

Pada 1-2 November yang lalu mereka memilih Telaga Sarangan Magetan sebagai tempat berkumpul. Tidak hanya sekedar berkumpul, beragam kegiatan telah dipersiapkan oleh panitia, termasuk bermain game yang memacu berpikir. “Biar tidak alzheimer,” jawab

“Apabila ingin berumur panjang maka peliharalah silaturahmi” adalah kata bijak yang sangat tepat menggambarkan persahabatan yang dijalin oleh para dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga angkatan tahun 1967, atau yang biasa disebut Namju.

| 1 | 2015 | 35

REUNI: Alumni FK Unair angkatan 1967 berkumpul di RS Darmo,

Surabaya, November 2014.

Dr. Jack sambil tersenyum, ketika ditanya alasan mengajak Namju bermain games yang merangsang otak berpikir. Dia menjelaskan bahwa reuni di Sa-rangan adalah pertemuan yang ke delapan sejak grup Namju ini dibentuk.

Tujuan setiap acara reuni yang diadakan Namju adalah bersilaturahmi. Biasanya ada sedikit porsi untuk acara ilmiah, kemudian dilanjutkan dengan membahas organisasi Namju sendiri, seperti rencana pertemuan berikutnya dan lain-lain. Yang unik acara reuni juga diisi dengan cerita tentang sejarah seperti hikayat raja-raja Yogyakarta atau cerita tentang Ratna Dumilah - disesuaikan dengan lokasi pertemuan. Selebihnya adalah acara bersenang-senang seperti makan, ngobrol, bernyanyi dan bermain games. “Yang lucu adalah acara stand up co­medy oleh rekan-rekan Namju sendiri. Biasanya cerita tentang kekonyolan-kekonyolan yang

terjadi di masa kuliah. Misal ada di antara kami yang bercerita bahwa sewaktu mereka masih dokter muda jatah daging milik PPDS 1 di ambilnya sehingga peserta pendidikan dokter spesialis tadi kebingungan melihat jatah menu makannya yang minimalis,” kata Dr. Jack lagi sambil tertawa.

Selain rutin bertatap muka melalui media reuni, setiap hari mereka aktif berkomu-nikasi melalui media sosial seperti membentuk group di Whatsapp, mailing list dan juga Blackberry Messenger group. Bahkan yang luar biasa adalah mereka membuat majalah MEDIKOM’67 yang diterbitkan setiap tahun, untuk menga-komodasi tulisan-tulisan dan ce rita rekan-rekan mereka di Namju. Padahal kesibukan mereka sangat padat tetapi tetap menyempatkan menulis untuk mengisi majalah mereka. Untuk mengenang dan sebagai cara untuk berterima kasih pada para dosen yang dulu

mengajar mereka, dalam setiap terbitan majalah Medikom’67 selalu di ulas tentang profil salah seorang dosen. Salah satu yang sangat berkesan bagi mereka adalah Prof. Asmino, Dekan FK Unair pada saat itu. “Ketika kami pertama kali kuli-ah di tingkat I tahun 67, kalau kurang bagus hasil belajarnya, tahun pertama langsung dikeluarkan oleh Prof. Asmino,” ungkap Dr. Jack lagi.

Walaupun usia sudah tak terbilang muda lagi, anggota Namju ini cukup banyak yang masih aktif mengajar baik di Unair maupun di universitas yang lain. Sebut saja Prof. Dr. Paul Tahalele, Sp.BTKV(K) yang juga Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI), Prof. Dr. Heru Santoso, SpOG(K)Onk, Dr. Faroek Hoesin, SpPA(K), dan masih banyak yang lain. Bahkan Prof. Marlina S. Mahajudin, Dr. SpKJ(K) pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Psikologi Unair.

Anggota Namju ada juga yang sukses berkarir di bidang militer, seperti Laksma TNI (Purn) Dr. Imam Soewono, Sp.PD, yang kini menjadi Direk-tur Rumah Sakit Darmo, Sura-baya. Juga Dr. Radix Sukardono, SpB, yang berpengalaman perang dari Timor Timur sampai dengan Bosnia Herzegovina.

Dr. Hanny Roespandi, salah seorang anggota Namju juga

pernah bekerja untuk WHO mengurusi kesehatan anak dan remaja. Disamping itu ada pula dari mereka yang menjabat sebagai direktur rumah sakit.

“Kami senang sekali bisa berkumpul bersama. Kami sadar sudah tidak muda lagi dan perlu menjaga silaturahmi agar tidak sampai putus. Bila ada yang sakit, kami memberi semangat, sedapat mungkin sampai sembuh,” ungkap dok-ter Jack yang akrab dipanggil Benny ini. Menurutnya, kunci dari keakraban adalah komu-nikasi. “Pengurus harus rajin menjalin komunikasi, memberi informasi dan menyemangati anggota untuk pengambilan keputusan bersama,” katanya.

Dalam bulan ini Namju masih akan bertemu lagi di Jakarta , karena Dr. Rietta Soe-kotjo – salah satu anggotanya, akan ngunduh mantu di sana. “Yah, sambil ngomong orga-nisasi dan rencana ke Lombok tahun depan,” pungkas Dr. Jack.

Semangat silaturahmi yang patut dicontoh. Semoga persaudaraan ini selalu terjaga dalam kasih dan sayang.n

Naskah: YASIN

Foto: DOKUMENTASI NAMJU

“Kami senang sekali bisa berkumpul bersama. Kami sadar sudah tidak muda lagi dan perlu menjaga silaturahmi agar tidak sampai putus. Bila ada yang sakit, kami memberi semangat, sedapat mungkin sampai sembuh.”

36 | 1 | 2015 |

EDGY-CHIC RETRO

EFLO

RESE

NSI

FASH

ION

& M

ODE

Gaya retro bukan berarti kuno, mix and match gaya ini bisa tampak modern, edgy, dan tak lekang oleh waktu. Busana yang cocok dipakai untuk kuliah ataupun ke kantor.

| 1 | 2015 | 37

Untuk pria, kemeja putih dipadankan dengan sweater warna khaki akan

terlihat neat tapi tidak kuno. Pilihlah motif dan bahan sweater yang modern

lalu kombinasikan dengan celana katun berpotongan lurus agar tidak terlihat

terlalu old school. Motif kemeja kotak-kotak ditambah dengan suspender juga

akan tampak keren.

Untuk wanita, padu padankan blus turtle neck Anda dengan rok siluet

trompet high-waisted, ditambah sentuhan sepatu model wedges yang

semakin menekankan gaya retro. Anda bisa juga mengenakan bolero warna

senada, sophisticated yet chic!

38 | 1 | 2015 |

Gunakan ukuran kemeja yang pas badan, retro style identik dengan kemeja atau polo shirt berpotongan slim dengan corak dan warna natural. Jangan lupa sepatu pantovel dengan warna senada, simple and so neat!

Sesekali bergaya retro supaya tidak memberi kesan monoton penampilan kita. Why not?

| 1 | 2015 | 39

Naskah: IRMADITAFoto: GILANG

Model: PPDS I FK UNAIRBusana: KOLEKSI PRIBADI

40 | 1 | 2015 |

Alangkah indahnya bila kata-kata yang sarat makna ini dijadikan dasar dari semua pernikahan. Dan terasa lebih bermakna lagi

bila diungkapkan oleh pasangan yang telah menjalaninya selama berpuluh tahun, berkomitmen, dan terus bersama dengan cinta yang tetap penuh. Prof Yogi dan Prof Diany, pasangan yang selalu tampak ber dua di manapun ini, bercerita tentang kisah kasih mereka yang telah lebih dari 40 tahun, yang didasari oleh kata-kata sarat makna tersebut di atas.

Sepeda Kumbang Penjemput CintaCinta mereka bersemi saat perpelonco-

an mahasiswa baru. Sangat klasik, tapi unik. Kala itu Diany menjadi yunior binaan Yo gi. Yogi seringkali memberi perintah dan tugas yang sulit pada Diany, sehingga tak jarang Diany menangis karena merasa kesulitan untuk memenuhi tugas tersebut. Dan bukannya menenangkan, Yogi malah men cemooh. “Hehehe, itu kan tujuan-nya men didik. Untuk melatih keuletan dan menyiapkan mental mahasiswa baru menghadapi pola pengajaran di universi-tas. Perploncoan zaman dulu itu banyak ni-lai positifnya, beda dengan per peloncoan zaman sekarang”, kenang Yogi. Diany juga menyadari itu, sehingga walaupun kadang menangis, dia tidak marah apalagi dendam kepada Yogi. ’’Saya anggap itu sebagai bentuk perhatian dari dia,’’ kata Diany. Sam-bil melirik Diany, Yogi menukas, ”Khusus bagi kami berdua, masa perploncoan juga merupakan kenangan yang membahagia-kan.’’ Masa–masa perploncoan yang berat justru membuat Diany merasa kian dekat dengan Yogi.

Kedekatan itu berlanjut sampai pada masa perkuliahan. ’’Diany dulu kurus, kecil

dan menggemaskan,’’ ungkap Yogi yang saat itu masih malu

mengungkapkan rasa cintanya. Pria kelahi-

ran Tulungagung itu lebih banyak menunjuk-kan rasa cintanya

melalui perhatian pada Diany. Banyak cara yang dilakukan Yogi agar bisa berdekatan dengan Diany, termasuk mengikuti ber-bagai kegiatan ekstrakurikuler di fakultas dan mengikuti organisasi kepemudaan yang ada Diany di dalamnya. ’’Jadi tujuan-nya bukan ikut organisasi untuk berpolitik, tapi lebih sebagai sarana pedekate alias pendekatan,’’ ujarnya sambil terkekeh.

Yogi muda juga melancarkan strategi yang paling ampuh untuk menarik perhatian Diany, yaitu dengan mendekati dan meluluhkan hati calon mertuanya. Sampai akhirnya Yogi muda pun berhasil mendapatkan kepercayaan orang tua Dia-ny. ’’Di antara para pemuda yang mencoba mendekati Diany, ibu ndanya lebih memilih saya,’’ katanya sembari tersenyum bangga. Begitu mendapat lampu hijau, mulailah setiap pagi, pria yang lahir pada 21 Maret 1942 itu, rajin menjemput Diany dengan sepeda kumbangnya untuk berangkat kuliah. Jarak yang ditempuh lumayan jauh sebenarnya, tapi ritual itu terasa tidak melelahkan karena gadis yang di taksirnya duduk manis di boncengan sepedanya..

