CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

24
TOPIK : “Pergolakan Batin Perempuan Papua : Kajian Struktural-Feminisme Novel Etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari” A. Latar Belakang Harapan manusia hidup di dunia antara lain adalah untuk mendapatkan keadilan dan kedamaian. Namun, kenyataan yang ada hingga saat ini adalah peperangan, penindasan, dan ketidakadilan semakin merajalela. Bentuk peperangan, penindasan, dan ketidakadilan pun semakin terlihat sangat rapi dan diperhalus. Rapi dan diperhalus maksudnya yaitu pelaku semakin lebih berkuasa, lebih kuat, lebih sewenang-wenang terhadap korban, dan korban menganggap bentuk-bentuk penyiksaan dan penindasaan tersebut merupakan hal yang biasa, harus diterima sewajarnya, bahkan dianggap sebagai takdir atau kodrat. Bentuk perang pun sekarang bukan lagi sekadar perang antara penjajah dengan yang dijajah karena kebutuhan rempah-rempah atau hasil kekayaan bumi, atau perang antarsuku. Bahkan, perang dalam 1

Transcript of CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

Page 1: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

TOPIK : “Pergolakan Batin Perempuan Papua : Kajian Struktural-Feminisme Novel Etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari”

A. Latar Belakang

Harapan manusia hidup di dunia antara lain adalah untuk mendapatkan keadilan

dan kedamaian. Namun, kenyataan yang ada hingga saat ini adalah peperangan,

penindasan, dan ketidakadilan semakin merajalela. Bentuk peperangan,

penindasan, dan ketidakadilan pun semakin terlihat sangat rapi dan diperhalus.

Rapi dan diperhalus maksudnya yaitu pelaku semakin lebih berkuasa, lebih kuat,

lebih sewenang-wenang terhadap korban, dan korban menganggap bentuk-bentuk

penyiksaan dan penindasaan tersebut merupakan hal yang biasa, harus diterima

sewajarnya, bahkan dianggap sebagai takdir atau kodrat. Bentuk perang pun

sekarang bukan lagi sekadar perang antara penjajah dengan yang dijajah karena

kebutuhan rempah-rempah atau hasil kekayaan bumi, atau perang antarsuku.

Bahkan, perang dalam konteks kekinian lebih kritis, yaitu perang antara pemikiran

(ideologi), moral, tradisi, budaya, dan modernitas.

Di dalam kehidupan bermasyarakat, dikenal adanya pembedaan laki-laki

dan perempuan menurut biologis maupun sosial. Pembedaan secara biologis

disebut seks, dibedakan secara jenis kelamin dan kegunaan alat reproduksi.

Namun, ternyata manusia membedakan antara laki-laki dan perempuan bukan dari

segi biologis saja, tetapi juga dari perilaku, jenis pekerjaan, sifat-sifat yang

umumnya dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, serta dari selera model dan

berbagai kebiasaan, adat atau kebudayaan suatu masyarakat. Jadi, ada pembagian

1

Page 2: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

dan pembedaan laki-laki dan perempuan secara sosial yang dikonstruksi oleh

masyarakat. Konstruksi pembedaan sosial inilah yang disebut gender.

Gender adalah pembagian peran dan tanggung jawab laki-laki dan

perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya. Misalnya, keyakinan

bahwa laki-laki kuat, kasar dan rasional, sedangkan perempuan lemah, lembut,

dan emosional, bukanlah kodrat Tuhan, melainkan hasil sosialisasi melalui sejarah

panjang. Karena dalam kenyataannya ada perempuan yang kasar, kuat fisiknya,

dan rasional, sementara banyak sekali laki-laki yang lembut, emosional, dan

lemah. Pembagian peran, sifat, maupun watak perempuan dan laki-laki tersebut

dapat dipertukarkan, berubah dari masa ke masa, dari satu tempat ketempat dan

adat satu ke yang lain, dari satu kasta (kelas) ke kasta lain (Sitomurang, 2004: 2).

