CRM.doc
-
Upload
pipid-ari-wibowo -
Category
Documents
-
view
106 -
download
0
description
Transcript of CRM.doc
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dewasa ini perkembangan pangsa pasar di dunia mendekati arah yang jauh lebih
kompetitif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya ditambah lagi dengan adanya kesepakatan
adanya Pasar Bebas khususnya di wilayah Asia Tenggara sehingga produk-produk buatan
luar negeri akan secara bebas masuk ke dalam pasar dalam negeri suatu negara itu. Para
produsen atau pemasar berlomba-lomba meningkatkan produknya agar para pelanggan akan
terus melakukan demand ke produk yang produsen tawarkan.
Selain itu peningkatan kualitas produk yang baik, sisi jasa pelayanan juga menjadi
faktor yang utama yang harus diperhatikan untuk menciptakan adanya rasa kepuasan dan
loyalitas para pelanggannya. Untuk itu, usaha tersebut tidak terlepas dari adanya perubahan
yang terjadi dalam lingkungan bisnis, persaingan yang semakin ketat, kemajuan teknologi,
serta perubahan dalam kebutuhan dan keinginan pasar, yang menuntut para pemasar untuk
mengubah strategi dan taktiknya dari product-oriented menjadi market-oriented.
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang mampu untuk menjalin relationship
jangka panjang dengan pelangganya. Relationship jangka panjang berarti pelanggan yang
loyal di mana kebutuhan dan keinginannya terpuaskan. Tugas pemasar di sini adalah
bagaimana untuk tetap mempertahankan pelanggannya agar tetap loyal terhadap produk atau
jasa yang ditawarkan.
Konsep relationship marketing menjadi kunci utama dalam kegiatan bisnis
perusahaan saat ini. Konsep tersebut berkembang dari pandangan tradisional yang
memfokuskan pada transactional marketing. Fokus dari relationship marketing adalah untuk
mendapatkan dan mempertahankan konsumen. Relationship dengan pelanggan yang
meningkat berarti memperlakukan mereka dengan baik, meningkatkan layanan inti (core
service) perusahaan melalui penambahan nilai, dan yang paling penting adalah memberikan
layanan yang sangat dibutuhkan oleh setiap individu (McIlroy & Barnett, 2000).
Pelanggan menjadi inti dari relationship marketing. Para pemasar perlu mengenal
lebih banyak informasi mengenai pelanggan, siapa mereka? Apa yang mereka lakukan? Dan
apa yang mereka inginkan? Database pelanggan dan segmentasi pelanggan diperlukan dalam
menerapkan strategi relationship marketing untuk mendapatkan informasi yang lebih
mengenai pelanggannya (Chan, 2003).
2
B. Rumusan Masalah
Pada makalah ini kami membatasi hal-hal yang kami bahas meliputi :
a. Definisi Customer Relationship Marketing (CRM)
b. Tiga prinsip dasar dalam mengembangkan strategi Customer Relationship Marketing
c. Manfaat dari Customer Relationship Marketing
d. Implementasi Customer Relationship Marketing
e. Hubungan Baik antara Manajemen dan Customer
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui definisi CRM dan implementasinya
2. Untuk memahami bahwa CRM sangat penting dalam bidang marketing atau
pemasaran
3. Untuk mengetahui jenis dan strategi dalam menerapkan CRM
D. Manfaat Penelitian
1. Dapat menerapkan stategi CRM dalam berbisnis
2. Meningkatkan jumlah keuntungan bagi pemasar
3. Mendatangkan laju dan jumlah customer secara berkelanjutan
4. Menjalin hubungan baik dengan customer secara berkelanjutan dan permanen
5. Dapat memuaskan pihak konsumen terhadap barang dan jasa yang ditawarkan
pemasar
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Customer Relationship Marketing
Customer relationship marketing adalah strategi tingkat korporasi, yang berfokus pada
pembangunan dan pemeliharaan hubungan dengan pelanggan. Tujuan dari relationship
marketing (Christopher et al., 1991) seperti yang dikutip Ryals dan Knox (2001) adalah untuk
meningkatkan profitabilitas jangka panjang melalui perubahan dari pemasaran yang berdasar
pada transaksi, dengan penekanannya pada pencarian pelanggan baru, menjadi customer
retention melalui manajemen hubungan pelanggan yang efektif.
B. Tiga Prinsip Dasar Customer Relationship Marketing
Prinsip-prinsip ini yang perlu dipahami sebelum perusahaan/organisasi
mengembangkan strategi relationship marketing, yaitu loyalitas dan kepuasan, profitabilitas,
dan customer retention (McIlroy & Barnett, 2000).