Mimi Lan MintunoAkhirnya Yogi mempersunting Diany

pada 11 Juni 1970. Sejak itu, mereka hampir tidak pernah berpisah, ’’bagaikan mimi lan mintuno’’. Teman-teman dekat mereka selalu menggoda dengan istilah ‘amplop dan perangko’. ’’Lengket tak terpisahkan,’’ ujar Yogi, disambut senyum Diany yang

’’BILA SUDAH MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH, MAKA

SEGALA PERBEDAAN SUDAH TIDAK ADA LAGI. SETIAP MASALAH YANG DATANG

BUKAN MERUPAKAN SEBUAH PERBEDAAN DAN MEMBUAT

PERPECAHAN, NAMUN SEBAGAI PROSES MENCARI

SOLUSI YANG TERBAIK’’

TAKI

KARD

ILO

VE S

TORY

BagaiAMP LOP

PERA NGKOProf dr H.R. Moh Yogian toro, SpPD-KGH. FINASIM

dan Prof dr. Siti Moesb adiany Soebadi, SpM-K

| 1 | 2015 | 41

duduk di sam pingnya. Apa rahasianya? ’’Bila sudah memutuskan untuk menikah, maka segala perbedaan sudah tidak ada lagi. Setiap masalah yang datang bukan merupakan se-buah perbedaan dan membuat perpecahan, namun sebagai proses untuk mencari solusi yang terbaik,’’ terang Yogi serius. ”Kita tidak boleh mengumbar kemarahan kecuali untuk alasan masalah akidah. Sebagai imam dalam rumah tangga saya harus menjaga biduk rumah tangga yang sakinah, mawaddah wa rohmah,’’ sambungnya.

Dalam perbedaan pendapat Yogi dan Diany selalu menyediakan waktu untuk bicara dari hati ke hati. Begitu pula bila ada masalah, ’’Kami saling terbuka sehingga masalah segera bisa diselesaikan,’’ kata Diany. Dengan saling terbuka, maka masing-masing pihak akan saling memahami, dan kehidupan rumah tangga akan bejalan lancar dan aman walau sesekali timbul konflik.

’’Yang penting adalah saling memaafkan dan segera melupakan. Jadi kami nggak pernah ingat pernah bertengkar hebat. Bagi kami itu bukan sebuah perteng-karan, namun sebuah proses untuk menyelesaikan masalah’’.

Komitmen yang didasari pendidikan agama dirasakan sebagai hal yang ideal oleh pasangan yang dikaruniai tiga buah hati ini. Mungkin karena tidak pernah melihat contoh tentang pertengkaran ataupun cekcok maka anak-anak mereka tidak pernah bertengkar atau cekcok, ketiganya selalu rukun dan saling meng-

hormati. Mereka pun sangat sayang dan hormat kepada orang tua. ’’Pertikaian atau percekcokan akibat perbedaan pendapat memang selalu kami hindari. Apalagi di depan anak-anak,’’ papar Yogi. Menurutnya, “Pertengkaran orang tua memberikan con-toh yang tidak baik, karena anak-anak akan merekamnya dalam alam pikirnya. Semua itu bisa berujung pada kehilangan respek dan kepercayaan kepada orang tua. Kalau sudah demikian kita tinggal menunggu waktu saja untuk terjadinya dampak yang lebih buruk”, ujarnya prihatin.

Musik sebagai obat lelahSebagai guru besar di bagiannya ma-

sing-masing, Yogi dan Diany tentu saja acap kali dilanda kelelahan. Bagi mereka berdua, musiklah yang menjadi obat pa-ling mujarab untuk meredakan ketegangan sekaligus menjaga keharmonisan. Dengan petikan gitarnya, Yogi kerap menyanyikan lagu khusus untuk Diany. ’’Lagunya khusus karena karangan saya sendiri,’’ kata pria yang dikenal humoris tersebut. Uniknya, selain bermain musik mereka berdua juga suka menari. Yogi juga sering ’menculik’ sang istri untuk makan siang berdua, atau pergi ke suatu tempat di waktu luang me-reka untuk melepas penat dari kesibukan. ’’Pernah tiba-tiba saya diajak ke Bali untuk refreshing,’’ tutur Diany.

Tidak se perti cerita-cerita dalam film romantis, Yogi

jarang mengucapkan cinta kepada sang is-tri. Kalaupun pernah, dia meyakinkan “jum-lahnya dapat dihitung”, katanya tersipu. Namun bagi Diany, pria yang merupakan sulung dari 6 bersaudara itu romantis de ngan caranya sendiri. Menurutnya, Yogi memiliki daya tarik yang kuat, suka bercan-da, agamanya sangat bagus dan memiliki banyak variasi tingkah laku maupun bahan diskusi yang tidak pernah membuatnya bosan untuk berada di sampingnya.

40 tahun bukanlah waktu yang pendek, apalagi bila dihabiskan hanya dengan satu orang saja. Yogi meyakini bahwa kasih sayang itu jauh lebih penting direalisasi-kan dari pada hanya sekedar diucapkan. Rahasia keutuhan rumah tangga mereka adalah perhatian dan kebersamaan. Selain itu, dia selalu mengingat baik–baik salah satu ha dist yang berbunyi, ‘Kekurangan istri adalah kelemahan yang harus dilengkapi.’

“Itu adalah nasihat yang selalu saya sampaikan pada anak-

anak saat mereka menikah,’’ pung-

kas Yogi. n

Naskah: MARTHA Foto: GILANG

Oh, Diany I loveSaban hari kurindu. Tiap hari kulihat kau sedang nyanyi sambil menari di sinar pagi.Oh, Diany I love u.Lalalalalala... Oh, Diany I love you...

danAMP LOPPERA NGKO

Prof dr H.R. Moh Yogian toro, SpPD-KGH. FINASIMdan Prof dr. Siti Moesb adiany Soebadi, SpM-K

42 | 1 | 2015 |

EKSP

LORA

SIBE

DAH

RUM

AH S

AKIT

CAGAR BUDAYA SURABAYA. RS Darmo dengan bangunan peninggalan zaman kolonial yang masih dipertahankan sebagaimana aslinya

| 1 | 2015 | 43

Menempati bangunan cagar bu daya, Rumah Sakit Darmo Su rabaya yang berdiri sejak ta hun 1921 memberikan ke­

se jukan dan kenyamanan bagi orang yang ber kunjung. Bangunan dengan arsitektur yang membanggakan itu tetap terjaga. Ta­man dan tumbuhan hijau yang ada sangat as ri dan menyejukkan.

Tak hanya itu yang di ta­war kan, Rumah Sa kit Darmo te rus berupaya memberikan pe layanan terbaik kepada ma­syarakat. Se suai dengan mi­sinya memberikan pe layanan ke sehatan bermutu tinggi dan me muaskan pelanggan tanpa meng abaikan fungsi sosial. Bukan hanya warga Su rabaya dan Jawa Timur yang jatuh hati ke pada rumah sakit ini. Pemerintah Timor Leste pun telah memilih Rumah Sakit Dar mo sebagai salah satu rumah sakit ru­jukan.

“Sejak tahun 2008, Kementrian Ke se­ha tan Timor Leste menunjuk Rumah Sa kit Darmo sebagai rumah sakit rujukan. Be­ra gam penyakit telah kami tangani,” ujar

Laks ma TNI (Purn) dr. Imam Soewono, Sp.PD, di rek tur RS Darmo.

Dr. Imam Soewono yang ditemui di ru ang kerjanya menjelaskan lebih lanjut bahwa Rumah Sakit Darmo menyuguhkan be rbagai sarana unggulan, terutama untuk operasi penangangan masalah ginjal (Kid­ney Center), batu dan kandung empedu

(En doscopy Center) serta Oncology Center.

Rumah Sakit Darmo juga siap menjadi ru jukan uta­ma dalam tindakan be dah uro lo gi. Penanganan ma­salah urologi, dimulai se jak dari kamar terima instalasi gawat da rurat (IGD), la bo­ra torium klinis, bagian ra­diologi dan rontgen, kamar pe rawatan dan kamar ope­ra si. Semuanya disiapkan me layani pasien dengan ma salah ginjal, di tam bah de­

ngan unit hemodialis atau cuci da rah untuk pasien gagal ginjal

Dokter ahli dan peralatan lengkap te lah mereka miliki, seperti ESWL (Extra Corporeal Shock Wave Lithotripsy) dan GLL (Green Light Laser). Teknologi GLL untuk

PELAYANANPROFESIONALDI BANGUNAN

CAGAR BUDAYA

Rumah Sakit Darmo-Surabaya

dr. Imam Soewono, Sp.PDDi rek tur RS Darmo.

44 | 1 | 2015 |

pro gram prostat, bahkan Transplantasi Gin­jal. Rumah Sakit Darmo telah beberapa kali me nangani transplantasi Ginjal dengan do nor yang berasal dari saudara kandung.

Untuk memberikan pelayanan secara leng kap dan komprehensif bagi anak sejak kon sepsi hingga mencapai dewasa prima, Ru mah Sakit Darmo juga mendirikan Darmo Chil dren Center (DCC). “Hal ini merupakan ida man masyarakat, sebab kami akan mem berikan layanan menyeluruh, sejak anak ma sih 0 tahun,” kata Dr. Imam Soe wo no lagi.

DCC akan memberikan pemantauan ter hadap standar pada tiap tahap per tum­buh an dan perkembangan anak secara kom prehensif. Inti pelayanan adalah pada de teksi dini tumbuh kembang anak. Karena usia kritis adalah di bawah usia 5 tahun sehubungan de ngan perkembangan jaringan otak yang sa ngat cepat. Maka fokus utama pada anak ba lita ini agar bisa tumbuh dan berkembang op timal menjadi

anak yang kuat fisiknya, cer das, kreatif dan berperilaku baik.

Terletak di Paviliun VI Rumah Sakit Darmo, DCC menyediakan klinik spesialis, seperti dok ter spesialis mata, THT, Ortopedi, jantung dan vaskuler, paru, gastro dan lain­lain yang ter kait dengan penyimpangan tumbuh kem bang anak.

