d. 5 Apakah Yahudi Pernah Memerintah Ketika Masuk Al-Quds Pa

5
APAKAH KAUM YAHUDI PERNAH MEMERINTAH KOTA AL-QUDS PADA MASA NABI MUSA AS. DAN NABI DAUD AS.?. Meskipun Nabi Musa as. pernah mengajak kepada bani Israil untuk masuk daerah yang disucikan dan melawan para musuh seperti yang diceritakan dalam al-Qur’an yaitu: ( Hai kaumku, masuklah ke tanah suci [Palestina] yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari ke belakang [karena takut kepada musuh], maka kamu menjadi orang-orang yang merugi ) (Qs. al-Maidah: 21), namun mereka menolak ajakan tersebut karena pengecut dan takut terhadap kaum Kan’an-Arab. Dan orang-orang pilihan yang diutus oleh Nabi Musa untuk menyelidiki tanah yang disucikan berkata: ( Mereka berkata: “ Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari padanya. Jika mereka keluar dari padanya, pasti kami akan memasukinya”. ) (Qs. Al- Maidah: 22). Sedangkan yang dimaksud dengan firman Allah: (Yang telah ditentukan Allah bagimu) (Qs. Al-Maidah: 21) adalah perintah masuk untuk bertempat tinggal bukan untuk memiliki, karena Bait al-Maqdis adalah tempat para Nabi dan tempat tinggal orang-orang Mukmin. Dan Allah telah menganugerahkannya untuk orang-orang yang taat kepada- Nya, sebagaimana janji Allah terhadap Nabi Ibrahim as. dengan memberinya hak untuk bertempat tinggal di bumi yang suci tersebut bukan hak kepemilikan terhadap mereka karena ini menyalahi realita. atas dasar ini, maka isthinbath kaum Yahudi dari janji tersebut bahwa hak kepemilikan harus kembali kepada mereka adalah tidak benar. Sahabat Ibnu Abbas berkata: “Bait al-Maqdis dulu adalah hibah, kemudian Allah mengharamkannya atas kaum Yahudi akibat kedurhakaan dan maksiyat yang mereka lakukan dan juga karena firman Allah yang berbunyi (Yang telah ditentukan Allah bagimu) (Qs. Al-Maidah: 21) disertai dengan syarat adanya ketaatan kepada Allah, oleh karena itu apabila syarat tidak ditemukan maka masyruth pun tidak ada(10). Adapun kesalahan yang dilakukan oleh individu- individu Yahudi –tidak atas nama pemerintahan- sebenarnya sudah terjadi sejak masa Nabi Musa as. karena sesuai firman Allah: ( Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?. Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke

description

sejarah

Transcript of d. 5 Apakah Yahudi Pernah Memerintah Ketika Masuk Al-Quds Pa

Page 1: d. 5 Apakah Yahudi Pernah Memerintah Ketika Masuk Al-Quds Pa

APAKAH KAUM YAHUDI PERNAH MEMERINTAHKOTA AL-QUDS PADA MASA NABI MUSA AS. DAN NABI DAUD AS.?.

Meskipun Nabi Musa as. pernah mengajak kepada bani Israil untuk masuk daerah yang disucikan dan melawan para musuh seperti yang diceritakan dalam al-Qur’an yaitu: ( Hai kaumku, masuklah ke tanah suci [Palestina] yang telah ditentukan Allah bagimu dan janganlah kamu lari ke belakang [karena takut kepada musuh], maka kamu menjadi orang-orang yang merugi) (Qs. al-Maidah: 21), namun mereka menolak ajakan tersebut karena pengecut dan takut terhadap kaum Kan’an-Arab. Dan orang-orang pilihan yang diutus oleh Nabi Musa untuk menyelidiki tanah yang disucikan berkata: ( Mereka berkata: “ Hai Musa, sesungguhnya dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar dari padanya. Jika mereka keluar dari padanya, pasti kami akan memasukinya”.) (Qs. Al-Maidah: 22).

Sedangkan yang dimaksud dengan firman Allah: (Yang telah ditentukan Allah bagimu) (Qs. Al-Maidah: 21) adalah perintah masuk untuk bertempat tinggal bukan untuk memiliki, karena Bait al-Maqdis adalah tempat para Nabi dan tempat tinggal orang-orang Mukmin. Dan Allah telah menganugerahkannya untuk orang-orang yang taat kepada-Nya, sebagaimana janji Allah terhadap Nabi Ibrahim as. dengan memberinya hak untuk bertempat tinggal di bumi yang suci tersebut bukan hak kepemilikan terhadap mereka karena ini menyalahi realita. atas dasar ini, maka isthinbath kaum Yahudi dari janji tersebut bahwa hak kepemilikan harus kembali kepada mereka adalah tidak benar.

