Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

5
Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan Didikan Guru Cerminan Masa Depan Negara maju tentunya tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat memajukan dan mengharumkan negaranya. Sebenarnya, tidak ada perbedaan antara sumber daya manusia antara negara maju dan negara berkembang, yang berbeda hanyalah cara mendidik sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini tentunya tidak telepas dari peran seorang guru. Hal yang terpenting namun sering terlupakan dari seorang guru dalam mendidik siswanya adalah kejujuran. Bohong adalah bibit korupsi, dan menyontek adalah perilaku korupsi kecil. Apakah seorang guru yang membiarkan siswanya menyontek telah mendidik siswanya berperilaku jujur? Lihatlah, banyak siswa yang menyontek demi nilai dan tugas terpenuhi tanpa mengerti apa yang mereka kerjakan. Tidak sedikit pula para siswa mengikuti tambahan pada guru mata pelajaran tertentu demi mendapatkan nilai bagus. Banyak guru yang tidak menerangkan, meremehkan siswanya, membiarkan siswanya tidak bisa, mengajarkan siswanya bahwa nilai dapat dibeli dengan uang, dan perilaku yang sering terjadi pada saat siswanya menghadapi UN, yaitu tidak percaya akan kemampuan siswanya. Nilai adalah sesuatu yang kita peroleh dari perilaku atau usaha kita. Namun, nilai perilaku jarang diperhitungkan. Apakah perilaku pada nilai rapor diberikan sebagaimana mestinya? Rasanya nilai perilaku hanya formalitas terpenuhinya nilai rapor dengan mencantumkan huruf A, B, atau C. Lain halnya dengan nilai mata pelajaran. Apakah kita pernah mendengar syarat mendapat beasiswa adalah nilai kerapihan, kejujuran, kedisiplinan, kerajinan minimal B? Kita lebih sering mendengar, untuk syarat mendapatkan beasiswa minimal nilai marematika, akutansi, geografi, fisika atau nilai eksak lainnya rata-rata 75. Dengan giat, setiap siswa pun akan mengejar angka diatas 75. Bagaimana jika seorang siswa tersebut dihadapkan dengan guru yang pelit? Siswa tersebut

Transcript of Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

Page 1: Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan

Didikan Guru Cerminan Masa Depan

            Negara maju tentunya tidak terlepas dari dunia pendidikan. Semakin tinggi kualitas

pendidikan suatu negara, maka semakin tinggi pula kualitas sumber daya manusia yang dapat

memajukan dan mengharumkan negaranya. Sebenarnya, tidak ada perbedaan antara sumber

daya manusia antara negara maju dan negara berkembang, yang berbeda hanyalah cara

mendidik sumber daya manusia itu sendiri. Hal ini tentunya tidak telepas dari peran seorang

guru. Hal yang terpenting namun sering terlupakan dari seorang guru dalam mendidik

siswanya adalah kejujuran. Bohong adalah bibit korupsi, dan menyontek adalah perilaku

korupsi kecil. Apakah seorang guru yang membiarkan siswanya menyontek telah mendidik

siswanya berperilaku jujur? Lihatlah, banyak siswa yang menyontek demi nilai dan tugas

terpenuhi tanpa mengerti apa yang mereka kerjakan. Tidak sedikit pula para siswa mengikuti

tambahan pada guru mata pelajaran tertentu demi mendapatkan nilai bagus. Banyak guru

yang tidak menerangkan, meremehkan siswanya, membiarkan siswanya tidak bisa,

mengajarkan siswanya bahwa nilai dapat dibeli dengan uang, dan perilaku yang sering terjadi

pada saat siswanya menghadapi UN, yaitu tidak percaya akan kemampuan siswanya.

            Nilai adalah sesuatu yang kita peroleh dari perilaku atau usaha kita. Namun, nilai

perilaku jarang diperhitungkan. Apakah perilaku pada nilai rapor diberikan sebagaimana

mestinya? Rasanya nilai perilaku hanya formalitas terpenuhinya nilai rapor dengan

mencantumkan huruf A, B, atau C. Lain halnya dengan nilai mata pelajaran. Apakah kita

pernah mendengar syarat mendapat beasiswa adalah nilai kerapihan, kejujuran, kedisiplinan,

kerajinan minimal B? Kita lebih sering mendengar, untuk syarat mendapatkan beasiswa

minimal nilai marematika, akutansi, geografi, fisika atau nilai eksak lainnya rata-rata 75.

Dengan giat, setiap siswa pun akan mengejar angka diatas 75. Bagaimana jika seorang siswa

tersebut dihadapkan dengan guru yang pelit? Siswa tersebut akan berjuang mendapatkan nilai

diatas 75 dengan menghalalkan segala cara. Banyak siswa yang berpikir, “Belajar sampai

malam belum tentu nilainya bagus, kalau open book, pasti jawabannya bagus dan peluang

mendapat nilai bagus pun terbuka lebar.” Pernahkah kita membayangkan seorang guru

memberikan nilai lebih dari nilai KKM baik untuk siswa yang diremedial ataupun yang

tidak? Mungkin semua siswa tidak akan menghalalkan segala cara. Remedial terus menerus

sampai mendapat nilai sesuai KKM tidak salah, tetapi memberikan 3 poin diatas nilai KKM

sebagai nilai perjuangan remedial, apa salahnya?

            Jika kita membuka kamus bahasa Inggris atau bahasa Indonesia dan mencari arti kata

remedial, remedial berarti perbaikan. Mari kita artikan sendiri apa yang dimaksud dengan

perbaikan. Banyak siswa yang dipusingkan dengan pengertian remedial yang sebenarnya, dan

tidak sedikit pula para guru yang salah mengartikan arti remedial yang sebenarnya. Misalnya,

kita remedial mata pelajaran A. Guru mata pelajaran A menyuruh siswa yang mengikuti

Page 2: Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

remedial membeli barang. Apakah barang tersebut ada kaitannya dengan mata pelajaran A?

Walaupun ada, akan lebih baik apabila remedial tersebut berbentuk soal. Bukannya

pemerintah menyediakan anggaran untuk penunjang pembelajaran? Uang bisa dicari, barang

bisa dibeli, tapi ilmu tidak bisa dibeli. Ilmu mudah didapat tapi sulit dimengerti. Apakah nilai

yang kita inginkan dapat dibeli dengan uang? Tak heran jika sekarang banyak para pejabat

yang korupsi dan melakukan money politic demi mendapatkan jabatan karena dari dulu

mereka diajarkan bahwa semuanya dapat dibeli dengan uang.

            Seorang guru berhak memberikan nilai pada siswanya dan memberi tahu kriteria

penilaiannya. Tapi apakah seoarang guru pernah mengajarkan bagaimana seorang siswa

harus berjuang demi mendapat nilai darinya? Mungkin ada sebagian guru yang mengajarkan

itu semua, tapi seorang siswa juga memperhitungkan kebiasaan guru tersebut. Jika guru itu

malas membaca tugas para siswa dan hanya membubuhkan tanda tangan sebagai

pengahargaan bagi usaha siswa mengerjakan tugas, para siswa juga cenderung mengerjakan

tugas dengan asal-asalan dan menyalinnya dari internet atau temannya tanpa mereka mengerti

apa yang mereka salin. Sebenarnya apa tujuan guru memberi tugas tersebut? Untuk nilai atau

agar siswanya mengerti materi yang ditugaskan? Kebanyakan para siswa akan memilih

pekerjaan instan, yaitu menyalin. Apa bedanya tanda tangan yang diberikan guru untuk tugas

seorang siswa yang menyalin tugasnya dari teman dengan hasilnya sendiri? Apa istimewanya

tanda tangan yang diberikan guru untuk tugas yang dikerjakan asal-asalan dengan tugas yang

dikerjakan sungguh-sungguh hingga mereka mengerti?

            Begitu sulit nilai yang harus kita kejar, begitu sulit nilai yang guru berikan pada kita,

dan betapa sering kita kecewa akan nilai yang kita peroleh. Tidak jarang orang tua yang rela

mengeluarkan uang agar anaknya mendapat nilai yang bagus dengan mengikuti tambahan.

Dan tidak heran pula apabila guru mengadakan tambahan bagi siswanya. Tidak ada yang

salah dengan guru yang memberikan tambahan pada siswanya, yang salah adalah seorang

guru yang memberikan nilai lebih dan membocorkan soal dan jawaban ulangan pada siswa

yang mengikuti tambahan dengannya. Sebenarnya tujuan guru memberikan tambahan untuk

apa? Untuk mendapatkan uang atau membantu siswanya untuk lebih mengerti pelajaran?

Tujuan siswa mengikuti tambahan itu untuk apa? Untuk mendapat nilai bagus atau lebih

mengerti pelajaran. Kita dididik dengan cara yang salah, dan dengan cara yang salah pula kita

akan membangun masa depan yang baik untuk diri kita sendiri tanpa mementingkan orang

lain.

            Setiap manusia terlahir dengan potensi masing-masing. Tanpa digali dan

dikembangakan potensi tersebut tidak ada apa-apanya. Menuntun manusia agar potensinnya

dapat menjadi sesuatu yang berharga adalah tugas seorang guru. Walaupun ini adalah zaman

KTSP, dimana seorang siswa harus lebih aktif dibandingkan gurunya, tapi tetap saja tugas

seorang adalah menerangkan dan memberi nilai. Betapa bangganya seorang guru yang

Page 3: Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

menerangkan suatu materi pada siswanya, dan suatu hari nanti beliau dapat melihat siswanya

sukses karena materi yang beliau ajarkan. Dialah guru yang sukses, guru yang mengemban

tugas negara dengan baik. Lain halnya denga guru yang terus menerus menyuruh siswanya

belajar sendiri dengan membaca buku. Berarti apabila siswa tersebut sukses, pengarang

bukulah yang sukses karena berkat dia, siswa tersebut dapat sukses.

            Tidak sedikit guru yang salah mengartikan apa itu KTSP. Apakah dalam KTSP

seorang guru hanya memberi tugas dan nilai saja? Ataukah dalam KTSP, seorang siswa

dituntut untuk bertanya apa yang tidak dimengerti dan guru tersebut akan menjelaskannya

untuk siswa yang bertanya saja? Banyak siswa yang dibiarkan tidak bisa karena ia malu

bertanya pada gurunya. Banyak guru yang menganggap siswa yang tidak bertanya sudah bisa.

Tak sedikit pula guru yang membiarkan siswanya berperilaku seenaknya saat guru berada di

kelas. Jangan salahkan siswa sepenuhnya apabila saat ulangan terjadi kecurangan karena

siswa tak tahu apa yang harus mereka  isi saat lembaran soal dibagikan. Bukankah guru itu

sendiri yang membiarkan siswa tersebut tidak bisa dan para siswa menganggap guru itu

selalu perhatian pada penanya dan menerangkan untuk penanya? Tak heran apabila banyak

anggota DPR yang tertidur saat pemimpinnya sedang berbicara karena dari dulu mereka

diajarkan bahwa orang yang berbicara itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk orang yang

mengajukan pertanyaan pada pemimpin tersebut.

            Selain manusia terlahir dengan potensinya masing-masing, setiap manusia juga

terlahir dengan kekurangannya masing-masing. Tidak ada yang salah dengan kekurangan

yang dimiliki orang lain, yang salah adalah saat kita tak pernah berusaha melengkapi

kekurangan orang lain tersebut. Kekurangan ada bukan untuk kita remehkan, tetapi

kekurangan ada untuk kita lengkapi. Bisa saja seorang siswa kurang dalam pelajaran bahasa

Inggris, tapi apakah sudah dapat dipastikan bahwa siswa tersebut juga kurang dalam

pelajaran bahasa Indonesia? Salah besar jika seorang guru menganggap anak didiknya bodoh

hingga beliau melontarkan pertanyaan, “Selama SD, SMP, kalian ini belajar apa saja? Masa

menghadapi soal begini saja tidak bisa?” Harusnya beliau bertanya pada dirinya sendiri,

“Sudah berapa lama saya menjadi guru, dan sudah berapa kali saya menghadapi murid seperti

ini?”

            Guru yang baik akan menghargai kekurangan dan kelebihan siswanya. Dan guru yang

mendukung siswanya adalah guru yang percaya akan kemampuan siswanya. Guru yang

membocorkan soal ulangan atau mengerjakan soal UN lalu menyebarluaskan kunci

jawabannya kepada siswanya, berarti guru tersebut tidak percaya dengan kemampuan

siswanya dan kemampuan dirinya dalam mengajar. Seharusnya guru percaya pada siswanya

bahwa mereka bisa dan pasti bisa. Dengan membocorkan kunci jawaban atau membocorkan

soal, sama saja dengan membuat para siswa berpikir betapa sulitnya soal UN hingga para

guru turun tangan dan para guru mengajarkan siswanya untuk tidak jujur. Memang dibalik

kesulitan itu pasti akan ada kemudahan. Tapi mendapatkan kunci jawaban bukanlah

Page 4: Contoh Essay bertema pendidikan dan guru masa depan.docx

kemudahan yang dimaksud. Itu semua mengajarkan kita untuk berbuat tidak jujur dan tidak

percaya dengan kemampuan kita sendiri dan menyia-nyiakan alat indra yang Tuhan kasih

kepada kita.

            Kejujuran memang pahit, tapi akan indah di akhir. Kejujuran memang datang dari diri

sendiri dan untuk diri sendiri pula, tapi tidak ada salahnya mencontohkan kejujuran untuk

orang lain dan mendidiknya untuk berperilaku jujur. Betapa indahnya negara ini berkembang

dengan kejujuran. Tidak ada korupsi dan semboyan “Bhineka Tunggal Ika” dapat berarti

sesuai dengan arti yang sebenarnya. Tidak ada yang salah dengan kondisi bangsa ini karena

semenjak bersekolah kita mencontohkan perilaku yang tidak jujur dan dididik untuk tidak

jujur. Lihatlah, ilmu yang kita cari tidak bisa mencerdaskan kehidupan bangsa ini. Uang yang

kita pakai untuk memperoleh nilai ini tidak dapat mengantarkan bangsa ini menjadi bangsa

yang maju. Dan nilai yang kita peroleh tak pernah bisa menggeser negara maju nomor 1 di

dunia, tetapi nilai yang kita peroleh telah mengantarkan bangsa ini menjadi negara korupsi

peringkat ke 4 di dunia. Walaupun kejujuran tak pernah bisa menggeser negera maju nomor 1

di dunia dan mengantarkan negara ini menjadi negara maju, tetapi setidaknya kejujuran dapat

membuat bangsa ini menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera.