contoh makalah kependudukan

40
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan yang penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia maka semakin mudah dan tepat rencana pembangunan dibuat. Ada berbagai macam dan bentuk data demografi yang semuannya memiliki manfaat di bidang perencanaan. Sehingga kemampuan untuk mengoleksi dan mengompilasi data dari berbagai sumber haruslah cermat dan pandai. Oleh karena itu, data kependudukan merupakan bagian penting bagi perencana dalam bentuk kuantitatif juga kualitatif. Data – data demografi dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain melalui sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk secara langsung (survey primer). Sumber data ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang ada di wilayah tertentu bahkan dalam ruang lingkup yang lebih besar seperti negara. Apabila dalam suatu wilayah tidak dibatasi oleh wilayah administrative seperti kawasan pemukiman penduduk di area bantaran sungai, kawasan pemukiman yang berada di tepi rel kereta api, dan juga kawasan pemukiman penduduk kumuh di samping TPA. Untuk mendapatkan data kependudukan harus menggunakan metode survey penduduk secara primer. Bahkan jika ternyata pemukiman penduduk tersebut memiliki intensitas kepadatan penduduk yang tinggi maka harus menggunakan metode sampling guna mempermudah mengolah data.

description

makalah kependudukan

Transcript of contoh makalah kependudukan

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dalam perencanaan pembangunan, data kependudukan memegang peranan yang

penting. Semakin lengkap dan akurat data kependudukan yang tersedia maka semakin

mudah dan tepat rencana pembangunan dibuat. Ada berbagai macam dan bentuk data

demografi yang semuannya memiliki manfaat di bidang perencanaan. Sehingga

kemampuan untuk mengoleksi dan mengompilasi data dari berbagai sumber haruslah

cermat dan pandai. Oleh karena itu, data kependudukan merupakan bagian penting bagi

perencana dalam bentuk kuantitatif juga kualitatif.

Data – data demografi dapat diperoleh dari beberapa sumber, antara lain melalui

sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survey penduduk secara langsung (survey

primer). Sumber data ini bertujuan untuk mengetahui jumlah penduduk yang ada di wilayah

tertentu bahkan dalam ruang lingkup yang lebih besar seperti negara. Apabila dalam suatu

wilayah tidak dibatasi oleh wilayah administrative seperti kawasan pemukiman penduduk di

area bantaran sungai, kawasan pemukiman yang berada di tepi rel kereta api, dan juga

kawasan pemukiman penduduk kumuh di samping TPA. Untuk mendapatkan data

kependudukan harus menggunakan metode survey penduduk secara primer. Bahkan jika

ternyata pemukiman penduduk tersebut memiliki intensitas kepadatan penduduk yang

tinggi maka harus menggunakan metode sampling guna mempermudah mengolah data.

Setelah data kependudukan terkumpul dan dikompilasi, maka data tersebut akan di analisis

guna mendapatkan informasi kependudukan secara mudah seperti jumlah penduduk,

persebaran, territorial dan komposisi penduduk serta perubahan – perubahannya dan

sebab – sebab perubahan itu, yang biasanya timbul karena natalitas (fertilitas), mortalitas,

gerak teritorial (migrasi), dan mobilitas sosial (Perubahan status).

Setelah dianalisa, maka data kependudukan tersebut memilki makna yang harus

dicermati berupa perubahan – perubahan yang terjadi pada penduduk, karena setiap

wilayah memilki permasalahan kependudukan yang bervariasi. Sehingga dari

permasalahan kependudukan itu akan timbul isu kependudukan. Timbulnya isu – isu

kependudukan ini lebih kepada permasalahan yang terjadi pada struktur penduduk lalu

berdampak pada kehidupan sosial bahkan dampak di bidang perencanaan wilayah dan

kota. Oleh karena itu, untuk menanggulangi permasalahan kependudukan yang terjadi

perlu adanya upaya – upaya penanggulangan berupa kebijakansanaan kependudukan.

Adanya perumusan kebijaksanaan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan

permasalahan kependudukan yang terjadi di wilayah tersebut.

Tujuan

Mampu mengkoleksi dan mengkompilasi data – data dari berbagai sumber data yang

tersedia untuk keperluan kasus studi.

Mampu melakukan analisis kependudukan dari data kependudukan yang telah

dikompilasi.

Mampu merumuskan isu kependudukan pada kasus studi

Mampu merumuskan kebikjasanaan kependudukan di kasus studi

Metode pengumpulan data serta analisis

1. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu :

Survey primer : Survey yang dilakukan secara langsung berupa quisioner. Survey ini

dilakukan guna mendapatkan informasi komposisi penduduk dan data

kependudukan lainnya serta untuk mengetahui data kependudukan yang aktual.

Survey sekunder : Survey sekunder yaitu survey data pada Ketua RT. Survey ini

dilakukan untuk menganalisis Persebaran dan perkembangan penduduk dari

jumlah penduduk 5 tahun sebelumnya. Data tersebut di gunakan untuk

mengidentifikasi pertumbuhan penduduk yang telah terjadi sebelumnya sehingga

mampu memprediksi laju pertumbuhan penduduk untuk tahun – tahun selanjutnya.

Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan random sampling.

