contoh sop.docx

60
RS.HARAPAN BUNDA JL. T.UMAR No.181-211 BANDA ACEH MENIMBANG BERAT BADAN NO. DOKUMEN HB. NO. REVISI 00 HALAMAN 1/2 PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit Ditetapkan, DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan TUJUAN 1. Untuk mengetahui berat badan pasien 2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan pasien 3. Untuk membantu diagnosa KEBIJAKAN 1. Pada setiap pasien baru 2. Pasien diabetes mellitus, penyakit jantung, nephritis, pasien oedem secara rutin 3. Ibu hamil, bayi dan anak 4. Pasien tertentu bila diperlukan PROSEDUR PERSIAPAN : 1. Timbangan 2. Buku catatan timbangan 3. Bolpoint PELAKSANAAN: 1. Perawat cuci tangan 2. Pasien diberitahu supaya tas, sepatu/sandal dilepas serta pakaian yang seringan mungkin,pada bayi baju dilepas 3. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik

Transcript of contoh sop.docx

Page 1: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MENIMBANG BERAT BADAN

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN1/2

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN Menimbang berat badan dengan menggunakan timbangan badan

TUJUAN1. Untuk mengetahui berat badan pasien2. Untuk mengetahui naik/turunnya berat badan pasien3. Untuk membantu diagnosa

KEBIJAKAN

1. Pada setiap pasien baru2. Pasien diabetes mellitus, penyakit jantung, nephritis, pasien

oedem secara rutin3. Ibu hamil, bayi dan anak4. Pasien tertentu bila diperlukan

PROSEDUR

PERSIAPAN :

1. Timbangan

2. Buku catatan timbangan

3. Bolpoint

PELAKSANAAN:

1. Perawat cuci tangan

2. Pasien diberitahu supaya tas, sepatu/sandal dilepas serta pakaian

yang seringan mungkin,pada bayi baju dilepas

3. Bila pasien dapat berjalan, disuruh naik sendiri diatas timbangan

4. Bacalah angka pada petunjuk jarum yang tepat, hasilnya dicatat

Page 2: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MENIMBANG BERAT BADAN

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

UNIT TERKAIT Ruang rawat inap, Rawat jalan dan ruang tindakan

Page 3: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENGHISAPAN LENDIR PADA PASIEN BAYI DAN ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Melakukan pembersihan saluran pernafasan dengan menggunakan

alat penghisap lendir (suction), baik melalui hidung,mulut maupun

trakhea (pada pasien trakheostomi)

TUJUANMemfasilitasi pengeluaran sekret dari saluran pernafasan sehingga

jalan nafas menjadi lebih efektif

KEBIJAKAN

Dilakukan jika ada sekret yang sangat kental dan pasien tidak dapat

batuk efektif, membantu gunakan selang penghisap lendir sesuai

petunjuk

PROSEDUR

Persiapan,

A. Alat

1. Mesin suction2. Suction chateter sesuai ukuran3. Tabung penampung4. Air matang / normal salin dalam tempatnya5. Cairan desinfektan dalam tempatnya untuk merendam

slang6. Pinset anatomi untuk memegang slang7. Spatel / sudip lidah yang terbungkus kain kasa dalam

tempatnyaB. Pasien

1. Bila pasien sadar, siapkan dalam posisi duduk2. Bila pasien tidak sadar

- posisi miring- kepala ekstensi

C. Pelaksanaan1. Alat-alat didekatkan kepada pasien2. Pasien disiapkan sesuai kondisi

Page 4: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENGHISAPAN LENDIR PADA PASIEN BAYI DAN ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

3. Slang dipasang pada mesin penghisap lendir4. Mesin penghisap lendir dihidupkan5. Sebelum menghisap lendir pada pasien cobakan terlebih dahulu

untuk menghisap air6. Setiap kali sesudah menghisap lender / slang dibilas dengan air

bersih yang tersedia7. Bila penghisapan lender selesai, mesin suction dimatikan8. Slang direndam dengan air desinfektan yang tersedia

UNIT TERKAIT 1. 1.Ruang Rawat Inap2. 2. Ruang rawat jalan,UGD

Page 5: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MEMBERIKAN MINUM BAYI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANKegiatan memasukkan sejumlah air susu (Asi dan formula) melalui

mulut bayi

TUJUAN Memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

KEBIJAKAN Berikan minum sesuai kebutuhan kalori dan kemampuan bayi

PROSEDUR

a. Menggunakan sendok / pipet

1. Persiapan alat

b. Pipet / sendok teh dalam keadaan bersih

c. Susu / minuman yang diperlukan dalam tempatnya

d. Air matang dalam tempatnya

e. Alas dada

f. Celemek dan masker

2. Persiapan pasien

Posisi bayi bagian kepala agak ditinggikan

3. Pelaksanaan

a. Cuci tangan

b. Memakai celemek dan masker

c. Memasang alas dada bayi

d. Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan

e. Memeriksa suhu susu,dengan meneteskan susu pada

punggung tangan

f. Minumkan susu sesendok demi sesendok secara

Page 6: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MEMBERIKAN MINUM BAYI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

perlahan-lahan

g. Selesai pemberian susu, bayi diberi air matang secukupnya

untuk membilas sisa susu dalam mulut

h. Mulut bayi di lap dengan alas dada

i. Bayi ditengkurapkan dibahu perawat sambil ditepuk-tepuk

perlahan disekitar punggungnya sampai bersendawa

j. Bayi dirapihkan

k. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkan

l. Cuci tangan

m. Perawat mencatat respon dan jumlah susu yang diminum

pada bayi

n. Alat-alat dirapihkan

b. Menggunakan botol susu

1. Persiapan alat

a. Botol dan dot yang tertutup steril yang telah diisi susu

b. Air matang dalam tempatnya

c. Sendok teh

d. Alas dada

2. Persiapan pasien

Bagian kepala lebih tinggi dari pada bagian tubuh

3. Pelaksanaan

a. Cuci tangan

b. Memakai celemek dan masker

c. Memasang alas dada bayi

d. Bayi dipangku perawat, kepala lebih tinggi dari badan

RS.HARAPAN BUNDA MEMBERIKAN MINUM BAYI

Page 7: contoh sop.docx

JL. T.UMAR No.181-211 BANDA ACEH

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

e. Memeriksa suhu susu dengan cara meneteskan susu pada punggung tangan

f. Selesai memberikan susu, bayi diberi air matang secukupnya untuk membilas sisa susu dalam mulut

g. Mulut bayi di lap dengan alas dadah. Bayi ditengkurapkan dibahu perawat sambil ditepuk-tepuk

perlahan disekitar punggungnya sampai bersendawai. Bayi dirapihkanj. Bayi dibaringkan dengan posisi kepala dimiringkank. Cuci tanganl. Perawat mencatat respon dan jumlah susu yang diminumkan

pada bayi

c. Menyusui bayi langsung pada ibunya

1. Persiapana. Kapas bulat yang direndam dalam air matangb. Bengkok untuk kapas kotor

2. Persiapan pasiena. Bayi dirapihkanb. Bayi dicocokkan identitasnyac. Ibu diberi tahud. Ibu disiapkan dalam keadaan bersih dan rapih

