CRS Kejang Demam

download CRS Kejang Demam

of 46

description

kejang, demam, sederhana, parsial, kompleks,diazepam, paracetamol,

Transcript of CRS Kejang Demam

  • CRS Kejang Demam

  • I. Keterangan umumNama: NoniUmur: 2 tahunAnak ke/dari: 4 dari 4Alamat: Kasomalang, SubangUsia Ibu: 41 tahunUsia Ayah: 44 tahun

  • Pendidikan terakhir ibu: SMPPendidikan terakhir ayah: SMPPekerjaan Ibu: Ibu rumah tanggaPekerjaan Ayah: wiraswastaPenghasilan: 30.000/hariTanggal masuk rumah sakit : 17 desember 2007Tanggal pemeriksaan : 17 desember 2007

  • II. AnamnesisKeluhan utama : kejangRiwayat Penyakit Sekarang : Sejak 11 jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang berupa mata mendelik ke atas, kedua tangan dan tungkai kaku lalu kelojotan, disertai keluar busa dari mulut. Kejang kurang lebih terjadi 10x,tiap kejang berlangsung kurang lebih selama 10-15 menit. Sebelum kejang penderita sadar, selama dan setelah kejang pasien tidak sadar. Kurang lebih 10 jam sebelum kejang, pasien mengalami panas badan yang mendadak tinggi. Keluhan panas tidak disertai batuk, pilek maupun sesak napas. Tidak ada riwayat keluar cairan dari telinga. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

  • Pasien diberi obat penurun panas (parasetamol) sebanyak 2x oleh orang tua, panas sempat turun tetapi kemudian muncul kembali yang kemudian berlanjut menjadi kejang. Karena kejang, pasien dibawa ke rumah sakit subang, diberi obat anti kejang (diazepam) kemudian dirujuk ke RSHS karena kejang tidak berhenti serta fasilitas kurang.

  • Pasien baru pertama kali kejang. Riwayat kontak dengan pasien dewasa batuk lama tidak ada. Riwayat sering panas badan tanpa sebab yang jelas tidak ada. Riwayat batuk lama lebih dari 3 minggu tidak ada. Riwayat berat badan sulit naik tidak ada. Riwayat trauma tidak ada.

  • Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami sakit serius sebelum ini

    Riwayat kesehatan keluargaBibi dari ibu pernah mengalami kejang yang didahului demam ketika usia 2 tahunRiwayat keluarga dengan kejang tanpa demam tidak ada

    Riwayat kelahiranPasien lahir cukup bulan, spontan, dibantu oleh bidan dengan berat lahir 3500 gram, langsung menangis. Tidak ada kebiruan dan sesak nafas.

  • Riwayat imunisasiBCG: +DPT: + + +Polio: +Hep B: + +Morbili: +

  • Riwayat makanan0-1 bulan: ASI semau bayi1-4 bulan: susu formula (4 botol/hari)4-6 bulan: susu formula+bubur susu6-8 bulan: susu formula+tim saring8-12 bulan: susu formula+bubur nasi12 bulan-sekarang: susu formula+menu keluarga (2 centong nasi+lauk pauk+sayur, 3x/hari)

  • Riwayat tumbuh kembangGigi I: 8 bulanBerbalik: 4 bulanDuduk: 6 bulanBerdiri: 11 bulanBerjalan: 12 bulanBicara: 12 bulan

  • Riwayat tempat tinggalRumah berukuran luas 20x6,5 m2. Terbagi menjadi 2 kamar, dan bagian depan rumah digunakan menjadi bengkel kendaraan bermotor. Ventilasi dan cahaya matahari kurang. Dihuni oleh 6 orang.

  • III. Pemeriksaan fisisKeadaan Umum Kesadaran : Compos mentis, kesan sakit ringan

    AntropometriBB: 11,5 kgPB: 86 cmLK:45 cm

  • Tanda-Tanda VitalTensi: 100/70 mmHg Nadi: 100x/menitRespirasi: 30x/menitSuhu: 37,1C

  • Status generalisKepala: normocephal Mata: Pupil bulat isokor, diameter ods 3 mm, refleks cahaya +/+ Konjunctiva tidak anemis Sklera tidak ikterik Hidung: Pernafasan cuping hidung (-) Mulut : Peri oral cyanosis (-)Leher: Retraksi suprasternal (-) Kelenjar getah bening tidak terabaThoraks: Inspeksi: bentuk dan gerak simetris Retraksi intercostal (-) Cor: ictus cordis tidak tampakPalpasi: Cor: ictus cordis tidak terabaPerkusi: Pulmo: sonorAuskultasi: pulmo: VBS kiri=kanan Cor: BJ S1 normal S2 normal

