Cystoma Ovarii

64
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi, diikuti pula dengan berkembang jenis dan macam adanya penyakit dan gangguan kesehatan. Salah satunya dibidang ginekologi yang saat ini semakin marak dengan berbagai penyakit / gangguan kandungan pada wanita. Salah satu gangguan ginekologi yang sering ditemukan dan terjadi adalah cystoma ovarii atau disebut juga tumor ovarium. Kejadian cystoma ovarii terkadang sulit ditetapkan karena tidak semua cystoma ovari memberikan keluhan / gejala klinis yang kuat sebagian besar cystoma ovarii ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan hormonal tubuh. Bidan sebagai tenaga terlatih dimasyarakat dimintai bantuan gila berhadapan dengan kesulitan dalam kesehatan. Keluhan utama wanita yang mendorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan, perdarahan, rasa nyeri, kehamilan & benjolan (tumor) pada alat genetalia. Keberadaan bidan bertujuan untuk menyaring berbagai masalah kesehatan. Sekalipun tugas bidan bukanlah untuk mengani penyakit kandungan tetapi bidan

description

ovarium, kistoma

Transcript of Cystoma Ovarii

Page 1: Cystoma Ovarii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring berkembangnya Ilmu pengetahuan dan teknologi, diikuti pula

dengan berkembang jenis dan macam adanya penyakit dan gangguan kesehatan.

Salah satunya dibidang ginekologi yang saat ini semakin marak dengan berbagai

penyakit / gangguan kandungan pada wanita. Salah satu gangguan ginekologi

yang sering ditemukan dan terjadi adalah cystoma ovarii atau disebut juga tumor

ovarium.

Kejadian cystoma ovarii terkadang sulit ditetapkan karena tidak semua

cystoma ovari memberikan keluhan / gejala klinis yang kuat sebagian besar

cystoma ovarii ditemukan pada masa reproduksi karena adanya rangsangan

hormonal tubuh.

Bidan sebagai tenaga terlatih dimasyarakat dimintai bantuan gila

berhadapan dengan kesulitan dalam kesehatan. Keluhan utama wanita yang

mendorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan, perdarahan, rasa nyeri,

kehamilan & benjolan (tumor) pada alat genetalia. Keberadaan bidan bertujuan

untuk menyaring berbagai masalah kesehatan. Sekalipun tugas bidan bukanlah

untuk mengani penyakit kandungan tetapi bidan dapat melakukan kegiatan yang

berguna salah satunya memberikan KIEM (Komunikasi, Informasi edukasi dan

motivasi) kepada pasien agar tetap tenang menerima gangguan kesehatannya.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Melalui laporan ini mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan asuhan

kebidanan secara kompehensif pada kasus cystoma Ovarii

2. Tujuan Khusus

Dengan disusunnya laporan ini diharapkan mahasiswa mampu

a. Mengumpulkan data sampai dengan analisa data.

Page 2: Cystoma Ovarii

b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah

c. Mengantisipasi masalah potensial

d. Mengidentifikasi kebutuhan segera

e. Merencanakan asuhan kebidanan

f. Melaksanakan asuhan kebidanan yang telah direncanakan

g. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan

C. Metode Penulisan

1. Wawancara

Komunikasi langsung yang bertujuan mencari informasi guna melengkapi

data pasien dengan cara berkomunikasi baik dengan pasien maupun keluarga

pasien untuk memperoleh data yang akurat.

2. Obstetri

Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh data

tentang kesehatan pasien.

3. Studi Dokumentasi

Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan/status pasien,

catatan perkembangan pasien dan hasilnya.

4. Studi Pustaka

Dari buku-buku penunjang.

D. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan

1.3. Metode Penulisan

1.4. Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Cystoma ovarii

2.2 Perawatan Pra Bedah

Page 3: Cystoma Ovarii

BAB III TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian data

3.2 Identifikasi diagnosa dan masalah

3.3 Antisipasi masalah potensial

3.4 Identifikasi kebutuhan segera

3.5 Intervensi

3.6 Implementasi

3.7 Evaluasi

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

5.2 Penutup

DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Cystoma Ovarii

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Cystoma Ovarii

a. Definisi

Kista (cystis) adalah kantung tertutup yang normal atau abnormal, berlapis

jaringan epiter dan mengandung cairan atau bahan setengah padat.

(Kamus Kedokteran, 2003)

b. Pembagian Tumor Ovarium / Cystoma Ovarii

Ovarium mempunyai kemungkinan untuk berkembang menjadi tumor jinak

maupun tumor ganas. Pembagian tumor ovarium secara praktis adalah

sebagai berikut :

1. Tumor Jinak Kistik

Kistoma ovarii simpleks : adalah kista yang permukaannya rata dan

halus biasanya bertangkai seringkali bilateral dan dapat menjadi besar.

Dinding Kista tipis berisi cairan jernih yang serosa dan berwarna

kuning.

(Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, 2000)

Kistoma ovarii serosum : kista ini berasal dari epitel germinativum.

Bentuk kista umumnya unilokular, bila multilokular perlu dicurigai

adanya keganasan. Kista ini dapat membesar, tetapi tidak sebesar kista

musinosum. Gambaran klinis pada kasus ini tidak klasik. Selain teraba

massa intrabdominal dapat timbul asites.

Kistoma ovarii musinosum : asal kista ini belum pasti menurut Meyer.

Kista ini berasal dari teratoma. Pendapat lain mengatakan kista ini

berasal dari epitel germinativum atau mempunyai asal yang sama

dengan tumor brenner bentuk kista multilokular. Biasanya unilateral

dapat tumbuh menjadi sangat besar. Gambaran klinis terdapat

perdarahan dalam kista dan perubahan degeneratif sehingga timbul

Page 5: Cystoma Ovarii

perlekatan kista dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.

Selain itu bisa terjadi ileus karena perlekatan dan produksi musim yang

terus bertambah akibat pseudomiksoma peritonei.

Kistoma dermoid adalah teratoma kistik jinak dengan struktur

ektodermal berdiferensiasi sempurna dan lebih menonjol dari pada

mesoderm dan entoderm dan sebagian lagi padat. Dapat terjadi

perubahan kearah keganasan seperti karsinoma epidermoid.

2. Tumor jinak padat (solid)

- Fibroma warii

- Tumor Brener

- Tumor sisa adrenal

c. Gambaran Klinik Tumor Ovarium

Pertumbuhan tumor ovarium dapat memberikan gejala karena besarnya,

terdapat perubahan hormonal atau penyulit yang terjadi.

Tumor jinak ovarium yang diameternya kecil sering ditemukan secara

kebetulan dan tidak memberikan gejala klinik yang berarti. Gejala klinik

akibat tumor ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Gejala akibat pertumbuhan

Menimbulkan rasa berat di abdomen bagian bawah

Mengganggu miksi atau defekasi

Tekanan tumor dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada

tungkai bawah

2. Gejala akibat perubahan hormonal

Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita, sehingga bila

menjadi tumor menimbulkan gangguan terhadap patrun menstruasi.

Tumor sel granulosa dapat menimbulkan hipermenorea, sedang tumor

arhenoblastoma menimbulkan amenorea.

3. Gejala Klinik akibat komplikasi yang terjadi pada tumor

Page 6: Cystoma Ovarii

a. Perdarahan Intra tumor

Perdarahan, menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen

mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.

b. Perputaran tungkai

Tumor bertangkai sering terjadi perputaran tungkai, secara

perlahan sehingga tidak banyak menimbulkan rasa nyeri

abdomen.

Perputaran tungkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen

mendadak dan segera memerlukan tindakan medis.

c. Terjadi infeksi pada tumor

Karena suatu hal terjadi infeksi kista ovarium sehingga

menimbulkan gejala infeksi, yaitu badan panas, nyei pada

abdomen, mengganggu aktivitas sehari -hari

d. Robekan dinding kista

Pada torsi tangaki kista ada kemungkinan terjadi robekan

sehingga isi kista tumpah ke dalam ruangan abdomen

e. Degenerasi ganas Kista ovarium

Keganasan kista ovarium sering dijumpai

d. Diagnosa Kista avarium

Pmbesaran pada abdomen bagian bawah merupakan sala hsatu keluhan yang

mendorong wanita untuk melakukan pemeriksaan. Tumor ovarium dpat

dibedakn saat melkukan pemeriksaan dalam. Menghadapi tumor jinak

ovarium perlu dilakukan pemeriksaan tentang konsistensi, besar

permukaannya dan sebagainya

Disamping itu perlu dilakukan diagnosa banding

1. Kehamilan

Terlambat bulan

Gejala hamil muda

Terasa gerakan janin atau ballofemen

Page 7: Cystoma Ovarii

2. Subserosa mioma uteri bertangkai

Hasil pemeriksaan labortorium mendukung ovarium

Dengan adanya alat canggih ultrasonografi, diagnosis banding antara

kista ovarium, kehamilan atau subsecosa mioma uteri dapat

dibedakan dengan jelas.

Bila bidan dalam tugasnya dapat meneggakkan kemungkinan tumor

di bagian bawah abdomen, segera melakukan konsultasi atau

merujuk ke puskesmas atau langsung ke dokter ahli kandungan.

Tumor ovarium memerlukan tindakan yang spesialistis. Bidan

bertugas untuk memberikan komunikasi, informasi, edukasi dan

motivasi (KIEM) tentang pengobatan tumor dengan pengobatan

modern dan tindakan operasi.

Diagnosis presumtif pada tumor ovarium yang fungsional biasanya

dibuat bila masa adneksa kistik A sampai 8 cm ditemukan pada

pemeriksaan gimanual, ini dipastikan bila lesi mengalami regresi

setelah masa haid berikutnya. Biasanya, kista dapat bergerak,

unilateral, dan tidak disertai dengan asites. Massa dapat melebihi 8

cm dan amat nyeri bila dipalpasi. Kadang-kadang, kista lutein

hemorogik dapat mempunyai konsistensi yang padat danbukan

konsistensi kistik. Penelitian ultrasonik pelvis akan memastikan sifat

kistik dari masssa tersebut tetapi tidak dapat membedakan antara lesi

fungsional atau neoplastik. Kalau pasien mengalami keterlambatan

haid, perdarahan rahim yang abnormal, atau memutarnya kista pada

tangkainya yang disertai infark, diagnosis diferensial harus

mencakup.

- Kehamilan ektopik

- Salphingo ooforitis atau

- Torsi pada kista neoplastik

Page 8: Cystoma Ovarii

Dalam hal ini uji kehamilan, laju endap eritrosit dan pemeriksaan

ultrasonik biasnaya bermanfaat.

e. Penanganan Umum

Kalau pasien dalam masa reproduksi dan kista adneksa berdiameter kurang

dari 6 cm, sebaiknya menunggu dan memeriksa pasien lagi setelah haid

berikutnya, mungkin dengan memberi kontrasepsi oral untuk menekan

kadar gonadotropin. Kalau massa kistik antara 6 dan 8 atau kalau massa ini

keras atau terasa padat, penelitian ultrasonik pelvis dapat dilakukan untuk

memastikan bahwa massa kistik itu bersifat unilokular. Kalau massa itu

nyeri, multilokuler, atau sebagian padat, eksplorasi pembedahan boleh

dilakukan. Pada pasien dalam usia empat puluhan, kesempatan timbulnya

neoplasma ovarium meningkt, dan penundaan observasi harus dilakukan

dengan hati-hati. Kalau lesi tidak memenuhi persyaratan untuk observasi,

pembedahan eksplorasi mungkin diindikasikan.

(Esensial obstetri dan Ginekologi, 2001)

Page 9: Cystoma Ovarii

f. Penanganan Oleh Bidan

(Manuaba, 1998:419)

Tumor Jinak Ovarium

Gejala Klinik:- Tanpa gejala- Gejala Klinik

Pendesakan pembesaran tumor

Gangguan hormone, perdarahan, patrun menstruasi berubah

Komplikasi tumor- Torsi tumor - Infeksi tumor- Dinding robek- Terjadi keganasan

Bentuk tumor jinak- Kista ovarii- Tumor padat

ovarium- Sindroma Meigs

Diagnosis banding tumor:- Kehamilan- Subserosa mioma

Sikap bidan- Konsultasi ke Puskesmas- Merujuk ke dokter ahli- KIEM pengobatan ke RS

Page 10: Cystoma Ovarii

2.2. Perawatan Pra bedah (pro operasi)

Sebelum melakukan obstetri operatif jalan pemikiran kita adalah sebagai

berikut :

1. Apa diagnosa dan indikasi operasi

2. Jenis operasi mana yang tepat pada kasus ini

3. Apakah ada Indikasi. Kontra bila dilakukan bedah perabdominan atau

pervaginaan

4. Bagaimana kondisi penderita (ibu dan janin)

5. Diamana tindakan operasi akan dilakukan

6. Apakah fasilitas untuk operasi memungkinkan

7. Adakah persetujuan dari penderita, silami dan orang tua, atau famili atau

yang bertanggung jawab terhadap penderita atau jenis operasi yang akan

dilakukan

8. Bagaimana kemampuan dan keterampilan dari operator dan pembantunya

ahli

Perisapan pra-bedah dapat dibagi atas tiga langkah :

a) Persiapan Penderita

Pemeriksaan hemoglobin, golongan darah, cross, match dan penyediaan

darah, komponen darah dan lain-lain

Pemberian inpus cairan dan tranfusi darah

Menganjurkan pasien untuk puasa.

