Contoh Proposal Skripsi PTK

35
PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF MODEL TRUE FALSE UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR TROUBLESHOOTING KOMPUTER PADA SISWA KELAS XII SMAN 10 MALANG PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS OLEH DAVIN SETIYA BUDI NIM 108533414492 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA APRIL 2011

Transcript of Contoh Proposal Skripsi PTK

Page 1: Contoh Proposal Skripsi PTK

PENERAPAN PEMBELAJARAN PARTISIPATIF MODEL TRUE FALSE

UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR

TROUBLESHOOTING KOMPUTER PADA SISWA KELAS XII

SMAN 10 MALANG

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

OLEH

DAVIN SETIYA BUDI

NIM 108533414492

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA

APRIL 2011

Page 2: Contoh Proposal Skripsi PTK

A. JUDUL

Penerapan Pembelajaran Partisipatif Model True False Untuk Meningkatkan

Motivasi Dan Prestasi Belajar Troubleshooting Komputer Pada Siswa Kelas

XII SMAN 10 Malang

B. LATAR BELAKANG

Kualitas pendidikan yang baik dapat dilihat dari proses pembelajaran itu

berlangsung. Ketercapaian indikator belajar secara menyeluruh merupakan ciri

keberhasilan dalam membelajarkan siswa. Hal ini dapat dimulai dari penerapan

metode pembelajaran yang digunakan oleh pendidik. Menurut Soedjadi (dalam

Rahayu, 2007:6) keberhasilan penyelenggaraan pendidikan banyak ditentukan

oleh proses belajar mengajar yang ditangani langsung oleh para guru. Salah satu

cara untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu menyiapkan

penyelenggaraan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Metode pembelajaran ada berbagai macam, ada yang berorientasi guru ataupun

berorientasi pada kemampuan siswa. Maka dari itu, seorang guru wajib memilih

metode pembelajaran yang sesuai terhadap situasi dan kondisi kelas sehingga

mampu memaksimalkan kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matadiklat

komputer dan jaringan di SMAN 10 Malang, bahwa kesulitan belajar siswa dalam

memahami pokok bahasan troubleshooting komputer ini dikarenakan bentuk

pembelajaran kelas yang masih konvensional yaitu guru menerangkan dan siswa

mendengarkan atau lebih dikenal dengan metode ceramah. Selain ceramah, guru

hanya memberikan tugas-tugas teoritik dan tanya jawab di akhir pelajaran.

Page 3: Contoh Proposal Skripsi PTK

Selain itu, berdasarkan observasi di kelas hampir semua siswa tidak

menyukai pelajaran teori, tetapi lebih suka pada pelajaran praktik langsung. Rata-

rata Siswa SMAN 10 Malang khusunya kelas XII yang menjadi subjek penelitian

memiliki kemampuan dan motivasi dalam belajar yang masih kurang. Gejala yang

menunjukkan rendahnya motivasi belajar antara lain: (1) tidak semua siswa

antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, (2) tidak semua siswa

memperhatikan ketika guru sedang menyampaikan materi pelajaran, bahkan siswa

cenderung apatis, sehingga ketertiban kelas menjadi terganggu, (3) jika tidak

diberikan sangsi tertentu atau diberi penguatan dalam bentuk menakut-nakuti,

siswa akan melakukan kegiatan lain di dalam kelas, seperti mengerjakan PR mata

pelajaran lain, tidur atau berbicara sendiri. Hal ini dikarenakan kurangnya

keterlibatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga kebanyakan

siswa cenderung pasif dan hanya siswa-siswa deretan kursi terdepan saja yang

mau dan mampu menjawab pertanyaan.

Materi mata pelajaran pokok bahasan troubleshooting komputer ini terlalu

banyak yang berupa hafalan, terutama dalam menghafal bagian-bagian komputer

dan analisa teoritis terhadap berbagai macam kemungkinan terjadi kerusakan. Jika

jenis materi hafalan ini diajarkan kepada siswa dengan model pembelajaran yang

kurang sesuai, maka berakibat pada kejenuhan peserta didik yang kemudian

menjadi penyebab rendahnya aktivitas kelas karena sedikitnya antusiasme.

Sebagai wujud upaya guru dalam meningkatkan antusiasme siswa dalam

kelas, guru menggunakan cara otoriter dalam mengajar dimana jika siswa tidak

bisa menjawab pertanyaan guru mengenai materi yang sudah dijelaskan, maka

siswa akan dikenai sanksi berupa tugas tambahan. Tekanan seperti ini secara

Page 4: Contoh Proposal Skripsi PTK

psikologis akan mempengaruhi mood belajar siswa yang kemudian berdampak

pula pada ketidaknyamanan siswa dalam belajar karena terpaksa.

Rendahnya motivasi belajar dan aktivitas siswa akibat berbagai masalah

diatas berdampak terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa kurang memuaskan.

Hal inilah yang mendasari peneliti untuk membantu meningkatkan motivasi

belajar siswa kelas XII SMAN 10 Malang dengan menerapkan pembelajaran

partisipatif model True False pada pokok bahasan troubleshooting komputer.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah metode pembelajaran partisipatif model True False dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 10 Malang pada

pokok bahasan troubleshooting komputer?

2. Apakah metode pembelajaran partisipatif model True False dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 10 Malang pada pokok

bahasan troubleshooting komputer?

D. TUJUAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 10

Malang pada pokok bahasan troubleshooting komputer dengan metode

pembelajaran partisipatif model True False.

Page 5: Contoh Proposal Skripsi PTK

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 10

Malang pada pokok bahasan troubleshooting komputer dengan metode

pembelajaran partisipatif model True False.

E. HIPOTESIS

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis tindakan,

yaitu:

1. Model pembelajaran partisipatif model True False dapat meningkatkan

motivasi belajar siswa kelas XII SMAN 10 Malang pada pokok bahasan

troubleshooting komputer.

2. Model pembelajaran partisipatif model True False dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas XII SMAN 10 Malang pada pokok bahasan

troubleshooting komputer.

F. MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan harapan berguna untuk:

1. Guru

Sebagai bahan acuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam

meningkatkan wawasan pembelajaran dan mengembangkan meteri

pembelajaran, serta untuk meningkatkan profesionalisme guru.