  • Abdomen:Inspeksi: datar Retraksi epigastrium (-)Palpasi: lembut Hepar/lien tidak terabaPerkusi: timpaniAuskultasi: bising usus = 5x/menit (normal)Ekstremitas: akral hangat cappillary refill 2 detik

  • Status neurologisSaraf otak: N III, IV, VI dalam batas normal N VII dalam batas normalRangsang meningen: kaku kuduk (-)Brudzinski I,II,III (-)Laseque tidak terbatasKernig tidak terbatas

  • Motoris: Kekuatan 5 5 5 5 Tonus (spastis -, flaccid -) Clonus (-) Fasikulasi (-)Sensoris: rangsang nyeri (+)Fungsi vegetatif: BAB/BAK=normalRefleks fisiologis:Refleks biseps: +/+Refleks patellar: +/+Refleks achilles: +/+Refleks patologis:Babinsky: -/-Chaddock: -/-Oppenheim: -/-

  • IV. Pemeriksaan penunjang LaboratoriumDarah rutinHb: 12,2 g/dlL: 14.800/mm3Ht: 36%Tr: 205.000/mm3GDS: 146 mg/dlNa/K: 136/4,3 mEq/L

    Thoraks fotoKesan: Tak tampak TB aktif

  • Urine rutinKimia urinBJ urin: 1,010pH urin: 6,0Nitrit urin: negatifProtein urin: negatifGlukosa urin: negatifKeton urin: negatifUrobilinogen:
  • Lumbal pungsiMN: 0Nonne: negatifPandy: negatifGlukosa: 111Protein: 90Warna: tidak berwarnaKejernihan: jernih

  • V. ResumePada tanggal 17 desember 2007, pasien bernama Noni, usia 2 tahun datang ke ugd RSHS karena kejang. Sejak 11 jam sebelum masuk rumah sakit pasien kejang berupa mata mendelik ke atas, kedua tangan dan tungkai kaku lalu kelojotan, disertai keluar busa dari mulut. Kejang kurang lebih terjadi 10x,tiap kejang berlangsung kurang lebih selama 10-15 menit. Sebelum kejang penderita sadar, selama dan setelah kejang pasien tidak sadar. Kurang lebih 10 jam sebelum kejang, pasien mengalami panas badan yang mendadak tinggi. Keluhan panas tidak disertai batuk, pilek maupun sesak napas. Tidak ada riwayat keluar cairan dari telinga. BAB dan BAK tidak ada keluhan.

  • Pada pemeriksaan fisis didapatkan: kesadaran compos mentis dengan kesan sakit ringan. Pemeriksaan fisis yang lain dalam batas normal.Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah darah rutin, gula darah sewaktu, kadar elektrolit serum, urin rutin dan lumbal pungsi. Pada pemeriksaan penunjang ditemukan dalam batas normal kecuali glukosa serum dan protein LCS yang sedikit meningkat.

  • VI. Diagnosis bandingStatus epileptikus ec kejang demam kompleks

  • VII. Diagnosis kerjaStatus epileptikus ec kejang demam kompleks

  • VIII. TerapiParasetamol 3x1 cth per oralDiazepam profilaksis 0,3-0,5 mg/kgBB per oral setiap 8 jam pada saat demam

  • IX. PrognosisQuo Ad Vitam: ad bonamQuo Ad Functionam: ad bonam

  • X. PembahasanPasien ini didiagnosis status epileptikus ec kejang demam kompleks berdasarkan terdapatnya kejang yang lama (terjadi sebanyak 10x dengan keadaan tidak sadar diantara kejang). Hal ini sesuai dengan kriteria status epileptikus yaitu kejang atau berulangnya kejang yang berlangsung selama > 30 menit dan kesadaran tidak kembali dan sesuai dengan kriteria kejang demam kompleks yaitu kejang lama > 15 menit. Kejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar.

  • Pasien ini dapat didiagnosis banding dengan meningitis oleh karena terdapatnya kejang dengan penurunan kesadaran. Untuk menyingkirkan diagnosis ini, perlu dilakukan pungsi lumbal. Dari hasil yang didapat tidak ditemukan hasil yang menunjang ke arah diagnosis meningitis. Selain itu pula, diagnosis banding meningitis dapat disingkirkan dari hasil pemeriksaan fisis dimana tidak ditemukan rangsang meningen yang positif serta tidak ditemukan refleks patologis dan refleks fisiologis yang meningkat.

  • Di samping meningitis, pasien ini juga dapat didiagnosis banding dengan ensefalitis berdasarkan adanya kejang yang didahului demam. Tetapi hal ini dapat disingkirkan dari hasil pemeriksaan fisik dimana tidak ditemukan refleks patologis dan refleks fisiologis yang meningkat serta dari hasil pemeriksaan laboratorium dimana tidak ditemukan peningkatan leukosit

  • MeningitisMeningitis adalah infeksi yang mengenai arakhnoid, piameter, dan cairan serebrospinal di dalam sistem ventrikel yang dapat terjadi secara akut/kronis dan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau fungi, dan pathogen spesifik. Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan serobrospinal, yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.