Menerangkan kepada penderita dan keluarganya alasan dilakukan

operasi menghadap keadaan ini. Diterangkan pula bahwa untuk operasi

ini diperlukan izin / persetujuan penderita dan keluarga.

Melakukan pengosongan kandung kencing pada operasi ini diperlukan

izin / persetujuan penderita dan keluarga.

Melakukan pengosongan kandung kencing pada operasi perabolominal

dipasang kateter menetap (daaer catheter)

Mengosongkan isi rektum pada plasenta previa tidak dianjurkan karena

dapat menyebabkan perdarahan

Page 11: Cystoma Ovarii

Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah

dinding perut pada operasi perabdominal

Membaringkan penerita pada posisi yang dianjurkan karena dapat

menyebabkan perdarahan

Mencukur rambut pubis daerah genetalia eksterna dan rambut daerah

dinding perut pada operasi perabdominal

Membaringkan penderita pada posisi yang dianjurkan yaitu posisi

litotomi dan posisi trendelemberg

Memesang infus cairan

Melakukan suci hama daerah operasi :

- Daerah genelia eksterna dan vagina dengan memakai larutan asam

pikiran larutan betadin, larutan saulon dan sebagainya.

- Daerah dinding perut dengan larutan betadin, larutan yodium atau

larutan saulon lalu dicucu lagi dengan larutan alkohol.

b) Persiapan Kamar dan Alat-alat untuk operasi

Diberitahukan kepada dokter dan paramedik yang bertuga jaga bahwa

ada operasi, supaya mereka menyiapkan kamar operasi serta alat-alat

yang berkaitan dengan jenis operasi yang dilakukan. Begitu juga alat-

alat dan obat-obat untuk anestesi serta lampu kamar operasi disiapkan

dan diperiksa

Alat-alat untuk operasi disuci-hamakan (aseptik) setelah itu disiapkan

pada meja alat ditutup atau dibungkus dengan kain yang seluruhnya

dalam keadaan suci hama siap dipakai untuk operasi

Juga telah disiapkan alat-alat resusitasi untuk bayi yang dilahirkan

Pada kasus-kasus bayi resiko tinggi (high risk baby) hendaknya diminta

bantuan kehadiran seorang ahli kesehatan anak khusus dalam bidan

neonatus.

Page 12: Cystoma Ovarii

c) Persiapan tim operasi

Tim bedah ini sekurang-kurangnya terdiri dari

Operator (ahli kebidanan)

Asisten operator (asisten ahli, dokter muda dan paramedik)

Paramedis penata alat-alat operasi

Ahli anastesi atau perawat anastesi

Tim ini bekerja dalam keadaan suci hama :

- Menyucihamakan tangan menurut furbringer

- Memakai penutup kepala, baju operasi dan jas operasi yang steril,

masker penutup mulut dan hidung, tutup kepala, serta alas kaki kamar

operasi

(Rustam Mochtar, 1998 : 6)

2.2 Konsep Management Asuhan Kebidanan

I. Pengkajian Data

Meliputi, waktu, tempat pengkajian

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama : Untuk memudahkan panggilan dan rekam medik

Umur : Biasanya terjadi pada usia reproduksi 20 – 50 tahun

Agama : Mengetahui agama yang dianut ibu untuk

memudahkan dalam pemberian dorongan dan

semangat

Pendidikan : Memudahkan dalam memberikan KIE pada klien

Pekerjaan : Mengetahui berat ringannya pekerjaan dan

kemampuan ekonomi

Alamat : Memudahkan mengidentifikasi klien

Page 13: Cystoma Ovarii

2. Alasan masuk rumah sakit

Menguraikan tentang keluhan yang dirasakan klien sebelum

sampai dengan masuk RS.

3. Keluhan utama

Klien mengatakan diperut bagian bawah terdapat benjolan, terasa

sakit, terdapat nyeri tekan, dan perdarahan di luar siklus haid

4. Riwayat haid

Biasanya terjadi perdarahan di luar siklus haid atau haid lebih

banyak dan lama dari normal, terdapat rasa sakit / nyeri saat haid

5. Riwayat kesehatan sekarang

Klien tidak sedang menderita penyakit menurun, menular, dan

menahun seperti hipertensi, TBC, DM, penyakit jantung yang

merupakan kontra indikasi atau dapat membahayakan klien jika

dilakukan operasi

6. Riwayat kesehatan yang lalu

Untuk mengetahui penyakit yang pernah diderita klien seperti

penyakit menular, menurun dan menahun contohnya DM, jantung,

asma, TBC, dan kista atau benjolan sebelumnya

7. Riwayat kesehatan keluarga

Untuk mengetahui penyakit yang diderita keluarga klien misalnya

penyakit menular, menurun dan menahun yaitu TBC, DM, jantung,

maupun penyakit ginekologi lain seperti kista, tumor dsb.

8. Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui berapa kali ibu menikah, umur saat menikah

karena menikah di usia muda dapat mempengaruhi terjadinya

penyakit ginekologi seperti kista karena ketidaksiapan organ

reproduksi untuk proes reproduksi selanjutnya.

Page 14: Cystoma Ovarii

9. Pola kebiasaan sehari-hari

a. Pola Nutrisi

Di rumah : Makan 3x sehari dengan porsi nasi, lauk pauk

sayur, minum 7 – 8 gelas/hari

Di RS : sebelum dilakukan operasi ibu dianjurkan untuk

puasa selama minimal 6 jam

b. Pola aktifitas

Di rumah : Ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti

biasa

Di RS : ibu hanya berbaring dan duduk di tempat tidur.

c. Pola istirahat

Di rumah : Tidur siang + 2 jam, tidur malam + 7 jam

Di RS : Tidur siang + 1 jam, tidur malam + 6 jam

d. Pola kebersihan

Di rumah : Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju

dan celana dalam 2x sehari

Di RS : Mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju

dan celana dalam 2x sehari

e. Pola eliminasi

Di rumah : BAB 1x / hari

BAK + 4 – 5 x sehari

Di RS : BAB dan BAK ibu berkurang karena puasa

10. Keadaan psikologis dan spiritual ibu

- Psikologis : Adanya dukungan dari suami dan keluarga

tentang keputusan opersi

- Spiritual : Mengkaji kepercayaan klien sehingga lebih

mudah berkomunikasi dan memberikan dukungan

moril.

