Contoh PKM M

10
A. JUDUL Pemanfaatan Limbah Biji Nangka Menjadi Kripik Dengan Barbagai Varian Rasa Untuk Mengatasi Sampah Organik di Desa Petang B. LATAR BELAKANG MASALAH Bali memang terkenal dengan keindahan desa-desanya yang masih alami dan belum tersentuh elemen modernitas disana-sininya. Salah satunya yakni Desa Petang yang oleh para turis kerap dijadikan sebagai tujun wisata. Desa ini menawarkan alam pedesaan yang masih tampak asri, dengan ragam kehidupan masyarakat Bali yang kental sekali kealamiannya. Desa Petang terletak di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Desa ini berada di ketinggian 800 meter dari atas permukaan laut. Kurang lebih 32 kilometer sebelah utara Kota Denpasar dan kira- kira 70 menit perjalanan bila menggunakan kendaraan bermotor dari Bandara Ngurah Rai Bali. Selain itu, ketika berkunjung ke desa ini turis akan menemukan banyak tanaman holtikultura yang meliputi berbagai sayur mayor, kemudian persawahan yang berundak-undak dengan aliran Sungai Ayung yang berliku dan kerapkali dijadikan sebagai tempat olahraga rafting. Maka itu, tak ada yang salah jika kemudian desa ini mendapatkan julukan sebagai Desa Wisata dengan berbagai kelebihan dan keindahan alamnya. Namun, kehadiran sampah agaknya menjadi masalah krusial yang lambat laun harus dihadapi oleh Desa Petang. Sampah sendiri akan

description

pkm m

Transcript of Contoh PKM M

Page 1: Contoh PKM M

A. JUDUL

Pemanfaatan Limbah Biji Nangka Menjadi Kripik Dengan Barbagai Varian Rasa Untuk

Mengatasi Sampah Organik di Desa Petang

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Bali memang terkenal dengan keindahan desa-desanya yang masih alami dan belum

tersentuh elemen modernitas disana-sininya. Salah satunya yakni Desa Petang yang oleh para

turis kerap dijadikan sebagai tujun wisata. Desa ini menawarkan alam pedesaan yang masih

tampak asri, dengan ragam kehidupan masyarakat Bali yang kental sekali kealamiannya.

Desa Petang terletak di Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Desa ini berada di

ketinggian 800 meter dari atas permukaan laut. Kurang lebih 32 kilometer sebelah utara Kota

Denpasar dan kira-kira 70 menit perjalanan bila menggunakan kendaraan bermotor dari Bandara

Ngurah Rai Bali.

Selain itu, ketika berkunjung ke desa ini turis akan menemukan banyak tanaman

holtikultura yang meliputi berbagai sayur mayor, kemudian persawahan yang berundak-undak

dengan aliran Sungai Ayung yang berliku dan kerapkali dijadikan sebagai tempat olahraga

rafting. Maka itu, tak ada yang salah jika kemudian desa ini mendapatkan julukan sebagai Desa

Wisata dengan berbagai kelebihan dan keindahan alamnya.

Namun, kehadiran sampah agaknya menjadi masalah krusial yang lambat laun harus

dihadapi oleh Desa Petang. Sampah sendiri akan menimbulkan dampak buruk pada lingkungan

seperti penyakit diare, kolera, dan tifus. Mereka menyebar dengan cepat karena virus yang

berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air minum. Penyakit

demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang

pengelolaan sampahnya kurang memadai. Masalah seperti ini pula tak hanya disebabkan oleh

sampah non organik, sampah organik pun akan menimbulkan dampak yang sama walaupun

dalam skala kecil.

Mengingat mayoritas penduduk Desa Petang bermata pencaharian sebagai petani, maka

sampah organik pun tak sulit ditemui di desa tersebut. Salah satunya sampah yang berasal dari

buah nangka. Nangka tumbuh dengan baik di iklim tropis sampai dengan lintang 25˚ utara

maupun selatan, walaupun diketahui pula masih dapat berbuah hingga lintang 30˚. Tanaman ini

menyukai wilayah dengan curah hujan lebih dari 1500 mm pertahun di mana musim keringnya

Page 2: Contoh PKM M

tidak terlalu keras sehingga ini cocok dengan kondisi di Desa Petang. Sampah organik dari

nangka dapat berupa kulit, batang, daun, akar, getah bahkan bijinya.

