CSR Microsoft Indonesia

3

Click here to load reader

description

CSR

Transcript of CSR Microsoft Indonesia

Page 1: CSR Microsoft Indonesia

1

CSR Microsoft Indonesia Memberdayakan Buruh Migran, Mencegah Perdagangan Manusia Perdagangan (Tidak) Manusia(wi)

alam catatan International Labour Organization (ILO), sejumlah 12,3 juta orang di seluruh dunia kini tengah menjadi korban perdagangan manusia. Dari jumlah tersebut, tiga perempatnya berada di kawasan Asia. Demikian yang dinyatakan oleh David Arkless, Senior Vice President

Corporate Affairs and Manpower ILO pada sesi Human Trafficking: Forced Labor does Exist, di hari pertama CSR Asia Summit, 1 November 2007 lalu. Arkless telah merangkul tak kurang dari 11.000 perusahaan di seluruh dunia untuk turut bersungguh-sungguh menekan angka perdagangan manusia ini melalui Deklarasi Athena. Jumlah luar biasa tersebut dicapai hanya dalam waktu satu tahun saja. Ini menandakan bahwa banyak perusahaan yang memandang bahwa kontribusi dalam menurunkan perdagangan manusia memiliki business case yang kuat, terutama berkaitan dengan Hak Asasi Manusia. Menurut Arkless, ada banyak cara perusahaan bisa menyumbang pada penurunan jumlah manusia yang diperdagangkan. Perusahaan-perusahaan konstruksi di Timur Tengah—yang tadinya banyak mempekerjakan tenaga kerja ilegal—kini tengah berjuang untuk mewajibkan kontrak yang jelas dengan seluruh pekerjanya. Perusahaan-perusahaan di Eropa meminta agar pemasoknya juga memiliki standar yang sama untuk memastikan mereka tidak terlibat dalam perdagangan manusia. Sementara, enam perusahaan multinasional yang beroperasi di Thailand, yang menumbang 6,5% dari total GDP, berhasil membujuk Pemerintah Thailand untuk melakukan perlindungan terhadap etnis minoritas yang biasanya menjadi korban. Salah satu perusahaan yang aktif mengampanyekan isu ini adalah Microsoft. Di Thailand, mereka bekerjasama dengan Mirror Foundation—salah satu LSM kuat di sana—untuk membuat video mengenai perdagangan manusia yang bisa diakses melalui mesin pencari MSN. Microsoft juga turut mensponsori konferensi NGO Vital Voices 2007, agar semakin banyak perusahaan yang sadar akan masalah ini, lalu turut bertindak menurunkan angka perdagangan manusia. Kampanye adalah jalur pertama yang ditempuh Microsoft. Jalur kedua adalah melalui investasi sosial dalam program besar Unlimited Potential, yaitu dengan membuat ratusan Community-based Technology Center (CTC). CTC ini berfungsi sebagai tempat melatih mereka yang rentan menjadi korban perdagangan manusia untuk mendapatkan berbagai keterampilan teknologi informasi. Dengan keterampilan tersebut, mereka bisa mendapatkan informasi yang dapat melindungi mereka dari kemungkinan menjadi

D

Kaum buruh migran pencari kerja ini memang rentan menjadi korban perdagangan manusia, ..........