Random Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyeluruh

dan pengambilan sampelnya dilakukan secara acak. Dengan rumus sebagai berikut :

n = jumlah responden

N = jumlah populasi

e = besarnya toleransi yang digunakan

Sehingga sampel total respondennya (n) adalah sebagai berikut :

n = 199 / (1+199.0,12)

= 66,5 ≈ 70

Dari hasil penghitungan di atas maka sample pengumpulan data kependudukan sebesar

70 penduduk dan dilakukan secara acak ( random).

2. Metode Analisis Data

Analisis yang dilakukan pada metode pengumpulan ini berupa analisis data kuantitatif

dan data kualitatitf. Analisis data meliputi analisis data dasar yaitu ukuran – ukuran

kependudukan, Piramida penduduk, dan estimasi proyeksi penduduk. Hasil dari

pengumpulan dan analisis ini nantinya digunakan untuk mengidentifikasi isu – isu

kependudukan yang terjadi di wilyah studi.

n = N / ( 1+N.e2 )

BAB II

GAMBARAN UMUM KAWASAN

→ Deskripsi Lokasi :

Lokasi : Ngagel Baru I Surabaya.

Kriteria : Kawasan di pinggir rel kereta Api.

Kawasan Ngagel Baru I berada pada Kota Surabaya bagian selatan tepatnya terletak

di kawasan Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo. Kawasan ini berada di sepanjang

tepi rel kereta api yang menghubungkan stasiun Gubeng dan stasiun Wonokromo. Di

kawasan ini juga terdapat tempat peberhentian kereta api komuter sementara atau yang

biasa disebut shelter.

Suasana bangunan yang padat dan homogen membuat kawasan ini guyub oleh

para penduduknya. Intensitas penduduk yang tinggi membuat kawasan ini ramai. Hiruk

pikuk masyarakat yang menggunakan fasilitas jalan dan aktivitas kereta api saat melewati

kawasan tersebut seakan menambah kebisingan serta getaran yang ditimbulkannya

membuat kawasan ini jauh dari rasa nyaman dan kriteria pemukiman ideal.

Karakteristik penduduk yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai pegawai

dan pedagang seakan menambah kekentalan sifat kota, Hal itu dapat terlihat dengan

minimnya lahan kosong dan ruang terbuka hijau guna melakukan kegiatan di bidang

pertanian. Kawasan ini banyak dihuni oleh masyarakat yang memilki ekonomi menengah

kebawah karena dapat terlihat dari Kondisi faktual bangunan yang sederhana.

→ Jumlah penduduk

Untuk mendapatkan jumlah penduduk kami menggunakan metode survey sekunder

Sehingga kami mendapatkan data Jumlah penduduk kawasan Ngagel baru I sebesar 199

penduduk dan jumlah penduduk tersebut terhitung hanya sampai bulan Mei tahun 2009.

Jumlah penduduk tersebut merupakan jumlah penduduk secara keseluruhan bukan jumlah

penduduk berdasarkan metode random sampling. Adapun Tabel Jumlah penduduk

sebagai berikut ;

→ Perkembangan penduduk

Pada perkembangan penduduk di kawasan Ngagel Baru I RT.02, data yang

menjadi acuan dasar adalah dengan melakukan survey sekunder. Tahun awal ditetapkan

pada tahun 2005, karena perkembangan penduduk merupakan informasi pertumbuhan

penduduk 5 tahunan (time series). Dengan demikian, tabel yang memuat perkembangan

penduduk sebagai berikut ;

Keterangan Data Demografi :

Tahun Fertilitas Mortalitas Migrasi

masuk

Migrasi

Keluar

Keterangan

2005 4 1 0 0 Pertumbuhan

penduduk sebesar 3

penduduk

2006 5 6 0 0 Pertumbuhan menurun

sebesar 1 penduduk

2007 2 1 0 0 Pertumbuhan

penduduk Naik

sebesar 1 penduduk.

2008 2 0 0 0 Pertumbuhan

penduduk naik sebesar

2 penduduk

2009

(april)

1 0 7 0 Pertumbuhan penduduk naik sebesar 8 penduduk akibat adanaya migrasi masuk.

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KK

199 JIWA 60 KK

Dari tinjauan data demografi diatas maka dapat terlihat bahwa dari tahun 2005

hingga 2009 awal laju pertumbuhan penduduk meningkat, sehingga berpengaruh pada

perkembangan penduduk yang semakin tinggi.

Adapun Grafik perkembagan penduduk di Ngagel Baru I RT.02 RW 02 adalah

sebagai berikut ;

20052006

20072008

2009

170

175

180

185

190

195

200

→ Substansi

Dari grafik perkembangan penduduk tersebut dapat terlihat bahwa perkembangan

penduduk di Ngagel baru I RT.02 RW.02 cenderung meningkat. Meningkatnya jumlah

penduduk ini diakibatkan oleh tidak berimbangnya pertumbuhan penduduk berupa angka

kelahiran dan migrasi yang tinggi dengan mortalitas / angka kematian yang cenderung

rendah. Apabila ditinjau berdasarkan grafik, peningkatan jumlah penduduk terbesar terjadi

pada tahun 2008 menuju 2009. Akan tetapi, pertumbuhan penduduk tersebut masih

memiliki peluang untuk berubah karena pada tahun 2009 data kependudukan hanya

sampai pada bulan mei, sehingga laju perubahan jumlah penduduk tersebut akan di

pengaruhi oleh faktor demogarfi berupa Fertilitas, Mortalitas, dan Migrasi penduduk yang

terjadi hingga akhir tahun 2009.