  • Manifestasi klinis meningitis berupa trias klasik meningitis: DemamNyeri kepalaKaku kuduk

  • Gambaran Hasil Pemeriksaan CSSBacterialViralFungalTbcOpening pressureN / tinggiNN / tinggiTinggiJumlah sel (/mm3)1,000-10,000< 30020-50050-500PMN (%)>80
  • M. PurulentaM. serosaM. viralTekananWarnaTes NonneTes PandyJumlah selHitung JenisProteinGlukosaBakterikeruhkuning/hijau++/+++--/+++1000-10.000Polimorf100-500 mg%bisa (+) dengan pewarnaan/kultur opalesenkuning++/+++++/+++200-500Limfositer100-500 mg%bisa (+) dengan pewarnaan/kultur NormalJernih-/+-/+50-100Limfositer50-100 mg%normal(-) dengan pewarnaan/kultur

  • EnsefalitisEnsefalitis merupakan infeksi yang mengenai parenkim otak dan dapat disebabkan oleh bakteri, virus, atau fungi, dan pathogen spesifik. Ensefalitis memberikan gejala demam dan nyeri kepala, status mental yang berfluktuasi ( tidak stabil )

  • Kejang DemamDefinisiKejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rectal di atas 380C) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.

  • PenjelasanKejang demam terjadi pada 2-4% anak berumur 6 bulan-5 tahun. Anak yang pernah mengalami kejang tanpa demam, kemudian kejang demam kembali tidak termasuk dalam kejang demam. Kejang disertai demam pada bayi berumur kurang dari 1 bulan tidak termasuk dalam kejang demam. Bila anak berumur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahun mengalami kejang didahului demam, pikirkan kemungkinan lain misalnya infeksi SSP, atau epilepsi yang kebetulan terjadi bersama demam.

  • Klasifikasi1.Kejang demam sederhanaKejang demam yang berlangsung singkat, kurang dari 15 menit, dan umumnya akan berhenti sendiri. Kejang berbentuk umum tonik dan atau klonik, tanpa gerakan fokal. Kejang tidak berulang dalam waktu 24 jam. Kejang demam sederhana merupakan 80% di antara seluruh kejang demam.

  • 2.Kejang demam kompleksKejang demam dengan salah satu ciri berikut ini:Kejang lama > 15 menitKejang lama adalah kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit atau kejang berulang lebih dari 2 kali dan di antara bangkitan kejang anak tidak sadar. Kejang lama terjadi pada 8% kejang demam.Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsialKejang fokal adalah kejang parsial satu sisi, atau kejang umum yang didahului kejang parsial.Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jamKejang berulang adalah kejang 2 kali atau lebih dalam 1 hari, di antara 2 bangkitan kejang anak sadar. Kejang berulang terjadi pada 16% di antara anak yang mengalami kejang demam.

  • Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan LaboratoriumUntuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lainnya. Contohnya yaitu darah perifer, elektrolit, dan gula darah.

  • Pungsi LumbalDigunakan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Pada bayi kecil seringkali sulit untuk menegakkan atau menyingkirkan diagnosis meningitis karena manifestasi klinisnya tidak jelas.

    INDIKASI:Adanya gejala klinis meningitisKD kompleksDrowsy, irritable, systemically ill< 12 bulan HARUS12-18 bulan DIANJURKAN> 18 bulan jika ada indikasi lainRiwayat pemberian antibiotika sebelumnya

  • ElektroensefalografiTidak dapat memprediksi berulangnya kejang, atau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pada pasien kejang demam. Pemeriksaan EEG masih dapat dilakukan pada keadaan kejang demam yang tidak khas. Misalnya kejang demam kompleks pada anak usia lebih dari 6 tahun, atau kejang demam fokal.

  • PencitraanFoto x-ray kepala dan pencitraan seperti CT-scan atau MRI jarang dikerjakan, tidak rutin, dan hanya atas indikasi:Kelainan neurologik fokal yang menetap (hemiparesis)Paresis nervus VIPapiledema

  • PrognosisKejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.Kematian karena kejang demam tidak pernah dilaporkan

  • Kemungkinan berulangnya kejang demamFaktor resiko berulangnya kejang demam:Riwayat kejang demam dalam keluargaUsia kurang dari 12 bulanTemperatur yang rendah saat terjadi kejangCepatnya kejang setelah demam

  • Terima Kasih

  • Wassalamualikum.Wr.Wb