Corpus Alienum Esofagus
-
Upload
timotius-danny -
Category
Documents
-
view
461 -
download
27
Transcript of Corpus Alienum Esofagus
CORPUS ALIENUM ESOFAGUS
T Timotius Danny
PL DHINGRA, DISEASE OF EARS, NOSE, AND THROAT
Anatomi
• Tabung fibromuskular, panjang 25 cm (dewasa)
• Terbentang dari bagian akhir faring (C6) hingga cardiac gaster (T11)
• Berjalan vertikal, tapi lebih condong ke kiri saat masuk rongga thorax.
• Masuk diafragma di level T7
3 lokasi penyempitan Esofagus
• Pharyngoesophageal Junction (C6) • Persilangan Arkus aorta dan bronchus
prinsipalis sinistra (T4)• Saat menembus Diafragma (T10)
Klinis Corpus Alienum bisa terjadi di 3 penyempitan ini
Dinding Esofagus
• Dinding esofagus terdiri dari 4 lapis:1. Mukosa ep. Berlapis pipih2. Submukosa menghubungkan mukosa dgn
lapisan otot3. Lapisan Otot tdd otot sirkular (dalam), dan
longitudinal (luar). Otot sirkular yang menebal membentuk sfingter cardiac. 1/3 atas striated, 1/3 bawah otot polos, 1/3 medial campuran
4.Lapisan Fibrous
Inervasi
• Serabut parasimpatis N. Vagus• Simpatis trunkus simpatikus
Drainase Limfe
• Cervical, Thoracic, Abdomeninal mendrainase limfatik hingga nodus limfatikus cervical profunda, mediastinum posterior dan gaster
Fisiologi
• Studi manometri menunjukkan tekanan tertinggi di 2 bagian esofagus mereka membentuk Sfingter Fisiologis
• Upper sphincter dimulai pada batas atas esofagus (3-5 cm) dan berfungsi dalam proses menelan
• Lower sphincter (3-5 cm) mencegah reflux esofageal
• Bagian tengah esofagus menunjukkan peristaltik aktif
• Gelombang peristaltik lebih lemah pada bagian atas, secara gradual akan meningkat hingga ke bagian bawah
Fisiologi Menelan
• Menelan terbagi menjadi 3 fase1.Oral/Buccal2.Pharyngeal3.Esofagal
1. Oral/Buccal Phase
• Makanan yang sudah berada di mulut dikunyah, dilubrikasi oleh saliva, dikonversikan menjadi bolus
• Didorong menuju faring dengan gerakan elevasi lidah melawan kontraksi palatum
2. Pharyngeal Phase
• Fase ini dimulai ketika bolus kontak dengan mukosa faring. Ada beberapa refleks yang membantu pergerakan makanan untuk melewati orofaring dan laringofaring menuju esofagus
• Hubungan dengan nasofaring, rongga mulut, dan laring mengalami cut off
1. Penutupan Nasofaring: Palatum mole berkontraksi melawan Passavant ridge pada dinding posterior faring dan menutup nasofaring secara sempurna dari orofaring
2. Penutupan isthmus orofaring : hal ini dilakukan untuk mencegah adanya alira balik makanan ke rongga mulut dengan bantuan kontraksi gerakan lidah melawan palatum dan gerakan otot palatoglossal (sfingter)
3. Penutupan laring: Aspirasi ke laring dicegah dengan pengehentian nafas sementara, dgn cara kontraksi lekukan aryepiglotic, penutupan pita suara asli+palsu. Peran epiglotis untuk memproteksi laring tidak jelas, tapi terlihat untuk defleksi ketika makanan melewati fosa piriformis
4. Kontraksi otot faring dan relaksasi cricofaringeus. Relaksasi cricofaringeus terjadi scr sinkron hingga makanan dari faring dapat lewat menuju esofagus saat kontraksi otot faringeal.
3. Fase Esofagus
• Setelah makanan masuk esofagus, sphingter cricofaryngeal menutup peristaltik akan mendorong makanan hingga ke gaster.
• Sphincter gastro-esofagal pada bagian akhir esofagus akan mengalami relaksasi sebelum gelombang peristaltik berakhir dan membuka jalan untuk masuknya cairan.
• Bollus makanan digerakkan oleh gelombang peristaltik hingga lambung, kemudian sfingter ini akan menutup.
Regurgitasi
• Regurgitasi makanan kembali ke esofagus dapat dicegah dengan:1. Tonus sfingter gastro esofagus2.Tekanan intrathoracic negatif3.Pinch-cock effect diafragma4.Lekukan mukosa5.Sudut esofagus6.Slightly positive intra abdominal pressure
CORPUS ALIENUM ESOFAGUSTEORI
• Benda asing yang tertelan dapat tersangkut di1. Tonsil biasanya berupa tulang ikan/ jarum pada
kripte tonsiler. Dapat dengan mudah dievaluasi dengan pemeriksaan orofaringeal dan dilakukan pengeluaran.
