CONTOH LAPORAN ANVEG

16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu vegetasi sudah di mulai hampir tiga abad yang lalu, mula- mula kegiatan utama dilakukan lebih di arahkan pada deskripsi dari bentang alam dan vegetasinya. Kemudian pada abab ke XX usaha-usaha di arahkan untuk menyederhanakan deskripsi dan vegetasi dengan tujuan untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkan standar dasar dalam evolusi secara kuantitatif. Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum. Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh

description

LAPORAN ANALISA VEGETASI

Transcript of CONTOH LAPORAN ANVEG

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangIlmu vegetasi sudah di mulai hampir tiga abad yang lalu, mula- mula kegiatan utama dilakukan lebih di arahkan pada deskripsi dari bentang alam dan vegetasinya.Kemudian pada abab ke XX usaha-usaha di arahkan untuk menyederhanakan deskripsidan vegetasi dengan tujuan untuk meningkatkan keakuratan dan untuk mendapatkanstandar dasar dalam evolusi secara kuantitatif.Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.Vegetasi sebagai salah satu komponen dari ekosistem yang dapat menggambarkan pengaruh dari kondisi-kondisi fakta lingkungan yang mudah di ukur dan nyata. Dalam mendeskripsikan vegetasi harus di mulai dari suatu titik padang bahwa vegetasi merupakan suatu pengelompokkan dari suatu tumbuhan yang hidup di suatu hidup tertentu yang mungkin di karakterisasi baik oleh spesies sebagai komponennya maupun oleh kombinasi dan struktur serta fungsi sifat-sifatnya yang mengkarakterisasi gambaran vegetasi secara umum.Apabila penguasaan sarana tumbuh dimenangkan oleh gulma, maka pada umumnya tanaman akan mengalami gangguan fisiologis yang berakibat pada penurunan produksi atau bahkan kematian tanaman itu sendiri. Kematian tersebuat selain karena kesulitan mendapatkan nutrisi, ada jenis gulma tertentu yang mampu mengeluarkan enzim akar yang mampu merusak atau meracuni tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan gulma akan menentukan apakah gulma tersebut merupakan gulma penting atau bukan. Kerusakan tersebut umumnya memiliki hubungan dengan ambang ekonomi pertanian yang dapat berbeda pada setiap tanaman berdasarkan nilai ekonominya.Analisis vegetasi digunakan unutk mengetahui gulma gulma yang memiliki kemampuan tinggi dalam penguasaan sarana tumbuh dan ruang hidup. Dalam hal ini, penguasaan sarana tumbuh pada umumnya menentukan gulma tersebut penting atau tidak. Namun dalam hal ini jenis tanaman memiliki peran penting, karena tanaman tertentu tidak akanterlalu terpengaruh oleh adanya gulma tertentu, meski dalam jumlah yang banyak.Analisis vegetasi ini penting karena melalui analisis inilah variable-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi yang selanjutnya menentukan INP (Indeks Nilai Penting) yang akan digunakan untuk memberi nama sebuah vegetasi dapat diketahui. Kerapatan dinyatakan sebagai jumlah individu sejenis yang terlewati oleh garis. Kerimbunan ditentukan berdasar panjang garis yang tertutup oleh individu tumbuhan, dan dapat merupakan prosentase perbandingan panjang penutupan garis yang terlewat oleh individu tumbuhan terhadap garis yang dibuat. Frekuensi diperoleh berdasarkan kekerapan suatu spesies yang ditemukan pada setiap garis yang disebar.Kerapatan satu species penting diketahui untuk menentukan seberapa banyak species tumbuhan yang ada di lahan tersebut dan ada tumbuhan apa saja yang ada di lahan tersebut. Hal ini penting diketahui untuk menentukan tindakan yang tepat dalam pengolahan lahan sehingga tidak mengganggutanaman utama yang ada di lahan tersebut.1.2TujuanTujuan dari praktikum ini adalah untuk menduga komunitas yang berbentuk tihang dan pohon, contohnya dalam vegetasi hutan.

