Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

download Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

of 44

Transcript of Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    1/44

    STUDI KORELASI ANTARA KREATIVITAS GURU PAI DAN

    KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS DENGAN PRESTASI

    BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN

    AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 DEMAK

    A. Latar Belakang Masalah

    Pendidikan mempunyai peran yang penting dalam menentukan

    perkembangan dan perwujudan diri individu. Pendidikan bertanggung jawab

    untuk mengembangkan bakat dan kemampuan secara optimal sehingga anakdapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai kebutuhan pribadi

    dan masyarakat (Munandar, 1999:4).

    Inti dari proses pendidikan secara formal adalah mengajar sedangkan

    inti dari proses pengajaran adalah siswa belajar. Oleh karena itu proses belajar

    mengajar pada intinya terpusat pada satu persoalan yaitu bagaimana guru

    melaksankan proses belajar mengajar yang efektif guna tercapainya suatu

    tujuan (M. Ali, 1987:1).

    Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab

    untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual maupun

    kelompok, di sekolah maupun di luar sekolah. Karena profesinya sebagai guru

    berdasarkan panggilan jiwa, maka tugas guru sebagai pendidik berarti

    mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan

    serta mengajarkan nilai-nilai luhur yang bermanfaat bagi kehidupan anak

    didik (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:40).

    Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar

    mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia

    yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan

    salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan

    menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan

    tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat

    diartikan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk

    membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau pada taraf kematangan

    1

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    2/44

    tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang

    transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values,

    dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

    menentukan siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini, seorang guru memiliki

    peranan yang kompleks dalam proses belajar mengajar dalam usahanya untuk

    mengantarkan siswa ke taraf yang dicita-citakan (Sardiman, 2001: 123).

    Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan oleh beberapa

    faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri atas

    motivasi, kepercayaan diri, dan kreativitas guru itu sendiri. Sedangkan faktor

    eksternal lebih ditekankan pada sarana serta iklim sekolah yang bersangkutan.

    Setiap kemajuan yang diraih manusia selalu melibatkan kreativitas. Ketika

    manusia mendambakan produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan bahkan

    kebahagiaan yang lebih baik dan lebih tinggi dari apa yang sebelumnya di

    capai, maka kreativitas dijadikan dasar untuk menggapainya (Munandar,

    1999:10).

    Kreativitas pada dasarnya merupakan anugerah yang diberikan Allah

    kepada setiap manusia, yakni berupa kemampuan untuk mencipta (daya cipta)

    dan berkreasi. Implementasi dari kreativitas seseorangpun tidak sama,

    bergantung pada sejauh mana orang tersebut mau dan mampu mewujudkan

    daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya (Nashori, 2002: 21).

    Setiap orang memiliki potensi kreatif yang dibawa sejak lahir

    meskipun dalam derajat dan bidang yang berbeda-beda, sehingga potensi itu

    perlu ditumbuh kembangkan sejak dini agar dapat difungsikan sebagaimana

    mestinya. Untuk itu diperlukan kekuatan pendorong, baik dari dalam individu

    maupun dari luar individu yaitu lingkungan. Lingkungan dalam hal ini

    mencakup lingkungan dalam arti kata sempit (keluarga, sekolah) maupun

    dalam arti kata yang luas (masyarakat, kebudayaan) yang mampu menciptakan

    kondisi lingkungan yang dapat menanamkan daya kreatif individu (Munandar,

    1988:83).

    Dengan demikian, baik di dalam individu maupun di luar individu

    (lingkungan) dapat menunjang atau menghambat potensi kreativitas,

    2

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    3/44

    implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui

    pendidikan mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat secara potensial

    yang dimiliki setiap orang sejak lahir yang dapat diidentifikasi dan dibekali

    melalui pendidikan yang tepat (Munandar, 1999:12).

    Pendidikan hendaknya tidak hanya memperhatikan pengembangan

    keterampilan-keterampilan berfikir semata, tetapi pembentukan sikap,

    perasaan, dan ciri-ciri kepribadian yang mencerminkan kreativitas yang perlu

    dikembangkan. Dalam hal ini banyak bergantung pada inisiatif dan kreativitas

    guru untuk menciptakan suasana belajar yang dapat memupuk dan menunjang

    kreativitas siswa, sehingga siswa dapat merasa bebas mengungkapkan pikiran

    dan perasaannya, mempunyai daya kreasi dalam bekerja. Hal ini

    mencerminkan kemerdekaan dan demokrasi dalam pendidikan, yang berarti

    terwujudnya pendidikan itu berada diatas kreativitas kinerja para guru dalam

    menjalankan tugas (Munandar, 1992:48).

    Salah satu hal yang menentukan sejauh mana seseorang itu kreatif

    adalah kemampuannya untuk dapat membuat kombinasi baru dari hal-hal

    yang ada. Demikian pula seorang guru dalam proses belajar mengajar, guru

    harus menggunakan variasi metode dalam mengajar, memilih metode yang

    tepat untuk setiap bahan pelajaran agar siswa tidak mudah bosan (Roestiyah,

    1989:4). Guru harus terampil dalam mengolah cara pembelajaran, cara

    membaca kurikulum, cara membuat, memilih dan menggunakan media

    pembelajaran, dan cara evaluasi baik dengan tes maupun melalui observasi

    (Djohar, 2006:137). Evaluasi berfungsi untuk mengukur keberhasilan

    pencapaian tujuan, dan sebagai feed backbagi seorang guru. Guru yang baik

    dapat mengaktifkan murid dalam hal belajar (Nasution, 1995:9).

    Seorang guru harus mampu mengoptimalkan kreativitasnya.

    Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para

    siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar,

    berkarya dan berkreasi. Guru berperan aktif dalam pengambangan kreativitas

    siswa, yaitu dengan memiliki karakteristik pribadi guru yang meliputi

    motivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat dan keluwesan

    3

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    4/44

    (fleksibel). Guru yang kreatif mempunyai semangat dan motivasi tinggi

    sehingga bisa menjadi motivator bagi siswanya untuk meningkatkan dan

    mengembangkan kreativitas siswa, khususnya yang tertuang dalam sebuah

    bentuk pembelajaran yang inovatif. Artinya selain menjadi seorang pendidik,

    guru juga harus menjadi seorang kreator yang mampu menciptakan kondisi

    belajar yang nyaman dan kondusif bagi anak didik. (Sardiman, 2001: 127).

    Proses pendidikan dan pengajaran dapat berjalan dengan baik apabila

    terdapat suasana atau kondisi yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan

    tenang dan mempunyai kesiapan penuh untuk mengikuti jalannya proses

    pembelajaran. Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan

    efektif apabila: pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat

    menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar

    mengajar, kedua, dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya

    timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar, ketiga, dikuasainya berbagai

    pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk

    masalah mana suatu pendekatan digunakan (Rohani, 2004:123-124).

    Kedudukan guru sebagai pendidik mempunyai peranan yang sangat

    penting dalam proses belajar mengajar, salah satunya sebagai pengelola kelas.

    Guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik, karena kelas adalah

    tempat berkumpulnya semua anak didik dalam rangka menerima bahan

    pelajaran dari guru. Dalam setiap proses pengajaran kondisi ini harus

    direncanakan dan diusahakan oleh guru agar dapat terhindar dari kondisi yang

    merugikan (usaha pencegahan), dan kembali kepada kondisi yang optimal

    apabila terjadi hal-hal yang merusak, yang disebabkan oleh tingkah laku

    peserta didik di dalam kelas (usaha kuratif) (Djamarah, 2005:144).

    Kelas yang dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi

    edukatif, sebaliknya kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat

    kegiatan pengajaran. Untuk dapat mewujudkan kelas yang kondusif, maka

    guru harus mempunyai strategi atau kemampuan keterampilan yang

    diperlukan dalam pengajaran, menciptakan situasi belajar yang optimal dan

    4

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    5/44

    dapat mengembalikannya jika terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar

    (Arikunto, 1988:68).

    Kemampuan dalam mengelola kelas merupakan kegiatan penting bagi

    guru sebelum melaksanakan pembelajaran, terutama penciptaan suasana

    kondusif di dalam kelas sehingga memungkinkan para siswa merasa senang

    dalam mengikuti proses pembelajaran. Apabila siswa dalam keadaan antusias

    mengikuti penjelasan guru, maka siswa akan bersikap disiplin dan mempunyai

    minat untuk belajar lebih tekun lagi. Suatu kondisi belajar yang optimal dapat

    tercapai jika guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran serta

    mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan

    pengajaran. Oleh karena itu pengelolaan kelas harus ditingkatkan supaya

    siswa dapat mencapai prestasi belajar secara optimal (Djamarah, 2005:145).

    Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari

    berbagai pendekatan pengelolaan dan mencobanya dalam berbagai situasi

    kemudian dianalisis, maka guru akan dapat mengelola proses belajar mengajar

    secara lebih baik. Kondisi yang menguntungkan di dalam kelas merupakan

    prasyarat utama bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif (Wragg,

    1995:12).

    Pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan prestasi anak didik.