Untuk Ibu hamil, DCC yang diresmikan oleh Ibu Tri Rismaharini , Walikota Surabaya, pa da 18 Januari 2014 ini memberikan pe la­yanan kelahiran oleh bidan dan dokter spe­sialis dengan biaya yang terjangkau. Se lain itu senam ibu hamil, bantuan dalam per­siap an maupun waktu menyusui ASI serta pijat ba yi juga telah disiapkan.

“Setiap langkah, tindakan dan gerakan ha rus mengacu pada kepentingan per­tum buh an dan perkembangan anak. Jadi anak ha rus menjadi prioritas utama dalam segala hal, mereka berhak untuk hidup sehat, be bas dari berbagai ancaman fisik, penyakit mau pun lingkungan yang buruk,”

jawab dr. Imam Soewono ketika ditanya mengenai lan da san nya mendirikan DCC.

Kekuatan musik juga dipergunakan Ru­mah Sakit Darmo untuk membantu pe nyem­buh an pasien. Setiap hari Rabu dan Minggu ter dengar alunan musik dari grup musik yang tampil di pang gung gazebo di tengah halaman rumah sa kit yang asri tersebut.

“Suasana musikal di rumah sakit ini te­lah ber langsung sejak beberapa tahun ter­akhir,” kata Dr. Imam Soewono yang juga ho bi ber nyan yi ini menjelaskan.

Semua pelayanan yang diberikan ter ­se but telah mendapatkan Sertifikat Ak re­di tasi Ru mah Sakit, Status Lulus Tingkat Leng kap ­ 16 Standar Pelayanan Rumah Sa kit oleh Ko mi si Akreditasi Rumah Sa­kit pada 13 Januari 2012. Motto “Salus Aegrotti Suprema LexEst“ yang berarti “me nyelamatkan penderita me ru pakan ke wajiban utama “menjadi falsafah atau semboyan hidup bagi setiap insan yang be kerja di Rumah Sakit Darmo. n

Naskah: YASIN Foto: GILANG

BERSIH DAN INDAH. Koridor dan jalan setapak di taman RS Darmo

terawat dengan baik

LIVE MUSIC. Secara berkala tampil di gazebo taman RS Darmo.

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

mengucapkan

Segenap Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

46 | 1 | 2015 |

INFU

SION

TIPS

& T

RIK

MENCARI DEFINISIKetikkan kata “define” di kolom pencarian google sebelum kata atau istilah yang dicari definisinya, nah pasti yang akan ditampilkan adalah beberapa definisi dari istilah yang kita inginkan, yang diambil dari berbagai sumber. Contoh: “define cervical cancer”.

Saat ini ‘mbah’ Google telah menjelma sebagai ‘orang’ paling pintar di dunia. Informasi apapun dapat dengan mudah didapat melalui search engine tersebut. Namun, Google tetaplah mesin, bukan manusia yang mampu menganalisa dan mempunyai kecerdasan. Hasil yang ditampilkan tergantung dari apa yang dimasukkan ke dalam kolom search dari mesin pencari ini. Agar kita dapat dengan mudah mendapatkan hasil pencarian yang sesuai dengan keinginan, ada beberapa tip yang bisa dipakai.

1MENCARI PADA LOKASI SPESIFIKGunakan tanda tambahan berupa titik dua (:) pada kolom pencari setelah kata kunci lokasi

spesifik yang kita inginkan. Tanda titik dua tersebut akan lebih menyempitkan

pencarian artikel hanya pada web tertentu. Misal : “Cervical cancer: uptodate.com”. Maka

akan muncul artikel yang mengandung frase cervical cancer pada web uptodate yang merupakan web berisi evidence base terbaru.

Tipsmencari dengan Google

FOKUS PENCARIANGunakan “tanda petik” (“ “) untuk mencari dengan menggunakan kata kunci tertentu, agar hasil dapat lebih fokus atau spesifik. Bila tidak diberi tanda petik maka hasil yang ditampilkan akan berupa beberapa web yang belum

tentu berkaitan dengan kata kunci spesifik yang diinginkan. Contoh : “cervical cancer prognosis” – jika tanpa tanda petik,

hasil yang ditampilkan adalah semua hal tentang cervical cancer, tapi tidak hanya yang berhubungan dengan prognosis.

| 1 | 2015 | 47

Naskah: BRAHMANA ASKANDAR

MENGHILANGKAN YANG TIDAK KITA KEHENDAKIGunakan “tanda kurang” (-) diikuti dengan kata yang tidak kita

inginkan, bila kita tidak menghendaki hasil pencarian yang tidak berkorelasi langsung dengan apa yang dicari, atau kita tidak menghendaki suatu web tertentu, misalnya kita ingin mencari dengan kata kunci tertentu tetapi tidak ingin Wikipedia tampil, maka kita bisa menuliskan: Cervical cancer –Wikipedia

MENCARI ARTIKEL LEBIH ILMIAHGunakan google scholar untuk pencarian yang bersifat lebih ilmiah. Biasanya kalau kita ketik-

kan kata kunci tertentu pada kolom search, maka pada hasil pencarian yang paling atas sendiri

ada pilihan “scholarly article………”. Bila ini di klik, maka kita akan masuk dalam Google scholar, yang menampilkan artikel ilmiah

dan kita dapat memilih tahun keluaran artikel atau memilih berdasarkan judul atau author.

HURUF BESAR ATAU HURUF KECILMesin pencari tidak membedakan pencarian meng gu-

nakan huruf besar atau huruf kecil. Sebagai con toh, pencarian menggunakan kata kunci Cer vical

Cancer akan memperoleh hasil yang sa ma persis dengan kata kunci cervical cancer.

MENGHITUNG

Un tuk menghitung, gunakan kolom pen-ca ri sebagai kalculator bila memerlukan per-

hi tungan namun tidak tersedia kalculator atau ma las membuka/mencari aplikasi kalculator. Sebagai

con toh, ketikkan: 1500*4. Maka akan ditampilkan ha silnya dalam tampilan kalkulator virtual, yaitu sebesar se besar 6000. n

Dunia benar-benar terhenyak dengan cepatnya penyebaran

wabah Ebola. Dari Benua Afrika penyakit ini kemudian

menyebar ke banak negara dan menjadi ancaman nyata.

Sampai saat ini, belum ditemukan vak sin untuk

mencegah penyakit ini. Apa dan bagaimana sebenarnya Ebola?

Dunia benar-benar terhenyak dengan cepatnya penyebaran

wabah Ebola. Dari Benua Afrika penyakit ini kemudian menyebar

ke banyak negara dan menjadi ancaman nyata. Sampai saat ini,

belum ditemukan vak sin untuk mencegah penyakit ini. Apa dan

bagaimana sebenarnya Ebola?

48 | 1 | 2015 |

CITO

DIL

MIA

H

EBOLA, who are you?

Virus Ebola atau dikenal dengan se butan Ebola Haemorrhagic Fe­ver ditemukan pertama kali pa­da tahun 1976 di benua Af rika,

te patnya di Nazra, Sudan dan Yam bu ku, Re publik Demokratik Kongo. Kedua tem pat itu dilalui oleh sungai Ebola, sehingga pe­nya kit ini dinamai Ebola. Sejak pertama kali di temukan, ribuan orang meninggal dunia ka rena terinfeksi virus ini. Dan sejak Maret tahun 2014 terjadi wabah penyakit Ebola yang dimulai di Guinea, dan kemudian me­nye bar ke Sierra Leone, Liberia dan Nigeria. Pe nyebaran virus Ebola kian sulit dikontrol, dan sudah menewaskan 25 sampai 90 per­sen penderita di Afrika.

Centers for Disease Control (CDC) Ame­ri ka Serikat mengkategorikan Virus Ebola se bagai bahaya biologis kelas empat (mak­si mum), karena dampaknya yang sungguh mem bahayakan. WHO mencatat sudah lebih dari 1.600 orang terinfeksi virus Ebola, 887 orang di antaranya meninggal dunia.

Penyakit ini dapat menginfeksi tidak sa­ja manusia, tetapi juga binatang primata, se perti kelelawar, monyet, gorila, simpanse, landak dan antelop.

Seperti virus pada umumnya, Ebola ti­dak berkembang melalui pembelahan sel, ka rena mereka bersifat aselular. Mereka meng gunakan mesin dan metabolisme sel yang canggih untuk menghasilkan be be ra­pa salinan diri mereka sendiri, yang ke mu di­an berkumpul di dalam sel.

Melalui mikrograf elektron virus Ebola me nunjukkan filamen yang panjang, yang merupakan karakteristik keluarga vi rus Filoviridae. Virus ini menyerang sel­sel en­do tel pembuluh darah. Akibatnya din ding pem buluh darah rusak dan platelet ti dak mam pu lagi mengentalkan darah, se hingga a khirnya pasien jatuh pada ke ada an syok hi povolemik.

Ada banyak spesies dari virus yang ga­nas ini, yaitu Spesies Virus Ebola Bun di­bug yo ebolavirus (BDBV), Zaire ebolavirus (ZEBOV), Sudan ebolavirus (SUDV) dan Tal Fo rest ebolavirus (TAFV). Spesies­spesies ter sebut telah memakan banyak korban de ngan tingkat fatalitas mencapai 90 per­

sen. Di Afrika Barat tingkat fatalitasnya men capai 60%. Virus Ebola spesies Reston ebo lavirus (RESTV), juga telah masuk ke ka­wasan Asia, antara lain ke Filipina dan Chi na tetapi syukurlah tidak sampai me nye bab­kan kematian, walaupun pasien yang ter­jang kit memerlukan perawatan yang lama di rumah sakit.

Jadi, meskipun persentase mematikan da ri virus Ebola tinggi, namun masih ada se kitar 10% ­ 50% dari penderita yang ter infeksi dapat disembuhkan. Hal ini ke­mung kinan berhubungan dengan fungsi sis tem kekebalan tubuh.

Bagaimana EBOLA menular?Kontak langsung dengan cairan hewan

yang terinfeksi atau darah, kotoran, urine, air liur dan air mani orang yang terinfeksi da pat menyebabkan penularan. Masa in kubasi berlangsung antara 2–21 hari. Se orang pria yang pulih dari penyakit ini masih da­pat menyebarkan virus ini melalui air ma ni sampai tujuh minggu. Bahkan, mayat tu­buh seseorang yang terinfeksi Virus Ebola ju ga merupakan sumber in fek si, sehingga se ring disebut sebagai “virus orang mati” atau “virus zombie”. Oleh ka re na itu korban pe nyakit ini harus segera dikuburkan.