Page 15: Cystoma Ovarii

B. Data Obyektif

1. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TTV : TD : 110/70 – 120/80 mmHg

N : 70 – 90 x/menit

S : 36,5oC

RR : 16 – 24 x/menit

2. Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

- Rambut dan Kepala : bersih, rambut tidak rontok, dan

tidak ada kelainan pada rambut &

kepala

- Muka : wajah pucat tanda anemia pada

klien, perlu diperhatikan sebelum

operasi

- Mata : Sklera tidak icterus dan konjungtiva

tidak pucat. Klien dengan hepatitis

dan anemia memerlukan perhatian

khusus sebelum operasi.

b. Palpasi

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe dan

bendungan vena jugularis

Dada : Tidak ada nyeri tekan

Payudara : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, tidak ada

nyeri tekan

Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah,

teraba massa padat di kanan dan kiri

Page 16: Cystoma Ovarii

3. Pemeriksaan Penunjang

- Pengambilan sample darah

- Lab darah lengkap

- ECG

- USG

- Foto rontgen

- Konsul dokter spesialis penyakit dalam

- Konsul specsialis anestesi

4. Terapi yang di dapat

- Infus RL

- Tranfusi darah PRC

- Injeksi antibiotik 3 x 1

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Dx : Ny ”N” P0000 Ab000 dengan cystoma ovarii pre operasi

Ds : Perdarahan lewat jalan lahir, nyeri pada perut bagian bawah, nyeri

tekan perut bagian bawah kanan dn kiri, terasa benjolan

Do : - KU TD : 110/70 Hg – 120/80 mmHg

N : 30 – 70 x/menit

S : 36,5o – 37,5o C

RR : 16 – 24 x/menit

- Terdapat perdarahan pervaginaan

- Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah kanan dan kiri

- Teraba massa di perut bagian bawah kanan dan kirit

III. Antisipasi Masalah Potensial

- Perdarahan pervaginaan berulang

- Syok hipovolemik

- Syok neuragik

Page 17: Cystoma Ovarii

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera

- Infus RL

- Kolaborasi dengan dr. SpOG

V. Intervensi

Tanggal : Jam :

Dx : Ny. ”N” P0000 Ab000 dengan cystoma ovarii preoperasi

Tujuan : Operasi berjalan lancar

Kriteria hasil : - KU ibu baik untuk dilakukan operasi

- Tidak terjadi perdarahan pervaginaan

- Cystoma dapat terangkat seluruhnya

Intervensi

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga

R/ Agar Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam semua pemberian tindakan

2. Beritahu Ibu tentang penyakit yang dialaminya

R/ Agar Ibu mengetahui dan mengerti keadaan dan penyakitnya

3. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan

R/ Agar Ibu mengerti prosedur yang akan dilakukan serta dapat bekerjasama

demi memudahkan pelaksanaan prosedur tindakan

4. Lakukan Informed consent

R/ Bukti persetujuan tindakan sebagai jaminan atau bukti rekam medik

5. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian terapi

R/ Fungsi dependent

a. Lakukan pemeriksaan laboratorium lengkap

R/ Deteksi dini adanya kelainan darah

b. Lakukan pemeriksaan ECG dan Photo Thoraks

R/ Deteksi dini adanya kelainan jantung dan paru-paru

c. Lakukan pemeriksaan USG abdomen

R/ Mengetahui lokasi kista sehingga memudahkan operasi

Page 18: Cystoma Ovarii

d. Lakukan skiren / cukur pubis pasien

R/ Menjaga kebersihan daerah alat genetalia

e. Anjurkan Ibu untuk puasa mulai jam 00.00 WIB

R/ Pengosongan saluran cerna agar sisa makanan tidak keluar atau

pasien tidak muntah saat dilakukan anestesi (operasi)

f. Lakukan tindakan lavement 2x pada jam 19.00 WIB dan 06.00 WIB

R/ Pengosongan lambung agar sisa makanan tidak naik atau

keluar sehingga pasien tidak muntah saat dilakukan operasi

g. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi

R/ Persiapan pembiusan untuk operasi

Masalah : Kecemasan ibu menghadapi operasi

Tujuan : Kecemasan ibu dapat berkurang

Kriteria hasil : - Ibu mau dikerjakan operasi

-TTV normal

-Ibu mengerti tujuan dikerjakannya operasi

-Wajah ibu tidak cemas

-Informed Consent (+)

Intervensi:

1. Jelaskan manfaat tindakan operasi yang akan dilakukan

R/ Ibu dapat mengerti dan lebih yakin menjalani operasi

2. Jelaskan akibat bila tidak dilakukan operasi

R/ Ibu dapat mengerti dan lebih yakin untuk melaksanakan operasi

3. Berikan dukungan psikologi pada ibu untuk menjalankan operasi

R/ Membantu menguatkan tekad dan keyakinan ibu untuk operasi

4. Anjurkan ibu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME

R/ Memberikan ketenangan batin pada ibu sebelum menjalankan operasi

5. Yakinkan ibu bahwa operasi akan berjalan dengan baik

Page 19: Cystoma Ovarii

R/ Tindakan dilakukan oleh petugas yang professional sehingga

kekhawatiran ibu dapat berkurang

VI. Implementasi

Implementasi sesuai intervensi

VII. Evaluasi

Tanggal :

Jam :

Tempat :

Sesuai SOAP

Page 20: Cystoma Ovarii

BAB III

TINJAUAN KASUS

1.1. Pengkajian Data

Tanggal : 4 Februari 2008 Jam : 08.30 WIB

Tanggal MRS : 4 Februari 2008 Jam : 08.30 WIB

No. Reg : 506565

Ruangan : Melati RSUD Dr. Moh. Saleh - Probolinggo

A. Data Subyektif

1. Biodata

Nama Ibu : Ny “N” Nama Suami :Tn “M”

Umur : 31 tahun Umur :42 tahun

Agama : Islam Agama :Islam

Pendidikan : SD Pendidikan :SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan :Tukang Becak

Alamat :

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan perutnya di bagian bawah teraba keras mulai 1,5 bulan

yang lalu, tidak nyeri , tidak nyeri tekan , tanggal 26 Januari 2008 periksa ke

Dr. Djauhar Sp.OG disuruh langsung ke RS, tanggal 4 Februari 2008

dilakukan operasi dan dianjurkan puasa dari rumah mulai jam 00.00 WIB.