1. Loyalitas Dan Kepuasan Pelanggan
Dalam konteks bisnis, loyalitas menggambarkan suatu komitmen pelanggan
untuk melakukan bisnis dengan organisasi, dengan membeli barang dan jasa secara
berulang, dan merekomendasikan jasa dan produknya kepada teman dan kelompoknya
(McIlroy & Barnett, 2000). Pada era pemasaran konvensional, banyak pemasar yang
meyakini bahwa loyalitas pelanggan pada dasarnya terbentuk karena adanya kontribusi
dari nilai (value) dan merek (brand). Para pemasar menyadari bahwa loyalitas pelanggan
merupakan dorongan yang sangat penting untuk menciptakan penjualan. Dari kacamata
pelanggan, perusahaan yang berkinerja baik adalah pelanggan yang bersedia melakukan
pembelian pertama dan kemudian berkeinginan untuk melakukan pembelian berikutnya
berulang-ulang (Chan, 2003).
Menurut Julander et al. (1997) seperti yang dikutip Kandampully dan Suhartanto
(2000), terdapat dua dimensi dari loyalitas pelanggan yaitu behavioural dan attitudinal.
Dimensi behavioural berkenaan dengan perilaku pelanggan terhadap pembelian berulang
yang menunjukan preferensi terhadap merek atau jasa. Dimensi attitudinal berkenaan
dengan maksud dari pelanggan untuk melakukan pembelian kembali dan
merekomendasikan merek atau jasa kepada orang lain. Pelanggan yang memiliki maksud
4
untuk membeli kembali dan merekomendasikan produk dan jasa kepada orang lain
kemungkinan besar sebagai pelanggan yang loyal.
Gremler dan Brown (1997), Cronin dan Taylor (1992) seperti yang dikutip
Kandampully dan Suhartanto (2000) menyatakan bahwa kepuasan pelanggan dan kualitas
layanan merupakan prasyarat dari loyalitas pelanggan. Bhote (1996) dalam penelitiannya
mengindikasikan bahwa image perusahaan juga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Andreassen dan Lindestad (1998) di mana dalam
model penelitiannya image perusahaan dapat mempengaruhi value, perceived quality, dan
kepuasan pelanggan, serta memiliki pengaruh langsung terhadap loyalitas pelanggan.
2. Profitability
Menurut Richards (1998) seperti yang dikutip McIlroy dan Barnett (2000)
menyatakan bahwa pemasaran tradisional telah menekankan kebutuhan untuk menarik
pelanggan baru. Bagaimanapun, organisasi saat ini mengakui bahwa profitabilitas akan
dicapai dengan mempertahankan pelanggan yang ada atau pelanggan yang profitable
daripada menarik pelanggan baru.
Pada dasarnya, pemasaran adalah seni menarik dan mempertahankan pelanggan
yang menguntungkan (profitable). Pelanggan yang menguntungkan adalah orang, rumah
tangga, atau perusahaan yang dari waktu ke waktu memberikan arus pendapatan yang
melebihi arus biaya perusahaan untuk menarik, menjual, dan melayani pelanggan tersebut
dengan jumlah yang memadai (Kotler, 2003). Pada akhirnya, profitabilitas yang dicapai
perusahaan tergantung pada tiga unsur yaitu penciptaan nilai, operasi internal dan
keunggulan bersaing. Ketiga unsur yang mendasari profitabilitas perusahaan dapat
digambarkan di bawah ini.
Gb. 1Segitiga Laba (Kottler, 2003)
LABAPenciptaan Nilai Operasi Internal
Keunggulan Bersaing
5
Semakin tinggi kemampuan perusahaan menciptakan nilai, semakin efisien
operasi internalnya, dan semakin besar keunggulan bersaing, yang pada akhirnya semakin
tinggi labanya. Keunggulan bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk bertindak
dalam satu atau lebih cara yang tidak akan dapat dilakukan oleh pesaingnya.
3. Customer Retention
Saat ini banyak perusahaan yang mengakui pentingnya memuaskan dan
mempertahankan pelanggan yang ada. Di sini ada beberapa fakta penting berkaitan
dengan customer retention (Kotler, 2003):
1. Mendapatkan pelanggan baru dapat mengeluarkan biaya lima kali lebih besar
daripada biaya-biaya yang tercakup dalam memuaskan dan mempertahankan
pelanggan. Diperlukan banyak usaha untuk membujuk pelanggan yang puas agar
beralih dari pemasok mereka yang sekarang.
