COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010...

106
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGALIKAN BILANGAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Transcript of COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010...

Page 1: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGALIKAN BILANGAN

PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED

HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010 / 2011

SKRIPSI

Oleh :

NURMAN YUSUF

K7107041

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ii

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGALIKAN BILANGAN

PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

(COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED

HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR

TAHUN AJARAN 2010 / 2011

Oleh :

NURMAN YUSUF

K7107041

skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iii

PERSETUJUAN

Skripsi yang berjudul

MENGALIKAN BILANGAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

01 JATEN KARANGANYAR

Oleh:

Nama : Nurman Yusuf

NIM : K7107041

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Hari : Rabu

Tanggal : 11 Mei 2011

Page 4: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user iv

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul

MENGALIKAN BILANGAN PECAHAN MELALUI PEMBELAJARAN

KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT

(NUMBERED HEADS TOGETHER) PADA SISWA KELAS V SD NEGERI

01 JATEN KARANGANYAR

Oleh:

Nama : Nurman Yusuf

NIM : K7107041

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Rabu

Tanggal : 1 Juni 2011

Page 5: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user v

ABSTRAK

Nurman Yusuf. NIM K7107041. Peningkatan Kemampuan

Mengalikan Bilangan Pecahan Melalui Pembelajaran Kooperatif

(Cooperative Learning) Teknik NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa

Kelas V SD Negeri 01 Jaten Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011.

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta. 2011.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah Untuk meningkatkan

kemampuan mengalikan bilangan pecahan dengan penerapan model pembelajaran

pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) teknik NHT (Numbered Heads

pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Jaten, Jaten, Karanganyar tahun

ajaran 2010 / 2011.

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 01

Jaten Karanganyar, tahun pelajaran 2010/ 2011 yang terdiri dari 35

siswa.Sedangkan objeknya adalah kemampuan siswa dalam mengalikan bilangan

pecahan.Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan

menggunakan model siklus.Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Tiap

siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi,

dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,

dokumentasi, wawancara bebas terpimpin, dan tes.Validitas data yang digunakan

adalah, trianggulasi data, trianggulasi metodologis, trianggulasi peneliti,

trianggulasi teoretis, dan review informan.Teknik analisis data yang digunakan

adalah model analisis teknik deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

matematika melalui Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik

NHT (Numbered Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jaten, Jaten

Karanganyar Tahun Ajaran 2010 / 2011 dapat meningkatan kemampuan

mengalikan bilangan pecahan. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum

dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 51,95 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 38,7% meningkat menjadi 62,77 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 56,45% pada siklus I. Pada siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 65,725 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 67%.

Setelah dilakukan Post Test nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 77,8 dengan

persentase 87,1%. Peningkatan ketuntasan siswa dari prasiklus sampai siklus II

sebesar 15,55%.

Page 6: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vi

ABSTRACT

Nurman Yusuf. NIM K7107041. Improving Numbers Fractions Multiplying

Through Cooperative Learning (Cooperative Learning) Techniques NHT

(Numbered Heads Together) In Class V Elementary School 01 Jaten

Karanganyar in Academic Year 2010/2011. Skripsi.Surakarta: Teacher

Training and Education Sebelas Maret University of Surakarta. 2011.

The purpose of this classroom action research is to improve the ability to

multiply fractions with the application of learning model of cooperative learning

(cooperative learning) techniques NHT (Numbered Heads Together) in the 5th

grade students Elementary School 01 Jaten Karanganyar academic year

2010/2011.

This classroom action research subjects are students in grade IV

Elementary School 01 Jaten, Karanganyar, the academic year 2010/2011 which

consisted of 35 students. While the object is the ability of students in multiplying

fractions. Forms of this study was classroom action research using the model

cycle. This research was conducted in two cycles. Each cycle consists of 4 stages:

planning, implementation of action, observation, and reflection. Data collection

techniques used were observation, documentation, free guided interviews, and

tests. The validity of data used, data triangulation, methodological triangulation,

researcher triangulation, theoretical triangulation, and reviews of informants. The

data analysis technique used is descriptive analysis model technique.

Based on the results of this study concluded that learning mathematics

through Cooperative Learning (Cooperative Learning) Techniques NHT

(Numbered Heads Together) In Class V Elementary School 01 Jaten, Jaten,

Karanganyar in Academic Year 2010/2011 can improving the ability to multiply

fractions. This is evident in the initial conditions prior to the act of the average

value of 51.95 with the percentage of students the classical completeness of

38.7% increased to 62.77 with a percentage of classical completeness of 56.45%

in cycle I. In cycle II, the average grade increased to 65.725 with classical

completeness percentage of 67%. After Post Test class average value increased to

77.8 with a percentage of 87.1%. Increasing students' mastery of pre cycle to

cycle II of 15.55%.

Page 7: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user vii

MOTTO

Jika kegagalan bagaikan hujan dan kesuksesan bagaikan matahari,

maka kita butuh keduanya untuk bisa melihat pelangi

(Ust. Yusuf Mansyur).

Page 8: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user viii

PERSEMBAHAN

Dengan mengharap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

dan dengan segenap hati yang paling dalam,

kupersembahkan skripsi ini kepada :

1. Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi

dukungan moril dan materiil.

2. Guru-guruku

3. Sahabat-sahabatku terima kasih atas

persahabatan tulus dari kalian.

4. Rekan-rekan S1 PGSD angkatan 2007

5. Almamaterku.

Page 9: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkah,

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan

Peningkatan Kemampuan Mengalikan Bilangan Pecahan

Melalui Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)Teknik NHT (Numbered

Heads Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jaten, Karanganyar Tahun

Ajaran 2010 / 2011

Penulisan ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat melakukan

penelitian dan guna memperoleh gelar Sarjana pada program PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam menyusun proposal ini, tentunya penulis tidak lepas dari bantuan

maupun kerja sama dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Drs. H. Kartono, M.pd selaku kepala program S1 PGSD.

2. Drs. Hasan Mahfud, M.pd selaku sekretaris program S1 PGSD.

3. Dra. Mg.Dwijiastuti, M.Pd selaku dosen pembimbing I.

4. Prof.Dr.Retno Winarni, M.Pd selaku dosen pembimbing II.

5. Sutarno, S.P.d, selaku kepala sekolah SD Negeri 01 Jaten.

6. Susanto selaku guru kelas V SD Negeri 01 Jaten.

7. Ayah dan ibu yang memberikan dukungan baik berupa moral maupun materi.

8. Semua pihak-pihak yang telah ikut membantu.

Akhirnya penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini masih

jauh dari sempurna.Untuk itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan

saran yang membangun guna penyempurnaan tugas ini.Penulis tetap berharap

laporan tugas ini dapat memberikan manfaat bagi penulis sendiri khususnya serta

pembaca pada umumnya.

Surakarta, Mei 2011

Penulis

NY

Page 10: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user x

DARTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

PERSETUJUAN ...................................................................................................... iii

PENGESAHAN ....................................................................................................... iv

ABSTRAK ............................................................................................................... v

MOTTO ................................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN .................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix

DAFTAR ISI ............................................................................................................ x

DARTAR TABEL ................................................................................................... xiii

DARTAR GAMBAR .............................................................................................. xv

DARTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi

DARTAR FOTO ..................................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 5

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................. 7

A. KAJIAN TEORI ..................................................................................... 7

1. Hakikat KemampuanMengalikan Bilangan Pecahan .................... 7

a. Pengertian Kemampuan ............................................................ 7

b. Pengertian KemampuanMengalikan ......................................... 8

c. Kemampuan Mengalikan Bilangan Pecahan ........................... 9

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning metode Numbered

Heads Together (NHT) ........................................................................ 11

a. Pengertian Model Pembelajaran ................................................ 11

b. Macam macam Model Pembelajaran ..................................... 13

Page 11: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xi

c. Pengertian Model Pembelajaran Cooperative Learning ........... 14

d. Unsur-unsur Dasar Model Pembelajaran Kooperatif ............. 15

e. Sintak Model Pengajaran Kooperatif ....................................... 17

f. Macam-macam Teknik Pembelajaran Kooperatif ................... 18

g. Pengertian Numbered Heads Together(NHT) ............................ 18

h. Langkah-langkah pembelajaran Numbered

Heads Together(NHT) ................................................................. 20

i. Pembelajaran Perkalian Pecahan di SD kelas V ..................... 24

B. Penelitian yang Relevan .......................................................................... 29

C. Kerangka Berpikir .................................................................................. 31

D. Hipotesis Penelitian ................................................................................. 33

BAB IIIMETODE PENELITIAN .......................................................................... 34

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .............................................................. 35

C. Subyek Penelitian .................................................................................... 35

D. Sumber Data ............................................................................................ 36

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 36

F. Validitas Data .......................................................................................... 38

G. Indikator Kinerja .................................................................................... 39

H. Analisis Data ............................................................................................ 40

I. Prosedur Penelitian ................................................................................. 40

a. Rancangan Siklus I ...................................................................... 41

b. Rancangan Siklus II .................................................................... 43

c. Tes Akhir ...................................................................................... 45

BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 46

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................... 46

B. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................... 46

Page 12: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xii

C. Deskripsi Hasil Siklus I .......................................................................... 48

a. Tahap Perencanaan Tindakan .................................................. 49

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ................................................... 50

c. Tahap Observasi ......................................................................... 51

d. Tahap Refleksi ............................................................................. 61

D. Deskripsi Hasil Siklus II ......................................................................... 64

a. Tahap Perencanaan Tindakan .................................................. 65

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan ................................................... 65

c. Tahap Observasi ......................................................................... 67

d. Tahap Refleksi ............................................................................. 75

E. Tahap Tes Akhir ...................................................................................... 78

F. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................. 80

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................................. 86

A. Simpulan ................................................................................................... 86

B. Implikasi ................................................................................................... 86

C. Saran ......................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 90

LAMPIRAN ............................................................................................................. 92

Page 13: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiii

DARTAR TABEL

Tabel 1 sintak pengajaran kooperatif menurut Agus Suprijono ....................... 17

Tabel 2. Jadwal penyusunan skripsi ................................................................. 34

Tabel 3. Daftar nilai kemampuan mengalikan bilangan peserta didik

kelas V pada kondisi awal ................................................................................ 47

Tabel 4. Kemampuan mengalikan bilangan peserta didik kelas

V pada kondisi awal ......................................................................................... 53

Tabel 5. Rekapitulasi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 54

Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 53

Tabel 7. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I ...................... 56

Tabel 8. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I ........... 56

Tabel 9. Rekapitulasi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 59

Tabel 10. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 59

Tabel 11. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II ................... 61

Tabel 12. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II ....... 61

Tabel 13. Rekapitulasi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 69

Tabel 14.Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 70

Tabel 15. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan I ................... 71

Tabel 16. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan I ....... 72

Tabel 17. Rekapitulasi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 74

Tabel 18. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 75

Tabel 19. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan II .................. 76

Page 14: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xiv

Tabel 20. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan II ...... 77

Tabel 21. Rekapitulasi daftar nilai tes akhir..................................................... 79

Tabel 22. Distribusi frekuensi daftar nilai tes akhir ......................................... 79

Tabel 23. Rekapitulasi daftar nilai mengalikan bilangan pecahan ................... 81

Tabel 24. Rekapitulasi skor aktifitas peserdik ................................................. 81

Tabel 25. Rekapitulasi skor kinerja guru ......................................................... 83

Page 15: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xv

DARTAR GAMBAR

Gambar 1.Perkalian bilangan bulat dalam Robert.E.Reys .............................. 8

Gambar 2. Contoh pecahan ............................................................................. 10

Gambar 3. Perkalian bilangan pecahan ........................................................... 25

Gambar 4. Gambar bilangan pecahan ........................................................... 26

Gambar 5. Gambar bilangan pecahan ........................................................... 26

Gambar 6. Gambar bilangan pecahan dan .................................................. 26

Gambar 7. Gambar bilangan pecahan dan pada tahap penyatuan ............. 27

Gambar 8. Perkalian bilangan pecahan dengan kertas berpetak ..................... 27

Gambar 9. Analisa perkalian dengan petak ..................................................... 28

Gambar 10. Kerangka berpikir ........................................................................ 33

Gambar 11. Grafik kemampuan mengalikan bilangan pecahanpeserta didik

kelas V pada kondisi awal ................................................................................ 48

Gambar 12. Grafik nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 55

Gambar 13. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I .......................... 56

Gambar 14. Grafik nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 60

Gambar 15. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II ......................... 62

Gambar 16. Grafik nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 70

Gambar 17. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I .......................... 72

Gambar 18. Grafik nilai pengamatan aspekkeretampilan sosial,

perilaku berkarakter dan psikomotor ............................................................... 75

Gambar 19. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I .......................... 77

Gambar 20. Grafik daftar nilai post tes ............................................................ 80

Gambar 21. Grafik daftar nilai mengalikan bilangan pecahan ........................ 81

Gambar 22. Grafik skor aktifitas siswa ........................................................... 82

Gambar 23 grafik skor kinerja guru ................................................................ 84

Page 16: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvi

DARTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus .......................................................................................... 92

Lampiran 2 RPP ............................................................................................... 94

Lampiran 3 Daftar Nama Peserdik Kelas V SD Negeri 01 Jaten

Tahun Ajaran 2010/2011 ................................................................................. 136

Lampiran 4 Daftar Nilai Kemampuan Perkalian Sebelum Penelitian ............ 137

Lampiran 5 Daftar Nilai Kemampuan Kognitif .............................................. 138

Lampiran 6 Daftar Pengamatan Aspek Psikomotor ........................................ 141

Lampiran 7Daftar Pengamatan Perilaku Berkarakter ..................................... 146

Lampiran 8Daftar Pengamatan Keterampilan Sosial ...................................... 152

Lampiran 9Lembar Observasi Kinerja Guru ................................................... 158

Lampiran 10Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Peserta Didik

Kelas V Pokok Bahasan Perkalian Bilangan Pecahan .................................... 162

Lampiran 11Wawancara Untuk Guru Sebelum Menggunakan Pembelajaran

KooperatifTeknik NHT ................................................................................... 170

Lampiran 12 Post Test .................................................................................... 172

Lampiran 13 Dokumentasi Penelitian ............................................................. 174

Page 17: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user xvii

DARTAR FOTO

1. Rabu, 2 Maret 2011 Siswa sedang Melakukan Pengerjaan Soal

Kelompok ............................................................................................. 174

2. Senin, 1 Maret 2011 Guru sedang Memberikan Arahan...................... 174

3. Senin, 1 Maret 2011 Suasana Kelas Saat Kegiatan Belajar Mengajar

Berlangsung ......................................................................................... 175

4. Senin, 1 Maret 2011 Suasana Belajar Bersama dalam Salah satu

Kelompok ............................................................................................. 175

5. Rabu, 2 Maret 2011 Siswa Mengerjakan Soal Latihan ....................... 176

6. Rabu, 9 Maret 2011 Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi ...................... 176

7. Rabu, 9 Maret 2011 Pemantauan dari Kepala sekolah ........................ 177

8. Rabu, 9 Maret 2011 Kepala Sekolah sedang Memantau Siswa .......... 177

9. Selasa, 1 Maret 2011 Arahan pada Siswa ............................................ 178

10. Rabu, 9 Maret 2011 Guru Menjelaskan Materi ................................... 178

11. Selasa, 1 Maret 2011 Guru dan Siswa Melakukan Latihan Bersama .. 179

12. Selasa, 1 Maret 2011 Siswa Mempresentasikan Soal .......................... 179

13. Selasa, 1 Maret 2011 Pembagian Soal pada Siswa .............................. 180

14. Selasa, 1 Maret 2011 Penunjukan Kelompok ...................................... 180

15. Rabu, 9 Maret 2011 Pengerjaan Lembar Kerja .................................... 181

16. Selasa, 1 Maret 2011 Pembentukan Kelompok ................................... 181

17. Selasa, 1 Maret 2011 Kerjasama Antarsiswa ....................................... 182

Page 18: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi

modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu dan

memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di

masa depan diperlukan penguasaan matematika sejak dini. Oleh karena itu, mata

pelajaran matematika merupakan mata pelajaran yang diberikan pada setiap

jenjang pendidikan dari mulai pendidikan dasar.

Mathematics is a tool (Robert.E.Reys, 1998:2). Matematika merupakan

sebuah alat yang digunakan untuk dapat mempelajari berbagai disiplin ilmu yang

lain. Sebagai contoh dasar dari ilmu alam dan pengembangan teknologi saat ini

adalah matematika.

Kenyataannya matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang

susah untuk dimengerti. Indikasinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang

kurang memuaskan. Selama ini umumnya siswa hanya bermodal menghafal

rumus untuk menyelesaikan soal-soal matematika. Hal tersebut dikarenakan

matematika bersifat abstrak dan membutuhkan pemahaman konsep-konsep.

Mathematics is a study of patterns and relationship (Robert.E.Reys,

1998:2) dijelaskan bahwa matematika mempelajari tentang pola-pola dan

hubungan yang erat antar konsep yang satu dan konsep yang lain. Sebagai contoh

(3 + 2 = 5) maka (5 2 = 3). Contoh di atas merupakan pola dalam matematika

yang saling berhubungan.

Daftar nilai dari guru wali kelas lima tentang perkalian bilangan bulat

menunjukkan bahwa: Dari 31 siswa kelas 5 SD Negeri 01 Jaten terdapat 3 anak

yang mendapat nilai 100. Sebanyak 3 anak mendapat nilai 80. Sebanyak 2 anak

mendapat nilai 70. Sebanyak 4 anak mendapat nilai 60. Dan sisanya mendapat

nilai kurang dari 60. Jika dihitung rata-rata dari hasil nilai tersebut, rata-rata hasil

Page 19: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

nilai perkalian bilangan bulat hanya mencapai 55,8. Angka tersebut masih jauh

dari angka ketuntasan minimal yaitu 60,0.

Nilai-nilai di atas sungguh sangat ironis. Saat sebagian anak mendapat

nilai yang baik dengan sebaran yang merata, masih mendapatkan rata-rata yang

masih dibawah batas tuntas. Oleh karena itu, dilakukan pengamatan pembelajaran

matematika pada siswa kelas 5 SD Negeri 01 Jaten tahun ajaran 2010 / 2011.

Matematika mengenal empat pola operasi hitung dasar, yaitu penjumlahan,

pengurangan, perkalian, dan pembagian. Dari keempat pola operasi hitung itu

terdapat hubungan pengembangan dan balikan. Perkalian adalah pengembangan

dari penjumlahan, dan pembagian adalah pengembangan dari pengurangan. Pola

perkalian merupakan kebalikan dari pembangian dan pengurangan merupakan

kebalikan dari penjumlahan. Jika salah satu operasi hitung bilangan tidak dikuasai

siswa, akan mengalami kesulitan pada tingkat yang lebih lanjut. Pada tingkat yang

lebih lanjut operasi hitung bilangan akan lebih kompleks. Penting bagi siswa

untuk dapat menguasai keempat operasi hitung dasar matematika.

Hasil pengamatan menunjukkan bahwa keadaan belajar siswa kelas 5 SD

Negeri 01 Jaten dapat dikatakan kurang baik. Hal tersebut tercermin dari

rendahnya kualitas pembelajaran matematika di kelas V SD Negeri 01 Jaten.

Adapun faktor penyebabnya antara lain: (1) situasi belajar yang kurang kondusif

yaitu siswa sering ramai sendiri dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Hal

seperti ini terjadi karena mobilitas guru yang kurang guru cenderung hanya berada

di depan kelas saja sehingga siswa yang duduk di belakang kurang mendapat

perhatian; (2) guru cenderung menyampaikan pembelajaran perkalian dengan

ceramah dan tugas saja, sehingga interaksi antara guru dengan siswa menjadi pasif

dan menyebabkan siswa menjadi cepat bosan; (3) minat siswa yang kurang dalam

mengikuti pembelajaran perkalian, hal ini terungkap dengan jelas karena ada

siswa sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru ada sebagian

siswa yang bicara dengan teman sebangku, bercanda dengan teman,

menelungkupkan kepala di atas meja, atau bertopang dagu; (4) guru kesulitan

dalam menemukan teknik yang tepat untuk mengajarkan materi perkalian,

Page 20: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sehingga pembelajaran perkalian yang diajarkan saat ini kurang optimal; (5) guru

kurang termotivasi untuk menggunakan media pembelajaran yang bervariasi.