3. Riwayat Menstruasi

Siklus haid :28 hari

Lama haid : 7 hari

Konsistensi : cair

Banyaknya : ± 3 softek/hari

Disminorhea : (+)

Menarche : 12 tahun

Page 21: Cystoma Ovarii

HPHT :28 Januari 2008

Keputihan/darah putih : -

Contact bleeding : -

4. Riwayat Nikah

Nikah pertama: 15 tahun

Nikah : 1x

Lama : 16 tahun

5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis (TBC,

hipertensi, dll), penyakit menular (hepatitis, malaria, dll), dan penyakit

menurun (DM, asma, epilepsy, dll)

6. Riwayat Kesehatan Sekarang

Ibu mengatakan merasakan keras pada perut bagian bawahnya sejak 1,5 bulan

yang lalu, kemudian tanggal 26 Januari 2008 periksa ke Dr. Djauhar dan

diberitahu bahwa Ibu menderita tumor dan dianjurkan untuk operasi

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dari keluarga Ibu, maupun keluarga suami tidak ada

yang menderita penyakit menular, menurun, dan menahun serta tidak ada

yang menderita tumor

8. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Dan Nifas Yang Lalu

Ibu mengatakan selama 16 tahun menikah belum pernah hamil dan belum

memiliki anak

9. Riwayat KB

Ibu mengatakan tidak pernah ikut KB

10. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

a. Istirahat

Sebelum MRS :Ibu tidur siang 2 jam dan tidur malam 6-7 jam/hari

Selama MRS :Ibu belum bisa tidur

Page 22: Cystoma Ovarii

b. Nutrisi

Sebelum MRS :Ibu makan 3x sehari dengan komposisi sedang, nasi,

lauk pauk, sayur dan minum ± 5-6 kali/hari

Selama MRS :Ibu puasa mulai tanggal 4 Februari 2008 jam

00.00WIB

c. Aktivitas

Sebelum MRS :Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga biasa, seperti

menyapu, memasak, dll.

Selama MRS :Ibu jalan-jalan seperti biasa, terkadang berbaring

dikarenakan tidak ada kegiatan yang dapat dilakukan

di RS

d. Eliminasi

Sebelum MRS :BAB 1 x/hari, BAK ± 6-7 x/hari

Selama MRS :BAB belum, BAK ± 2-3x selama di ruang Melati

e. Kebersihan

Sebelum MRS :Ibu mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hari, ganti baju dan

celana dalam setiap kali habis mandi

Selama MRS :Ibu belum mandi karena sudah mandi dirumah

11. Riwayat Psikososial dan Spiritual

Psikososial : Ibu merasa cemas menjalani operasi tetapi suami dan keluarga

mendukung dilakukannya operasi

Spiritual : Ibu beragama Islam dan beribadah sesuai agamanya

B. Data Obyektif

a. Pemeriksaan Umum

Keadaan umum : baik

Kesadaran : composmentis

TD : 130/100 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Page 23: Cystoma Ovarii

RR : 20 x/menit

Suhu : 36,7 °C

b. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Rambut : bersih, hitam, bergelombang, tidak rontok, tidak ada

kelainan pada kulit kepala

Muka : tidak pucat, tidak oedema

Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera tidak kuning

Mulut : bersih, tidak pucat, tidak ada stomatitis

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada

pembesaran limfe, dan tidak ada bendungan vena jugularis

Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal

Abdomen : tidak terdapat pembesaran perut, terdapat linea nigra, tidak

terdapat strie

Genetalia : tidak terdapat pengeluaran dan perdarahan pervaginam

Ekstremitas : Atas :oedema -/-

Bawah: oedema -/-

b. Palpasi

Payudara : tidak terdapat benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,

ASI -

Abdomen : teraba massa 2 jari dibawah pusat, tidak ada nyeri tekan

Ekstremitas : oedema -/-

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

DX : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre

Operasi

DS : Ibu mengatakan perutnya di bagian bawah terdapat benjolan, teraba

kaku

Page 24: Cystoma Ovarii

DO : - Keadaan umum : baik

- Kesadaran : composmentis

- TD : 130/100 mmHg

- Nadi : 76 x/menit

- RR : 20 x/menit

- Suhu : 36,7 °C

- Abdomen : teraba massa 2 jari dibawah pusat, tidak ada

nyeri tekan

- Visite dokter : - pemeriksaan laboratorium lengkap

- Pemeriksaan EKG dan Photo Thorax

- USG abdomen

- Konsul dokter spesialis anestesi

Masalah : Kecemasan Ibu menghadapi operasi

DS : Ibu mengatakan sedikit cemas menghadapi operasi

DO : Ibu sering bertanya kapan dilakukan operasi dan proses

pelaksanaan operasi

3.3 Antisipasi Masalah Potensial

-

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

-

3.5 Intervensi

DX : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre

Operasi

Tujuan : Operasi berjalan lancar

Kriteria Hasil : - Tidak terjadi perdarahan dan komplikasi saat dan setelah

operasi

- Cystoma Ovarii dapat terangkat seluruhnya

Page 25: Cystoma Ovarii

- TTV dalam batas normal

Intervensi :

1. Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga

R/ Agar Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam semua pemberian tindakan

2. Beritahu Ibu tentang penyakit yang dialaminya

R/ Agar Ibu mengetahui dan mengerti keadaan dan penyakitnya

3. Jelaskan tentang prosedur yang akan dilakukan

R/ Agar Ibu mengerti prosedur yang akan dilakukan serta dapat bekerjasama

demi memudahkan pelaksanaan prosedur tindakan

4. Lakukan Informed consent

R/ Bukti persetujuan tindakan sebagai jaminan atau bukti rekam medik

5. Kolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian terapi

R/ Fungsi dependent

a. Lakukan pemeriksaan laboratorium lengkap

R/ Deteksi dini adanya kelainan darah

b. Lakukan pemeriksaan ECG dan Photo Thoraks

R/ Deteksi dini adanya kelainan jantung dan paru-paru

c. Lakukan pemeriksaan USG abdomen

R/ Mengetahui lokasi kista sehingga memudahkan operasi

d. Lakukan skiren / cukur pubis pasien

R/ Menjaga kebersihan daerah alat genetalia

e. Anjurkan Ibu untuk puasa mulai jam 00.00 WIB

R/ Pengosongan saluran cerna agar sisa makanan tidak keluar atau

pasien tidak muntah saat dilakukan anestesi (operasi)

f. Lakukan tindakan lavement 2x pada jam 19.00 WIB dan 06.00 WIB

R/ Pengosongan lambung agar sisa makanan tidak naik atau

keluar sehingga pasien tidak muntah saat dilakukan operasi

g. Lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anestesi

R/ Persiapan pembiusan untuk operasi

Masalah : Kecemasan ibu menghadapi operasi

Page 26: Cystoma Ovarii

Tujuan : Kecemasan ibu dapat berkurang

Kriteria hasil : - Ibu mau dikerjakan operasi

-TTV normal

-Ibu mengerti tujuan dikerjakannya operasi

-Wajah ibu tidak cemas

-Informed Consent (+)

Intervensi:

1. Jelaskan manfaat tindakan operasi yang akan dilakukan

R/ Ibu dapat mengerti dan lebih yakin menjalani operasi

2. Jelaskan akibat bila tidak dilakukan operasi

R/ Ibu dapat mengerti dan lebih yakin untuk melaksanakan operasi

3. Berikan dukungan psikologi pada ibu untuk menjalankan operasi

R/ Membantu menguatkan tekad dan keyakinan ibu untuk operasi

4. Anjurkan ibu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME

R/ Memberikan ketenangan batin pada ibu sebelum menjalankan operasi

5. Yakinkan ibu bahwa operasi akan berjalan dengan baik

R/ Tindakan dilakukan oleh petugas yang professional sehingga

kekhawatiran ibu dapat berkurang

3.6. Implementasi

Tanggal :4 Februari 2008

Jam :08.40 WIB

Dx :Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre Operasi

1. Melakukan pendekatan pada pasien dan keluarga agar lebih kooperatif dalam

semua pemberian tindakan

2. Memberitahukan pada ibu tentang penyakit yang dialaminya sehingga ibu

mengetahui dan mengerti tentang keadaan dan penyakitnya.

3. Menjelaskan tentang prosedur tindakan yang akan dilakukan sehingga ibu

dapat bekerja sama demi memudahkan pelaksanaan tindakan

Page 27: Cystoma Ovarii

4. Melakukan informed consent sebagai bukti persetujuan tindakan yang dapat

digunakan sebagai bukti rekam medik

5. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi sebagai

pelaksanaan fungsi dependen:

a. Melakukan pemeriksaan laboratorium lengkap meliputi pemeriksaan

darah dan urine untuk mendeteksi dini adanya kelainan darah dan urine

b. Melakukan pemeriksaan ECG dan Photo Thorax untuk mendeteksi dini

adanya kelainan jantung dan paru-paru

c. Melakukan pemeriksaan USG abdomen untuk mengetahui lokasi kista

sehingga memudahkan operasi

d. Melakukan skiren/cukur pubis untuk menjaga kebersihan daerah sekitar

genetalia dari bakteri

e. Menganjurkan ibu untuk puasa mulai jam 00.00 WIB untuk

mengosongkan saluran cerna agar ridak keluar atau naik saat operasi atau

pasien tidak muntah saat dilakukan operasi.

f. Melakukan tindakan lavamen 2x jam 19.00 WIB dan 06.WIB untuk

pengosongan usus agar tidak keluar atau naik saat dilakukan operasi

g. Melakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anastesi guna persiapan

pembiusan untuk operasi

Masalah : Kecemasan ibu menghadapi operasi

1. Menjelaskan manfaat tindakan operasi yang akan dilakukan agar ibu dapat

mengerti dan lebih yakin menjalani operasi

2. Menjelaskan akibat bila tidak dilakukan operasi agar ibu mengerti dan lebih

yakin menjalani operasi

3. Memberikan psikologi pada ibu untuk menguatkan tekad dan keyakinan ibu

untuk menjalani operasi

4. Menganjurkan ibu untuk mendekatkan diri kepada Tuhan YME guna

memberikan ketenangan batin pada ibu sebelum menjalankan operasi

Page 28: Cystoma Ovarii

5. Meyakinkan ibu bahwa operasi akan berjalan dengan baik karena dilakukan

oleh petugas yang profesinal sehingga kekhawatiran ibu dapat berkurang

3.7.Evaluasi

Tanggal : 5 Februari 2008

Jam : 08.00 WIB

Dx : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre Operasi

S : - Ibu mengatakan tidak ada keluhan

- Ibu telah menandatangani surat persetujuan operasi disaksikan oleh

suami

- Ibu sudah BAB tadi pagi jam 06.30 WIB, banyak, konsistensi

lembek

- Ibu sudah puasa sejak tadi malam jam 00.00 WIB

O : KU :Baik

TTV : TD :130/100 mmHg

Nadi :76 x/menit

Suhu : 36,7 °C

RR : 16 x/menit

BAB (+), Banyak 2x pagi

Puasa (+)

Lavamen (+)

Hasil laboratorium terlampir:

- Fungsi hati : Billirubin direct :0,6 mg/dl

Billirubin total :1,4 mg/dl

SGOT :24

SGPT :23

Alkali fosfatase :160

- Fungsi ginjal : BUN :13,3 mg/dl

Creatinin :0,9 mg/dl

Uric acid :4,4 mg/dl

Page 29: Cystoma Ovarii

- Gula darah : BSN :63 mg/dl

2 jam PP :95 mg/dl

- Darah lengkap (DL) : HB :14,4 mg/dl

Lekosit : 8300

LED :10-24

PCV (hematokrit): 33%

Trombosit :279.000

- Urine lengkap (UL) : Albumin (-)

Reduksin (-)

Urobilirubin (-)

Billirubin (-)

Lekosit :1-2

Eritrosit :0-1

Ephitel :5-7

Kristal (+) Uric

(+) Acid

- Hemostasis : Bleeding time:2’10”

Cloting time :8’55”

Hasil USG : Ovarial Cyste 2 buah

- Ø(6 x 7,9 cm)

- Ø(2,6 x 3,3 cm)

Hasil Foto thorax dan EGC diterima dan terlampir

Visite Dokter :

- Pasang infuse, DC

- Puasa

- Kirim pasien ke ruang operasi

A : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre Operasi

P :

1. Lanjutkan program terapi dokter

Page 30: Cystoma Ovarii

R/ Program terapi yang tepat akan membantu mempercepat

penyembuhan

2. Anjurkan ibu tetap puasa

R/Pengosongan saluran cerna guna persiapan operasi untuk

mencegah keluarnya makanan akibat efek anastesi

3. Pasang infuse dan cateter (DC)

R/ Memenuhi intake dan output cairan dalam tubuh

4. Periksa sekali lagi kondisi kesehatan pasien

R/Memenuhi intake dan output cairan dalam tubuh

5. Kirim pasien ke ruang operasi beserta statusnya

R/Pelaksanaan tindakan sesuai protap dan prosedur

I : 1. Melanjutkan program terapi dokter

2. Menganjurkan ibu agar tetap puasa

3. Menganjurkan ibu agar tetap puasa

4. Memeriksa sekali lagi kondisi kesehatan pasien

5. Mengirim pasien ke ruang operasi beserta stastusnya

Masalah : Kecemasan ibu menghadapi operasi

S :Ibu merasa siap dan yakin operasi berjalan dengan baik

O : - Ibu mau dikerjakan

- Informed consent (+)

- Wajah ibu tampak tenang

- TTV: TD : 120/80 mmHg

Nadi : 76 x/menit

Suhu : 36,7 °C

RR :16 x/menit

A : cemas berkurang ibu siap dilakukan operasi

P : 1. Berikan dukungan psikologi pada ibu untuk menjalankan operasi

R/ Membantu menguatkan tekad dan keyakinan ibu untuk operasi

Page 31: Cystoma Ovarii

1. Menganjurkan ibu untuk berdoa dan mendekatkan diri kepada

Tuhan YME

R/Memberikan ketenangan batin pada ibu sebelum menjalankan

operasi

3.Yakinkan ibu bahwa operasi akan berjalan dengan baik

R/ Tindakan dilakukan oleh petugas yang professional sehingga

kekhawatiran ibu dapat berkurang

I :1. Memberikan dukungan psikologi pada ibu untuk menguatkan tekad

dan meyakinkan ibu untuk menjalani operasi.