2. Siswa

Dapat memiliki kebiasaan-kebiasaan positif seperti kerjasama dalam

kelompok, keaktifan dalam pembelajaran, sosialisasi, dan mengemukakan

pendapat kepada orang lain, serta lebih bertanggung jawab terhadap

Page 6: Contoh Proposal Skripsi PTK

pembelajaran, sehingga dapat membantu meningkatkan motivasi untuk

belajar yang berdampak pada prestasi belajar siswa.

3. Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan strategi

pembelajaran pada matadiklat yang lain.

4. Universitas Negeri Malang

Sebagai bahan masukan bagi Universitas Negeri Malang khususnya Jurusan

Pendidikan Teknik Elektro dalam membekali mahasiswa untuk

mengembangkan model pembelajaran di SMA atau SMK.

5. Peneliti

Dapat mengetahui masalah pembelajaran di kelas dan upaya untuk

memperbaiki pembelajaran selanjutnya, serta menyiapkan peneliti sebagai

pendidik yang profesional.

G. RUANG LINGKUP

Permasalahan dalam suatu penelitian dapat berkembang menjadi masalah

yang kompleks dan lebih luas, maka perlu dibatasi sebagai berikut:

1. Penelitian dilakukan di SMAN 10 Malang dengan mengambil subyek siswa

kelas XII yang siswanya berjumlah 34 orang.

2. Penelitian ini hanya terbatas pada pokok bahasan troubleshooting komputer.

3. Hasil penelitian tidak digeneralisasikan pada kelas dan sekolah lain.

Page 7: Contoh Proposal Skripsi PTK

H. DEFINISI OPERASIONAL

Penafsiran yang keliru terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini

perlu dihindari, maka perlu diberikan definisi istilah sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran partisipatif adalah Pembelajaran Partisipatif

(Participative Teaching and Learning) merupakan model pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara aktif dalam membentuk kondisi kelas yang

penuh dengan antusiasme antar siswa selama kegiatan belajar mengajar.

2. True False adalah salah satu model pembelajaran partisipatif yang

menekankan pada kemampuan merespon siswa dalam menjawab pertanyaan

guru sesuai dengan kode jawaban yang dimiliki siswa serta kemampuan

menjabarkannya dalam kelas untuk mendapatkan feedback dari teman

lainnya.

3. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dari dalam diri

siswa yang diukur dari karakteristik tingkah laku yang menyangkut minat,

perhatian, konsentrasi, dan ketekunan siswa selama proses belajar mengajar.

4. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dalam mempelajari

bidang studi ilmu tertentu berdasarkan kemampuan dalam aspek kognitif,

afektif dan psikomotorik.

I. KAJIAN PUSTAKA

Belajar adalah Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan

dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya, kecakapan dan

kemampuannya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek yang

ada pada individu (Sujana, 2005:28). Jadi, pada hakekatnya belajar adalah segala

Page 8: Contoh Proposal Skripsi PTK

proses atau usaha yang dilakukan secara sadar, sengaja, aktif, sistematis dan

integrativ untuk menciptakan perubahan-perubahan dalam dirinya menuju kearah

kesempurnaan hidup.

Dengan belajar, seharusnya siswa dapat berubah menjadi lebih baik.

Perubahan-perubahan yang terjadi dari hasil belajar harus mengacu kepada

kesadaran, niat, tujuan belajar, berlangsung secara terus menerus dan

menimbulkan perubahan positif dalam moralitas, mental, pengetahuan, dan

keterampilan siswa. Peningkatan dan perubahan kemampuan kognitif, apektif,

dan psikomotorik kearah yang lebih baik lagi menunjukkan keberhasilan belajar

siswa yang tidak lepas dari peran aktif guru dan siswa itu sendiri dalam

melaksanakan proses pembelajaran.

1. Pembelajaran Partisipatif

Metode pembelajaran partisipatif bukanlah menjadi hal yang baru dalam

dunia pendidikan. Kebanyakan guru menerapkan metode pembelajaran partisipatif

ini pada mata pelajaran yang lebih mengutamakan pada keaktifan siswa di kelas,

terutama psikomotoriknya.

Menurut Court (dalam Suparno, 1997:65) mengajar berarti partisipasi

dengan pebelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari

kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Lebih lanjut dijelaskan oleh

Jumbadi (2008:2) pembelajaran partisipatif merupakan kegiatan pembelajaran

yang menekankan bahwa peserta didik memiliki kebutuhan belajar, memahami

teknik-teknik belajar dan berperilaku belajar yang dapat menimbulkan interaksi

edukatif antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru.

Page 9: Contoh Proposal Skripsi PTK

Kedua teori diatas menunjukkan bahwa peserta didik menjadi pemain

utama dalam memenuhi kebutuhan akademisnya sehingga selama kegiatan belajar

mengajar peserta didik diposisikan sebagai seseorang yang menginginkan

pemuasan pengetahuan. Begitu pula yang seharusnya terjadi pada siswa kelas XII

SMAN 10 Malang bahwa partisipasi belajar siswa dalam membentuk insan

akademis yang memiliki keaktifan dikelas dimulai dengan penanaman konsep

bahwa belajar merupakan sebuah kebutuhan. Dari kebutuhan tersebut akan

muncul perilaku-perilaku yang berupa interaksi dengan lingkungan belajar

sehingga kegiatan belajar mengajar dalam kelas menjadi hidup.

Kegiatan pembelajaran partisipatif didasarkan pada prinsip-prinsip belajar,

yaitu: 1) berangkat dari kebutuhan belajar (learning needs based), 2) berorientasi

pada tujuan belajar (goal and objective), 3) belajar berdasarkan pengalaman

(experiential learning), 4) berpusat pada peserta didik (participant centered).

Menurut Sudjana (dalam Jumbadi, 2008:2) partisipatif adalah bertahap dan

berkesinambungan, dengan proses pemberdayaan (empowering proccess) dan

berorientasi ke masa depan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran partisipatif perlu

disusun beberapa strategi antara lain:

1. Menekankan pada aktifitas siswa

Pada konteks ini, partisipasi siswa dalam membentuk kondisi belajar yang

begitu antusias menjadi poin utama dalam pembentukan pembelajaran

partisipatif. Sementara guru menjadi pemicu dan penengah dalam membentuk

kondisi tersebut sehingga kelas dapat dikontrol dengan baik.