Virus ini suka hidup di tempat yang lem­bab, lingkungan yang gelap, tidak menular me lalui udara, tetapi bisa menetap pada par tikel udara yang mengambang.

Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Pe nelitian dan Pengembangan Kesehatan Ke menkes RI, virus Ebola sebenarnya sa­ngat sulit menular karena membutuhkan sen tuhan fisik. Bila ditinjau dari tingkat fa­ta litasnya, Ebola adalah virus yang sangat fa tal jika sudah menginfeksi seseorang, “Sam pai saat ini, Ebola belum memiliki vak­sin pengobatan, dan tingkat fatalitas ka­susnya adalah yang tertinggi di antara virus pa togen manusia, yaitu sekitar 90%.”

Bagaimana gejalanya?• Demam tinggi hingga lebih dari 38,80 C

• Sakit kepala hebat• Sakit tenggorokan• Nyeri otot• Mual dan pusing• Diare• Kotoran berdarah atau berwarna gelap• Muntah darah• Perdarahan luar atau dalam

Bagaimana mengobatinya?Sampai saat ini, belum ditemukan vak­

sin untuk mencegah penyakit EBOLA. Mapp Phar maceuticals dari Ame ri ka Serikat telah mem produksi obat ZMapp, yang sebenarnya ma sih dalam pe nelitian dan baru di uji co­ba kan pada Monyet. Mekanisme kerjanya pun belum sepenuhnya diketahui terhadap ma nusia, apakah menghambat virus untuk mem perbanyak diri atau menetralisirnya. Te­rapi penunjang seperti infus cairan dan elek­trolit diperlukan untuk mengganti dan me­nye imbangkan cairan dan elektrolit dalam tu buh serta mempertahankan tekanan darah dan kadar oksigen dalam tubuh.

Pemerintah Amerika Serikat pada per ­tengahan September lalu telah me la kukan uji coba vaksin Ebola terhadap tu buh ma­nu sia, tetapi hasilnya belum di pub li ka si kan.

Be aware!• Segeralah mencuci tangan dengan sa­

bun dan air mengalir hingga bersih se­te lah ber jabat tangan dengan pen derita yang ter deteksi terkena virus ebola. Gu­nakan pe lindung saat merawat atau ber­dekatan de ngan orang yang diduga ter­jangkit pe nyakit ini.

• Virus Ebola tidak dapat bertahan de ngan desinfektan, sabun, deterjen dan sinar ma tahari langsung.

• Jaga stamina dengan menghindari ke bia saan yang dapat menurunkan ke ke balan tu buh seperti begadang, ma kan junk food, merokok, ku rang olah raga, kurang ter kena sinar ma ta­hari atau banyak ber sen tuhan dengan bahan ber sifat karsi no gen se perti pestisida, her­bisida, glifosat dan se ba gai nya.n

NASKAH: DBS/SUL

EBOLA, who are you?

Virus Ebola atau dikenal dengan se butan Ebola Haemorrhagic Fe ver ditemukan pertama kali pa da tahun 1976 di benua Afri­

ka, tepatnya di Nazra, Sudan dan Yam bu ­ku, Republik Demokratik Kongo. Kedua tem pat itu dilalui oleh sungai Ebola, se­hing ga pe nya kit ini dinamai Ebola. Sejak per tama kali di temukan, ribuan orang me ninggal dunia karena terinfeksi virus ini. Dan sejak Maret tahun 2014 terjadi wa bah penyakit Ebola yang dimulai di Guinea, dan kemudian me nye bar ke Sierra Leone, Liberia dan Nigeria. Pe nyebaran virus Ebola kian sulit dikontrol, dan su dah menewaskan 25 sampai 90 per sen pen de­rita di Afrika.

Centers for Disease Control (CDC) Ame­ri ka Serikat mengkategorikan Virus Ebola se bagai bahaya biologis kelas empat (mak si mum), karena dampaknya yang sung guh mem bahayakan. WHO mencatat sudah lebih dari 1.600 orang terinfeksi virus Ebola, 887 orang di antaranya me­ninggal dunia.

Penyakit ini dapat menginfeksi ti dak sa ja manusia, tetapi juga binatang pri ma­ta, se perti kelelawar, monyet, gorila, sim­panse, landak dan antelop.

Seperti virus pada umumnya, Ebola ti­dak berkembang melalui pembelahan sel, ka rena mereka bersifat aselular. Mereka meng gunakan mesin dan metabolisme sel yang canggih untuk menghasilkan be be­rapa salinan diri mereka sendiri, yang ke­mu dian berkumpul di dalam sel.

Melalui mikrograf elektron virus Ebola me nunjukkan filamen yang panjang, yang merupakan karakteristik keluarga vi rus Filoviridae. Virus ini menyerang sel­sel en­do tel pembuluh darah. Akibatnya din ding pem buluh darah rusak dan platelet ti dak mampu lagi mengentalkan darah, se­hingga akhirnya pasien jatuh pada ke ada­an syok hipovolemik.

Ada banyak spesies dari virus yang ga nas ini, yaitu Spesies Virus Ebola Bun di­bug yo ebolavirus(BDBV), Zaire ebolavirus (ZEBOV), Sudan ebolavirus (SUDV) dan Tal Fo rest ebolavirus (TAFV). Spesies­spesies ter sebut telah memakan banyak korban de ngan tingkat fatalitas mencapai 90 per­sen. Di Afrika Barat tingkat fatalitasnya

men capai 60%. Virus Ebola spesies Reston ebolavirus (RESTV), juga telah masuk ke kawasan Asia, antara lain ke Filipina dan China tetapi syukurlah tidak sampai me­nye babkan kematian, walaupun pasien yang terjangkit memerlukan perawatan yang lama di rumah sakit.

Jadi, meskipun persentase mematikan dari virus Ebola tinggi, namun masih ada se kitar 10% ­ 50% dari penderita yang ter infeksi dapat disembuhkan. Hal ini ke­mung kinan berhubungan dengan fungsi sis tem kekebalan tubuh.

Bagaimana EBOLA menular?Kontak langsung dengan cairan hewan

yang terinfeksi atau darah, kotoran, urine, air liur dan air mani orang yang terinfeksi dapat menyebabkan penularan. Masa inkubasi berlangsung antara 2–21 hari. Seorang pria yang pulih dari penyakit ini masih dapat menyebarkan virus ini melalui air mani sampai tujuh minggu. Bahkan, mayat tubuh seseorang yang terinfeksi Virus Ebola juga merupakan sumber in fek­si, sehingga sering disebut sebagai “virus orang mati” atau “virus zombie”. Oleh ka­re na itu korban penyakit ini harus segera dikuburkan.

Virus ini suka hidup di tempat yang lem­bab, lingkungan yang gelap, tidak menular me lalui udara, tetapi bisa menetap pada partikel udara yang mengambang.

Menurut Prof. Dr. Tjandra Yoga Aditama SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Ke­sehatan Kemenkes RI, virus Ebola se be­narnya sangat sulit menular karena mem­bu tuhkan sentuhan fisik. Bila ditinjau dari tingkat fatalitasnya, Ebola adalah virus yang sangat fatal jika sudah menginfeksi se seorang, “Sampai saat ini, Ebola belum me miliki vaksin pengobatan, dan tingkat fa talitas kasusnya adalah yang tertinggi di antara virus patogen manusia, yaitu sekitar 90%.”

Bagaimana gejalanya?• Demam tinggi hingga lebih dari 38,80 C• Sakit kepala hebat• Sakit tenggorokan• Nyeri otot• Mual dan pusing• Diare• Kotoran berdarah atau berwarna gelap• Muntah darah• Perdarahan luar atau dalam

Bagaimana mengobatinya?Sampai saat ini, belum ditemukan vak­

sin untuk mencegah penyakit EBOLA. Mapp Pharmaceuticals dari Ame ri ka Serikat telah memproduksi obat ZMapp, yang sebenarnya masih dalam pe nelitian dan baru di uji cobakan pada Monyet. Mekanisme kerjanya pun belum sepenuhnya diketahui terhadap manusia, apakah menghambat virus untuk memperbanyak diri atau menetralisirnya. Terapi penunjang seperti infus cairan dan elektrolit diperlukan untuk mengganti dan menyeimbangkan cairan dan elektrolit da­lam tubuh serta mempertahankan tekanan da rah dan kadar oksigen dalam tubuh.

Pemerintah Amerika Serikat pada per tengahan September lalu telah me­la kukan uji coba vaksin Ebola terhadap tu buh manusia, tetapi hasilnya belum di publikasikan.

Be aware!• Segeralah mencuci tangan dengan sabun

dan air mengalir hingga bersih setelah ber­jabat tangan dengan penderita yang ter­deteksi terkena virus ebola. Gunakan pe lin­dung saat merawat atau berdekatan dengan orang yang diduga terjangkit penyakit ini.

• Virus Ebola tidak dapat bertahan dengan des infektan, sabun, deterjen dan sinar ma ta­ha ri langsung.

• Jaga stamina dengan menghindari kebiasaan yang dapat menurunkan kekebalan tubuh se perti hobi begadang, makan makanan junk food, merokok, kurang aktivitas dan olah raga, kurang terkena sinar matahari atau ba nyak bersentuhan dengan bahan­bahan yang bersifat karsinogen seperti pestisida, her bisida, glifosat dan sebagainya.n

Naskah: SENO/MARTHA(dari berbagai sumber)

| 1 | 2015 | 49

50 | 1 | 2015 |

INSP

IRAS

IHO

BBY

Dr. Kery R. Kartosen, Sp.OG

DOKTERkolektortanamanMANGGA

KOLEKTOR MANGGA.dr Kery B. Kartosen di kebun

mangganya, di Pasuruan.

| 1 | 2015 | 51

Biasanya orang yang sibuk mem­pu nyai hobi yang ‘mudah’ dan ‘ri ngan’ seperti membaca, ber­ma in musik atau traveling. Ti­

dak demikian halnya dengan Dr. Kery R. Kartosen, SpOG, alumnus Fakultas Ke dok­ter an Universitas Airlangga angkatan tahun 1968. Dokter ahli kandungan yang sehari­ha rinya berdinas di RSI Siti Hajar Sidoarjo ini mempunyai hobi yang terbilang unik yang membutuhkan kesabaran dan waktu lu ang yang cukup banyak: meng’koleksi’ ta naman mangga!