Page 2: CSR Microsoft Indonesia

2

korban. Mereka juga bisa memperoleh kesempatan pekerjaan yang lebih baik karena keterampilan baru dalam teknologi informasi yang mereka kuasai. Jalur ketiga adalah mengembangkan piranti lunak yang bisa dipergunakan untuk melacak korban yang hilang serta melindungi mereka yang telah ditemukan. Piranti yang sama juga bisa dipergunakan aparat keamanan untuk membongkar jejaring perdagangan. Jalur terakhir adalah peningkatan kapasitas aparat keamanan, pegawai pemerintahan dan aktivis LSM untuk dapat memanfaatkan piranti lunak tersebut. Seluruhnya agar perdagangan tidak manusiawi ini bisa terkikis lalu, bila cukup banyak pihak yang memeranginya, hilang selamanya. Di Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), khususnya kota Batam dan Tanjung Pinang adalah daerah yang memiliki karakteristik sosial yang khas. Batam yang memang dirancang untuk menjadi kawasan industri, kini menampung buruh migran dalam jumlah yang sangat besar. Kebanyakan dari mereka adalah perempuan dan berasal dari Jawa. Seperti juga Tanjung Pinang, kadang menjadi tempat transit para korban perdagangan manusia. Kaum buruh migran pencari kerja ini memang rentan menjadi korban perdagangan manusia, terutama mereka yang tergiur untuk mencari kerja ke negeri jiran, dalam hal ini Malaysia dan Singapura. Tidak jarang, para korban perdagangan manusia yang jumlahnya bisa mencapai ribuan setiap tahunnya ini terdampar di Tanjung Pinang, yang—mau tak mau—harus menanganinya. “Sebagian besar berasal dari Jawa, juga daerah seperti Nusa Tenggara. Jarang yang berasal dari Tanjung Pinang. Paling-paling satu persen,” menurut Sofiar, pendiri dan Direktur LSM Sirih Besar, yang banyak menangani kasus-kasus perdagangan manusia ini. Yang menyedihkan, lanjut Sofiar, jumlah korban perdagangan manusia itu cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Jumlah seluruh korban yang terdidentifikasi sepanjang 2006 sudah dilampaui pada bulan Juli 2007 lalu. Untuk menekan angka perdagangan manusia, Sirih Besar memiliki beberapa program kerja. Mereka memiliki penampungan bagi korban, selain mengajari korban dan para calon buruh migran keterampilan-keterampilan tertentu untuk meningkatkan kesempatan mereka memperoleh kerja yang lebih baik. Di antara keterampilan yang diajarkan adalah keterampilan berkaitan dengan penggunaan komputer, khususnya penggunaan word processor, spreadsheet dan internet. Perjumpaan dengan program CSR Microsoft Indonesia memungkinkan Sirih Besar mendirikan CTC. Dengan fasilitas tersebut, Sirih Besar telah berhasil mendidik banyak korban perdagangan manusia dan calon buruh migran hingga berhasil mendapatkan pekerjaan yang layak. Kemampuan penggunaan komputer—dan penguasaan Bahasa Inggris—adalah keharusan dalam dunia kerja sekarang. Dukungan untuk kegiatan tersebut juga datang dari Pemerintah Provinsi Kepri, khususnya Biro Pemberdayaan Perempuan yang dikepalai oleh Pujiastuti. Keterlibatan Pemprov telah membuat CTC Tanjung Pinang menjadi sebuah program yang dilandasi oleh kemitraan tiga sektor (tri-sector partnership). Ke depannya, Pujiastuti menekankan pentingnya koordinasi dengan daerah-daerah asal buruh migran dan korban perdagangan manusia, agar kerjasama dan sumberdaya yang dapat dipergunakan semakin meningkat. Pujiastuti tidak sedang menyatakan bahwa Pemprov Kepri keberatan mengurusi para korban yang sesungguhnya bukan warganya. Namun, masalah perdagangan manusia memang sangatlah besar dan

Page 3: CSR Microsoft Indonesia

3

kompleks sehingga harus ditangani bersama-sama seluruh pihak yang peduli. Karenanya, ia sangat mengapresiasi Microsoft Indonesia yang telah memelopori kepedulian perusahaan dalam masalah ini. Harapan Pujiastuti di atas juga segera mendapat sambutan dari Microsoft Indonesia. Sita Supomo, Community Affairs Manager Microsoft Indonesia, menyatakan bahwa Microsoft Indonesia memang melihat perlunya membangun CTC di daerah-daerah asal itu, agar keterampilan penggunaan komputer dan komunikasi bisa ditingkatkan sedari awal. Lebih lanjut, Sita juga menyatakan bahwa jaringan Microsoft di negara-negara tujuan akan mengupayakan fasilitasi yang sama. Dengan demikian, di masa mendatang akan terbentuk jaringan antara daerah asal, daerah transit, dengan negara tujuan. Ini diharapkan bisa berkontribusi dalam menekan angka perdagangan manusia hingga titik terendah. Microsoft Indonesia telah memberi contoh bagaimana memerangi perdagangan manusia dengan teknologi informasi. Microsoft dan mitra-mitranya telah memfasilitasi para calon buruh migran untuk mengetahui risiko-risiko yang mereka hadapi dalam upaya mencari pekerjaan di luar negeri; memberi calon buruh migran maupun bekas korban perdagangan manusia bekal keterampilan yang bisa dipergunakan untuk mencari pekerjaan; menciptakan teknologi yang bisa dimanfaatkan mereka—aparat pemerintah maupun aktivis—yang aktif dalam bidang ini; juga melatih mereka mempergunakannya. Dengan memanfaatkan kompetensi intinya, Microsoft Indonesia telah menyelamatkan ribuan orang. Kalimat “Microsoft’s projects and partners are dedicated to helping those whose potential is being deliberately and cruelly extinguished” yang tercetak dalam brosur The Battle Against Human Trafficking in Asia telah dibuktikan bukanlah omong kosong. Perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu belajar darinya tentang bagaimana CSR yang terkait bisnis inti bisa dipergunakan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Jakarta, 21 November 2007 Jalal, Lingkar Studi CSR

Lingkar Studi CSR Rukan Permata Senayan No.A/6 Jln.Tentara Pelajar, Patal Senayan – Jakarta 12210, Indonesia Telp. (021) 579 40610, Fax. (021) 579 40611 www.csrindonesia.com, e-mail:[email protected]

Dengan memanfaatkan kompetensi intinya, Microsoft Indonesia telah menyelamatkan ribuan orang.