Pembedaan gender ini bersifat opresif ketika seseorang lahir pilihan

hidupnya telah ditentukan terlebih dahulu. Seorang bayi perempuan seolah-olah

ditakdirkan untuk menjadi penanggung jawab wilayah domestik, bersifat lemah

lembut, patuh, menarik, indah dan sebagainya. Tanpa disadari keluarga telah

menjadi tempat sosialisasi pembedaan gender untuk kali pertamanya. Melalui

keluarga, anak menyerap pemahaman secara berangsur-angsur terhadap rasa takut

dan prasangka. Benih-benih diskriminasi, dan seksisme ditanam lewat sikap orang

tua terhadap orang lain, melalui larangan-larangan atau teguran-teguran. Dari

sikap orang tua inilah secara tidak sadar telah menjadikan perempuan menjadi

suatu objek yang terlihat sangat wajar.

Objektivasi terhadap perempuan tidak hanya dalam keluarga, ketika

menjadi anak-anak saja, tetapi akan berlanjut ketika perempuan tersebut telah

2

Page 3: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

menikah. Laki-laki sebagai suami telah menjadikan perempuan yang notabene

adalah istrinya sendiri menjadi objek yang selalu dia tindas. Para perempuan

tersebut tidak mendapatkan hak-haknya dalam bidang hukum, pemerintahan,

pendidikan, pekerjaan, maupun kesejahteraan hidupnya sendiri.

Sampai saat ini penindasan hadir dalam bentuk yang lebih elastis, tidak

semua kaum perempuan memahami dan menyadari penindasan tersebut.

Penindasan ini diciptakan secara struktural dan penguatan mitos-mitos kultural

perempuan. Perempuan seolah-olah disediakan untuk melayani keluarga

sepanjang hidupnya. Sebenarnya peran domestik perempuan berada di belakang

layar “kebesaran” kaum lelaki (Anshori, 1997: 5)

Isu kesetaraan perempuan dan laki-laki telah merebak dan menjadi

fenomena global. Yang melanggengkan hal ini adalah keduanya; perempuan dan

laki-laki, pihak perempuan menerima dan pihak laki-laki yang menghendakinya.

Semuanya bermula dari rumah/keluarga, sehingga menjadi fenomena global.

Berarti juga memberikan hambatan dalam kehidupan beragama, berkeluarga,

bermasyarakat, dan bernegara. Akibatnya, berbagai macam tindak kekerasan dan

berkuasanya ideologi patriarki mengungkung perempuan berabad-abad mulai

dipertanyakan dan dilawan.

Tindak kekerasan terhadap perempuan bukan hanya cerita, tetapi fakta.

Sampai sekarang masih terus berlangsung, terutama dalam lingkungan keluarga.

Dari bentuk-bentuk ketidakadilan hak dan kewajiban antara laki-laki dan

perempuan tersebut yang semakin membuat ‘geram’ aktivis sosial di Eropa untuk

3

Page 4: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

mempelopori gerakan pemberontakan. Gerakan yang sampai sekarang masih

diperjuangkan oleh kaum perempuan di dunia, dikenal dengan gerakan feminisme.

Dalam novel etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi

Linggasari terdapat beberapa persoalan gender yang dihadapi para tokoh

perempuan terkait dengan adat yang membelenggu akibat budaya patriarki yang

masih mendominasi. Salah satu persoalan gender akibat belenggu budaya

patriarki tersebut adalah ketidakadilan. Ketidakadilan tersebut tidak saja dialami

tokoh utama perempuan, Liwa, tetapi juga dialami tokoh-tokoh perempuan

lainnya, antara lain: ibu kandung Liwa, ibu tiri yang mengasuhnya, dan

perempuan suku Dani lainnya.

Penyerahan Papua oleh Pemerintahan Belanda kepada pemerintahan

Indonesia dan Kristenisasi memasuki bumi Wamena, tidak menjamin perempuan

Suku Dani mendapatkan kesejahteraan. Tentara Nasional Indonesia (TNI)

memasuki tanah Wamena, Jayapura, untuk melindungi serangan musuh dari luar

juga untuk menjaga keamanan dari perang antarsuku. Peran laki-laki yang

sebelumnya adalah berperang, kemudian bergeser. Sebagian berkehendak

beradaptasi dengan modernisasi, menjadi subjek, sedangkan sebagian tetap

berpegang teguh pada adat setempat, menjadi objek. Adat yang tentunya sarat

dengan ketidakadilan kepada perempuan Suku Dani.