    Zaenal Arifin, mengemukakan bahwa kata prestasi berasal dari bahasa

    Belanda yaituprestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi

    yang berarti hasil usaha (Zaenal Arifin, 1990:3). Sedangkan Winkel

    mengemukakan belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam

    interaksi aktif subyek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-

    perubahan pengetahuan, pemahaman, ketrampilan nilai dan dapat pula berupa

    sesuatu yang baru dan nampak dalam perilaku yang nyata (Winkel, 1986:161).

    M. Bukhori menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah

    dicapai atau yang ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil belajar, baik berupa

    angka maupun huruf serta tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang

    dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu yang di dalamnya terdapat

    nilai-nilai positif atau keagamaan (Bukhori, 1983: 8).

    5

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    6/44

    Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

    menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

    mengimani, bertakwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran Islam

    dari sumber utamanya kitab suci Al-quran dan Hadits melalui kegiatan

    bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan pengalaman (DepDikNas,

    2003:7). Menurut al-Ghazaly sebagaimana diungkapkan oleh Fatiyah Hasan

    Sulaiman bahwa pendidikan sebagai sarana untuk menyebarluaskan

    keutamaan, sebagai media untuk mendekatkan umat manusia kepada Allah

    dan sarana kemaslahatan untuk membina umat (Fatiyah, 1993:11).

    Dengan demikian prestasi Pendidikan Agama Islam adalah hasil

    belajar yang telah dicapai oleh siswa yang merupakan tolok ukur keberhasilan

    siswa dalam bidang PAI. Diharapkan dengan prestasi ini siswa tidak hanya

    mampu memahami dan menghayati ajaran-ajaran agama Islam tetapi juga

    dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Penguasaan hasil belajar

    oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk

    penguasaan pengetahuan, ketrampilan berfikir maupun ketrampilan motorik.

    Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi dari

    berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor intrinsik)

    individu antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan

    kognitif, sedangkan faktor dari luar diri (faktor ekstrinsik) individu antara lain

    faktor lingkungan yaitu alam, sosial budaya dan keluarga dan faktor

    instrumental yaitu kurikulum, program, sarana dan fasilitas dan guru

    (Djamarah, 2002:144). Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi

    prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid untuk

    mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Hakim, 2000:11).

    Tolak ukur kemampuan anak didik dalam memahami materi ajar di

    bagi menjadi 3 aspek pokok yang di kemukakan oleh Blooms sebagaimana

    dikutip Mudjiono (2002; 35) yaitu kemampuan pemahaman kognitif yaitu

    menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah

    sampai yang tinggi. Pemahaman secara kognitif ini meliputi pengetahuan,

    pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek kemampuan

    6

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    7/44

    pemahaman yang kedua adalah afektif yaitu sikap, perasaan emosi dan

    karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat.. Dimensi

    ketiga dari aspek pemahaman ini adalah pemahaman secara psikomotorik

    yaitu pemahaman yang menekankan pada gerakan-gerakan jasmaniah dan

    kontrol fisik. Kecakapan-kecakapan fisik ini dapat berupa pola-pola gerakan

    atau keterampilan fisik, baik keterampilan fisik halus maupun kasar.

    Dalam penelitian ini, penulis memilih SMP Negeri 3 Demak. Siswa

    SMP Negeri 3 Demak telah mengenal ajaran Islam sebelum memasuki SMP

    Negeri 3 Demak, baik melalui pendidikan formal seperti belajar di madrasah

    ibtidaiyyah, maupun non formal seperti belajar ilmu agama di pondok

    pesantren terdekat. Para siswa SMP Negeri 3 Demak juga sudah bisa

    membaca dzikir Asma al-Husna sebelum pelajaran dimulai, melaksanakan

    kegiatan Baca Tulis Al-Quran (BTA) pada jam pelajaran terakhir, dan shalat

    zhuhur berjamaah sebelum pulang serta kegiatan ekstra kurikuler keagamaan,

    Siswa lulusan SMP Negeri 3 Demak juga berhasil menempuh ujian masuk di

    SMA Negeri sekitar 60% setiap tahunnya. (Observasi dan wawancara dengan

    Nur Rohman, S.Ag., 13 Juli 2009). Di sisi lain, karena keterbatasan jumlah

    jam pelajaran PAI di kelas, maka tidak mungkin guru memberikan materi

    pendidikan keagamaan secara detail kepada siswa, maka guru PAI diharapkan

    mampu mengembangkan kreativitasnya dalam pembelajaran yang inovatif

    serta mampu menciptakan dan mengendalikan kelas agar tetap kondusif ketika

    proses belajar mengajar berlangsung.

    Berdasarkan argumen-argumen di atas, bahwa kreativitas guru dengan

    dibekali kemampuan mengelola kelas yang baik merupakan salah satu upaya

    yang dilakukan guru, khususnya guru PAI dalam meningkatkan prestasi

    belajar siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam. Sehingga nantinya guru

    diharapkan lebih banyak berdiskusi dengan guru lain untuk mengembangkan

    kreativitas mengajar dan kemampuan mengelola kelas agar tujuan

    pembelajaran dapat tercapai. Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin

    mengetahui apakah benar kreativitas guru PAI dan kemampuan mengelola

    kelas mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar PAI

    7

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    8/44

    siswa, maka penelitian ini akan penulis susun dalam sebuah penelitian tesis

    dengan judul Studi Korelasi Antara Kreativitas Guru PAI dan Kemampuan

    Mengelola Kelas dengan Prestasi Belajar Siswa Bidang Studi Pendidikan

    Agama Islam di SMP Negeri 3 Demak.

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang di atas, yang menjadi fokus permasalahan adalah :

    1. Adakah korelasi antara kreativitas guru PAI dengan prestasi belajar siswa

    bidang studi PAI di SMP Negeri 3 Demak

    2. Adakah korelasi antara kemampuan mengelola kelas dengan prestasi

    belajar siswa bidang studi PAI di SMP Negeri 3 Demak

    3. Adakah korelasi antara kreativitas guru PAI dan kemampuan mengelola

    kelas dengan prestasi belajar siswa bidang studi PAI di SMP Negeri 3

    Demak

    C. Tujuan Penelitian

    Dalam penelitian ini penulis mempunyai beberapa tujuan sebagai

    berikut.

    1. Untuk mengetahui korelasi antara kreativitas guru PAI dengan prestasi

    belajar siswa bidang studi PAI di SMP Negeri 3 Demak

    2. Untuk mengetahui korelasi antara kemampuan mengelola kelas dengan

    prestasi belajar siswa bidang studi PAI di SMP Negeri 3 Demak

    3. Untuk mengetahui korelasi antara kreativitas guru PAI dan kemampuan

    mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa bidang studi PAI di SMP

    Negeri 3 Demak

    D. Manfaat Penelitian

    8

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    9/44

    Adapun manfaat penelitian ini adalah :

    1. Manfaat Teoritis

    Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran

    terhadap dunia pendidikan, khususnya tentang pentingnya kreativitas guru

    PAI dan kemampuan mengelola kelas dalam meningkatkan prestasi

    belajar siswa bidang studi PAI.

    2. Manfaat Praktis

    Penelitian ini sebagai bahan masukan bagi guru PAI, khususnya di SMP

    Negeri 3 Demak agar selalu meningkatkan kreativitas mengajarnya dalam

    proses pembelajaran di kelas dan mampu mengelola kelas dengan baik dan

    benar agar tercipta suasana yang kondusif sehingga pada akhirnya siswa

    memperoleh prestasi belajar PAI yang tinggi.

    E. Hipotesis Penelitian

    Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris

    (Suryabrata, 1983:75). Hipotesis dalam hal ini berfungsi sebagai penunjuk

    jalan yang memungkinkan kita untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya.

    Hipotesis dalam statistik, terdapat hipotesis kerja atau alternatif (Ha)

    dan hipotesis nol (Ho). Hal ini mempunyai makna bahwa Ha adalah adanya

    korelasi positif yang signifikan antara variabel X1 (kreativitas guru PAI) dan

    variabel X2 (pengelolaan kelas) dengan variabel Y (prestasi belajar PAI

    siswa). Korelasi positif yang dimaksud di sini adalah jika kreativitas guru PAI

    dan kemampuan mengelola kelas baik maka prestasi belajar PAI siswa

    meningkat dan sebaliknya. Sedangkan Ho adalah tidak adanya korelasi positif

    yang signifikan antara variabel X1 (kreativitas guru PAI) dan variabel X2

    (pengelolaan kelas) dengan variabel Y (prestasi belajar PAI siswa). Dengan

    kata lain jika kreativitas guru PAI dan kemampuan mengelola kelas baik maka

    prestasi belajar PAI siswa rendah dan sebaliknya.

    Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis mengajukan hipotesis

    sebagai berikut: Ada korelasi positif dan signifikan antara kreativitas guru

    9

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    10/44

    PAI dan kemampuan mengelola kelas dengan prestasi belajar Pendidikan

    Agama Islam (PAI ) Siswa.

    F. Kajian Pustaka

    1. Kajian Penelitian yang relevan

    Penelitian sebelumnya yang memiliki relevansi dengan penelitian

    ini telah dilakukan oleh Pertama, Ahmad Sudjai (2006) dengan judul

    Pengaruh Kreativitas dan Disiplin Kerja Terhadap Kemampuan

    Melaksanakan Supervisi Kepala Madrasah Ibtidaiyah Se-Kota Semarang.