3. Persiapan lingkungana. Jendela/pintu ditutupb. Sampiran atau penyekat dipasang

4. Pelaksanaana. Cuci tanganb. Bayi diganti pakaiannya bila basah/kotorc. Berat badannya ditimbang, dicatat hasilnyad. Bayi dibawa dan diberikan kepada ibue. Ibu disiapkan dalam posisi duduk yang nyamanf. Air susu ibu diperiksa apakah memancar dengan baik atau

tidakg. Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas yang

sudah direndam dengan air matangh. Bayi disusukan dengan cara bergantian payudara kiri dan

payudara kanani. Selesai menyusui mulut bayi dibersihkan dengan kapas

pembersihj. Puting susu dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas

Page 8: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENGHISAPAN LENDIR PADA PASIEN BAYI DAN ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

k. Bayi diangkat dan ditengkurapkan dibahu perawat atau

ibunya sambil ditepuk-tepuk punggungnya agar sendawa

l. Bayi dan ibu dirapihkan

m. Bayi dikembalikan ke kamar bayi

n. Bayi ditimbang,hasilnya dicatat dan dibandingkan dengan

hasil penimbangan yang pertama

o. Bila pakaian bayi basah / kotor diganti

p. Bayi dibaringkan dengan kepala dimiringkan

UNIT TERKAIT 4. Rawat inap, rawat jalan,ruang menyusui,dapur gizi

RS.HARAPAN BUNDA RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) PADA ANAK

Page 9: contoh sop.docx

JL. T.UMAR No.181-211 BANDA ACEH

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

RJP dalam kamus diartikan dihidupkan kembali atau hidup baru.

Dalam arti luas merupakan segala bentuk usaha yang dilakukan

terhadap mereka yang dalam keadaan gawat darurat atau kritis untuk

mencegah kematian

TUJUAN Untuk memperkecil angka morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKAN Resusitasi Jantung Paru dilakukan segera pasa pasien henti nafas

PROSEDUR

A. Persiapan alat-alat

1. Oksigen (O2) siap pakai2. Ambu bag sesuai ukuran3. Masker sesuai ukuran4. Gudel sesuai ukuran5. Mesin penghisap dan kateter sesuai ukuran6. Papan pengalas7. Baki yang berisi

a. Obat-obatan :- Adrenalin- Atropin- Lidokain 2 %- Kalsium glukonas- Dextrose 40 %

b. Alat untuk intubasi : - ETT sesuai ukuran - Laringoscope, blade sesuai ukuran - Magit forcep - Spuit-spuit berbagai ukuran

Page 10: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) PADA ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

B. Persiapan pasien

Pasien ditidurkan terlentang dengan posisi datar

C. Pelaksanan

1. Melakukan RJP harus lebih dari 1 orang

2. Dekatkan semua alat/kebutuhan ke dekat tempat tidur pasien

3. Bebaskan jalan napas, posisi agak sedikit ekstensi

4. Napas buatan dengan cara memberikan tekanan positif

menggunakan ambu bag dan masker bila perkembangan dada

tidak efektif pasang gudel

5. Sirkulasi (peredaran darah) bila dengan buatan tidak berhasil,

lanjutkan dengan kompresi jantung dari luar dengan melakukan

tekanan pada daerah dada,dengan hitungan 5x tekan 1x pompa

(5:1)

6. Drugs (obat-obatan) bila RJP yang dilakukan tidak

menunjukkan hasil,dibantu dengan obat oleh resusitasi dan

jangan lupa mencatat obat apa dan berapa banyak yang sudah

diberikan

7. Monitor jantung selama resusitasi harus terpasang untuk

mengetahui gambaran EKG pada jantung.

Perhatian :

- Jangan mencelakakan pasien dengan metode yang salah

- Jangan membuang waktu untuk prosedur yang tidak berguna

- Jangan memulai usaha apapun yang memakai biaya untuk

menunda kematian

Khususnya untuk bayi usahakan jangan sampai hypothermia

UNIT TERKAIT - Ruang rawat Inap/UGD

5. - Ruang rawat anak

Page 11: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH PADA ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANMemberikan transfusi darah adalah proses memindahkan darah dari

orang sehat kepada orang sakit yang membutuhkan melalui intravena

TUJUAN

1. Meningkatkan volume darah

2. Menambah komponen darah yang kurang

3. Mencegah terjadinya salah pemberian transfusi darah

KEBIJAKAN

1. Pemberian transfusi darah harus sesuai dengan golongan

darah pasien

2. Setiap pemberian transfusi darah dikenakan biaya proses

yang ditagih oleh PMI

PROSEDUR

a. Persiapan alat

1. Kelengkapan transfusi set

2. IV catheter

3. Cairan Nacl 0,9%

4. Darah yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan

5. Kapas

6. Alcohol 70%

7. Gas steril

8. Gunting

9. Plester

10. Pengalas

11. Bengkok

Page 12: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH PADA ANAK

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

12. Tourniquet

13. Standar infuse

b. Pelaksanaan

1. Cuci tangan

2. Beritahu pasien tentang tindakan yang akan dilakukan dan

jelaskan prosedur yang akan dikerjakan

3. Siapkan peralatan dekat pasien

4. Ukur tanda vital pasien sebelum melaksanakan transfusi

5. Siapkan area penusukan jarum transfusi

6. Periksa kantong darah dengan teliti dengan disaksikan oleh

petugas lain

- Nama pasien

- Golongan darah

- Nomor darah

- Jenis darah

- Rhesus

c. Perlu diperhatiakan

1. Reaksi pasien

2. Infuse : tetesan,jenis cairan

3. Tanggal kadaluarsa

Bekerja dengan teknik aseptic

UNIT TERKAIT

- Laboratorium

- Depo obat

- Ruang rawat inap/jalan

- Bank Darah

Page 13: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

SUCTION

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANUpaya membersihkan lendir/secret pada jalan napas melalui

penghisapan dengan alat suction

TUJUANMembebaskan jalan napas dari lendir sehingga udara dapat mengalir

masuk dengan leluasa ke dalam paru-paru

KEBIJAKANDilakukan pada pasien yang tidak mampu mengeluarkan lendir

secara mandiri

PROSEDUR

Persiapan Alat:

Persiapan alat steril:

- Katheter suction sesuai kebutuhan klien

- Sarung tangan steril

- Container atau kom steril

- Air atau NaCl steril

- Tongue spatel

- Kassa steril

Persiapan alat tidak steril:

- Tabung oksigen dan isinya

- Mesin suction

- Alas

- Bengkok

- Larutan desinfektan

- Tissue

Page 14: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

SUCTION

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

Persiapan klien:

- Beri penjelasan bila klien sadar

- Atur posisi sesuai kebutuhan:

Semi fowler dengan kepala mengarah ke arah perawat

(Orofaringeal Suctioning)

Semifowler dengan kepala hiperekstensi, bila tidak ada

kontraindikasi (Nasopharingeal Suctioning)

Lateral dengan muka menghadap perawat (klien tidak

sadar)

2. Pelaksanaan

a. Pasang pengalas di dada klien

b. Beri oksigen dengan konsentrasi tinggi

c. Buka paket steril dan buat area steril

d. Hidupkan mesin suction/penghisap dan atur tekanannya:

Pada infant dan anak-anak: 50-75 mmHg

Pada orang dewasa : 100-120 mmHg

e. Buka dan siapkan kateter / selang suction yang steril. Buka

bungkus steril, cukup sentuh bagian luar pembungkus tempatkan

pada baki yang bersih. Tuangkan 100 ml NaCl steril pada

mangkuk

f. Lakukan reoksigenasi / pemberian oksigen ulang dengan kadar

oksigen 100%. Lakukan hiperventilasi dengan manual

resucitation bag bila perlu

g. Pasang sarung tangan steril. Jika hanya ada satu buah sarung

tangan, kenakan di tangan yang dominan.

Page 15: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

SUCTION

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

a. Ambil kateter dengan tangan yang dominan,pegang selang penyambung dengan tangan yang tidak dominan, sambungkan kateter dengan selang tanpa menyentuh tangan yang steril.

b. Celupkan kateter pada mangkuk NaCl, cek apakah alat berfungsi dengan menutup lubang kateter dengan tangan yang tidak dominan, kembalikan kateter ke tempat yang steril.

c. Masukkan kateter ke dalam trachea melalui lubang hidung, atau jalan nafas buatan pada saat inspirasi/menarik nafas.

d. Dorong katater hingga terasa ada tahanan. Tarik kateter 1 (satu) cm sebelum memulai penyedotan.

e. Lakukan suction dengan menempatkan jempol tangan yang dominan menutupi lubang suction. Rotasikan/putar kateter dengan tangan yang dominan sambil menarik kateter keluar. Ini dilakukan tidak lebih dari 15-20 detik (dari pertama memasukkan hingga selesai satu tarikan)

f. Bersihkan kateter dengan cara dimasukkan ke dalam air atau NaCl steril

g. Beri klien oksigen, lakukan hiperventilasi dengan manual resucitation bag bila perlu

h. Dengan tangan tidak steril, matikan mesin dan dengarkan suara napas klien.

i. Bila klien masih perlu melakukan penghisapan, lakukan seperti prosedur di atas, setelah 20-30 detik setelah penghisapan pertama.

j. Lipat kateter suction dan pegang dengan tangan steril, kemudian tangan yang tidak steril membuka sarung tangan steril dengan kateter bekas tergulung ke dalamnya dan buang ke bengkok yang berisi desinfektan

k. Rapikan kembali posisi klien

l. Bersihkan daerah mulut dan hidung setelah dilakukan penghisapan lender.

m. Bereskan peralatan, membuang sampah pada keranjang sampah medis

n. Cuci tangan (cara desinfektan)

UNIT TERKAIT Seluruh Unit Keperawatan

Page 16: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MEMBERIKAN ASI MELALUI NGT

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANSuatu kegiatan untuk memberikan ASI melalui selang, yang

langsung dipasang ke dalam lambung bayi.

TUJUANUntuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi pada bayi yang tidak

dapat/tidak diperbolehkan minum sendiri karena kondisinya.

KEBIJAKANPemberian ASI melalui NGT harus dilakukan dengan hati-hati untuk

mencegah bayi kembung.

PROSEDUR

1. Perawat mencuci tangan sebelum tindakan.

2. Pasang NGT dengan hati-hati dan yakinkan bahwa NGT

terpasang dengan baik.

3. Periksa retensi lambung dengan melakukan aspirasi dengan spuit

dan catat retensi lambung dalam lembar observasi.

4. Berikan ASI sesuai takaran yang telah ditentukan dengan spuit

yang dihubungkan dengan NGT. Biarkan ASI mengalir dengan

sendirinya, jangan didorong.

5. Setelah ASI habis, bilas dengan 1- 2 cc air matang.

6. Rapikan kembali alat bekas pakai.

7. Catat jumlah ASI yang diberikan dalam status dan lembar

observasi.

8. Tepuk punggung bayi perlahan-lahan sampai bayi bersendawa.

Perawat mencuci tangan selesai tindakan.

UNIT TERKAIT Ruang bayi.

Page 17: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENANGANAN BAYI DENGAN ATRESI ANI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANAdalah suatu kelainan kongenital yang mengenai daerah anus

dan rectum.

TUJUANSebagai acuan dalam penanganan bayi dengan atresia ani untuk

menurunkan angka kematian perinatal.

KEBIJAKANPemeriksaan terhadap keadaan anus harus dilakukan pada setiap bayi

baru lahir.

PROSEDUR

1. Pasien dipuasakan.

2. Pasang NGT untuk dekompresi.

3. Perhatikan ukuran dan ketegangan abdomen.

4. Awasi kemungkinan adanya distress pernafasan.

5. Monitor tanda - tanda visual.

6. Pemberian nutrisi per infus.

7. Bila ada fistula, perhatikan pengeluaran faeces dan fistula.

8. Catat jika terdapat urine warna hijau.

9. Pertahankan area sekitarnya bersih.

10. Sampaikan keadaan bayi pada keluarga dan jelaskan tentang

komplikasi yang mungkin timbul serta anjurkan agar bayi dirujuk ke

RS dengan fasilitas yang lebih tinggi.

Rujuk pasien setelah keadaan umum baik

UNIT TERKAIT- Ruang bayi

- Ruang bersalin.

Page 18: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENANGANAN BAYI DENGAN HIPOTERMI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenanganan bayi hipotermi adalah suatu usaha untuk

mempertahankan suhu tubuh bayi pada batas normal.

TUJUAN

Mencegah terjadinya keadaan hipotermi serta melakukan

tindakan yang diperlukan pada bayi yang mengalami hipotermi

sehingga morbiditas dan mortalitas bayi dapat diturunkan.

KEBIJAKAN Suhu tubuh bayi dipertahankan antara 36,5° C - 37° C.

PROSEDUR

1. Persiapan alat :

1). Inkubator.

2). Lampu sorot.

3). Termometer.

4). Selimut.

5). Buli - buli hangat.

2. Pelaksanaan :

1). Bayi dengan berat lahir > 2500 gram :

- Jangan langsung memandikan bayi segera setelah lahir,

tetapi tunda sampai 6 jam setelahnya atau setelah suhu

tubuh stabil.

- Ukur suhu tubuh bayi minimal 3 kali sehari.

