Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

19
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan. Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya yaitu mengetahui reaksi dinding sel bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998). Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998). Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran negative, maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme (Sutedjo, 1991). 1.2 Tujuan Percobaan

description

MIKRO

Transcript of Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

Page 1: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

BAB IPENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang

khas begitu pula dengan bakteri. Bakteri yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan

air, dimana sel-sel bakteri yang ada di suspensikan. Salah satu cara unutk mengamati bentuk sel

bakteri sehingga mudah di identifikasi adalah dengan cara metode pengenceran atau pewarnaan.

Hal tersebut berfungsi untuk mengetahuisifat fisiologisnya  yaitu mengetahui reaksi dinding sel

bakteri melalui serangkaian pengecetan atau pewarnaan (Dwidjoseputro, 1998).

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu

tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Unutk mengatasi hal tersebut maka

dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah

diamati. Oleh karena itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling

utama dalam penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwidjoseputro, 1998).

Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan praktikum kali ini unutk mengetahui teknik

pewarnaan mikroorganisme baik itu dengan cara pewarnaan sederhana, pengenceran negative,

maupun pengenceran gram serta mengetahui morfologi mikroorganisme (Sutedjo, 1991).

1.2  Tujuan Percobaan

-          Mengetahui macam-macam metode pewarnaan.

-          Dapat membedakan bakteri gram positif dan negative dengan metode pewarnaan.

-          Mengetahui macam-macam zat warna yang digunakan dalam pewarnaan.

 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Bakteri atau mikroba lainya dapat di lihat dengan mikroskop biasa tanpa yaitu dengan

cara-cara khusus, misalnya dengan cara tetesan bergantung,menggunakan kondensor medan

gelap dan lain-lain.Tetapi pengamatan dari pewarnaan ini lebih sukar dan tidak di pakai untuk

Page 2: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

melihat bagian-bagian sel dengan teliti, karena sel bakteri dan mikroba lainya transparan.

Melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri itu tidak

berwarna  juga transparan dan sangat kecil untuk mengatasi hal tersebut maka di kembangkan

suatu teknik pewarnaan bakteri ,sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah di amati. Oleh karena

itu teknik pewarnaan sel bakteri ini merupakan salah satu cara yang paling utama dalam

penelitian-penelitian mikrobiologi (Dwijoseputro, 2005).

             Macam –macam pewarnaan

A.    Pewarnaan negatif

            Pada pewarnaan ini merupakan pewarnaan tidak langsung  karena yang di warnai adalah

latar belakangnya, sedangkan bakerinya sendiri tidak mengalami pewarnaan. Zat warna yang di

gunakan adalah nigrosin.

B.     Pewarnaan sederhana

Pewarnaan sederhana adalah pewrnaan yang menggunakan zat warna yang tunggal 

bertujuan untuk mengindentifikasi morfologi sel bakteri. Pada pewarnaan ini zat warna yang

kami gunakan adalah gentiana violet.

C.     Pewarnaan gram  

Pewarnaan gram atau metode gram adalah  salah satu teknik pewarnaan yang paling

penting dan luas di gunakan untuk mengidentifikasi bakteri. Dalam proses ini, olesan bakteri

yang sudah terfiksasi di kenai larutan-larutan berikut zat pewaraan Kristal violet, larutan yodium,

larutan akohol(bahan pemucat) dan zat pewarnaan tandinganya berupa zat warna safranin atau

air fucshin. Metode ini di beri nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian

Gram (1853-1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk  membedakan antara

pneumokokus dan bakteri Klebsiela, pneumonia. Bakteri yang telah diwarnai dengan metode ini 

dibagi menjadi dua kelompok yaitu, bakteri gram positf dan bakteri gram negatif. Bakteri garam

positif akan memprtahankan zat pewarna kristal violet dan karenanya akan tampak berwarna

ungu tua di bawah mikroskop. Adapun bakteri gram negatif akan kehilangan zat pewarna Kristal

violet setelah dicuci dengan alkohol dan sewaktu diberi zat pewarna tandingnya yaitu dengan zat

pewarn air fucshin atau safranin akan tampak berwarna merah. Perbedaan warna ini di sebabkan

oleh perbedaan dalam struktur kimiawi dinding selnya (Pelczar, 2007).

      Bakteri gram positif adalah bakeri yang mempertahankan zat warna metal ungu sewaktu

proses pewarnaan gram. Bakteri jenis ini akan berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop

Page 3: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah atau merah muda. Perbedaan klasifikasi

antara kedua jenis bakteri ini  terutama berdasarkan pada perbedaan struktur dinding sel

bakteri .Bakteri gram negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat metal ungu pada

metode pewarnaan gram. Bakteri gram-positif akan mempertaahankan warna ungu gelap setelah

di cuci dengan alkohol.

Sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram suatu pewarnaan

penimbal (conterstain)di tambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-

negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk

mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini perbedaan struktur dinding selnya. Banyak spesies

organisme inang, sifat pathogen ini umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding

sel gram-negatif terutama lapisan lipopolisakarida (Pelczar, 2007).

D.    Pewaranaan spora/ flagel

Spora bakteri adalah bentuk bakteri yang sedang dalam usaha mengamankan diri

terhadap pengaruh buruk dari luar.spora bakteri mempunyai fungsi yang sama sepertti kristal

amoeba, sebab bakteri dalam bentuk spora dan amoeba dalam bentuk Kristal merupakan suatu

fase di mana kedua mikroorganisme itu berubah bentuk untuk melindungi diri terhadap faktor

luar yang tidak menguntungnkan. Endospora hanya terdapat pada bakteri merupakan tubuh

dinding  yang tebal yang sangat refraktif, dan sangat resisten. Dihasilkan oleh semua spesies

basillus, clostidum, dan sporosarcina. Bakteri yang mampu membentuk endospora dapat tumbuh

dan bereproduksi selama banyak generasi sehingga sel vegetatif. Namun pada beberapa tahapan

di dalam pertumbuhanya, terjadi sintesis protoplasma baru dalam sitoplasma vegetatifnya yang

di maksudkan untuk menjadi spora (Pelczar, 2007).

Bentuk spora ada yang bulat, ada pula yang bulat panjang. Hal ini tergantung oleh

spesisesnya endospora ada yang lebih kecil ada pula yang lebih besar dari pada diameter sel

induk. Letak sel di dalam sel serta ukurannya dalam pembentukanya  tidaklah sama bagai semua

spesies. Sebagai contoh beberapa spora adalah sental yang dibentuk ditengah-tengah sel, yang

kedua adalah terminal yang dibentuk diujung, ketiga yaitu  subterminal yang dibentuk di dekat

ujung. Pada umumnya sporulasi itu mudah terjadi jika keadaan medium memburuk dan zat-zat

yang timbul sebagai zat-zat pertukaran zat bertimbun-timbun dan faktor-faktor luar lainya

merugikan tetapi pada beberapa spesies mampu membentuk spora meskipun tidak terganggu

oleh faktor luar. Sporulasi dapat di cegah, jika selalu diadakan pemindahan piaraan ke medium

Page 4: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

yang baru, beberapa spesies bakteri dapat kehilangan kemampuanya untuk membentuk spora-

spora dapat tumbuh lagi menjadi bakteri apabila keadaan di luar menguntungkan. Mula-mula air

meresap ke dalam spora, kemudian spora mengembang dan kulit spora menjadi retak karenanya 

keretakan ini dapat terjadi pada salah satu ujung. Tetapi juga dapat terjadi di tengah-tengah

spora. Hal ini merupakan cirri khas bagi beberapa spesies bacillus, jika kulit spora pecah di

tengah-tengah maka masing-masing pecahan akan merupakan suatu tutup pada kedua ujung

bakteri (Pelczar, 2001).

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri sebagai berikut:

1.      Fiksasi

Fiksasi perlu dilakukan sebelum pewarnaan bakteri karena berguna merekatkan sel

bakteri pada gelas objek, membunuh bakteri, melepaskan granula (butiran) protein menjadi

gugusan reaktif (NH3+) membuat sel-sel lebih kuat, mencegah terjadinya otolisis sel, mengubah

avinitas, fiksasi dapat dilakukan secara fisik atau dengan bahan kimia.