2. Basis lingualis/valleculae tulang ikan/jarum. Dapat diobservasi dengan bantuan cermin. Dapat dikeluarkan dengan menyuruh pasien menyentuh lidahnya sendiri ketika dokter menaruh kaca laring dengan satu tangan, dan forceps curved pada tangan lainnya.
3. Fossa Piriformis tulang ikan, tulang ayam, jarum, gigi palsu dapat terjebak di lokasi ini. C.A yg kecil dapat di keluarkan dengan mudah dengan anestesi lokal + curved forceps seperti yang dijelaskan di atas. C.A yang besar/pada anak harus dikeluarkan dengan endoscopy dibawah GA.
4. Esofagus C.A biasanya terkunci di esofagus adalah koin, potongan daging, tulang ayam, gigi palsu, jarum, kelereng
Etiologi
• Usia: anak lebih sering (kecenderungan untuk memasukkan apapun ke mulut.
• Kehilangan mekanisme protektif : penggunaan gigi palsu mencegah sensasi taktil pada saat tertelan. DOC, epileptic seizure, intoksikasi alkohol,dll
• Kecerobohan : makanan yang tidak dipersiapkan dengan baik, cara mengunyah yang tidak benar, terburu2
• Penyempitan lumen esofagus : potongan makanan tidak dapat masuk karena striktur esofagus/keganasan yang menimbulkan obstruksi
• Psikotik : C.A dapat tertelan dengan percobaan bunuh diri
Lokasi C.A
• Lokasi tersering di bawah Cricopharyngeal Sphincter
• Objek datar spt koin menyentuh sphincter saat yang lain langsung menyentuh bagian atas esofagus dibawah sphincter karena peristaltik yang buruk
• C.A yg melewati sphincter dapat mencapai penyempitan di bronchoaortic constriction
• Benda tajam dapat tersangkut di mana saja
Clinical Features (Symptoms)
• Riwayat tersedak• Perasaan tidak enak/nyeri di bawah clavicula. Perasaan tidak
enak saat digunakan menelan. Local Discomfort merupakan tanda bahwa lokasi C.A pada esofagus cervicalis, bukan bagian bawah.
• Disfagia : Obstruksi bisa parsial/total. Obstruksi parsial bisa menjadi total akibat edema.
• Distress pernafasan: C.A pada esofagus bagian tas mengkompresi dd.posterior trachea menyebabkan obstruksi respiratorik terutama anak. Edema laring dapat berkembang.
• Nyeri substernal/epigastrik dapat terjadi karena spasme esofagus/perforasi insipien.
Clinical Manifestation (Signs)
• Tenderness pada bagian bawah leher pada kanan/kiri trachea
• Sekresi berlebihan pada fossa piriformis lewat pemeriksaan laringoskopi. Tidak akan tampak pada saat menelan
• C.A dapat terlihat protrusi dari pembukaan esofagus pada regio postericoid
Pemeriksaan Tambahan
• Plain X-Rays : Cervical lateral, posterioanterior dan lateral Thorax dapat menunjukkan lokasi dari C.A yang radio-opaque. Pada anak harus difoto dari nasofaring sd rektum terutama bila curiga multiple C.A
• Fluoroscopy: Radioluscent C.A tidak dapat terlihat pada x-ray. Baru terdiagnosis ketika flurosokopi, ketika pasien diberikan barium untuk di telan difoto!!
Management
• Esofagoskopi Ekstraksi sebagian besar dapat di keluarkan dengan esofagoskopi di bawah general anesthesia
• Cervical Esofagostomi C.A bermasalah/ tajam seperti gigi palsu di atas thoracic inlet insisi leher dan membuka esofagus pars cervical
• Transthoracic esofagostomi jika sudah memasuki esofagus pars thoracic
• Benda asing yang mencapai lambung melewati GIT tanpa kesulitan evaluasi feses setiap harinya
• Pasien harus mengkonsumsi diet normal
Intervensi Operasi
• Pasien mengeluhkan nyeri dan tenderness pada abdomen
• C.A tidak tampak pada serial X-rays pada interval beberapa hari
• C.A > 5cm pada anak < 2thn.• Adanya stenosis pilorus
Komplikasi
• Obstruksi Jalan Nafas kompresi trachea oleh C.A, atau edema laring terutama pada bayi dan anak
• Selulitis periesofageal atau abses• Perforasi terutama C.A yg tajam mediastinitis,
pericarditis, atau empyema. Benda tersebut dapat perforasi aorta dan menyebabkan angkat morbiditas yg tinggi
• Tracheo esofagal fistula (jarang terjadi)• Ulceration/Strikture jika diabaikan/dibiarkan
terlalu lama