Ketimpangan tersebut merupakan persoalan besar bagi para perempuan

Suku Dani, ibu tiri Liwa lebih memilih tidak menikah lagi ketika suaminya

meninggal. Baginya kesendirian adalah bentuk perjuangan untuk mendapatkan

kemerdekaan atau kebebasan yang diimpikan sebelumnya. Begitu halnya dengan

4

Page 5: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

Liwa yang melakukan perjuangannya dengan meninggalkan Sali (penutup

kemaluan perempuan) pada bebatuan, memberati tubuh dengan batu kemudian

menerjunkan diri ke dalam sungai Fugima untuk menjemput kebebasan yang

sesungguhnya (kebebasan abadi).

Peristiwa tersebut juga menyebabkan timbulnya pergolakan batin pada

tokoh Gayatri, seorang dokter muda dan modern yang bekerja di perkampungan

Suku Dani. Gayatri merasa bahwa apa yang selama ini dialami oleh perempuan

Suku Dani, yakni ketidakadilan dan ketertindasan yang telah membelenggu hidup

mereka, sebagai akibat konstruksi sosial masyarakat lingkungan, harus segera

dihentikan. Hal ini yang melatarbelakangi penulis mengambil judul “Pergolakan

Batin Perempuan Papua : Kajian Struktural-Feminisme Novel Etnografi Sali :

Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah sangat diperlukan dalam suatu penelitian, agar penelitian

tersebut tidak melenceng dari tujuan penelitian. Novel etnografi Sali: Kisah

Seorang Wanita Suku Dani (selanjutnya disebut SKSWSD) karya Dewi

Linggasari, sebagaimana telah penulis sebutkan sebelumnya adalah novel yang

menceritakan kisah perempuan Suku Dani dengan segala keterpurukannya dalam

kehidupan. Unsur patriarki yang masih mendominasi dan adat setempat yang

semakin membelenggu, meskipun sudah terjadi perubahan zaman di dalamnya.

Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis struktur cerita agar

menemukan makna yang terkandung di dalamnya. Selanjutnya hasil analisis

5

Page 6: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

struktur tersebut penulis manfaatkan untuk mendukung analisis feminisme dan

gender. Berdasarkan latar belakang dan uraian persoalan di atas, dapat penulis

rumuskan tiga permasalahan, yaitu:

1. Bagaimana kaitan antarunsur struktur dalam novel etnografi Sali: Kisah

Seorang Wanita Suku Dani?

2. Bagaimana isu gender diungkapkan dalam novel etnografi Sali: Kisah

Seorang Wanita Suku Dani?

3. Bagaimana bentuk-bentuk stereotip dan isu kekerasan terhadap perempuan

diungkap dalam novel etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani?

C. Tujuan Penelitian

Bertolak dari rumusan masalah di atas, tujuan yang hendak dicapai penelitian ini

adalah:

1. Mengungkapkan kaitan antarunsur struktur dalam novel etnografi Sali:

Kisah Seorang Wanita Suku Dani.

2. Mengungkapkan isu gender dalam novel etnografi Sali: Kisah Seorang

Wanita Suku Dani.

3. Mengungkapkan bentuk-bentuk stereotip dan isu kekerasan terhadap

perempuan yang terungkap dalam novel etnografi Sali: Kisah Seorang

Wanita Suku Dani.

6

Page 7: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

D. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Sebelumnya

Novel etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari

bercerita tentang kehidupan perempuan suku Dani di Papua. Garis hidup yang

bernama adat telah meminggirkan segala hak akan kenyamanan hidup dan

menjalani segala pilihan dengan bebas. Setting waktu dalam novel ini adalah pada

masa orde baru, sampai dengan tumbangnya rezim, dan peradaban dimulai.