Sahabat Ibnu Abbas berkata: “Bait al-Maqdis dulu adalah hibah, kemudian Allah mengharamkannya atas kaum Yahudi akibat kedurhakaan dan maksiyat yang mereka lakukan dan juga karena firman Allah yang berbunyi (Yang telah ditentukan Allah bagimu) (Qs. Al-Maidah: 21) disertai dengan syarat adanya ketaatan kepada Allah, oleh karena itu apabila syarat tidak ditemukan maka masyruth pun tidak ada”(10).

Adapun kesalahan yang dilakukan oleh individu-individu Yahudi –tidak atas nama pemerintahan- sebenarnya sudah terjadi sejak masa Nabi Musa as. karena sesuai firman Allah: ( Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allah dalam masjid-masjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya?. Mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya [masjid Allah], kecuali dengan rasa takut [kepada Allah]. Mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.) (Qs. al-Baqoroh :114). Kesalahan seperti ini juga pernah dilakukan oleh bangsa Romawi yang merusak bumi Palestina yaitu ketika Tethos masuk ke Bait al-Maqdis setelah tujuh puluh tahun pasca masa al-Masih as. ia merobohkan Bait al-Maqdis dan menghancurkan Haikal Sulaiman serta membakar sebagian Naskh Taurat. Al-Masih as. telah memperingatkan kaum Yahudi akan hal tersebut.

Prilaku seperti ini juga dilakukan oleh angkatan perang salib yang menyerang Bait al-Maqdis dan kawasan-kawasan muslim lainnya pada tahun 492 H. Dan melarang orang-orang ziarah ke masjid al-Aqsho serta merusak masjid-masjid lainnya. Tindakan seperti ini juga dilakukan oleh kaum Zionis pada masa sekarang ini dengan merusak masjid-masjid di Palestina, merusak bangunan-bangunan di al-Quds, membakar masjid al-Aqsho serta usaha-usaha penghancuran masjid al-Aqsho secara terus menerus(11).

Namun, pada tahun 1000 sebelum Masehi, kerajaan Ibrani mampu memperkuat kekuasaannya di Bait al-Maqdis dibawah pimpinan Syaul (Thalut) dan

Page 2: d. 5 Apakah Yahudi Pernah Memerintah Ketika Masuk Al-Quds Pa

Nabi Daud as. Tepatnya setelah ia memulai membangun kerajaannya di Hebron dan di benteng Shohyun, yang pada waktu itu menjadi tempat tinggal bangsa Yabusiyun, Dan al-Quds dijadikan kerajaan oleh Nabi Daud as. setelah tempat tersebut direbut dari bangsa Yabusiyun. Ketika Nabi Sulaiman as. berkuasa, ia mendirikan Haikal (Ma’bad) di sana, maka bertambahlah kemuliaan dan keagungan bait al-Maqdis. Setelah pemerintahan Nabi Sulaiman, kerajaan terbagi menjadi dua yaitu Negara Israel dan Negara Yahudza -yang keduanya kemudian di hancurkan oleh Asyur dan Babylonia pada sekitar tahun 722 dan 586 SM-. Para raja Yahudza menjadikan al-Quds sebagai ibukota kerajaannya yang kian lama semakin melemah. Kemudian bangsa Persia menyerbu Palestina dan menjadikannya sebagai kerajaan di bawah kekuasaan mereka. Dan Iskandar juga pernah menyerbu Palestina yaitu pada abad IV SM.

Pada tahun 586 SM. al-Quds jatuh ke tangan kekuasaan Babylonia, akan tetapi setelah kaum Yahudi bebas dari tawanan, atas komando Azra dan Nahmiya, mereka mampu mengembalikan al-Quds. Ini terjadi pada masa pemerintahan Mikabiyyin dan raja-raja Herodus.

Akan tetapi usaha bangsa Yunani untuk menerapkan kebudayaan mereka di bumi Palestina menyebabkan kaum Yahudi melakukan perlawanan, dan di bawah pimpinan Mikabiyyin mereka mampu mendirikan negara baru pada tahun 141 SM. yang sempat bercokol selama 70 tahun. Kemudian Palestina jatuh ke tangan pemerintahan bangsa Romawi. Pada masa al-Masih as., Palestina dipimpin oleh raja Herodus yang tidak mempunyai kekuatan dan tidak mampu mempersatukan kaum Yahudi dengan orang-orang Romawi. Pada tahun 66 SM. Orang-orang Yahudi melancarkan fitnah dan melawan Pemerintahan Romawi, tapi pemberontakan ini mampu diredam oleh bangsa Romawi bahkan mereka bereaksi dengan menghancurkan al-Haikal pada tahun 70 SM. dan mengusir orang-orang Yahudi(12).