2. Menjunjung tinggi kebersamaan

Page 10: Contoh Proposal Skripsi PTK

Partisipasi yang dibentuk oleh antar siswa maupun siswa dengan guru

merupakan perwujudan dari nilai kebersamaan yang terbuat. Saling bertukar

pikiran antar subjek di dalam kelas menjadikan bentuk interaksi yang

seimbang dalam membentuk kondisi belajar yang lebih bergairah. Selain itu,

nilai kebersamaan yang terbentuk bertujuan untuk menghilangkan dominasi

siswa yang memiliki taraf berpikir cepat terhadap siswa yang kurang.

3. Pemberian penghargaan terhadap semua hasil karya siswa

Secara psikologis, hal ini akan memberikan rasa kepuasan bagi siswa yang

selanjutnya menimbulkan rasa percaya diri dan tumbuhnya sikap pengenalan

kemampuan diri sendiri. Dengan begini siswa dapat mengetahui terhadap

kelebihan dan kekurangannya dalam berprestasi di sekolah.

4. Penguatan

Pada strategi ini, guru menjadi subjek yang berperan dalam inventarisasi

terhadap semua hasil karya siswa yang kemudian disikapi dalam bentuk

pemberian nilai secara objektif.

Metode pembelajaran partisipatif ini sangatlah cocok untuk mata pelajaran

troubleshooting komputer yang pada dasarnya menuntut keaktifan siswa di kelas

dalam mencoba untuk melakukan analisis terhadap error yang terjadi pada sebuah

komputer. Partisipasi siswa yang baik akan menyebabkan proses transfer ilmu

dapat berjalan dengan baik pula, terutama pada materi mata pelajaran yang

cenderung untuk hafalan.

Berdasarkan pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran partisipatif adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada

Page 11: Contoh Proposal Skripsi PTK

keaktifan peserta didik dalam memenuhi kebutuhan akademisnya yaitu

membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan

mengadakan justifikasi dengan teknik-teknik belajar serta membentuk perilaku

belajar yang dapat menimbulkan interaksi edukatif antara siswa dengan siswa dan

antara siswa dengan guru.

2. Pembelajaran Partisipatif Model True False

True False merupakan bahasa Inggris yang artinya benar salah. Dalam

bidang pendidikan, pengertian yang lebih luas lagi dari model True False ini

adalah aktivitas kolaboratif yang dapat mengajak siswa untuk terlibat ke dalam

materi pembelajaran dengan segera, strategi ini menumbuhkan kerjasama tim,

berbagi pengetahuan dan belajar secara langsung (dalam Astuti, 2009:12).

Implementasi dari model True False ini berupa pembentukan kondisi kelas

dimana siswa lebih berperan terhadap penentuan kebenaran terhadap materi

pelajaran yang diterima dari siswa lain. Kebenaran yang dibentuk pada

penggunaan model True False ini bersifat umum bagi seluruh siswa. Dimulai dari

salah satu siswa memberikan argumen kemudian siswa lain menanggapi argument

tersebut. Adapun guru bertindak sebagai penengah jika terjadi ketidaksesuaian

konsep materi belajar dalam kegiatan pembelajaran itu.

Kelebihan dari stategi True False adalah siswa dapat mengungkapkan

alasan tentang jawaban yang siswa berikan. Siswa harus memiliki

pertanggungjawaban terhadap argumen yang diyakini kemudia argumen itu akan

dikoreksi bersama siswa yang lain. Siswa yang menanggapi diperkenankan

menilai benar atau salah terhadap argumen dari siswa sebelumnya. Interaksi

Page 12: Contoh Proposal Skripsi PTK

seperti inilah yang akan membuat suasana kelas semakin hidup terutama bagi

siswa kelas XII SMAN 10 Malang pada mata pelajaran troubleshooting komputer.

3. Motivasi belajar

Motivasi berasal dari bahasa Inggris yaitu motivation yang artinya

dorongan. Kata kerjanya adalah to motivate yang berarti mendorong,

menyebabkan dan merangsang (Imron, 1995:87). Menurut Winkels (dalam

Imron, 1995:87) motivasi adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula.

Hal senada dikatakan oleh Uno (2006:1) yang menyatakan bahwa motivasi adalah

kekuatan, baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong seseorang untuk

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan perilaku . Hal ini

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut

Uno (2006:23) perlu adanya indikator-indikator untuk mengukur motivasi belajar,

indikator yang dimaksud adalah: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil, (2)

adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar, (3) adanya harapan dan cita-cita

masa depan, (4) adanya penghargaan dalam belajar, (5) adanya kegiatan yang

menarik dalam belajar, (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, secara sederhana dapat dikatakan

bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis siswa yang

menghasilkan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran berdasarkan

indikator minat, perhatian, konsentrasi, dan ketekunan.

Page 13: Contoh Proposal Skripsi PTK

Seorang guru harus berusaha sedapat mungkin untuk menanamkan dan

mengembangkan motivasi belajar pada siswa (Winkel, 1996:99). Hal ini sejalan

dengan pernyataan Prayitno (dalam Rahayu, 2007:30), bahwa gurulah yang

berperan dalam menentukan bagaimana cara untuk memotivasai secara efektif

dengan mempertimbangkan tipe siswa, jenis materi pelajaran, dan tujuan yang

akan dicapai.

Sebagai konsekuensi atas perhatian guru terhadap unsur-unsur yang

mempengaruhi motivasi belajar. Upaya untuk meningkatakan motivasi belajar

menurut Imron (1995:102) dilakukan dengan cara: (1) mengoptimalkan penerapan

prinsip-prinsip belajar, (2) mengoptimalkan unsur-unsur belajar pembelajaran, (3)

mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman/kemampuan yang dimiliki oleh

pembelajar, (4) mengembangkan cita-cita dan aspirasi belajar.

