Cover Seminar Anak

22
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. ( Donna L. Wong, 2003 ). Cacat bawaan merupakan suatu keadaan cacat lahir pada neonatus yang tidak diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Perhatian kita terhadap cacat bawaan masih sangat kurang, sedangkan negara kita saat ini telah berhasil dalam program KB serta telah memasyarakatkan NKKBS, maka pada zaman sekarang ini masalah kualitas hidup anak merupakan prioritas utama bagi Program kesehatan Nasional. Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup anak adalah cacat bawaan Laporan dari beberapa penelitian dari dalam maupun dari luar negeri angka kejadian cacat bawaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat. Angka kematian bayi baik didalam maupun diluar negeri dari tahun ketahun semakin lama semakin turun , tetapi penyebab kematian mulai bergeser. Sebelumnya penyebab kematian pada bayi sebagian besar disebabkan masalah sepsis, asfiksia, dan sindrom distres nafas, maka

Transcript of Cover Seminar Anak

Page 1: Cover Seminar Anak

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bayi baru lahir ( neonatus ) adalah bayi, dari lahir sampai usia 4 minggu

lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu. ( Donna L. Wong, 2003 ).

Cacat bawaan merupakan suatu keadaan cacat lahir pada neonatus yang tidak

diinginkan kehadirannya oleh orang tua maupun petugas medis. Perhatian

kita terhadap cacat bawaan masih sangat kurang, sedangkan negara kita saat

ini telah berhasil dalam program KB serta telah memasyarakatkan NKKBS,

maka pada zaman sekarang ini masalah kualitas hidup anak merupakan

prioritas utama bagi Program kesehatan Nasional. Salah satu faktor yang

mempengaruhi kualitas hidup anak adalah cacat bawaan

Laporan dari beberapa penelitian dari dalam maupun dari luar negeri

angka kejadian cacat bawaan dari tahun ke tahun cenderung meningkat.

Angka kematian bayi baik didalam maupun diluar negeri dari tahun ketahun

semakin lama semakin turun , tetapi penyebab kematian mulai bergeser.

Sebelumnya penyebab kematian pada bayi sebagian besar disebabkan

masalah sepsis, asfiksia, dan sindrom distres nafas, maka akhir-akhir ini

mulai bergeser pada masalah cacat bawaan, begitu juga penyebab kematian

anak-anak yang tadi nya masalah nutrisi dan infeksi sangat dominan, tetapi

masalah cacat.

Cacat bawaan adalah keadaan cacat yang terjadi sebelum terjadi kelahiran.

Istilah anomali kongenital adalah cacat fisik maupun non fisik, sedangkan

malformasi dan dismorfi kongenital diartikan berupa cacat fisik saja

Atresia merupakan kelaianan kongenital yang cukup sering dengan

insidensi rata-rata sekitar 1 setiap 2500 hingga 3000 kelahiran hidup.

Insidensi AE di Amerika Serikat 1 kasus setiap 3000 kelahiran hidup. Di

dunia, insidensi bervariasi dari 0,4 – 3,6 per 10.000 kelahiran hidup. Insidensi

tertinggi terdapat di Finlandia yaitu 1 kasus dalam 2500 kelahiran hidup.

1

Page 2: Cover Seminar Anak

2

Masalah pada atresia retri dan anus adalah ketidakmampuan untuk

menelan, makan secara normal, bahaya aspirasi termasuk karena saliva

sendiri dan sekresi dari lambung.

Atresia ani paling sering terjadi pada bayi yang baru lahir. Frekuensi

seluruh kelainan kongenital anorektal didapatkan 1 dari tiap 5000-10000

kelahiran, sedangkan atresia ani didapatkan 1 % dari seluruh kelainan

kongenital pada neonatus dan dapat muncul sebagai penyakit tersering.

Jumlah pasien dengan kasus atresia ani pada laki-laki lebih banyak ditemukan

dari pada pasien perempuan.

Insiden terjadinya atresia ani berkisar dari 1500-5000 kelahiran hidup

dengan sedikit lebih banyak terjadi pada laki-laki. 20 % -75 % bayi yang

menderita atresia ani juga menderita anomali lain. Kejadian tersering pada

laki-laki dan perempuan adalah anus imperforata dengan fistula antara usus

distal uretra pada laki-laki dan vestibulum vagina pada perempuan (Alpers,

2006).