    Hasil penelitian ini adalah: 1) Kreativitas berpengaruh positif terhadap

    kemampuan melaksanakan supervisi Kepala Madrasah Ibtidaiyah Se-Kota

    Semarang, 2) Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kemampuan

    melaksanakan supervisi Kepala Madrasah Ibtidaiyah Se-Kota Semarang,

    3) Kreativitas dan disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan

    terhadap kemampuan melaksanakan supervisi Kepala Madrasah Ibtidaiyah

    Se-Kota Semarang.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

    penulis adalah penelitian di atas berhubungan dengan teori supervisi

    pendidikan, dan hasil penelitiannya lebih menekankan pada kemampuan

    seseorang dalam melaksanakan supervisi atau pengawasan Kepala

    Madrasah Ibtidaiyah Se-Kota Semarang dan keberhasilannya akan

    dipengaruhi beberapa aspek, salah satunya adalah aspek kreativitas dan

    aspek kedisiplinan kerja. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

    berhubungan dengan teori prestasi belajar, teori kreativitas dan teori

    pengelolaan kelas, yaitu prestasi belajar siswa yang akan dipengaruhi dari

    faktor luar (ekstrinsik), yaitu kemampuan guru dalam mengajar,

    khususnya kreativitas guru PAI dalam mengajar dengan disertai

    kemampuan mengelola kelas yang baik dan benar.

    Kedua, Fahrurrozi (2007) dengan judul Hubungan Sikap Profesi

    Guru dan Kreativitas dengan Kinerja Guru Pendidikan Agama Islam

    Madrasah Tsanawiyah Se-Kab. Grobogan. Hasil penelitian ini adalah: 1)

    10

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    11/44

    Terdapat hubungan yang signifikan antara sikap profesi guru dengan

    kinerja guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Tsanawiyah Se-Kab.

    Grobogan, 2) Terdapat hubungan yang signifikan antara kreativitas dengan

    kinerja guru Pendidikan Agama Islam Madrasah Tsanawiyah Se-Kab.

    Grobogan, 3) Terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara sikap

    profesi guru dan kreativitas dengan kinerja guru Pendidikan Agama Islam

    Madrasah Tsanawiyah Se-Kab. Grobogan.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

    penulis adalah penelitian di atas berhubungan dengan teori etos kerja,

    yaitu dengan adanya sikap profesi guru dan kreativitas mempunyai

    kedudukan yang secara bersamaan, yang sama-sama mempunyai

    keterkaitan dengan kinerja guru PAI khususnya di Madrasah Tsanawiyah

    Se-Kab. Grobogan. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

    berhubungan dengan kegiatan proses belajar mengajar di kelas, yaitu lebih

    menekankan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) salah satunya adalah

    seorang guru mampu melakukan kegiatan pengelolaan kelas agar supaya

    kondisi kelas tetap kondusif untuk kegiatan belajar mengajar.

    Ketiga, Nur Asyiah (2008) dengan judul Hubungan Antara

    Motivasi Belajar dan Kreativitas Belajar Terhadap Hasil Belajar Bahasa

    Arab di Madrasah Tsanawiyah Nu Sunan Katong Kaliwungu. Hasil

    penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara

    motivasi belajar dan kreativitas belajar terhadap hasil belajar bahasa arab

    di Madrasah Tsanawiyah NU Sunan Katong Kaliwungu.

    Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan

    penulis adalah penelitian di atas berhubungan dengan teori belajar, yaitu

    hasil belajar siswa akan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya unsur

    dari dalam siswa itu sendiri yaitu motivasi belajar dan kreativitas belajar

    siswa, khususnya pada pelajaran bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah NU

    Sunan Katong Kaliwungu. Sedangkan penelitian yang dilakukan penulis

    berhubungan dengan kompetensi guru dalam bidang profesionalitas, yaitu

    11

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    12/44

    ketika guru mengajar siswa di kelas dengan menerapkan kegiatan

    ketrampilan mengajar yang disertai dengan tindakan pengelolaan kelas.

    Dari kajian pustaka tersebut di atas, meskipun terdapat beberapa

    penelitian dengan variabel yang sama, namun belum ada penelitian yang

    bertema sama dengan penelitian yang penulis teliti.

    2. Kerangka Teoritik

    a. Kreativitas Guru dan Prestasi Belajar Siswa

    Guru adalah tokoh yang bermakna dalam kehidupan siswanya.

    Guru tidak hanya sebagai pengajar, melainkan sebagai pendidik dalam

    arti yang sebenarnya. Peluang untuk memunculkan siswa yang kreatif

    akan lebih besar dari guru yang kreatif pula. Guru yang kreatif

    mengandung pengertian ganda, yakni guru yang secara kreatif mempu

    menggunakan berbagai pendekatan dalam proses belajar mengajar dan

    juga guru yang senang melakukan kegiatan-kegiatan kreatif dalam

    hidupnya. Guru senantiasa memegang posisi kunci dalam dalam proses

    pembelajaran. Sebagai pengajar guru berperan menciptakan suasana

    yang kondusif, sehingga mendorong berfungsinya proses mental pra

    kesadaran yang merupakan dasar bagi lahirnya kreasi siswanya

    (Hasan, 2001: 200).

    Kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau

    menciptakan sesuatu yang baru. Kreativitas juga merupakan

    kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang

    mempunyai makna sosial (Munandar, 1999: 28).

    Peran guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa adalah

    guru berperan sebagai fasilitator. Guru harus memahami dan terbuka

    pada anak. Bakat anak tidak datang secara simultan atau tiba-tiba,

    melainkan tumbuh dan berkembang sesuai dengan hukum alam yang

    ada, bahwa manusia tumbuh dan berkembang setahap demi setahap.

    Anak mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, jika anak memiliki

    kesulitan-kesulitan dalam kegiatan belajar di sekolah, guru berusaha

    mengatasi atau mencari alternatif pemecahannya dengan memilih atau

    12

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    13/44

    memberikan kegiatan-kegiatan yang disukai atau diminati anak

    (Hasan, 2001: 205).

    Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, guru tidak

    mengawasi, tetapi mengarahkan kepada anak untuk mencapai tujuan,

    guru harus bisa menciptakan lingkungan di dalam kelas yang dapat

    merangsang belajar kreatif anak supaya anak merasa aman dan kerasan

    berada di dalam kelas, dengan begitu kreativitas anak dapat

    berkembang dengan baik (Sardiman, 2001: 120).

    Kegiatan belajar mengajar di sekolah berorientasi pada

    pencapaian prestasi belajar akademik yang tinggi oleh semua siswa.

    Kreativitas siswa apabila memperoleh peluang untuk berkembang di

    dalam iklim belajar mengajar yang kondusif, maka prestasi belajar

    yang tinggi dapat dicapai. Karena kreativitas guru dalam mengajar,

    dijadikan sebagai asumsi yang dinilai mampu meningkatkan motivasi

    belajar siswa (Munandar, 1992: 42).

    Guru yang mempunyai kreativitas yang tinggi akan mampu

    memberikan motivasi belajar kepada anak didiknya. Motivasi

    berfungsi sebagai pendorong usaha dalam pencapaian prestasi. Adanya

    motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik.

    Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat

    pencapaian prestasi belajar, sehingga prestasi belajar pendidikan

    agama Islam akan tercapai dengan hasil yang baik (Muhaimin, 2002:

    38).

    b. Pengelolaan Kelas dan Prestasi Belajar Siswa

    Dalam proses pembelajaran di sekolah, guru sering kali

    mengalami hambatan terutama kegaduhan di dalam kelas yang

    dilakukan oleh siswa. Keributan dan kegaduhan yang terjadi di kelas

    apabila tidak segera diatasi akan mengganggu pelaksanaan program

    pembelajaran dan dapat menghambat pencapaian target kurikulum.

    Oleh karena itu suasana kelas harus dijaga supaya tetap kondusif untuk

    13

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    14/44

    pelaksanaan program pengajaran. Dengan demikian untuk mencapai

    tujuan pengajaran di sekolah diperlukan guru yang mampu mengelola

    kelas dengan baik (Purnomo, 2003:10).

    Pengelolaan kelas merupakan usaha guru untuk menciptakan

    dan mempertahankan kondisi yang memungkinkan kegiatan

    pengelolaan pengajaran dapat berlangsung dengan lancar sehingga

    tujuan pengajaran dapat dicapai (Toenlioe, 1992: 16). Kondisi belajar

    yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan

    sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang

    menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. Kemampuan dalam

    mengelola kelas merupakan salah satu syarat profesionalisme guru,

    oleh karena itu keberhasilan dalam mengelola kelas dapat dijadikan

    indikator penting atas tercapainya tujuan pengajaran (Hasibuan dan

    Moedjiono, 1995:82).