- Bila didapatkan suhu tubuh < 36,5° C, tutup badan dan

kepala bayi dengan pakaian dan selimut serta dekapkan

Page 19: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENANGANAN BAYI DENGAN HIPOTERMI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

- ada ibunya atau gunakan lampu sorot / buli - buli hangat.

- Tunda perasat memandikan bayi sampai 6 jam setelah

suhu tubuh stabil.

2). Bayi dengan berat lahir < 2500 gram :

- Segera tempatkan bayi dalam inkubator.

- Observasi suhu inkubator dan ukur suhu tubuh bayi

minimal 3 kali sehari.

- Pertahankan suhu inkubator dan suhu tubuh bayi berkisar

antara 36.5°C - 37°C.

- Lakukan semua tindakan yang diperlukan dalam

inkubator.

Jaga agar tubuh bayi tetap kering.

UNIT TERKAIT

- UGD.

- Kamar bersalin.

- Ruang bayi.

Page 20: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PENANGANAN NEONATUS DENGAN CELAH BIBIR DAN PALATUM

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Kelainan bawaan berupa celah bibir palatum akibat dari

kegagalan proses penutupan maxila dan premaxila selama masa

embrio.

TUJUAN

Sebagai acuan dalam penanganan neonatus risiko tinggi dengan

celah bibir, terutama untuk mencegah terjadinya aspirasi pada

pemberian umum.

KEBIJAKANSemua bayi baru lahir harus diperiksa terhadap adanya kelainan bawaan

celah bibir dan palatum.

PROSEDUR

1. Lakukan prosedur rutin pertolongan bayi baru lahir.2. Lakukan pemeriksaan fisik daerah mulut, didapatkan celah pada

bibir - bibir gusi, gusi - gusi palatum.3. Sampaikan keadaan bayi dan komplikasi yang mungkin timbul

pada keluarganya. Sampaikan juga cara pemberian minum pada bayi menghindari komplikasi aspirasi.

4. Lakukan konsultasi dengan bagian bedah mulut.5. Lakukan pemasangan NGT.6. Pemasangan feeding plate oleh bagian bedah gigi mulut.7. Observasi reflek isap.8. Bila reflek isap bagus, coba menetek pada Ibu.Bila pulang pasien kontrol ke bagian anak.

Unit Terkait- Ruang bayi.

- Ruang bersalin.

- Klinik Gigi dan Mulut.

Page 21: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MERAWAT TALI PUSAT

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN Memberikan perawatan terhadap tali pusat pada bayi

TUJUAN

- Mencegah terjadinya infeksi

- Mempercepat proses pengeringan tali pusat

- Mempercepat lepasnya tali pusat

KEBIJAKAN -

PROSEDUR

PERSIAPAN ALAT:

1. Alkohol 70% dalam tempatnya

2. Kasa dan kapas lidi steril dalam tempatnya

3. Korentang dalam tempatnya

4. Perlengkapan pakaian bayi

5. Aquades steril

6. Gunting verban

PELAKSANAAN:

1. Mencuci tangan

2. Menetesi kasa pembungkus tali pusat dengan aquadest dan

membuka

3. Membersihkan tali pusat dengan kapas alkohol dari ujung

sampai pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya dengan

diameter 20 cm

4. Selanjutnya membungkus tali pusat dengan kasa steril berisi

alkohol 70% dan memfiksasi dengan menggunakan gurita

Page 22: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MERAWAT TALI PUSAT

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

5. Mengenakan pakaian bayi dan selanjutnya merapikan kemudian

bayi dibaringkan

6. Merapikan alat-alat

7. Mencuci tangan

8. Melakukan pendokumentasian

UNIT TERKAIT Ruang perinatologi,PICU

Page 23: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PERAWATAN TRAKEOSTOMI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANUpaya membersihkan stoma serta alat trakeostomi ataupun

menggantinya

TUJUAN1. Mencegah terjadinya infeksi

2. Menjaga kepatenan jalan napas

KEBIJAKAN

Sebaiknya dilakukan oleh dua perawat. Kanule bagian dalam

(disposible) dapat dilepas dan diganti yang baru 8 sampai 12 jam

setelah dipasang

PROSEDUR

Persiapan Alat:

Steril:

a. Sarung Tangan

b. Kassa 4x4 tiga buah

c. Kom sedang 3 pcs

d. Sikat kecil

e. Swab kapas/ cutton buds

Non Steril:

a. Handuk, Plester anti air

b. Sarung tangan

c. Hidrogen Peroksida

d. NaCl 0,9 %

e. Gulungan kassa / pengikat tracheostomi

f. Gunting

Page 24: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PERAWATAN TRAKEOSTOMI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

g. Pelindung wajah

2. Persiapan Pasien:

a. Pasien diberi tahu mengenai tindakan yang akan dilakukan

b. Bantu pasien pada posisi semi fowler

3. Pelaksanaan

a. Tempatkan handuk menyilang di dada pasien

b. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan serta pelindung wajah

c. Berikan penghisapan trakeostomi (suction). Sebelum melepaskan

sarung tangan, lepaskan balutan kotor trakeostomi dan buang

bersama sarung tangan

d. Sambungkan dengan sumber oksigen

e. Tuangkan cairan NaCl pada satu kom dan Hidrogen paroksida

pada kom yang lain.

f. Kenakan sarung tangan steril pada tangan dominan. Pertahankan

selama prosedur

g. Lepaskan sumber oksigen dan kanula bagian dalam dengan

tangan non dominan.

h. Tempatkan sumber oksigen kolar trakeostomi di luar kanule

Tempatkan sumber oksigen kolar trakeostomi di luar kanule luar.

Tempatkan selang T (Briggs) dan sumber ventilator oksigen di

atas atau di dekat kanul luar (Cat: Slang T dan alat oksigen

ventilator tidak dapat disambungkan ke semua kanule bagian

luar ketika kanule bagian dalam dilepaskan).

i. Untuk mencegah desaturasi oksigen pada pasien, ambil kanula

bag. dalam ke kom yang berisi hydrogen peroksida dengan cepat

dan gunakan sikat kecil untuk membersihkan secret pada kanule

bagian dalam dan luar.