2.      Peluntur zat warna

Peluntur zat warna berguna untuk menghasilkan kontras yang lebih baik pada bayangan

mikroskop. Pada umumnya, sel-sel yang mudah diwarnai akan lebih mudah pula dilunturkan

warnanya. Sedangkan sel-sel yang sukar diwarnai akan lebih sukar dilunturkan warnanya.

3.      Substrata

Merupakan zat warna asam atau basa dapat bereaksi dengan senyawa-senyawa tertentu.

Oleh karena itu, senyawa-senyawa organik seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat

akan mempengaruhi pewarnaan. Berdasarkan jenis zat warna yang diserap oleh sel, maka dapat

dibedakan tiga macam sel yaitu: sel-sel asidofil, basodill dan sudanofil.

4.      Intensifikasi warna

Zat warna dapat diintensifikasikan dengan cara menambahkan mordan, yaitu zat kimia

yang dapat menyebabkan sel-sel bakteri dapat diwarnai lebih intensif karena zat warna terikat

lebih kuat daripada jaringan sel. Mordan dibagi atas dua macam, yaitu mordan asam dan mordan

basa. Mordan asam adalah mordan yang bereaksi dengan zat-zat warna basa. Sedangkan mordan

basa adalah mordan yang bereaksi dengan anion zat warna asam.

5.      Zat warna penutup atau zat warna lawan

Zat warna lawan adalah suatu zat warna basa yang berbeda warnanya dengan zat warna

mula-mula yang digunakan. Gunanya adalah untuk memberikan warna pada sel-sel yang berbeda

Page 5: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

warnanya dengan zat warna mula-mula. Zat warna penutup diberikan pada akhir pewarnaan

dengan tujuan untuk memberikan kontras pada sel-sel yang tidak menyerap zat warna utama

(Sutedjo, 1991).

  

BAB IIIMETODE KERJA

3.1  Waktu dan tempat

Praktikum mikrobiologi mengenai pewarnaan di laksanakan pada hari Rabu 06 April 2011

pukul 10.00-12.00 WITA. Bertempat di laboratorium Mikrobiologi  dan Bioteknologi  Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam  Universitas Mulawarman  Samarinda .

3.2  Alat dan bahan

3.2.1Alat-alat

-       Lampu bunsen

-       Pipel

-       Objek glass (kaca presparat dan penutup)