2. Menganjurkan ibu untuk terus mendekatkan diri kepada Tuhan

YME guna memberikan ketenangan batin pada ibu sebelum

menjalankan operasi.

3. Meyakinkan ibu bahwa operasi akan berjalan dengan baik karena

dikerjakan oleh petugas yang professional sehingga kekhawatiran

ibu dapat berkurang.

Catatan Perkembangan

1. Tanggal : 5 Februari 2008

Page 32: Cystoma Ovarii

Jam : 12.45 WIB

Dx : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre Operasi

S : Ibu mengatakan sudah dioperasi dan kedua kakinya sulit digerakkan

rasanya kesemutan

O : - Tanggal 5 Februari 2008 jam 12.00 WIB telah dikerjakan operasi

laparatomi oleh dokter SpOG denagn anastesi SAB

- Bahan PA ada, pengantar ada

- Tanggal 5 Februari 2008 jam 12.45WIB tiba diruang Melati

- Kesadaran : Compos mentis

- TTV : TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,7 °C

RR : 16 x/menit

- Konjungtiva merah /tidak anemis

- Terpasang DC, pengeluaran urin + 500cc tidak terbuang warna

kuning tua

- Terpasang infuse RL dilengan kiri ibu 20 tetes/menit, tidak terdapat

tanda-tanda infeksi pada pemasangan infuse.

- Luka operasi terbungkus kasa steril dan tampak bersih

- Perdarahan pervaginam (-)

- Terapi dokter spesialis Anastesi:

Kaltrofen 3x1 suppositoria/rectal

Antalgin 3x1 ampul IV

Alinamin F 3x1 ampul IV

Berbaring sampai dengan jam 19.00 WIB

- Mual (-),muntah (-) jam 19.00 WIB MSS (minum sedikit-sedikit)

- Taa : pagi makan

- Terapi dokter Sp.OG

Cefotaxim 3x1 gr IV

Page 33: Cystoma Ovarii

Vit C 3x500 mg IV

Cek Hb, tranfusi s/d Hb > 9 gr%

A : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Post operasi laparatomi anastesi

SAB hari ke-0

P :

1. Jelaskan kondisi kesehatan ibu setelah operasi

R/Ibu mengetahui kondisi kesehatan ibu setelah operasi

2. Jelaskan prosedur tindakan setelah operasi

R/Menambah pengetahuan ibu sehingga dapat kooperatif dalam

tindakan

3. Anjurkan ibu untuk tidur terlentang hingga 6 jam setelah operasi

R/Pemulihan kondisi dan pencegahan komplikasi setelah operasi

4. Berikan injeksi sesuai advice dokter

R/Pemberian terapi yang tepat mempercepat proses penyembuhan

5. Anjurkan ibu untuk mobilisasi dini mulai jam 19.00 WIB

R/Mobilisasi merupakan proses kontraksi dan relaksasi otot yang

akan membantu kelancaran peredaran darah dan metabolisme

tubuh serta proses involusi uterus

6. Kirim bahan PA ke laboratorium

R/ Mengidentifikasi dini adanya keganasan pada Cystoma Ovarii

7. Jelaskan pada ibu setelah 1-2 jam operasi ibu akan merasakan

sakit

R/Ibu mengerti dan tidak kaget atau panic sehubungan dengan

nyeri operasi

8. Observasi TTV setiap 6 jam, pengeluaran cairan/urine, vagina,

intake, dan output

R/Observasi dan parameter dini adanya komplikasi

9. Periksa kadar Hb post operasi

Page 34: Cystoma Ovarii

R/Identifikasi dini adanya gangguan dan komplikasi pasca operasi

10. Berikan diit bubur halus mulai tanggal 6 februai 2008 jam 06.00

WIB

R/pemenuhan nutrisi secara bertahap guna pemulihan saluran

cerna secara bertahap

I :1. Menjelaskan kondisi kesehatan ibu setelah operasi

2. Menjelaskan prosedur tindakan setelah operasi

3. Menganjurkan ibu untuk tidur terlentang hingga 6 jam setelah

operasi

4. Memberikan terapi injeksi sesuai advice dokter

5. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini mulai jam 19.00 WIB

6. Mengirimkan bahan PA ke laboratorium untuk mengidentifikasi

dini adanya keganasan

7.Menjelaskan pada ibu bahwa setelah 1-2 jam operasi ibu akan

merasa sakit sehingga ibu tidak panic sehubungan dengan nyeri

operasi

8. Mengobservasi TTV setiap 6 jam,pengeluaran urine/cairan, vagina,

intake output sebagai parameter dini adanya komplikasi

9. Memeriksa kadar Hb post operasi untuk mengidentifikasi dini

adanya gangguan dan komplikasi pasca operasi

10.Memberikan diet bubur halus mulai tanggal 6 Februari 2008 jam

06.00 WIB guna pemenuhan nutrisi secara bertahap

Masalah :Kecemasan ibu menjalani operasi

S :- Ibu lega operasinya berjalan lancer

- Ibu mengatakan nyeri pada luka operasi

O :- Muka : wajah ibu tampak meringis merasakan nyeri

- Abdomen : Terdapat luka operasi membujur tertutup jasa steril

dalam keadaan bersih

Page 35: Cystoma Ovarii

A : - Cemas berkurang

- Nyeri pada luka operasi

P :

1. Lanjutkan program terapi dokter

R/Program terapi yang tepat akan membantu mempercepat

penyembuhan

2. Jelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri

R/Ibu mengerti tentang kondisi kesehatannya sehingga ibu dapat

beradaptasi dengan rasa nyeri

3. Menganjurkan keluarga untuk terus mendampingi ibu

R/Melibatkan keluarga untuk pemberian dukungan sehingga

mengurangi kecemasan ibu.

4. Anjurkan untuk mobilisasi dini

R/Mobilisasi merupakan proses kontraksi dan relaksasi otot yang

akan membantu kelancaran peredaran darah dan metabolisme

tubuh serta proses penyembuhan.