    Aktivitas belajar merupakan kegiatan yang melibatkan unsur

    jiwa dan raga. Belajar tidak akan pernah dilakukan oleh seseorang,

    khususnya siswa tanpa suatu dorongan yang kuat baik dari dalam

    maupun dari luar, yang keduanya memiliki peranan penting dalam

    menentukan tujuan belajar. Faktor yang mempengaruhi aktivitas

    belajar siswa salah satunya adalah motifasi. Motivasi merupakan gejala

    psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang

    secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan

    tujuan tertentu (Djamarah, 2002: 114).

    Secara umum ada dua faktor yang dapat mempengaruhi

    motivasi belajar siswa yaitu faktor dari dalam diri siswa (instrinsik)

    dan faktor dari luar diri siswa (ekstrinsik). Kegiatan pengelolan kelas

    termasuk salah satu bagian dari motivasi ekstrinsik. Adapun motivasi

    ekstrinsik merupakan sekumpulan motif yang aktif dan berfungsi

    karena adanya perangsang dari luar. Guru harus pandai

    mempergunakan motivasi ekstrinsik dengan benar agar supaya proses

    interaksi edukatif di kelas dapat tercapai. Berbagai macam cara

    14

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    15/44

    dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar anak didiknya,

    salah satunya adalah dengan cara mengelola kelas dengan segala

    komponennya (Hakim, 2000:15).

    Secara teoritik dapat diketahui bahwa kegiatan pengelolaan

    kelas merupakan kemampuan atau ketrampilan guru, dalam mengelola

    siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan

    mempertahankan suasana (kondisi) kelas yang menunjang program

    pengajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Begitu juga

    dalam pendidikan agama Islam bahwa kegiatan pengelolaan kelas oleh

    guru PAI memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan

    demikian untuk mencapai tujuan pengajaran di sekolah diperlukan

    guru yang mampu mengelola kelas dengan baik.

    c. Kreativitas Guru PAI, Pengelolaan Kelas dan Prestasi Belajar Siswa

    Bidang Studi Pendidikan Agama Islam

    Pendidikan adalah suatu proses pemberian bimbingan terhadap

    anak oleh orang dewasa dengan sengaja untuk mempengaruhi potensi

    anak agar mencapai kedewasaan (Syafaruddin, 2005: 24).

    Dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, guru tidak hanya

    mengawasi, tetapi mengarahkan kepada anak untuk mencapai tujuan,

    guru harus bisa menciptakan lingkungan di dalam kelas yang dapat

    merangsang belajar kreatif anak supaya anak merasa nyaman berada di

    dalam kelas, sehingga dengan begitu kreativitas anak dapat

    meningkatkan hasil prestasi belajarnya (Sardiman, 2001: 127).

    Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan oleh

    beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal

    terdiri atas motivasi, kepercayaan diri, dan kreativitas guru itu sendiri.

    Sedangkan faktor eksternal lebih ditekankan pada sarana serta iklim

    sekolah yang bersangkutan. Setiap kemajuan yang diraih manusia

    selalu melibatkan kreativitas. Ketika manusia mendambakan

    produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan bahkan kebahagiaan yang lebih

    15

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    16/44

    baik dan lebih tinggi dari apa yang sebelumnya di capai, maka

    kreativitas dijadikan dasar untuk menggapainya (Munandar, 1999:10).

    Guilford menyatakan sebagaimana dikutip Munandar,

    kreativitas diartikan sebagai kemampuan berpikir divergen untuk

    menjajaki bermacam-macam alternatif jawaban terhadap suatu

    persoalan yang sama Kreativitas juga merupakan produksi suatu

    respon atau karya yang baru dan sesuai dengan tugas yang dihadapi.

    Utami Munandar menyusun rumusan operasional dari kreativitas

    sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan

    (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk

    mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, merinci) suatu

    gagasan. Menurut Munandar, kelancaran, fleksibilitas, orisinalitas dan

    elaborasi merupakan indikator kemampuan berpikir kreatif. Lebih

    lanjut, Munandar menyatakan bahwa ciri-ciri kreatif yang penting

    dalam menentukan kemampuan kreatif seorang individu adalah rasa

    ingin tahu, tertarik terhadap tugas-tugas majemuk yang dirasakan

    sebagai tantangan, berani mengambil resiko untuk membuat kesalahan

    atau untuk dikritik orang lain, tidak mudah putus asa, menghargai

    keindahan, mempunyai rasa humor, ingin mencari pengalaman-

    pengalaman baru dan dapat menghargai baik diri sendiri maupun orang

    lain (Munandar, 1992:30).

    Keterampilan mengelola kelas ialah keterampilan guru untuk

    menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan

    mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan,

    baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan

    remedial (Hasibuan dan Moedjiono, 1995:83).

    Tindakan pengelolaan kelas merupakan tindakan yang

    dilakukan oleh guru dalam rangka penyediaan kondisi yang optimal

    agar proses belajar mengajar berlangsung efektif. Tindakan guru

    tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan jalan

    menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional

    16

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    17/44

    sehingga terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan

    keamanan untuk belajar. Sedangkan tindakan lain adalah tindakan

    korektif terhadap tingkah laku peserta didik yang menyimpang dan

    merusak kondisi optimal bagi proses belajar mengajar yang sedang

    berlangsung (Rohani, 2004:127).

    Berdasarkan penelitian Edmund, Emmer, dan Carolyn Evertson

    sebagaimana dikutip oleh Sri Esti Wuryani (2006:264), bahwa

    pengelolaan kelas didefinisikan sebagai berikut :

    1) Tingkah laku guru yang dapat menghasilkan prestasi siswa yang

    tinggi karena keterlibatan siswa di kelas.

    2) Tingkah laku siswa yang tidak banyak mengganggu kegiatan guru

    dan siswa lain.

    3) Menggunakan waktu belajar yang efisien.

    Zaenal Arifin, mengemukakan bahwa kata prestasi berasal

    dari bahasa Belanda yaituprestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia

    menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Zaenal Arifin, 1990:3).

    Sedangkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

    untuk memperoleh suatu perubahan tingkahlaku yang baru secara

    keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

    dengan lingkungan (Slameto, 2003:2). Jadi prestasi belajar adalah hasil

    yang telah dicapai atau yang ditunjukkan oleh siswa sebagai hasil

    belajar, baik berupa angka maupun huruf serta tindakan yang

    mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam

    periode tertentu (Bukhori, 1983: 8).

    Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil

    interaksi dari berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam

    diri (faktor intrinsik) individu antara lain minat, kecerdasan, bakat,

    motivasi dan kemampuan kognitif, sedangkan faktor dari luar diri

    (faktor ekstrinsik) individu antara lain faktor lingkungan yaitu alam,

    sosial budaya dan keluarga dan faktor instrumental yaitu kurikulum,

    program, sarana dan fasilitas dan guru (Djamarah, 2002:144).

    17

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    18/44

    Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan

    siswa dalam meyakini, menghayati, memahami dan mengamalkan

    agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan

    dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam

    hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

    mewujudkan persatuan nasional (Muhaimin, 2002:30).

    Dari teori-teori di atas dapat diketahui bahwa guru merupakan

    salah satu dari faktor ekstrinsik yang dapat memberikan pengaruh pada

    prestasi belajar siswa. Seorang guru yang mempunyai kreativitas tinggi

    serta mampu mengelola kelas dengan baik dan benar yang bertujuan

    menciptakan dan mempertahankan suasana (kondisi) kelas berfungsi

    menunjang program pengajaran guna meningkatkan prestasi belajar

    siswa. Begitu juga dalam pendidikan agama Islam bahwa seorang guru

    PAI yang kreatif dan mampu melakukan kegiatan pengelolaan kelas

    dengan baik maka akan menentukan hasil prestasi belajar siswa di

    bidang PAI.

    G. Metode Penelitian

    1. Jenis dan Sifat Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research).

    Sifat penelitihan ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

    penelitian yang penyajian datanya berupa angka-angka dan menggunakan

    analisa statistik biasanya bertujuan untuk menunjukkan hubungan antara

    variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai

    prediksi (Sugiyono, 2006a:8).

    2. Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi obyek

    pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variabel penelitian sebagai

    faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti

    (Suryabrata, 1995:72). Dalam penelitian ini ada tiga variabel yaitu dua

    variabel bebas atau independent variabel (X1,X2) , yaitu variabel yang

    18

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    19/44

    mempengaruhi variabel lain disebut juga variabel prediktor, dan variabel

    terikat atau dependent variabel (Y) yaitu variabel yang dipengaruhi. Sesuai

    dengan masalah, penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu prestasi

    belajar PAI siswa, sebagai kriteria atau variabel terikat (Y), kemudian

    kreativitas guru PAI sebagai prediktor pertama atau variabel bebas

    pertama (X1) dan kemampuan mengelola kelas, sebagai prediktor kedua

    atau variabel bebas kedua (X2).

    a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

    1) Kreativitas guru PAI (Munandar, 1992:50), dengan indikator-

    indikator sebagai berikut :

    a) Ketrampilan mengajar

    b) Motivasi tinggi

    c) Demokratis

    d) Percaya diri

    e) Berpikir divergen

    2) Kemampuan mengelola kelas (Rohani, 2004:127), dengan

    indikator-indikator sebagai berikut :

    a) Pengaturan tempat duduk siswa

    b) Pengaturan alokasi waktu belajar

    c) Perhatian guru pada siswa

    d) Pemberian tanggung jawab kepada siswa

    e) Memberi arahan kepada siswa

    b. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar Pendidikan

    Agama Islam (Muhaimin, 2002:72), dengan indikator :

    1) Nilai hasil belajar, pada aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

    baik hasil tes formatif, sub sumatif maupun sumatif yang dapat

    dilihat dari hasil raport.