-       Tabung reaksi

-       Jarum oase

-       Mikroskop

-       Kipas angin

-       Kaca tipis

-       Spatula

-       Gunting

-       Spritus

-       Kertas saring

-       Pinset

-       Cover glass

-       Pensil

-       Kertas

3.2.2      Bahan- bahan

Page 6: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

-       Aquades

-       Alkohol 95 % + 70 %

-       Biakan murni satu jenis bakteri

-       Zat warna Kristal violet

-       Nigrosin

-       Larutan logol’s

-       Malachite green

-       Tissue

-       Crystal violet

-       Safranin

-       Methylen

-       Media Na

-       Nigrap

-       Tinta cina

3.3 Cara kerja

3.3.1 Pewarnaan sederhana

1.      Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%

2.      Dikeringkan (dilap) dengan tissue

3.      Difiksasi diatas lampu bunsen

4.      Ditetesi akuades

5.      Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat

6.      Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose

7.      Difiksasi diatas lampu bunsen, setelah kering, ditetesi larutan crystal violet, biarkan 1-2 menit

8.      Cuci dengan air mengalir sampai zat warnanya hilang

9.      Keringkan kaca preparat

10.  Amati dengan mikroskop, dan catat hasilnya

3.3.2 Pewarnaan negatif

1.      Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%

2.      Dikeringkan (dilap) dengan tissue

3.      Difiksasi diatas lampu bunsen

4.      Ditetesi akuades

Page 7: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

5.      Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat

6.      Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose

7.      Diambil larutan nigrosin (tinta cina)

8.      Keringkan (anginkan) kaca preparat

9.      Amati dibawah mikroskop dan catat hasilnya

3.3.3 Pewarnaan gram

1.      Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%

2.      Dikeringkan (dilap) dengan tissue

3.      Difiksasi diatas lampu bunsen

4.      Ditetesi akuades

5.      Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat

6.      Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose

7.      Keringkan dan fiksasi diatas lampu bunsen

8.      Setelah kering, teteskan zat warna crystal violet sebanyak 2-3 tetes dan diamkan selama 1 menit

9.      Cuci dengan air mengalir dan keringkan

10.  Teteskan lagi dengan larutan lugol, dan biarkan selama 1 menit, lalu cuci dengan air mengalir,

dan keringkan.

11.  Cuci lagi dengan alkohol 70% selam 30 detik

12.  Cuci dan keringkan

13.  Berikan larutan basil fuchsin atau safrina selama 2 menit

14.  Cuci dengan air mengalir dan keringkan

15.  Amati dengan mikroskop dan catat hasilnya

3.3.4 Pewarnaan spora

1.      Disterilkan kaca preparat dengan alkohol 70%

2.      Dikeringkan (dilap) dengan tissue

3.      Difiksasi diatas lampu bunsen

4.      Ditetesi akuades

5.      Difiksasi sampai tetesan akuades menyerap dan berbekas diatas kaca preparat

6.      Diambil secara aseptis suatu koloni dengan menggunakan jarum ose

7.      Tutup koloni tersebut dengan menggunakan kertas saring

8.      Teteskan 2-3 tetes malachite green

Page 8: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

9.      Difiksasi diatas lampu bunsen

10.  Diamkan selama 1 menit, setelah itu lepas kertas saring

11.  Bilas dengan akuades selama 30 detik

12.  Teteskan safranin selama 30 detik

13.  Keringkan

14.  Amati dengan mikroskop dan catat hasil

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1         Hasil pengamatan

Tabel hasil pengamatan pewarnaan dan cara-cara pewarnaan

No Pewarnaan Keterangan

1.

Pewarnaan sederhana         Perbesaran 40 x 10

        Bentuk sel seperti batang yang biasa

disebut basil

        Berwarna ungu

2. Pewarnaan negative

         Perbesaran 40 x 10

        Bentuk sel seperti batang atau sering

disebut basil.

        Berwarna ungu kemerah-merahan.

Page 9: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

3. Pewarnaan gram

        Perbesaran 40 x 10

        Bentuknya batang yang sering du sebut

dengan basil.

        Berwarna merah dan sekitarnya

berwarna orange.

4. Pewarnaan spora

 

        Perbesaran 40 x 10

        Bentuk bakteri basil

        Sporanya berwarna hijau

        Mikrobannya berwarna orange

4.2         Pembahasan

            Macam-macam pewarnaan yang di lakukan dalam praktikum tentang cara-cara

pewarnaan antara lain :

a.              Pewarnaan sederhana

Tujuan dari pewarnaan sederhana adalah mengidentifikasi morfologi sel bakteri dengan

menggunakan zat warna tunggal. Prinsipnya yaitu  pewarnaan ini hanya menggunakan satu

macam zat warna saja. Sebelum zat warna difiksasi terlebih dahulu pewarnaan ini dipakai untuk

melihat bentuk-bentuk bakteri. Zat warna yang di gunakan adalah Methylen blue, Crystal violet,

basic fuchin atau safranin. Fungsi zat warna: Crystal violet merupakan pewarna primer (utama)

yang akan memberi warna mikrioorganisme target. Crystal violet bersifat basa sehingga mampu

berikatan dengan sel mikroorganisme yang bersifat asam (Sutedjo, 1991).

b.             Pewarnaan Negatif

Tujuan dari pewarnaan negatif adalah untuk mengetahui bentuk mikroba dengan

pewarnaan-pewarnaan tidak langsung. Prinsip pewarnaan negatif adalah cara pengamatan

Page 10: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

mikrobiologi yang dapat di lakukan untuk membedakan spesies kecil dan cairan optiknya.