Page 25: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

MERAWAT TALI PUSAT

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

j. Pegang bagian dalam kanule diatas kom dan cuci dengan NaCl, gunakan tangan non dominan untuk menuangkan NaCl.

k. Pasang kembali kanul bagian dalam dan amankan dengan mekanisme kunci. Pasang kembali selang T briggs dan sumber oksigen ventilator.

l. Dengan cutton buds/swab berujung kapas dan hidrogen peroksida, dan kassa 4x4 terpajan di luar permukaan kanule dan stoma, di bawah piringan depan, tambahkan 4 sampai 8 cm pada semua arah stoma. Bersihkan dengan gerakan memutar dari arah luar dengan menggunakan tangan dominan untuk memegang alat steril.

m. Dengan menggunakan kassa kering 4x4, tekan sedikit pada kulit dan permukaan kanule luar yang terpajan.

n. Instruksikan asisten, bila ada, untuk memegang selang T dengan aman pada tempatnya. Ketika asisten memegang selang T, potong pengikat. Asisten tidak boleh melepaskan pegangan pada selang T, sampai ikatan baru terikat dengan kuat. Bila tidak ada bantuan, jangan melepas ikatan yang lama sampai ikatan baru terikat dengan aman.

o. Masukkan balutan trakeostomi baru di bawah ikatan bersih dan piringan depan.

p. Lepaskan sarung tangan dan buang pada bengkok dengan trakeostomi kotor terikat.

q. Posisikan pasien dengan nyaman dan kaji status pernapasan.r. Perawat cuci tangan, catat pengkajian status pernapasan pasien

dan status kulit sekitar stoma, frekuensi perawatan dan toleransi pada perawatan

UNIT TERKAIT Unit Keperawatan Rawat Inap, ICU

Page 26: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PENGELOLAAN NGT DAN NUTRISI ENTERAL

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenatalaksanaan nutrisi dini pada pasien yang masuk ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKANPengelolaan NGT dan Nutrisi enteral ini dilakukan terhadap setiap pasien dengan hemodinamik stabil dan mendapat PEEP < 15 cmH2O

PROSEDUR

Pasien masuk ke iCU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh Dokter ICU :1. Penilaian terhadap status mental atau tanpa gangguan reflex,2. Bila didapatkan perubahan status mental atau tanpa gangguan

reflex,dilakukan pemeriksaan terhadap bising usus, flatus atau BM dan Penilaian NGT

3. Bila produksi NGT < 200 cc/4 jam dan HOB elevated 30⁰, dapat dilakukan pelepasan (aff) NGT.

4. Bila produksi NGT > 200 cc/4 jam, dilakukan HOB elevated > 30⁰ dan NGT tetap dipertahankan.

5. Bila tidak didapatkan perubahan status mental atau tanpa gangguan reflex dan produksi NGT < 200 cc/4 jam, NGT dapat dilepas dan dilakukan HOB elevated > 30⁰.

6. Bila produksi NGT > 200 cc/4 jam,dilakukan koneksi NGT penampungan.

7. Bila dalam penampungan <100 cc/2 jam, NGT dapat dilepas dan dilakukan HOB elevated >30⁰.

8. Bila dalam penampungan >100 cc/2 jam, NGT tetap dipertahankan dan dialirkan.

UNIT TERKAIT1. UPF Anestesiologi dan Terapi Intensif2. UPF Ilmu Bedah3. UPF Gizi Medik

Page 27: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR SUPERPEEP

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan kriteria ARDS

sejak pasien masuk ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka

morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKAN

a. Kriteria Inklusi :

Setiap pasien dengan PaO2 yang tidak memberikan respon

terhadap FiO2 100% dan memenuhi kriteria ARDS (PaO2/FiO2

< 200, PAOP < 18 mmhg, CXR infiltrat≥ 3 kuadran).

b. Kriteria Eksklusi :

Pasien dengan PaO2 yang memberikan respon terhadap FiO2

100%.

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh

Dokter ICU :

1. Pemeriksaan PAC, bila tidak oxymetric, diubah ke oxymetric

PAC.

2. Kemudian PEEP diberikan sampai 10 cmH2O dan dimonitor

rerata TD< PAOP, SaO2, SvO2.

3. Bila SaO2 100% dan SvO2 > 70%, pasien diobservasi selama 10

menit, kemudian dilakukan pemeriksaan AGD, penghitungan

compliance statis dan dinamis.

Page 28: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR SUPERPEEP

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

4. Bila SaO2 belum mencapaiu 100% dan SvO2 < 70%, PEEP

dinaikkan sampai 15 cmH2O dan dimonitor rerata TD, PAOP,

SaO2, SvO2.

5. Bila SaO2 100% dan SvO2 ≥ 70%, pasien diobservasi selama 10

menit, kemudian dilakukan pemeriksaan AGD, penghitungan

compliance statis dan dinamis.

6. Bila SaO2 belum mencapai 100% dan SvO2 < 70%, PEEP

dinaikkan 3 cmH2O dan dimonitor rerata TD, PAOP, SaO2, SvO2.

7. Bila SaO2 < 100% dan SvO2 < 70% dengan rerata TD (MAP) < 70

dan PAOP < 18 mmHg, diberikan RL 1 liter > 20 menit dan

dilakukan observasi terhadap respon.

8. Bila SaO2 < 100% dan SvO2 < 70% dengan rerata TD (Map) < 70

dan PAOP > 18 mmHg, mulai diberikan Epinefrin 4 µg/kg/menit

secara titrasi sesuai respon.

UNIT TERKAIT UPF Anestesiologi dan Terapi Intensif

Page 29: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR SYOK REPERFUSI I HIPOTENSI (MAP < 65 mmHg)

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Penatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan kriteria syok

reperfusi I, yaitu hipotensi (MAP < 65 mmHg) sejak pasien masuk

ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka

morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKANPenatalaksanaan syok reperfusi I dilakukan segera dengan target :

TD (MAP > 65 mmHg), PAOP > 18 mmHg, dan ScVO2 ≥ 70%

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh Dokter ICU :1. Dilakukan pengukuran PAOP2. bila PAOP < 18 mmHg, diberikan bolus RL 10 cc/kg sampai

PAOP > 18 mmHg.3. Bila PAOP > 18 mmHg dan SVRI < 30, dilakukan pengukuran

CI.4. Bila CI < 4.5 atau > 4.5, diberikan Norepinefrin secara titrasi

sampai MAP > 65.5. Kemudian dilakukan pengukuran TD, PAC, dan SvO2.6. Bila hasil pengukuran TD, PAC, dan SvO2 tercapai, maka

reperfusi telah berhasil dilakukan.7. Bila TD, PAC, dan SvO2 tidak tercapai, dilakukan pengukuran

PAOP kembali seperti sebelumnya.

UNIT TERKAIT1. UPF Anestesiologi dan terapi intensif2. UPF kardiologi3. UPF bedah thorax dan kardiovaskular

Page 30: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR SYOK REPERFUSI II NORMOTENSI (70<MAP<110 mmHg)

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Penatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan kriteria syok

reperfusi II, yaitu normotensi (70<MAP<110 mmHg) sejak pasien

masuk ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka

morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKANPenatalaksanaan syok reperfusi II dilakukan segera dengan target :

PAOP>18 mmHg, SVRI>30, CI>4.5

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh Dokter ICU :1. Dilakukan pemeriksaan LAC, ER, dan MvO2.2. Bila CI>4.5, dilakukan monitoring DO2I dan VO2I.3. Bila CI<4.5, dilakukan pengukuran PAOP dan mPA.4. Bila PAOP > 18, SVRI > 30, dan mPA < 35, diberikan

Dobutamin 7.5 µg/kg/menit.5. Bila PAOP > 18, SVRI > 30, dan mPA > 35, diberikan

MIRINON bolus 50 µg/kg, dilanjutkan dengan drip 25 µg/kg/menit selama 1 jam. Setelah itu kecepatan pemberian dapat dinaikkan sampai 50 µg/kg/menit.