Oleh sebab itu kami membuat terobosan baru yaitu dengan memanfaatkan sampah

organik dari pohon nangka, terutama bijinya untuk diolah menjadi kripik dengan ditambah

berbagai macam varian rasa.

C. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat beberapa masalah yang menarik untuk

diteliti. Masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana cara mengurangi sampah organik namun dengan tetap menghasilkan laba?

2. Bagaimana cara mengolah biji nangka menjadi kripik?

3. Apa saja varian rasa baru yang sesuai dengan kripik tersebut?

4. Bagaimana proses distribusi dan promosi produk ini ke depannya?

D. TUJUAN

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan maka tujuan dari kegiatan adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengurangi sampah organik namun tetap menghasilkan laba

2. Untuk menemukan cara mengolah biji nangka menjadi kripik

3. Untuk menemukan varian rasa baru yang sesuai dengan kripik biji nangka

4. Untuk menemukan proses distribusi dan promosi untuk produk ini sehingga bisa dikenal

oleh khalayak ramai

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Adapun luaran yang diharapkan dari kegiatan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari kegiatan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran kepada Desa

Petang dalam mengolah sampah organik menjadi bentuk yang memiliki nilai ekonomis sehingga

lingkungan desa tetap terjaga.

2. Manfaat Praktis

Page 3: Contoh PKM M

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menemukan cara efektif dan ekonomis untuk

mengatasi sampah organik di Desa Petang. Selain itu, dapat juga memberdayakan masyarakat

Desa Petang untuk menjadi wirausaha sehingga bisa membuka lapangan kerja bagi masyarakat

sekitar. Serta bisa menambah pendapatan asli Desa Petang sehingga bisa digunakan untuk

mengembangkan dan membenahi infrastruktur di Desa Petang.

F. KEGUNAAN

Biji nangka yang mengandung karbohidrat akan sangat cocok untuk diolah menjadi

camilan sehat yang bergizi. Kripik biji nangka hadir dengan banyak rasa pilihan yang tentu akan

memuaskan keinginan pasar.

Dilihat dari beberapa aspek, kripik biji nangka memilki beberapa manfaat, yaitu :

- Aspek Sosial dan Ekonomi :

1. Masyarakat akan semakin percaya diri untuk mencoba menjadi pengusaha.

2. Lapangan kerja akan bertambah seiring dengan bertambahnya wirausahawan di

bidang pengolahan biji nangka.

3. Desa Petang akan berkembang seiring dengan bertambahnya jenis usaha.

4. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya.

- Aspek Lingkungan :

1. Jumlah sampah organik di Desa Petang dapat dikurangi.

2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Kegiatan ini membahas mengenai cara ekonomis dalam mengatasi dampak sampah

organik dengan menggunakan sistem pengolahan sampah organik menjadi kripik biji nangka.

H. METODE PELAKSANAAN

1. Tahap pra pengiriman proposal

Tahap-tahap yang dilakukan meliputi:

a. Pengumpulan Fakta

Page 4: Contoh PKM M

Dalam tahap ini kami mencoba melihat realita yang terjadi di Desa Petang khususnya

mengenai sampah organik sehingga dapat mengembangkan hal-hal lain yang dimungkinkan

terjadi jika permasalahan ini belum terselesaikan.

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Pada tahapan ini kami mencoba merumuskan permasalahan yang terjadi di Desa Petang

dan kami temukan ketika pelaksanaan pengumpulan fakta

c. Study Literatur

Mengkaji buku-buku, bahan-bahan bacaan, serta sumber lainnya yang akan membantu

dalam mendapatkan informasi yang lengkap untuk memperkuat pembahasan.