Kelima hasil pengamatan di atas dapat dapat dianalisis bahwa faktor utama

yang mengakibatkan kelemahan kemampuan perkalian pada kejenuhan siswa atas

model dan media yang pakai saat guru mengajar. Guru kurang dalam

menggunakan model dan media yang menyenangkan bagi siswa. Sebagai

akibatnya siswa akan merasa jenuh dan akan berujung pada ketidak mauan siswa

untuk mempelajari materi pelajaran. Hasil akhirnya adalah kemempuan siswa

menjadi rendah.

Media yang digunakan dalam mengajarkan materi perkalian dapat

beragam. Baik yang bersifat kongkrit maupun abstrak. Untuk siswa kelas 5 akan

lebih layak dengan media yang tergolong abstrak. Dalam tahap perkembangan

siswa kelas 5 seharusnya sudah dapat menggunakan imajinasinya dengan baik.

Adapun dengan menggunakan model pembelajaran yang menyenangkan dan

menuntut partisipasi aktif siswa juga dapat dilaksanakan. Ada banyak model

pembelajaran yang dapat dipilih. Baik cooperative learning, contekstual learning,

ataupun yang lain. Setiap model pembelajaran mempunyai karakteristik dan

kegiatan masing-masing. Guru dapat menyesuaikan model pembelajaran yang

dipakai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa juga dengan kemampuan guru.

Salah satu materi yang menyangkut perkalian yang ada pada kelas 5

semester genap adalah perkalian bilangan bilangan pecahan. Bilangan Pecahan

adalah a a sedemikian sehingga a.

1/a = 1 (Yusuf Yahya, 1990:27). Bilangan pecahan tersusun atas bilangan bulat,

maka perhitungan perkalian bilangan bilangan pecahan dapat dikatakan sama

dengan perhitungan perkalian bilangan bulat.

Mengingat dalam sebaran nilai masih terdapat delapan anak yang

mendapat nilai lebih dari 65. Dapat diambil jalan untuk dapat meningkatkan rata-

rata nilai kelas dapat dilakukan dengan jalan diskusi kelompok heterogen. Salah

satu pendekatan yang menggunakan media diskusi kelompok heterogen adalah

model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) teknik Numbered Heads

Together (NHT). Menurut Trianto (2007:62) Numbered Heads Together (NHT)

Page 21: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

dikembangkan pertama kali oleh Spenser Kagen untuk lebih banyak melibatkan

siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahaman mereka terhadap isi pelajarn tersebut.

Salah satu tahap dalam teknik Numbered Heads Together (NHT) adalah

guru mengajukan pertanyaan secara acak sesuai dengan nomor yang dipakai oleh

masing-masing anggota kelompok. Dengan cara ini tanggung jawab dari tiap-tiap

anggota kelompok adalah sama. Sehingga dapat memupuk rasa ingin belajar.

Kelebihan teknik Numbered Heads Together (NHT) antara lain: (1) Semua

peserta didik aktif memikirkan jawaban, (2) Peserta didik mendapat pengetahuan

dari pikiran temannya, (3) Peserta didik bekerja sama secara kooperatif

Konsidi ini, siswa belajar materi perkalian bilangan pecahan dengan teknik

Numbered Heads Together (NHT). Dengan penunjukan acak tersebut diharapkan

siswa dapat memupuk rasa ingin belajar terhadap materi perkalian bilangan

pecahan. Hal itulah yang dimanfaatkan untuk dapat meningkatkan kemampuan

berhitung perkalian siswa kelas 5 SD Negari 01 Jaten.

Terjadinya perluasan masalah yang diteliti, perlu diketahui dalam penelitian

ini diterapkan batasan masalah sebagai berikut: (1) Kemampuan perkalian dalam hal

ini dibatasi pada kemampuan mengalikan bilangan bilangan pecahan. (2) Model

pembelajaran yang digunakan untuk mengajarkan konsep perkalian adalah

pembe;ajaran kooperatif (Cooperative Learning) Teknik NHT (Numbered Heads

Together).

Berdasarkan paparan masalah di atas, dapat ditarik untuk meneliti dengan

Peningkatan Kemampuan Mengalikan Bilangan Pecahan Melalui

Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Teknik NHT (Numbered Heads

Together) Pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jaten, Jaten, Karanganyar Tahun

Ajaran 2010 / 2011

Page 22: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

B. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang di atas, maka rumusan permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

pakah penerapan model pembelajaran Cooperative Learning Teknik

NHT (Numbered Heads Together) dapat meningkatan kemampuan mengalikan

bilangan pecahan pada Siswa Kelas V SD Negeri 01 Jaten, Jaten, Karanganyar

Tahun Ajaran 2010 / 2011

C. Tujuan Penelitian

Dilihat dari rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah:

Untuk meningkatkan kemampuan mengalikan bilangan pecahan dengan

penerapan model pembelajaran pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning)

teknik NHT (Numbered Heads Together pada siswa kelas 5 SD Negeri 01

Jaten, Jaten, Karanganyar tahum ajaran 2010 / 2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Manfaat secara teoritis dari hasil penelitian ini adalah agar penelitian ini

dapat memperkaya khasanah keilmuan, khususnya dalam hal pembelajaran

Matematika di sekolah dasar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa.

1) Meningkatkan kemampuan mengalikan bilangan pecahan.

2) Mengembangkan keterampilan sosial siswa.

3) Mengembangkan karakter siswa.

Page 23: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

4) Mengembangkan kemampuan psikomotor siswa dalam belajar

menggunakan pembelajaran kooperatif teknik Numbered Heads

Together (NHT)

b. Bagi Guru

1) Melatih guru dalam menggunakan pembelajaran kooperatif

teknik Numbered Heads Together (NHT).

2) Melatih guru mempersiapkan perangkat pembelajaran sebelum

pembelajaran dilaksanakan.

c. Bagi Sekolah

1) Menumbuhkan budaya meneliti di SD Negeri 01 Jaten yang

dilakukan oleh siapapun.

2) Mendapatkan sumbangan yang positif khususnya dalam

pembelajaran perkalian bilangan pecahan mata pelajaran

matematika.

Page 24: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Hakikat Kemampuan Mengalikan Bilangan Pecahan

a. Pengertian Kemampuan

Desmita (2006:257) ability (kemampuan, kecakapan) merupakan suatu

istilah umum yang berkenaan dengan potensi untuk menguasai suatu

keterampilan. Seseorang dapat dikatakan mampu apabila ia bisa melakukan

sesuatu keterampilan tertentu pada bidangnya.

Menurut Chaplin dalam . (http://digib.petra.ac.id).

kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga (daya kekuatan)

. merupakan kesanggupan

bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktik

Lebih lanjut dipaparkan bahwa kemampuan (ability) adalah kesanggupan

atau kecakapan seseorang dalam menguasai suatu keahlian yang merupakan

bawaan sejak lahir atau merupakan hasil latihan atau praktik dan digunakan untuk

mengerjakan sesuatu yang ditunjukkan melalui tindakannya.

Robbins dalam (http://digib.petra.ac.id), menyatakan bahwa kemampuan

terdiri dari dua faktor, yaitu 1) Kemampuan intelektual (intelectual ability),

merupakan kemampuan melakukan aktivitas secara mental, 2) Kemampuan fisik

(physical intellectual), merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan

stamina, kekuatan, dan karakteristik fisik.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa

kemampuan adalah keahlian dalam bidang tertentu yang dimiliki seseorang. Baik

berupa keahlian yang bersifat intelektual maupun yang bersifat fisik. Namun

dalam penelitian ini hanya dibatasi dalan keahlian yang bersifat intelektual.

Page 25: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

b. Pengertian Kemampuan Mengalikan

Operasi hitung dalam matematika ada empat yaitu: Penjumlahan,

Pengurangan, Perkalian, dan Pembagian. Mengalikan merupakan bentuk kata

-

bagai operasi hitung perkalian.

Perkalian adalah jika a dan b bilangan-bilangan cacah, maka a x b adalah

penjumlahan berulang yang mempunyai a suku dan tiap suku sama dengan b

(ST.Negoro dan B.Harahap, 1998:275). Dari penjelasan tersebut dapat dipelajari

bahwa perkalian merupakan penjumlahan berulang yang terdiri dari suku-suku

yang dikalikan. Sebagai contoh 3 x 5 = 5 + 5 + 5

Menurut Akbar Sutawidjaja (1993:259) perkalian adalah penambahan

bilangan yang sama berulang kali. Sebagai contoh adalah perkalian antara dua

bilangan cacah yaitu 3 x 5 itu sama halnya dengan 5 + 5 + 5. Dari pendapat yang

dikemukakan oleh dua ahli di atas maka terdapat persamaan yaitu perkalian

adalah penjumlahan berulang.

Quintero dalam Robert.E.Reys, (1998:149) menyatakan bahwa

multiplication is considered in terms of Cartesian product. Yang artinya adalah

perkalian dianggap dalam hal produk Cartesius. Dalam hal ini bahwa perkalian

dianggap sebagai banyaknya sesuatu yang dijumlahkan. Sebagai contoh adalah

perkalian antara 2 x 3. Menurut pendapat ini maka perkalian tersebut dapat

disajikan sebagai:

Gambar 1. Perkalian bilangan bulat dalam Robert.E.Reys

Pendapat lain yang menelaah tentang definisi perkalian adalah dari

http://www. encyclopedia. com/topic/multiplication. aspx#2 sebagai berikut

Multiplication by a whole number can be interpreted as successive

addition. For example, a number N multiplied by 3 is N+ N + N. In

general, multiplying positive numbers N and M gives the area of the

3

2

Page 26: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

rectangle with sides N and M. The result of a multiplication is known as

the product. Numbers that give a product when multiplied together are

called factors of that product.

Perkalian oleh seluruh nomor dapat diartikan sebagai penambahan

berturut-turut. Sebagai contoh, nomor N dikalikan dengan 3 adalah N + N + N.

Pada umumnya, mengalikan positif angka N dan M memberikan luas persegi

panjang dengan sisi N dan M. Hasil dari perkalian ini dikenal sebagai produk.

Angka yang memberikan produk ketika dikalikan bersama-sama disebut faktor

produk tersebut.

Berdasarkan pandapat ahli di atas, dapat ditarik simpulan bahwa

mengalikan adalah menjumlahan berulang yang melibatkan unsur-unsur yang ada

didalamnya. Unsur ini adalah bilangan, jadi secara gamblangnya mengalikan

adalah menjumlahan bilangan secara berulang.

Bertolak dari pengertian kemampuan adalah keahlian dalam bidang

tertentu yang dimiliki seseorang. Mengalikan adalah menjumlahan bilangan

secara berulang. Maka kemampuan mengalikan adalah keahlian seseorang untuk

dapat melakukan penjumlahan bilangan secara berulang.

c. Kemampuan Mengalikan Bilangan Pecahan

ST. Negoro (1998:260) menyatakan bahwa

Pecahan adalah bilangan yang menggambarkan bagian dari suatu

keseluruhan, bagian dari suatu daerah, atau bagian dari suatu

himpunan. Apabila daerah lingkaran A dibagi menjadi 8 bagian

yang sama maka setiap bagian adalah seperdelapan dari seluruh

daerah. Lebih lanjutnya bahwa jika membagi bilangan cacah

dengan bilangan asli maka bagian tersebut disebut suatu bilangan

pecahan.

Pendapat tersebut menerangkan bahwa suatu bilangan pecahan terjadi

akibat pembagian suatu bilangan cacah dengan bilangan asli. Bilangan pecahan ini

juga dapat disajikan dalam bentuk yang bermacam-macam. Namun hanya

beberapa yang dipelajari dalam tingkat pendidikan dasar.

Page 27: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Gambar 2. Contoh pecahan

Setiap bagian merupakan seperdelapan dari keseluruhan (gambar 2).

Maka dapat dituliskan sebagai . 1 sebagai bilangan cacah dan 8 sebagai bilangan

asli

Cholid (1999:148) yang menyatakan bahwa pecahan adalah

bentuk penulisan disebut pecahan dengan a dan b bilangan cacah dan b .

Dalam hal ini a disebut pembilang dan b disebut penyebut. Jika pendapat itu

ditelaah lebih dalam maka a adalah bilangan cacah dan b adalah bilangan cacah

selain 0. Bilangan cacah selain 0 disebut bilangan asli. Sama halnya dengan

menyebut bahwa bilangan pecahan berasal dari pembagian bilangan cacah oleh

bilangan asli.

Pendapat ini menelaah bahwa bilangan pecahan berbentuk maka

bilangan pecahan dapat dicontohkan dengan 1 dan 8 adalah bilangan cacah dan

. Bilangan pecahan memang suatu bilangan dengan penyebut yang tidak

mungkin 0. Jika bilangan pecahan dengan penyebut 0 ada maka hasilnya adalah

. Infinitive dapat diartikan sebagai bilangan yang nilainya tidak dapat

didefinisikan.

Pecahan juga dapat bilangan bulat, maka terdapat

bilangan , sedemikian sehingga a x adalah 1 (Yusuf Yahya, 1990:27). Dari

pengertian itu maka dapat ditelaah jika pecahan merupakan bagian dari bilangan

bulat yang jika dikalikan dengan kebalikannya adkan mendapatkan nilai 1.

Sebagai contoh: 5 x = 1 contoh lain adalah x = 1

Page 28: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat ditarik simpulan

bahwa bilangan pecahan adalah suatu bentuk pembagian bilangan cacah dengan

bilangan asli.

Berpijak dari pengertian kemampuan mengalikan adalah keahlian

seseorang untuk dapat melakukan penjumlahan angka secara berulang. Bilangan

pecahan adalah suatu bentuk pembagian bilangan cacah dengan bilangan asli.

Maka dapat ditarik simpulan bahwa kemampuan mengalikan bilangan pecahan

adalah keahlian seseorang untuk dapat menjumlahkan bilangan yang terdiri dari

pembagian bilangan cacah oleh bilangan asli secara berulang.

2. Model Pembelajaran Cooperative Learning teknik Numbered Heads

Together (NHT)

a. Pengertian Model Pembelajaran

Pembelajaran sehari-hari dilakukan oleh seorang guru. Dalam melakukan

tugas kesehariannya, seorang guru dituntut untuk dapat bekerja secara profesional.

Salah satu indikator keprofesionalitasan guru adalah mengajar secara

menyenangkan bagi siswanya. Pembelajaran secara menyenangkan dapat

dilakukan dengan menggunakan media yang tepat ataupun dengan menggunakan

model pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

Joyce, et.al. dalam Trianto (2007:2) menyatakan bahwa

A model of teaching is a plan or pattern that we can use to design

face-to-face teaching in classrooms or tutorial settings and to

shape instructional materials including books, films, tapes, computer mediated programs and curriculum (longterm courses of

study). Each of model guides us as we design instruction to help

students achieve various obyectives.

Artinya model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang

dapat kita gunakan untuk mendesain pola-pola mengajar secara tatap muka di

dalam kelas atau mengatur tutorial untuk menentukan materi / perangkat

pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film-film, program-program

Page 29: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

media komputer dan kurikulum (sebagai kursus untuk belajar). Setiap model

mengarahkan kita untuk mendesain pembelajaran yang dapat membantu siswa

untuk mencapai berbagai tujuan.

The term model

refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax,

yang dapat diartikan bahwa istilah model

pembelajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk

tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya.

Model pembelajaran atau dikenal juga dengan model mengajar

merupakan suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk

kurikulum, merancang bahan-bahan pengajaran, dan membimbing pengajaran di

kelas atau yang lain (Mulyani Sumantri, 2001:37). Dalam model pembelajaran

dapat dikatakan sebagai rencana dan pola pembelajaran yang sudah terprogram

untuk mengajarkan kepada siswa materi pelajaran. Kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar (Trianto, 2007:3)

Winataputra dalam Sugianto (2010:3) model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para

pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dalam

tingkatan operasional model pembelajaran dan strategi pembelajaran sering

dipertukarkan.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran adalah suatu rangka rencana dan pola (konseptual) yang

digunakan membentuk suatu tatanan atau pola pengajaran. Termasuk di dalamnya

materi dan media, berdasarkan suatu pendekatan tertentu untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

Page 30: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

b. Macam-macam Model Pembelajaran

Model pembelajaran dalam perkembengannya terbagi menjadi beberapa

pendekatan atau pola. Dari beberapa model pembelajaran yang sudah diakui oleh

para perancang pembelajaran setidaknya memiliki kriteria yaitu: 1) tujuan

pembelajaran yang ingin dicapai, 2) sifat bahan atau materi ajar, 3) kondisi siswa,

4) ketersediaan sarana dan prasarana belajar (Sugiyanto, 2010:3).

Depdiknas dalam Sugiyanto (2010:4) menyebutkan ada 8 prinsip dalam

memilih strategi pembelajaran yaitu: 1) Berorientasi pada tujuan, 2) Mendorong

aktifitas siswa, 3) Memperhatikan aspek individual siswa, 4) Mendorong proses

interaksi, 5) Menantang siswa untuk berpikir, 6) Menimbulkan inspirasi siswa

untuk berbuat dan menguji, 7) Menimbulkan proses belajar yang menyenangkan,

8) Mampu memotivasi siswa belajar lebih lanjut.

Sugiyanto (2010:4) membagi model pembelajaran menjadi lima yaitu:

model pembelajaran konstekstual, model pembelajaran kooperatif, model

pembelajaran kuantum, model pembelajaran terpadu, dan pembelajaran berbasis

masalah.

Triyanto (2007:11) membagi ada empat model pembelajaran. Pembagian

model itu didasarkan pada karakteristik lingkungannya. Empat model

pembelajaran tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Pengajaran Langsung, yang mempunyai karakteristik lingkungan

terstruktur secara ketat dan lingkungan berpusat pada guru, 2)

Pembelajaran Kooperatif, mempunyai karakteristik Fleksibel, demokratik

dan lingkungan berpusat pada guru, 3) Pengajaran Berdasarkan Masalah,

dalam pembelajaran model ini Fleksibel dan lingkungan berpusat pada

inkuiri menjadi karakteristik lingkungannya, 4) Strategi-Strategi Belajar,

dalam hal ini mempunyai karakteristik lingkungan yang reflekstif dan

menekankan pada belajar bagaimana belajar.

Sangat jelas dari paparan beberapa pendapat ahli di atas, salah satu model

pembelajaran yang ada adalah pambelajaran kooperatif (cooperative learning)

Page 31: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

c. Model Pembelajaran Cooperative Learning

Model Cooperative Learning atau yang biasa disebut model

pembelajaran kooperatif merupakan revolusi dalam pengajaran di kelas.

Pembelajaran kooperatif sebagai pembelajaran gotong royong menggunakan

falsafah . Falsafah ini

menekankan pada pemahaman bahwa manusia adalah mahluk sosial. Sebagai

mahluk sosial manusia harus bekerja sama, karena manusia tidak dapat hidup

sendiri tanpa orang lain. Begitu juga dengan kegiatan belajar, setiap siswa tidak

dapat melakukan kegiatan belajar tanpa adanya kerja sama dengan siswa yang

lain.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Sugiyanto, 2010:37). Dapat dikatakan bahwa pada pembelajaran

kooperatif ini yang ditekankan adalah kerjasama antar anggota dalam kelompok.

Pembelajaran kooperatif ini setiap anggota kelompok mendapatkan tugas

masing-masing yang harus dilaksanakan guna mencapai satu tujuan. Sementara

dalam pembelajaran kooperatif ini hanya mengenal satu tujuan. Sehingga mereka

bekerja sama dalam mencapai satu tujuan tertentu yang disebut tujuan

pembelajaran.

Dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-

kelompok kecil yang terdiri dari 4 6 orang yang sederajat tetapi heterogen,

kemampuan, jenis kelamin, suku / ras dan satu sama lain saling membutuhkan

(Trianto, 2007:41). Tujuan dibentuknya kelompok adalah untuk memberikan

kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses

berpikir dan kegiatan belajar. Dari pendapat ini ditunjakkan bahwa pembelajaran

kooperatif dapat menjadi jembatan agar dapat mejadikan pembelajaran mengenai

sasaran dengan cara melibatkan semua anggota yang ada dalam kelompok

tersebut.

Page 32: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Cooperative learning merupakan suatu model pembelajaran dengan

menggunakan kelompok kecil, bekerja sama. Keberhasilan dari model ini sangat

tergantung pada kemampuan aktifitas anggota kelompok, baik secara individual

maupun dalam bentuk kelompok (Buchari Alma, 2009:81). Disini anggota

kelompok tidak hanya berkumpul. Melainkan ditonjolkan sisi kerjasamanya.

Itulah yang membedakan antara pembelajaran kooperatif dan belajar bersama.