→ Komposisi penduduk :

Untuk menggambarakan susunan penduduk berdasarkan pengelompokan menurut

karakteristik – karakteristik yang sama, maka kami menggunakan data komposisi penduduk

yang di dapat dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang berisi pertanyaan –

pertanyaan mengenai variabel kependudukan. Adapun komposisi penduduk yang dibuat

pada kuisioner meliputi :

Jumlah dan Perkembangan Penduduk secara keseluruhan

Komposisi penduduk menurut umur

Komposisi penduduk menurut jenis kelamin

Komposisi penduduk menurut agama

Komposisi penduduk menurut pekerjaan

Komposisi penduduk menurut status perkawinan

Komposisi penduduk menurut pendidikan

Komposisi penduduk menurut status migrasi.

Hasil terlampir pada kuisioner.

→ Persebaran penduduk

Pengertian : Persebaran menjelaskan secara spasial dimana mereka tinggal / berada.

Persebaran dapat digolongkan menurut administratif ( kelurahan, kecamatan, kabupaten,

provinsi, dan Negara) dan geografi ( benua, pulau, Kawasan ). Sehingga, manfaat dari

persebaran penduduk tersebut adalah mengetahui konsentrasi penduduk dan kepadatan

penduduk.

Untuk mengetahui konsentrasi Penduduk dan kepadatan penduduk di Kawasan

Ngagel baru I maka kami menggolongkan informasi dengan tahapan sebagai berikut ;

1. Informasi persebaran penduduk secara spasial.

Informasi ini memberikan penjelasan dimana mereka tinggal yang digolongkan

berdasarkan administratif dan geografi.

Lokasi : Ngagel baru I RT.02 Surabaya

Jumlah penduduk suatu wilayah = 199 = Luas wilayah ( km² / Ha)

► Administratif

Kelurahan : Kelurahan Ngagel Surabaya

Kecamatan : kecamatan Wonokromo

Kabupaten : Surabaya

Provinsi : Jawa timur

Batas wilyah : Timur : rel kereta api Ngagel

Barat : Jl. Upajiwa

Utara : RT 03 RW 02 Ngagel baru I Surabaya

Selatan : Sungai Kalibokor

► Geografi

Pulau : Jawa

Kawasan : Kawasan pemukiman penduduk di tepi rel kereta api.

Kepadatan Penduduk (KP)

=

1. Kepadatan penduduk bersih

2. Kepadatan penduduk kotor

3. Migrasi in

Migrasi in adalah proses aktivitas penduduk untuk masuk dan menetap di wilayah

tujuan yaitu lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02. Proses migrasi ini terjadi pada wilayah

studi, sehingga migrasi berpengaruh pada kepadatan penduduk. Itu dapat terlihat pada

tahun 2009, dimana migrasi tersebut mempengaruhi pertumbuhan penduduk sebesar 8

penduduk yang berlatar belakang pernikahan dan perpindahan penduduk. Adapun

KP (bersih) = Jumlah penduduk = 199 = Wilayah terbangun

masuknya penduduk berdasarkan proses pernikahan sebesar 3 penduduk dan pada

proses perpindahan penduduk bertamabah sebesar 4 penduduk.

4. Migrasi out

Migrasi out adalah proses aktivitas penduduk untuk keluar dan tidak menetap kembali

di wilyah tertentu. Migrasi out pada lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02 tidak memilki

pengaruh terhadap persebaran penduduk karena sebagian besar penduduk adalah

penduduk yang menetap dan cenderung tidak berpindah.

5. Sirkulasi

Sirkulasi adalah gerakan berselang antara tempat tinggal dan tempat tujuan. Sirkulasi

di Lokasi Ngagel baru I RT.02 RW 02 ini terbilang rendah karena sebagian besar

penduduknya merupakan penduduk asli dan menetap secara konstan. Sehingga

pergerakan sirkular seperti kebutuhan pekerjaan dan lain – lain tidak terdapat di wilayah

tersebut.

P = AB + A

P = 37 = 0,53 33 + 37

BAB III

ANALISIS KEPENDUDUKAN

Analisis dasar Kependudukan.

Dalam Analisis Kependudukan ini, kelompok kami menggunakan teori Random

Sampling guna mempermudah melakukan analisa. Dari Jumlah keseluruhan penduduk

Ngagel Baru I sebesar 199 penduduk , dengan menggunakan Random Sampling maka

kami menggunakan sampel 70 penduduk . Dalam penduduk tersebut terdapat ? kepala

keluarga dan jumlah penduduk pria sebesar ? orang dan jumlah penduduk perempuan

sebesar ? orang.

► Analisa Ukuran Komponen Demografi

Pengukuran penduduk dengan bilangan relatif, pengukuran struktur demografi ini

datanya berasal dari survey sekunder berupa quisioner .

1. Proporsi :

Proporsi penduduk Ngagel Baru I berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut.

Misal : A = Penduduk Laki – laki

B = Penduduk Perempuan

→ Proporsi Penduduk Laki – laki

P = B x 100 %B + P

Presentase ( A ) = B X 100 % = 0,53 x 100 % = 53 % B+A

Presentase ( B ) = A X 100 = 0,47 x 100 = 47% A+B

→ Proporsi Penduduk Perempuan

→ Substansi ;

Pada pengukuran analisa komponen demogarfi berupa proporsi penduduk dapat

terlihat bahwa di kawasan Ngagel Baru I RT.02 memilki proporsi penduduk yang besar

pada penduduk yang berjenis kelamin laki – laki. Sehingga dari 70 sampel mayoritas

penduduk di kawasan tersebut berjenis kelamin Laki – laki.