2. Rata-rata perusahaan kehilangan 10% dari pelanggannya setiap tahun.
3. Pengurangan sebesar 5% dari tingkat kehilangan pelanggan dapat meningkatkan
laba sebesar 25% sampai 85%, yang tergantung pada industrinya.
4. Tingkat profit pelanggan cenderung meningkat selama hidup pelanggan yang
dipertahankan tersebut.
Fornell dan Wernerfelt (1987) seperti yang dikutip Ahmad dan Buttle (2001)
menekankan bahwa sumber pemasaran yang paling baik adalah mempertahankan
pelanggan yang ada daripada memperoleh pelanggan yang baru. Hal ini didasarkan pada
asumsi bahwa pelanggan yang ada dapat memberikan keuntungan. Oleh karena itu,
perusahaan harus sadar bahwa profitabilitas bukan hanya berasal dari produknya tapi juga
dari pelanggannya.
C. Manfaat dari Customer Relationship Marketing
Yaitu : (Tunggal 2000, p.10)
1. Mendorong Loyalitas pelanggan
2. Mengurangi biaya
3. Meningkatkan efisiensi operasional
4. Peningkatan time to market
5. Peningkatan pendapatan
6
D. Implementasi Customer Relationship Marketing
Customer Relationship Marketing merupakan pendekatan holistik terhadap
falsafah organisasi, yang menekankan hubungan yang erat dengan pelanggan. CRM
mengurus filosofi organisasi pada semua tingkatan, termasuk kebijakan dan proses,
customer service, pelatihan pegawai, pemasaran, dana manajemen sistem dan informasi.
Sistem CRM mengintegrasikan pemasaran, penjualan, dan customer service dari ujung
ke ujung.
1. Personal selling
Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan
calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon pelanggan dan
membentuk pemahaman pelanggan terhadap produk sehingga mereka kemudian akan
mencoba dan membelinya. Sifat-sifat personal selling antara lain :
a. Personal confrontation, yaitu adanya hubungan yang hidup, langsung, dan interaktif
antara 2 orang atau lebih.
b. Cultivation, yaitu sifat yang memungkinkan berkembangnya segala macam hubungan,
mulai dari sekedar hubungan jual beli sampai dengan suatu hubungan yang lebih
akrab.
c. Response, yaitu situasi yang seolah-olah mengharuskan pelanggan untuk mendengar,
memperhatikan, dan menanggapi.
Oleh karena sifat-sifat tersebut maka metode ini mempunyai kelebihan antara lain
operasinya lebih fleksibel karena penjual dapat mengamati reaksi pelanggan dan
menyesuaikan pendekatannya, usaha yang sia-sia dapat diminimalkan, pelanggan yang
berminat biasanya langsung membeli, dan penjual dapat membina hubungan jangka
panjang dengan pelanggannya. Namun karena menggunakan armada penjual yang relatif
besar, maka metode ini biasanya mahal. Di samping itu, spesifikasi penjual yang
diinginkan perusahaan mungkin sulit dicari. Meskipun demikian, personal selling tetaplah
penting dan biasanya dipakai untuk mendukung metode promosi lainnya. Penjual yang
ditugaskan untuk melakukan personal selling harus memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1) Salesmanship
Penjual harus memiliki pengetahuan tentang produk dan menguasai seni
menjual, seperti cara mendekati pelanggan, memberikan presentasi dan demonstrasi,
mengatasi penolakan pelanggan, dan mendorong pembelian.
7
2) Negotiating
Penjual harus mempunyai kemampuan untuk bernegosiasi tentang syarat-
syarat penjualan.
3) Relationship marketing
Penjual harus tahu cara membina dan memelihara hubungan baik dengan para
pelanggan.
2. Public Relation
Alat komunikasi pemasaran yang lain adalah kegiatan Relasi Publik atau
hubungan masyarakat (Public Relation) untuk membina publitas perusahaan dan
produknya. Kegiatan public relation adalah kegiatan manajemen, dirancang untuk
membentuk dan membina sikap serta perilaku masyarakat terhadap perusahaan. Public
Relations bukanlah usaha menciptakan suatu citra baru atau iklim pendapat umum yang
menyenangkan atau mencoba memoles citra yang sudah ada. Definisi ini muncul ketika
mencampuradukkan antara Public Relations dengan pemasaran dan periklanan atau
propaganda. Public Relations merupakan pendekatan yang sangat strategis dengan
menggunakan konsep-konsep komunikasi
Dalam prakteknya memang sering dijumpai salah pengertian tentang PR.