Pewarnaan ini merupakan pewarnaan yang di gunakan untuk melihat secara tidak langsung,

karena yang diwarnai adalah latar belakangnya, sedangkan bakterinya sendiri tidak mengalami

pewarnaan. Pada pewarnaan ini tidak di lakukan fiksasi karena itu dapat digunakan untuk

melihat bentuk-bentuk sel yang sesungguhnya dan untuk menentukan ukuran bakteri, karena

bakteri praktis tidak mengalami perubahan. Berbeda dengan pewarnaan lain, pewarnaan negatif

memungkinkan bakteri terlihat transparan dan tampak jelas. Fungsi zat warna: Safranin

merupakan pewarnaan tandingan atau pewarna skunder, zat ini berfungsi untuk mewarnai sel-sel

yang telah kehilangan warna utama dengan kata lain memberikan warna pada bakteri non target

(Pelczar, 2007).

c.              Pewarnaan Gram

Tujuan dari pewarnaan gram adalah untuk melakukan pengamatan morfologi bakteri

dengan pewarnaan diferensial. Prinsip pewarnaan gram termasuk pewarnaan diferensial (untuk

membedakan) karna dapat membedakan bakteri-bakteri yang bersifat gram negatif dan positif.

Pewarnaan ini ditemukan pertama kali pada tahun 1884 oleh Criestian Gram.

Bakteri garam positif  ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet) dengan

kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat warna

lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu.

Bakteri gram negatif  ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak

kuat sehingga dapat dilunturkan oleh  peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan

(safranin) pada pengamatan mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna merah. Fungsi zat warna:

Crystal violet yang berfungsi membentuk ikatan mg-Ribonucleid acid pada

membran/dinding sel bakteri sehingga membentuk kompleks mg-Ribonucleid acid- crystal

violet. Kompleks ini merupakan senyawa yang tidak luntur dengan alkohol.

Lugol’s ladin yang berfungsi sebagai penguat ikatan pada kompleks mg-Ribonuclead acid.

Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada dinding sel bakteri.

Safranin berfungsi sebagai zar warna tandingan (lawan) luruh nya kompleks mg-

Ribonucleid acid- crystal violet dari dinding sel bakteri gram negatif (Pelczar, 2007).

d.             Pewarnaan Spora

Tujuan dari pewarnaan spora yaitu mengenal dasar-dasar kimiawi pada pewarnaan spora

dan kinerja dari prosedur untuk membedakan spora bakteri dan bentuk vegetatif. Prinsip pada

Page 11: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

pewarnaan ini pemanasan akan mengembangkan lapisan luar spora sehingga brwarna hijau.

Melalui pendinginan utama akan terperangkap didalam spora dengan pencucian zat warna utama

yang da pada sel vegetatif akan terlepas, sehingga pada pewarnaan yang kedua(safranin) sel

vegetatif akan berwarna merah. Fungsi zat warna malachite green merupakan pewarna yang kuat

yang dapat berpenetrasi kedalam endospora (Dwidjoseputro, 2005).

            Pada praktikum kali ini hasil yang diperoleh yaitu bakteri yang diamati bulat lonjong

memanjang dengan serabut ekor bewarna merah. Bakteri ini identik dengan bakteri garam positif

sebab bakteri yang di lihat dominan violet, di dalam kolono ini juga terdapat spora yang

berwarna hijau. Bakteri garam positif  ialah bakteri yang mengikat warna utama (crystal violet)

dengan kuat sehingga tidak dapat di lunturkan oleh peluntur dan tidak diwarnai lagi oleh zat

warna lawan (safranin) pada mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna ungu. Contoh bakteri

garam positif yaitu: Bacillus subtilis, Stepcoccus sp lactis; Staphylococcus aureus. Bakteri gram

negatif  ialah bakteri yang mempuyai daya mengikat zat warna utama tidak kuat sehingga dapat

dilunturkan oleh  peluntur dan dapat diwarnai oleh zat warna lawan (safranin) pada pengamatan

mikroskop sel-sel bakteri tampak berwarna merah. Contoh bakteri garam negatif:

Corynebacterium diphteri,Eschercia coli dan Salmanela thypora (Sutedjo,1991).