“Saya punya lebih dari 40 jenis varietas mang ga impor disini. Bahkan mangga dari Pa pua pun saya punya,” ujar Dr. Kery yang ditemui di kebunnya di daerah Pasuruan.

Hobi bercocok tanam ini berawal da ri kebiasaannya sewaktu tinggal di Me rau­ke. Sebagai anak petani yang telah di ting­gal oleh orangtuanya sejak kecil, Dr. Ker y biasa bercocok tanam di sawah dan juga menggembala (angon) sapi. Lebih da ri 30 ekor sapi dipeliharanya ketika itu. Dua kegiatan tersebut selalu dilakukannya sam­pai lepas bangku SMA.

Namun ketika menempuh pendidikan dok ter di Unair, hobinya ini tidak bisa ter­salurkan karena tinggal di asrama dan tempat kost. Baru setelah kembali di tem­pat kan di Fakfak, Irian Jaya, sebagai dokter In pres, hobinya ini kembali menemukan ja lannya. “Di Fakfak saya memelihara ber­ba gai jenis anggrek dari hutan Papua,” ke­nang suami Dr. Hanny M. Kartosen ini.

Bahkan, sewaktu akhirnya pindah ke Sidoarjo untuk mengabdi di RSUD Si do­ar jo, Dr Kery lantas membeli 4 kapling ta­nah di Perumahan Taman Pinang Indah. Ta nah kapling di tengah kota Sidoarjo itu dibuatnya menjadi kebun. Berbagai ta na­man, terutama mangga, ditanamnya di sa­na. Dr. Kery memang sangat “menggilai” ta naman mangga. Bahkan di laci meja tempat prakteknya di Jl. Kartini, Sidoarjo dia menyimpan ‘pelok­pelok’ (biji­biji) mang ga.

“Setiap ada kesempatan ke luar negeri, khu susnya ke negara­negara tropis, saya usa hakan untuk pulang membawa bibit po hon. Terakhir saya membawa 6 pohon ta naman dari Taiwan,” ujar dokter yang fasih berbahasa Belanda ini. Dia merasa sa­ngat bahagia jika tanaman mangga yang dibawa dari jauh itu bisa tumbuh dan ber­bu ah. Apalagi kalau pohon mangga itu di­da pat dengan susah payah.

Akhirnya Dr. Kery memilih lokasi di area seluas 4 Hektar di desa Kurung Ke camatan Kejayan, Pasuruan, untuk men un tas kan hobi bercocok tanamnya. Beragam je­nis mangga, baik lokal maupun yang ber­asal dari luar negeri, dia tanam di sana. Ada yang berasal dari Durban Afrika Selatan, Aus tralia, Thailand, India, Peru dan lain se­bagainya. “Ada pohon mangga saya yang ber asal dari Kenya. Beberapa mangga ada yang saya tanam dari pelok-nya saja,” ce­ritanya. Menurut Dr. Kery, bercocok ta nam merupakan salah satu cara mudah yang bisa dilakukan untuk menenangkan dan menjauhkan diri dari yang namanya dep resi.

Mensyukuri nikmat yang Maha Kuasa me lalui bercocok tanam akan memberi ba­nyak manfaat bagi pelakunya. “Ini yang sa­ya pelajari dari profesi petani, mereka bi sa terus sehat. Umur petani itu biasanya lebih panjang dari umur orang­orang di ko ta pada umumnya,” ungkap dokter yang baru belajar bahasa Indonesia ketika kelas 3 SMP ini.

Selain tanaman mangga, Dr. Kerry ju­ga menanam berbagai tanaman buah di kebunnya. Ada pohon jambu air thab thim chan dan thongsamsi dari Thailand, apel dari India, kelengkeng dan juga nang­kadak. Nangkadak adalah tanaman ha­sil persilangan nangka dan cempedak. Se lain itu dia juga mempunyai tanaman ang gur Brazil yang dikenal dengan nama Ja boticaba. Bahkan dia juga berhasil me­na nam Miracle Fruit dari Afrika, yang jika 1 menit setelah memakan kulitnya kita ma­kan jeruk yang paling kecut sekalipun te­

tap akan terasa manis.Bukan itu saja, berbagai tanaman sa­

yur juga tumbuh subur di kebunnya, ada kacang, kubis dan kangkung. Untuk kang­kung yang bibitnya dari Lombok, Nusa Teng gara Barat ini, Dr. Kery menggunakan la han seluas 1 hektar. Sehari bisa dipanen se banyak 120 kg kangkung. Kangkung­kangkung itu di suplai ke beberapa rumah ma kan yang ada di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo. Hasil penjualan kangkung ter se­but digunakan Dr. Kery untuk menggaji pa ra pengurus kebun yang berjumlah 15 orang.

“Saya bahagia karena dapat memberi pe kerjaan pada 15 orang. Padahal kang­kung­kangkung ini dipelihara dengan ca ra yang sangat sederhana,” kata Dr. Kery sam­bil tersenyum.

Selain itu, di area kebunnya, dia me­me lihara kambing BoerJa yang merupakan hasil persilangan antara kambing Boer asal Afrika Selatan dan kambing Jawa. Dr. Kery ingin agar masyarakat sekitar bisa me­ngawinkan kambing mereka dengan kam­bing Boerja yang dimilikinya sehingga ma­sya rakat mendapatkan bentuk kambing yang lebih bagus.

Dr. Kery mempunyai satu impian untuk ting gal sepenuhnya di area perkebunannya itu jika sudah tidak bisa melakukan operasi lagi. “Alangkah nikmatnya pagi­pagi bisa ba kar singkong. Dan dengan mengelilingi ke bun­kebun ini sudah sama dengan ber­olah raga,” ungkapnya bahagia. n

Naskah & Foto: YASIN

Mensyukuri nikmat yang Maha Kuasa melalui bercocok tanam akan memberi banyak manfaat bagi pelakunya. “Ini yang saya pelajari dari

profesi petani, mereka bisa terus sehat. Umur petani itu biasanya lebih panjang dari umur orang-orang di kota pada umumnya.”

BERBUAH, Dr. Kery menunjukkan salah satu hasil dari tanaman mangga koleksinya.

52 | 1 | 2015 |

FISI

OLOG

IOL

AHRA

GA

Olahraga merupakan aktivitas fisik yang bertujuan, terencana dan terukur, dengan tujuan menjaga kebugaran secara keseluruhan (overall fitness). Perencanaan dan ukurannya harus mencakup FITT

(frekuensi, intensitas, tipe dan tempo). Tentu saja aplikasi definisi ini berbeda pada berbagai kelompok usia baik secara kronologis maupun biologis, sehingga penentuan FITT pun berbeda. Berikut ini paparan

pemilihan berbagai jenis olahraga yang sesuai untuk kelompok umur.

Usia 2-4 tahun• Pengenalan macam alternatif dan

eksplorasigerak.• Pengembangan keseimbangan, ko­

ordinasi dan kekuatan otot denganberjalan, berlari, memanjat, me­lompat,bermainbola,bersepeda.

• General exercise:berenang.

Usia 5-7 tahun• Peningkatan keterampilan fisik

dan koordinasi neuromuskuleruntukmencapai tingkatkebuga­randasaryangtinggi.

• Pengembangan kekuatan dankapasitas aerobik dengan bere­nang.

• Pengembangan keseimbangan,keterampilan,kecepatan,kekuat­andanrefleksdenganberlari,me­lompatdansenam.

OLAHRAGA

FUNdamentalsActive Start

sesuai usia

| 1 | 2015 | 53

Usia 13-15 tahun• Pengenalanaspeksosialolahraga

danpeningkatanimajinasidalamsuatukerjatim.

• Pengembangan interaksi antarindividudalamkelompokmelaluiolahraga beregu, seperti sepakbola,basketdanvoli.

Usia 16-19 tahun• Fokuspadacabangolahraga

tertentusecaraspesifiksesuaipilihan.

• Pengembanganrasapercayadiridankedisplinan.

• Kekuatansudahmendekatikekuatanpuncakseorangdewasa,sehinggaberbagaijenisolahragabeladiridapatdilaksanakandenganlebihaman.

Usia 20an• Puncakpencapaiankematangan

sistemneuromuskuloskeletalsertakardiorespirasi.

• Latihanpenguatanditujukanun­tuk mencapai puncak kekuatanotot dan tulang serta kebugarankardiopulmonal.

Usia 30 Tahun ke Atas• Periode penurunan kekuatan

dan kebugaran secara umumdanbertahap.

PADA usia 30­an mulai terjadipenurunankekuatanotot,sehinggadisarankan melakukan latihan pe­nguatandenganbebandanlatihankardio.

Pada usia 40­an mulai terjadipenurunan kekuatan tulang dansendi, sehingga diperlukan variasilatihanaerobik,penguatanototdenganatautanpapenumpuanberatbadanpadaintensitassedangsepertijalancepat,jogging,berenang,bersepeda.

Pada usia 50­an, tulang mengalami penurunan kuantitasdan kualitas yang pada perempuan diperburuk oleh kondisimenopause (akibatpenurunankadarestrogen).Disamping itusistem kardiopulmonal juga mengalami penurunan yang ber­makna.

Latihan dengan menumpu berat badan yang low impact(jalancepat)danpenguatanototdenganintensitassedangme­rupakanpilihanyangbaik.

Padausia 60 tahunkeatas, seluruhsistemmengalamipe­nurunan.Sendimenjadikurangfleksibel,sebagianjaringanototakandigantiolehjaringanlemak,tulangmengalamipenurunankualitasdankuantitasyang jelas,danpenurunan fungsi sistemkardiopulmonal.

Latihan yang disarankan adalah latihan peregangan, pe­nguatandenganpenyesuaianbeban,targetnyaadalahmencapaikemandirian dalam pelaksanaan aktivitas fungsional sehari­hari.n

Activeto Life

Trainingto Win

Learningto Train

Trainingto Train

Trainingto Complate

Usia 8-12 tahun• Penerapandisiplinolahraga.• Pengenalantaktikbertanding.• Pengembanganberbagaiareake­

hidupandenganpengenalanbe­berapa cabang olahraga spesifikdankompetitif.