Motivasi memegang peranan yang penting dalam keberhasilan kegiatan

pembelajaran, karena motivasi merupakan daya penggerak yang mengarahkan

tindakan atau tingkah laku siswa terhadap tujuan yang ingin dicapai dan

mempuyai peranan yang luas karena menumbuhkan gairah, rasa senang dan

semangat dalam belajar. Hal inilah yang menjadi tujuan dari guru dimana siswa

memiliki gairah dalam belajar yang akan menyemarakkan kegaitan berlajar

mengajar di kelas, terutama bagi siswa kelas XII SMAN 10 Malang saat mata

pelajaran troubleshooting komputer.

4. Prestasi belajar

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (Salim, 2002:1190)

prestasi adalah hasil yang diperoleh dari sesuatu yang dilakukan. Menurut Winkel

Page 14: Contoh Proposal Skripsi PTK

(1996:24) prestasi merupakan sebagai bukti keberhasilan usaha yang dicapai.

Berbeda halnya menurut Sudjana (2005: 24) yang menyatakan bahwa, prestasi

belajar adalah perubahan tingkah laku ke arah tercapainya tujuan pengajaran yang

dapat diukur dan dinilai dari hasil belajar mereka (siswa). Lebih jauh lagi

dikatakan oleh Dimyati (dalam Arifiyanti, 2007:18), bahwa prestasi belajar

mempunyai pengertian; (1) perubahan tingkah laku sebagai akibat dari proses

belajar, (2) kemampuan aktual yang dapat diukur langsung, (3) perubahan tingkah

laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi belajar sering disebut dengan istilah hasil belajar dan untuk

mengetahuinya pengajar atau guru memberikan penilaian terhadap keseluruhan

proses belajar mengajar. Menurut Sudjana (2005:2) hasil belajar siswa pada

hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar yang mencakup

bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah Kognitif berkenaan dengan

hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu: pengetahuan atau

ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif

berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yaitu: penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi , dan internalisasi. Ranah psikomotorik

berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada

enam aspek psikomotorik, yaitu: gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar,

kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan

kompleks, gerakan ekspresif dan interpretatif.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, secara sederhana dapat dikatakan

bahwa prestasi belajar adalah hasil dari sebuah tindakan yang telah dilakukan

Page 15: Contoh Proposal Skripsi PTK

berupa perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Untuk mengetahui prestasi belajar yang sudah dicapai oleh siswa, maka

dibutuhkan suatu penilaian terhadap hasil belajar tersebut. Penilaian hasil belajar

merupakan proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa

dengan kriteria tertentu yang dapat dilakukan baik dengan cara tes maupun

dengan cara non tes (Sudjana, 1996:3). Adapun tujuan dari penilaian hasil belajar

menurut Sudjana (2005:4), yaitu: (1) mendeskripsikan kecakapan belajar para

siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai

bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya, (2) mengetahui keberhasilan

proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yaitu seberapa jauh efektivitas

dalam mengubah tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang

diharapkan, (3) menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yaitu melakukan

perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran

serta strategi pelaksananya, (4) memberikan pertanggungjawaban (accountability)

dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

5. Tinjauan Kompetensi Mata Pelajaran Troubleshooting Komputer

Bidang Studi Jaringan Komputer adalah suatu disiplin ilmu yang mengkaji

tentang ilmu pengetahuan dan keterampilan, serta sikap (kerja) yang berkaitan

dengan komputer. Dengan kata lain, pembelajaran jaringan komputer ini

menekankan pada pencapaian berbagai kompotensi bekerja dibidang jaringan dan

komputer. Dengan karakteristik tersebut, bukan berarti pembelajaran jaringan

komputer hanya menekankan pada penguasaan aspek/ranah psikomotorik semata

Page 16: Contoh Proposal Skripsi PTK

melalui kegiatan praktikum, melainkan pembelajaran aspek kognitif dan afektif

tetap diperlukan melalui program normatif adan adaptif, karena keduanya

merupakan unsur pembentuk kompetensi peserta diklat (Sudjimat, 2005:3).

6. Kajian Terhadap Penelitian Relevan

Kajian terhadap penelitian tedahulu diambil dari skripsi Jatmi Puji Astuti

(2009) yang berjudul “Efektivitas Strategi True Or False dan Card Sort Untuk

Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Fiqh Di Kelas VIII SMP

Muhammadiyah 5 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009”. Instrumen yang

digunakan adalah lembar observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis

yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan motivasi siswa ditentukan dengan

indikator aspek motivasi (keaktifan, keantusiasan, dan keceriaan) kemudian

menetukan skor tiap indikator dan selanjutnya menetukan taraf keberhasilan

tindakan dengan cara membandingkan jumlah skor yang dicapai dengan jumlah

skor maksimum kemudian dikalikan 100% kemudian hasil belajar yang diperoleh

dibandingkan dengan SKM (Standart Ketuntasan Minimum) mata diklat ekonomi.

Dari penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 2 siklus ini

diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa dari

aspek keaktifan pada siklus I sebesar 70% dan pada siklus II meningkat menjadi

86%, motivasi belajar siswa dari aspek keantusiasan pada siklus I sebesar 56%

dan pada siklus II meningkat menjadi 76%, sedangkan motivasi belajar dari aspek

keceriaan pada siklus I sebesar 90% dan pada siklus II meningkat menjadi 100%.

Dan dari analisis data belajar siswa dari aspek kognitif pada siklus I dapat

diketahui bahwa siswa yang tuntas belajar siswa sebanyak 22 siswa (62,8%) dan

Page 17: Contoh Proposal Skripsi PTK

pada siklus II jumlah siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 31 siswa

(88,6%), hasil belajar siswa dari aspek afektif menunjukkan bahwa jumlah siswa

yang tuntas belajar pada siklus I sebanyak 29 (82,8%) dan pada siklus dua jumlah

siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 30 siswa (85,7%), sedangkan hasil

belajar siswa dari aspek psikomotorik menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

tuntas belajar pada siklus I sebanyak 22 siswa (62,8%) dan pada siklus II jumlah

siswa yang tuntas belajar meningkat menjadi 30 siswa (85,7%).