Perubahan zaman ternyata tidak berpengaruh pada kehidupan perempuan suku

Dani, penderitaan tetap mereka rasakan sepanjang hari. Selain adat yang

membelenggu, budaya patriarki pun masih sangat mendominasi suku Dani.

Berdasarkan Katalog Skripsi Fakultas Ilmu Budaya Universitas

Diponegoro diketahui bahwa novel etnografi Sali: Kisah Seorang Wanita Suku

Dani belum pernah ada yang meneliti, tetapi pernah ditulis di sebuah blog di

internet (A Lil Me blog). Artikel A LiL Me blog belum dikatakan sebagai

penelitian, karena hanya menuliskan tentang resensi cerita saja, namun bisa

menjadi penambahan pengetahuan bagi penulis. Tentang artikel tersebut penulis

akan menguraikannya dalam tinjauan pustaka.

Apabila pada akhirnya penulis berniat mengangkat novel etnografi SKSWSD

dengan penggabungan dua pendekatan/metode, yaitu struktural dan feminisme

untuk karya penulisan skripsi, selain karena berbagai alasan yang telah

dikemukakan, juga karena di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya UNDIP, penulis

belum menjumpai atau pun menemukan penelitian dengan objek dan pendekatan

yang sama. Namun demikian, khusus untuk penelitian tentang gender dan

7

Page 8: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

perempuan, penulis berhasil menginventarisir karya ilmiah penulisan skripsi di

jurusan Sastra Indonesia UNDIP.

Penelitian yang mendapat perhatian penulis adalah skripsi Anies Widiyarti

yang berjudul “Bicara Tentang Perempuan: Kebanggaan dan Keterpurukannya

(Analisis Struktural-Feminisme Kumpulan Cerpen Jangan Main-Main (dengan

Kelaminnu) Karya Djenar Maesa Ayu)” (2006). Dalam analisisnya, Anies

mengambil keseluruhan cerpen dalam kumpulan cerpen JMMdK yang berjumlah

sebelas (11) cerpen. Menurut Anies kumpulan cerpen JMMdK sangat terbuka

dalam membicarakan dan menggambarkan seks, ditulis oleh seorang perempuan

yang tentunya berbeda apabila itu ditulis oleh seorang laki-laki. Anies

menggunakan pendekatan struktural untuk menghadirkan pencitraan/penafsiran

feminisme dalam kumpulan cerpen JMMdK karya Djenar Maesa Ayu.

Dari kilasan atau intisari penulisan skripsi tersebut, penulis dapat menarik

kesimpulan bahwa dalam penelitian-penelitian yang membicarakan masalah

perempuan, gender, ataupun seks, bertujuan untuk mengungkap citra perempuan

dan aspirasi feminis dalam konteks atau pun lingkup yang sederhana. Anies

menggunakan unsur-unsur struktur (tema, tokoh/penokohan, alur/pengaluran,

latar/pelataran, sarana cerita (judul, sudut pandang gaya dan nada) ) sebagai unsur

pembangun cerita yang membantu dalam pencitraan/penafsiran.

Penulis hanya menggunakan metode yang sama, yaitu menggunakan

unsur-unsur struktur untuk membantu dalam pencitraan/penafsiran, namun penulis

juga menggunakan teori gender untuk mengetahui ideologi yang terdapat dalam

novel etnografi Sali; Kisah Seorang Wanita Suku Dani karya Dewi Linggasari.

8

Page 9: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

2. Landasan Teori

Untuk menganalisis permasalahan yang telah diuraikan di atas, diperlukan adanya

landasan teori yang tepat. Teori merupakan alat terpenting dari suatu ilmu

pengetahuan, tanpa teori hanya ada pengetahuan tentang serangkaian fakta saja

(Koentjaraningrat, 1977: 19). Penulis menggunakan metode feminisme-gender

untuk meneliti novel etnografi SKSWSD, namun sebelumnya akan menggunakan

pendekatan struktural (mengupas unsur-unsur pembentuk karya sastra). Analisis

struktur dimaksudkan untuk meneliti novel etnografi SKSWSD secara lebih

cermat.

a. Teori Struktural

Menurut Hill yang dikutip oleh Pradopo, karya sastra adalah sebuah struktur yang

kompleks, oleh karena itu untuk dapat memahaminya haruslah karya satra

dianalisis. Dalam analisis itu karya sastra diuraikan unsur-unsur pembentuknya.