Berdasarkan berbagai masalah yang dihadapi klien, maka penulis tertarik

untuk 2 mengambil Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Asuhan Keperawatan

Pada An. K Dengan Atresia Ani Di Ruang Kemuning di RSUD Abdoel

Moeloek

1.2  Rumusan masalah

1.2.1 Bagaimanakah konsep atresia ani ?

1.2.2 Bagaimanakah konsep proses keperawatan pada atresia ani?

1.3  Tujuan Umum

Dengan melakukan proses keperawatan mahasiswa mampu melakukan

upaya pemecahan masalah yang ada pada kasus pasien atresia ani dengan

Page 3: Cover Seminar Anak

3

menggunakan pendekatan proses asuhan keperawatan yang disusus secara

sistematis dan komperhensif

1.4 Tujuan Khusus 

1.4.1 Mampu melaksanakan kegiatan pengkajian pada pasien dengan

atresia ani

1.4.2 Mampu merumuskan diagnosa keperawaran pada klien dengan atresia

ani

1.4.3 Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

atresia ani

1.4.4 Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

atresia ani

1.4.5 Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan atresia

ani

1.4 Manfaat

1.5.1 Mahasiswa mampu dan mengerti tentang atresia ani

1.5.2 Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada pasien

atresia ani

1.5 Metode Penulisan

Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini menggunakan metode study kasus,

dengan pendekatan proses keperawatan guna mengumpulkan data. Analisa

data dan menarik kesimpulan untuk memperoleh bahan atau materi yang

digunakan dalam penyusunan karya tulis ini.

Sedangakan teknik yang digunakan dalam pengiumpulan adalah sebagai

berikut :

1. Study kepustakaan

Page 4: Cover Seminar Anak

4

Study kepustakaan adalah cara penelitian dengan mengumpulkan data

secara komprehensif untuk mendapatkan data atau bahan yang

berhubungan dengan penderita gagal jantung kongestif dalam rangka

mendapatkan dasar teoritis dengan jalan membaca buku catatan kulianh,

makalah, internet, literatur atau referensi

2. Tinjauan kasus

Dengan cara mengadakan observasi pada klien yang dirawat dirumah sakit

Abdoel Moelok yang ada hubungannya dengan judul diatas

3. Dokumenter

Yang diambil dari catatan medis untuk menyesuaikan, melaksanakan

kegiatan teori dengan teknik study dokumenter ini akan lebih mendukung

kepada data yang telah diambil dengan cara lain sebagai data yang

diperoleh lebih bisa dipercaya

4. Komunikasi atau wawancara

Yaitu dengan mengadakan wawancara denagn penderita maupun

keluarganya dalam rangka mengumpulkan data mengenai riwayat

kesehatan paasien tersebut

Page 5: Cover Seminar Anak

5

BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

ATRESIA ANI

A. Pengertian Atresia Ani

Atresia Ani adalah kelainan kongenital yang dikenal sebagai anus

imperforate meliputi anus, rectum atau keduanya (Betz. Ed 3 tahun 2002)

Atresia ini atau anus imperforate adalah tidak terjadinya perforasi

membran yang memisahkan bagian entoderm mengakibatkan pembentukan

lubang anus yang tidak sempurna. Anus tampak rata atau sedikit cekung ke

dalam atau kadang berbentuk anus namun tidak berhubungan langsung dengan

rectum. (sumber Purwanto. 2001 RSCM)

Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), tidak adanya

lubang atau saluran anus (Donna L. Wong, 520 : 2003).

Atresia berasal dari bahasa Yunani, a artinya tidak ada, trepis artinya

nutrisi atau makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah

keadaan tidak adanya atau tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular

secara kongenital disebut juga clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang

di tempat yang seharusnya berlubang atau buntunya saluran atau rongga

tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau terjadi kemudian

karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi pada

seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak

berlubangnya dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata.

Jika atresia terjadi maka hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk

membuat saluran seperti keadaan normalnya.

Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan,

yaitu:

1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus

2. Membran anus yang menetap

5

Page 6: Cover Seminar Anak

6

3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-

macam jarak dari peritoneum

4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung

B. Etiologi

Atresia dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur sehingga

bayi lahir tanpa lubang dubur

2. Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12 minggu/3

bulan

3. Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik didaerah

usus, rektum bagian distal serta traktus urogenitalis, yang terjadi antara

minggu keempat sampai keenam usia kehamilan.

C. Patofisiologi

Atresia ani atau anus imperforate dapat disebabkan karena :

1. Kelainan ini terjadi karena kegagalan pembentukan septum urorektal

secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi atau pembentukan

anus dari tonjolan embrionik.

2. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga

bayi lahir tanpa lubang dubur.

3. Gangguan organogenesis dalam kandungan penyebab atresia ani, karena

ada kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12

minggu atau tiga bulan.

4. Berkaitan dengan sindrom down.

5. Atresia ani adalah suatu kelainan bawaan.

Terdapat tiga macam letak

1. Tinggi (supralevator) → rektum berakhir di atas M.Levator ani

(m.puborektalis) dengan jarak antara ujung buntu rectum dengan kulit

perineum >1 cm. Letak upralevator biasanya disertai dengan fistel ke

saluran kencing atau saluran genital.

Page 7: Cover Seminar Anak

7

2. Intermediate → rectum terletak pada m.levator ani tapi tidak

menembusnya

3. Rendah → rectum berakhir di bawah m.levator ani sehingga jarak antara

kulit dan ujung rectum paling jauh 1 cm.

D. Manifestasi Klinis

1. Mekonium tidak keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran.

2. Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rectal pada bayi.

3. Mekonium keluar melalui sebuah fistula atau anus yang salah letaknya.

4. Distensi bertahap dan adanya tanda-tanda obstruksi usus (bila tidak ada

fistula).

5. Bayi muntah-muntah pada umur 24-48 jam.

6. Pada pemeriksaan rectal touché terdapat adanya membran anal.

7. Perut kembung.

(Betz. Ed 7. 2002)

E. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita atresia ani antara lain :

1. Asidosis hiperkioremia.

2. Infeksi saluran kemih yang bisa berkepanjangan.

3. Kerusakan uretra (akibat prosedur bedah).

4. Komplikasi jangka panjang.

a. Eversi mukosa anal

b. Stenosis (akibat kontriksi jaringan perut dianastomosis)

5. Masalah atau kelambatan yang berhubungan dengan toilet training.

6. Inkontinensia (akibat stenosis awal atau impaksi)

7. Prolaps mukosa anorektal.

8. Fistula kambuan (karena ketegangan diare pembedahan dan infeksi)

Page 8: Cover Seminar Anak

8

(Ngustiyah, 1997 : 248)

F. Klasifikasi

Klasifikasi atresia ani :

1. Anal stenosis adalah terjadinya penyempitan daerah anus sehingga feses

tidak dapat keluar.

2. Membranosus atresia adalah terdapat membran pada anus.

3. Anal agenesis adalah memiliki anus tetapi ada daging diantara rectum

dengan anus.

4. Rectal atresia adalah tidak memiliki rectum

(Wong, Whaley. 1985).

G. Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan

Terapi pembedahan pada bayi baru lahir bervariasi sesuai dengan

keparahan kelainan. Semakin tinggi gangguan, semakin rumit prosedur

pengobatannya. Untuk kelainan dilakukan kolostomi beberapa lahir,

kemudian anoplasti perineal yaitu dibuat anus permanen (prosedur

penarikan perineum abnormal) dilakukan pada bayi berusia 12 bulan.

Pembedahan ini dilakukan pada usia 12 bulan dimaksudkan untuk

memberi waktu pada pelvis untuk membesar dan pada otot-otot untuk

berkembang. Tindakan ini juga memungkinkan bayi untuk menambah

berat badan dan bertambah baik status nutrisnya. Gangguan ringan diatas

dengan menarik kantong rectal melalui afingter sampai lubang pada kulit

anal fistula, bila ada harus tutup kelainan membranosa hanya memerlukan

tindakan pembedahan yang minimal membran tersebut dilubangi degan

hemostratau skapel.

Page 9: Cover Seminar Anak

9

2. Pengobatan

a. Aksisi membran anal (membuat anus buatan)

b. Fiktusi yaitu dengan melakukan kolostomi sementara dan setelah 3

bulan dilakukan korksi sekaligus (pembuat anus permanen)

(Staf Pengajar FKUI. 205)

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan rectal digital dan visual adalah pemeriksaan diagnostik

yang umum dilakukan pada gangguan ini.

2. Jika ada fistula, urin dapat diperiksa untuk memeriksa adanya sel-sel

epitel mekonium.

3. Pemeriksaan sinyal X lateral infeksi (teknik wangensteen-rice) dapat

menunjukkan adanya kumpulan udara dalam ujung rectum yang buntu

pada mekonium yang mencegah udara sampai keujung kantong rectal.

4. Ultrasound dapat digunakan untuk menentukan letak rectal kantong.

5. Aspirasi jarum untuk mendeteksi kantong rectal dengan menusukan

jarum tersebut sampai melakukan aspirasi, jika mekonium tidak keluar

pada saat jarum sudah masuk 1,5 cm Derek tersebut dianggap defek

tingkat tinggi.

6. Pemeriksaan radiologis dapat ditemukan

a. Udara dalam usus berhenti tiba-tiba yang menandakan obstruksi di

daerah tersebut.

b. Tidak ada bayangan udara dalam rongga pelvis pada bagian baru

lahir dan gambaran ini harus dipikirkan kemungkinan atresia

reftil/anus impoefartus, pada bayi dengan anus impoefartus. Udara

berhenti tiba-tiba di daerah sigmoid, kolon/rectum.

c. Dibuat foto anterpisterior (AP) dan lateral. Bayi diangkat dengan

kepala dibawah dan kaki diatas pada anus benda bang radio-opak,

Page 10: Cover Seminar Anak

10

sehingga pada foto daerah antara benda radio-opak dengan dengan

bayangan udara tertinggi dapat diukur.

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cealy L. & Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatrik.

Edisike-3. Jakarta : EGC.

Brunner & Suddarth. 1997 . Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Carpenito, Lynda Juall. 1997. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi ke-6.

Jakarta : EGC.

Doengoes. 1999 . Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC

Mansjoer, A. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGTC

Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Sri

Kurnianianingsih (ed), Monica Ester (Alih Bahasa). edisi ke-4. Jakarta :

EGC.

Page 11: Cover Seminar Anak

11

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP AN. K

DENGAN ATRESIA ANI DI RUANG KEMUNING

RSUD ABDOEL MOELOK PROVINSI LAMPUNG

OLEH

KELOMPOK III & IV

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

2012

Page 12: Cover Seminar Anak

12

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Kasus : Asuhan Keperawatan Terhadap An.K Dengan Atresia Ani

Di Ruaang : Kemuning

Mata Ajar : Keperawatan Anak II

Nama Anggota :

1. Ayu Rima Dianita2. Eka Nur Purnma Sari3. Eko Adi Purnomo4. Debby Subian5. Ferdy Zuliansyah6. Galuh ranarjani7. Imran Hanif8. Lita Andes Clara9. Lukita Mariah10. Lutfi Julian Saputra11. Nisa Susanti12. Novia Ayu Basari13. Rahmanda Putra14. Rully Sherlyza15. Ruby Yanto16. Sairullah17. Sevilla Rain Diniati18. Wella Malantika

Bandar Lampung, November 2012

Dosen

Page 13: Cover Seminar Anak

13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan

rahmat_Nya penyusun masih diberi kesehatan dan kekuatan sehingga makalah

ini dapat terselesaikan tepat waktu.

Makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Terhadap An. K Dengan

Atresia Ani Di Ruang Kemuning ” ini disusun untuk memenuhi tugas

mahasiswa pada mata kuliah Keperawatan Anak II jurusan keperawatan

Poltekkes Kementrian Kesehatan Tanjung Karang. Kami selaku tim penyusun

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Rohayati, S.Kep selaku koordinator mata kuliah Keparawatan

Medikal Bedah yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan

demi terselesaikannya makalah ini.

2. Ibu Purwati, selaku dosen yang telah telah memberikan bimbingan dan

pengarahan demi terselesaikannya makalah ini.

3. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah membantu dalam

menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa dan

masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai

bahan untuk menambah khasanah pengetahuan khususnya ilmu keperawatan

bagi para mahasiswa, masyarakat, dan pembaca.

ii

Page 14: Cover Seminar Anak

14

Bandar Lampung, November 2012

Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Tujuan .................................................................................................. 2

C. Manfaat ................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Atresia Ani.......................................................................... 5

B. Etiologi Aresia Ani............................................................................... 6

C. Patofisiologi Aresia Ani........................................................................ 6

D. manifestasi Klinis Aresia Ani............................................................... 7

E. komplikasi Aresia Ani.......................................................................... 7

F. klasifikasi Aresia Ani............................................................................ 8

G. Penatalaksanaa Medis........................................................................... 8

iii

Page 15: Cover Seminar Anak

15

H. Pemeriksaan Penunjang........................................................................ 9

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian........................................................................................... 9

B. Diagnosa Keperawatan........................................................................ 10

C. Intervensi............................................................................................. 10

D. Implementasi....................................................................................... 10

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 22

B. Saran..................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA

iv

Page 16: Cover Seminar Anak

16

v