Presentase Penduduk

Presentase penduduk didapatkan dengan menggunakan rumus :

→ Presentase penduduk dengan jenis kelamin laki – laki

→ Presentase penduduk dengan jenis kelamin perempuan

P = B A + B

P = 33 = 0,47

33 + 37

Perbandingan Penduduk = Laki-Laki = 37 = 1.12 Perempuan 33

SR = A x K B

→ Substansi ;

Presentase penduduk di kawasan Ngagel Baru I memilki perbedaan 6 %. Dari data

tersebut dapat diasumsikan bahwa tingkat fertilitas dan factor migrasi penduduk selama

tahun 2005 hingga tahun 2009 banyak yang berjenis kelamin laki – laki dibanding

perempuan.

1. Perbandingan penduduk berdasarkan Jenis kelamin

Perbandingan penduduk berdasarkan jenis kelamin ini menempatkan penduduk yang

berjenis kelamin laki – laki lebih besar 1,12 dibandingkan penduduk yang berjenis kelamin

perempuan. Perbandingan penduduk ini tidak besar karena dari 70 sampling perbedaan

jumlah penduduknya hanya sebesar 4 orang penduduk.

2. Rasio

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam suatu satuan

tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio ( ratio) adalah perbandingan dikalikan 100. Ukuran

rasio ini sangat sering dipergunakan. Dibawah ini beberapa pengukuran rasio yang ada

pada daerah Ngangel baru I RT.02 RW.02 ;

- Rasio jenis kelamin ( sex ratio = SR ).

Keterangan Simbol : A merupakan penduduk dengan jenis kelamin Laki – laki.

B merupakan penduduk dengan jenis kelamin perempuan

Rumus :

SR = A x K = 37 x 100 = 112 B 33

Dimana :

A = Jumlah penduduk laki – laki

B = Jumlah penduduk perempuan

K = Konstanta (100)

Maka,

→ Substansi :

SR sebesar 112 memliiki arti bahwa setiap 112 penduduk laki – laki sebanding

dengan 100 penduduk perempuan. Jika, rasio tersebut berada di bawah angka 100 maka

dapat dinyatakan bahwa daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 memilki permasalahan pada

kekurangan tenaga laki – laki untuk melaksanakan pembangunan. Dan permasalahan yang

lainnya. Namun juga sebaliknya, Apabila rasio tersebut jauh diatas 100 maka dapat

menimbulkan masalah seperti perkawinan karena tidak berimbangnya komposisi penduduk

berdasarkan jenis kelamin. Akan tetapi, sample yang di ambil sebesar 70 penduduk, hasil

rasio yang di dapat tidak terpaut jauh sehingga penduduk berdasarkan jenis kelamin ini

dapat dikatakan berimbang, hal ini terjadi karena pengaruh komposisi demografi yang

berimbang berdasarkan jenis kelamin penduduknya .

- Rasio Jenis Kelamin Menurut umur

Golongan

Umur

Penduduk laki –

laki

Penduduk Perempuan Rasio jenis

Kelamin (SR)

0 – 4 3 0 0

5 – 9 3 2 150

10 – 14 5 3 166,667

15 – 19 1 5 20

20 – 24 1 4 25

25 – 29 4 1 400

30 – 34 1 6 16,667

35 – 39 5 3 166,667

40 – 44 5 0 0

45 – 49 0 1 0

50 – 54 2 2 100

55 – 59 4 2 200

60 – 64 2 3 66,667

65 + 1 1 100

JUMLAH 37 33 1411,668

→ Substansi ;

Berdasarkan hasil rasio jenis kelamin penduduk menurut umur, dapat dilihat bahwa

banyak rasio jenis kelamin diatas 100. Hal ini disebabkan banyaknya penduduk di Ngagel

Baru I RT.02 RW.02 yang berumur tua seperti umur 55 – 59. Juga sebagian penduduk

yang belum produktif. Jumlah kelahiran bayi yang lebih banyak berjenis laki – laki juga

menyebabakan rasio pada umur 0 – 4 memiliki rasio 0.

Untuk memperjelas rasio jenis kelamin menurut umur di daerah Ngagel baru I Rt.02

RW.02 maka kami menggunakan diagram sebagai berikut ;

SRB = BM x K BF

SRB = BM x K = 1 x 100 = 0 BF 0

0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65+0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

- Rasio Jenis Kelamin Kelahiran ( sex ratio at birth = SRB )

Rumus :

Keterangan ; SRB = Rasio jenis kelamin kelahiran

BM = Jumlah Kelahiran bayi laki – laki

BF = Jumlah Kelahiran bayi perempuan

K = Konstanta

Rasio jenis kelamin kelahiran pada daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 sebesar 0

karena tidak adanya fertilitas yang terjadi pada tahun ini dengan jenis kelamin perempuan.

Hal ini juga dipengaruhi oleh rendahnya tingkat fertilitas di daerah tersebut.

CWR = P (0-4) x K Pf (15 – 49)

CWR = 1 x 100 = 2,70 37

- Rasio Anak perempuan (Child woman ratio = CWR).