Dengan demikian, makna keseluruhan karya sastra akan dapat dipahami. hal ini

mengingat pendapat Hawkes melalui Pradopo bahwa karya sastra itu adalah

sebuah karya sastra yang utuh. Di samping itu, sebuah struktur sebagai kesatuan

yang utuh dapat dipahami makna keseluruhannya bila diketahui unsur-unsur

pembentuknya dan saling berhubungan di antaranya dengan keseluruhannya.

Unsur-unsur atau bagian-bagian lainnya dengan keseluruhannya (Pradopo, 2005:

108).

Sesuai pendapat Pradopo karya sastra merupakan suatu struktur yang

otonom yang dipahami bersama-sama unsur pembangunnya, maka yang sangat

9

Page 10: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

penting diperhatikan sekarang adalah unsur-unsur pembangunnya. Sayuti

menyebutkan, elemen atau unsur-unsur yang membangun sebuah fiksi atau cerita

rekaan, novel termasuk di dalamnya, terdiri atas tema, fakta cerita, dan sarana

cerita. Fakta cerita terdiri atas tokoh, plot atau alur, dan setting atau latar. Sarana

cerita meliputi hal-hal yang dimanfaatkan oleh pengarang dalam memilih dan

menata detil-detil cerita sehingga tercipta pola yang bermakna, seperti unsur

judul, sudut pandang, gaya dan nada, dan sebagainya (2000: 147).

b. Teori Feminisme

Secara leksikal, feminisme ialah gerakan perempuan yang menuntut persamaan

hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan laki-laki (Moeliono, 1988: 241).

Pengertian yang lain, feminisme ialah teori tentang persamaan antara laki-laki dan

perempuan di bidang politik, ekonomi, dan sosial: atau kegiatan terorganisasi

yang memperjuangkan hak-hak serta kepentingan perempuan (Goefe, 1986: 837).

Tijsen mengistilahkan gerakan feminisme selalu berkaitan dengan

kewarganegaraan penuh, yaitu kesamaan hak-hak sipil, ekonomi, dan sosial

dengan laki-laki (melalui Turner, 2000: 246). Gerakan feminisme merupakan

perjuangan dalam rangka mentransformasikan sistem dan struktur yang tidak adil

menuju ke sistem yang adil bagi perempuan dan laki-laki (Fakih, 1996: 100).

Terminal perjuangan tidak hanya sampai pada emansipasi yang masih diartikan

sebagai persamaan hak laki-laki dan perempuan, tetapi sampai dengan keadilan

bagi seluruh umat manusia (Murniati, 1999: xii). Inti tujuan feminisme adalah

10

Page 11: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

meningkatkan kedudukan dan derajat perempuan agar sama atau sejajar dengan

kedudukan serta derajat laki-laki (Djajanegara, 2000: 4).

Dalam ilmu sastra, feminisme berhubungan dengan konsep kritik sastra

feminisme, yaitu studi sastra yang mengarahkan fokus analisis kepada wanita

(Sugihastuti, 2000: 37). Kritik sastra feminisme menunjukkan bahwa pembaca

wanita membawa persepsi dan harapan ke dalam pengalaman sastranya

(Showalter, 1985: 3). Jika selama ini sastra selalu berpihak kepada laki-laki, maka

melalui kritik sastra feminis setidaknya konsep tersebut dapat sedikit bergeser.

Konsep reading as woman (Culler, 1983: 43-64) kiranya semakin

memperkuat anggapan bahwa kritik sastra feminis adalah pengkritik memandang

sastra dengan kesadaran khusus: kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak

berhubungan dengan budaya, sastra dan kehidupan (Sugihastuti, 2000: 38).