    3. Populasi dan Sampel Penelitian

    Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek

    atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    19

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    20/44

    kesimpulannya (Sugiyono, 2005:55). Populasi merupakan jumlah yang

    ada pada obyek atau subyek yang dipelajari yang meliputi seluruh

    karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh obyek atau subyek itu.

    Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII

    yang berjumlah 240 siswa. Adapun alasan penulis memilih kelas VIII

    adalah karena usia siswa tersebut menurut Peaget1 (dalam Hurlock,

    2004:206) bahwa mereka berada pada masa adolescence. Awal masa

    remaja bermula dari usia 13 tahun sampai 16 atau 17 tahun, dan akhir

    masa remaja bermula dari usia 16 atau 17 tahun sampai 18 tahun. Dalam

    usia ini terjadi proses kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.

    Sumadi Suryabrata yang mengutip pendapatnya Montessori,

    memasuki periode III (13 18 tahun), adalah periode penemuan diri dan

    kepekaan rasa sosial. Dalam kondisi seperti ini psikologis anak relatif

    kecil untuk berbohong, karena anak mulai mengembangkan

    kepribadiannya serta sadar akan hak dan kewajibannya yang harus

    dipatuhi (Suryabrata, 2002 :189).

    Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:58). Dalam ketentuan

    pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto yaitu jika subyeknya

    kurang dari 100sebaiknya diambil semua sehingga penelitiannya disebutpenelitian populasi, namun jika jumlah subyeknya besar dapat diambil

    antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih (Arikunto, 2002:71). Sampel

    yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 15% dari seluruh populasi

    yang berjumlah 240 siswa, sehingga diperoleh sampel sebanyak 36

    responden.

    Tehnik pengambilan sampel ini harus dilakukan sedemikian rupa

    sehingga diperoleh sampel yang sesuai dengan sumber data sebenarnya

    atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya, dengan

    1 Jean Peaget (1896-1980) adalah tokoh psikologi perkembangan yang berasal dari Swiss.Ia adalah pencetus teori perkembangan kognitif. Masa remaja menunurut piaget merupakan masa

    dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, menyangkut apek afektif, termasuk juga

    perubahan intelektual yang mencolok yang terlihat dari berbagai cara berpikir remaja yangmemungkinkannya untuk mencapai integritas dalam hubungan social dengan orang dewasa.

    20

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    21/44

    istilah lain, sampel harus representatif (Margono, 2004:125). Dalam

    penelitian ini tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah tehnik

    Proportional Sistematic Random Sampling dan berkelompok

    (Arikunto, 1991:128). Tehnik pengambilan sampel ini proporsional

    dengan mempertimbangkan jumlah murid di setiap kelas, yaitu penulis

    mengambil murid dalam jumlah yang sama dari tiap-tiap kelas dan dipilih

    seara acak. Teknik pengambilan sampel berkelompok karena keseluruhan

    populasi dikelompokkan ke dalam kelas-kelas yaitu kelas VIII A, kelas

    VIII B , kelas VIII C, Kelas VIII D, kelas VIII E dan kelas VIII F. Untuk

    memperoleh 36 responden dari 240 siswa, penulis mengambil 6 siswa dari

    tiap-tiap kelas yang masing-masing berjumlah 40 siswa, dan mereka

    dipilih secara acak.

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Beberapa teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    a. Angket atau kuesioner

    Angket merupakan suatu daftar pertanyaan atau pernyataaan

    tentang topik tertentu yang diberikan kepada subyek, baik secara

    individu atau kelompok, untuk mendapatkan informasi tertentu,

    prefensi, keyakinan, minat dan perilaku (Hadjar, 1999: 181). Metode

    ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang kreativitas guru

    PAI dan kemampuan guru PAI dalam mengelola kelas di SMP Negeri

    3 Demak.

    Pengukuran skala ini mengikuti skala likert yang digunakan

    untuk mengukur sikap, pendapat, dan pesrsepsi seseorang atau

    sekelompok orang tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan

    secara spesifik oleh peneliti yang disebut sebagai variabel penelitian

    (Sugiyono,2007:133-134). Dalam penelitian ini menggunakan empat

    alternatif jawaban: "selalu", "sering", "kadang-kadang", "tidak

    pernah". Skor jawaban mempunyai nilai antara 1 sampai 4.

    b. Observasi

    21

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    22/44

    Observasi adalah kegiatan pencatatan dan pengamatan yang

    disengaja dan sistematik tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-

    gejala yang muncul pada objek penelitian (Mardalis, 2003:63).

    Observasi yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah observasi

    sistematis (berkerangka) mulai dari metode yang digunakan dalam

    observasi sampai cara-cara pencatatannya (Hadi, 1992:147),

    dilengkapi dengan format/blangko pengamatan sebagai instrumen yang

    berisi item-item tentang kejadian yang digambarkan akan terjadi

    (Arikunto, 2002:185), sehingga penulis tinggal memberikan tanda

    terhadap kejadian yang muncul.

    Observasi digunakan penulis untuk memperoleh data tentang

    kreativitas guru PAI dan pelaksanaan pengelolaan kelas guru PAI di

    SMP Negeri 3 Demak dengan cara mengamati dan mencatat seluruh

    indikator yang akan diteliti.

    c. Wawancara atau Interview

    Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan

    penulis untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui proses

    tanya jawab antara Information Hunter dengan Information Supplyer

    (Hadi, 1992:192), Dalam wawancara ini penulis akan menggunakan

    bentuksemi structured. Tekniknya mula-mula penulis menanyakan

    serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu

    diperdalam untuk mengetahui keterangan lebih lanjut (Arikunto,

    2002:201).

    Dari wawancara ini diharapkan akan mendapatkan informasi-

    informasi yang lebih jelas, lengkap dan sedalam-dalamnya tentang

    kreativitas guru PAI dan pelaksanaan kegiatan pengelolaan kelas guru

    PAI. Metode ini penulis tujukan kepada guru bidang studi PAI di SMP

    Negeri 3 Demak yang secara langsung berkaitan dengan kreativitas

    guru dalam mengajar dan pelaksanaan pengelolaan kelas, para siswa,

    dan kepala sekolah selaku supervisor di sekolah tersebut.

    d. Dokumentasi

    22

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    23/44

    Metode dokumentasi yaitu mencari data-data mengenai hal-hal

    atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar,

    majalah, prasati, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto,

    2002:206).

    Metode dokumentasi diperlukan sebagai metode pendukung

    untuk mengumpulkan data, karena dalam metode ini dapat diperoleh

    data nilai prestasi PAI yang terdapat dalam raport siswa, data-data

    histories, seperti sejarah berdirinya SMP Negeri 3 Demak, visi dan

    misi sekolah, daftar guru PAI, daftar siswa, dokumen seperti jurnal,

    agenda, serta data lain yang mendukung penelitian ini.

    5. Metode Analisis Data

    a. Pengujian Persyaratan Analisis

    Sesuai dengan jenis penelitian ini, maka sebelum teknik

    statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis diterapkan, terlebih

    dahulu data dideskripsikan dengan mengungkapkan mean, median,

    modus, dan standar deviasi, juga disajikan daftar distribusi frekuensi

    dan histogram. Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu

    dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas dengan menggunakan

    program SPSS 11.5for Windows.

    b. Pengujian Hipotesis

    Pengujian hipotesis ini menggunakan teknik Analisys of

    Variance Test ANOVA Testatau Pengujian Analisis Varian.ANOVA

    tes dibentuk atas dasar cuplikan-cuplikan acak sederhana yang ditarik

    secara bebas dari setiap populasi. Pengujian itu beranggapan bahwa

    pupulasi-populasi disebarkan secara normal dan memiliki varian-

    varian yang sama (Soegiarto M, 2004: 309). ANOVA biasa digunakan

    untuk membandingkan mean dari dua kelompok atau lebih dari

    kelompok sampel yang telah dipilih secara acak. Secara simultan

    perbedaan mean antar pasangan kelompok diuji untuk mengetahui

    apakah ada satu atau lebih mean yang berbeda dari satu atau lebih

    23

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    24/44

    mean yang lain. Uji ANOVA ini juga biasa disebut sebagai One Way

    Analisys of Variance (Ibnu Hadjar,1999: 256).