6. Bila PAOP < 18, diberikan bolus RL 10 cc/kg sampai PAOP > 18 mmHg.

7. Kemudian dilakukan pengukuran PAOP dan mPA kembali seperti sebelumnya.

UNIT TERKAIT1. UPF Anestesiologi dan terapi intensif2. UPF kardiologi3. UPF bedah thorax dan kardiovaskular

Page 31: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR SYOK REPERFUSI III HIPERTENSI (MAP≥110 mmHg)

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan kriteria syok reperfusi III, yaitu hipertensi (MAP≥110 mmHg) sejak pasien masuk ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKANPenatalaksanaan syok reperfusi III dilakukan segera dengan target : saturasi O2 dan compliance normal, PAOP > 18 mmHg, SVRI < 30, laktat normal

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh Dokter ICU :1. Pemberian sedasi dan analgesi pada pasien yang belum diberikan

sedasi maupun analgesi.2. Dilakukan pengukuran saturasi O2 dan compliance.3. Bila hasil pengukuran saturasi O2 dan compliance tidak normal,

diberikan terapi.4. Bila hasil pengukuran saturasi O2 dan compliance normal,

dilakukan pengukuran PAOP.5. Bila PAOP < 18 mmHg, diberikan bolus RL 10 cc/kg sampai

PAOP > 18 mmHg.6. Bila PAOP > 18 mmHg, dilakukan pengukuran CI dan SVRI7. Bila CI < 4.5 dan SVRI > 30, diberikan SNP 1-3 µg/kg/menit

secara titrasi sampai SVRI < 30.8. Bila SNP diberikan > 5µg/kg/menit selama > 24 jam dan

kreatinin > 2.0 mg/dl, diganti dengan Cardene.9. Bila CI < 4.5, SVRI < 30, laktat normal, atau CI > 4.5, dilakukan

monitor DO2I dan VO2I.

UNIT TERKAIT1. UPF Anestesiologi dan terapi intensif2. UPF kardiologi3. UPF bedah thorax dan kardiovaskular

Page 32: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PENATALAKSANAAN ATRIAL FIBRILASI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan takikardia (110<HR<140) disertai perubahan hemodinamik sejak pasien masuk ke Instalasi Rawat Intensif

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKANPenatalaksanaan atrial fibrilasi dilakukan segera dengan memperhatikan stabilitas hemodinamik

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh Dokter ICU :1. Penilaian stabilitas hemodinamik pasien, bila hemodinamik tidak

stabil, TDS < 90 mmHg, HR > 140x/menit, dilakukan synchronized cardioversion (100 J, 200 J, 300 J, 360 J).

2. Bila hemodinamik stabil, HR<110x/menit, dan pasien tanpa Ditiazem, dilakukan pemeriksaan klirens kreatinin.

3. Bila klirens kreatinin < 30 ml/menit, diberikan Digoksin 0.25 mg dan diulang setelah 4 jam.

4. Bila pasien atrial fibrilasi , diberikan Prokainamid 10-15 mg/kg lebih dari 30 menit diikuti dengan infus 1-3 mg/menit.

5. Kemudian dievaluasi apakah pasien dalam irama sinus.6. Bila sudah dalam irama sinus, infus Prokainamid diteruskan

selama 24 jam dan dimonitor kadar Prokain/Napa.7. Bila masih belum dalam irama sinus, infuse Prokainamid

ditingkatkan menjadi 1 mg/ml.8. Dievaluasi kembali apakah pasien dalam irama sinus, bila masih

belum, dilakukan pemeriksaan kadar Prokainamid/Napa.9. Bila Pasien dalam irama sinus, dilakukan seperti no.6.

Page 33: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PENATALAKSANAAN ATRIAL FIBRILASI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

10. Bila klirens kreatinin > 30 ml/menit, diberikan Digoksin 0.5 mg, setelah 4 jam diberikan lagi 0.25 mg dan diulangi setiap 4 jam.

11. Bila hemodinamik stabil, HR<110x/menit, dan pasien dengan Ditiazem, dilakukan tindakan seperti no.4, 5, 6, atau 7, 8.

12. Bila hemodinamik stabil, TDS > 90 mmHg, 110<HR<140, diberikan Ditiazem 0.25 mg/kg lebih dari 2 menit.

13. Bila HR>110x/menit setelah 15 menit, diberikan bolus ulang Ditiazem 0.35 mg/kg lebih dari 2 menit.

14. Tetapi bila HR<110x/menit setelah 15 menit dan pasien atrial fibrilasi, dilakukan tindakan seperti no. 4, 5, 6, atau 7, 8.

15. Bila setelah pasien mendapatkan 2x bolus Ditiazem, HR<110x/menit, diberikan Ditiazem 5-15 mg/jam.

16. Bila setelah pasien mendapatkan 2x bolus Ditiazem, 110<HR<140x/menit, diberikan Esmolol 500 µg/kg selama lebih dari 1 menit, kemudian mulai drip 50 µg/kg/menit.

17. Bila 110<HR<140x/menit, diberikan bolus ulang Esmolol 500 µg/kg selama lebih dari 1 menit, dan diteruskan dengan infus 50 µg/kg/menit.

18. Bila HR>110x/menit dan TDS < 90 mmHg, dilakukan kardioversi.19. Bila HR>110x/menit dan TDS > 90 mmHg, Esmolol drip

ditingkatkan menjadi 50 µg/kg/menit sampai maksimal 200 µg/kg/menit.

20. Bila HR>110x/menit dengan Esmolol 200 µg/kg/menit, dilakukan kardioversi.

21. Bila HR<110x/menit dengan Esmolol 200 µg/kg/menit, drip tersebut dapat dilanjutkan.

22. Bila setelah dilakukan tindakan no.5 HR<110x/menit, rumatan Esmolol infus 50µg/kg/menit dilanjutkan.

23. Bila tidak terjadi atrial fibrilasi, Esmolol drip dilanjutkan.24. Bila terjadi atrial fibrilasi, dilakukan tindakan seperti dalam no. 4, 5,

6, atau 7, 8.