• Pengembangan aktivitas pe­nguatan,keseimbangan, fleksibi­litas, kecepatandan ritmik secarasistematikdanterencana.

Naskah:DAMAYANTI TINDUHGambar: HARI NUGROHO & COURTESY BERBAGAI SUMBER

54 | 1 | 2015 |

INSP

EKSI

BERI

TA

Meski antibiotika berperan penting dalam me nurunkan angka kematian akibat pe­nyakit infeksi, namun penggunaannya yang sembarangan dapat menyebabkan ma sa lah

serius. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dan ti dak rasional merupakan penyebab utama munculnya mik roba yang resisten terhadap terapi antibiotika yang meng aki­batkan kegagalan terapi. Parahnya, hal tersebut juga me­ningkatkan risiko penyebaran mikroba resisten di antara pa sien di rumah sakit.

Resistensi kuman yang semakin tinggi saat ini telah men­jadi ancaman dunia. Bahkan Badan Eksekutif WHO telah merekomendasikan untuk memasukkan resistensi anti­biotika dalam resolusi EB134.R13 pada World Health As sem­bly 2014 bulan Mei lalu.

Dr. Harry Parathon, SpOG(K), Ketua Komite Nasional Pe­ngen dalian Resistensi Antimikroba tahun 2014­2019, yang baru dilantik 16 Oktober 2014 lalu di Jakarta, sejak lama sudah sangat tertarik dan mencermati masalah resistensi antibiotika ini. Karena ketertarikannya itu, pada 2002­2005, Dr. Harry terlibat dalam Antimicrobial Resistance Study in In donesia (AMRIN). Studi ini merupakan kolaborasi antara FK Unair­RSUD Dr Soetomo Surabaya dan FK Undip­RSUP Dr Kariadi Semarang, hasil kerja sama dengan Pemerintah Be lan da, Leiden University Medical Center (LUMC), Radboud University Nijmegen Medical Center (RUNMC), serta Erasmus Uni versity Medical Center (EUMC).

Hasil dari penelitian tersebut cukup mengejutkan. “Ter­nyata di Indonesia sudah banyak terjadi resistensi kuman,” pa par Harry. Resistensi kuman ini disebabkan lantaran ting­ginya penggunaan antibiotik yang tidak rasional. Sebanyak 50­80 persen pasien mendapatkan antibiotik yang tidak

rasional, atau tanpa indikasi. Penyebaran resistensi kuman ter hadap antimikroba di Rumah Sakit akibat kelalaian uni ver­sal pre caution juga sangat tinggi.

“Padahal ini bisa dicegah. Salah satunya adalah dengan mem biasakan cuci tangan setelah beraktivitas atau kontak de ngan pasien. Kelihatannya remeh, namun kontribusinya terhadap penyebaran kuman ternyata sangat signifikan,” ujar Harry. Pada akhir 2013 lalu, bahkan telah ditemukan 6 rumah sakit di Indonesia yang teridentifikasi memiliki kuman jenis E­coli dan Klebsiela pneumonia yang memproduksi sekitar 50 persen enzim Extended Spectrum Beta Lactamase (ESBL). “Itu artinya, semua antibiotik grade I sampai dengan IV sudah tidak mampu membunuh bakteri tersebut,” jelas Harry.

Resistensi kuman ini bukan hanya permasalahan nasional saja, melainkan juga telah menjadi masalah global. Oleh ka­rena itu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) khususnya me­nyoroti perkembangan penjualan antibiotik. Di negara­ne­gara maju serta beberapa negara tetangga penjualan an ti­bio tika sudah sangat diperketat aturannya.

Data tentang resistensi kuman yang terkumpul dalam AMRIN Study menggerakkan Dr. Harry dan kawan­kawan untuk berkiprah lewat Program Pengendalian Resistensi An tibiotika (PPRA). Program ini dimulai secara lokal di Departemen/SMF Obstetri Ginekologi FK UNAIR­RSUD Dr Soetomo Surabaya, hingga akhirnya disambut sebagai pro gram menyeluruh di RSUD Dr Soetomo. Perjalanan panjang yang dimulai dari sosialisasi tentang penggunaan antibiotika secara rasional. Setelah itu, Tim PPRA pun menjadi salah satu andalan RSUD dr Soetomo yang sering mendapatkan undangan ke kota­kota lain di Indonesia.

Puncak dari upaya memerangi resistensi antibiotika di tingkat nasional adalah ketika program ini mendapat per ha­

Mengintip Kiprah Komite Pengendali an Resistensi Antimikroba

| 1 | 2015 | 55

Mengintip Kiprah Komite Pengendali an Resistensi Antimikroba tian dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Nafsiah Mboi sebagai Menteri Kesehatan saat itu, membentuk Ko mite Pengendalian Resistensi Antimikroba (PRA) tingkat nasional. Dan siapa lagi yang paling cocok untuk menjadi ke tua, kalau bukan Dr. Harry Parathon, sosok yang sudah meng habiskan waktunya dengan serius di bidang ini selama ber tahun­tahun.

Target dari program PRA ini adalah membuka cakrawala dok ter­dokter dengan pengetahuan baru tentang peng­gu naan antimikroba. Sasaran awal adalah 20 Rumah Sakit Umum Pendidikan di Indonesia. Selanjutnya masing­masing RSU Pendidikan tersebut dituntut untuk memberikan bim­bi ngan ke 5 RS di sekitarnya. Sehingga dalam lima tahun ke depan, diharapkan sebanyak 2.400 RS, 9.500 Puskesmas, 30 ribu dokter spesialis, 90 ribu dokter umum, serta 24 ribu apo­tek terpapar oleh program PRA.

Dr. Harry mengatakan, bila program PRA tidak digalakkan, da pat dipastikan angka penderita dan kematian akibat kuman yang resisten akan semakin meningkat. Dampaknya adalah biaya perawatan menjadi lebih tinggi karena pasien akan lama sembuhnya. Kualitas hidup seseorang juga akan berkurang. Akhirnya Pemerintah pun akan mengeluarkan banyak biaya karena tingginya klaim Jaminan Kesehatan melalui BPJS kesehatan.

Di samping penggunaan secara langsung, penggunaan antibiotik untuk peternakan dan pertanian juga perlu di­was padai. Seperti pemberian antibiotik pada ayam potong yang digunakan sebagai growth promotor, tujuannya adalah agar dalam waktu 30 hari sudah siap dipotong. Celakanya, praktik ini mengakibatkan residu antibiotik masih tertinggal di ayam, dan secara tidak disadari manusia mengonsumsi antibiotik ketika menyantapnya. Kesadaran ini lah yang juga perlu disebarluaskan pada seluruh masyarakat agar kita se­mua dapat saling menjaga dan tidak merugikan pihak lain.n Naskah: ISNA

CARA BIJAK GUNAKAN ANTIBIOTIKABAGAIMANA menggunakan antibiotik secara bijak? Berikut penjelasan Dr. Harry Paraton, SpOG (K)

Harus tepat indikasi dan digunakan benar­benar karena infeksi yang disebabkan oleh kuman.

Harus sesuai aturan medis, dosis, waktu, kombinasi, dan bila meng­gan ti, harus sesuai dengan indikasi dan jenis kuman.

Penggunaannya harus segera dihentikan apabila pasien sudah sembuh.

Infeksi­infeksi yang disebabkan oleh virus, seperti flu, cacar air, de­mam berdarah, maupun gondong, tidak perlu menggunakan an ti­biotik.

Infeksi yang masuk kategori self limiting disease, seperti luka kecil di kulit atau radang tenggorokan, juga tidak perlu menggunakan an­tibiotik.

Tindakan­tindakan atau jenis operasi tertentu yang dapat sembuh dengan sendirinya, seperti melahirkan normal, tonsilektomi, cabut gigi, atau pengangkatan tumor (di leher, payudara, dan di bawah ku­lit) juga tidak perlu penggunaan antibiotik.n

56 | 1 | 2015 |

MED

IKAM

ENTO

SATI

PS M

EDIS

Tak Hanya Mencegah Kehamilan

Sore itu, di ruang praktik, seo­rang Ibu tampak berdiskusi se ­ri us dengan dokter kandung an yang menangani keluhan nyeri

ha id anak gadisnya. Gelisah menyelimuti­nya, karena saat berobat ke dokter umum, si dokter malah memberi pil KB kombina­si. Padahal, si gadis belum menikah dan pas ti tak membutuhkan pil KB. Sang Ibu mem pertanyakan ‘Benarkah terapi yang di berikan si dokter umum tersebut?’

Di ujung dunia yang lain, seperti di­ung kap Channelnewsasia, Val D, wanita beru sia 27 tahun mengatasi masalah je­ra wat pada kulitnya dengan minum pil KB, bukan menggunakan sabun muka atau obat jerawat. “Saya mengonsumsi pil tersebut dalam 5 tahun terakhir, bu­kan untuk mencegah kehamilan, dan ter nyata ini berhasil membuat kulit saya men jadi makin baik kondisinya,” ungkap wa nita asal Singapura tersebut.

Benarkah pil KB kombinasi sedemikian he batnya?

Tidak disangkal, pil KB merupakan sa lah satu jenis metoda KB yang banyak

di gunakan kaum perempuan. Pil KB kom binasi mengandung gabungan dua hormon, yakni progesteron dan es tro­gen. Pada dekade awal produksinya, kan dungan dan komposisi progesteron dan estrogen ini didominasi dengan je­nis progesteron yang sering dikaitkan de ngan kegemukan dan efek yang lain. Sementara dosis besar estrogen me nim­bul kan keluhan tak nyaman seperti mual dan muntah.

Tapi, di era masa kini, pil KB kombinasi se makin disempurnakan. Yang di gu­na kan adalah jenis progesteron se per ti Ciproterone Acetate, yang ti dak me nye­bab kan gemuk, bahkan me nyem pur na­kan kulit. Sementara jenis estrogen yang di pilih pun lebih ringan dengan do sis yang lebih rendah. Hal tersebut di man­faatkan antara lain agar jumlah darah mens truasi tidak terlalu berlebih dan ke­luhan akibat efek samping estrogen ber­ku rang. Peminum pil jenis ini lebih jarang me ngalami mual atau pusing.