5. Anjurkan ibu untuk menenangkan pikiran

R/Pikiran yang tenang memberikan efek rileks sehingga

mempercepat proses pemulihan kesehatan ibu.

6. Berikan terapi antinyeri sesuai petunjuk dokter

R/ Mengurangi nyeri yang dirasakan ibu

I :1. Melanjutkan program terapi dokter

2. Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri sehingga ibu

mengerti dan dapat beradaptasi

3. Menganjurkan keluarga untuk terus mendampingi ibu

4.Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini untuk membantu

kelancaran peredaran darah dan metabolisme

5. Menganjurkan ibu untuk menenangkan pikiran untuk memberikan

efek rileks.

Page 36: Cystoma Ovarii

6.Memberikan terapi anti nyeri sesuai petunjuk dokter.

2. Tanggal : 6 Februari 2008

Jam : 14.00 WIB

Dx : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre

Operasi

S : - Ibu lega telah dilakukan operasi

- Ibu sudah belajar miring ke kanan dan ke kiri

- Ibu merasakan nyeri pada luka operasi terutama bila dibuat

miring/gerak

- Ibu sudah makan bubur halus mulai pagi

O : Kesadaran :Compos mentis

TTV : TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,7 °C

RR : 16 x/menit

- Konjungtiva merah/tidak anemis

- Produksi urine + 3750 cc/24 jam dibuang warna kuning tua

- Terpasang infuse RL di lengan kiri ibu 20 tetes/menit,

intake cairan infuse 4000 cc/24 jam

- Luka operasi terbungkus kassa steril dan tampak bersih

- Perdarahan pervaginam (-)

- Mobilisasi miring kanan miring kiri

- Hb tanggal 5 Februari jam 16.00 WIB 12,9 gr/dl

- Diit bubur halus

- Terapi injeksi diberiakn sesuai advice dokter

A : Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Post Operasi dengan

anastesi SAB hari ke I tidak terjadi komplikasi

P :Anjurkan ibu mengikuti nasehat dan petunjuk petugas/dokter

Page 37: Cystoma Ovarii

Masalah : Kecemasan ibu menjalani operasi

S :Ibu masih merasakan nyeri di luka operasinya

O :- Wajah ibu meringis saat menahan nyeri

- Abdomen :Terdapat luka operasi mebujur tetutup kassa steril

dan terlihat bersih

- TTV : TD : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Suhu : 36,5°C

RR : 16 x/menit

A : nyeri luka operasi laparatomi

P : Anjurkan ibu mengikuti petunjuk dan nasehat petugas/dokter

BAB IV

PEMBAHASAN

Page 38: Cystoma Ovarii

Kista adalah kantung tertutup yang normal atau abnormal, berlapis jaringan

epitel dan mengandung cairan atau bahan setengah padat.

(Kamus Kedokteran, 2003)

Pembahasan merupakan analisa dari penulis yang membahas tentang

kesenjangan yang terdapat antara teori dan praktek di lapangan. Pada asuhan

kebidanan pada n,Ny. “N” usia 31 tahun P0000Ab000 Dengan Cystoma Ovarii Pre

Operasi tidak didapatkan kesenjangan.Hal tersebut dapat dilihat dari:

1. Pada saat diketahui adanya Cystoma Ovarii klien dianjurkan segera di

operasi. Hal ini sesuai dengan teori dimana ibu dengan Cystoma Ovarii

diharapkan segera dilakukan operasi.

2. Sebelum operasi, dilakukan berbagai pemeriksaan laboratorium dan

penunjang lainnya, hal ini sesuai dengan teori dimana sebelum

dilakukan operasi diperlukan pemeriksaan lengkap demi mengetahui

kondisi kesehatan pasien sehingga penyulit /komplikasi pada saat

/setelah operasi dapat dihindari.

Dengan memberikan asuhan kebidanan, penjelasan dan pemehaman yang

mudah dipahami serta memberikan dukungan moril dan psikologis, maka

penatalaksanaan pada Ny ”N” dapat dilaksanakan sebaik-baiknya. Hal ini ditunjang

adanya kerja sama yang baik antara ibu, keluarga dan petugas kesehatan selama

memberika asuhan.

Page 39: Cystoma Ovarii

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pemberian asuhan kebidanan pda Ny. ”N” dengan diagnosa P0000

Ab000 masalah kecemasan ibu dalam menghadapi operasi yang telah kita

berikan sesuai dengan konsep teori yang dipelajari mulai dari pengkajian

sampai evaluasi

a. Pengkajian

Dilaksanakan dengan anamnesa pada Ny. ”N” dan melihat data pasien

(status pasien) dimulai dari pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum dan

pemeriksaan penunjang.

b. Identifikasi diagnosa dan masalah

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny ”N”

dapat ditegakkan dengan kesimpulan Ny. ”N” P0000 Ab000 dengan

cystoma ovarii pre operasi dan ditemukan masalah kecemasan ibu

menghadapi operasi.

c. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny. ”N”

dapat disimpulkan tidak terdapat masalah potensial dikarenakan keadaan ibu

yang baik, tidak mengalami keluhan, serta hasil pemeriksaan yang baik

pula.

d. Identifikasi kebutuhan segera

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan pada Ny ”N” tidak

diperlukan kebutuhan segera.

e. Intervensi

Dalam intervensi memuat tujuan dari asuhan kebidanan yang diberikan

kepada pasien yang memuat kriteria hasil dari rencana tindakan yang

dilakukan telah sesuai dengan konsep teori.

Page 40: Cystoma Ovarii

f. Implementasi

Mengacu pada intervensi

g. Evaluasi

Mengacu pada tujuan dan kriteria hasil

5.2. Saran

1. Untuk pihak RS

Diharapkan pihak RS dan petugas kesehatan dapat memiliki kompetensi dan

meningkatnya dalam penatalaksanaan masa nifas dengan riwayat eklampsi.

2. Bagi Penulis

Diharapkan penulis mampu menguasai materi dan penanganan dini bidan

dalam cystoma ovarii sehingga dapat dijadikan bekal ilmu dan pengalaman

di lapangan kelak

Page 41: Cystoma Ovarii

DAFTAR PUSTAKA

Manuaba, Ida Bagus.1998.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk

Bidan.Jakarta:EGC

Mansjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1. Jakarta:Media Aesculapius

Mochtar, Rustam.1998. Sinopsis Obstetri:Obstetri Operatif, Obstetri

sosial.Jakarta:EGC

Moore, Hacker.2001.Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2.Jakarta:Hipokrates

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBPSP

Ramali,Ahmad.2003. Kamus Kedokteran. Jakarta:Djambatan