Slavin (2005:40) pembelajaran kooperatif dapat memicu munculnya

melakukan semua atau sebagian besar dari seluruh pekerjaannya (dan

pembelajaran) sementara yang lainnya tinggal mengendarainya. Teori inilah yang

mendasari terciptanya pembelajaran kooperatif teknik numbered heads together

(NHT).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model belajar

kelompok yang mementingkan kerjasama antar anggota kelompok dalam

mencapai tujuan pembelajaran.

d. Unsur-unsur Dasar Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Ada berbagai elemen yang merupakan

ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif. Tidak semua belajar kelompok

dapat dikatakan sebagai pembelajaran kooperatif. Untuk mencapai hasil

maksimal, lima unsur dalam pembelajaran kooperatif harus diterapkan.

Menurut Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono (2009:58) lima

unsur tersebut adalah:

a) Positive interdependence (saling ketergantungan positif)

b) Personal Responsibility (tanggung jawab perseorangan)

c) Face to face promotive interaction (interaksi promotif)

d) Inter personal skill (komunikasi antar anggota)

e) Group processing (pemrosesan kelompok)

Page 33: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Unsur pertama pengajaran kooperatif adalah saling ketergantungan

positif. Dalam unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif ada

dua pertanggungjawaban kelompok. Pertanggungjawaban itu meliputi

pertanggungjawaban mempelajari bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan

menjamin semua anggota kelompok secara individu mempelajari bahan yang

Unsur kedua dari pengajaran kooperatif adalah pertanggungjawaban

individual. Pertanggungjawaban ini muncul jika dilakukan pengukuran terhadap

keberhasilan kelompok. Tanggung jawab perseorangan adalah kunci yang

.

Unsur ketiga dari pengajaran kooperataif adalah interaksi promotif.

Unsur ini dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Agus Suprijono

(2009:60) menyebutkan ciri-ciri interaksi promotif adalah:

a) Saling membantu secara efektif dan efisien.

b) Saling member informasi dan sarana yang diperlukan.

c) Memproses informasi bersama secara lebih efektif dan efisien.

d) Saling mengingatkan.

e) Saling membantu dalam merumuskan dan mengembangkan

argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan terhadap

masalah yang dihadapi.

f) Saling percaya.

g) Saling memotivasi untuk memperoleh keberhasilan bersama.

Unsur keempat dari pengajaran kooperatif adalah keterampilan sosial.

Untuk mencapai tujuan peserta didik harus saling mengenal, mampu

berkomunikasi secara akurat, saling mendukung, dan mampu menyelesaikan

konflik secara konstruktif.

Unsur kelima adalah pemrosesan kelompok. Melalui pemrosesan

kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau tahapan kegiatan kelompok dan

kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan pemrosesan kelompok adalah

Page 34: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

meningkatkan efektivitas anggota dalam memberikan kontribusi terhadap kegiatan

kolaboratif untuk mencapai tujuan kelompok.

e. Sintak Model Pembelajaran Kooperatif

Model pembelajaran kooperatif yang belum dilaksanakan secara optimal

akan menimbulkan kekhawatiran bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan

mengakibatkan kegaduhan di dalam kelas dan peserta didik tidak belajar jika

ditempatkan dalam kelompok. Supaya hal ini tidak terjadi, maka perlu dipahami

sintak model pengajaran kooperatif. Sintak model pengajaran koperatif terdiri dari

6 fase yang akan digambarkan dalam tabel dua berikut ini (Agus Suprijono,

2009:65):

Tabel 1 sintak pengajaran kooperatif menurut Agus Suprijono

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: Present goals and set

Menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik.

Menjelaskan tujuan

pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik

siap belajar.

Fase 2: Present information

Menyajikan informasi

Mempresentasikan informasi

kepada peserta didik secara

verbal.

Fase 3: Organize students into

learning teams

Mengorganisir peserta didik

kedalamtim-tim belajar.

Memberikan penjelasan

kepada peserta didik tentang

cara pembentukan tim belajar

dan membantu kelompok

melakukan transisi yang

efisien.

Fase 4: Asist team work and

study

Membantu kerja tim dan

belajar

Membantu tim-tim belajar

selama peserta didik

mengerjakan tugasnya.

Fase 5: Test on the materials

Mengevaluasi

Menguji pengetahuan peserta

didik mengenai berbagai

materi pembelajaran atau

kelompok-kelompok

mempresentasikan hasil

kerjanya.

Fase 6: Provide recognition

Memberikan pengakuan atau

penghargaan.

Mempersiapkan cara untuk

mengakui usaha dan prestasi

individu maupun kelompok. Sumber : Cooperative Learning teori dan aplikasi paikem hal 65

Page 35: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

f. Macam-macam Teknik Pembelajaran Kooperatif

Macam-macam teknik pembelajaran kooperatif menurut Anita Lie

(2008:54-71) adalah sebagai berikut:

a. Make a Match

b. Bertukar Pasangan

c. Think-Pair-Share

d. Berkirim Salam dan Soal

e. Numbered-Heads-Together

f. Kepala Bernomor struktur

g. Two Stay Two Stray

h. Keliling Kelompok

i. Kancing Gemerincing

j. Keliling Kelas

k. Inside-Outside Circle

l. Tari Bambu

m. Jigsaw

n. Cerita Berpasangan

Dari macam-macam teknik pembelajaran kooperatif itu, terpilihlah

teknik pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dengan tujuan untuk dapat

memaksimalkan aktifitas anggota kelompok dalam belajar. Dengan jalan

menyetarakan peserdik dalam proses pembelajaran.

g. Pengertian Numbered Heads Together (NHT)

Numbered Heads Together (NHT) atau lebih dikenal dengan sebutan

kepala bernomor merupakan teknik belajar yang dikembangkan oleh Spencer

Kagan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut, Trianto (2007:62). Teknik ini memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban

Page 36: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong peserta didik untuk

meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Buchari Alma (2009:90) menyatakan bahwa teknik pembelajaran kepala

bernomor, dalam hal ini kelompok terdiri atas 4 siswa, yang masing-masing diberi

nomor 1, 2, 3, 4, mereka diberi pertanyaan lalu dipikirkan bersama. Kemudian

guru memanggil nomor siswa, yang harus menyampaikan jawabannya. Dalam hal

ini yang dimaksud adalah guru memberikan soal sesuai dengan jumlah siswa dan

setiap siswa bertanggung jawab atas jawaban dari soal pada nomornya. Juga tiap

siswa bertanggung jawab atas keahlian anggota kelompok atas soal itu.

Dipaparkan dalam http://herdy07.wordpress.com/2009/04/22/model-

pembelajaran-nht-numbered-head-together, Herdian menyatakan bahwa

pembelajaran kooperatif teknik NHT merupakan salah satu teknik pembelajaran

kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk

mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik g

dapat untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok.

Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada peserta didik

untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat

dari permasalahan yang ada.

Hal itu dapat tercermin langsung pada salah satu langkah pembelajaran

NHT yaitu guru memanggil nomor tertentu secara acak. Yang berarti seluruh

siswa harus selalu siap dengan jawaban atas nomor soal yang telah dibagikannya.

Adapun setiap siswa juga harus dapat mendorong anggota kelompok yang lain

untuk dapat memahami atas soal yang ada pada nomor itu.

Menurut pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

kepala bernomor (Numbered Heads Together) adalah salah satu teknik pada

pembelajaran kooperatif yang khusus dirancang agar siswa dapat menelaah materi

yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahamannya terhadap

materi tersebut.

Page 37: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

h. Langkah-langkah pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

Menurut Anita Lie (2005:59), teknik Numbered Heads Together

memiliki beberapa tahapan yaitu:

1. Peserta didik dibagi dalam kelompok. Setiap peserta didik dalam

kelompok mendapat nomor

2. Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakanya

3. Kelompok memutuskan jawaban yang paling benar dan memastikan

setiuap anggota menetahui jawaban ini

4. Guru memanggil salah satu nomor peserta didik. Peserta didik dengan

nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerja sama mereka.

Pelaksanaan Teknik Numbered Heads Together ini, setiap peserta didik

dalam kelompok memiliki satu nomor dan peserta didik itu juga mengetahui

bahwa hanya seorang peserta didik yang akan dipanggil pada setiap saat untuk

mewakili kelompoknya. Kesempatan diskusi dan berbagi ide tersebut merupakan

upaya untuk memperoleh berbagai informasi sehingga setiap orang mengetahui

jawabanya. Prosedur ini menjadikan setiap peserta didikakan menerima sebuah

solusi dari permasalahan yang diberikan tanpa memandang nomor mana yang

dipanggil.

Kagan dalam http://iqbalali.com/2010/01/03/nht-numbered-head-

together/ menyatakan bahwa model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung

melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta

berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam

pembelajaran. Lalu seperti apa langkah-langkah dalam menerapkan NHT?

Langkah NHT dijelaskan sebagai berikut:

1. Penomoran

Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru

membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan

tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa

Page 38: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa

di dalam kelompok.

2. Pengajuan Pertanyaan

Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan

pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari

materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam membuat

pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat

umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.

3. Berpikir Bersama

Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir

bersama untuk menemukan jawaban dan menjelaskan jawaban kepada

anggota dalam timnya sehingga semua anggota mengetahui jawaban dari

masing-masing pertanyaan.

4. Pemberian Jawaban

Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa

dari tiap kelompok yang bernomor sama mengangkat tangan dan

menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru secara random

memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya

siswa yang nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat

tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan. Kelompok lain yang

bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.

Agus Suprijono (2009:92) mengatakan bahwa penerapan teknik NHT

dalam pelaksanaanya memiliki beberapa langkah. Pembelajaran dengan

menggunakan teknik NHT diawali dengan numbering atau penomoran. Guru

membagai kelas dalam kelompok-kelompok kecil, penentuan jumlah

kelompoknya mempertimbangkan jumlah konsep yang akan dipelajari. Guru

membagi pertanyaan kepada masing-masing siswa.

Selanjutnya, setelah kelompok terbentuk yaitu heads together, yakni

menyatukan pikiran guna menjawab pertanyaan yang ada. Langkah keempat guru

memanggil nomor peserta didik untuk memberikan jawaban dari pertanyaan yang

Page 39: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

ada, hal ini dilakukan terus-menerus hingga setiap nomor dalam kelompok

mendapatkan giliran untuk memaparkan jawaban.

Berdasarkan jawaban-jawaban itu guru dapat mengembangkan diskusi

lebih mendalam, sehingga peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan itu

sebagai pengetahuan yang utuh

Trianto (2007:63) pelaksanaan Numbered Heads Togethers terdiri atas 4

tahap (fase). Empat tahap tersebut adalah penomoran, mengajukan pertanyaan,

berpikir bersama, menjawab. Penjelasan dari tahap tahap itu sebagai berikut:

1. Fase pertama, penomoran

Guru membagi kelompok yang terdiri atas 3 5 orang secara heterogen

dan member nomor 1 5.

2. Fase kedua, mengajukan pertanyaan

Guru membagikan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bersifat

spesifik. Dan dapat bervariasi

3. Fase ketiga, berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya dan menjawab pertanyaan itu sebenar-

benarnya serta memastikan setiap anggota kelompok mengetahui jawaban

kelompoknya

4. Fase keempat, menjawab

Guru memanggil nomor tertentu secara acak, siswa yang nomornya

disebut mengacungkan tangan dan menjawab pertanyaan dari guru itu

untuk seluruh kelas.

Berdasarkan pemaparan pendapat-pendapat di atas maka dapat

disimpulkan bahwa ada 4 langkah utama dalam pembelajaran kepala bernomor

yaitu:

1. Penomoran

Guru membagi kelompok dan memberikan nomor kepada masing-

masing siswa dalam kelompok. Sehingga dalam kelompok setiap

siswa memiliki nomor yang berbeda

Page 40: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

2. Pengajuan Pertanyaan

Guru membagikan pertanyaan kepada masing-masing siswa dalam

kelompok. Setiap siswa bertanggung jawab atas jawaban

pertanyaannya serta kemampuan kelompok atas pertanyaan itu

3. Berpikir Bersama

Siswa menyatu dalam kelompok untuk memecahkan pertanyaan

yang dibagikan oleh guru. Siswa menyatukan pikiransecara

bersama-sama, sehimgga setiap anggota kelompok dapat mengatasi

permasalahan dari soal tersebut

4. Menjawab Pertanyaan

Guru menyebutkan nomor secara acak dan siswa dari kelompok

yang mempunyai nomor itu mengacungkan tangan serta menjawab

pertanyaan itu untuk seluruh kelas. Teman dari kelompok lain yang

memiliki nomor yang sama menanggapi jawaban atas pertanyaan

tersebut.

Terlepas dari pengertian itu semua teknik NHT mempunyai kekurangan

dan kelebihan. Kekurangan teknik ini yaitu adanya kemungkinan nomor yang

ditunjuk oleh guru ditunjuk kembali, kekurangan lain penerapan teknik ini, tidak

semua nomor dapat ditunjuk sehingga tidak semua peserta didik dapat diukur

kesiapannya saat ditunjuk oleh guru. Sedangkan kelebihan NHT antara lain:

1) Semua peserta didik aktif memikirkan jawaban

2) Peserta didik mendapat pengetahuan dari pikiran temannya

3) Peserta didik bekerja sama secara kooperatif

4) Peserta didik merasa cukup percaya diri untuk memberi jawaban ketika

dipanggil

5) Meningkatkan keselarasan kelas.

Page 41: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

i. Pembelajaran Perkalian Bilangan Pecahan di SD kelas V

1) Materi pembelajaran bilangan pecahan di SD kelas V

Merujuk dari silabus matematika di SD bahwa materi perkalian

bilangan pecahan di SD kelas V lebih pada perkenalan dan operasi hitung

perkalian pada bilangan pecahan. Dengan standar kompetensi: 5.

Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah serta kompetensi

dasar: 5.3. Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Dalam membelajarkan meteri perkalian bilangan pecahan tersebut

hendaklah memakai buku-buku yang sesuai. Memang banyak buku-buku

yang sesuai dengan materi ini. Dalam buku Gemar Matematika 5

karangan Y.D.Dumanto, dkk materi ini meliputi perkalian pecahan biasa

dan perkalian bilangan pecahan desimal.

Ada dua macam cara yang digunakan dalam menghitung perkalian

pada bilangan pecahan, yaitu perhitungan dengan kertas berpetak dan

dengan cara mengalikan pembilang dan penyebut. Sebagai contoh

menghitung dengan kertas berpetak dapat dijelaskan sebagai berikut:

Mengalikan Bilangan Pecahan Menggunakan Kertas Berpetak

Lakukan langkah-langkah berikut.

1. Sediakan kertas berpetak dan pensil warna atau krayon.

2. Gambarlah sebuah persegi panjang dengan panjang sisi-sisinya

sama dengan penyebut pada pecahan yang dikalikan. Misalnya,

mencari hasil kali dan . Oleh karenapenyebutnya 3 dan 7,

gambarlah persegi panjang dengan panjang sisi 3 petak dan 7petak.

3. Arsirlah lajur baris untuk menggambarkan pecahan

4. Arsirlah lajur kolom untuk menggambarkan pecahan Gunakan

pola arsiran atau warna yang berbeda dengan lajur baris.

5. Hitunglah banyak petak yang diwarnai atau diarsir sebanyak dua

kali. Tulislah pecahan dengan pembilangnya banyak petak yang

diwarnai atau diarsir dua kali, yaitu 5. Penyebutnya yaitu jumlah

Page 42: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

seluruh petak. Pecahan yang dimaksud . Inilah hasil perkalian

dari dan . Jadi, x =

Gambar 3. Perkalian bilangan pecahan

6. Jika digambarkan akan terlihat sebagai berikut

Yang selanjutnya adalah perkalian pembilang dan penyebut.

Mengalikan pecahan hasil perkalian dari dan .

x = =

Jadi, langkah-langkah mengalikan dua pecahan (pecahan biasa atau

campuran) atau lebih sebagai berikut.

1.Ubahlah pecahan yang dikalikan ke bentuk pecahan biasa.

2.Kalikan pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan

penyebut.

Seperti dapat digambarkan bahwa dalam pecahan dapat

digambarkan bahwa dalam bentuk kertas berpetak. Sebagai contoh

adalah bilangan pecahan dapat digambarkan dalam gambar 4 di bawah

ini.

Page 43: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

atau

atau

Gambar 4. Gambar bilangan pecahan

Bilangan yang lain adalah bila digambarkan dalam kertas

berpetak maka seperti ditunjukkan pada gambar 5

atau

atau

Gambar 5. Gambar bilangan pecahan

Jika kedua bilangan pecahan tersebut dikalikan menggunakan

kertas berpetak, maka ditulis kedua bilangan pecahan seperti gambar 6.

Gambar 6. Gambar bilangan pecahan dan

Page 44: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Susunlah kedua pecahan tersebut secara tegak lurus dengan ujung

yang diarsir saling tumpang tindih / menyatu seperti gambar 7

Gambar 7. Gambar bilangan pecahan dan pada tahap penyatuan

Setelah itu panjangkan kedua sisi beserta arsirannya hingga

membentuk persegi panjang.

Gambar 8. Perkalian bilangan pecahan dengan kertas berpetak

Terdapat 4 daerah dalam persegi panjang tersebut. Satu bagian

yang diarsir dua kali sebanyak 8 petak, dua bagian yang diarsir sekali

sebanyak 18 petak, dan satu bagian yang tidak diarsir sama sekali

sebanyak 9 petak. Hasil dari perkalian adalah daerah yang diarsir dua kali

Page 45: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

sebagai bilangan pembilang dan keseluruhan petak yang digunakan

sebagai bilangan penyebut.

Sehingga bilangan pembilangnya adalah 8 dan bilangan

penyebutnya adalah 8 + 18 + 9 = 35. Maka bilangan hasil kalinya adalah

. Jika persegi panjang diuraikan lagi maka akan berbentuk seperti ada

lima buah bilangan pecahan yang dua diantaranya mempunyai arsiran

dua kali. Hal ini menggambarkan bahwa hasil perkalian antara dan

adalah dua bagian dari lima pecahan . Seperti yang dijelaskan bahwa

dapat digambarkan dengan penjumlahan secara berulang lima buah

bilangan pecahan yang diambil dua bagian diantaranya. Jadi dapat

dibuktikan juga bahwa perkalian adalah penjumlahan yang berulang.

Seperti pada gambar 9 berikut ini.

Gambar 9. Analisa perkalian dengan petak

Jika perkalian bilangan pecahan dikerjakan dengan metode

perkalian bilangan pembilang dan perkalian bilangan penyebut, maka

akan menjadi sebagai berikut:

x = = =

Page 46: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Dengan cara ini terlihat jelas bahwa perkalian terdiri dari

penjumlahan yang berulang.

2) Implementasi cooperative Learning teknik Numbered Heads

Together (NHT) pada pembelajaran perkalian pecahan

Numbered Heads Together (NHT) adalah salah satu teknik pada

pembelajaran kooperatif yang khusus dirancang agar siswa dapat

menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek

pemahamannya terhadap materi tersebut.

Dengan adanya pengecekan kembali maka setelah dilakukan

pemaparan atas jawaban kelompok dilakukan tes dengan menggunakan

struktur soal yang sama. Sebagai indikator keberhasilannya seluruh

anggota kelompok dapat menjawab atau seluruh anggota kelompok tidak

ada yang dapat menjawabnya. Jika dalam suatu kelompok ada yang dapat

menjawab dan ada tidak dapat menjawab sama sekali maka pembelajaran

dengan teknik ini dikatakan gagal.

Sebab yang ditonjolkan dalam teknik ini adalah kerja sama antar

anggota kelompok, jika ada anggota kelompok yang tertinggal. Itu

mengisyaratkan bahwa dalam kelompok siswa tersebut hanya ikut-

ikutan. Tidak mengikuti kerja sama seperti anggota kelompok yang lain.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian Imam Buchori Muslim (2010) yang berjudul Peningkatan

Prestasi Belajar Operasi Pecahan Melalui Model Pembelajaran Konstekstual

Kelas IV SDN Cintamanik 02 menyimpulkan bahwa model

pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar operasi pecahan

pada siswa kelas IV SDN Cintamanik 02, serta media pembelajaran dan variasi

teknik pembelajaran sangat perlu dilaksanakan. Adapun langkah-langkah yang

perlu diterapakan dalam menerapkan model pembelajaran kontekstual pada

operasi pecahan di kelas IV adalah (a) Memahami kompetensi yang harus

dikuasai siswa. (b) Menentukan metode, strategi, dan media pembelajaran yang

Page 47: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

memungkinkan terciptanya pembelajaran yang kontekstual. (c) Membuat

sekenario pembelajaran. (d) Melaksanakan pembelajaran. (e) Mengadakan

evaluasi proses dan hasil. (f) Menindak lanjuti hasil evaluasi yaitu dengan

pengayaan dan perbaikan.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni

sama- sama menelaah tentang pembelajaran pecahan. Adapun perbedaan antara

penelitian yang dilakukan Imam Buchori Muslim adalah penggunaan model

pembelajaran dan kelasnya. Suadara Imam menggunakan Model Pembelajaran

Konstekstual sedangkan penelitian ini menggunakan Cooperative Learning teknik

Numbered Heads Together. Dari sisi kelasnya, Saudara Imam menggunakan kelas

IV sedangkan penelitian ini menggunakan kelas V.