Pengertian ; Rasio Anak perempuan adalah perbandingan antara anak, yaitu jumlah

penduduk di bawah usia lima tahun terhadap jumlah perempuan usia subur ( usia

melahirkan atau usia reproduksi) yaitu umur 15 tahun sampai 49 tahun. Adapun data

sample sebesar 70 penduduk ini akan digunakan untuk melihat tinggi – rendahnya tingkat

kelahiran di wilayah studi.

Adapun rumusnya sebagai berikut ;

Keterangan ; CWR = rasio anak wanita

P(0-4) = Jumlah penduduk usia dibawah 5 tahun

Pf(15 – 49) = Jumlah penduduk perempuan usia 15 – 49 tahun

K = angka konstanta (100)

Maka,

→ Substansi

Rasio anak perempuan ini dapat dikatakan kecil. Dapat dilihat walaupun jumlah

penduduk produktif yang berjenis kelamin perempuan banyak akan tetapi tingkat fertilitas

penduduknya rendah, yaitu pada tahun 2009 (mei), kelahiran bayi hanya terjadi satu kali.

- Rasio Beban tanggungan ( Dependency Ratio = DR )

Rasio beban tanggungan ini digunakan untuk melihat mayoritas kelompok umur

produktif, belum produktif, dan tidak produktif di Ngagel Baru I RT.02.Dengan penghitungan

rasio ini dapat juga digunakan untuk melihat beban tanggungan kelompok umur yang

produktif sebagai mayoritas kepada kelompok umur tidak produktif sehingga akan terjadi

beban tanggungan di dalamnya. Untuk melihat DR di Ngangel maka akan dihitung dengan

Rasio beban tanggungan (DR) = Penduduk umur (0-14) + penduduk umur 65 tahun x kPenduduk umur (15 – 64 th)

DR =16 + 2 . 100 = 34,61 52

Rumus ;

Maka,

→ Substansi ;

DR (dependency ratio) sebesar 34,61 memilki makna bahwa setiap 52 penduduk

berumur produktif di Kawasana Ngagel baru I memilki beban tanggungan sebesar 34,61

terhadap penduduk yang tidak produktif. Angka DR ini tinggi karena perbandingan umur

produktif dengan tidak produktif terpaut jauh. Sehingga, tingginya angka rasio beban

tanggungan ini merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi penduduk Kawasan

Ngagel Baru I karena sebagian besar pendapatan umur produktif digunakan untuk

memenuhi kebutuhan mereka yang tidak produktif.

3. Piramida Penduduk.

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan secara

visual pada sebuah grafik yang disebut piramida. Dengan adanya piramida penduduk ini

maka informasi terhadap karakteristik penduduk di Kawasan Ngagel Baru I akan tersaji

dengan kemudahan dalam pemahaman informasi tersebut. Piramida ini juga dapat

menyajikan informasi mayoritas penduduk berdasarkan kelompok umur, sehingga informasi

tersebut dapat diolah guna mengetahui masalah – masalah kependudukan berupa tinggi

dan rendahnya tingkat fertilitas / mortalitas yang ada di Kawasan Ngangel Baru I.

Kelompok

Umur

(Tahun)

Laki – laki % Perempuan %

0 – 4 3 8 0 0

5 – 9 3 8 2 6

10 – 14 5 13 3 9

15 – 19 1 3 5 16

20 – 24 1 3 4 12

25 – 29 4 11 1 3

30 – 34 1 3 6 18

35 – 39 5 13 3 9

40 – 44 5 13 0 0

45 – 49 0 0 1 3

50 – 54 2 5 2 6

55 – 59 4 12 2 6

60 – 64 2 5 3 9

65 + 1 3 1 3

JUMLAH 37 100 % 33 100%

7 6 5 4 3 2 1 6 5 4 3 2 1 7

PerempuanLaki-laki

0-4

0-4

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-59

50-54

55-59

60-64

65 +

0-4

0-4

10-14

15-19

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-59

50-54

55-59

60-64

65 +

PIRAMIDA PENDUDUK LOKASI NGAGEL BARU I RT.02 RW.02 SURABAYA

→ Substansi ;

Apabila dilihat dari hasil piramida penduduk di atas, Piramida ini menunjukkan

bahwa sebagian besar penduduknya adalah penduduk yang berumur produktif. Juga dapat

dilihat bahwa fertilitas dan mortalitas juga relatif rendah, sehingga penduduk yang memilki

jumlah banyak hanya pada kelompok umur tertentu.Oleh karena itu, berdasarkan

komposisi penduduk menurut umur dan jens kelamin, arah karakteristik piramida penduduk

daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 lebih bersifat stasioner.

4.UMUR MEDIAN

Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian

dengan jumlah yang sama. Bagian pertama lebih muda daripada “median age”. Umur

median ini ditentukan berdasarkan umur dari sebagian penduduk yang lebih tua dan

umur bagian penduduk yang muda. Kegunaan umur median adalah untuk mengukur

tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-kelompok umur tertentu.

