Cover and Othefvajf
-
Upload
bagasaditya480 -
Category
Documents
-
view
218 -
download
0
description
Transcript of Cover and Othefvajf
MAKALAH(Absen 1-5)
PEDOMAN/PETUNJUK YANG MEMBATASI DOSIS UNTUK SETIAP
PENYINARAN
JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA II
DISUSUN OLEH:
BAGAS ADITYA NUGROHO DAVID KRISNANDA DIAH PURNAMA SARI DINA SEPTIANA DWI CAHYA KUSUMA PUTRA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan yang Maha Esa, karna berkat rahmat-Nya
lah penulis bisa menyelesaikan makalah dalam bidang studi proteksi radiasi. Makalah ini
membahas KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR
01-P /Ka-BAPETEN/ I-03 tentang “PEDOMAN/PETUNJUK YANG MEMBATASI
DOSIS UNTUK SETIAP PENYINARAN”.
Dalam makalah ini Penulis hanya membahas apa pedoman/petunjuk yang membatasi
dosis pada setiap penyinaran. Oleh karena itu, Penulis berharap agar makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi mahasiswa Jurusan Radiodiagnostik dan Radioterapi dan
pembaca lainnya. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu diharapkan
demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan laporan ini dari awal sampai akhir. Semoga laporan ini bermanfaat
bagi para pembaca.
Jakarta, 25 Februari 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemanfaatan radiasi pengion dalam bidang radiodiagnostik untuk berbagai
keperluan medik perlu memperhatikan dua aspek, yaitu resiko dan manfaat yang ingin
dicapai. Fakta menunjukkan bahwa dosis penyinaran yang diterima oleh manusia untuk
keperluan tersebut memberikan kontribusi yang sangat berarti pada penyinaran total, baik
yang berasal dari sumber radiasi alam maupun buatan. Oleh sebab itu perlu ditetapkan
suatu pedoman yang membatasi dosis untuk setiap jenis penyinaran dalam teknik
radiodiagnostik. Dalam pemberian dosis radiasi harus sesuai dengan kebutuhan objek
penyinarannya. Dosis yang diterima oleh pasien berbeda dengan tingkatan dosis yang
mengenai pekerja akibat radiasi hambur.
Berbeda dengan dosis terhadap pekerja radiasi dan masyarakat, maka dosis
penyinaran medik tidak dapat ditentukan nilai batasnya, karena ada faktor lain yang
harus sesuai dengan tujuan diagnostik yang diharapkan. Dengan demikian, pembatasan
penyinaran untuk melindungi pasien hanya dapat diberikan dalam bentuk batasan nilai
sebagai petunjuk bagi pelaksana jenis pemeriksaan dengan menggunakan teknik
radiodiagnostik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pedoman untuk menentukan dosis untuk setiap penyinaran.
2. Apa ketentuan NBD (Nilai Batas Dosis) menurut BAPETEN.
3, Berapa besar standar NBD bagi pekerja radiasi dan masyarakat.
C. Tujuan
Pedoman ini bertujuan untuk memberikan tingkat panduan (guidance level)
penyinaran medik terhadap pemeriksaan radiodiagnostik dengan pesawat sinar-X, sesuai
dengan standar yang berlaku secara internasional. Selain itu bertujuan untuk
pertimbangan badi pekerja radiasi dalam memberikan dosis radiasi terhadap pasien.
D. Manfaat
Pedoman ini juga bermanfaat untuk memberikan petunjuk bagi pemegang izin yang
bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan radiodiagnostik. Sehingga dapat
dilakukan penyiran radiasi yang efisien atau sesuai dengan peraturan dari BAPETEN.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Isi Pedoman Kepala BAPETEN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
NUKLIR NOMOR 01-P /Ka-BAPETEN/ I-03
TENTANG PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3 huruf a dan huruf c dan Pasal 6
Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Pedoman Dosis
Pasien Radiodiagnostik;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 136, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3992);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan
Pemanfaatan Tenaga Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2000 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3993);
4. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Keselamatan Kerja terhadap
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 01-
P /Ka-BAPETEN/ I-03
TENTANG
PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK KEPALA BADAN
PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Menimbang : bahwa sebagai pelaksanaan ketentuan Pasal 3 huruf a dan huruf
c dan Pasal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion perlu menetapkan Keputusan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir tentang Pedoman Dosis Pasien Radiodiagnostik;
Mengingat :
1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2000 tentang Keselamatan dan Kesehatan
terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2000 Nomor 136, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3992);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2000 tentang Perizinan
Pemanfaatan Tenaga Nuklir (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor
137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3993);
4. Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor
01/Ka-BAPETEN/V-99 tentang Keselamatan Kerja terhadap
Radiasi;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
: KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TENTANG
PEDOMAN DOSIS PASIEN RADIODIAGNOSTIK.
Pasal 1
Pedoman dosis pasien radiodiagnostik adalah sebagaimana tercantum dalam
Lampiran Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir.
Pasal 2
Keputusan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 14 Januari 2003
Kepala, ttd
DR. MOHAMMAD RIDWAN, M.Sc.,APU.
B. Kategori Penyinaran
Pekerja radiasi (18th+): wanita hamil dan pekerja radiasi lainnya;
Anggota masyarakat: perorangan dan keseluruhan;
Medik, bagi pasien yg sengaja diberikan. Tidak termasuk bagi pelaksana penyinaran.
1. KETENTUAN NBD Kep No. 01 rev.1/Ka-BAPETEN/III-01:
Penerimaan dosis yg tidak boleh dilampaui per thn
Tidak bergantung laju dosis, interna / eksterna;
Tidak termasuk penyinaran medis & alami;
Pekerja radiasi tidak boleh berusia < 18 thn.
Pekerja wanita dalam masa menyusui tidak diizinkan bertugas di daerah radiasi dg risiko
kontaminasi tinggi.KETENTUAN NBD
(Keputusan Ka Bapeten No. 01/Ka-BAPETEN/V-99)
KETENTUAN NBD
Jenis penyinaran Maksimal
1. Seluruh tubuh/thn
2. Abdomen wanita usia subur/mg
3. Wanita hamil/thn
4. NBD penyinaran lokal
Dosis Efektif / tahun
5. Dosis rata-rata tidak lebih
6. Lensa mata / thn
7. Kulit, ekstremitas / thn
20mSv (2rem)