Fatkhurohmah (2010) dalam

Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Kooperatif (NHT) Pada Siswa Kelas

IV A SD Muhammadiyah Wonorejo Polokarto Sukoharjo Tahun Pelajaran

2009/ . Dalam penelitiannya Fatkhurohmah menyimpulkan bahwa hasil

penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif (NHT) dalam pembelajaran

Matematika materi berhitung bilangan bulat pada siswa kelas IV A SD

Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo tahun pelajaran 2009/2010

dapat terbukti dan dapat meningkatkan kemampuan berhitung bilangan bulat

siswa kelas IV A SD Muhammadiyah Wonorejo, Polokarto, Sukoharjo tahun

pelajaran 2009/2010. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Fatkhurohmah

dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan model pembelajaran

kooperitif teknik NHT. Perbedaannya adalah materi yang digunakan adalah

kemampuan berhitung bilangan bulat dan kemampuan mengalikan bilangan

pecahan. Perbedaan yang lain adalah kelas yang digunakan yaitu kelas IV dan

kelas V.

Penelitian Noor Azizah (2007) dengan Keefektifan Penggunaan Model

Pembelajaran Kooperatif Metode NHT (Numbered-Heads-Together) dengan

Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang Sisi

Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang Tahun

Page 48: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

. Hasil penelitian bahwa nilai rata-rata hasil belajar pada

pembelajaran kooperatif metode NHT dengan pemanfaatan LKS lebih baik

daripada nilai rata-rata hasil belajar pada pembelajaran dengan metode

konvensional dan rata-rata hasil belajar siswa .

Penelitian ini mempunyai kesamaan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Noor Azizah yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik

NHT. Sedangkan perbedaannya adalah jenjang pendidikan yang diteliti yaitu SD

dan SMP.

C. Kerangka Berpikir

Hasil pembelajaran mengalikan bilangan pecahan kelas 5 SD Negeri 01

Jaten rendah. Daftar nilai guru wali kelas 5 SD Negeri 01 Jaten. Dari 31 siswa

kelas 5 SD Negeri 01 Jaten terdapat 3 anak yang mendapat nilai 100. Sebanyak 3

anak mendapat nilai 80. Sebanyak 2 anak mendapat nilai 70. Sebanyak 4 anak

mendapat nilai 60. Dan sisanya mendapat nilai kurang dari 60. Rata-rata hanya

mencapai 55,8. Angka tersebut masih jauh dari angka ketuntasan minimal yaitu

60,0.. Pembelajaran yang terjadi terlihat membosankan. Siswa banyak yang pasif,

justru guru banyak yang aktif. Kesan yang ada siswa hanya menerima apa yang

diberikan oleh guru. Berpijak dari keadaan itu, perlu diadakan penyetaraan

kemampuan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dalam mengalikan

serta siswa yang lemah dalam kemampuan mengalikan. Penyetaraan kemampuan

dapat dilakukan menggunakan pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) adalah pendekatan

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan

belajar (Sugiyanto, 2010:37). Dapat dikatakan juga bahwa dalam pembelajaran

kooperatif siswa bekerjasama dalam suatu kelompok heterogen untuk dapat

menyelesaikan masalah. Oleh karena itu interaksi antar siswa dalam kelompok

terjalin dengan sangat baik.

Numbered Heads Together (NHT) atau lebih dikenal dengan sebutan

kepala bernomor merupakan teknik belajar yang dikembangkan oleh Spencer

Kagan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang

Page 49: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi

pelajaran tersebut. Teknik ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk

saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.

Selain itu, teknik ini juga mendorong peserta didik untuk meningkatkan semangat

kerjasama mereka, Trianto (2007:62). Setiap siswa dalam kelompok mempunyai

kesempatan yang sama dalam menelaah materi. Hal yang menunjukkan ciri utama

dari teknik ini adalah setiap anak mempunyai tanggung jawab yang sama terhadap

nomor soal yang sama dengan nomor yang ada pada dirinya. Dengan langkah di

atas, kesetaraan kemampuan mengalikan bilangan pecahan dapat terwujud.

Pembelajaran menjadi menyenangkan. Semua siswa terlibat secara aktif dalam

proses pembelajaran. Terwujudnya kesetaraan kemampuan mengalikan bilangan

pecahan, maka kemampuan mengalikan bilangan pecahan dapat meningkat.

Alur berpikir di atas dapat dituangkan dalam suatu kerangka yang disebut

kerangka berpikir. Kerangka berpikir dari paparan di atas digambarkan pada

gambar 10 di bawah ini.

Page 50: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Gambar 10. Kerangka berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada kajian teori yang telah dipaparkan di atas, dapat

diajukan Hipotesis penelitian bahwa model pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning) teknik Numbered Heads Together (NHT) dapat

meningkatkan kemampuan mengalikan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 01

Jaten Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011 .

Pembelajaran yang terjadi.

Guru mengajar dengan

metode ceramah dan siswa

hanya menerima apa yang

disampaikan oleh guru

kemampuan tentang

mengalikan bilangan

pecahan rendah

1. Menggunakan metode kertas

berpetak

2. Menggunakan metode perkalian

pembilang dan perkalian penyebut Penerapan model

pembelajaran kooperatif

(Cooperative Learning)

teknik Numbered Heads

Together (NHT)

Proses

Siklus I

Melalui model pembelajaran kooperatif (Cooperative

Learning) teknik Numbered Heads Together (NHT)

kemampuan mengalikan bilangan pecahan siswa

meningkat

Kondisi akhir

Kondisi awal

1. Menggunakan metode kertas

berpetak dengan media pensil

warna sebagai bantuan arsiran

2. Menggunakan metode perkalian

pembilang dan perkalian penyebut

beserta tugas struktur Siklus II

Page 51: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 01 Jaten semester II

tahun ajaran 2010/2011 yang beralamatkan di jalan Lawu No 96, Desa

Jaten, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut dipilih

dengan beberapa pertimbangan diantaranya lokasinya mudah dijangkau

sehingga efisien waktu dan biaya serta keberadaan sampel untuk

memudahkan memperoleh data, sebab SD Negeri 01 Jaten merupakan

tempat Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) peneliti, sehingga

memudahkan pelaksanaan penelitian.

2. Waktu Penelitian

Tahap persiapan hingga pelaporan hasil pengembangan akan

dilakukan selama 5 bulan, yakni mulai bulan Januari sampai dengan Mei

2011. Dapat ditunjukkan pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Jadwal penyusunan skripsi

N

o Kegiatan

Bulan

Jan 2011 Feb 2011 Mar 2011 Apr 2011 Mei 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Pengajuan judul

penelitian x x

2. Penyusunan dan

pengajuan

proposal

x x x x x

3. Mengurus izin

penelitian x

4. Persiapan

Penelitian x

5. Pelaksanaan

Siklus I x

6. Pelaksanaan

Siklus II x

Page 52: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

7. Pengolahan data

hasil penelitian x x

8. Penyusunan

laporan hingga

penjilidan skripsi

x x x x x x

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Berdasarkan masalah yang ditekankan pada proses dan makna dalam

penelitian ini maka jenis penelitian dengan strategi yang dianggap terbaik untuk

diterapkan adalah Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat reflektif.

Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru dalam

proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternative pemecahan

masalahnya dan ditindak lanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana

dan terstruktur (Sarwiji Suwandi, 2009:11).

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model siklus

menggunakan langkah-langkah menyusun perencanaan, mengadakan tindakan,

melakukan pengamatan, refleksi, mengadakan perencanaan kembali yang akan

dipergunakan sebagai dasar untuk tindakan selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitiannya adalah siswa kelas V SD Negeri 01 Jaten

Karanganyar tahun ajaran 2009/2010 yang berjumlah 31 siswa, terdiri dari 19

siswa putra dan 12 siswa putri. Siswa kelas V sebagai subjek yang akan diamati

kegiatan pembelajarannya dan dikenai tindakan. Guru juga menjadi mitra

penelitian berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar. Guru kelas bersama

dengan salah satu rekan kerja mengamati jalanya penelitian. Objek penelitiannya

adalah pembelajaran perkalian bilangan pecahan pada mata pelajaran matematika.

Page 53: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

D. Sumber Data

Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini

adalah:

1. Sumber data primer yaitu sumber data yang diperoleh atau dikumpulkan

oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Sumber data primer

disebut juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.

Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer

antara lain: pendokumentasian proses pembelajaran, observasi,

wawancara, dan tes.

2. Sumber data sekunder adalah sumber data yang diperoleh atau

dikumpulkan peneliti dari berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai

tangan kedua). Sumber data sekunder dapat diperoleh dari berbagai

sumber seperti: daftar nilai, RPP, dan Silabus.

Data atau informasi yang paling penting untuk dikumpulkan dan dikaji

dalam penelitian ini diperoleh dari data kualitatif. Informasi data ini akan digali

dari berbagai macam sumber data. Adapun sumber data yang akan dimanfaatkan

dalam penelitian ini antara lain:

1. Informasi data yang diperoleh dari nara sumber yang terdiri dari 31 siswa

kelas V dan guru kelas V.

2. Arsip dan dokumen

Arsip berupa kurikulum tingkat satuan pendidikan, sedangkan dokumen

berupa daftar nilai proses kemampuan mengalikan bilangan pecahan yang

digunakan untuk mendapatkan data siswa sebelum dilakukan tindakan.

3. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran mengalikan bilangan pecahan

dengan teknik Numbered Heads Together (NHT)

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai bentuk penelitian tindakan kelas dan juga jenis sumber data yang

dimanfaatkan,maka teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah :

Page 54: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

1. Teknik observasi

Pengamatan adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara mengamati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang

diselidiki (Cholid Narbuko, 2003:70)

Observasi dilakukan oleh peneliti dsan seorang observer pada saat

pembelajaran berlangsung untuk mendapatkan data tentang kondisi awal

penelitian, aspek keterampilan sosial, perilaku berkarakter, psikomotor,

aktifitas siswa, serta kinerja guru.

2. Dokumentasi

Dilakukan dengan menelusuri berbagai macam dokumen antara

lain buku, majalah, Koran ataupun dokumen lain yang relevan dengan

penelitian yang dilakukan (Sandjaja, 2006:144). Dalam penelitian ini

dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data daftar nilai

mengalikan bilangan dari guru wali.

3. Wawancara bebas terpimpin

Pewawancara hanya membuat pokok-pokok masalah yang akan

diteliti. Selanjutnya dalam proses wawancara berlangsung mengikuti

situasi. Pewawancara harus pandai mengarahkan yang diwawancarai

apabila ternyata dia menyimpang (Cholik Narbuko:85). Proses wawancara

dilakukan dengan guru wali pada saat sebelum penelitian dilakukan.

4. Tes

Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan yang diperoleh siswa setelah kegiatan pembelajaran

dilakukan. Tes adalah serangkaian pertanyaan yang harus dijawab atau

dilakukan untuk menunjukkan seberapa baik siswa mengetahui tentang

sesuatu, atau seberapa baik siswa dapat melakukan sesuatu. Tes dilakukan

dengan memberikan soal pada akhir pertemuan pembelajaran saat

penelitian berlangsung. Digunakan untuk mengetahui kemampuan kognitif

siswa tentang mengalikan bilangan pecahan.

Page 55: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

F. Validitas Data

Validitas data merupakan kesahihan data penelitian. Ada beberapa cara

untuk pengembangan validitas data. Cara yang digunakan dalam penelitian ini

adalah trianggulasi dan review informan

1. Tringgulasi

Trianggulasi ini merupakan teknik yang didasari pola pikir

fenomenologi yang bersifat multi perspektif (S.Y. Slamet dan Suwarto,

2007:54). Artinya, untuk menarik simpulan dari satu variable dibutuhkan

lebih dari satu sudut pandang atau sumber.

Trianggulasi lebih mengutamakan efektifitas proses dan hasil

yang diinginkan (Burhan Bungin, 2003:191). Oleh karena itu, trianggulasi

dapat dilakukan dengan menguji apakah proses dan hasil metode sudah

berjalan dengan baik. Seperti catatan harian wawancara, uji silang hasil

wawancara kepada informan, dan uji silang antara hasil dari informan

dengan data-data sebelumnya.

Proses trianggulasi tersebut di atas dilakukan terus menerus

sepanjang proses pengumpulan data dan analisis data. Sampai suatu saat

bahwa semua yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-perbedaan, dan

tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan.

Menurut Patton dalam S.Y.Slamet dan Suwarto, (2007:54) teknik

trianggulasi terbagi menjadi empat macam yaitu :

a. Trianggulasi data

1) Data tentang kemampuan mengalikan bilangan pecahan

didapatkan dari sumber daftar nilai guru wali kelas 5 SD Negeri

Jaten dan hasil tes yang dilakukan pada akhir pembelajaran.

2) Data tentang kondisi awal penelitian didapatkan dari wawancara

dengan guru wali, daftar nilai guru wali, dan pengamatan.

b. Trianggulasi peneliti

Penelitian dilakukan bersama dengan guru wali. Guru wali mengambil

data tentang kondisi awal yang berupa daftar nilai, serta pengamatan

terhadap guru saat penelitian berlangsung.

Page 56: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c. Trianggulasi metodologis

1) Data tentang kemampuan mengalikan bilangan pecahan

didapatkan dari cara dokumentasi daftar nilai dan tes tertulis

yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran.

2) Dalam menentukan kondisi awal penelitian dilakukan melalui

dokumentasi berupa daftar nilai dari guru wali serta

pengamatan sebelum dilakukan penelitian.

2. Review informan

Setelah dirasa mendapatkan data yang cukup lengkap dan

berusaha menyusun sajian datanya walaupun mungkin masih belum utuh

dan menyeluruh, maka unit-unit laporan yang telah disusunnya perlu

dikomunikasikan dengan informannya (S.Y. Slamet dan Suwarto,

2007:56). Data mengenai kemampuan mengalikan bilangan pecahan

diberitahukan kepada siswa setelah dikoreksi dan diberitahukan kepada

guru wali selaku pemilik kelas penelitian.

G. Indikator Kinerja

Menurut Sarwiji Suwandi (2009:

rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan atau tolak ukur dalam menentukan

Indikator kinerja dalam penelitian ini

bersumber dari dokumentasi, hasil observasi, hasil wawancara, dan tes yang

berpatokan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) 60. Indikator kinerjanya

yaitu apabila hasil nilai dari mengalikan bilangan pecahan siswa kelas V SD

Negeri 01 Jaten, Karanganyar meningkat dari nilai mengalikan bilangan pecahan

sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads

Together (NHT) dan siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM sebanyak

67% (21 siswa) dari 31 siswa.

Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Rata-rata hasil nilai kelas dari pembelajaran meningkat dari keadaan

sebelumnya

Page 57: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

2. Jumlah siswa yang mendapat nilai sama atau di atas KKM sebanyak 67%

(21 siswa) dari 31 siswa.

3. Berdasarkan hasil pengamatan pada sikap dan kegiatan berdasarkan

panduan pengamatan yang tersedia, sebanyak 67% (21 siswa) dari 31

siswa mempunyai rata-rata point sama atau diatas 60.

H. Analisis Data

Analisis data dalam PTK dilaksanakan dalam rangka kegitan refleksi.

Menurut Imam, dkk dalam Sarwiji Suwandi, (2009:41), analisis data dalam

rangka refleksi setelah implementasi suatu paket tindakan perbaikan dalam suatu

siklus PTK sebagai keseluruhan. Dalam hubungan ini analisis data adalah proses

menyeleksi, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksikan,

mengorganisasikan data secara sistematik dan rasional untuk menampilkan bahan-

bahan yang dapat digunakan untuk menyusun jawaban terhadap tujuan PTK.

Penelitian tindakan kelas ini, teknik analisis data yang digunakan adalah

teknik deskriptif. Data yang dianalisis berupa rata-rata dan prosentase hasil belajar

siswa. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 (dua) siklus. Setiap

siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang dicapai. Untuk mengetahui

permasalahan yang menyebabkan rendahnya kemampuan bilangan pecahan siswa

kelas V di SD Negeri 01 Jaten, dilakukan observasi terhadap kegiatan

pembelajaran. Melalui langkah-langkah akan dapat ditentukan tindakan yang tepat

dalam rangka meningkatkan kemampuan mengalikan bilangan pecahan siswa

kelas V SD Negeri 01 Jaten melalui penerapan teknik Numbered Heads Together

(NHT) maka didapat refleksi awal. Dengan berpedoman pada refleksi awal

tersebut, maka prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini meliputi

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi dalam setiap siklus.

Prosedur penelitian tindakan kelas menurut Kasihani Kasbolah

(2001:39) dapat dijabarkan dalam tahap-tahap sebagai berikut:

Page 58: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

a. Rancangan Siklus I

1) Tahap Perencanaan Tindakan

Tahap ini disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar

kerja siswa (LKPD), lembar observasi, instrumen untuk evaluasi yang berupa

soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian yang akan

dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah yang dilakukan

pada tahap ini adalah:

a) Merencanakan pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang

akan diterapkan dalam pembelajaran

b) Mengembangkan skenario pembelajaran

c) Menyusun rencana pembelajaran (RPP)

d) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS)

e) Menyiapkan sumber belajar

f) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran

2) Tahap pelaksanaan Tindakan

a) Guru mengenalkan pembelajaran dengan teknik Numbered Heads

Together (NHT)

b) Guru menjelaskan pembelajaran dengan teknik Numbered Heads

Together (NHT)

c) Guru melaksanakan pembelajaran dengan teknik Numbered Heads

Together (NHT). Dimulai dengan membentuk kelas 6 menjadi

beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 6 siswa.

d) Guru membagikan lembar kerja kepada tiap kelompok sejumlah

siswa. Namun setiap siswa hanya dibebani satu buah nomor soal.

Dan setiap siswa bertanggung jawab atas kemampuan kolempok

tentang soal itu.

e) Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan teknik Numbered

Heads Together (NHT)

f) Memantau perkembangan kemampuan mengalikan bilangan pecahan

pada siswa bersama pengamat yaitu teman sejawat.

Page 59: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Pada siklus I ini terdiri dari 2 pertemuan. Pertemuan pertama yang

terdiri dari perkalian bilangan pecahan dengan metode kertas

berpetak. Sedangkan pertemuan yang ke dua adalah perkalian

bilangan pecahan menggunakan metode perkalian pembilang dan

perkalian penyebut.

3) Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada poin

- poin dalam pedoman yang telah disiapkan dalam bentuk instrument

penelitian. Serta melakukan pengamatan atau observasi terhadap hasil

nilai dari kemampuan mengalikan bilangan pecahan yang dilakukan

oleh siswa disetiap akhir pembelajaran matematika tentang perkalian

bilangan pecahan.

Hasil observasi didapatkan bahwa pada kemampuan kognitif

siswa meningkat, dengan rata-rata kelas menjadi 62,77 dengan tingkat

kelulusan mencapai 56,45%. Dengan pengamatan pada keretampilan

sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor mencapai tingkat kelulusan

yaitu 14 siswa pada pertemuan I dan 15 siswa pada pertemuan II.

4) Tahap Refleksi

Mengadakan refleksi dan evaluasi untuk menganalisis kegiatan

pelaksanaan pembelajaran. Hasil dari refleksi ini akan menjadi dasar

pembuatan perencanaan siklus yang ke II. Hasil refleksi ini didasarkan

pada hasil pengamatan dan hasil dari nilai siswa pada setiap akhir

pembelajaran. Dari kedua hasil penilaian dan pengamatan diatas belum

ada yang mencapai KKM. Setelah di telaah dengan seksama didapati

bahwa terdapat berbagai kelemahan dalam pelaksanaan penelitian. Adapun

kelemahan dalam penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Siswa masih kesulitan dalam menggunakan metode kertas berpetak

dalam membedakan antara bilangan pengali dan yang dikalikan hanya

Page 60: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menggunakan arsiran yang berbeda. Siswa kebingungan antara yang

diarsir dua kali dan sekali.