    Dasar pemikiran yang mendasari analisis varian lebih baik

    ditunjukkan dengan suatu pembahasan simbolis. Analisis varian yang

    nyata dengan jumlah responden 36 yang dibagi dalam 3 kelompok

    belajar, dapat digambarkan pada tabel berikut ini :

    X1.2 Y

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    1

    11

    88

    82

    81

    83

    81

    82

    80

    79

    85

    90

    8789

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    2

    84

    80

    81

    83

    80

    83

    85

    82

    86

    81

    88

    90

    3

    3

    3

    3

    80

    78

    79

    78

    24

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    25/44

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    3

    82

    79

    81

    77

    78

    80

    80

    79

    Keterangan :

    X1.2 : Variabel kreativitas guru PAI dan kemampuan

    mengelola kelas

    Y : Variabel prestasi belajar PAI

    (1,2,3,4) : Variabel kategori yang dibedakan dalam kelompok

    belajar

    (77,78,79 dst) : nilai PAI siswa yang dibedakan dalam kelompok

    belajar

    Adapun langkah analisisnya adalah sebagai berikut:

    Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi

    satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan kelompok normal

    dengan keragaman yang sama. Statistik uji-F yang digunakan dalam

    One Way ANOVA dihitung dengan rumus (k-1), uji F dilakukan dengan

    membandingkan nilai Fhitung (hasil output) dengan nilai Ftabel.

    Sedangkan derajat bebas yang digunakan dihitung dengan rumus (n-k),

    dimana k adalah jumlah kelompok sampel, dan n adalah jumlah

    sampel. p-value rendah untuk uji ini mengindikasikan penolakan

    terhadap hipotesis nol, dengan kata lain terdapat bukti bahwa

    setidaknya satu pasangan mean tidak sama (Soegiarto M, 2004: 311).

    Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara membandingkan

    nilai F dari perhitungan dengan nilai F yang ada dalam tabel untuk

    tingkat kebebasan dan taraf signifikansi tertentu. Bila nilai F yang

    diperoleh lebih kecil dari nilai F tabel, maka hipotesis nol diterima,

    25

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    26/44

    berarti tidak ada perbedaan nilai rata-rata yang cukup signifikan antar

    masing-masing kelompok. Sebaliknya bila nilai F lebih besar, maka

    hipotesis nol ditolak, berarti ada perbedaan nilai rata-rata yang

    signifikan, setidaknya ada satu kelompok di antara seluruh pasangan

    kelompok subyek.

    H. Sistematika Penulisan

    Tujuan sistematika penulisan tesis adalah untuk lebih memudahkan

    memahami dan mempelajari isi tesis. Adapun sistematika penulisan tesis ini

    akan penulis rinci sebagai berikut :

    Bab satu, berisi pendahuluan; menjelaskan tentang latar belakang

    masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika

    penulisan.

    Bab dua, berisi landasan teori, kerangka berpikir dan hipotesis

    penelitian. Adapun landasan teori berisi kreativitas guru meliputi: pengertian

    kreativitas, faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, ciri-ciri kreativitas,

    karakteristik guru kreatif dan peranan guru. Pengelolaan kelas meliputi

    pengertian pengelolan kelas, tujuan pengelolaan kelas, pendekatan dalam

    pengelolaan kelas, prinsip-prinsip pengelolaan kelas, komponen keterampilan

    pengelolaan kelas, usaha preventif masalah pengelolaan kelas. Pendidikan

    Agama Islam yang terdiri dari pengertian Pendidikan Agama Islam, landasan

    Pendidikan Agama Islam, tujuan dan fungsi Pendidikan Agama Islam,

    pendekatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam, pengorganisasian materi

    Pendidikan Agama Islam. Pembahasan berikutnya adalah prestasi belajar yang

    terdiri dari pengertian prestasi belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi

    prestasi belajar dan faktor-faktor yang menghambat prestasi belajar; Kajian

    penelitian relevan; Kerangka berpikir meliputi korelasi antara kreativitas guru

    PAI dengan prestasi belajar siswa bidang studi pendidikan agama Islam,

    korelasi antara kemampuan mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa

    bidang studi pendidikan agama Islam, korelasi antara kreativitas guru PAI dan

    kemampuan mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa bidang studi

    pendidikan agama Islam; dan Pengajuan hipotesis penelitian.

    26

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    27/44

    Bab tiga, berisi metodologi penelitian meliputi jenis dan sifat

    penelitian, definisi operasinal, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik

    pengumpulan data, dan metode analisis data.

    Bab empat, berisi hasil penelitian meliputi deskripsi data, pengujian

    persyaratan analisis, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian meliputi

    hasil uji korelasi antara kreativitas guru PAI dengan prestasi belajar siswa

    bidang studi pendidikan agama Islam, hasil uji korelasi antara kemampuan

    mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa bidang studi pendidikan agama

    Islam, hasil uji korelasi antara kreativitas guru PAI dan kemampuan

    mengelola kelas dengan prestasi belajar siswa bidang studi pendidikan agama

    Islam; interpretasi hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.

    Bab lima, berisi penutup menjelaskan tentang kesimpulan dan saran-

    saran dalam penelitian. Dan di akhir tesis ini penulis sertakan daftar pustaka,

    lampiran-lampiran, data kuantitatif dan sebagainya. Selain itu penulis juga

    sertakan curriculum vitae/biografi penulis sebagai pelengkap.

    DAFTAR PUSTAKA

    27

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    28/44

    Ali, Muhammad, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Cet. 1 revisi, Bandung,

    CV Sinar Baru , 1987

    Arifin, Zaenal, Evaluasi Instruksional Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung,

    Remaja Rosda Karya, 1990

    Arikunto, Suharsimi, 1991,Manajemen Penelitian, Jakarta, Rineka Cipta.

    , Pengelolaan Kelas dan Siswa sebuah pendekatan evaluatif, Cet. II

    Jakarta, Rajawali Press, 1988

    , Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta,2002

    Asrori, Mohammad dan Mohammad Ali, Psikologi Remaja Perkembangan

    Peserta Didik, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2004

    Bukhori, M. Teknik Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung, Jemmars,

    1983

    Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet.III,Jakarta, Rineka Cipta, 2005

    ,Psikologi Belajar, cet. ke-1, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

    Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Cet. II,

    Jakarta, Rineka Cipta, 2002

    Campbell, David, Mengembangkan Kreativitas, (disadur Dian Paramesti Bahar

    dari Take the road to creativity and get off dead and), Yogyakarta,

    Kanisius, 1995

    Djohar. MS, Guru, Pendidikan & Pembinaannya, Penerapannya dalam

    Pendidikan dan UU Guru, Yogyakarta, Grafika Indah, 2006

    Ensiklopedi Indonesia, 4, Jakarta: PT. Ichtiar Baru-Van Hoeve

    E. Ayan, Jordan, Bengkel Kreativitas (10 ways to free your creative spirit and

    find your generation), Bandung, Sinar Baru, 1995

    28

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    29/44

    E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan

    Menyenangkan), Bandung, Remaja Rosda Karya, 2004

    Esti Wuryani, Sri,Psikologi Pendidikan, Cet.III,Jakarta, PT. Gramedia, 2006

    G. Aleinikov, Andrei, Mega Kreativitas: 5 Langkah menuju cara berpikir

    seorang jenius, Yogyakarta, Niagara, 2002

    Hadi, Sutrisno, Metodologi Research I, Yogjakarta, Yayasan Fakultas Psikilogi

    UGM, 1992

    _______,Metodologi Research II, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1995

    _______, Statistik II, Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1995

    Hasan, Maimunah, Membangun kreativitas Anak secara Islami, Yogyakarta,

    Bintang Cemerlang, 2001

    Hasan Sulaiman, Fatiyah, Sistem Pendidikan Versi Al Ghazaly, Cet. 2, terj. Fathur

    Rahman, Syamsuddin Asyrafi, Bandung, PT. Al Maarif, 1993

    Hakim,Thursan,Belajar Secara efektif, Jakarta, Puspa Swara, 2000

    Hadjar, Ibnu, Dasar-dasar metodologi penelitian kuantitatif dalam pendidikan,

    Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 1999

    Hurlock, Elizabeth B., Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang RentangKehidupan, terj. Istiwidayanti dan Soedjarwo, Jakarta: Erlangga, 2004

    James, Jenifer, Thinking in the future tense (Berpikir ke depan menyongsong millennium baru),Jakarta, Gramedia, 1998

    Jawad, M. Abdul, Mengembangkan Inovasi dan Kreativitas berfikir pada diri dan organisasianda, Bandung, PT. Syamil Cipta Media, 2002

    J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Cet. VI, Bandung; PT

    Remaja Rosdakarya, 1995

    Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi dan

    Pendidikan, cet. ke-3, Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1995

    29

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    30/44

    L. Good, Thomas dan Jere E. Brophy, Educational Psychology, New York,

    Longinan, 1990

    Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

    Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: PT.