BAB IITINJAUAN PUSTAKAAnalisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan.Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknikKurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan : (1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2) jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur (Marpaungandre, 2009).Beberapa sifat yang terdapat pada individu tumbuhan dalam membentuk populasinya, dimana sifat sifatnya bila di analisa akan menolong dalam menentukan struktur komunitas. Sifat sifat individu ini dapat dibagi atas dua kelompok besar, dimana dalam analisanya akan memberikan data yang bersifat kualitatifdan kuantitatif. Analisa kuantitatif meliputi : distribusi tumbuhan (frekuensi), kerapatan (density), atau banyaknya (abudance).Dalam pengambilan contoh kuadrat, terdapat empat sifat yang harus dipertimbangkan dan diperhatikan, karena hal ini akan mempengaruhi data yang diperoleh dari sample. Keempat sifat itu adalah (Dedy 2010) :1. Ukuran petak.2. Bentuk petak.3. Jumlah petak.4. Cara meletakkan petak di lapangan.Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis (Marsono, 1977).Vegetasi, tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya.Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari tumbuh-tumbuhan.Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan.Jika berbicara mengenai vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi umumnya terdiri dari (Andre, 2009) :Metode kuadran adalah salah satu idak menggunakan metode yang petak contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihang (Muhammad Umar Harun, dkk, 2011).

BAB IIIMETODOLOGI

3.1WaktuPraktikum ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 09 mei 2011 pukul 13.00 WIB di Lahan Arboretum Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya, Indralaya.3.2Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalahtali rafia, meteran, parang dan buku catatan hasil pengamatan.3.3Cara Kerja1. Langkah awal yang dari pengerjaan metode ini adalah dengan berpedoman pada vegetasi dan areal yang akan dianalisis, kita menentukan pengamatan di lapangan dengan transek yaitu garis lurus memotong areal yang akan diamati.2. Penentuan titik pada transek tersebut.3. Sesuaikan dengan arah pergerakan kompas hingga didapatkan perpotongan yang menghasilkan 4 kuadran yaitu kuadran 1,2,3, dan 4.4. Pada setiap kuadran dilakukan pengukuran jarak diameter pohon dan tihang dengan titik pengamatan (titik A) dan diameter pohon pada setinggi dada atau 50 cm di atas akar papan (banir).5. Lakukan pengukuran untuk pohon atau tihang yang jaraknya paling dekat dengan titik A.6. Penentuan jarak untuk titik pengamatan selanjutnya, dinilai dari awal pengamatan (A) dengan mengukur jarak ke B, sejauh lebih besar dari dua kali jarak rata-rata antar pohon yang ada di daerah vegetasi yang akan dianalisis.

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN

4.1HasilHasil yang didapat dalam praktikum ini adalah :TitikKuadranJarakJenis

A1155 cmTalok

2120 cmAkasia

3180 cmAkasia

490 cmSeru

B1175 cmTalok

2158 cmAkasia

3236 cmAkasia

4140 cmSeru

4.2PembahasanPraktikum ini mengenai analisis vegetasi dengan metode kuadran dimana pada metode ini menggunakan titik kuarter untuk menghitung jarak dari pengamat ke pohon. Metode ini biasa digunakan untuk vegetasi berbentuk hutan atau vegetasi kompleks lainnya.Dalam praktikum kali ini di masing-masing kelompok membuat 1 transek sepanjang 50 m yang menghasilkan 4 kuadran. Transek tersebut dibagi menjadi 2 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 1,5m. Di tiap titik pusat plot tersebut dibuat garis khayal sehingga membagi plot menjadi 2 kuarter, pada masing-masing kurter terdapat 4 kuadran. Dalam satu kuadran hanya didaftarkan satu jenis dari vegetasi pohon (termasuk didalamnya kategori semai, pancang, tiang dan pohon), yang jaraknya paling dekat dengan titik pusat kuadran.Karena metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu. Oleh karena itu, bila dalam suatu kuadran dalam jarak yang dekat tidak terlihat adanya suatu vegetasi pohon, maka pencarian bisa diteruskan sejauh mungkin sampai ditemukan jenis pohon yang dimaksud, tetapi pohon tersebut masih berada di dalam daerah kuadran tersebut.Metode kuadran adalah salah satu metode yang tidak menggunakan petak contoh (potless). Metode ini sangat baik untuk menduga komunitas yang berbentuk pohon dan tihangBerdasarkan metode pantauan luas minimum akan dapat di tentukan luas kuadran yang di perlukan untuk setiap bentuk vegetasi tadi. Untuk setiap plot yang di sebarkan di lakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Variabel kerimbunan dan kerapatan di tentukan berdasarkan luas kerapatan. Dari spesies yang di temukan dari sejumlah kuadrat yang di buat.Sistim analisis dalam metode ini berupa analisis :1. Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis tumbuhan didalam area cuplikan. Pada beberapa keadaan kesulitan dalam melakukan batasan individu tumbuhan, kerapatan dapat ditentukan dengan cara pengelompokan berdasarkan kreteria tertentu.2. Kerimbunan, ditentukan berdasarkan penutupan oleh populasi jenis tumbuhan. Apabila dalam menentukan kerapatan di jabarkan dalam bentuk kelas kerapatan, maka untuk perimbunannyapun lebih baik di gunakan kelas keribunan.3. Frekuensi, di tentukan berdasarkan kerapatan dari jenis tumbuhan di jumpai dlam sejumlah area cuplikan (n) di bandingkan dengan seluruh atau total area cuplikan yang dibuat (N) biasa dalam persen (%).Pada titik A dari masing-masing kuadran didapatkan species tanaman talok pada jarak 155cm dari titik, kuadran 2 ada tumbuhan akasia pada jarak 120cm, akasia juga ditemukan pada kuadran 3 dengan jarak 180cm, dan pada kuadran 4 ditemukan pohon seru pada jarak 90m. Pada titik B di kuadran 1 juga ditemukan tumbuhan talok pada jarak 175cm, pada kuadran 2 akasia pada jarak 158cm, kuadran 3 juga ditemukan akasia pada jarak 236cm, dan pada kuadran 4 ditemukan pohon seru pada jarak 140cm.Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda. Vegetasi dapat diklasifikasikan kedalam struktur tanpa menunjuk pada nama spesies. Ini telah dibuktikan terutama dalam floristik lokasi yang belum dijamah, dan dalam lokasi dimana vegetasi tidak dapat diklasifikasikan dengan mudah dengan spesies yang dominan. Ketinggian tumbuhan digunakan sebagai kriteria dalam klasifikasi bentuk kehidupan. Walaupun, berbagai bentuk kehidupan dapat memberikan pemikiran khusus dari stratifikasi atau pelapisan dalam komunitas.Arboretum bukan merupakan ekosistem alami, melainkan ekosistem semi atau buatan sehingga ada campur tangan manusia yang menyebabkan tumbuhan dalam arboretum tersebut beragam (heterogen). Walaupun pada awalnya penanaman pohon di arboretum dilakukan secara merata menurut komunitas yang akan diciptakan. Ternyata bila dianalisis secara vertical, strata atau penyebaran kanopi tidak merata kerapatannya. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi kompetisi antar species tumbuhan di arboretum (selain oleh kerusakan manusia) dalam memperoleh sinar matahari, air dan nutrisi-nutrisi yang ada dalam tanah.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN

5.1KesimpulanSistim analisis dalam metode ini berupa analisis kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.metode kuadran ini merupakan metode plot less method, yang berarti Metode ini merupakan salah satu metode yang tidak memerlukan luas tempat pengambilan contoh atau suatu luas kuadrat tertentu.Dalam praktikum kali ini di masing-masing kelompok membuat 1 transek sepanjang 50 m yang menghasilkan 4 kuadran. Transek tersebut dibagi menjadi 2 buah kuarter dengan tiap plot berjarak 1,5m.Arboretum bukan merupakan ekosistem alami, melainkan ekosistem semi atau buatan sehingga ada campur tangan manusia yang menyebabkan tumbuhan dalam arboretum tersebut beragam (heterogen).Bentuk kehidupan dari spesies tumbuhan biasanya memiliki karakteristik yang tetap. Namun spesies yang sama dapat menerima bentuk kehidupan yang berbeda ketika tumbuh dibawah kondisi lingkungan yang berbeda.5.2SaranDalam pelaksanaan praktikum ini yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel adalah ketepatan sampel yang berada paling dekat dengan titik.

DAFTAR PUSTAKA

Marpaung, Ande. 2009.http://boymarpaung.wordpress.com/2009/04/20/apa-dan-bagaimana-mempelajari-analisa-vegetasi/ diakses tanggal 2 juni 2011

Andre.2009.Apa dan Bagaimana Mempelajari Analisa Vegetasi.http://boymarpaung. wordpress.com/2009/04/20/ apa-dan-bagaimana-mempelajari -analisa-vegetasi/. Diakses pada2 juni 2011.

Dedy 2010 http://dydear.multiply.com/journal/item/15/Analisa_Vegetasidiakses tanggal 2 juni 2010

Michael, M. 1992.Ekologi Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.Polunin, N. 1990.Ilmu Lingkungan dan Ekologi. Yogyakarta: Gadjah Mada UniversityPress.Simanung.2009.AnalisisVegetasi.http://bpkaeknauli.org/index.php?option=comcontent&task=view&id=18&Itemid=5 Diakses pada 2 juni 2011.Swanarmo, H, dkk. 1996.Pengantar Ilmu Lingkungan. Malang: Universitas Muhammadyah.Wahyu, Ikhsan. 2009. Analisis Vegetasi.http://biologi08share.blogspot.com/2009 _04_01_archive.html. Diakses pada 2 juni 2011