Membaca sebagai wanita akan lebih demokratis dan tak berpihak kepada laki-laki

ataupun perempuan (Endraswawa, 2003: 14). Dalam konkretisasi karya ini, ada

kemungkinan satu karya sastra memperoleh makna yang bermacam-macam dari

berbagai kelompok pembaca wanita berpengaruh besar dalam pemahaman

maupun interprestasi sebuah karya sastra. Ini dapat juga dimengerti, bahwa kritik

sastra feminis berkaitan dengan teori resepsi pembaca, yang mempertimbangan

pembaca dalam proses pembacaan (Sugihastuti; 2000: 38).

c. Teori Gender

Menurut Sitomurang, Gender adalah pembagian peran dan tanggung jawab laki-

laki dan perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya. Misalnya,

11

Page 12: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

keyakinan bahwa laki-laki kuat, kasar dan rasional, sedangkan perempuan lemah,

lembut, dan emosional, bukanlah kodrat Tuhan, melainkan hasil sosialisasi

melalui sejarah panjang. Karena dalam kenyataannya ada perempuan yang kasar,

kuat fisiknya, dan rasional, sementara banyak sekali laki-laki yang lembut,

emosional, dan lemah. Pembagian peran, sifat, maupun watak perempuan dan

laki-laki tersebut dapat dipertukarkan, berubah dari masa ke masa, dari satu

tempat ketempat dan adat satu ke yang lain, dari satu kasta (kelas) ke kasta lain

(2004: 2).

Ketidakadilan yang ditimbulkan oleh perbedaan gender merupakan salah

satu masalah pendorong lahirnya feminisme. Ketidakadilan gender

termanifestasikan dalam berbagai bentuk ketidakadilan, yaitu marginalisasi atau

proses pemiskinan ekonomi, subordinasi atau anggapan tidak penting dalam

keputusan politik, pembentukan stereotip atau melalui pelabelan negatif,

kekerasan (violence), beban kerja lebih panjang dan lebih banyak (burden), serta

sosialisasi ideologi nilai peran gender (Fakih, melalui Sugihastuti, 2007: 96)

E. Metode Penelitian

Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, serta teori yang

akan penulis gunakan dalam analisis, maka metode/pendekatan yang akan penulis

manfaatkan adalah metode/pendekatan struktural-feminisme dan gender. Yang

dimaksud metode/pendekatan struktural-feminisme adalah pendekatan yang

bersifat objektif, yaitu pendekatan yang menganggap karya sastra sebagai

“makhluk” yang berdiri sendiri. Karya sastra bersifat otonom, terlepas dari alam

12

Page 13: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

sekitarnya, pembaca, dan bahkan pengarangnya sendiri. Oleh karena itu, untuk

memahami sebuah karya sastra (novel), karya sastra (novel) itulah yang harus

dianalisis struktur intrinsiknya (Pradopo, 1995: 141). Pendekatan feminisme

adalah pendekatan yang digunakan untuk mengupayakan pemahaman kedudukan

dan peran perempuan yang tercermin dalam karya sastra.

Adapun yang dimaksud metode/pendekatan gender adalah pembagian

peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan yang ditetapkan masyarakat

maupun budaya. Pendekatan ini digunakan untuk mengungkapkan bentuk-bentuk

stereotip dan isu kekerasan terhadap perempuan dalam novel etnografi SKSWSD

karya Dewi Linggasari.

F. Sistematika Peneletian

Bab I merupakan pendahuluan, yang berisi latar belakang penulisan, rumusan

masalah, tujuan penulisan, tinjauan pustaka, metode penelitian, serta sistematik

penelitian.

Bab II berupa tinjauan pustaka, yang mencakup penelitian sebelumnya dan

landasan teori yaitu teori strukural (tema, tokoh dan penokohan, alur dan

pengaluran, latar dan pelataran, judul, sudut pandang, gaya bahasa dan nada), dan

teori feminisme-gender.

Bab III adalah paparan analisis, yang menjelaskan proses analisis

struktural feminisme terhadap novel etnografi SKSWSD.

Bab IV adalah paparan analisis, yang menjelaskan proses analisis isu

gender dalam novel etnografi SKSWSD.