    Remaja Rosdakarya, 2004

    Malik Fajar, A, Holistika Pemikiran Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo

    Persada, 2005

    Marimba, Ahmad D,Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung, Al-Maarif,

    1971

    M. Echols, John Hasan Shadly, Kamus Inggris Indonesia, Cet XXIII, Jakarta,

    Gramedia, 1996

    Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Cet.VI, Jakarta, Bumi

    Aksara, 2003

    Margono,Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 2004

    Muhaimin,Paradigma Pendidikan Islam, Bandung, Remaja Rosdakarya, 2002

    Munandar, S.C.Utami, Krerativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan

    Potensi Kreatif & Bakat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1999

    , Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Jakarta, PT

    Gramedia Widia Sarna Indonesia, 1992

    ,Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, Jakarta: PT. Rineka Cipta,1999

    Nashori, Fuad & Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam

    Perspektif Psikologi Islami, Yogyakarta, Menara Kudus, 2002Nasution, S.Didaktik Asas-Asas Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara, 1995

    Oemar, Hamalik, Holistika Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta:

    Raja Grafindo, 2005

    30

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    31/44

    _______,Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, Jakarta: PT.

    Bumi Aksara, 2002

    Pendidikan Nasional, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Agama

    Islam SMP & MTs, Jakarta, Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas, 2003

    P. Purnomo, Strategi Pengajaran, Surakarta, INTHEOS, 2003

    Priyadarma, Triguna,Kreativitas dan Strategi, Jakarta, PT. Golden, 2001

    Roestiyah N.K,Didaktik Metodik, Jakarta, PT Bina Aksara, 1989

    Rohani, Ahmad,Pengelolaan Pengajaran, Cet. II, Jakarta; PT Rineka Cipta, 2004

    Rohani, Ahmad dan Abu Ahmadi, Pedoman Penyelenggaraan Administrasi

    Pendidikan Di Sekolah, Jakarta, Bumi Aksara, 1991

    Rose, Colin dan Malcolm J. Nichol, Accelerated Learning for the 21 Century:

    (Cara Belajar Cepat di Abad XXI), Bandung, Nuansa, 1997

    Salam, Burhanudin,Pengantar Paedagogik, Jakarta, Rineka Cipta, 2002

    Santoso, Singgih,Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Jakarta, PT. Elek

    Media Komputindo, 2002

    Sardiman AM,Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT Raja Grafindo

    Persada, 2001

    Semiawan, Conny dan Utami Munandar, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa

    Menengah, Jakarta, Gramedia, 1990

    Semiawan, Conny A.F. Tangyong, dkk, Pendekatan Ketrampilan Proses, Cet.V,

    Jakarta, Gramedia, 1989

    Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, cet. ke-4., Jakarta,

    Rineka Cipta, 2003

    Soegiarto M, Statistik Lanjutan, Jakarta, Rineka Cipta, 2004

    Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

    Bandung, Alfa Beta, 2007

    31

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    32/44

    , Statistika untuk Penelitian, Bandung, Alfa Beta, 2005

    Sumiyatiningsih, Dien,Mengajar dengan Kreatif dan Menarik, Yogyakarta, Andi

    Offset, 2006

    Supriyadi, Dedi, Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan Iptek, Jakarta, Alfa

    Beta, 1996

    Suryabrata, Sumadi,Metodologi Penelitian, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1995

    ,Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2002

    Syafaruddin, Irwan Nasution, Manajemen Pembelajaran, Ciputat, Quantum

    Learning, 2005

    Syaudih Sukmadinata, Nana, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung:

    PT. Remaja Rosdakarya, 2004

    Toenlioe, Teori dan Praktek pengelolaan kelas, Surabaya; Usaha Nasional, 1992

    Wahib, Abdul, Mengajar dan Menilai Secara Kreatif, Seminar, Semarang, 25April 2007

    Warsito,Pengembangan Instrumen Kreativitas, Jakarta, Rineka Cipta, 2000

    Winkel,W.S.Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1986

    Zuhairi, dan Abdul Ghofir, Metodik Khusus Pendidikan Agama, cet. ke-8, Biro

    Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang, 1983

    STUDI KORELASI ANTARA KREATIVITAS GURU PAI DAN

    KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS DENGAN PRESTASI

    BELAJAR SISWA BIDANG STUDI PENDIDIKAN

    AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 3 DEMAK

    32

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    33/44

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah..............................................................1

    B. Perumusan Masalah.....................................................................8

    C. Tujuan Penelitian.........................................................................9

    D. Manfaat Penelitian.......................................................................9

    E. Kajian Penelitian Relevan.........................................................10

    F. Sistematika Penulisan................................................................12

    BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

    A. LANDASAN TEORI

    1. Kreativitas Guru..................................................................15

    a. Pengertian Kreativitas...................................................15

    b. Ciri-Ciri Kreativitas.......................................................19

    c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas...........22

    d. Tujuan Guru Kreatif......................................................28

    e. Karakteristik Guru Kreatif.............................................30

    f. Peranan Guru PAI..........................................................39

    2. Pengelolaan Kelas...............................................................42

    a. Pengertian Pengelolaan Kelas.......................................42

    b. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas................................45

    c. Tujuan Pengelolaan Kelas.............................................47

    d. Pendekatan Dalam Pengelolaan Kelas..........................49

    e. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas................51

    f. Usaha Preventif Masalah Pengelolaan Kelas................58

    3. Prestasi Belajar....................................................................64

    a. Pengertian Prestasi Belajar............................................64

    b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar.....66

    4. Pendidikan Agama Islam.....................................................76

    a. Pengertian Pendidikan Agama Islam.............................76

    b. Landasan Pendidikan Agama Islam..............................77

    33

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    34/44

    c. Tujuan Pendidikan Agama Islam..................................79

    d. Pendekatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.. . .79

    e. Pengorganisasian Materi Pendidikan Agama Islam......81

    B. PENGAJUAN HIPOTESIS PENELITIAN..............................83

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis dan Sifat Penelitian 85

    B. Populasi dan Sampel Penelitian 85

    C. Variabel dan Instrumen Penelitian 87

    D. Uji Coba Penelitian

    E. Teknik Analisis Data

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data...............................................................................

    B. Pengujian Persyaratan Analisis.....................................................

    C. Pengujian Hipotesis.......................................................................

    D. Interpretasi Hasil Penelitian..........................................................

    E. Pembahasan...................................................................................

    F. Keterbatasan Penelitian.................................................................

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan....................................................................................

    B. Saran..............................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPUL DATA

    Variabel (Xl) : Kreativitas Guru PAI

    Kisi-Kisi Penyusunan Angket Kreativitas Guru PAI

    34

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    35/44

    NO INDIKATOR JUMLAH SOAL

    POSITIF

    JUMLAH SOAL

    NEGATIF

    JUMLAH

    ITEM SOAL

    1 Ketrampilan mengajar 5 1 62 Motivasi tinggi 4 2 6

    3 Demokratis 3 3 6

    4 Percaya diri 2 4 6

    5 Berpikir divergen 3 3 6

    JUMLAH 30

    Variabel (X2) : Kemampuan Mengelola Kelas

    Kisi-Kisi Penyusunan Angket Kemampuan Mengelola Kelas

    NO INDIKATOR JUMLAH SOAL

    POSITIF

    JUMLAH SOAL

    NEGATIF

    JUMLAH

    ITEM SOAL

    1 Tempat duduk siswa 4 2 6

    2 Alokasi waktu belajar 3 3 6

    3Perhatian guru kepada

    siswa5 1 6

    4Pemberian tanggung

    jawab kepada siswa5 1 6

    5Memberi arahan

    kepada siswa2 4 6

    JUMLAH 30

    Kisi-Kisi Penilaian / Penskoran AngketSOAL POSITIF SOAL NEGATIF

    JAWABAN SKOR / NILAI JAWABAN SKOR / NILAI

    A 4 A 1

    B 3 B 2

    C 2 C 3

    D 1 D 4

    A. INSTRUMEN ANGKET: KREATIVITAS GURU PAI

    1. Apakah guru PAI ketika membuka pelajaran mengajak siswa berdoa terlebih

    dahulu ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    35

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    36/44

    2. Apakah guru PAI ketika mengawali materi melakukan appersepsi terlebih

    dahulu ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    3. Apakah guru PAI menjelaskan materi menggunakan alat bantu peraga ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    4. Apakah guru PAI memberikan kesimpulan pada akhir materi pelajaran ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    5. Apakah guru PAI memberikan tugas kepada siswa setelah materi selesai ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    6. Apakah guru PAI menjelaskan materi dengan metode yang sama seperti

    materi yang lain ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    7. Apakah guru PAI menunjukkan semangat ketika menjelaskan materi kepada

    siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    8. Apakah guru PAI memotivasi siswa agar supaya giat belajar ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    9. Apakah guru PAI ketika menjelaskan materi dengan suara yang jelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    10. Apakah guru PAI setiap bulan memeriksa buku catatan siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    11. Apakah guru PAI ketika mengajar lupa membawa buku absensi siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    12. Apakah guru PAI setiap mengajar meninggalkan ruang kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    13. Apakah guru PAI bersikap demokratis kepada setiap siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    14. Apakah guru PAI menghargai tugas-tugas siswa tanpa membedakan antara

    siswa satu dengan yang lain ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    15. Apakah guru PAI dalam memberikan nilai kepada siswa dengan objektif ?