UNIT TERKAIT

1. UPF Anestesiologi dan Terapi Intensif2. UPF Ilmu Penyakit Dalam3. UPF Kardiologi

Page 34: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUKPENATALAKSANAAN INFEKSI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Penatalaksanaan dini pada pasien yang masuk dengan kriteria syok

reperfusi III, yaitu hipertensi (MAP ≥ 110 mmHg) sejak pasien

masuk ke ruang Intensif Care Unit (ICU)

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka

morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKAN

EGDT dilakukan segera dalam 6 jam pertama dengan target: CVP 8-

12 mmHg, MAP ≥ 65 – 90 mmHg, Urine ≥ 0,5 cc/kg/jam, ScVО2 ≥

70%,SaO2.≥ 93%, Ht ≥ 30%

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh

dokter ICU :

1. Resusitasi cairan dengan kristaloid dan koloid sejak 6 jam pertama

jika CVP < 8 mmHg

1. Berikan suplemen O2

2. Intubasi dan pemasangan ventilator mekanik dengan

menggunakan sedasi,pelumpuh otot atau keduanya (bila Perlu)

3. Pemasangan CVP dan Arteri line

4. Pertahankan MAP antara 65-90 mmHg dengan obat vasoaktif (bila

perlu)

5. Bila ScVO2 < 70% →Inotropik Dobutamin dimulai dengan

dengan dosis 2.5 µg /kg/mnt. Dobutamin dikurangi atau

Page 35: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUKPENATALAKSANAAN INFEKSI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

dihentikan bila MAP < 65 mmHg atau HR > 120 x mnt

6. Bila Target ScVO2 ≥ 70% belum tercapai dapat digunakan sedasi dan

pelumpuh otot (knockdown)

UNIT TERKAIT

1. UPF Anestesiologi dan Terapi Intensif

2. UPF Ilmu Pemyakit Dalam

3. UPF Ilmu Bedah

4. UPF Ilmu Penyakit Saraf

5. UPF Obstetri dan Ginekologi

6. UPF Ilmu Kesehatan Anak

Page 36: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PENATALAKSANAAN PERDARAHANSALURAN CERNA BAGIAN BAWAH

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPenatalaksanaan dini pada pasien yang dirawat di Instalasi Rawat

Intensif dengan perdarahan saluran cerna bagian bawah

TUJUANSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memperkecil angka

morbiditas dan mortalitas

KEBIJAKAN

Penatalaksanaan perdarahan saluran cerna bagian bawah ini

dilakukan terhadap pasian dengan MAP ≤ 70 mmHg, HR ≥

100x/menit, atau Hb < 10 mg/dl dan umur > 70 tahun

PROSEDUR

Pasien masuk ke ICU dan dilakukan pemeriksaan serta evaluasi oleh dokter ICU:1. Pada pasien yang memenuhi kriteria, dilakukan monitor dan

pemasangan NGT.Bila tidak memenuhi kriteria, dilakukan tindakan observasi

2. Setelah dilakukan pemasangan NGT,dievaluasi jenis cairan yang keluar melalui NGT

3. Bila berupa darah, dilakukan W/U UGIB4. Bila bukan darah maupun cairan empedu, NGT dipertahankan

selama 20 menit sampai adanya cairan empedu5. Bila didapatkan cairan empedu, dilakukan pengukuran MAP6. Bila MAP < 70 mmHg, diberikan bolus RL 1 liter/15 menit dan

transfusi dimulai7. Bila MAP belum mencapai ≥ 70mmHg,diberikan ulang bolus RL

1 L/15 menit dan transfusi dilanjutkan8. Bila MAP masih belum mencapai ≥ 70 mmHg,dilakukan

subtotal kolektomi

Page 37: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PROSEDUR PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUKPENATALAKSANAAN INFEKSI

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

9. Bila MAP mencapai ≥ 70 mmHg dan tidak ada hematikhesia, dilakukan scan perdarahan.Bila didapatkan hematokhesia,dialkukan angiography

10. Bila MAP ≥ 70 mmHg, dilakukan sigmoidoskopi11. Bila hasil sigmoidoskopi menunjukkan adanya perdarahan

hemoroid, dilakukan hemoroidektomi12. Bila tidak didapatkan perdarahan hemoriodektomi,dilakukan scan

perdarahan13. Bila hasil scan perdarahan (-),dilakukan observasi penurunan

hematikrit.Bila HCT mengalami penurunan > 6 U,dilakukan subtotal kolektomi

14. Bila tidak terjadi penurunan HCT > 6 U,dilakukan kolonoskopi15. Bila hasil scan perdarahan (+), dilakukan angiography16. Bila hasil angiography (+), dan didapatkan CAD,dilakukan

embolisasi17. Bila hasil angiography (+) dan tidak didapatkan CAD,diberikan

piitressin 0.2 U/menit18. Bila hasil angiography (-) dan MAP < 70 mmHg, atau hasil

angiography (-) dan MAP ≥ 70 mmHg,disertai penurunan HCT > 6 U,dilakukan subtotal kolektomi

19. Bila hasil angiography (-) dan MAP ≥ mmHg,tanpa disertai penurunan HCT > 6 U,dilakukan scan perdarahan atau kolonoskopi.

UNIT TERKAIT

1. UPF Anestesiologi dan Terapi Intensif

2. UPF Ilmu Penyakit Dalam

3. UPF Ilmu Bedah

Page 38: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

SEPSIS DAN SYOK SEPTIK DEWASA

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

- Sepsis adalah sindroma respon inflamasi sistemik disertai dengan ditemukannya bakteriemi

- Sindroma respon inflamasi sistemik adalah ditemukannya ≥ 2 gejala sbb: Takhikardia (> 90 x/min) Takhipneu (RR > 20 or PCO2 <35 mmHg) Hipertermi atau hipotermi (>38⁰C or < 36⁰C) Lekositosis atau lekopeni (lekosit > 12000/mm³ atau <

4000/mm³)- Syok septik adalah sepsis berat disertai hipotensi yang tidak

responsif terhadap terapi cairan.

TUJUAN Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

KEBIJAKAN

Kriteria inklusi:

Pasien-pasien dewasa yang didiagnosis sepsis dan syok septik

Kriteria Eksklusi:

Pasien-pasien sepsis dan syok septic yang telah disertai multi

organ failure (MOF)

PROSEDUR Pasien-pasien yang sudah terdiagnosis sepsis

UNIT TERKAIT

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Bagian Bedah

Bagian Obstetri dan Ginekologi

Page 39: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

POLIURIA DI ICU

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANPoliuria adalah produksi urine yang berlebihan dalam 24 jam (> 2,8

liter per 24 jam / > 3 liter per 24 jam.