Md = 1MD + N/2 – fX . i

fMD

Keterangan :

1MD : batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah N/2

N : jumlah penduduk

fX : jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang

mengandung N/2

fMD : jumlah penduduk dengan kelompok umur dimana terdapat nilai N/2

i : ‘class interval’ umur

No Umur Jumlah Kumulatif

1 0-4 3 3

2 5-9 5 8

3 10-14 8 16

4 15-19 6 22

5 20-24 5 27

6 25-29 5 32

7 30-34 7 39

8 35-39 8 47

9 40-44 5 52

10 45-49 1 53

11 50-54 4 57

12 55-59 6 63

13 60-64 5 68

14 65 + 2 70

Total 70 70

Rumus ;

Md = 1MD + N/2 – fX . i

fMD

Pm = Po + (n + m) . (Pn – Po)n

= 30 + 35 – 32 . 5

7

= 31,27

→ Substansi

Dilihat dari hasil umur median di daerah Ngagel baru I RT.02 RW.02 menunjukkan

umur 31 tahun. Dengan demikian rata – rata umur tebesar di daerah tersebut adalah

penduduk yang berumur 31 tahun.

5. Estimasi dan Proyeksi penduduk.

► Estimasi penduduk :

Untuk mendapatkan data Estimasi penduduk ini maka dibutuhkan data tahun awal

berupa data perkembangan penduduk. Kami memakai tahun 2005 sebagai tahun awal.

Adapun Tabel guna mencari estimasi penduduk lokasi Ngagel Baru I RT.02 RW.02 sebaga

berikut

TAHUN JUMLAH PENDUDUK2005 1822006 1902007 1892008 190

2009 ( Mei) 199

Dari tabel diatas dapat dijadikan acuan guna melihat estimasi penduduk 5 tahun yang akan datang (time series). Adapun penghitungan secara ilmiah sebagai berikut ;

Pm = Po + (n + m) . (Pn – Po) n

Pm = 182 + ( 4 + 6 ) ( 199 – 182 ) 4= 182 + 10 / 4 . 17= 182 + 42,5= 224, 5

Rumus ;

Dimana : Po = Jumlah penduduk tahun awal.

Pn = Jumlah penduduk pada tahun n

n = Periode tahun ( Pn – Po )

m = Periode waktu dalam tahun ( Pm – Po )

Diketahui : Po = 182

Pn = 199

n = 4 m = 6

n m

Po Pn Pm

2005 2009 (April) 2015

Sehingga,

→ Substansi ;

Dari jumlah perhitungan Estimasi penduduk. Didapatkan prediksi secara ilmiah

bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk Ngagel Baru I akan meningkat menjadi 224

penduduk. Laju pertumbuhan penduduk dapat bertambah jika terjadi fertilitas dan migrasi

Pn = Po (1+ r n) 199 = 190 (1 + r ) 199 = 190 + 190 r 9 = 190 r 190 = r 9 r = 0,04 = 4%

naik sampai akhir penghujung tahun 2009. Sehingga yang menjadi permasalahan adalah

kepadatan penduduk yang semakin tinggi ini akan berdampak pada penggunaan lahan

yang semakin meningkat, padahal jika ditilik langsung pada wilayah studi, Ngagel baru I

merupakan pemukiman penduduk yang memilki intensitas bangunan yang padat. Tidak

hanya itu penggunaan lahan yang dibangun guna memenuhi kebutuhan peningkatan

penduduk akan berdampak juga pada arah pengembagan wilayah yang terpacu pada

peningkatan kebutuhan pemukiman saja.

► Proyeksi Penduduk

Proyeksi penduduk adalah penghitungan matematis yang di dasarkan pada

prediksi pertumbuhan penduduk yang akan datang. Proyeksi penduduk memilki manfaat di

bidang perencanaan, karena dengan adanya penghitungan ilmiah ini maka akan dengan

mudah merencanakan tata ruang berdasarkan aspek kependudukan.

Pertumbuhan penduduk yang terdapat di Ngagel baru I akan dapat digunakan

untuk melakukan Proyeksi penduduk. Adapun rumus yang digunakan adalah ;

Dimana ; Po = Pertumbuhan penduduk awal

r = Angka pertumbuhan penduduk

n = Periode dalam tahun

maka,

Penduduk tahun 2008 = 199 penduduk

Penduduk tahun 2009 = 190 penduduk

Dengan prediksi pertumbuhan penduduk sebesar 4 % setiap tahunnya maka dapat

dilakukan proyeksi penduduk pada tahun 2010 hingga 2015. Adapun hasil proyeksinya

adalah sebagai berikut ;

Pn = Po ( 1+ r n )

→ Substansi

Hasil proyeksi penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 menunjukkan bahwa

pertumbuhan penduduk akan meningkat sebesar 4 % di setiap tahunnya. Pertumbuhan

penduduk ini dapat digolongkan rendah karena setiap tahunnya ± 9 penduduk bertambah

di wilayah tersebut. Akan tetapi data proyeksi ini masih akan dipengaruhi oleh pengaruh

demografi dan prediksi ini hanya mengacu pada perkembangan penduduk dan tidak secara

akurat terhadap kondisi demografi penduduknya.

2010 = 199 ( 1 + 0,04.1) 2013 = 223,84 (1+0,04)

= 206,96 = 232,80

2011 = 206,96 ( 1+ 0,04) 2014 = 232,80 (1+0,04)

= 215,23 = 242.112

2012 = 215,23 ( 1 + 0,04) 2015 = 242,112 (1+0,04)

= 223,84 = 251,79

BAB IV

ISU KEPENDUDUKAN

1. Kemiskinan

Kemisikinan merupakan permasalahan kependudukan yang banyak terjadi saat ini.