Apa saja dampak positif lain dari pil KB kombinasi selain menjarangkan ke hamilan?.

MENGATUR SIKLUS HAIDSiklus haid secara dominan di ken da­

li kan oleh hormon yang diproduksi oleh ova rium, yaitu estrogen dan progesteron. Sik lus menstruasi dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, yaitu pa da paruh pertama dari siklus, yang ber pe ngaruh adalah estrogen. Estrogen me nye babkan lapisan rahim tumbuh untuk mem per­siap kan kehamilan. Bagian kedua, pada pa ruh kedua dari siklus, yang terjadi se­telah ovulasi, progesteron lah yang ber­pe ran. Jika kehamilan tidak terjadi, kadar hor mon progesteron dan estrogen akan me ngalami penurunan. Kejadian ini me­micu pelepasan dinding rahim dan pe rio­de haid pun dimulai kembali.

Gangguan menstruasi dapat di se bab­kan oleh faktor organik maupun non or­ga nik. Bila tidak didapatkan gangguan or ganik seperti mioma uteri atau polip, ke adaan ini umumnya disebabkan oleh gang guan hormon yang terkait dengan es trogen dan progesteron. Pada kasus yang demikian, pil KB dapat digunakan un tuk mengatur siklus menstruasi yang

il KBKombinasi

| 1 | 2015 | 57

ter ganggu tersebut. Ketidakseimbangan hor mon yang terjadi akan diambil alih pe­ran nya oleh estrogen dan prgesteron yang ter kandung dalam pil KB.

MENGURANGI PERDARAHAN HEBAT (MENORRHAGI)

Keluarnya darah menstruasi yang ber­lebihan disebut menorrhagi. Setelah di­buk tikan bahwa perdarahan ini bukan ka­re na gangguan organik atau keganasan, ma ka pil KB kombinasi dapat digunakan un tuk mengatasinya. Pil KB kombinasi me­ngandung hormon progesteron yang mem­buat dinding rahim menjadi lebih ti pis, sehingga pendarahan menjadi lebih ri ngan.

NYERI HAID (DISMENOREA)Pada saat menstruasi rahim mem pro duk­

si hormon prostaglandin. Prostaglandin me­nyebabkan terjadinya kontraksi rahim yang dapat menyebabkan nyeri haid. Se makin tinggi kadar prostaglandin, se ma kin berat derajat nyeri haid. Pil KB ber fung si untuk mencegah ovulasi, yang pa da akhirnya akan mengurangi jumlah pros tag landin yang diproduksi di dalam rahim. Ha silnya adalah

nyeri haid menjadi lebih ringan.

ENDOMETRIOSIS Penyebab lain dari nyeri haid adalah

en dometriosis. Endometriosis terjadi apa­bila jaringan yang melapisi rahim (en­dometrium) tumbuh di luar rahim. Sa ma seperti progesteron alami yang mem ba­tasi pertumbuhan lapisan dinding ra him, hormon progesteron dalam pil KB ju ga dapat membatasi atau mengurangi per tum buhan endometriosis. Karena itu, pil KB ber manfaat bagi banyak perempuan yang me ngalami endometriosis karena dapat me ngurangi rasa sakit yang terkait dengan pe nyakit ini.

JERAWAT, HIRSUTISME DAN ALOPECIA Semua wanita menghasilkan sejumlah

ke cil hormon androgen di ovarium dan ke lenjar adrenal. Bila hormon laki laki ini di produksi dalam jumlah yang lebih tinggi da ri jumlah normal, atau jika seorang wanita se nsitif terhadap hormon androgen yang di produksinya sendiri, maka akan timbul suatu kondisi yang disebut hiperandrogen. Ke adaan ini ditandai dengan tumbuhnya ram but di atas bibir, di bawah dagu, antara

pa yudara, di antara pusar dan tulang pu­bis, atau paha bawah bagian dalam. Ge­jala hiperandrogen yang lain dapat be ru pa jerawat, kebotakan seperti pada la ki­laki, ukuran payudara yang lebih kecil, me­ningkatnya masa otot, pertumbuhan kli to­ris, atau menurunnya nada suara.

Bila terjadi hiperandrogen, pemberian pil KB kombinasi akan mengurangi pro duk si androgen dan meningkatkan pro duk si suatu zat dalam tubuh yang akan meng ikat hormon laki­laki yang beredar da lam aliran darah ini. Dalam waktu enam bu lan penggunaan, biasanya akan terjadi pe nurunan pertumbuhan rambut yang ab nor mal.

Namun, bagaimanapun hebatnya khasiat Pil KB Kombinasi, ketika seorang wanita memiliki keluhan, misalnya gejala hormon laki­laki yang berlebihan atau gangguan kulit dan menstruasi, sebaiknya periksakan diri ke dokter kandungan atau dokter perawatan primer terlebih dahulu. Selain untuk dicari penyebabnya, juga untuk mengetahui adakah kontra indikasi penggunaan obat ini pada diri wanita yang bersangkutan. n Naskah: EIGHTY

Foto: Hari Nugroho

ILUSTRASI. Kebahagiaan pasangan atas kehamilan mereka yang diabadikan

sebagai moment yang tak terlupakan dalam sebuah keluarga.

58 | 1 | 2015 |

KORP

US A

LENI

UMPO

JOK

KENA

NGAN

Mengenyam pendidikan di FK Unair memang menorehkan banyak kenangan tak terlupakan. Siapapun pasti memilikinya. Saat

mengingat-ingatnya, otomatis bibir akan membentuk senyum simpul. Seperti pengalaman Dr. Pujo Hartono Sp.OG(K), Dr. Harry Paraton Sp.OG(K), Dr. Anggraeni Novitasari, dan Dr. Dinar Witasari.

Seperti yang ditunjukkan kepada majalah dokter.

BELAJAR ‘LESEHAN’

MAU belajar mewah? Per pustakaan kampus lah tem patnya. De mi kian yang ada di da lam benak Pudjo be serta teman-te-man seangkatannya. Tem patnya adem, pe-ne rangan nya begitu benderang, membuat betah berlama-lama di dalamnya.

Namun ada satu ‘metode’ belajar yang lebih mengasyikan lagi. “Saya bersama teman-teman paling suka belajar bersama pada malam hari, kami mencari tempat dengan penerangan lampu yang paling terang di halaman kampus, lalu menggelar koran. Ritual itu dilengkapi dengan nyeruput kopi hitam,” kenangnya. Ajang belajar bersama itu men jadi tempat membuat stensilan catatan kuliah. “Maklum, saat itu belum ada mesin fotokopi. Jadi ka lau mau catatan yang lengkap, ya di stensil”.

Tapi ada satu tempat yang membuatnya me nahan nafas. Yaitu toilet di dekat ruang pro padeus. Sebabnya adalah karena pada saat itu di dekat propadause terdapat lokasi pelayanan untuk pe-meriksaan sperma dan toilet terdekatlah yang menjadi lo kasi pengambilan contoh sperma yang paling representatif. Dan Bisa dibayangkan bagaimana aro ma toilet saat itu. “Amisnya bukan main. Hahahaha....,” seloroh Pudjo. n

KenaAKIBAT KEBANYAKAN DEMO

TIDAK lulus satu tingkat men jadi kisah meng ha rukan yang tersimpan rapi da-lam benak Harry Pa ra ton. Harry sempat ti dak naik ke tingkat 5, tahun 1974. “Waktu ku liah, saya paling hobi ber organisasi. Se hingga mau nggak mau saya didapuk menjadi ketua senat. Karena gairah masa muda, urusan or ga nisasi jadi nomor satu, sementara urusan sekolah nanti dulu,” cerita Harry.

Nah, di tahun 1974 itu sedang ramai-ramainya de mo menuntut presiden Soeharto untuk turun da ri kursi kepemimpinannya. Sampai pecahlah pe-ris tiwa Malari – ‘Malapetaka 15 Januari 1974’. Waktu itu sejumlah mahasiswa turun ke jalan untuk me nyampaikan aspirasi. Sebagai ketua senat, Harry pun mengkoordinir teman-temannya untuk ber demo.

‘Kesibukan’ itu mengakibatkan Harry harus tetap tinggal di tingkat 4, sementara teman-teman seangkatannya naik ke tingkat berikutnya. “Gimana mau lulus, kuliah aja nggak pernah, apalagi ujian, hehehe...”, katanya sambil meringis.

Tetapi akibat dari peristiwa tersebut mem buat Hari amat menyesal. Masalahnya, sang ibu ditelepon oleh pimpinan militer saat itu dan diminta memberitahu Harry, putranya, agar berhenti berdemo. Sang Ibu menangis ka-rena merasa ketakutan setelah mendapat te lepon itu, sehingga Hari akhirnya berjanji untuk menghentikan ‘kesibukan’nya dan menuntaskan studi kedokterannya. n

TAK TE

| 1 | 2015 | 59

Mengenyam pendidikan di FK Unair memang menorehkan banyak kenangan tak terlupakan. Siapapun pasti memilikinya. Saat

mengingat-ingatnya, otomatis bibir akan membentuk senyum simpul. Seperti pengalaman Dr. Pujo Hartono Sp.OG(K), Dr. Harry Paraton Sp.OG(K), Dr. Anggraeni Novitasari, dan Dr. Dinar Witasari.

Seperti yang ditunjukkan kepada majalah dokter.

KenaBERTUKAR JAGA SAAT DM

KELULUSAN seorang mahasiswa calon dokter tidak hanya dilihat dari nilai akademisnya, tetapi juga dari sikap dan kondite semasa menjalankan tugas sebagai dokter muda (DM) di rumah sakit. Pada masa-masa seperti itu, seorang mahasiswa calon dokter harus berusaha bersikap sebaik mungkin. Tentu saja, kekompakan kelompok sangat berpengaruh. Anggraeni Noviandini, yang kuliah S-1 kedokteran di FK UNAIR angkatan 98 bercerita bagaimana kelompoknya harus menjaga agar tim mereka tetap kompak ketika menjalani proses itu. Yang paling berkesan, menurutnya, adalah ketika mengatur jadwal jaga.

“Tugas sebagai DM cukup berat. Nah, bila pas kondisi capek ada rekan lain yang memperhatikan seperti bawain makanan atau sekadar menjenguk, rasanya jadi lain. Membuat hubungan pertemanan semakin dekat. Malah, banyak di antara teman saya yang menemukan jodohnya ketika sedang menjalani masa tugas DM,” kata Dr. Anggraini.