TUJUANPenurunan produksi urine per 24 jam dan keseimbangan cairan dan

elektrolit

KEBIJAKAN

Tanda-tanda hipovolemik yaitu:- Hipotensi- Takhikardi- Tanda-tanda syok- Gejala penurunan kesadaran

Tanda-tanda tersebut disebabakan oleh hipertermi dan peningkatan osmolalitas serum

Kriteria diagnosis:- Poliuria > 30 ml/kg/jam (>5 liter / 24 jam)- Hipernatremi- Penurunan Na. urin- Peningkatan osmolalitas serum- Penurunan osmolalitas urin < 150 mMol/L- BJ urin < 1,002

PROSEDUR

Monitoring- Monitoring kardiovaskuler- Pemasangan CVP untuk monitoring volume intra vaskuler- Monitoring cairan masuk dan keluar- Monitoring jumlah urin / jam

Terapi- Koreksi hipovolemik dengan hipotonik saline / D5W

Page 40: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

POLIURIA DI ICU

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

A. Cairan rumatan + (75% x jumlah urin 1 jam sebelumnya atau

B. Cairan rumatan + (jumlah urin 1 jam sebelumnya – 50 cc)

- Jika urin > 300 ml/jam berikan desmopresin (minirin)nasal spray

(1 – 2 semprotan) tiap 12 jam (DD/dengan Nefrogenik D I)

- Karbamazepin 3 x 200 mg

- Chlorpropamide

UNIT TERKAIT

Ilmu Penyakit Dalam

Bagian Bedah

Bagian Neurologi

Page 41: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

TERAPI INSULIN INTENSIF

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Terapi insulin intensif adalah suatu pengaturan kadar gula

darahcyang ketat untuk mencapai kadar gula darah antara 110-140

mg/dL pada pasien-pasien kritis dengan memberikan insulin sesuai

dengan kadar gula darahnya. Pada penelitian yang dilakukan pada

1548 pasien-pasien sakit kritis didapatkan bahwa pengaturan gula

darah yang ketat antara 80-110mg/dL dapat menurunkan angka

mortalitas dan morbiditas

TUJUAN Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas

KEBIJAKAN

Kriteria Inklusi :

Semua pasien kritis yang masuk ke ICU

Kriteria Ekslusi :

Pasien-pasien sakit berat sehingga ditetapkan sebagai DNAR

PROSEDUR

Pasien yang masuk ICU diberikan terapi insulin sesuai dengan kadar

gula darahnya.prosedur yang lebih lengkap dapat dilihat pada

lampiran

UNIT TERKAIT

Bagian Ilmu Penyakit Dalam

Bagian Bedah

Bagian Neurologi

Bagian orthopedic

Bagian Kulit dan Kelamin

Page 42: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PERAWATAN LUKA BAKAR

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIAN

Kerusakan jaringan atau kehilangan jaringan yang diakibatkan

sumber panas/suhu dingin yang tinggi, sumber listrik, bahan

kimiawi, cahaya dan radang.

TUJUANDapat mengetahui prinsip-prinsip penanganan luka bakar,

pertolongan pertama dan merujuk pasien luka bakar.

KEBIJAKAN Serah terima dilakukan dengan persiapan yang lengkap

PROSEDUR

Indikasi luka bakar yang sering terjadi antara lain suhu panas (api, air, uap air), suhu dingin (frost gite), listrik (elektrik) zat kimia (zat asam kuat, zat basa kuat). Radiasi.Langkah – langkahPenatalaksanaan : Perawatan luka Bakar Derajat II :

1. Bersihkan (irigasi) luka dengan NaCl (500 cc) yang sudah ditambahkan.

2. Larutan Savlon (5 cc)3. Tutup permukaan luka dengan tule (sufratule, daryantule)4. Balut luka dengan kasa steril tebal5. Biarkan selama satu minggu

Perawatan Luka Bakar derajat III :1. Bersihkan (irigasi) luka dengan larutan NaCl (500 cc) yang

sudah ditambahkan larutan Savlon (5 cc).2. Oleskan salep silver sulfadizin (Burnazin, Dermazin)3. Balut luka dengan kasa steril tebal4. Lakukan Debridemen tiap hari

Page 43: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

PERAWATAN LUKA BAKAR

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

5. Perawatan lanjutan bila diperlukan dengan eskarektomi dan tanduk kulit.

Perawatan luka bakar Kimia :- Memakai sarung tangan pelindung, juga pelindung mata.- Melepas semua pakaian berserta larutan kimia yang melekat.- Menyiram (grojog/guyur) zat kimia dari tubuh dengan irigasi

yang banyak dengan air.- Melepas zat kimia yang masih melekat pada kulit dengan cara

manual seperti mengusap/menghapus diikuti irigasi.- Meskipun luka kelihatan kecil harus disiram terus ± 15 menit

Perawatan Luka Bakar Elektrik :1. Yang harus diperhatikan pada luka bakar elektrik adalah trauma

atau kelaianan penyerta akibat aliran listrik seperti paralisis pernafasan, gagal ginjal, trauma musculo skeletal aritmia jantung.

2. Lakukan pemeriksaan fungsi ginjal, hepar dan jantung yaitu : ureum kreatinin, liver function test dan enzim-enzim jantung EKG

UNIT TERKAIT Petugas UGD

Page 44: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

TEKNIK BHD (Bantuan Hidup Dasar)

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN½

PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit

Ditetapkan,DIREKTUR RS.HARAPAN BUNDA

dr. ORMAIA NJA’OEMAR,M.Kes

PENGERTIANSuatu tindakan yang dilakukan untuk menolong korban yang dalam

keadaan nyawa terancam.

TUJUANUntuk mendapatkan pertolongan awal dan mengurangi resiko

kematian sel-sel otak.

KEBIJAKAN Dilakukan oleh team yang telah mendapatkan licenci PPGD

PROSEDUR

Perlengkapan

Ada empat langkah yang menentukan keberhasilan pertolongan

korban :

1. Early acces

2. Early CPR

3. Early Defibrilator

4. Early Advanced Cardiac life support.

Langkah – langkah

1. Kaji respon (panggil, goncangan lembut)

2. Aktifkan sistem EMS (call for help)

3. Buka jalan nafas (Head tilt-chin lift/jaw thrust)

4. Keluarkan benda asing yang ada dalam mulut (eross fingers,

fingers sweep)

5. Periksa nafas (look, listen, feel) max 10 detik

6. Berikan 2 kali bantuan nafas (1 detik/nafas) kaji adanya

Page 45: contoh sop.docx

RS.HARAPAN BUNDAJL. T.UMAR No.181-211

BANDA ACEH

TEKNIK BHD (Bantuan Hidup Dasar)

NO. DOKUMENHB.

NO. REVISI00

HALAMAN2/2

PROSEDUR

pengembangan dada.

7. Periksa nadi carotis (mak 10 detik)

8. Mencari titik kompresi (2-3 jari diatas px)

9. Tempatkan 1 tangan pada titik tersebut, tangan yang lain letakkan

diatasnya dengan posisi jari-jari saling bertautan.

10. Lakukan kompresi 300 kali, 100 x/menit teratur, diikuti dengan

bantuan nafas 2 kali

11. Kompresi dada dan bantuan nafas dilakukan selama 5 siklus

12. Setelah 5 siklus CPR. Periksa nadi carotis

13. Korban pulih, lakukan secondary survey (check adanya luka,

perdarahan dan patah tulang).

14. Berikan posisi recovery, bila tidak ada kontra indikasi.

UNIT TERKAIT Petugas kamar operasi