Begitu pula pada penelitian Jumbadi (2008:104) yang berjudul Penerapan

Pembelajaran partisipatif Metode True False Dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Matematika Materi Pokok Persamaan Kuadrat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran 2007/2008. Subyek

penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri Colomadu Tahun Pelajaran

2007/2008 dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang. Strategi pengumpulan data

untuk mendukung penelitian tersebut menggunakan instrument penelitian sebagai

berikut: 1) LKS, 2) tes akhir pembelajaran dan 3) dokumentasi. Hasil dari

penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa melalui Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) yang dilakukan dengan tiga siklus telah memperoleh hasil penelitian yang

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dapat meningkat dengan penerapan

metode pembelajaran partisipatif model True False. Hasil belajar siswa

mengalami peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh nilai sangat tinggi

10%. Pada siklus II mengalami peningkatan yaitu 12,5% dan kemudian pada

siklus III terjadi peningkatan sebesar 17,5%. Nilai rata-rata yang diperoleh setelah

pelaksanaan siklus III ini mencapai 42,5 dari nilai rata-rata awal sebelum adanya

tindakan sebesar 37.

Page 18: Contoh Proposal Skripsi PTK

7. Kerangka Berfikir

a. Peningkatan Motivasi Belajar

Konsep yang ada pada metode pembelajran partisipatif model True False

ini memiliki keunggulan dalam bentuk menghidupkan suasana kelas. Keberadaan

siswa yang menjadi pemeran utama dalam kelas akan membentuk sebuah

lingkungan belajar yang lebih berkosentrasi pada aktivitas siswa. Segala sesuatu

yang dibahas oleh siswa selama kegiatan belajar mengajar akan menentukan

pengetahuan siswa dalam memahami sebuah materi belajar khususnya

troubleshooting komputer. Kondisi semacam inilah yang dapat dikatakan sebagai

perwujudan adanya motivasi belajar siswa yang tercermin dari antusiasme saat

belajar di kelas. Jumbadi (2007:53) juga mengatakan bahwa dalam pembelajaran

partisipatif akan terjalin proses sosialisasi dan komunikasi yang lebih akrab

sehingga minat siswa dalam belajar semakin tinggi. Dengan kondisi yang

terbentuk selama menggunakan metode pembelajaran partisipatif model True

False siswa akan merasa lebih rileks dalam berpartisipasi dalam kegiatan

pembelajaran dikelas karena para siswa tidak akan segan-segan lagi dalam

menyampaikan opini kepada teman-teman sekelasnya.

b. Peningkatan Prestasi Belajar

Sebagai implikasi dari tumbuhnya motivasi belajar siswa selama

mengikuti kegiatan belajar mengajar, akan berakibat pula terhadap prestasi belajar

siswa (Jumbadi, 2007:55). Rasionalnya jika siswa memiliki antusiasme saat

mengikuti pembelajaran maka akan berdampak pada semangat siswa untuk

mempelajari materi troubleshooting komputer secara lebih mendalam mengingat

materi troubleshooting komputer ini membutuhkan kemampuan kognitif tingkat

Page 19: Contoh Proposal Skripsi PTK

mengingat, dan anilisis serta psikomotor. Dengan kondisi belajar mengajar yang

dibentuk menggunakan metode pembelajaran partisipatif model True False ini

maka secara keseluruhan dampak yang akan dirasakan oleh siswa adalah

munculnya antusiasme belajar atau peningkatan motivasi belajar yang berbanding

lurus dengan peningkatan prestasi akademik tiap siswa. Prestasi yang diraihpun

akan bersifat merata karena partisipatif siswa secara keseluruhan dalam

pembelajaran akan terus dievaluasi sehingga semua siswa mendapatkan

kesempatan untuk menyampaikan opininya kepada eman-teman sekelasnya.

J. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas dikenalkan

pertama kali oleh Jhon Dewey pada tahun 1910 dalam bukunya How We Think

dan The Source of a Science of Education (dalam Ihsan, 2008:110).

Arikunto (2008:3) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan

yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelompok secara bersamaan.

Secara rinci tujuan PTK menurut Suhardjono (2008:60), yaitu (1) meningkatkan

mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan, serta pembelajaran di sekolah,

(2) membantu guru dan tenaga kependidikan lainya dalam mengatasi masalah

pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas, (3) meningkatkan sikap

profesional pendidik dan tenaga kependidikan, (4) menumbuhkembangkan

budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif di dalam

Page 20: Contoh Proposal Skripsi PTK

melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan

(sustainable). Jadi PTK bertujuan untuk memecahkan permasalahan nyata yang

terjadi di dalam kelas. Selain itu, kegiatan PTK bertujuan untuk mencari jawaban

ilmiah untuk meningkatkan kinerja guru dalam mengembangkan profesinya.

Adapun model untuk masing-masing tahap dalam penelitian tindakan kelas

menurut Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja, 2008:66) adalah sebagai

berikut:

Gambar 3.1 Model Spiral Penelitian Tindakan Kelas

(Sumber: Wiriaatmadja, 2008:66)

Keempat tahap dalam penelitian tindakan tersebut adalah unsur untuk

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke

Page 21: Contoh Proposal Skripsi PTK

langkah semula. Jadi satu siklus adalah dari tahap penyusunan rancangan sampai

dengan refleksi yang tidak lain adalah evaluasi (Arikunto, 2008:20).

Untuk menentukan jumlah siklus, peneliti harus melihat tingkat

keberhasilan dari siklus yang sudah dilaksanakan. Apabila dalam siklus 1 proses

pembelajaran sudah mencapai tujuan yang diharapkan, maka peneliti cukup

menggunakan satu siklus saja. Tetapi apabila dalam siklus 1 masih terdapat

kekurangan dan perlu adanya perbaikan, maka peneliti perlu melanjutkan ke

siklus berikutnya. Menurut Arikunto (2008:75) banyaknya siklus tergantung dari

kepuasan peneliti sendiri, tetapi sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. Penelitian

ini menggunakan dua siklus dalam menyelesaikan pembelajaran partisipatif model

True False, sehingga sudah memenuhi kelayakan dalam penelitian tindakan kelas.

2. Keberadaan Peneliti

Menurut Wiriaatmadja (2008:96) penelitian tindakan kelas sebagai

penelitian bertradisi kualitatif dengan latar atau setting yang wajar dan alami, oleh

karena itu membutuhkan kehadiran peneliti sebagai instrumen terpenting.