    36

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    37/44

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    16. Apakah guru PAI menolak pendapat siswa sebagai masukan materi pelajaran ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    17. Apakah guru PAI menjauhkan siswa yang memiliki nilai rendah dari teman-

    temannya ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    18. Apakah guru PAI marah apabila dikritik oleh siswa berkaitan dengan

    penyampaian materi ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    19. Apakah guru PAI menunjukkan sikap yang meyakinkan dalam mengajar ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    20. Apakah guru PAI menjelaskan materi di kelas dengan tenang dan penuh

    percaya diri ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    21. Apakah guru PAI pernah menyampaikan materi tanpa ada persiapan sama

    sekali ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    22. Apakah guru PAI ketika menjelaskan materi dengan melihat buku pegangan ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    23. Apakah guru PAI pernah menjawab pertanyaan siswa dengan sikap ragu ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    24. Apakah guru PAI menunda jawaban atas pertanyaan yang diajukan siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    25. Apakah guru PAI memberikan banyak alternatif jawaban atas pertanyaan yang

    berkaitan dengan materi pelajaran ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    26. Apakah guru PAI mencari tambahan referensi sebagai upaya untuk menambah

    materi PAI ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    27. Apakah guru PAI memanggil orang tua siswa yang mempunyai masalah

    berkaitan dengan pembelajaran PAI di kelas ?

    37

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    38/44

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    28. Apakah guru PAI hanya menjelaskan materi tanpa memperhatikan tingkah

    laku siswa di kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    29. Apakah guru PAI membiarkan siswa yang mempunyai masalah berkaitan

    dengan tugas-tugas kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    30. Apakah guru PAI menyita buku catatan apabila ada salah satu siswa yang

    melakukan kesalahan karena tidak menyelesaikan tugasnya ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    INSTRUMEN ANGKET : KEMAMPUAN MENGELOLA KELAS

    1. Apakah guru PAI sebelum memulai materi terlebih dahulu mengatur tempat

    duduk siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    38

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    39/44

    2. Apakah guru PAI mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan metode

    mengajar ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    3. Apakah tempat duduk yang ditentukan guru PAI bisa membantu pemahaman

    siswa terhadap materi yang diajarkan ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    4. Apakah bentuk tempat duduk siswa berubah ketika guru PAI menjelaskan

    materi baru ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    5. Apakah guru PAI ketika mengajar lupa mengatur tempat duduk siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    6. Apakah guru PAI membiarkan ketika tempat duduk siswa ada yang rusak ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    7. Apakah guru PAI masuk di kelas tepat waktu sebelum jam pelajaran dimulai ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    8. Apakah guru PAI ketika mengajar memanfaatkan waktu pelajaran dengan

    sebaik-baiknya ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    9. Apakah guru PAI memberikan jam tambahan ketika materi belum tuntas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    10. Apakah guru PAI terlambat masuk kelas pada saat jam pelajaran dimulai ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    11. Apakah jam pelajaran PAI sering kosong karena guru PAI sibuk dengan

    pekerjaan sekolah ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    12. Apakah guru PAI mengakhiri materi sebelum jam pelajaran selesai ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    13. Apakah guru PAI ketika mengajar memandang siswa secara seksama ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    14. Apakah guru PAI memberikan perhatian kepada siswa yang tertinggal

    materi ?

    39

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    40/44

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    15. Apakah guru PAI ketika menjelaskan materi dengan mengawasi tingkah laku

    siswa di kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    16. Apakah sikap guru PAI bersahabat dengan semua siswa tanpa membeda-

    bedakan siswa satu dengan yang lain ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    17. Apakah guru PAI sebelum memulai materi terlebih dahulu menanyakan siswa

    yang tidak masuk ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    18. Apakah guru PAI membiarkan siswa yang gaduh ketika pelajaran sedang

    berlangsung ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    19. Apakah guru PAI ketika mengajar bertanggung jawab menjelaskan materi

    yang diajarkan di kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    20. Apakah guru PAI sebelum memulai pelajaran menanyakan tugas-tugas

    sebagai salah satu tanggung jawab belajar siswa ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    21. Apakah guru PAI bertanggung jawab pada ketuntasan materi yang diajarkan

    dalam satu semester ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    22. Apakah guru PAI menyuruh mengawasi siswa yang malas menyelesaikan

    tugas-tugas pekerjaan rumah ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    23. Apakah guru PAI memberikan sangsi kepada siswa yang tidak mengerjakan

    tugas-tugas belajar ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    24. Apakah dalam memberikan hukuman guru PAI membedakan antara siswa

    satu dengan siswa yang lain ?

    40

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    41/44

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    25. Apakah guru PAI memberikan arahan kepada siswa agar berperilaku sopan di

    kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    26. Apakah teguran guru PAI berisi pengarahan dan petunjuk yang jelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    27. Apakah guru PAI ketika mengajar membiarkan saja apabila ada siswa yang

    tiduran di kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    28. Apakah guru PAI memberikan ancaman apabila ada siswa yang bertengkar di

    kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    29. Apakah guru PAI memarahi siswa yang selalu terlambat masuk kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    30. Apakah guru PAI memukul siswa apabila ada siswa yang selalu gaduh di

    kelas ?

    a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

    B. INSTRUMEN OBSERVASI

    NO KOMPONEN KETERAMPILANKATEGORI

    BS B C K

    1. Membuka pelajaran

    Menarik perhatian siswa

    41

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    42/44

    Gaya mengajar siswa

    Penggunaan alat-alat bantu peraga

    Pola interaksi yang bervariasi

    2. Merencanakan kegiatan belajar mengajar

    Menetapkan rencana pembelajaran

    Memilih dan menentukan materi pelajaran

    Melakukan appersepsi

    3. Keterampilan menjelaskan

    Penggunaan kalimat yang sesuai dengan

    pemahaman anak didik

    Penggunaan contoh yang sesuai dengan

    penjelasan materi

    Memberikan ikhtisar butir yang penting Menyimpulkan materi

    Memberikan penekanan terhadap materi yang

    penting

    4. Penyampaian materi secara sistematis

    5. Pengembangan materi pelajaran

    6. Penentuan metode pengajaran yang sesuai dengan

    materi

    7. Variasi dalam gaya mengajar

    Suara: nada suara, volume suara, kecepatan

    bicara Mimik dan gerak: gerak tangan dan badan

    untuk memperjelas pelajaran

    Kontak pandang: melayangkan pandangan pada

    seluruh siswa

    Perubahan posisi: bergerak

    Memusatkan: tekanan pada butir yang penting

    8. Pemberian motivasi

    Memberikan pesan / nasehat supaya belajar

    lebih tekun

    9. Pemberian contoh

    Pemberian contoh yang cukup untuk

    menanamkan pengertian dalam menjelaskan

    Menggunakan contoh yang relevan dengan sifat

    dari penjelasan itu

    Pemberian contoh disesuaikan dengan usia,

    pengetahuan, latar belakang peserta didik

    10. Menutup pelajaran

    Meninjau kembali

    Memberikan kesimpulan

    11. Pemahaman terhadap peserta didik

    42

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    43/44

    Mengenali tingkah laku dan karakteristik siswa

    Memperhatikan kemampuan siswa

    Memperhatikan minat siswa

    12. Melakukan evaluasi

    Pemberian butir evaluasi dan pengayaan pada

    siswa

    Melakukan penskoran dan pengukuran

    Melakukan penilaian

    Melakukan perbaikan pengajaran

    13. Mengatur tempat duduk siswa

    Posisi setengah lingkaran, berhadapan, berbaris

    ke belakang.

    Sesuai materi pelajaran

    14. Alokasi waktu belajar

    Mulai pelajaran tepat waktu

    Tidak pernah kosong

    15. Pemberian tanggung jawab kepada siswa

    Menyelesaikan tugas

    Mentaati peraturan kelas

    Menegur siswa bagi yang melanggar

    Keterangan :

    Kategori BS : Baik SekaliKategori B : Baik

    Kategori C : Cukup

    Kategori K : Kurang

    INSTRUMEN WAWANCARA

    1. Apakah yang Anda persiapkan sebelum proses belajar mengajar di kelas

    dimulai.

    43

  • 7/28/2019 Contoh Prop Penelitian Kuantitatif

    44/44

    2. Apakah Anda menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada

    setiap materi yang diajarkan.

    3. Apakah Anda membuat aturan dan kesepakatan dalam pembelajaran PAI

    4. Hal-hal apa yang Anda lakukan sebagai guru PAI dalam proses belajar

    mengajar supaya materi dapat dan mudah diterima oleh siswa.

    5. Apakah Anda menguasai setiap materi yang akan disampaikan.

    6. Bagaimana Anda mengembangkan dan menyampaikan materi pelajaran

    secara sistematis.

    7. Apakah dalam penggunaan media dan metode pengajaran sesuai dengan

    materi yang disampaikan.

    8. Bagaimanakah Anda menciptakan suasana belajar yang kondusif dalam

    pembelajaran PAI

    9. Bagaimana cara Anda mengatur tempat duduk siswa dalam pembelajaran

    PAI

    10. Apakah Anda sebagai seorang guru, paham akan kepribadian serta

    kemampuan anak didik berkaitan dengan materi yang disampaikan

    11. Apakah Anda selalu melakukan evaluasi setelah materi berakhir.

    12. Apakah Anda selalu menanyakan buku catatan PAI siswa

    13. Sebagai wujud kreativitas guru, apakah yang dapat Anda lakukan dalam

    memunculkan ide-ide baru atau inovasi dalam pendidikan.

    14. Apa yang dapat Anda lakukan untuk dapat mengembangkan kreativitas

    siswa.

    15. Bagaimana cara Anda mengatasi masalah tingkah laku siswa yang

    melanggar peraturan dalam pembelajaran PAI

    44