Perbedaan dan ciri-ciri bakteri garam positif dan bakteri garam negatif:

Bakteri garam negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna crystal violet

sewaktu proses pewarnaan gram, sehingga akan berwarna merah jika diamati dengan mikroskop.

Disisi lain bakteri garam negatif seperti Eschercia coli memiliki sistem membran ganda di mana

membran plasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel. Bakteri ini mempunyai dinding

sel tebal berupa peptidoglikan yang terletak di antara membran dalam dan luarnya, bakteri ini

juga bersifat patogen yang berarti mereka berbahaya bagi organisme inang. Sifat patogen ini

umumnya berkaitan dengan komponen tertentu pada dinding gram negatif terutama lapisan

lipopolisakarida (dikenal juga dengan lapis atau endotoksin). Disisi lain, bakteri gram positif

akan berwarna ungu perbedaan keduanya didasarkan pada perbedaan struktur dinding sel yang

berbeda dan dapat dinyatakan oleh prosedur pewarnaan gram. Bakteri gram negatif seperti

Staphylococcus aureus (bakteri pathogen yang umumnya pada manusia) hanya memiliki

membrane plasma tunggal yang dikelilingi membrane plasma tebal berupa peptidoglika sekitar

90% dari dinding sel tersebut tersusun atas peptidoglika sedangkan sisanya berupa molekul lain

bernama asam teikoat (Pelczar, 2007).

Page 12: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

Fiksasi adalah proses yang dilakukan untuk pewarnaan yang dapat berpenetrasi kedalam

endospora.

Yang membuat praktikum kurang akurat disebabkan oleh faktor kesalahan adapun faktor

kesalahan sebagai berikut: Fiksasi yang kurang tepat dapat mengakibatkan bakteri mati,

Pemberian zat warna yang terlalu berlebihan dapat memperlambat pengeringan tanpa fiksasi dan

memperlambat proses pengamatan, Sentuhan atau geseran pada preparat yang telah berisi bakteri

dapat menganggu struktur bakteri.

  

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

            Dari praktikum pewarnaan dan cara-cara pewarnaan dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

-          Dalam praktikum kali ini digunakan 4 macam metode pewarnaan, yaitu: Pewarnaan Sederhana

(pada pewarnaan ini bakteri berwarna ungu), pewarnaan negative (pada pewarnaan ini bakteri

berwarna merah menyala dengan ujung kepala orange dengan dasar hitam pekat), pewarnaan

gram pada pewarnaan ini bakteri yang didapat dominan violet, jadi termasuuk dalam bakteri

garam positif), pewarnaann spora (pada pewarnaan spora yang terbentuk berwarna hijau).

-          Bakteri terbagi atas dua yaitu:

a.       Bakteri gram positif yaitu bakteri yang mengikat zat warna utama dengan kuat sehingga tidak

dapat dilunturkan oleh peluntur dan tidak dapat diwarnai lagi oleh zat warna lawan. (pada

pengamatan kali ini bakteri bewarna violet).

b.      Bakteri gram negative yaitu bakteri yang bersifat kebalikan dari gram positif (yang pada kali ini

bakteri tampak berwarna merah).

-          Zat warna yang digunakan dalam pewarnaan kali ini adalah: crystal violet, safranin, lugol’s

lodin, dan malachite green.

5.2 Saran

Page 13: Contoh Makalah Bakteri Dgn Pewarnaan Gram

            Sebaiknya pada praktikum selanjutnaya praktikum lebih berhati-hati dan teliti pada saat

pengerjaan agar hasil yang diperoleh lebih valid. Selain itu kerjasama antar praktikum dan

asisten juga lebih di tingkatkan lagi agar praktikum berjalan dengan lancer.

DAFTAR PUSTAKA

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan.

Pelczar, M.J.2007. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.

Sutedjo, M.1991. Mikrobiologi Tanah. Jakarta : Rhineka Cipta.