2. Kerja sama dalam kelompok masih sangat kurang. Siswa terlihat

mengerjakan lembar kerja secara sendiri-sendiri dan tidak dilakukan

secara bersama-sama.

3. Dalam mengerjakan evaluasi siswa tidak menyertakan langkah-

langkahnya.

b. Rancangan Siklus II

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Berawal dari tahap refleksi siklus I. Pada tahap ini mengidentifikasi

masalah pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.

Dari hasil refleksi diatas maka perlu disusun rencana perbaikan sebagai

berikut :

a) Setiap kelompok diberikan satu lembar kerja yang dikerjakan

secara bersama-sama dengan tidak meninggalkan bahwa setiap

siswa mempunyai tanggung jawab salah satu nomor terhadap

kelompoknya.

b) Diperlukan pembahasan secara detail dan konsep yang

disederhanakan dalam penjelasannya

c) Untuk pertemuan pertama digunakan pensil warna agar arsiran

pertama dan kedua dapat terlihat berbeda dengan jelas.

d) Pertemuan kedua menggunakan tugas secara struktur dan dilakukan

penambahan beban nilai materi.

Tahap perencanaan ini disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), instrument penelitian dan menetapkan indikator kinerja yang

akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan Tindakan

a. Memperbaiki tindakan sesuai dengan skenario pembelajaran yang

telah disempurnakan berdasarkan hasil refleksi pada siklus I.

Page 61: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

b. Guru menerapkan pembelajaran dengan teknik Numbered Heads

Together (NHT) yang telah disempurnakan.

c. Guru membagikan satu lembar kerja kepada tiap kelompok. Namun

setiap siswa hanya dibebani satu buah nomor soal. Dan setiap siswa

bertanggung jawab atas kemampuan kolempok tentang soal itu

d. Siswa belajar dalam situasi pembelajaran dengan teknik Numbered

Heads Together (NHT)

e. Memantau perkembangan kemampuan mengalikan bilangan pecahan

pada siswa

3. Tahap Observasi

Tahap observasi dilakukan dengan mengamati proses

pembelajaran (aktivitas guru dan siswa). Observasi diarahkan pada

poin-poin dalam pedoman yang telah disiapkan dalam bentuk

instrument penelitian. Serta melakukan pengamatan atau observasi

terhadap hasil nilai dari kemampuan mengalikan bilangan pecahan yang

dilakukan oleh siswa disetiap akhir pembelajaran matematika tentang

perkalian bilangan pecahan.

Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa pada kemampuan

kognitif siswa meningkat, dengan rata-rata kelas menjadi 65,725

dengan tingkat kelulusan mencapai 67%. Dengan pengamatan pada

keretampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor mencapai

tingkat kelulusan yaitu 21 siswa pada pertemuan I dan 24 siswa pada

pertemuan II.

4. Tahap Refleksi

Pembelajaran siklus II berakhir, maka diadakan analisis semua

data yang diperoleh melalui proses observasi, wawancara dan evaluasi.

Berdasar pada hasil observasi tersebut dapat dianalisa bahwa indikator

kinerja pada penelitian ini sudah tercapai. Dengan hasil seperti itu maka

penelitian dapat dikatakan berhasil.

Page 62: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Tes Akhir

Tes akhir dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh peningkatan

kemampuan mengalikan bilangan pecahan siswa kelas V SD Negeri 01

Jaten. Dalam tes akhir ini siswa mengerjakan soal mengalikan bilangan

pecahan secara bebas tanpa terikat dengan cara mana yang akan dipakai.

Yang terpenting adalah siswa mampu mengerjakan soalnya.

Page 63: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Jaten, yang beralamatkan di

jalan Lawu No. 96, Jaten Karanganyar. Ruang kelas yang dipakai untuk penelitian

adalah ruang kelas 5. terletak di sisi selatan dari SD negeri 01 Jaten. Ruang yang

berukuran 4 X 6 meter. Ruang kelas ini menghadap ke arah utara. Dari fentilasi

ruangan ini dapat dikatakan masih kurang. Hanya ada empat buah lubang fentilasi

di sisi selatan. Dan dua set jendela kaca pada sisi utara. Walaupun jendela namun

tidak dapat dibuka. Hanya kaca yang membatasi antara luar dan dalam ruangan.

Jumlah meja yang ada di kelas adalah 15 buah. Ditata dengan formasi 3

melintang serta 5 membujur. Jumlah siswa yang ada adalah 31. Ada salah satu

meja yang diisi oleh 3 orang siswa, tepatnya adalah meja di depan meja guru.

Terdapat satu meja yang ada di pojok ruangan yang berisi buku pelajaran dan alat

peraga. Buku yang terdapat dalam lemari tersebut rata-rata adalah buku dari BSE.

Sedangkan alat peraga yang ada berupa sebuah balok, sebuah kubus, jaring-jaring

balok dan bola. Dibagian bawah juga terdapat benreda merah putih. Disisi utara

kelas terdapat sebuah piano elektrik. Piano ini digunakan saat mata pelajaran

SBK. Namun sering dimainkan siswa saat sedang istirahat.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Berdasarkan hasil observasi terhadap proses dan hasil pembelajaran

kemampuan mengalikan bilangan bulat pada semester 1, dapat diperoleh

informasi sebagai data awal, sebab penelitian ini menitik beratkan pada perkalian

bilangan. Dari siswa kelas V yang berjumlah 31 siswa, hanya terdapat 12 siswa

yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 60 dalam aspek kemampuan

mengalikan bilangan bulat (lihat lampiran 4). Berikut adalah daftar nilai

kemampuan mengalikan bilangan bulat siswa kelas V pada kondisi awal secara

singkat:

Page 64: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Tabel 3. Daftar nilai kemampuan mengalikan bilangan

siswa kelas V pada kondisi awal No

Urut Nilai

KKM

(65)

No

Urut Nilai

KKM

(65)

No

Urut Nilai

KKM

(65)

1 50 TT 12 60 TT 22 75 T

2 50 TT 13 50 TT 23 30 TT

3 60 TT 14 50 TT 24 50 TT

4 50 TT 15 40 TT 25 55 TT

5 30 TT 16 100 T 26 40 TT

6 30 TT 17 70 T 27 100 T

7 30 TT 18 55 TT 28 100 T

8 60 TT 19 50 TT 29 30 TT

9 80 T 20 50 TT 30 30 TT

10 85 T 21 80 T 31 60 TT

11 30 TT Ketuntasan klasikal adalah 8/31x100% = 25,08%

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Daftar Nilai kemampuan mengalikan bilangan pecahan pada kondisi

awal di atas, masih banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM), untuk lebih jelasnya maka kondisi awal kemampuan

mengalikan bilangan pecahan siswa kelas V dapat dilihat pada tabel 4:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan mengalikan bilangan

siswa kelas V pada kondisi awal

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi Prosentase

1 21 30 7 25,5 178,5 22,5

2 31 40 2 35,5 71 6,4

3 41 50 8 45,5 364 25,8

4 51 60 6 55,5 333 19,35

5 61 70 1 65,5 65,5 3,2

6 71 80 3 75,5 226,5 9,7

7 81 90 1 85,5 85,5 3,2

8 91 100 3 95,5 286,5 9,7

Rata-rata kelas 51,95

Tabel 4. di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 11:

Page 65: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Gambar 11. Grafik kemampuan mengalikan bilangan

siswa kelas V pada kondisi awal

Kondisi awal seperti yang disajikan dalam tabel 4 dan gambar 11 dapat

dideskripsikan bahwa siswa mendapatkan nilai antara 21 30 ada tujuh siswa atau

22%. Siswa mendapatkan nilai antara 31 40 ada dua siswa atau 6,4%. Siswa

mendapatkan nilai antara 41 50 ada delapan siswa atau 25,8%. Siswa

mendapatkan nilai antara 51 60 ada enam siswa atau 19,35%. Siswa

mendapatkan nilai antara 61 70 ada satu siswa atau 3,2%. Siswa mendapatkan

nilai antara 71 80 ada tiga siswa atau 9,7%. Siswa mendapatkan nilai antara 81

90 ada satu siswa atau 3,2%. Siswa mendapatkan nilai antara 91 100 ada tiga

siswa atau 9,7%. Rata-rata kelas hanya mencapai 51,95.

Deskripsi data di atas masih sangat jauh dari harapan yang diinginkan

yaitu 60. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai sama atau di atas 60 hanya 12

siswa atau 38,7%.

C. Deskripsi Hasil Siklus I

Berdasarkan hasil kegiatan awal yang dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa kemampuan mengalikan bilangan pecahan masih perlu ditingkatkan.

Tindakan siklus I dilakssiswaan sesuai dengan jad]wal yang telah ditetapkan yaitu

selama 2 kali pertemuan, yang dimulai pada 1 Maret 2011 dan 2 Maret 2011.

0

1

2

3

4

5

6

7

8

21 -

30

31 -

40

41 -

50

51 -

60

61 -

70

71 -

80

81 -

90

91 -

100

Banyak peserta didik

Fre

ku

ensi

F

rek

uen

si

Interval Nilai

Page 66: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan siklus I dilakukan pada hari Selasa, 1 Februari

2010. Dimulai dengan menyusun rancangan tindakan yang akan dilaksanakan.

Rancangan tindakan yang dilakssiswaan berdasar pada solusi permasalahan yang

muncul yakni menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) tipe numbered heads together (NHT). Rancangan tersebut

dikonsultasikan pada hari Senin, 1 Maret 2011. Selanjutnya pelaksanaan tindakan

pada siklus I akan dilakssiswaan selama 2 kali pertemuan yakni pada hari Selasa,

2 Maret 2011 dan Rabu 3 Maret 2011. Adapun deskripsi perencanaan siklus I

dijabarkan di bawah ini:

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang mengalikan bilangan

pecahan disusun untuk 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap

pertemuannya. RPP yang disusun meliputi: standar kompetensi, kompetensi dasar,

indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran, metode

dan model pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, sumber dan media

pembelajaran, dan penilaian.

2. Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran

adalah: (1) Menyiapkan nomor yang digunakan untuk membagi siswa, (2) Ruang

kelas didesain sesuai dengan model pembelajaran kooperatif yakni meja kelas

ditata sesuai dengan jumlah kelompok, (3) Menyiapkan media dokumentasi

berupa camera digital.

3. Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian

Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa

selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan

meliputi pengamatan aktivitas psikomotor, perilaku berkarakter, dan keterampilan

sosial siswa. Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-

kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang

akan dicapai.

Page 67: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakssiswaan dalam dua pertemuan.

Masing-masing pertemuan dilakssiswaan dalam dua jam pelajaran (2 x 35 menit).

Kedua pertemuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilakssiswaan pada hari Selasa 1 Maret 2011.

Membahas tentang mengalikan bilangan pecahan dengan metode kertas

berpetak. Dengan metode ini siswa diajak menghitung perkalian bilangan

pecahan dengan cara yang semi konkrit. Biasa dilakukan untuk menangani

siswa yang lambat dalam berhitung.

Pertemuan pertama diawali dengan salam dan mengabsen siswa.

Guru menanyakan kepada siswa tentang pecahan yang dituliskan dalam

kertas berpetak. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu perkalian

bilangan pecahan menggunakan metode kertas berpetak. Dimulai dengan

menuliskan bentuk pecahan dalam kertas berpetak, menentukan kertas

berpetak yang akan digunakan, cara mengalikan bilangan pecahan serta cara

membaca hasilnya.

Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 6 orang.

Selanjutnya guru membagikan nomor kepada setiap siswa. Setiap kelompok

memiliki warna yang berbeda-beda. Setelah siswa mendapatkan nomornya

masing-masing, guru membagikan lembar kerja pada setiap siswa.

Siswa melakukan diskusi kelompok menggunakan tipe numbered

heads together. Dalam diskusi kelompok siswa masih banyak yang

kebingungan tentang perkalian pecahan dengan kertas berpetak. Setelah

diskusi, dilakukan persentasi dengan pengacakan warna kelompok beserta

nomornya. Siswa yang memiliki nomor yang keluar saat diacak oleh guru

mempresentasikan hasil kerja kelompok. Peserta dengan nomor yang sama

dari kelompok yang lain menanggapi serta mengoreksi hasil presentasi. Pada

akhir diskusi guru beserta siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok yang

sudah dikerjakan. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.

Page 68: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilakssiswaan pada hari Rabu 2 Maret 2011.

Membahas tentang mengalikan bilangan pecahan dengan metode perkalian

bilangan pembilang dan perkalian bilangan penyebut. Dengan metode ini

siswa diajak menghitung perkalian bilangan pecahan dengan cara abstrak.

Biasa dilakukan untuk menangani siswa yang sudah lancar dalam berhitung.

Pertemuan diawali dengan salam dan mengabsen siswa. Guru

melakssiswaan apersepsi dengan menggambarkan pecahan pada kertas

berpetak. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi perkalian bilangan

asli. Hingga guru menunjukkan bahwa perkalian adalah penjumlahan yang

berulang. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu perkalian

bilangan pecahan menggunakan metode perkalian bilangan pembilang dan

perkalian bilangan penyebut.

Guru menjelaskan perkalian adalah penjumlahan yang berulang

secara rinci tahap demi tahap hingga menemukan hasil. Siswa membentuk

kelompok yang terdiri dari 5 6 orang. Guru membagi nomor serta lembar

kerja pada setiap siswa. Dalam mengerjakan lembar kerja siswa tidak bekerja

sama dengan siswa lainnya dalam kelompok. Inilah yang membuat kerja

sama kelompok kurang tampak. Setelah itu dilakukan pengacakan nomor, lalu

presentasi. Presentasi hanya memberiikan persetujuan karena sebagian besar

siswa mampu mengerjakan dengan benar. Barulah ditarik simpulan

pembelajaran dan dilanjutkan dengan melakukan tes evaluasi pada pertemuan

kedua.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan dalam penelitian

yang berfungsi sebagai salah satu tolok ukur terhadap keberhasilan penelitian.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat. Serta guru kelas yang selalu memantau

perkembangan pesrdik setiap saat. Tahap observasi ini meliputi beberapa aspek,

yaitu: aspek Psikomotor, aspek keterampilan sosial, aspek perilaku berkarakter,

Page 69: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

kegiatan guru, lembar kinerja guru, aktivitas belajar siswa, serta aspek

keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

Tahap observasi dilakukan setiap kali pertemuan. Selanjutnya hasil dari

tahap observasi ini yang dijadikan dasar pada tindakan refleksi. Hasil pengamatan

dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya presentase

dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas V yaitu 31 siswa.

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama, dari aspek psikomotor (lampiran 6) masih sangat

kurang, terbukti dengan hanya ada dua puluh siswa atau 64,52 % siswa yang

mampu menjawab pertanyaan secara benar. Sub aspek mengeluarkan pendapat

hanya ada lima belas siswa atau 48,38%. Siswa yang mampu melakukan berpikir

bersama secara baik hanya tiga belas siswa atau 41,93% dan yang mampu

menanggapi pertanyaan saat presentasi hanya ada tiga belas siswa atau 41,93%.

Jika diambil rata-rata hanya mendapatkan 49,19%. Dengan kata lain siswa belum

siap untuk pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe numbered heads

together. Sebab aspek psikomotor ini tidak lepas dari langkah langkah

pembelajaran kooperatif itu.

Aspek pengamatan perilaku berkarakter (lampiran 7) mempunyai rentang

nilai 1 4. Hasil pengamatan dapat dipaparkan sebagai berikut: kejujuran

mendapatkan porsi yang cukup membanggakan dari rentang nilai 1 4

mendapatkan rata-rata 2,77 atau 69,35%. Aspek membantu teman mendapatkan

nilai 2,48 atau 62%. Ketepatan waktu mendapatkan 2,52 atau 62,9% . Ketelitian

mendapatkan nilai 2,52 atau 62,9%. Dan tanggung jawab mendapatkan nilai 2,58

atau 64,5%. Jika diambil rata-rata hanya mencapai 64,35%. Hal ini sudah cukup

bagus untuk pertemuan pertama. Akan tetapi lebih baik jika asper perilaku ini

mendapatkan porsi yang lebih. Sebab itu mencerminkan sikap siswa waktu

pembelajaran berlangsung.

Keterampilan sosial (lampiran 8) yang terdri dari empat sub aspek

mendapatkan tentangan yang dapat dijabarkan sebagai berikut: dari sub aspek

bertanya mendapatkan rentang nilai 3,54 atau 70,97%. Dari menyumbangkan

Page 70: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

pendapat atau ide mendapatkan nilai 3,29 atau 65,8% . Menjadi pendengar yang

baik mendapatkan nilai 3,84 atau 76,8%. Dan dari kerja sama mendapatkan nilai

3,03 atau setara dengan 60,6%. Dari keempat sub aspek tersebut didapatkan rata-

rata nilai 3,43 atau setara dengan 68,55%. Perolehan nilai yang cukup baik. Aspek

keterampilan sosial memang mendapatkan porsi yang lebih besar daripada aspek

yang lain.

Pengamatan aktivitas belajar matematika (lampiran 10) diperoleh hasil

yang kurang baik. Dari 10 segi yang diamati yaitu (1) siswa mempersiapkan diri,

(2) siswa meminta materi, (3) partisipasi siswa, (4) perhatian siswa, (5) siswa

memanfaatkan media pembelajaran, (6) siswa menjawab pertanyaan, (7) siswa

memperhatikan penjelasan guru, (8) siswa mencatat pokok-pokok penting materi,

(9) kesiapan siswa melakukan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, dan

(10) siswa menanggapi jawaban teman. Belum ada yang dapat menarik aktivitas

siswa sebesar 67%. Itu terkesan sebagai pembelajaran yang asing, belum tercapai

pada tingkat pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Dengan skor cukup atau 3

adalah tujuh aspek, kurang atau 2 adalah dua aspek, serta kurang sekali atau 1

adalah satu aspek. Rata-rata yang didapat adalah 2.6

Berdasarkan keterangan di atas dapat dijabarkan perolehan nilai dari

aspek keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor dapat disajikan

dalam tabel 5 di bawah ini:

Tabel 5. Rekapitulasi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus I pertemuan I

No Aspek Pengamatan Rata -

rata No

Aspek Pengamatan Rata -

rata < 1 > < 2 > < 3 > < 1 > < 2 > < 3 >

1 70 70 75 71,67 17 80 80 75 78,3

2 75 75 75 75 18 65 70 25 53,3

3 60 55 25 46,67 19 75 65 50 63,3

4 75 80 75 76,67 20 65 60 50 58,3

5 60 50 50 53,3 21 80 75 50 68,3

6 65 70 75 70 22 75 60 25 53,3

7 65 55 25 48,3 23 65 55 50 56,67

8 75 65 75 71,67 24 55 60 25 46,67

9 65 70 50 61,67 25 55 45 25 41,67

10 80 75 75 76,67 26 70 55 75 66,67

11 65 50 25 46,67 27 80 85 75 80

Page 71: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

12 60 50 50 53,3 28 80 85 75 80

13 75 70 50 65 29 75 50 25 50

14 60 55 25 46,67 30 55 45 25 41,67

15 60 60 25 48,3 31 80 80 75 78,3

16 60 75 25 53,3 Rt-Rt 68,55 64,35 49,19 60,69

Keterangan:

< 1 > = keterampilan sosial, < 2 > = perilaku berkarakter, < 3 > = aspek psikomotor

Tabel 5. tersebut terlihat dengan jelas bahwa jumlah siswa yang

mendapatkan nilai sama atau di atas 60 baru 15 siswa atau 48,38%. Masih jauh di

bawah angka yang diharapkan yaitu 21 siswa atau 67%. Jika tabel 5 di atas

disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi maka dapat disajikan pada tabel

6. berikut.

Tabel 6. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus I pertemuan I

Tabel 6. dapat di jadikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 12.