Apabila dilihat dari hasil analisa yang ada, problem kemiskinan memliki potensi besar

terjadi di Ngagel baru I RT.02 RW.02. Peluang kemiskinan yang terjadi di wilayah tersebut,

memliki alasan dan acuan terhadap rasio beban tanggungan (DR), hasil survey primer

yang banyak menempatkan penduduk ngagel baru I RT.02 RW.03 yang tidak memilki

pekerjaan, laju pertumbuhan penduduk semakin meningkat, pendidikan penduduk yang

relatif minim, dan kondisi wilayah yang kurang mendukung guna melakukan aktivitas

ekonomi.

Hasil analisa kependudukan berupa rasio beban tanggungan (DR) menunjukkan

bahwa penduduk usia produktif harus memenuhi kebutuhan usia tidak produktif. Besar

beban rasio tanggungan yang mencapai 34,61 dapat diasumiskan bahwa 100 orang

penduduk produktif harus menanggung kebutuhan penduduk sebesar ± 35 penduduk usia

tidak produktif. Akan tetapi kenyataan pada data lapangan berupa kuisioner, banyak

penduduk yang memliki tingkatan umur produktif akan tetapi tidak memilki pekerjaan / tuna

karya. Juga dapat dilihat dari komposisi penduduk yang ada di keluarga, banyak penduduk

yang rata – rata memiliki anak dan anggota keluarga dengan usia lanjut. Hal ini

menyebabkan angka beban tanggungan semakin tinggi dan terdapat sebuah kenyataan

yang ada bahwa dalam satu keluarga hanya terdapat satu anggota keluarga yang memiliki

pekerjaan. Oleh karena itu, hasil analisa terhadap DR penduduk ini dapat dijadikan alasan

nyata bahwa kawasan ini memilki potensi / isu kependudukan terhadap permasalahan

kemiskinan.

Analisa komposisi penduduk berupa tingkat pendidikan juga menjadi indikator kuat

guna mengangkat isu kependudukan berupa kemiskinan. Karena dampak dari rendahnya

kualitas pendidikan penduduk menyebabkan terjadinya pengangguran. Permasalahan ini

tak ubahnya alur yang saling bergantungan. Kualitas pendidikan penduduk ngagel yang

mayoritas memilki tingkatan hanya pada SD dan SLTP menjadikan penduduk sulit untuk

melakukan kegiatan ekonomi.

Laju pertumbuhan penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 yang cenderung meningkat

mengakibatkan dampak pada pertumbuhan ekonomi penduduk, karena kebutuhan dasar

hidup akan semakin tinggi. Semakin meningkatnya pertumbuhan penduduk ini juga bernilai

negatif pada kualitas kehidupan bahkan angka harapan hidup. Sehingga menimbulkan

sebuah anggapan, bahwa permasalahan ini mengakibatkan wilayah ini akan mengalami

kesenjangan ekonomi yang juga berdampak pada kualitas hidup penduduk berupa

kesehatan, pendidikan, gizi yang buruk, dan tidak terciptanya kualitas hidup yang

berimbang.

Adapun hubungan permasalahan kemiskinan terhadap perencanaan wilayah kota

yaitu permasalahan tersebut menghambat konsep kota berkelanjutan. Karena menurut

prof.Johan Silas, kota berkelanjutan memiliki ciri – ciri ; membangun ekonomi kota yang

kuat dan merata untuk menjamin kehidupan warga yang semakin sejahtera dengan meniitik

beratkan pada peningkatan intelektualitas warga pada umumnya, menjamin mutu

lingkungan hidup yang baik dengan membuat kota hijau, bersih dan nyaman. Dari ciri – ciri

tersebut, dapat disimpulkan bahwa kondisi kependudukan di Ngagel Baru I Rt.02 RW.02

merupakan faktor penghambat guna menciptakan kota yang berkelanjutan. Faktor – faktor

penghambat tersebut adalah kualitas intelektual penduduk yang minim karena tingkat

pendidikan yang mayoritas rendah, lalu perekonomian penduduk yang belum kuat atau

penduduk yang masih berada pada kalangan menengah kebawah, dan juga kondisi faktual

wilayah yang kurang nyaman (karena pemukiman penduduk yang berada di tepi rel),

kurang bersih, dan kepadatan bangunan yang mengakibatkan pada kurangnya suasana

hijau di wilayah tersebut. Sehingga Isu kemiskinan tersebut memiliki hubungan yang kuat

berupa dampak pada kualitas perencanaan dan arah pengembangan penduduk

selanjutnya.

BAB V

KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN

Kebijakan merupakan sebuah solusi untuk meyelesaikan permasalahan yang ada,

sehingga kebijakan tersebut diharapkan mampu menyelesaikan atau meminimalisir

permasalahan yang ada. Kebijakan terhadap permasalahan kependudukan yang terjadi di

daerah Ngagel Baru I RT.02 RW.02 adalah ;

► Peningkatan Taraf Pendidikan

Ditinjau dari analisa data komposisi penduduk terhadap tingkat pendidikan.