Terkadang banyak orang sulit membedakan antara Public Relations dengan periklanan,
pemasaran, promosi penjualan, propaganda dan publisitas. Secara umum, PR merupakan
hal ihwal yang jauh lebih luas dari semua itu (periklanan, pemasaran, promosi penjualan,
propaganda dan publisitas).
3. Manajemen Pemasaran
Jika menyinggung istilah tentang manajemen pemasaran, maka kita akan selalu
menyinggung empat faktor utama yang sangat mempengaruhi jalannya suatu manajemen
marketing. Ke-empat faktor tersebut diantaranya adalah harga, daerah pemasaran,
kegiatan promosi atau pemasaran yang dilakukan oleh pihak perusahaan, dan faktor
utama yang paling penting yaitu produk itu sendiri.
Agar dapat terjadi penjualan yang optimal, maka diperlukan tata kelola
manajemen pemasaran yang tepat pula. Untuk produk sendiri dibedakan atas dua hal
yang mendasar, yaitu produk real yang siap dipasarkan seperti produksi mobil,
handphone, makanan, minuman dan sebagainya. Kemudian jenis produk ke dua adalah
8
berupa produk jasa, sebagai contoh dari produk jasa ini adalah produk pelayanan
komunikasi, jasa perawatan badan seperti spa, dan masih banyak lagi.
E. Hubungan Baik antara Manajemen dengan Pelanggan
Proses manajemen pelanggan pada saat ini menjadi suatu kebutuhan yang sangat
penting. Bila dulu proses manajemen pelanggan lebih ditujukan hanya kepada aktivitas
promosi dan penjualan barang atau jasa (fokus hanya pada transaksi), maka sekarang
perusahaan lebih menitikberatkan pada membina hubungan yang erat dengan pelanggan.
Artinya, perusahaan tidak lagi sekedar menjual barang, tetapi berusaha meningkatkan
hubungan untuk jangka panjang. Orientasi pada pembinaan hubungan jangka panjang
inilah yang akan meningkatkan pendapatan perusahaan. Perusahaan dituntut untuk selalu
memahami keinginan dan kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi. Sehingga, dengan
adanya pemahaman terhadap kebutuhan pelanggan, perusahaan dapat memberikan solusi
yang relevan. Semakin percaya pelanggan kepada perusahaan, akan semakin loyal
pelanggan tersebut kepada perusahaan. Dalam jangka panjang, hal ini akan menciptakan
manfaat yang besar bagi kedua belah pihak. Untuk dapat membina hubungan yang baik
dengan pelanggan, perusahaan anda harus menjalankan empat tahapan yaitu:
1. Seleksi Pelanggan
Kebanyakan perusahaan tidak melakukan seleksi pelanggan. Artinya, perusahaan
berusaha merangkul semua pelanggan tanpa pandang bulu. Ini sebenarnya bukan strategi
yang bijaksana. Pemilihan strategi segmentasi pasar harus dilakukan, agar perusahaan
bisa menawarkan value proposition (manfaat apa yang diharapkan pelanggan dari produk
atau jasa yang ditawarkan) yang unik bagi pelanggan pada segmen tersebut. Dengan
segmentasi pasar yang tepat, perusahaan bisa meningkatkan pendapatan secara
signifikan. Dan sumberdaya perusahaan pun dapat dialokasikan secara tepat untuk
mendukung proses bisnis internal yang relevan dengan strategi segmentasi pasar
tersebut.
2. Dapatkan Pelanggan
Usaha mendapatkan pelanggan baru sebenarnya merupakan aktivitas yang paling
sulit dan membutuhkan biaya besar. Biasanya para pelanggan atau pasar belum
memperoleh informasi yang jelas mengenai produk atau jasa yang ditawarkan. Oleh
karenanya, merupakan tantangan bagi perusahaan untuk mengkomunikasikan produk
atau jasa, terutama value proposition yang sesuai dengan kebutuhan para pelanggan pada
segmen pasar tertentu. Pelanggan harus mempunyai pemahaman yang jelas, bahwa
9
dengan membeli produk atau jasa yang ditawarkan perusahaan, maka pelanggan akan
memperoleh manfaat tertentu yang sangat berarti bagi mereka. Untuk memulai,
perusahaan dapat menawarkan produk awal (entry-level product) yang menarik bagi
pelanggan dengan harga relatif murah. Sehingga pelanggan tidak menanggung risiko
yang tinggi, bila ternyata produk tersebut tidak sesuai harapan. Pada tahap ini perusahaan
harus berusaha semaksimal mungkin dalam menarik kesan pertama yang baik dar
pelanggan, sehingga diharapkan pelanggan akan tertarik untuk lebih meningkatkan
hubungan kerjasama dengan perusahaan.