2. Tahap Pasca Persetujuan Proposal/Pelaksanaan Program

Tahap ini meliputi beberapa kegiatan yaitu:

a. Survey Lokasi

Lokasi yang digunakan dalam kegiatan ini disesuaikan dengan lokasi pelaksanaan KBBM

XXV Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.

b. Persiapan Kerangka Kerja

Persiapan ini dilakukan dengan matang agar nantinya pelaksanaan program ini dapat

berjalan baik dan tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan dalam proposal ini.

c. Kerja sama dengan warga sekitar Desa Petang

Melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai program kerja yang kami

rencanakan.

d. Pembuatan Sampel

Dilakukan dengan membuat sampel kripik biji nangka. Adapun cara, alat, dan bahan serta

langkah kerja akan disebutkan di bawah ini :

a.      Bahan Produksi

-  Biji nangka

-  Bawang putih

-  Garam

-  Gula

-  Tepung terigu

-  Air

Page 5: Contoh PKM M

-  Minyak goreng

b.      Alat dan Mesin Produksi

Alat dan mesin yang digunakan adalah sebagai berikut:

- Kompor gas

Kompor gas digunakan untuk menggoreng keripik biji nangka.

- Wajan

Wajan digunakan untuk menggoreng adonan keripik biji nangka.

- Gelas takaran

Gelas takaran digunakan untuk menentukan ukuran bahan yang akan digunakan.

- Nampan

Nampan digunakan untuk menjemur biji nangka yang telah di iris dan di bentuk.

- Baskom

Baskom digunakan untuk mencampur semua bahan yaitu tepung , biji nangka, bawang putih, air,

dan garam.

- Sendok

Alat ini digunakan untuk mengambil garam dan gula.

- Centong

Centong digunakan untuk membantu untuk mengaduk adonan keripik biji nangka.

- Ulekan

Ulekan disini digunakan untuk menghaluskan bawah putih.

- Pisau

Pisau digunakan sebagai pemotong biji nangka dan bawang putih.

- Spatula

Spatula digunakan untuk mengaduk biji nangka dalam proses penggorengan.

c.       Proses Produksi

a.      Perebusan

Biji nangka yang telah di cuci bersih di rebus sampai matang, dan setelah matang kulit biji yang

melapisi biji nangka dikupas.

b.      Pengirisan

Biji nangka yang akan dijadikan keripik di iris dan dibentuk sesuai dengan proses produksi.

c.       Penjemuran

Page 6: Contoh PKM M

Biji nangka yang telah di iris dan di bentuk di jemur di atas talam sehingga hasilnya bagus.

d.      Pengadukan

Biji nangka yang telah di iris dan di bentuk di campur dengan bahan-bahan yang telah di

haluskan.

e.       Penggorengan

Adonan yang telah tercampur, di masukkan kedalam wajan yang telah berisi minyak panas.

f.       Pendinginan

Keripik biji nangka yang sudah di goreng di dinginkan di atas nampan.

g. Penambahan rasa

Kripik biji nangka bisa dicampur dengan berbagai varian rasa seperti original, pedas, manis,

pedas manis, asin, bbq, keju, rumput laut, pizza, balado, dan banyak rasa lain yang bisa

dikombinasikan satu sama lain.

h.      Pengemasan

Keripik biji nangka yang telah di dinginkan di bungkus dalam kemasan polos yang

telah di beri label. Keripik Biji nangka di kemas dalam kemasan polos OPP/PP multilayer

agar tidak terkontaminasi dari luar sehingga kualitas dan ketahanan keripik terjaga.

d. Monitoring

Monitoring ini dilakukan sebagai langkah akhir untuk melihat respon dari konsumen

terhadap produk ini.

I. JADWAL KEGIATAN

No Nama KegiatanBulan ke-

I II III IV V VI VII VIII

1 Survey tempat (lokasi) X

2 Persiapan kerangka kerja X

3 Kerja sama dengan warga sekitar

Desa Petang X X

4 Proses pelaksaan kegiatan X X X X

5 Monitoring kerangka kerja X X

6 Pembuatan laporan kerja X X

Page 7: Contoh PKM M

J. RANCANGAN BIAYA

Biaya pelaksanaan kegiatan:

NO. Nama Harga

1. Harga bahan total Rp 550.000,00

2. Harga alat total Rp 1.050.000,00

TOTAL Rp 1.600.000,00