cttn inklusif

2
Narasumber: Ibu Endah (Guru Matematika SMAN 6 Bandung) Jumlah anak ABK di SMAN 6 Bandung ada 125 siswa yang tersebar di semua kelas. Jenis-jenisnya yaitu tuna rungu, tuna netra dan atlit. Kurikulum yang digunakan sama dengan yang regular tapi ada beberapa penyesuaian di indikatornya. Di SMAN 6 Bandung tidak memakai guru pembimbing khusus. Di kelas hanya tersedia satu guru. Namun khusus ketika ujian, ABK diberikan guru pendamping. Misalnya untuk anak yang tuna netra, guru pendamping membantu membacakan soalnya dan menghitamkan jawabannya karena di sini tidak menyediakan braile. Hambatan/kendala yang dihadapi yaitu kekurangan guru. Tiap kelas hanya ada satu guru untuk mengawasi banyak siswa. idealnya dalam satu kelas ada dua guru dan 27 siswa. SMAN 6 tidak menyediakan media untuk ABK, namun mereka sendiri yang membawanya dari rumah. Jika ABK tidak mempunyai media pendukung maka akan dibantu oleh pihak sekolah. Di SMAN 6 ini ABK malah lebih berprestasi jika dibandingkan dengan anak biasa. Sampai saat ini belum ada kasus pembulian terhadap ABK karena sebelumnya seluruh siswa sudah diberikan orientasi/pengarahan untuk saling menghargai. Guru memberikan pembinaan setiap hari senin kepada siswa agar mereka termotivasi. Setiap kelas tidak dibatas jumlah ABKnya, jumlah perempuan dan laki laki dibagi rata. Evaluasi disamakan dengan anak regular tapi dalam teknis pelaksanaannya diberikan bantuan khusus. Sejak tahun 1985 di SMAN 6 sudah ada siswa tunanetra. Baru kemudian pada tahun 2002/2003 mulai dikenal adanya pendidikan inklusi dari pembinaan di Sumedang, seminar-seminar, pelatihan-pelatihan dan sharing dengan sekolah lain. Dan pada tahun 2006 ibu Endah ini diberi tugas untuk membantu ABK. Yang terpenting dalam pendidikan inklusi adalah komunikasi yang baik antara guru, siswa, kepala sekolah, dan orang tua.

description

Catatan inklusif SMAN 6

Transcript of cttn inklusif

Narasumber: Ibu Endah (Guru Matematika SMAN 6 Bandung)

Jumlah anak ABK di SMAN 6 Bandung ada 125 siswa yang tersebar di semua kelas. Jenis-jenisnya yaitu tuna rungu, tuna netra dan atlit. Kurikulum yang digunakan sama dengan yang regular tapi ada beberapa penyesuaian di indikatornya. Di SMAN 6 Bandung tidak memakai guru pembimbing khusus. Di kelas hanya tersedia satu guru. Namun khusus ketika ujian, ABK diberikan guru pendamping. Misalnya untuk anak yang tuna netra, guru pendamping membantu membacakan soalnya dan menghitamkan jawabannya karena di sini tidak menyediakan braile. Hambatan/kendala yang dihadapi yaitu kekurangan guru. Tiap kelas hanya ada satu guru untuk mengawasi banyak siswa. idealnya dalam satu kelas ada dua guru dan 27 siswa. SMAN 6 tidak menyediakan media untuk ABK, namun mereka sendiri yang membawanya dari rumah. Jika ABK tidak mempunyai media pendukung maka akan dibantu oleh pihak sekolah. Di SMAN 6 ini ABK malah lebih berprestasi jika dibandingkan dengan anak biasa. Sampai saat ini belum ada kasus pembulian terhadap ABK karena sebelumnya seluruh siswa sudah diberikan orientasi/pengarahan untuk saling menghargai. Guru memberikan pembinaan setiap hari senin kepada siswa agar mereka termotivasi. Setiap kelas tidak dibatas jumlah ABKnya, jumlah perempuan dan laki laki dibagi rata. Evaluasi disamakan dengan anak regular tapi dalam teknis pelaksanaannya diberikan bantuan khusus. Sejak tahun 1985 di SMAN 6 sudah ada siswa tunanetra. Baru kemudian pada tahun 2002/2003 mulai dikenal adanya pendidikan inklusi dari pembinaan di Sumedang, seminar-seminar, pelatihan-pelatihan dan sharing dengan sekolah lain. Dan pada tahun 2006 ibu Endah ini diberi tugas untuk membantu ABK. Yang terpenting dalam pendidikan inklusi adalah komunikasi yang baik antara guru, siswa, kepala sekolah, dan orang tua. Saran:1) Guru-guru seharusnya ditatar/diberi pelatihan untuk menangani ABK2) Memberikan kesempatan yang sama kepada semua anak untuk mendapatkan pendidikan3) Sarana yang memadai dari pemerintah.4) Menyalurkan mahasiswa-mahasiswa PKh ke sekolah-sekolah5) Koordinasi yang baik antara semua pihak yang terlibat. Dalam prosesnya, ketika mengalami kendala yang tidak bisa diatasi sendiri SMAN 6 berkonsultasi ke resource center (SLB Cicendo). Sebenarnya ABK tidak harus mengikuti UN Soal UN ABK sma dengan anak regular Sarana yang didapat dari pemerintah:1) Bantuan uang 50 juta. Digunakan untuk memfasilitasi pengembangan bakat dan minat ABK2) Ada pemberian sarana dari pemerintah yang tidak sesuai denga kebutuhan ABK yang ada. Seperti kursi roda, padahal tidak ada ABK yang tidak bisa berjalan. Harapan:1) Seluruh anak baik ABK ataupun bukan harus diterima dengan baik di sekolah.2) Pemerintah harus memberikan perhatian lebih/peka.3) Menindak/menyelidiki kasus tidak diterimanya bantuan uang untuk pihak sekolah dari pemerintah.4) Pengawasan yang lebih dari pemerintahnya. Mengatasi anak yang tertinggal pelajaran: Memberikan perhatian mealui KM/teman sekelasnya Guru erkomunikasi secara langsung dengan anak tersebut Model pembelajaran yang digunakan menyesuaikan dengan kurikulum yang berlaku