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 41 45 2 43 86 6,45

2 46 50 7 48 336 22,5

3 51 55 5 53 265 16,1

4 56 60 2 58 116 6,45

5 61 65 2 63 126 6,45

6 66 70 3 68 204 9,67

7 71 75 4 73 292 12,9

8 76 80 6 78 468 19,35

Rata-rata kelas 61,06

Page 72: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 12. Grafik nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus I pertemuan I

Informasi dari gambar 12 di atas, dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa

yang mendapatkan nilai antara 40 45 ada dua siswa atau 6,45%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 46 50 ada tujuh siswa atau 22,5%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 51 55 ada lima siswa atau 16,1%. Siswa yang

mendapat rentang nilai antara 56 60 ada dua siswa atau 6,45%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 61 65 ada dua siswa atau 6,45%. Siswa yang mendapat

nilai antara 66 70 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang mendapatkan nilai

antara 71 75 ada empat siswa atau 12,9%. Dan yang mendapatkan nilai antara

76 80 ada enam siswa atau 19,35%.

Lembar observasi kinerja guru (lampiran 9) dapat dilihat bahwa bahwa

dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru telah melakukannya dengan cukup

baik. Hal tersebut dapat tercermin dari aspek yang mendapat nilai baik atau skor 4

adalah: (1). Menyampaikan tujuan, (2) memberiikan kesempatan bertanya, (3)

membimbing siswa dalam kelompok, (4) memberiikan tes akhir, (5)

menyimpulkan pelajaran. Mendapat nilai cukup atau 3 pada aspek: (1)

mengkondisikan siswa, (2) memberiikan motivasi, (3) melakukan apersepsi, (4)

menyampaikan materi, (5) mengarahkan siswa bekerja sama, (6) mengevaluasi,

(7) balikan. Rata-rata nilai menjadi 3,42 atau dapat dikatakan cukup.

Berdasarkan aspek kognitif diketahui dengan cara tes tertulis. Aspek

yang diukur meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Kompetensi

0

2

4

6

8

41 -

45

46 -

50

51 -

55

56 -

60

61 -

65

66 -

70

71 -

75

76 -

80

banyak peserdik

Page 73: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

produk yang diukur dalam pertemuan ini adalah siswa dapat mengalikan bilangan

pecahan dengan metode kertas berpetak, sedangkan kompetensi proses yang

diukur yakni siswa dapat menggambarkan perkalian bilangan pecahan dengan

metode kertas berpetak. Tes didapatkan hasil seperti tersaji pada tabel 7.

Tabel 7. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I No Nilai No Nilai No Nilai

1 75 12 55 22 60

2 40 13 55 23 55

3 65 14 40 24 55

4 75 15 55 25 40

5 50 16 55 26 50

6 60 17 40 27 75

7 55 18 45 28 75

8 60 19 40 29 50

9 60 20 60 30 40

10 60 21 70 31 60

11 45 Rata-rata Kelas 55,48

Aspek kognitif pada siklus I pertemuan I dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi seperti yang disajikan pada tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 40 49 8 44,5 356 25,8

2 50 59 10 54,5 545 32,3

3 60 69 8 64,5 516 25,8

4 70-79 5 74,5 372,5 16,13

Rata-rata kelas 1789,5

Bertolak dari distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk

grafik seperti gambar 13.

Gambar 13. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I

0

2

4

6

8

10

40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79

jumlah siswa

Page 74: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Gambar 13 di atas dapat dijabarkan bahwa siswa yang mendapat nilai

antara 40 49 ada delapan siswa atau 25,8%. Siswa yang mendapat nilai antara

50 59 ada sepuluh siswa atau 32,3%. Siswa yang mendapat nilai antara 60 69

ada delapan siswa atau 25,8%. Dan siswa yang mendapat nilai antara 70 79 ada

lima siswa atau 16,13%.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua membahas tentang perkalian bilangan pecahan dengan

menggunakan metode perkalian bilangan pembilang dan perkalian bilangan

penyebut. Sama dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua ini juga

menggunakan lembar pengamatan yang sama. Pada pertemuan kedua diamati oleh

seorang observer. Adapun hasil dari pengamatan yang dilakukan dapat

diilustrasikan seperti ini

Aspek psikomotor (lampiran 6) masih kurang, walau sudah meningkat

dari pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua ada dua puluh tiga siswa atau

74,19% siswa yang mampu menjawab pertanyaan secara benar. Pada

mengeluarkan aspek pendapat hanya ada sembilan siswa atau 29,03%. Siswa yang

mampu melakukan berpikir bersama secara baik ada enam belas siswa atau 51,6%

dan yang mampu menanggapi pertanyaan saat presentasi hanya ada empat belas

siswa atau 45,16%. Jika diambil rata-rata hanya mendapatkan 50%. Dengan kata

lain siswa masih perlu persiapan lebih untuk melakssiswaan pembelajaran

kooperatif (cooperative learning) tipe numbered heads together. Sebab aspek

psikomotor ini tidak lepas dari langkah-langkah pembelajaran kooperatif.

Aspek pengamatan perilaku berkarakter (lampiran 7) mempunyai rentang

nilai 1 4. Hasil pengamatan dapat dipaparkan sebagai berikut: kejujuran

mengalami sedikit peningkatan dan mendapatkan rata-rata 2,95 atau 73,39%.

Aspek membantu teman juga meningkat menjadi 2,516 atau 62,9%. Ketepatan

waktu dalam mengerjakan tugas dari guru menurun menjadi mendapatkan 2,45

atau 61,29% . Nilai ketelitian meningkat dengan cukup tajam menjadi 2,94 atau

73,387%. Dan tanggung jawab mengalami penurunan nilai menjadi 2,48 atau

62,09%. Jika diambil rata-ratanya meningkat menjadi 66,61%. Hal ini cukup

bagus untuk peningkatan perilaku berkarakter secara perlahan. Akan tetapi nilai

Page 75: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tanggung jawab mengalami penurunan. Seharusnya semua nilai dapat meningkat.

Sebab itu mencerminkan sikap siswa ketika pembelajaran berlangsung.

Keterampilan sosial (lampiran 8) yang terdiri dari empat sub aspek yang

diamati dapat dijabarkan sebagai berikut: dari sub aspek bertanya mendapatkan

rentang nilai 3,61 atau 72,26%. Dari menyumbangkan pendapat atau ide

mendapatkan nilai 3,13 atau 62,58% . Menjadi pendengar yang baik mendapatkan

nilai 3,48 atau 79,67%. Dan dari kerja sama mendapatkan nilai 2,967 atau setara

dengan 59,35%. Dari keempat sub aspek tersebut didapatkan rata-rata nilai 3,298

atau setara dengan 65,97%. Perolehan nilai yang cukup baik. Namun disayangkan

mengalami penurunan dari pertemuan pertama.

Pengamatan aktivitas belajar (lampiran 10) matematika diperoleh hasil

yang kurang baik. Dari 10 segi yang diamati yaitu (1) siswa mempersiapkan diri,

(2) siswa meminta materi, (3) partisipasi siswa, (4) perhatian siswa, (5) siswa

memanfaatkan media pembelajaran, (6) siswa menjawab pertanyaan, (7) siswa

memperhatikan penjelasan guru, (8) siswa mencatat pokok-pokok penting materi,

(9) kesiapan siswa melakukan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, dan

(10) siswa menanggapi jawaban teman. Hanya aspek siswa yang mencatat pokok

materi penting yang mendapatkan predikat baik atau skor 4. Pada aspek siswa

yang mempersiapkan diri dan berusaha meminta materi dari gurulah yang

mendapat predikat kurang atau skor 2. Sedangkan yang lain dapat dikatakan

cukup atau 3. Rata-rata yang didapat adalah 2,9 atau dapat dikatakan cukup.

Dalam penalaran bahwa aktivitas belajar masih harus mencapai 67% maka

pembelajaran pada pertemuan yang ke 2 masih perlu ditingkatkan.

Dari keterangan di atas dapat dijabarkan perolehan nilai dari aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor pada siklus yang

pertama pertemuan yang kedua dapat disajikan dalam tabel 9:

Page 76: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Tabel 9. Rekapitulasi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus I pertemuan II

No Aspek Pengamatan Rata -

rata No

Aspek Pengamatan Rata

rata < 1 > < 2 > < 3 > < 1 > < 2 > < 3 >

1 70 65 75 70 17 70 75 75 73,3

2 70 75 75 73,3 18 60 65 75 66,67

3 60 70 25 51,67 19 70 80 25 58,3

4 80 80 75 78,3 20 70 65 75 70

5 65 55 25 48,3 21 80 85 50 71,67

6 60 65 75 66,67 22 75 70 25 56,67

7 65 55 25 48,3 23 60 55 50 55

8 70 70 50 63,3 24 50 60 25 45

9 65 70 75 70 25 55 40 25 48,3

10 65 70 25 53,3 26 65 55 50 56,67

11 65 55 25 48,3 27 75 85 75 78,3

12 60 50 25 45 28 70 80 75 75

13 70 80 50 66,67 29 65 55 50 56,67

14 65 65 25 51,67 30 55 50 25 43,3

15 60 60 50 56,67 31 70 80 75 75

16 65 80 50 65 Rt 65,97 66,61 50 60,86

Keterangan:

< 1 > = keterampilan social, < 2 > = perilaku berkarakter, < 3 > = aspek psikomotor

Tabel 9 tersebut terlihat dengan jelas bahwa jumlah siswa yang

mendapatkan nilai sama atau di atas 60 baru lima belas siswa atau 48,38%. Masih

jauh di bawah angka yang diharapkan yaitu 21 siswa atau 67%. Jika tabel 8 di atas

disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi maka dapat disajikan pada tabel

10 berikut.

Tabel 10. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor

siklus I pertemuan II

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 41 45 3 43 129 9,67

2 46 50 4 48 192 12,9

3 51 55 4 53 212 12,9

4 56 60 5 58 290 16,13

5 61 65 2 63 126 6,45

6 66 70 6 68 408 19,35

7 71 75 5 73 365 16,13

8 76 80 2 78 156 6,45

Rata-rata kelas 60,58

Page 77: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 10 dapat disajikan dalam bentuk grafik dalam gambar 14:

Gambar 14. Grafik nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor

siklus I pertemuan II

Informasi dari gambar 14 di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa

yang mendapatkan nilai antara 40 45 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 46 50 ada empat siswa atau 12,9%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 51 55 ada empat siswa atau 12,9%. Siswa yang

mendapat rentang nilai antara 56 60 ada lima siswa atau 16,13%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 61 65 ada dua siswa atau 6,45%. Siswa yang mendapat

nilai antara 66 70 ada enam siswa atau 19,35%. Siswa yang mendapatkan nilai

antara 71 75 ada lima siswa atau 16,13%. Dan yang mendapatkan nilai antara 76

80 ada dua siswa atau 6,45%.

Lembar observasi kinerja guru (lampiran 9) dapat dilihat bahwa bahwa

dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru telah melakukannya dengan baik.

Hal tersebut dapat tercermin pada aspek yang mendapat predikat baik atau skor 4

adalah (1) mengkondisikan siswa, (2) menyampaikan tujuan, (3) menyampaikan

materi, (4) memberii kesempatan bertanya, (5) mengarahkan kerjasama, (6)

membimbing siswa dalam kelompok, (7) melakukan tes akhir, (8) melakukan

evaluasi, (9) menyimpulkan pelajaran. Dan mendapatkan predikat cukup baik atau

0

1

2

3

4

5

6

41 -

45

46 -

50

51 -

55

56 -

60

61 -

65

66 -

70

71 -

75

76 -

80

jumlah siswa

Page 78: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

3 pada aspek (1) memberii motivasi, (2) melakukan apersepsi, (3) memberii

balikan. Rata-rata yang didapat adalah 3,75 (baik).

Aspek kognitif diketahui dengan cara tes tertulis. Aspek yang diukur

meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Kompetensi produk yang

diukur dalam pertemuan ini adalah siswa dapat mengalikan bilangan pecahan

dengan metode perkalian bilangan pembilang dan perkalian bilangan penyebut,

sedangkan kompetensi proses yang diukur yakni siswa dapat menghitung

perkalian bilangan pecahan dengan metode metode perkalian bilangan pembilang

dan perkalian bilangan penyebut. Dari tes itu didapatkan hasil seperti yang tersaji

pada tabel 11 di bawah ini

Tabel 11. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II No Nilai No Nilai No Nilai

1 66 12 76 22 76

2 63 13 86 23 66

3 76 14 66 24 46

4 90 15 56 25 46

5 53 16 86 26 76

6 56 17 63 27 96

7 56 18 46 28 90

8 76 19 86 29 46

9 76 20 66 30 53

10 86 21 96 31 86

11 66 Rata-Rata Kelas 70,06

Aspek kognitif pada siklus I pertemuan II dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi seperti yang disajikan pada tabel 12 berikut ini:

Tabel 12. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 40 49 4 44,5 178 9,67

2 50 59 5 54,5 272,5 19,35

3 60 69 7 64,5 451,5 22,58

4 70 79 6 74,5 447 19,35

5 80 89 5 84,5 422,5 16,13

6 90 99 4 94,5 378 12,9

Rata-rata kelas 69,34

Page 79: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Distribusi frekuensi yang ada pada tabel 12 dapat dibuat grafik seperti

pada gambar 15.

Gambar 15. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan II

Berpijak dari gambar 15 di atas dapat dijabarkan bahwa siswa yang

mendapat nilai antara 40 49 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang mendapat

nilai antara 50 59 ada enam siswa atau 19,35%. Siswa yang mendapat nilai

antara 60 69 ada tujuh siswa atau 22,58%. Dan siswa yang mendapat nilai antara

70 79 ada enam siswa atau 19,35%. Siswa yang mendapat nilai antara 80 89

ada lima siswa atau 16,13%. Dan siswa yang mendapat nilai antara 90 99 ada

empat siswa atau 12,9%.

d. Tahap Refleksi

Data yang diperoleh melalui pengamatan atau observasi dikumpulkan

kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan

selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara

mengumpulkan hasil belajar pertemuan I dan II selanjutnya dibuat rata-rata,

setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah 67% (21 siswa) dari 31

siswa mampu mendapatkan nilai sama atau lebih besar dari KKM yaitu 60 dan

mempunyai nilai rata-rata dari lembar pengamatan sama atau lebih besar dari 60.

Data yang diperoleh dari tahap observasi, pada pertemuan I sebanyak 15

atau 48,387% siswa mempunyai rata-rata nilai lembar pengamatan yang meliputi

0

1

2

3

4

5

6

7

40 - 49 50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 90 - 99

jumlah siswa

Page 80: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

aspek psikomotor, perilaku berkarakter dan keterampilan sosial lebih dari 60. Dan

13 atau 41,93% siswa memiliki nilai hasil evaluasi lebih dari 60. Data dari

pertemuan yang kedua mendapatkan bahwa 14 siswa atau 45,16% mempunyai

nilai rata-rata lembar pengamatan yang meliputi aspek psikomotor, perilaku

berkarakter dan keteranpilan sosial lebih dari 60. Dan 22 atau 70,97% siswa

memiliki nilai hasil evaluasi lebih dari 60. Pada aspek aktivitas siswa pada

pertemuan I mendapat 2,6 dan pada pertemuan II mendapat 2,9. Adapun kinerja

guru pada pertemuan I mendapat 3,42 dan pertemuan II mendapat 3,75. Hasil

tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa perlu ditingkatkan.

Aspek pengamatan yang meliputi aspek psikomotor, perilaku berkarakter

dan keterampilan sosial pada pertemuan I ada 15 siswa dan pertemuan II ada 14

siswa. Dari data itu rata-rata kelulusan siswa pada aspek psikomotor, perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial adalah 14,5. Hasil evaluasi yang mendapatkan

nilai sama dengan atau lebih besar dari 60 pada pertemuan I ada 13 siswa dan

pada pertemuan dua ada 22 siswa. Jika di rata-rata hasilnya adalah 17,5.

Mengingat indikator kinerjanya adalah 21 siswa untuk rata-rata aspek psikomotor,

perilaku berkarakter dan keterampilan sosial serta nilai akhir. Masih harus ada

perbaikan.

Bertolak dari pemaparan di atas dapat ditarik simpulan bahwa siswa

masih asing dengan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe

numbered heads together yang sedang dilakssiswaan. Sedangkan perbedaan

antara pertemuan I dan pertemuan II adalah metode perhitungnya. Dapat dilihat

bahwa siswa siswa masih kesulitan dengan metode kertas berpetak. Dengan kertas

berpetak siswa dapat leluasa dalam mengalikan bilangan pecahan. Namun tidak

efektif jika digunakan untuk bilangan pecahan yang melibatkan bilangan besar.

Dengan menggunakan perkalian bilangan pembilang dan bilangan penyebut

terbukti dapat memudahkan siswa dalam mengalikan bilangan pecahan.

Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus pertama memiliki beberapa

kelemahan, kelemahan itu dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Siswa masih kesulitan dalam menggunakan metode kertas berpetak

dalam membedakan antara bilangan pengali dan yang dikalikan hanya

Page 81: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

menggunakan arsiran yang berbeda. Siswa kebingungan antara yang

diarsir dua kali dan sekali.

2. Kerja sama dalam kelompok masih sangat kurang. Siswa terlihat

mengerjakan lembar kerja secara sendiri-sendiri dan tidak dilakukan

secara bersama-sama.

3. Dalam mengerjakan evaluasi siswa tidak menyertakan langkah-

langkahnya.

Berpijak dari tiga kekurangan pada siklus pertama di atas, maka

dilakukan beberapa langkah perbaikan pada siklus II. Langkah perbaikan yang

dilakssiswaan adalah:

1. Siswa dalam menggunakan metode kertas berpetak pada pertemuan

pertama arsiran yang berbeda dengan warna yang sama. Pada siklus

kedua digunakan pensil warna yang mempunyai warna yang berbeda.

2. Diperlukan pembahasan secara detail dan konsep yang disederhsiswaan

dalam penjelasannya dalam kertas berpetak.

3. Kerja sama kelompok sangat kurang pada siklus pertama. Hal itu

disebabkan lembar kerja yang diberikan pada setiap siswa. Untuk itu

pada siklus kedua lembar kerja diberikan untuk setiap kelompok.

Sehingga pada tiap kelompok hanya diberikan sebuah lembar kerja.

Dengan harapan siswa dapat bekerja sama lebih baik.

4. Pada siklus kedua tugas dilakukan secara struktur. Agar dapat diketahui

sampai mana kemampuan siswa. Dan disertai dengan penambahan beban

materi.

D. Deskripsi Hasil Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan pada siklus I, dapat

disimpulkan bahwa kemampuan mengalikan bilangan pecahan masih perlu

ditingkatkan. Tindakan siklus II dilakssiswaan sesuai dengan jadwal yang telah

ditetapkan yaitu selama 2 kali pertemuan, yang dimulai pada 9 Maret 2011 dan 10

Maret 2011.

Page 82: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan siklus II dilakukan mulai dengan merefleksi

kegiatan yang telah dilakukan pada siklus I. Setelah itu menyusun rancangan

tindakan yang akan dilakssiswaan. Rancangan tindakan menggunakan model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe numbered heads together

(NHT). Rancangan tersebut dikonsultasikan pada hari Selasa, 8 Maret 2011.

Selanjutnya pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilakssiswaan selama 2 kali

pertemuan yakni pada hari Rabu, 9 Maret 2011 dan Kamis 10 Maret 2011.

Adapun deskripsi perencanaan siklus meliputi menyusun Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), fasilitas dan sarana pendukung serta lembar pengamatan.

Untuk lembar pengamatan, fasilitas dan sarana pendukung yang digunakan masih

sama dengan siklus I. Hanya untuk RPP yang disempurnakan berdasarkan refleksi

siklus I.

Penyusunan RPP pada siklus II pada dasarnya adalah sama dengan RPP

pada siklus I. Hanya ada perubahan pada langkah pembelajaran. Serta

penambahan alat yang berupa pensil warna dan perdalaman materi pada

pertemuan I dan penambahan beban pada pertemuan II. Pada langkah

pembelajaran lembar kerja siswa dirancang untuk satu kelompok, tidak untuk

setiap siswa. Dimaksudkan agar siswa dapat bekerja sama dengan lebih baik.

Pensil warna digunakan untuk lebih memperjelas arsiran pada pertemuan I, dan

penambahan materi dilakukan pada pertemuan II untuk menguji sampai di mana

kemampuan siswa sesungguhnya.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan penelitian ini dilakssiswaan dalam dua pertemuan.

Masing masing pertemuan dilakssiswaan dalam dua jam pelajaran (2 x 35

menit). Kedua pertemuan ini dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama dilakssiswaan pada hari Rabu, 9 Maret 2011.