Sedangkan menurut Moleong (2005:168) peneliti dalam penelitian kualitatif

bertindak sebagai (1) perencana tindakan, (2) pelaksana tindakan, (3) pengumpul

data, (4) penganalisis data, dan (5) pelapor hasil penelitian, maka kehadiran

peneliti dilapangan mutlak adanya selama penelitian. Untuk memperoleh rekaman

data yang akurat, peneliti dibantu oleh guru mata pelajaran TIK dan satu rekan

sejawat sebagai pengamat.

Page 22: Contoh Proposal Skripsi PTK

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Malang yang beralamat di

Jl. Ki Ageng Gribik No 28 Malang. SMA Negeri 10 Malang lebih dikenal sebagai

SMA Sampoerna, hal ini karena SMA ini didirikan berdasarkan dana dari sebuah

perusahaan besar di Indonesia yaitu Sampoerna, Tbk. Siswa dari SMA tersebut

berasal dari berbagai lulusan SMP atau MTS yang ada di Jawa Timur yang

mendapatkan beasiswa Sampoerna untuk sekolah di SMA Negeri 10 Malang.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 22 Mei 2008 sampai 5 Juni 2011.

4. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMA Negeri 10

Malang semester Genap Tahun Pelajaran 2010-2011 yang berjumlah 34 siswa

dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 20 siswa dan perempuan sebanyak 14

siswi.

5. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002:126) instrumen adalah alat yang digunakan untuk

waktu penelitian dengan menggunakan sesuatu metode. Instrumen yang

digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Tes

Tes digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau

prestasi (Arikunto, 2002:198). Tes dapat berupa tes lisan, tertulis dan tindakan.

Tes tertulis disusun sedemikian hingga setiap butir soal menggambarkan tingkat

pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Tes yang digunakan pada

Page 23: Contoh Proposal Skripsi PTK

penelitian ini adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu berdasarkan aspek kognitif.

Tes prestasi berupa soal-soal tes yang diberikan kepada siswa pada akhir

pembelajaran tiap siklus.

b. Angket

Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang

digunakan untuk memperolah informasi dari responden dalam arti laporan

pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 2002:128). Dipandang dari segi

menjawabnya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup,

karena responden tinggal memilih jawaban yang telah tersedia. Jika dilihat dari

segi bentuknya, angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket check

list, responden tinggal memberikan tanda check (√ ) pada kolom yang sesuai.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

respon siswa terhadap pembelajaran partisipatif model True False.

c. Lembar penilaian

Lembar penilaian dalam penelitian ini berupa sebuah daftar yang memuat

indikator-indikator kompetensi motivasi dan prestasi belajar. Untuk lembar

penilaian motivasi memuat empat macam indikator, yaitu minat, perhatian,

konsentrasi, dan ketekunan. Sedangkan lembar penilaian prestasi digunakan untuk

mengukur aspek afektif dan psikomotorik.

Lembar penilaian aspek afektif meliputi kerjasama dalam kelompok,

kerajinan, kedisiplinan, dan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat,

bertanya, dan menjawab pertanyaan. Sedangkan lembar penilaian aspek

Page 24: Contoh Proposal Skripsi PTK

psikomotor meliputi kemampuan berdiskusi kelompok, dan etika dalam

berdiskusi.

d. Dokumentasi

Menurut Guba dan Lincoln (dalam Moleong, 2005:216) dokumentasi

adalah setiap bahan tertulis ataupun film. Pada penelitian ini dokumentasi

digunakan untuk mengetahui hasil nilai ulangan siswa sebelum pelaksanaan

tindakan sekaligus latar belakang siswa yang nantinya dapat digunakan sebagai

acuan untuk membandingkan hasil dari tiap siklus.

6. Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti

(Arikunto, 2002:198). Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data harus hati-hati

dan membutuhkan persiapan yang matang. Adapun pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Sumber data

Menurut Arikunto (2002:107) sumber data adalah subjek dari mana data

dapat diperoleh. Dalam penelitian ini subjek penelitian diperoleh dari siswa kelas

XII SMA Negeri 10 Malang Semester II tahun ajaran 2010/2011, guru TIK, dan

teman peniliti yang berfungsi sebagai mitra dalam melakukan penelitian.

b. Jenis data

Menurut Moleong (2005:157) jenis data dibagi dalam kata-kata, tindakan,

sumber data tertulis, foto, dan statistik. Jenis data yang digunakan dalam

penelitian ini, yaitu:

Nilai awal dari ulangan harian kompetensi sebelumnya

Page 25: Contoh Proposal Skripsi PTK

Hasil penilaian prestasi belajar aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotorik

Hasil penilaian motivasi belajar

Hasil respon siswa terhadap pembelajaran partisipatif model True False

c. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini didasarkan pada sumber

dan jenis data. Secara rinci teknik pengumpulan data dijabarkan sebagai berikut:

a. Data motivasi belajar diperoleh dari lembar penilaian berdasarkan

indikator motivasi belajar selama siklus berlangsung.

b. Data prestasi belajar dari segi aspek kognitif diperoleh dengan cara

memberikan tes formatif sebagai alat evaluasi kepada siswa setiap akhir

siklus tindakan.

c. Data prestasi belajar dari segi aspek afektif dan psikomotorik diperoleh

dari hasil lembar penilaian berdasarkan indikator afektif dan psikomotorik.

d. Nilai awal dari ulangan harian sebelumnya diperoleh melalui pengumpulan

data-data dari dokumen nilai ulangan harian yang telah diberikan

sebelumnya.

Respon siswa terhadap pembelajaran partisipatif model True False

diperoleh dari hasil angket yang disebarkan oleh peneliti kepada siswa pada akhir

kegiatan pembelajaran yaitu setelah selesai siklus terakhir (siklus ke-2).

Page 26: Contoh Proposal Skripsi PTK

7. Teknik Analisis Data

Menurut Patton (dalam Moleong, 2005:280), analisis data adalah proses

mengatur urutan data, mengorganisasikanya ke dalam suatu pola, kategori, dan

satuan uraian dasar. Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data

kuantitatif dan data kualitatif.