“Terkadang kami juga bertukar jaga, walaupun sebenarnya gak boleh, tapi karena besoknya mau ujian dan harus belajar, maka kami biasanya kompakan untuk saling bertukar jaga. Bener-bener suatu ujian kekompakan tim, prinsipnya adalah tidak ada yang dirugikan, simbiosis mutualime “ pungkas dr. Anggaraini sambil tersenyum. n

DARI MATA TURUN KE HATI

BAGI Dinar Witasari, kenangan tak terlupakan yang dialaminya berkaitan dengan mata. Dokter wanita angkatan 2003 FKUA yang kini sedang mengambil spesialis Kulit dan Kelamin ini bercerita tentang bagaimana “mata” betul-betul berpengaruh pada jalan hidupnya. Banyak yang mengatakan bahwa jika ingin mengetahui apakah seseorang menyukai kita atau tidak, bisa dilihat dari tatapan mata dan dari bahasa tubuh. Tetapi ternyata kenangan indah Dr. Dinar bukan seperti yang kita duga.

“Dari mata turun ke hati, saya sudah buktikan,” kata Dinar sambil tersenyum. Pasalnya, karena ia pertama kali menjalin kasih dengan seorang pria yang kini menjadi suaminya, adalah saat bertugas sebagai dokter muda di bagian mata RSUD Dr. Soetomo.

Tugas sebagai DM membuat mereka sering keliling rumah sakit dan jaga bersama. Perhatian yang diberikan Dr. Yasin, nama suami Dinar, telah membuatnya jatuh hati. Bahkan saat ini sang suami sedang mengambil spesialis mata. Dan kini mereka telah dikarunia 2 orang putra. n

Naskah: YASIN

Foto: YASIN & GILANG

nganRLUPA

Foto: HARI NUGROHO

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

mengucapkan

Segenap Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

Foto: HARI NUGROHO

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

mengucapkan

Segenap Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

PROG

NOSI

SED

ISI A

KAN

DATA

NG

02/2015 Love and FriendshipANATOMI/PROFIL• Mimpi-MimpiDokterdiPedalaman• AlumniFKUAdiJakartadanLuarNegeri

INSPEKSI/BERITADokterLayananPrimer

FILOSOFI/RENUNGAN“KepadaDokter,dariPasien”Dr. Pribakti Budinurdjaja, Sp.OG

TAKIKARDI/LOVE STORY• Prof.Dr.Hendy&Prof.Dr.Margono• Dr.Meisy&Dr.HeruKoesbianto

DIKTAT/BUKUDoctorZhivago

AURIKULUS/MUSIKMusikdanKecerdasanBayiDR. Dr.Hermanto Tri Joewono, Sp.OG(K)

SECOND OPINION/JEJAK PENDAPATDosenYangPalingDikagumi

ARTEFACT/POJOK KENANGANStudentCenter

CITO/ARTIKEL UTAMA• LoveStoryofDr.Sutomo• Everythingaboutendorphin,fallinlovehormone

• BreastCancerthehighlight• AirlanggaSurgicalAnatomyDevelopmentCenter

INSPIRASI/HOBIngeBand

NUTRISI/KULINERIcecreamZangrandi

LAPAROSKOPI/FILMPengabdianDokter

X-RAY/FOTOGRAFIOrb–SebuahMisteriDalamFotografi

FISIOLOGI/OLAH RAGAItisNeverTooLatetoGetIntoTennis

FASHION

SITOKINBEINGINLOVEATUBUD

62 | 1 | 2015 |

SELAMAT & SUKSESatas terbitnya majalah

mengucapkan

Segenap Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya

SEBUAH PERJALANAN...

Dunia menangis saat TV menyiarkan berita duka. Whitney Houston, pelantun “The Greatest love of all”, 11 Februari 2012 ditemukan mati mengenaskan di usia relatif muda, 48 tahun. Cantik jelita, kaya-raya, amat terkenal, maha

bintang, dicintai banyak orang dan entah apalagi…. Lengkap su dah syarat Whitney untuk bahagia. Tetapi sampai ahir hayatnya ke ba-ha giaan itu tak kunjung tiba. Obat terlarang, cara yang salah untuk meng hilangkan rasa tidak bahagia. Itulah yang menghantar dia meng hadap Tuhan yang Maha Arif dengan sepi, penuh kepedihan.

“What is the real happiness for me, for you and for us”? Pernahkah pertanyaan sederhana ini mampir di lubuk hati kita? Mungkin jawaban kita tak sama. Atau, mungkin kita tidak jujur didepan publik. Atau, jawabannya mungkin pendek EGP, emangnya gue pikirin? Hidup ini tidak panjang. Kebahagiaan adalah bagian yang paling esensial dalam perjalanan hidup kita. Sungguh sayang kalau tak sempat kita rumuskan. Dan, bagaimana kita akan sampai kesana bila tak pernah ada kejelasan arah? Kisah si cantik Whitney membuat kita harus merenung. Kekayaan, karier atau jabatan puncak ternyata tidak selalu identik dengan kebahagiaan. Maxwell menyebut istilah yang pas “destination diseases”. Pemahaman bahwa bila sudah sampai ke satu titik yang kita idamkan, kita mengira kebahagiaan telah tercapai. Keliru tafsir ini sering terjadi dalam kehidupan. Akhirnya, di ujung sana kita sadar bahwa semua yang kita raih hanya membawa kehampaan belaka.....

Seorang senior pernah melempar pertanyaan, apa beda artis dan dokter? Dalam menjalankan perannya, artis membutuhkan tepuk tangan. Bahkan mungkin sepanjang hidupnya, dia terus memburu tepuk tangan. Berbeda dengan dokter, dia tidak butuh tepuk tangan. Dalam pekerjaannya dia lebih memerlukan pengertian dan kerja sama ketimbang tepuk tangan. Nasihat sang senior ini patut kita renungkan. Tepuk tangan sering membuat kita senang. Benar, rasa senang letaknya amat dekat dengan bahagia sehingga sering membuat kita bingung. Rasa senang adalah episode pendek dari kebahagiaan. Tak mungkin kebahagiaan akan hadir bila hidup ini dipenuhi oleh rasa tidak senang.

Lantas, dimanakah sebenarnya letak kebahagiaan dokter? Me nge-jar tepuk tangan? Memburu materi? Hanya bila pasiennya sembuh dan bisa tersenyum? Yang jelas, masyarakat amat mengharapkan ketulusan dokter dalam menjalankan profesinya. Dan sesungguhnya,

besarnya imbalan jasa berbanding terbalik dengan ketulusan.Manusia memang dilahirkan tidak sama. Itulah yang membuat

kehidupan ini menjadi menarik. Dokter sebagai manusia biasa juga tentu tak sama. Dia mungkin seorang scientist yang berbaju dokter atau pejuang kemanusiaan atau praktisi medis biasa. Atau, bisa jadi dia “economic animal” yang berbaju dokter. Memburu materi tanpa mampu melihat batas. Benar, di awal pencarian, garis kebahagian seakan berjalan sejajar dengan pencapaian materi. Tetapi sampai

pada batas tertentu, garis materi itu tak lagi sejajar dengan garis kebahagiaan. Truthfully, happiness is not a material thing. Tetapi ma-nusia begitu beragam, rasa dan ukuran kebahagiaannya juga mungkin tak sama.

Di hari terakhir di Groningen 30 tahun lalu, Prof. Oldhoff sang guru, menjabat tangan saya lama sekali. Dengan lirih dia ber ka ta, ada 3 macam dokter di dunia ini. Pertama, Skillful Doctors, dokter yang pandai dan terampil. Di sini kita berbicara tentang keunggulan kognitif dan psikomotor, tidak lebih dari itu. Untuk apa kepandaiannya digunakan, itu soal lain. Kedua, Good Doctors, dokter yang baik. Dia pandai, rajin, terampil, patuh pada aturan dan menjunjung tinggi etika. Kita merasa aman dan nyaman bekerja dengan dia,

that’s it. Ketiga, True Doctors, dialah dokter yang sebenar-benarnya. Ini lebih pada masalah afektif. Bukan sekedar good doctors, lebih tentang kebesaran jiwa dan keluhuran budi. Dia mencintai dan sangat menghargai ke hi dupan. Dia yakin tidak ada kebahagiaan lain, kecuali di jalan-Nya. Spirit dan baktinya me lampai batas ruang dan waktu. Dia tidak pernah meninggalkan pasiennya wa lau dalam keadaan bagaimanapun. Dia akan memberi segala hal yang terbaik bagi ke hi dupan manusia, juga bagi bangsa dan negaranya. Hanya pada dialah kita bisa menitipkan masa depan bangsa ini.

Bahagia adalah hal yang amat personal. “Value” yang terukir di dasar jiwalah yang menjadi sang penentu. Bukan sesuatu yang dapat diraba, tapi sesuatu yang hanya bisa dirasakan oleh bagian terdalam dihati. Benar, hakekatnya hidup adalah sebuah perjalanan mencari kebahagiaan, di dunia dan di alam sana. Saya teringat pesan Adam Smith 300 tahun lalu “Saya percaya, dihati setiap manusia tersimpan rasa, a pleasure to make others happy”. Mungkin benar dan dari sana kita bisa mulai mencari dimana sebenarnya letak bahagia itu...

“I found the greatest, love of all inside of me”, semoga lagu Whitney ini berarti bagi kita semua.n

DOKTER YANG SEBENAR-BENARNYA TIDAK HANYA GO OD DOCTOR, DIA MEMILIKI KEUNGGULAN AFFEK TIF, KELUHURAN YANG TINGGI DAN DIA AMAT MENCINTAI KEHIDUPAN INI.

DIA TIDAK PER NAH MENINGGALKAN PASIENNYA WALAU DA LAM KEADAAN

APAPUN.

oleh ARIO DJATMIKO

“I decided long time ago, never to walk in anyone’s shadows. If I fail and I succeed at least I live as I believe.

No matter what they take from me they can’t take away my dignity. Because the greatest love of all is happening to me.

I found the greatest love of all inside of me. The greatest love of all is easy to achieve.

Learning to love yourself. It is the greatest love of all”

KAPI

TA S

ELEK

TAOP

INI

| 1 | 2015 | 64