Didapatkan permasalahan pada kualitas pendidikan penduduk. Permasalahan tersebut

berdampak pada kemiskinan, karena sebagian besar penduduk yang memiliki tingkat

pendidikan rendah banyak yang tidak memilki pekerjaan. Oleh karena itu solusi atau

kebijakan terhadap permaslahan ini adalah dengan meningkatkan taraf pendidikan pada

penduduk terutama usia pelajar. Sehingga, perkembangan penduduk akan menjadi lebih

baik di tahun – tahun selanjutnya. Tingginya taraf pendidikan adalah indikator kuat guna

mengentaskan permasalahan yang terjadi di daerah tersebut karena pendidikan itu dapat

dijadikan modal baik untuk menciptakan dan mendapatkan pekerjaan baru. Bukan hanya

itu saja, meningkatnya taraf pendidikan penduduk akan berdampak juga pada semakin

tingginya kualitas SDM yang ada di daerah tersebut. Sehingga, terjadi proses simbiosis

yang saling menguntungkan yaitu Masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan

akan terbantu dengan semakin lebarnya lowongan pekerjaan yang dibuat oleh penduduk

yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi.

► Peningkatan Etos Kerja

Peningkatan etos kerja ini juga merupakan solusi terhadap permasalahan

kemiskinan. Dengan meningkatakan mental masyarakat untuk berinovasi dalam

menciptakan lapangan kerja baru. Hal ini juga dapat berdampak positif untuk penduduk

untuk tidak berfikir secara konsevatif dan apatis terhadap hal baru. Oleh karena itu,

peningkatan etos kerja ini akan membantu penduduk Ngagel Baru I meningkatkan

kreativitas dalam bidang pemenuhan kebutuhan dasar manusia berupa pendapatan di

bidang ekonomi.

► Peningkatkan Lapangan Pekerjaan

Peningkatan Lapangan pekerjaan merupakan solusi terpenting guna memberantas

pengangguran yang berdampak pada kemiskinan. Peningkatan lapangan pekerjaan ini,

akan membantu penduduk Ngagel baru I RT.02 RW.02 untuk mendapatkan pekerjaan

sehingga pemerataan pendapatan akan meningkat dengan baik. Tidak hanya itu, jika

penduduk memilki lapangan pekerjaan maka akan membantu mengurangi beban

tanggungan hidup berupa pemenuhan kebutuhan dasar untuk anggota keluarga yang tdak

berusia produktif.

► Peningkatan Fasilitas

Peningkatan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan lain –lain merupakan bagian

penting guna mengurangi kemiskinan yang terjadi. Apabila fasilitas tersebut terpenuhi

maka penduduk akan semakin terbantu oleh permasalahan kesehatan dan rendahnya

tingkat pendidikan. Usaha peningkatan fasilitas ini merupakan bagian penting dalam

melakukan perencanaan tata ruang di wilayah studi. Oleh karena itu, arah pembangunan

fasilitas harus disesuaikan dengan kondisi ekonomi penduduk dan peningkatan fasilitas ini

merupakan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk Ngagel baru I.

→ Kebijakan Pemerintah terhadap permasalahan ini adalah ;

- Kebijakan jaringan pengaman social jangka pendek berupa Bantuan Langsung

Tunai (BLT) yang dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok sehari

– hari.

- Kebijakan pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin, seperti

Jamkesmas. Dengan Pelayanan kesehatan gratis tersebut maka penduduk miskin akan

semakin terjaga kualitas hidupnya dan mampu menanggulangi gangguan kesehatan yang

di deritanya bahkan meningkatkan kesejahteraan masyrakat miskin.

- Kebijakan Sekolah Gratis yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan

dengan meningkatkan kualitas SDM di bidang pendidikan.

- Kebijakan penyisihan dana keuntungan BUMN sebesar 1% - 5% untuk pembinaan

usaha kecil dan koperasi (SK Menkeu). Sehingga masyarakat mampu secara mandiri

mebuka lapangan usaha guna memberantas tingkat pengangguran yang semakin

meningkat.

- Penyaluran dana KUR (kredit Usaha Rakyat), dimana memiliki tujuan untuk

pemberian modal usaha bagi masyrakat menengah kebawah untuk membuka lapangan

usaha secara mikro.

- Program PNPM Mandiri (Program nasional pemberdayaan masyarakat) yang mulai

dilaksanakan pada tanggal 30 April 2007 dan di sepakati oleh Presiden, Menko Kesra, dan

Menko Perekonomian. Program ini sebagai instrumen dalam percepatan penanggulangan

kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

- Pembentukan Tim Koordinasi penangulangan kemiskinan yaitu pada peraturan

presiden RI no.54 tahun 2005,yang melibatkan seluruh menteri sehingga terlihat upaya

yang dilakukan pemerintahan dalam menanggulangi kemiskinan.

- Penanganan kemiskinan dengan menggunakan konsep P2KP yaitu program

penanggulangan kemiskinan di era multi krisis yang di introdusir pemerintah melalui

fasilitas bank dunia dengan mengacu pada strategi penyelenggaraan tribina (bina social,

bina ekonomi, dan bina lingkungan), pemberian dana hibah untuk pembangunan prasarana

dasar lingkungan, serta pinjaman dana bergulir untuk modalkerja kegiatan produktif,

penyelenggaraan pelatihan ketrampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan SDM untuk

dapat membuka peluang usaha baru, peningkatan pasrtisipasi aktif masyrakat agar inisiatif

mereka dapat ditumbuhkan dan diwujudkan, dan pendampingan pada KSM.

DAFTAR PUSTAKA

Buku ;

Mantra, Prof. Ida bagus, Demografi umum edisi kedua, Yogyakarta: Pustaka pelajar,

2007.

Internet ;

www.google.com/ kebijakan kemiskinan

www.google.com/ isu kemiskinan