3. Pertahankan Pelanggan
Setelah perusahaan memperoleh pelanggan, maka hubungan dengan pelanggan
tersebut harus semaksimal mungkin dipertahankan. Dari segi biaya, memelihara
hubungan dengan pelanggan yang sudah ada jauh lebih murah daripada biaya
mendapatkan pelanggan baru. Tentunya usaha mempertahankan pelanggan ini harus
didukung dengan proses manajemen operasi yang baik untuk meningkatkan atau
mempertahankan kualitas barang dan jasa. Karena pelanggan akan selalu menilai kualitas
dan seringkali rela membayar sedikit lebih mahal untuk manfaat yang akan dia peroleh.
Apabila pelanggan sudah memiliki loyalitas, maka kecil kemungkinan mereka akan
pindah ke perusahaan lain.
4. Tingkatkan Hubungan Erat dengan Pelanggan
Meningkatkan hubungan yang erat dengan para pelanggan menjadi tujuan utama
dari proses manajemen pelanggan. Perusahaan dapat melakukan penjualan silang (cross-
sell) dari barang-barang atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. Semakin banyak
jenis barang yang dibeli oleh tiap pelanggan menunjukkan hubungan pelanggan yang
semakin meningkat. Meningkatnya hubungan ini berarti meningkatkan nilai dari
pelanggan tersebut.
10
BAB III
ISI DAN PEMBAHASAN
Relationship marketing bertujuan untuk membangun hubungan yang saling
memuaskan dalam jangka panjang dengan kelompok-kelompok kunci, yaitu pelanggan,
supplier, dan distributor. Oleh karena itu relationship marketing mencakup pada seluruh
aktivitas, mulai dari pemasok sampai pada penyampaian produk dan jasa pada pelanggan.
Seluruh proses tersebut perlu untuk dikelola dengan sebaik-baiknya untuk mendatangkan
profitabilitas bagi perusahaan atas produk dan jasa yang ditawarkan.
Saat ini relationship menjadi topik yang paling penting dalam kegiatan bisnis. Bisnis
yang berbasis relationship berbeda dengan bisnis transaksional yang hanya melakukan
pertukaran fungsional tanpa melibatkan perhatian jangka panjang. Hubungan yang kuat
diantara kelompok-kelompok kunci merupakan sumber utama bagi perusahaan untuk
memperoleh efisiensi dalam kegiatan pemasarannya.
Para pemasar mulai menyadari bahwa pemasaran konvensional melalui komunikasi
satu arah dan ditujukan ke semua orang sudah tidak memadai. Hal ini terjadi karena semakin
tingginya ekspektasi konsumen dari waktu ke waktu. Oleh karena itu konsep dari relationship
marketing atau sering diistilahkan sebagai one-to-one marketing merupakan jawaban dalam
memenuhi ekspektasi konsumen dengan memberikan layanan secara personal. Perusahaan-
perusahaan yang menerapkan konsep relationship marketing sangat berorientasi pada
pelanggan. Hal ini karena adanya kesadaran bahwa kelangsungan hidup perusahaan
tergantung pada para pelanggannya, karena itu mereka perlu untuk memanjakan para
pelanggannya untuk menjadikan mereka tetap loyal. Titik berat strategik dari relationship
marketing adalah:
1. Pada banyaknya upaya yang sama besar antara mempertahankan dan menciptakan
pelanggan.
2. Pada kualitas dan pelayanan pelanggan dan bagaimana kedua elemen tersebut dapat
dikelola sehingga menghilangkan ”kesenjangan kualitas” antara apa yang diharapkan
pelanggan dan apa yang mereka dapatkan.
Dalam konteks relationship marketing, mempertahankan dan membangun hubungan
dengan pelanggan yang saling menguntungkan, image perusahaan dan kepuasan merupakan
11
dua hal penting yang perlu dipahami oleh para pemasar dalam mempertahankan pelanggan
agar tetap loyal.