1. Data kualitatif

Menurut Moleong (2005:247) proses analisis data dimulai dengan

menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara,

pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi,

dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang

dilakukan oleh Arifiyanti (2007:28), yaitu: (1) reduksi data, (2) penyajian data,

dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh melalui perangkat

pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara sistematis

berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir

untuk dilakukan penarikan kesimpulan.

2. Data kuantitatif

a. Data motivasi belajar siswa

Data motivasi siswa berdasarkan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran dengan menggunakan lembar penilaian motivasi dihitung dengan

menggunakan persentase motivasi siswa berdasarkan tiap-tiap indikator. Untuk

menghitung persentase motivasi siswa secara klasikal adalah sebagai berikut.

Page 27: Contoh Proposal Skripsi PTK

IMk = nx

Sd

S max

x 100 %

(Adaptasi dari Arifiyanti, 2007:30)

Keterangan:

IMk : Indikator motivasi klasikal

Sd : Jumlah skor deskriptor yang muncul dari setiap indikator

Smax : Skor maksimal indikator (bergantung jumlah deskriptor)

n : Jumlah siswa

b. Data prestasi belajar siswa

Analisis untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa ditentukan

dengan ketuntasan belajar siswa secara individual dan secara kelas (klasikal).

Kriteria peningkatan penguasaan minimal dari pelajaran yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Secara perorangan (individual); siswa dianggap telah “tuntas belajar” apabila

daya serap mencapai 70%.

2. Secara kelompok (klasikal); dianggap telah “tuntas belajar” apabila mencapai

85% dari jumlah siswa yang mencapai daya serap minimal 70%,

menggunakan rumus:

%10070

xsiswaseluruh

skormemperolehyangSiswaTB

(Adaptasi dari Arifiyanti, 2007:31)

8. Indikator Keberhasilan Tindakan

Untuk menentukan taraf keberhasilan tindakan ditinjau dari sisi peserta

didik dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang meliputi ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor. Untuk menghitung persentase hasil belajar siswa dengan cara

Page 28: Contoh Proposal Skripsi PTK

membandingkan jumlah skor yang diperoleh siswa dengan jumlah skor

maksimum kemudian dikalikan 100%.

Persentase Keberhasilan = 100% X maksimumskor

siswa dicapai yangskor

(Sumber: Arikunto, 2002:329)

Tabel 3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan

Aspek Kondisi

Awal

Pencapaian

Siklus I

Pencapaian

Siklus II

Keaktifan siswa menyampaikan

opini 5% 15% 30%

Kualitas opini yang disampaikan 5% 10% 25%

Keakuratan dalam memecahkan

troubleshooting pada komputer 5% 20% 25%

Kemampuan siswa melakukan

troubleshooting komputer secara

personal

5% 10% 20%

9. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing – masing siklus terdiri 4

tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Siklus 1 pada materi teknik analisis troubleshooting komputer

Siklus 1 dilaksanakan selama 2 kali pertemuan

1) Tahap perencanaan

(1) melakukan pertemuan awal dengan guru TIK sekolah terkait dan

menyampaikan hal–hal mengenai perencanaan penelitian yang akan

dilaksanakan, (2) menyiapkan rencana pembelajaran, (3) menentukan sumber

data. Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah:

Page 29: Contoh Proposal Skripsi PTK

a. Mempersiapkan materi tentang troubleshooting komputer

b. Penyusunan kartu indeks yang berisi tanda-tanda kerusakan pada

komputer sesuai umlah siswa di kelas

c. Mempersiapkan bahan atau literatur tentang materi troubleshooting

komputer

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan diatur sebagai berikut:

a. Tahap penyajian kelas

Pada tahap penyajian kelas ini peneliti memaparkan tujuan dan langkah-

langkah model pembelajaran partisipatif model True False pada materi

mengenal troubleshooting komputer.

b. Tahap penyampaian materi

Guru menjelaskan tentang materi troubleshooting komputer selama satu

jam pelajaran, sementara siswa yang lain mendengarkan dengan

saksama. Materi pelajaran yang disampaikan pada pertemuan pertama

tentang analisis troubleshooting komputer pada hardware. Untuk

pertemauan kedua, materi yang guru sampaikan tentang analisis

troubleshooting komputer pada software.

c. Tahap pembagian kartu indeks

Kartu indeks yang berisi tentang pernyataan-pernyataan seputar

troubleshooting komputer ini dibagikan pada setiap siswa secara acak.

d. Tahap presentasi siswa

Dimulai dengan guru menampilkan sebuah indikator dari kerusakan pada

komputer kemudian siswa yang merasa membawa kartu indeks yang

Page 30: Contoh Proposal Skripsi PTK

berhubungan dengan soal yang ditanyakan pada guru diminta untuk

presentasi didepan kelas.

e. Tahap umpan balik (feedback)

Pada tahapan ini siswa yang sudah mempresentasikan hasil analisisnya

terhadap indikator kerusakan pada soal yang disajikan guru akan

mendapatkan umpan balik dari siswa lain. Siswa lain yang ingin

menanggapi berhak untuk menyalahkan atau memperkuat hasil analisis

siswa yang berada didepan kelas (presentator). Disinilah proses

partisipatif dari seluruh siswa yang dijadikan sisi unggul dari metode

pembelajaran ini.

f. Guru mengevaluasi hasil diskusi

Guru menyempurnakan hasil diskusi siswa dari tiap troubleshooting yang

sudah dianalisis oleh siswa.

g. Tahap penghargaan kepada siswa

Siswa yang memiliki kemampuan analisis terbaik akan mendapatkan

penghargaan. Penghargaan yang diberikan berupa barang. Penghargaan

siswa terbaik diberikan pada saat pelajaran berakhir atau setelah peneliti

membacakan skor untuk tiap siswa yang sudah presentasi maupun

menanggapi.

3) Tahap pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap

ini dilakukan observasi terhadap aktivitas guru, siswa, motivasi belajar,

prestasi belajar aspek afektif, dan lembar catatan lapangan.