13

Page 14: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

Bab V merupakan penutup, yang memuat simpulan hasil analisis bab-bab

sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

A Lil Me blog. http://astutytuty.multiply.com/reviews/item/8

Abrams, M. H. 1981. A Glossary of Literary Terms. New York : Hoit, Rinehart and Winston.

Anshori, Dadang S. dkk. 1997. Membincangkan Feminisme: Refleksi Muslimah atas Peran Sosial Kaum Wanita. Bandung: Pustaka Hidayah.A

Anwar, Chairul. 2001. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Asrini, Asih. 2008. Perempuan yang Dipasung Hak-Haknya (Analisis Feminis Naskah Monolog “Mata, Kaki, dan Air” Karya Ririrs K.Toha Sarumpet) Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.

Bandel, Katrin. 2006. Sastra, Perempuan, Seks. Yogyakarta: Jalasutra.

Brooks, Ann. 1997. Postfeminisme and Cultural Studies. Yogyakarta: Jalasutra.

Darmono. Ani M. Hasan. 2002. Menyelesaikan Skripsi dalam Satu Semester. Jakarta: Gramedia.

Djajanegara, Soenarjati. 2000. Kritik Sastra Femini: Sebuah Pengantar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

El Saadawi, Nawal. 2006. Perjalanan Mengelilingi Dunia. (diterjamahkan oleh Harmoyo). Jakarta : Yayasan Obor.

Endraswara, Suwardi. 2003. Metodologi Penelitian Sastra: Epitomologi Model Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: MedPress.

Fakih, Mansour, 1996. Analisis Gender dan Tranformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

14

Page 15: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

Irwan, Zoe’aini Djamal. 2009. Besarnya Eksploitasi Perempuan dan Lingkungan di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Jackson, Stevi dan Jackie Jones. 2009. Pengantar Teori-teori Feminisme Kontemporer. Yogyakarta: Jalasutra.

Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia.

Linggasari, Dewi. 2007. Sali: Kisah Seorang Wanita Suku Dani. Yogyakarta: Kunci Ilmu.

Linggasari, Dewi. 2008. Wanita Asmat (Dimensi Potret Kehidupan). Yogyakarta: Bigraf Publishing.

Murniati, A. Nunuk P. 2004. Getar Gender; Buku Pertama. Magelang: Indonesiatera.

Noor, Redyanto. 2005. Pengantar Pengkajian Sastra. Semarang: Fasindo.

Poerwadarminta. W. J. S. 1984. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Prabasmoro, Aquarini Priyatna. 2006. Kajian Budaya Feminis : Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra.

Prabasmoro, Aquarini Priyatna dan Nori Andriyani. 2000. “Merefleksi Feminisme” dalam Perempuan Indonesia dalam Masyrakat yang Tengah Berubah. (ed. Rahayu S. Hidayat dan Kristi Poerwandari). Program Studi Kajian Wanita UI.

Sayuti, Suminto A. 2000. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Medis.

Semi, Atar. 1993. Metodologi Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Situmorang, Sinta. dkk. 2004. Budhadarma dan Kesetaraan Gender. Jakarta: Yasodhara Puteri.

Sugihastutik dan istna Hadi S. 2007. Gender dan Inferioritas Perempuan: Praktik Kritik Sastra Feminis. Yogtakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Teeuw, A. 1983. Membaca dan Menilai Sastra. Jakarta: Gramedis.

Tong, Rosemarie Putnam. 1998. Feminist Thought. Yogyakarta: Jalasutra.

15

Page 16: CONTOH PROPOSAL SKRIPSI KEPUSTAKAAN.doc

Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusastraan. (Diterjamahkan oleh Melani Budianta). Jakarta: Gramedia.

Widiyarti, Anies. 2006. “Bicara Tentang Perempuan: Kebanggan dan Keterpurukannya (Analisis Struktural-Feminisme Kumpulan Cerpen Jangan Main-Main (dengan Kelaminmu) karya Djenar Maesa Ayu)”. Skripsi S-1 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro. Tidak dipublikasikan.

16