Mempertahankan pelanggan akan mengurangi biaya pemasaran yang dikeluarkan oleh
organisasi/perusahaan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan profit bagi organisasi
tersebut. Pelanggan yang loyal akan menjadi sumber pemasaran dengan merekomendasikan
pengalamannya yang menarik dan bernilai atas produk dan layanan yang diterimanya kepada
orang lain. Pelanggan tersebut merupakan sumber word-of-mouth bagi organisasi yang dapat
menciptakan efisiensi biaya pemasaran.
Untuk menciptakan loyalitas pelanggan, maka produk atau jasa yang ditawarkan
harus terus-menerus unggul di mata mereka dibandingkan dengan pesaing. Program customer
retention harus merupakan integrasi antara kepuasan pelanggan dan memberikan nilai bagi
pelanggan yang optimal dengan usaha yang terus-menerus. Kepuasan pelanggan bersifat
dinamis dan terus-menerus diperbaharui melalui produk baru, pelayanan baru, komunikasi
yang lebih berorientasi kepada pelanggan dan hubungan pelanggan.
Program customer retention membutuhkan komitmen dari level manajemen.
Kebijakan manajemen, sistem dan teknologi harus ikut mendukung secara positif langkah
membangun loyalitas pelanggan. Customer retention yang berhasil selain membutuhkan
komitmen manajemen juga strategi yang jelas termasuk strategi pertumbuhan dan
segmentasi.
Hendaknya keunggulan bersaing dilihat sebagai keunggulan pelanggan atau
keunggulan yang diharapkan oleh pelanggan. Perusahaan yang berhasil memberikan nilai dan
kepuasan pelanggan yang tinggi akan menghasilkan pembelian berulang yang tinggi dan juga
profitabilitas yang tinggi bagi perusahaan.
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari data makalah diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Era relationship marketing telah mengubah pandangan konvensional, dari product-
oriented menjadi market-oriented dengan membangun hubungan jangka panjang yang
saling menguntungkan antara perusahaan dengan pelanggan.
2. Pelanggan menjadi pusat perhatian dari era one-to-one marketing. Penekanannya
diarahkan pada penciptaan hubungan dan bukannya pada penjualan;
3. Relationship marketing adalah pemasaran yang mengandalkan pada hubungan untuk
kepentingan kedua belah pihak yaitu pemasar dan pelanggan.
4. Hubungan yang saling menguntungkan antara perusahaan dan pelanggan dapat
memberikan efisiensi terhadap biaya pemasaran.
5. Database pelanggan dan segmentasi pelanggan diperlukan dalam menerapkan strategi
relationship marketing untuk mendapatkan informasi yang lebih mengenai
pelanggannya.
6. Loyalitas dan kepuasan pelanggan, profitabilitas, serta customer retention merupakan
prinsip-prinsip yang harus dipahami oleh para pemasar sebelum mengembangkan
strategi relationship marketing.
7. Pelanggan harus menjadi napas kehidupan perusahaan dengan memperhatikan secara
penuh kebutuhan dan keinginannya.
B. Saran
1. Sebaiknya para pemasar lebih memprioritaskan kepuasan pelanggan daripada fokus
pada produk yang dijual.
2. Kepuasan pelanggan selayaknya menjadi kunci utama dalam berbisnis.
3. Sebaiknya para pemasar mempunyai mindset dari product-oriented menjadi market-
oriented.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, R. and F. Buttle (2001), “Customer Retention: A Potentially Potent Marketing
Management Strategy,” Journal of Strategic Marketing, Vol 9, pp. 29-45.
Rully Arlan Tjahyadi. Membangun Hubungan Jangka Panjang Pelanggan Melalui
Relationship Marketing. Artikel Ilmiah
Chan, S. (2003), Relationship Marketing: Inovasi Pemasaran yang Membuat Pelanggan
Bertekuk Lutut, Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Grönroos, C. (1994), “From Marketing Mix to Relationship Marketing: Towards a Paradigm
Shift in Marketing,” Management Decision, Vol 32, No 2, pp. 4-20.
Idris Gautama S. 2005. Relationship marketing dan pemanfaatan teknologi informasi dalam
customer relationship management untuk memenangkan persaingan bisnis. Seminar
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2005 (SNATI 2005)
Kotler, P. (2003), Marketing Management, 11th ed. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall,
Inc.
McIlroy, A. and S. Barnett (2000), ”Building Customer Relationships: Do Discount Cards
Work ?,” Managing Service Quality, Vol 10, No 6, pp. 347-355.
M. Suyanto. 2003. Strategi Periklanan pada e-Commerce Perusahaan Top Dunia. Andi
Offset.
M. Suyanto. 2008. Pengantar Teknologi Informasi Untuk Bisnis. Andi Publisher.