4) Tahap refleksi

Page 31: Contoh Proposal Skripsi PTK

Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan 1, maka data diolah atau

dianalisa. Peneliti bersama observer merenungkan hasil tindakan 1 sebagai

bahan pertimbangan apakah siklus 1 sudah mencapai kriteria atau tidak. Hasil

analisis data yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus

berikutnya.

b. Siklus 2 pada materi reparasi troubleshooting komputer

Setelah merefleksi siklus 1, maka dapat dilanjutkan ke siklus 2 jika belum

tercapai ketuntasan belajar baik secara individu maupun klasikal. Pada siklus 2 ini

pada hakikatnya adalah melengkapi apa yang kurang dan perlu diperbaiki pada

siklus 1 untuk menghasilkan hasil akhir atau kesimpulan penelitian. Siklus 2

dilaksanakan seperti siklus 1 dan dilakukan selama 1 kali pertemuan.

1) Tahap perencanaan

Pada kegiatan ini beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan seperangkat komputer dan mensettingnya pada kondisi

error

b. Menggunakan waktu seefektif mungkin.

c. Menunjuk siswa yang pasif pada waktu sesi feedback dilaksanakan

d. Memberi reinforcement/penguatan terhadap sikap dan keterampilan

siswa selama kegiatan berlangsung.

2) Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan diatur sebagai berikut:

a. Tahap penyajian kelas

Pada tahap penyajian kelas ini peneliti menunjukkan sebuah komputer

Page 32: Contoh Proposal Skripsi PTK

yang dalam kondisi error untuk dilakukan troubleshooting secara

langsung.

b. Tahap pembagian kartu indeks

Kartu indeks yang berisi tentang pernyataan-pernyataan seputar

troubleshooting komputer ini dibagikan pada setiap siswa secara acak.

c. Tahap presentasi siswa

Guru mempersilahkan siswa untuk menganalisis kondisi kerusakan pada

komputer yang ada kemudian menyesuaikan hasil analisisnya terhadap

kartu indeks yang dimiliki. Jika siswa merasa kartu indeks yang

dibawanya sesuai dengan indikator kerusakan komputer, maka siswa

tersebut diminta maju kedepan kelas dan menganalisis kerusakan tersebut

lalu melakukan reparasi pula pada komputer.

d. Tahap umpan balik (feedback)

Pada tahapan ini siswa yang sudah mempresentasikan hasil analisisnya

terhadap indikator kerusakan pada komputer akan mendapatkan umpan

balik dari siswa lain. Siswa lain yang ingin menanggapi berhak untuk

menyalahkan atau memperkuat hasil analisis siswa yang berada didepan

kelas (presentator). Disinilah proses partisipatif dari seluruh siswa yang

dijadikan sisi unggul dari metode pembelajaran ini.

e. Guru mengevaluasi hasil diskusi

Guru menyempurnakan hasil diskusi siswa dari tiap troubleshooting yang

sudah dianalisis oleh siswa.

f. Tahap penghargaan kepada siswa

Siswa yang memiliki kemampuan analisis terbaik akan mendapatkan

Page 33: Contoh Proposal Skripsi PTK

penghargaan. Penghargaan yang diberikan berupa barang. Penghargaan

siswa terbaik diberikan pada saat pelajaran berakhir atau setelah peneliti

membacakan skor untuk tiap siswa yang sudah presentasi maupun

menanggapi maupun memperbaiki komputer secara langsung.

3) Tahap pengamatan

Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada tahap

ini dilakukan observasi terhadap aktivitas guru, siswa dan kelompok,

motivasi belajar, prestasi belajar aspek afektif dan psikomotorik, dan lembar

catatan lapangan.

4) Tahap refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh dari tindakan 2, maka data diolah atau

dianalisa. Peneliti bersama observer merenungkan hasil tindakan 2 sebagai

bahan pertimbangan apakah siklus 2 sudah mencapai kriteria atau tidak. Hasil

analisis data digunakan sebagai acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.

Berdasarkan dari hasil refleksi siklus 2, jika belum tercapai ketuntasan

belajar minimum, maka peneliti harus melanjutkan ke siklus ke- 3, siklus ke-4

sampai dengan siklus ke-n. Sehingga ketuntasan belajar troubleshooting komputer

khususnya baik secara individu maupun klasikal dapat tercapai.

Page 34: Contoh Proposal Skripsi PTK

K. DAFTAR RUJUKAN

Arifiyanti, R. 2007. Penerapan Pembelajaran Questioning dengan Strategi

Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Kelas VII-B SMP PGRI 01 Pakisaji

Malang Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi tidak dterbitkan. Malang:

Universitas Negeri Malang.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Astuti, Jatmi P. 2009. Efektivitas Strategi True Or False dan Card Sort Dalam

Pembelajaran Fiqh Di Kelas VIII SMP Muhammadiyah 5 Surakarta

Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ihsan, A.N.T. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournamen

(TGT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar

Matadiklat Pengetahuan Dasar Teknik Mesin (PDTM) Pokok Bahasan

Pengecoran Pada Siswa Kelas 1 Mesin Produksi (Mp) 1 SMK Negeri 6

Malang. Skripsi tidak dterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Imron, A. 1995. Teori Belajar Pembelajaran. Proyek Operasi dan Perawatan

Fasilitas IKIP Malang: Malang.

Jumbadi. 2008. Penerapan Pembelajaran partisipatif Metode True False Dalam

Kegiatan Belajar Mengajar Matematika Materi Pokok Persamaan

Kuadrat Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri

Colomadu Tahun Pelajaran 2007/2008. Karanganyar: Widyatama.

Moleong, J. L. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Rahayu, A. 2007. Penerapan Model Pembelajaran TGT (Team Game

Tournament) dan Program Remidi Dengan Memperhatikan Modalitas

Belajar Pada Materi Ikatan Kimia Kelas X di SMA Negeri 12 Malang.

Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Salim, P dan Salim, Y. 2002. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta:

Modren English Press.

Sudjana. 1996. Cooperative Learning Sebagai Alternative Peningkatan Mutu

Pendidikan Dasar. Korpri. No. 242 Vol. XXI Desember.

Page 35: Contoh Proposal Skripsi PTK

Sudjana, N. 2005. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar

Baru Algesindo.

Suhardjono. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme Dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius.

Uno , H. B. 2006.Teori Motivasi dan Pengukuranya. Jakarta: Bumi Kasara.

Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

Wiriaatmadja, R. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya.