CONTOH KASUS PTUN "DELAPAN MAHASISWA UNTAG'45 JAKARTA GUGAT REKTOR"

18
KASUS PERADILAN TATA USAHA NEGARA “GUGATAN MAHASISWA UNTAG’45 JAKARTA TERHADAP REKTOR” MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Hukum Administrasi Publik Oleh Kelompok 7 : Ariyati Wahyuningsih 135030107111034 Olyvia Risky Fajarina 135030100111034 Wahyu Riyani 135030101111044 Arinda Septi Nur Cahya 135030101111047 Ella Nisa Nuari 135030101111046 Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

description

contoh kasus PTUN terbaru.kasus mengenai sanksi pemecatan maksimal atau drop out kepada delapan mahasiswa UNTAG'45 Jakarta yang dikeluarkan oleh sang rektor.

Transcript of CONTOH KASUS PTUN "DELAPAN MAHASISWA UNTAG'45 JAKARTA GUGAT REKTOR"

KASUS PERADILAN TATA USAHA NEGARAGUGATAN MAHASISWA UNTAG45 JAKARTATERHADAP REKTORMAKALAHDitulis untuk Memenuhi Tugas TerstrukturMata Kuliah Hukum Administrasi Publik

Oleh Kelompok 7 :Ariyati Wahyuningsih

135030107111034

Olyvia Risky Fajarina

135030100111034

Wahyu Riyani

135030101111044

Arinda Septi Nur Cahya 135030101111047

Ella Nisa Nuari

135030101111046Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Administrasi

Universitas BrawijayaMalang

2014KATA PENGANTAR

Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Administrasi Publik pada semester genap tahun 2013-2014. Alasan yang mendasari penulis memilih judul makalah Gugatan Mahasiswa UNTAG45 terhadap Rektor adalah penulis ingin mengetahui bagaimana kasus gugatan mahasiswa terhadap rektornya tersebut diproses pada Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).

Di dalam makalah ini, diuraikan tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan kronologi kejadian kasus dan bagaimana proses penyelesaian dari kasus tersebut. Metode kajian yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah metode kajian pustaka dan metode olah pikir.

Tidak lupa, puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kami sehingga makalah yang berjudul Gugatan Mahasiswa UNTAG45 terhadap Rektor ini dapat diselesaikan sesuai dengan rencana dan tepat pada waktunya tanpa ada halangan apapun. Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada Prof. Dr. Sjamsiar Sjamsuddin selaku Dosen matakuliah Hukum Administrasi Publik yang telah membimbing dan memberikan pengarahan dalam penyusunan makalah ini sehingga terselesaikan sesuai dengan rencana.

Dalam penyusunan makalah ini telah diusahakan semaksimal mungkin akan tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan sedikitnya pengalaman penulis, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang berguna dari semua pihak yang telah membaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang membaca dan masyarakat pada umumnya.Malang, 25 Mei 2014

PenulisDaftar IsiCover iKata Pengantar iiDaftar Isi iii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2C. Tujuan Pembahasan 2

BAB II LANDASAN TEORI 3 A. Mahasiswa 3B. Aksi Demonstrasi Mahasiswa 3

C. Etika dan Moral Mahasiswa 3

BAB III PEMBAHASAN 5A. Kronologi Kasus Gugatan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945

(UNTAG45) Jakarta Terhadap Rektor di PTUN 5

B. Proses penyelesaian kasus Gugatan Mahasiswa Universitas 17

Agustus 1945 (UNTAG45)Jakarta Terhadap Rektor di PTUN 6C. Regulasi yang Terkait 7BAB IV PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9

B. Saran 9

DAFTAR PUSTAKA 10BAB I

PENDAHULUANA. Latar Belakang

Perguruan Tinggi adalah merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana ataupun magister. Pendidikan tinggi diselenggarakan dengan sistem terbuka. Perguruan Tinggi juga merupakan satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan tinggi dan dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut atau universitas. Berjalannya suatu Perguruan Tinggi tidaklah lepas dari seorang rektor yang merupakan pemimpin dari Perguruan Tinggi serta mahasiswa sebagai peserta didik.

Dalam Perguruan Tinggi, seorang mahasiswa yang berstatus sebagai peserta didik hendaknya dapat mematuhi peraturan-peraturan yang ada secara baik. Setiap Perguruan Tinggi memiliki aturan-aturan yang berbeda tergantung kebijakannya masing-masing. Apabila seorang mahasiswa telah melanggar aturan-aturan yang ada, maka tidak menutup kemungkinan mahasiswa tersebut akan menerima sanksi. Sanksi yang paling berat atau yang sering diterima oleh mahasiswa adalah Drop Out (DO) yaitu berhenti sekolah sebelum waktunya atau sebelum lulus. Biasanya ketika mahasiswa dinyatakan terkena DO adalah ketika ia telah menerima Surat Keputusan dari rektor. Dalam melakukan DO, maka seorang rektor hendaknya mampu memberikan alasan-alasan yang logis yang mampu diterima, sehingga rektor tersebut tidak dinyatakan menyalahi aturan dimana nantinya dapat berujung pada proses hukum.

Seorang rektor dalam suatu Perguruan Tinggi dalam kaitannya dengan PTUN merupakan seorang pejabat TUN (Tata Usaha Negara) dimana dalam keputusannya merupakan Keputusan Tata Usaha Negara. Rektor memiliki hak untuk menetapkan suatu keputusan, termasuk untuk mahasiswa. Oleh karena itu, setiap langkah atau keputusan yang diambil oleh seorang rektor haruslah benar-benar dipikir secara matang karena apabila terjadi sedikit permasalahan, maka apa yang telah menjadi keputusan rektor dapat menjadi sebuah sengketa Tata Usaha Negara yang nantinya akan diproses dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologi kasus gugatan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta terhadap Rektor di PTUN?2. Bagaimana proses penyelesaian kasus gugatan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta terhadap Rektor di PTUN?3. Regulasi apa saja yang berkaitan dengan kasus tersebut?C. Tujuan Pembahasan1. Untuk mengetahui kronologi kasus gugatan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta terhadap Rektor di PTUN2. Untuk mengetahui proses penyelesaian kasus gugatan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta terhadap Rektor di PTUN3. Untuk mengetahui regulasi yang berkaitan dengan kasus tersebut.BAB II

LANDASAN TEORIA. Mahasiswa

Mahasiswa adalah panggilan untuk orang yang sedang menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Sepanjang sejarah, mahasiswa di berbagai bagian dunia telah mengambil peran penting dalam sejarah suatu negara. Miasalnya, di Indonesia pada Mei 1998, ribuan mahasiswa berhasil memaksa Presiden Soeharto untuk mundur dari jabatannya.B. Aksi Demonstrasi MahasiswaUnjuk rasa adalah sebuah gerakan yang dilakukan sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.Unjuk rasa umumnya dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menentang kebijakan pemerintah atau pada buruh yang tidak puas dengan perlakuan majikannya Namun unjuk rasa juga dilakukan oleh kelompok-kelompok lainnya dengan tujuan lainnya.

Unjuk rasa kadang dapat menyebabkan pengrusakan terhadap benda-benda. Hal ini dapat terjadi akibat keinginan menunjukkan pendapat para pengunjuk rasa yang berlebihan. Unjuk rasa yang anarkis biasanya dilakukan oleh para mahasiswa.

Mahasiswa merupakan harapan bangsa yang harus berpola pikir idealis. Mahasiswa memiliki peranan penting bagi arah masa depan bangsa ini, mereka sengaja dicetak di bangku perkuliahan dengan segala ilmu yang nantinya dapat mereka terapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sebelum ataupun sesudah mereka di wisuda. Hal ini merupakan sebuah tanggung jawab yang besar bagi para mahasiswa, mereka harus berpikir keras tentang arah perubahan yang baik bagi masyarakat.C. Etika dan Moral Mahasiswa

Mahasiswa dan etika memiliki suatu hubungan yang erat dan sangat diperlukan. Dengan menerapkan suatu etika mahasiswa dapat bertindak wajar dan sesuai dengan norma yang mengacu pada suatu sikap kesopanan dan berpikir dan bertindak, misalnya dalam melakukan demonstrasi atas kebijakan yang diambil oleh pihak universitas etika menjadi suatu alat kontrol yang dapat menahan mahasiswa agar tidak bertindak anarkis dan tidak mengedapkan emosinya, mahasiswa harus mengetahui batasan penting antara kebebasan dan tanggung jawab. Aksi yang dilakukan memang merupakan salah satu bentuk dari kebebasan dalam mengeluarkan pendapat di muka umum namun disamping itu ada suatu bentuk tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan jangan sampai apa yang kita lakukan hanya merugikan satu pihak karena hal tersebut juga merupakan bentuk dari etika dan moral mahasiswa. Etika juga merupakan sebuah alat untuk mahasiswa agar tidak bertindak menuruti emosinya saja, sebagai salah satu golongan terpelajar mahasiswa seharusnya berpikir dan merenungi setiap akibat dari tiap tindakan yang mereka lakukan agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain. Selain itu dalam melakukan aksinya mahasiswa harus menyuarakan aspirasi mereka dengan berdasarkan bukti dan fakta yang kuat dan otentik jangan hanya berdasarkan isu-isu dan prasangka mereka karena akan sama halnya dengan memfitnah orang lain.

Moral adalah istilah manusia menyebut ke manusia atau orang lainnya dalam tindakan yang memiliki nilai positif. Manusia yang tidak memiliki moral disebut amoral artinya dia tidak bermoral dan tidak memiliki nilai positif di mata manusia lainnya. Sehingga moral adalah hal mutlak yang harus dimiliki oleh manusia. Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses sosialisasi (Wikipedia). Moral juga dapat diartikan sebagai sikap, perilaku, tindakan, kelakuan yang dilakukan seseorang pada saat mencoba melakukan sesuatu berdasarkan pengalaman, tafsiran, suara hati, dll.BAB IIIPEMBAHASAN

A. Kronologi Kasus Gugatan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta Terhadap Rektor di PTUNSebanyak delapan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (Untag45) Jakarta menggugat Rektor ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) pada Jumat, 2 Mei 2014. Gugatan tersebut didampingi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.Delapan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP) Untag '45 Jakarta yang terkena skorsing selama enam semester atau maksimal pemecatan (drop out) itu adalah Mamat Suryadi, Zainudin Alamon, Ade Arqam Hidayat, Arnold Dedy Salam Mau, Patrisius Berek, Muhammad Sani, Alfi Wibowo, dan Muhammad Rahmansyah.Objek gugatan: Surat Keputusan (SK) Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta Nomor: 03/SK-REK/SM/II/2014 tentang Penerapan Sanksi Akademis bagi Mahasiswa FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta tertanggal 3 Februari 2014. Gugatan sengketa Administrasi Negara (Tata Usaha Negara) ini diajukan dengan alasan:1. Delapan mahasiswa tersebut merasa dirugikan dengan adanya SK tersebut. SK tersebut merupakan dampak dari aksi unjuk rasa yang terjadi pada tanggal 19-20 Desember 2013. Namun, unjuk rasa itu merupakan aksi penentangan pembubaran seluruh organisasi kemahasiswaan oleh Yayasan yang didukung oleh Rektor UNTAG 45 Jakarta. Diantaranya adalah Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), baik di tingkatan Universitas maupun Fakultas, Senat Mahasiswa Fakultas, Himpunan Mahasiswa Jurusan, Lembaga Pers Mahasiswa (LPM), Pecinta Alam Untag '45 Jakarta (PATAGA), Resimen Mahasiswa, dan Unit Kegiatan Mahasiswa di bidang seni dan teater habis diberangus dan sekarang tidak aktif lagi.2. Selain itu, hal lain yang menjadi alasan adalah bahwa rektor tersebut telah melakukan pemerasan kepada mahasiswanya. Hampir seluruh hal yang berhubungan dengan mahasiswa 'diuangkan', misalnya pungutan atas ujian susulan sebesar Rp. 200.000 dan apabila mahasiswa terlambat membayar uang kuliah dikenakan denda Rp. 25.000, padahal mahasiswa tersebut rata-rata berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah.

3. LBH Jakarta menyatakan dalam gugatan bahwa para mahasiswa tidak sepantasnya diberikan sanksi secara arogan lantaran melakukan unjuk rasa karena aksi unjuk rasa merupakan hal yang biasa dalam negara yang demokratis dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia seperti Indonesia. Terlebih, hal ini dilakukan oleh mahasiswa, para intelektual muda yang selalu gelisah melihat lingkungannya.Dengan alasan tersebut, maka kedelapan mahasiswa tersebut menggugat Rektor di PTUN pada hari Jumat, 2 Mei 2014. Dalam gugatan ini, LBH Jakarta mendalilkan Rektor Untag 1945 Jakarta sebagai Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang PTUN.

SK Rektor tersebut juga didalilkan sebagai Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 9 undang-undang yang sama. Ada juga beberapa yurisprudensi yang serupa, misalnya Putusan Mahkamah Agung No.210K/TUN/2001 dan Putusan MA No. 61K/TUN/1999 sehingga gugatan ini dapat diterima, diperiksa, dan diadili oleh Majelis Hakim pada PTUN Jakarta.

B. Proses penyelesaian kasus Gugatan Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG45) Jakarta Terhadap Rektor di PTUNBagaimana tindak lanjut dari kasus dan bagaimana putusan pengadilan belum diketahui secara pasti. Karena kasus ini masih tergolong kasus baru, maka kasus ini masih diproses dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) dan masih menunggu bagaimana akhir dari kasus ini. Akan tetapi, alangkah baiknya apabila Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag45) tersebut mencabut SK yang telah diterbitkannya yaitu Surat Keputusan (SK) Nomor : 03/SK-REK/SM/II/2014 tentang Penerapan Sanksi Akademis bagi Mahasiswa FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta tertanggal 3 Februari 2014.Dalam hal ini LBH juga meminta untuk:1. Kepada Rektor Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta agar segera mencabut sanksi akademis terhadap Sdr. Mamat Suryadi, dkk.

2. Otoritas pendidikan di Indonesia seperti Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan agar turun tangan menangani pemecatan, skorsing, dan pemberangusan organisasi mahasiswa ini.3. Mahasiswa Sejabodetabek agar dapat menunjukkan solidaritas dalam kasus ini.C. Regulasi yang terkait

UU RI No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi dan Penjelasannya UU RI No. 09 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen UU RI No. 28 Tahun 2004: perubahan atas UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional UU RI No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan UU RI No. 43 Tahun 1999 : perubahan atas UU no. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dengan kelengkapannya Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Pertimbangan Kepegawaian (Bapek) UU RI No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil; pengganti PP No. 10 Tahun 1979. UU RI No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil Peraturan Kepala BKN No. 21 Tahun 2010 : Ketentuan Pelaksanaan PP No. 53 Tahun 2010 tentang disiplin PNS PP RI No. 02 Tahun 2013 tentang perubahan atas PP No. 63 Tahun 2008 tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan

PP RI No. 37 Tahun 2009 tentang dosen UU No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan PP RI No. 32 Tahun 2013 perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendididkan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 47 Tahun 2009 tentang Sertifikasi Pendidik Untuk Dosen Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 53 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimum bagi PTN yang menerapkan Pengelolaan Keuangan BLU

Peraturan Meteri Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan Keputusan Dirjen Dikti No. 26/DIKTI/KEP/2002 tentang Pelarangan Organisasi Ekstra Kampus atau Partai Politik dalam Kehidupan Kampus

PP RI No. 10 Tahun 1979 tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil Surat Edaran Kepala BKN No. 02/SE/1980 tentang Tata cara pelaksanaan, disertai contoh-contoh kasus.

UU RI No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia (HAM)

UUD RI Tahun 1945 pasal 28 yaitu Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Salah satu contoh Kasus PTUN di atas adalah mengenai delapan mahasiswa yang menggugat rektornya karena rektor tersebut telah mengeluarkan SK yang berisikan penerapan sanksi akademis bagi mahasiswa FISIP Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta tertanggal 3 Februari 2014. Alasan dikeluarkannya SK tersebut adalah karena mahasiswa itu melakukan unjuk rasa yang merupakan aksi penentangan pembubaran seluruh organisasi kemahasiswaan oleh Yayasan yang didukung oleh Rektor UNTAG 45 Jakarta. Menurut kedelapan mahasiswa tersebut itu bukanlah alasan yang logis sehingga mereka merasa dirugikan dengan adanya kasus tersebut. Alasan lain yang menguatkan niat mereka untuk menggugat rector adalah karena rektor tersebut juga melakukan pungutan liar yang merugikan mahasiswa. Mahasiswa tersebut menggugat rektor ke PTUN pada Jumat, 2 Mei 2014. Namun karena ini tergolong kasus baru, maka penyelesaian kasus ini masih dalam proses.

B. Saran

Rektor adalah seorang pejabat TUN, sehingga semua keputusannya merupakan Keputusan TUN. Oleh karena itu, semua keputusan yang dikeluarkan oleh rektor haruslah memiliki landasan yang kuat dan alasan-alasan yang logis, sehingga keputusan yang telah dikeluarkan tidak menjadi sengketa dalam Tata Usaha Negara (TUN) yang nantinya dapat diperkarakan dalam Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).DAFTAR PUSTAKA Sjamsuddin, Sjamsiar. 2014. Hukum Administrasi Negara Jilid I. Malang http://www.tribunnews.com/nasional/2014/05/03/rektor-universitas-17-agustus-1945-jakarta-digugat-ke-ptun http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/dunia-kampus/14/05/02/n4yd9z-8-mahasiswa-perkarakan-untag-ke-ptun-jakarta

http://pengertian-definisi.blogspot.com/ http://attawijasa20.wordpress.com/2011/05/06/makalah-tentang-drop-out-do/ Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun19455