Membahas tentang mengalikan bilangan pecahan dengan metode kertas

berpetak. Dengan metode ini siswa diajak menghitung perkalian bilangan

Page 83: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

pecahan dengan cara yang semi konkrit. Biasa dilakukan untuk menangani

siswa yang lambat dalam berhitung.

Pertemuan diawali dengan salam dan mengabsen siswa. Guru

melakssiswaan apersepsi dengan mengulang pelajaran perkalian

menggunakan kertas berpetak yang telah dilakssiswaan dengan menguraikan

kesalahan-kesalahan yang terjadi. Guru menjelaskan materi perkalian

bilangan pecahan menggunakan metode kertas berpetak. Penjelasan guru

lebih ditekankan pada penghitungan kertas berpetak yang akan digunakan dan

pembacaan hasil arsiran.

Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 6 orang.

Selanjutnya guru membagikan nomor kepada setiap siswa. Setelah siswa

mendapatkan nomornya masing-masing, guru membagikan lembar kerja pada

setiap kelompok.

Siswa melakukan diskusi kelompok menggunakan tipe numbered

heads together dengan menggunakan satu lembar kerja siswa. Pengerjaan

lembar kerja siswa dilakukan dengan menggunakan pensil warna. Dalam

melakukan diskusi kelompok kerjasama semakin terlihat. Dengan

menggunakan satu lembar kerja, siswa mengerjakannya secara bergantian.

Terlihat jika salah satu siswa mengerjakan lembar kerja, siswa yang lain

memperhatikan dengan seksama. Setelah diskusi, dilakukan persentasi

dengan pengacakan warna kelompok beserta nomornya. Presentasi dilakukan

oleh siswa yang ditunjuk oleh guru dan ditanggapi oleh siswa yang

mempunyai nomor sama dari kelompok yang berbeda. Pada akhir diskusi

guru beserta siswa menyimpulkan hasil diskusi kelompok yang sudah

dikerjakan. Siswa mengerjakan tes evaluasi pada akhir pembelajaran.

2. Pertemuan kedua

Pertemuan kedua dilakssiswaan pada hari Kamis, 10 Maret 2011.

Membahas tentang mengalikan bilangan pecahan dengan metode perkalian

bilangan pembilang dan perkalian bilangan penyebut.

Pembelajaran diawali dengan salam dan mengabsen siswa. Guru

melakssiswaan apersepsi dengan menuliskan perkalian bilangan cacah. Guru

Page 84: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

menanyakan kepada siswa tentang materi perkalian bilangan cacah. Hingga

guru menunjukkan bahwa perkalian adalah penjumlahan yang berulang. Guru

menjelaskan materi yang akan dipelajari yaitu perkalian bilangan pecahan

menggunakan metode perkalian bilangan pembilang dan perkalian bilangan

penyebut.

Mengingat hasil pada siklus I, guru hanya menjelaskan secara

sederhana. Siswa membentuk kelompok yang terdiri dari 5 6 orang. Guru

membagi nomor serta lembar kerja pada setiap Kelompok. Dalam

mengerjakan lembar kerja siswa secara bergantian dan saling mengoreksi.

Dengan ini kerja sama kelompok sudah tampak. Setelah itu dilakukan

pengacakan nomor, lalu presentasi. Presentasi hanya memberiikan

pengoreksian karena sebagian besar siswa mampu mengerjakan dengan

benar. Barulah ditarik simpulan pembelajaran dan dilanjutkan dengan

melakukan tes evaluasi pada pertemuan kedua.

c. Tahap Observasi

Tahap observasi atau pengamatan adalah suatu kegiatan dalam penelitian

yang berfungsi sebagai salah satu tolok ukur terhadap keberhasilan penelitian.

Observasi dilakukan oleh teman sejawat. Tahap observasi ini meliputi beberapa

aspek, yaitu: aspek psikomotor, aspek keterampilan sosial, aspek perilaku

berkarakter, kegiatan guru, lembar kinerja guru, aktivitas belajar siswa, serta

aspek keantusiasan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Tahap observasi

dilakukan setiap pertemuan dan dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya

presentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas V yaitu 31 siswa.

1. Pertemuan pertama

Pertemuan pertama, dari aspek psikomotor (lampiran 6) dapat dikatakan

cukup baik, terbukti dengan ada dua puluh tiga siswa atau 74,19 % siswa yang

mampu menjawab pertanyaan secara benar. Sub aspek mengeluarkan pendapat

ada tujuh belas siswa atau 54,83%. Siswa yang mampu melakukan berpikir

bersama secara baik ada tujuh belas siswa atau 54,83% dan yang mampu

menanggapi pertanyaan saat presentasi ada enam belas siswa atau 51,61%. Jika

Page 85: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

diambil rata-rata hanya mendapatkan 58,87%. Dengan kata lain siswa siap untuk

pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together.

Aspek pengamatan perilaku berkarakter (lampiran 7) mempunyai rentang

nilai 1 4. Hasil pengamatan dapat dipaparkan sebagai berikut: kejujuran

mendapatkan porsi yang membanggakan yaitu 3,16 atau 79,03%. Aspek

membantu teman mendapatkan nilai 2,87 atau 71,77%. Ketepatan waktu

mendapatkan 2,67 atau 66,93% . Ketelitian mendapatkan nilai 2,74 atau 68,55%.

Dan tanggung jawab mendapatkan nilai 2,55 atau 63,7%. Jika diambil rata-rata

hanya mencapai 70%. Hal yang dapat dipetik dari itu adalah tumbuhnya karakter

yang baik. Bila dilanjutkan akan menjadi sesuatu yang baik pula.

Keterampilan sosial (lampiran 8) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

dari sub aspek bertanya mendapatkan rentang nilai 3,7 atau 74,19%. Dari

menyumbangkan pendapat atau ide mendapatkan nilai 3,258 atau 65,16%.

Menjadi pendengar yang baik mendapatkan nilai 3,84 atau 76,8%. Dan dari kerja

sama mendapatkan nilai 4 atau setara dengan 80%. Dari keempat sub aspek

tersebut didapatkan rata-rata nilai 3,7 atau setara dengan 74,03%. Perolehan nilai

yang memuaskan. Keterampilan sosial memang mendapatkan porsi yang lebih

dari rata-rata.

Pengamatan aktivitas belajar matematika (lampiran 10) diperoleh hasil

yang cukup baik. Dari 10 aspek yang diamati yaitu (1) siswa mempersiapkan diri,

(2) siswa meminta materi, (3) partisipasi siswa, (4) perhatian siswa, (5) siswa

memanfaatkan media pembelajaran, (6) siswa menjawab pertanyaan, (7) siswa

memperhatikan penjelasan guru, (8) siswa mencatat pokok-pokok penting materi,

(9) kesiapan siswa melakukan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, dan

(10) siswa menanggapi jawaban teman. Dua aspek dapat menarik aktivitas siswa

sebesar 67% dapat dikatakan baik atau skor 4. Tujuh aspek yang mendapat respon

cukup atau 3. Dan hanya satu aspek yang menarik aktivitas siswa kurang skor 2

dari 67%. Dengan rata-rata 3 terkesan sebagai pembelajaran mulai digemari,

namun belum tercapai pada tingkat pembelajaran yang mengaktifkan siswa.

Page 86: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Beerdasarkan pemaparan di atas dapat dijabarkan perolehan nilai dari

aspek keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor. Dapat disajikan

dalam tabel 13 di bawah ini:

Tabel 13. Rekapitulasi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan I

No Aspek Pengamatan Rata -

rata No

Aspek Pengamatan Rata -

rata < 1 > < 2 > < 3 > < 1 > < 2 > < 3 >

1 75 75 75 75 17 80 80 75 78,3

2 85 80 75 80 18 70 70 25 55

3 55 65 50 56,6 19 80 65 50 65

4 80 85 75 80 20 70 70 50 63,3

5 60 45 50 51,6 21 85 85 75 81,6

6 80 65 75 73,3 22 60 80 75 71,6

7 75 60 50 61,6 23 65 75 50 63,3

8 75 80 75 76,6 24 80 65 25 56,6

9 85 85 50 73,3 25 55 55 25 45

10 85 75 100 86,6 26 75 60 75 70

11 80 50 25 51,6 27 95 90 100 95

12 60 60 50 56,6 28 90 95 100 95

13 80 60 50 63,3 29 70 50 50 56,6

14 60 70 50 60 30 55 40 50 48,3

15 65 70 25 53,3 31 95 85 75 85

16 70 80 50 66,6 Rt-Rt 68,55 64,35 49,19 67,63

Keterangan:

< 1 > = keterampilan sosial, < 2 > = perilaku berkarakter, < 3 > = aspek psikomotor

Tabel 13 tersebut terlihat dengan jelas bahwa jumlah siswa yang

mendapatkan nilai sama atau di atas 60 baru dua puluh satu siswa atau 67,74%.

Sudah melampaui sedikit di atas target yaitu dua puluh satu siswa atau 67%. Jika

tabel 21 di atas disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi maka dapat

disajikan pada tabel 14 berikut.

Page 87: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Tabel 14. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan I

Tabel 14 dapat di jadikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 16 .

Gambar 16. Grafik nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan I

Informasi dari gambar 16 di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa

yang mendapatkan nilai antara 41 50 ada dua siswa atau 6,45%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 51 60 ada sembilan siswa atau 29,03%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 61 70 ada tujuh siswa atau 22,58%. Siswa yang

mendapat rentang nilai antara 71 80 ada delapan siswa atau 25,8%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 81 90 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang

mendapat nilai antara 91 100 ada dua siswa atau 6,45%.

0

2

4

6

8

10

41 -

50

51 -

60

61 -

70

71 -

80

81 -

90

91 -

100

banyak siswa

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 41 50 2 45,5 91 6,45

2 51 60 9 55,5 499,5 29,03

3 61 70 7 65,5 458,5 22,58

4 71 80 8 75,5 604 25,8

5 81 90 3 85,5 256,5 9,67

6 91 100 2 95,5 191 6,45

Rata-rata kelas 67,75

Page 88: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Lembar observasi kinerja guru (lampiran 9) dapat dilihat bahwa bahwa

dalam melakukan kegiatan pembelajaran guru telah melakukannya dengan cukup

baik. Hal tersebut dapat tercermin dari aspek yang mendapat nilai baik atau nilai 4

adalah: (1)mengkondisikan siswa. (2) Menyampaikan tujuan, (3) memberiikan

kesempatan bertanya, (4) mengarahkan siswa bekerja sama, (5) memberiikan tes

akhir, (5) mengevaluasi. Mendapat nilai cukup atau skor 3 pada aspek: (1)

memberiikan motivasi, (3) melakukan apersepsi, (4) menyampaikan materi, (5)

balikan. Rata-rata yang didapat adalah 3,58. Kondisi ini dikatakan baik.

Aspek kognitif dapat diketahui dengan cara tes tertulis. Aspek yang

diukur meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Kompetensi produk

yang diukur dalam pertemuan ini adalah siswa dapat mengalikan bilangan

pecahan dengan metode kertas berpetak, sedangkan kompetensi proses yang

diukur yakni siswa dapat menggambarkan perkalian bilangan pecahan dengan

metode kertas berpetak. Tes tersebut didapatkan hasil seperti yang tersaji pada

tabel 15.

Tabel 15. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan I No Nilai No Nilai No Nilai

1 60 12 65 22 70

2 85 13 60 23 60

3 55 14 45 24 45

4 80 15 55 25 40

5 45 16 60 26 60

6 55 17 50 27 100

7 40 18 45 28 70

8 70 19 70 29 50

9 80 20 55 30 60

10 75 21 60 31 90

11 60 Rata-Rata Kelas 61,77

Aspek kognitif pada siklus II pertemuan I dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi seperti yang disajikan pada tabel 16 berikut ini:

Page 89: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 16. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan I

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 38 46 6 42 252 19,35

2 47 55 5 51 255 16,13

3 56 64 9 60 540 29,03

4 65 73 5 69 345 16,13

5 74 82 2 78 156 6,45

6 83 91 3 87 261 9,67

7 92 100 1 96 96 3,23

Rata-rata kelas 61,45

Distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

gambar 17.

Gambar 17. Grafik daftar nilai tes pada siklus II pertemuan I

Gambar 17 di atas dapat dijabarkan bahwa siswa yang mendapat nilai

antara 38 46 ada enam siswa atau 19,35%. Siswa yang mendapat nilai antara

47 55 ada lima siswa atau 16,13%. Siswa yang mendapat nilai antara 56 64

ada sembilan siswa atau 29,03%. Siswa yang mendapat nilai antara 65 73 ada

lima siswa atau 16,13%. Siswa yang mendapat nilai antara 74 82 ada dua siswa

atau 6,45%. Siswa yang mendapat nilai antara 83 91 ada tiga siswa atau 9,67%.

Siswa yang mendapat nilai antara 92 100 ada satu siswa atau 3,23%.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua, dari aspek psikomotor (lampiran 6) dapat dikatakan

cukup baik, terbukti dengan ada dua puluh lima siswa atau 80,65% siswa yang

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

38 - 46 47 - 55 56 - 64 65 - 73 74 - 82 83 - 91 92 -

100

jumlah siswa

Page 90: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

mampu menjawab pertanyaan secara benar. Sub aspek mengeluarkan pendapat

ada delapan belas siswa atau 58,06%. Siswa yang mampu melakukan berpikir

bersama secara baik ada dua puluh satu siswa atau 67,74% dan yang mampu

menanggapi pertanyaan saat presentasi ada empat belas siswa atau 45,16%. Jika

diambil rata-rata hanya mendapatkan 58,87%. Dengan kata lain siswa telah siap

untuk pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads together.

Aspek pengamatan perilaku berkarakter (lampiran 7) mempunyai rentang

nilai 1 4. Hasil pengamatan dapat dipaparkan sebagai berikut: kejujuran

mendapatkan porsi yang membanggakan yaitu 2,74 atau 68,55%. Aspek

membantu teman mendapatkan nilai 2,77 atau 69,35%. Ketepatan waktu

mendapatkan 2,84 atau 70,97% . Ketelitian mendapatkan nilai 2,48 atau 62,1%.

Dan tanggung jawab mendapatkan nilai 2,55 atau 63,7%. Jika diambil rata-rata

hanya mencapai 66,94%. Hal yang dapat dipetik dari itu adalah menurunnya

karakter yang baik. Terbukti nilai karakter turun dari pertemuan pertama. Karena

kemampuan individu siswa yang telah cukup tinggi, menyebabkan nilai

karakternya turun.

Keterampilan sosial (lampiran 8) yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

dari sub aspek bertanya mendapatkan rentang nilai 3,97 atau 79,35%. Dari

menyumbangkan pendapat atau ide mendapatkan nilai 3,35 atau 67,1%. Menjadi

pendengar yang baik mendapatkan nilai 3,94 atau 78,71%. Dan dari kerja sama

mendapatkan nilai 3,84 atau setara dengan 76,77%. Dari keempat sub aspek

tersebut didapatkan rata-rata nilai 3,77 atau setara dengan 75,48%. Perolehan nilai

yang memuaskan. Keterampilan sosial memang mendapatkan porsi yang lebih

dari rata-rata.

Pengamatan aktivitas belajar matematika (lampiran 10) diperoleh hasil

yang cukup baik. Dari 10 aspek yang diamati yaitu (1) siswa mempersiapkan diri,

(2) siswa meminta materi, (3) partisipasi siswa, (4) perhatian siswa, (5) siswa

memanfaatkan media pembelajaran, (6) siswa menjawab pertanyaan, (7) siswa

memperhatikan penjelasan guru, (8) siswa mencatat pokok-pokok penting materi,

(9) kesiapan siswa melakukan model pembelajaran kooperatif teknik NHT, dan

(10) siswa menanggapi jawaban teman. Enam aspek dapat dikatakan baik atau

Page 91: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

skor 4 karena dapat menarik aktivitas siswa sebesar 67%. Tiga aspek yang

mendapat respon cukup atau skor 3. Dan hanya satu aspek yang menarik aktivitas

siswa kurang atau skor 2 dari 67%. Rata-rata yang didapat adalah 3,5. Pada tahap

ini siswa sudah memulai beradaptasi dengan pembelajaran kooperatf tipe NHT.

Berpijak dari keterangan di atas dapat disajikan perolehan nilai dari

aspek keterampilan sosial, perilaku berkarakter dan psikomotor dalam tabel 17:

Tabel 17. Rekapitulasi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan II

No Aspek Pengamatan Rata -

rata No

Aspek Pengamatan Rata -

rata < 1 > < 2 > < 3 > < 1 > < 2 > < 3 >

1 75 70 75 73,3 17 80 80 75 78,3

2 85 75 75 78,3 18 70 70 25 55

3 60 70 50 60 19 80 65 50 65

4 85 80 75 80 20 75 65 50 63,3

5 60 50 50 53,3 21 95 80 75 83,3

6 85 70 75 76,6 22 55 70 75 66,6

7 80 55 50 61,6 23 65 60 75 66,6

8 70 80 75 75 24 75 60 50 61,6

9 85 75 50 70 25 55 55 50 53,3

10 90 75 100 88,3 26 75 55 75 68,3

11 80 55 50 61,6 27 95 85 100 93,9

12 65 50 50 55 28 90 85 75 93,9

13 80 65 50 65 29 65 50 50 55

14 70 70 50 63,3 30 55 40 50 48,3

15 65 60 50 58,3 31 95 80 75 83,3

16 80 75 75 76,6 Rt-Rt 75,48 66,64 62,9 68,4

Keterangan:

< 1 > = keterampilan sosial, < 2 > = perilaku berkarakter, < 3 > = aspek psikomotor

Tabel 17 tersebut terlihat dengan jelas bahwa jumlah siswa yang

mendapatkan nilai sama atau di atas 60 hanya dua puluh empat siswa atau

77,42%. Sudah di atas angka yang diharapkan yaitu dua puluh satu siswa atau

67%. Jika tabel 16 di atas disajikan dalam bentuk daftar distribusi frekuensi maka

dapat disajikan pada tabel 18 berikut.

Page 92: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 18. Distribusi frekuensi nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan II

Tabel 18 dapat dijadikan dalam bentuk grafik seperti pada gambar 18.

Gambar 18. Grafik nilai pengamatan aspek

keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor

siklus II pertemuan II

Informasi dari gambar 18 di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: siswa

yang mendapatkan nilai antara 41 50 ada satu siswa atau 3,22%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 51 60 ada tujuh siswa atau 22,58%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 61 70 ada sebelas siswa atau 35,48%. Siswa yang

mendapat rentang nilai antara 71 80 ada tujuh siswa atau 22,58%. Siswa yang

mendapatkan nilai antara 81 90 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang

mendapat nilai antara 91 100 ada dua siswa atau 6,45%.

0

2

4

6

8

10

12

41 -

50

51 -

60

61 -

70

71 -

80

81 -

90

91 -

100

banyak siswa

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 41 50 1 45,5 45,5 3,22

2 51 60 7 55,5 388,5 22,58

3 61 70 11 65,5 720,5 35,48

4 71 80 7 75,5 528,5 22,58

5 81 90 3 85,5 256,5 9,67

6 91 100 2 95,5 191 6,45

Rata-rata kelas 68,73

Page 93: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Lembar observasi kinerja guru (lampiran 9) dapat dilihat bahwa dalam

melakukan kegiatan pembelajaran guru telah melakukan dengan cukup baik. Hal

tersebut dapat tercermin dari aspek yang mendapat nilai baik atau skor 4 adalah:

(1) mengkondisikan siswa. (2) Menyampaikan tujuan, (3) memberiikan

kesempatan bertanya, (4) mengarahkan siswa bekerja sama, (5) memberiikan tes

akhir, (5) mengevaluasi. Mendapat nilai cukup atau skor 3 pada aspek: (1)

memberiikan motivasi, (3) melakukan apersepsi, (4) menyampaikan materi, (5)

balikan. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 3,6. Ini menunjukkan adanya

peningkatan yang lebih baik lagi.

Aspek kognitif diketahui dengan cara tes tertulis. Aspek yang diukur

meliputi kompetensi produk dan kompetensi proses. Kompetensi produk yang

diukur dalam pertemuan ini adalah siswa dapat mengalikan bilangan pecahan

dengan metode perkalian bilangan pembilang dan perkalian bilangan penyebut,

sedangkan kompetensi proses yang diukur yakni siswa dapat menghitung

perkalian bilangan pecahan dengan metode perkalian bilangan pembilang dan

perkalian bilangan penyebut. Dari tes itu didapatkan hasil seperti yang tersaji pada

tabel 19 berikut ini.

Tabel 19. Rekapitulasi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan II No Nilai No Nilai No Nilai

1 50 12 60 22 100

2 70 13 70 23 70

3 60 14 60 24 60

4 80 15 40 25 40

5 50 16 100 26 80

6 50 17 50 27 90

7 40 18 60 28 90

8 80 19 80 29 50

9 100 20 60 30 60

10 100 21 100 31 100

11 60 Rata-Rata Kelas 69,68

Aspek kognitif pada siklus II pertemuan II dapat disajikan dalam bentuk

distribusi frekuensi seperti yang disajikan pada tabel 20 berikut ini:

Page 94: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 20. Distribusi frekuensi daftar nilai tes pada siklus II pertemuan II

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 38 46 3 42 168 9,67

2 47 55 5 51 255 16,13

3 56 64 8 60 480 25,8

4 65 73 3 69 207 9,67

5 74 82 4 78 312 12,9

6 83 91 2 87 174 6,45

7 92 100 6 96 576 19,35

Rata-rata kelas 70,06

Distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

gambar 19.

Gambar 19. Grafik daftar nilai tes pada siklus I pertemuan I

Gambar 19 di atas menggambarkan bahwa siswa yang mendapat nilai

antara 38 46 ada tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang mendapat nilai antara 47

55 ada lima siswa atau 16,13%. Siswa yang mendapat nilai antara 56 64 ada

delapan siswa atau 25,8%. Siswa yang mendapat nilai antara 65 73 ada tiga

siswa atau 9,67%. Siswa yang mendapat nilai antara 74 82 ada empat siswa atau

12,9%. Siswa yang mendapat nilai antara 83 91 ada dua siswa atau 6,45%.

Siswa yang mendapat nilai antara 92 100 ada enam siswa atau 19,35%.

d. Tahap Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama

proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan cara

mengumpulkan hasil belajar pertemuan I dan II selanjutnya dibuat rata-rata,

0

1

2

3

4

5

6

7

8

38 -

46

47 -

55

56 -

64

65 -

73

74 -

82

83 -

91

92 -

100

jumlah siswa

Page 95: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

setelah dirata-rata kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah

ditetapkan. Indikator kinerja yang telah ditetapkan adalah 67% (21 siswa) dari 31

siswa mampu mendapatkan nilai sama atau lehih besar dari KKM yaitu 60 dan

mempunyai nilai rata-rata dari lembar pengamatan sama atau lebih besar dari 60.

Data yang diperoleh dari tahap observasi, pada pertemuan I sebanyak 21

atau 67,7% siswa mempunyai rata-rata nilai lembar pengamatan yang meliputi

aspek psikomotor, perilaku berkarakter dan keterampilan sosial lebih dari 60. Dan

19 atau 61,29% siswa memiliki nilai hasil evaluasi lebih dari 60. Data dari

pertemuan yang kedua mendapatkan bahwa 24 siswa atau 77,42% mempunyai

nilai rata-rata lembar pengamatan yang meliputi aspek psikomotor, perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial lebih dari 60. Dan 23 atau 74,19% siswa

memiliki nilai hasil evaluasi lebih dari 60.

Berdasarkan data tersebut dapat diambil simpulan yaitu: Aspek

pengamatan yang meliputi aspek psikomotor, perilaku berkarakter dan

keterampilan sosial pada pertemuan I ada 21 siswa dan pertemuan II ada 24 siswa.

Dari data itu rata-rata kelulusan siswa pada aspek psikomotor, perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial adalah 22,5. Hasil evaluasi yang mendapatkan

nilai sama dengan atau lebih besar dari 60, pada pertemuan I ada 19 siswa dan

pada pertemuan dua ada 23 siswa. Jika di rata-rata hasilnya adalah 21. Mengingat

indikator kinerjanya adalah 21 siswa untuk rata-rata aspek psikomotor, perilaku

berkarakter dan keterampilan sosial serta nilai akhir. Maka siklus ini dapat

dikatakan berhasil.

E. Tahap Tes akhir

Tahap pelaksanaan tes akhir ini untuk mengukur sejauh mana kenerja

kemampuan siswa dalam menghitung. Dalam tes akhir siswa tidak dibebani

dengan langkah kerja maupun metode yang digunakan. Siswa hanya dituntut

untuk dapat menghitung perkalian bilangan pecahan dengan cepat.

Proses yang digunakan adalah dengan memberiikan sejumlah 30 soal dan

dikerjakan dalam waktu maksimal 20 menit. Adapun hasil yang dicapai

ditunjukkan pada tabel 21.

Page 96: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel 21. Rekapitulasi daftar nilai tes akhir No Nilai No Nilai No Nilai

1 93 12 93 22 90

2 40 13 90 23 96

3 70 14 70 24 66

4 80 15 83 25 40

5 46 16 100 26 83

6 66 17 80 27 76

7 96 18 76 28 96

8 76 19 100 29 66

9 66 20 95 30 40

10 100 21 100 31 73

11 66 Rata-Rata Kelas 77,8

Daftar nilai tes akhir dapat disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi

seperti yang disajikan pada tabel 22 berikut ini:

Tabel 22. Distribusi frekuensi daftar nilai tes akhir

No Interval Frekuensi

( fi )

Nilai tengah

( xi ) fi.xi

Prosentase

%

1 26 40 3 33 99 38,7

2 41 55 1 48 48 25,8

3 56 70 7 63 441 22,58

4 71 85 8 78 642 3,23

5 86 100 12 93 1116 9,67

Rata-rata kelas 75,68

Distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan dalam bentuk grafik seperti

gambar 20 di bawah ini.

Page 97: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Gambar 20. Grafik daftar nilai tes akhir

Gambar 20 di atas dapat dijabarkan bahwa: siswa yang mendapat nilai

antara 26 40 adalah tiga siswa atau 9,67%. Siswa yang mendapat nilai antara 41

55 adalah satu siswa atau 3,23%. Siswa yang mendapat nilai antara 56 70

adalah tujuh siswa atau 22,58%. Siswa yang mendapat nilai antara 71 85 adalah

delapan siswa atau 25,8%. Siswa yang mendapat nilai antara 86 100 adalah dua

belas siswa atau 38,7%. Hasil inilah yang menunjukkan kecepatan hitung siswa

setelah mengikuti pembelajaran cooperative learning tipe numbered heads

together. Jumlah siswa yang dapat memenuhi indikator kinerja adalah dua puluh

tujuh siswa atau 87,1%.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dapat dilihat bahwa peningkatan kemampuan yang terjadi

terlihat dari peningkatan-peningkatan dari komponen pembelajaran. Dari yang

terjadi pada kondisi awal. Banyaknya siswa yang mampu memenuhi indikator

kinerja pada tahap penilaian kognitif dapat dijabarkan dalam table 23 di bawah

ini.

0

2

4

6

8

10

12

26 - 40 41 - 55 56 - 70 71 - 85 86 -

100

jumlah siswa

Page 98: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 23. Rekapitulasi daftar nilai mengalikan bilangan pecahan Kriteria Ketuntasan

Minimal Kondisi awal Siklus I Siklus II Tes akhir

Jumlah siswa yang

memenuhi indikator

kinerja

12

(tabel 3)

17,5

(refleksi

siklus I)

21

(refleksi

siklus II)

27

(tabel 21)

Berpijak dari tabel 23 dapar digambarkan sebagai grafik pada gambar 21.

Gambar 21. Grafik daftar nilai mengalikan bilangan pecahan

Aspek pengamatan aktivitas siswa akan tampak pada tabel 24 di bawah

ini.

Tabel 24. Rekapitulasi skor aktivitas siswa Skor

Uraian Tindakan

Skor

Siklus I Siklus II

I II I II

1 Banyaknya siswa yang mempersiapkan diri untuk

mengikuti pelajaran 2 2 3 3

2 Banyaknya siswa yang berusaha meminta materi

dari guru 1 2 2 2

3 Banyaknya siswa berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran 3 3 4 4

4 Banyaknya siswa yang memperhatikan penjelasan

guru 3 3 3 4

5 Banyaknya siswa yang memanfaatkan media

pembelajaran yang disajikan oleh guru 3 3 4 4

6 Banyak siswa yang dapat menjawab dengan benar

atas pertanyaan yang disampaikan guru 3 3 3 4

7 Sikap yang ditunjukkan siswa saat 3 3 3 4

0

5

10

15

20

25

30

kondisi

awal

siklus I siklus II post test

jumlah siswa

Page 99: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

memperhatikan penjelasan guru mengenai materi

pembelajaran yang diajarkan

8 Banyaknya siswa yang mencacat pokok-pokok

penting dari materi yang diajarkan 3 4 3 4

9 Kesiapan siswa saat akan melakukan

pembelajaran dengan model kooperatif tipe NHT 3 3 3 3

10 Banyaknya siswa yang terlibat aktif menanggapi

jawaban teman saat menjawab pertanyaan guru 2 3 3 3

Total Skor 26 29 30 32

Rata-rata skor 2,6 2,9 3 3,2

Berpijak dari tabel 24 tentang aktivitas siswa dapat disajikan dalam

bentuk grafik pada gambar 22

Gambar 22. Grafik skor aktivitas siswa

Terlihat dengan jelas bahwa pada tabel aktivitas siswa dalam mengikuti

pembelajaran sangat meningkat. Pada siklus I pertemuan pertama skor 2,6 pada

pertemuan yang kedua 2,9. Pada siklus II pertemuan pertama mendapat 3 dan

pertemuan kedua mendapatkan 3,2. Hal itu akan baik jika terus dilakssiswaan

untuk mencapai pembelajaran yang aktif. Hanya pada aspek meminta materi

belum dapat ditingkatkan. Dalam penelitian dapat dimaklumi karena siswa asik

mendalami materi itu sendiri. Sementara siswa mengembangkan materi sendiri.

Aspek keterampilan sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor terdapat

peningkatan jumlah siswa yang mampu melampaui indikator kinerjanya. Pada

siklus I pertemuan I ada 15 siswa dan 14 pada pertemuan keduanya. Untuk siklus

II pertemuan I ada 21 siswa dan 24 pada pertemuan yang kedua. Terdapat

kenaikan yang siknifkan terhadap siswa. Hal itu mengisyaratkan haruslah ada

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

S I P I SI P II S II P I S II P II

aktivitas siswa

Page 100: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

pembiasaan terhadap sesuatu yang baru. Sesuatu yang dibiasakan akan menjadi

hal yang biasa dan siswa tidak akan merasa minder dan asing. Sehingga

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.

Kinerja guru akan terlihat jelas pada tabel 25 di bawah ini

Tabel 25. Rekapitulasi skor kinerja guru

No Aspek yang diamati

Hasil Pengamatan

Siklus I Siklus II

I II I II

1 Kegiatan awal pembelajaran

a. Mengkondisikan siswa ke arah

pembelajaran yang kondusif 3 4 4 4

b. Memberiikan movitasi 3 3 3 3

c. Menyampaikan Tujuan 4 4 4 4

d. Melakukan apersepsi 3 3 3 3

2 Kegiatan inti pembelajaran

a. Menyampaikan materi dengan jelas dan

mudah dipahami 3 4 3 4

b. Memberii kesempatan untuk bertanya 4 4 4 4

c. Mengarahkan siswa untuk bekerja sama

dengan kelompok 3 4 4 4

d. Membimbing siswa dalam kegiatan

kelompok 4 4 3 3

3 Kegiatan akhir pembelajaran

a. Memberiikan tes akhir 4 4 4 4

b. Mengevaluasi hasil siswa dalam diskusi

kelompok 3 4 4 4

c. Memberiikan balikan pada siswa 3 3 3 3

d. Menyimpulkan pelajaran 4 4 4 4

Jumlah skor 41 45 43 44

Rata-rata skor 3,42 3,75 3,58 3,6

Bertolak dari tabel 25 tentang skor kinerja guru dapat disajikan dalam

bentuk grafik pada gambar 23.

Page 101: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Gambar 23. Grafik skor kinerja guru

Kinerja guru adalah pelayanan guru terhadap siswanya. Jadi kinerja guru

cenderung pada memenuhi kebutuhan dari siswanya. Dalam hal ini kinerja guru

mengikuti kebutuhan siswa. Dengan skor pada siklus I pertemuan I adalah 3,42

dan pertemuan II yaitu 3,75. Pada siklus II pertemuan I yakni 3,58 dan pertemuan

II mencapai 3,6 sudah dapat dikatakan baik. Berdasarkan hal kinerja guru di atas

banyak hal yang dapat tercermin. Tidak semua kinerja guru dengan skor tinggi

mampu membekas pada siswa.

Hambatan-hambatan yang terjadi pada saat penelitian dapat dikatakan

berangsur-angsur dapat dikendalikan. Pada siklus I siswa masih asing dengan

model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together. Siswa merasa

kebingungan, sehingga banyak siswa yang perhatiannya tercurah pada hal yang

lain. Siswa masih sulit jika diajak diskusi kelompok dengan proses kerjasama.

Dalam hal ini kerjasama tidak terlihat. Siswa yang telah menerima lembar

kerjanya mengerjakan sendiri tanpa mengindahkan teman-temannya. Sehingga

dapat dianggap hanya belajar secara bersama.

Siklus II hambatan yang terjadi dapat ditekan. Walau masih ada siswa

yang belum dapat memusatkan perhatian, namun tidak mengganggu kelancaran

diskusi kelompok. Untuk mengatasi bahwa siswa susah diajak bekerja sama

adalah dengan menggunakan satu lembar kerja pada tiap kelompok. Cara ini

efektif, sebab dapat memperlihatkan proses kerjasana dalam setiap kelompok.

Sehingga pelaksanaan siklus II tidak ada hambatan yang berarti.

2.8

3

3.2

3.4

3.6

3.8

S I P I SI P II S II P I S II P II

skor kinerja guru

Page 102: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Hasil wawancara dengan guru kelas sebelum penelitian dimulai

(lampiran 11), menunjukkan bahwa sebelumnya belum pernah dilakukan. Dapat

ditarik garis besar bahwa pembelajaran yang terjadi hanya dilakukan dalam kelas.

Masih banyak siswa yang belum lulus KKM. Hal tersebut siswa sudah sulit untuk

diajak mempelajari perkalian pecahan. Metode pembelajaran sudah pernah

dikenalkan saat ada mahasiswa yang PPL disini. Namun siswa tetap susah dalam

mengikuti pelajaran. Untuk media pembelajaran, sebenarnya ada tapi untuk

perkalian. Namun untuk perkalian pecahan itu masih sulit. Belum ada media

pembelajaran yang mengakomodir perkalian pecahan. Akan tetapi sudah ada

metode perkalian yang dipelajari oleh siswa.

Dengan demikian, dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) tipe numbered heads together dapat meningkatkan kemampuan

mengalikan bilangan pecahan pada siswa kelas V SD Negeri 01 Jaten,

Karanganyar tahun ajaran 2010/2011.

Page 103: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua

siklus. Pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata hasil

perkalian bilangan adalah 51,95. Peserta didik yang mencapai KKM yaitu 60

adalah 12 (38,7%) siswa. Pada siklus I rata-rata kelas menjadi 62,77 dengan

tingkat kelulusan adalah 17,5 (56,45% siswa. Sebab siswa tidak dapat dibagi

maka tingkat kelulusan pada siklus I adalah 17 anak. Pada siklus II rata-rata kelas

menjadi 65,725 dengan tingkat kelulusan 21 (67%) anak. Waktu diadakan tes

akhir terbukti bahwa rata-rata kelas menjadi 77,8 dengan tingkat kelulusan siswa

adalah 27 siswa. Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif (Cooperative Learning) teknik Numbered Heads Together (NHT)

dapat meningkatkan kemampuan mengalikan pecahan pada siswa kelas V SD

Negeri 01 Jaten, Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap aspek keretampilan

sosial, perilaku berkarakter, dan psikomotor diperoleh data sebagai berikut: Siklus

I pertemuan I ada 15 siswa dan 14 siswa pada pertemuan II. Siklus II pertemuan I

ada 21 siswa dan 24 siswa pada pertemuan II. Maka pembelajaran kooperatif

(cooperative learning) tipe numbered heads together dapat meningkatkan

efektifitas proses pembelajaran.

B. Implikasi

Penetapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe numbered heads

together dalam pembelajaran Matematika kelas V tepatnya untuk pembelajaran

perkalian pecahan. Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah

model siklus, adapun prosedur penelitiannya terdiri dari 2 (dua) siklus. Setiap

siklus dilaksanakan dalam satu minggu. Adapun siklus yang kedua adalah

perulangan untuk memperbaiki siklus pertama yang belum berhasil.

Dalam setiap tindakan atau siklus tediri dari 4 (empat) tahapan kegiatan,

Page 104: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang.

Sebelum melaksanakan tindakan dalam tahap siklus, perlu perencanaan.

Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus

sebelumnya terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan kemampuan

belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil analisis perkembangan dari pertemuan

I dan pertemuan II dalam satu siklus.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti

yang diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini layak dipergunakan untuk

membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Adapun implikasi

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Implikasi Teoritis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

menggunakan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe numbered

heads together dapat meningkatkan kemampuan mengalikan bilangan pecahan

peserta didik kelas V, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal berikut.

Dalam menyampaikan materi yang ada hendaknya guru dapat

membangun relasi dengan siswanya. Walaupun dengan materi yang sama jika

interaksi terjadi maka hasilnya akan lebih maksimal. Salah satu jalan untuk

membuat interaksi itu adalah dengan menggunakan model pembelajaran.

Model pembelajaran dirancang sebagai jalan agar pembelajaran tidak

membosankan dan dapat berjalan secara maksimal.

Guru adalah orang yang paling dekat dengan siswa pada saat

pembelajaran. Dari masalah yang kecil hingga besar semua ada jalannya

tersendiri. Masalah yang ditangani adalah beragam. Dari paparan bab IV guru

dapat menganalisa masalah dan memilih model pembelajaran yang tepat.

Jikalau model pembelajaran masih dirasa umum. Uraian diatas dapat dijadikan

acuan untuk dapat memanipulasi model pembelajaran agar sesuai dengan

kebutuhan siswa.

Kemampuan mengalikan bilangan pecahan telah meningkat. Akan

tetapi bukan hanya dari aspek kognitifnya saja. Sebab pembelajaran yang

Page 105: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

dianut tidak hanya menelaah satu aspek saja, namun menelaah tiga aspek

penting yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hal tersebut juga terliput dalam

aspek yang diamati yaitu aspek keretampilan sosial, dan psikomotor. Dalam

penelitian ini juga mengacu pada pendidikan karakter. Diukur dengan lembar

pengamatan perilaku berkarakter. Dan terbukti keempat aspek tersebut, yaitu

kognitif, afektif, psikomotor serta pendidikan karakter dapat ditingkatkan

melalui pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe numbered heads

together ini.

2. Implikasi Praktis

Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan

model dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan

kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai

oleh siswa.

Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah

dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan

dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada

umumnya dimiliki oleh sebagian besar peserta didik. Walaupun kendala yang

dihadapi kelihatan kompleks namun guru harus dapat memecahkan hal tersebut.

Hal yang terpenting dari pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan

siswa. Tidak hanya pada ranah kognitif, namun meliputi ranah afektif,

psikomotor dan katakter anak.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian, maka ada beberapa saran yang dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sebagai bahan uraian penutup

skripsi ini antara lain :

1. Bagi Guru

Para guru perlu mempertimbangkan menggunakan model

pembelajaran dalam melaksanakan tugasnya. Dalam pembelajaran matematika

selain diperlukan pembelajaran yang menyenangkan, juga diperlukan agar

Page 106: COOPERATIVE LEARNING) TEKNIK NHT (NUMBERED … · SD NEGERI 01 JATEN KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2010 / 2011 SKRIPSI Oleh : NURMAN YUSUF K7107041 ... Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

siswa dapat mengembangkan materi yang disampaikan. Untuk itu diperlukan

proses tindak lanjut.

2. Bagi Siswa

Peserta didik harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif,

motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam

proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil

belajar. Mengingat penilaian hasil belajar meliputi aspek psikomotor, aspek

afektif, dan aspek kognitif.

3. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru agar dapat menganalisa permasalahan

yang terjadi. Dengan guru dapat menganalisa permasalahan yang terjadi maka

guru dapat memilih serta memanipulasi model pembelajaran agar sesuai

dengan kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai

dengan harapan.

4. Bagi Peneliti Lain

Bagi yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya dapat

sebagai landasan tindakan. Lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian

teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) teknik numbered heads together (NHT). Serta melengkapi

kekurangan yang ditemukan kemudian.