Sejarah menetapkan bahwa Palestina pada mulanya berada dibawah Pemerintahan Arab Yabusiyun, kemudian di bawah pemerintahan Islam selama empat belas abad. Meskipun sejarah juga menetapkan bahwa diantara dua masa pemerintahan tersebut Palestina juga pernah diperintah oleh bangsa Yahudi namun hal ini sama sekali tidak bisa dijadikan dasar bahwa merekalah yang berhak hidup di kawasan Palestina. Argumen Yahudi yang mengatakan bahwa mereka mempunyai hak atas Palestina, adalah argumen semu. Hal ini dikarenakan dua sebab:1. Sebenarnya alasan ini secara logika Syari’ah dan undang-undang Internasional tidak sah, karena apabila alasan tersebut diterima, maka hal tersebut akan menyebabkan perubahan peta dunia, dan tentunya memberikan peluang bagi bangsa Arab dan Islam untuk menuntut kembali wilayah Andalus (Spanyol) yang pernah dikuasai selama beberapa abad dan memberikan peluang bagi bangsa Indian untuk menuntut kembali kawasan Amerika.2. Kalaupun seandainya alasan pertama yang irrasional tersebut diterima, maka Palestina tetap merupakan hak bangsa Arab, karena keberadaannya di al-Quds dalam catatan sejarah, lebih dahulu dibanding dengan keberadaan kaum Yahudi(13).

Penjajahan Zionis di al-Quds seperti diketahui bersama adalah tidak sah secara hukum, karena piagam PBB menegaskan tidak bolehnya menggabungkan kawasan suatu negara dengan negara lain dengan kekuatan perang. Keputusan-keputusan yang dikeluarkan oleh Dewan Keamanan PBB dan lembaga-lembaga Internasional lainnya juga banyak yang mengutuk sikap permusuhan dan sikap semena-mena yang dilakukan oleh Yahudi.

Atas dasar itu semua, maka wajib bagi bangsa Arab dan Islam untuk membebaskan kawasan-kawasan yang dikuasai oleh Yahudi. al-Qur’an telah

Page 3: d. 5 Apakah Yahudi Pernah Memerintah Ketika Masuk Al-Quds Pa

menerangkan kepada kita akan dua usaha kerusakan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi dan pada setiap usaha yang dilakukan Yahudi tersebut Allah memberi kuasa kepada para hambanya yang keras untuk menghalanginya. Telah berulang kali Allah swt. memberikan teguran dan ancaman akan balasan tindak kerusakan serta kemaksiatan yang telah mereka lakukan dalam firman-Nya: (...dan sekiranya kamu kembali kepada [kedurhakaan], niscaya kami kembali [mengazabmu]...) (al-Isro: 8) dan firman Allah: ( Dan [ingatlah], ketika Tuhanmu memberitahukan bahwa sesungguhnya Dia akan mengirim kepada mereka [orang-orang Yahudi] sampai hari kiamat orang-orang yang akan menimpakan kepada mereka azab yang seburuk-buruknya).(Qs. al-A’rof 167) (14).

Sesungguhnya pelanggaran terhadap undang-undang Internasional dan hak-hak bangsa Arab-Islam yang dilakukan oleh bangsa Yahudi, yang dikenal dengan gerakan Zionis, harus dilawan dan dibalas dengan balasan yang sepadan. Kita wajib membebaskan bumi–bumi yang disucikan di seluruh kawasan Palestina karena permusuhan Zionis, impian Israel, sikap permusuhan Yahudi yang terus menerus serta sikap ekstrim Yahudi itu bersifat sementara, tidak kekal dan tidak mempunyai unsur-unsur kelanggengan. Sikap-sikap permusuhan serta kekejaman mereka sudah berlebihan dan melewati apa yang kita bayangkan.

Setelah pihak Israel menghentikan usaha perdamaian, tidak ada harapan lagi pada masa sekarang ini (masa pemerintahan Perdana Menteri Netanyahu pada awal tahun 1999 M dan masa kekuasaan Ehud Barak yang intinya tidak jauh beda ) untuk mewujudkan apa yang dinamakan kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan bersama antara Arab dan Israel. Maka yang wajib menjadi jargon dan tekad kita adalah usaha terus menerus untuk membebaskan semua bumi Palestina dan mengembalikan semua kawasan Palestina kepada pemiliknya yaitu bangsa Arab. Kita harus bergerak dan berusaha memobilisasi semua lini masyarakat pada masa sekarang ini dan pada masa yang akan datang untuk merealisasikan tujuan dari tekad tersebut.(15). Tuntutan dan tekad ini tidak akan berubah sama sekali walaupun usaha perdamaian pada masa pemerintahan Ehud Barak pada akhir tahun 1999 M. dan setelahnya telah dimulai.